• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi dan Persepsi Risiko terhadap Minat Beli Day Cream Berbahan Baku Rumput Laut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi dan Persepsi Risiko terhadap Minat Beli Day Cream Berbahan Baku Rumput Laut"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI RISIKO

TERHADAP MINAT BELI DAY CREAM

BERBAHAN BAKU RUMPUT LAUT

YEKTI PRATIWI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Motivasi dan Persepsi Risiko terhadap Minat Beli Day Cream Berbahan Baku Rumput Laut adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

YEKTI PRATIWI. Pengaruh Motivasi dan Persepsi Risiko terhadap Minat Beli Day Cream Berbahan Baku Rumput Laut. Dibimbing oleh RETNANINGSIH dan IRNI RAHMAYANI JOHAN.

Produk day cream berbahan baku rumput laut dapat menjadi alternatif olahan rumput laut yang baik untuk kulit wajah. Salah satu day cream yang beredar di pasaran adalah day cream berbahan baku rumput laut yang dijual di Serambi Botani sebagai hasil pengembangan penelitian ekstrak rumput laut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi dan persepsi risiko terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut. Lokasi penelitian dilakukan di IPB Dramaga, Jawa Barat. Teknik penarikan contoh yang digunakan adalah penarikan contoh acak dengan melibatkan 400 orang mahasiswi sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswi IPB termotivasi dan tidak memiliki persepsi risiko jika akan membeli day cream berbahan baku rumput laut, namun masih tidak berminat membeli day cream berbahan baku rumput laut. Hasil uji pengaruh menunjukkan secara bersama-sama usia, asal daerah, uang saku, pengalaman menggunakan day cream, motivasi, dan persepsi risiko dapat memengaruhi minat beli. Variabel motivasi dan persepsi risiko terbukti memberikan pengaruh terhadap minat beli secara parsial.

Kata kunci: day cream rumput laut, minat beli, motivasi, persepsi risiko

ABSTRACT

YEKTI PRATIWI. The Effect of Motivation and Perceived Risk Towards Intention To Buy Seaweed Day Cream. Supervised by RETNANINGSIH and IRNI RAHMAYANI JOHAN.

Day cream product from seaweed can be an alternative good product for skin. One of the released day cream is seaweed day cream which sell in Serambi Botani as development of research toward seaweed extract. The purpose of this research was to analyze the effect of motivation and perceived risk towards intention to buy seaweed day cream. This research took place at IPB Dramaga Bogor, West Java. Sampling technique that conducted in this research was simple random sampling and involved 400 female students as participant. The results showed that IPB female students were motivated and had no perceived risk if would buy seaweed day cream, but still not interested in buy a seaweed day cream. Analysis of regression indicated that intention to buy seaweed day cream jointly effected by age, region of origin, allowance, using the day cream experience, motivation, and perceived risk. Motivation and perceived risk variables proved to give effect partially towards intention to buy seaweed day cream.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI RISIKO

TERHADAP MINAT BELI DAY CREAM

BERBAHAN BAKU RUMPUT LAUT

YEKTI PRATIWI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi dan Persepsi Risiko terhadap Minat Beli Day Cream Berbahan Baku Rumput Laut

Nama : Yekti Pratiwi

NIM : I24090072

Disetujui oleh

Ir Retnaningsih, MSi Pembimbing I

Irni Rahmayani Johan, SP, MM Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Hartoyo, MSc

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Persepsi Risiko terhadap Minat Beli Day Cream Berbahan Baku Rumput Laut berhasil diselesaikan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak sehingga penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan menghaturkan terima kasih kepada:

1. Ir Retnaningsih, MSi dan Irni Rahmayani Johan, SP, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia membimbing dan meluangkan waktunya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Alfiasari, SP, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas dukungan dan saran yang bermanfaat bagi perkembangan akademik selama beberapa semester terakhir.

3. Megawati Simanjuntak, SP, MSi selaku dosen pemandu seminar hasil penelitian yang telah membantu memperlancar jalannya seminar.

4. Megawati Simanjuntak, SP, MSi dan Dr Ir Lilik Noor Yulianti, MFSA selaku dosen penguji sidang skripsi yang telah memberikan saran bermanfaat demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Ayulia Karisma Putri dan Nanda Lusita Anugrah selaku pembahas seminar yang telah memberikan saran dan membantu pelaksanaan seminar berjalan lancar.

6. Dr Ir Linawati Hardjito, MSc selaku staf pengajar Institut Pertanian Bogor yang telah bersedia memberikan informasi mengenai produk day cream berbahan baku rumput laut.

7. Dwiko Gunawan selaku perwakilan pihak Serambi Botani Bogor yang telah memberikan data penunjang mengenai personal care berbahan baku rumput laut.

8. Direktorat Administrasi Pendidikan (Dit. AP) yang telah bersedia memberikan data mahasiswi S1 reguler IPB yang aktif pada tahun ajaran 2012/2013.

9. Bapak Kukuh Susilo, Ibu Yuli Riani Purwaningsih, Adik Intan Kusumo Dharu, serta keluarga besar atas kasih sayang, dukungan, dan doa yang tulus selama ini.

10.Teman-teman seperjuangan penelitian di IKK 46, keluarga besar IKK, FEMA, UKM Century IPB, Griya Pink, dan sahabat-sahabat terdekat atas dukungan dan kebersamaannya yang begitu berkesan.

11.Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dan tak dapat dituliskan satu per satu.

Demikian ucapan terima kasih dipersembahkan dengan penuh ketulusan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE 5

Desain, Tempat, dan Waktu 5

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 8

Definisi Operasional 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Hasil 9 Pembahasan 14

SIMPULAN DAN SARAN 19

Simpulan 19 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 19

(10)

DAFTAR TABEL

1 Sebaran contoh berdasarkan fakultas 6

2 Variabel dan kategori data 8

3 Sebaran contoh berdasarkan usia 10

4 Sebaran contoh berdasarkan asal daerah 10

5 Sebaran contoh berdasarkan uang saku 11

6 Sebaran contoh berdasarkan motivasi terhadap pembelian 11 day cream berbahan baku rumput laut

7 Sebaran contoh berdasarkan persepsi risiko terhadap pembelian 12 day cream berbahan baku rumput laut

8 Sebaran contoh berdasarkan aspek persepsi risiko 12 9 Sebaran contoh berdasarkan minat beli pada day cream 13

berbahan baku rumput laut

10 Uji regresi linier antarvariabel 13

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka berpikir motivasi dan persepsi risiko terhadap 4 minat beli

2 Metode penarikan contoh 5

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu sumber daya laut Indonesia yang melimpah adalah rumput laut. Potensi rumput laut di Indonesia memiliki prospek yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah produksi rumput laut di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 5 000 000 ton yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, sedangkan industri baru mampu mengolah rumput laut sebesar 180 000 ton (KKP 2013). Optimalisasi industri pengolahan rumput laut masih perlu dilakukan di Indonesia.

Rumput laut memiliki banyak manfaat untuk dikembangkan menjadi produk olahan. Rumput laut berpotensi sebagai bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi, dan kedokteran (Kadi 2004). Menurut Santoso et al. (2004), rumput laut di Indonesia merupakan varietas dengan ketahanan yang baik terhadap radikal bebas maupun radiasi sinar ultraviolet sehingga sangat baik untuk bahan baku produk perawatan kulit. Rumput laut dapat pula berfungsi untuk menghaluskan kulit (Mappiratu 2010). Sebagai alternatif produk olahan, rumput laut dapat dikembangkan menjadi bahan baku produk day cream (krim wajah yang digunakan pagi hari sebelum beraktivitas). Salah satu day cream berbahan baku rumput laut yang beredar di pasaran diproduksi oleh CV Ocean Fresh untuk Serambi Botani IPB sebagai hasil pengembangan penelitian ekstrak rumput laut yang teruji baik untuk kulit1) dan tergolong personal care rumput laut yang diminati di Serambi Botani Bogor2).

