• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Sanjes kumar A/L Anbualakan

Tempat/ tanggal lahir : Selangor, Malaysia / 24 Mac 1993

Alamat : Jalan Tanjong Rejo, Jalan Kemboja

Resident K, Medan.

Agama : Hindu

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Seri Serdang, ...40150 Seri kembangan, Selangor. (2000 ...- 2005)

2. Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Indah, Seri Kembangan. (2006 - ..2010).

3.Geomatika college, Foundation in ...Science (2011).

4. Universitas Sumatera Utara, Medan (2012 - sekarang).

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : 1. Pengawas sekolah tahun ...2006 dan 2010.

(2)
(3)
(4)
(5)

Lampiran 3

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Lampiran 7. i

Lembar Penjelasan

Saya, Sanjes kumar Anbualakan, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian berjudul “Tingkat Kepatuhan Diet Pasien DM Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan”.

Dalam penelitian ini, Anda akan diberikan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan, dengan dugaan waktu penyelesaian kuesioner 5-10 menit.

Hasil jawaban kuesioner tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan selain penelitian dan akan dirahasiakan. Apabila Anda memiliki pertanyaan atau keluhan, silakan menghubungi saya, Sanjes kumar Anbualakan(HP: 087867990999).

Atas perhatian Anda, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2015 Hormat saya,

(11)
(12)

LAMPIRAN 7.iii

LEMBAR KUESIONER

Judul Penelitian : Tingkat Kepatuhan Diet Pada Pasien DM Tipe II Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Peneliti : Sanjes Kumar Anbualakan (120100539)

Alamat Responden : A. Data Demografi

Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan dibawah ini Usia :

Jenis Kelamin : Agama : Pekerjaan : B. Tingkat Kepatuhan

Kepatuhan (ketaatan) adalah melaksanakan cara dan perilaku yang disarankan oleh orang lain, dan kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif dalam mencapai tujuan.

Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda cek

list (√) pada kolom yang tersedia.

Keterangan : Tidak pernah = 1 Kadang-kadang = 2 Sering = 3 Selalu/Terus menerus = 4

JENIS MAKANAN

NO PERTANYAAN TP KK S TM

1 Saya selalu makan sayur dan buah sesuai dengan anjuran dokter

2 Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral

(13)

telah saya kurangi.

4 Setiap hari saya tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung minyak / tinggi lemak seperti makanan siap saji (fast food), gorengan, usus, dan hati.

5 Setiap hari saya tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang terasa manis/banyak mengandung gula.

6 Saya menghindari kue manis agar penyakit saya

tidak bertambah parah.

7 Saya tidak sering kali minum susu kental manis.

8 Saya tidak suka makan cokelat.

JADWAL MAKANAN

NO PERTANYAAN TP KK S TM

9 saya makan tepat pada waktu.

10 Saya akan rutin melakukan kunjungan ulang

konsultasi gizi.

11 Saya selalu menjaga gula darah agar tidak terjadi komplikasi.

12 Saya sering merencanakan diet dengan memperhatikan makanan yang cocok. 13 Saya selalu menjaga berat badan saya dalam

batas normal.

14 Saya selalu berolahraga minimal satu kali dalam

seminggu.

15 Saya selalu memeriksa gula darah minimal satu kali

dalam sebulan.

16 Saya selalu mengikuti anjuran dokter dalam perencanaan diet Diabetes.

(14)

JUMLAH MAKANAN

NO PERTANYAAN TP KK S TM

18 Saya selalu memperhatikan kandungan gizi makanan yang di konsumsi.

19 Saya selalu makan dalam porsi yang mecukupi.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anisha, D., 2013. Kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam penatalaksanaan diabetes mellitus di poli klinik endokrin RSUD DR. Pirngadi Medan. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Brunner & Suddarth., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.in Universitas Sumatera Utara Institution Repository.

Bambang, P., dan Lina, M., J., 2005, “Metode-Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi” PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Baynes, J.W., 2003. Role of oxidative stress in diabetic complications. A new perspective on an old paradigm. Diabetes in Universitas Sumatera Utara

Institution Repository, 48, pp. 1-9.

Buse, J.B., 2008. Type 2 Diabetes Melitus. In : Kronenberg, H.M., ed. Williams Textbook Of Endocrinology. Philadelpia: Saunders in Universitas Sumatera Utara Institution Repository, pp. 1329-1343.

Handayani, L., 2007. Kejadian diabetes melitus (DM), perilaku berisiko dan kondisi fisiologis penderita DM di Indonesia. Dalam : Majalah Kesehatan Perkotaan dalam Rapository Universitas Sumatera Utara, 15 (1), pp. 55-67.

Handayani, L., 2007. Kejadian Diabetes Melitus (DM), Perilaku Berisiko Dan Kondisi Fisiologis Penderita DM di Indonesia. Dalam : Majalah Kesehatan Perkotaan.dalam Rapository Universitas Sumatera Utara, 15 (1), pp. 55-67.

International Diabetes Federation, 2013. IDF Diabetes Atlas. Edisi keenam. International Diabetes Federation.

Kurniawati, D., 2007, Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengontrolan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. Skripsi, Universitas Negeri

Semarang, Semarang.

Lanywati, E., 2001. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta : Penerbit Kanisus dalam Rapository Universitas Sumatera Utara

Mirza, M., 2008. Mengenal Diabetes Melitus. Kata Hati. Yogyakarta dalam Rapository Universitas Sumatera Utara .

