• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Emilia Sari. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Kemampuan Berpikir Logis terhadap Hasil Belajar Fisika.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan pembelajaran konvensional, hasil belajar fisika yang memiliki kemampuan berpikir logis di atas rata-rata dan kemampuan berpikir logis di bawah rata-rata serta interaksi model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar fisika.

Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan pretes-posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.1 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan tes kemampuan berpikir logis yang berbentuk pilihan berganda. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: hasil belajar fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik daripada pembelajaran konvensional, hasil belajar fisika yang memiliki kemampuan berpikir logis di atas rata-rata lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis dibawah rata-rata dan terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar fisika.

(5)

ii ABSTRACT

Emilia Sari. Effects of Cooperative Learning Model Group Investigation and Logical Thinking Ability on Learning Outcomes Physics.

This study aims to determine: the results of physics learning with cooperative learning model type group investigation and conventional learning, learning outcomes physics that has the ability to think logically above average and the ability to think logically below the average as well as the interaction model of cooperative learning type group investigation and the ability to think logically in influencing the outcomes of learning physics.

This quasi-experimental study using pretest-posttest control group design. The sample in this research is class X.3 as an experimental class and class X.1 as the control class is selected by simple random sampling. The instrument used was a test result of learning and logical thinking ability test in the form of multiple choice. Data was analyzed using ANOVA two lanes.

The results showed that: the learning outcomes of physics with cooperative learning model type group investigation better than conventional learning, learning outcomes physics that has the ability to think logically above average better than students who have the ability to think logically is below average and there is no interaction among cooperative learning model type group investigation and logical thinking skills in influencing the outcomes of learning physics.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tugas akhir tesis yang

berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Fisika” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh

dengan ilmu pengetahuan. Dalam penyusunan tugas akhir tesis ini, peneliti

menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan membimbing dalam

penulisan tesis ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku ketua program studi pendidikan Fisika

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberi perhatian pada

penyempurnaan tesis ini.

2. Bapak Dr. Ridwan A. Sani selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Eidi

Sihombing, M.S selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, dan motivasi

sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si, ibu Dr. Sondang R. Manurung dan ibu Dr.

Mariati P. Simanjuntak, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan masukan yang membangun pada penulisan tesis ini.

4. Bapak Drs. Junaidi selaku Kepala Sekolah SMA Negeri Manyak Paed Patra

Nusa, Bapak Suprianto, S.Pd selaku waka kurikulum, Ibu Dahleni Nasution,

(7)

iv

Nusa yang telah membantu terlaksananya penelitian ini hingga selesai. Dan

juga kepada siswa-siswi kelas X.1 dan X.3 SMA Manyak Paed Patra Nusa

tahun ajaran 2015/2016 atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian.

5. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Syarifuddin dan Ibunda Elfi Nuryanti,

S,PdI serta adik-adik penulis Meiliza Zahara, S.ST, Sartika Dewi, M. Ichsan

Aulia dan Maulida Fitri dan juga kepada saudara penulis Atok, ibuk, oom dan

adik-adik sepupu, yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat,

dukungan, dan motivasi kepada penulis. Seluruh keluarga SMA Istiqlal Deli

Tua, keluarga MIS Al Quba, teman-teman Pascasarjana Fisika Regular A

2015 Serta kepada abanda terkhusus Imaduddin Tarigan, S.PdI, M.Pd yang

telah membantu, mendampingi penulis selama menyelesaikan tesis ini.

Medan, Maret 2017

(8)

v

2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran ... 14

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ... 15

2.1.4 Pembelajaran Konvensional ... 21

2.1.5 Kemampuan Berpikir Logis ... ... 22

2.1.6 Hasil Belajar ... 26

2.2 Penelitian Relevan ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

2.4 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB.III METODE PENELITIAN ... 38

