• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Monitoring Jarak Jauh Ketinggian air Pada Waduk Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis PC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Monitoring Jarak Jauh Ketinggian air Pada Waduk Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis PC"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MONITORING JARAK JAUH

KETINGGIAN AIR PADA WADUK MENGGUNAKAN

SENSOR ULTRASONIK

BERBASIS PC

SKRIPSI

AMIN ODOS SIBUEA 100801024

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN MONITORING JARAK JAUH

KETINGGIAN AIR PADA WADUK MENGGUNAKAN

SENSOR ULTRASONIK

BERBASIS PC

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

AMIN ODOS SIBUEA 100801024

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Perancangan Monitoring Jarak Jauh Ketinggian air

Pada Waduk Menggunakan Sensor Ultrasonik

Berbasis PC

Kategori : Skripsi

Nama : Amin Odos Sibuea

Nomor Induk Mahasiswa : 100801024

Program Studi : Sarjana (S1) Fisika

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di

Medan, Agustus 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr.Bisman Perangin-angin M.Eng.Sc Dr. Marhaposan Situmorang

NIP. 195609181985031002 NIP. 195510301980031003

Disetujui Oleh

Departemen Fisika FMIPA USU

Ketua,

Dr.Marhaposan Situmorang

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN MONITORING JARAK JAUH

KETINGGIAN AIR PADA WADUK MENGGUNAKAN

SENSOR ULTRASONIK

BERBASIS PC

SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih

yang oleh karena kasih dan karuniaNya, Penulis dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini. Adapun Judul dari skripsi saya ini adalah“ Perancangan Monitoring jarak jauh ketinggian air pada waduk menggunakan sensor ultrasonik berbasis PC” yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam kurikulum pembelajaran di Departemen Fisika Universitas Sumatera Utara untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada Kedua Orang tua saya (Ds. H. Sibuea, S.Th dan L.br Simorangkir)

yang telah banyak memberikan motivasi, semangat, doa dan dukungan

dalam menyelesaikan studi penulis, juga untuk Abang dan Kakak saya

yang tercinta ( Ruth Marnala Sibuea, Jona Egregius Sibuea S.Pd, Josep

Eisen Hower Sibuea ST, Esosia Benyamin Sibuea ST, dan Maria Sofia

Sibuea A.md). Terima kasih buat semua dukungan dan bimbingannya.

2. Bapak Dr.Marhaposan Situmorang dan Bapak Dr.Bisman Perangin-angin

M.Eng.Sc sebagai Dosen pembimbing saya dalam menyelesaikan skripsi

ini. Semua itu karena bimbingan, motivasi, ide atau gagasan dan memacu

semangat dari bapak dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dekan USU Bapak Dr.Sutarman M.Sc beserta seluruh Civitas

Akademika FMIPA USU.

4. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku Ketua Jurusan Departemen

Fisika FMIPA USU dan juga Bapak Drs. Syahrul Humaidi M.Sc selaku

Sekertaris Jurusan Departemen Fisika FMIPA USU.

5. Ruth Mariany Lumban Gaol A.md sebagai teman yang selalu memberikan

dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh teman teman Asisten Laboratorium, Laboratorium Elektronika

(6)

Kalam Siregar S.Si, Gunawan B.Sitorus, Okto H.Situmorang dan Bernike

Natalia Ginting) dan Rieny Sitanggang, S.Si

7. Sahabat seperjuangan saya Gunawan B.Sitorus, Juli Sitorus dan Ataran

Marpaung. Tetap yang terbaik.

8. Semua kawan-kawan saya Fisika Angkatan 2010 yang turut serta

mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan

(7)

PERANCANGAN MONITORING JARAK JAUH

KETINGGIAN AIR PADA WADUK MENGGUNAKAN

SENSOR ULTRASONIK

BERBASIS PC

ABSTRAK

Telah dirancang dan direalisasikan sistem monitoring jarak jauh ketinggian air pada waduk menggunakan sensor ultrasonik berbasis PC. Proses pengiriman data dilakukan dengan menggunakan modul RF (Radio Frequency) Transceiver KYL 1020U. Modul ini telah dilengkapi dengan sistem pemancar (transmitter) dan sistem penerima (receiver). Data yang dikirim adalah data hasil pendeteksian sensor ultrasonik yaitu untuk mengukur ketinggian air. Pengiriman data dari mikrokontroler ATmega 8535 ke rangkaian pemancar dilakukan secara Asynchoronous yaitu pengiriman data 8 bit yang berupa data ASCII. Setelah itu data yang diterima oleh rangkaian pemancar akan dikirimkan ke rangkaian penerima melalui media transmisi gelombang radio. Data yang diterima di bagian pemancar akan di modulasi digital, yaitu proses penumpangan data digital dengan gelombang pembawa sedangkan pada rangkaian penerima, data akan didemodulasi yaitu proses pemisahan data digital dengan gelombang pembawa supaya dapat dibaca di PC.

Kata kunci : Sensor Ultrasonik, Mikrokontroler ATmega 8535, Modul RF

(8)

DESIGN OF LONG DISTANCE MONITORING LEVEL IN

RESERVOIR USING ULTRASONIC SENSOR

BASED PC

ABSTRACT

Has been designed and realized a monitoring system of long distance for the water level in reservoir using ultrasonic sensor based PC. The process of sending data using RF module (Radio Frequency) transceiver KYL 1020U. This module has been completed with a transmitter system and receiver system. Sent data is the data that the result of the detection sensor Ultrasonic for level water. Sending data from microcontroller ATmega 8535 to transmitter circuit by Asynchoronous and sending 8 bits of data in the form of ASCII data. After that, the data accepted by the transmitter circuit and already send to receiver circuit by a series of radio wave transmission medium. Data in transmitter will be digital modulated, that is the process place to stay the digital data with a carrier wave whereas at the receiver circuit, the data will be demodulated digital that is the process of separation digital data with carrier wave that can be read on PC.

(9)

DAFTAR ISI

1.4Tujuan Penelitian 3

1.5Manfaat Penelitian 3

1.6 Sistematika Penulisan 3

BAB II Landasan Teori

(10)

BAB III Perancangan dan Sistem Kerja Rangkaian

3.7 Rangkaian Pemancar (Transmitter) RF Transceiver KYL 1020U 37 3.8 Rangkaian Penerima (Receiver) RF Transceiver KYL 1020U 39 3.9 Rangkaian lampu indikator 40 3.10 Rangkaian lengkap Penerima (Receiver RF Transceiver) 41 3.11 Rangkaian lengkap Pemancar (Transmitter RF Transceiver) 41

3.12 Rangkaian lengkap (Transmitter dan Receiver) 42 3.13 Diagram alir (Flow Chart) 43 BAB VI Hasil dan Analisis 4.1 Pengujian Alat 45 4.1.2 Pengujian Tampilan pada PC 45 4.1.3 Pengujian Rangkaian Pemancar (Transmitter) 50 4.1.4 Pengujian Pada Sensor Ultrasonik SR04 54

4.2 Analisa Data 55 4.2.1 Pengujian jarak antara Transmitter dengan Receiver 55 4.2.2 Pengujian level ketinggian air dengan jarak baca sensor 56 4.2.3 Pengambilan Data pada setiap level air 56

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 60

Daftar Pustaka 61

Lampiran I Gambar Sistem Peralatan

Lampiran II Program pada mikrokontroler atmega 8535

Lampiran III Program pada Visual Basic

Lampiran IV Data Pengujian Alat

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

Tabel 2.1. Konfigurasi Pin ATmega 8535... 9

Tabel 2.2 Deskripsi interface RF KYL 1020U………... 25

Tabel 2.3 Konfigurasi Konektor DB 9………. 29

Tabel 4.1 Kalibrasi sensor ultrasonik……….. 54

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

Gambar 2.1 Prinsip kerja sensor ultrasonic…………... 6

Gambar 2.2 Timing diagram sensor ultrasonik ……….. 7

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ATmega 8535... 9

Gambar 2.4 Transmisi Asinkron dan komunikasi asinkron..…... 13

Gambar 2.5 Diagram blok arsitektur USART ATmega 8535…………. 16

Gambar 2.6 Dasar Sistem komunikasi... 18

Gambar 2.7 Model Komunikasi Data Nirkablel... 20

Gambar 2.8 Modulasi FSK... 23

Gambar 2.9 Modul RF Transceiver KYL 1020U... 25

Gambar 2.10 Dimensi Ukuran RF... 26

Gambar 2.11 Konfigurasi Pin KYL Transmitter... 26

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin KYL Receiver………... 27

Gambar 2.13 Skematik Buzzer………...………... 28

Gambar 2.14 Konektor serial DB 9………..…………..………... 29

Gambar 3.1 Diagram blok Rangkaian... 31

Gambar 3.2 Diagram Blok Rangkaian Mikrokontroler ATmega 8535... 33

Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Power Supply... 35

Gambar 3.4 Rangkaian Buzzer... 35

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik SR04... 36

Gambar 3.6 Rangkaian PSA Rangkaian Penerima…………... 37

Gambar 3.7 Rangkaian Pemancar RF Transceiver KYL 1020U………. 38

Gambar 3.8 Diagram Blok Rangkaian Transmitter ….……… 38

(13)

