• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI-IPA SMA ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDAN T.A 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI-IPA SMA ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDAN T.A 2016/2017."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNING (PBL)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI -IPA SMA ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDANT.A2016/2017

Oleh :

TRI WULAN SARI NIM.4122111021

Program Studi Pendidikan matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PE NGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Tri Wulan Sari dilahirkan di Bahbutong, pada tanggal 23 Juni 1994.

Ayah bernama Marioto dan Ibu bernama Sutiyem, merupakan anak ketiga dari

tiga bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk Sekolah SD 085185 Afdeling C Bahbutong, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan

sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Darma Pertiwi Bahbutong dan

lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika

(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNING (PBL)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI-IPA SMA ISLAM AL-ULUM TERPADU

MEDAN T.A 2016/2017 Tri Wulan Sari (NIM. 4122111021)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok program linear. (2) Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan ketuntasan klasikal siswa pada materi pokok program linear. (3) respon apakah yang diberikan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)pada materi program linear.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017 yang terdiri atas 38 siswa sedangkan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok program linear dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt,

Tuhan Yang Maha Esa, sang Khalik yang paling sempurna, atas segala rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa di Kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017”. Adapun penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Pardomuan N.J.M Sinambela, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing

Skripsi penulis. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran

kepada penulis dari sejak awal hingga penulisan skripsi ini dan akhirnya sampai ke tangan pembaca. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak

Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si dan Bapak Drs. M.

Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini selesai. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku

dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam menjalani masa-masa perkuliahan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis,

M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, beserta Wakil Dekan UNIMED, Bapak

Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, juga Bapak dan Ibu

Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada Bapak Abdul

(6)

v

kepada Ibu Hilda Armadhani H, S.Pd dan Bapak Bambang Hardian Damanik, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di SMA Islam Al-Ulum Terpadu

Medan khususnya kelas XI yang telah banyak membantu dan membimbing

penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi di SMA Islam

Al-Ulum Terpadu Medan yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih, cinta dan sayang serta rindu penulis kepada

Ayahanda Marioto dan Ibunda Sutiyem kedua orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan

selalu tiada henti menghadiahkan do’a untuk penulis. Semoga Allah Swt.

memberikan cinta dan kasihNYA kepada mereka, memberikan kesehatan dan umur yang berkah serta limpahan karuniaNYA. Amin Allahumma Amin. Terima

kasih juga buat Kakak Mariani dan Kakak Supiana yang telah memberikan do’a,

semangat, motivasi, dan dukungan kepada penulis, salam rindu penulis untuk

mereka. Semoga kelak Allah Swt. mengizinkan kita semua untuk bisa berkumpul di dalam JannahNYA, serta terima kasih juga penulis ucapkan untuk sanak famili

yang banyak membantu dalam bentuk materi dan motivasi untuk penulis dalam

menyusun skripsi ini yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.

Ucapan terima kasih, cinta serta rasa sayang juga penulis ucapkan

kepada Kanda Rija Ansyari, S.Pd.I, suami penulis yang Insya Allah dipertemukan, disatukan, dan hingga akhirnya saling menyayangi karena Allah

Swt. harapan untuk bisa selalu bertemu dengannya hingga ke Jannahnya Allah

Swt. kelak. Seseorang yang sudah banyak memberikan dukungan secara moral

maupun materil, sudah memberikan doa yang ia hadiahkan. Menjadi abdi Allah bersamanya adalah anugerah terindah yang Allah Swt. berikan. Sehingga

kedepannya akan kami bina sebuah mahligai yang sakinah mawaddah wa rahmah.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan, “Shahibul Jannah” Abdurrahman, Muhammad Ridwan, Elsi Abri Sartika dan

Winda Riati, serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu khususnya

(7)

vi

Ucapan Terima Kasih juga kepada teman satu perjuangan penulis yaitu Wulandari Ekstensi, Wulandari Dik B, Adi Sinambela, Sitti, Lionita, dan Sri Hartika yang

senantiasa selalu bersama berjuang dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan Terima

Kasih juga kepada teman satu PPLT di SMK Swasta Harapan Stabat yang tidak

dapat penulis ucapkan satu persatu namanya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

