• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aikido

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aikido"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

A I K I D O

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

WISDA WULANDARI NAPITUPULU

NIM : 062203091

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(2)

A I K I D O

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

WISDA WULANDARI NAPITUPULU

NIM : 062203091

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

Drs. Nandi S. Drs.H. Yuddi Adrian Muliadi, M.A. NIP. 131 763 366 NIP. 131 945 675

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang

Ketua,

Adriana Hasibuan,S.S., M,Hum.

NIP. 131 662 152

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi

salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D.

NIP. 132 098 531

Panitia :

No Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum. (...)

2. Drs. Nandi,S. (...)

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI...

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul...1

1.2 Tujuan Penulisan...1

1.3 Pembatasan Masalah...2

1.4 Metode Penulisan...2

BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG AIKIDO 2.1. Sejarah Aikido...3

2.1.1. Asal-usul...3

2.1.2. Pengertian...4

2.1.3 Makna...5

2.2. Tujuan Aikido...6

BAB III. DASAR-DASAR AIKIDO 3.1. Perlengkapan...8

3.2. Reigi ( Tata Tertib )...9

3.3. Falsafah Aikido...10

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan...13

4.2. Saran...13

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Bapa, Allah

Anak dan Allah Roh Kudus ketiganya yang Esa, sumber segala hikmat dan

pengetahuan, karena berkat dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan kertas karya yang berjudul, “Aikido”.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., PH.D., selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Program Studi

Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Nandi. S, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

4. Bapak Drs. H. Yuddi Adrian Muliadi, M.A selaku Dosen Pembaca.

5. Bapak Mhd. Pujiono, S.S, M.Hum, selaku Dosen Wali yang telah

memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis selama masa

perkuliahan.

6. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

7. Teristimewa kepada Orang tua, Bapak Drs. H.J.M Napitupulu dan

(7)

melimpahkan kasih sayang dan doa restu serta bantuan moril maupun

material kepada penulis.

8. Kakak-kakakku tersayang Silvana, S.P, Sandy, S.Hut, Bambang dan

adikku Elisabeth yang begitu sabar.

9. Sahabat-sahabatku Cen Caicing, Iim, Boreg, Rini yang senantiasa

memberikan bantuan dan semangat baik dalam suka dan dalam duka.

10.Seluruh Mahasiswa Bahasa Jepang stambuk 2006 Alya (yang telah

memberikan buku Aikidonya), Cuaci, Borneng, Aya, Agnes dan yang tak

dapat saya sebutkan, terimakasih atas dukungannya untuk penulis.

11.Pegawai Perpustakaan Daerah Propinsi Sumatera Utara Bapak Drs. T. U

Sirait, Bapak Rusman Hutabarat, Ibu Marpaung dan B’Adi. Terimakasih

atas bantuannya.

12.Sahabat Terkasih, James H. P Manurung yang senantiasa memberikan

dukungan, perhatian dan yang tetap setia berdoa untuk penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan dan

dukungannya selama ini. Mudah-mudahan kertas kertas ini berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009

Penulis,

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Aikido merupakan salah satu jenis olahraga beladiri Jepang yang paling

sulit untuk dikuasai dengan benar. Dimulai dari lingkungan istana kekaisaran

Jepang, Aikido digemari di dunia oleh pria dan wanita. Seni beladiri yang berasal

pada budaya Jepang ini mengajarkan keseimbangan. Harmoni antara tubuh,

pikiran dan jiwa melahirkan kelembutan orang yang hanya bertumpu pada

kemenangan saja, bukanlah Aikidoka sejati. Kemenangan adalah usaha

terus-menerus untuk menyingkirkan pikiran perselisihan serta konflik di dalam diri kita

sendiri. Para pengikutnya lebih suka menggolongkan Aikido sebagai sebuah seni

beladiri murni daripada olahraga beladiri. Hal ini bisa dimaklumi karena Aikido

mengajarkan kelembutan dan keseimbangan yang melahirkan sebuah harmoni.