(16)

Noer, H., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta dalam Rapository Universitas Sumatera Utara.

Perkeni, 2006. Kosensus pengelolaan dan pencegahan diabetes di Indonesia. Pratiwi, Y., 2009. Hubungan Diet, Olahraga, Kepatuhan Berobat, dan Penyuluhan

Kesehatan dengan Komplikasi Kronis Diabetes Melitus. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga

Purba, Isabellah, Candra, 2008. Pengalaman ketidak patuhan pasien terhadap …… penatalaksanaan DM. Tesis. Universitas Indonesia dalam Rapository UniversitasSumatera Utara.

Rahmadilayani, N., 2008. Hubungan antara Pengetahuan tentang Penyakit dan Komplikasi Diabetes pada Penderita Diabetes Melitus dengan Tingkat mengontrol Kadar Gula Darah. dalam Rapository Universitas Sumatera Utara.

Smeltzer, S., C., 2002. Bahan ajar keperawatan medical bedah, Brunner & Suddarth. Alih Bahasa : Agung Waluyo dkk. Jakarta : EGC dalam Rapository UniversitasSumatera Utara.

Suprihatin, P., J., S., P., 2012. Patterns right amount diet, schedule, and the blood sugarof patient with diabetes mellitus installation of type II in out patient. Jurnal STIKES.vol 5.

Susanty, M.T., 2004. Gambaran tentang pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitusterhadap kepatuhan dalam melaksanakan diet yang dirawat jalan di RSU. Pirngadi Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Lestari, T., S., 2012.Hubungan psikososial dan penyuluhan gizi dengan kepatuhan diet.pasien diabetes malitus tipe 2 rawat jalan di RSUP Fatmawati. Skripsi . Depok : Universitas Indonesia.

Soegondo, S., dkk, 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. ...FKUI..Jakarta dalam Rapository Universitas Sumatera Utara.

Suyono, K., 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam : Sudoyo, A.W., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam Rapository Universitas Sumatera Utara, pp. 1852-1856.

(17)

Soegondo, S,. Soewondo, P., Subekti, I., 2009. Penatalaksanaa diabetes mellitus .terpadu. Jakarta : FK UI dalam Rapository Universitas Sumatera Utara. Schteingart, D. S., 2006. Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Melitus. Dalam :

Price, S,A., ed. Patofisiologi, Konsep Klinis, Dan Proses Penyakit. Edisi ke-5. Jakarta: EGC, dalam Rapository Universitas Sumatera Utara, pp. 1259-1267.

Soegondo, S., 2006. Farmakoterapi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2. Dalam : Sudoyo, A.W., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam Rapository Universitas Sumatera Utara, pp. 1860-1863.

Soegondo, Soewondo, P., Subekti, I., 2007. Hidup Sehat dengan diabetes. Jakarta : FK UI

Tera, B.H.A., Noer, E.R., 2011. Determinan Ketidakpatuhan diet penderita DM tipe2. Artikel. Undip Semarang.

Tjokroprawiro, Askandar., 2006. Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama Diabetes ...Mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Tandra, H., 2007. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama(2008). Diabetes Tanya Jawab Lengkap dengan Ahlinya.Jakarta. Gramedia Pustaka Utama dalam Rapository Universitas Sumatera Utara.

Waspadji, S., 2009. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, dalam Rapository Universitas Sumatera Utara, pp. 1922-1929. Wahyudi, H., 2011. Hubungan pengetahuan dan motivasi dengan kepatuhan

pelaksanaan diet pasien diabetes mellitus. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Solo : Universitas Sebelas Maret.

Waspadji, S., 1997. Diabetes Melitus Pada Kehamilan. Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta.dalam Rapository Universitas Sumatera Utara.

(18)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional

Jadwal makanan

Tingkat Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe II

Jenis makanan

Jumlah makanan

- Jumlah //makanan

Konseptual

- Kuantitas kalori //yang kita makan //atau masuk ke //dalam tubuh yang //membentuk atau //mengganti //jaringan

//tubuh,mengatur //semua proses

Definisi Operasional

(19)

- Jenis makanan

- Segala bahan //yang kita makan //atau masuk ke //dalam tubuh yang / mempunyai //ciri ..dan sifat yang //khusus

- Variasi //makanan //penderita //diabetes //melitus tipe II //yang sesuai

-Kuesioner -Wawancara - Rasio

-Jadwal makanan

- Rencana kegiatan //atau pembagian //waktu

//pelaksanaan yang //terperinci untuk //makan

- Penderita //diabetes //melitus tipe II //harus makan //tepat waktu //sesuai dengan //dietnya.

(20)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deksriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu pendekatan riset yang pada masa sekarang dan di desain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berdasarkan pada kejadian yang berlangsung saat ini. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang ada yaitu mengenai tingkat kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus tipe II rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2015.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai dengan bulan November 2015. Pemilihan waktu penelitian dengan mempertimbangkan waktu, dana dan sumberdaya.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data kuesioner yang didiagnosa Diabetes Melitus tipe II di poli-endokrin Departemen Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik, Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini penderita diabetes melitus tipe II yang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Polulasi dalam penelitian ini dipilih mengunakan kriteria inklusi dan ekslusi seperti yang berikut :

(21)

a) Kriteria inklusi

1) Pasien didiagnosa diabetes mellitus tipe II.

2) Diketahui jenis makanan dan jumlah makanan yang dikonsumsi pasien.

b) Kriteria ekslusi

1) Penderita diabetes mellitus dengan komplikasi.