Gambar 3.10 Diagram Blok Rangkaian Receiver...………. 40

Gambar 3.11 Rangkaian lampu indikator...……… 40

Gambar 3.12 Rangkaian lengkap Penerima (receiver)……….. 41

Gambar 3.13 Rangkaian lengkap Pemancar (Transmitter)……… 41

Gambar 3.14 Rangkaian lengkap (Transmitter dan Receiver)…………... 42

Gambar 3.15 Flow Chart pada mikrokontroler Atmega 8535……… 43

(14)

PERANCANGAN MONITORING JARAK JAUH

KETINGGIAN AIR PADA WADUK MENGGUNAKAN

SENSOR ULTRASONIK

BERBASIS PC

ABSTRAK

Telah dirancang dan direalisasikan sistem monitoring jarak jauh ketinggian air pada waduk menggunakan sensor ultrasonik berbasis PC. Proses pengiriman data dilakukan dengan menggunakan modul RF (Radio Frequency) Transceiver KYL 1020U. Modul ini telah dilengkapi dengan sistem pemancar (transmitter) dan sistem penerima (receiver). Data yang dikirim adalah data hasil pendeteksian sensor ultrasonik yaitu untuk mengukur ketinggian air. Pengiriman data dari mikrokontroler ATmega 8535 ke rangkaian pemancar dilakukan secara Asynchoronous yaitu pengiriman data 8 bit yang berupa data ASCII. Setelah itu data yang diterima oleh rangkaian pemancar akan dikirimkan ke rangkaian penerima melalui media transmisi gelombang radio. Data yang diterima di bagian pemancar akan di modulasi digital, yaitu proses penumpangan data digital dengan gelombang pembawa sedangkan pada rangkaian penerima, data akan didemodulasi yaitu proses pemisahan data digital dengan gelombang pembawa supaya dapat dibaca di PC.

Kata kunci : Sensor Ultrasonik, Mikrokontroler ATmega 8535, Modul RF

(15)

DESIGN OF LONG DISTANCE MONITORING LEVEL IN

RESERVOIR USING ULTRASONIC SENSOR

BASED PC

ABSTRACT

Has been designed and realized a monitoring system of long distance for the water level in reservoir using ultrasonic sensor based PC. The process of sending data using RF module (Radio Frequency) transceiver KYL 1020U. This module has been completed with a transmitter system and receiver system. Sent data is the data that the result of the detection sensor Ultrasonic for level water. Sending data from microcontroller ATmega 8535 to transmitter circuit by Asynchoronous and sending 8 bits of data in the form of ASCII data. After that, the data accepted by the transmitter circuit and already send to receiver circuit by a series of radio wave transmission medium. Data in transmitter will be digital modulated, that is the process place to stay the digital data with a carrier wave whereas at the receiver circuit, the data will be demodulated digital that is the process of separation digital data with carrier wave that can be read on PC.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sistem monitoring pada saat ini sudah semakin maju seiring dengan

berkembangnya teknologi. Salah satunya penggunaan Mikrokontroler yang

semakin pesat untuk pengaplikasianya dalam memonitoring. Sistem pemantau

tersebut dilakukan bertujuan untuk dapat mengawasi segala aktifitas atau kegiatan

yang terjadi pada suatu ruangan atau daerah tertentu yang dianggap penting dijaga

keamanannya.

Sistem keamanan dan pemantau waduk khususnya di Indonesia masih

minim dan kurang pengoperasian yang dapat mengakibatkan kebanjiran pada

daerah tertentu akibat banyaknya air pada waduk yang yang langsung dilepas

tanpa memperhatikan jumlah air yang dikeluarkan. Hal ini perlu diperhatikan

untuk sistem keamanan waduk supaya dapat bekerja dengan efisien. Hal itu dapat

terjadi karena efek cuaca disekitar daerah waduk yaitu cuaca mendung yang terus

menerus yang mengakibatkan derasnya hujan. Air pada waduk akan cepat penuh

dan tidak diketahui oleh petugas. Alat ini sangat berfungsi untuk sistem

monitoring jarak jauh dengan menampilkan ketinggian air pada PC. Jadi kita

dapat memantau ketinggian air pada saat posisi level berapa berada air tersebut.

Pada perancangan alat ini telah dibuat dengan sistem pemantauan dengan

lampu indikator yang menyatakan level ketinggian air dan dilengkapi dengan

buzzer sebagai pertanda level ketinggian air telah melampaui batas dan dalam

keadaan berbahaya. Data akan segera dikirimkan melalui modul RF (Radio

Frequency) dari pemancar (transmitter) ke penerima (receiver). Proses itu terjadi

dengan adanya sistem modulasi dan demodulasi data pada saat pentransmisian

data melalui gelombang radio. Data tersebut akan langsung dikirim ke PC untuk

dapat dimonitoring dari jarak jauh. Pengiriman data sebaiknya tidak melewati

berbagai hambatan misalnya gedung, pegunungan, tebing dan lain sebagainya.

Kita harus memilih daerah yang bebas hambatan. Hal itu berfungsi untuk

(17)

Berdasarkan uraian diatas Penulis merancang dan melakukan penelitian dan

membuat alat yaitu : “ PERANCANGAN MONITORING JARAK JAUH KETINGGIAN AIR PADA WADUK MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS PC”.

Sensor ultrasonik adalah sensor yang akan dipakai dalam perancangan

monitoring ini dimana data deteksian sensor dibaca mikrokontroler dan data serial

dikirim ke Modul RF Transceiver KYL 1020U dan data serial dikirim ke PC

melalui Konektor DB 9 yang menyatakan level ketinggian air pada waduk.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan Masalah yang dibahas dalam Penelitian ini adalah :

1. Bagaimana merancang alat untuk memonitoring ketinggian air pada

waduk berbasis PC menggunakan sensor ultrasonik.

2. Bagaimana penyampaikan data serial ke PC menggunakan Modul RF

Transceiver KYL 1020U.

3. Bagaimana sistem kerja Sensor ultrasonik untuk mendeteksi

ketinggian air pada waduk.

1.3Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Sistem perancangan monitoring jarak jauh ketinggian air pada waduk

menggunakan sistem komunikasi Modul RF Transceiver KYL 1020U.

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah Mikrokontroler jenis ATMega

8535.

3. Sensor pendeteksi ketinggian air pada waduk menggunakan sensor

ultrasonik.

4. Sistem monitoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berbasis

PC.

5. Data yang dikirim sesuai program yang diatur pada mikrokontroler

yang menggunakan program Code Vision AVR dan Visual Basic pada

(18)

6. Rangkaian Pemancar RF dan Penerima RF tidak dibahas secara

mendalam.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Merancang alat untuk mengukur ketinggian air pada waduk berbasis

PC.

2. Untuk mengetahui keakuratan sensor ultrasonik dalam mendeteksi

ketinggian air pada waduk.

3. Mengaplikasikan sensor ultrasonik untuk memonitoring ketinggian air

pada waduk dari jarak jauh berbasis PC.

4. Menerapkan penggunaan Modul RF Transceiver KYL 1020U sebagai

sarana komunikasi wireless data digital secara serial.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui system monitoring level ketinggian air pada waduk

berbasis PC.

2. Untuk mengetahui prinsip kerja dan memahami cara pengaplikasian

sensor ultrasonik dalam mendeteksi level ketinggian air pada waduk.

3. Merancang alat yang berfungsi dalam sistem pengamanan level

ketinggian air pada waduk dan mengetahui penggunaan Modul RF

Transceiver KYL 1020U.

