TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama : Medical Education
Oleh
SITI AIZAH NIM . S5409070115
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii Disusun oleh :
SITI AIZAH NIM . S54
09070115
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal : ...
Pembimbing I:
Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA, Ph.D NIP: 130 344 454
Pembimbing II:
dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOK NIP: 140 120 857
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
iii Disusun oleh :
SITI AIZAH NIM . S5409070115
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji:
Jabatan Nama Tanda
Tangan
Tanggal Ketua : Prof. Dr.dr. Didik G. Tamtomo, MM.,
Mkes., PAK
NIP. 130 543 994 ... ... Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
NIP. 131 918 507 ... ... Anggota :
Penguji
1. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA., Ph.D
NIP. 130 344 454
2. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK.,
SpOK
NIP. 140 120 857
...
Prof. Dr. dr.Didik G.Tamtomo, MM., Mkes.,PAK
NIP.130 543 994 ... ...
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Drs.Suranto, M.Sc.,Ph.D
iv
NIM : S540907115
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”Analisis Prestasi Belajar Mahasiswa AKPER PGRI di Kota Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin
dan Urutan kelahiran)” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Kediri, Januari 2009 Yang membuat pernyataan,
v
bersahabatlah dengan ilmu, dan bertemanlah dengan pengetahuan.
Dengan ilmu akan membuat hati menjadi lapang, meluaskan cara pandang, membukakan cakrawala sehingga jiwa dapat keluar dari berbagai keresahan, kegundahan, dan kesedihan.
Jika tali telah menegang kencang, maka itu tandanya akan putus. Jika malam telah
sangat pekat, maka kegelapan itu akan segera pergi. Jika sebuah masalah sudah sangat menghimpit, maka itu tandanya akan segera muncul jalan keluar. Dan sesungguhnya satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.
Jika tidak ada orang yang iri kepada kita, maka tidak ada kebaikan dalam diri kita.
vi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusus tesis dengan judul ”Analisis Prestasi Belajar Mahasiswa AKPER PGRI di Kota Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran)”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan tesis ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. dr., H. Much. Syamsul Hadi, dr., Sp.Kj. (K). Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret surakarta.
2. Prof. Drs., Suranto, MSc., Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr., dr., Didik Gunawan Tamtomo, MM., M.Kes., PAK selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA., Ph.D., selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
vii
7. Kedua orang tua, mbah putri, dan keluarga besar yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril maupun spiritual.
8. Seluruh staf dan karyawan AKPER PGRI Kediri yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.
9. Teman seperjuangan mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh. Amin. Tak lupa saran untuk kesempurnaan tesis ini sangat penulis harapkan. Terima Kasih.
viii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN... iv
HALAMAN MOTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
INTISARI... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
ix
2. Jenis Kelamin ... 18
3. Urutan Kelahiran ... 20
B. Penelitian relevan ... 21
C. Kerangka Berpikir ... 25
D. Hipotesis ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Tempat dan Waktu ... 31
B. Metode Penelitian ... 31
C. Tehnik Pengambilan Sampel ... 33
D. Tehnik Pengumpulan Data ... 34
E. Tehnik Analisa Data ... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Hasil pengujian Validitas dan Reabilitas Instumen Penelitian... 44
B. Deskripsi Karakteristik Umum dan Khusus Responden ... 46
C.Uji Asumsi Regresi Linier Ganda ... 49
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Implikasi ... 69
C. Saran ... 70
xi
Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki ...18
Tabel 4.1 Hasil tes validitas dan reabilitas kuesioner data pendukung jenis kelamin ... 45
Tabel 4.2 Hasil tes validitas dan reabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran ... 46
Tabel 4.3 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur... 47
Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan asal daerah ... 47
Tabel 4.5 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 47
Tabel 4.6 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan urutan kelahiran... 48
Tabel 4.7 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar... 48
Tabel 4.8 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi eksistensi... 49
Tabel 4.9 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi independensi... 49
Tabel 4.10 Hasil asumsi regresi linier ganda : uji asumsi linieritas ...50
Tabel 4.11 Hasil asumsi regresi linier ganda : diagnostik multicollinierity... 53
Tabel 4.12 Hasil tabulasi silang jenis kelamin dengan prestasi belajar ...54
Tabel 4.13 Hasil tabulasi silang urutan kelahiran dengan prestasi belajar...55
Tabel 4.14 Hasil uji regresi linier ganda ...56
xii
Gambar 3.1 Desain penelitian ...32
Gambar 4.1.Hasil uji asumsi homoscedascity ...51
Gambar 4.2 Hasil uji asumsi normalitas (histogram) ...52
xiii
Lampiran 2 Form persetujuan menjadi responden...76
Lampiran 3 Inform concent...77
Lampiran 4 Kisi-kisi instrumen...78
Lampiran 5 Lembar Kuesioner ...79
Lampiran 6 Lembar wawancara ...80
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen...84
Lampiran 8 Tabulasi Data ...85
Lampiran 9 Hasil uji validitas dan reabilitas data pendukung jenis kelamin ...88
Lampiran 10 Hasil uji validitas dan reabilitas data pendukung urutan kelahiran..91
Lampiran 11 Hasil uji bivariat : chisquare…... 94
Lampiran 12 Hasil uji bivariat : spearman correalation... 95
Lampiran 13 Uji Regresi linier ganda ... 96
Lampiran 14 Uji Regresi linier ... ...102
Lampiran 15 Uji chisquare data pendukung ...107
Lampiran 16 Uji Spearman Correlation data pendukung ……...112
Lampiran 17 Permohonan Ijin Penelitian……….117
xiv
Kediri Tahun 2008 (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Urutan kelahiran). Tesis Program Magister Kedokteran Minat Utama Pendidikan Profesi kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008.
Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa termasuk di dalamnya adalah faktor individual. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor individual yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu hal. Disisi lain, ada kemungkinan adanya hubungan urutan kelahiran dengan prestasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.
Desain dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan ”Cross Sectional”. Sampel dalam penelitian ini ádalah semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri sejumlah 103 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling yang ditetapkan secara proporsional. Variabel dependen yang diteliti prestasi belajar. Variabel independen ádalah jenis kelamin dan urutan kelahiran. Data dianalisis dengan Regresi Linier Ganda.
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai R square sebesar 0,170, pada variabel jenis kelamin didapatkan p value = 0,000 sedangkan pada variabel urutan kelahiran (u1) didapatkan pvalue = 0,212. Koefisien regresi ditunjukkan dalam bentuk persamaan regresi linier ganda = 2.096 - 0.347 Jk - 0.119 U1 – 0.192 U2
Penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar sedangkan pada urutan kelahiran tidak terdapat hubungan. Disarankan agar mendapatkan hasil yang objektif dan menyeluruh hendaknya mengadakan penelitian yang lebih cermat terhadap faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
xv
Master Program of Medicine with Major Study of Education of Health Profesión, University of Sebelas Maret. Surakarta, 2008.