3.1Tempat danWaktu Penelitian ... 38

3.2Populasi dan Sampel ... 38

3.5Prosedur Penelitian... 41

3.6Instrumen Penelitian ... 44

3.6.1 Tes Kemampuan berpikir logis ... 44

(9)

vi

3.8.2 Standar Deviasi atau Simpangan Baku ... 49

3.8.3 Uji Homogenitas ... 50

3.8.4 Uji Normalitas ... 51

3.8.5 Uji hipotesis (ANAVA) ... 52

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Deskripsi Analisis Data Pretes ... 56

4.1.1.1Hasil belajar data pretes ... 56

4.1.1.2Nilai Kemampuan berpikir logis ... 54

4.1.1.3Hasil belajar data postes... 59

4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... 56

4.1.2.1Uji Normalitas Data Pretes ... 59

4.1.2.2Uji Homogenitas Data Pretes ... 60

4.1.2.3Uji t data pretes ... 60

4.1.2.4Uji Normalitas kemampuan berpikir logis ... 61

4.1.2.5Uji Homogenitas kemampuan berpikir logis ... 62

4.1.2.6Tahap Perlakuan ... 63

4.1.2.7Uji Normalitas Data Pretes ... 63

4.1.2.8Uji Homogenitas Data Postes ... 64

4.1.3 Deskripsi Hasil belajar berdasarkan kemampuan berpikir logis ... 64

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 66

4.2Pembahasan ... 72

4.2.1 Kemampuan hasil belajar Fisika melalui Pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik daripada Pembelajaran Konvensional ... 72

4.2.2 Kemampuan hasil belajar Fisika Antara Siswa yang Memiliki kemampuan berpikir logis di Atas Rata-Rata dan kemampuan berpikir logis di Bawah Rata-Rata ... 74

4.2.3 Interaksi Antara model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan kemampuan berpikir logis dalam Mempengaruhi hasil belajar fisika... 75

BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1Kesimpulan ... 77

(10)

vii

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation... 19

Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif ... 27

Tabel 2.3 Hasil Penelitian Relevan ... 33

Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian ... .. 39

Tabel 3.2 Desain Penelitian (ANAVA 2x2) ... ... 40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan berpikir logis ... .... 44

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Materi Pokok Usaha dan Energi ... .... 45

Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Nilai ... 46

Tabel 3.6 Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 52

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.2 Nilai Kemampuan berpikir logis ... 57

Tabel 4.3 Data kemampuan berpikir logis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.4 Data kemampuan berpikir logis di Atas Rata-Rata dan di Bawah Rata-Rata pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.5 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61

Tabel 4.8 Uji- t Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61

Tabel 4.9 Uji Homogenitas Data kemampuan berpikir logis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64

Tabel 4.12 Hasil belajar Fisika berdasarkan kemampuan berpikir logis ... 65

Tabel 4.13 Hasil belajar Fisika berdasarkan kemampuan berpikir logis pada Masing-Masing Kelas ... 65

Tabel 4.14 Hasil ANAVA ... 66

Tabel 4.15 Data Hasil Perhitungan Anava Dua Jalur ... 67

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian ... 43 Gambar 4.1 Interaksi antara Model Pembelajaran dan Pemahaman

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan secara formal berlangsung melalui kegiatan pembelajaran.

Perkembangan dalam berbagai cabang ilmu dan teknologi yang telah dicapai dewasa

ini membawa dampak terhadap tuntutan kualitas kemampuan yang sepatutnya dicapai

melalui proses pendidikan, terutama proses pendidikan formal di sekolah.

Banyak hal yang ingin dicapai melalui proses pendidikan bukan hanya

mencakup kecerdasan saja, tetapi juga mencakup segi sikap, dan keterampilan.

Tujuan pendidikan yang sedemikian luas ini tidak bisa dicapai hanya melalui proses

pembelajaran yang semata-mata menekankan kepada penyampaian materi

pembelajaran, tetapi menuntut keaktifan belajar yang beraneka ragam, sesuai dengan

tuntutan pencapaian tujuan pembelajaran.

Suatu kegiatan belajar dalam proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila

mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan dan digambarkan oleh hasil

belajar yang dicapai siswa, semakin efektif pembelajaran yang dilaksanakan, maka

semakin meningkat dan baik hasil belajar siswa. Peningkatan kualitas proses dan

hasil belajar tidak terlepas dari peranan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh

guru.

