• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKPER PGRI DI KOTA KEDIRI TAHUN 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKPER PGRI DI KOTA KEDIRI TAHUN 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran)"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama : Medical Education

Oleh

SITI AIZAH NIM . S5409070115

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii Disusun oleh :

SITI AIZAH NIM . S54

09070115

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal : ...

Pembimbing I:

Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA, Ph.D NIP: 130 344 454

Pembimbing II:

dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOK NIP: 140 120 857

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

(3)

iii Disusun oleh :

SITI AIZAH NIM . S5409070115

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji:

Jabatan Nama Tanda

Tangan

Tanggal Ketua : Prof. Dr.dr. Didik G. Tamtomo, MM.,

Mkes., PAK

NIP. 130 543 994 ... ... Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.

NIP. 131 918 507 ... ... Anggota :

Penguji

1. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA., Ph.D

NIP. 130 344 454

2. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK.,

SpOK

NIP. 140 120 857

...

Prof. Dr. dr.Didik G.Tamtomo, MM., Mkes.,PAK

NIP.130 543 994 ... ...

Direktur Program Pascasarjana

Prof. Drs.Suranto, M.Sc.,Ph.D

(4)

iv

NIM : S540907115

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”Analisis Prestasi Belajar Mahasiswa AKPER PGRI di Kota Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin

dan Urutan kelahiran)” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Kediri, Januari 2009 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

bersahabatlah dengan ilmu, dan bertemanlah dengan pengetahuan.

Dengan ilmu akan membuat hati menjadi lapang, meluaskan cara pandang, membukakan cakrawala sehingga jiwa dapat keluar dari berbagai keresahan, kegundahan, dan kesedihan.

Jika tali telah menegang kencang, maka itu tandanya akan putus. Jika malam telah

sangat pekat, maka kegelapan itu akan segera pergi. Jika sebuah masalah sudah sangat menghimpit, maka itu tandanya akan segera muncul jalan keluar. Dan sesungguhnya satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.

Jika tidak ada orang yang iri kepada kita, maka tidak ada kebaikan dalam diri kita.

(6)

vi

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusus tesis dengan judul ”Analisis Prestasi Belajar Mahasiswa AKPER PGRI di Kota Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran)”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan tesis ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. dr., H. Much. Syamsul Hadi, dr., Sp.Kj. (K). Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret surakarta.

2. Prof. Drs., Suranto, MSc., Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr., dr., Didik Gunawan Tamtomo, MM., M.Kes., PAK selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA., Ph.D., selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

(7)

vii

7. Kedua orang tua, mbah putri, dan keluarga besar yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun spiritual.

8. Seluruh staf dan karyawan AKPER PGRI Kediri yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.

9. Teman seperjuangan mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh. Amin. Tak lupa saran untuk kesempurnaan tesis ini sangat penulis harapkan. Terima Kasih.

(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

(9)

ix

2. Jenis Kelamin ... 18

3. Urutan Kelahiran ... 20

B. Penelitian relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Tehnik Pengambilan Sampel ... 33

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 34

E. Tehnik Analisa Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil pengujian Validitas dan Reabilitas Instumen Penelitian... 44

B. Deskripsi Karakteristik Umum dan Khusus Responden ... 46

C.Uji Asumsi Regresi Linier Ganda ... 49

(10)

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Implikasi ... 69

C. Saran ... 70

(11)

xi

Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki ...18

Tabel 4.1 Hasil tes validitas dan reabilitas kuesioner data pendukung jenis kelamin ... 45

Tabel 4.2 Hasil tes validitas dan reabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran ... 46

Tabel 4.3 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur... 47

Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan asal daerah ... 47

Tabel 4.5 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 47

Tabel 4.6 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan urutan kelahiran... 48

Tabel 4.7 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar... 48

Tabel 4.8 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi eksistensi... 49

Tabel 4.9 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi independensi... 49

Tabel 4.10 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi linieritas ...50

Tabel 4.11 Hasil asumsi regresi linier ganda : diagnostik multicollinierity... 53

Tabel 4.12 Hasil tabulasi silang jenis kelamin dengan prestasi belajar ...54

Tabel 4.13 Hasil tabulasi silang urutan kelahiran dengan prestasi belajar...55

Tabel 4.14 Hasil uji regresi linier ganda ...56

(12)

xii

Gambar 3.1 Desain penelitian ...32

Gambar 4.1.Hasil uji asumsi homoscedascity ...51

Gambar 4.2 Hasil uji asumsi normalitas (histogram) ...52

(13)

xiii

Lampiran 2 Form persetujuan menjadi responden...76

Lampiran 3 Inform concent...77

Lampiran 4 Kisi-kisi instrumen...78

Lampiran 5 Lembar Kuesioner ...79

Lampiran 6 Lembar wawancara ...80

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen...84

Lampiran 8 Tabulasi Data ...85

Lampiran 9 Hasil uji validitas dan reabilitas data pendukung jenis kelamin ...88

Lampiran 10 Hasil uji validitas dan reabilitas data pendukung urutan kelahiran..91

Lampiran 11 Hasil uji bivariat : chisquare…... 94

Lampiran 12 Hasil uji bivariat : spearman correalation... 95

Lampiran 13 Uji Regresi linier ganda ... 96

Lampiran 14 Uji Regresi linier ... ...102

Lampiran 15 Uji chisquare data pendukung ...107

Lampiran 16 Uji Spearman Correlation data pendukung ……...112

Lampiran 17 Permohonan Ijin Penelitian……….117

(14)

xiv

Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan kelahiran). Tesis Program Magister Kedokteran Minat Utama Pendidikan Profesi kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008.

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa termasuk di dalamnya adalah faktor individual. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor individual yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu hal. Disisi lain, ada kemungkinan adanya hubungan urutan kelahiran dengan prestasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.

Desain dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan ”Cross Sectional”. Sampel dalam penelitian ini ádalah semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri sejumlah 103 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling yang ditetapkan secara proporsional. Variabel dependen yang diteliti prestasi belajar. Variabel independen ádalah jenis kelamin dan urutan kelahiran. Data dianalisis dengan Regresi Linier Ganda.

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai R square sebesar 0,170, pada variabel jenis kelamin didapatkan p value = 0,000 sedangkan pada variabel urutan kelahiran (u1) didapatkan pvalue = 0,212. Koefisien regresi ditunjukkan dalam bentuk persamaan regresi linier ganda = 2.096 - 0.347 Jk - 0.119 U1 – 0.192 U2

Penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar sedangkan pada urutan kelahiran tidak terdapat hubungan. Disarankan agar mendapatkan hasil yang objektif dan menyeluruh hendaknya mengadakan penelitian yang lebih cermat terhadap faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

(15)

xv

Master Program of Medicine with Major Study of Education of Health Profesión, University of Sebelas Maret. Surakarta, 2008.