The main problem in this research is that there are some factors witch influence the students learning achievement including the individual factors. The sex difference is one of the individual factors that highly influence one’s success in the studying things. On the other hand, there is possibility that order correlates with the learning achievement. The purpose of this research is analysis of learning achievement for student PGRI Nursing academic Kediri (in order to gender and birth order0.
The design of the research is correlation with cross-sectional approach. The simple of this research is all students from AKPER PGRI Kediri of which number are 103 students. The sampling technique used in this research is stratified random sampling which is established proportionally. The dependent variable being studied is leaning achievement whereas the independent variable is the gender and birth order. The data are analyzed by using double linier regresión.
Based on the result of the statistical test, it is found that the value of square R is 0,170, while in the variable of gender, it is found that the value of p is 0,000 whereas in the variable of birth order (U1), it is found that the value of is 0,212. The regresión coefficient is shown in the form of double linier regresión equation = 2.096 – 0.347 Jk – 0.119 U1 – 0.192U2.
This research concluded that gender significantly correlates with learning achievement while birth order does not. It is suggested that in order to get objective and comprehensive result, we have to carry out a more accúrate research especially on other factors which can influence the learning achievement.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap mahasiswa yang normal ingin agar studinya di Perguruan Tinggi (PT)
berjalan lancar, selesai pada waktunya, dan lulus dengan prestasi akademis tinggi.
Tetapi keinginan itu tidak selalu terpenuhi. Dalam kenyataannya, tidak sedikit
mahasiswa yang studinya tersendat-sendat, selesai melebihi waktu yang diperlukan
oleh rata-rata mahasiswa lain, dan lulus hanya dengan predikat : ”akhirnya terpaksa
(di) lulus (kan)”. Bahkan tak sedikit pula yang gagal, drop-out, di tengah jalan, atau
menghabiskan seluruh masa studi tanpa mencapai tanda lulus atau gelar apapun yang
seharusnya dicapai, alias gagal total dalam studi. (Hardjana, Agus M, 1997 : 5)
Keberhasilan dan kegagalan studi di PT, Akademi, Politehnik, Sekolah
Tinggi, Institut, Universitas, dipengaruhi oleh banyak faktor : kesehatan fisik,
kemampuan studi, ketepatan pemilihan PT, pengetahuan tuntutan akademis,
administratif finansial, tata tertib dan kemampuan untuk memenuhinya, motivasi
studi, kecakapan belajar dari mengikuti kuliah dan kegiatan, menyiapkan dan
menempuh ujian semester, hubungan dengan rekan-rekan mahasiswa dan faktor X
yang khas bagi tiap-tiap mahasiswa. (Hardjana, Agus M, 1997 : 5)
Karakteristik mahasiswa yang sukses di Perguruan Tinggi tidak selalu sama.
belajar, kematangan, metode belajar dan gaya kognitif, aspek kepribadian,
penggunaan waktu, dan aspek psikologis lainnya.(Singgih Salim, Evita E. dan
Sukadji, Soetarlinah, 2006 : 14)
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid
dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal
adalah faktor fisiologis, psikologis, kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong
faktor eksternal adalah faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan
spiritual atau keamanan. (Ahmadi dan Supriyono, 1991 : 130-131)
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi tiga macam yaitu : faktor stimuli belajar, faktor metode belajar dan faktor
individual. Kecuali faktor stimuli dan metode belajar, faktor individual sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual
menyangkut hal-hal berikut : kematangan, usia kronologis, perbedaan jenis kelamin,
pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi
kesehatan rohani, dan motivasi. (Ahmadi dan Supriyono, 1991. p. 131-139)
Hingga pada saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang adanya
perbedaan skill, sikap-sikap, minat, temperamen, bakat dan pola-pola tingkah laku
laku antara laki-laki dan perempuan merupakan hasil dari perbedaan tradisi
kehidupan, dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis kelamin. Seandainya
variabel tradisi sosial diabaikan, orang dapat mengatakan, bahwa laki-laki lebih cakap
daripada wanita. (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 137)
Hasil kajian Mayling Oey-Gardiner menunjukkan bahwa terdapat konsistensi
yang lebih tinggi antara umur dan tingkat pendidikan bagi wanita dibanding dengan
laki-laki. Yang secara implisit dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah
daripada laki-laki (Agung Th. dan Harsiwi M, 2004)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vindi, dkk (2002) menunjukkan bahwa
siswa pria kurang tekun dalam belajar, sulit berkonsentrasi maupun bertanggung
jawab. Sedangkan kebanyakan siswi lebih bisa mengerem waktu bermainnya karena
obsesinya mendapatkan prestasi yang membanggakan orang tuanya. (Hasibuan,
2003)
Dalam pengkajian awal dilakukan pendataan tentang prestasi belajar
mahasiswa AKPER PGRI Kediri. Dalam lima tahun ini, peringkat pertama sampai
ketiga selalu diraih oleh mahasiswi. Demikian sebaliknya, peringkat terakhir selalu
diduduki oleh mahasiswa. Menurut Informasi yang diperoleh dari pembantu direktur
bidang akademik banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut di atas. Pada
semester awal sudah terlihat gejala mahasiswa dengan prestasi belajar yang jelek
seperti ketidakdisiplinan dalam mengikuti kuliah maupun penyelesaian tugas.
akademis maupun non akademis dan sebelumnya memiliki prestasi yang baik saat di
sekolah dasar maupun sekolah menengah.
Motivasi belajar yang tinggi juga terlihat pada mahasiswi, terutama karena
dorongan orang tua. Kerap terbebani dengan harapan ataupun keinginan orang tua,
beberapa mahasiswa berkompetisi untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai
representasi orang tua. Beberapa mahasiswi yang meraih peringkat 1-3 merupakan
anak pertama.
Pengaruh urutan kelahiran telah dilaporkan oleh Laosa dan Sigel (1982). Dari
hasil diketahui makin menurun urutan kelahiran maka prestasi belajar makin rendah.
Umumnya prestasi belajar anak sulung lebih baik daripada prestasi belajar anak
kedua, anak kedua prestasi belajar lebih baik dari anak ketiga dan seterusnya. (Senior,
2005)
Salah satu psikolog beraliran neofreudian, Alfred Adler, melakukan penelitian
dan mendalilkan pengaruh urutan anak terhadap kepribadiannya. Ia mengamati,
anak-anak sesuai urutan kelahirannya dalam keluarga memegang posisi kekuasaan yang
berbeda. Urutan anak dalam keluarga sangat kompleks, faktor seperti usia orang tua,
urutan anak, jenis kelamin, agama dan keyakinan, budaya serta variabel penting
lainnya juga berperan dalam membuat tahapan atau sesuatu yang dipelajari anak.