Fisika merupakan salah satu cabang sains yang memiliki peran cukup besar

dalam kehidupan terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

berkembang pesat pada saat ini. Konsep-konsep dalam fisika sendiri merupakan hasil

(14)

2

dari pengamatan dan penelitian terhadap berbagai fenomena alam semesta yang

dipelajari melalui eksperimen di laboratorium. Karena pada hakekatnya fisika

merupakan kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan (eksperimen),

penerapannya dalam pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu membuat

peserta didik tertarik dan termotivasi untuk mempelajari fisika.

Salah satu sarana pendukung bagi pembelajaran fisika yaitu dengan

laboratorium. Di laboratorium dapat dilaksanakan kegiatan untuk meneliti maupun

mencari jawaban dari ilmu yang dipelajari termasuk fisika. Fisika dibangun dari

pengamatan yang cermat, dan hasil pengamatan harus dapat dikaitkan dengan

penjelasan teori yang rasional. Sebaliknya suatu teori harus dapat memprediksi yang

akan diamati akibat teori tersebut (Ariesta, R & Supartono, 2011:62).

Peran guru dalam pembelajaran khususnya pada model kooperatif tipe group

investigation adalah sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang ramah

(Joyce, dkk 2009:318). Investigasi Kelompok (Group Investigation) yang disingkat

(GI) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Siswa

dilibatkan dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya

penyelidikan mereka. Model ini mengajarkan kepada siswa dalam komunikasi

kelompok dan proses kelompok yang baik (Wiratana, dkk 2013:3).

Mata pelajaran fisika pada umumnya justru dikenal sebagai mata pelajaran

yang “ditakuti” dan tidak disukai murid-murid. Kecenderungan ini biasanya berawal

dari pengalaman belajar mereka dimana mereka menemukan kenyataan bahwa

(15)

3

konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal yang rumit melalui pendekatan

matematis.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 14 November 2016,

penulis mendapatkan informasi bahwa terdapat alat-alat praktikum yang kurang

terawat dan terpakai. Hal ini melatar belakangi kurangnya pembelajaran dengan

praktikum. Setelah dilakukan tanya jawab dengan guru yang bersangkutan didapatkan

informasi bahwa pembelajaran tidak menggunakan praktikum karena sarana dan

prasarana laboratorium yang belum memadai. Keterbatasan tersebut menyebabkan

pembelajaran tidak menggunakan eksperimen.

Beberapa faktor lain adalah disebabkan oleh kurang termotivasinya siswa

untuk belajar karena pembelajaran masih bersifat teori, kurang bervariasinya model,

metode ataupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga guru

cenderung menggunakan pembelajaran langsung dimana siswa di dudukkan secara

berkelompok dan penugasan berupa LKS, akibatnya siswa menjadi pasif dan

kesempatan siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif menjadi

kurang. Berdasarkan masalah ini diindikasikan bahwa hasil belajar kurang meningkat

disebabkan sistem pendukung dalam investigasi kelompok tidak ekstensif dan

responsif terhadap semua kebutuhan yang diperlukan siswa. Joyce, dkk (2009:320)

mengatakan bahwa sistem dukungan model kooperatif tipe group investigation

adalah lingkungan harus mampu merespons berbagai tuntutan pembelajar yang

bermacam-macam. Guru dan siswa harus bisa menghimpun apa saja yang dibutuhkan

saat meraka membutuhkannya. Langkah selanjutnya adalah mewawancarai kepala

(16)

4

siswa belum pernah diukur oleh guru di SMA Manyak Paed sehingga beliau

memberikan saran agar peneliti membuat penelitian yaitu mengukur kemampuan

berpikir logis siswa.

