PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN SMP BINA SISWA PERKEBUNAN KAYANGAN RIAU
KERTAS KARYA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Disusun Oleh :
BAHREIN UTOMO BATUBARA Nim 112201072
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini
yang berjudul “Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan SMP Bina Siswa perkebunan kayangan riau”, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rangkaian kata
terindah. Penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta Alm. Makmur Batubara
dan Ibunda tersayang Zulnaini yang telah memberikan segenap jiwa dan raga agar penulis mampu menyelesaikan kertas karya ini. Terima kasih untuk segala
curahan perhatian yang tiada pernah habis. Terima kasih telah menjadi orang tua
terbaik.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti
yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga
telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi D
– III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Himma Dewiyana ST.,M.Hum, selaku dosen pembimbing dan
sekaligus sebagai wali yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga
untuk memberi arahan dan bimbingan baik dalam penulisan kertas karya
ini maupun kegiatan akademik lainnya.
5. Seluruh Dosen program studi D-III PERPUSTAKAAN Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan
mendidik penulis selama perkuliahan.
6. Bapak Hasangapan Ratimin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP bina
Siswa Perkebunan Kayangan Riau, beserta staf yang berkenan
memberikan informasi dan arahan untuk kertas karya ini.
7. Untuk Mamaku Zulnaini dan Kakakku Maya Fajri Muna Batubara S.sos
yang mendukung penulis dari mulai kuliah hingga selesai.
Medan, September 2014
Penulis
Bahrein Utomo Batubara
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR... i
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 2
1.3 Ruang Lingkup ... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3
BAB II PENGADAAN BAHAN PUSTAKA ... 4
2.1 Perpustakaan Sekolah... 4
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah... 4
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah... 5
2.2 Pengadaan Bahan Pustaka... 6
2.2.1 Pemilihan Bahan pustaka... 7
2.2.1.1 Prinsip-Prinsip Seleksi... 8
2.2.1.2 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka... 9
2.2.1.3 Pihak yang Berwenang Dalam Pemilihan Bahan... 10
2.2.2 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka... 11
2.2.2.1 Pembelian... 12
2.2.2.2 Hadiah... 13
2.2.2.3 Tukar Menukar... 14
2.2.2.4 Titipan... 15
2.2.2.5 Penerbit Sendiri... 15
2.3 Kebijakan Pengadaan... 16
2.4 Inventarisasi Bahan Pustaka... 17
2.5 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Akses Internet... 18
2.5.2 Cara Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Akses
Internet... 19
BAB III PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN SMP BINA SISWA PERKEBUNAN KAYANGAN RIAU ... 21
3.1 Sejarah Singkat Tentang Perpustakaan Smp Bina Siswa Perkebunan Kayangan Riau ... 21
3.2 Gambaran Umum ... 22
3.2.1 Struktur Organisasi ... 23
3.2.2 Koleksi Perpustakaan... 23
3.2.3 Tenaga Pepustakaan ... 24
3.2.4 Peraturan Perpustakaan ... 25
3.3 Pengadaan Bahan Pustaka SMP Bina Siswa Perkebunan Kayangan Riau... 26
3.3.1 Pembelian ... 27
3.3.2 Anggaran ... 27
3.3.3 Hadiah atau Sumbangan ... 28
3.3.4 Titipan ... 29
3.3.5 Tukar Menukar ... 29
3.3.6 Inventarisasi ... 29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 31
4.1 Kesimpulan ... 31
4.2 Saran ... 32
B A B I
PENDAHULUAAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan di sekolah
yang walaupun keberadaannya masih kurang, telah banyak diusahakan peningkatan
dan penggunaannya, pengembangan perpustakaan sekolah sangat penting untuk
sarana pendidikan, dimana perputakaan yang menyimpan buku-buku pelajaran yang
menyangkut dengan kurikulum sekolah.
Pepustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana
pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan pra sekolah, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.
Salah satu alat yang penting untuk mencapai tujuan dan fungsi
perpustakaan sekolah adalah tersedianya bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna.
untuk memenuhi kebutuhan tersebut perpustakaan perlu melaksanakan pengadaan
bahan pustaka yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. pengadaan
bahan pustaka bukanlah hal yang sederhana. oleh karena itu, pihak yang
melaksanakan pengadaan bahan pustaka haruslah benar benar mengetahui segala
hal yang sering di hadapi di perpustakaan tersebut.
Perpustakaan sekolah yang baik akan dapat berfungsi sebagai sumber
informasi apabila dalam perpustakaan tersebut tersedia bahan pustaka yang dapat
meningkatkan proses belajar mengajar bagi siswa dan guru, dengan tersedianya.
Koleksi bahan pustaka yang lengkap memungkinkan siswa dapat belajar dan
mendapat informasi yang diinginkannya. kegiatan pengadaan bahan pustaka
merupakan suatu kegiatan perpustkaan dalam menyediakan dan menghimpun
bahan pustaka melalui pembelian, hadiah atau sumbangan, tukar menukar
Perpustakaan sekolah SMP Bina Siswa Perkebunan Kayangan Riau adalah
perpustakaan yang terdapat dilingkungan sekolah yang digunakan untuk siswa dan
guru dilingkungannya.
Dalam hal ini pengadaan koleksi bahan pustaka perpustakaan sering
mengalami berbagai kendala, misalnya dalam pemilihan koleksi, keterbatasan
dana, pemanfaatan koleksi perpustakaan dan sebagainya. oleh karena itu
perpustakaan harus melakukan pengadaan koleksi perpustakaan secara cermat dan
terseleksi sehingga membuat pengadaan bahan pustaka lebih efisien.
kayangan Riau,berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi
permasalahan dalam penulisan kertas karya ini adalah segala yang berhubungan
dan pengadaan bahan pustaka pada perpustaakaan SMP Bina siswa Perkebunan
Kayangan Riau, oleh karena itu penulis memilih judul
“PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN SMP BINA PERKEBUNAN KAYANGAN RIAU”.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah :
1. Untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi
Pada Program Studi DIII pustakaan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui sistem Pengadaan Bahan Pustaka pada
Perpustakaan SMP bina siswa kayangan perkebunan Riau, yang
meliputi sistem pemelihaaraan, pembelian, hadiah, titipan,
tukar-menukar, dan inventarisasi.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan kertas karya ini adalah Sistem pengadaan bahan
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan Kertas Karya ini penulis menggunakan dua metode
Pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi. Lapangan (field research)
Yaitu observasi langsung ke Perpustakaan SMP bina siswa kayangan
perkebunan Riau.
2. Studi Kepustakaan (library research)
Yaitu penulis mencari bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan
BAB II
PENGADAAN BAHAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan di
sekolah yang walaupun keberadaannya masih kurang sekali, telah banyak
diusahakan peningkatan dan penggunaannya untuk perkembangan
sekolah, pengembangan perpustakaan sekolah sangat penting untuk
sarana pendidikan, dimana perpustakaan yang menyimpan buku-buku
pelajaran yang menyangkut dengan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
Darmono (2007,3) menyatakan jika dikaitkan dengan proses belajar
mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang
sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan
perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara
fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan merupakan bagian
integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama
dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan
proses dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya
secara berkesinambungan.
2.1.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Adapun pengertian perpustakaan sekolah menurut buku Pedoman
Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000,4) adalah
”Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang
merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan
merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan
Sedangkan menurut (Darmono 2007,3) “Perpustakaan sekolah
merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan,
dimana bersama-sama dengan komponen lainnya turut menentukan
keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran”.
Reitz dalam Hasugian (2009,78) juga menjelaskan perpustakaaan
sekolah adalah “(School library), A library in a public or private
elementary or secondary school that serves the information needs of its
students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed
by a school librarian or media specialist”. Definisi diatas menyatakan
bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada
jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik
pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi
siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola oleh
pustakawan sekolah ataupun spesialis media.
Berdasarkan pengertian diatas dijelaskan bahwa perpustakaan
sekolah adalah bagian integral dari sekolah dan merupakan sumber
belajar yang akan dikelola oleh pustakawan yang menyajikan berbagai
jenis bahan pustaka serta melayani kebutuhan informasi siswa dan guru
untuk menunjang proses pendidikan dan pengajaran yang layak serta
mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Tujuan utama dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk
memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan pengguna yaitu
siswa, guru, dan pegawai sekolah yang bersangkutan. Bukan hanya
mengumpulkan serta mengolah bahan pustaka saja, tetapi untuk
membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menyediakan
koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah yang ada.
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.
3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk
kepentingan
pelaksanan kurikulum
5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca
dan semangat belajar bagi para siswa.
6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain
yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.
Menurut pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan Sekolah
(2000,5) tujuan perpustakaan sekolah adalah “Sebagai sumber belajar
dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar
lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.
2.2 pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka, merupakan salah satu kegiatan kerja
pelayanan teknis yang dilakukan oleh perpustakaan informasi kepada
pengguna demi tercapainya tujuan perpustakaan, yaitu mendukung,
memperlancar dan meningkatkan kualitas, pelaksanaan program di
sekolah yang bersangkutan.
Pengadaan bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan
pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan menambah bahan
pustaka yang sudah dimiliki tetapi jumlahnya masih kurang. Jadi,
pengadaan bahan pustaka ada dua kemungkinan. Kemungkinan yang
belum dimiliki perpustakaan sekolah. Kemungkinan yang kedua adalah
menambah bahan-bahan pustaka yang jumlahnya kurang.
Dari pengertian diatas jelaslah bagi kita bahwa pengadaan bahan
pustaka sangat penting. Perpustakaan sekolah yang baik akan dapat
berfungsi sebagai sumber informasi apabila dalam perpustakaan tersebut
tersedia bahan pustaka yang dapat meningkatkan proses belajar mengajar
bagi siswa dan guru. Dengan tersedianya koieksi bahan pustaka yang
lengkap memungkinkan siswa dapat belajar dan mencari informasi yang
diinginkannya. Kegiatan pengadaan bahan pustaka merupakan suatu
kegiatan perpustakaan dalam menyediakan dan menghimpun bahan
pustaka melalui pembelian, hadiah atau sumbangan, tukar menukar,
penerbitan sendiri untuk menjadikan koleksi perpustakaan tersebut.
2.2.1 Pemilihan Bahan Pustaka
Pemilihan bahan pustaka adalah proses mengidentifikasikan bahan-bahan
pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada diperpustakaan.
Pemilihan bahan pustaka sangat penting dalam kegiatan pengadaan agar koleksi
yang disediakan benar-benar bermanfaat bagi pengguna dan sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan penting
yang perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu yang bersangkutan.
Suatu perpustakaan tidak akan ada artinya bila koleksi yang tersedia tidak sesuai
dengan kebutuhan pemakainya.
Menurut C. Larasati Milburga dalam bukunya membina perpustakaan
Sekolah (2004,75) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan pemilihan
bahan pustaka antara lain:
1) Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pemakai perpustakaan serta tidak bertentangan tujuan perpustakaan.
2) Dipilih untuk para pemakai, dihindari jangan sampai pemilihan terlalu dipengaruhi oleh selera pribadi pustakawan atau sekelompok orang saja. 3) Membawa manfaat kemajuan pengetahuan jiwa baik yang bersifat
4) Bahan yang dipilih memenuhi syarat atau kualitas pustaka yang baik antara lain, otoritas pengarang, reputasi pengarang, penerbit, daftar isi, penyajian, susunan karangan, edisi, tisik buku, dan lain-lain.
Menuri Sulistyo Basuki (2001,427) tujuan pemilihan buku atau bahan
pustaka adalah :"Mengembangkan perpustakaan yang baik dan seimbang,
sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan
pemakai masa kini serta masa mendatang".
2.2.1.1 Prinsip-Prinsip Seleksi
Tujuan perpustakaan adalah menyebarluaskan informasi kepada pengguna.
Agar tujuan itu tercapai maka dalam kegiatan pemilihan koleksi perlu adanya
prinsip-prinsip seleksi.
Dalam melaksanakan pemilihan bahan pustaka perlu diperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pemilihan bahan pustaka hendaknya disesuaikan dengan permintaan pemakai
yang dilayani serta disesuaikan dengan fungsi perpustakaan itu sendiri.
1. Pemilihan bahan pustaka hendaknya disesuaikan dengan permintaan
pemakai yang dilayani serta disesuaikan dengan fungsi perpustakaan itu
sendiri
2. Untuk memudahkan tugas seleksi sebaiknya menggunakan alat bantu
seleksi seperti katalog, bibliografi, katalog penerbit, index dan panplet.
3. Memilih bahan pustaka yang tepat untuk pembaca dalam waktu yang
tepat pula
4. Pustakawan harus memberikan pertimbangan dan keputusan yang tepat
atas pemilihan dan kebutuhan pemakai
5. Harus ada kebebasan dan kemerdekaan dalam melaksanakan seleksi itu,
dan menghindarkan pengaruh pribadi atau sekelompok orang
6. Bahan pustaka yang dipilih harus memiliki syarat- syarat kuwalitas yang
ditentukan,
7. Pemilihan hendaknya ditujukan untuk kepentingan pemakai dan dapat
membantu manfaat kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti
yang positif.
Berdasarkan kriteria di atas, kegiatan pemilihan bahan pustaka haruslah
benar-benar memilih bahan pustaka mana yang seharusnya ada dan sangat
diperlukan atau yang kurang diperlukan. Menurut Sulistiyo Basuki (2000,428)
Tujuan pemilihan bahan pustaka adalah: Mengembangkan koleksi
perpustakaan yang baik dan seimbang sehingga mampu melayani kebutuhan
pemakai yang berubah dan tuntutan pemakai masa kini dan masa yang akan
datang ".
2.2.2.2 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka
Pengembangan koleksi mencakup kegiatan pemilihan bahan pustaka dan
dilanjutkan dengan mengadakan bahan pustaka. Memilih bahan pustaka
memerlukan perkakas bahan pustaka. Dalam buku pedoman perpustakaan
perguruan tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2004, 38) alat-alat
bantu tersebut :
Silabus
Katalog penerbit
Bibliogrrafi
Daftar prolehan baru dari prpustaakaan Tinjauan dan resensi
buku
Iklan dan selebaran baru
Book in print
Sedangkan menurut (Soeatminah 2002,76) alat Bantu mencakup
1. Katalog penerbit dalam dan luar negeri
2. Bibliografi khusus berbagai dalam bidang ilmu 3. Bibliografi nasional dan internasional
4. Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain 5. Timbangan buku, dan iklan lain-lain
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini
alat Bantu pemilihan dapat ditelusiri melalui CD-Rom dan internet.
2.2.1.3 Pihak yang Berwenang dalam Pemilihan Bahan Pustaka
Didalam perpustakaan terdapat pihak-pihak yang berwenang melakukan
pemilihan bahan pustaka. Ini disebabkan bukan hanya perpustakaan saja yang
dapat melakukannya, tetapi juga melibatkan pihak-pihak lain yang dianggap
perlu. Pihak yang berwenang dan berkecimpung dalam pemilihan bahan pustaka
haruslah orang yang menguasai subjek dan mengetahui bahan pustaka.
Menurut Sulistyo-Basuki (2001, 429) untuk dapat menjadi seorang pemilih
bahan pustaka yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1 Men[guasai sarana bibliografis yang tersedia, paham akan dunia penerbitan khususnya mengenai penerbitan, spesialisasi para penerbit, kelemahan mereka, standar hasil terbitan yang ada selama ini.
2 Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan, misalnya siapa saja yang menjadi anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah dilakukan, berapa banyak mereka menggunakan perpustakaan, dan mengapa ada kelompok yang menggunakan koleksi perpustakaan lebih banyak dari pada kelompok lainnya.
3 Memahami kebutuhan para pengguna
4 Hendaknya personil pemilihan bahan pustaka bersikap netral, tidak bersikap mendua, menguasai informasi, dan memiliki akal sehat dalam pemilihanbahan pustaka. Biasanya pustakawan berpengalaman memiliki naluri tajam mengenai sebuah bahan pustaka, apakah perlu dibeli atau tidak walau pun dia tidak dapatmenjelaskan alasan logis pembelian atau penolakan sebuah bahan pustaka sering kali keputusan perpustakaan itu benar.
5 Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan.
Persyaratan tersebut diatas, dapatlah diketahui bahwa pihak yang
berwenang dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Pihak-pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka menurut Sulistyo-Basuki (2001,430) adalah:
1 Pustakawan
2 Spesialis subjek termasuk guru 3 Toko buku
4 Anggota komisi perpustakaan 5 Anggota.
2.2.2 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka didalam suatu perpustakaan adalah penting
sehingga diperlukan hal-hal yang mendukung agar pengadaan bahan pustaka
tersebut benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Ada beberapa sistem
yang dapat digunakan dalam hal pengadaan bahan pustaka di perpustakaan.
Adapun sistem yang digunakan dalam hal pengadaan bahan pustaka
menurut Soetminah (2002,71) yaitu:
1. Pembelian 2. Hadiah
3. Tukar-menukar 4. Titipan
Sistem tersebut diatas diadakan untuk lebih mengarah petugas perpustakaan untuk melaksanakan tugas pengadaan bahan pustaka secara tepat, baik dan sistimatis.
2.2.2.1 Pembelian
Pengadaan bahan pustaka melalaui pembelian merupakan cara yang paling
efektif karena melalui pembelian perpustakaan dapat memilih bahan pustaka
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dengan membeli kita dapat menentukan apa yang dibutuhkan pengguna,
dengan demikian sedikit banyaknya akan terhindar dari pengadaan yang tidak
Menurut Soeatminah (2002,75) "untuk mengadakan koleksi lewat
pembelian, perpustakaan perlu menyediakan anggara. Disamping anggaran,
perpustakaan harus menentukan macam dan jenis bahan pustaka yang akan
dijadikan koleksi perpustakaan."
Untuk memudahkan pemesanan buku yang akan dibeli, perpustakaan perlu
membuat daftar pemesanan buku yang memuat:
1 Pengarang 2 Judul buku 3 Edisi terbitan
4 Penerbit dan tahun terbit
5 Harga, jumlah eksemplar, nama pemesanan 6 Alamat dan tanggal pemesanan
Pembelian dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1 Toko buku
2 Penerbit, baik didalam negeri maupun luar negeri 3 Agen buku, baik didalam negeri maupun luar negeri
1). Pembelian buku melalui toko buku
Pembelian buku secara langsung pada toko buku banyak dilakukan oleh
perpustakaan karena efisien dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga.
Disamping ada kekurang yang sering ditemui yaitu tidak semua subjek atau judul
buku yang dibutuhkan perpustakaan tersedia ditoko buku. Bagi buku terbitan
luar negeri sering memakan waktu yang lama.
2). Pemesan buku melalui penerbit
Penerbit adalah suatu perusahaan yang mengambil naskah pengarang,
mengeditnya dan memproses dalam bentuk buku. Penerbit Indonesia Pada
umumnya melayani permintaan perpustakaan, namun tidak demikian halnya
dengan penerbit asing hanya melayani pembelian toko buku ataupun penjaja
(vendor), sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku.
3). Pemesanan buku melalui agen buku
Penerbit luar negeri menjual bukunya keagen buku (jobber atau vendor).
Agen buku memperoleh buku dari penerbit dengan potongan harga, dan
dan perpustakaan. Dalam kaitan hubungan transaksi antara penerbit dan
perpustakaan, agen buku merupakan partner dihampir semua aspek perdagangan.
Apabila dana perpustakaan terbatas maka pembelian dapat dilakukan
berdasarkan prioritas, buku mana yang paling utama dibutuhkan oleh pengguna.
2.2.2.2 Hadiah
Selain cara pembelian, proses pengadaan bahan pustaka dapat melalui
hadiah, terutama bagi perpustakaan dengan dana yang terbatas. Pada umumnya
perpustakaan di Indonesia banyak menerima hadiah buku-buku sebagai
penambah koleksi. Hadiah buku sering diberi tampa diminta khususnya
diperoleh dari lembaga penelitian, lembaga asing, kedutaan asing, instansi
pemerintah maupun Swasta. Permintaan dapat dilakukan dengan secara lisan
yang dikuatkan dengan cara tertulis melalui surat, supaya ada bukti autentik.
Langkah yang perlu ditempuh dalam mengajukan permintaan hadiah
pustaka menurut Soeatminah (2002, 72) adalah sebagai berikut:
1. Menyusun daftar bahan pustaka yang akan dimintakan sebagai hadiah. 2. Mengirimkan kapada alamat yang dituju sebagai surat permohonan dengan
penjelasan kegunaannya, serta dilampiri daftar yang telah disiapkan, penanggung ongkos kirim bahan pustaka perlu ditekankan dalam surat. 3. Apabila bahan pustaka hadiah datang, maka perlu diperiksa dan
dicocokkan dengan surat pengantarnya, dan apabila sudah cocok dapat langsung diinventaris.
4. Mengirimkan ucapan terimakasih kepada pengirim, beserta pengembalian tanda terima.
Hadiah buku yang diterima tampa diminta sering tidak sesuai dengan
tujuan pustaka yang penerima. Untuk buku-buku hadiah seperti ini dapat
dimanfaatkan oleh perpustakaan itu dengan cara
ditawarkan atau ditukarkan dengan perpustakaan lain yang
Menurut (FKBA 2001,35) Ada dua perolehan hadiah yaitu hadiah
atas usulan dan hadiah tanpa diminta, hadiah yang diminta sudah melalui proses
seleksi sehingga diharapkan sesuai dengan kebutuhan , sedangkan hadiah tanpa
diminta sering tidak cocok dengan tujuan perpustakaan penerima sehingga perlu
diseleksi lebih jauh untuk dijadikan koleksi perpustakaan.
2.2.2.3 Tukar Menukar
Penambahan koleksi bahan pustaka dapat juga diperoleh dengan cara tukar
menukar antar perpustakaan, misalnya: satu perpustakaan memiliki koleksi buku
yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan perpustakaan atau dianggap lebil
jumlah eksemplarnya dari tiap judul buku, dapat ditawarkan kapada
perpustakaan lain. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tukar menukar
menurut Soeatminah (2002,74) adalah sebagai berikut:
1. Setiap pustaka yang akan ditukarkan harus dikeluarkan dari koleksi, diambil katalognya, dan diberi
Dan diberi tanda stempel tanda pengeluaran dari koleksi. Dari dalam buku inventaris juga dicatat dikolom keterangan, sehingga sudah resmi bukan milik perpustakaan yang bersangkutan.
2. Sejumlah pustaka yang akan ditukarkan dibuatkan daftar yang diurutkan berdasarkan abjad, misalnya.
Buku : nama pengarang dan judul. Majalah : judul, volume, tahun, nomor.
3. Perpustakaan mengirimkan daftar tersebut kepada sejumlah perpustakaan yang diperkirakan akan membutuhkannya, lengkap dengan syarat pertukaran, misalnya ongkos kirimnya
4. Perpustakaan penerima memilih pustaka yang diperlukan dan mengirim daftar pustaka yang ditawarkan sebagai gantinya.
5. Apabila kedua perpustakaan telah sepakat, maka proses tukar menukar dapat dilakukan, dan masing-masing dapat mulai mengiventaris pustaka hasil tukar-menukar.
Kerjasama tukar menukar bahan pustaka antar perpustakaan dilakukan
bukan berdasarkan atas harga buku, melainkan atas pengertian saling bantu
2.2.2.4 Titipan
Penambahan buku dapat juga melalui titipan. Sering juga perpustakaan
dititipi sejumlah pustaka oleh seseorang atau lembaga. Pustaka yang dititip boleh
dipinjamkan, tetapi statusnya tetap milik penitip. Soeatminah (2002,74) memberi
langkah-langkah pengelolaannya sebagai berikut:
1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan.
2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan seperti:
a. Pustaka sesuai daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka waktu beberapa tahun.
b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi lain.
c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya' seperti koleksi yang lain.
d. Apabila ada pustaka yang rusak, perpustakaan akan memperbaiki, tetapi apabila hilang perpustakaan tidak menggantinya.
e. Setelah ketentuan berikut disepakati bersama, maka kedua belah pihak menandatangani dan masing-masing menyimpan satu dokumen serah terima.
Dengan adanya penitipan bahan pustaka di perpustakaan, koleksi
perpustakaan akan menjadi lebih banyak. Kegiatan penitipan bahan pustaka ini
sering terjadi di perpustakaan, misalnya pada perpustakaan khusus.
2.2.2.5 Penerbitan Sendiri
Pengandaan. bahan pustaka dengan penerbitan sendiri merupakan salah
satu kegiatan perpustakaan dalam hai pengembangan bahan koleksi. Penerbitan
sendiri adalah penerbitan yang dilakukan suatu lembaga yang bersangkutan atau
unit-unit dilingkungannya. Biasanya bahan pustaka terbitan sendiri yang banyak
dimuat di perpustakaan sekolah adalah berupa kliping, membuat gambar atau
peristiwa penting.
Menurut pedoman umum bahan perpustakaan sekolah (2000,6) pengertian penerbitan sendiri mencakup:
b. Perpustakaan hendaknya dijadikan tempat penyimpanan semua penerbitan lembaga itu
c. Perpustakaan dapat dituntut sebagai penyalur dari semua penerbit lembaga yang bersangkutan
d. Penerbitan perpustakaan itu sendiri, seperti daftar tambahan koleksi, buletin, manual, bibliografi dan sebagainya.
Berdasaarkan uraian diatas penerbitan sendiri sangat memacu para siswa
untuk ikut serta dalam menambah bahan pustaka di perpustakaannya. Siswa
dapat menyusun karya tulis dan menyumbangkannya pada perpustakaan.
2.3 Kebijakan Pengadaan
Untuk mencapai sasaran, perpustakaan perlu meletakkan dasar-dasar
kebijakan pemilihan buku. Kebijakan ini perlu untuk mencapai hal yang
memuaskan dan mampu memenuhi keperluan pemakai secara efisien. Banyak
perpustakaan menganggap bahwa bila dana tersedia cukup, maka kebijakan
pemilihan buku tidak diperlukan. Anggapan ini keliru karena kebijakan
pemilihan buku diperlukan baik tersedia dana maupun tidak.
Kebijakan pengadaan tidak hanya menyangkut buku-buku yang harus
dibeli tetapi juga buku-buku sumbangan atau. yang dapat diperoleh dengan
cuma-cuma. Kadang-kadang seseorang ingin menyingkirkan buku-buku yang
tidak ia perlukan lagi, tetapi tidak ingin membuangnya begitu saja. Oleh karena
itu, mereka memberikan buku-buku kepada perpustakaan. Selama subjek
tersebut termasuk dalam lingkup koleksi perpustakaan, buku sumbangan dapat
diterima.
Kebijakan pengadaan menurut Soeatminah (2002, 75) adalah ; 1. Kebijakan penggunaan anggaran
Misalnya anggaran yang tersedia atau dibagi untuk: a. pengadaan buku referensi 20%
b. pengadaan buku informasi 40% c. pengadaan buku fiksi 10% d. pengadaan majalah 20% e. pengadaan buku lain 10%
Pada dasarnya semua pemakai perpustakaan mempunyai wewenang
untuk mengusulkan atau memilih bahan pustaka. Perpustakaan membuat kebijakan tentang cara penyampaian usulan, misalnya dengan mengisi formulir yang telah disediakan. keputusan terakhir untuk melaksanakan pengadaan terlatak ditangan Pustakawan 33 karena dialah yang paling tahu tentang keadaan koleksi perpustakaan, anggaran yang tersedia, dan skala prioritasnya.
2.4 Inventarisasi Bahan Pustaka
Kegiatan inventarisasi sangat diperlukan di dalam pengadaan bahan pustaka di perpustakaan. Setiap bahan pustaka yang baru diterima perpustakaan baik itu secara pembelian maupun hadiah perlu diperiksa terlebih dahulu, apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan dan pengembengannya. Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004,13) kegiaatan inventarisasi meliputi:
1. Setiap bahan yang dterima perlu diberi cap tanda milik perpustakaan pada tempat.
2. Setiap bahan didaftar pada buku induk dengan kolom-kolom antara lain : a. Nomor urut pendaftaran
b. Tanggal pendaftaran
c. Nomor induk (sebaiknya dengan numeral) d. Pengarang
e. Judul
f. Edisi dan tahun g. Penerbit
h. Harga (kalau dibeli)
i. Sumber (kalau hadiah atau tukar menukar) j. Lain-lain (misalnya bahasa)
Memberi nomor induk dapat diurutkan terus menerus dari tahun ketahun atau setiap berganti tahun dimulai pemberian nomor baru. Nomor induk ini dibutuhkan juga buku, pada tempat yang sudah ditentukan.
3. Setelah selesai pencatatan buku induk, pembubuhan cap, inventarisasi dan sebagainya, bahan itu diteruskan sub bagian klasifikasi dan katalogisasi untuk diproses selanjutnya.
Dengan demikian jumlah buku yang ada di perpustakaan dapat dihitung sekaligus dengan melihat nomor urut.
2.5 Pengadaan bahan pustaka melalui akses internet
Tugas rutin pengadaan bahan pustaka merupakan tugas sederhana.
Namun tugas ini menjadi rumit manakala berhubungan dengan pembelian buku
dari luar negeri. Karena jarak jauh, sistim komunikasi yang selalu tidak lancar
dan atminitrasi devisa yang tidak sederhana menyebabkan pemesanan buku dari
luar negeri harus dilakukan sepanjang tahun. Daftar pesan harus dikirim secara
berkala, misalnya setiap minggu atau pada hari-hari tertentu setiap bulannya.
Tetapi, dieraglobalisasi sekarang ini dan teknologi semakin maju, maka
pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan sagatlah mudah dengan cara
pengaksesan melalui internet.
2.5.1 Pemesanan Buku Melalui Akses Internet
Dalam sebuah perpustakaan haruslah mempunyai koleksi yang lengkap,
dalam eraglobalisasi seperti sekarang ini akan lebih mudah dalam pemesanan
buku, tidak harus langsung ke toko buku ataupun keluar negeri apabila ada
buku yang harus di beli, dengan mengakseskan melalui internet sudah lebih
muda untuk pemesanan buku ataupu bahan pustaka.
Dalam internet kita dapat melihat harga, pengarang, judul dan bahkan
buku yang akan terbitpun bisa dilihat melau internet tersebut.
Adapun cara yang dapat digunakan ialah umpamanya pemesanan barang
cukup dengan mingisi from pembelian yang tersedia di website atau dengan
mengirimkan email toto@cpss$s.or Untuk
konfirmasi biaya keseluruhan (harga buku dan biaya pengiriman). Lalu
sebutkan nama buku, pengarang, dan penerbit. Anda juga harus menyebutkan
alamat anda agar dapat menyebutkan biaya pegeriman dan akan di jawab oleh
toko buku tersebut melalui email dan jawaban tersebut akan dicantumkan di
cantumkan harga dan biaya pengiriman dan email jawaban akan tercantum no
rekening toko tersebur umpama BCA,BII,Lippo,BNI untuk dipilih sebagai
ATM,atau internet Banking. Pepustakaan yang akan membeli bahan pustaka
dapat mengakset website internet seperti www,amazon.com,
dan masih banyak lainnya untuk.
2.5.2 Cara Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Akses Internet
Perpustakaan sekarang ini banyak melakukan pengadaan bahan pustaka
melalui internet, karena melalui internet pepustakaan dapat cepat memiliki
bahan pustaka yang tidak dimiliki, ataupun bahan pustaka yang sudah tidak
beredar di pasaran.
Disini akan diterangkan beberapa langkah untuk mempermudah dalam
pengadaan bahan pustaka melaui Internet. Cara mencari bukudisini kita dapat mencari buku yang lebih spesifik sesuai dengan yang diinginkan. Kita tinggal
memasukkan kata yang ingin dicari ketombol Search. contoh cara pemesanan:
1. Semua inputan yang dimasukkan mempunyai keterkaitan satu dengan
yang lain.
misalnya : Jika ingin memasukkan judul buku "Visual Basic’ dan penerbit "ABCD", maka akan ditampilkan buku- buku dari penerbit
"ABCD"yang mengandung kata "Visual Basic".
2. Jika tidak memasukkan apapun, atau dengan kata lain kosong, maka
akan ditampilkan data seluruh buku.
Berikut akan ditampilkan contoh
kolom pemesanan :
• Judul buku
• Pengarang
• Penerbit
• Harga maksimal
• Kategori buku
Selain dari cara mencari buku yang telah dipaparkan dialas, masih ada cara
yang lain untuk mendapatkan bahan pustaka melalui internet antara lain:
• Katagori klik sub kategori-klik judul buku-klik masukkan tas belanja
• Cari (Pencarian Cepat) - ketik judul/pengarang/kata kunci dsb-klik
cari-klik judul-masukkan tas belanja.
• Katalog buku - klik salah satu kategori-klik salah satu sub katagori-klik judul buku belanja.
• Cari Buku isi salah satu atau kombinasi kata kunci yang ada (judul
buku/pengarang/maksimal/kategori )-klik cari klik judul
buku-masukkan tas belanja.
BAB III
PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN SMA BINA SISWA PERKEBUNAN KAYANGAN RIAU
3.1 Sejarah Singkat Tentang Perpustakaan SMP Bina Siswa Perkebunan Kayangan Riau
SMP bina siswa berdiri sejak tahun 2000. pada tahun tersebut SMP bina
siswa masih menumpang gedung di SDS Kayangan 1 Palm Agung divisi 6
kebun kayangan. hal ini dilakukan karena SMP bina siswa belum mempunyai
gedung sendiri. 6 (enam) bulan setelah menumpang di SDS kayangan I, maka
dibangunlah gedung SMP bina siswa di lokasi saat ini. pembangunan awal
gedung SMP hanya berjumlah 3 (tiga) kelas dan 1 (satu) ruang Kepala sekolah
yang bergabung dengan ruang guru.
Pada tahun 2004 dibangun kembali gedung SMP bina siswa dengan
jumlah 3 (tiga) kelas dan 1 (satu) ruang Lab. IPA. Dan pada tahun 2005
dibangun kembali ruang kelas sebanyak 3 (tiga) 1 ruang Lab. Computer , 1
(satu) ruang Guru dan 1 (satu) ruang seni.
Selanjutnya pada tahun 2009 dibangun 4 (empat) ruang kelas.
tahun tahun berikutnya mulailah dibangun gedung gedung pendukung. Antara
lain Musholla, kamar mandi siswa, pos keamanan dan ruang UKS.
Latar belakang berdirinya SMP bina siswa ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan karyawan dalam usaha mendidik anaknya (sekolah). Dengan adanya
SMP bina siswa, karyawan tidak lagi harus menyekolahkan anaknya keluar
perkebunan. Sehingga tercipta kenyamanan dan ketenangan karyawan dalam
bekerja sehari hari.
Kepala sekolah yang pertama menjabat adalah Bapak Dongliman
Manurung. Menjabat dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2013 tepatnya
tanggal 25 Nopember 2013. Kemudian digantikan oleh Bapak Ratiman dari
3.1.1 Gambaran Umum
Sekolah menengah pertama (SMP) bina siswa adalah sekolah yang
dibangun untuk memenuhi program pemerintah dalam upaya wajib belajar 9
(Sembilan) tahun. Hal ini di lakukan berdasarkan UU RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional UU RI Nomor 25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dan Undang Undang No. 19 tahun
2005 tentang Pendidikan Nasional
Permen No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelola dan penanggungjawab
keuangaan dalam pelaksanan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
SMP bina siswa adalah sekolah yang menampung lulusan sekolah dasar
dari Kebun Kayangan, Kebun Cibaliung, Kebun Sei Bangko , Kebun Kencana
dan anak anak masyarakat lingkungan sekitar perkebunan.
Kondisi Siswa SMP Bina Siswa Perkebunan Kayangan Riau
No
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Total
Jlh Kelas
Siswa Jlh Kelas
Siswa Jlh Kelas
Siswa JlhKe las
Siswa
L P L P L P L P
1. 6 137 101 6 105 144 5 92 104 17 334 349
Umur Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
L P L P L P L P L+P
< 13 Tahun 76 62 34 46 122 115 227
13 Tahun 41 30 67 56 37 1 137 87 228
14 Tahun 20 9 4 34 49 64 63 104 170
15 Tahun 8 6 29 14 33 51
16 Tahun 10 10 10
>16 Tahun
3.2.1 Sturuktur Oganisasi
Dalam suatu lembaga atau intansi perlu adanya struktur organisasi yang
jelas sehingga semua unit dalam lembaga atau intansi tersebut dapat
mengetahui tugas dan tanggungjawab masing-masing
Struktur organisasi suatu perpustakaan adalah suatu penggambaran
kegiatan dari setiap dan mengkodinir tenaga kerjanya sehari-hari, sehingga
selaras dan teratur.
Adapun struktur organisasi secara mikro pada SMP bina siswa
perkebunan kayangan Riau adalah penggambaran dari setiap kedudukan dan
kewenangan secara hirarki yang ada dalam lingkungan kerja perpustakaan
tersebut.
Bagan struktur organisasi SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau
secara mikro dapat dilihat pada lampiran.
3.2.1 Koleksi Perpustakaan
Salah satu tujuan dari perpustakaan yaitu menyediakan bahan pustaka
untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, dengan demikian
keberadaan koleksi pepustakaan tidak hanya tergantung pada kwantitas
melainkan kwalitas. Oleh kerana itu koleksi suatu perpustakaan harus sejalan
dengan kegiatan sekolah.
Pada perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau jumlah
koleksi sangatlah banyak antara lain :
No Bidang study Judul Eksemplar
1. B.indonesia 30 4.603
3. B.inggris 60 7.443
4. Biologi 35 4.549
5. Tik 35 4.549
6. Pkn 70 8.800
7. BUKU UMUM 135 5.100
3.2.3 Tenaga Kepustakaan
Setelah penulis mengadakan wawancara dengan pihak perpustakaan SMP
bina siswa perkebunan kayangan Riau, ternyata masih ada kejanggalan dalam
bidang pekerjaan ( pembangian tugas), dimana masih ada satu orang yang
menanggungjawab dua bidang sekaligus.
Contoh : dalam bidang pengadaan dan bidang pengolahan dikerjakan oleh
pengawai yang sama. Jika dibiarkan terus-menerus begini, maka akan
dikhawatirkan terjadinya kerancuan dalam menyelesaikan pekerjaan, kenapa
penulis mengkhawatirkan karancuan dalam pekerjaan, karena :
1. Bila hanya satu orang yang mengerjakan dua bidang (bidang
pengadaan dan sidang pengolahan), Jika diperhatikan dalam bidang
pengadaan, disini pegawai berusaha mengadakan bahan koleksi, adapun
kegiatan dalam bidang pengadaan ini antara lain . Kegiatan pemilihan
bahan pustaka, ialah kegiatan memilih bahan pustaka berdasarkan
kedudukan pemakai dalam hal pemakai yaitu siswa dan guru.
2. Kegiatan pelaksanaan bahan pustaka, maksudnya pegawai perpustakaan
harus menyediakan bahan pustaka berbangai macam cara, misalnya
dengan pembelian, tukar menukar dengan perpustakaan sekolah lain, dan
penerbitan sendiri.
Pemaparan diatas adalah sebagian dari tugas bidang pengadaan, dan kita
perhatikan bidang pengolahan. Kegiatan pengolahan adalah kegiatan
mempersiapkan bahan pustaka yang telah diproleh agar dengan mudah dapat
diataur ditempat penyimpanan sehingga mudah pula untuk dilayankan kepada
pemakai koleksi perpustakaan. kegiatan ini dilakukan dengan berbangai macam
1. Klasifikasi atau kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai dengan
macamnya dan bidang ilmu masing-masing.
2. Katalogisasi, yaitu kegiatan membuat kartu-kartu katalog untuk setiap
bahan pustaka.
3. Pelebelan, ialah kegiatan membuat atau menulis nomor (call number)
setiap bahan koleksi pada l tebel tertentu, kemudian menempelkannya
pada punggung buku dengan ketentuan yang berlaku
Ini juga merupakan sebansiian dari tugas dari pengolahan. Sesuai dengan
Penjelasan diatas penulis bisa menyimpulkan adanya ketakutan tentang
kerancuan dalam melaksanakan pekerjaan.
3.2.4 Peraturan Pepustakaan
Untuk menjaga sebuah perpustakaan haruslah mempunyai sebuah peraturan
yang akan menjadi pegangan bagi pemakai atau pengguna dengan membuat
peraturan perpustakaan tersebut akan lebih nyaman dan teratur.
Adapun peraturan yang ada pada perpustakaan SMP bina siswa perkebunan
kayangan Riau mempunyai jam pelayanan pengguna sebagai berikut:
Senin s/d kamis: 09.00-13.00 Wib
Jum’at : 09.00-12.00 Wib
Sabtu :09.00-13.00 Wib
Pada hari sabtu pengawai perpustakaan sering melakukan kegiatan seperti
pembersihan, peyusunan buku dan kebersihan. peraturan bagi pengguna
- Siswa harus punya kartu anggota
- Masa pengguna sampai dengan tamat
- Kerapian pakaian, di larang ribut Peraturan peminjaman buku paket =
cth : Kls I , Kls 2
- Buku umum = berlaku selama satu minggu, perpanjangan satu minggu
apabila pengembalian terlambat pengguna tersebut akan di denda sebesar
Rp 100,- /hari. Cth peraturan terlampir.
3.5 Pengadaan Bahan Pustaka SMP Bina Siswa Perkebunan Kayangan Riau
Tugas pokok dari sebuah perpustakaan adalah menyediakan dengan
menyebarkan informasi kepada pengguna agar tugas ini dapat dilaksanakan
dengan baik, perpustakaan harus menyediakan bahan pustaka yang lengkap dan
tepat. Perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau melakukan
pengadaan bahan pustaka dengan cara :
- Pembelian
- Hadiah atau sumbangan
- Titipan
- Tukar menukar
Pengadaan bahan pustaka perpustakaan SMP bina siswa perkebunan
kayangan Riau diawali dengan kegiatan pemilihan, setelah mengadakan
pemilihan kegiatan dilanjutkan pengadaan bahan pustaka.
Pemilihan bahan pustaka akan memudahkan proses pemilihan, karena
dapat diketahui bahan pustaka apa yang dibutuhkan pengguna.
SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau yaitu :
- Katalog penerbit
- Daftar kurikulum sekolah
- Brosur dari toko buku
Tetapi alat bantu ini jarang digunakan karena pustakawan atau kordinator
perpustakaan tersebut lebih sering membeli langsung ke toko buku.
Pembelian bahan pustaka merupakan cara yang terbaik untuk melengkapiu
kolesi perpustakaan apalagi dana untuk pemebelian tersebut tersedian, maka
dapat dilakuakan pembelian bahan pustaka.
Pada perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau pembelian
hanya dilakukan kordinator perpustakaan dengan mengajukan kepada kepala
sekolah apabila ada bahan pustaka yang harus di beli untuk koleksi
perpustakaan tersebut.
Pembelian bahan pustaka pada perpustakaan SMP Bina siswa perkebunan
kayangan Riau sangatlah tidak maksimal karena anggaran pembelian yang tidak
jelas diketahui oleh kordinator Perpustakaan.
3.5.2 Anggaran
Anggaran merupakan unsur utama untuk menjalankan sebuah
perpustkaan. dalam hal ini pustakawan harus ikut serta dalam perencanaan
biaya yang perlukan untuk pengadaan bahan pustaka suatu perpustakaan.
Melaui wanwancara yang dilakukan penulis dengan kordinator atau kepala
perputakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau, anggaran yang tetap
untuk pengadaan bahan pustaka tersebut tidak ada, pengadaan bahan pustaka
pada perpustakaan tersebut adalah setiap tahunnya dilampirkan permintaan
khusus sesuai dengan kebutuhan pengguna oleh kepala perpustakaan kepada
kepala sekolah, dan juga sering datangnya bantuan dari pemerintah, kadang
bantuan dan pemerintah tersebut tidak pas dengan kebutuhan pengguna
perpustakaan tersebut, maksudnya pengiriman bahan pustaka tidak dibutuhkan
di perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau melainkan buku
untuk sekolah lain seperti buku umum
Oleh karena itu banyak bahan pustaka yang tidak digunakan dan kadang
pengawai perpustakaan tersebut kewalahan menghadapi bahanpustaka tersebut
karena memakan tempat yang banyak sehingga perpustakaan tersebut terlihat
3.5.3 Hadiah atau Sumbangan
Penambahan bahan pustaka suatu perpustakaan dapat juga dengan adanya
sumbangan atau hadiah dari instansi dari orang-orang yang peduli dengan
perpustakaan.
Adapun pengadaan bahan pustaka melalui hadiah atau sumbungan pada
perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau berasal dari :
• Departemen pendidikan dan kebudayaan
• Staf pengajar
• Siswa yang mengakhiri studi
• Lembaga atau instansi negri atau pun swasta
Seperti departemen lingkungan hidup, PGT majalah, suara SMA dll.tetapi
banyak bantuan dari instansi atau lembaga yang tidak sesuai kurikulum yang
ada disekolah tersebut, sehingga bahan pustaka.
Tersebut jadi sayang tidak bias dipergunakan sehingga gudang
perpustakaan tersebut penuh dengan Buku-buku.
3.5.3 Titipan
Untuk menambah bahan pustaka ada yang namanya titipan, yaitu titipan
dari orang-orang yang sengaja menitipkan bukunya utuk koleksi perpustakaaan
yang diberikannya.
Pada perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau bahan
pustaka dari titipan belumlah memadai karena kurangnya kepedulian ataupun
pemahaman masyarakat terhadap perpustakaan, adapun koleksi dari titipan
kebanyakan dari guru-guru yang sudah pengsiun.
Sistem tukar menukar bahan pustaka pada perpustakaan ini belum
dilaksanakan sebangai mestinya. Perpustakaan SMP bina siswa perkebunan
kayangan Riau, belum menjalani hubungan kerjasama dengan pihak
perpustakaan atau instansi lain karena bahan pustaka hanya cukup untuk
dipergunakan untuk siswa/i sekolah tersebut sehingga untuk saling tukar
menukar tidak dilakuakan secara maksimal.
3.5.6 Inventarisasi
Kegiatan inventarisasi adalah mencatat bahan pustaka yang baru dibeli
ataupun yang baru diterima, dan bahan pustaka tersebut sudah menjadi milik
perpustakaan yang bersangkutan.
Pada perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau kegiatan
inventarisasi dimulai setelah buku atau bahan pustaka sudah diterima.
Selanjurnya, bahan pustaka diperiksa apakah sesuai dengan permintaan atau
apakah tidak ada yang rusak fisik sampai di perpustakaan, kemudian pengawai
perpustakaan akan menginventarisasi bahan pustaka yang diterima pada bukti
besar. Buku besar tersebut memuat keterangan sebagi berikut:
-Nomor urut buku
-Tanggal penerimaan atau masuk buku
-Asal buku
-Nomor inventarisasi
-Pengarang
-Judul
-Inpresium
-Nomor klasipikasi
-Jumlah eksemplar buku
-Bahasa yang digunakan
Dari catatan buku besar tersebut dapat diproleh data mengenai buku yang
diterima di perpustakaan, baik melalui pembelian, tukar menukar, sumbangan
ataupun hadiah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Terakhir dari penulis kertas karya ini, mulai dari teoritis sampai peninjauwan
langsung atau obserpasi ke perpustakaan tersebut penulis akan menyimpulankan dan
memberikan saran untuk meningkatkan perkembangan perpustakaan SMP bina siswa
perkebunan kayangan Riau dikemudian hari :
1. Masih minimnya tenaga pengelola perpustakaan yang berlatar belakang ilmu
perpustakaan (pustakawan).
2. Masih rancunya pembagian tugas pada pegawai perpustakaan SMP Bina siswa
perkebunan kayangan Riau.
3. Kurangnya transparansi untuk anggaran pengadaan bahan pustaka pada
perpustakaan SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau.
4. Kurangnya penggunaan alat bantu pemilihan bahan pustaka seperti katalog
penerbit, daftar kurikulum sekolah dan brosur dari toko buku.
5. Seringnya bantuan dari pemerintah untuk pengadaan bahan pustaka yang tidak
bermanfaat.
4.2 Saran
Penulis membuat kesimpulan dari hasil pengamatan langsung tentang
pengadaan bahan pustaka diperpustakaa SMP bina siswa perkebunan kayangan Riau,
maka penulis memberi saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk melancarkan pengelolaan perpustakaan hendaknya diberikan kesempatan bagi pegawai perpustakaan untuk mengikuti pelatihan mengenai
perpustakaan dan menambah gaji yang sudah ada ataupun pihak sekolah
menarik tenaga pustakawan yang sudah berpendidikan perpustakaan.
2. Perpustakaan SMP Bina siswa perkebunan kayangan riau seharusnya
menambah tenaga pustakawan untuk mengantisipasi kerancua tugas dalam
perpustakaan.
3. Pihak sekolah harus menentukan anggaran untuk bahan pustaka karena
4. Pihak perpustakaan seharusnya menggunakan alat bantu tersebut karena untuk
menentukan bahan pustaka yang berkuwalitas atau meminta katalog penerbit
kepada penerbit seperti penerbit Gramedia, penerbit Erlangga, penerbit Budi
Utomo dll.
5. Pihak perpustakaan harus menyeleksi bantuan dari pemerintah untuk
mengurangi bahan pustaka yang tidak perlu.
6. Pihak perpustakaan seharusnya membuat permintaan hadiah atau sumbangan
kepada intansi atau perorangan dan melampirkan jenis permintaan agar
sumbangan atau hadiah tersebut sesuai dengan koleksi yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Darmono.2001. Manejemen dan Tata Kerja Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakatra: proyek Pengembangan Perpustakaan
Sekolah, 2000.
Perpustakaan Nasional R.I. 1999 . Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Jakarta :
Perpustakaan Nasional R.I.
Milburga, C Laraswati. Membina perpustakaan Sekolah. Yokyakarta: Kanisius, 2004.
Soeatminah. Pepustakaan kepustakawanan dan pustakawan
2002
, yokyakarta : Kanisius,
Reitz, dalam Hasugian, Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 2009.
Syarial – Pamunjak Risina, 2000. Pedoman Penyelengara Perpustakaan
D. Jambatan
Jakarta :
Forum kajian budaya dan Agama. 2001. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Madrasah. Yogyakarta. BEB