Terlepas dari urutan kelahiran, Dra Rose Mini AP Mpsi (yang biasa dipanggil
Mbak Romi oleh kolega dan mahasiswanya), psikolog dari Universitas Indonesia,
menyatakan bahwa seharusnya jauh sebelum seseorang dinyatakan berprestasi, harus
dicari tahu lebih spesifik soal bentuk prestasinya tersebut. Misalnya , paling
sederhana, apakah prestasi yang bersifat akademis atau non-akademis. Sayangnya,
sekarang ini terasa masih sulit mengukur prestasi akademis pelajar Indonesia. Bisa
jadi karena kompleksnya metode atau sistem pendidikan sekarang ini. Artinya, dalam
nilai rapor, misalnya penilaian itu sendiri sudah digabung dengan jumlah absen,
keaktifan di kelas belum lagi sikap yang sifatya normatif. Menurutnya, prestasi
sebenarnya ditentukan oleh banyak hal. Kita bisa melihatnya dari dua faktor : nature
atau nurture. Faktor nature lebih ke soal genetis, IQ, bakat dan minat, kepribadian
dan ketekunan. Sedangkan nurture lebih ke faktor lingkungan, bagaimana lingkungan
(seperti pola asuh dan pengaruh orang-orang sekitar) memberikan stimulasi
(dorongan dan rangsangan) terhadap seseorang sehingga dia bisa berprestasi.
(Hasibuan, 2003)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti prestasi belajar
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER
PGRI Kediri?
2. Apakah ada pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa
AKPER PGRI Kediri?
3. Apakah ada pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar
mahasiswa AKPER PGRI Kediri?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mempelajari prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis
kelamin dan prestasi belajar.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa
AKPER PGRI Kediri.
b. Menganalisis pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa
AKPER PGRI Kediri.
c. Menganalisis pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Diharapkan dapat mendukung temuan penelitian sebelumnya tentang prestasi
belajar mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memberikan informasi pada keluarga maupun masyarakat
bahwa kesuksesan belajar mahasiswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh faktor
individual yaitu jenis kelamin dan urutan kelahiran, dan hal ini dapat dimulai dari
rumah yaitu bagaimana orang tua membiasakan anak sejak kecil baik sulung,
tengah, bungsu, anak laki-laki atau perempuan tentang cara/perilaku belajar
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Definisi
Winkel (1987) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil
penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian
yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa
jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan
instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek
perilaku. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)
Loekmono (1988) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan
perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar siswa dalam
waktu tertentu. Nana Sudjana (1992) memberikan pengertian prestasi belajar
sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima
pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru dapat
menyatakan kedudukannya dalam kelas, apakah termasuk siswa yang pandai,
huruf atau kalimat dan dicapai pada periode – periode tertentu. (Mukodim,
Ritandiyono dan Sita, 2004)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang
menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran atau perilaku yang
relatif menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam
jangka waktu tertentu. (Mukodim, Ritandiyono dan Sita, 2004)
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri
(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar belajar penting
sekali artinya dalam rangka membantu mahasiswa dalam mencapai prestasi
belajar yang sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah :
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
a) Faktor intelektif yang meliputi :
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal, ialah :
1) Faktor sosial yang terdiri atas :
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak
langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Faktor-faktor stimuli belajar
3) Faktor-faktor individual
Berikut ini diuraikan secara garis besar mengenai faktor-faktor individual :
1) Kematangan
Kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya.
Kematangan terjadi akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif dan dalam
struktur jasmani dibarengi dengan perubahan-perubahan kualitatif terhadap
struktur tersebut. Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi
fisiologis termasuk sistem syarat dan fungsi otak menjadi berkembang.
Dengan berkembangnya fungsi-fungsi syaraf, fungsi otak dan sistem syaraf,
hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang. Kapasitas mental
seseorang mempunyai hal belajar seseorang itu.
2) Faktor Usia Kronologis
Pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan. Semakin tua usia individu, semakin meningkat pula
kematangan berbagai fungsi fisiologisnya. Anak yang lebih tua adalah lebih
kuat, lebih sabar, lebih sanggup melaksanakan tugas-tugas yang lebih berat,
lebih mampu mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu yang lebih
lama, lebih memiliki koordinasi lebih muda. Usia kronologis merupakan
3) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin
Hingga pada saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang
adanya perbedaan skill, sikap-sikap, minat, temperamen, bakat dan pola-pola
tingkah laku sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin. Ada bukti bahwa
perbedaan tingkah laku antara laki-laki dan wanita merupakan hasil daripada
perbedaan tradisi kehidupan, dan bukan semata-mata karena perbedaan jenis
kelamin. Seandainya variabel tradisi sosial diabaikan, orang dapat
mengatakan, bahwa laki-laki lebih cakap daripada wanita. Fakta
menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita
dalam hal intelegensi.
Barangkali yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah
dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan, dan inipun
merupakan akibat dari pengaruh kultural.
4) Pengalaman Sebelumnya
Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan
banyak memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang
diperoleh oleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan,
terutama pada transfer belajarnya. Hal ini terbukti, bahwa anak-anak yang
berasal dari kelas-kelas sosial menengah dan tinggi mempunyai keuntungan
5) Kapasitas Mental
Dalam tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai
kapasitas-kapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan
perkembangan fungsi fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak.
Kapasitas-kapasitas seseorang dapat diukur dengan tes intelegensi dan
tes-tes bakat. Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan
berbagai ketrampilan/kecakapan. Akibat daripada hereditas dan lingkungan,
berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa intelegensi. Karena
latar belakang hereditas dan lingkungan masing-masing individu berbeda,
maka intelegensi masing-msing individupun bervariasi. Intelegensi seseorang
ikut menentukan prestasi belajar seseorang itu.
6) Kondisi Kesehatan Jasmani
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang
badannya sakit akibat penyakit-penyakit kelelahan tidak akan dapat belajar
dengan efektif. Cacat-cacat fisik juga mengganggu hal belajar.
7) Kondisi Kesehatan Rohani
Gangguan serta cacat-cacat mental pada seseorang sangat mengganggu
hal belajar orang yang bersangkutan. Bagaimana orang dapat belajar dengan
8) Motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat
mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar Motivasi adalah penting bagi proses
belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan,
serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan
individu.
c. Jenis Penilaian
1) Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar itu sendiri.dengan denikian, penilaian formatif berorientasi kepada
proses belajar-mengajar.
2) Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan unit program,
yaitu akhir catur wulan, akhir semester dan akhir tahun.Tujuannnya adalah
untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi
pada produk, bukan pada proses.