Kemampuan berpikir logis merupakan salah satu kemampuan penalaran yang

sangat penting dalam pemecahan soal-soal fisika dengan cara menghubungkan

serangkaian pendapat untuk sampai pada sebuah kesimpulan menurut aturan-aturan

logika (Rukiyati, 2014:128). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis

yang memuat kemampuan berpikir deduktif maupun kemampuan berpikir induktif

merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam menyelesaikan

permasalahan fisika. Kemampuan berpikir logis akan sangat bermanfaat bagi siswa

dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya baik masalah-masalah

akademis maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Permasalahan-permasalahan yang ada pada observasi awal diketahui bahwa

hasil belajar siswa masih rendah dibutuhkan suatu upaya atau solusi dalam

mengatasinya. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan model

pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar dan memberikan rangsangan untuk

berpikir, tidak terlalu menggantungkan pada guru, dapat mengembangkan

kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan serta dapat membantu

memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar sehingga

dengan semua diharapkan cukup ampuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group investigation merupakan salah

satu model pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai salah satu alternative untuk

(17)

5

(Suhendri, D & Sahyar, 2012:73). Wiratana, dkk (2013:11) dalam penelitian

menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa antara kelas eksprimen dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dibanding kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Armstrong & Doymus

(2012 : 163) melaporkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif secara signifikan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena banyak melibatkan

interaksi antar siswa serta didasarkan pada kerja tim yang heterogen, sehingga

individu harus memiliki sikap tanggung jawab, berkomunikasi, mengevaluasi dan

saling ketergantungan positif dengan sesama anggota kelompok.

Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adanya: (1) saling

ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) Akuntabilitas individual; dan (4)

Keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang

sengaja diajarkan (Abdurrahman & Totok, 2000:78-79). Siswa tidak hanya dituntut

untuk menguasai materi pelajaran saja, akan tetapi siswa dapat menggunakan potensi

yang dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai menguasai pelajaran belum tentu

dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal, akan tetapi siswa akan

dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia menguasai materi

pelajaran.

Purnamasari (2014:2) mengatakan bahwa “Kualitas pembelajaran harus

ditingkatkan untuk dapat mencapai kemampuan mata pelajaran yang dibekali dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

bekerjasama. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran yang menuntut

(18)

6

serta meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kesimpulan dari hasil

penelitian adalah peningkatan kemampuan penalaran peserta didik pada sekolah level

tinggi yang mengikuti pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games-Tournament

(TGT) lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan penalaran peserta

didik yang mengikuti pembelajaran langsung.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan mengadakan

penelitian di SMA Negeri 2 Patra Nusa Manyak Paed dengan judul : “Efek Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Kemampuan Berpikir

Logis terhadap Hasil Belajar Fisika”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Sarana dan prasarana laboratorium yang belum memadai.

2. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

3. Kurang bervariasinya model, metode ataupun strategi yang digunakan oleh guru.

4. Kurangnya kesempatan siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan

aktif.

5. Kemampuan berpikir logis siswa belum pernah diukur.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu

(19)

7

1. Model yang diterapkan selama pengambilan data adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dan Konvensional.

2. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir logis

siswa.

3. Hasil yang diamati adalah hasil belajar siswa sebagai variabel terikat.

4. Materi yang diterapkan dalam penelitian adalah Usaha dan Energi.

5. Hasil belajar berupa kognitif siswa

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalaha diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation lebih baik daripada hasil belajar model

pembelajaran konvensional?

2. Apakah hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan berpikir logis tinggi

lebih baik dari siswa yang mempunyai kemampuan berpikir logis rendah?

3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan berpikir

logis siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam

(20)

8

1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar fisika menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik daripada hasil

belajar model pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan

berpikir logis tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai kemampuan

berpikir logis rendah.

3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif

tipe group investigation dengan kemampuan berpikir logis siswa dalam

meningkatkan hasil belajar Fisika

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan diatas dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis: sebagai bahan kajian serta bahan masukan untuk penelitian

lebih lanjut pada peneliti lain.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Sekolah

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan infoormasi kepada

guru-guru agar memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

b. Bagi Mahasiswa

Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai

(21)

9

memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi

bekal di masa depan.

c. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan

yang berkaitan dengan model pembelajaran tipe Group Investigation.