(8)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 9

1.3 Batasan Masalah 10

1.4 Rumusan Masalah 10

1.5 Tujuan Penelitian 11

1.6 Manfaat Penelitian 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS 12

2.1 Kerangka Teoritis 12

2.1.1.Pembelajaran Matematika 12

2.1.2.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 14 2.1.3.Pengertian Model Pembelajaran 18 2.1.4.Model Pembelajaran Problem Based Learning 18

2.1.4.1.Pengertian Model Pembelajaran

Problem Based Learning 18

2.1.4.2.Keunggulan dan Kelemahan Model

Pembelajaran Problem Based Learning 20 2.1.4.3.Langkah-Langkah dalam Proses

PembelajaranProblem Based Learning 21 2.1.4.4.Pelaksanaan Model PembelajaranProblem

Based Learningdalam Pembelajaran

Matematika 22

2.1.4.5. Teori Belajar yang MendukungProblem

Based Learning 24

2.1.4.5.1. Teori Belajar Kognitif 24 2.1.4.5.2. Teori Belajar Konstruktivisme 25 2.1.4.5.3. Teori Belajar Ausubel 26 2.1.4.5.4. Teori Belajar Vygotsky 26 2.1.4.5.5. Teori Belajar Jerome S. Bruner 27 2.1.5. Materi Pokok Program Linier 27

2.1.5.1. Pertidaksamaan Linier 27

2.1.5.2. Program Linear 29

(9)

viii

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan 31

2.3. Kerangka Konseptual 31

BAB III METODE PENELITIAN 33

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.1.1.Lokasi Penelitian 33

3.1.2.Waktu Penelitian 33

3.2 Subjek dan ObjekPenelitian 33

3.2.1.Subjek Penelitian 33

3.2.2.Objek Penelitian 33

3.3 Jenis Penelitian 33

3.4 Definisi Operasional 34

3.5 Prosedur Penelitian 34

3.5.1 SIKLUS I 34

3.5.1.1. Permasalahan I 34

3.5.1.2. Hipotesis Tindakan I 35 3.5.1.3. Perencanaan Tindakan I 36 3.5.1.4. Pelaksanaan Tindakan I 38

3.5.1.5. Observasi I 38

3.5.1.6. Analisis Data I 39

3.5.1.7. Refleksi I 40

3.5.2. SIKLUS II 41

3.5.1.1. Permasalahan Siklus II 41 3.5.1.2. Hipotesis Tindakan II 42 3.5.1.3. Perencanaan Tindakan II 43 3.5.1.4. Pelaksanaan Tindakan II 44

3.5.1.5. Observasi II 45

3.5.1.6. Analisis Data II 46

3.5.1.7. Refleksi II 46

3.6 Instrumen Pengumpulan Data 46

3.6.1 Tes 46

3.6.2 Observasi 47

3.6.3. Wawancara 47

3.6.4. Kuesioner (Angket) 47

3.7 Teknik Analisis Data 48

3.7.1. Reduksi Data 48

3.7.2. Paparan Data 48

3.7.3. Simpulan Data 48

3.8 Indikator Keberhasilan 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55

4.1 Hasil Penelitian 55

4.1.1.Hasil Pelaksanaan Siklus I 55

4.1.1.1. Permasalahan I 55

(10)

ix

4.1.1.4. Pelaksanaan Tindakan I 57

4.1.1.5. Observasi I 62

a. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 62 b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 63

4.1.1.6. Analisis I 63

a. Analisis Pembelajaran Siklus I 63 b. Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Siklus I 65

4.1.1.7. Refleksi I 68

4.1.2.Hasil Pelaksanaan Siklus II 70

4.1.2.1. Permasalahan II 70

4.1.2.2. Hipotesis Tindakan II 72 4.1.2.3. Perencanaan Tindakan II 72 4.1.2.4. Pelaksanaan Tindakan II 74

4.1.2.5. Observasi II 79

a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Siklus II 79

b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 80

4.1.2.6. Analisis II 80

a. Analisis Pembelajaran Siklus II 80 b. Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Siklus II 81