4.3.2. Sampel Penelitian

Jumlah sampel penelitian ini adalah 100 orang pasien dengan menggunakan metode Non-Probability dengan teknik Purposive Sampling. Subjek sampel penelitian adalah penderita diabetes mellitus tipe II di RSUP H. Adam Malik Medan.

Untuk perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yaitu :

Keterangan

n : Besar sampel minimum N : Besar populasi

d : Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0.1) Sumber: Bambang Prasetyo (2005)

n = 2565 ( 2565 )(0.1)(0.1) + 1 n = 2565

26.65 n = 97

(22)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data menggunakan beberapa alat berupa kuesioner yang berstruktur. Kuesioner adalah instrumen tulisan yang diisi sendiri oleh objek studi dan hasilnya akan dianalisa dengan uji spearmen yaitu dengan meranking hasil observasinya pada dua variabel yang diukur, kemudiaan menentukan tingkat hubungan diantara dua variabel tersebut.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data.

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan komputer. Data yang diperoleh, berupa berapa pasien yang didiagnosa Diabetes Melitus tipe II, distribusi menurut tingkat kepatuhan diet, jenis makanan dan jumlah makanan, serta hasil dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi yang diolah dengan menggunakan komputer.

(23)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan ini berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah yang masuk dalam kategori Rumah Sakit Kelas A. Berdasarkan SK MenKes RI No. HK.02.02/MENKES/390/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional, RSUP H. Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit di bagian Regional Barat yang merupakan Rumah Sakit Rujukan Nasional. Selain itu RSUP H. Adam Malik Medan ini juga merupakan jenis Rumah Sakit Pendidikan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian di bidang kesehatan di rumah sakit ini.

5.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer, yaitu dengan menggunakan data kuesioner yang diberi pada pasien yang didiagnosa Diabetes Melitus tipe II di poli-endokrin Departemen Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik, Medan dengan jumlah responden 100 orang.

5.1.2.1 Distribusi Data Demografi Responden

(24)
[image:24.612.153.576.136.468.2]

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi

Data Demografi Frekuensi

Persentase

(%)

Usia

30 – 60 82 82%

>60 18 18%

Jenis Kelamin

Laki-laki 45 45% Perempuan 55 55% Pekerjaan

Wiraswasta 35 35% Ibu rumah tangga 29 29% Pegawai negeri 11 11% Petani 15 15% Lain-lain 10 10%

Data yang diperoleh menunjukkan responden pada penelitian ini paling banyak adalah jenis kelamin perempuan dengan jumlah responden 55 orang (55.0%).Tingkat usia responden paling banyak berada di rentang 30-60 tahun (82.0%). Pekerjaan responden yang paling banyak adalah wiraswasta yaitu 35 responden (35.0%).

5.1.2.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Makanan

(25)
[image:25.612.141.494.125.227.2]

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Makanan 2015

Jenis Makanan Frekuensi Presentase (%)

Patuh 75 75.0

Tidak patuh 25 25.0

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.2, diketahui bahwa kebanyakan pasien diabetes melitus tipe II patuh dalam jenis makanan yaitu sebanyak 75 orang (75.0%) dan sisanya adalah tidak patuh yaitu 25 orang (25.0%).

5.1.2.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Makanan

Distribusi data berdasarkan jumlah makanan pada pasien diabetes melitus tipe II pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Makanan. 2015

Jumlah Makanan Frekuensi Persentase (%)

Patuh 63 63.0

Tidak patuh 37 37.0

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.3, diketahui bahwa kebanyakan pasien diabetes melitus tipe II adalah dalam kategori patuh untuk jumlah makanan yaitu sebesar 63 orang (63,0%) dan diikuti 37 orang (37,0%) adalah dalam kategori tidak patuh.

5.1.2.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jadwal Makanan.

[image:25.612.142.493.401.523.2]
(26)
[image:26.612.143.493.122.248.2]

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jadwal Makanan 2015

Jadwal Makanan Frekuensi Persentase (%)

Patuh 73 73.0

Tidak patuh 27 27.0

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.4, diketahui bahwa sebanyak 73 dari 100 pasien (73,0%) adalah dalam kategori patuh, sedangkan 27 orang (27,0%) adalah dalam kategori tidak patuh mengikuti jadwal makanan.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Data Demografi Responden

Data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini paling banyak adalah jenis kelamin perempuan dengan jumlah responden 55 orang (55.0%) dan sisanya adalah laki-laki dengan jumlah responden 45 orang (45.0%). Hasil penelitian ini mendukung pendapat Ligaray & Isley (2009) yang menjelaskan bahwa diabetes melitus tipe II lebih banyak diderita oleh wanita dewasa. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Kusniawati (2011) yang menjelaskan bahwa sebagian besar responden yang menderita diabetes melitus tipe II adalah berjenis kelamin perempuan (61%). Shigaki et al (2010) menjelaskan bahwa dari 97 responden yang mengikuti penelitian beliau, 64% dari mereka juga berjenis kelamin perempuan.

(27)

menderita diabetes melitus tipe II akan meningkat. Usia sangat erat kaitannya dengan diabetes melitus tipe II, dimana pada usia lanjut terjadi kenaikan kadar gula darah akibat resistensi insulin yang disebabkan karena menurunnya aktifitas, perubahan pola makan, dan penurunan fungsi neurohormonal.

Pekerjaan responden yang paling banyak adalah wiraswasta yaitu 35 responden (35.0%), diikuti dengan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 29 orang (29.0%),kemudian diikuti dengan pegawai negeri yaitu sebanyak 11 orang (11.0%) dan sisanya adalah petani dan lain-lain yaitu sebanyak 15 orang (15.0%) dan 10 orang (10.0%) masing-masing. Menurut Ariani et al (2012) sebanyak 65,5 % penderita diabetes melitus tipe II tidak bekerja atau kurang melakukan aktivitas fisik. Menurut Fitriyani (2012) terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian diabetes melitus tipe II, orang yang aktifitas fisik sehari-harinya ringan memiliki resiko 2,68 kali untuk menderita diabetes melitus tipe II dibandingkan dengan orang yang yang aktifitas fisiknya sedang atau berat.

5.2.2 Jenis Makanan

(28)

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2011) di RSUD menunjukkan sebanyak 51% pasien diabetes melitus tipe II rawat jalan patuh terhadap diet diabetes melitus.

5.2.3 Jumlah Makanan

Berdasarkan penelitian ini, 63 orang (63.0%) dari total responden mempunyai tingkat kepatuhan yang baik terhadap jumlah makanan pasien diabetes melitus tipe II dan kelompok ini merupakan kelompok terbesar dari jumlah sampel. Seramai 37 orang responden mempunyai tingkat kepatuhan yang buruk mengenai jumlah makanan. Kelompok ini merupakan kelompok terkecil dari jumlah sampel dengan persentase sebanyak 37.0%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) bahawa jumlah responden yang patuh pada jenis makanan adalah (58.0 %) dan sisanya tidak patuh (42.0%) pada jumlah makanan. Menurut penelitian Carpenter (2008) kepatuhan jumlah makanan merupakan salah satu yang menjadi masalah dalam kepatuhan diet pasien diabetes melitus tipe II karena lebih sulit dikendalikan dibandingkan dari kepatuhan jenis makanan dan jadwal makanan, ini dapat diihat pada penelitian ini dan peneltian Lestari(2012) bahawa nilai kepatuhan responden terhadap jumlah makanan lebih rendah dibanding jenis dan jadwal makanan. Menurut penelitian Suprihatin (2012) juga menyatakan pasien diabetes melitus tipe II rawat jalan patuh terhadap jumlah makanan adalah sebanyak 63.3% daripada keseluruhan responden.

(29)

5.2.4 Jadwal Makanan

Untuk jadwal makanan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien diabetes melitus tipe II di RSUP Haji Adam Malik Medan (73.0%) mempunyai tingkat kepatuhan yang baik, manakala (27.0%) mempunyai tingkat kepatuhan yang buruk. Data ini sesuai dengan data Lestari (2012) bahawa jumlah responden yang patuh pada jadwal makanan adalah (59.0 %) dan sisanya (41.0%) tidak patuh pada jadwal makanan.

(30)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien diabetes mellitus tipe II di Poli Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2015 yang berasal dari kuesioner sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi maka kesimpulan yang didapatkan adalah :

1. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa responden diabetes melitus tipe II di RSUP Haji Adam Malik Medan sebagian besar responden dalam kategori patuh sebanyak 75 orang (75,0%) dalam menjalankan jenis makanan.

2. Berdasarkan penelitian ini, sebanyak 63 responden mempunyai tingkat kepatuhan yang baik mengenai jumlah makanan pasien diabetes melitus. Kelompok ini merupakan kelompok terbesar dari jumlah sampel dengan persentase sebanyak (63.0%).

3. Untuk jadwal makanan, sebanyak 73 orang responden dengan persentase (73.0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan kelompok ini merupakan kelompok terbesar dari jumlah sampel.

6.2 Saran

Dari pengamatan selama saya melakukan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang ingin saya berikan. Diantaranya:

1. Pengetahuan mayoritas masyarakat masih dalam kategori sedang, maka ...sebaiknya program-program penyuluhan perlu ditingkatkan kepada ...pasien yang mengunjungi Poli-Endokrin.

2. Petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien segala persoalan ...yang timbul mengenai diet diabetes melitus dan ini pasti akan ...membantu pasien supaya lebih memahami kepentingan diet diabetes ...melitus.

(31)

...sumber-sumber yang valid. Mahasiswa haruslah mengikuti ...perkembangan.semasa ...mengenai diet.diabetes melitus supaya dapat ...memberikan saranan yang .sepatutnya kepada pasien.

4. Pasien perlu mendapatkan keterangan mengenai diet diabetes melitus dari tenaga kesehatan. Dalam kata lain dokter merupakan pilihan yang tepat karena tidak .semua fakta yang diperoleh dari teman atau

tetangga itu benar. Maka, sebaiknya dapatkan informasi dari petugas kesehatan yang lebih mengetahui tentang penyakit diabetes melitus. 5. Diharapkan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah

satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor lainnya, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, tempat yang berbeda, dan tetap

(32)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus

2.1.1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan kelainan heterogen yang di tandakan apabila kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2002). Diabetes melitus adalah penyakit sistematis, kronis dan multifaktorial yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hyperlipidemia (Bradero, 2009). Dimana hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer, 1999). Ini membuat penulis dapat menyimpulkan bahwa Diabetes Melitus adalah kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.

2.1.2. Epidiomologi

(33)

juta penderita (Suyono, 2006). Dari jenis Diabetes Melitus, kasus yang terbanyak adalah Diabetes Melitus tipe 2 yang meliputi 90% dari populasi DM di Indonesia (Handayani, 2007).

Dari kasus yang terdeteksi cukup tinggi, ternyata hanya 1/3 penderita DM yang melakukan aktivitas fisik secara teratur (Handayani, 2007). Padahal aktivitas fisik yang teratur merupakan hal pokok yang harus dilakukan penderita DM. Kebiasaan melakukan aktivitas fisik sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh penderita DM karena dapat meningkatkan kesehatan psikologis dan mencegah kematian prematur (Buse, 2008).

2.1.3. Etiologi Diabetes Melitus

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli kedokteran, di temukan teori terbaru yang menyatakan bahwa penyakit Diabetes Melitus tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan keluarga (Genetik), tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor multi-kompleks, antara lain kebiasaan aktivitas hidup dan keadaan lingkungan. Orang yang tubuhnya membawa Gen Diabetes, belum tentu akan menderita penyakit gula karena masih ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan timbul penyakit ini, antara lain makan yang berlebihan, kurang berolahraga, dan kehamilan (Lanywati, 2001).

a. Makan yang berlebihan akan membuat gula dan lemak dalam tubuh mengumpul secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar pankreas terpaksa bekerja lebih keras memproduksi hormon insulin untuk mengelola gula yang masuk. Jika satu saat gula tidak dapat memenuhi keperluan hormon insulin yang terus bertambah, kelebihan gula tidak dapat di kontrol lagi dan masuk kedalam darah dan urine (air kencing). Data statistik di Amerika manunjukan bahwa 70% dari total penderita Diabetes Melitus, merupakan orang yang memiliki berat badan yang berlebihan (obesitas).

(34)

berolahraga, zat makanan yang masuk kedalam tubuh sebagai lemak dan gula. Proses pengubahan zat makanan menjadi lemak dan gula, memerlukan hormon isulin. Namun, jika hormon insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit Diabetes Melitus.

c. Pada saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinya, seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makananya, sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan meningkat sekitar 7 kg – 10 kg. Pada saat menambah jumlah konsumsi makanan tersebut menjadi, jika produksi insulin kurang mencukupi, maka akan menimbulkan gejala penyakit Diabetes Melitus.

2.1.4. Klasifikasi Diabetis Melitus a. Diabetes Tipe 1

Diabetes Tipe I muncul pada saat pankreas tidak dapat atau kurang memproduksi insulin sehingga insulin dalam tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa di dalam darah menumpuk karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Diabetes tipe ini tergantung pada insulin, maka penderita memerlukan suntikan insulin (Tandra, 2007). Menurut Brunner & Suddarth Diabetes Melitus Tipe I disebabkan oleh faktor genetik, di mana penderita diabetes mewarisi predisposisi/kecenderungan terhadap terjadinya diabetes melitus Tipe I, biasanya ditemukan pada individu yang memiliki antigen H. Selain itu disebabkan oleh faktor imunologi, adanya respon autoimun yang abnormal, serta adanya kerusakan sel beta pankreas.

b. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang dihubungkan dengan proses tejadinya diabetes tipe II yaitu faktornya usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia 65 tahun ke atas), obesitas, dan riwayat keluarga (Smeltzer & Bare, 2002).

(35)

hidup. Dalam pengelolaan penyakit tersebut selain dokter, perawat, ahli gizi serta tenaga kesehatan lain, peran pasien dan keluarga menjadi sangat penting. Edukasi kepada pasien dan keluarganya guna memahami lebih jauh tentang perjalanan penyakit DM, pencegahan, penyulit DM, dan penatalaksanaannya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan (Perkeni, 2006).

2.1.5. Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe II

Resistensi insulin dan sekresi insulin yang abnormal merupakan sebab utama terjadinya DM tipe 2 sehingga Diabetes Melitus tipe 2 didefinisikan sebagai gangguan sekresi insulin, resistensi insulin, peningkatan produksi glukosa hati, dan gangguan metabolisme lemak. Resistensi insulin menyebabkan penurunan kemampuan insulin untuk bekerja pada target organ (khususnya otot, hati dan lemak), yang disebabkan oleh gangguan genetik, dan obesitas. Hal ini menyebabkan tidak masuknya glukosa ke dalam organ dan peningkatan produksi glukosa hati yang menyebabkan peninggian glukosa dalam darah (Schteingart, 2006).

Pada awalnya resistensi insulin masih belum bisa menyebabkan diabetes secara klinis karena sel beta pankreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit meningkat. Kemudian setelah terjadi ketidaksanggupan sel beta pankreas akan terjadi diabetes melitus secara klinis, yang ditandai dengan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah (Soegondo, 2006).

2.1.6. Gejala dan Tanda

(36)

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki 7 .Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba.

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya 10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit Diabetes Melitus Tipe-1. Lain halnya pada penderita Diabetes Melitus Tipe-2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

2.1.7. Faktor Resiko

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit diabetes melitus yaitu: a. Genetik

Diabetes melitus dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap penyakit diabetes melitus, yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuh tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Individu yang mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes melitus memiliki resiko empat kali lebih besar jika dibandingkan dengan keluarga yang sehat.

(37)

melitus terjadi jika salah satu atau kedua orang tua mengalami penyakit ini sebelum 40 tahun. Walaupun demikian, tidak lebih dari 25 % dari anak-anak mereka akan menderita penyakit diabetes melitus dan gambaran ini lebih rendah pada anak-anak dari orang tua dengan diabetes melitus yang timbulnya lebih lanjut (Waspadji, 1997).

b. Umur

Bertambahnya usia mengakibatkan mundurnya fungsi alat tubuh sehingga menyebabkan gangguan fungsi pankreas dan kerja dari insulin. Pada usia lanjut cenderung diabetes melitus tipe 2 (Noer, 1996).

c. Pola Makan dan Obesitas

Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran pola makan di masyarakat, seperti pola makan di berbagai daerah pun berubah dari pola makan tradisional ke pola makan modren. Hal ini dapat terlihat jelas dengan semakin banyaknya orang mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) dan berlemak. Kelebihan mengkonsumsi lemak, maka lemak tersebut akan tersimpan dalam tubuh dalam bentuk jaringan lemak yang dapat menimbulkan kenaikan berat badan (obesitas).

Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor resiko dari beberapa penyakit degeneratif dan metabolik termasuk diabetes melitus. Pada individu yang obesitas banyak diketahui terjadinya retensi insulin. Akibat dari retensi insulin adalah diproduksinya insulin secara berlebihan oleh sel beta pankreas, sehingga insulin didalam darah menjadi berlebihan (hiperinsulinemia). Hal ini akan meningkatkan tekanan darah dengan cara menahan pengeluaran natrium oleh ginjal dan meningkatkan kadar plasma norepinefrin.

Insulin diperlukan untuk mengelola lemak agar dapat disimpan ke dalam sel-sel tubuh. Apabila insulin tidak mampu lagi mengubah lemak menjadi sumber energi bagi sel-sel tubuh, maka lemak akan tertimbun dalam darah dan akan menaikkan kadar gula dalam darah (Noer,1996).

d. Kurangnya Aktivitas Fisik

(38)

dan obesitas. Pada saat tubuh melakukan aktivitas atau gerakan maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan tenaga, sehingga jumlah gula dalam tubuh akan berkurang sehingga kebutuhan hormon insulin juga berkurang. Dengan demikian, untuk menghindari timbulnya penyakit diabetes melitus karena kadar gula darah yang meningkat akibat konsumsi makanan yang berlebihan dapat diimbangi dengan aktifitas fisik yang seimbang, misalnya dengan melakukan senam, jalan santai (jogging), berenang dan bersepeda. Kegiatan tersebut apabila dilakukan secara teratur dapat menurunkan resiko terkena penyakit diabetes melitus, sehingga kadar gula darah dapat normal kembali dan cara kerja insulin tidak terganggu (Soegondo, 2004).

e. Kehamilan

Diabetes melitus yang terjadi pada saat kehamilan disebut Diabetes Melitus Gestasi (DMG). Hal ini disebabkan oleh karena adanya gangguan toleransi insulin. Pada waktu kehamilan tubuh banyak memproduksi hormon estrogen, progesteron, gonadotropin, dan kortikosteroid, dimana hormon tersebut memiliki fungsi yang antagonis dengan insulin. Untuk itu tubuh memerlukan jumlah insulin yang lebih banyak. Oleh sebab itu, setiap kehamilan bisa menyebabkan munculnya diabetes melitus. Jika seorang wanita memiliki riwayat keluarga penderita diabetes melitus, maka ia akan mengalami kemungkinan lebih besar untuk menderita Diabetes Melitus Gestasional (Waspadji, 1997).

2.1.8. Komplikasi

Apabila gula dalam darah tidak dapat dikontrol dengan baik beberapa tahun kemudian akan timbul komplikasi. Komplikasi yang timbul akibat diabetes dapat berupa komplikasi akut dan kronik :

Komplikasi Akut : a. Hipoglikemia

b. Hiperosmolar Non-ketotik c. Ketoasidosis

(39)

Komplikasi Kronik :

a. Kerusakan saraf ( neuropati diabetik) b. Retinopati

c. Penyakit jantung d. Kerusakan ginjal

2.2. Kepatuhan 2.2.1. Definisi

Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam menjalani pengobatan, mengikuti diet, atau mengikuti perubahan gaya hidup lainnya sesuai dengan anjuran medis dan kesehatan. Kepatuhan merupakan hal yang utama karena mengikuti anjuran dari ahli medis merupakan salah satu cara menuju kesembuhan pasien (Kartika, dalam Ogden, 2008)

Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan atau melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan (WHO, 2003).

Kepatuhan adalah suatu perilaku dalam menepati suatu anjuran terhadap kebiasaan sehari-harinya dan dapat di nilai dengan score penelitian. Suatu kepatuhan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, di mana pendidikan merupakan suatu dasar utama dalam keberhasilan pencegahan atau pengobatan (Tjokroprawiro, 2002).

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Green (Notoadmojdo, 2003) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku klien untuk menjadi taat/tidak taat terhadap program pengobatan, yang diantaranya dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung serta faktor pendorong, yaitu :

1. Faktor Predisposisi

(40)

nilai-nilai serta sikap.

2. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan faktor yang diluar individu seperti :

a. Pendidikan : Pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan itu merupakan pendidikan yang aktif seperti membaca ...buku-buku, mengikuti seminar dan kaset oleh pasien secara

...mandiri.

b. Akomodasi : Suatu usaha yang dilakukan untuk memahami ciri

kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial : Hal ini berarti membangun

..dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman. d. Perubahan model terapi: Program-program kesehatan dapat dibuat

sederhana mungkin dan pasien dapat terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut. e. Meningkatkan interaksi professional kesehatan dengan pasien : Hal ini

penting untuk memberikan umpan balik pada ...pasien setelah memberikan informasi tentang ...diagnosis dan pasien membutuhkan penjelasan ...tentang kondisinya saat ini (Niven, 2000).

3. Faktor Pendorong

Faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain. Menurut Brunner & Suddarth (2001) dalam buku ajar keperawatan medikal bedah , faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah :

a. Faktor demografi seperti usia, jenis kelamain, suku bangsa, status sosial, ekonomi dan pendidikan.

(41)

terapi.

c. Faktor psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan, penerimaan atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya financial dan lainnya yang termaksud dalam

(42)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi apabila tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau menggunakan insulin secara efektif. (IDF, 2013). Terdapat dua tipe utama diabetes melitus yaitu diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe II (Baynes, 2003). Diabetes Melitus tipe II atau yang sering disebut sebagai non-insulin dependent diabetes melitus (NIDDM), merupakan jenis diabetes melitus yang jumlahnya meningkat secara signifikan di dunia. Di negara berkembang angka insiden diabetes melitus tipe II berada pada angka tertinggi . Di Indonesia khususnya, dari seluruh populasi penderita diabetes melitus, Lebih kurang 90% pasien menderita diabetes melitus tipe II yaitu tidak tergantung pada insulin (Baynes, 2003).

DM tipe II merupakan jenis diabetes melitus yang paling banyak diderita di seluruh dunia. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia adalah sekitar 171 juta dan diprediksi akan mencapai 366 juta jiwa pada tahun 2030. Di Asia tenggara terdapat 46 juta dan diperkirakan meningkat hingga 119 juta jiwa. Di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 diperkirakan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO, 2008). Indonesia merupakan urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes yang terbanyak setelah India, Cina, Uni Soviet, Jepang, Brazil (Rahmadilayani,2008). Penanganan yang tidak adekuat pada Diabetes Melitus menimbulkan komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, dan syaraf. Pemantauan status metabolik pasien DM merupakan hal yang sangat penting. Pengendalian DM yang baik berarti menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran normal. Dengan pengendalian DM yang baik, pasien diharapkan terhindar dari komplikasi yang ditimbulkan dari DM (Waspadji, 1996).

(43)

dengan dokter dan mengikuti anjuran dokter dengan disiplin. Selain itu cara yang sangat efektif yang diterapkan pada diabetes melitus adalah perencanaan makan (diet), latihan (olahraga), pemantauan glukosa darah, terapi (bila diperlukan) dan lain-lain yang dapat diperoleh di klinik khusus diabetes melitus. Klinik khusus diabetes ini akan memberikan pelayanan khusus kepada setiap pasien diabetes melitus dan juga membantu pasien dalam mengubah kebiasaan dan gaya hidupnya, melalui terapi perilaku, dukungan kelompok dan penyuluan gizi yang berkelanjutan (Soegondo, 2004).

(44)

manajemen diri. Berbagai penelitian menunjukkan kepatuhan pasien pada pengobatan penyakit yang bersifat kronis pada umumnya rendah. Penelitian yang melibatkan pasien berobat jalan menunjukkan bahwa lebih daripada 70% pasien tidak minum obat yang sesuai dengan dosis yang seharusnya di ambil untuk mengobati penyakit yang diderita (Basuki, 2009).

Rifki dalam Soegondo, Soewondo, & Subekti, (2009) menjelaskan diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang memerlukan pengobatan yang panjang, Ini menjadikan pasien merasa terjebak dalam penatalaksanaan yang mengikat dengan disiplin diri yang tinggi, waktu yang lama dan akan membosankan mereka. Keadaan ini menyebabkan pasien dengan DM sering putus asa untuk meneruskan pengobatan.

Hasil anamnesa gizi yang dilakukan pada saat konsultasi yang ke-2 menunjukkan bahawa ternyata kepatuhan pasien terhadap menjalankan dietnya hanya di lakukan pada saat kadar gula darahnya tinggi . Sedangkan pasien yang sudah turun kadar gula darahnya dan kondisinya sudah dirasa baik, maka pasien tidak lagi patuh kepada diet.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat kepatuhan diet pada Pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2014-2015”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diambil perumusan masalah yaitu “ Bagaimana Tingkat kepatuhan diet pada Pasien DM tipe 2 rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan?”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kepatuhan penderita DM tipe II dalam menjalani diet DM setelah diberikan penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

(45)

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengukur tingkat kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus tipe II setelah diberikan penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pembaca diharapkan dapat lebih mematuhi diet DM dengan baik dan benar serta mampu merubah prilaku penderita Diabetes Melitus tipe II yang belum mematuhi diet DM.

2. Bagi Rumah Sakit Haji Adam Malik-Medan sebagai masukan untuk ahli gizi Rumah Sakit dalam memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien rawat jalan.

(46)

ABSTRAK

Penyakit diabetes melitus (DM) terbagi kepada dua yaitu diabetes mellitus tipe I dan tipe II. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat agar dapat mencegah terjadinya komplikasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui tingkat kepatuhan diet pasien diabetes mellitus tipe II rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2015.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan Tingkat Kepatuhan Diet Pasen Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional (potong lintang).Hasil dari penelitian ini terdapat sebanyak 100 data pada tahun 2015. Mayoritas pasien berada pada kelompok usia 30-60 yaitu sebesar 82.0% dan sisanya berada pada kelompok usia >60 yaitu sebesar 18.0%. Paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 55,0% dan diikuti berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 45.0%. Berdasarkan jenis pekerjaan mayoritas responden berwiraswasta yaitu sebesar 35.0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien diabetes melitus tipe II di Poli Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan mayoritas responden patuh (75,0%) dalam mematuhi jenis makanan, dalam mematuhi jumlah makanan diabetes melitus tipe II mayoritas responden patuh (63,0%), dalam mengikuti jadwal makanan sebagian besar patuh (73,0%).Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini melaksanakan jumlah, jenis, dan jadwal makanan secara patuh sehingga dapat menurunkan angka komplikasi dari penyakit diabetes mellitus tipe II

(47)

ABSTRACT

(48)

TINGKAT KEPATUHAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2015

Oleh:

SANJES KUMAR ANBUALAKAN 120100539

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

TINGKAT KEPATUHAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

”Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

SANJES KUMAR ANBUALAKAN NIM: 120100539

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(50)
(51)

ABSTRAK

Penyakit diabetes melitus (DM) terbagi kepada dua yaitu diabetes mellitus tipe I dan tipe II. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat agar dapat mencegah terjadinya komplikasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui tingkat kepatuhan diet pasien diabetes mellitus tipe II rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2015.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan Tingkat Kepatuhan Diet Pasen Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional (potong lintang).Hasil dari penelitian ini terdapat sebanyak 100 data pada tahun 2015. Mayoritas pasien berada pada kelompok usia 30-60 yaitu sebesar 82.0% dan sisanya berada pada kelompok usia >60 yaitu sebesar 18.0%. Paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 55,0% dan diikuti berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 45.0%. Berdasarkan jenis pekerjaan mayoritas responden berwiraswasta yaitu sebesar 35.0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien diabetes melitus tipe II di Poli Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan mayoritas responden patuh (75,0%) dalam mematuhi jenis makanan, dalam mematuhi jumlah makanan diabetes melitus tipe II mayoritas responden patuh (63,0%), dalam mengikuti jadwal makanan sebagian besar patuh (73,0%).Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini melaksanakan jumlah, jenis, dan jadwal makanan secara patuh sehingga dapat menurunkan angka komplikasi dari penyakit diabetes mellitus tipe II

(52)

ABSTRACT

(53)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.

Karya tulis ilmiah yang dilaksanakan ini berjudul ” Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. dr. Murniati Manik, Msc, SpKK selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. dr. Khairina SpKK selaku Dosen Penguji I dan dr. Kamal Basri Siregar, SpB selaku Dosen Penguji II yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. 4. Seluruh pihak RSUP H. Adam Malik Medan yang telah banyak

membantu penulis saat melalukan penelitian

5. Pihak-pihak lain yang ikut mendukung proses penulisan karya tulis ilmiah ini.

(54)

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2015

(55)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Diabetes Melitus ... 5

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus ... 5

2.1.2 Epidiomologi ... 5

2.1.3 Etiologi ... 6

2.1.4 Klasifikasi ... 7

2.1.5 Patofisiologi... 8

2.1.6 Gejala & tanda... 9

2.1.7 Faktor Risiko... 10

2.1.8 Komplikasi... 12

2.2 Kepatuhan ... 13

2.2.1 Definisi ... 13

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 16

(56)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1 Jenis Penelitian ... 18

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

4.2.1 Waktu Penelitian ... 18

4.2.2 Tempat Penelitian ... 18

4.3 Populasi dan Sampel ... 18

4.3.1 Populasi Penelitian ... 18

4.3.2 Sampel Penelitian ... 19

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

4.5 Pengolahan dan Analisa Data ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Hasil Penelitian ... 21

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 21

5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi .... 21

5.1.2.2 Distribusi Berdasarkan Jenis Makanan ... 22

5.1.2.3 Distribusi Berdasarkan Jumlah Makanan ... 23

5.1.2.4 Distribusi Berdasarkan Jadwal Makanan ... 24

5.2 Pembahasan ... 24

5.2.1 Data Demografi Responden ... 24

5.2.2 Jenis Makanan ... 26

5.2.3 Jumlah Makanan ... 26

5.2.4 Jadwal Makanan ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 28

6.1 Kesimpulan ... 28

6.2 Saran ... 28 DAFTAR PUSTAKA

(57)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi ... ... 22

5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Makanan ... 23

5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Makanan ... 23

(58)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(59)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Data Induk

Lampiran 3. Output Data Hasil Penelitian Lampiran 4. Lembar Persetujuan Komisi Etik Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Instalasi Rawat Jalan RSUP H. Adam ... Malik

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Makanan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jadwal Makanan

Referensi

Dokumen terkait

According to the requirements of obst acle clearance surveying at QT airport, aerial and satellite imagery were used to generate DSM, by means of photogrammetry, which

Jika pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan

In our research, we used point data of convenience living facilities developed by address geocoding of digital telephone directory and point data of future

1. Bilangan kelipatan 6 adalah . . . . a. 6, 8, 10, 12, 14, ... b. 6, 12, 18, 24, 32, ... c. 6, 12, 16, 20, 26, ...d. 6, 8, 12, 16, 24,

4. Pameran literasi dapat dilaksanakan di luar kelas dengan meja-meja yang diatur untuk memamerkan karya tulisan siswa dan bahan bacaan. Kegiatan membaca dapat dilakukan di

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH

l developing a transparent view of a market system and of the functions (core transactions, rules and supporting functions) and players within it (Figure 1

Aplikasi ini menggunakan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks, suara, dan animasi kedalam suatu bentuk aplikasi yang diharapkan mudah digunakan oleh siapa saja dan