The main problem in this research is that there are some factors witch influence the students learning achievement including the individual factors. The sex difference is one of the individual factors that highly influence one’s success in the studying things. On the other hand, there is possibility that order correlates with the learning achievement. The purpose of this research is analysis of learning achievement for student PGRI Nursing academic Kediri (in order to gender and birth order0.

The design of the research is correlation with cross-sectional approach. The simple of this research is all students from AKPER PGRI Kediri of which number are 103 students. The sampling technique used in this research is stratified random sampling which is established proportionally. The dependent variable being studied is leaning achievement whereas the independent variable is the gender and birth order. The data are analyzed by using double linier regresión.

Based on the result of the statistical test, it is found that the value of square R is 0,170, while in the variable of gender, it is found that the value of p is 0,000 whereas in the variable of birth order (U1), it is found that the value of is 0,212. The regresión coefficient is shown in the form of double linier regresión equation = 2.096 – 0.347 Jk – 0.119 U1 – 0.192U2.

This research concluded that gender significantly correlates with learning achievement while birth order does not. It is suggested that in order to get objective and comprehensive result, we have to carry out a more accúrate research especially on other factors which can influence the learning achievement.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap mahasiswa yang normal ingin agar studinya di Perguruan Tinggi (PT)

berjalan lancar, selesai pada waktunya, dan lulus dengan prestasi akademis tinggi.

Tetapi keinginan itu tidak selalu terpenuhi. Dalam kenyataannya, tidak sedikit

mahasiswa yang studinya tersendat-sendat, selesai melebihi waktu yang diperlukan

oleh rata-rata mahasiswa lain, dan lulus hanya dengan predikat : ”akhirnya terpaksa

(di) lulus (kan)”. Bahkan tak sedikit pula yang gagal, drop-out, di tengah jalan, atau

menghabiskan seluruh masa studi tanpa mencapai tanda lulus atau gelar apapun yang

seharusnya dicapai, alias gagal total dalam studi. (Hardjana, Agus M, 1997 : 5)

Keberhasilan dan kegagalan studi di PT, Akademi, Politehnik, Sekolah

Tinggi, Institut, Universitas, dipengaruhi oleh banyak faktor : kesehatan fisik,

kemampuan studi, ketepatan pemilihan PT, pengetahuan tuntutan akademis,

administratif finansial, tata tertib dan kemampuan untuk memenuhinya, motivasi

studi, kecakapan belajar dari mengikuti kuliah dan kegiatan, menyiapkan dan

menempuh ujian semester, hubungan dengan rekan-rekan mahasiswa dan faktor X

yang khas bagi tiap-tiap mahasiswa. (Hardjana, Agus M, 1997 : 5)

Karakteristik mahasiswa yang sukses di Perguruan Tinggi tidak selalu sama.

(17)

belajar, kematangan, metode belajar dan gaya kognitif, aspek kepribadian,

penggunaan waktu, dan aspek psikologis lainnya.(Singgih Salim, Evita E. dan

Sukadji, Soetarlinah, 2006 : 14)

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid

dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal

adalah faktor fisiologis, psikologis, kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong

faktor eksternal adalah faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan

spiritual atau keamanan. (Ahmadi dan Supriyono, 1991 : 130-131)

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi tiga macam yaitu : faktor stimuli belajar, faktor metode belajar dan faktor

individual. Kecuali faktor stimuli dan metode belajar, faktor individual sangat besar

pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual

menyangkut hal-hal berikut : kematangan, usia kronologis, perbedaan jenis kelamin,

pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi

kesehatan rohani, dan motivasi. (Ahmadi dan Supriyono, 1991. p. 131-139)

Hingga pada saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang adanya

perbedaan skill, sikap-sikap, minat, temperamen, bakat dan pola-pola tingkah laku

(18)

laku antara laki-laki dan perempuan merupakan hasil dari perbedaan tradisi

kehidupan, dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis kelamin. Seandainya

variabel tradisi sosial diabaikan, orang dapat mengatakan, bahwa laki-laki lebih cakap

daripada wanita. (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 137)

Hasil kajian Mayling Oey-Gardiner menunjukkan bahwa terdapat konsistensi

yang lebih tinggi antara umur dan tingkat pendidikan bagi wanita dibanding dengan

laki-laki. Yang secara implisit dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah

daripada laki-laki (Agung Th. dan Harsiwi M, 2004)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vindi, dkk (2002) menunjukkan bahwa

siswa pria kurang tekun dalam belajar, sulit berkonsentrasi maupun bertanggung

jawab. Sedangkan kebanyakan siswi lebih bisa mengerem waktu bermainnya karena

obsesinya mendapatkan prestasi yang membanggakan orang tuanya. (Hasibuan,

2003)

Dalam pengkajian awal dilakukan pendataan tentang prestasi belajar

mahasiswa AKPER PGRI Kediri. Dalam lima tahun ini, peringkat pertama sampai

ketiga selalu diraih oleh mahasiswi. Demikian sebaliknya, peringkat terakhir selalu

diduduki oleh mahasiswa. Menurut Informasi yang diperoleh dari pembantu direktur

bidang akademik banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut di atas. Pada

semester awal sudah terlihat gejala mahasiswa dengan prestasi belajar yang jelek

seperti ketidakdisiplinan dalam mengikuti kuliah maupun penyelesaian tugas.

(19)

akademis maupun non akademis dan sebelumnya memiliki prestasi yang baik saat di

sekolah dasar maupun sekolah menengah.

Motivasi belajar yang tinggi juga terlihat pada mahasiswi, terutama karena

dorongan orang tua. Kerap terbebani dengan harapan ataupun keinginan orang tua,

beberapa mahasiswa berkompetisi untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai

representasi orang tua. Beberapa mahasiswi yang meraih peringkat 1-3 merupakan

anak pertama.

Pengaruh urutan kelahiran telah dilaporkan oleh Laosa dan Sigel (1982). Dari

hasil diketahui makin menurun urutan kelahiran maka prestasi belajar makin rendah.

Umumnya prestasi belajar anak sulung lebih baik daripada prestasi belajar anak

kedua, anak kedua prestasi belajar lebih baik dari anak ketiga dan seterusnya. (Senior,

2005)

Salah satu psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler, melakukan penelitian

dan mendalilkan pengaruh urutan anak terhadap kepribadiannya. Ia mengamati,

anak-anak sesuai urutan kelahirannya dalam keluarga memegang posisi kekuasaan yang

berbeda. Urutan anak dalam keluarga sangat kompleks, faktor seperti usia orang tua,

urutan anak, jenis kelamin, agama dan keyakinan, budaya serta variabel penting

lainnya juga berperan dalam membuat tahapan atau sesuatu yang dipelajari anak.