1.6Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat

PERANCANGAN MONITORING JARAK JAUH KETINGGIAN AIR

PADA WADUK MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS

PC. Maka penulis menulis skripsi ini dengan sistematika penulisan sebagai

(19)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah serta sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untukTeori pendukung itu antara lain tentang Mikrokontroler ATmega

8535 (hardware dan software), Sensor ultrasonik, Modul RF Transceiver

KYL 1020U dan PC.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan alat, yaitu diagram blok

dari rangkaian, skematik dan sistem kerja dari masing-masing rangkaian.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Bab ini berisikan tentang pengujian alat dan juga analisis tugas akhir yang

telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja memancarkan dan menerima

gelombang dengan besar frekuensi diatas gelombang frekuensi suara yaitu lebih

dari 20 KHz. Rangkaian sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar

ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik disebut

dengan receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari

transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang maka sinyal ini

dipantulkan dan diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh

rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya

diolah untuk menghitung jarak terhadap benda didepannya (bidang pantul).

Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan sistem kerja gelombang, dimana

gelombang yang digunakan adalah gelombang suara. Waktu untuk pada saat

gelombang suara itu dibangkitkan dan dipantulkan kembali oleh receiver akan

membutuhkan waktu.Waktu itulah yang akan menjadi data untuk menghitung

jarak yang akan kita ukur karena besaran kecepatan telah ada yaitu kecepatan

suara. Dengan kata lain sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan

gelombang suara.

Berikut adalah spesifikasi sensor ultrasonik :

a. Power Suply : 5 Volt

b. Frekuensi Ultrasonik : 40 KHz

c. Jarak maksimal : 400 cm

d. Jarak minimal : 2 cm

e. Trigger Pulse Width : 10 µs

(21)

Sensor ultrasonik bekerja dengan mengirimkan gelombang suara menuju target

dan mengukur waktu yang diperlukan untuk pulsa melenting kembali. Waktu

yang diperlukan gaung untuk kembali ke sensor berbanding lurus dengan jarak

atau tinggi dari objek, sebab suara mempunyai kecepatan konstan. Sinyal gaung

yang kembali secara elektronis diubah menjadi output 4mA sampai dengan 20mA,

yang mensuplai kecepatan aliran yang dimonitor ke alat kontrol eksternal. Objek

padat, cair, butiran dan tekstil dapat dideteksi dengan sensor ultrasonik.

Reflektifitas suara dari permukaan cairan sama dengan objek padat. Tekstil dan

buih menyerap gelombang suara dan mengurangi rentang pensensoran.

2.1.1 Prinsip kerja sensor ultrasonik

Ketika gelombang ultrasonik melewati suatu objek, sebagian dipantulkan,

sebagian diteruskan dan sebagian lagi diserap. Sensor itu menghasilkan

gelombang suara dan memancarkannya sehingga mengenai objek yang berada

didepannya kemudian pantulan gelombang suara dari objek yang berada

didepannya ditangkap dengan perbedaan waktu yang digunakan sebagai dasar

perhitungan jarak objek. Perbedaan waktu pancaran dan waktu pantulan

berbanding lurus dengan jarak objek yang memantulkannya. Jenis objek yang di

indranya dapat berupa zat padat, cair dan butiran.

(22)

2.1.2 Timing Diagram sensor Ultrasonik

Timing diagram sensor ultrasonik ditunjukkan pada gambar 2.2 dibawah ini. Kita

hanya perlu menyediakan pulsa 10 µs untuk memicu masukan atau masukan

trigger untuk memulai dan kemudian modul akan mengirim 8 siklus gelombang

ultrasonik 40 KHz dan meningkatkan gaungnya (echo). Echo adalah jarak objek

yang merupakan lebar pulsa dan jarak pada setiap bagiannya. Rentang melalui

interval waktu antara pengiriman sinyal pemicu dan penerima sinyal echo dapat

dihitung. Persamaannya adalah level waktu paling tinggi dikalikan dengan

kecepatan (340m/s) dibagi dua.

Gambar 2.2 Timing diagram sensor ultrasonik

2.2 Mikrokontroler ATmega 8535

Mikrokontroler Atmega 8535 merupakan mikrokontroler 8-bit teknologi CMOS

dengan konsumsi daya rendah yang berbasis arsitektur enhanced RISC AVR.

Dengan eksekusi instruksi yang sebagian besar hanya menggunakan satu siklus

clock, Atmega 8535 mencapai throughput sekitar 1 MIPS per MHz yang

mengizinkan perancangan sistem melakukan optimasi konsumsi daya versus

(23)

2.2.1 Arsitektur AVR ATmega8535

AVR merupakan mikrokontroler dengan arsitektur Harvard dimana antara kode

program dan data disimpan dalam memori secara terpisah. Umumnya jenis

arsitektur Harvard ini menyimpan kode program dalam memori permanen atau

semi permanen (non volatile) sedangkan data disimpan dalam memori tidak

permanen (volatile). Prosesor AVR menggabungkan set instruksi yang kaya

dengan 32 register umum (general purpose registers, GPRs). Semua 32 register

tersebut dikoneksikan langsung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU),

mengizinkan dua register independen untuk diakses dalam satu instruksi yang

dieksekusi dalam satu siklus clock. Arsitektur yang dihasilkan adalah arsitektur

yang kode operasinya lebih efisien serta pencapaian throughtput nya hingga

sepuluh kali lebih cepat daripada mikrokontroler CISC (Complex Instruction Set

Computer) konvensional.

Beberapa fitur utama yang tersedia pada ATmega 8535 adalah :

a. Port I/O 32 bit, yang dikelompokkan dalam Port A, Port B, Port C dan

Port D.

b. Analog to Digital Converter 10-bit sebanyak 8 input.

c. Timer/counter sebanyak 3 buah dengan compare mode.

d. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.

e. SRAM sebesar 512 byte.

f. Memory Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.

g. Interupsi Internal maupun eksternal.

h. Port Komunikasi SPI.

i. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

j. Analog Comparator.

k. Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

l. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.

2.2.2 Konfigurasi Pin ATmega 8535

Konfigurasi pin mikrokontroler AVR ATmega 8535 untuk 40 pin DIP (dual in

(24)

Atmega 8535

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ATmega 8535

Untuk dapat memahami lebih jauh tentang konfigurasi pin ATmega 8535 maka

pada tabel 2.1 dijelaskan deskripsi kaki-kaki atau pin ATmega8535.

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin ATmega 8535

No.Pin Nama Pin Keterangan

10 VCC Catu daya

(25)

1-7 Port B : PB0 – PB7

Port I/O dua arah dilengkapi internal pull

up resistor.Fungsi lain dari port ini masing

masing adalah :

PB0 : To (timer/counter0 external counter

input)

PB1 : T1 (timer/counter1 external conter

input)

PB2 : AIN0 (analog comparator positive

input)

PB3 : AIN1 (analog comparator positive

input)

PB4 : SS (SPI slave select input)

PB5 : MOSI (SPI bus master input/slave

input)

PB6 : MISO (SPI bus master input/slave

input)

berfungsi sebagai osilator eksternal untuk

timer/counter 2.

14-21 Port D : PD0 – PD7

Port I/O dua arah dilengkapi internal pull

up resistor. Fungsi lain dari port ini masing

masing adalah :

PD0 : RXD (UART input line)

PD1 : TXD (UART input line)

PD2 : INT0 (eksternal interrupt 0 input)

PD3 : INT 1 (eksternal interrupt 1 input)

PD4 : OC1B ( timer/counter 1 output

compare B match input)

PD5 : OC1A ( timer/counter 1 output

(26)

PD6 : ICP (timer/counter1 input capture

dan masukan ke rangkaian internal clock.

12 XTAL 2 Keluaran dari inverting oscillator amplifier

30 AVCC Catu daya untuk port A dan ADC

31 AGND Analog Ground

32 AREF Refrensi masukan analog untuk ADC

2.2.3 Komunikasi serial dan USART ATmega8535

Komunikasi serial merupakan salah satu alternatif yang relatif murah untuk

menggantikan komunikasi paralel, karena transfer data parallel menggunakan 8

jalur konduktor/kawat untuk mentransfer 8-bit sekaligus. Dengan menggunakan

komunikasi komunikasi serial, maka hal tersebut dapat dilakukan dengan hanya

menggunakan satu kawat konduktor saja, tetapi ditransfer bit demi bit sebanyak 8

kali untuk dapat menyelesaikan transfer satu byte data.