1.7Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan

penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan definisi

operasional:

1) Model kooperatif tipe Group Investigation adalah model pembelajaran yang

melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topic maupun

cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Langkah-langkahnya: tahap

pengelompokkan (grouping), tahap perencanaan (planning), tahap penyelidikan

(investigation), tahap pengorganisasian (organizing), tahap presentasi

(presenting), tahap evaluasi (evaluating). Model Group Investigation dapat

dianggap sebagai suatu cara yang langsung mengena dan begitu efektif dalam

pengajaran ilmu pengetahuan secara akademis serta mampu menyentuh proses

dan aspek-aspek sosial. Model ini juga memunculkan sebuah pengasuhan atau

pengarahan satu sama lain dengan suasana kehangatan dan penuh kepercayaan,

respon positif terhadap peraturan serta kebijakan yang dinegosiasikan,

penbelajaran yang mandiri dan tidak terikat, serta rasa peka terhadap hak orang

(22)

10

2) Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran tradisional di mana proses

pembelajaran masih dilakukan dengan cara yang lama, yaitu penyampaian

materi pembelajaran masih mengandalkan metode ceramah. “Metode ceramah

adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu

metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan

anak didik dalam proses belajar mengajar” (Djamarah & Zain, 2010).

3) Kemampuan berpikir logis pada penelitian ini adalah kemampuan untuk

menemukan suatu kebenaran berdasarkan aturan, pola atau logika tertentu

sehingga diperoleh kebenaran secara rasional. Kemampuan berfikir logis yang

terdiri dari kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis

rendah dilihat dari tiga aspek yaitu terbentuknya konsep, Keputusan (judgment,

Oordeel) yang menghasilkan Proposisi, dan Penalaran (Reasoning, Redenering)

yang menghasilkan Argumen atau Argumentasi (Sidharta, 2008:17).

4) Indikator pengetahuan mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif. Menurut

Anderson & Krathwohl, (2001) ada enam tingkatan dalam ranah kognisi, yaitu:

mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),

(23)

77

77 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang diajarkan dengan pembelajaran

kooperatif tipe group investigation dan pembelajaran konvensional. Hasil

belajar fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lebih baik daripada hasil belajar fisika dengan pembelajaran konvensional.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang memiliki kemampuan berpikir

logis di atas rata-rata dan di bawah rata-rata. Hasil belajar fisika yang

memiliki kemampuan berpikir logis di atas rata-rata lebih baik daripada hasil

belajar fisika yang memiliki kemampuan berpikir logis dibawah rata-rata.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil

belajar fisika.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa

saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat baik untuk

diterapkan disekolah karena dapat meningkatkan hasil belajar fisika

dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium yang sederhana dan media

pembelajaran.

(24)

78

2. Guru sebaiknya dapat menggunakan media interaktif agar dapat

mengalokasikan waktu mengajar dengan baik serta dapat meningkatkan

minat dan antusias siswa untuk belajar.

3. Pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika perlu diperhatikan agar

dapat membantu model pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh

hasil belajar dalam domain kognitif.

4. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dalam penerapan model

kooperatif tipe group investigation perlu diperhatikan pembagian anggota

kelompok, sebaiknya jangan terlalu banyak karena dapat menyebabkan

anggota kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

5. Guru diharapkan untuk lebih memperhatikan hasil belajar siswa dengan

memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia, memantau kegiatan siswa

serta mengarahkan siswa untuk tekun belajar.

6. Pemilihan sekolah sebaiknya juga diperhatikan, karena kondisi sekolah

yang memiliki akreditasi maupun rata-rata hasil belajar siswanya rendah,

menyulitkan peneliti dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data

penelitian yang maksimal.

7. Kondisi siswa yang optimal perlu diperhatikan, karena siswa yang

memiliki kesehatan, keadaan yang normal menunjang siswa tersebut untuk

(25)

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., & Totok, B. 2000. Memahami dan Menangani Siswa dengan

Problema dalam Belajar : Pedoman Guru. Jakarta. Proyek Peningkatan Mutu

SLTP. Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Anderson, L. W & Krathwohl, D. R. 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Assesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anita, N. M. Y, I W. Karyasa, I N. Tika. 2013. Pengaruh Model pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Self-Efficacy Siswa. Jurnal

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.