(20)

Terlepas dari urutan kelahiran, Dra Rose Mini AP Mpsi (yang biasa dipanggil

Mbak Romi oleh kolega dan mahasiswanya), psikolog dari Universitas Indonesia,

menyatakan bahwa seharusnya jauh sebelum seseorang dinyatakan berprestasi, harus

dicari tahu lebih spesifik soal bentuk prestasinya tersebut. Misalnya , paling

sederhana, apakah prestasi yang bersifat akademis atau non-akademis. Sayangnya,

sekarang ini terasa masih sulit mengukur prestasi akademis pelajar Indonesia. Bisa

jadi karena kompleksnya metode atau sistem pendidikan sekarang ini. Artinya, dalam

nilai rapor, misalnya penilaian itu sendiri sudah digabung dengan jumlah absen,

keaktifan di kelas belum lagi sikap yang sifatya normatif. Menurutnya, prestasi

sebenarnya ditentukan oleh banyak hal. Kita bisa melihatnya dari dua faktor : nature

atau nurture. Faktor nature lebih ke soal genetis, IQ, bakat dan minat, kepribadian

dan ketekunan. Sedangkan nurture lebih ke faktor lingkungan, bagaimana lingkungan

(seperti pola asuh dan pengaruh orang-orang sekitar) memberikan stimulasi

(dorongan dan rangsangan) terhadap seseorang sehingga dia bisa berprestasi.

(Hasibuan, 2003)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti prestasi belajar

(21)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER

PGRI Kediri?

2. Apakah ada pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa

AKPER PGRI Kediri?

3. Apakah ada pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar

mahasiswa AKPER PGRI Kediri?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mempelajari prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis

kelamin dan prestasi belajar.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa

AKPER PGRI Kediri.

b. Menganalisis pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa

AKPER PGRI Kediri.

c. Menganalisis pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi

(22)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Diharapkan dapat mendukung temuan penelitian sebelumnya tentang prestasi

belajar mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi pada keluarga maupun masyarakat

bahwa kesuksesan belajar mahasiswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh faktor

individual yaitu jenis kelamin dan urutan kelahiran, dan hal ini dapat dimulai dari

rumah yaitu bagaimana orang tua membiasakan anak sejak kecil baik sulung,

tengah, bungsu, anak laki-laki atau perempuan tentang cara/perilaku belajar

(23)

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

a. Definisi

Winkel (1987) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil

penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian

yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa

jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan

instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek

perilaku. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)

Loekmono (1988) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan

perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar siswa dalam

waktu tertentu. Nana Sudjana (1992) memberikan pengertian prestasi belajar

sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima

pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru dapat

menyatakan kedudukannya dalam kelas, apakah termasuk siswa yang pandai,

(24)

huruf atau kalimat dan dicapai pada periode – periode tertentu. (Mukodim,

Ritandiyono dan Sita, 2004)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang

menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran atau perilaku yang

relatif menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam

jangka waktu tertentu. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar belajar penting

sekali artinya dalam rangka membantu mahasiswa dalam mencapai prestasi

belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal adalah :

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang

(25)

a) Faktor intelektif yang meliputi :

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Yang tergolong faktor eksternal, ialah :

1) Faktor sosial yang terdiri atas :

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak

langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dari sekian banyak faktor yang

mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :

1) Faktor-faktor stimuli belajar

(26)

3) Faktor-faktor individual

Berikut ini diuraikan secara garis besar mengenai faktor-faktor individual :

1) Kematangan

Kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya.

Kematangan terjadi akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif dan dalam

struktur jasmani dibarengi dengan perubahan-perubahan kualitatif terhadap

struktur tersebut. Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi

fisiologis termasuk sistem syarat dan fungsi otak menjadi berkembang.

Dengan berkembangnya fungsi-fungsi syaraf, fungsi otak dan sistem syaraf,

hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang. Kapasitas mental

seseorang mempunyai hal belajar seseorang itu.

2) Faktor Usia Kronologis

Pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan

dan perkembangan. Semakin tua usia individu, semakin meningkat pula

kematangan berbagai fungsi fisiologisnya. Anak yang lebih tua adalah lebih

kuat, lebih sabar, lebih sanggup melaksanakan tugas-tugas yang lebih berat,

lebih mampu mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu yang lebih

lama, lebih memiliki koordinasi lebih muda. Usia kronologis merupakan

(27)

3) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin

Hingga pada saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang

adanya perbedaan skill, sikap-sikap, minat, temperamen, bakat dan pola-pola

tingkah laku sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin. Ada bukti bahwa

perbedaan tingkah laku antara laki-laki dan wanita merupakan hasil daripada

perbedaan tradisi kehidupan, dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis

kelamin. Seandainya variabel tradisi sosial diabaikan, orang dapat

mengatakan, bahwa laki-laki lebih cakap daripada wanita. Fakta

menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita

dalam hal intelegensi.

Barangkali yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah

dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan, dan inipun

merupakan akibat dari pengaruh kultural.

4) Pengalaman Sebelumnya

Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan

banyak memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang

diperoleh oleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan,

terutama pada transfer belajarnya. Hal ini terbukti, bahwa anak-anak yang

berasal dari kelas-kelas sosial menengah dan tinggi mempunyai keuntungan

(28)

5) Kapasitas Mental

Dalam tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai

kapasitas-kapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan

perkembangan fungsi fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak.

Kapasitas-kapasitas seseorang dapat diukur dengan tes intelegensi dan

tes-tes bakat. Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan

berbagai ketrampilan/kecakapan. Akibat daripada hereditas dan lingkungan,

berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa intelegensi. Karena

latar belakang hereditas dan lingkungan masing-masing individu berbeda,

maka intelegensi masing-msing individupun bervariasi. Intelegensi seseorang

ikut menentukan prestasi belajar seseorang itu.

6) Kondisi Kesehatan Jasmani

Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang

badannya sakit akibat penyakit-penyakit kelelahan tidak akan dapat belajar

dengan efektif. Cacat-cacat fisik juga mengganggu hal belajar.

7) Kondisi Kesehatan Rohani

Gangguan serta cacat-cacat mental pada seseorang sangat mengganggu

hal belajar orang yang bersangkutan. Bagaimana orang dapat belajar dengan

(29)

8) Motivasi

Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat

mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar Motivasi adalah penting bagi proses

belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan,

serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan

individu.

c. Jenis Penilaian

1) Penilaian Formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir

program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar

mengajar itu sendiri.dengan denikian, penilaian formatif berorientasi kepada

proses belajar-mengajar.

2) Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan unit program,

yaitu akhir catur wulan, akhir semester dan akhir tahun.Tujuannnya adalah

untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi

pada produk, bukan pada proses.

3) Penilaian diagnostik

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat

kelemahan-kelemahan siswa serta factor penyebabnya. Penilaian ini

(30)

menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya disusun agar dapat

ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.

4) Penilaian Selektif

Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan

seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.

5) Penilaian Penempatan

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk

mengetahui ketrampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar

dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan

belajar untuk program itu. Penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa

untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan

kemampuan siswa .