3) Penilaian diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelemahan siswa serta factor penyebabnya. Penilaian ini
menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya disusun agar dapat
ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.
4) Penilaian Selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan
seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
5) Penilaian Penempatan
Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk
mengetahui ketrampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar
dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar untuk program itu. Penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa
untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan
kemampuan siswa .
(Sudjana, 2006)
d. Penilaian Hasil Belajar
1) Cara Penilaian
Penilaian diberikan terhadap penguasaan materi oleh mahasiswa, baik
yang bersifat kognitif, psikomotorik maupun afektif. Bentuk tes untuk
penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Cara penilaian adalah
menggunakan sistem penilaian standar mutlak atau Penilaian Acuan Patokan
(PAP) yaitu penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus
didik dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan
dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Sistem ini mengacu kepada
konsep belajar tuntas.
2) Nilai
a) Nilai absolut
Nilai absolut adalah nilai murni (nilai mutlak) yang
dikelompokkan dalam bentuk angka pecahan dengan rentang skor antara 0
– 100. Nilai ini berasal dari dosen pengajar mata kuliah tunggal atau dari
penilaian beberapa dosen pengajar kelompok team teaching, dari nilai
kuis, penugasan, UTS, laporan hasil praktikum/kerja lapangan, ujian
praktikum/praktik, dan UAS.
b) Nilai angka mutu
Nilai angka mutu adalah nilai yang bersal dari nilai absolut yang
dikelompokkan dalam bentuk angka desimal yang menunjukkan nilai
mutu 0,00 – 4,00.
c) Lambang atau huruf mutu
Lambang atau huruf mutu adalah nilai yang berasal dari nilai mutu
yang dikelompokkan dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E.
2. 1 Tabel Konversi Nilai
No Nilai Absolut Angka mutu Huruf mutu
1 86-100
83-85 79-82
4,00 3,75-3,99 3,51-3,74
2 75-78
Nilai akhir suatu mata kuliah diberikan kepada mahasiswa dalam
bentuk, huruf mutu dan angka mutu, dengan peringkat seperti pada tabel
konversi di atas.
4) Indeks Prestasi Mahasiswa
a) Indeks Prestasi (IP)
Indeks Prestasi adalah angka yang menunjukkan prestasi atau
kemajuan belajar mahasiswa dalam satu semester dan dihitung setiap
akhir semester.
b) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Indeks prestasi kumulatif merupakan angka yang menunjukkan
prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai
dihitung diakhir setiap semester. Predikat prestasi belajar
berdasarkan IPK meliputi :
(1) > 3, 50 = Dengan pujian
(2) 2, 76 – 3,50 = Sangat memuaskan
(3) 2,00 – 2,75 = Memuaskan
(Pusdiknakes, Depkes RI, 2000)
2. Jenis Kelamin
a. Definisi
Kelamin adalah sifat jasmani atau rohani yang dapat membedakan dua
makhluk sebagai laki-laki atau perempuan. (Tim Prema Pena, - : 350)
Jenis Kelamin adalah label jender baik pada pria atau wanita. (Potter,
2006: 524)
Seks/kodrat adalah jenis kelamin yang terdiri dari perempuan dan laki-laki
yang telah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu tidak dapat ditukar atau
diubah. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, sekarang dan untuk
selamanya. (Prihantini, 2007)
b. Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki
Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan antara perempuan dan laki-laki
Kemampuan
- Intelegensi umum - Kemampuan verbal
- Tidak ada perbedaan
- Kemampuan kuantitatif
- Kreativitas
- Kognisi
- Kemampuan visual-ruang
- Kemampuan fisik
- Pria lebih tinggi yang dimulai pada tahap remaja
- Wanita lebih tinggi pada tes kreatifitas verbal, lebih tidak ada perbedaan
- Tidak ada perbedaan
- Pria lebih tinggi yang dimulai pada tahap remaja
- Pria lebih berotot dan rawan terhadap penyakit
Karakteristik Kepribadian - Sosiabilitas dan cinta
- Empati tertentu, pria berkumpul main dalam kelompok besar, beberapa bukti menyatakan pria muda lebih mudah jatuh cinta, namun sukar untuk membebaskan diri dari kemelut cinta
- Bukti-bukti bertentangan
- Pernyataan diri bertentangan dengan pengamatan
- Hasil tidak konsisten,
ketergantungan mungkin bukan satu konsep yang sama
- Bukti yang menggambarkan reaksi pria terhadap anak sedikit, isu tentang perilaku maternal vs paternal masih terbuka, tidak ada perbedaan dalam memperhatikan orang lain
- Pria sudah lebih agresif sejak usia persekolahan
3. Urutan Kelahiran
a. Definisi
Urutan adalah giliran, nomor urut, antrean, deretan, susunan. (Tim
Prima Pena, - : 667). Kelahiran adalah perihal lahir, bersalin, beranak. (Tim
Prima Pena, - : 401). Urutan kelahiran adalah nomor urut lahir anak.
b. Ciri anak berdasarkan urutan kelahiran
Menurut Roslina Verauli, Mpsi., karakteristik anak bisa dilihat
berdasarkan urutan kelahiran seperti yang disebutkan bapak psikologi
individual, Alfred Adler.
1) Sulung
a) Kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orang tua. Anak
pertama sangat penting bagi ego orang tua. Itu sebabnya, si sulung
didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi
orang tua.
b) Cenderung tertekan.
c) Senang menjadi pusat perhatian. Perkembangan kepribadiannya lebih
optimal saat ia memperoleh perhatian.
d) Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak
pertama.
bagi adik. Meski begitu, saat pusat perhatiannya terganggu oleh adik,
ia bisa iri dan tidak aman.
f) Cenderung diberi tanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan
sehari-hari.
g) Dapat diandalkan.
h) Cenderung terikat pada aturan-aturan.
i) Dominan, konservatif, dan otoriter.
j) Mempunyai pemikiran yang tajam.
k) Lebih sensitif.
l) Banyak anak pertama yang mendapat posisi puncak seperti direktur
atau CEO. Tak sedikit anak pertama yang merasa menderita karena
tidak sukses.
2) Anak kedua atau tengah
a) Cenderung lebih mandiri sehingga dapat membentuk karakternya
sendiri. Misalnya, sang ibu menggendong adik dan bapak memegang
kakak, ia tidak tahu harus bergantung pada siapa. Akhirnya ia menjadi
anak yang lebih mandiri.
b) Karena terabaikan, anak kedua atau tengah cenderung mempunyai
motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi.
c) Cenderung lebih bebas dari harapan orang tua dan independen.
e) Aturan yang diterapkan lebih longgar. Anak kedua umumnya
diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan.
f) Berjiwa petualang. Suka berteman dan hidup berkelompok.
g) Bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik.
h) Cenderung lebih ekspresif. Berambisi untuk melampaui kakaknya,
terlebih bila jarak usiannya berdekatan.
i) Walau cenderung suka melawan, anak kedua biasanya lebih mudah
berdaptasi.
j) Tidak rapi.
k) Memiliki bakat seni.
l) Cenderung sangat membutuhkan kasih sayang.
m) Kerap kesulitan menggambarkan kepribadiannya.
n) Cenderung merasa tidak disayang orang tua dan merasa tidak bisa
lebih baik daripada kakaknya.