2.2.4 USART (Universal Synchronous Asynchronous Receiver Transmitter)

USART merupakan teknik komunikasi antara mikrokomputer (PC)

dengan sistem lain seperti mikroprosesor atau mikrokontroler baik secara sinkron

atau asinkron dengan pengiriman secara serial, yaitu pentransferan data bit demi

bit sampai membentuk satu frame data yang diawali dengan start bit dan diakhiri

dengan stop bit.

Komunikasi data serial secara sinkron merupakan bentuk komunikasi data

(27)

tersulut pada setiap bit pengiriman bit yang pertama dengan perubahan bit data

yang dapat diketahui oleh penerima dengan singkronisasi melalui sinyal clock.

Sedangkan komunikasi asinkron adalah suatu komunikasi data serial yang tidak

memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi. Namun pengiriman data ini harus

diawali dengan start bit dan diakhiri dengan stop bit. Sinyal clock merupakan

baud rate dari komunikasi data yang dibangkitkan oleh masing-masing baik

penerima maupun pengirim data dengan frekwensi yang sama, jika nilai baud rate

berbeda maka tidak akan pernah terjadi komunikasi.

Prinsipnya yaitu bahwa penerima hanya perlu mendeteksi start bit sebagai

awal pengiriman data, selanjutnya komunikasi data terjadi antar dua buah shift

register yang ada pada pengirim maupun penerima. Setelah 8 bit data diterima,

penerima akan menunggu adanya stop bit sebagai tanda bahwa 1 byte data telah

dikirim dan penerima dapat siap untuk menunggu pengiriman data berikutnya.

Pengiriman data Asinkron

Pada pengiriman data tak sinkron, setiap karakter dikirimkan sebagai satu

kesatuan (entity) bebas, yang berarti bahwa waktu antara pengiriman bit terakhir

dari sebuah karakter dan bit pertama dari karakter berikutnya tidak tetap.

Pengiriman data asinkron lebih sederhana dibanding pengiriman sinkron, karena

hanya isyarat data saja yang dikirimkan. Detak penerima dibangkitkan secara

lokal didalam penerima dan tetap dijaga agar sesuai dengan detak pengirim yang

menggunakan bit awal (start bit) dan bit akhir (stop bit) yang dikirimkan dengan

setiap karakter. Pada keadaan tidak berfungsi, pengirim akan mempertahankan

tegangan jalur pada aras biner 1, dan detak penerima dihentikan.

Pada saat pengirim mempunyai karakter untuk dikirim, pertama kali

pengirim akan mengubah tegangan jalur menjadi aras biner 0, disebut bit awal,

selama periode waktu satu bit setelah itu bit dari karakter tersebut dikirimkan.

Detak penerima akan diawali dengan mengubah kondisi bit awal menjadi 0 dan

kemudian bekerja secara bebas untuk membangkitkan pulsa detak. Pulsa detak

pertama harus terjadi setelah selang waktu kira kira 1,5 bit dan setelah itu setiap

(28)

biasanya disesuaikan untuk meyakinkan bahwa waktu transisi detak terjadi kira-

kira separuh dari waktu yang diperlukan untuk menerima sebuah bit. Dengan

demikian, pencacahan setiap bit terjadi ditengah-tengah nya dan inilah yang

diinginkan supaya kemungkinan terjadinya kesalahan dapat diperkecil. Pada akhir

setiap karakter, bit akhir dikirimkan, tegangan pada aras biner adalah 1 untuk

menghentikan detak penerima. Strategi metode ini adalah mencegah masalah

pewaktuan dengan tidak mengirim aliran bit panjang yang tidak putus-putusnya,

melainkan data ditransmisikan perkarakter pada suatu waktu, dimana tiap karakter

adalah 5 sampai 8 bit panjang nya. Timing atau sinkronisasi harus dipertahankan

diantara tiap karakter. Pesawat penerima mempunyai kesempatan untuk

menyinkronkan awal dari tiap karakter baru.

Sender

Gambar 2.4 Transmisi Asinkron dan komunikasi Asinkron

Pada aplikasi proses komunikasi asinkron ini selalu digunakan untuk mengakses

komponen-komponen yang mempunyai fasilitas UART (Universal Asynchronous

Receiver/Transmitter) seperti pada port serial PC atau port serial mikrokontroler

lain. Efisiensi sistem tak sinkron tidak begitu tinggi, karena hanya 7 dari 10 bit

yang dikirimkan berisi informasi yang sesungguhnya. Istilah asynchronous

dipakai untuk menunjuk ke suatu kanal yang mempunyai kemampuan untuk

mengirimkan data tetapi tidak dapat melakukan isyarat pewaktuan (timing sgnal).

Jika detak penerima bekerja pada kecepatan yang berbeda dengan detak

(29)

dikirim oleh pengirim. Jika detak penerima sedikit lebih cepat dari pengirim,

penerima akan ambil sampel data yang datang lebih cepat. Setelah itu penerima

akan mengambil sampel bit yang sama untuk kedua kalinya dan data yang

diterima akan keluar dari sinkronisasi dengan data yang dikirim. Contoh

perangkat berbasis transmisi asinkron adalah RS 232, USB.

2.2.5 Inisialisasi USART ATmega 8535

Sebelum dilakukan komunikasi maka USART harus terlebih dahulu di inisialisasi.

Umumnya proses inisialisasi terdiri dari setting terhadap baud rate, setting pada

format frame dan melakukan enable pada pemancar atau penerima tergantung

penggunaanya. Pada operasi USART yang digerakkkan oleh interupsi, ketika

dilakukan maka Global interrupt Flag harus di clear dan interupsi global harus di

disable.

Sebelum dilakukan re-inisialisasi dengan mngubah baud rate atau format frame,

dipastikan sedang terjadi transmisi selama periode perubahan register. TXC Flag

dapat digunakan untuk mencek pemancar bahwa semua transfer telah selesai dan

RXC Flag dapat digunakan untuk mencek bahwa tidak terjadi unread data pada

receive buffer. Perlu dicatat bahwa TXC Flag harus di clear sebelum setiap

transmisi (sebelum UDR ditulis) jika hal ini digunakan untuk tujuan tersebut.

2.2.5.a Pengiriman Data – Pemancar USART ATmega 8535

Pemancar USART di enable dengan melakukan setting bit TXEN (Transmit

Enable) pada register UCSRB. Ketika pemancar di enable, operasi port normal

pin TXD dikesampingkan oleh USART dan melakukan fungsi sebagai output

pemancar serial. Baud rate, mode operasi dan frame format harus di set up

sebelum dilakukan transmisi. Jika digunakan operasi sinkron clock pada pin XCK

(30)

2.2.5.b Penerimaan Data – Penerimaan USART ATmega 8535

Penerima (receiver) USART di enable dengan cara menulisi bit Receive Enable

(RXEN) dalam register UCSRB dengan satu. Ketika penerima di enable, operasi

pin normal dari pin RxD dikesampingkan oleh USART dan memberikan fungsi

masukan Receiver Serial.Baud rate, mode operasi dan format frame harus di set

up pertama kali sebelum suatu penerimaan serial dapat dilakukan. Jika digunakan

operasi sinkron, maka clock pada pin XCK akan digunakan sebagai clock transfer.

2.2.6 Arsitektur Internal USART ATmega 8535

Komunikasi USART merupakan fasilitas komunikasi serial yang disediakan oleh

mikrokontroler AVR ATmega8535 baik secara sinkron maupun asikron.

Komunikasi serial sinkron adalah komunikasi antara mikrokontroler dengan

peripheral lain dimana sinyal clock yang digunakan antara transmitter dan

receiver berasal dari satu sumber clock. Sedangkan komunikasi serial asinkron

masing masing mempunyai sumber clock sendiri. Komunikasi USART dilakukan

dalam mode full duplex (dua arah) antara transmitter dan receiver (dua arah).