(Sudjana, 2006)

d. Penilaian Hasil Belajar

1) Cara Penilaian

Penilaian diberikan terhadap penguasaan materi oleh mahasiswa, baik

yang bersifat kognitif, psikomotorik maupun afektif. Bentuk tes untuk

penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Cara penilaian adalah

menggunakan sistem penilaian standar mutlak atau Penilaian Acuan Patokan

(PAP) yaitu penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus

(31)

didik dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan

dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Sistem ini mengacu kepada

konsep belajar tuntas.

2) Nilai

a) Nilai absolut

Nilai absolut adalah nilai murni (nilai mutlak) yang

dikelompokkan dalam bentuk angka pecahan dengan rentang skor antara 0

– 100. Nilai ini berasal dari dosen pengajar mata kuliah tunggal atau dari

penilaian beberapa dosen pengajar kelompok team teaching, dari nilai

kuis, penugasan, UTS, laporan hasil praktikum/kerja lapangan, ujian

praktikum/praktik, dan UAS.

b) Nilai angka mutu

Nilai angka mutu adalah nilai yang bersal dari nilai absolut yang

dikelompokkan dalam bentuk angka desimal yang menunjukkan nilai

mutu 0,00 – 4,00.

c) Lambang atau huruf mutu

Lambang atau huruf mutu adalah nilai yang berasal dari nilai mutu

yang dikelompokkan dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E.

2. 1 Tabel Konversi Nilai

No Nilai Absolut Angka mutu Huruf mutu

1 86-100

83-85 79-82

4,00 3,75-3,99 3,51-3,74

(32)

2 75-78

Nilai akhir suatu mata kuliah diberikan kepada mahasiswa dalam

bentuk, huruf mutu dan angka mutu, dengan peringkat seperti pada tabel

konversi di atas.

4) Indeks Prestasi Mahasiswa

a) Indeks Prestasi (IP)

Indeks Prestasi adalah angka yang menunjukkan prestasi atau

kemajuan belajar mahasiswa dalam satu semester dan dihitung setiap

akhir semester.

b) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Indeks prestasi kumulatif merupakan angka yang menunjukkan

prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai

(33)

dihitung diakhir setiap semester. Predikat prestasi belajar

berdasarkan IPK meliputi :

(1) > 3, 50 = Dengan pujian

(2) 2, 76 – 3,50 = Sangat memuaskan

(3) 2,00 – 2,75 = Memuaskan

(Pusdiknakes, Depkes RI, 2000)

2. Jenis Kelamin

a. Definisi

Kelamin adalah sifat jasmani atau rohani yang dapat membedakan dua

makhluk sebagai laki-laki atau perempuan. (Tim Prema Pena, - : 350)

Jenis Kelamin adalah label jender baik pada pria atau wanita. (Potter,

2006: 524)

Seks/kodrat adalah jenis kelamin yang terdiri dari perempuan dan laki-laki

yang telah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu tidak dapat ditukar atau

diubah. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, sekarang dan untuk

selamanya. (Prihantini, 2007)

b. Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki

Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki

Kemampuan

- Intelegensi umum - Kemampuan verbal

- Tidak ada perbedaan

(34)

- Kemampuan kuantitatif

- Kreativitas

- Kognisi

- Kemampuan visual-ruang

- Kemampuan fisik

- Pria lebih tinggi yang dimulai pada tahap remaja

- Wanita lebih tinggi pada tes kreatifitas verbal, lebih tidak ada perbedaan

- Tidak ada perbedaan

- Pria lebih tinggi yang dimulai pada tahap remaja

- Pria lebih berotot dan rawan terhadap penyakit

Karakteristik Kepribadian - Sosiabilitas dan cinta

- Empati tertentu, pria berkumpul main dalam kelompok besar, beberapa bukti menyatakan pria muda lebih mudah jatuh cinta, namun sukar untuk membebaskan diri dari kemelut cinta

- Bukti-bukti bertentangan

- Pernyataan diri bertentangan dengan pengamatan

- Hasil tidak konsisten,

ketergantungan mungkin bukan satu konsep yang sama

- Bukti yang menggambarkan reaksi pria terhadap anak sedikit, isu tentang perilaku maternal vs paternal masih terbuka, tidak ada perbedaan dalam memperhatikan orang lain

- Pria sudah lebih agresif sejak usia persekolahan

(35)

3. Urutan Kelahiran

a. Definisi

Urutan adalah giliran, nomor urut, antrean, deretan, susunan. (Tim

Prima Pena, - : 667). Kelahiran adalah perihal lahir, bersalin, beranak. (Tim

Prima Pena, - : 401). Urutan kelahiran adalah nomor urut lahir anak.

b. Ciri anak berdasarkan urutan kelahiran

Menurut Roslina Verauli, Mpsi., karakteristik anak bisa dilihat

berdasarkan urutan kelahiran seperti yang disebutkan bapak psikologi

individual, Alfred Adler.

1) Sulung

a) Kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orang tua. Anak

pertama sangat penting bagi ego orang tua. Itu sebabnya, si sulung

didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi

orang tua.

b) Cenderung tertekan.

c) Senang menjadi pusat perhatian. Perkembangan kepribadiannya lebih

optimal saat ia memperoleh perhatian.

d) Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak

pertama.

(36)

bagi adik. Meski begitu, saat pusat perhatiannya terganggu oleh adik,

ia bisa iri dan tidak aman.

f) Cenderung diberi tanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan

sehari-hari.

g) Dapat diandalkan.

h) Cenderung terikat pada aturan-aturan.

i) Dominan, konservatif, dan otoriter.

j) Mempunyai pemikiran yang tajam.

k) Lebih sensitif.

l) Banyak anak pertama yang mendapat posisi puncak seperti direktur

atau CEO. Tak sedikit anak pertama yang merasa menderita karena

tidak sukses.

2) Anak kedua atau tengah

a) Cenderung lebih mandiri sehingga dapat membentuk karakternya

sendiri. Misalnya, sang ibu menggendong adik dan bapak memegang

kakak, ia tidak tahu harus bergantung pada siapa. Akhirnya ia menjadi

anak yang lebih mandiri.

b) Karena terabaikan, anak kedua atau tengah cenderung mempunyai

motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi.

c) Cenderung lebih bebas dari harapan orang tua dan independen.

(37)

e) Aturan yang diterapkan lebih longgar. Anak kedua umumnya

diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan.

f) Berjiwa petualang. Suka berteman dan hidup berkelompok.

g) Bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik.

h) Cenderung lebih ekspresif. Berambisi untuk melampaui kakaknya,

terlebih bila jarak usiannya berdekatan.

i) Walau cenderung suka melawan, anak kedua biasanya lebih mudah

berdaptasi.

j) Tidak rapi.

k) Memiliki bakat seni.

l) Cenderung sangat membutuhkan kasih sayang.

m) Kerap kesulitan menggambarkan kepribadiannya.

n) Cenderung merasa tidak disayang orang tua dan merasa tidak bisa

lebih baik daripada kakaknya.

3) Bungsu

a) Tergolong anak yang sulit karena mempunyai kakak yang dijadikan

model.

b) Kerap mreasa inferior (rendah diri), tidak sehebat kakak-kakaknya.

c) Dalam pengasuhan kerap dibantu orang sekitar, sehingga tidak terlalu

(38)

d) Cenderung dimanjakan dan kasih sayang banyak tercurah padanya.

Lebih merasa aman.

e) Cenderung tidak dewasa dan kurang bertanggung jawab.

f) Biasanya paham bahwa mereka termasuk spesial.

g) Dianggap sebagai”anak kecil” terus menerus.

h) Aturan yang diberlakukan padanya lebih longgar.

i) Hanya diberi sedikit tanggung jawab dalam keluarga.

j) Umumnya tidak diberi banyak tugas, dan tak perlu mengasuh adik.

k) Sedikitnya pengalaman dalam belajar bertanggungjawab membuat si

bungsu menghindari tanggung jawab dan komitmen, terutama bila

orang tua senang memperlakukannya sebagai ”bayi”.

l) Lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas.

m) Banyak komedian dan pembawa acara merupakan anak tengah atau

anak bungsu karena bebas mengembangkan kepribadian mereka yang

unik.

(39)

B. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin sebelumnya

telah dilakukan oleh Vindi, dkk, (tahun 2002), dengan melakukan polling terhadap

siswa-siswi SLTP, SMU Negeri, serta swasta di Malang menunjukkan 79,8 % dari

119 responden (siswa) wanita lebih tekun dalam belajar dan berkonsentrasi,

kebanyakan siswi lebih mengerem waktu bermainnya karena obsesinya mendapatkan

prestasi yang membanggakan orang tuanya. Hampir setiap lomba mata pelajaran,

baik matematika, bahasa Inggris , maupun fisika, pemenangnya kebanyakan wanita.

Sedangkan siswa pria mudah tergoda dengan kegiatan lain selain belajar, kurang

tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi maupun bertanggung jawab. Bahkan

mereka tidak bisa membagi waktu antar bermain game, menonton televisi, dan

belajar (Hasibuan, 2003)

Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari urutan kelahiran

sebelumnya juga telah dilakukan. Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak

sependapat mengenai bagaimana urutan kelahiran berpengaruh terhadap

intelektualitas dan pencapaian prestasi anak. Namun, belum lama ini sebuah tim

peneliti asal Norwegia menemukan bahwa anak pertama (sulung) memiliki IQ lebih

tinggi daripada adik-adiknya. Adanya hubungan ini ditemukan setelah para peneliti

mengkaji data dari 250 ribu tentara Norwegia. Laporan tersebut dimuat dalam Jurnal

Science. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan, anak-anak tertua biasanya

(40)

berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang didalam perut

ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa

merusak otak bayi. (Abi, 2007) Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran

neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan orang

tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi

orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama

sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan berprestasi tinggi. Anak pertama

cenderung di beri tanggung jawab, belajar mandiri, dan terikat pada aturan-aturan

C. Kerangka Berpikir

Akademi Keperawatan sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di

lingkungan Departemen Kesehatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan

peserta didik Akademi Keperawatan menjadi perawat profesional pemula melalui

proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar peserta didik yang dinyatakan dalam

Indeks Prestasi (IP) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka dimasa

mendatang sebagai perawat.

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa termasuk di dalamnya adalah faktor

individual. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor individual yang

sangat berpengaruh dalam keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu hal

(41)

perempuan dalam hal intelegensi. Disisi lain, ada kemungkinan hubungan prestasi

belajar seseorang dengan urutan kelahiran di dalam sebuah keluarga.

Hal nyata yang terjadi di AKPER PGRI kediri adalah bervariasinya prestasi

belajar mahasiswa dari rentang minimal sampai maksimal. Dalam lima tahun ini,

peringkat pertama sampai ketiga selalu diraih oleh mahasiswi. Demikian sebaliknya,

peringkat terakhir selalu diduduki oleh mahasiswa. Beberapa mahasiswi yang meraih

peringkat 1-3 merupakan anak pertama.

Dugaan sementara dari peneliti adalah :

1. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar

Sampai saat ini belum ada satupun penelitian yang sangat kuat menunjukkan

apakah pria atau wanita yang lebih tinggi prestasi belajarnya meskipun secara

intelegensi tidak ada perbedaan diantara keduanya. Secara impilisit dapat

dipastikan bahwa wanita lebih tinggi prestasi belajarnya dari pada pria. Hal ini

dikarenakan sejak kecil wanita memang lebih suka belajar sehingga wanita selalu

mendapat nilai lebih baik. Situasi dan kondisi memungkinkan wanita lebih tekun

dan banyak membaca buku, memiliki semangat berkompetisi, memiliki perasaan

malu bila gagal, lebih dapat berkonsentrasi, mampu merencanakan belajar dengan

baik dan memiliki kebiasaan belajar secara rutin. Sedangkan laki-laki lebih malas,

lebih banyak mempunyai persoalan hiperaktif yang mengakibatkan kemunduran

konsentrasi di kelas. Hal ini juga didukung oleh penelitian prestasi belajar siswa

(42)

selain belajar. Siswa pria kurang tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi

maupun bertanggung jawab. Bahkan mereka tidak bisa membagi waktu antar

bermain game, menonton televisi, dan belajar.

2. Terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar

Meskipun diyakini bahwa semua orang diciptakan sama, tapi yang pasti ada

perbedaan kesuksesan antara satu orang dengan orang lain. Prestasi belajar anak

sulung lebih tinggi dari pada anak dibawahnya, oleh karena biasanya anak sulung

diarahkan untuk mencapai pendidikan yang baik, pekerjaan yang bergengsi,

pendapatan yang baik, dan jaringan yang luas. Sejak kecil, anak sulung lebih

diperhatikan, cenderung ditekan untuk memenuhi harapan orang tua, belajar

untuk bertanggung jawab dan mandiri sehingga dapat diandalkan, dan lebih

disiplin terhadap aturan-aturan yang ada. Sebaliknya, anak tengah dari keluarga

besar cenderung kurang diperhatikan. Dengan kata lain, posisi anak di dalam

keluarga berdampak terhadap perilaku dan cara belajar yang akhirnya

menentukan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran

neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan

orang tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai

representasi orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam

mendidik anak pertama sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan

berprestasi tinggi. Anak pertama cenderung di beri tanggung jawab, belajar

(43)

3. Terdapat pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar.

Sampai saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang hubungan

prestasi belajar dengan jenis kelamin maupun urutan kelahiran. Berdasar pada

fakta-fakta yang ada bahwa perempuan lebih tekun dan anak sulung lebih bertanggung

jawab memberikan suatu kesimpulan bahwa perempuan lebih dapat berprestasi secara

akademik, dan semakin tinggi kedudukan anak diantara saudara kandung maka

prestasi belajar juga semakin baik. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang melekat

pada anak sebagai individu termasuk didalamnya sifat-sifat maupun karakter

kepribadian.

Dengan demikian dapat ditentukan variabel dalam penelitian ini adalah jenis

(44)

Gambar 2.1. Kerangka berpikir prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.

Prestasi Belajar Ketekunan

Semangat Berkompetisi Perasaan malu

Konsentrasi Rutinitas Belajar

Tuntutan Orang Tua Tanggung Jawab

Kemandirian Perhatian Orang Tua

Kedisiplinan Faktor Individual

(45)

D. HIPOTESIS

1. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER

PGRI Kediri.

2. Terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER

PGRI Kediri.

3. Terdapat pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Akademi Keperawatan PGRI Kediri.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober sampai Nopember 2008. (Jadwal

terlampir)

B. Metode Penelitian

Desain dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian korelasional

dengan pendekatan ”Cross Sectional”. Penelitian ini mencoba menggali data mengenai jenis kelamin dan urutan kelahiran dengan prestasi belajar yang dilakukan

pada saat yang sama, selanjutnya di identifikasi apakah variabel yang satu

(47)

Desain penelitian disajikan sebagai berikut:

Stratifikasi

Randomisasi

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Pengukuran Variabel :

Prestasi Belajar, Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran

Analisis Data : Regresi Linier Ganda

Interpretasi Kesimpulan Populasi :

Semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri

Tingkat I Tingkat II Tingkat III

(48)

C. Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi terbagi dua yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi

target pada penelitian ini ádalah semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri sejumlah

140 orang yang terdiri dari tingkat 1 sejumlah 49 orang, tingkat II sejumlah 47

orang dan tingkat III sejumlah 44 orang . Populasi terjangkaunya pada penelitian

ini ádalah sebagian mahasiswa AKPER PGRI Kediri.

2. Sampling

Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah Stratified Random Sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan strata atau kedudukan subjek yang ditetapkan secara proporsional.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu

yang juga memiliki karakter tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa

mewakili populasi. Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Jumlah

sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan tabel Krejcie dengan tingkat kesalahan 5 % yaitu apabila jumlah populasi 140, maka besar sampel ádalah 103.( Sugiyono, 2006:22) Kemudian jumlah sampel yang telah ditetapkan

dilakukan penghitungan untuk menetapkan jumlah subyek tiap stratum agar

(49)

Tingkat I : 49 x 103 = 36 orang

140

Tingkat II : 47 x 103 = 35 orang

140

Tingkat III : 44 x 103 = 32 orang

140

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Dependen

Variabel dependent adalah variabel yang tergantung atau dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent pada penelitian ini adalah “Prestasi Belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri”.

Prestasi Belajar (Y)

a. Definisi Konsep : Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik

terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang

menggambarkan penguasaan siswa atas materi

pelajaran atau perilaku yang relatif menetap sebagai

akibat adanya proses belajar yang dialami siswa

dalam jangka waktu tertentu. (Mukodim, Ritandiyono

(50)

b.Definisi Operasional : Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki oleh mahasiswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya yang dapat diobservasi

langsung pada dokumen nilai berupa kartu hasil studi.

c. Indikator : Penilaian hasil belajar (IPK).

d. Skala : Interval

e.Instrumen : Instrumen penilaian menggunakan observasi

dokumen berupa kartu hasil studi (KHS) dengan skor

prestasi belajar berdasarkan IPK meliputi :

(1) < 2,00 = kurang memuaskan

(2) 2,00 – 2,75 = memuaskan

(3) 2, 76 – 3,50 = sangat memuaskan

(4) >3,50 = dengan pujian

2. Variabel Penelitian Independen

Variabel independent adalah faktor yang mempengaruhi variabel lain yang terdapat dalam penelitian. Variabel independent dalam penelitian ini adalah “Jenis kelamin dan urutan kelahiran mahasiswa AKPER PGRI Kediri”.

a. Jenis Kelamin (X1)

1). Definisi Konsep : Jenis kelamin adalah label jender baik pada pria atau

(51)

2). Definisi Operasional : Jenis kelamin adalah label jender dari tiap-tiap

mahasiswa berdasarkan penampilan fisik.

3). Indikator : Jenis kelamin berdasarkan alat kelamin.

4) Skala : Nominal

5). Instrumen : Menggunakan angket dan wawancara, dimana

mahasiswa tidak hanya menjawab pertanyaan

tentang jenis kelamin, namun perlu juga digali

informasi yang mendukung mengapa jenis kelamin

berpengaruh terhadap prestasi belajar seperti

ketekunan, semangat berkompetisi, perasaan malu,

konsentrasi , dan rutinitas belajar.

a) skor jenis kelamin pada angket :

0 = Perempuan

1 = Laki-laki

b) skor data pendukung jenis kelamin :

1) Selalu = 4

2) Sering = 3

2) Kadang-kadang = 2

(52)

Urutan Kelahiran (X2)

1). Definisi Konsep : Urutan kelahiran adalah nomor urut lahir

anak

2). Definisi Operasional : Urutan kelahiran adalah urutan kelahiran

mahasiswa pada saudara kandung

3). Indikator : Urutan kelahiran sesuai kedudukan anak

dengan saudara kandung meliputi : anak

sulung, tengah atau bungsu

4) Skala : Ordinal

5). Instrumen : Menggunakan angket dan wawancara yang

berisi pertanyaan tentang urutan anak dalam

keluarga dan menggali informasi tentang

hal-hal yang mendukung prestasi belajar terkait

dengan urutan kelahiran anak seperti; tuntutan

orang tua, tanggung jawab, kemandirian,

perhatian orang tua dan kedisiplinan.

a) Skor urutan kelahiran pada angket :

1 = Sulung

2 = Tengah

3 = Bungsu

(53)

1) Selalu = 1

2) Sering = 2

3) Kadang-kadang = 3

4) Tidak pernah = 4

E. Teknik Analisa Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dokumen, angket dan

wawancara.

a) Observasi dokumen, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang prestasi

belajar mahasiswa dalam bentuk IPK pada kartu hasil belajar mahasiswa

(KHS). Data tersebut dapat diperoleh di bagian administasi akademik

AKPER PGRI Kediri.

b) Angket, berupa pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka tentang jenis

kelamin dan urutan kelahiran yang diisi langsung oleh responden. Peneliti

melakukan teknik penyampaian kuesioner kepada responden dan

mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.

c) Wawancara, berupa pertanyaan-pertanyaan tentang faktor pendukung jenis

kelamin dan urutan kelahiran sehingga mempengaruhi prestasi belajar.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan mendalam mengenai

(54)

Semua data yang diperoleh melalui observasi dokumen, angket maupun

wawancara dikumpulkan dan diperiksa.

