• Tidak ada hasil yang ditemukan

Monitoring Ketinggian Air pada Bendungan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroller Atmega 8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Monitoring Ketinggian Air pada Bendungan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroller Atmega 8535"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN

MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS

MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

DEBBY ZAMHARIRO 112408018

PROGRAM STUDI D-III FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN

MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS

MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

DEBBY ZAMHARIRO 112408018

PROGRAM STUDI D-III FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : MONITORING KETINGGIAN AIR PADA

BENDUNGAN MENGGUNAKAN SENSOR

ULTRASONIK BERBASIS

MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : DEBBY ZAMHARIRO

Nomor Induk Mahasiswa : 112408018

Program Studi : D3 FISIKA

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Diluluskan di

Medan, 27 Juni 2014

Disetujui Oleh:

Program Studi D3 Fisika

Ketua, Pembimbing,

(Dr. Susilawati, M.Si) (Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc)

(4)

PERNYATAAN

MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN

MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS

MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

DEBBY ZAMHARIRO

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tugas akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc selaku

dosen pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini, yang telah meluangkan

waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Dr. Susilawati,

M.Si dan Dr. Perdinan Sinuaji, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Fisika dan

Sekretaris Program Studi D3 Fisika FMIPA USU Medan, Dekan dan Pembantu

Dekan FMIPA USU, seluruh Staff dan Dosen D3 Fisika FMIPA USU, pegawai di

FMIPA USU.

Serta ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya

Ayahanda Parhan dan Ibunda Asra Laila yang telah banyak memberikan

dukungan baik berupa moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini. Serta ucapan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa/I D3

(6)

ABSTRAK

Pada tugas akhir ini penulis membahas masalah yang berjudul “Monitoring Ketinggian Air Pada Bendungan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroller ATMega8535”. Alat ini berfungsi sebagai sistem pemantauan ketinggian air secara elektronik yang dapat digunakan untuk memantau perubahan ketinggian air. Dengan memanfaatkan sensor ultrasonik sebagai detektor guna mendeteksi jarak. Sensor ini berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor memancarkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu dan mikrokontroller ATMega8535 sebagai mikrokontrollernya.

(7)

DAFTAR ISI

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1

2.2.2 Pin-Pin Mikrokontroler ATmega8535 7 2.2 Pengenalan Pemrograman C 8

2.2.1 Tipe Data 9

2.2.2 Konstanta Dan Variabel 9

2.2.3 Variabel Bertanda (Signed) Dan Tak Bertanda (Unsigned) 10

Bab 3 Rancangan Sistem 3.1. Rangkaian Perangkat Keras (Hardware) 20

3.1.1 Diagram Blok Rangkaian 20

3.1.2 Flowchart Deteksi Banjir 21

(8)

3.1.4 Perancangan Rangkaian Sensor 23

3.1.5 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535 24

3.1.9 Langkah - Langkah Atau Prosedur Pembuatan Program 28

3.3.2 Rancangan Program Sistem Deteksi Banjir Dengan Pemrograman Bahasa C Yaitu CV AVR 2.04 31

Bab 4 Analisa Program 4.1 Pengujian Program Mikrokontroler ATMega8535 36

4.2 Pengujian Program Utuh Deteksi Banjir Dengan Bahasa C 38

4.3 Pengukuran Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535 42

4.4 Pengukuran Tegangan Catu Daya 43

4.5 Pengukuran Tegangan Regulator 44

4.6 Pengukuran Pulsa Keluaran Sensor PING 44

4.6.1 Tampilan Grafik Pengukuran Pulsa Keluaran Sensor Ping 44

4.6.2 Analisa Perhitungan Pengukuran Pulsa Sensor PING 46

4.7 Pengukuran Persentase Error 47

4.7.1 Analisa Perhitungan Persentase Error 48

Bab 5 Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan 49

5.2 Saran 49

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Data 9

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Pin Mikrokontroller 42

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pulsa Keluaran Sensor Ping 44

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535 6

Gambar 2.2 Konfigurasi pin ATmega8535 (Data Sheet AVR) 7

Gambar 2.3 Sensor Jarak Ultrasonik Ping 17

Gambar 2.5 Bentuk Buzzer 18

Gambar 3.1 Diagram Blok 20 Gambar 3.2 Flowchart Deteksi Banjir 22

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonik 24

Gambar 3.4 Konfigurasi Pin ATmega8535 25

Gambar 3.5 Rangkaian Penguat dan Buzzer 26

Gambar 3.6 Rangkaian LCD Display 26

Gambar 3.7 Skematika Rangkaian Deteksi Banjir Berbasis ATMega8535 27

(11)

ABSTRAK

Pada tugas akhir ini penulis membahas masalah yang berjudul “Monitoring Ketinggian Air Pada Bendungan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroller ATMega8535”. Alat ini berfungsi sebagai sistem pemantauan ketinggian air secara elektronik yang dapat digunakan untuk memantau perubahan ketinggian air. Dengan memanfaatkan sensor ultrasonik sebagai detektor guna mendeteksi jarak. Sensor ini berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor memancarkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu dan mikrokontroller ATMega8535 sebagai mikrokontrollernya.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Banjir merupakan peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena

volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang

berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya

bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang relatif

tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Di banyak daerah yang

gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah

curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun,

yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya

saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.

Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air

pun semakin banyak memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau sungai dan

saluran air itu tersumbat oleh sampah dan kotoran, maka banjir bisa terjadi. Pada

saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan, maka air itu akan mengalir

ketempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sugai-sungai dalam

bentuk aliran permukaan sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah dan

sebagiannya lagi akan menguap ke udara.

Melihat kondisi beberapa wilayah di Indonesia yang saat ini sering

mengalami banjir. Banjir menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir

baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak banjir memang luar biasa.

(13)

hanyut dan rusak. Ditambah bila penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa

terganggu aktifitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian. Akan tetapi

kerugian akibat banjir dapat sedikit dikurangi bila ada peringatan dini banjir,

sehingga masyarakat sudah siap sebelum banjir datang.

Salah satu cara mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan oleh

genangan air adalah harus mengetahui tinggi permukaan dan debit air.

Pengukuran yang digunakan saat ini masih menggunakan tanda garis yang dibuat

sedemikian rupa serta masih menghitung debitnya secara manual. Dengan sistem

pengukuran yang dilakukan saat ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat

dilakukan secara terus menerus karena faktor keterbatasan fisik yang ada pada

manusia. Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sensor

ultrasonic.

Sensor ultrasonik digunakan dalam pengukuran ketinggian air yang

dipasang dihalaman rumah. Sensor tersebut mendeteksi jarak dari sensor ke

permukaan air sehingga pendeteksian tidak perlu dilakukan dengan kontak fisik

antara sensor dengan air.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dibahas

dalam laporan proyek ini, yaitu:

1. Bagaimana mendeteksi air berdasarkan ketinggian menggunakan sensor

ultrasonik.

(14)

3. Bagaimana membuat perangkat lunak untuk mengendalikan sensor dan buzzer

pada rangkaian deteksi banjir.

1.3Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan proyek ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah secara nyata dan

aplikatif.

2. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program studi

DIII Fisika di Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

3. Studi awal dalam merancang suatu alat instrumentasi cerdas alat untuk

mendeteksi ketinggian air akibat banjir.

4. Merancang rangkaian pengendali alat detector banjir menggunakan

mikrokontroler AVR ATMega8535 .

5. Membuat program untuk membaca ketinggian air dengan sensor ultrasonic

dan membunyikan alarm peringatan.

1.4Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan penulis dan waktu pelaksanaan

pembuatan laporan proyek, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Rancangan menggunakan sebuah mikrokontroler yaitu ATMega8535 sebagai

pengendali sistem.

2. Perancangan menggunakan sistem ultrasonic tipe SR04 sebagai deteksi

(15)

3. Pemrograman IC mikrokontroler menggunakan bahasa pemrograman C yaitu

Code Vision AVR versi 2.4.0.

1.5Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja sistem pengaturan

atap otomatis, maka penulis menulis laporan proyek ini sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika

penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung

yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian

Teori pendukung itu antara lain tentang sensor ultrasonic,

mikrokontroller ATmega8535 (hardware dan software), Transistor

Negatif Positif Negatif (NPN) dan transistor Positif Negatif Positif

(PNP), Buzzer, bahasa program yang digunakan serta karekteristik

dari komponen-komponen pendukung.

BAB III. PERANCANGAN ALAT

Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram

(16)

BAB IV. PENGUJIAN RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem

kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan

untuk mengaktifkan rangkaian, dan diagram alir dari program yang

akan diisikan ke mikrokontroller ATMega8535.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan

yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah yang

diberikan agar rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan

dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Mikrokontroller ATMega 8535

Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC Processor) dari Atmel ini

menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) yang artinya

proses tersebut memilikiset instruksi program yang lebih sedikit dibandingkan

dengan MCS-51 yang menerapkan arsitektur CISC (Complex Instruction Set

Computer). Beberapa fitur yang dimiliki Mikrokontroler ATMega8535 adalah

130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.

32 x 8-bit register serbaguna.

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535

2.1.1 Timer ATMega8535

ATMega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timer / counter

8-bit dan 1 buah timer / counter 16-bit. Ketiga modul timer / counter ini dapat

diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi

satu sama lain. Selain itu semua timer / counter juga dapat difungsikan sebagai

(18)

2.1.2 Pin-Pin Mikrokontroler ATmega8535

Gambar 2.2 Konfigurasi pin ATMega8535 (Data Sheet AVR)

Konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada gambar 2.2. Dari gambar di

atas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

2. GND merukan pin Ground.

3. Port A (PortA0 sampai PortA7) merupakan pin input/output dua arah dan

pin masukan ADC.

4. Port B (PortB sampai PortB7) merupakan pin input/output dua arah dan

dan pin fungsi khusus.

5. Port D (PortD0 sampai PortD7) merupakan pin input/output dua arah dan

pin fungsi khusus.

6. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

(19)

8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

9. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.2 Pengenalan Pemrograman C

Pengenalan merupakan sebuah nama yang didefinisikan oleh

pemrograman untuk menunjukkan identitas dan sebuah konstanta, variabel,

fungsi, label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenalan dapat

ditentukan bebas sesuai keinginan pemrogram tetapi harus memenuhi aturan

berikut:

1. Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka.