Komunikasi serial yang banyak digunakan adalah teknik asikron, dimana

untuk menjaga sinkronisasi antara transmitter dan receiver maka digunakan teknik

pembingkaian data (framing) menggunakan bit start dan stop pada awal dan akhir

setiap byte data dalam rangkaian transmisinya. Kecepatan data untuk komunikasi

serial asinkron jauh lebih lambat daripada komunikasi serial sinkron, tetapi

penggunaanya lebih sederhana dan hanya menggunakan kawat tunggal antara

(31)

UBRR [H:L]

Gambar 2.5 Diagram blok arsitektur USART mikrokontroler AVR ATmega 8535

2.2.7 Sistem memori ATmega 8535

Kode program/instruksi disimpan dalam Flash memory, yaitu memori jenis

non-volatile yang tak akan hilang datanya meskipun catu daya dimatikan. Hampir

-semua instruksi berukuran 16-bit yang terdiri dari upcode dan data atau operand

yang nantinya akan diolah oleh instruksi tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan

mikrokontroler pada umumnya dan sedikit membingungkan, karena

(32)

data RAM 8-bit. Jadi setiap pengalamatan program akan mengambil data selebar

16 bit tetapi untuk pengalamatan data RAM hanya 8 bit.

Meskipun tidak berlaku untuk semuanya tetapi pada umumnya ukuran

kapasitas memori program keluarga AVR ditunjukkan dari namanya. Sebagai

contoh ATmega64x berarti memiliki kapasitas memori program sebesar 64 kbyte.

Dalam program ini bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa

pemrograman C.

2.3 Dasar Sistem Komunikasi Wireless

Pada sepuluh tahun terakhir, dampak komunikasi wireless begitu terasa

dalam aktivitas manusia sehari-hari, termasuk pada dunia bisnis, pendidikan,

social dan lainnya. Penggunaan telepon seluler, pager, dan wireless Personal

Digital Assistant (PDA) menjadi hal biasa dan begitu mudah melupakan kita pada

sepuluh tahun lampau dimna semua itu bagaikan mimpi yang mustahil terwujud,

yang nyatanya saat ini sudah begitu banyak orang yang dapat menikmati dan

mengambil manfaatnya.

Perspektif sejarah memberi kita pemahaman tentang evolusi substansial yang

berlangsung selama ini. Jaringan wireless tidak lain merupakan buah dari banyak

langkah evolusioner yang ditemukan manusia, terutama diawali dari konsep

telegraf dan aplikasi radio. Meskipun penemuan itu terjadi pada decade 1800-an,

sebagian besar evolusi komunikasi wireless modern lahir seiring berkembangnya

teknologi elektrik dan ilmu fisika.

Pada umumnya suatu sistem yang lengkap akan mengandung suatu

pemancar (transmitter), suatu medium pentransmisi dimana informasi ditransmisi,

dan suatu penerima (receiver) yang menghasilkan suatu replica (salinan) informasi

masukan (input) di keluaran (output) nya. Dalam kebanyakan pesawat

komunikasi, pentransmisian informasi sangat berhubungan dengan modulasi atau

perubahan waktu suatu sinyal sinusoida tertentu, yang dinamakan pembawa

(33)

Pemodulasi

Gambar 2.6 Dasar Sistem komunikasi

Pada umumnya pemancar pemancar mengandung sumber informasi yang

ditransmisi dalam kasus alat penyelidik ruang angkasa dapat berupa sinyal-sinyal

suara, sinyal Televisi, cetak luaran (printout) komputer, data telemetri atau

mungkin data telemetry yang ditransmisi dari suatu instalasi yang dioperasikan

secara otomatis dari jauh ke stasiun control sentral. Ketika sinyal-sinyal melewati

medium transmisi (atau yang sering disebut sebagai saluran/channel, sinyal

didistorsi, bising dan sinyal-sinyal penginterferensi (pengganggu) ditambahkan

dan ini menjadi salah satu tugas utama kita untuk menafsirkan secara betul

sinyal-sinyal yang akhirnya diterima ditujuan yang diinginkan.

2.3.1 Data dan Sinyal

Dalam penelitian ini data yang dikirimkan melalui media transmisi adalah

berbentuk deretan bit. Namun di dalam media transmisi misalnya gelombang

radio atau kabel bukanlah bit 1 dan bit 0 berderet-deret dari ujung kabel satu ke

ujung kabel lain. Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan

terlebih dahulu ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan

mewakili oleh tegangan listrik dengan nilai amplitudo yang berbeda. Sebagai

contoh bit 1 diwakili oleh tegangan 1 volt dan bit 0 diwakili oleh tegangan -1 volt.

Dalam ilustrasi diatas bit 1 dan 0 adalah data, sedangkan tegangan listrik yang

melewati media transmisi adalah sinyal. Jadi setiap data yang akan ditransmisikan

harus ditransformasikan ke dalam bentuk sinyal terlebih dahulu. Perlu diingat

bahwa bentuk sinyal tidak selalu tegangan +1 dan 1. Dalam komunikasi data,

sinyal dapat direpresentasikan dengan level tegangan yang berbeda-beda

(34)

Berdasarkan bentuknya, data dan sinyal dapat dibedakan ke dalam data dan sinyal

analog atau data dan sinyal digital. Suatu data atau sinyal dikatakan analog

apabila amplitudo dari data atau sinyal tersebut terus-menerus ada dalam rentang

waktu tertentu (kontinu) dan memiliki variasi nilai amplitudo tak terbatas.

Misalnya, data yang berasal dari suara (Voice) tergolong sebagai data analog.

Sebaliknya data atau sinyal dikatakan digital apabila amplitudo dari data atau

sinyal tersebut tidak kontinu dan memiliki variasi nilai amplitudo yang terbatas

(diskrit).

2.3.2 Nirkabel (Jaringan tanpa kabel)

Media komunikasi nirkabel dikenal dengan unguided media karena sinyal yang

berupa gelombang elektromagnetik melintasi tanpa menggunakan kabel.

Gelombang elektromagnetik tersebut ditransmisikan melalui melintasi udara

terbuka dengan menggunakan antenna. Gelombang tersebut dapat membentur dan

memantul tanah, gedung, pohon, tiang listrik dan apa pun yang berada diantara

antenna pengirim dan penerima. Karena itu, gelombang elektromagnetik lebih

rentan terhadap gangguan interferensi, atenuasi dan derau dari luar. Setiap

benturan dan pantulan berpengaruh terhadap pelemahan energi gelombang.

Bahkan akibat adanya pantulan, beberapa gelombang dapat datang bersamaan

pada sisi penerima, model gelombang ini disebut dengan multipath propagation.

Karena itu perangkat pada sisi penerima gelombang elektromagnetik

membutuhkan kemampuan deteksi lebih kompleks jika dibandingkan dengan

perangkat penerima pada komunikasi dengan media kabel.

2.3.3 Transmisi sinyal radio

Radio merupakan transmisi wireless, yang menangkap impuls elektrik atau sinyal

melalui gelombang elektromagnetik (electromagnetic waves). Gelombang

elektromagnetik hadir pada semua tingkatan frekuensi. Subset kecil dari tingkatan

frekuensi yang umum adalah spektrum Radio Frequency (RF) dengan range 9

KHz sampai 300 GHz. Seorang ilmuwan Jerman, Heinrich Hertz,

(35)

melalui ruang gelombang elektromagnetik. Menyusul kemudian, seorang ilmuwan

italia, Guglielmo Marconi, terinspirasikan temuan Hertz, dan lahirlah radio

pertama melalui kreasinya.

Radio mentransmisi dan menerima sinyal melalui area luas dalam bentuk

gelombang elektromagnetik, pada tingkat frekuensi tertentu yang berbeda dengan

gelombang elektromagnetis lainnya, seperti spektrum inframerah dan sinar

rontgen (x-rays).

Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF)

untuk melakukan komunikasi data antara transmitter dan receiver. Komunikasi

data merupakan proses pentransmisian data secara elektronik melalui media

berupa kabel maupun tanpa kabel (nirkabel). Transmisi data adalah proses yang

terjadi antara transmitter dan receiver melalui suatu media transmisi yang

diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu guided media dan unguided media.

Apabila guided media mengacu pada media transmisi fisik berupa kabel

sedangkan unguided media mengacu pada transmisi nirkabel. Tujuan dari sebuah

sistem komunikasi data adalah pertukaran data secara elektronik antara dua belah

pihak. Secara umum, model komunikasi data dapat diilustrasikan seperti pada

gambar 2.7 yang merupakan model komunikasi data yang disederhanakan.