4.1.2.7. Refleksi II 83

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92

5.1. Kesimpulan 92

5.2. Saran 93

DAFTAR PUSTAKA 94

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Masalah Nyata yang Dialami Siswa ... 5

Tabel 2.1 Tahapan-TahapanProblem Based Learning ... 22

Tabel 2.2 Titik Potong Grafik 2 + = 4... 28

Tabel 2.3 Titik Potong Grafik 2 −3 = 6... 28

Tabel 2.4 Pendistribusian Variabel Soal ... 29

Tabel 3.1 Alternatif Upaya Perbaikan Permasalahan yang Mungkin Timbul Pada Siklus I... 41

Tabel 3.2 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi... 49

Tabel 3.3 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi... 50

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah ... 51

Tabel 3.5 Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah ... 52

Tabel 3.6 Tafsiran Persentase Siswa ... 54

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Awal 55 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I... 66

Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 66

Tabel 4.4 Refleksi Siklus I ... 68

Tabel 4.5 Upaya Perbaikan Permasalahan pada Siklus I ... 70

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 82

Tabel 4.7 Dampak Setelah Dilakukan Upaya Perbaikan ... 83

Tabel 4.8 Peningkatan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siklus I dan II... 87

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I (Siklus I) ... 96

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II (Siklus I) ... 104

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I (Siklus II)... 113

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II (Siklus II) ... 123

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus I... 133

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus I... 137

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus II... 143

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus II ... 148

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus I... 152

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus I ... 155

Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus II ... 160

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus II... 164

Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 166

Lampiran 14 Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Siklus I... 168

Lampiran 15 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Siklus I... 171

Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Siklus I... 173

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Siklus I... 179

Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II ... 183

(14)

xiii

Lampiran 20 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Siklus II... 188

Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Siklus II... 190

Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II... 197

Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus I)... 201

Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus I) ... 204

Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus II) ... 207

Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus II) ... 210

Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus I) ... 213

Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II (Siklus I) ... 216

Lampiran 29 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus II) ... 219

Lampiran 30 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II (Siklus II) ... 222

Lampiran 31 Kuesioner Respon Siswa dan Lembar Validasi Kuesioner Respon Siswa ... 225

Lampiran 32 Tes Kemampuan Awal ... 233

Lampiran 33 Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal ... 234

Lampiran 34 Tabulasi Skor Tes Kemampuan Awal ... 238

Lampiran 35 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 241

Lampiran 36 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 244

Lampiran 37 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 246

Lampiran 38 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II... 253

Lampiran 39 Tabulasi Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I ... 259

(15)

xiv

Lampiran 41 Tabulasi Kuesioner Respon Siswa ... 265

Lampiran 42 Data Hasil Wawancara Guru ... 268

Lampiran 43 Data Hasil Wawancara Siswa ... 271

Lampiran 44 Daftar Siswa Anggota Kelompok Siklus I ... 273

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

kehidupan. Sumber daya manusia (SDM) dapat meningkat dengan adanya pendidikan. Pendidikan akan mengarahkan proses berpikir seseorang yang

dimulai dari taraf berpikir yang rendah menuju ke tingkat yang cemerlang.

Sehingga pemikiran tersebut akan menghasilkan suatu pemahaman pada satu hal dan mampu mengubah tingkah laku seseorang tersebut. Hal ini lah yang akan

menonjolkan suatu potensi dalam diri manusia.

Sinergi dengan makna pentingnya pendidikan di atas, maka untuk mencapai pengembangan potensi diri manusia ke arah yang lebih baik diperlukan

adanya proses pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud bukan hanya

mendapatkan hal yang baru yang mampu membuat seseorang awalnya tidak

mengetahui menjadi mengetahui. Membuat seseorang melakukan kegiatan transfer ilmu dari luar kepada dirinya. Sebagaimana fungsi pendidikan nasional

yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

Namun, pembelajaran tersebut akan mengandalkan pengalaman yang

telah dimiliki sebelumnya dengan pengalaman yang baru ia dapatkan. Belajar

merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara sesuatu yang sudah dipahami dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana didefinisikan Anthony Robbins

