TUGAS AKHIR
VIKAL SIHOMBING
052408026
PROGRAM STUDI FISIKA INSTRUMENTASI D-3
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI Daftar Tabel viii Daftar Gambar ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1
BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Sistem Kerja rangkaian 21
3.2 Perancangan Alat 34
3.3 Perancangan Power Supplay (PSA) 47
3.4 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 48
3.5 Rangkaian Display Seven Segmen 49
3.6 Rangkaian Pengiriman Infra Merah 50
5.1 Kesimpulan 71
5.2 Saran 71
Halaman
Gambar 2.1 IC Mikrokontroler AT89S51 13 Gambar 2.2 Susunan Seven Segmen 16 Gambar 2.3 Konfigurasi Seven Segmen Tipe Common Anoda
Gambar 2.4 Konfigurasi Seven Segmen Tipe Common Katoda Gambar 2.5 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)
Gambar 2.6 ISP-Flash Programmer 3.a Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian
Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Gambar 3.4 Rangkaian Display Seven Segmen
Gambar 3.5 Rangkaian Pengiriman Data Melalui Infra Merah Gambar 3.6 Rangkaian Penerima Infra Merah
Gambar 4.1 Rangkaian Power Supplay (PSA) Gambar 4.2 Rangkaian Minimum AT89S51 Gambar 4.3 Rangkaian Display Seven Segmen
Gambar 4.4 Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra Merah Gambar 4.5 Pulsa Digital
Gambar 4.6 Rangkaian Penerima Infra Merah
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan manusia terhadap peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis semakin meningkat, disamping cara kerjanya yang teliti juga peralatan ini tidak perlu dipantau setiap saat, tetapi mengaktifkan peralatan tersebut dan kemudian mengaturnya sesuai keinginan, maka peralatan tersebut akan mengerjakan tugasnya sesuai dengan program yang telah diberikan.
Untuk merancang sebuah peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomasis tesebut, dibutuhkan sebuah alat/komponen yang dapat menghitung, mengingat, dan mengambil pilihan. Kemampuan ini dimiliki oleh sebuah komputer (PC), namun tidaklah efisien jika harus menggunakan komputer hanya untuk keperluan tersebut diatas. Untuk itu komputer dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler. Mikrokontroler merupakan sebuah chip atau IC yang di dalamnya terdapat sebuah prosessor dan flash memori yang dapat dibaca/tulis sampai 1000 kali, sehingga biaya pengembangan menjadi murah karena dapat dihapus kemudian diisi kembali dengan program lain sesuai dengan kebutuhan.
Alat seperti ini dibutuhkan untuk mengefisiensikan dalam hal pengiriman data karena dengan adanya alat ini kita tidak perlu lagi menggunakan dua computer atau dua alat yang saling terhubung untuk pengiriman data
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka dalam tugas akhir ini akan dibuat sebuah alat yang dapat mengirimkan data dari jarak jauh dengan menggunakan infra merah
Pada alat ini akan digunakan dua buah mikrokontroler AT89S51, sebuah pemancar infra merah, sebuah penerima sinar infra merah. Beberapa buah penguat sinyal dan Beberapa buah seven segmen, Mikrokontroler AT89S51 sebagai otak dari sistem, dimana yang satu berfungsi mengolah data yang akan dikirimkan, kemudian menampilkannya pada seven segmen sekaligus mengirimkan data tersebut ke rangkaian penerima. Sedangkan mikrokontroler yang kedua berfungsi untuk mengolah data yang dikirimkan oleh mikrokontroler pertama melalui infra merah, kemudian menampilkannya pada seven segmen.
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan mikrokontroler sebagai alat pengiriman dan penerimaan data secara wireless, dengan menggunakan infra merah.
2. Membuat alat sederhana yang dapat mengirim data secara jarak jauh.
I.4 Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas, saya membuat alat yang dapat mengirimkan data scara jarak jauh dengan menggunakan infra merah . Alat ini akan menggunakan mikrokontroler AT89S51, sebagai pusat dari semua operasi, meliputi pengolahan data, penampilan data, pengiriman dan penerimaan data.