Gambar 2.7 Model Komunikasi Data Nirkablel

Sistem komunikasi wireless dengan frekuensi radio terdiri dari

perangkat-perangkat yang diantaranya adalah :

1. Data (input)

2. Modem (modulator dan demodulator)

3. transmitter (pemancar)

4. Receiver (penerima) Sumber Transmitter Media

(36)

1.Data (Input)

Data dalam komunkasi wireless ini bisa berupa video, audio, dan data-data yang

lain. Dalam penelitian ini data yang masuk ke transmitter adalah berupa data

digital yaitu data ASCII dari mikrokontroler.

2. Modem (modulator dan demodulator)

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik

sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan kata

lain modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input,Sinyal

informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut

harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dengan proses modulasi, suatu informasi

(biasanya berfrekuensi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang

pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga

parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan

frekuensi.

Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi

(berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.Peralatan untuk

melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk

memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi)

disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut

disebut modem.

Berikut beberapa tujuan dari Modulasi:

1. Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.

2. Menekan derau atau interferensi.

3. Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio.

4. Untuk multiplexing: proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk

(37)

3.Transmitter (Tx)

Transmitter merupakan interface yang memodulasi bit stream digital ke

dalam bentuk gelombang yang tepat, mampu mempropogasikan gelombang

tersebut melalui saluran komunikasi.

Transmitter adalah bagian dari sistem komunikasi wireles yang berfungi untuk

mengirimkan data ke tempat lain berupa gelombang radio. Dalam perancangan

alat ini, transmitter yang digunakan adalah Modul RF transmitter 1020U.

4.Receiver (Rx)

Receiver merupakan bagian yang berfungsi untuk menerima sinyal atau

data yang dikirimkan oleh transmitter (pemancar). Pada dasarnya pada bagian

penerima komponen yang digunakan adalah antenna, antenna inilah yang

mengubah gelombang elektromagnetik dari media kabel ke ruang bebas dan

sebaliknya dari ruang bebas ke media kabel.Dalam perancangan alat ini, receiver

yang digunakan adalah Modul RF receiver 1020U.

2.3.4 Transmisi sinyal digital

Proses transmisi data selalu dikonversi menjadi sinyal terlebih dahulu. Data

tersebut bisa berbentuk data analog dan data digital. Dalam penelitian data yang

akan ditransmisikan melalui gelombang radio adalah data ASCII yang merupakan

data digital. Sinyal juga dapat berupa sinyal analog dan sinyal digital. Transmisi

baseband adalah representasi data analog atau data digital menjadi sinyal digital

pada proses transmisi. Sedangkan passband adalah representasi data analog atau

data data digital menjadi sinyal analog pada proses transmisi. Transmisi passband

ditandai dengan pergeseran frekuensi dari frekuensi data data yang umumnya

rendah menjadi frekuensi sinyal yang tinggi sesuai dengan frekuensi gelombang

(38)

2.3.4.a FSK (Frequency Shift Keying)

Frequency Shift Keying atau pengiriman sinyal melalui pergeseran

frekuensi. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan

gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa.

Pergeseran ini terjadi antara harga harga yang telah ditentukan semula dengan

gelombang output yang tidak mempunyai fasa terputus-putus. Dalam proses

modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai

dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. FSK merupakan

metoda modulasi yang paling populer. Dalam proses ini gelombang pembawa

digeser keatas dan kebawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing

masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar transmisi data.

0 1 1 0 0 1

1 1 0 0 1

0

Gambar 2.8 Modulasi FSK

Selain penggunaan kekuatan sinyal yang tidak efisien, amplitudo sinyal

termodulasi konvensional yang memiliki satu karakteristik yang tidak diinginkan

lainnya. Menurut definisi, amplitudo sinyal termodulasi menggunakan beberapa

level sinyal, yang berarti AM cukup rentan terhadap sinyal saturasi yang

mempersempit jarak antara tingkat amplitudo dan menghasilkan spektrum

menyebar. Sebuah sumber umum dari batas ketahanan dalam sistem radio terjadi

pada power amplifier output pemancar. Dalam kebanyakan kasus amplifier output

dioperasikan kurang dari daya maksimum untuk menghilangkan batas ketahanan

(39)

amplitudo. Sudut sistem modulasi, modulasi frekuensi (FM) atau modulasi fase

(PM) menggunakan sinyal amplitudo konstan tidak terpengaruh oleh sinyal

saturasi.. Karena itu FM dan PM dapat ditransmisikan pada tingkat daya paling

tinggi daripada kemampuan sistem AM. Kemampuan untuk menggunakan daya

tahan power amplifier merupakan salah satu alasan mengapa FM awalnya dipilih

untuk analog microwave radios. Bagian ini membahas modulasi frekuensi digital,

sering disebut sebagai pergeseran frekuensi Keying (FSK). Bagian berikutnya

membahas modulasi fase digital, sering disebut sebagai pergeseran fasa keying

(PSK). Kedua sistem memberikan sinyal amplitudo konstan. Sistem menggunakan

operator amplitudo konstan juga disebut sistem amplop sebagai konstan.

2.3.4.b Demodulasi FSK (Frequency Shift Keying)

Demodulasi adalah Proses konversi sinyal analog ke sinyal digital.

Alatnya dinamakan demodulator. Demodulasi mempunyai fungsi kebalikan dari

modulasi yaitu proses mendapatkan kembali data atau proses membaca data dari

sinyal yang diterima dari pengirim. Dalam demodulasi, data digital dipisahkan

dari sinyal pembawa frekuensi tinggi. Pada demodulasi digital (FSK) adalah

proses mendapatkan kembali data digital dengan proses pemisahan data digital

dengan sinyal pembawa (sinyal carrier) dengan tujuan agar data digital tersebut

dapat terbaca dibagian penerima.

2.3.4.c Modul RF Transceiver 1020U

Peralatan jaringan wireless yang digunakan dalam Modul RF Transceiver

KYL 1020U terintegrasi receiver dan transmitter dengan sistem modulasi

Frequency Shift Keying (FSK) dengan High anti interference dan Low BER (Bit

(40)

Gambar 2.9 Modul RF Transceiver KYL 1020U

Modul ini dapat mengirimkan dan menerima data serial dengan frekuensi

433/450/868/915 MHz dan baud rate air sebesar 1200/2400/4800/9600/19200 bps.

Penggunaan modul tersebut sangat praktis karena dari segi ukuran cukup kecil.

Modul tersebut bekerja dengan power supply antara 3,3 sampai 5 VDC. Dalam

satu modul bisa digunakan sebagai pengirim dan sekaligus penerima. Data serial

yang akan dipancarkan melalui RF diumpankan ke modul KYL 1020U oleh

mikrokontroler secara serial.

Berikut deskripsi Interface RF KYL 1020U :

Tabel 2.2 Deskripsi interface RF KYL 1020U

Pin Pin Name Description Level Connection

with terminal

1 GND Grounding of Power suply Ground 2 Vcc Power Suply DC +3,3 – 5,5 V

3 RXD/TTL Serial data Receive TTL TxD 4 TXD/TTL Serial data transmitter TTL RxD 5 DGND Digital Grounding

(41)

Dimensi ukuran RF KYL Transceiver 1020U

Gambar 2.10 Dimensi Ukuran RF

Konfigurasi PIN KYL Transmitter 1020U dengan Mikroprosesor

PB0 PA0

(42)

Konfigurasi PIN KYLReceiver 1020U dengan Konektor DB 9 Untuk ke PC

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin KYL Receiver

2.3.5 Full-Duplex dan Half-Duplex

Hampir sebagian besar sistem komunikasi beroperasi dengan cara half-duplex atau

full-duplex. Sistem komunikasi half-Duplex dapat mengirimkan data secara bolak

balik (dua arah), tetapi pada satu saat hanya dapat mengirimkan data pada satu

arah saja. Proses untu mengubah arah pengiriman memerlukan tambahan

perangkat lunak, dan memerlukan waktu yang disebut turn around time. Dalam

beberapa hal, turnaround time berkisar sampai beberapa milidetik, apabila sering

terjadi akan menurunkan unjuk kerja rangkaian.

Rangkaian full-duplex adalah rangkaian yang dapat mengirimkan data

dalam dua arah pada waktu yang sama. Dalam beberapa hal, dua kanal yang

terpisah digunakan untuk pengiriman pada masing masing arah. Seringkali,

komunikasi full duplex digunakan untuk mengirimkan data meskipun

sesungguhnya tidak perlu pengiriman data secara serentak pada kedua arah

tersebut. Ini dilakukan untuk memperkecil turna-round time yang berakibat

menurunnya waktu tanggapan dari computer yang digunakan. Jaringan-jaringan

komputer yang menggunakan komputer mini, atau mikro, juga sering

(43)

Frequency KYL transceiver 1020U sistem komunikasi data yang digunakan

bersifat half-duplex.