Karakteristik produk yang mengandung bahan baku alami membentuk keterlibatan yang lebih besar untuk mengurangi risiko serta memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari pembelian suatu produk (Setiadi 2010). Berhubung produk day cream tersebut tergolong alami dan teruji laboratorium maka diharapkan mampu meningkatkan minat beli konsumen wanita, termasuk mahasiswi IPB sebagai bagian civitas akademika IPB yang ingin tampil cantik dan kulit wajah sehat dari nutrisi alami rumput laut. Konsumen wanita akan merasa tersanjung bila suatu merek produk dapat mengetahui kebutuhan yang dirasakan (Yuswohady et al. 2010).

Konsumen melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan hingga mencapai kepuasan (Solomon 2009). Manurung (2012) menyatakan atribut manfaat paling dipertimbangkan ketika melakukan pembelian personal care berbahan baku rumput laut di Serambi Botani Bogor. Motivasi untuk memperoleh manfaat produk dapat berpengaruh positif signifikan dengan minat beli (Topaloğlu 2012). Minat beli juga dapat dipengaruhi oleh persepsi risiko (Samadi dan Nejadi 2009). Mengacu dari Schiffman dan Kanuk (2010) bahwa ketidakpastian dan konsekuensi negatif yang mungkin dihadapi dapat menjadi pertimbangan sebelum melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut mengingat produk tersebut digunakan di kulit wajah yang cenderung sensitif dan memicu kemungkinan cocok atau tidaknya produk dengan kulit wajah. Oleh sebab itu, penelitian ini difokuskan untuk menganalisis pengaruh motivasi dan persepsi risiko mahasiswi IPB terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut.

1)

Dr Ir Linawati Hardjito, MSc. selaku staf pengajar Institut Pertanian Bogor

2)

(12)

2

Perumusan Masalah

Produk personal care semakin diminati konsumen untuk menunjang penampilan. Berdasarkan Credit Suisse Indonesia Consumer Survey (2013), konsumsi kosmetik dan produk perawatan kulit dalam jangka waktu lebih dari tiga bulan di Indonesia pada tahun 2012 meningkat (8%) dari tahun sebelumnya. Konsumen pun mulai tertarik memilih produk personal care berbahan baku alami yang teruji baik untuk kulit. Hal ini memperbesar peluang untuk pengembangan potensi rumput laut dijadikan produk olahan seperti day cream yang berfungsi melembabkan kulit wajah. Apalagi produk olahan rumput laut masih belum optimal mengingat sebanyak 75-80 persen rumput laut dalam negeri yang diekspor masih dalam bentuk bahan baku (KKP 2013).

Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Indonesia telah banyak melakukan riset dan menciptakan produk inovasi berbasis pertanian. Berbagai produk pangan dan nonpangan dihasilkan oleh civitas akademika IPB dan UKM binaan IPB, termasuk produk inovasi pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku produk personal care. Produk personal care berbahan baku rumput laut yang cukup diminati di gerai Serambi Botani (salah satu lokasi pemasaran produk IPB) adalah day cream berbahan baku rumput laut. Produk day cream tersebut sebagai hasil pengembangan penelitian ekstrak rumput laut yang telah teruji laboratorium memiliki manfaat bagi kulit serta disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, khususnya wanita yang ingin tampil cantik dengan memiliki wajah bersih dan sehat untuk jangka panjang.

Mahasiswi IPB sebagai bagian dari civitas akademika IPB sepatutnya mengetahui lebih dahulu dibandingkan khalayak umum mengenai informasi produk day cream berbahan baku rumput laut dan berminat melakukan pembelian. Minat beli mahasiswi terhadap produk day cream berbahan baku rumput laut diduga dapat dipengaruhi oleh motivasi (dorongan intrinsik dan ekstrinsik) sambil mempertimbangkan kelengkapan atribut produk, mengacu dari Fitria (2012). Berbagai risiko kemungkinan juga dipertimbangakan sebelum menentukan minat atau tidaknya membeli day cream berbahan baku rumput laut. Menurut Samadi dan Nejadi (2009), persepsi risiko secara keseluruhan terbukti berpengaruh terhadap minat beli. Penerimaan produk day cream berbahan baku rumput laut yang dilihat dari segi motivasi dan persepsi risiko mahasiswi IPB menjadi fokus pada penelitian ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini diharapkan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana motivasi dan persepsi risiko mahasiswi IPB terhadap pembelian day cream berbahan baku rumput laut?

2. Bagaimana minat beli mahasiswi IPB pada day cream berbahan baku rumput laut?

3. Bagaimana pengaruh motivasi dan persepsi risiko terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut?

Tujuan Penelitian

(13)

3

rumput laut. Tujuan khusus yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis motivasi dan persepsi risiko mahasiswi IPB terhadap pembelian day cream berbahan baku rumput laut.

2. Menganalisis minat beli mahasiswi IPB pada day cream berbahan baku rumput laut.

3. Menganalisis pengaruh motivasi dan persepsi risiko terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa kalangan, diantaranya :

1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sarana mengaplikasikan bidang keahlian, memanfaatkan ilmu pengetahuan (ilmu konsumen), serta belajar menguasai konsep teoritis mengenai motivasi, persepsi risiko, dan minat beli konsumen (KKNI 2011).

2. Institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya serta memberikan informasi mengenai pandangan mahasiswi IPB terhadap produk IPB.

3. Konsumen

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang bermanfaat mengenai motivasi dan persepsi risiko konsumen terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut yang kelak menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan keputusan pembelian.

4. Serambi Botani

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran minat beli mahasiswi IPB terhadap produk day cream berbahan baku rumput laut yang dipasarkan di Serambi Botani.

KERANGKA PEMIKIRAN

Motivasi muncul sebagai kekuatan yang mendorong untuk bertindak menanggapi kebutuhan yang belum terpenuhi (Schiffman dan Kanuk 2010). Motivasi setiap individu untuk memenuhi kebutuhan dapat berbeda satu sama lain, meskipun obyek pemenuhannya sama (Albari 2002). Solomon (2009) berpendapat ada dua jenis kebutuhan yang dapat terpenuhi, yaitu kebutuhan utilitarian (orientasi memperoleh manfaat) dan kebutuhan hedonis (orientasi memperoleh pengalaman dengan melibatkan respon emosional).

(14)

4

(2010) yang meliputi functional risk, physical risk, financial risk, social risk, psychological risk, dan time risk.

Karakteristik individu sepatutnya turut dipertimbangkan untuk melihat keterkaitannya dengan perilaku konsumen. Penelitian ini menduga karakteristik individu dapat memengaruhi minat beli produk day cream berbahan baku rumput laut. Sukmaningtyas (2012) menyatakan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembelian adalah usia dan suku. Setianti (2012) menunjukkan asal daerah dapat menjadi penyebab kecenderungan pembelian. Uang saku dapat pula memengaruhi minat beli (Istikhomah 2013). Karakteristik individu secara spesifik yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah usia, asal daerah, dan uang saku.