Alat ini akan memanfaatkan sinar infra merah sebagai media pengiriman data, dan menggunakan IC TSOP 1738 sebagai penerima sinar infra merah. Alat ini akan menggunakan seven segmen sebagai penampil nilai yang dikrimkan atau nilai yang diterima.
I.5 Sistematika Penulisan
mengontrol temperatur ruangan secara otomatis sekaligus dapat mengirimkan data temperaturnya ke tempat lain, maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware dan software), bahasa program yang digunakan
BAB III. PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, diagram alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler AT89S51.
BAB IV. ANALISA RANGKAIAN DAN SISTEM KERJA ALAT
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Perangkat Keras
2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51
Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa ini hanya ada 51 instruksi. Dari 51 instruksi, yang sering digunakan orang hanya 10 instruksi. Instruksi –instruksi tersebut antara lain :
1. Instruksi MOV
Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register tertentu. Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.
Contoh pengisian nilai secara langsung
MOV R0,#20h
Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0). Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai. Contoh pengisian nilai secara tidak langsung
MOV 20h,#80h
...
...
Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).
Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah alamat.
2. Instruksi DJNZ
Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil pengurangannya belum nol. Contoh ,
MOV R0,#80h
Loop: ...
...
DJNZ R0,Loop
...
R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan meneruskan ke perintah pada baris berikutnya.
3. Instruksi ACALL
Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :
...
ACALL TUNDA
...
TUNDA:
...
Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin pemanggil setelah instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,
ACALL TUNDA
...
TUNDA:
...
RET
5. Instruksi JMP (Jump)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,
Loop:
...
...
JMP Loop
6. Instruksi JB (Jump if bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang dimaksud berlogika high (1). Contoh,
Loop:
JB P1.0,Loop
...
7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang dimaksud berlogika Low (0). Contoh,
...
8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)
Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register dengan suatu nilai tertentu. Contoh,
Loop:
...
CJNE R0,#20h,Loop
...
Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan instruksi selanjutnya..
9. Instruksi DEC (Decreament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang dimaksud dengan 1. Contoh,
MOV R0,#20h R0 = 20h
...
DEC R0 R0 = R0 – 1
...
10.Instruksi INC (Increament)
Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang dimaksud dengan 1. Contoh,
...
INC R0 R0 = R0 + 1
...
11.Dan lain sebagainya
2.1.2 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara missal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebetuhan pasar, mikrokontelor hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat Bantu dan mainan yang lebih canggih.
Selain sistem tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam bidang pengukuran jarak jauh atau ynag dikenal dengan sistem telemetri. Misalnya pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika dipasang suatu sistem pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu sistem akuisisi data sekaligus sistem pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.
Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM-nya dan ROM. Pada sistem computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.
Mikrokontrol AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.
Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori progam.
Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku dan diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra
Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan
setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.
Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.
Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S51 mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).
Gambar 2.1 IC Mikrokontroler AT89S51 Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :
VCC (Pin 40) Suplai tegangan GND (Pin 20) Ground
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.
Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, por ini akan mempunyai internal pull up.
Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program.
Port 2 (Pin 21 – pin 28)
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengaksememori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull
up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini
dapat memberikan output sink keempat buah input TTL. Port 3 (Pin 10 – pin 17)
Tabel 2.1 Fungsi masing-masing pin pada port 3 Mikrokontroler
Nama pin Fungsi
P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial)
P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial)
P3.2 (pin 12) INTO (interrupt 0 eksternal)
P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)
P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)
P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)
P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)
P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)
RST (pin 9)
Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle. ALE/PROG (pin 30)
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG) selama memprogam Flash.
PSEN (pin 29)
Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal. EA (pin 31)
memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.
XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal. XTAL2 (pin 18)
Output dari osilator.
2.1.4 Seven Segmen
Seven segmen merupakan komponen elektronika yang banyak digunakan untuk menampilkan angka. Seven segmen ini sebenarnya merupakan LED yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pola tertentu, dimana jika LED – LED tersebut dinyalakan dengan kombinasi tertentu, maka akan terbentuk suatu angka tertentu.
seven segmen mempunyai 7 buah segmen ditambah 1 segmen yang berfungsi sebagai desimal point. Gambar susunan dari seven segmen ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Segmen yang atas disebut segmen a, segmen sebelah kanan atas disebut segmen b, dan seterusnya sesuai gambar di atas. Dp merupakan singkatan dari desimal point.
Seven segmen ada 2 tipe, yaitu common anoda dan common katoda. Pada seven segmen tipe common anoda, anoda dari setiap LED dihubungkan menjadi satu kemudian dihubungkan ke sumber tegangan positip dan katoda dari masing-masing LED berfungsi sebagai input dari seven segmen, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar 2.3 konfigurasi seven segmen tipe common anoda
Sesuai dengan gambar di atas, maka untuk menyalakan salah satu segmen, maka katodanya harus diberi tegangan 0 volt atau logika low. Misalnya jika segmen a akan dinyalakan, maka katoda pada segmen a harus diberi tegangan 0 volt atau logika low, dengan demikian maka segmen a akan menyala. Demikian juga untuk segmen lainnya.
berfungsi sebagai input dari seven segmen, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar 2.4 konfigurasi seven segmen tipe common katoda
Sesuai dengan gambar di atas, maka untuk menyalakan salah satu segmen, maka anodanya harus diberi tegangan minimal 3 volt atau logika high. Misalnya jika segmen a akan dinyalakan, maka anoda pada segmen a harus diberi tegangan minimal 3 volt atau logika high, dengan demikian maka segmen a akan menyala. Demikian juga untuk segmen lainnya.
2.2 Perangkat Lunak
2.2.1 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)
Gambar 2.5 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)
Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble (di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu sampai tidak ada pesan kesalahan lagi.
Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an. Bilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan ke mikrokontroller.
2.2.2 Software Downloader
Gambar 2.6 ISP- Flash Programmer 3.a
BAB III
PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
3.1Sistem kerja rangkaian
Nilai diinputkan melalui keypad, nilai yang telah diinputkan akan diterima langsung oleh mikrokontroller dan ditampilkan hasilnya melalui display seven segment
Mikrokontroler pertama akan mengirimkan datanya ke mikrokontroler kedua melalui pemancar infra merah. Pemancar infra merah pada alat ini akan menggunakan sebuah LED infra merah yang akan dikedipkan dengan frekuensi 38 KHz, kemudian dimodulasi dengan data yang akan dikirimkan.
Mikrokontroler kedua akan menerima data yang dikirimkan oleh mikrokontroler pertama melalui penerima infra merah. Penerima infra merah pada alat ini akan digunakan sebuah IC TSOP 1738. Keluaran IC ini akan bernilai high (1) jika ada pancaran infra merah 38 KHz. Dan sebaliknya, keluaran IC ini akan bernilai low (0) jika tidak ada pancaran infra merah 38 KHz. Data yang diterima oleh mikrokontroler kedua akan diolah oleh mikrokontroler untuk ditampilkan nilainya pada display seven segmen.
Perancangan program
Program pemancar : bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h
mov 73h,#bil0 Mov 70h,#0 inc 70h tbl_Satu:
acall kirimdata acall tampil mov p0,#7fh mov a,p0
acall tampil Recek_tbl_Satu: mov a,p0
cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu ljmp Tbl_Satu
tbl_Dua:
cjne a,#7bh,tbl_Tiga mov 73h,#bil2 Mov 70h,#2 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Dua: mov a,p0
cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua ljmp Tbl_Satu
tbl_Tiga:
cjne a,#7dh,Tbl_Empat mov 73h,#bil3
cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga ljmp Tbl_Satu
Tbl_Empat: mov p0,#0bfh mov a,p0
cjne a,#0b7h,Tbl_Lima mov 73h,#bil4
Mov 70h,#4 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Empat: mov p0,#0bfh mov a,p0
cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat Ljmp Tbl_Satu
Tbl_Lima:
cjne a,#0bbh,Tbl_Enam mov 73h,#bil5
cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima ljmp Tbl_Satu
Tbl_Enam:
cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh mov 73h,#bil6
Mov 70h,#6 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Enam: mov a,p0
cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam ljmp Tbl_Satu
Tbl_Tujuh:
mov p0,#0dfh mov a,p0
cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan mov 73h,#bil7
cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh ljmp Tbl_Satu
Tbl_Delapan:
cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan mov 73h,#bil8
Mov 70h,#8 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Delapan: mov a,p0
cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan ljmp Tbl_Satu
Tbl_Sembilan:
cjne a,#0ddh,Tbl_nol mov 73h,#bil9 Mov 70h,#9 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Sembilan: mov a,p0
mov p0,#0efh mov a,p0
cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu mov 73h,#bil0
Mov 70h,#0 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Nol: mov p0,#0efh mov a,p0
cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol Ljmp Tbl_Satu
Balik_Tbl_Satu: Ljmp Tbl_Satu
Kirimdata:
tampil:
mov sbuf,73h jnb ti,$ clr ti ret
frek38khz: mov r0,#10 loop:
nop nop nop nop nop nop nop nop nop
djnz r0,loop ret
data: loop1:
acall pulsa djnz r0,loop1 ret
pulsa:
CLR p3.7 mov r7,#2 pls:
mov r7,#50 djnz r7,$ ret
Penerima: bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h
mov p1,#0h mov p2,#0h mov 74h,#bil0 acall kirim_disp Utama:
nilai1: inc 61h acall hitung jb p3.7,nilai1 mov a,61h mov b,#10 div ab dec a mov 70h,a mov r0,70h cjne r0,#0,ke1 mov 74h,#bil0 acall kirim_disp sjmp utama ke1:
cjne r0,#1,ke2 mov 74h,#bil1 acall kirim_disp sjmp utama ke2:
cjne r0,#3,ke4 mov 74h,#bil3 acall kirim_disp sjmp utama ke4:
cjne r0,#4,ke5 mov 74h,#bil4 acall kirim_disp sjmp utama ke5:
cjne r0,#5,ke6 mov 74h,#bil5 acall kirim_disp sjmp utama ke6:
cjne r0,#7,ke7 mov 74h,#bil6 acall kirim_disp ljmp utama ke7:
cjne r0,#9,ke9 mov 74h,#bil8 acall kirim_disp ljmp utama ke9:
cjne r0,#10,balik1 mov 74h,#bil9 acall kirim_disp balik1:
ljmp utama
kirim_disp:
mov sbuf,74h jnb ti,$ clr ti ret
hitung:
Display
Untuk mengirimkan data yang merupakan nilai dari input keypad ke mikrokontroler kedua digunakan pemancar infra merah yang dihubungkan ke port 3.7
Pada mikrokontroler kedua penerima infra merah dihubungkan ke port 3.7. Kemudian data yang diterima akan ditampilkan ke display seven segmen yang dihubungkan ke port 3.0
Adapun program yang diiskan kedalam mikrokontroller pada alat pengirman data jarak jauh dengan menggunakan infra merah adalah sbb:
Program pemancar : bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h
tbl_Satu:
acall kirimdata acall tampil mov p0,#7fh mov a,p0
cjne a,#77h,tbl_Dua mov 73h,#bil1 Mov 70h,#1 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Satu: mov a,p0
cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu ljmp Tbl_Satu
tbl_Dua:
cjne a,#7bh,tbl_Tiga mov 73h,#bil2 Mov 70h,#2 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Dua: mov a,p0
tbl_Tiga:
cjne a,#7dh,Tbl_Empat mov 73h,#bil3
Mov 70h,#3 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Tiga: mov a,p0
cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga ljmp Tbl_Satu
Tbl_Empat: mov p0,#0bfh mov a,p0
cjne a,#0b7h,Tbl_Lima mov 73h,#bil4
Mov 70h,#4 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Empat: mov p0,#0bfh mov a,p0
Tbl_Lima:
cjne a,#0bbh,Tbl_Enam mov 73h,#bil5
Mov 70h,#5 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Lima: mov a,p0
cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima ljmp Tbl_Satu
Tbl_Enam:
cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh mov 73h,#bil6
Mov 70h,#6 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Enam: mov a,p0
cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam ljmp Tbl_Satu
Tbl_Tujuh:
cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan mov 73h,#bil7
Mov 70h,#7 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Tujuh: mov p0,#0dfh mov a,p0
cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh ljmp Tbl_Satu
Tbl_Delapan:
cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan mov 73h,#bil8
Mov 70h,#8 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Delapan: mov a,p0
cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan ljmp Tbl_Satu
Tbl_Sembilan:
Mov 70h,#9 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Sembilan: mov a,p0
cjne a,#0ddh,Recek_tbl_Sembilan ljmp Tbl_Satu
Tbl_Nol:
mov p0,#0efh mov a,p0
cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu mov 73h,#bil0
Mov 70h,#0 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Nol: mov p0,#0efh mov a,p0
cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol Ljmp Tbl_Satu
Kirimdata:
acall frek38khz acall frek38khz mov r0,70h acall data acall frek38khz acall frek38khz ret
tampil:
mov sbuf,73h jnb ti,$ clr ti ret
frek38khz: mov r0,#10 loop:
nop nop nop nop nop nop nop setb p3.7 nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop
djnz r0,loop ret
data: loop1:
ret
pulsa:
CLR p3.7 mov r7,#2 pls:
mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,pls mov r7,#50 djnz r7,$ ret
mov p1,#0h mov p2,#0h mov 74h,#bil0 acall kirim_disp Utama:
mov 61h,#0h jb p3.7,$ nop jnb p3.7,$ nilai1:
mov 74h,#bil1 acall kirim_disp sjmp utama ke2:
cjne r0,#2,ke3 mov 74h,#bil2 acall kirim_disp sjmp utama ke3:
cjne r0,#3,ke4 mov 74h,#bil3 acall kirim_disp sjmp utama ke4:
cjne r0,#4,ke5 mov 74h,#bil4 acall kirim_disp sjmp utama ke5:
cjne r0,#5,ke6 mov 74h,#bil5 acall kirim_disp sjmp utama ke6:
mov 74h,#bil6 acall kirim_disp ljmp utama ke7:
cjne r0,#8,ke8 mov 74h,#bil7 acall kirim_disp ljmp utama ke8:
cjne r0,#9,ke9 mov 74h,#bil8 acall kirim_disp ljmp utama ke9:
cjne r0,#10,balik1 mov 74h,#bil9 acall kirim_disp balik1:
ljmp utama
kirim_disp:
Vreg
3.3 Perancangan Power Supplay (PSA)
Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke motor stepper. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :
Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA)
5V
diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan
agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.
3.4 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3 Pin 40 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.
Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktip. Lamanya waktu antara aktipnya power pada IC mikrokontroler dan aktipnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika dihitung maka lama waktunya adalah :
10 10 1 det
t = =ΩR x C K =x µF m ik
Jadi 1 mili detik setelah power aktip pada IC kemudian program aktif.
3.5 Rangkaian Display Seven segmen
Untuk menampilkan angka dari setiap penekanan tombol, maka dibutuhkan sebuah display untuk menampilkannya. Pada alat ini, display yang digunakan adalah display seven segmen, yang terdiri dari 1 buah seven segmen.
5V
segmen, sehingga data serial yang diterima oleh input IC ini akan ditampilkan nilainya pada seven segmen.
Rangkaian ini terhubung ke P3.0 dan P3.1, yang mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada display seven segmen akan dapat dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51. Rangkaian display seven segmen daitunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar 3.4 Rangkaian Display Seven Segmen
3.6 Rangkaian Pengirim Infra Merah
Gambar 3.5 Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra Merah
Pada rangkaian di atas LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor C945 diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt, ini akan sama artinya jika pada P3.7 AT89S51 diberi logika high (1), karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 s/d 5 volt, cukup untuk mengaktipkan transistor. Sedangkan untuk mematikan LED infra merah, maka P3.7 AT89S51 harus diberi logika low (0), karena dengan memberikan logika low pada P3.7, maka P3.7 akan memiliki tegangan 0 s/d 0,009 volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktip.
Untuk pengiriman data agar data dapat dikirimkan dari jarak yang jauh, maka LED infra merah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi infra merah alam. Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi selai 38 KHz, maka pancarannya akan terganggu oleh frekuensi-frekuensi infra merah dari alam, seperti frekuensi-frekuensi infra merah yang dipancarkan oleh matahari, tumbuhan, bahkan badan manusia. Dengan menggunakan frekuensi 38 KHz, maka pancaran LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran infra merah alam, sehingga jarak pengiriman data semakin jauh.
P3.7 ( AT89S51)
LED_ir
330 R2
4.7k
P3.7 ( AT89S51) 5V
VCC
100
10uF
i _1
0
i
i _1
i
3.7 Rangkaian Penerima Infra Merah
IC yang digunakan sebagai penerima infra merah adalah IC TSOP 1738. IC ini sering digunakan sebagai penerima/receiver remote control dari TV atau VCD. Rangkaiannya tampak seperti dibawah ini:
TSOP1738
Gambar 3.6 Rangkaian Penerima Infra Merah
Pada rangkaian diatas digunakan resistor 100 ohm untuk membatasi arus yang masuk pada rangkaian, sedangkan kapasitor 10 μF digunakan agar arus yang masuk ke IC TSOP 1738 lebih stabil.
Vreg
ANALISA RANGKAIAN DAN SISTEM KERJA ALAT
4.1 Rangkaian Power Supplay (PSA)
Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk menghidupkan relay. Rangkaian tampak seperti gambar di bawah ini,
Gambar 4.1 Rangkaian Power Supplay (PSA)
Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan
P1.0
TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda. Tegangan ini digunakan untuk mensupplay tegangan ke kipas yang butuh tegangan 12 volt.
4.2 Rangkaian minimum AT89S51
Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar 4.2 berikut ini :
Pin 29 merupakan PSEN (Program Store Enable) dan pin 30 sebagai Address Latch Enable (ALE)/PROG dihubungkan ke ground (diset low), sedangkan Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan dengan resistor array. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay.
4.3 Rangkaian Display Seven Segmen
5V
Gambar 4.3 Rangkaian Display Seven Segmen
Display ini menggunakan 1 buah seven segmen yang dihubungkan ke IC 4094 yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data serial yang masuk menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan P3.0 dan P3.1 AT89S51. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang disediakan oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock untuk pengiriman data serial.
• Untuk menampilkan angka nol, data yang harus dikirim adalah 20h
Untuk menampilkan angka satu, data yang harus dikirim adalah 0ech
Untuk menampilkan angka dua, data yang harus dikirim adalah 18h
• Untuk menampilkan angka tiga, data yang harus dikirim adalah 88h
• Untuk menampilkan angka empat, data yang harus dikirim adalah 0c4h
• Untuk menampilkan angka lima, data yang harus dikirim adalah 82h
• Untuk menampilkan angka enam, data yang harus dikirim adalah 02h
• Untuk tampilan kosong (tidak ada nilai yang tampil), data yang harus dikirim
adalah 0ffh
Program untuk menampilkan angka pada display seven segmen adalah sebagai berikut:
bil0 equ 20h
bil1 equ 0ech
bil2 equ 18h
bil3 equ 88h
bil4 equ 0c4h
bil5 equ 82h
bil6 equ 02h
bilkosong equ 0ffh
mov 60h,#bil1
mov 61h,#bil2
Tampil:
mov sbuf,62h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,61h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,60h
jnb ti,$
clr ti
sjmp Tampil
Program di atas akan menampilkan nilai 123 pada display seven segmen. Dan nilai berapapun yang diisikan ke alamat 60h, 61h dan 62h akan ditampilkan pada display seven segmen.
4.3 Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra Merah
Gambar 4.4 Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra Merah
Pada rangkaian di atas LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor C945 diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt, ini akan sama artinya jika pada P3.7 AT89S51 diberi logika high (1), karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 s/d 5 volt, cukup untuk mengaktipkan transistor. Sedangkan untuk mematikan LED infra merah, maka P3.7 AT89S51 harus diberi logika low (0), karena dengan memberikan logika low pada P3.7, maka P3.7 akan memiliki tegangan 0 s/d 0,009 volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktip.
Untuk pengiriman data agar data dapat dikirimkan dari jarak yang jauh, maka LED infra merah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi infra merah alam. Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi selai 38 KHz, maka pancarannya akan terganggu oleh frekuensi-frekuensi infra merah dari alam, seperti frekuensi-frekuensi infra merah yang dipancarkan oleh
P3.7 ( AT89S51)
LED_ir 5V VCC
330 R2
4.7k
maka pancaran LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran infra merah alam, sehingga jarak pengiriman data semakin jauh.
Untuk memancarkan frekuensi 38 KHz dari LED infra merah, langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengedipkannya (menghidupkan dan mematikannya) dengan frekuensi tersebut, yaitu dengan memberikan logika high dan low pada P3.7 dengan selang waktu (perioda) :
1 1 13 0, 0000263 26, 3 38 38 10
T s s
f KHz x Hz µ
= = = ==
nop
Mikrokontroler AT89S51 memerlukan 12 Clock setiap satu siklus mesin. Dengan demikian, jika digunakan kristal 12 MHz, maka waktu yang diperlukan untuk satu siklus mesin adalah :
6
Jika dihitung lamanya mikrokontroler AT89S51 mengerjakan perintah di atas : Tabel 4.4 Lama logika Low Pada P3.7
Berdasarkan tabel di atas, maka lamanya logika low (0) pada P3.7 adalah 13 μ dan
lamanya logika high (1) adalah 13 μs, sehingga periodanya menjadi 26 μs.
13 μs 13 μs
Low High 26 μs
Gambar 4.5 Pulsa Digital Dengan demikian frekuensi yang dihasilkan oleh P3.7 adalah :
6
Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi ini, maka pancaran LED infra merah dari rangkaian tidak akan terganggu oleh frekuensi infra merah alam. Sebagai catatan frekuensi infra merah yang tidak dipengaruhi oleh frekuensi infra merah dari alam adalah anatara 38 KHz s/d 40 KHz, frekuensi inilah yang digunakan sebagai frekuensi remote kontrol dari TV, VCD dan DVD di seluruh dunia.
Ketika penerima infra merah menerima pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz dari rangkaian pemancar, maka output dari penerima akan berlogika high (1), jika pancaran infra merah ini dihentikan, maka penerima akan mendapatkan logika low (0) sesaat (± 1200 μs ) kemudian berubah menjadi high (1) kembali walaupun
Pada alat ini, data yang dikirimkan sebanyak 3 data, yaitu data untuk nilai ratusan, nilai puluhan dan nilai. Setiap pengiriman masing-masing data dari ketiga data tersebut, didahului dengan pengiriman sinyal low, jadi ada 3 sinyal low dan ada 3 data. Akan terjadi masalah jika pengiriman data dilakukan seperti ini, yaitu data yang diterima urutannya tidak sesuai dengan data yang dikirimkan. Misalnya 3 data yang dikirimkan adalah 567, kemungkinan data yang diterima adalah: 675, dan 756. Sehingga hanya 1/3 kemungkinannya data yang dikirimkan benar.
Kesalahan pengambilan data oleh penerima disebabkan karena adanya penghalang atau karena kesalahan pengambilan data ketika alat pertama kali dihidupkan. Seharusnya penerima mengambil sinyal low dari data yang pertama, kemudian mengambil data pertama, setelah itu mengambil sinyal low dari data kedua, kemudian mengambil data kedua, dan demikian seterusnya, sehingga data tersebut sesuai dengan urutannya. Namun jika ada penghalang sesaat atau ketika pertama kali dihidupkan terjadi kesalahan pengambilan sinyal low, maka pengambilan data seterusnya akan salah. Misalnya jika ada penghalang sesaat, sehingga sinyal low yang diterima adalah sinyal low yang kedua, maka data kedua akan dianggap sebagai data pertama, dan data ketiga akan dianggap sebagai data kedua, demikian seterusnya, sehingga urutan data menjadi salah.
data yang sesuai dengan data awal, maka penerima akan mengambil data pertama setelah data awal sebagai data pertama, data kedua setelah data awal sebagai data kedua, dan seterusnya hingga data ketiga. Dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan urutan data, walaupun ada penghalang sesaat.
Setiap data mempunyai lebar pulsa high (1) tertentu. Untuk nilai data 0, maka lebar pulsa high yang dikirim adalah ± 1131 μ sekon. Programnya seperti berikut:
Mov 70h,#0
Inc 70h
Kirim:
Mov r0,70h
Acall data
Sjmp kirim
data:
loop1:
acall pulsa
djnz r0,loop1
ret
pulsa:
Clr P0.0 ; 1μs
Mov r7,#2 ; 1μs
pls:
mov r6,#255 ; 1μs
djnz r6,$ ; 2x255=510μs
djnz r7,pls ; 2μs =513x2=1026μs
mov r7,#50 ; 1μs
djnz r7,$ ; 2x50=100μs
ret ; 2μs
Total 1131μs
Demikian juga seterusnya jika yang dikirimkan data 1 s/d data 9, maka data ini akan ditambah dengan nilai 1, dan kemudian hasil penjumlahannya digunakan sebagai banyaknya perulangan dalam pengiriman pulsa.
Sebagai contoh jika data yang dikirimkan adalah data 1, maka data ini akan ditambahkan 1 sehingga hasilnya menjadi 2. 2 inilah yang merupakan banyaknya perulangan pengiriman pulsa. Jadi lebar pulsa untuk data satu ± 2 x 1.131 μs = 2.262 μs. Demikian pula untuk data-data yang lainnya.
4.5 Rangkaian Penerima Infra Merah
P3.7 ( AT89S51) 5V
VCC
100
10uF
i _1
0
i
i _1
i
TSOP1738
Gambar 4.6 Rangkaian Penerima Infra Merah
Pada rangkaian diatas digunakan resistor 100 ohm untuk membatasi arus yang masuk pada rangkaian, sedangkan kapasitor 10 μF digunakan agar arus yang masuk ke IC TSOP 1738 lebih stabil.
IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high (1) atau tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan IC ini akan megeluarkan sinyal low (0) atau tegangan ± 0,109 volt jika pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200 μs, setelah itu outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai pengiriman data.
Utama:
mov 60h,#0h
jb P3.7,$
nop
jnb P3.7,$
nilai:
inc 60h
acall hitung
jb P3.7,nilai
mov a,60h
mov b,#10
div ab
dec a
cjne a,#10,Utama
merupakan data startbit, dengan demikian 3 data setelah ini adalah merupakan data temperatur, dan akan diambil untuk ditampilkan nilainya. Namun jika data tersebut tidak sama dengan 10, maka data ini bukan merupakan data startbit, program akan kembali ke awal sampai mendapatkan startbit.
Setelah mendapatkan data startbit, maka mikrokontroler akan mengambil 3 data setelah data startbit tersebut, yang merupakan dara dari nilai temperatur yang dikirimkan oleh pemancar. Programnya sebagai berikut :
mov 61h,#0h
jb P3.7,$
nop
jnb P3.7,$
nilai1:
inc 61h
acall hitung
jb P3.7,nilai1
mov 62h,#0h
jb P3.7,$
nop
jnb P3.7,$
nilai2:
inc 62h
acall hitung
jb P3.7,nilai2
mov 63h,#0h
nop
jnb P3.7,$
nilai3:
inc 63h
acall hitung
jb P3.7,nilai3
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sistem kerja rangkaian pengiriman data jarak jauh dengan menggunakan infra merah ini yaitu nilai yang telah diinputkan akan diterima langsung oleh mikrokontroler dan ditampilakan hasilnya melalui display seven segmen.
2. Untuk pengiriman data, agar data dapat dikirimkan dari jarak yang jauh, maka LED infra merah yang dipancarkaan dengan frekuensi 38 Khz, karena frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi alam.
5.2 Saran
1. Kesalahan pengambilan data oleh penerima disebabkan karena adanya penghalang atau karena kesalahan pengambilan data ketika alat pertama kali dihidupkan, seharusnya penerima mengambil sinyal low.
2. Ini penerima dibuat dalam satuan agar mendatang dapat dibuat beberapa angka penerima(puluhan,ratusan,dan ribuan).
DAFTAR PUSTAKA
Agfianto, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, Penerbit: Gava Media, Yogyakarta, 2004
Agfianto, Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002
Andi, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler
AT89C51, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2003