DAFTAR NAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
Alamat Telepon 1 Sekretariat Daerah Kota Medan Jl. Kapt. Maulana Lubis
No.2 Medan
061-4512412 2 Sekretariat DPRD Kota Medan Jl. Kapt. Maulana Lubis
No.2 Medan 3 Badan Kepegawaian Daerah
Kota Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No.2 Medan
061-4511690 4 Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No.2 Medan
061-4511690 5 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kota Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No.2 Medan
061-4511690 6 Inspektorat Kota Medan Jl. Kapt. Maulana Lubis
No.2 Medan
061-4511690 7 Badan Kesatuan Bangsa, politik
Dan Perlindungan Masyarakat Kota Medan
Jl. Balai Kota No. 10 Medan
061-4523236 8 Rumah Sakit Umum daerah Dr.
Pirngadi Kota Medan
Jl. H.M. Yamin/Jl. Perintis Kemerdekaan Medan
061-4158789 9 Badan Pemberdayaan
Masyarakat Kota Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 2 Medan
061-4511690 10 Badan Pemberdayaan
Perempuan & KB Kota Medan
Jl. Ibus Raya No. 131 Petisah Medan
061-4511690 11 Dinas Bina Marga Kota Medan Jl. Pinang Baris No. 114
Medan
12 Dinas Kesehatan Kota Medan Jl. Rotan Komplek Petisah Medan
061-4520331 13 Dinas Pendidikan Kota Medan Jl. Pelita IV No. 77 Medan
061-6629322 14 Dinas Pertanian Dan Kelautan
Kota Medan
Jl. Keramat Indah No. 4 Salembo Medan
061-6940428 15 Dinas Perhubungan Kota
Medan
Jl. Pinang Baris No. 114 Medan
16 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan
Jl. Jenderal besar A.H. Nasution No.17 Medan
061-7852319 17 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Medan
Jl. KH. Wahid Hasyim, SH No. 40 Medan
061-4514424 18 Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Medan
Jl. Prof. HM. Yamin, SH No. 40 Medan
19 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan
Jl. Iskandar Muda No. 270 Medan
061-4555645 20 Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran Kota Medan
Jl. Candi Borobudur No. 2 Medan
061-4515356 21 Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan
Jl. Jendral Besar A.H. Nasution No. 32 Medan 22 Dinas Kebersihan Kota Medan Jl. Pinang Baris No. 114
Medan
061-8458994 23 Dinas Pertamanan Kota Medan Jl. Pinang Baris No. 114
Medan
061-8453026 24 Dinas Pendapatan Kota Medan Jl. Jendral Besar A.H.
Nasution No. 32 Medan
061-7851694 25 Dinas Perumahan dan
Pemukiman Kota Medan
Jl. Jendral Besar A.H. Nasution No. 32 Medan
061-7863883 26 Dinas Koperasi Usaha Mikro
Kecil dan Menengah Kota Medan
Jl. Gatot Subroto Km. 7,7 Medan
061-8446005 27 Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Medan
Jl. Siodurukun No. 35 Medan
061-4559256 28 Dinas Pemuda dan Olahraga
Kota Medan
Jl. Ibus Raya No. 29 D Medan
061-4147278 29 Badan Lingkup Hidup Kota
Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 2 Medan
061-4511690 30 Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Medan
Jl. Arief Lubis No. 2 Medan
4523236 31 Badan Ketahanan Pangan Kota
Medan
Jl. Budi Pembangunan No. 3 Pulo Brayan Medan
061-6614224 32 Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kota Medan
Jl. Jendral Besar A.H. Nasution No. 32 Medan 33 Badan Penanaman Modal Kota
Medan
Jl. Jendral Besar A.H. Nasution No. 112 Medan 34 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Medan
Jl. Raden Saleh No. 9 Medan
35 Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 2 Medan 36 Sekretariat KORPRI Kota
Medan
Jl. Raden Saleh No. 9 Medan 37 Kantor Perpustakaan Kota
Medan
Jl. Iskandar Muda No. 270 Medan
39 Kantor Sandi Daerah Kota Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 2 Medan 40 Kantor Pendidikan dan
Pelatihan Kota Medan
Jl. Raden Saleh No. 7 Medan
41 Kecamatan Medan Marelan Jl. Kapten Rahmad Budin Km.21 Medan 42 Kecamatan Medan Deli Jl. Rumah Potong Hewan
No. 24 Medan 43 Kecamatan Medan Timur Jl. HM. Said No. 1 Medan 44 Kecamatan Medan Selayang Jl. Bunga Cempaka No. 54
A Medan 45 Kecamatan Medan Tuntungan Jl. Bunga Melati No. 1
Medan 46 Kecamatan Medan Perjuangan Jl. Pendidikan No. 89
Medan
47 Kecamatan Medan johor Jl. Karya Cipta No. 16 Medan
48 Kecamatan Medan Baru Jl. Rebab No. 34 Medan 49 Kecamatan Medan Petisah Jl. Iskandar Muda No. 270
A Medan
50 Kecamatan Medan Labuhan Jl. Medan belawan Km. 16 Medan
51 Kecamatan Medan Maimun Jl. Melati No. 1 Medan 52 Kecamatan Medan Belawan Jl. Cimanuk No. 3
Belawan
53 Kecamatan Medan Barat Jl. Budi Pembangunan No. 1 Medan
54 Kecamatan Medan Helvetia Jl. Beringin X No. 2 Medan
55 Kecamatan Medan Kota Jl. Stadion No. 3 Medan 56 Kecamatan Medan Sunggal Jl. Rebab No. 34 Medan 57 Kecamatan Medan Denai Jl. Pancasila No. 96 Medan \58 Kecamatan Medan Polonia Jl. DC. Barito No. 3
Medan
59 Kecamatan Medan Amplas Jl. Garu III No. 3 Medan 60 Kecamatan Medan Tembung Jl.Kapt. M. Jamil Lubis
No. 107 Medan 61 Kecamatan Medan Area Jl.Rahmadsyah No. 2
KUESIONER I. Kata Pengantar
Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul : “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Medan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang akuntansi pada Program Sarjana Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Satya Wirawan
Alamat : Jl. Ringroad Pasar 2 Komp. TPI Kavl-2
Status : Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasi.
Peneliti,
II. Kuesioner Penelitian
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH (SKPD) KOTA MEDAN
Kuisioner ini digunakan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian dan pendidikan dan tidak ada unsur yang menyesatkan dalam penggunaanya. Isilah form yang disediakan dengan jujur!
Identitas diri
a. Nama : ... (boleh tidak diisi) b. Jenis kelamin : ...
c. Jabatan : ... d. Pendidikan : ... e. Bid. Pendidikan : ... f. Lama Bekerja : ... Petunjuk pengisian kuisioner
Bapak/Ibu diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah ini, kemudian dimohon menjawab pertanyaan tersebut dengan memberi check list (√) pada tabel yang sudah tersedia dengan memilih :
Keterangan I
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju Keterangan II
TP : Tidak Pernah P : Pernah
K : Kadang-kadang SR : Sering
1. PENYERAPAN ANGGARAN (Y)
No PERTANYAAN SS (1) S (2) KS (3) TS (4) STS (5) 1 Tingkat penyerapan anggaran
belum mencapai lebih dari 90%.
2 Tingkat penyerapan anggaran menurun dari tahun
sebelumnya.
3 Persentase penyerapan anggaran pada SKPD pernah mendapat raport merah
Sumber : Hendris Herriyanto 2012
1. FAKTOR PERENCANAAN (X1)
No PERTANYAAN TP (1) P (2) K (3) SR (4) SL (5) 1 Revisi DIPA perlu persetujuan
pejabat berwenang.
2 Pelaksanaan kegiatan/proyek tidak melihat rencana/jadwal yang tercantum dalam halaman 3 DIPA atau Rencana
Anggaran Belanja (RAB). 3 Anggaran tidak selaras dengan
RPJMD
4 Mata anggaran tidak tersedia untuk kegiatan tertentu.
5 Persetujuan revisi DIPA dari pejabat berwenang terlambat diterima.
6 Proses revisi anggaran mengalami keterlambatan. 7 Perubahan Petunjuk
Operasional Kegiatan terlambat ditetapkan.
8 DIPA perlu revisi karena tidak sesuai dengan kebutuhan. 9 Anggaran kegiatan
belum ada data pendukung atau harus ada persetujuan terlebih dahulu dari DPR. Sumber : Hendris Herriyanto 2012
2. FAKTOR PENGADAAN (X2)
No PERTANYAAN TP (1) P (2) K (3) SR (4) SL (5) 1 Pejabat/pengelola keuangan
sering mengalami mutasi. 2 Kesulitan dalam menentukan
harga perkiraan sendiri (HPS). 3 HPS tidak ditentukan
berdasarkan keahlian dan tidak melalui survei pasar.
Sumber : Hendris Herriyanto 2012
3. UANG PERSEDIAAN (X3)
No PERTANYAAN TP (1) P (2) K (3) SR (4) SL (5) 1 Kegiatan sdh dlksanakan
dengan Uang Persediaan (UP) tetapi belum diganti melalui Ganti UP (GUP).
2 Adanya pengajuan Uang Persediaan (UP) sebanyak 2 kali pengajuan dikarenakan kebutuhan perkantoran memerlukan dana yang cukup besar.
3 Adanya sisa UP/TUP yang harus disetorkan ke kas negara. Sumber : Hendris Herriyanto 2012
Keterangan :
Hasil Kuesioner Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Medan
Variabel Penyerapan Anggaran (Y)
NO PA1 PA2 PA3 TOTAL
1 2 2 4 8
2 3 4 5 12
3 3 4 5 12
4 3 4 5 12
5 3 3 3 9
6 2 3 4 9
7 2 5 4 11
8 1 2 5 8
9 5 5 5 15
10 4 4 5 13
11 2 2 5 9
12 2 3 5 10
13 4 4 5 13
14 2 4 5 11
15 4 4 4 12
16 4 4 4 12
17 3 4 4 11
18 3 4 4 11
19 4 4 4 12
20 2 4 4 10
21 2 4 4 10
22 2 4 4 10
23 2 4 4 10
24 2 4 5 11
25 2 2 3 7
26 3 3 4 10
27 2 2 4 8
28 2 2 4 8
29 3 3 3 9
30 4 2 2 8
31 4 3 5 12
32 2 4 4 10
33 2 2 2 6
34 4 4 3 11
35 2 3 4 9
37 2 3 4 9
38 3 3 4 10
39 2 3 2 7
40 2 2 3 7
41 4 5 5 14
42 2 4 4 10
43 2 4 4 10
44 2 4 5 11
45 2 2 3 7
46 3 3 4 10
47 3 4 4 11
Variabel Faktor Perencanaan (X1)
NO FPR1 FPR2 FPR3 FPR4 FPR5 FPR6 FPR7 FPR8 FPR9 TOTAL
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 11
3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 11
4 2 1 1 1 1 1 1 2 1 11
5 3 3 1 1 1 1 1 1 1 13
6 2 1 2 1 1 1 1 2 1 12
7 5 1 3 3 1 2 1 2 1 19
8 5 1 1 1 1 2 1 1 2 15
9 5 3 3 1 1 1 3 5 3 25
10 5 1 2 3 1 1 1 3 1 18
11 5 1 1 3 3 2 3 1 1 20
12 5 1 1 3 1 1 1 1 1 15
13 5 1 3 2 1 1 1 3 1 18
14 5 1 1 3 1 1 1 3 1 17
15 3 3 3 3 3 3 3 3 1 25
16 3 3 3 3 3 3 3 3 1 25
17 5 5 1 4 3 3 3 3 1 28
18 5 5 1 4 3 3 3 3 1 28
19 5 1 1 3 2 3 3 3 3 24
20 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12
21 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12
22 2 1 1 1 1 1 1 1 2 11
23 2 1 1 1 1 1 1 1 2 11
24 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12
25 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12
27 4 3 2 3 3 4 3 3 5 30
28 2 3 2 4 2 2 3 2 2 22
29 3 3 3 1 1 1 3 3 1 19
30 5 1 3 4 2 4 2 4 2 27
31 5 5 4 1 1 3 1 1 2 23
32 2 1 1 1 1 2 2 2 2 14
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
34 5 1 1 1 1 1 1 2 2 15
35 2 3 2 3 2 4 4 3 2 25
36 2 3 2 5 5 5 4 2 2 30
37 5 3 3 4 1 2 3 3 3 27
38 5 3 3 2 3 3 3 2 1 25
39 5 1 3 3 3 3 3 3 3 27
40 2 3 1 4 3 1 1 2 3 20
41 5 1 4 2 4 4 4 4 4 32
42 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12
43 2 1 1 1 1 1 1 2 2 12
44 4 3 1 3 1 1 1 1 2 17
45 4 3 2 3 3 4 3 3 5 30
46 2 3 2 4 2 2 3 2 2 22
47 3 3 3 1 1 1 3 3 1 19
Variabel Faktor Pengadaan (X2) NO FPG1 FPG2 FPG3 TOTAL
1 2 2 2 6
2 1 1 1 3
3 1 1 1 3
4 1 1 1 3
5 1 1 1 3
6 1 2 2 5
7 2 1 1 4
8 2 2 1 5
9 1 1 1 3
10 3 1 1 5
11 2 3 1 6
12 3 3 1 7
13 3 2 1 6
14 3 3 1 7
15 3 2 1 6
17 3 2 1 6
18 3 2 1 6
19 2 2 1 5
20 2 1 1 4
21 2 1 1 4
22 2 1 1 4
23 2 1 1 4
24 2 1 1 4
25 2 1 1 4
26 1 1 3 5
27 3 4 4 11
28 2 2 1 5
29 1 1 3 5
30 4 2 5 11
31 1 1 3 5
32 1 1 1 3
33 1 1 2 4
34 1 1 1 3
35 2 3 3 8
36 2 2 3 7
37 3 1 3 7
38 1 2 3 6
39 3 3 5 11
40 3 3 2 8
41 4 4 4 12
42 2 1 1 4
43 2 1 1 4
44 2 1 1 4
45 1 1 3 5
46 3 4 4 11
47 2 2 1 5
Variabel Uang Persediaan (X3)
NO UP1 UP2 UP3 TOTAL
1 1 1 4 6
2 1 1 1 3
3 1 1 1 3
4 1 1 1 3
5 1 1 1 3
7 1 4 5 10
8 1 1 2 4
9 1 1 1 3
10 1 1 1 3
11 1 1 5 7
12 1 1 3 5
13 1 1 2 4
14 1 1 3 5
15 2 2 5 9
16 2 2 5 9
17 1 3 5 9
18 1 3 5 9
19 3 3 3 9
20 1 1 2 4
21 1 1 2 4
22 1 1 2 4
23 1 1 2 4
24 1 1 2 4
25 1 1 2 4
26 3 4 1 8
27 5 3 5 13
28 2 2 2 6
29 3 3 5 11
30 2 4 2 8
31 2 4 2 8
32 1 2 2 5
33 1 2 2 5
34 1 1 2 4
35 2 2 2 6
36 2 2 1 5
37 1 3 5 9
38 3 2 2 7
39 1 3 3 7
40 2 2 2 6
41 4 5 5 14
42 3 3 5 11
43 2 4 2 8
44 2 4 2 8
45 1 2 2 5
46 1 2 2 5
HASIL ANALISIS DATA (SPSS 20) Correlations Penyerapan Anggaran (Y) Penyerapan Anggaran (Y) Penyerapan Anggaran (Y) Penyerapan Anggaran (Y)
Penyerapan Anggaran (Y)
Pearson Correlation 1 ,411** ,138 ,695**
Sig. (2-tailed) ,004 ,356 ,000
N 47 47 47 47
Penyerapan Anggaran (Y)
Pearson Correlation ,411** 1 ,438** ,831**
Sig. (2-tailed) ,004 ,002 ,000
N 47 47 47 47
Penyerapan Anggaran (Y)
Pearson Correlation ,138 ,438** 1 ,704**
Sig. (2-tailed) ,356 ,002 ,000
N 47 47 47 47
Penyerapan Anggaran (Y)
Pearson Correlation ,695** ,831** ,704** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Faktor Perencan aan (X1) Faktor Perencan aan (X1) Faktor Perenca naan (X1) Faktor Perenc anaan (X1) Faktor Perenca naan (X1) Faktor Perenc anaan (X1) Faktor Perenca naan (X1) Faktor Perenca naan (X1) Faktor Perenca naan (X1) Faktor Perenc anaan (X1) Faktor Perenc anaan (X1) Pearson
Correlation 1 ,166 ,368
* ,329* ,154 ,282 ,195 ,324* ,104 ,522**
Sig.
(2-tailed) ,264 ,011 ,024 ,302 ,055 ,188 ,026 ,486 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,166 1 ,296
* ,429** ,380** ,396** ,477** ,153 ,071 ,583**
Sig.
(2-tailed) ,264 ,044 ,003 ,008 ,006 ,001 ,304 ,635 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,368
* ,296* 1 ,169 ,291* ,456** ,497** ,534** ,154 ,613**
Sig.
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 Faktor Perenc anaan (X1) Pearson
Correlation ,329
* ,429** ,169 1 ,640** ,577** ,521** ,258 ,165 ,707**
Sig.
(2-tailed) ,024 ,003 ,257 ,000 ,000 ,000 ,080 ,268 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,154 ,380
** ,291* ,640** 1 ,807** ,738** ,315* ,327* ,775**
Sig.
(2-tailed) ,302 ,008 ,047 ,000 ,000 ,000 ,031 ,025 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,282 ,396
** ,456** ,577** ,807** 1 ,749** ,388** ,426** ,848**
Sig.
(2-tailed) ,055 ,006 ,001 ,000 ,000 ,000 ,007 ,003 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,195 ,477
** ,497** ,521** ,738** ,749** 1 ,568** ,320* ,836**
Sig.
(2-tailed) ,188 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,029 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,324
* ,153 ,534** ,258 ,315* ,388** ,568** 1 ,299* ,616**
Sig.
(2-tailed) ,026 ,304 ,000 ,080 ,031 ,007 ,000 ,041 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,104 ,071 ,154 ,165 ,327
* ,426** ,320* ,299* 1 ,458**
Sig.
(2-tailed) ,486 ,635 ,300 ,268 ,025 ,003 ,029 ,041 ,001
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Faktor
Perenc
anaan
(X1)
Pearson
Correlation ,522
** ,583** ,613** ,707** ,775** ,848** ,836** ,616** ,458** 1
Sig.
(2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Faktor Pengadaan (X2) Faktor Pengadaan (X2) Faktor Pengadaan (X2) Faktor Pengadaan (X2)
Faktor Pengadaan (X2)
Pearson Correlation 1 ,618** ,264 ,742**
Sig. (2-tailed) ,000 ,073 ,000
N 47 47 47 47
Faktor Pengadaan (X2)
Pearson Correlation ,618** 1 ,463** ,851**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000
N 47 47 47 47
Faktor Pengadaan (X2)
Pearson Correlation ,264 ,463** 1 ,783**
Sig. (2-tailed) ,073 ,001 ,000
N 47 47 47 47
Faktor Pengadaan (X2)
Pearson Correlation ,742** ,851** ,783** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Uang Persediaan (X3) Uang Persediaan (X3) Uang Persediaan (X3) Uang Persediaan(X3)
Uang Persediaan (X3)
Pearson Correlation 1 ,557** ,295* ,717**
Sig. (2-tailed) ,000 ,044 ,000
N 47 47 47 47
Uang Persediaan (X3)
Pearson Correlation ,557** 1 ,430** ,827**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000
N 47 47 47 47
Uang Persediaan (X3)
Pearson Correlation ,295* ,430** 1 ,799**
Sig. (2-tailed) ,044 ,003 ,000
N 47 47 47 47
Uang Persediaan(X3)
Pearson Correlation ,717** ,827** ,799** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
N %
Cases
Valid 47 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 47 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 47 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 47 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 47 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 47 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 47 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 47 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,596 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,834 9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,686 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 47
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,63911660
Most Extreme Differences
Absolute ,091
Positive ,091
Negative -,048
Kolmogorov-Smirnov Z ,622
Asymp. Sig. (2-tailed) ,835
a. Test distribution is Normal.
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e
VIF
1
(Constant) 3,462 ,315 10,986 ,000
Faktor Perencanaan
(X1) ,151 ,184 ,167 ,823 ,415 ,524 1,907
Faktor Pengadaan
(X2) -,301 ,168 -,359 -1,795 ,080 ,542 1,846
Uang Persediaan(X3) ,059 ,123 ,084 ,482 ,632 ,708 1,413
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran (Y)
Model Summaryb Mode
l
R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,265a ,070 ,006 ,66104 ,070 1,086 3 43 ,365
a. Predictors: (Constant), Uang Persediaan(X3), Faktor Pengadaan (X2), Faktor Perencanaan (X1)
DAFTAR PUSTAKA
Adi Priatno, Prasetyo. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Blitar. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.
Arifin Siregar, Muhammad. 2008. Penerapan Tata Kepemerintahan Yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintahan Provinsi Bengkulu.Tesis (Tidak Dipublikasikan). Semarang: Fakultas Ilmu Hukum. Universitas Dipenogoro.
Dwi Kuncoro, Egiastyo. 2013. Analisis Penyerapan Anggaran Pasca Penerapan Aplikasi Sipp Pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. I Dinas Pu Prov. Kaltim. Kalimantan Timur: Fakultas Administrasi Bisnis. Universitas Mulawarman.
Dwi Kuswoyo, Iwan. 2011. Analisis atas Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terkonsentrasinya Penyerapan Anggaran Belanja di Akhir Tahun Anggaran: Studi pada Satuan Kerja di Wilayah KPPN Kediri. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Gadjah Mada.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Handaya Ningrat, Soewarno. 2008. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung.
Herriyanto, Hendris. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Jakarta: Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
http://carapedia.com/pengertian_definisi_administrasi_menurut_para_ahli_info48. html
http://civiliana.blogspot.com/2013/05/Standar-Dokumen-Pengadaan-Barang-Jasa.html
Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Miliasih, Retno. 2012. Analisis Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja Satuan Kerja Kementerian/Lembaga TA 2010 di Wilayah Pembayaran KPPN Pekanbaru. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Jakarta: Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Negara.
Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006.
Peraturan Presiden Republik Indonesia. Nomor 54 tahun 2010. Tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Singarimbun, Masri. 1998. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung. Alfabeta.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang penyusunan rencana kerja dan anggaran kementrian Negara/lembaga.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode
survey. Menurut Nawawi (2003 : 64) metode deskriptif yaitu metode-metode
penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang
bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan
fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan
interprestasi yang rasional dan akurat.
Metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian
deskriptif adalah metode survey. Metode survey adalah penelitian yang
mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998).
3.2 Batasan Operasional
Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang
akan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah dalam melakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi penyerapan anggaran yang terjadi di Pemerintah Kota Medan
melalui pengisian kuisioner pada beberapa SKPD Pemerintah Kota Medan.
Peneliti memfokuskan analisis faktor yang mempengaruhi penyerapan
anggaran dengan menggunakan faktor perencanaan yang difokuskan pada
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006).
Populasi dalam penelitian adalah Kepala SKPD dan staff yang terlibat
dalam proses pengelolaan keuangan daerah yaitu mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan. Menurut Peraturan Daerah Kota
Medan No 2 Tahun 2011, SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Medan
berjumlah 61 SKPD yang terdiri dari 3 Sekretariat, 18 Dinas, Inspektorat, 12
Badan, 21 Kecamatan, RSUD, SATPOLPP, dan 4 Kantor Daerah Kota Medan
lainnya.
Menurut Kuncoro (2003), untuk penelitian kuantitatif deskriptif jumlah
sampel yang dapat diterima adalah 10% dari populasi dianggap jumlah yang amat
minimal dan untuk populasi yang yang lebih kecil setidaknya memerlukan sampel
20% dari populasi. Berdasarkan hal tersebut, untuk tahap pertama yaitu
menentukan jumlah SKPD ditentukan dengan mengambil 15% dari jumlah
seluruh SKPD yang ada di Pemerintah Daerah Kota Medan. Oleh karena jumlah
SKPD adalah 61, maka SKPD yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebesar
15% x 61 yaitu sebanyak 8 SKPD.
Untuk tahap ini responden dipilih secara sensus, yang artinya seluruh
pegawai pengelola keuangan pada 8 SKPD yang terpilih pada tahap pertama akan
Tabel 3.2 Daftar SKPD Kota Medan
NO Satuan Kerja Perangkat Daerah Alamat
1 Dinas Kebersihan Kota Medan Jl. Pinang Baris No. 114
Medan
2 Dinas Perumahan dan Permukiman
Kota Medan
Jl. Jenderal Besar A.H Nasution No. 17 Medan
3 Sekretariat Daerah Kota Medan Jl. Kapt. Maulana Lubis
No. 2 Medan
4 Dinas Pertamanan Kota Medan Jl. Pinang Baris No.
114-B Medan
5 Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 2 Medan
6 Dinas Bina Marga Kota Medan Jl. Pinang Baris No.
114-B Medan
7 Badan Lingkungan Hidup Kota
Medan
Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 2 Medan
8. Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan
Jl. Jenderal Besar A.H Nasution No. 17 Medan
9. Sekretariat DPRD Kota Medan Jl. Kapt. Maulana Lubis
No. 1 Medan
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam rangka menguji hipotesis yang telah dijelaskan dalam landasan
teori sebelumnya maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Variabel dependen dan variabel independen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Nama lain dari variabel ini adalah
variabel yang diduga sebagai akibat atau variabel konsekuensi ( Indriantoro
dan Supomo, 2002). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
penyerapan anggaran yang belum maksimal. Untuk mengatasi agar
penyerapan anggaran yang rendah tidak terjadi lagi, pemerintah Kota Medan
mengadakan rapat evaluasi sacara rutin guna mengetahui kendala atau
persoalan yang dihadapi oleh masing-masing SKPD sehingga persoalan
tersebut dapat dicari jalan keluarnya secepat mungkin dan tidak menghambat
proses pembangunan. Variabel penyerapan anggaran diukur dengan
menggunakan skala likert antara 1 sampai 5. Skor terendah (1) dari jawaban
responden menunjukkan rendahnya penyerapan anggaran dan skor tertinggi
(5) menunjukkan penyerapan anggaran yang tinggi.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang
tergolong dalam variabel independen yaitu:
1. Faktor Perencanaan
Perencanaan program kerja dan kegiatan menjadi satu kesatuan
dengan perencanaan anggaran, sehingga program kerja dan kegiatan yang
direncanakan akan sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia.
Oleh karena itu perencanaan pembangunan daerah harus dilengkapi
dengan dokumen perencanaan. Berkaca pada sistem penganggaran yang
sedang kita laksanakan saat ini (yang menghasilkan produk dokumen
anggaran/RKA-KL) dan sistem perencanaan (yang menghasilkan produk
benang merah secara substansi. Apa yang tertuang dalam dokumen
perencanaan beserta informasi di dalamnya (outcome dan indikator
kinerja pada tingkat program/kegiatan) seharusnya dapat
dioperasionalkan dalam dokumen penganggaran. Hal tersebut tidak
terlihat selama ini, dikarenakan masih sering terjadi adanya anggaran
kegiatan yang diblokir sehingga menyebabkan perencanaan-perencanaan
yang tertuang didalam dokumen perencanaan perlu dilakukan revisi. Jadi
dapat dikatakan bahwa keterkaitan yang ada pada kedua dokumen
tersebut hanya sebatas pada nama program dan kegiatan. Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin dengan butir
pertanyaan sebanyak sembilan pertanyaan dalam sebuah kuisioner.
Kuisioner ini telah dikembangkan dalam penelitian Herriyanto (2012).
2. Faktor Pengadaan
LPSE atau Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah
penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/jasa pemerintah.
LPSE mengoperasikan sistem e-procurement bernama SPSE (Sistem
Pengadaan Secara Elektronik) yang dikembangkan oleh LKPP. LPSE
sering dirancukan dengan sistem e-procurement (pengadaan secara
elektronik). Pada proses pengadaan LPSE hanya sebagai fasilitator yang
tidak ikut dalam proses pengadaan. Pelaksanaan proses pengadaan
sepenuhnya dilakukan oleh panitia pengadaan atau Unit Layanan
Dokumen pengadaan berisi pengumuman mengenai lingkup
pekerjaan, persyaratan peserta, waktu dan tempat pengambilan dan
pemasukan dokumen, serta penanggung jawab kegiatan pengadaan.
Selain itu berisi undangan kepada penyedia barang/jasa, instruksi kepada
peserta pengadaan, bentuk penawaran dan perjanjian, syarat-syarat
kontrak, data kontrak, spesifikasi teknis dan daftar kuantitas dan harga.
Dokumen pengadaan memilki peran yang penting dalam pelaksaan
kegiatan pengadaan barang dan jasa, karena didalam dokumen pengadaan
tertuang daftar kuantitas dan harga suatu barang yang akan dibeli untuk
keperluan suatu instansi. Sehingga dalam menentukan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) sebaikmya dilakukan melalui survei pasar agar tidak
menyebabkan ketidaksesuaian harga suatu barang dalam proses
pengadaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert lima
poin dengan butir pertanyaan sebanyak tiga pertanyaan dalam sebuah
kuisioner. Kuisioner ini telah dikembangkan dalam penelitian Herriyanto
(2012).
3. Uang Persediaan (UP)
Dalam kegiatan pemerintahan sering adanya pengeluaran yang
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. Penggunaan atas
kegiatan inilah yang menyebabkan penggunaan atas uang persediaan
yang menjadi tanggung jawab bendahara pengeluaran untuk nantinya
Membayar (SPM). SPM-GUP merupakan surat perintah membayar yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran dengan
membebani DIPA, yang dananya nanti akan dipergunakan untuk
menggantikan uang persediaan yang telah dipakai. Sedangkan Tambahan
Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang
diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam
satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Pada suatu instansi sering
terjadi adanya pengajuan UP sebanyak dua kali dikarenakan kebutuhan
perkantoran memerlukan dana yang cukup besar, sehingga adanya
pengajuan uang persediaan ini mempengaruhi penggunaan anggaran.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin
dengan butir pertanyaan sebanyak tiga pertanyaan dalam sebuah
kuisioner. Kuisioner ini telah dikembangkan dalam penelitian Herriyanto
(2012).
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat daftar
pertanyaan dalam sebuah kuisioner yang akan diisi oleh responden. Butir
pertanyaan dan pilihan jawaban dalam kuisioner disesuaikan dengan
variabel-variabel yang akan diukur. Kuisioner akan diantarkan langsung kepada
responden, dan jika memungkinkan kuisioner akan langsung diambil kembali
setelah diisi oleh responden. Namun, jika tidak memungkinkan maka kuisioner
akan diambil paling lambat 1 minggu setelah penyerahan atau sesuai waktu yang
literatur, buku-buku panduan, studi pustaka serta sumber-sumber lain yang
relevan dengan topik penelitian.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek. Data
subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
karakteristik sekelompok atau seseorang yang menjadi subjek penelitian
(responden).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Kuncoro
(2003) “Jika data primer yang diinginkan, maka si peneliti dapat menggunakan
teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung,
menggunakan informan, menggunakan kuisioner, interview guide dan
sebagainya. Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer ini nantinya akan
diperoleh dari SKPD di Kota Medan.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data
setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data dalam penelitian. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS ( Statistical
3.7.1 Uji Kualitas Data
3.7.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan coefficient corelation pearson
yaitu dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor. Data dikatakan valid apabila korelasi antar
skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor setiap konstruknya
signifikan pada 0,05 atau 0,01 maka pernyataan tersebut dikatakan valid
Ghozali(2011).
3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar suatu
pengukuran mengukur dengan stabil atau konsisten (Ghozali, 2011).
Instrumen dipercaya jika jawaban dari responden atas pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan koefisien crobach alpha dengan bantuan program SPSS 20.
Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2005), Cara untuk mengukur
reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha dengan kriteria lebih dari 0,7 adalah
3.7.2 Uji Asumsi klasik 3.7.2.1 Uji Normalitas
Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel
bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas residual dilakukan dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov test dengan taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan
keputusan nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal. Jika
nilai Sig < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal.
3.7.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau
indepenen. Pengujian dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan
linear antara variabel bebas (indeks), dilakukan dengan menggunakan
Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance value (Ghozali, 2011).
Batas dari tolerance value adalah > 0,10 atau nilai VIF < 10.
3.7.2.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2011), uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (nilai
ini menggunakan uji Glejser. Pengujian ini membandingkan
signifikansi dari uji tersebut terhadap α sebesar 5%.
3.7.3 Uji Hipotesis
Data yang telah dikumpulkan dianalsis dengan menggunakan alat
analisis statistik yakni analisis regresi linier berganda untuk mengetahui
pengaruh dokumen perencanaan (X1), dokumen pengadaan (X2) dan uang
persediaan (X3) terhadap penyerapan anggaran (Y). Rumus regresi yang
digunakan adalah :
Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dalam hal ini adalah :
b0 = Konstanta
X1 = faktor perencanaan
X2 = faktor pengadaan
X3 = uang persediaan
Y = penyerapan anggaran
b1, b2, b3 = Koefisien regresi untuk X1, X2, X3
e = error term
3.7.3.1 Uji Adjusted R²
Nilai Adjusted R² ini mencerminkan seberapa besar variasi dari
variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai
koefisien determinasi sama dengan 0 (Adjusted R² = 0), artinya variasi
Adjusted R² = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat
diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila Adjusted R² = 1, maka
semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.
3.7.3.2 Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara simultan berpangaruh terhadap variabel dependen. Menurut
Ghozali (2011), jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama
(simultan) mempengaruhi variabel dependen. Namun jikan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.7.3.3 Uji t (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar
pengaruh atau variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria pengujian dilakukan
berdasarkan probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α), maka
variabel independen secara individu berpengaruh terhadap terhadap
variabel dependen. Namun jika probabilitas signifikansi lebih besar
dari 0,05 (α), maka variabel independen secara individu tidak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Didalam hasil penelitian ini akan menjelaskan mengenai deskripsi data,
tingkat pengembalian kuesioner, gambaran umum responden, statistik deskriptif,
hasil uji kualitas data, dan analisis hasil uji hipotesis.
4.1.1 Deskriptif Data
Populasi Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengantarkan
langsung kuisioner kepada responden yang terpilih dibidang yang berkaitan
dengan anggaran diantaranya PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), PPTK
(Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, PP SPM (Pejabat Penandatangan Surat
Perintah Membayar) dan bendahara pengeluaran pada 9 SKPD Pemerintah
Daerah Kota Medan yang terpilih menjadi sampel. Kuisioner yang disebarkan
pada setiap SKPD terdiri dari 4 rangkap untuk masing-masing jabatan
tersebut. Kuisioner diserahkan dibagian umum pada setiap SKPD dan
dikhususkan untuk jabatan PPTK diserahkan dibagian perencanaan.
Tahap pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 27 November sampai
tanggal 27 Desember 2015. Pendistribusian kuisioner dilakukan dengan cara
mengantarkan langsung kuisioner kepada para responden. Peneliti
menetapkan janji untuk pengambilan kuisioner selama 1 minggu terhitung
sejak kuisioner diantarkan kepada responden atau sesuai dengan kesepakatan
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 responden. Dari 55 (100%)
kusioner yang disebarkan, 50 (91%) kuisioner yang diterima kembali oleh
peneliti, 5 (9%) kusioner tidak kembali. Lalu dari kuisioner yang diterima 50
(100%) , 47 (94%) kuisioner yang dapat diolah, 3 (6%) kuisioner tidak dapat
diolah oleh peneliti dikarenakan kuisioner yang diberikan tidak diisi secara
lengkap oleh responden. Rincian mengenai tingkat pengembalian kuisioner
[image:34.612.150.514.307.639.2]disajikan didalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rincian Pengembalian Kuesioner
NO Instansi Jumlah Kuesioner Yang Dibagikan Jumlah Kuesioner Yang Dikembalikan Jumlah Kuesioner Yang Daoat Diolah
1 Dinas Kebersihan
Kota Medan 7 5 5
2 Dinas Perumahan
dan Permukiman Kota Medan
5 5 5
3 Sekretariat Daerah
Kota Medan 5 5 5
4 Dinas Pertamanan
Kota Medan 5 4 2
5 Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kota Medan
9 8 8
6 Dinas Bina Marga
Kota Medan 6 6 5
7 Badan Lingkungan
Hidup Kota Medan 5 4 4
8 Dinas Tata Ruang
dan Tata Bangunan Kota Medan
5 5 5
9 Sekretariat DPRD
Kota Medan 8 8 8
4.1.2 Deskriptif Responden
Dari Responden dalam penelitian ini adalah Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) pada 11 Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Medan sesuai dengan kriteria
purposive sampling yang telah ditentukan. Dari data tersebut deskripsi responden dibagi berdasarkan pendidikan, bidang pendidikan, masa kerja dan
jabatan. Adapun gambaran karakteristik yang dibagi berdasarkan responden
[image:35.612.149.491.362.610.2]disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Deskripsi Responden
No Kriteria Jumlah Persentase (%)
1 Jenis Kelamin :
Pria Wanita 29 orang 18 orang 62% 38%
TOTAL 47 orang 100%
2 Pendidikan :
S2 S1 D3 SMA/SMK 12 orang 24 orang 9 orang 2 orang 25% 52% 19% 4%
TOTAL 47 orang 100%
3 Lama Bekerja :
< 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun
3 orang 10 orang 34 orang 7% 21% 72%
TOTAL 47 orang 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Dari 47 kuisioner yang dapat diolah, gambaran umum responden yang
(62%) dan wanita 18 orang (38%), artinya sebagian besar responden adalah
pria. Dilihat dari tingkat pendidikan responden, seluruh responden yang
berjumlah 47 (100%) orang adalah sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetensi sumber daya manusia pada beberapa SKPD Pemerintah Provinsi
Bengkulu sudah baik mengingat pendidikan responden yang 100% sarjana.
Jika dilihat dari bidang pendidikan para responden yang sebagian besar
adalah sarjana ekonomi jurusan akuntansi dan manajemen serta sarjana ilmu
politik jurusan ilmu administrasi negara, maka dapat dilihat bahwa responden
sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengelolaan anggaran yang
baik.
Dilihat dari lamanya responden bekerja, kurang dari 5 tahun sebanyak 3
orang (7%), 5-10 tahun 10 orang (21%) dan lebih dari 10 tahun 34 orang
(72%). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden telah bekerja selama
lebih dari 10 tahun sehingga menunjukkan bahwa responden sudah memiliki
pengalaman yang cukup lama dan cukup baik dalam bidang penganggaran.
4.1.3 Uji Kualitas Data
4.1.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu item dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali,2011). Berdasarkan tabel 4.3 yang
merupakan ringkasan dari hasil uji validitas, dapat diketahui bahwa
valid. Hal ini dibuktikan dengan nilai rhitung > rtabel atau jika nilai
[image:37.612.121.522.178.489.2]Pearson Correlation lebih besar dari 0,3.
Tabel 4.3 Uji Validitas
No Variabel Butir
Pertanyaan rhitung rtabel Kriteria Ket.
1 Penyerapan Anggaran (Y) Y.1 Y.2 Y.3 0,695 0,831 0,704 0,3 0,3 0,3
rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel
Valid Valid Valid 2 Faktor Perencanaan (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 0,522 0,583 0,613 0,707 0,775 0,848 0,836 0,616 0,458 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
3 Faktor Pengadaan
(X2) X2.1 X2.2 X2.3 0,742 0,851 0,783 0,3 0,3 0,3
rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel
Valid Valid Valid
4 Uang Persediaan
(X3) X3.1 X3.2 X3.3 0,717 0,827 0,799 0,3 0,3 0,3
rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel
Valid Valid Valid Sumber : Data Primer diolah, 2016
4.1.3.2 Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach
Alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha
lebih besar dari nilai 0,60 maka instrumen yang digunakan reliabel
seluruh variabel dalam penelitian ini reliabel. Hal ini dibuktikan dengan
[image:38.612.173.514.179.322.2]nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Penyerapan Anggaran (Y) 0,696 Reliabel
Faktor Perencanaan (X1) 0,834 Reliabel
Faktor Pengadaan (X2) 0,686 Reliabel
Uang Persediaan (X3) 0,665 Reliabel
Sumber : Data Primer diolah, 2016
4.1.4 Uji Asumsi Klasik 4.1.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Uji normalitas dapat dilihat melalui grafik
Histogram dan grafik P-P Plots. Pada uji grafik, data yang memiliki
pola seperti lonceng pada diagram histogram dan pada grafik P-P Plots
titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal merupakan data yang
Gambar 4.1
Grafik Histogram
Gambar 4.2
[image:39.612.211.436.424.643.2]Dilihat dari grafik Histogram dan grafik P-P Plot diatas maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena data memiliki pola
seperti lonceng pada diagram histogram dan pada grafik PP Plots
titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal.
Melakukan uji normalitas menggunakan grafik tidaklah cukup,
diperlukan perhitungan secara statistik untuk membuktikannya. Oleh
karena itu dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirov dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Nilai Signifikan <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal
2. Nilai Signifikan > 0,05, maka distribusi data adalah normal
Berdasarkan Tabel 4.5 berikut ini dapat dilihat bahwa data dalam
[image:40.612.193.445.446.619.2]penelitian ini terdistribusi secara normal.
Tabel 4.5 Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 47
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,63911660
Most Extreme
Differences
Absolute ,091
Positive ,091
Negative -,048
Kolmogorov-Smirnov Z ,622
Asymp. Sig. (2-tailed) ,835
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 4.5 yaitu nilai
Kolmogorov Smirnov sebesar 0,622 dengan p-value 0,835. Karena p-value > 0.05 berarti data berdistribusi normal.
4.1.4.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan
yang bermakna (korelasi) antara setiap variabel bebas dalam suatu
model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadai korelasi
diantara variabel bebas. Multikoleniaritas dapat dilihat dari nilai
tolerance/variance inflation factor(VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1/VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas
dari masalah multikolinieritas. Hasil dari uji multikolinearitas yang
menunjukkan bahwa model uji tidak terdeteksi kasus multikolinearitas
[image:41.612.174.512.475.558.2]dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
Faktor Perencanaan (X1) 0,524 1,907
Faktor Pengadaan (X2) 0,542 1,846
Uang Persediaan (X3) 0,708 1,413
Sumber : Data Primer diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Tolerance semua
variabel independen > 0.10 yaitu sebesar 0,524, 0,542 dan 0,708 dengan
nilai VIF semua variabel independen kurang dari 10 yaitu sebesar 1,907,
1,846 dan 1,413 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut
4.1.4.3 Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain.
[image:42.612.159.487.228.452.2]Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Dari grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan
tidak membentuk pola tertentu dan titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka heteroskedastisitas tidak terjadi.
4.1.5 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear berganda dengan bantuan program SPSS 20. Analisis regresi linier
terhadap variabel terikat. Besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat pada tabel
[image:43.612.139.502.178.305.2]4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7 Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,462 ,315 10,986 ,000
Faktor Perencanaan (X1) ,151 ,184 ,167 ,823 ,415
Faktor Pengadaan (X2) -,301 ,168 -,359 -1,795 ,080
Uang Persediaan(X3) ,059 ,123 ,084 ,482 ,632
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran (Y) Sumber : Data Primer diolah, 2016
Hasil perhitungan pada tabel 4.7 (coefficients) diperoleh nilai
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
4.1.5.1 Uji Adjusted R²
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk melihat seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka
koefisien determinasi mendekati 1, maka pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen semakin kuat. Hal ini berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi
(R²) yang kecil variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen adalah terbatas (Ghozali,2011).
Tabel 4.8 Uji adjusted R²
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,265a ,770 ,706 ,66104
a. Predictors: (Constant), Uang Persediaan(X3), Faktor Pengadaan (X2), Faktor
Perencanaan (X1)
b. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran (Y) Sumber : Data Primer diolah, 2016
Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 70,6%, sedangkan
sisanya yaitu sebesar 29,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
4.1.5.2 Uji F (Simultan)
Uji kelayakan model dilakukan dengan uji F (F test). Pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui kelayakan model variabel yang digunakan.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan membandingkan derajat
kepercayaan dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Apabila hasil dari uji F
adalah signifikan P value > 0,05 maka model regresi yang digunakan dianggap
layak uji. Sebaliknya jika P value < 0,05 maka model regresi yang digunakan
dianggap tidak layak uji.
Hasil uji pada tabel 4.9 diperoleh nilai F = 1,086 dengan nilai
signifikansi sebesar P value = 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model penelitian yang digunakan dianggap layak uji dan
ketiga variabel mampu menjelaskan fenomena penyerapan anggaran pada
Tabel 4.9 Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1,423 3 ,474 1,086 ,000b
Residual 18,790 43 ,437
Total 20,213 46
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran (Y)
b. Predictors: (Constant), Uang Persediaan(X3), Faktor Pengadaan (X2), Faktor Perencanaan
(X1)
Sumber : Data Primer diolah, 2016
4.1.5.3 Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan hipotesis ditolak jika nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05.
Tabel 4.10 Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,462 ,315 10,986 ,000
Faktor Perencanaan (X1) ,151 ,184 ,167 ,823 ,415
Faktor Pengadaan (X2) -,301 ,168 -,359 -1,795 ,008
Uang Persediaan(X3) ,059 ,123 ,084 ,482 ,002
[image:45.612.138.500.464.621.2]Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan:
a. Tingkat signifikansi variabel dokumen perencanaan (0,415) lebih dari tingkat
signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan hipotesis 1 ditolak. Hal ini
membuktikan bahwa dokumen perencanaan tidak berpengaruh terhadap
penyerapan anggaran. Hal ini berarti baik atau buruknya dokumen
perencanaan yang dihasilkan oleh SKPD di Pemerintah Kota Medan tidak
mempengaruhi penyerapan anggaran, sehingga variabel dokumen
perencanaan tidak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
penyerapan anggaran.
b. Uji statistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel dokumen
pengadaan (0,008) kurang dari tingkat signifikan (0,05) sehingga hipotesis 2
diterima. Hal ini membuktikan bahwa dokumen pengadaan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran. Hal ini berarti semakin baiknya
dokumen pengadaan yang ada pada SKPD di Pemerintah Kota Medan maka
akan semakin meningkatkan penyerapan anggaran, sehingga variabel
dokumen pengadaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
penyerapan anggaran.
c. Uji statistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel uang
persediaan (0,002) kurang dari tingkat signifikan (0,05) sehingga hipotesis 3
diterima. Hal ini membuktikan bahwa uang persediaan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran. Hal ini berarti semakin baik
mekanisme uang persediaan yang ada pada SKPD di Kota Medan maka akan
persediaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penyerapan
anggaran.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Dokumen Perencanaan terhadap Penyerapan Anggaran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokumen perencanaan tidak
memiliki pengaruh terhadap rendahnya penyerapan anggaran. Berbeda
dengan hipotesis sebelumnya yang menunjukkan bahwa dokumen
perencanaan memiliki pengaruh terhadap penyerapan anggaran. Berdasarkan
hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa dokumen perencanaan tidak
memiliki pengaruh terhadap penyerapan anggaran terlihat dari pilihan
jawaban pegawai-pegawai suatu SKPD yang menghasilkan dokumen
perencanaan ini menjadi salah satu faktor yang tidak mempengaruhi
penyerapan anggaran yang terjadi di SKPD Pemerintah Kota Medan.
Dari pertanyaan kuisioner mengenai dokumen perencanaan yang
dijawab oleh responden, pertanyaan kuisioner yang dijawab oleh sebagian
besar responden memiliki persentase terbesar dengan pilihan jawaban pada
skala 4 yaitu sebesar 40,12%. Berdasarkan data tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa dokumen perencanaan yang dihasilkan pada SKPD di
Pemerintah Kota Medan sudah cukup baik sehingga juga dapat menghasilkan
penyerapan anggaran yang tinggi. Hal tersebut terlihat dari persentase pada
variabel penyerapan anggaran yang memiliki persentase terbesar kedua pada
skala 4 yaitu sebesar 36,11% dimana hal ini menunjukkan penyerapan
tinggi. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa baik atau buruknya suatu
dokumen perencanaan yang dihasilkan pada SKPD di Pemerintah Kota
Medan tidak mempengaruhi penyerapan anggaran.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dokumen
perencanaan yang dihasilkan oleh beberapa SKPD Pemerintah Kota Medan
sudah cukup baik, namun masih ada beberapa faktor yang menjadi hambatan
bagi beberapa SKPD untuk dapat menghasilkan dokumen perencanaan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Faktor tersebut dapat dilihat dari pernyataan
yang dijawab oleh responden pada kuisioner yang diberikan, yaitu pada
pernyataan “anggaran kegiatan diblokir/tanda bintang karena belum ada data
pendukung atau harus ada persetujuan terlebih dahulu dari DPR” sebanyak
27,8% responden memilih jawaban pada skala 1 dan 2, hal tersebut
menunjukkan bahwa masih sering terdapat pemblokiran anggaran yang
terjadi pada SKPD di Pemerintah Kota Medan yang dapat disebabkan oleh
beberapa kemungkinan, misalnya program dan kegiatan belum mendapatkan
persetujuan dari DPR, adanya kegiatan yang belum jelas dasar hukumnya,
dan adanya rencana kegiatan yang belum dilengkapi dengan Rencana
Anggaran Belanja.
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Kuswoyo (2011),
Herriyanto (2012) dan Priatno (2013). Yang menghasilkan bahwa
4.2.4 Pengaruh Dokumen Pengadaan terhadap Penyerapan Anggaran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokumen pengadaan memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran. Sama halnya
dengan hipotesis sebelumnya yang menunjukkan bahwa dokumen pengadaan
memiliki pengaruh terhadap penyerapan anggaran. Berdasarkan hasil
penelitian ini yang menyatakan bahwa dokumen pengadaan memilki
pengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran terlihat dari pilihan
jawaban pegawai-pegawai suatu SKPD yang menghasilkan dokumen
pengadaan ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penyerapan
anggaran yang terjadi di SKPD Pemerintah Kota Medan.
Dari pertanyaan kuisioner mengenai dokumen pengadaan yang dijawab
oleh responden, pertanyaan kuisioner yang dijawab oleh sebagian besar
responden adalah pilihan jawaban pada skala 3 dan 4 yaitu sebesar 46,30%
dan 24,7%.. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
semakin baik dokumen pengadaan yang dihasilkan oleh SKPD di Pemerintah
Kota Medan maka akan semakin meningkatkan penyerapan anggaran. Hal
tersebut terlihat dari persentase pada variabel penyerapan anggaran yang
memiliki persentase terbesar pada skala 3 dan 4 yaitu sebesar 45,37% dan
36,11% dimana hal ini menunjukkan penyerapan anggaran pada SKPD di
Pemerintah Kota Medan dikatakan tergolong cukup tinggi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dokumen pengadaan
yang dihasilkan oleh beberapa SKPD Pemerintah Kota Medan sudah cukup
beberapa SKPD untuk dapat menghasilkan dokumen pengadaan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Faktor tersebut dapat dilihat dari pernyataan
yang dijawab oleh responden pada kuisioner yang diberikan, yaitu pada
pernyataan “pejabat/pengelola keuangan sering mengalami mutasi” sebanyak
25% responden memilih jawaban pada skala 1, hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat pejabat/pengelola keuangan pada beberapa SKPD di
Pemerintah Kota Medan yang masih banyak mengalami mutasi pada masa
jabatannya belum berakhir.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Herriyanto (2012). Hasil
penelitian terdahulu dari peneliti tersebut menunjukkan bahwa dokumen
pengadaan memiliki pengaruh terhadap penyerapan anggaran.
4.2.3 Pengaruh Uang Persediaan terhadap Penyerapan Anggaran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uang persediaan memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran. Sama halnya
dengan hipotesis sebelumnya yang menunjukkan bahwa uang persediaan
memiliki pengaruh terhadap penyerapan anggaran. Berdasarkan hasil
penelitian ini yang menyatakan bahwa uang persediaan memilki pengaruh
positif signifikan terhadap penyerapan anggaran terlihat dari pilihan jawaban
pegawai-pegawai suatu SKPD yang menghasilkan uang persediaan ini
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran pada
SKPD di Pemerintah Kota Medan..
Dari pertanyaan kuisioner mengenai uang persediaan yang dijawab oleh
adalah pilihan jawaban pada skala 3 dan 4 yaitu sebesar 45,37% dan 29,63%.
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semakin bagus
mekanisme mengenai uang persediaan yang ada maka akan semakin
meningkatkan penyerapan anggaran. Hal tersebut terlihat dari persentase pada
variabel penyerapan anggaran yang memiliki persentase terbesar pada skala 3
dan 4 yaitu sebesar 45,37% dan 36,11% dimana hal ini menunjukkan
penyerapan anggaran pada SKPD di Pemerintah Kota Medan yang tergolong
cukup tinggi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mekanisme menganai
uang persediaan yang ada pada beberapa SKPD Pemerintah Kota Medan
sudah cukup baik, namun masih ada beberapa faktor yang menjadi masalah
bagi beberapa SKPD untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada
mekanisme uang persediaan tersebut. Faktor tersebut dapat dilihat dari
pernyataan yang dijawab oleh responden pada kuisioner yang diberikan, yaitu
pada pernyataan “kegiatan sudah dilaksanakan denagn Uang Persediaan (UP
tetapi belum diganti melalui Ganti Uang Persediaan (GUP)” sebanyak 22,2%
responden memilih jawaban pada skala 2. Hal ini menunjukkan bahwa
permasalahan mengenai uang persediaan yang belum diganti dengan GUP
masih sering terjadi pada SKPD di Pemerintah Kota Medan.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Herriyanto (2012). Hasil
penelitian terdahulu dari peneliti tersebut menunjukkan bahwa uang
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya penyerapan realisasi anggaran pada SKPD Pemerintah
Kota Medan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dokumen perencanaan tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran. Hal
ini menunjukkan baik atau buruknya dokumen perencanaan yang disajikan
oleh SKPD di Pemerintah Kota Medan tidak mempengaruhi penyerapan
anggaran.
2. Dokumen pengadaan berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan
anggaran. Hal ini menunjukkan semakin baik dokumen pengadaan yang
disajikan pada SKPD di Pemerintah Kota Medan maka akan semakin
meningkatkan penyerapan anggaran anggaran.
3. Uang persediaan berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan
anggaran. Hal ini menunjukkan semakin baik mekanisme uang persediaan
yang ada pada SKPD di Pemerintah Kota Medan maka akan semakin
meningkatkan penyerapan anggaran
5.2 Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
berikut adalah beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang dapat menjadi bahan
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel yang digunakan
dalam penelitian sehingga hasil penelitian lebih menyeluruh.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan agar selu