Perbedaan individu cenderung memberikan penilaian yang berbeda terhadap suatu produk yang dibelinya. Minat beli dapat menggambarkan komponen konatif yang mengungkapkan kecenderungan individu untuk melakukan tindakan pembelian suatu produk dengan merek tertentu (Sumarwan 2011). Assael (1992) mengungkapkan minat beli sebagai komponen terakhir dari sikap dapat dipengaruhi oleh keluarga, peer group, informasi, dan pengalaman. Fitria (2012) mengungkapkan motivasi individu dapat berpengaruh terhadap minat beli. Topaloğlu (2012) mengungkapkan hal yang serupa bahwa motivasi untuk memperoleh manfaat, pengalaman, dan keamanan dapat berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli. Minat beli dapat dipengaruhi oleh performance risk dan personal risk (Ward 2008). Minat beli dapat pula dipengaruhi persepsi risiko secara keseluruhan (Samadi dan Nejadi 2009). Penelitian Ranityasari (2012) mengungkapkan persepsi risiko memberikan pengaruh yang bersifat negatif terhadap niat penggunaan. Jika terdapat ketidakpastian cenderung memicu hasil dari pembelian tidak sesuai yang diharapkan (Naiyi 2004). Gambar 1 menunjukkan kerangka berpikir motivasi dan persepsi risiko terhadap minat beli.

(15)

5

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu tertentu yang tidak berkelanjutan (Umar 2003). Penelitian dilakukan di kota Bogor, tepatnya kampus IPB Dramaga. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan kampus IPB Dramaga merupakan salah satu lokasi awal penelitian ekstrak rumput laut yang kemudian dikembangkan menjadi produk day cream berbahan baku rumput laut serta pertimbangan kemudahan aksesibilitas. Pengumpulan data primer dilakukan sejak bulan Februari hingga Mei 2013.

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Program Sarjana (S1) reguler IPB semester empat dan enam yang masih aktif pada tahun akademik 2012/2013 yang berjumlah 4 115 orang. Populasi penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan mahasiswi semester empat dan enam diduga lebih terpapar informasi mengenai hasil pengembangan penelitian IPB khususnya day cream berbahan baku rumput laut serta masih mengambil matakuliah yang relatif berada di lingkungan kampus IPB Dramaga sehingga mempermudah dalam pengambilan data. Mahasiswi semester dua diduga masih belum terlalu terpapar informasi mengenai day cream berbahan baku rumput laut tersebut, sedangkan mahasiswi semester delapan diduga lebih fokus terhadap tugas akhir masing-masing yang kemungkinan mobilitasnya lebih tinggi di luar kampus IPB Dramaga. Mahasiswi Progam Sarjana (S1) dipilih sebagai contoh dengan pertimbangan populasinya banyak, aksesnya lebih dekat dengan lokasi awal penelitian ekstrak rumput laut (FPIK) sehingga sedikit lebih memperoleh informasi mengenai hasil pengembangan penelitian IPB, serta kemudahan aksesibilitas.

Gambar 2 Metode penarikan contoh

Metode pemilihan contoh yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah proporsional berdasarkan fakultas. Penentuan jumlah contoh minimal menggunakan rumus Slovin (Umar 2003).

civitas akademika mahasiswi

n keseluruhan = 400 orang

purposive

(16)

6

Keterangan:

n = jumlah contoh yang diambil N = jumlah populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan contoh yang dapat ditolerir atau taraf nyata (5%)

Hasil perhitungan dengan rumus Slovin menunjukkan 365 orang harus diambil sebagai jumlah contoh minimal. Jumlah contoh yang diambil pada penelitian ini berjumlah 400 orang dengan asumsi untuk memperkecil kesalahan yang terjadi ketika penarikan contoh. Selanjutnya penentuan jumlah contoh setiap fakultas dilakukan secara proporsional.

Keterangan:

ni = jumlah contoh tiap subpopulasi Ni = total subpopulasi

N = total populasi

n = jumlah contoh yang diambil

Proporsi contoh setiap fakultas ditentukan berdasarkan jumlah mahasiswi dari masing-masing fakultas. Sebaran contoh berdasarkan fakultas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Sebaran contoh berdasarkan fakultas Fakultas Jumlah

Pertanian 507 12 49

Kedokteran Hewan 196 5 19

Perikanan dan Ilmu Kelautan 414 10 40

Peternakan 183 4 18

Kehutanan 426 10 41

Teknologi Pertanian 360 9 35

Matematika dan IPA 800 20 78

Ekonomi dan Manajemen 693 17 68

Ekologi Manusia 536 13 52

Total 4 115 100 400

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi karakteristik contoh (usia, asal daerah, dan uang saku), pengalaman menggunakan day cream, motivasi (cronbach’s alpha 0.897), persepsi risiko (cronbach’s alpha 0.857), minat beli (cronbach’s alpha 0.843), serta informasi dari pihak Serambi Botani Bogor dan dosen IPB yang mengembangkan day cream berbahan baku rumput laut. Data primer diperoleh dari self report contoh dengan menggunakan kuesioner terstruktur serta

n = N = 4 115 = 365ൎ 400 orang (1+Ne2) (1+4 115(0.05)2)

ni = ே௜

(17)

7

wawancara kepada pihak Serambi Botani Bogor dan dosen IPB yang mengembangkan day cream berbahan baku rumput laut. Data sekunder meliputi data jumlah mahasiswa S1 reguler IPB yang tergolong aktif pada tahun akademik 2012/2013 dan informasi lainnya dari buku, jurnal, maupun literatur yang dikeluarkan lembaga tertentu yang terkait topik penelitian.

Penelitian ini mencakup dua variabel, yaitu variabel bebas (karakteristik individu, pengalaman menggunakan day cream, motivasi, dan persepsi risiko) serta variabel terikat (minat beli) dengan mengembangkan kuesioner terstruktur sebagai alat bantu dalam pengumpulan data. Sebelum melakukan pengumpulan data, dilakukan uji coba kuesioner terlebih dahulu dengan melibatkan 30 orang mahasiswi IPB untuk mengetahui reliabilitas dan validitas. Setelah uji reliabilitas dan validitas, terdapat beberapa pernyataan yang tidak valid digunakan. Selanjutnya, beberapa pernyataan diperbaiki sehingga saat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri atas pernyataan motivasi sebanyak 20 item, persepsi risiko sebanyak 19 item, dan minat beli sebanyak 3 item. Setiap item pernyataan menggunakan skala Likert 1-5 (sangat tidak setuju hingga sangat setuju). Penggunaan skala Likert dapat memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan (Sumarwan et al. 2011).

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah berhasil dikumpulkan diolah melalui proses seperti editing, coding, scorring, entry data, cleaning data, dan analisis data. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel dan PASW Statistics for Windows. Analisis data pada penelitian ini meliputi analisis deskriptif (nilai rata-rata, minimum, maksimum, standar deviasi, dan persentase) untuk mengidentifikasi karakteristik individu, uji cochran untuk mengidentifikasi perbedaan proporsi jawaban motivasi, dan uji regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang lebih dari satu terhadap variabel dependen. Uji regresi dilakukan untuk melihat pengaruh karakteristik individu (usia, asal daerah, dan uang saku), pengalaman menggunakan day cream, motivasi, dan persepsi risiko terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut.