(dalam Trianto, 2013 : 15), “Belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara

sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.” Sehingga proses pembelajaran akan membutuhkan fakta sebelumnya yang

(17)

2

Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya. Matematika merupakan salah satu pelajaran di sekolah

yang dinilai cukup memegang peranan penting, termasuk pengaplikasiannya

dalam kehidupan. Peranan matematika dalam kehidupan mencakup

permasalahan-permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Matematika akan mampu membentuk manusia berpikir logis, kritis, inovatif dan

ilmiah sebagaimana dijelaskan oleh Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009 : 253)

mengemukakan bahwa perlunya matematika diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha yang menantang.

Namun, banyak kalangan yang menganggap bahwa matematika

merupakan pelajaran yang paling sulit. Dan banyak orang berusaha untuk menghindari pelajaran matematika. Akan tetapi, karena permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari matematika, maka setiap orang harus

mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2012 : 202), “Banyak orang yang memandang matematika sebagai

bidang studi yang paling sulit, meskipun demikian semua orang harus

mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika dapat

meningkatkan kemampuan seseorang untuk berpikir logis, teliti, kesadaran dan

penuh perhitungan yang nantinya akan bermanfaat sebagai sarana dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tidak diragukan

lagi bahwa setiap anak didik harus mendapat pelajaran matematika di sekolah.

Jadi, penting bagi kita terutama siswa menyadari pentingnya matematika sebagai subjek yang sangat penting dalam peradaban manusia, terutama dalam sistem

(18)

3

studi yang dipelajari oleh semua siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga di perguruan tinggi.

Mempertimbangkan pentingnya matematika dalam mengembangkan

potensi yang ada dalam diri manusia maka seharusnya matematika menjadi mata

pelajaran yang diminati oleh setiap siswa. Namun, matematika justru menjadi mata pelajaran yang banyak ditakuti oleh siswa. Selama ini siswa sudah lebih

dahulu menganggap bahwa pelajaran matematika itu merupakan pelajaran yang

sulit karena menggunakan simbol dan lambang yang dimaknai dengan rumus matematika. Hal ini juga dikemukakan oleh Abdurrahman (2009 : 252) bahwa,

“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan

bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Kesulitan siswa tersebut terletak pada kemampuan siswa menyelesaikan

soal cerita matematika serta kurangnya petunjuk langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam membuat kalimat matematika. Kesulitan belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi rendah. Siswa

cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan hanya mencatat.

Meskipun mereka kurang memahami apa yang mereka hapal dan catat tersebut, sehingga sewaktu siswa diberikan masalah matematika mereka tidak mengerti

bagaimana cara untuk menyelesaikannya dengan konsep yang telah mereka hapal.

Hal tersebut dikemukakan oleh Sriyanti (2013 : 149) bahwa, “Faktor anak internal yang menjadi penyebab kesulitan yaitu kebiasaan belajar yang salah,

seperti belajar bila akan ujian saja, belajar sekedar menghafal tanpa mengerti

maknanya, mempunyai kebiasaan menyontek.”

Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tersebut akan membawa pengaruh juga pada kemampuan pemecahan masalah matematika bagi siswa.

Kesulitan belajar tersebut akan mengakibatkan kemampuan pemecahan

masalahnya menjadi rendah, tentu hasil belajar yang diperoleh juga tidak seperti yang diinginkan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas

(19)

4

bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil tes kemampuan awal materi Sistem Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Dua Variabel yang diberikan kepada siswa bahwa dari 38

siswa yang mengikuti tes hanya sebanyak 10 siswa atau sekitar 26,31% yang

memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 28 siswa atau sekitar 73,68% yang memperoleh nilai di bawah KKM. Adapun KKM untuk

bidang studi matematika di SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan yaitu 7,5.

