• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Kesehatan oleh Danone Aqua PT. Tirta Sibayakindo di Desa Doulu Pasar Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Kesehatan oleh Danone Aqua PT. Tirta Sibayakindo di Desa Doulu Pasar Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial : Pengantar pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta: UI-Press.

Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Depok: Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ambadar, Jackie. 2008. Corporate Social Responsibility dalam Praktek di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ardianto, M.Si, Dr. Elvinaro & Drs. Dindin M. Machfudz. 2011. Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR. Jakarta: Kompas Gramedia.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan. DS, Rudi. 2013.

Dunn, William.1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hardjosoemarno, Boediman, et.al. 2007. Teori dan Metode Intervensi Sosial. Medan: FISIP UT Press.

Jones, Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy) Terjemahan Ricky Ismanto. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Parsons, Wayne. 2001. Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana.

Siagian, Matias & Suriadi, Agus. 2010. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan: FISIP USU Press.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial – Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: Grasindo Monoratama. Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan: Grasindo Monoratama.

Siagian, Matias & Suriadi, Agus. 2012. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan: Grasindo Monoratama.

Sidabutar, Windo. 2013. Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan. Medan: FISIP USU Press.

(2)

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi, Ph.D. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi, Ph.D.2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditma

Susantyo, Badrun. 2008. Community Development dalam Praktik Pekerjaan Sosial. Bandung: STKS Press.

Sutrisno, C.T. 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwito, dkk. 2002. Monitoring dan Evaluasi : Sebagai Media Belajar Bersama dari Pengalaman. Bogor: Gramedia.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika

Sumber hukum:

Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Bantuan yang diberikan untuk Pembinaan Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Sumber lain:

Aqualita: Media Informasi & Komunikasi Danone Aqua Group edisi 2011-2012. Katalog BPS No. 1102001.1211.100, Kabupaten Karo, Kecamatan Berastagi tahun

2012. Nomor publikasi: 12115.12.03

Sibarani, Reno. 2012. Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Tirta Sibayakindo Berastagi

diakses

pada tanggal 27 Maret 2014 pukul 10.53 WIB

(3)

2014 pukul 21.38 WIB

(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang ingin diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi berlangsung (Siagian, 2011 : 52).

Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin membuat gambaran menyeluruh tentang pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan oleh Danone Aqua PT. Tirta Sibayakindo di Desa Doulu Pasar Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.

3.2. Lokasi Penelitian

(5)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan obyek, benda, peristiwa atau individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 155). Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau kelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009: 253).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Doulu Pasar Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo yang menerima program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan ialah 208 kepala keluarga.

3.3.2. Sampel

Roscoe dalam Siagian (2011) mendefinisikan sampel sebagai objek, kejadian atau individu yang terpilih dari populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti. Dengan dengan demikian dapat dikemukakan bahwa sampel adalah bagian yang bersifat representatif dari populasi yang diambil datanya secara langsung. Apabila sampel lebih dari 100, maka yang diambil adalah 10%-20% dari jumlah populasi. Jumlah seluruh kepala keluarga adalah sebanyak 208 kepala keluarga dan yang menjadi sampel hanya 10% jadi 208 x 10% = 20,8 dibulatkan menjadi 21 kepala keluarga.

(6)

sederhana, yaitu tidak mengelompokkan jenis apapun atas populasi. Artinya semua anggota populasi secara individual memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel atau untuk menjadi anggota sampel. Alasan menggunakan teknik ini dikarenakan semua masyarakat desa Doulu Pasar menerima program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan tanpa terkecuali. Peneliti menggunakan cara ordinal dalam teknik penarikan sampel acak sederhana yaitu dilakukan dengan mengambil subyek dari atas ke bawah dengan kelipatan 10 dimana angka 10 berasal dari pembagian populasi dengan sampel (208 : 21 = 9,9 dibulatkan menjadi 10).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi dengan responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

2. Data Sekunder

(7)

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif yaitu analisis data yang ada pada tiap-tiap sampel kajian dan tidak digunakan dalam rangka merumuskan generalisasi menyeluruh. Analisis statistik deskriptif hanyalah bukit salju yang muncul pada permukaan lautan, meskipun ia kecil tetapi memberikan makna yang penting.

(8)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Doulu Pasar

4.1.1. Gambaran Umum Desa Doulu Pasar

Penelitian ini dilakukan di Desa Doulu Pasar yang merupakan bagian dari Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Jarak dari Desa dengan kota kecamatan 9 Km, dari ibukota Kabupaten sekitar 21 Km dan dari pusat Ibukota Provinsi 53 Km dengan rincian dari pusat ibukota Provinsi ke simpang Desa Doulu Pasar 53 Km. Desa Doulu secara keseluruhan memiliki luas wilayah sekitar 350 Ha. Desa Doulu memiliki batas-batas wilayah yaitu :

Sebelah Utara berbatasan dengan Deleng Macik Sebelah Selatan berbatasan dengan Deleng Singkut

Sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang atau Sempulan Angin Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Semangat Gunung (Raja Berneh).

Secara topografis, Desa Doulu Pasar merupakan daerah dataran tinggi dan dikelilingi oleh deleng (bukit atau gunung). Dengan dikelilingi oleh deleng, menyebabkan Desa Doulu Pasar memiliki jenis tanah berwarna hitam dan coklat kehitaman. Jenis warna tanah hitam terdapat di wilayah persawahan, perladangan dan di sekitar hutan. Tanah berwarna hitam kecoklatan berada di areal pemukiman penduduk dan terdapat di lahan bambu yang berada di sekitar areal sungai. Jenis tanah hitam kecoklatan yang berada di areal pemukiman penduduk sudah bercampur dengan pasir.

(9)

muda (tanaman berumur pendek) seperti cabe, tomat, wortel, kol, daun bawang, daun sop, dan sayur-sayuran. Untuk menanam tanaman tersebut, masyarakat juga menggunakan pupuk kandang, sehingga tanah di desa ini cukup subur dan hasil pertanian di desa ini cukup melimpah.

4.1.2. Sejarah Desa

Desa Doulu sudah sejak tahun 1901 pada saat masa penjajahan Belanda. Menurut cerita masyarakat Desa Doulu, Simanteki kuta (pendiri desa) mereka bermarga Karo-karo Purba. Awalnya jumlah yang bermarga Karo-karo Purba di desa ini hanya sekitar 6-8 orang. Selain Desa Doulu, marga Karo-karo Purba ini juga pendiri beberapa desa seperti Rumah Berastagi, Lau Gumba dan Peceren. Setelah berhasil mendirikan beberapa desa tersebut, marga Karo-karo Purba kemudian membuka lahan di Desa Doulu pada tahun 1901.

Lahan-lahan yang mereka buka masih berupa kerangen (hutan) yang ditumbuhi dengan pohon-pohon besar. Kemudian marga Karo-karo Purba memulai dengan ngerabi (menebangi pohon) yang ada di daerah tersebut. Seberapa banyak pohon dan seberapa luas hutan yang ditebangi oleh marga Karo-karo Purba maka lahan tersebut menjadi milik mereka. Itulah sebabnya tanah yang dimiliki oleh Karo-karo Purba sangat luas karena jumlah pohon yang ditebangi oleh masing-masing marga Karo-karo Purba sangat banyak. Pada saat itu masih berkembang anggapan bahwa orang yang memiliki lahan paling luas adalah orang yang paling kuat, maka secara otomatis Karo-karo Purba berkuasa saat itu.

(10)

Karo-karo Purba juga memanggil Kalimbubunya yaitu marga Ginting dan marga Tarigan untuk ikut serta membuka lahan baru. Seperti sebelumnya, anak beru dan kalimbubunya ini juga mendapat kesempatan untuk membuka lahan dengan menebangi hutan. Namun luas tanah yang dimiliki oleh anak beru dan kalimbubu sangat sedikit karena sebagian besar lahannya sudah dimiliki oleh marga Karo-karo Purba.

Menurut penuturan masyarakat Desa Doulu, marga Karo-karo Purba memiliki kebiasaan pindah ke daerah baru dan menikah disana untuk kedua bahkan ketiga kalinya (poligami). Kemudian hal ini dianggap biasa oleh masyarakat pada saat itu. Umumnya, urusan perkawinan diserahkan kepada pihak anak beru yakni marga Perangin-angin dan marga Sembiring, sementara untuk masalah dana yang diperlukan sabagai mahar dan biaya pesta perkawinan dibayar dengan tanah yang dimiliki oleh marga Karo-karo Purba kepada anak berunya. Sehingga lama kelamaan lahan yang dimiliki oleh marga Karo-karo Purba semakin sempit dan tanpa disadari, tanah yang dimiliki anak beru semakin luas. Hal ini terus berlanjut hingga akhirnya, lahan yang dimiliki oleh marga Karo-karo tidak sebanyak dahulu. Hal ini menjadi kenyataan hingga saat ini dimana marga lain memiliki tanah lebih luas daripada tanah yang dimiliki marga Karo-karo Purba.

(11)

kembali ke desa dahulu). Mendengar beberapa penduduk tersebut mengatakan ingin kembali ke desa dahulu sehingga penduduk desa itu menamakan desa mereka dengan Desa Doulu.

4.1.3. Keadaan Penduduk

Menurut data BPS Kecamatan Berastagi tahun 2012, Desa Doulu berpenduduk sekitar 2.236 jiwa, laki-laki 1.167 jiwa dan perempuan 1069 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sekitar 629 Kepala Keluarga (KK) untuk keseluruhan dan 208 Kepala Keluarga di Desa Doulu Pasar sedangkan 421 Kepala Keluarga di Desa Doulu Dalam. Pada umumnya, penduduk desa mayoritas suku Karo. Marga Karo-karo Purba lebih mendominasi di Doulu Dalam, sedangkan di Doulu Pasar tidak banyak lagi yang bermarga Karo-karo Purba.

Kelompok pendatang di Desa Doulu ada suku Jawa, suku Nias, dan suku Batak Toba dan Batak Tapanuli. Kelompok pendatang ini awalnya datang hanya sebagai orang upahan bekerja di ladang (si ngemo). Kemudian diantara mereka ada juga yang membawa keluarga mereka untuk ikut bekerja dan tinggal di Desa Doulu. Para pendatang ini dapat menjadi warga desa apabila sudah disetujui oleh pemerintah desa.

(12)

Dilihat dari segi pendidikan, sebahagian penduduk Desa Doulu hanya tamatan SD (Sekolah Dasar). Jumlah warga desa yang belum sekolah adalah 127 orang (7,3%). Tidak tamat SD 173 orang (10%) ini biasaya terjadi pada orang tertua yang sudah berumur, yang hanya tamatan SD adalah 492 orang (28.4%) terutama pada orang tua, tamatan SLTP sederajat 402 orang (23.2%), tamatan SLTA sederajat 491 orang (28.3%) dan tamatan Perguruan Tinggi berjumlah 52 orang (3%). Anak-anak yang sudah tamatan SLTP melanjutkan sekolah ke Ibukota Kecamatan Berastagi dan bagi anak yang sudah tamat dari SLTA, melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi di Ibukota Kecamatan Berastagi atau ke kota Medan.

Pada umumnya mata pencaharian masyarakat Desa Doulu adalah bertani yaitu sekitar 1.000 jiwa (63.2%). Ini dikarenakan, secara umum kehidupan masyarakat di Desa Doulu bersifat Agraris. Hasil pertanian merupakan sumber penghidupan pokok bagi kebanyakan penduduk desa. Hampir setiap masyarakat di Desa Doulu ikut terlibat dalam mengelola lahan pertanian seperti menggarap sawah untuk ditanami padi dan lahan perladangan untuk ditanami tanaman jangka pendek seperti tomat, sayur kol, cabe merah, cabe hijau, sawi hijau, strawbery serta tanaman tua seperti coklat, kopi dan sebagainya. Sedangkan sisanya ada yang bekerja sebagai pedagang 400 jiwa (25.31%), sebagai Pegawai Negeri dan Swasta 30 jiwa sekitar (18.9%) dan pekerjaan lainnya 150 jiwa (9.49%).

4.2. PT. Tirta Sibayakindo

(13)

4.2.1. Sejarah Perusahaan

Ide mendirikan perusahaan Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) pertama sekali timbul atas pemikiran almarhum Tirto Utomo (1930 -1994). Sebelumnya, ia bekerja sebagai pegawai pertamina pada tahun 1970-an. Tirto Utomo mendirikan perusahaan ini berawal dari melihat istri ketua delegasi sebuah perusahaan dari Amerika Serikat yang mengalami diare karena mengkonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan. Setelah itu ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari bagaimana cara memproses air minum dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang telah beroperasi selama 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mula dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air, karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Pada saat itu orang Indonesia mulai mengubah kebiasaannya dengan mengkonsumsi AMDK.

(14)

Produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk botol kaca ukuran 950ml. Pada tahun 1982 Aqua semakin berkembang. Tirto mulai mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor menjadi mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.

Willy Sidharta, sales dan perakit pertama Aqua, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua. Ia memuali dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, menjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 22ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Seiring dengan meluasnya pemasaran untuk produk Aqua di masyarakat Indonesia, perusahaan memberikan lisensi kepada PT. Tirta Sibayakindo (Berastagi) untuk memproduksi produk Aqua. Dan sekaligus menjadi pabrik ke-5 di Indonesia. PT. Tirta Sibayakindo Berastagi terletak di Desa Doulu dan didirikan pada tanggal 17 Mei 1993, dimana mata air yang dipakai berada lebih kurang 100 meter dari lokasi pabrik. PT. Tirta Sibayakindo sampai saat ini sudah memiliki surat izin, sertifikasi sistem manajemen mutu dan penghargaan. Beberapa diantaranya adalah :

(15)

2. Surat izin dari Pemerintah Pusat

3. Sertifikasi ISO 9001: 2008 (mutu pangan) 4. Sertifikasi ISO 14001: 2005 (lingkunga hidup)

5. Sertifikasi ISO 20000 (tanggungan sosial perusahaan) 6. Sertifikasi Halal dari MUI Indonesia

7. GMP (Good Manufacturing Practices) 8. SNI 01-3553-2006

Pada tahun yang sama Aqua menyelenggarakan program AQUA Peduli (AQUA Cares), yaitu langkah pendauran ulang botol plastik.

Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.

(16)

berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia.

Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. Selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 2000, semua anak perusahaan AQUA Group diganti menjadi PT. Tirta Investama kecuali PT. AQUA Golden Mississippi, PT. Tirta Sibayakindo dan PT. Varia Industri Tirta. Hingga pada saat ini, AQUA Group didukung oleh beberapa pabrik yaitu :

1. PT. AQUA Golden Mississippi, Bekasi 2. PT. AQUA Golden Mississippi, Citeureup 3. PT. AQUA Golden Mississippi, Mekar Sari 4. PT. Tirta Investama-Mambal, Bali

5. PT. Tirta Sibayakindo, Berastagi 6. PT. Tirta Investama, Pandaan 7. PT. Tirta Investama, Manado 8. PT. Tirta Investama, Babakansari 9. PT. Tirta Investama, Subang 10. PT. Tirta Investama, Wonosobo 11. PT. Tirta Investama, Lampung 12. PT. Tirta Investama, Klaten 13. PT. Tirta Investama, Keton Candi 14. PT. Tirta Investama, Ciherang 15. PT. Tirta Investama, Cianjur

16. IBLC Sdn BHd (Sehat) Seria, Brunei Darussalam 17. PT. Tirta Investama, Bali

(17)

4.2.2. Logo Perusahaan

4.2.3. Visi Misi Perusahaan Visi :

“PT. Tirta Sibayakindo bertekad mencapai volume produksi 800.000.000 liter yang berkualitas tinggi dengan kerja sama tim. Menghargai nilai safety dan ramah lingkungan secara terus menerus untuk kepuasan pelanggan tahun 2016.”

Misi :

Safety and health

Menjadikan safety karyawan di level interpenden dan membuat keselamatan kerja karyawan menjadi nilai.

Quality and delivery

Menjadikan semua karyawan dan supplier mempunyai kepemilikan terhadap kualitas dan memenuhi harapan pelanggan.

Cost and environment

(18)

Motivasion

Menciptakan area kerja yang kondusif dengan karyawan yang memiliki kompetensi dan motivasi kerja yang tinggi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

4.2.4. Fasilitas Perusahaan

Desain dan layout pabrik PT. Tirta Sibayakindo serta bahan konstruksi baik gedung maupun peralatannya sudah sesuai dengan GMP (Good ManufacturingPractice). Bangunan pabrik terletak relatif jauh dari kegiatan masyarakat dan bebas dari penumpukan limbah. Desain pabrik dirancang untuk kemudahan perawatan dan dibangun dengan kontruksi yang kuat dari material yang sama agar tidak menimbulkan potensi kontaminasi terhadap kegiatan produksi. Peralatan atau mesin yang kontak langsung dengan produk terbuat dari bahan yang food grade.

Adapun bangunannya dilengkapi dengan fasilitas:

• Sistem drainase yang baik

Tempat cuci tangan, toilet, locker dan ruang ganti pakaian untuk personil

• Pengendalian suhu, kelembaban dan pencahayaan untuk ruang produksi

utama dan ruang penyimpanan kemasan primer

• Pengaturan sirkulasi udara di area produksi

PT. Tirta Sibayakindo memiliki fasilitas-fasilitas yang memperlancar jalannya perusahaan yang terdiri dari :

a. Sarana Produksi

(19)

3. Bangunan Produksi

4. Ruang Pencucian Botol dan galon 5. Ruang pengisian dan penutupan 6. Ruang produksi kemasan 7. Ruang laboratorium

8. Ruang labelling dan sealling 9. Tangki penampungan air 10. Mesin-mesin produksi 11. Ruang pengepakan 12. Ruang training 13. Bengkel / workshop

b. Prasarana/ ruang penunjang produksi: 1. Gudang produk jadi

2. Ruang administrasi 3. Poliklinik

4. Kantin karyawan 5. Toilet

6. Locker

7. Tempat Istirahat karyawan 8. Pos Satpam

9. Parkir Karyawan

10. Gudang penyimpanan sarana proses produksi

(20)

4.2.5. Surat Izin, Penghargaan dan Prestasi

PT. Tirta Sibayakindo sampai saat ini sudah memiliki surat ijin, sertifikat sistem manajemen mutu dan penghargaan. Beberapa sebagai berikut :

1. Surat Izin dari Pemerintah Daerah 2. Surat Izin dari Pemerintah Pusat

3. Sertifikasi ISO 9001: 2008 (mutu pangan) 4. Sertifikasi ISO 14001: 2005 (lingkunga hidup)

5. Sertifikasi ISO 20000 (tanggungan sosial perusahaan) 6. Sertifikasi Halal dari MUI Indonesia

7. Sertifikat ISO 22000 : 2005 (keamanan pangan) 8. Indonesian Best Brand Award dari tahun 2003-2004 9. Indonesian Costumer Satisfication Award tahun 2003 10. Indonesian Golden Brand Award tahun 2005-2007

(21)

4.2.6.Fungsi dan Pembagian Tugas masing-masing bagian atau departemen 1. Plant Manager (Kepala Pabrik)

Bertugas mengkoordinasikan semua bagian untuk menghasilkan produksi sesuai denga pesanan pertahun dari distributor (Sesuai dengan target AQUA Group).

2. Kepala Bagian Produksi

Bertugas mengatur produksi dari awal proses sampai produk akhir 3. Kepala Bagian Quality Assurance (QA)

Bertugas khusus dalam memastikan mutu dari sumber dan bahan baku atau material sampai produk jadi dari perusahaan sampai ke pasar.

4. Kepala Bagian Personalia dan Umum (HR)

Bertugas menjalankan dan mengawasi semua peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun lisan dan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan, melakukan hubungan dan membina kerjasama terhadap desa adat. Membina, mengembangkan dan memotivasi sumber daya manusia di lingkungan pabrik dengan jalan pelatihan-pelatihan. Mengatur dan memonitor semua kegiatan administrasi, laundry dan kebersihan lingkungan.

5. Kepala Bagian Tehnik

(22)

6. Plant Controller

Bertanggung jawab semua data-data, baik penjualan, pengeluaran biaya dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber dana perusahaan dan pengaturan seluruh kebutuhan operasional perusahaan.

7. Kepala Bagian Koordinator Sistem

Bertugas membuat sistem-sistem terbaru dari dan untuk komputer

8. Logistic Manager

Bertugas menjamin ketersediaan dan menyimpan kebutuhan masing-masing bagian untuk bahan baku produk, spare part serta pengiriman produk.

Dalam pelaksanaan tugas logistic manager dibantu oleh : 1. Kepala bagian Gudang Spare part

2. Kepala bagian Gudang Produk

Bertanggung jawab dalam proses penyimpanan produk jadi, kemasan serta mengawasi keseluruhan pemasaran, pengeluaran produk dan kemasan dari gudang

3. Kepala bagian Gudang Materia

Bertugas mengawasi kelancaran supply barang-barang kemasan dan bahan-bahan untuk proses produksi.

9. CSR Cordinator

(23)

10.SHE Manager

Bertugas dalam pelaksanaan peraturan Keselamatan (Safety), Kesehatan (Healthy), dan Lingkungan (Environment) kerja di perusahaan.

4.2.7. Ketenagakerjaan

1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah karyawan pada perusahaan ini adalah 593 orang yang terbagi atas 37 orang staff dan sisanya terdiri atas karyawan bulanan, harian tetap dan harian lepas (karyawan yang belum dapat diterima sebagai karyawan tetap) dengan latar belakang pendidikan SMA/ sederajat dan sarjana (S1). Tenaga kerja di PT. Tirta Sibayakindo terbagi ke dalam berbagai bidang kegiatan, antara lain bidang produksi, bidang Quality Assurance, Accounting, bidang teknik, logistik, gudang dan personalia.

Dimana, waktu kerja di PT. Tirta Sibayakindo adalah waktu kerja untuk 6 hari masa kerja sebagai berikut :

a. Senin s/d Kamis

08.00 – 12.00 : Jam Kerja 12.00 – 13.00 : Jam Istirahat 13.00 – 16.00 : Jam Kerja b. Jumat

08.00-12.00 : Jam Kerja

12.00-13.30 : Jam Istirhat dan ibadah 13.30-16.00 : Jam Kerja

c. Sabtu

(24)

Pembagian Jam Kerja Sistem Shift sebagai berikut : Shift I : 08.00-16.00 dan 08.00-13.00 (Sabtu) Shift II : 16.00-24.00 dan 13.00-18.00 (Sabtu) Shift III : 00.00-08.00 dan 00.00-05.00 (Sabtu)

Setiap shift, karyawan mendapatkan waktu istirahat selama satu jam. Karyawan di PT. Tirta Sibayakindo bekerja enam hari dan libur pada hari minggu, hari besar agama dan hari libur nasional. Sistem kerja 3 shift berotasi mingguan. Bila jam kerja melebihi dari jam kerja biasa yang akan disebabkan penambahan jam produksi atau pekerjaan tambahan maka karyawan tersebut berhak menerima upah lembur. Hal ini berlaku juga apabila karyawan bekerja pada hari libur.

2. Kesejahteraan Tenaga Kerja

Kesejahteraan yang diperoleh oleh karyawan PT. Tirta Sibayakindo yakni berupa :

1. JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

2. Asuransi pada jam kerja dan diluar jam kerja bagi karyawan

3. Uang hadir, uang lembur, uang cuti tahunan, uang cuti besar, uang

trasnport dan uang makan

4. Cuti 12 hari dalam satu tahun, cuti besar selama satu bulan kerja, apabila pekerja telah bekerja selama 5 tahun

5. Seragam kerja, sepatu kerja safety, dan perlengkapan karyawan 6. Tunjangan kesehatan istri/suami dan tiga anak

7. Tunjangan melahirkan dan cuti melahirkan selama empat bulan bagi karyawati

(25)

10. Tunjangan bencana alam

11. Pemberian aqua kemasan 5 galon kepada setiap karyawan 12. Bus karyawan setiap shift (tujuan akhir Medan dan Kabanjahe) 13. Jaminan kesehatan bagi karyawan dan anggota keluarga 14. Penghargaan bagi karyawan untuk jenjang masa kerja 15. Berbagai training dan pendidikan bagi karyawan 16. Medical reward bagi karyawan

17. Beasiswa bagi anak karyawan 3. Sistem Upah/ Gaji

Sistem pengupahan yang dilakukan diperusahaan PT. Tirta Sibayakindo tidak kurang dari Upah Minimum Regional yang ditetapkan oleh pemerintah. Besarnya upah yang akan diberikan kepada karyawan tergantung kepada penilaian kinerja karyawan dan jabatan yang dipegang di perusahaan. Selain itu, uang lembur juga akan diberikan kepada setiap karyawan yang lembur.

4.2.8Jenis Produk, Pemasaran Produk dan Pengawasan Mutu a. Jenis produk

Ada 4 jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Tirta Sibayakindo, yaitu : 1. Air minum dalam kemasan 240ml

2. Air minum dalam kemasan 600ml 3. Air minum dalam kemasan 1500ml

4. Air minum dalam kemasan 5 galon (AQUA gallon)

(26)

disesuaikan dengan mesin kemasan yang ada disetiap pabrik. Pembuatan kemasan untuk masing-masing produk di produksi sendiri oleh PT. Tirta Sibayakindo, kecuali untuk kemasan 5 galon (dipesan dari vendor).

b. Pemasaran Produk

Pemasaran hasil produksi PT. Tirta Sibayakindo terutama diajukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dikawasan Indonesia wilayah Barat khususnya Sumatera bagian Utara, NAD, Riau, Jambi.

Sistem pemasaran diserahkan sepenuhnya pada distributor dari sub distributor kemudian disebarkan ke agen-agen, sub agen dan retalailer (Pengecer) sehingga produk dapat sampai ke konsumen. Rantai pemasaran air minum dalam kemasan merk AQUA dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 4.1 Jalur Distribusi Produk AQUA Sumber : PT. Tirta Sibayakindo

Sub Distributor Sub Agen

konsumen

Pengecer Sub Distributor

(27)

c. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu pabrik PT. Tirta Sibayakindo terhadap bahan baku, produk, mutu limbah, bangunan pabrik dan karyawan diawasi sepenuhnya oleh pabrik pusat yang berada di Jakarta, perusahaan Danone di Paris, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Karo. Pemerintah daerah melalui Dinas Kehutanan, Dinas Sosial, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Energi dan Pertambangan, Dinas Kebersihan dan Dinas Kesehatan mengadakan kunjungan maksimal 1 bulan sekali juga ke perusahaan swasta seperti PT. Sucofindo dan PT. BTKL untuk pengujian sampel semua produk agar dapat di sertifikasi.

4.3Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dalam PT. Tirta Sibayakindo Definisi CSR menurut Aqua merupakan pembangunan yang berkelanjutan. Dimana CSR yang ada di PT. Tirta Sibayakindo merupakan program yang sifatnya berkelanjutan yang artinya dapat digunakan oleh masyarakat secara terus menerus. Dengan kata lain, implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang ada di PT. Tirta Sibayakindo tidak hanya untuk membentuk citra saja, namun CSR juga mengimplementasikan dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang juga berkaitan penting dengan keberlanjutan perusahaan PT. Tirta Sibayakindo. Pembangunan berkelanjutan disini memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

(28)

sosial. Pemikiran tersebut sejalan dengan pemikiran pendiri aqua, Tirto Utomo yang berprinsip bahwa bisnis harus berkontribusi sosial pada masyarakat.

Kedua pemikiran tersebut diaktualisasikan dalam AQUA Lestari yang dikembangkan sejak tahun 2006 sebagai payung inisiatif keberlanjutan dengan menggunakan Danone Way dan ISO 26000 sebagai referensi.

AQUA Lestari direalisasikan dengan melaksanakan berbagai inisiatif sosial dan lingkungan yang mencakup wilayah sub-Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terintegrasi dari wilayah hulu, tengah, dan hilir di lokasi AQUA Group beroperasi yang disesuaikan dengan konteks lokal. Berbagai inisiatif tersebut berada di bawah empat pilar, yaitu: Pelestarian Air dan Lingkungan, Praktik Perusahaan Ramah Lingkungan, Pengelolaan Distribusi Produk, serta Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Di PT. Tirta Sibayakindo sendiri, CSR Coordinator PT. Tirta Sibayakindo terlibat secara langsung dalam implementasi CSR yakni untuk memantau dan memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan/terlaksana sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Di bawah ini adalah program-program CSR yang dilakukan oleh PT. Tirta Sibayakindo pada tahun 2009-2013 :

1. Pertanian Organik dan Pengolahan Sampah

Penyediaan dan distribusi 90 ekor kambing serta pelatihan tentang pertanian organik dan pengolahan sampah.

2. Hutan Sekolah

(29)

3. Ramsar

Permainan Ramsar bagi murid-murid sekolah dasar yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman awal kepada mereka tentang pentingnya kelestarian lingkungan.

4. Sekolah Lapang Pertanian Organik

Menyelenggarakan Sekolah Lapang yang dipandu oleh team BITRA dan diikuti 3 kelompok tani. Beberapa kegiatan yang dilakukan selama sekolah lapang antara lain:

• Pengenalan pertanian organik dan teknik menjadi pemandu

• Pembuatan pupuk organik

• Teknik pengendalian hama penyakit dengan pestisida nabati

• Teknik budidaya organik

5. Peduli pengungsi Sinabung

Yakni memberikan bantuan kepada pengungsi berupa:

• Bantuan produk Aqua 240ml sebanyak 655 kotak diserahkan oleh

PT. Tirta Sibayakindo dan 900 kotak diserahkan oleh Depo Kabanjahe

• Bantuan masker 1300 masker untuk masyarakat sekitar pabrik.

Psychosocial anak-anak pengungsi

(30)

Promosi Perilaku Hidup bersih dan sehat kepada masyarakat Doulu Pasar yang mencakup pelatihan kader, kesehatan, penyuluhan kesehatan rutin, pemberian makan tambahan kepada BALITA setiap posyandu.

7. Penyediaan sarana akses air bersih

AQUA bekerja sama dengan masyarakat Desa Doulu Pasar membangun fasilitas air bersih dengan mengambil air dari sumber air yang telah ada dan mengalirkannya ke bak penampungan melalui bantuan mesin pompa sehingga dapat langsung dinikmati oleh masyarakat Doulu Pasar.

4.3.1.Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Bidang Kesehatan PT. Tirta Sibayakindo:Program Akses Air Bersih dan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, Aqua memberikan perhatian khusus kepada kelompok masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih dan sehat. Sejak tahun 2009 AQUA Grup memulai kegiatan yang ditujukan untuk memudahkan masyarakat mengakses air bersih. Kegiatan ini dikemas dalam program akses air bersih.

(31)

Desa Doulu Pasar terletak di kaki Gunung Sibayak dan diapit dua bukit atau hutan hijau. Dari hutan inilah, mata air-mata air muncul menjadi aliran air dan dipergunakan sebagai sumber mata air dari perusahaan Aqua Danone PT. Tirta Sibayakindo. Masyarakat Desa Doulu Pasar selama ini memanfaatkan air yang bersumber dari sumur dan air sungai.

Pelaksanaan program ini tidak hanya pada kegiatan peningkatan akses air bersih saja tetapi juga melakukan kegiatan penyadaran serta pendidikan masyarakat untuk memulai melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Program ini menggunakan pendekatan partisipatif dengan mengedepankan masyarakat yang sebagai penerima manfaat mampu mengelola program pada saat implementasi kegiatan serta diharapkan masyarakat mampu nantinya mengoperasionalkan sistem air bersih yang dihasilkan sebagai bahan usaha milik masyarakat atau desa.

Pada saat implementasi kegiatan akan dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, transek, sosialisasi, pembentukan kelompok pengelola, pelaksanaan kontruksi, pendampingan operational serta implementasi sistem air bersih berjalan yang dikelola oleh kelompok masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu kegiatan yang mendukung dari kegiatan air bersih karena setelah air bersihnya tersedia maka perilaku hidup bersih dan sehatnya juga harus kita laksanakan. Dimana selama ini masyarakat kurang paham dan sadar maka dari kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat ini masyarakat mulai sadar dan mulai memahami akan pentingnya pola hidup sehat. Beberapa kegiatan dan pelatihan serta kampanye ini akan menjadi bekal dan pemahaman masyarakat.

(32)

Pada pelaksanaan program ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat untuk masyarakat yaitu:

1. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas air bersih terpasang secara optimal dan berkesinambungan sehingga dapat melayani masyarakat di wilayah studi.

2. Masyarakat paham dan sadar terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat.

4.3.1.2 Dasar Pemikiran

Pada saat ini air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh tidak dipenuhi. Air bersih dibutuhkan untuk berbagai keperluan seperti: air minum; memasak; mencuci pakaian, peralatan masak, kendaraan dan peralatan lainnya; mandi, cuci, kakus dan berbagai keperluan hidup lainnya.

Kebutuhan dasar lain dari manusia yang harus dipenuhi adalah sanitasi lingkungan yang meliputi kakus, saluran pembuangan, pengelolaan limbah rumah tangga/domestik. Ketersediaan sanitasi lingkungan yang baik, tidak saja akan membuat lingkungan menjadi sehat akan tetapi juga dapat mengurangi penyebaran penyakit diare dan berbagai penyakit berbasis lingkungan lainnya.

4.3.1.3 Tujuan

(33)

2. Memfasilitasi kegiatan “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”.

4.3.1.4Hasil yang Diharapkan

- Adanya Dokumen DED (Detail Enggenering Design) Sistem Air - Terbangunnya fasilitas air bersih yang sampai ke rumah-rumah

masyarakat sebanyak 208 SR (Sambungan Rumah).

- Masyarakat mampu mengimplementasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dapat dilihat dengan adanya kesadaran masyarakat mulai melaksanakan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat misalnya mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air besar.

4.3.1.5 Tahap Kegiatan Program

Pada pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Program Akses Air Bersih Desa Doulu Pasar ada beberapa tahapan kegiatan yaitu : - Perencanaan

- Transek - Sosialisasi

- Pembentukan Kelompok Pengelola - Pelatihan

- Pelaksanaan Konstruksi - Studi Banding

(34)

4.3.1.6. Lokasi dan Kelompok Sasaran

- Lokasi program yaitu Desa Doulu Pasar, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

- Kelompok Sasaran Program yaitu kelompok masyarakat dan anak sekolah.

4.3.1.7. Kemitraan

Untuk kemitraan disini melibatkan yaitu : - Aqua Danone

- Kelompok masyarakat

- Sumatra Rainforest Institute (SRI)

4.3.1.8. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi

- Monitoring : untuk kegiatan monitoring dilaksanakan setiap harinya

dengan melihat permasalahan yang dijumpai.

- Evaluasi Kegiatan : dilakukan ditiap akhir bulan dengan melihat hasil laporan yang ada serta dibahas secara bersama dengan staff CSR Danone, SRI dan Masyarakat.

4.3.1.9. Waktu dan Pelaksanaan KEgiatan - Waktu Kegiatan : 12 bulan

(35)

4.3.2. Keterlibatan Masyarakat

Pada pelaksanaannya program ini agar masyarakat merasa memiliki maka masyarakat harus berkonstribusi terhadap pelaksanaan program. Untuk konstribusi masyarakat yaitu tanah untuk jalur pipa, tanah untuk menara air, tanah untuk ground tank. Jadi dapat dilihat adanya konstribusi dari masyarakat sehingga masyarakat mempunyai rasa kepemilikan yang tinggi.

4.3.2.1. Lembaga Pelaksana

Nama lembaga : Sumatra Rainforest Institute (SRI)

Alamat : Komp. Perumahan Mobil Oil. Jalan Dr. Mansyur III/16A. Kel. P.B Selayang-I Kec. Medan Selayang, Medan – 20131 Sumatera Utara, Indonesia

Telp/Fax : +6261 8224687

E-mail

No. Rekening Lembaga : 160-00-0764757-4

a/n Sumatra Rainforest Institute

(36)

4.3.2.2. Struktur Pelaksanaan Program

[image:36.595.65.555.256.723.2]

Dalam pekerjaan pelaksanaan program akses air bersih Doulu Pasar, pelaksana tugas mengusulkan struktur organisasi pelaksana proyek seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.2

Struktur Pelaksanaan Program PROGRAM AKSES AIR BERSIH

DAN

PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

SUMATERA RAINFOREST INSTITUTE

(SRI)

TEAM LEADER/PROGRAM

MANAGER

SITE COORDINATOR

IMPLEMENTASI PROGRAM PHBS

TIM AHLI

AHLI PERPIPAAN DAN DISTRIBUSI JARINGAN

AHLI TEKNIK SIPIL AHLI UKUR LAHAN AHLI MEKANIKAL DAN

ELEKTRIKAL

SURVEYOR DAN OPERATOR CAD PEMBERI TUGAS

PELAKSANA TUGAS

(37)

Ketua tim akan bertanggung jawab kepada pemberi tugas dengan dibantu oleh tenaga ahli profesional dan tenaga pendukung. Mengingat pekerjaan yang akan dilakukan oleh tim kami cukup berat dengan waktu yang relatif pendek, maka diperlukan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman di tersebut. Ketua tim yang juga akan dibantu oleh tenaga ahli lain sebagai berikut :

- Ahli perpipaan dan Distribusi Jaringan - Ahli Tehnik Sipil

- Ahli Ukur Lahan

- Ahli Mekanikal dan Elektrikal

Tenaga ahli tersebut akan dibantu oleh tenaga pendukung, yaitu: - Surveyor / Field Assistant

- Operator Auto CADS

(38)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Pada bab ini akan dibahas tentang analisa data dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui (angket) kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat dan kemudian disebarkan kepada masyarakat Desa Doulu Pasar serta koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo. Data hasil penelitian ini diperoleh langsung dari masyarakat Desa Doulu Pasar dan koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo dimana masyarakat yang menjadi responden berjumlah 21 orang dan koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo berjumlah 1 orang total 22 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel acak sederhana.

Berdasarkan penyebaran angket atau kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden melalui jenis kelamin, usia, pendidikan, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir. Selain itu diperoleh juga bagaimana program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan oleh Danone Aqua PT. Tirta Sibayakindo di Desa Doulu Pasar Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Baik dari tingkat perencanaan program, tingkat pelaksanaan program, dan hasil program.

Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas, maka analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut ini:

A. Karakteristik umum responden (KarateristikkoordinatorCSR PT. Tirta Sibayakindo dan Karateristik masyarakat Desa Doulu Pasar)

B. Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Kesehatan oleh Danone Aqua PT. Tirta Sibayakindo di Desa Doulu Pasar Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.

(39)

5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

[image:39.595.120.517.206.323.2]

Data distribusi responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Laki-laki Perempuan

13 9

59 41

Total 22 100

Sumber : Data Primer, Juli 2014

Berdasarkan datayang disajikan pada Tabel 5.1 dapat kita ketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki. Persentase responden laki-laki mencapai 59% yaitu 13 orang sedangkan perempuan hanya mencapai 41%. Sampel yang telah ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini tidak mempunyai kriteria tertentu, baik laki-laki maupun perempuan dapat dijadikan sampelasalkan mengikut i program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh PT. Tirta Sibayakindo. Koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo adalah seorang laki-laki yang bernama Sahat Esron Siringo-ringo.

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Data distribusi responden berdasarkan usia disajikan dalam tabel 5.2 berikut ini:

(40)

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (F) Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 27 tahun 28 tahun 30 tahun 32 tahun 36 tahun 40 tahun 1 2 7 4 5 3 4,5 9 31,5 18 23 14

Total 22 100

Sumber: Data Primer, Juli 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang berusia kurang dari 20 tahun. Namum pada usia 27 tahun terdapat 1 responden. Pada usia 28 tahun terdapat 2 responden dan usia 30 tahun terdapat 7 orang termasuk didalamnya adalah 1 orang koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo. Pada usia 32 tahun terdapat 4 orang, pada usia 36 tahun terdapat 5 orang dan pada usia 40 tahun terdapat 3 orang.

(41)

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Agama

[image:41.595.118.514.230.360.2]

Data distribusi responden berdasarkan agama disajikan dalam tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Kristen Protestan Islam

13 9

59 41

Total 22 100%

Sumber: Data Primer, Juli 2014

(42)

mereka antusias untuk ikut merayakan dengan datang berkunjung ke rumah untuk makan bersama.

5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku

[image:42.595.114.501.287.443.2]

Data distribusi responden berdasarkan suku disajikan dalam tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Batak Karo Batak Toba Jawa

15 5 2

68 22 10

Total 22 100%

Sumber : Data Primer, Juli 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.4 mayoritas responden berasal dari suku Batak Karo yaitu sebanyak 15 responden (68%). Jumlah ini tidak berimbang dengan responden yang berasal dari suku Batak Toba sebanyak 5 orang termasuk didalamnya 1 orang koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo, dan diikuti dengan suku Jawa sebanyak 2 orang. Hal ini dikarenakan Desa Doulu Pasar merupakan sebagian kecil dari wilayah Kabupaten Karo jadi wajar bila suku Batak Karo mendominasi di Desa Doulu Pasar. Walaupun memiliki suku yang berbeda-beda masyarakat tetap berbaur, hidup rukun, dan menghargai budaya dari masing-masing suku.

(43)
[image:43.595.120.516.232.415.2]

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar individu untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, bagaimana tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang juga turut menentukan cara berpikir dan bertindaknya. Data distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

SD SMP

SMA/SMK/STM Perguruan Tinggi

0 4 12

6

0 18 54 28

Total 22 100

Sumber: Data Primer, Juli 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.5 diketahui bahwa responden yang menjadi masyarakat Desa Doulu Pasar di dominasi oleh tingkat pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) yaitu 12 responden (54%), selebihnya masih berada di tingkat pendidikan SMP sebanyak 4 responden, 6 responden di tingkat perguruan tinggi termasuk didalamnya 1 orang koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo lulusan S1 Sosiologi Pertanian IPB dan tidak ada responden yang hanya tamat SD.

(44)

Berastagi tahun 2012, mereka yang tamat SD pada umumnya ialah orang-orang yang sudah tua jadi akan sulit berkomunikasi dengannya. Masyarakat Desa Doulu Pasar menunjukkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kehidupan masa depan mereka. Hal ini terlihat dari responden yang menyekolahkan anaknya diluar kota demi mendapat pendidikan yang layak. Maka dari itu mereka bekerja keras menyekolahkan anaknya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

5.3 Evaluasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Kesehatan oleh PT. Tirta Sibayakindo

5.3.1 Tingkat Perencanaan Program (ditujukan kepada koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo)

5.3.1.1 Model Pelaksanaan Program Sebagai Suatu Intervensi Sosial 1. Sektoral

(45)

ingin memberikan program hanya kepada kategori tertentu kecuali program tersebut hanya dapat dilakukan oleh kaum perempuan/petani.

Berdasarkan penjelasan dari responden bahwa pelaksanaan CSR PT. Tirta Sibayakindo tidak menggunakan model pelaksanaan sektoral yang mengelompokkan masyarakat dan memberi program tanggung jawab sosial perusahaan hanya pada kelompok tertentu. Masyarakat yang berada di daerah sekitar PT. Tirta Sibayakindo memiliki hak yang sama untuk mendapatkan bantuan dari perusahaan. Hal ini disebabkan bahwasanya perusahaan ingin membantu masyarakat secara merata tanpa pandang bulu dan tanpa harus mengelompokkan masyarakat mana yang bisa menerima program dan yang tidak bisa menerima program. Ini menandakan perusahaan ingin melihat masyarakat maju dan berkembang bersama tanpa ada yang tertinggal.

2. Komunitas

(46)

masyarakat Desa Doulu Pasar mendapat perlakuan yang samadari pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan yang diberikan oleh PT. Tirta Sibayakindo tanpa ada kriteria tertentu. Beliau tidak membedakan masyarakat berdasarkan mata pencaharian atau tingkat pendidikan.

Berdasarkan penuturan dari responden yaitu Bapak Sahat Esron bahwa model pelaksanaan yang mereka gunakan ialah pendekatan komunitas. Program tanggung jawab sosial perusahaan diberikan untuk seluruh masyarakat Desa Doulu Pasar. Setiap orang yang berdomisili di Desa Doulu Pasar berhak menerima program akses air bersih dan program perilaku hidup bersih dan sehat. Program ini tidak memiliki kriteria tertentu bagi penerimanya jadi bisa diberikan kepada siapa saja karena setiap orang membutuhkan air bersih dan pengetahuan akan hidup sehat.

5.3.1.2 Teknik Perencanaan yang Diterapkan 1. Pengumpulan Data

(47)

kami mencari tahu ialah berkeliling di sekitar desa dan mengamati kehidupan mereka selama beberapa hari sekaligus berbincang untuk mendapatkan informasi yang kami butuhkan. Kami banyak menemukan masalah di dalam kehidupan mereka mulai dari kebutuhan, air bersih, ekonomi, perumahan, dan sebagainya. Oleh sebab itu kami mengumpulkan masyarakat di jambur dan bermusyawarah mengenai masalah apa yang paling utama yang harus diselesaikan. Saat itu mereka sepakat air bersih yang terlebih dahulu ditangani. Maka dari itu kami memutuskan untuk membuat program air bersih kepada masyarakat Desa Doulu Pasar serta program pemeliharaan kesehatan sebagai pendukungnya”.

”Menurut saya pengumpulan data yang dilakukan sudah cukup efektif karena kami mengamati kehidupan masyarakat terlebih dahulu untuk mengetahui masalah-masalah yang mereka hadapi dan mengambil keputusan untuk mengatasinya dengan bermusyawarah. Masyarakat yang ikut dalam musyawarah sekitar 80% dan saya rasa sudah cukup untuk mewakili masyarakat yang tidak dapat hadir. Pengumpulan data yang kami lakukan berguna untuk mengetahui terlebih dahulu masalah yang dihadapi masyarakat sehingga program yang diberikan adalah solusi untuk mengatasi masalah tersebut”.

(48)

mengumpulkan data yang lebih akurat tetapi dengan syarat musyawarah tersebut harus dihadiri lebih dari 50% anggota masyarakat untuk mewakili anggota masyarakat yang tidak bisa hadir. Pengumpulan data ini berfungsi untuk mengetahui masalah yang dihadapi masyarakat agar program yang dilaksanakan nantinya adalah solusi tepat dari masalah mereka tersebut.

2. Sosialisasi Program kepada Masyarakat

Dalam merencanakan program kepada masyarakat ada baiknya jika masyarakat mengetahui program apa yang akan diberikan kepada mereka. Sosialisasi merupakan langkah awal dalam pelaksanaan program. Meskipun terlihat sepele dan ringan, namun proses sosialisasi sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan program sehingga seorang pelaku program harus sangat berhati-hati dalam proses sosialisasi, mengingat kondisi masyarakat yang heterogen, baik tingkat pendidikan, karakter, daya terima dan pemahaman masyarakat (DS, 2013: 190). Bapak Sahat Esron mengutarakan bahwa memang diadakan sosialisasi program kepada masyarakat sebelum dilaksanakan. Ini bertujuan agar masyarakat mengetahui terlebih dahulu dan memahami jenis program yang akan mereka terima sehingga tidak bingung saat program akan dilaksanakan. Saat sosialisasi program mereka memang menyambut baik program yang akan dilaksanakan tersebut tetapi tetap saja ada pihak kontra yang ingin mendapatkan lebih dari yang diberikan dan mencari untung sendiri. Walaupun begitu sebagian besar masyarakat merasa dan senang akan program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan yang akan dilaksanakan.

(49)

misalnya dari provokator. Nampak bahwa sebagian besar masyarakat Desa Doulu Pasar berpendidikan karena memiliki sifat menghargai apa yang diberikan orang lain kepada mereka. Dapat dilihat dari paparan diatas, walaupun ada beberapa orang yang menerima lebih atau mencari untung sendiri ternyata tidak terlalu berpengaruh dibanding dengan orang yang menerima baik program yang disosialisasikan.

5.3.1.3 Model Pelaksanaan Needs and Problems Assesment yaitu Model

Focus Group Discussion (FGD)

1. Identifikasi Masalah

Bapak Sahat Esron menuturkan bahwa “sebelum merencanakan program CSR yang akan diberikan kepada masyarakat, kami tim CSR terlebih dahulu mencoba mencari tahu masalah yang dihadapi masyarakat Desa Doulu Pasar agar program yang akan dilaksanakan menjadi solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Sebenarnya banyak masalah kebutuhan yang dialami masyarakat Desa Doulu Pasar seperti materi, air, pekerjaan, cara hidup sehat, rumah layak huni dan lain sebagainya tetapi semua masalah itu tidak bisa secara keseluruhan langsung dapat diatasi. Masalah yang paling utamalah terlebih dahulu diberikan solusinya”. Menggunakan FGD dalam mengidentifikasi masalah berguna untuk mengetahui masalah serta hambatan yang terjadi di masyarakat. Melalui FGD masyarakat setempat mampu menyampaikan sikap, pemikiran, gagasan, atau pemecahan suatu masalah dari topik yang didiskusikan dengan cara musyawarah (Siagian dan Suriadi, 2012: 168).

(50)

habisnya, selalu saja ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Melalui informasi dari responden diketahui banyak ditemukan masalah kebutuhan yang dihadapi masyarakat Desa Doulu Pasar. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan yang dimiliki untuk mendapatkan hidup yang lebih layak misalnya disebabkan pendapatan. Meskipun banyak masalah yang ditemui di dalam masyarakat, responden hanya akan memfokuskan pada satu masalah saja. Semua orang memiliki keterbatasan sama halnya dengan responden yang tidak mungkin bisa sekaligus menyelesaikan masalah masyarakat Desa Doulu Pasar. Jadi hanya masalah utama yang akan diselesaikan terlebih dahulu.

2. Penentuan prioritas

(51)

mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan (Azwar, 1996).

Berdasarkan pemaparan oleh responden diketahui koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo ingin mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tetapi dia hanya bawahan dari direktur utama Danone Aqua yang hanya bisa menuruti perintah atasan. Berdasarkan kesepakatan bersama yang dihasilkan bahwa masalah mengenai air bersih yang menjadi masalah utama yang harus diatasi. Air merupakan kebutuhan pokok yang mau tidak mau harus dipenuhi. Menyelesaikan masalah mengenai sumber air akan membantu meringankan masalah lainnya seperti cara hidup sehat sehingga terhindar dari sakit, pengurangan pengangguran dengan berwiraswasta dengan doorsmeer dan lain sebagainya. Tampaknya masyarakat tidak salah pilih karena air sangat penting dalam kehidupan dan keberlangsungan hidup manusia.

3. Tanggapan Masyarakat pada Program

(52)

daripada yang tidak. Jadi otomatis masyarakat mendukung program yang akan kami laksanakan tersebut”.

Berdasarkan penuturan responden kita dapat mengetahui bahwa masyarakat senang dan menyambut baik program tanggung jawab sosial perusahaan bidang kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut. Diketahui dengan tidak terjadi perselisihan pendapat yang begitu serius. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh pola pikir mereka bahwa program bidang kesehatan ini bukanlah hal yang merugikan dan membantu mengurangi beban masyarakat Desa Doulu Pasar. Pemikiran ini biasanya muncul dari masyarakat tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas) sedangkan pola pikir masyarakat yang tamatan perguruan tinggi memiliki pola pikir yang lebih kritis karena mengetahui hak yang pantas mereka dapatkan makanya mereka ingin mendapat lebih dari program yang sudah diberikan. Masyarakat yang pendidikannya dibawah tamatan SMA malah menolak menerima program ini karena mereka berpikir program ini hanya bertujuan menciptakan citra baik bagi perusahaan dan program pasti dikerjakan asal-asalan. Biasanya orang yang berpendidikan rendah memiliki ketakutan yang tinggi akan hal baru yang tidak mereka mengerti.

5.3.1.4 Kesesuaian Program yang Direncanakan dengan Masalah yang Dihadapi dan Keperluan Masyarakat yang Harus Dipenuhi

1. Masalah yang dihadapi Masyarakat

(53)

Berdasarkan penuturannya tersebut dapat kita lihat bahwa beliau mengetahuinya setelah melakukan identifikasi masalah dan pengumpulan data sebelum melaksanakan program. Jika tidak melalui kegiatan tersebut kemungkinan beliau tidak mengetahui dengan akurat apa sebenarnya masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Padahal setidaknya beliau sudah bisa mengetahui atau menerka apa yang menjadi masalah masyarakat karena dia berada di posisi CSR wajar bila dekat dan akrab dengan masyarakat desa sekitar perusahaan.

2. Keperluan Masyarakat yang Harus Dipenuhi

Berbicara mengenai masalah yang dihadapi masyarakat cakupannya terlalu luas karena banyak sekali masalah yang mereka hadapi baik itu secara individual ataupun kelompok. Sedangkan berbicara mengenai keperluan masyarakat berbicara mengenai apa-apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat. Keperluan masyarakat yang tidak bisa dipenuhi masuk dalam masalah yang dihadapi masyarakat. Bapak Sahat Esron sudah mengetahui keperluan yang harus segera dipenuhi terlebih dahulu. Beliau juga mendapatkan informasi ini dari identifikasi masalah dan pengumpulan data dengan musyawarah yang dilakukan sebelum dilaksanakannya program CSR. Keperluan yang masyarakat yang harus dipenuhi tersebut adalah kebutuhan akan air bersih.

(54)

kekeringan. Apabila tubuh kehilangan banyak air ,maka akan mengakibatkan kematian. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Maka dari itu dari banyak keperluan masyarakat yang harus dipenuhi, program akses air bersih yang akan diberikan kepada masyarakat Desa Doulu Pasar karena air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.

3. Kesesuaian program dengan masalah dan keperluan yang dihadapi masyarakat

(55)

Berdasarkan penuturan responden diketahui telah sesuai program yang diberikan oleh perusahaan dengan masalah dan keperluan yang dihadapi masyarakat Desa Doulu Pasar. Program yang diberikan adalah jawaban bagi masalah dan keperluan masyarakat. Sebenarnya banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Doulu Pasar tetapi yang menjadi prioritaslah yang diutamakan. Selain itu program PHBS yang diberikan untuk mendukung program akses air bersih. Program PHBS merupakan pendukung dari program akses air bersih dimana dengan terciptanya PHBS dalam masyarakat, lingkungan akan semakin terjaga dan kesterilan air sebagai bahan baku perusahaan akan semakin baik. Bukan hanya menguntungkan masyarakat tetapi juga menguntungkan bagi perusahaan.

5.3.2 Tingkat Pelaksanaan Program (ditujukan kepada koordinator CSR PT. Tirta Sibayakindo)

5.3.2.1 Ada Tidaknya Pelaku Program Sebagai Fasilitator dan Sejauh Mana Efektifitas Pelaksanaan Fungsi tersebut

1. Peran sebagai fasilitator

(56)

saya rasa keinginan mereka terlalu berlebihan seperti memberi lapangan pekerjaan untuk semua masyarakat Desa Doulu Pasar, saya tidak mendukungnya dan memberitahu bahwa keinginan itu sulit dipenuhi dan tidak mungkin diwujudkan secara langsung”.

Berdasarkan penuturan responden diketahui bahwa beliau merasa sudah cukup berperan sebagai fasilitator sebagaimana mestinya. Beliau berusaha membantu masyarakat Desa Doulu Pasar dengan segala kekurangan dan keluhannya tetapi dirasa benar pula jika segala keinginan yang mereka sampaikan harus disaring terlebih dahulu. Mungkin saja beberapa keinginan itu hanya akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. Maka dari itu fasilitator harus bertindak dengan benar guna mempertahankan hubungan baik antara masyarakat dan perusahaan.

2. Kesesuaianfungsi fasilitator dan efektifitas fasilitator

(57)

yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Berdasarkan pernyataan responden dapat kita lihat bahwa beliau memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk menilai dirinya sudah sesuai sebagai fasilitator sebagaimana mestinya dan sudah efektif melaksanakan tugasnya. Tidak dapat dipungkiri memang benar yang dikatakan oleh beliau dapat dilihat dari keberhasilan program yang telah dilaksanakanya. Kepercayaan diri yang muncul itu berasal dari keberhasilan program yang telah diselenggarakannya sehingga tidak ragu mengatakan bahwa beliau telah berperan sebagai fasilitator yang sebagaimana mestinya. Fasilitator sebagai pemungkin membuat apa yang tidak mungkin justru sangat mungkin jika kemampuan masyarakat digali secara profesional. Maksudnya masyarakat hanya perlu dibantu dan didukung untuk mengetahui kemampuan yang mereka miliki, yang sesungguhnya sangat bermanfaat jika dapat digali dan digunakan secara baik (Siagian dan Suriadi, 2012: 135).

5.3.2.2 Posisi Masyarakat sebagai Kelompok Sasar dalam Pelaksanaan Program

(58)

berpartisipasi, mereka terlebih dahulu diberitahu bentuk partisipasi apa yang akan mereka lakukan nanti. Sebagian dari masyarakat juga turut serta meminjamkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program atau menyediakan snack ringan. Saya yang mensosialisasikan apa yang akan mereka lakukan dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan nantinya”.

Berdasarkan penuturan responden diketahui masyarakat turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan. Partisipasi yang dilakukan masyarakat bermacam-macam mulai dari ikut serta dalam proses pengerjaan, meminjamkan alat-alat, dan menyediakan makanan ringan untuk pekerja ataupun koordinator CSR itu sendiri. Partisipasi yang mereka lakukan ini awalnya diberitahu oleh koordinator CSR sendiri agar masyarakat mengetahui apa saja yang akan mereka lakukan. Partisipasi ini juga membantu masyarakat lebih mengetahui secara nyata seperti apa program yang akan mereka terima dan mengetahui bagaimana kerja keras membangun program tersebut agar kedepannya masyarakat dapat menjaga serta menghargai hasil program.

5.3.2.3 Kesesuaian Aktivitas yang Dilakukan dengan Aktivitas yang Direncanakan Sebelumnya

(59)

sebagainya. Hampir semua yang kegiatan yang dijadwalkan dilaksanakan dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh responden bahwasanya akitivitas yang dilaksanakan berjalan baik dan lancar dengan sedikit kendala yaitu hujan. Mungkin pada waktu itu sedang musim hujan di sekitar Desa Doulu Pasar padahal dilaksanakan bulan Mei, karena letaknya yang berada di daerah pegunungan jadi sering terjadi hujan ataupun gerimis. Selain itu, beliau juga mengungkapkan aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya berjalan sesuai dengan kenyataannya. Kegiatan pada pelaksanaan program berdasarkan pada daftar kegiatan perencanaan sebelumnya. Dapat dilihat bahwa perusahaan mengikuti peraturan yang telah diciptakannya sendiri.

5.3.2.4 Metode Pelaksanaan Program dengan Community Organization

Community Development (COCD)

(60)

suatu kondisi yang dialami masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuannya (Suharto,2009:57).

Bapak Sahat Esron mengatakan bahwa ”dalam pelaksanaan program, masyarakat ikut terlibat di dalamnya baik itu langsung turun ke lapangan ataupun tidak. Ada yang membantu mengerjakan bangunan untuk tempat penampungan air, menyediakan lahan untuk pembangunan bak penampungan, ada juga yang bersedia meminjamkan alat seperti tadi saya katakan begitu pula ibu-ibu rimah tangga yang menyediakan snack ringan untuk dikonsumsi. Hal-hal kecil yang dilakukan oleh masyarakat yang berhubungan dengan program sudah masuk dalam partisipasi masyarakat. Bagaimana pun hampir seluruh masyarakat Desa Doulu Pasar ikut berperan aktif dalam pelaksanaan program. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui apa, dimana, kapan, dan bagaimana program CSR yang diberikan tersebut sehingga ke depannya masyarakat dapat mengelola program yang telah selesai dilaksanakan. Selain mengembangkan masyarakat, kami juga memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri nantinya dan mengelola program CSR seperti sekarang ini, merekalah yang mengelola sarana prasana untuk akses air bersih”.

(61)

program tanggung jawab sosial perusahaan. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, mengendalikan, dan memutuskan apa yang mereka lakukan untuk program akses air bersih dan program perilaku hidup bersih dan sehat.

5.3.2.5 Persentase Keterlibatan Pelaku Program dan Masyarakat sebagai Kelompok Sasar

Bapak Sahat Esron mengungkapkan bahwa keterlibatannya sebagai pelaku program sekitar 30% karena sebenarnya yang lebih banyak terlibat adalah pihak ketiga sebagai tim pelaksana program tanggung jawab sosial perusahaan yaitu Sumatera Rainforest Institute (SRI). Begitu halnya dengan keterlibatan masyarakat Desa Doulu Pasar yaitu sekitar 30% dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan. Jadi dapat diperkirakan bahwa keterlibatan pihak ketiga sebagai tim pelaksana sekitar 40%.

(62)

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, keterlibatan masyarakat

dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi

22.00 WIB).

5.3.3 Tingkat Hasil Program (ditujukan kepada masyarakat Desa Doulu Pasar) 5.3.3.1 Perubahan Kesehatan Masyarakat Akibat Program

[image:62.595.92.569.510.683.2]

1. Sumber Air yang Digunakan Sehari-hari Sebelum dan Setelah Program Data distribusi berdasarkan sumber air yang digunakan sehari-hari sebelum dan setelah program oleh masyarakat Desa Doulu Pasar disajikan dalam tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6

Data Responden Berdasarkan Sumber Air yang Digunakan Sehari-hari

No Kategori Sebelumprogram Setelah program

Frekuensi (F) Persentase (%) Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 5

Air sungai Air sumur

Air hasil program

12 9 0

57 43

0

0 0 21

0 0 100

Total 21 100 21 100

(63)

Air merupakan sumber kehidupan yang sangat diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Di Desa Doulu Pasar sumber air yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari berasal adalah air sungai, seperti yang tertera pada tabel 5.6 sebanyak 12 responden menggunakan air sungai sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Air bersih sulit diperoleh dimana warga harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk memperoleh air yang benar-benar bersih. Jika hujan air sungai yang bercampur lumpur terpaksa harus dikonsumsi juga untuk kebutuhan sehari-hari. Selain memanfaatkan air sungai, sebanyak 9 responden menggunakan air dari sumur untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. Tidak semua rumah memiliki sumur maka dari itu warga yang lain menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Setelah adanya program akses air bersih, semua warga beralih ke sumber air yang disediakan oleh PT. Tirta Sibayakindo. Air bersih yang diberikan oleh PT. Tirta Sibayakindo ditampung dalam bak besar yang letaknya lebih tinggi dari rumah warga lalu di salurkan melalui pipa-pipa ke tiap-tiap rumah sehingga memudahkan warga mendapatkan air bersih. Setelah itu masyarakat akan menggunakan air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhannya yaitu MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan akan lebih terhindar dari penyakit karena penggunaan air yang lebih bersih dari sumber air yang selama ini mereka gunakan.

2. Kemudahan dalam Mendapatkan Air Bersih

(64)
[image:64.595.85.573.127.305.2]

Tabel 5.7

Data Responden Berdasarkan Kemudahan dalam Mendapatkan Air Bersih

No Kategori Sebelumprogram Setelah program

Frekuensi (F) Persentase (%) Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Mudah Biasa saja Tidak mudah

0 3 18

0 14 86

19 2 0

90 10 0

Total 21 100 21 100

Sumber: Data Primer, Juli 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7 diketahui bahwa sebelum adanya program warga merasa sulit untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari walaupun ada beberapa responden yang merasa biasa saja dalam kondisi tersebut. Sebanyak 15 responden merasa sulit untuk mendapatkan air bersih karena sebagian besar warga memanfaatkan air sungai sebagai sumber air dimana air sungai bisa sewaktu-waktu kotor karena hujan. Sebanyak 3 responden merasa biasa saja dengan keadaan tersebut. Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini dan tidak merasa terancam walaupun sebenarnya mereka benar-benar sangat membutuhkan air bersih.

(65)

3. Kesadaran Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

[image:65.595.93.566.262.440.2]

Data distribusi berdasarkan kesadaran pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sebelum dan setelah program /oleh masyarakat Desa Doulu Pasar disajikan dalam tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.8

Data Responden Berdasarkan Kesadaran Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

No Kategori Sebelumprogram Setelah program

Frekuensi (F) Persentase (%) Frekuensi (F) Persentase (%) 1 2 3 Menyadari Biasa saja Tidak menyadari 5 6 10 24 29 47 18 3 0 86 14 0

Total 21 100 21 100

Sumber: Data Primer, Juli 2014

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.8 diketahui bahwa sebelum dilaksanakannya program, warga Desa Doulu Pasar kurang menyadari akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Terdapat 10 responden yang tidak menyadari akan pentingnya hidup bersih dan sehat.Seperti pentingnya untuk mencuci tangan sebelum makan, setelah beraktifitas, selesai buang air, memberikan gizi yang baik pada balita. Mereka hanya mencuci tangan dengan ala kadarnya dan memberikan asupan makanan yang seadanya pada balita mereka. Sebanyak 6 responden merasa biasa saja akan perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan hanya 5 responden yang menyadari akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.

(66)

Gambar

Gambar 4.1 Jalur Distribusi Produk AQUA
Gambar 4.2 Struktur Pelaksanaan Program
Tabel 5.1
Tabel 5.3
+7

Referensi

Dokumen terkait