Perhitungan total skor motivasi, persepsi risiko, dan minat beli menunjukkan pemaknaan yang berbeda-beda. Semakin tinggi total skor motivasi maka mahasiswi semakin termotivasi untuk melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Bila total skor persepsi risiko semakin tinggi, justru risiko yang dipersepsikan oleh mahasiswi IPB ketika melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut akan semakin meningkat. Semakin tinggi total skor minat beli dapat menunjukkan mahasiswi IPB semakin berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Pengkategorian dari variabel motivasi, persepsi risiko, dan minat beli menggunakan interval kelas dengan rumus:

(18)

8

Skala dan kategori data setiap variabel yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Variabel motivasi dapat dikategorikan menjadi tidak termotivasi (skor 20-59) dan termotivasi (skor 60-100). Variabel persepi risiko juga dikategorikan menjadi tidak memiliki persepsi risiko (skor 19-56) dan memiliki persepsi risiko (skor 57-95). Berhubung persepsi risiko memiliki enam aspek maka dapat diketahui aspek persepsi risiko yang paling dianggap berisiko. Pada kuesioner terdapat pernyataan risiko fungsi dan fisik sebanyak 4 item; risiko keuangan, sosial, dan psikologis sebanyak 3 item; sedangkan risiko waktu sebanyak 2 item. Contoh dianggap memiliki risiko fungsi dan fisik jika skor 12-20; memiliki risiko keuangan, sosial, dan psikologis jika skor 9-15; dan memiliki risiko waktu jika skor 6-10. Variabel minat beli dapat pula dikategorikan menjadi tidak berminat (skor 3-8) dan berminat (skor 9-15).

Tabel 2 Variabel dan kategori data

Variabel Skala Data Kategori data Usia

Hurlock (1980)

Rasio remaja akhir (18-21 tahun) dewasa awal (22-40 tahun) Asal daerah Nominal 1. Jakarta

2. Bogor

3. Jawa Barat dan Banten (selain Bogor)

4. Jawa Tengah dan Yogyakarta 5. Jawa Timur dan Madura 6. Sumatera

7. Kalimantan dan Sulawesi 8. Bali dan Nusa Tenggara 9. Maluku dan Papua 10.Lainnya

Nominal Tidak memiliki pengalaman Memiliki pengalaman Motivasi Ordinal Tidak termotivasi (20-59)

Termotivasi (60-100)

Persepsi risiko Ordinal Tidak memiliki persepsi risiko (19-56) Memiliki persepsi risiko (57-95) Minat beli Ordinal Tidak berminat (3-8)

Berminat (9-15)

Definisi Operasional

Contoh adalah mahasiswi mayor-minor semester empat dan enam Program

(19)

9

Karakteristik Individu adalah ciri individu yang meliputi usia, asal daerah, dan uang saku per bulan.

Usia adalah lama hidup contoh yang dinyatakan dalam satuan tahun.

Asal daerah adalah unsur geografis yang menandakan daerah kelahiran ataupun tempat tinggal contoh sebelum berkuliah di IPB.

Uang saku adalah segala pemasukan yang diterima contoh per bulan dalam

satuan rupiah berupa uang kiriman dari orang tua dan sumber lainnya.

Pengalaman menggunakan day cream adalah ingatan dalam diri contoh

mengenai segala hal yang dapat dipelajari ketika menggunakan day cream.

Produk day cream berbahan baku rumput laut adalah salah satu produk olahan rumput laut yang dikembangkan oleh salah seorang dosen Teknologi Hasil Perairan (THP) IPB dan dikomersialkan oleh CV Ocean Fresh untuk Serambi Botani yang memberikan manfaat bagi kulit wajah.

Motivasi adalah dorongan intrinsik dan ekstrinsik contoh yang menyebabkan ingin melakukan suatu tindakan pembelian day cream berbahan baku rumput laut dengan kategori tidak termotivasi dan termotivasi.

Persepsi risiko adalah ketidakpastian dan konsekuensi negatif yang mungkin terjadi setelah pembelian atau penggunaan produk day cream berbahan baku rumput laut yang meliputi persepsi risiko fungsi, fisik, keuangan, sosial, psikologi, dan waktu yang selanjutnya dapat dikategorikan menjadi tidak memiliki persepsi risiko dan memiliki persepsi risiko.

Minat beli adalah kecenderungan perilaku contoh untuk melakukan tindakan

pembelian terhadap produk day cream berbahan baku rumput laut yang dapat dikategorikan menjadi tidak berminat dan berminat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gambaran Umum Produk Day Cream Berbahan Baku Rumput Laut

Produk IPB merupakan produk yang diciptakan oleh civitas akademika IPB serta UKM yang menjadi binaan IPB. Produk IPB yang telah dikomersialkan terdiri dari produk pangan dan nonpangan. Produk pangan IPB diantaranya adalah pepaya calina, rosella, madu, beras analog, susu fapet, jambu kristal, dan produk pangan lainnya yang biasa menyantumkan logo IPB pada kemasannya. Produk nonpangan IPB tidak kalah banyaknya dengan produk pangan, seperti sabun cair madu, masker wajah, aromaterapi buah-buahan, body butter olive oil, day cream rumput laut, dan produk lainnya yang memiliki keunikan masing-masing dengan bahan baku alami.

(20)

10

chitosan untuk meregenerasi kulit, pandan laut sebagai antioksidan, dan ekstrak biji mangrove sebagai pelindung dari matahari.

Karakteristik Mahasiswi

Usia mahasiswi. Sebagian besar mahasiswi (98.2%) termasuk kategori

remaja akhir dengan rata-rata hampir berusia 20 tahun (Tabel 3). Lebih dari separuh (51.8%) mahasiswi merupakan angkatan 48 atau masuk tahun 2011 yang berusia cenderung lebih muda dibandingkan mahasiswi angkatan 47 atau masuk tahun 2010. Perbedaan usia individu cenderung menyebabkan perbedaan kesukaan terhadap selera dan merek suatu produk (Sumarwan 2011).

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan usia

Kategori Jumlah

n %

Remaja akhir (18-21 th) 393 98.2

Dewasa awal (22-40 th) 7 1.8

Min-Maks 18-24

Rataan േSd 19.9 േ0.8

Asal daerah. Mahasiswi dapat berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun berasal dari luar negeri. Sumarwan (2011) mengungkapkan asal daerah merupakan lokasi geografik tempat individu tinggal yang akan memengaruhi pola konsumsinya. Tabel 4 menunjukkan mahasiswi lebih banyak yang berasal dari Jawa Barat dan Banten selain Bogor.

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan asal daerah

Asal Jumlah

n %

Jakarta 49 12.2

Bogor 63 15.8

Jawa Barat dan Banten (selain Bogor) 115 28.8

Jawa Tengah dan Jawa Timur 84 21.0

Sumatera 68 16.9

Kalimantan dan Sulawesi 11 2.8

Bali dan Nusa Tenggara 4 1.0

Maluku dan Papua 4 1.0

Lainnya (Vietnam dan Malaysia) 2 0.5

Uang saku. Uang saku sebagai indikator pendapatan utama bagi

(21)

11

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan uang saku

Uang saku/bulan (Rp) Jumlah

n %

Dorongan untuk memiliki wajah yang cantik dan bersih menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi demi menunjang penampilan. Solomon (2009) berpendapat bahwa dorongan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih spesifik mampu mengarahkan individu dalam mempertimbangkan berbagai alternatif merek dan manfaatnya. Mahasiswi IPB yang merasakan adanya kebutuhan tampil cantik dengan kulit wajah bersih maka cenderung termotivasi untuk membeli day cream yang cocok dengan kulit wajahnya. Sebanyak 88.2 persen mahasiswi IPB tergolong termotivasi ingin melakukan tindakan pembelian day cream berbahan baku rumput laut (Tabel 6).

Berbagai alasan dapat mendukung motivasi mahasiswi sebelum melakukan pembelian produk day cream berbahan baku rumput laut. Mahasiswi cenderung menyatakan ingin memperoleh manfaat dari day cream berbahan baku rumput laut hasil pengembangan penelitian IPB. Berdasarkan hasil uji cochran, jawaban setiap pernyataan motivasi tidak memiliki proporsi yang sama dalam hal menentukan motivasi mahasiswi IPB. Pernyataan ingin memperoleh manfaat kulit wajah bersih menjadi alasan yang paling banyak dipilih jika berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Alasan kedua yang akan menjadi pertimbangan sebelum melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut adalah ingin memperoleh manfaat kulit wajah sehat. Di sisi lain, proporsi pernyataan ingin menarik perhatian lawan jenis paling tidak menjadi alasan dalam menentukan minat atau tidaknya melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Dengan begitu harapan yang lebih diinginkan jika hendak membeli day cream berbahan baku rumput laut adalah tidak hanya tampil cantik dengan kulit wajah bersih, namun juga kulit wajah tetap sehat untuk jangka panjang tanpa bermaksud menarik perhatian orang lain khususnya lawan jenis. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan motivasi terhadap pembelian day cream

berbahan baku rumput laut

Kategori motivasi Jumlah

n %

Tidak termotivasi (skor 20-59) 47 11.8

(22)

12

Persepsi Risiko

Sumarwan et al. (2011) menjelaskan konsumen cenderung mengandalkan intuisi pribadinya untuk memutuskan sesuatu dapat berisiko atau tidak, yang mungkin dipengaruhi oleh pengalaman pribadi terdahulu, tingkat keterlibatan, atau harga pembelian. Sebelum menentukan minat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut, mahasiswi cenderung mempertimbangkan ada atau tidaknya kemungkinan negatif yang akan dihadapi sebagai konsekuensi pembelian. Dalam penelitian ini, lebih dari separuh (57.8%) mahasiswi tidak memiliki persepsi risiko secara keseluruhan jika hendak membeli atau menggunakan day cream berbahan baku rumput laut seperti yang tercantum pada Tabel 7.

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan persepsi risiko terhadap pembelian day cream berbahan baku rumput laut

Kategori persepsi risiko Jumlah

n %

Tidak memiliki persepsi risiko (skor 19-56) 231 57.8 Memiliki persepsi risiko (skor 57-95) 169 42.2

Schiffman dan Kanuk (2010) mengklasifikasikan persepsi risiko menjadi enam yaitu risiko fungsi, fisik, keuangan, waktu, sosial, dan psikologis. Bila diamati dari enam persepsi risiko, risiko fungsi dianggap paling tinggi berisiko oleh mahasiswi jika membeli day cream berbahan baku rumput laut. Sebanyak 68.5 persen mahasiswi IPB menganggap kemungkinan fungsi produk tidak sesuai harapan sehingga memicu risiko yang tinggi. Ketidakpastian dari kinerja day cream berbahan baku rumput laut menjadi salah satu penyebab keraguan dan kecemasan bagi mahasiswi dalam menentukan minat atau tidaknya melakukan pembelian. Risiko psikologis menjadi risiko yang dipersepsikan oleh 67.5 persen mahasiswi setelah risiko fungsi. Risiko yang dipersepsikan berisiko di urutan ketiga adalah risiko fisik. Sebanyak 59.0 persen mahasiswi IPB menganggap terdapat risiko yang kemungkinan berdampak langsung pada kulit wajah. Lebih dari separuh (52.2%) mahasiswi juga beranggapan perlu mengurangi pengeluaran kebutuhan lain, kemungkinan menghabiskan uang saku per bulan, dan menambah pengeluaran untuk cari informasi produk jika hendak membeli day cream berbahan baku rumput laut. Selanjutnya, risiko waktu dianggap berisiko oleh 41.8 persen mahasiswi IPB dan risiko sosial dipersepsikan berisiko oleh seperempat (25.0%) mahasiswi IPB (Tabel 8).

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan aspek persepsi risiko

No Persepsi risiko Jumlah

n %

1 Risiko fungsi 274 68.5

2 Risiko psikologis 270 67.5

3 Risiko fisik 236 59.0

4 Risiko keuangan 209 52.2

5 Risiko waktu 167 41.8

(23)

13

Minat Beli

Minat beli menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian sebagai tahap akhir dari suatu proses kebutuhan pembelian yang kompleks (Assael 1992). Minat beli diasumsikan sebagai kecenderungan pembelian yang akan dilakukan oleh mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 75.2 persen mahasiswi tidak berminat pada day cream berbahan baku rumput laut (Tabel 9). Rata-rata mahasiswi menyatakan tidak setuju untuk membeli, menggunakan, serta mengganti produk yang sedang digunakan dengan day cream berbahan baku rumput laut. Hampir tiga perempat (70.0%) mahasiswi telah menggunakan day cream dengan merek lain sehingga memiliki pengalaman tersendiri menggunakan day cream masing-masing dan belum berminat mengganti menggunakan produk day cream berbahan baku rumput laut.

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan minat beli pada day cream berbahan baku rumput laut

Kategori minat beli Jumlah

n %

Tidak berminat (skor 3-8) 301 75.2

Berminat (skor 9-15) 99 24.8

Faktor yang Memengaruhi Minat Beli

Hasil uji pengaruh menunjukkan karakteristik individu (usia, asal daerah, dan uang saku), pengalaman menggunakan day cream, motivasi, dan persepsi risiko secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli dilihat dari F hitung sebesar 7.363 dan p-value sebesar 0.000 (Tabel 10). Namun, variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap minat beli hanya motivasi dan persepsi risiko dilihat dari nilai p-value lebih kecil dari 0.005. Nilai adjusted R square yang diperoleh sebesar 0.087 menunjukkan sebesar 8.7 persen variabel minat beli dijelaskan oleh variabel independen, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Menurut Nugroho (2005), pada umumnya nilai adjusted R square dari penelitian cross sectional study cenderung tergolong rendah.

(24)

14

dipersepsikan konsumen dapat berpengaruh negatif terhadap minat beli. Setiap satuan persepsi risiko dapat menurunkan minat beli day cream berbahan baku rumput laut sebesar 0.017 poin.

Tabel 10 Uji regresi linier antarvariabel Variabel

Konstanta 4.818 0.029*

Usia 0.010 0.004 0.928tn Ket: *signifikan pada p<0.05; **signifikan pada p<0.01; tntidak nyata; 1(0 = nonBogor, 1 = Bogor);

2

(0=tidak punya pengalaman menggunakan day cream. 1=punya pengalaman menggunakan day cream)

Pembahasan

Kebutuhan dan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu dapat beragam pada waktu tertentu (Kotler 2003). Mahasiswi yang menganggap bahwa mempercantik diri dan menutrisi kulit wajah menjadi suatu kebutuhan maka akan mencari informasi lebih banyak mengenai produk perawatan kulit wajah (day cream) yang cocok digunakannya. Upaya pemenuhan kebutuhan akan dilakukan demi mencapai tujuan berupa tampil cantik dengan kulit wajah yang bersih. Salah satu upaya yang dapat dilakukan demi pemenuhan kebutuhan tersebut adalah mempertimbangkan informasi manfaat yang ditawarkan dari berbagai produk day cream, termasuk produk day cream berbahan baku rumput laut hasil pengembangan penelitian IPB. Lebih dari separuh (52.2%) mahasiswi menyatakan tertarik ingin memperoleh manfaat yang ditawarkan produk day cream berbahan baku rumput laut tersebut. Berdasarkan hasil uji cochran, pernyataan ingin memperoleh manfaat kulit wajah bersih menjadi alasan yang paling banyak dipilih oleh mahasiswi jika berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Mahasiswi cenderung lebih menganggap penting manfaat yang ditawarkan suatu produk day cream sehingga lebih mengharapkan kualitas produk yang terjamin. Dimitrova dan Vassileva (2004) mengungkapkan kualitas produk menjadi pertimbangan utama dalam memilih kosmetik termasuk produk day cream. Penjelasan tersebut yang kemungkinan melatarbelakangi 88.2 persen mahasiswi IPB termotivasi untuk melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut.

(25)

15

meningkat maka risiko yang dipersepsikan cenderung berkurang. Risiko yang dipersepsikan dapat pula meningkat bila kurangnya informasi, produk yang ditawarkan tergolong baru, serta harga produk yang mahal (Assael 1992). Secara keseluruhan risiko yang dipersepsikan oleh mahasiswi IPB cenderung tidak ada, walaupun terdapat risiko yang dipersepsikan setiap dimensinya. Mahasiswi lebih banyak yang berasumsi bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh civitas akademika IPB telah melalui tahap penelitian sehingga terjamin kualitasnya, termasuk produk day cream berbahan baku rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian, sebenarnya mahasiswi belum mengetahui informasi produk day cream berbahan baku sepenuhnya, namun merasakan adanya keyakinan bahwa produk tersebut benar-benar memiliki manfaat bagi kulit wajah. Hal tersebut yang kemungkinan menyebabkan 57.8 persen mahasiswi tidak menganggap terdapat risiko secara keseluruhan jika melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut.

Persepsi risiko menjadi salah satu konsep terpenting untuk memahami konsumen dalam menentukan pilihan (Sumarwan et al. 2011). Foxall et al. (2006) mengungkapkan bahwa risiko biasanya digambarkan sebagai fungsi dari dua faktor, yakni jumlah ketidakpastian yang hadir ketika merespon informasi dan konsekuensi dari pembelian. Secara keseluruhan persepsi risiko mahasiswi IPB terhadap pembelian day cream berbahan baku rumput laut tidak berisiko. Jika dilihat dari keenam persepsi risiko, risiko fungsi dipersepsikan paling tinggi oleh 68.5 persen mahasiswi jika melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Risiko fungsi menggambarkan kinerja produk berbeda dengan yang diharapkan (Schiffman dan Kanuk 2010). Menurut Ward (2008), risiko fungsi dapat berpengaruh terhadap minat beli. Risiko sosial paling rendah dipersepsikan oleh 25 persen mahasiswi. Risiko sosial berupa pendapat orang lain yang kemungkinan menimbulkan rasa malu bila membeli atau mengonsumsi day cream berbahan baku rumput laut tersebut, mengacu dari Schiffman dan Kanuk (2010). Hal ini bertolak belakang dengan Yildrim dan Çengel (2012) yang menyatakan minat beli paling dipengaruhi oleh risiko sosial.

Berbagai alasan dapat mendukung individu dalam menentukan minat atau tidaknya melakukan pembelian suatu produk. Informasi yang jelas mengenai suatu produk cenderung mendorong minat beli individu. Menurut Assael (1992), keterlibatan dapat berhubungan signifikan dengan minat beli. Fakta yang ditemukan sebanyak 85 persen mahasiswi belum terpapar informasi mengenai day cream berbahan baku rumput laut yang beredar di pasaran. Sebanyak 19.8 persen mahasiswi belum mengetahui produk pangan dan nonpangan IPB, termasuk belum mengetahui day cream berbahan baku rumput laut hasil pengembangan penelitian IPB. Sebagian besar (91.1%) mahasiswi yang tidak mengetahui produk IPB disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh, maupun belum mendapatkan rekomendasi dari orang-orang terdekat (teman dan keluarga). Menurut Istikomah (2013), teman dekat merupakan kelompok acuan yang paling banyak dijadikan sebagai acuan dalam memberikan informasi sebelum melakukan pembelian. Keterbatasan informasi dan rekomendasi dari berbagai sumber tersebut yang kemungkinan menjadi salah satu penyebab 75.2 persen mahasiswi tidak berminat membeli produk day cream berbahan baku rumput laut.

(26)

16

dan tidak menganggap ada risiko. Hal ini diduga masih banyak faktor lain yang menyebabkan mahasiswi belum benar-benar berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Keterbatasan informasi cenderung mengindikasikan pengetahuan mahasiswi (pengetahuan produk, pembelian, dan pemakaian) masih kurang. Pengetahuan yang dimiliki mahasiswi diduga dapat mendukung minat melakukan pembelian, seperti hasil penelitian Istikomah (2013) bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat beli. Penyebab lainnya mahasiswi tidak berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut adalah sebanyak 70 persen mahasiswi telah menggunakan produk day cream lain sehingga belum tertarik untuk mengganti produk yang biasa digunakannya dengan day cream berbahan baku rumput laut. Berhubung harga day cream berbahan baku rumput laut adalah Rp98 000 per kemasan (30 gr) maka mahasiswi mengasumsikan harga tersebut cenderung belum sesuai dengan daya belinya. Hampir separuh (48.8%) mahasiswi lebih memilih day cream lain yang dijual di supermarket/minimarket dengan harga yang lebih terjangkau. Berdasarkan informasi tambahan yang diperoleh dari civitas akademika IPB yang mengembangkan day cream berbahan baku rumput laut, segmentasi utama produk tersebut adalah wanita yang berusia 30 tahun ke atas yang ingin tampil cantik, meningkatkan elastisitas kulit wajah, dan kulit wajah tetap sehat. Hal ini yang kemungkinan turut menjadi penyebab mahasiswi masih belum berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut karena kesadaran akan bahan baku alami belum menjadi pertimbangan utama dalam membeli day cream dibandingkan wanita berusia 30 tahun ke atas yang lebih menginginkan kulit wajah tetap sehat dengan bahan baku alami.

Hasil uji pengaruh menunjukkan karakteristik individu (usia, asal daerah, dan uang saku), pengalaman menggunakan day cream, motivasi, dan persepsi risiko secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Nilai adjusted R square yang diperoleh sebesar 0.087 menunjukkan hanya 8.7 persen variabel minat beli dijelaskan oleh seluruh variabel independen, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kemungkinan variabel lain yang tidak diteliti adalah pengetahuan produk yang dimiliki oleh mahasiswi serta keterlibatan dalam mencari informasi sebelum memutuskan minat atau tidaknya melakukan pembelian. Penelitian sosial yang menggunakan desain cross sectional study memungkinkan banyak faktor yang tidak dapat diprediksi sehingga menyebabkan nilai adjusted R square menjadi rendah, mengacu dari Nugroho (2005). Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan terdapat banyak pencilan sehingga memungkinkan kelayakan model yang dilihat dari adjusted R square menjadi rendah. Pencilan diartikan sebagai data yang berbeda dengan pola umum model atau rataan umum data yang diperoleh (Sembiring 1995). Bila dicermati hasil uji pengaruh secara parsial, variabel motivasi dan persepsi risiko yang terbukti berpengaruh terhadap minat beli. Nilai t dari variabel motivasi dan persepsi risiko secara berurutan sebesar 5.093 dan 1.972 dengan p-value lebih kecil dari 0.005 sehingga menunjukkan signifikan berpengaruh terhadap minat beli. Variabel lainnya yang meliputi usia, asal daerah, uang saku, dan pengalaman menggunakan day cream tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat beli.

(27)

17

mahasiswi menjadi lebih selektif dalam menentukan pilihan day cream yang cocok digunakannya. Asal daerah juga tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat beli maka tidak sejalan dengan penelitian Setianti (2012). Mahasiswi yang minat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut tidak selalu dari wilayah Bogor, justru mahasiswi IPB dari luar Bogor cenderung lebih berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Padahal, mahasiswi yang berasal dari wilayah Bogor memiliki peluang yang lebih besar untuk dapat mengakses lokasi pembelian day cream berbahan baku rumput laut di Serambi Botani Bogor. Selain itu, tempat perawatan kulit dan lokasi penjualan day cream di Jabodetabek terbilang cukup banyak sehingga mahasiswi cenderung selektif dalam menentukan pilihan produk perawatan kulit khususnya day cream yang hendak dibelinya. Selanjutnya, uang saku tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat beli. Semakin banyak uang saku yang diterima mahasiswi per bulan cenderung tidak menjamin mahasiswi memiliki minat beli terhadap day cream berbahan baku rumput laut. Mahasiswi diduga lebih memilih produk day cream yang sesuai selera dan cocok di kulit wajahnya sehingga tidak mudah mencoba produk day cream baru.

Pengalaman menggunakan day cream tidak memberikan pengaruh terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan pendapat Assael (1992) bahwa pengalaman terdahulu berupa pengalaman pembelian atau menggunakan produk tertentu dapat memberikan pengaruh terhadap minat beli. Mahasiswi yang telah menggunakan day cream dengan merek tertentu cenderung memiliki persepsi tersendiri terkait produk day cream yang cocok digunakannya. Mahasiswi yang memiliki pengalaman positif menggunakan merek day cream tertentu cenderung akan membeli produk yang sama, mengacu Yildrim dan Çengel (2012). Sebanyak 70 persen mahasiswi lebih memilih tetap menggunakan day cream yang biasa digunakannya karena belum berani mengambil risiko berganti produk day cream akibat keraguan cocok atau tidaknya dengan produk day cream yang baru. Berhubung mahasiswi belum memperoleh informasi produk day cream berbahan baku rumput laut secara jelas maka memungkinkan mahasiswi belum memiliki pengalaman yang banyak mengenai konsekuensi negatif jika membeli produk day cream berbahan baku rumput laut, mengacu dari Dholakia (2001). Hal ini yang diduga menjadi penyebab pengalaman menggunakan day cream tidak menjamin dapat memberikan pengaruh terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut.

(28)

18

Persepsi risiko secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap minat beli. Jika risiko yang dipersepsikan oleh mahasiswi meningkat maka minat beli cenderung berkurang karena merasakan adanya ketidakpastian dan kecemasan menanti konsekuensi negatif yang mungkin dihadapi. Cuningham et al. (2004) menyatakan individu cenderung menunda pembelian bahkan menghindarinya bila merasakan persepsi risiko yang tinggi. Persepsi risiko juga dapat berkaitkan dengan konsep kepercayaan terhadap suatu produk (Mitchell 1999). Dalam penelitian ini, mahasiswi yang telah percaya dengan kinerja produk day cream yang digunakannya maka belum berani mengambil risiko kembali untuk mengganti produk dengan day cream berbahan baku rumput laut. Hal ini yang menyebabkan persepsi risiko memiliki pengaruh yang negatif terhadap minat beli. Hasil analisis regresi yang menunjukkan motivasi dan persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap minat beli cenderung berlawanan dengan gambaran mahasiswi IPB yang belum berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut, walaupun tergolong termotivasi dan tidak memiliki persepsi risiko secara keseluruhan. Hal ini diduga karena pengaruh motivasi dan persepsi risiko terhadap minat beli kemungkinan tidak terlalu besar sehingga lebih banyak dipengaruhi faktor lain di luar penelitian. Mahasiswi cenderung mendapat pengaruh dari peer group sebelum menentukan minat atau tidaknya membeli produk day cream berbahan baku rumput laut. Informasi yang terbatas mengenai atribut produk akibat keterlibatan yang rendah diduga dapat pula mendukung keraguan bagi mahasiswi untuk melakukan pembelian produk tersebut. Ditambah lagi, pengetahuan yang dimiliki mahasiswi terkait pengetahuan produk, pembelian, dan pemakaian cenderung masih kurang.

Beberapa hal menjadi keterbatasan pada penelitian ini. Pertama, ruang lingkup penelitian hanya membahas motivasi dan persepsi risiko terhadap minat beli. Kedua, cara penarikan contoh yang diacak berdasarkan fakultas cenderung menjadi keterbatasan. Ketiga, mahasiswi yang menjadi responden juga masih banyak yang belum mengetahui produk day cream berbahan baku rumput laut, tetapi informasi dasar tentang produk tersebut tidak dicantumkan di kuesioner yang menyebabkan setiap responden tidak memperoleh keseragaman informasi dasar tentang produk.

(29)

19

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Mahasiswi IPB termotivasi melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut untuk memperoleh wajah yang bersih. Mahasiswi IPB menganggap bahwa pembelian day cream berbahan baku rumput laut tidak memiliki risiko secara keseluruhan. Dari keenam aspek persepsi risiko, risiko yang dianggap paling tinggi adalah risiko fungsi. Sebanyak 75.2 persen mahasiswi masih belum berminat melakukan pembelian day cream berbahan baku rumput laut. Berdasarkan hasil uji regresi, variabel yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli day cream berbahan baku rumput laut adalah usia, asal daerah, uang saku, pengalaman menggunakan day cream, motivasi, dan persepsi risiko. Variabel yang secara parsial terbukti berpengaruh terhadap minat beli adalah motivasi dan persepsi risiko.

Saran

Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswi IPB terhadap produk yang dikembangkan oleh IPB dapat dilakukan peningkatan sosialisasi. Sosialisasi dapat dilakukan melalui staf pengajar IPB, kegiatan pameran, dan media sosial. Untuk meningkatkan minat beli produk IPB termasuk day cream berbahan baku rumput laut di kalangan mahasisiwi dapat dilakukan kegiatan promosi dengan membagikan leaflet di lingkungan Kampus IPB Dramaga. Informasi yang disampaikan pada leaflet dapat mencakup manfaat produk yang menjadi daya tarik produk tersebut. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menganalisis mengenai pengaruh variabel motivasi, persepsi risiko, pengetahuan, dan keterlibatan konsumen secara bersama-sama terhadap minat beli dengan penyebaran kuesioner dapat diberikan kepada civitas akademika IPB yang sesuai segmentasi produk. Informasi dasar mengenai produk yang menjadi objek penelitian dapat pula dicantumkan di kuesioner agar setiap responden memperoleh informasi dasar yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Albari. 2002. Mengenal Perilaku Konsumen Melalui Penelitian Motivasi. Jurnal Siasat Bisnis: 1(7): 65-79.

Assael H. 1992. Consumer Behavior dan Marketing Action Fourth Edition. Boston (US): PWS-KENT Publishing Company.

Credit Suisse Indonesia Consumer Survey. 2013. Maintaining confidence and optimism [Internet]. [diunduh 2013 Jun 09]. Tersedia pada: https://doc.research-and-analytics.csfb.com/docView?...pQRE%3D.

(30)

20

Dholakia UM. 2001. A motivational process model of product involvement and consumer risk perception. European Journal of Marketing 35(11/12): 1340-1360.

Dimitrova V, Vassileva E. 2004. Bulgarian consumers’ perception of trademark in cosmetic and perfumery sector. Forum ware international I. Hal: 12-23. Dwityanti E. 2008. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

konsumen terhadap layanan internet banking Mandiri [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Fitria NA. 2012. Analisis gaya hidup, motivasi, dan minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa progam sarjana [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Foxall GR, Goldsmith RE, Brown S. 2006. Consumer Psychology for Marketing Second Edition. London (UK): Thomson Learning.

Hoyer WD, Macinnis DJ. 2010. Consumer Behavior Fifth Edition. South Western (US): Cengage learning.

Hurlock EB. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta (ID): Erlangga.

Istikomah E. 2013. Pengaruh kelompok acuan dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kadi A. 2004. Potensi rumput laut di beberapa perairan pantai Indonesia. Oseana. 24(4): 25 – 36.

Khausal SK, Anand S. 2011. An empirical study of motivation factors for purchasing the bike. AIJBS. 3(1): 41-51.

[KKNI] Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. 2011. [internet]. [diunduh 2013

Feb 10]. Tersedia pada: http://www.dikti.go.id/files/atur/KKNI/Penyusunan-LO-Prodi.pdf.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Produksi rumput laut Indonesia belum optimal [Internet]. [diunduh 2013 Ags 19]. Tersedia pada: http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/9235/Produksi-Rumput-Laut-Indonesia-Belum-Dioptimalkan/

______________________________________. 2013. Percepat hilirisasi industri rumput laut [Internet]. [diunduh 2013 Feb 09]. Tersedia pada: http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/8538/Percepat-Hilirisasi-Industri-Rumput-Laut/

Kotler P. 2003. Marketing Management Eleventh Edition. New Jersey (US): Prentice Hall.

Manurung M. 2012. Analisis proses keputusan pembelian dan kepuasan konsumen kosmetik berbahan dasar rumput laut merek Serambi Botani [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mappiratu. 2010. Strategi riset rumput laut untuk produksi produk spesifik daerah Sulawesi. Media Litbang Sulteng. 3(2): 91 – 95.

Mitchell VW. 1999. Consumer Perceived Risk: conceptualizations and models. European journal of marketing 33(1/2):163-195.

Mowen JC, Minor M. 1998. Consumer Behavior fifth edition. New Jersey (US):Prentice Hall. Inc.

(31)

21

Nugroho BA. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta (ID):Andi Offset.

Ranityasari. 2012. Pengaruh persepsi risko dan persepsi manfaat terhadap niat penggunaan listrik prabayar pada rumah tangga [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Samadi M dan Nejadi AY. 2009. A survey of the effect of consumer’s perceived risk on purchase intention e-shopping. Business intelligence journal 2(2): 261-275.

Santoso J, Yoshiestark Y, Suzuki T. 2004. Anti-oxidant activity of methanol extracts from Indonesian seaweeds in an oil emulsion model. Journal of Fisheries Science. 70(1):183-188.

Schiffman LG, Kanuk LL. 2010. Consumer Behavior Tenth Edition. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall.

Sembiring RK. 1995. Analisis Regresi. Bandung (ID): ITB Press

Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen (Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen Edisi Keempat. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

Setianti R. 2012. Pengaruh pengetahuan dan ekuitas merek terhadap kecenderungan pembelian pakaian batik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Solomon MR. 2009. Consumer Behavior Buying, Having, and Being Eighth Edition. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall.

Sudiyanti. 2009. Predicting Woman purchase intention for green food products in Indonesia [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.

Sukmaningtyas A. 2012. Pengaruh nilai dan gaya hidup terhadap preferensi dan perilaku pembelian buah-buahan impor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Sumarwan U, Jauzi A, Mulyana A, Karno BN, Mawardi PK, Nugroho W. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen Seri I. Bogor (ID): IPB Pr.

Topaloğlu C. 2012. Consumer motivation and concern factors for online shopping in Turkey. Asian Academy of Management Journal. 7(2): 1–19.

Umar H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Ward SJ. 2008. The consumer perceived risk associated with the intention to purchase online [tesis]. Stellenbosch (tZA): Stellenbosch University.

Yildrim F, Çengel Ö. 2012. The perceived risk and value based model of online retailing. AJIT. 3(9): 7-21.

(32)

22

Lampiran 1

Riwayat Hidup

Penulis terlahir dari pasangan Kukuh Susilo dan Yuli Riani Purwaningsih. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik bernama Intan Kusumo Dharu yang berjenis kelamin laki-laki dan memiliki selisih usia dengan penulis sekitar 7 (tujuh) tahun. Sejak lahir hingga usia remaja, penulis menetap di kota Jakarta. Penulis mulai bersekolah di TK An-Ni’mah Pondok Labu Jakarta Selatan pada tahun 1995-1996. Pendidikan SD dijalani oleh penulis di SDN Pondok Labu 01 Pagi hingga lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan sekolah di SMPN 85 Jakarta dan SMAN 34 Jakarta yang lokasinya masih di Pondok Labu Jakarta Selatan. Pada tahun 2009, penulis lulus dari SMA dan memutuskan lanjut kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Indonesia.

Gambar

Gambar 1  Kerangka berpikir pengaruh motivasi dan persepsi risiko terhadap
Tabel 2  Variabel dan kategori data
Tabel 5  Sebaran contoh berdasarkan uang saku
Tabel 10  Uji regresi linier antarvariabel

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian yang pernah dibuat oleh Abdul Rauf, (2014) mendapati bahawa ramai pengguna media sosial gemar berkongsikan nilai agama di laman jaringan social mereka (M=2.68) dan

Oleh karena itu penelitian ini diberi judul: “Peran Konseling, Pengawasan, dan Pemeriksaan Pajak Dalam Mendorong Kepatuhan Wajib Pajak dan Dampaknya Terhadap Penerimaan Negara dari

pada komponen kualifikasi calon mahasiswa asal daerah 3T belum sesuai dengan standar program, dalam hal ini mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari daerah 3T

Polisi Istimewa Surabaya, dalam Tugas Akhir ini akan dilakukan perbandingan evaluasi kinerja simpang bersinyal sebelum dan sesudah pemasangan alat ATCS.. Dari analisa

Agar mampu memantapkan posisi dipasar bagi produk yang dihasilkan atau didistribusikan maka perusahaan harus dapat memprediksi atau mempelajari perilaku, keinginan dan

Pendirian bank syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1992 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank Islam pertama yang beroperasi sesuai dengan prinsip

Ernawati (2006) dalam penelitiannya tentang hubungan faktor sosial ekonomi, higiene sanitasi lingkungan, tingkat konsumsi dan infeksi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun

dalam penelitian ini adalah mengenai : sasaran atau tujuan penyelenggaraan sistem administrasi akademik, pola sistem kerja yang dikembangkan dalam penyelenggaraan kegiatan