2.Instrumen Penelitian

Untuk melakukan pengumpulan data ini peneliti menggunakan observasi

dokumen nilai, angket dan wawancara terstruktur. Observasi dilakukan secara

cermat untuk mendefinisikan apa yang diobservasi melalui suatu perencanaan

yang matang. Fakta yang ada pada subjek disusun sesuai pengelompokannya,

dicatat dan diberikan kode terhadap hal-hal yang sudah ditetapkan. Wawancara

terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan adanya suatu kontrol dari

pembicaraan dengan isi yang diinginkan peneliti. Daftar pertanyaan sudah

disusun sebelum interview dan dinyatakan secara urut. Jika responden tidak

jelas, peneliti boleh mengulang pertanyaan yang sama. Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia pakai

(Nursalam, 2003 : 111- 113).

3. Analisa Data

Analisis data meliputi analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif

adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas

data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis inferensial (uji

signifikansi) disesuaikan dengan rancangan penelitian. Dari uji statistik akan

(55)

taraf signifikansi tertentu. Misal 1 % (0,01) ; 5 % (0,05). (Nursalam, 2003 :

124-125)

Berdasarkan tujuan penelitian, analisa data diarahkan untuk menentukan

bentuk ada/tidaknya pengaruh antara jenis kelamin dan urutan kelahiran

terhadap prestasi belajar. Untuk keperluan ini uji bivariat dan multivariat.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Untuk melakukan analisis pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar

digunakan “uji chisquare”.

b. Untuk melakukan analisis pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi

belajar digunakan “uji spearman correlation”.

c. Untuk melakukan analisis pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran

terhadap prestasi belajar digunakan “uji regresi linier ganda”.

Interpretasi hasil analisis data merupakan bagian yang penting dalam

pengolahan data. Sebelum menarik suatu kesimpulan, hasil analisis yang

masih faktual terlebih dahulu harus diinterpretasikan dan diberi makna oleh

peneliti. Hasil analisis biasanya dibandingkan dengan hipotesis penelitian

dengan pengujian hipotesis menggunakan pendekatan uji signifikan dengan

dengan tingkat kemaknaan p=0,05, kekuatan hubungan antar variabel diukur

dengan koeffisien regresi dengan CI 95 %. Bentuk persamaan regresi ganda

adalah sebagai berikut :

(56)

Agar persamaan garis yang digunakan untuk memprediksi menghasilkan

angka yang valid, maka persamaan yang dihasilkan harus memenuhi

asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Asumsi Eksistensi (Variabel Random)

Untuk tiap nilai dari variabel X (variabel independen), variabel Y

(dependen) adalah varaibel random yang mempunyai mean dan varian tertentu.

Asumsi ini berkaitan dengan tehnik pengambilan sampel. Untuk memenuhi

asumsi ini, sampel yang diambil harus dilakukan secara random. Cara

mengetahui asumsi eksistensi dengan cara melakukan analisis deskriptif

variabel residual dari model, bila residual menunjukkan adanya mean

mendekati nol dan ada sebaran maka asumsi eksistensi terpenuhi.

b. Asumsi Independensi

Suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain.

Jadi nilai dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai

observasi yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk

itu mengetahui uji asumsi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan uji Durbin

Watson, bila nilai Durbin -2 s.d +2 berarti asumsi independensi terpenuhi,

sebaliknya bila nilai Durbin <-2 atau >+2 berarti asumsi tidak terpenuhi.

c. Asumsi Linieritas

Nilai mean dari variabel Y untuk suatu kombinasi X1, X2, X3, ....Xk

(57)

mengetahui asumsi linieritas dapat diketahui dari uji ANOVA (overall F test)

bila hasilnya signifikan (p value < alpa) maka model berbentuk linier.

d. Asumsi Homoscedasticity

Varian nilai variabel Y sama untuk semua nilai variabel X.

Homoscedasticity dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual.

Bila titik tebaran tidak berpola tertentu atau menyebar merata di sekitar garis

titik nol maka dapat disebut varian homogen pada setiap nilai X dengan

demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran

membentuk pola tertentu misalnya mengelompok di bawah atau di atas garis

tengah nol, maka di duga variannya terjadi homoscedasticity.

e. Asumsi Normalitas

Variabel Y mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan

variabel X, dapat diketahui dari normal P-P plot Residual, bila data menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

memenuhi uji asumsi normalitas.

f. Diagnostik Multicollinearity

Dalam regresi linier tidak boleh terjadi sesama variabel independen

berkorelasi secara kuat (multicollinearity). Untuk mendeteksi collinearity dapat

diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor), bila nilai VIF lebih dari 10

(58)

Data-data pendukung jenis kelamin dan urutan kelahiran seperti

ketekunan , dll, akan dibahas untuk mendukung pembuktian dari hasil uji

statistik. Data pendukung yang diambil melalui angket perlu diuji validitas dan

(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Kuesioner untuk data pendukung jenis kelamin sehingga dapat mempengaruhi

prestasi belajar telah disusun sebanyak 6 item pernyataan dan kuiesioner tentang data

pendukung data pendukung urutan kelahiran sebanyak 6 item pertanyaan, diujikan

pada 30 responden. Responden untuk uji validitas dan reliabilitas dipilih secara acak

di Stikes Satria Bhakti Nganjuk. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan

analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan

jumlah tiap skor item. Berdasarkan Azwar 2003, item pernyataan yang memiliki

korelasi dibawah 0,20 dikeluarkan dari penghitungan karena kurang valid. Uji

reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha untuk menguji konsistensi internal antar item pernyataan dengan batas nilai lebih besar dari 0,60 (Azwar, 2003).

Kuesioner untuk data pendukung jenis kelamin disusun sebanyak 6 item

pernyataan. Dan dari hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa ada 1 pernyataan

yang tidak valid, yaitu pernyataan no.5. Item yang tidak valid dikeluarkan dari

perhitungan, sedangkan item yang tersisa atau memenuhi syarat dilakukan

perhitungan untuk uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 12 dihasilkan nilai

(60)

sebesar 0,678 berarti reliabel. Hasil uji validitas dan reliabitas dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung jenis kelamin

No Pernyataan Korelasi

Pearson

Koefisien Cronbach’s Alpha

1. Apakah anda rajin membaca

buku/materi yang berkaitan dengan mata kuliah ?

0.456

2. Apakah prestasi belajar yang tinggi merupakan tantangan yang harus anda capai selama kuliah?

0.605

3. Apakah anda merasa malu bila mendapatkan prestasi belajar yang kurang memuaskan?

0.627

4. Apakah selama belajar anda dapat memusatkan perhatian hanya pada materi yang anda pelajari?

0.426

5. Apakah anda merencanakan jadwal dan materi yang harus dipelajari?

0.185

6. Apakah belajar selalu dilakukan secara rutin, misal setiap hari?

0.401

0,678

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Kuesioner untuk data pendukung urutan kelahiran disusun sebanyak 6 item

pernyataan. Dan dari hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa ada 1 pernyataan

yang tidak valid, yaitu pernyataan no.5. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai

(61)

Tabel 4.2. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran

No Pernyataan Korelasi

Pearson

Koefisien Cronbach’s Alpha 1. Apakah orang tua menuntut anda untuk

memperoleh prestasi belajar yang tinggi?