Setiap siswa di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan memiliki usaha pemecahan masalah yang berbeda-beda. Hal ini terlihat pada

lembar hasil pekerjaan siswa terhadap persoalan materi Sistem Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Dua Variabel yang telah diberikan. Masing-masing dari siswa memiliki caranya tersendiri untuk menyelesaikan setiap soal yang

diberikan, pada pemahaman masalah mereka ada yang mampu memahami

permasalahan, merancang suatu strategi penyelesaian masalah, melaksanakan

strategi atau melakukan perhitungan dan menarik kesimpulan dari penyelesaian masalah yang telah dilakukan. Namun, masih banyak juga siswa yang belum

mampu memahami permasalahan dengan baik.

Hasil pekerjaan siswa pada bagian perencanaan strategi penyelesaian soal memperlihatkan bahwa sebagian besar siswa tidak menuliskan model matematika

yang relevan dengan masalah, menulis model matematika yang benar tetapi tidak

lengkap. Pada tahap pelaksanaan rencana strategi penyelesaian, hanya sebagian kecil siswa yang menggunakan langkah-langkah penyelesaian dengan benar dan

hasilnya juga benar, sebagian lainnya masih menggunakan langkah-langkah

penyelesaian yang mengarah ke solusi yang benar tetapi tidak lengkap dan hasil

akhirnya salah.

Adapun tahapan-tahapan soal untuk mengetahui kemampuan siswa

yaitu:

1. Mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel (tes nomor 1).

2. Mengetahui kemampuan siswa dalam menggambar grafik persamaan linear

(20)

5

3. Mengetahui kemampuan siswa dalam menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel (tes nomor 4 dan 5).

4. Mengetahui kemampuan siswa dalam membuat model matematika suatu

permasalahan sistem persamaan linear dua variabel (tes nomor 3)

Hasil tes kemampuan pemecahan masalah tersebut memperlihatkan bahwa telah ditemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal tes kemampuan awal. Hal ini terlihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa Nomor

Soal

Hasil Pekerjaan Siswa Analisis kesalahan Jenis kesalahan

1.

x - y = 3 × 3

5 x - 3 y = 19 × 1 3 x - 3 y = 9

5 x - 3 y = 19 2 x = 10

x = 5

x - y = 3

- 5 - y = 3

-y = 3 + 5 y = -8

Siswa

melaksanakan

prosedur yang benar

namun siswa masih

mengabaikan untuk memeriksa tanda

hasil perhitungan ,

sehingga siswa salah dalam menyelesaikan soal dan menarik kesimpulan Salah dalam melaksanakan strategi pemecahan masalah atau salah dalam perhitungan. 3.

3 x + 4 y = 12500 × 1

2 x + y = 5500 × 4

3 x + 4 y = 12500 8 x + 4 y = 22000 - 5 x = -9500 x = 1900

Siswa menuliskan

langkah-langkah

penyelesaian dengan

model matematika yang tidak relevan

(21)

6

2.

3 x - 2 y = 1 - x + 5 y = 4

Siswa hanya menulis

kembali soal yang

diajukan

Tidak memahami

masalah yang

diajukan sehingga tidak mengetahui

rencana strategi

penyelesaian.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru yang mengajar

bidang studi matematika di kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan, menunjukkan bahwa penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa yaitu daya mengingat siswa yang rendah serta minat membaca

siswa kurang. Hal ini terlihat dari siswa yang mampu mengingat materi dan konsepnya ketika pembelajaran materi itu masih berlangsung. Ketika

penyampaian materi tersebut sudah berlalu kemudian dilanjut dengan materi yang

lain, maka siswa akan mengalami kesulitan kembali menelaah permasalahan pada materi yang lalu, sehingga perlu untuk diingatkan kembali. Selain itu, terlihat

bahwa siswa hanya menggunakan buku paket yang telah dibagikan dari sekolah

saja tanpa mau mencari dari sumber lain. Hanya sebagian kecil saja siswa yang

mau mencari dari sumber lain.

Penyebab lain yang mengakibatkan rendahnya kemampuan pemecahan

masalah matematika yaitu karena siswa hanya beracuan pada penghafalan rumus

saja. Sedangkan untuk penerapannya pada soal masih kurang. Siswa hanya berorientasi pada penggunaan rumus dan menghitung. Mengakibatkan mereka

akan kesulitan ketika menemui soal yang membutuhkan penalaran dan

kemampuan pemecahan masalah matematika seperti pada materi program linear. Para siswa akan sangat mudah menghitung menggunakan rumus yang mereka

hafal, namun untuk mengarahkan soal pada tahap-tahap pemecahan masalah

matematikanya masih sangat sulit.