3) Bungsu
a) Tergolong anak yang sulit karena mempunyai kakak yang dijadikan
model.
b) Kerap mreasa inferior (rendah diri), tidak sehebat kakak-kakaknya.
c) Dalam pengasuhan kerap dibantu orang sekitar, sehingga tidak terlalu
d) Cenderung dimanjakan dan kasih sayang banyak tercurah padanya.
Lebih merasa aman.
e) Cenderung tidak dewasa dan kurang bertanggung jawab.
f) Biasanya paham bahwa mereka termasuk spesial.
g) Dianggap sebagai”anak kecil” terus menerus.
h) Aturan yang diberlakukan padanya lebih longgar.
i) Hanya diberi sedikit tanggung jawab dalam keluarga.
j) Umumnya tidak diberi banyak tugas, dan tak perlu mengasuh adik.
k) Sedikitnya pengalaman dalam belajar bertanggungjawab membuat si
bungsu menghindari tanggung jawab dan komitmen, terutama bila
orang tua senang memperlakukannya sebagai ”bayi”.
l) Lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas.
m) Banyak komedian dan pembawa acara merupakan anak tengah atau
anak bungsu karena bebas mengembangkan kepribadian mereka yang
unik.
B. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari jenis kelamin sebelumnya
telah dilakukan oleh Vindi, dkk, (tahun 2002), dengan melakukan polling terhadap
siswa-siswi SLTP, SMU Negeri, serta swasta di Malang menunjukkan 79,8 % dari
119 responden (siswa) wanita lebih tekun dalam belajar dan berkonsentrasi,
kebanyakan siswi lebih mengerem waktu bermainnya karena obsesinya mendapatkan
prestasi yang membanggakan orang tuanya. Hampir setiap lomba mata pelajaran,
baik matematika, bahasa Inggris , maupun fisika, pemenangnya kebanyakan wanita.
Sedangkan siswa pria mudah tergoda dengan kegiatan lain selain belajar, kurang
tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi maupun bertanggung jawab. Bahkan
mereka tidak bisa membagi waktu antar bermain game, menonton televisi, dan
belajar (Hasibuan, 2003)
Penelitian mengenai prestasi belajar ditinjau dari urutan kelahiran
sebelumnya juga telah dilakukan. Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak
sependapat mengenai bagaimana urutan kelahiran berpengaruh terhadap
intelektualitas dan pencapaian prestasi anak. Namun, belum lama ini sebuah tim
peneliti asal Norwegia menemukan bahwa anak pertama (sulung) memiliki IQ lebih
tinggi daripada adik-adiknya. Adanya hubungan ini ditemukan setelah para peneliti
mengkaji data dari 250 ribu tentara Norwegia. Laporan tersebut dimuat dalam Jurnal
Science. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan, anak-anak tertua biasanya
berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang didalam perut
ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa
merusak otak bayi. (Abi, 2007) Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran
neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan orang
tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi
orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama
sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan berprestasi tinggi. Anak pertama
cenderung di beri tanggung jawab, belajar mandiri, dan terikat pada aturan-aturan
C. Kerangka Berpikir
Akademi Keperawatan sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di
lingkungan Departemen Kesehatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan
peserta didik Akademi Keperawatan menjadi perawat profesional pemula melalui
proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar peserta didik yang dinyatakan dalam
Indeks Prestasi (IP) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka dimasa
mendatang sebagai perawat.
Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa termasuk di dalamnya adalah faktor
individual. Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu faktor individual yang
sangat berpengaruh dalam keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu hal
perempuan dalam hal intelegensi. Disisi lain, ada kemungkinan hubungan prestasi
belajar seseorang dengan urutan kelahiran di dalam sebuah keluarga.
Hal nyata yang terjadi di AKPER PGRI kediri adalah bervariasinya prestasi
belajar mahasiswa dari rentang minimal sampai maksimal. Dalam lima tahun ini,
peringkat pertama sampai ketiga selalu diraih oleh mahasiswi. Demikian sebaliknya,
peringkat terakhir selalu diduduki oleh mahasiswa. Beberapa mahasiswi yang meraih
peringkat 1-3 merupakan anak pertama.
Dugaan sementara dari peneliti adalah :
1. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar
Sampai saat ini belum ada satupun penelitian yang sangat kuat menunjukkan
apakah pria atau wanita yang lebih tinggi prestasi belajarnya meskipun secara
intelegensi tidak ada perbedaan diantara keduanya. Secara impilisit dapat
dipastikan bahwa wanita lebih tinggi prestasi belajarnya dari pada pria. Hal ini
dikarenakan sejak kecil wanita memang lebih suka belajar sehingga wanita selalu
mendapat nilai lebih baik. Situasi dan kondisi memungkinkan wanita lebih tekun
dan banyak membaca buku, memiliki semangat berkompetisi, memiliki perasaan
malu bila gagal, lebih dapat berkonsentrasi, mampu merencanakan belajar dengan
baik dan memiliki kebiasaan belajar secara rutin. Sedangkan laki-laki lebih malas,
lebih banyak mempunyai persoalan hiperaktif yang mengakibatkan kemunduran
konsentrasi di kelas. Hal ini juga didukung oleh penelitian prestasi belajar siswa
selain belajar. Siswa pria kurang tekun dalam belajar belajar, sulit konsentarasi
maupun bertanggung jawab. Bahkan mereka tidak bisa membagi waktu antar
bermain game, menonton televisi, dan belajar.
2. Terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar
Meskipun diyakini bahwa semua orang diciptakan sama, tapi yang pasti ada
perbedaan kesuksesan antara satu orang dengan orang lain. Prestasi belajar anak
sulung lebih tinggi dari pada anak dibawahnya, oleh karena biasanya anak sulung
diarahkan untuk mencapai pendidikan yang baik, pekerjaan yang bergengsi,
pendapatan yang baik, dan jaringan yang luas. Sejak kecil, anak sulung lebih
diperhatikan, cenderung ditekan untuk memenuhi harapan orang tua, belajar
untuk bertanggung jawab dan mandiri sehingga dapat diandalkan, dan lebih
disiplin terhadap aturan-aturan yang ada. Sebaliknya, anak tengah dari keluarga
besar cenderung kurang diperhatikan. Dengan kata lain, posisi anak di dalam
keluarga berdampak terhadap perilaku dan cara belajar yang akhirnya
menentukan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh penelitian psikolog beraliran
neofreudian, Alfred Adler bahwa anak sulung kerap terbenani dengan harapan
orang tua. Si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai
representasi orang tua. Orang tua cenderung lebih memperhatikan dalam
mendidik anak pertama sehingga anak pertama biasanya memiliki keinginan
berprestasi tinggi. Anak pertama cenderung di beri tanggung jawab, belajar
3. Terdapat pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar.
Sampai saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang hubungan
prestasi belajar dengan jenis kelamin maupun urutan kelahiran. Berdasar pada
fakta-fakta yang ada bahwa perempuan lebih tekun dan anak sulung lebih bertanggung
jawab memberikan suatu kesimpulan bahwa perempuan lebih dapat berprestasi secara
akademik, dan semakin tinggi kedudukan anak diantara saudara kandung maka
prestasi belajar juga semakin baik. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang melekat
pada anak sebagai individu termasuk didalamnya sifat-sifat maupun karakter
kepribadian.
Dengan demikian dapat ditentukan variabel dalam penelitian ini adalah jenis
Gambar 2.1. Kerangka berpikir prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran.
Prestasi Belajar Ketekunan
Semangat Berkompetisi Perasaan malu
Konsentrasi Rutinitas Belajar
Tuntutan Orang Tua Tanggung Jawab
Kemandirian Perhatian Orang Tua
Kedisiplinan Faktor Individual
D. HIPOTESIS
1. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER
PGRI Kediri.
2. Terdapat pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi belajar mahasiswa AKPER
PGRI Kediri.
3. Terdapat pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap prestasi belajar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Akademi Keperawatan PGRI Kediri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober sampai Nopember 2008. (Jadwal
terlampir)
B. Metode Penelitian
Desain dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian korelasional
dengan pendekatan ”Cross Sectional”. Penelitian ini mencoba menggali data mengenai jenis kelamin dan urutan kelahiran dengan prestasi belajar yang dilakukan
pada saat yang sama, selanjutnya di identifikasi apakah variabel yang satu
Desain penelitian disajikan sebagai berikut:
Stratifikasi
Randomisasi
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Pengukuran Variabel :
Prestasi Belajar, Jenis Kelamin dan Urutan Kelahiran
Analisis Data : Regresi Linier Ganda
Interpretasi Kesimpulan Populasi :
Semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri
Tingkat I Tingkat II Tingkat III
C. Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi terbagi dua yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi
target pada penelitian ini ádalah semua mahasiswa AKPER PGRI Kediri sejumlah
140 orang yang terdiri dari tingkat 1 sejumlah 49 orang, tingkat II sejumlah 47
orang dan tingkat III sejumlah 44 orang . Populasi terjangkaunya pada penelitian
ini ádalah sebagian mahasiswa AKPER PGRI Kediri.
2. Sampling
Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah Stratified Random Sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan strata atau kedudukan subjek yang ditetapkan secara proporsional.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu
yang juga memiliki karakter tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi. Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Jumlah
sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan tabel Krejcie dengan tingkat kesalahan 5 % yaitu apabila jumlah populasi 140, maka besar sampel ádalah 103.( Sugiyono, 2006:22) Kemudian jumlah sampel yang telah ditetapkan
dilakukan penghitungan untuk menetapkan jumlah subyek tiap stratum agar
Tingkat I : 49 x 103 = 36 orang
140
Tingkat II : 47 x 103 = 35 orang
140
Tingkat III : 44 x 103 = 32 orang
140
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Dependen
Variabel dependent adalah variabel yang tergantung atau dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent pada penelitian ini adalah “Prestasi Belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri”.
Prestasi Belajar (Y)
a. Definisi Konsep : Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik
terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang
menggambarkan penguasaan siswa atas materi
pelajaran atau perilaku yang relatif menetap sebagai
akibat adanya proses belajar yang dialami siswa
dalam jangka waktu tertentu. (Mukodim, Ritandiyono
b.Definisi Operasional : Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh mahasiswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya yang dapat diobservasi
langsung pada dokumen nilai berupa kartu hasil studi.
c. Indikator : Penilaian hasil belajar (IPK).
d. Skala : Interval
e.Instrumen : Instrumen penilaian menggunakan observasi
dokumen berupa kartu hasil studi (KHS) dengan skor
prestasi belajar berdasarkan IPK meliputi :
(1) < 2,00 = kurang memuaskan
(2) 2,00 – 2,75 = memuaskan
(3) 2, 76 – 3,50 = sangat memuaskan
(4) >3,50 = dengan pujian
2. Variabel Penelitian Independen
Variabel independent adalah faktor yang mempengaruhi variabel lain yang terdapat dalam penelitian. Variabel independent dalam penelitian ini adalah “Jenis kelamin dan urutan kelahiran mahasiswa AKPER PGRI Kediri”.
a. Jenis Kelamin (X1)
1). Definisi Konsep : Jenis kelamin adalah label jender baik pada pria atau
2). Definisi Operasional : Jenis kelamin adalah label jender dari tiap-tiap
mahasiswa berdasarkan penampilan fisik.
3). Indikator : Jenis kelamin berdasarkan alat kelamin.
4) Skala : Nominal
5). Instrumen : Menggunakan angket dan wawancara, dimana
mahasiswa tidak hanya menjawab pertanyaan
tentang jenis kelamin, namun perlu juga digali
informasi yang mendukung mengapa jenis kelamin
berpengaruh terhadap prestasi belajar seperti
ketekunan, semangat berkompetisi, perasaan malu,
konsentrasi , dan rutinitas belajar.
a) skor jenis kelamin pada angket :
0 = Perempuan
1 = Laki-laki
b) skor data pendukung jenis kelamin :
1) Selalu = 4
2) Sering = 3
2) Kadang-kadang = 2
Urutan Kelahiran (X2)
1). Definisi Konsep : Urutan kelahiran adalah nomor urut lahir
anak
2). Definisi Operasional : Urutan kelahiran adalah urutan kelahiran
mahasiswa pada saudara kandung
3). Indikator : Urutan kelahiran sesuai kedudukan anak
dengan saudara kandung meliputi : anak
sulung, tengah atau bungsu
4) Skala : Ordinal
5). Instrumen : Menggunakan angket dan wawancara yang
berisi pertanyaan tentang urutan anak dalam
keluarga dan menggali informasi tentang
hal-hal yang mendukung prestasi belajar terkait
dengan urutan kelahiran anak seperti; tuntutan
orang tua, tanggung jawab, kemandirian,
perhatian orang tua dan kedisiplinan.
a) Skor urutan kelahiran pada angket :
1 = Sulung
2 = Tengah
3 = Bungsu
1) Selalu = 1
2) Sering = 2
3) Kadang-kadang = 3
4) Tidak pernah = 4
E. Teknik Analisa Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dokumen, angket dan
wawancara.
a) Observasi dokumen, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar mahasiswa dalam bentuk IPK pada kartu hasil belajar mahasiswa
(KHS). Data tersebut dapat diperoleh di bagian administasi akademik
AKPER PGRI Kediri.
b) Angket, berupa pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka tentang jenis
kelamin dan urutan kelahiran yang diisi langsung oleh responden. Peneliti
melakukan teknik penyampaian kuesioner kepada responden dan
mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.
c) Wawancara, berupa pertanyaan-pertanyaan tentang faktor pendukung jenis
kelamin dan urutan kelahiran sehingga mempengaruhi prestasi belajar.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan mendalam mengenai
Semua data yang diperoleh melalui observasi dokumen, angket maupun
wawancara dikumpulkan dan diperiksa.