0.498

2. Apakah anda menginginkan prestasi belajar yang tinggi sebagi bentuk tanggung jawab anda sebagai anak?

0.686

3. Apakah anda dapat menyelesaikan masalah belajar tanpa membutuhkan orang lain dan anda merasa puas karenanya?

0.457

4. Apakah orang tua menanyakan hasil belajar anda?

0.419

5. Apakah orang tua mengajak berbincang-bincang mengenai tugas-tugas yang berkaitan dengan perkuliahan anda?

0.312

6. Apakah anda mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu hadir di kelas saat perkuliahan?

0.416

0.681

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Item-item yang memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas tersebut di atas

dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian.

B. Deskripsi Karakteristik Umum dan Khusus Responden

Selama periode penelitian, jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak

103 responden. Sampel penelitian diklasifikasikan berdasarkan umur, asal daerah,

jenis kelamin, urutan kelahiran dan prestasi belajar. Secara rinci dapat dilihat pada

(62)

Tabel 4.3. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober tahun 2008

N0. Umur Frekuensi Persentase

1 18-20 tahun 56 54,37

2 >20 tahun 47 45,63

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 56 responden (54,37 %) berumur

18-20 tahun dan 47 responden (45,63 %) berumur >18-20 th.

Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan asal daerah di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

N0. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Kediri 26 25,24 %

2 Luar Kediri 77 74,76 %

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 26 responden (25,24%) berasal dari

kediri dan 77 responden (74,76%) dari luar kediri.

Tabel 4.5. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober tahun 2008

N0. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 29 28,20

2 Perempuan 74 71,80

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 29 orang

(63)

Tabel 4.6 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan urutan kelahiran di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

N0. Urutan Kelahiran Frekuensi Persentase

1 Sulung 41 39,80

2 Tengah 32 31,10

3 Bungsu 30 29,10

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah anak sulung sebanyak 41 orang (39,80

%), anak tengah 32 orang (31,10) dan bungsu sebanyak 304 orang (29,10 %).

Tabel 4.7 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008

N0. Prestasi Belajar Frekuensi Persentase

1 Dengan Pujian 2 1,90

2 Sangat Memuaskan 35 34

3 Memuaskan 63 61.20

Kurang Memuaskan 3 2,90

Total 103 100 %

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai prestasi

belajar dengan pujian sebanyak 2 orang (1,90 %), sangat memuaskan 35 orang (34

%), memuaskan 63 orang (61,20 %) dan kurang memuaskan sebanyak 3 orang (2,90

(64)

C. Uji Asumsi Regresi Linier Ganda

a. Asumsi Eksistensi (Variabel Random)

Tabel 4.8. Hasil uji asumsi eksistensi : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Dari tabel diatas menunjukkan angka residual dengan mean 0,000 dan

standar deviasi 0,387, dengan demikian asumsi eksistensi terpenuhi.

b. Asumsi Independensi

Tabel 4.9 Hasil uji asumsi independensi : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Residuals Statisticsa

2.3677 2.9065 2.7145 .17496 103 -1.982 1.097 .000 1.000 103

.067 .100 .077 .009 103

2.3176 2.9211 2.7143 .17619 103 -1.58767 .87233 .00000 .38709 103

-4.041 2.220 .000 .985 103

-4.155 2.283 .000 1.008 103 -1.67874 .92236 .00016 .40500 103 -4.550 2.334 -.010 1.051 103 1.996 5.586 2.971 1.022 103

.000 .248 .012 .037 103

.020 .055 .029 .010 103

Predicted Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

Model Summaryb

.412a .170 .144 .39291 1.458

Model

Predictors: (Constant), Jenis Kelamin, u1, u2 a.

Dependent Variable: Prestasi Belajar b.

Sumber : Data Primer, Oktober 2008

(65)

Dari tabel diatas menunjukkan koefisien Durbin Watson 1,458 ,

dengan demikian asumsi independensi terpenuhi.

c. Asumsi Linieritas

Tabel 4.10 Hasil uji asumsi linieritas : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Dari tabel diatas menunjukkan hasil uji anova 0,000, dengan demikian

asumsi linieritas terpenuhi.

ANOVAb

3.122 3 1.041 6.742 .000a

15.284 99 .154

18.406 102 Regression

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Jenis Kelamin, u1,u2 a.

Dependent Variable: Prestasi Belajar b

(66)

d. Asumsi Homoscedascity

-2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value

-4

Dependent Variable: Prestasi Belajar Scatterplot

Gambar 4.1 Hasil uji asumsi homoscedasticity : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

Dari tabel diatas menunjukkan tebaran titik mempunyai pola yang

hampir sama antara titik-titik di atas dan di bawah garis diagonal 0. Dengan

demikian asumsi homoscedastisity terpenuhi.

(67)

-6 -4 -2 0 2 4

Dependent Variable: Prestasi Belajar Histogram

Gambar 4.2 Hasil uji asumsi normalitas (histogram) : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Dependent Variable: Prestasi Belajar Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka berpikir prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri                      ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 4.1. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung jenis kelamin
Tabel 4.2. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

keberadaan konsep kedua ini merupakan pelengkap dari konsep yang pertama, ketika dalam meningkatkan bentuk partisipasi dan persepsi masyarakat pasangan usia muda harus

Dari hasil impulse response function (IRF) dijelaskan dalam jalur suku bunga dan jalur nilai tukar di Malaysia membutuhkan time lag respon variabel terjadi ketika shock

Kedua, pemuridan berfokus untuk membina setiap orang Kristen agar dapat menghidupi identitas mereka sebagai warga Kerajaan Allah, atau dengan kata lain memiliki karak- teristik

ANALISIS PROBABILISTIC FRACTURE MECHANICS PADA EVALUASI KEANDALAN BEJANA TEKAN REAKTOR SECARA 3-D.. Analisis integritas material sangat diperlukan

Apabila telah ada terjadi aksi lanjutan oleh palang terhadap terdeteksinya kepadatan, semua kendaraan, baik yang berada di lajur kemacetan maupun di luar

Menyatakan bahwa Tesis dengan judul : "PENGARUH MODAL, HUTANG DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA

Bila situs http://www.yahoo.com terbuka maka artinya pengerjaan squid anda sampai tahap ini berjalan lancar. Bila situs http://www.17tahun.com tidak terbuka dan hanya bertulisakan

Sarana informasi dan sosialisasi program BOS yang digunakan antara lain : komunikasi langsung dengan masyarakat (dalam hal ini orang tua siswa) saat pembagian