2. Karakter kedua dapat berupa huruf, angka, atau garis bawah.

3. Tidak boleh menggunakan spasi.

4. Bersifat case sensitif, yaitu huruf kapital dan huruf kecil dianggap berbeda.

5. Tidak boleh menggunakan kata-kata yang merupakan sintaks maupun

operator dalam pemrograman C, misalnya: void, short, const, if, static, bit,

long, case, do, switch, char, float, for, else, break, int, double, include,

while.

Contoh penamaan pengenal yang diperbolehkan yaitu nama, _nama, nama2,

nama_pengenal_yang_panjang_juga_boleh. Contoh penamaan pengenal yang

diperbolehkan yaitu:

a. 2nama (tidak boleh diawali dengan angka)

b. Nama+2 (tidak boleh menggunakan operator ‘+’)

(20)

2.2.1 Tipe Data

Berikut ini adalah tipe-tipe data yang ada dalam bahasa C dan yang

dikenali oleh Compiler CodeVisionAVR:

Tabel 2.4 Tipe Data

Tipe Data Ukuran Jangkauan Nilai

Bit 1 bit 0 atau 1

Long Int 4 byte -2,147,483,648 s/d 2,147,483,647

Unsigned Long Int 4 byte 0 s/d 4,294,967,295

Signed Long Int 4 byte -2,147,483,648 s/d 2,147,483,647

Float 4 byte 1,2*10-38 s/d 3,4*10+38

Double Ukuran 1,2*10-38 s/d 3,4*10+38

2.2.2 Konstanta Dan Variabel

Konstanta dan variabel merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data

yang berada dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak

(21)

berubah nilainya pada saat prrogram dijalankan. Untuk membuat sebuah

konstanta atau variabel maka kita harus mendeklarasikannya terlebih dahulu.

Deklarasi Konstanta: Const [tipe_data] [nama_konstanta]=[nilai]

Contoh: Const char konstantaku=0x10;

Deklarasi Variabel: [tipe_data] [nama_variabel]=[nilai_awal]

Contoh : Char variabelku;

Char variabelku=0x20;

Bit variabel_bit;

Bit variabel bit=1;

2.2.3 Variabel Bertanda (Signed) Dan Tak Bertanda (Unsigned)

Untuk pendeklarasian tipe yang berupa bilangan bulat yaitu chart, int,

short dan long dapat ditambahkan signed atau unsigned. Signed digunakan untuk

mendefinisikan bahwa data yang disimpan dalam variabel adalah bertanda

sedangkan unsigned untuk data yang tidak bertanda.

Contoh : Unsigned char data1;

Signed char data2;

2.2.4 Pengarah Preprosesor

Pengarah preprosesor digunakan untuk mendefinisikan prosesor yang

digunakan, dalam hal ini adalah untuk mendefinisikan jenis mikrokontroler yang

digunakan. Dengan pengarah preprosesor ini maka pendeklarasian

register-register dan penamaannya dilakukan pada file lain yang disisipkan dalam program

(22)

Contoh : #include <mega8535.h>

2.2.5 Pernyataan

Pernyataan adalah satu buah instruksi lengkap yang berdiri sendiri. Berikut

adalah contoh sebuah pernyataan: PORTC = 0x0F;

Pernyataan diatas merupakan sebuah instruksi untuk mengeluarkan data

0x0F ke Port C.

2.2.6 Blok Pernyataan

Kumpulan beberapa pernyataan yang berada dalam satu bagian program

disebut dengan blok pernyataan. Satu blok pernyataan ditandai dengan tanda ‘{‘

dan diakhiri dengan tanda ‘}’.

Contoh sebuah blok pernyataan:

{

Bahasa C memiliki sejumlah fungsi pustaka yang berada pada file-file

tertentu dan sengaja disediakan untuk menangani berbagai hal dengan cara

memanggil fungsi-fungsi yang telah dideklarasikan di dalam file tersebut. Dalam

banyak hal, pustaka-pustaka yang tersedia tidak berbentuk kode sumber

(23)

kode-kode dari fungsi ini akan dikaitkan dengan kode-kode-kode-kode yang ditulis oleh

pemrograman. Sintaks untuk menggunakan fungsi pustaka ini adalah sebagai

berikut : #include <nam_file_pustaka>

Contoh : #include<lcd.h>

2.2.8 Pernyataan if

Pernyataan if digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan

terhadap dua buah kemungkinan yaitu mengerjakan suatu blok pernyataan atau

tidak. Bentuk pernyataan if adalah sebagai berikut:

if (kondisi)

{

//blok pernyataan yang akan dikerjakan

//jika kondisi if terpenuhi

}

Pernyataan if diatas akan mengecek apakah data yang terbaca pada Port A

(PINA) nilainya lebih dari 0x80 atau tidak, jika ya maka variabel dataku diisi

dengan nilai PINA dan data 0xFF dikeluarkan ke Port C. Apabila dalam blok

pernyataan hanya terdapat satu pernyataan saja maka tanda { dan } dapat

(24)

2.2.9 Pernyataan If..Else

Pernyataan if..else hampir sama dengan pernyataan if diatas atau yaitu

digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap dua buah

kemungkinan, hanya yang berbeda adalah bahwa kedua kemungkinan tersebut

berupa mengerjakan suatu blok pernyataan atau mengerjakan blok pernyataan

yang lain. Bentuk pernyataan if..else adalah sebagai berikut:

if (kondisi)

{

//blok pernyataan yang akan dikerjakan

//jika kondisi if terpenuhi

}

Else

{

//blok pernyataan yang akan dikerjakan

//jika kondisi if tidak terpenuhi

}

Contoh : if(PIN.0x80)

{

dataku = ~PINA;

PORTC=0x00;

}

Pernyataan if..else diata akan mengecek apakah data yang terbaca pada

Port A (PINA) nilainya lebih dari 0x80 atau tidak, jika ya maka variabel dataku

(25)

maka variabel dataku diisi dengan nilai komplemen dari PINA (~PINA) dan data

0x00 dikeluarkan ke port C.

2.2.10 Pernyataan While

Pernyataan while digunakan untuk pengulangan sebuah pernyataan atau

blok pernyataan secara terus menerus selama kondisi tertentu masih terpenuhi.

Bentuk pernyataan while adalah sebagai berikut:

while (kondisi)

{

//sebuah pernyataan atau blok pernyataan

}

Jika pernyataan yang akan diulang hanya berupa sebuah pernyataan saja

maka tanda { dan } bisa dihilangkan. Contoh:

unsigned char a=0;

Pernyataan diatas akan mengeluarkan data as ke port C secara

berulang-ulang. Setiap kali pengulangan nilai a akan bertambah 1 dan sebuah nilai a

mencapai 10 maka pengulangan selelsai.

(26)

2.2.11 Bentuk Dasar Program C

Sebuah program dalam bahasa C setidaknya harus memiliki sebuah fungsi.

Fungsi dasar ini disebut dengan fungsi utama dan memiliki kerangka program

sebagai berikut:

void main (void)

{

//pernyataan-pernyataan

}

Jika kita memiliki beberapa fungsi yang lain maka fungsi utama inilah

yang memiliki kedudukan paling tinggi dibandingkan fungsi-fungsi yang lain

sehingga setiap kali program dijalankan akan selalu dimulai dari memanggil

fungsi utama terlebih dahulu. Fungsi-fungsi yang lain dapat dipanggil setelah

fungsi utama dijalankan melalui pernyataan-pernyataan yang berada di dalam

fungsi utama. Contoh:

//prototipe fungsi inisialisasi port

voidinisialisasi_port (char A, char B, char C, char D);

//definisi fungsi inisialisasi port

voidinisialisasi_port (char A, char B, char C, char D)

(27)

//fungsi utama

void main (void)

{

inisialisasi_port 90xFF, 0xF0, 0x0F, 0x00);

}

2.3 CodeVision AVR

CodeVision AVR merupakan salah satu software kompiler yang khusus

digunakan untuk mikrokontroler keluarga AVR. Meskipun CodeVision AVR

termasuk software komersial, namun dapat menggunakannya dengan mudah

karena terdapat versi evaluasi yang disediakan secara gratis walaupun dengan

kemampuan yang dibatasi.

2.4 CodeVision AVR Chip Programmer

Salah satu kelebihan dari CodeVision AVR adalah tersedianya fasilitas untuk

mendownload program ke mikrokontroler yang telah terintegrasi sehingga dengan

demikian CodeVision ini selain dapat berfungsi sebagai software kompiler juga

dapat berfungsi sebagai software programmer atau downloader. Jadi dapat

melakukan proses download program yang telah dikompiler dengan menggunakan

software CodeVision AVR juga.

2.5 Sensor Jarak Ultrasonik PING

Pada dasanya, Sensor PING terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal

(28)

ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon ultrasonik

berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya.Sensor PING mendeteksi jarak

obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (40 KHz) selama

tBURST (200 μs) kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor ping memancarkan

gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali

(pulsa triggerdengan t out minimal 2 μs).

Gambar 2.3 Sensor Jarak Ultrasonik Ping

Sensor ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang

ultrasonik ( 40 KHz ) selama t = 200 us kemudian mendeteksi pantulannya.

Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari

mikrokontroller pengendali ( pulsa trigger dengan t out minimal 2 μs ).

Gelombang ultrasonik melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik,

mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor. PING mengeluarkan pulsa

output highpada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah

gelombang pantulan terdeteksi PING akan membuat output low pada pin SIG.

Lebar pulsa High (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang

ultrasonik untuk 2 kali jarak ukur dengan obyek.

2.6 Buzzer

Buzzer merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah

(29)

sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang

pada diafragma dan kemudian kumparan tadi akan tertarik dalam atau keluar,

tergantung dari arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada

diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara

bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi

suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

Gambar 2.5 Bentuk Buzzer

2.7 Catu Daya

Catu daya digunakan untuk memberi kebutuhan arus dan tegangan pada

rangkaian. Catu daya terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Jala-Jala Listrik,

Transformator, Rectifier, Filter, Regulator Beban. Rectifier (penyearah) akan

menyearahkan tegangan bolak- balik (AC) dari keluaran transformator menjadi

tegangan searah (DC). Filter pada catu daya akan meminimalisir tegangan kerut

(ripple) pada tegangan keluaran penyearah. Regulator beban digunakan untuk

mengatur tegangan keluaran kepada beban sehingga tegangan keluaran kepada

(30)

2.8 Transistor

Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction).

Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung

terminalnya berturut-turut disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu berada di

tengah, di antara emitor dan kolektor. Beberapa fungsi transistor sebagai saklar

(31)

BAB 3

RANCANGAN SISTEM

3.1 Rangkaian Perangkat Keras (Hardware)

Dalam tahap perancangan perangkat keras ini, akan dilakukan

perancangan fisik dari sensor dan perancangan PCB dari rangkaian. Untuk

perancangan PCB, akan dibuat sebuah rangkaian yang memiliki fitur-fitur yang

diperlukan dalam menjalankan sistem ini.

3.1.1 Diagram Blok Rangkaian

Jarak tinggi air

Suara

Gambar 3.1 Diagram Blok

Mikrokontroler

ATmega8535

Buzzer Sensor

(32)

Diagram blok diatas merupakan diagram dasar dari rancangan sistem

terdiri dari beberapa bagian yaitu: input, proses dan output. Input sistem yang

dirancang yaitu deteksi dini banjir dengan alarm. Rancangan berupa suatu proses

deteksi input dan mengeluarkan output tertentu. Dalam hal ini adalah ketinggian

air pada saat terjadi luapan akibat banjir. Dengan menggunakan sensor jarak

ultrasonik dapat diukur ketinggian air yang masuk dalam suatu wadah yang dibuat

dengan tabung plastik.

Bagian proses terdiri dari sebuah mikrokontroler ATMega8535 yang

bekerja membaca ketinggian air melalui sensor ultrasonik pada keadaan tertentu

yaitu ketinggian air tertentu mikrokontroler ATMega8535 harus memberikan

isyarat melalui output suara yaitu buzzer sebagai isyarat kemungkinan atau akan

terjadi banjir dan display LCD yang menampilkan pesan atau jarak yang terukur.

3.1.2 Flowchart Deteksi Banjir

Diagram dibawah merupakan diagram alir atau flowchart sistem dimana

diagram menjelaskan proses dari start hingga selesai satu siklus kerja program.

Mulai dari start, program menginisialisasikan Display LCD dan mengisi nilai

awal dari port. Kemudian program akan mulai membaca sensor dengan pemberian

sinyal untuk jarak kesensor pada ping signal. Setelah itu program akan menunggu

respon sensor berupa pulsa akibat pantulan gelombang ultrasonic sehingga dapat

ditentuka selisih waktu pantulan tersebut dan dihitung jarak objek. Hasil hitungan

akan ditampilkan pada display LCD selain itu program juga akan membunyikan

(33)

Ya

Gambar 3.2 Flowchart Deteksi Banjir

Trigger / picu sensor ultrasonik

Sinyal pantulan diterima?

Aktifkan buzzer

End

Baca sinyal pantulan Start

Inisialisasi LCD, isi nilai awal port

Kalkulasi jarak ketinggian air

(34)

3.1.3 Perancangan Rangkaian Kendali

Rancangan rangkaian kendali adalah suatu rangkaian elektronik berbasis

mikrokontroller. Rancangan terdiri dari beberapa bagian utama antara lain yaitu:

1. Sensor

2. Mikrokontroller

3. Penguat

4. Buzzer.

5. Display LCD

3.1.4 Perancangan Rangkaian Sensor

Pada rancangan ini menggunakan sensor jarak sensor jarak yaitu sensor

ultrasonic. Tipe sensor ultrasonic yaitu SR 04. Cara kerja sensor pada rangkaian

adalah sebagai berikut: Sensor akan memancarkan sebuah gelombang ultrasonic

dengan frekuensi 40 kHz kemudian sensor akan mendeteksi pantulan gelombang

ultrasonic tersebut jika mengenai suatu objek pemantul. Antara dipancarkan

gelombang ultrasonic dengan diterimanya kembali gelombang tersebut terdapat

selisih waktu dan dengan mengetahui kecepatan suara kecepatan suara diudara

maka dapat dihitung jarak objek dengan sensor. Dengan persamaan: s = V × t

2 .

Dimana: s = jarak objek dengan sensor (cm)

V = kecepatan suara (340 m/s)

(35)

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonik

3.1.5 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroller adalah bagian rangkaian yang berfungsi mengendalikan

sistem secara keseluruhan yaitu membaca input dari sensor, mengkalkulasikan

jarak dan memutuskan jika harus mengeluarkan suatu output peringatan atau

isyarat. Mikrokontroller yang digunakan dalam rancangan adalah AVR

ATMega8535. Mikrokontroller tersebut diprogram dengan bahasa C yaitu CV

AVR 2.04. Mikrokontroller membaca input melalui port D yaitu PD.0 dan PD.1

sedangkan output mikrokontroller diprogram pada port B yaitu PB.0. Kristal pada

pin 12 dan 13 berfungsi sebagai masukan pulsa clock, sedangkan resistor pada pin

9 berfungsi sebagai riset awal saat mikrokontroller diaktifkan. Mikrokontroller

akan membaca sensor dengan cara mendeteksi waktu pancar gelombang

ultrasonic dan diterimanya kembali gelombang tersebut yaitu dengan mendeteksi

pulsa atau logika yang diberikan oleh sensor saat diterimanya gelombang

ultrasonic pantulan. Mikrokontroller mengeluarkan output dengan cara

(36)

Gambar 3.4 Konfigurasi Pin ATmega8535

3.1.6 Perancangan Rangkaian Penguat

Yang dimaksud dengan penguat dalam rangkaian ini adalah rangkaian

penguat arus yaitu rangkaian yang berfungsi menguatkan arus agar dapat

mengendalikan beban yang lebih besar. Penguat arus terdiri dari sebuah transistor

dan sebuah resistor. Transistor dikonfigurasikan sebagai penguat common emitor

dan bekerja pada daerah on-off dengan memberikan logika 1 pada basis akan

menyebabkan transistor jenuh karena mendapat bias positif sehingga arus akan

terputus. Tipe transistor dalam rangkaian adalah BD139 yaitu transistor NPN

(Negatif Positif Negatif) dengan arus 1 ampere.

3.1.7 Perancangan Rangkaian Buzzer

Buzzer merupakan komponen output dari sistem. Buzzer akan

(37)

peringatan akan terjadi banir. Dalam rancangan ini digunakan buzzer tipe piezo

elektrik dengan frekuensi ± 1000 Hz. Dengan memberikan arus pada buzzer

menyebabkan getaran pada piezo dan mengeluarkan suara berupa bunyi dengan

frekuensi 1000 Hz.

Gambar 3.5 Rangkaian Penguat dan Buzzer

3.1.8 Perancangan Rangkaian LCD Display

Display atau penampil pada rancangan adalah display LCD yaitu LCD

M1632, display berfungsi menampilkan status atau pesan pada tampilan berupa

karakter maupun symbol. Display dikendalikan oleh mikrokontroler melalui

PORT C. hasil pengukuran jarak ditampilkan deprogram dalam mikrokontroler

terdapat 8 pin. Data pada LCD yang berfungsi sebagai masukan data, 3 pin

control sebagai mengendalikan LCD yaitu RS sebagai pemilih register, RW

sebagai mengatur arah data dan clock sebagai signal sinkronisasi.

(38)

3.2 Skematika Rangkaian Pendeteksi Banjir

(39)

3.3Perancangan Perangkat Lunak / Program

Pemrograman pada mikrokontroler ini akan didesain dengan tujuan agar dapat

mengirimkan objek yang diterima dari sensor ke mikrokontroler sesuai dengan

kondisi yang ada. Sedangkan aplikasi program pada PC, didesain agar aplikasi

program berjalan dengan baik pada mikrokontroler dan dapat mengolah data

untuk diambil informasinya dari objek yang telah terdeteksi.

3.3.1 Langkah - Langkah Atau Prosedur Pembuatan Program

1. Siapkan perangkat lunak editor penyusun program dalam rancangan ini

menggunakan CV AVR 2.04.

2. Buka atau jalankan CV AVR 2.04 kemudian buka file baru dari file pilih new

kemudian pilih project.

Gambar 3.8 Jendela Pilihan Tipe File

3. Pilih project lalu pilih yes, maka muncul pilihan untuk menggunakan Code

Wizard atau tidak. Kemudian pilih yes

(40)

4. Lakukan setting awal Chip pada Code Wizard AVR .

Gambar 3.10 CodeWizardAVR pada tab Chip

5. Lakukan setting Code Wizard AVR pada Alphanumeric LCD dengan

memasukkan 16 pada Characters dan PORTD pada LCD Module AVR.

Gambar 3.11 CodeWizardAVR pada Alphanumeric LCD

6. Port B dengan bit 0 sebagai output

(41)

7. Port C dengan bit 0 sebagai output, bit 1 sebagai pull-up.

Gambar 3.13 CodeWizardAVR pada tab Port C

8. Untuk mengenerate programpilih File kemudian pilih Generate, Save and Exit

Gambar 3.14 Genarate,Save and Exit

9. Simpan file setting dengan nama tertentu.

10.Setelah file tersimpan menu editor akan terbuka dan siap untuk penulisan.

11.Penulisan dilakukan dengan mengikuti kaidah penulisan bahasa C.

12.Setelah selesai program ditulis, saatnya untuk mengcompile program menjadi

kode mesin yaitu melalui menu project pilih compile.

(42)

13.Jika terdapat kesalahan penulisan, maka pada display akan ditampilkan pesan

kesalahan dengan nomor baris letak kesalahan dengan nomor baris letak

kesalahan.

14.Jika kompilasi berhasil tanpa error, program dapat dilanjutkan dengan proses

pengunduhan kedalam IC yaitu dengan menjalankan perintah download pada

menu dan jika proses pengunduhan berhasil maka program dapat diuji coba

langsung ke rangkaian.

Gambar 3.15 Jendela Informasi

3.3.2 Rancangan Program Sistem Deteksi Banjir Dengan Pemrograman

BahasaC Yaitu CV AVR 2.04

Berikut adalah rancangan program yang diprogram dengan bahasa C dengan

CV AVR Versi 2.04

1. #include <alcd.h>

#include <mega8535.h>

(43)

#include <stdio.h>

#define SIG_in PINC.1

#define trigger PINC.0

Perintah diatas adalah perintah untuk mendefenisikan variabel dan mengikut

sertakan file-file bantu. Misalnya mega8535, LCD, dll.

2. unsigned int US;

unsigned int Constant;

void main (void)

Perintah diatas merupakan perintah untuk mendeklarasikan variabel yang

digunakan yaitu variabel US dengan tipe integer.

3. PORTA=0x00;

Perintah diatas merupakan perintah merupakan perintah untuk

menginisialisasi port dan mengisi nilai awal port.

4. lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

(44)

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" DETEKSI BANJIR");

delay_ms(2000);

Constant = 27;

lcd_clear();

Merupakan perintah untuk menampilkan pesan pada display LCD.

5. PORTC.0 = 1;

delay_us(20);

PORTC.0 = 0;

Merupakan perintah untuk mengirim pulsa trigger (pemicu) untuk menstart

pembacaan sensor ultrasonik.

6. TCNT1=0;

Perintah mengisi nilai awal untuk counter 1, yaitu = 0.

7. while (PINC.1 == 0){}; // wait for return pulse

Perintah Mendeteksi signal dari sensor yaitu logika 1 sebagai pulsa start.

8. TCCR1B=0x02;

while ((PINC.1 == 1) && !(TIFR & 0x80));

TCCR1B=0x00;

US = TCNT1;

Merupakan perintah untuk memulai menjalankan counter hingga terdeteksi 0

kemudian menghentikan timer dan mengisi timer ke variabel data.

9. if ( US < 1000 ) {US = (US*10)/Constant;}

(45)

if ( US < 2000)

Merupakan perintah untuk mengkalibrasi hitungan timer ke tinggi.

10.lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf("TINGGI: CM");

Perintah menampilkan jarak yang terukur ke display LCD.

11.US = 198 - US;

if (US < 0){US = 0;}

if ( US > 50 ) {PORTB.0 = 1;}else{PORTB.0 = 0;}

Merupakan perintah untuk menentukan frekuensi bunyi dari buzzer sesuai

dengan jarak yang tertentu.

12.lcd_gotoxy(8,0);

lcd_putchar(US/1000 %10 + 0x30);

lcd_putchar(US/100 %10 + 0x30);

lcd_putchar(US/10 %10 + 0x30);

lcd_putsf(".");

lcd_putchar(US %10 + 0x30);

Perintah menampilkan jarak yang terukur ke display LCD.

13.delay_ms(100);

PORTB.1 = 0;

delay_ms(500);

PORTB.1 = 1;}

(46)

Keterangan yang ada pada CV AVR:

1. USART untuk komunikasi data serial.

2. Analog Computer untuk pembanding sinyal analog.

3. ADC untuk mengubah analog menjadi digital.

4. SP1, I2C, 1 Wire, TW1 (I2C) untuk mengkomunikasi data serial.

5. Alphanumeric LCD untuk pengaturan port LCD.

6. Chip untuk pemilihan IC mikrokontroller.

7. External IRQ untuk pengaturan interupsi eksternal.

8. Timer untuk pengaturan waktu atau delay.

9. Bit-Banged untuk penggunaan periveral tertentu. Misalnya sensor project

(47)

BAB 4

ANALISA PROGRAM

4.1Pengujian Program Mikrokontroler ATMega8535

1. Pengujian Program untuk menginisialisasi port dan mengisi nilai awal port.

PORTA=0x00;

2. Pengujian program perintah untuk menampilkan pesan pada display LCD

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf(" SISTEM ALARM");

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" DETEKSI BANJIR");

delay_ms(2000);

Constant = 27;

lcd_clear();

3. Pengujian program pembaca sensor ultrasonik

(48)

delay_us(20);

PORTC.0 = 0;

TCNT1=0;

while (PINC.1 == 0){};

4. Pengujian program timer

TCCR1B=0x02;

5. Pengujian program untuk menampilkan data tinggi pada LCD.

(49)

lcd_putchar(US/100 %10 + 0x30);

lcd_putchar(US/10 %10 + 0x30);

lcd_putsf(".");

lcd_putchar(US %10 + 0x30);

6. Program untuk menunda waktu

delay_ms(100);

PORTB.1 = 0;

delay_ms(500);

PORTB.1 = 1;}

4.2 Pengujian Program Utuh Deteksi Banjir Dengan Bahasa C

#include <alcd.h>

#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

(50)

DDRA=0x00;

PORTB=0x00;

DDRB=0x0F;

PORTC=0x02;

DDRC=0x01;

PORTD=0xFF;

DDRD=0x00;

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf(" SISTEM ALARM");

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" DETEKSI BANJIR");

delay_ms(2000);

Constant = 27;

lcd_clear();

while (1)

{

PORTC.0 = 1;

delay_us(20);

(51)
(52)

lcd_putchar(US %10 + 0x30);

Program diatas adalah proses pengujian program yang dibuat dengan

bahasa C, dimana program diuji langsung pada alat atau rangkaian sistem.

Sebelumnya program diunduh dalam IC mikrokontroller kemudian dijelaskan.

Hal yang diperoleh dari pengujian program adalah bahwa sensor memberikan

input pada mikrokontroller sehingga mikrokontroller akan merespon pada jarak

tertentu yaitu mengeluarkan output buzzer. Dalam hal ini jarak sensor dengan

objek untuk memberikan output buzzer adalah lebih kecil dari 17 cm dengan

asumsi bahwa alat ukur ketinggian air telah mencapai 3 cm yaitu tinggi sensor

dikurangi selisih antara jarak sensor dengan ketinggian air yaitu 20 cm – 17 cm =

3 cm. jadi uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa rancangan program telah

berjalan dengan baik yaitu memberikan output yang diinginkan sesuai dengan

(53)

4.3 Pengukuran Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Pin Mikrokontroller

Pin Tegangan Pin (Volt)

(54)

21 4,93

4.4Pengukuran Tegangan Catu Daya

(55)