Guru biasanya menerapkan model pembelajaran yang berorientasi pada

permainan seperti jigsaw, TGT dan lain sebagainya Untuk mengatasi

(22)

7

pemahaman mereka pada penerapan materi pelajaran yang sedang berlangsung pada kehidupan sehari-hari. Namun, model pembelajaran ini tidak dapat

dilakukan terus menerus terhadap semua materi, mengingat banyaknya materi

yang membutuhkan pemahaman dan penanaman konsep.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan dan diperoleh penyebab rendahnya

kemampuan pemecahan masalah matematika yaitu sulitnya penerapan

rumus-rumus matematika dan sulit untuk mengubah soal cerita menjadi model matematika, seperti pada materi sistem persamaan atau pertidaksamaan linear dua

variabel, siswa kesulitan menggunakan model matematika untuk menentukan

daerah penyelesaiannya pada soal yang berbentuk soal cerita. Mereka lebih menyukai persoalan matematika yang berbentuk langsung perhitungan dari pada

soal yang berbentuk cerita, karena soal cerita lebih rumit, membutuhkan

pemahaman yang tinggi, dan sering membuat penafsiran yang banyak untuk

menerapkan rumus dan model matematikanya. Mereka menginginkan adanya cara atau metode yang lebih mudah dalam memahami pembelajaran matematika.

Terlebih pada cara yang mengarahkan siswa memahami penerapan

tahapan-tahapan pemecahan masalah matematika.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti

tersebut, maka untuk mengatasi permasalahan kemampuan pemecahan masalah di

atas dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana menyenangkan. Salah satu cara untuk menggembangkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa yaitu dengan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan keaktifan siswa sehingga mampu mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah matematikanya. Selain itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menyajikan tugas-tugas dalam bentuk masalah karena dengan

adanya masalah maka siswa akan berusaha untuk mencari solusinya dengan

berbagai ide sehingga kemampuan berpikir siswa benar-benar dioptimalkan melalui proses pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu perlu diterapkannya

suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

(23)

8

siswa. Model pembelajaran yang diharapkan yaitu interaktif dan mengarahkan siswa untuk lebih paham dalam langkah-langkah pemecahan soal matematika,

terlebih untuk soal cerita. Dari beberapa referensi yang diperoleh, peneliti

memilih menerapkan model PBL (Problem Based Learning).

Model pembelajaranproblem based learning, memusatkan pembelajaran pada masalah yang dipilih. Sehingga, pelajar tidak saja mempelajari

konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk

memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran problem based learning digunakan untuk merancang kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan situasi

berorientasi pada masalah. Dengan model ini siswa dapat berpikir kritis dan lebih

kreatif serta dapat menjajaki bidang-bidang baru dan menghasilkan penemuan-penemuan baru. Karena hal itu lah yang akan yang menjadi tujuan dari

kemampuan pemecahan masalah siswa yang akan diasah dengan menggunakan

model pembelajaran ini. Sumiati dan Asra (2013 : 141) mengemukakan,

Kemampuan memecahkan masalah memerlukan proses berpikir. Jika masalah itu berhasil dipecahkan berarti siswa mempelajari sesuatu yang baru. Oleh karena itu kemampuan siswa dalam berpikir seperti mengamati, bertanya dan berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya perlu terus ditingkatkan. Pemikiran siswa diarahkan pada hal-hal yang menuntut kemampuan mencari jawaban sebanyak mungkin terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa dirancang berpikir kreatif dan dapat menjajaki bidang-bidang baru dan menghasilkan penemuan-penemuan baru.

Model pembelajaran problem based learning (PBL) akan mengarahkan siswa untuk merasa tertarik dan termotivasi dalam menyelesaikan permasalahan

yang diberikan, sebab permasalahan tesebut merupakan permasalahan nyata yang

membutuhkan penyelesaian nyata pula. Menurut Trianto (2013 : 90) menyatakan bahwa:

Model pembelajaran problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan yang autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.

Model problem based learning (PBL) juga memiliki potensi yang amat

(24)

9

Selain itu PBL juga memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi, memecahkan masalah, bersifatstudents centered, dan menghasilkan produk nyata berupa hasil

proyek. Peserta didik akan masuk ke dalam sebuah kompetisi bersama

kelompoknya, dan masing-masing kelompok bersaing untuk menjadi yang paling

unggul di antara yang lain. Pada saat yang bersamaan, peserta didik merasa senang dalam melakukan proyek, mencoba sesuatu yang berbeda dan membuat

mereka merasa memiliki pengetahuan dan dihargai.

Pandangan-pandangan tersebut yang akhirnya menyimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning (PBL) akan memfasilitasi

keberhasilan kemampuan pemecahan masalah-masalah nyata yang terjadi

sehari-hari dengan penyelesaian nyata, menjajaki bidang-bidang baru dan menghasilkan penemuan-penemuan baru, serta keterampilan interpersonal dengan lebih baik

dibandingkan pendekatan yang lain.

Berdasarkan masalah dan studi pustaka di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul“Penerapan Model PembelajaranProblem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu:

1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di

kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan.

2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa. 3. Rendahnya minat baca dan belajar siswa terhadap pelajaran

matematika.

4. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap bentuk persoalan matematika, yaitu soal cerita yang membutuhkan langkah-langkah pemecahan

masalah seperti pada materi sistem persamaan atau pertidaksamaan

(25)

10

5. Kurangnya kemampuan mengingat siswa terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya setelah masuk pada materi selanjutnya.

6. Guru mata pelajaran matematika Kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum

Terpadu Medan belum menerapkan model pembelajaran problem

based learning (PBL) untuk membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa di kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan dan agar penelitian

ini dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka masalah yang teridentifikasi

pada penelitian ini yaitu pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas XI- IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan

khususnya pada materi pokok program linear serta upaya yang dilakukan untuk

meningkatkannya.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada materi pokok program linear di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dapat meningkatkan ketuntasan klasikal siswa pada materi pokok program linear di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu

Medan T.A 2016/2017?

3. Respon apakah yang diberikan siswa kelas XI-IPA SMA Islam

Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017 terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi program

(26)

11

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok program linear di kelas

XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017.

2. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan ketuntasan klasikal siswa pada

materi pokok program linear di kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum

Terpadu Medan T.A 2016/2017?

3. Mengetahui respon apakah yang diberikan siswa kelas XI-IPA SMA

Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017 terhadap penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi

program linear.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan manfaat bagi perorangan atau institusi di bawah ini:

1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam

pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika

di sekolah.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model

pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika.

3. Bagi siswa, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan

pegangan dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga

(27)

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi penerapan modelProblem Based Learningyaitu:

a. Memaksimalkan diskusi kelompok dengan memberikan pengawasan yang

lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi yang dilakukan pada fase membimbing kelompok bekerja.

b. Memberikan LAS kepada setiap siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi

yang dilakukan pada fase mengoorganisasikan siswa ke dalam kelompok

belajarnya.

c. Memberikan applause bagi siswa atau kelompok yang maju

mempresentasikan hasil diskusinya, bagi siswa yang bertanya maupun

bagi siswa yang member tanggapan terhadap presentasi kelompok penyaji yang dilakukan pada fase memberikan penghargaan. Hal ini bertujuan agar

keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.

2. Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum

Terpadu Medan T.A. 2016/2017 pada materi pokok program linear. Hal ini

didasarkan pada peningkatan persentase rata-rata hasil tes kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa sebesar 13,20% dari 68,16% (Cukup Baik) pada tes kemampuan pemecahan masalah I menjadi 81,36% (Baik) pada

tes kemampuan pemecahan masalah II setelah diadakan upaya perbaikan

dalam proses pembelajaran.

3. Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan ketuntasan

klasikal siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A.

(28)

93

yaitu pada siklus I adalah 22 siswa (57,89%) menjadi 34 siswa (89,47%) pada siklus II setelah diadakan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran.

4. Respon siswa terhadap modelproblem based learning positif dengan rata-rata

3,11. Hal ini berdasarkan perhitungan skor respon masing-masing siswa yaitu

dari 38 siswa, 29 siswa (76,32%) memiliki respon positif terhadap model problem based learning yang diterapkan pada mata pelajaran matematika

materi pokok program linear, sedangkan 9 siswa (23,68%) memiliki respon

negatif. Berarti hampir seluruhnya siswa kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A. 2016/2017 memiliki respon positif terhadap model

problem based learning.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil

penelitian, pembahasan dan kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika kelas XI-IPA SMA Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.A. 2016/2017 disarankan menerapkan model pembelajaran problem based

learning agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa. Lebih tegas dalam menegur siswa yang kurang kondusif dalam pembelajaran, lebih banyak memberikan motivasi dan arahan kepada

siswa mengenai manfaat pembelajaran matematika bagi kehidupannya di masa

yang akan datang, tidak jenuh dalam mengulangi kembali intisari pelajaran

sebelumnya guna keberhasilan tujuan pembelajaran dan melakukan perombakan kelompok yang heterogen berdasarkan hasil kemampuan

pemecahan masalah matematika dan keaktifan siswa.

2. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih banyak dalam membuat maupun

menyempurnakan media pembelajaran serta memperhatikan

(29)

94

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012.Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya.Jakarta : Rineka Cipta.

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

An-Nabhani, Taqiyuddin. 2014. Peraturan Hidup dalam Islam (Edisi Mu’tamadah).Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia.

Asri, Ramadani. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Model Problem Based Learning pada Materi Pokok Aritmatika Sosial Kelas VII SMP Swasta Ampera Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Medan : Universitas Negeri Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed.

Cunayah, Cucun dan Etsa Indra Irawan. 2013. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Matematika untuk SMA/MA.Bandung : Yrama Widya.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2012. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan.Medan : FMIPA Unimed.

Fauziah, Anna. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa AMP Melalui Strategi REACT (Relating, Expperiencing, Applying, Cooperating, Transfering). Forum Kependidikan, 30 (1).

Firdaus. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/) (diakses 19 Februari 2016)

Hoseana. 2012.Sukses Juara Olimpiade Matematika. Jakarta: PT. Grasindo.

Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

(30)

95

Polya, George. 1973.How to Solve It. New Jersey: Princeton University Press.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta : Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana.

Sihombing, W.L dan Ika Sartika. 2013. Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah). Medan : Universitas Negeri Medan.

Soegito, dkk. 2003. Pendidikan Pancasila.Semarang : Uness Press.

Sriyanti, Lilik. 2013.Psikologi Belajar.Yogyakarta : Ombak.

Sudjana, Nana. 2010.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sugilar, Hamdan. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Disposisi Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif. [online] Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No 2, September 2013.

Suherman, E,at al. 2003. Common textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Sulistiowaty. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII-B SMP Swasta PAB 18 Medan. Medan : Universitas Negeri Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed.

Sumiati dan Asra. 2013.Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima.

Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.

Gambar

Tabel 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Students are asked to give the meaning of key words, identify specific details, predict the overall content, predict the topic, predict the main idea from the reading passage

Kesimpulan akhir dari penulisan ini adalah bahwan di antara pajak dan zakat yang dapat menciptakan kemaslahatan ummat di Indonesia secara optimal adalah pajak

Puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Landasan Teori dan Program Projek

This research study would like to examine the impact of board structure, managerial ownership and gender diversity to the ability in preventing financial distress as

Ada pengaruh yang signifikan pada metode pembelajaran edutainment terhadap hasil belajar.. matematika

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABAD 21 (4Cs) SISWA SMP Universitas

Permasalahan yang akan diselesaikan dalam skripsi ini adalah mencari besarnya kemampuan produksi (deliverabilitas) Sumur X-003 berdasarkan data uji sumur dan menentukan

DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KALIGESING DAN BAGELEN, KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN METODE SAYATAN TIPIS. Ikra Wahyu Pratama, Ikfi Maasyi Hanif,