2.Instrumen Penelitian
Untuk melakukan pengumpulan data ini peneliti menggunakan observasi
dokumen nilai, angket dan wawancara terstruktur. Observasi dilakukan secara
cermat untuk mendefinisikan apa yang diobservasi melalui suatu perencanaan
yang matang. Fakta yang ada pada subjek disusun sesuai pengelompokannya,
dicatat dan diberikan kode terhadap hal-hal yang sudah ditetapkan. Wawancara
terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan adanya suatu kontrol dari
pembicaraan dengan isi yang diinginkan peneliti. Daftar pertanyaan sudah
disusun sebelum interview dan dinyatakan secara urut. Jika responden tidak
jelas, peneliti boleh mengulang pertanyaan yang sama. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia pakai
(Nursalam, 2003 : 111- 113).
3. Analisa Data
Analisis data meliputi analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif
adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas
data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis inferensial (uji
signifikansi) disesuaikan dengan rancangan penelitian. Dari uji statistik akan
taraf signifikansi tertentu. Misal 1 % (0,01) ; 5 % (0,05). (Nursalam, 2003 :
124-125)
Berdasarkan tujuan penelitian, analisa data diarahkan untuk menentukan
bentuk ada/tidaknya pengaruh antara jenis kelamin dan urutan kelahiran
terhadap prestasi belajar. Untuk keperluan ini uji bivariat dan multivariat.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Untuk melakukan analisis pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar
digunakan “uji chisquare”.
b. Untuk melakukan analisis pengaruh urutan kelahiran terhadap prestasi
belajar digunakan “uji spearman correlation”.
c. Untuk melakukan analisis pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran
terhadap prestasi belajar digunakan “uji regresi linier ganda”.
Interpretasi hasil analisis data merupakan bagian yang penting dalam
pengolahan data. Sebelum menarik suatu kesimpulan, hasil analisis yang
masih faktual terlebih dahulu harus diinterpretasikan dan diberi makna oleh
peneliti. Hasil analisis biasanya dibandingkan dengan hipotesis penelitian
dengan pengujian hipotesis menggunakan pendekatan uji signifikan dengan
dengan tingkat kemaknaan p=0,05, kekuatan hubungan antar variabel diukur
dengan koeffisien regresi dengan CI 95 %. Bentuk persamaan regresi ganda
adalah sebagai berikut :
Agar persamaan garis yang digunakan untuk memprediksi menghasilkan
angka yang valid, maka persamaan yang dihasilkan harus memenuhi
asumsi-asumsi sebagai berikut :
a. Asumsi Eksistensi (Variabel Random)
Untuk tiap nilai dari variabel X (variabel independen), variabel Y
(dependen) adalah varaibel random yang mempunyai mean dan varian tertentu.
Asumsi ini berkaitan dengan tehnik pengambilan sampel. Untuk memenuhi
asumsi ini, sampel yang diambil harus dilakukan secara random. Cara
mengetahui asumsi eksistensi dengan cara melakukan analisis deskriptif
variabel residual dari model, bila residual menunjukkan adanya mean
mendekati nol dan ada sebaran maka asumsi eksistensi terpenuhi.
b. Asumsi Independensi
Suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain.
Jadi nilai dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai
observasi yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk
itu mengetahui uji asumsi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan uji Durbin
Watson, bila nilai Durbin -2 s.d +2 berarti asumsi independensi terpenuhi,
sebaliknya bila nilai Durbin <-2 atau >+2 berarti asumsi tidak terpenuhi.
c. Asumsi Linieritas
Nilai mean dari variabel Y untuk suatu kombinasi X1, X2, X3, ....Xk
mengetahui asumsi linieritas dapat diketahui dari uji ANOVA (overall F test)
bila hasilnya signifikan (p value < alpa) maka model berbentuk linier.
d. Asumsi Homoscedasticity
Varian nilai variabel Y sama untuk semua nilai variabel X.
Homoscedasticity dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual.
Bila titik tebaran tidak berpola tertentu atau menyebar merata di sekitar garis
titik nol maka dapat disebut varian homogen pada setiap nilai X dengan
demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran
membentuk pola tertentu misalnya mengelompok di bawah atau di atas garis
tengah nol, maka di duga variannya terjadi homoscedasticity.
e. Asumsi Normalitas
Variabel Y mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan
variabel X, dapat diketahui dari normal P-P plot Residual, bila data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi uji asumsi normalitas.
f. Diagnostik Multicollinearity
Dalam regresi linier tidak boleh terjadi sesama variabel independen
berkorelasi secara kuat (multicollinearity). Untuk mendeteksi collinearity dapat
diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor), bila nilai VIF lebih dari 10
Data-data pendukung jenis kelamin dan urutan kelahiran seperti
ketekunan , dll, akan dibahas untuk mendukung pembuktian dari hasil uji
statistik. Data pendukung yang diambil melalui angket perlu diuji validitas dan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian
Kuesioner untuk data pendukung jenis kelamin sehingga dapat mempengaruhi
prestasi belajar telah disusun sebanyak 6 item pernyataan dan kuiesioner tentang data
pendukung data pendukung urutan kelahiran sebanyak 6 item pertanyaan, diujikan
pada 30 responden. Responden untuk uji validitas dan reliabilitas dipilih secara acak
di Stikes Satria Bhakti Nganjuk. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan
analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor item. Berdasarkan Azwar 2003, item pernyataan yang memiliki
korelasi dibawah 0,20 dikeluarkan dari penghitungan karena kurang valid. Uji
reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha untuk menguji konsistensi internal antar item pernyataan dengan batas nilai lebih besar dari 0,60 (Azwar, 2003).