4.5Pengukuran Tegangan Regulator

Hasil pengukuran tegangan regulator yaitu 4,97 Volt

4.6Pengukuran Pulsa Keluaran Sensor PING

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pulsa Keluaran Sensor Ping

Jarak Lebar Pulsa Tegangan Pulsa Gambar

16 cm 0.96 ms 4.8 Volt Gambar 1

14 cm 0.78 ms 4.8 Volt Gambar 2

12 cm 0.64 ms 4.8 Volt Gambar 3

10 cm 0.48 ms 4.8 Volt Gambar 3

8 cm 0.4 ms 4.8 Volt Gambar 4

4.6.1 Tampilan Grafik Pengukuran Pulsa Keluaran Sensor Ping

1. Tampilan grafik dengan jarak 16 cm

Gambar 4.1 Grafik Jarak 16 cm

(56)

Gambar 4.2 Grafik Jarak 14 cm

3. Tampilan grafik dengan jarak 12 cm

Gambar 4.3 Grafik Jarak 12 cm

4. Tampilan grafik dengan jarak 10 cm

Gambar 4.4 Grafik Jarak 10 cm

(57)

Gambar 4.5 Grafik Jarak 8 cm

4.6.2 Analisa Perhitungan Pengukuran Pulsa Sensor PING

Dari data hasil pengukuran pulsa sensor ping, dapat diperoleh analisa data

(58)

c. Jarak 12 cm s3 =

4.7Pengukuran Persentase Error

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Persentase Error

Jarak Terukur (cm) Jarak Terhitung (cm) % Error

16 16.32 2 %

14 13.26 5.2 %

12 10.88 9.3 %

10 8.16 18,4 %

(59)

4.7.1 Analisa Perhitungan Persentase Error

Dari data hasil pengukuran persentase error, dapat diperoleh analisa data

dengan rumus: % error = jarak terukur −jarak terhitung

jarak terukur × 100%

a. Jarak 16 cm % error = 16−16,32

16 × 100%

= 2%

b. Jarak 14 cm % error = 14−13,26

14 × 100%

= 5,2%

c. Jarak 12 cm % error = 12−10,88

12 × 100%

= 9,3%

d. Jarak 10 cm % error = 10−8,16

10 × 100%

= 18,4%

e. Jarak 8 cm % error = 8−6,8

8 × 100%

(60)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Melalui data hasil pengukuran dan pengujian, dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu:

1. Pada pengujian sensor, persentase error dapat disebutkan oleh perubahan

kecepatan suara yang diakibatkan oleh suhu udara maupun tekanan udara

sehingga hasil pengukuran dapat menyimpang.

2. Penyebab kesalahan sensor juga dapat diakibatkan oleh bentuk objek yang

memantulkan suara, karena cara kerja sensor adalah mendeteksi pantulan

ultrasonik dari objek sehingga jika bentuk permukaan objek pemantul

sangat mempengaruhi hasil pengukuran.

3. Bahasa C (CV AVR 2.04) dapat digunakan sebagai software untuk

ATMega8535 sebagai monitoring ketinggian air.

4. Mikrokontroller ATMega8535 dapat digunakan untuk mendeteksi banjir

berdasarkan kenaikan tinggi air.

5.2 Saran

1. Rancangan dapat dikembangkan menjadi sistem deteksi dini banjir akibat

luapan air sungai maupun bendungan, yaitu dengan mengembangkan

sistem dengan sensor khusus.

2. Rancangan dapat dilengkapi dengan sistem pemantau online yang dapat

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Bejo, Agus. 2008. C Dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam

Mikrokontroller ATmega 8535. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: Graham ilmu.

Iswanto, 2008. Design Dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroller

ATMega8535 Dengan Bahasa Basic. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.

Jogjakarta: Gava Media.

Woollard, Barry. 2003. Elektronika Praktis. Cetakan Kelima. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Diakses tanggal 20 Juni 2014

Diakses tanggal 20 Juni 2014

Gambar

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535
Tabel 2.4 Tipe Data
Gambar 2.3 Sensor Jarak Ultrasonik Ping
Gambar 2.5 Bentuk Buzzer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Ekstrak buah delima (Punica granatum L.) dapat mencegah kerusakan gambaran tubulus seminiferus mencit yang diberi paparan asap rokok dalam dosis 1400

Apakah setiap pejabat sudah memiliki Buku Catatan Penilaian bagi bawahannya, apakah sdh sesuai dengan PP.No.10 Tahun 1979 jo SE BAKN No.. Pengisian DP3 apakah

Pada rekam medis yang berorientasi pada masalah (problem-oriented medical record, POMR) atau catatan yang berorientasi pada masalah (problem-oriented record, POR),

melakukan pemesanan secara online melalui akun perusahaan maka yang ingin memesan tiket pesawat bisa melihat semua rute penerbangan dan harganya, disini terdapat adanya

Teori graf adalah salah satu cabang dari matematika yang pertama kali diperke- nalkan oleh seorang matematikawan Swiss yang bernama Leonard Euler pada tahun 1736, sebagai

Pada dasarnya pengambilan darah vena menggunakan vacutainer sama seperti pengambilan darah vena menggunakan spuit/syringe (jarum suntik biasa), yang membedakan adalah pada

Jika mandat menanggulangi korupsi diemban oleh LAK dan institusi penegak hukum lain (misalnya Kepolisian dan Kejaksaan), maka semua institusi penegak hukum tersebut harus

(2) Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU/KIP Kabupaten/Kota wajib segera menyerahkan kotak suara yang berisi formulir Model DB-KWK, Model DB1-KWK, Model