3 (5), 2013.

Anggareni, N.W, N.P. Ristiati, N. L. P. M. Widiyanti. 2013. Implementasi strategi pembelajaran inkuiri terhadap Kemampuan berpikir kritis dan pemahaman

konsep IPA Siswa SMP. Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha. 3 (8),2013, 1-10.

Andayani. 2015. Problema dan Aksioma Dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa

Indonesia. Jakarta: Deepublish.

Armstrong, O.N & Doymus, K. 2012. The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion

Subjects on students Academic Achievements. International E-Journal . 2 (1)

2012, 109-123.

Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arends, R. I. 2008. Learning To Teach, Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Ariesta, R & Supartono. 2011. Pengembangan perangkat perkuliahan kegiatan Laboratorium fisika dasar ii berbasis inkuiri terbimbing Untuk meningkatkan

kerja ilmiah mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 7 (3), 62-68

2011.

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

(26)

89

Dahar, R.W. 2006. Teori-teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.

De Bono, E. (1981). Practical Thinking. London: Penguin Books.

Djamarah, S. B & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Istikomah. 2010. Penggunaan model pembelajaran group investigation untuk

Menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6

(2010) 40-43.

Ismawati. 2014. Penerapan model pembelajaran conceptual understanding

procedures untuk meningkatkan curiosty dan pemahaman konsep siswa.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 10 (2014), 22-27.

Joyce, Marsha Weil, Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching Model-Model

Pengajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Malik, A. 2011. Meningkatkan Kemampuan berpikir logis dan sikap positif siswa terhadap matematika melalui realistic mathematics education (RME) pada

materi aritmatika sosial siswa kelas VII MTs Surya Buana Malang. JP3.

Volume 1 No 1, Maret 2011.

Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Angkasa.

Ngatiqoh, S., Sriyono & Ngazizah, N. 2012. Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Kreativitas Berpikir terhadap Prestasi Belajar Ipa (Fisika) Kelas VIII SMP

Negeri Se-Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Radiasi, 1 (01):

24-27.

Purwanto, A. 2012. Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika.

Jurnal Exacta. X (2), 2012 133-135.

Purwanto, (2011). Evaluasi Hasil Belajar ,Pustaka Belajar,Yogyakarta.

Purnamasari, Y. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (Tgt) Terhadap Kemandirian Belajar Dan Peningkatan

Kemampuan Penalaran Dan Koneksi Matematik Peserta Didik SMPN 1 Kota

Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan. 1 (1), 1-11

(27)

81

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sobur, A. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : Pustaka Setia.

Suhendri, D & Sahyar. 2013. Efek Model Pembelajaran Group Investigation terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor Kelas VII Semester I SMP IT

AL-FITYAN Medan. Jurnal Online Pendidikan Fisika.1 (1), 70-80.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.

Suparno, P. 1997. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.

Slavin, R. E, 2005. Cooperatitive Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa

Media

Sidharta, B.A. 2008. Pengantar Logika. Bandung : Refika Aditama.

Trianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Penerbit PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Wiratana, I K, I Wayan Sadia, Ketut Suma. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Investigation Kelompok (Group Investigation) Terhadap

Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa SMP. Journal Program

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian ...............................................

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana keahlian seorang guru teknologi informasi dalam penerapan teknologi informasi tersebut dan kinerjanya pada kompetensi

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/CK-06/POKJA/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor

- Dikembalikan 50% dari biaya registrasi yang telah dibayar apabila mengundurkan diri / diterima di PTS lain.. - Dikembalikan 100% dari biaya registrasi yang telah apabila diterima

yang diperoleh konsumen dalam penyewaan kaset di Movie Station

Profil gastritis pada mukosa dan submukosa lambung non-kelenjar kelompok perlakuan membuktikan bahwa sukralfat dosis 200 mg kurang efektif menghambat gastritis yang diinduksi

[r]

[r]

Agroforestri merupakan salah satu sistem yang sudah umum dilakukan pada usaha tani lahan kering di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Sistem ini berpotensi untuk