2.4 Buzzer

Buzzer adalah komponen yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi

energi suara/bunyi.Fungsi buzzer adalah sebagai komponen yang memberikan

sinyal peringatan. Buzzer yang digunakan akan mengeluarkan suara sekitar 1 KHz

dengan durasi tertentu. Buzzer dikendalikan oleh sebuah penguat arus dalam hal

ini adalah transistor seperti pada gambar 3.7 dengan memberikan logika 1 pada

basis transistor akan menjenuhkan transistor sehingga arus akan mengalir dari

sumber ke buzzer dan sebaliknya logika 0 akan memutuskan arus buzzer.

Gambar 2.13 Skematik Buzzer

2.5 Komunikasi serial DB 9

Untuk mendapatkan keserbacocokan (compatibility) dari beberapa peralatan

komunikasi data dari berbagai pabrik, diciptakanlah standar antar-muka

(interfacing) yang dinamakan RS232. Standar ini dipublikasikan oleh EIA

(Electronics Industries Association) pada 1960. Pada 1963 standar tersebut

dimodi_kasi dengan nama RS232A. RS232B dan RS232C ditetapkan pada tahun

masing-masing 1965 dan 1969. Pada buku ini kita akan mengacu pada standar

RS232 paling dasar. Sekarang Standar RS232 masih menjadi standar dunia

mengenai standar antar-muka I/O komunikasi serial. Bahkan standar ini masih

(44)

Pada RS232, logika 1 (high) direpresentasikan dengan tegangan -3 s/d -25V, dan

logika 0 (low) direpresentasikan sebagai +3 s/d +25V. Sedang diantara -3 dan

+3V dianggap sebagai status mengambang dan tidak dianggap.

Gambar 2.14 Konektor Serial DB 9

Tabel 2.3 Konfigurasi Konektor DB 9

Nomor

Pin Nama Sinyal Direction Direction

1 DCD In Data Carrier Direct

2 RxD In Receive Data

3 TxD Out Transmit Data

4 DTR Out Data Terminal Ready

5 GND - Ground

6 DSR In Data Set Ready

7 RTS Out Request to Send

8 CTS In Clear to Send

9 RI In Ring Indicator

Perangkat yang menggunakan kabel serial untuk komunikasinya dibagi ke dalam

dua kategori. Yaitu DCE (Data Communications Equipment) dan DTE (Data

Terminal Equipment). Data Communications Equipment adalah perangkat seperti

modem, TA adapter, plotter dan lain-lain, sedangkan Data Terminal Equipment

adalah Computer anda atau Terminal. Untuk menjamin terjadinya sebuah transfer

(45)

dengan baik. Tidak seperti printer yang selalu mencetak setiap karakter yang

diterimanya. Namun dalam komunikasi serial, bisa saja peralatan tidak memiliki

lagi tampungan data yang diterimanya. Sehingga dia harus memberitahukan PC

untuk tidak lagi mengirim data. Hingga modem selesai mengerjakan semua

tugasnya. Dan kembali memberitahukan PC untuk kembali mengirim data

berikutnya setelah modem siap.

2.6 Personal Computer (PC)

Personal Komputer adalah seperangkat komputer yang digunakan oleh satu orang

saja/ pribadi. Fungsi utama dari PC adalah untuk mengolah data input dan

menghasilkan output berupa data/informasi sesuai dengan keinginan user

(pengguna).

Dalam pengolahan data yang dimulai dari memasukkan data (input)

sampai akhirnya menghasilkan informasi. Data inputan itu merupakan hasil

pengukuran yang telah dideteksi oleh sensor dan dibaca oleh mokrokontroler

dikirim melalui Modul RF Transceiver 1020U dan selanjutnya dikirim ke PC

melalui konektor DB-9. Dalam penelitian ini PC sangat berperan penting untuk

memonitoring level ketinggian air pada waduk dan akan divisualisasi dengan

(46)

BAB III

PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

3.1 Diagram Blok

Diagram Blok merupakan dasar dari sistem rangkaian yang menggambarkan

sistem kerjanya beserta fungsi-fungsinya. Berikut diagram blok sistem yang telah

dirancang pada gambar 3.1 dibawah ini :

SENSOR

ULTRASONIK

MIKROKONTROLER

Atmega 8535

Modul RF TRANSCEIVER

KYL 1020U-1

PC

BUZZER

Lampu Indikator

Modul RF TRANSCEIVER

KYL 1020U-2

Gelombang Radio

Adapter DB9

ke USB

(47)

Desain sistem rangkaian terdiri dari :

1. Sensor Ultrasonik yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air.

2. Modul RF KYL 1020U yang berfungsi sebagai modul transmitter dan

sekaligus modul receiver yang berfungsi untuk mengirimkan dan

menerima data dengan menggunakan gelombang radio.

3. Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATmega 8535

yang merupakan pusat dan sebagai pengontrol semua sistem kerja

rangkaian.

4. Personal Computer (PC) merupakan Komputer yang memonitoring dari

jarak jauh ketinggian air yang akan dikirim menggunakan gelombang

radio.

5. Buzzer merupakan alat yang berfungsi untuk pemberi tanda atau

peringatan berupa bunyi.

6. Lampu Indikator merupakan lampu indikator sebagai pertanda level

ketinggian air.

Sistem kerja dari diagram blok diatas adalah :

1. Level ketinggian airpada waduk dideteksi oleh sensor ultrasonik.

2. Dibaca oleh mikrokontroler, dan data serial pada mikrokontroler tersebut

dikirim ke Modul RF Transceiver KYL 1020U-1. Dalam hal ini Modul RF

tersebut berfungsi sebagai Modul RF Transmitter secara serial.

3. Kemudian Data dikirim melalui Antena melalui media transmisi gelombang

radio dan akan ditangkap oleh Antena Modul RF Transceiver KYL 1020U-2.

Dalam hal ini Modul RF tersebut berfungsi sebagai Modul RF Receiver.

4. Pada Modul RF Transceiver KYL 1020U telah terintegrasi IC MAX 232.

Supaya dapat dihubungkan ke PC kita menggunakan konektor DB 9 dan

Apabila pada PC tidak ada female DB 9 maka kita menggunakan Konverter

USB to serial.

5. Proses tersebut akan terus berjalan sampai pada ketinggian air berada pada

posisi Level 5 dan Mikrokontroler juga mengatur lampu indikator sesuai level

yang telah ditentukan dan buzzer akan berbunyi pada saat zona berbahaya

(48)

3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATmega 8535

Pada alat ini, mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATmega

8535 yang berfungsi untuk membaca level ketinggian air yang dideteksi oleh

sensor ultrasonik. Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.2 Diagram Blok Rangkaian Mikrokontroler ATmega 8535

Mikrokontroler ATmega 8535 merupakan mikrokontroler 8 bit teknologi CMOS

dengan konsumsi daya rendah yang berbasis arsitektur enhanced RISC AVR.

Mikrokontroler ini menyediakan fitur-fitur seperti 8K byte memori In-system

Programmable Flash dengan kemampuan Read-While-Write, 512 byte

EEPROM, Port I/O 32 bit yang dikelompokkan dalam Port A, Port B, Port C dan

Port D, Analog to Digital Converter 10-bit sebanyak 8 input, Timer/Counter

sebanyak 8 buah, Analog Comparator, Komunikasi serial standar USART dengan

kecepatan maksimal 2,5 Mbps dan dengan frekuensi clock maksimum 16 MHz.

Pada gambar tersebut terlihat fungsi fungsi pin mikrokontroler ATmega 8535

(49)

pin 29 PC7(TOSC2) : untuk sensor ultrasonik

pin 28 PC6 (TOSC1) : untuk sensor ultrasonik

pin 23 PC1 : untuk lampu indikator warna hijau.

Pin 24 PC2 : untuk lampu indikator warna orange.

Pin 25 PC3 : untuk lampu indikator warna orange.

Pin 26 PC4 : untuk lampu indikator warna orange.

Pin 27 PC5 : untuk lampu indikator warna merah.

Pin 15 PD1 (TXD) : untuk rangkaian receiver KYL 1020U

Pin 14 PD0 (RXD) : untuk rangkaian transmitter KYL 1020U

Pada Alat ini mikrokontroler berfungsi untuk membaca hasil deteksian sensor

ultrasonik dan mengubahnya ke bentuk data digital. Setelah itu data akan dikirim

ke PC menggunakan Modul RF transceiver KYL 1020U.

3.3Rangkaian skematik power supply

Power suply merupakan pensupplay tegangan dan arus ke seluruh rangkaian yang

ada dimana power suply ini memiliki dua keluaran yaitu untuk tegangan 5 Volt

dan 12 Volt. Keluaran 5 Volt digunakan untuk menghidupkan dan mengaktifkan

seluruh rangkaian kecuali rangkaian ADC, keluaran 12 Volt digunakan untuk

mensupplay tegangan ke rangkaian ADC. Hal itu disebabkan karena rangkaian

ADC memerlukan tegangan input sebesar 12 Volt agar tegangan refrensinya

stabil.

Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt

AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan

menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan

(50)

Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Power Supply

LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP

TIP 32 disini berfungsi sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada

rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika

rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil

dari keluaran jembatan dioda.

3.4Rangkaian Buzzer

Gambar 3.4 Rangkaian Buzzer

Buzzer adalah komponen yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi

suara/bunyi. Fungsi buzzer adalah sebagai komponen yang memberikan sinyal

peringatan. Buzzer yang digunakan akan mengeluarkan suara sekitar 1 KHz

dengan durasi tertentu. Buzzer dikendalikan oleh sebuah penguat arus dalam hal

ini adalah transistor seperti pada gambar 3.4 dengan memberikan logika 1 pada

basis transistor akan menjenuhkan transistor sehingga arus akan mengalir dari

(51)

3.5 Sensor Ultrasonic SR04

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik SR04

Ultrasonic modul umunya berbentuk papan elektronik ukuran kecil dengan

beberapa rangkaian elektronik dan 2 buah transducer. Dari 2 buah transducer ini,

salah satu berfungsi sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Ada juga

modul yang hanya mempunyai 1 buah transducer, berfungsi sebagai transmitter

dan receiver sekaligus. Tersedia pin VCC, TRIG, ECHO dan GND. Ada juga

modul yang pin TRIG dan ECHO-nya digabung menjadi satu dan pemakaiannya

berganti-ganti.

Modul ultrasonik ini bekerja dengan cara menghasilkan gelombang suara pada

frekuensi tinggi, yang kemudian dipancarkan oleh bagian transmitter. Pantulan

gelombang suara yang mengenai benda di depannya akan ditangkap oleh bagian

receiver. Dengan mengetahui lamanya waktu antara dipancarkannya gelombang

suara sampai ditangkap kembali, kita dapat menghitung jarak benda yang ada di

depan modul tersebut. Kita mengetahui kecepatan suara adalah 340 m/detik.

Lamanya waktu tempuh gelombang suara dikalikan kecepatan suara, kemudian

dibagi 2 akan menghasilkan jarak antara ultrasonic modul dengan benda

(52)

3.6Rangkaian PSA Rangkaian Penerima

Gambar 3.6 Rangkaian PSA Rangkaian Penerima

Pada rangkaian penerima (receiver), harus digunakan sumber tegangan PSA

(Power Suply Adjust) dimana PSA ini hanya menghasilkan tegangan keluaran 5

Volt. Sumber tegangan yang diberikan untuk PSA ini supaya dapat bekerja adalah

baterai 9 Volt. PSA ini berfungsi sebagai pensuplay tegangan pada rangkaian

penerima RF Transceiver KYL 1020U sehingga modul tersebut dapat bekerja

dengan baik.

3.7Rangkaian Pemancar (Transmitter) RF Transceiver KYL 1020U

Pada Modul RF Transmitter telah disediakan pin TXD yang akan dihubungkan ke

mikrokontroler yaitu sebagai saluran untuk pengiriman data dari mikrokontroler

ke RF Transmitter. Data yang dikirim merupakan data hasil pendeteksian sensor

ultrasonic terhadap level ketinggian air.

Pada bagian transmitter ini, komunikasi yang digunakan adalah

komunikasi serial asinkron (Transmisi Data Asynchronous). Data serial yang

dikirim dari mikrokontroler merupakan data ASCII yang merupakan data digital.

Setelah Data ASCII dari mikrokontroler dikirim ke RF Transmitter maka data

tersebut akan dimodulasi dengan tujuan supaya transmisi data menjadi efisien dan

memudahkan pemancaran. Data tersebut merupakan data digital yang akan

(53)

yang melewatkan sinyal informasi pada Low-pass filter dan sebelum proses

modulasi sinyal menggunakan modulator FSK (Frequency Shift Keying) yang

kemudian dikuatkan dan dipancarkan melalui saluran transmisi gelombang radio.

Gambar 3.7 Rangkaian Pemancar RF Transceiver KYL 1020U

Prinsip kerjanya adalah Sinyal carrier (sinyal pembawa) dan data digital akan

melewati Modulator. Modulator berfungsi untuk menumpangkan data serial

digital dengan sinyal pembawa (sinyal carrier). Sinyal pembawa tersebut berupa

sinyal analog yang berbentuk gelombang sinusoidal. Proses ini dinamakan proses

modulasi digital dimana sinyal informasinya berbentuk digital dan sinyal

pembawanya adalah sinyal analog.

Diagram blok Rangkaian Pemancar (transmitter) :

Sinyal carrier dan

Data Digital (Data ASCII) MODULATOR

PENGUAT RF ANTENA TRANSMITTER

Gambar 3.8 Diagram Blok Rangkaian Transmitter

Modulasi digital tersebut merupakan proses penumpangan sinyal masukan

(54)

diperkuat di penguat RF frekuensi lebih tinggi. Setelah itu dipancarkan ke udara

melalui pemancar (Antena) yaitu melalui media transmisi gelombang radio.

3.8Rangkaian Penerima (Receiver) RF Transceiver KYL 1020U

Pada Modul RF Receiver telah disediakan pin RXD yang akan dihubungkan ke

mikrokontroler yaitu sebagai saluran untuk penerimaan data dari RF Transmitter

melalui Radio frekuensi yang menggunakan gelombang radio. Data yang diterima

merupakan data hasil pendeteksian sensor ultrasonik terhadap level ketinggian air.

Setelah itu data akan dikirim ke PC dengan menggunakan pengiriman secara

serial yaitu DB 9 serial.

Gambar 3.9 Rangkaian Penerima RF Transceiver KYL 1020U

Prinsip kerjanya adalah sinyal carrier atau sinyal pembawa berupa sinyal

analog dan data digital akan diterima oleh antenna kemudian didemodulasi

Frequency Shift Keying (FSK). Pada demodulasi FSK adalah proses mendapatkan

kembali data digital dengan proses pemisahan data digital dengan sinyal pembawa

(sinyal carrier) dengan tujuan agar data digital tersebut dapat terbaca dibagian

Gambar

Gambar 2.5 Diagram blok arsitektur USART mikrokontroler AVR ATmega 8535
Gambar 2.6 Dasar Sistem komunikasi
Gambar 2.8 Modulasi FSK
Gambar 2.9 Modul RF Transceiver KYL 1020U
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem kerja rangkaian pengiriman data jarak jauh dengan menggunakan infra merah ini yaitu nilai yang telah diinputkan akan diterima langsung oleh mikrokontroler dan

Alat ini berfungsi sebagai sistem pemantauan ketinggian air secara elektronik yang dapat digunakan untuk memantau perubahan ketinggian air.. Dengan memanfaatkan sensor

Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan

Dengan prinsip kerja sensor ultrasonik yang memancarkan gelombang ultrasonik dari pemancarnya pada media yang akan diukur kemudian pantulannya diterima oleh penerima (receiver

ESP8266 sebagai mikrokontroler dan disambungkan dengan perangkat WIFI yang akan mengirimkan data sensor ke web server untuk diolah datanya, sehingga data

Tabel 4.15 Data hasil pendeteksian jarak dengan obyek ruangan berbentuk persegi pada saat sudut datang gelombang ultrasonik 0º terhadap sisi dinding

Sistem menggunakan media komunikasi RS485 sebagai pengirim data dari. sensor ke

Gelombang RF berfungsi untuk membawa sinyal - sinyal berupa pulsa yang nantinya akan dipisahkan kembali oleh rangkaian penerima agar dapat digunakan untuk