Kuesioner untuk data pendukung jenis kelamin disusun sebanyak 6 item
pernyataan. Dan dari hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa ada 1 pernyataan
yang tidak valid, yaitu pernyataan no.5. Item yang tidak valid dikeluarkan dari
perhitungan, sedangkan item yang tersisa atau memenuhi syarat dilakukan
perhitungan untuk uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 12 dihasilkan nilai
sebesar 0,678 berarti reliabel. Hasil uji validitas dan reliabitas dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung jenis kelamin
No Pernyataan Korelasi
Pearson
Koefisien Cronbach’s Alpha
1. Apakah anda rajin membaca
buku/materi yang berkaitan dengan mata kuliah ?
0.456
2. Apakah prestasi belajar yang tinggi merupakan tantangan yang harus anda capai selama kuliah?
0.605
3. Apakah anda merasa malu bila mendapatkan prestasi belajar yang kurang memuaskan?
0.627
4. Apakah selama belajar anda dapat memusatkan perhatian hanya pada materi yang anda pelajari?
0.426
5. Apakah anda merencanakan jadwal dan materi yang harus dipelajari?
0.185
6. Apakah belajar selalu dilakukan secara rutin, misal setiap hari?
0.401
0,678
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Kuesioner untuk data pendukung urutan kelahiran disusun sebanyak 6 item
pernyataan. Dan dari hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa ada 1 pernyataan
yang tidak valid, yaitu pernyataan no.5. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai
Tabel 4.2. Hasil tes validitas dan reliabilitas kuesioner data pendukung urutan kelahiran
No Pernyataan Korelasi
Pearson
Koefisien Cronbach’s Alpha 1. Apakah orang tua menuntut anda untuk
memperoleh prestasi belajar yang tinggi?
0.498
2. Apakah anda menginginkan prestasi belajar yang tinggi sebagi bentuk tanggung jawab anda sebagai anak?
0.686
3. Apakah anda dapat menyelesaikan masalah belajar tanpa membutuhkan orang lain dan anda merasa puas karenanya?
0.457
4. Apakah orang tua menanyakan hasil belajar anda?
0.419
5. Apakah orang tua mengajak berbincang-bincang mengenai tugas-tugas yang berkaitan dengan perkuliahan anda?
0.312
6. Apakah anda mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu hadir di kelas saat perkuliahan?
0.416
0.681
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Item-item yang memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas tersebut di atas
dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian.
B. Deskripsi Karakteristik Umum dan Khusus Responden
Selama periode penelitian, jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak
103 responden. Sampel penelitian diklasifikasikan berdasarkan umur, asal daerah,
jenis kelamin, urutan kelahiran dan prestasi belajar. Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.3. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober tahun 2008
N0. Umur Frekuensi Persentase
1 18-20 tahun 56 54,37
2 >20 tahun 47 45,63
Total 103 100 %
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 56 responden (54,37 %) berumur
18-20 tahun dan 47 responden (45,63 %) berumur >18-20 th.
Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan asal daerah di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008
N0. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Kediri 26 25,24 %
2 Luar Kediri 77 74,76 %
Total 103 100 %
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 26 responden (25,24%) berasal dari
kediri dan 77 responden (74,76%) dari luar kediri.
Tabel 4.5. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober tahun 2008
N0. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 29 28,20
2 Perempuan 74 71,80
Total 103 100 %
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 29 orang
Tabel 4.6 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan urutan kelahiran di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008
N0. Urutan Kelahiran Frekuensi Persentase
1 Sulung 41 39,80
2 Tengah 32 31,10
3 Bungsu 30 29,10
Total 103 100 %
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah anak sulung sebanyak 41 orang (39,80
%), anak tengah 32 orang (31,10) dan bungsu sebanyak 304 orang (29,10 %).
Tabel 4.7 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar di AKPER PGRI Kediri bulan Oktober 2008
N0. Prestasi Belajar Frekuensi Persentase
1 Dengan Pujian 2 1,90
2 Sangat Memuaskan 35 34
3 Memuaskan 63 61.20
Kurang Memuaskan 3 2,90
Total 103 100 %
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai prestasi
belajar dengan pujian sebanyak 2 orang (1,90 %), sangat memuaskan 35 orang (34
%), memuaskan 63 orang (61,20 %) dan kurang memuaskan sebanyak 3 orang (2,90
C. Uji Asumsi Regresi Linier Ganda
a. Asumsi Eksistensi (Variabel Random)
Tabel 4.8. Hasil uji asumsi eksistensi : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran
Dari tabel diatas menunjukkan angka residual dengan mean 0,000 dan
standar deviasi 0,387, dengan demikian asumsi eksistensi terpenuhi.
b. Asumsi Independensi
Tabel 4.9 Hasil uji asumsi independensi : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran
Residuals Statisticsa
2.3677 2.9065 2.7145 .17496 103 -1.982 1.097 .000 1.000 103
.067 .100 .077 .009 103
2.3176 2.9211 2.7143 .17619 103 -1.58767 .87233 .00000 .38709 103
-4.041 2.220 .000 .985 103
-4.155 2.283 .000 1.008 103 -1.67874 .92236 .00016 .40500 103 -4.550 2.334 -.010 1.051 103 1.996 5.586 2.971 1.022 103
.000 .248 .012 .037 103
.020 .055 .029 .010 103
Predicted Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Model Summaryb
.412a .170 .144 .39291 1.458
Model
Predictors: (Constant), Jenis Kelamin, u1, u2 a.
Dependent Variable: Prestasi Belajar b.
Sumber : Data Primer, Oktober 2008
Dari tabel diatas menunjukkan koefisien Durbin Watson 1,458 ,
dengan demikian asumsi independensi terpenuhi.
c. Asumsi Linieritas
Tabel 4.10 Hasil uji asumsi linieritas : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran
Dari tabel diatas menunjukkan hasil uji anova 0,000, dengan demikian
asumsi linieritas terpenuhi.
ANOVAb
3.122 3 1.041 6.742 .000a
15.284 99 .154
18.406 102 Regression
Residual Total Model 1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Jenis Kelamin, u1,u2 a.
Dependent Variable: Prestasi Belajar b
d. Asumsi Homoscedascity
-2 -1 0 1
Regression Standardized Predicted Value
-4
Dependent Variable: Prestasi Belajar Scatterplot
Gambar 4.1 Hasil uji asumsi homoscedasticity : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran
Dari tabel diatas menunjukkan tebaran titik mempunyai pola yang
hampir sama antara titik-titik di atas dan di bawah garis diagonal 0. Dengan
demikian asumsi homoscedastisity terpenuhi.
-6 -4 -2 0 2 4
Dependent Variable: Prestasi Belajar Histogram
Gambar 4.2 Hasil uji asumsi normalitas (histogram) : prestasi belajar mahasiswa AKPER PGRI Kediri tahun 2008 ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Dependent Variable: Prestasi Belajar Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual