Daftar Pustaka
Chopra, A. K. (1995). “Dynamic of Structures: Theory and Applications to Earthquake Engineering”. Singapore: Prentice-Hall.
Deka, B., Syed Nafifur Rahman, dan Pranjal Tamuly. (2014). “Damage Assessment of RC Frame Structures under Long Duration Aftershock
Ground Motions”. International Journal of Innovative Research in
Science, Engineering and Technology. Volume 3, No.9,
http://www.ijirset.com/upload/2014/september/50_Damage.pdf, 31 Mei 2015.
Khan, Dr. Rehan A. (2014). ”Performance Based Seismic Design of Reinforced Concrete Building”. International Journal of Innovative Research in
Science, Engineering and Technology. Volume 3, No.6,
http://www.ijirset.com/upload/2014/june/42_PERFORMANCE.pdf, 31 Mei 2015.
Vali, K. Sha iksha, B. Ajitha. (2014). ”Seismic Analysis in Tall Buildings for Hard Soil Type and Different Seismic Zones”. International Journal of
Engineering Research & Technology. Volume 3, No.10,
http://www.ijert.org/download/11495/seismic-analysis-in-tall-buildings-for-hard-soil-type-and-different-seismic-zones, 31 Mei 2015.
Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 1987 (PPPURG
1987)
SNI 03-1726-2010
Peta Hazard Gempa Indonesia 2010
BAB III
METODOLOGI ANALISIS
3.1Pembuatan Respons Spektra Desain
1. Data-data yang ditentukan:
Jenis bangunan : gedung perkantoran
Lokasi : Medan
Jenis tanah : tanah lunak
2. Menentuan kategori resiko bangunan
Pada Tabel 3.1-1, kategori resiko bangunan untuk gedung perkantoran
adalah II
Tabel 3.1-1 Kategori Resiko Bangunan
Jenis pemanfaatan Kategori
risiko
Gedung dan struktur lainnya yang memiliki risiko rendah terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk:
Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
Fasilitas sementara
Gudang penyimpanan
Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
I
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
Perumahan
Rumah toko dan rumah kantor
Pasar
Gedung perkantoran
Gedung apartemen/ Rumah susun
Pusat perbelanjaan/ Mall
Bangunan industri
Fasilitas manufaktur
Pabrik
Gedung dan struktur lainnya yang memiliki risiko tinggi terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk:
Bioskop
Gedung pertemuan
Stadion
Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit
gawat darurat
Fasilitas penitipan anak
Penjara
Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan struktur lainnya, tidak termasuk kedalam kategori
risiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak
ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan, termasuk,
tapi tidak dibatasi untuk:
Pusat pembangkit listrik biasa
Fasilitas penanganan air
Fasilitas penanganan limbah
Pusat telekomunikasi
Gedung dan struktur lainnya yang tidak termasuk dalam kategori
risiko IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas
manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau
tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia
3. Menentukan faktor keutamaan gempa
Pada Tabel 3.1-2, faktor keutamaan gempa untuk kategori risiko bangunan
II adalah 1,0.
berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah
kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh
instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan struktur lainnya yang ditunjukkan sebagai fasilitas
yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
Bangunan-bangunan monumental
Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki
fasilitas bedah dan unit gawat darurat
Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai,
dan tempat perlindungan darurat lainnya
Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan
fasilitas lainnya untuk tanggap darurat
Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada saat keadaan darurat
Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur
stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur
rumah atau struktur pendukung air atau material atau
peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk
beroperasi pada saat keadaan darurat
Gedung dan struktur lainnya yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke
dalam kategori risiko IV.
Tabel 3.1-2 Faktor Keutamaan Gempa
Kategori risiko Faktor keutamaan gempa (Ie)
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
4. Menentukan SS dan S1 dari peta gempa
Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati
besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2
persen (gempa 2500 tahun). Pada Gambar 3.1-1 dan 3.1-2 didapat SS = 0,5g
dan S1 = 0,3g.
Gambar 3.1-1 Respons Spektra Percepatan 0,2 Detik (SS) Untuk Daerah
Medan
Gambar 3.1-2 Respons Spektra Percepatan 1,0 Detik (S1) Untuk Daerah
Keterangan:
SS : parameter respons spektra percepatan gempa pada perioda pendek
0,2 detik di batuan dasar mengacu pada Peta Gempa Indonesia 2010
S1 : parameter respons spektra percepatan gempa pada perioda 1 detik di
batuan dasar mengacu pada Peta Gempa Indonesia 2010
5. Menentukan klasifikasi site
Pada Tabel 3.1-3, tanah lunak termasuk dalam klasifikasi site E
Tabel 3.1-3 Klasifikasi site
Klasifikasi site
Profil tanah rata-rata untuk lapisan 30 m teratas
Vs (m/dt) N Su (kPa)
ketebalan lebih dari 3m dengan karakteristik
sebagai berikut:
Indeks plastisitas, PI > 20,
Kadar air (w) ≥ 40%, dan
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah
satu atau lebih dari karakteristik seperti:
Rentan dan berpotensi gagal terhadap beban
gempa seperti likuifaksi, tanah lempung
sangat sensitif, tanah tersementasi lemah
Lempung organik tinggi dan/atau gambut
Analysis) Plastisitas tinggi (ketebalan H > 7,5m dengan
PI > 75)
Lapisan lempung lunak/medium kaku
dengan ketebalan H > 35m
Keterangan :
Vs : kecepatan rambat gelombang geser rata-rata pada regangan geser
yang kecil, di dalam lapisan 30m teratas
N : tahanan penetrasi standar (N SPT) rata-rata dalam lapisan 30m
teratas
Su : kuat geser niralir rata-rata di dalam lapisan 30m teratas
N/A : tidak dapat dipakai
Tabel 3.1-4 Koefisien Perioda Pendek 0,2 Detik (Fa)
Tabel 3.1-5 Koefisien Perioda 1,0 Detik (Fv)
detik. SD1 adalah respons spektra percepatan desain untuk perioda 1,0 detik.
Rumus untuk menentukan nilai SDS dan SD1 adalah
SDS = x SMS
SD1 = x SM1
Nilai SMS dan SD1 dapat ditentukan dari rumus berikut ini:
SMS = Fa x SS
SM1 = Fv x S1
Maka, rumus untuk menentukan nilai SDS dan SD1 menjadi:
SDS = x Fa x SS
SD1 = x Fv x S1
Dari langkah sebelumnya telah didapat nilai
SS : 0,5g Fa : 1,7
Maka, didapat nilai SDS dan SD1 menjadi:
SDS = x 1,7 x 0,5g = 0,5667g
SD1 = x 2,8 x 0,3 = 0,56g
8. Respons Spektra Desain
Respons spektra desain dapat digambarkan dengan mengikuti ketentuan
berikut ini:
Untuk perioda lebih kecil dari T0, respons spektra percepatan, Sa
didapatkan dari persamaan:
Sa = SDS
Untuk perioda lebih besar atau sama dengan T0, dan lebih kecil atau sama
dengan Ts, respons spektra percepatan, Sa adalah sama dengan SDS.
Untuk perioda lebih besar dari Ts, respons spektra percepatan, Sa
didapatkan dari persamaan berikut:
Sa =
Keterangan:
T0 : 0,2 Ts
Tabel 3.1-6 Nilai Respons Spektra Desain (Lanjutan)
3.2Pengolahan Rekaman Gempa
3.2.1Rekaman Gempa Asli
Dalam tugas akhir ini digunakan enam buah rekaman gempa asli bersumber
dari http://ngawest2.berkeley.edu/, yaitu:
Nama Gempa Stasiun Magnitudo
Imperial Valley-06 Delta 6,53
Loma Prieta APEEL 2 - Redwood City 6,93
Kobe Abeno 6,9
Northridge-01 Anaheim – W Ball Rd 6,69
San Fernando 2516 Via Tejon PV 6,61
Tabas Dayhook 7,35
Akselerogram masing-masing rekaman gempa ditampilkan dalam gambar
berikut ini:
1. Imperial Valley ( T = 99,92detik , PGA = 0,34970g )
3. Kobe ( T = 99,92detik , PGA = 0,23091g )
4. Northridge ( T = 34,95detik , PGA = 0,06661g )
6. Tabas ( T = 10,47 detik , PGA = 0,40937g )
3.2.2Pencocokan/Matching Rekaman Gempa Asli pada Respons Spektra
Desain
Pencocokan/Matching rekaman gempa asli pada respons spektra desain
menggunakan software seismomatch.
Gambar 3.2.2-1 Respons Spektra Desain dan Respons Spektra Masing-Masing
Gambar 3.2.2-2 Respons Spektra Desain dan Respons Spektra Masing-Masing
Rekaman Gempa Setelah Matching
Akselerogram masing-masing rekaman gempa setelah cocok/matching pada
respons spektra desain dapat dilihat sebagai berikut:
2. Loma Prieta ( T = 71,89detik , PGA = 0,29751g )
3. Kobe ( T = 99,92detik , PGA = 0,28009g )
5. San Fernando ( T = 99,92detik , PGA = 0,22723g )
6. Tabas ( T = 10,47 detik , PGA = 0,36552g )
3.2.3Penskalaan PGA Rekaman Gempa pada PGA site (PGAM)
Sebelum menskalakan PGA rekaman gempa pada PGA site, akan ditentukan
terlebih dahulu PGA site. Untuk daerah Medan, mengacu pada Gambar 3.2.3
didapat SPGA = 0,25g. Untuk SPGA = 0,25g pada tanah lunak (SE), dari hasil
interpolasi mengacu pada Tabel 3.2.3 didapat FPGA = 1,45. Rumus untuk
menentukan PGAM = FPGA x SPGA. Maka, nilai PGAM = 1,45 x 0,25 =
0,3625g. Penskalaan PGA rekaman gempa pada PGA site menggunakan
Gambar 3.2.3 Percepatan Puncak (PGA) Untuk Daerah Medan
Tabel 3.2.3 Faktor Amplifikasi Untuk PGA (FPGA)
Klasifikasi Site
SPGA : nilai PGA di batuan dasar mengacu pada Peta Gempa Indonesia
2010
FPGA : faktor amplifikasi untuk PGA
PGAM : nilai percepatan puncak (PGA) di permukaan tanah berdasarkan
klasifikasi site
SS : lokasi yang memerlukan investigasi geoteknik dan analisis
respon spesifik
Hasil penskalaan PGA masing-masing rekaman gempa pada PGA site dapat
1. Imperial Valley ( Scale Factor = 1,532 )
2. Loma Prieta ( Scale Factor = 1,2184 )
3. Kobe ( Scale Factor = 1,2942 )
5. San Fernando ( Scale Factor = 1,5953 )
6. Tabas ( Scale Factor = 0,9917 )
3.2.4Significant Duration
Significant duration ditentukan dengan persentase 5%-95% dari Intensitas
Arias. Rumus untuk menentukan Intensitas Arias adalah:
Dimana:
IA : Intensitas Arias
ag(t) : percepatan tanah dasar
td : durasi total rekaman gempa
g : percepatan gravitasi
Significant duration didapat dengan bantuan software seismosignal. Hasil
penentuan significant duration dan Intensitas Arias masing-masing rekaman
1. Imperial Valley (Significant duration = 53,11detik, Intensitas Arias =
7,11 m/s)
Arias Intensity 5,00360% pada detik ke 7,90
Arias Intensity 95,00180% pada detik ke 61,01
2. Loma Prieta (Significant duration = 24,97 detik, Intensitas Arias = 1,97
m/s)
Arias Intensity 5,01354% pada detik ke 10,21
Arias Intensity 95,00019% pada detik ke 35,18
3. Kobe (Significant duration = 47,77 detik, Intensitas Arias = 1,59 m/s)
Arias Intensity 5,02539% pada detik ke 15,93
Arias Intensity 95,00280% pada detik ke 63,70
4. Northridge (Significant duration = 14,74 detik, Intensitas Arias = 2,5
m/s)
Arias Intensity 5,20815% pada detik ke 10,82
Arias Intensity 95,00031% pada detik ke 25,56
5. San Fernando (Significant duration = 28,92 detik, Intensitas Arias = 2,31
m/s)
Arias Intensity 5,01482% pada detik ke 8,56
Arias Intensity 95,00048% pada detik ke 37,48
6. Tabas (Significant duration = 5,25 detik, Intensitas Arias = 0,8 m/s)
Arias Intensity 5,02427% pada detik ke 1,49
Arias Intensity 95,02477% pada detik ke 6,74
Tabel 3.2.4 Rekapitulasi Berbagai Rekaman Gempa Berdasarkan
Significant Duration
3.3Permodelan Struktur
3.3.1 Data Teknis Struktur
Lokasi bangunan : Medan
Jenis bangunan : gedung perkantoran
Konstruksi bangunan : struktur beton bertulang
Sistem struktur : sistem rangka pemikul momen khusus
3.3.2 Pembebanan Struktur
Pembebanan struktur merujuk pada Pedoman Perencanaan Pembebanan
Untuk Rumah dan Gedung 1987 (PPPURG 1987).
1. Beban mati
Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap, termasuk segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
gedung tersebut. Adapun berat sendiri bahan bangunan dan komponen
gedung yang diperhitungkan dalam tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
Berat jenis beton bertulang : 2400 kg/m3
Berat jenis baja : 7850 kg/m3
Spesi lantai keramik t = 2cm : 42 kg/m2
Penutup lantai keramik : 24 kg/m2
Plafond + penggantung : 20 kg/m2
Mechanical & electrical : 30 kg/m2
2. Beban hidup
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan
penghunian suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang
berasal dari barang-barang yang dapat berpindah dan/atau beban akibat
air hujan pada atap. Beban hidup yang digunakan pada tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
Beban hidup atap : 100 kg/m2
Beban hidup lantai : 250 kg/m2
3. Beban gempa
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada
gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan
tanah akibat gempa tersebut. Dalam tugas akhir ini, beban gempa
dengan bantuan software SAP 2000. Rekaman gempa yang dipakai
adalah Imperial Valley, Tabas, Kobe, Northridge, Loma Prieta, dan
San Fernando.
4. Kombinasi beban
Kombinasi beban yang digunakan adalah 1,2D + 1,0E + 1,0L
Keterangan :
D : beban mati
E : beban gempa
L : beban hidup
3.3.3 Gambar Struktur
Gambar struktur yang akan ditampilkan adalah denah bangunan, potongan
arah memanjang dan potongan arah melintang. Masing-masing gambar
tersebut ditampilkan sebagai berikut:
1. Denah bangunan
6x4 meter
2. Potongan arah memanjang
4x4 meter
6x4 meter
3. Potongan arah melintang
4x4 meter
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1Perhitungan Beban Struktur
1. Beban gravitasi lantai 1-3
Beban mati
2. Beban gravitasi lantai 4 (atap)
Beban mati
dicocokan/matching pada respons spektra desain kota Medan menggunakan
software Seismomatch kemudian diskalakan pada PGA site kota Medan dengan
gempa Imperial Valley, Tabas, Kobe, Northridge, Loma Prieta dan San Fernando.
Akselerogram masing-masing rekaman gempa dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
4.2Analisis Struktur
Metode analisis yang digunakan adalah analisis respons riwayat waktu linier dua
dimensi. Analisis dilakukan dengan bantuan software SAP 2000 version 17.
Analisis masing-masing arah dapat dilihat sebagai berikut:
1. Analisis potongan arah memanjang
Beban gravitasi
Distribusi beban yang dipikul oleh balok adalah beban segitiga. Hal ini terjadi
karena bentuk setiap pelat adalah persegi. Distribusi beban yang terjadi pada
balok struktur adalah sebagai berikut:
a. Beban mati
- Balok lantai 1-3 (4.04x4) : 16,16 KN/m
- Balok lantai 4 (2.9x4) : 11,6 KN/m
b. Beban hidup
- Balok lantai 1-3 (2,5x4) : 10 KN/m
Gambar 4.2-1 Beban Mati Pada Struktur Potongan Arah Memanjang
Gambar 4.2-2 Beban Hidup Pada Struktur Potongan Arah Memanjang
Beban gempa
Beban gempa yang diberikan pada struktur adalah rekaman gempa pada bagian
Kategori Resiko Bangunan II dan Faktor Keutamaan Gempa (Ie) = 1,0. Untuk
sistem rangka beton bertulang pemikul momen khusus sesuai dengan Tabel
2.3.1.1-1 didapat nilai R = 8. Maka faktor skala menjadi 1/8 x 9.81 = 1,22625.
2. Analisis potongan arah melintang
Beban
Distribusi beban yang dipikul oleh balok adalah beban segitiga. Hal ini terjadi
karena bentuk setiap pelat adalah persegi. Distribusi beban yang terjadi pada
balok struktur adalah sebagai berikut:
a. Beban mati
- Balok lantai 1-3 (4.04x4) : 16,16 KN/m
- Balok lantai 4 (2.9x4) : 11,6 KN/m
b. Beban hidup
- Balok lantai 1-3 (2,5x4) : 10 KN/m
- Balok lantai 4 (1x4) : 4 KN/m
Gambar 4.2-4 Beban Hidup Pada Struktur Potongan Arah Melintang
Beban gempa
Beban gempa yang diberikan pada struktur adalah rekaman gempa pada bagian
4.1 poin 3 dikalikan faktor skala Ie/R x 9,81m/s2. Gedung perkantoran termasuk
Kategori Resiko Bangunan II dan Faktor Keutamaan Gempa (Ie) = 1,0. Untuk
sistem rangka beton bertulang pemikul momen khusus sesuai dengan Tabel
2.3.1.1-1 didapat nilai R = 8. Maka faktor skala menjadi 1/8 x 9.81 = 1,22625.
4.3Kontrol Hasil Analisis Struktur
1. Perioda fundamental struktur
Untuk struktur rangka beton pemikul momen dengan ketinggian 16 meter, Sesuai
dengan Tabel 2.3.1.1-3, maka perioda fundamental dapat dihitung sebagai berikut:
Ta = Ct hnx
= 0,0466 x 160,9
= 0,565
Perioda fundamental struktur tidak boleh melebihi nilai Cu x Ta. Nilai Cu untuk
SD1 ≥ 0,4 sesuai Tabel 2.3.1.1-4 adalah 1,4 dan nilai Ta = 0,565. Perioda
Tabel 4.3-1 Perioda Fundamental Struktur
Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan
partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 persen dari massa
aktual dalam masing-masing arah horizontal ortogonal dari respons yang ditinjau
oleh model. Partisipasi massa hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3-2 Rasio Partisipasi Massa
Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah partisipasi massa pada mode ke 3 adalah
0.98636, ini menunjukkan partisipasi massa paling sedikit 90 persen telah
terpenuhi.
3. Base shear, V
Nilai Base shear yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Base shear arah memanjang
Nilai base shear pada struktur arah memanjang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3-3 Base Shear Pada Struktur Arah Memanjang
Beban Gempa Faktor Skala
(Ie/R)
Base Shear
(KN)
Imperial Valley 1,22625 174.80
Tabas 1,22625 43.72
Kobe 1,22625 50.02
Northridge 1,22625 97.26
Loma Prieta 1,22625 60.31
San Fernando 1,22625 123.56
b. Base shear arah melintang
Nilai base shear pada struktur arah melintang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3-4 Base Shear Pada Struktur Arah Melintang
Beban Gempa Faktor Skala
(Ie/R)
Base Shear
(KN)
Imperial Valley 1.22625 114.79
Tabas 1.22625 28.31
Kobe 1.22625 34.32
Northridge 1.22625 64.00
Loma Prieta 1.22625 45.02
4.4Respons Struktur Hasil Analisis
Respons struktur yang dibahas adalah perpindahan, rasio simpangan antar lantai,
percepatan lantai, momen maksimum, geser maksimum dan normal maksimum
struktur dalam arah memanjang dan arah melintang. Respons struktur hasil
analisis dapat dilihat sebagai berikut:
4.4.1 Analisis Arah Memanjang
1. Perpindahan
a. Perpindahan maksimum
Tabel 4.4.1-1 Perpindahan Maksimum Analisis Time History Berbagai Rekaman
gempa Arah Memanjang
Lantai
Perpindahan Maksimum (mm)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Gambar 4.4.1-1 Perpindahan Maksimum Analisis Time History Berbagai
b. Perpindahan mininum
Tabel 4.4.1-2 Perpindahan Minimum Analisis Time History Berbagai Rekaman
Gempa Arah Memanjang
Lantai
Perpindahan Minimum (mm)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 -13.822 -3.244 -3.92 -7.837 -5.121 -10.175
2 -32.187 -7.35 -9.201 -18.706 -12.958 -24.862
3 -44.85 -10.607 -13.493 -26.792 -19.413 -35.923
4 -50.901 -12.421 -16.168 -31.316 -23.047 -42.102
Gambar 4.4.1-2 Perpindahan Minimum Analisis Time History Berbagai Rekaman
2. Rasio simpangan antar lantai
a. Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum
Tabel 4.4.1-3 Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum Analisis Time History
Berbagai Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum (%)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 0.34 0.08 0.10 0.23 0.12 0.26
2 0.47 0.10 0.14 0.31 0.16 0.38
3 0.34 0.08 0.11 0.22 0.13 0.30
4 0.17 0.06 0.05 0.10 0.07 0.16
Gambar 4.4.1-3 Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum Analisis Time History
b. Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum
Tabel 4.4.1-4 Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum Analisis Time History
Berbagai Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum (%)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 -0.35 -0.08 -0.10 -0.20 -0.13 -0.25
2 -0.46 -0.10 -0.13 -0.27 -0.20 -0.37
3 -0.32 -0.08 -0.11 -0.20 -0.16 -0.28
4 -0.15 -0.05 -0.07 -0.11 -0.09 -0.15
Gambar 4.4.1-4 Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum Analisis Time History
3. Percepatan lantai
a. Percepatan Lantai Maksimum
Tabel 4.4.1-5 Percepatan Lantai Maksimum Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Percepatan Lantai Maksimum (m/s2)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 2.35 1.14 0.97 1.00 0.49 0.97
2 3.62 1.26 0.99 1.75 0.95 2.04
3 3.69 1.32 1.48 1.71 1.37 2.54
4 5.10 1.89 1.77 2.75 1.85 3.23
Gambar 4.4.1-5 Percepatan Lantai Maksimum Analisis Time History Berbagai
b. Percepatan Lantai Minimum
Tabel 4.4.1-6 Percepatan Lantai Minimum Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Percepatan Lantai Minimum (m/s2)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 -2.30 -1.21 -0.97 -1.01 -0.48 -0.98
2 -3.46 -1.27 -0.96 -1.92 -0.93 -1.98
3 -3.50 -1.34 -1.44 -1.97 -1.38 -2.54
4 -5.38 -1.76 -1.50 -2.68 -1.75 -3.31
Gambar 4.4.1-6 Percepatan Lantai Minimum Analisis Time History Berbagai
4. Momen maksimum
a. Momen Maksimum Balok
Tabel 4.4.1-7 Momen Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Momen Maksimum Balok (KN-m)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 68.559 37.965 40.272 55.371 44.520 60.099
2 64.400 37.318 39.620 51.431 43.929 58.136
3 53.084 34.576 35.607 42.539 38.729 47.809
4 31.884 22.962 22.910 25.819 23.945 28.072
Gambar 4.4.1-7 Momen Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
b. Momen Maksimum Kolom
Tabel 4.4.1-8 Momen Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Momen Maksimum Kolom (KN-m)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 70.975 21.271 23.304 46.233 27.828 52.459
2 48.110 21.545 22.968 32.771 24.865 37.312
3 38.158 19.930 20.495 27.926 23.370 33.141
4 29.572 19.753 19.675 22.870 20.799 25.339
Gambar 4.4.1-8 Momen Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
5. Geser maksimum
a. Geser Maksimum Balok
Tabel 4.4.1-9 Geser Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai Rekaman
Gempa Arah Memanjang
Lantai
Geser Maksimum Balok (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 55.875 40.059 41.247 49.055 43.441 51.491
2 53.534 39.612 40.795 46.859 43.008 50.31
3 47.67 38.18 38.707 42.262 40.308 44.962
4 30.568 25.882 25.85 27.376 26.39 28.556
Gambar 4.4.1-9 Geser Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
b. Geser Maksimum Kolom
Tabel 4.4.1-10 Geser Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Geser Maksimum Kolom (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 26.815 9.555 9.985 17.344 11.228 19.413
2 23.381 10.686 11.274 15.623 12.232 18.438
3 16.603 9.318 9.035 11.946 10.364 13.391
4 11.564 8.939 8.679 9.36 8.644 9.741
Gambar 4.4.1-10 Geser Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
6. Normal maksimum
a. Normal Maksimum Balok
Tabel 4.4.1-11 Normal Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Normal Maksimum Balok (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 6.895 4.131 4.234 5.401 4.346 5.785
2 1.49 1.015 0.996 1.139 0.956 1.228
3 1.591 1.311 1.237 1.296 1.177 1.292
4 8.962 7.713 7.734 8.248 7.978 8.636
Gambar 4.4.1-11 Normal Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
b. Normal Maksimum Kolom
Tabel 4.4.1-12 Normal Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Memanjang
Lantai
Normal Maksimum Kolom (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 314.271 311.382 311.599 312.873 312.103 313.685
2 229.27 227.406 227.487 228.19 227.809 228.735
3 144.938 143.967 143.968 144.29 144.084 144.523
4 61.191 60.744 60.715 60.856 60.749 60.945
Gambar 4.4.1-12 Normal Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
4.4.2 Analisis Arah Melintang
1. Perpindahan
a. Perpindahan maksimum
Tabel 4.4.2-1 Perpindahan Maksimum Analisis Time History Berbagai Rekaman
Gempa Arah Melintang
Lantai
Perpindahan Maksimum (mm)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 12.81 2.993 3.876 8.857 5.172 10.381
2 30.574 7.177 9.067 21.191 12.347 25.43
3 46.601 10.172 13.287 29.908 18.196 36.804
4 55.156 12.247 15.802 34.322 21.501 42.746
Gambar 4.4.2-1 Perpindahan Maksimum Analisis Time History Berbagai
b. Perpindahan minimum
Tabel 4.4.2-2 Perpindahan Minimum Analisis Time History Berbagai Rekaman
Gempa Arah Melintang
Lantai
Perpindahan Minimum (mm)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 -12.983 -3.101 -3.806 -7.479 -5.47 -10.087
2 -31.253 -7.07 -8.967 -18.243 -13.838 -24.763
3 -45.95 -10.073 -13.443 -26.796 -20.788 -35.712
4 -55.902 -12.205 -15.734 -31.816 -24.753 -41.3
Gambar 4.4.2-2 Perpindahan Minimum Analisis Time History Berbagai Rekaman
2. Rasio simpangan antar lantai
a. Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum
Tabel 4.4.2-3 Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum Analisis Time History
Berbagai Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum (%)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 0.32 0.07 0.10 0.22 0.13 0.26
2 0.44 0.10 0.13 0.31 0.18 0.38
3 0.40 0.07 0.11 0.22 0.15 0.28
4 0.21 0.05 0.06 0.11 0.08 0.15
Gambar 4.4.2-3 Rasio Simpangan Antar Lantai Maksimum Analisis Time History
b. Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum
Tabel 4.4.2-4 Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum Analisis Time History
Berbagai Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum (%)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 -0.32 -0.08 -0.10 -0.19 -0.14 -0.25
2 -0.46 -0.10 -0.13 -0.27 -0.21 -0.37
3 -0.37 -0.08 -0.11 -0.21 -0.17 -0.27
4 -0.25 -0.05 -0.06 -0.13 -0.10 -0.14
Gambar 4.4.2-4 Rasio Simpangan Antar Lantai Minimum Analisis Time History
3. Percepatan lantai
a. Percepatan Lantai Maksimum
Tabel 4.4.2-5 Percepatan Lantai Maksimum Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Percepatan Lantai Maksimum (m/s2)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 2.47 0.85 1.30 1.02 0.56 0.95
2 3.49 0.96 0.86 1.81 1.06 2.04
3 4.04 1.28 1.71 1.72 1.42 2.47
4 5.72 1.67 1.82 2.78 1.93 3.18
Gambar 4.4.2-5 Percepatan Lantai Maksimum Analisis Time History Berbagai
b. Percepatan Lantai Minimum
Tabel 4.4.2-6 Percepatan Lantai Minimum Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Percepatan Lantai Minimum (m/s2)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 -2.50 -0.92 -1.25 -1.05 -0.57 -0.96
2 -3.06 -1.07 -0.83 -1.93 -1.07 -2.03
3 -4.35 -1.17 -1.66 -1.82 -1.46 -2.44
4 -5.58 -1.54 -1.67 -2.77 -1.90 -3.20
Gambar 4.4.2-6 Percepatan Lantai Minimum Analisis Time History Berbagai
4. Momen maksimum
a. Momen Maksimum Balok
Tabel 4.4.2-7 Momen Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Momen Maksimum Balok (KN-m)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 66.721 37.764 39.938 54.891 45.564 59.850
2 67.061 36.779 39.668 51.308 45.058 57.107
3 55.263 34.786 35.408 43.342 39.566 46.390
4 33.197 22.678 23.082 26.353 24.331 27.562
Gambar 4.4.2-7 Momen Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
b. Momen Maksimum Kolom
Tabel 4.4.2-8 Momen Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Momen Maksimum Kolom (KN-m)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 66.786 19.670 23.215 45.269 29.363 52.346
2 47.677 21.061 23.585 32.551 25.740 37.274
3 42.860 18.996 21.235 28.004 24.119 32.024
4 31.094 19.483 19.935 23.518 21.286 24.843
Gambar 4.4.2-8 Momen Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
5. Geser maksimum
a. Geser Maksimum Balok
Tabel 4.4.2-9 Geser Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai Rekaman
Gempa Arah Melintang
Lantai
Geser Maksimum Balok (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 54.908 39.956 41.077 48.807 43.981 51.364
2 54.913 39.337 40.822 46.797 43.588 49.78
3 48.785 38.288 38.604 42.674 40.737 44.236
4 31.261 25.728 25.942 27.656 26.592 28.289
Gambar 4.4.2-9 Geser Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
b. Geser Maksimum Kolom
Tabel 4.4.2-10 Geser Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Geser Maksimum Kolom (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 25.262 8.833 10.038 16.991 11.613 19.403
2 23.504 10.187 11.326 15.553 12.627 18.278
3 18.741 8.784 9.332 12.186 10.671 13.37
4 12.154 8.693 8.903 9.53 8.784 9.728
Gambar 4.4.2-10 Geser Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
6. Normal maksimum
a. Normal Maksimum Balok
Tabel 4.4.2-11 Normal Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Normal Maksimum Balok (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 6.215 3.82 4.126 5.091 4.3 5.432
2 1.371 0.937 0.967 1.116 0.977 1.18
3 1.536 1.232 1.248 1.32 1.206 1.294
4 8.974 7.634 7.719 8.195 7.967 8.415
Gambar 4.4.2-11 Normal Maksimum Balok Analisis Time History Berbagai
b. Normal Maksimum Kolom
Tabel 4.4.2-12 Normal Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
Rekaman Gempa Arah Melintang
Lantai
Normal Maksimum Kolom (KN)
Imperial
Valley Tabas Kobe Northridge
Loma
Prieta
San
Fernando
1 307.756 304.406 304.667 305.982 305.316 306.621
2 222.584 220.477 220.555 221.35 220.974 221.669
3 138.141 137.034 137.063 137.429 137.208 137.554
4 54.346 53.798 53.819 53.964 53.851 54.011
Gambar 4.4.2-12 Normal Maksimum Kolom Analisis Time History Berbagai
4.5Pembahasan
Berdasarkan respons struktur hasil analisis, dapat kita lakukan pembahasan
sebagai berikut:
Analisis Arah Memanjang
- Perpindahan
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap perpindahan
maksimum diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (52,667 mm), San Fernando
(44,296 mm) dan Northridge (34,350 mm). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap perpindahan minimum diakibatkan oleh gempa Imperial
Valley (50,901 mm), San Fernando (42,102 mm) dan Northridge (31,316 mm).
Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.1-1 dan 4.4.1-2.
- Rasio simpangan antar lantai
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap rasio simpangan antar
lantai maksimum diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (0,47%), San Fernando
(0,38%) dan Northridge (0,31%). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap rasio simpangan antar lantai minimum diakibatkan oleh
gempa Imperial Valley (0,46%), San Fernando (0,37%) dan Northridge (0,27%).
Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.1-3 dan 4.4.1-4.
- Percepatan lantai
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap percepatan lantai
maksimum diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (5.10 m/s2), San Fernando
(3,23 m/s2) dan Northridge (2,75 m/s2). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap percepatan lantai minimum diakibatkan oleh gempa
Imperial Valley (5,38 m/s2), San Fernando (3,31 m/s2) dan Northridge (2,68 m/s2).
Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.1-5 dan 4.4.1-6.
- Momen maksimum
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap momen maksimum
(60,099 KN-m) dan Northridge (55,371 KN-m). Tiga rekaman gempa yang
dominan berpengaruh terhadap momen maksimum kolom diakibatkan oleh gempa
Imperial Valley (70,975 KN-m), San Fernando (52,459 KN-m) dan Northridge
(46,233 KN-m). Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.1-7 dan 4.4.1-8.
- Geser maksimum
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap geser maksimum balok
diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (55,875 KN), San Fernando (51,491 KN)
dan Northridge (49,055 KN). Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh
terhadap geser maksimum kolom diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (26,815
KN), San Fernando (19,413 KN) dan Northridge (17,344 KN). Hal ini bisa dilihat
dari Tabel serta Gambar 4.4.1-9 dan 4.4.1-10.
- Normal maksimum
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap normal maksimum
balok diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (8,962 KN), San Fernando (8,636
KN) dan Northridge (8,248 KN). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap normal maksimum kolom diakibatkan oleh gempa Imperial
Valley (314,271 KN), San Fernando (313,685 KN) dan Northridge (312,873 KN).
Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.1-11 dan 4.4.1-12.
Analisis Arah Melintang
- Perpindahan
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap perpindahan
maksimum diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (55,156 mm), San Fernando
(42,746 mm) dan Northridge (34,322 mm). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap perpindahan minimum diakibatkan oleh gempa Imperial
Valley (55,902 mm), San Fernando (41,3 mm) dan Northridge (31,816 mm). Hal
ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.2-1 dan 4.4.2-2.
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap rasio simpangan antar
lantai maksimum diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (0,44%), San Fernando
(0,38%) dan Northridge (0,31%). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap rasio simpangan antar lantai minimum diakibatkan oleh
gempa Imperial Valley (0,46%), San Fernando (0,37%) dan Northridge (0,27%).
Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.2-3 dan 4.4.2-4.
- Percepatan lantai
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap percepatan lantai
maksimum diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (5.72 m/s2), San Fernando
(3,18 m/s2) dan Northridge (2,78 m/s2). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap percepatan lantai minimum diakibatkan oleh gempa
Imperial Valley (5.58 m/s2), San Fernando (3,20 m/s2) dan Northridge (2,77 m/s2).
Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.2-5 dan 4.4.2-6.
- Momen maksimum
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap momen maksimum
balok diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (66,721 KN-m), San Fernando
(59,850 KN-m) dan Northridge (54,891 KN-m). Tiga rekaman gempa yang
dominan berpengaruh terhadap momen maksimum kolom diakibatkan oleh gempa
Imperial Valley (66,786 KN-m), San Fernando (52,346 KN-m) dan Northridge
(45,269 KN-m). Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.2-7 dan 4.4.2-8.
- Geser maksimum
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap geser maksimum balok
diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (54,908 KN), San Fernando (51,364 KN)
dan Northridge (48,807 KN). Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh
terhadap geser maksimum kolom diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (25,262
KN), San Fernando (19,403 KN) dan Northridge (16,991 KN). Hal ini bisa dilihat
dari Tabel serta Gambar 4.4.2-9 dan 4.4.2-10.
Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap normal maksimum
balok diakibatkan oleh gempa Imperial Valley (8,974 KN), San Fernando (8,415
KN) dan Northridge (8,195 KN). Tiga rekaman gempa yang dominan
berpengaruh terhadap normal maksimum kolom diakibatkan oleh gempa Imperial
Valley (307,756 KN), San Fernando (306,621 KN) dan Northridge (305,316 KN).
Hal ini bisa dilihat dari Tabel serta Gambar 4.4.2-11 dan 4.4.2-12.
Terdapat hubungan antara base shear dengan respons struktur, yaitu
besarnya nilai base shear berbanding lurus terhadap respons struktur yang
terjadi. Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap respons
struktur bangunan merupakan tiga rekaman gempa yang memiliki nilai
base shear terbesar berurutan, yaitu dalam arah memanjang: Imperial
Valley (174,80 KN), San Fernando (123,56 KN) dan Northridge (97,26
KN); dalam arah melintang: Imperial Valley (114,79 KN), San Fernando
(84,79 KN) dan Northridge (64,00 KN).
Terdapat hubungan antara Intensitas Arias dengan respons struktur, yaitu
tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap respons struktur
merupakan tiga rekaman gempa yang memiliki nilai Intensitas Arias
terbesar namun tidak berurutan, yaitu: Imperial Valley (7,11 m/s), San
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil analisis yang diperoleh dapat kita simpulkan:
1. Persentase Strong motion duration tidak berpengaruh terhadap respons
struktur bangunan. Hal ini bisa dilihat dari besarnya persentase strong
motion duration tidak berbanding lurus terhadap respons struktur
bangunan, baik perpindahan, rasio simpangan antar lantai, percepatan
lantai, momen maksimum, geser maksimum ataupun normal maksimum
balok dan kolom struktur bangunan.
2. Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap respons struktur
berurutan dari yang terbesar adalah Imperial Valley, San Fernando, dan
Northridge.
3. Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap respons struktur
memiliki persentase strong motion duration sebagai berikut: Imperial
Valley (53,15%), San Fernando (28,94%), dan Northridge (42,17%).
4. Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap respons struktur
memiliki nilai base shear maksimum sebagai berikut: Imperial Valley
(174,80 KN), San Fernando (123,56 KN) dan Northridge (97,26 KN).
5. Tiga rekaman gempa yang dominan berpengaruh terhadap respons struktur
merupakan tiga rekaman gempa yang memiliki nilai Intensitas Arias
terbesar namun tidak berurutan, yaitu: Imperial Valley (7,11 m/s), San
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah
1. Hasil penelitian tugas akhir ini dapat menjadi referensi dalam menganalisa
pengaruh durasi terhadap respons struktur bangunan.
2. Untuk penelitian lebih lanjut dapat memberi variasi dalam jumlah tingkat,
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1Pendahuluan
Durasi gempa adalah total waktu getar saat gelombang gempa tercatat pada
alat pencatat gempa sampai kembali pada kondisi semula. Durasi gempa menjadi
penting untuk dibahas karena pengaruhnya terhadap respon seismik bangunan.
Durasi berkaitan langsung dengan siklus respon struktur bangunan akibat gempa
sebagai penyesuaian dari energi gempa yang telah tersalurkan pada bangunan dari
jumlah energi gempa total.
Durasi getaran kuat/strong motion duration (SMD) berbeda dengan durasi
gempa. Durasi SMD dibatasi oleh suatu nilai ambang batas. Biasanya nilai puncak
percepatan tanah (PGA) atau Intensitas Arias.
2.2Pengertian strong motion duration (SMD)
Umumnya terdapat empat pengertian dari strong motion duration (SMD),
yaitu:
1. Bracketed duration, yaitu rentang durasi antara batas amplitudo rekaman
gempa yang lebih besar dari batas amplitudo yang ditentukan terhadap
durasi total gempa. Bolt (1973) mengusulkan nilai batas amplitudo absolut
0.05 g atau 0.1 g untuk menunjukkan getaran kuat gempa. Pagratis (1995)
mengatakan bracketed duration sangat sensitif terhadap perubahan nilai
ambang batas amplitudo. Hal ini berpengaruh pada durasi yang akan kita
peroleh apabila rekaman gempa diskalakan pada PGA yang berbeda.
Kawashima dan Aizawa (1989) mengenalkan konsep baru yang
mengusulkan nilai batas amplitudo tidak absolut melainkan menyesuaikan
dengan nilai percepatan rekaman gempa secara proposional sehingga
masih dapat menyesuaikan dengan rekaman gempa yang diskalakan pada
PGA yang berbeda. Kawashima dan Aizawa menyebut konsep ini dengan
Gambar 2.2-1 Bracketed duration
(Sumber : Bommer and Martinez-Pereira, 1999)
2. Uniform duration, yaitu kumulatif durasi hanya dari batas amplitudo
rekaman gempa yang lebih besar dari batas amplitudo yang ditentukan
terhadap durasi total gempa. Bolt (1973) mengusulkan nilai batas
amplitudo absolut 0.05 g atau 0.1 g untuk menunjukkan getaran kuat
gempa. Namun data rekaman gempa yang diasumsikan kuat tidak
diperoleh secara bersambung. Dan nilai batas amplitudo yang absolut
mengalami kendala yang sama dengan bracketed duration.
Gambar 2.2-2 Uniform duration
3. Significant duration, yaitu rentang durasi antara 5%-95% (T5-T95) dari
kumulatif energi yang ditentukan dengan persentase Intensitas Arias.
Durasi ini mencakup kumulatif energi sebesar 90%. Defenisi ini
dikemukakan oleh Trifunac dan Brady (1975). Rumus untuk menentukan
Intensitas Arias adalah:
Dimana:
IA : Intensitas Arias
ag(t) : percepatan tanah dasar
td : durasi total rekaman gempa
g : percepatan gravitasi
Penggambaran grafik berdasarkan energi dan waktu dari rekaman getaran
kuat gempa dikenal dengan Husid plot. Penggambaran grafik berdasarkan
Intensitas Arias dan waktu dikemukakan oleh Husid (1969).
Gambar 2.2-3 Significant duration
(Sumber : Bommer and Martinez-Pereira, 1999)
4. Effective Duration, yaitu rentang durasi antara Intensitas Arias sebesar
0,01 m/s sampai selisih Intensitas Arias sebesar 0,125 m/s dengan
Intensitas Arias puncak. Definisi ini dikemukakan oleh Bommer dan
Gambar 2.2-4 Effective duration
(Sumber : Bommer and Martinez-Pereira, 1999)
Dari keempat pengertian durasi getaran kuat/strong motion duration (SMD)
yang telah dipaparkan, pengertian yang paling sering digunakan dalam memahami
dan menggambarkan durasi getaran kuat adalah significant duration.
2.3Metode analisis beban gempa
Beban gempa adalah beban luar yang bekerja pada struktur bangunan dengan
arah tegak lurus dengan ketinggian bangunan sebagai akibat dari pergerakan tanah
yang disebabkan oleh gempa bumi. Dalam analisis beban gempa, terdapat tiga
metode analisis yaitu metode statik ekivalen, metode ragam spektrum respons dan
metode riwayat waktu.
2.3.1Metode analisis statik ekivalen
Dalam metode statik ekivalen, beban gempa yang terjadi akibat pergerakan
tanah diekivalenkan menjadi gaya lateral statik tegak lurus tehadap pusat massa
tiap lantai bangunan. Besaran beban gempa metode statik ekivalen tergantung dari
beberapa faktor, antara lain: massa struktur, perioda getar empiris struktur, faktor
keutamaan gempa, faktor reduksi gempa, sistem struktur, faktor redundansi,
wilayah gempa, dan jenis tanah.
Beberapa batasan dalam penggunaan metode statik ekuivalen:
1.Berlaku hanya untuk struktur regular (ketinggian tidak lebih dari 40 meter
atau 10 tingkat) dengan T < 3,5Ts. (Ts = SD1/SDS)
2.Kekakuan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebh dari 30%.
3.Kekuatan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebh dari 20%.
Jika batasan tersebut dilanggar maka digunakaan analisis dinamik.
(Konsep SNI Gempa 2010, Prof. Iswandi Imran, PhD)
2.3.1.1Prosedur gaya lateral ekivalen
1.Geser dasar seismik, V.
Persamaan untuk menentukan geser dasar seismik, V adalah sebagai
berikut:
V = CsW
Keterangan :
Cs : koefisien respons seismik.
W : berat seismik efektif.
a.Koefisien respons seismik, Cs.
Persamaan untuk menentukan koefisien respons seismik, Cs adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
SDS : parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang perioda
pendek.
R : faktor modifikasi respons.
Ie : faktor keutamaan gempa.
Nilai Cs tidak perlu melebihi persamaan berikut ini:
Dan harus tidak kurang dari persamaan berikut ini:
Sebagai tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah dengan S1
sama dengan atau lebih besar dari 0,6g, maka Cs harus tidak kurang dari:
Keterangan:
SD1 : parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda 1,0 detik
R : faktor modifikasi respons.
Ie : faktor keutamaan gempa.
T : perioda fundamental struktur (detik).
S1 : parameter percepatan spektrum respons maksimum yang dipetakan.
b.Berat seismik efektif, W.
Berat seismik efektif struktur, W, harus menyertakan seluruh beban mati
dan beban lainnya yang terdaftar di bawah ini:
Dalam daerah yang digunakan untuk penyimpanan: minimum sebesar
25 persen beban hidup lantai (beban hidup lantai di garasi publik dan
struktur parkiran terbuka, serta beban penyimpanan yang tidak melebihi
5 persen dari berat seismik efektif pada suatu lantai, tidak perlu
disertakan);
Jika ketentuan untuk partisi disyaratkan dalam desain beban lantai:
diambil sebagai yang terbesar di antara berat partisi aktual atau berat
daerah lantai minimum sebesar 0,48 kN/m2;
Berat operasional total dari peralatan yang permanen;
Berat lansekap dan beban lainnya pada taman atap dan luasan sejenis
Tabel 2.3.1.1-1 Faktor R, Cd, dan Ω0 Untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
14.Dinding geser batu bata ringan (AAC) polos biasa
1,5 2,5 1,5 TB TI TI TI TI
15.Dinding rangka ringan (kayu) dilapisi dengan panel struktur kayu yang ditujukan untuk tahanan geser, atau dengan lembaran dingin) menggunakan bresing strip datar
4 2 3,5 TB TB 20 20 20
B.Sistem rangka bangunan
1.Rangka baja dengan bresing eksentris 8 2 4 TB TB 48 48 30 2.Rangka baja dengan bresing konsentris
khusus
6 2 5 TB TB 48 48 30
3.Rangka baja dengan bresing konsentris biasa
Tabel 2.3.1.1-1 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa (lanjutan) dimaksudkan untuk tahanan geser
7 2,5 4,5 TB TB 22 22 22
23.Dinding rangka ringan (baja canai dingin) yang dilapisi dengan panel struktur kayu yang dimaksudkan untuk tahanan geser, atau dengan lembaran baja
7 2,5 4,5 TB TB 22 22 22
24.Dinding rangka ringan dengan panel geser dari semua material lainnya
2,5 2,5 2,5 TB TB 10 TB TB
25.Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk
8 2,5 5 TB TB 48 48 30
Tabel 2.3.1.1-1 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa (lanjutan) C.Sistem rangka pemikul momen
1.Rangka baja pemikul momen khusus 8 3 5,5 TB TB TB TB TB 2.Rangka batang baja pemikul momen khusus 7 3 5,5 TB TB 48 30 TI 3.Rangka baja pemikul momen menengah 4,5 3 4 TB TB 10 TI TI 4.Rangka baja pemikul momen biasa 3,5 3 3 TB TB TI TI TI 5.Rangka beton bertulang pemikul momen
khusus
8 3 5,5 TB TB TB TB TB
6.Rangka beton bertulang pemikul momen menengah
5 3 4,5 TB TB TI TI TI
7.Rangka beton bertulang pemikul momen biasa paling sedikit 25 persen gaya gempa yang ditetapkan
1.Rangka baja dengan bresing eksentris 8 2,5 4 TB TB TB TB TB 2.Rangka baja dengan bresing konsentris
Tabel 2.3.1.1-1 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa (lanjutan)
12.Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk
8 2,5 5 TB TB TB TB TB
13.Dinding geser pelat baja khusus 8 2,5 6,5 TB TB TB TB TB
E.Sistem ganda dengan rangka pemikul momen menengah mampu menahan paling sedikit 25 persen gaya gempa yang ditetapkan
1.Rangka baja dengan bresing konsentris khusus
F. Sistem interaktif dinding geser-rangka dengan rangka pemikul momen beton bertulang biasa dan dinding geser beton bertulang biasa
4,5 2,5 4 TB TI TI TI TI
G. Sistem kolom kantilever didetail untuk memenuhi persyaratan untuk:
1.Sistem kolom baja dengan kantilever khusus 2,5 1,25 2,5 10 10 10 10 10 2.Sistem kolom baja dengan kantilever biasa 1,25 1,25 1,25 10 10 TI TI TI 3.Rangka beton bertulang pemikul momen
khusus
Tabel 2.3.1.1-1 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa (lanjutan)
4.Rangka beton bertulang pemikul momen menengah
1,5 1,25 1,5 10 10 TI TI TI
5.Rangka beton bertulang pemikul momen biasa
1 1,25 1 10 TI TI TI TI
6.Rangka kayu 1,5 1,5 1,5 10 10 10 TI TI
H. Sistem baja tidak didetail secara khusus untuk ketahanan seismik, tidak termasuk sistem kolom kantilever
3 3 3 TB TB TI TI TI
Catatan : R mereduksi gaya sampai tingkat kekuatan, bukan tingkat tegangan izin
Keterangan:
R : koefisien modifikasi respons
Ω0 : faktor kuat-lebih sistem
Cd : faktor pembesaran defleksi
TB : Tidak Dibatasi
TI : Tidak Diizinkan
Tabel 2.3.1.1-2 Faktor Keutamaan Gempa
Kategori risiko Faktor keutamaan gempa (Ie)
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
2.Perioda fundamental, T.
Perioda fundamental struktur, T, tidak boleh melebihi hasil koefisien
untuk batasan atas pada perioda yang dihitung (Cu) dan perioda
fundamental pendekatan (Ta). Sebagai alternatif pada pelaksanaan analisis
untuk menentukan perioda fundamental struktur, T, diizinkan secara
Perioda fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan
Tabel 2.3.1.1-3 Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x
Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka
memikul 100 persen gaya gempa yang
disyaratkan dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku
dan akan mencegah rangka dari defleksi jika
dikenai gaya gempa:
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap
tekuk
0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75
Tabel 2.3.1.1-4 Koefisien Untuk Batas Atas Perioda Yang Dihitung
Parameter percepatan respons
spektral desain pada 1 detik, SD1
Alternatif lain untuk menghitung periode fundamental pendekatan (Ta),
untuk struktur dengan ketinggian tidak lebih dari 12 tingkat dan tinggi
tingkat minimal 3 meter adalah:
a.Untuk sistem rangka pemikul momen:
Ta = 0,1N
Keterangan:
N : jumlah tingkat
b.Untuk sistem dinding geser:
Persamaan untuk menghitung Cw adalah sebagai berikut:
Keterangan:
AB : luas dasar struktur, m2
Ai : luas badan dinding geser “i”, m2
Di : panjang dinding geser “i”, m
hi : tinggi dinding geser “i”, m
x : jumlah dinding geser dalam bangunan yang efektif dalam menahan
gaya lateral dalam arah yang ditinjau.
Pemilihan perioda fundamental, T.
Jika didapat nilai T yang lebih akurat dari bantuan software komputer (Tc),
maka:
Jika Tc > Cu Ta , gunakan T = Cu Ta
Jika Ta < Tc < Ta Cu , gunakan T = Tc
3.Distribusi vertikal gaya gempa
Cvx : faktor distribusi vertikal
V : gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
wi dan wx : bagia berat seismik efektif total struktur (w) yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x
hi dan hx : tinggi (m) dari dasar sampai tingkat i atau x
k : eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai
berikut:
untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik
atau kurang, k = 1
untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik
atau lebih, k = 2
untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan
2,5 detik, k harus sebesar 2 atau harus ditentukan dengan
interpolasi linier antara 1 dan 2
4.Simpangan antar lantai
Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain (∆) harus dihitung
sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan
terbawah yang ditinjau. Apabila pusat massa tidak terletak segaris dalam
arah vertikal, diizinkan untuk menghitung defleksi di dasar tingkat
pusat massa di tingkat x (δx) (mm) harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
Keterangan:
Cd : faktor pembesaran defleksi sesuai Tabel 2.3.1.1-1
δxe : defleksi pada lokasi yang disyaratkan yang ditentukan dengan
analisis elastis
Ie : faktor keutamaan gempa
Gambar 2.3.1.1 Penentuan Simpangan Antar Lantai
Simpangan antar lantai tingkat desain (∆) tidak boleh melebihi simpangan
antar lantai tingkat izin (∆a) pada Tabel 2.3.1.1-5 untuk semua tingkat.
Tabel 2.3.1.1-5 Simpangan Antar Lantai Izin (∆a)
Struktur Kategori Resiko
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser
batu bata, 4 tingkat atau kurang dengan
dinding interior, partisi, langit-langit dan
sistem dinding eksterior yang telah didesain
untuk mengakomodasi simpangan antar
lantai tingkat.
0,025hsx 0,020hsx 0,015hsx
Struktur dinding geser kantilever batu bata 0,010hsx 0,010hsx 0,010hsx
Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007hsx 0,007hsx 0,007hsx
Semua struktur lainnya 0,020hsx 0,015hsx 0,010hsx
Keterangan:
hsx : tinggi tingkat di bawah tingkat x
2.3.2Metode analisis ragam spektrum respons
Dalam metode analisis ragam spektrum respons, analisis harus dilakukan
untuk menentukan ragam getar alami untuk struktur. Analisis harus menyertakan
jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam
terkombinasi sebesar paling sedikit 90 persen dari massa aktual dalam
masing-masing arah horizontal ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.
Nilai untuk masing-masing parameter yang ditinjau, yang dihitung untuk
berbagai ragam, harus dikombinasikan menggunakan metoda akar kuadrat jumlah
kuadrat (SRSS) atau metoda kombinasi kuadrat lengkap (CQC). Metoda CQC
harus digunakan untuk masing-masing nilai ragam dimana ragam berjarak dekat
2.3.2.1Prosedur analisis ragam spektrum respons:
2.Tentukan jumlah ragam yang akan digunakan pada analisis. Gunakan
jumlah ragam yang cukup agar mencapai minimal 90% massa total di
masing-masing arah.
3.Dengan menggunakan respons spektrum umum, hitung percepatan
spektral untuk masing-masing ragam yang berkontribusi.
4.Kalikan percepatan spektral dengan faktor partisipasi ragam dan dengan
(Ie/R).
5.Hitung perpindahan untuk masing-masing ragam.
6.Hitung gaya elemen untuk masing-masing ragam.
7.Kombinasikan perpindahan ragam secara statistik (SRSS atau CQC) untuk
menentukan perpindahan sistem.
8.Kombinasikan gaya-gaya komponen secara statistik (SRSS atau CQC)
untuk menentukan gaya rencana.
9.Jika geser dasar desain dari analisis ragam (di masing-masing arah) kurang
dari 85% geser dasar yang dihitung menggunakan metode statik ekivalen
(dengan batasan T = Ta Cu), maka gaya elemen yang dihasilkan dari
analisis ragam harus diskalakan sedemikian hingga geser dasar tersebut =
0,85 kali geser dasar metode statik ekivalen.
10.Tambahkan torsi tak terduga.
11.Untuk perhitungan drif, kalikan hasil analisis ragam (tanpa perlu
penskalaan 85%) dengan Cd/Ie.
Gambar 2.3.2.1 Respons Spektrum Umum
2.3.3Metode analisis riwayat waktu (Time History Analysis)
Dalam metode analisis riwayat waktu, terdapat dua bentuk analisis, yaitu
analisis respons riwayat waktu linier dan analisis respons riwayat waktu nonlinier.
Namun pada tulisan ini hanya akan memaparkan analisis metode analisis riwayat
waktu linier.
2.3.3.1Metode analisis riwayat waktu linier
Analisis respons riwayat waktu linier harus terdiri dari analisis model
matematis linier suatu struktur untuk menentukan responsnya melalui metoda
integrasi numerik terhadap kumpulan riwayat waktu percepatan gerak tanah yang
kompatibel dengan spektrum respons desain untuk situs yang bersangkutan.
Untuk setiap gerak tanah yang dianalisis, parameter-parameter respons
individual harus dikalikan dengan besaran skalar berikut: parameter respons gaya
harus dikalikan dengan Ie/R; besaran simpangan antar lantai harus dikalikan
dengan Cd/R; dan gaya geser dasar maksimum hasil analisis harus lebih besar atau
sama dengan 85% gaya geser dasar statik. Analisis respons riwayat waktu linier
dimensi. Paling sedikit tiga gerak tanah yang sesuai harus digunakan dalam
analisis. Gerak tanah yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut:
1.Analisis dua dimensi
Apabila analisis dua dimensi dilakukan maka setiap gerak tanah
harus terdiri dari riwayat waktu percepatan tanah horizontal yang diseleksi
dari rekaman gempa aktual. Percepatan tanah yang sesuai harus diambil
dari rekaman peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan,
dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang
mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan. Apabila
jumlah rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus
digunakan rekaman gerak tanah buatan untuk menggenapi jumlah total
yang dibutuhkan. Gerak-gerak tanah tersebut harus diskalakan sedemikian
rupa sehingga nilai rata-rata spektrum respons dengan redaman 5 persen
dari semua gerak tanah yang sesuai di situs tersebut tidak boleh kurang
dari spektrum respons desain setempat untuk rentang perioda dari 0,2T
hingga 1,5T, dimana T adalah perioda getar alami struktur dalam ragam
getar fundamental untuk arah respons yang dianalisis.
2.Analisis tiga dimensi
Apabila analisis tiga dimensi dilakukan maka gerak tanah harus
terdiri dari sepasang komponen percepatan tanah horizontal yang sesuai,
yang harus diseleksi dan diskalakan dari rekaman peristiwa gempa
individual. Gerak tanah yang sesuai harus diseleksi dari
peristiwa-peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan, dan mekanisme
sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan
gempa maksimum yang dipertimbangkan. Apabila jumlah pasangan gerak
tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan pasangan gerak
tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang dibutuhkan. Untuk
setiap pasang komponen gerak tanah horizontal, suatu spektrum SRSS
harus dibuat dengan mengambil nilai SRSS dari spektrum respons dengan
5 persen faktor redaman untuk komponen-komponen gerak tanah yang