Dalam kelembutan dan keindahan gerakannya, kekerasan selalu bisa dikalahkan.

Dengan alasan seperti di atas, Penulis dalam penulisan Kertas Karya ini mencoba

untuk membahas lebih lanjut mengenai Aikido.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Kertas Karya ini adalah :

1. Untuk memperkenalkan salah satu seni bela diri yang ada di Jepang, yaitu

Aikido.

2. Untuk menambah pengetahuan Penulis mengenai Aikido.

(9)

Aikido adalah salah satu seni bela diri terkenal di Jepang. Dalam Kertas

Karya ini, Penulis membatasi masalah ini pada sejarah umum dan

ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam seni bela diri Aikido.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan Kertas Karya ini, Penulis menggunakan metode

Kepustakaan, yaitu suatu metode pengumpulan data atau informasi dengan cara

membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan Aikido. Setelah semua

(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG AIKIDO

2.1. Sejarah Aikido

2.1.1. Asal-usul

Aikido berasal dari teknik beladiri kuno Jepang, seperti jujitsu, kenjitsu,

dan bojutsu yang merupakan seni perang. Pada awalnya, seni perang tersebut

dikembangkan oleh Pangeran Teijun, putra keenam Kaisar Seiwa. Kemampuan

bela diri ini hanya dapat digunakan oleh para prajurit kekaisaran Jepang untuk

berperang dan hanya dapat dikuasai oleh orang-orang dari istana kerajaan,

terutama samurai pilihan di istana dan tidak sembarang orang dapat

mempelajarinya. Yang kemudian merupakan pertahanan diri yang cukup efektif

pada masa itu. Setelah masa restorasi Meiji, teknik beladiri ini mulai

dikembangkan secara luas tapi belum cukup populer. Lalu Morihei Ueshiba

membuat seni beladiri ini dikenal luas tahun 1925 dan pada tahun 1941, seni

beladiri ini dikenal dengan nama Aikido. Beliau pun menggabungkan gerakan

beladiri ini dengan beladiri tradisi kuno dan pendalaman spiritual.

Aikido lahir di Jepang sebelum perang dunia ke dua. Asal-usul Aikido

bermula pada abad 9, pada jaman feodal di Jepang. Olahraga ini hanya bisa

dikuasai oleh orang-orang tertentu. Aikido diciptakan karena kejenuhan dari

Morihei Ueshiba akan perang dan banyaknya korban yang beliau lihat dan alami

semasa perang. Sehingga sewaktu kembali ke Jepang setelah selesai ditugaskan

berperang, beliau berpikir untuk menciptakan suatu olahraga yang lebih

(11)

Morihei Ueshiba adalah orang yang juga mempelajari spiritual secara

mendalam dan pengikut dari sekte Omotokyo dari agama Shinto. Karena itu

pengembangan Aikido sangat dipengaruhi oleh kepercayaan sekte Omotokyo ini.

2.1.2. Pengertian

Nama Aikido memiliki arti yang mencerminkan harapan dari pendirinya.

Aikido terdiri dari 3 buah karakter kanji Jepang yaitu “Ai” yang berarti

“Keharmonisan gerakan tubuh dengan jiwa”, “Ki” yang berarti “Energi kehidupan

(Chi)” dan “Do” yang berarti “Jalan”. Jadi Aikido berarti “Jalan untuk

mengharmoniskan gerakan tubuh dan jiwa dengan energi kehidupan”. Dengan

kata lain Aikido merupakan suatu jalan untuk mengharmoniskan semua yang ada

di kehidupan kita.

Dengan keharmonisan ini, diharapkan dapat menciptakan suatu

kedamaian, namun jika harus menggunakan Aikido untuk membela diri bukan

berarti harus dengan menghancurkan sesuatu untuk mencapai tujuan, melainkan

untuk mengatur emosi yang ada pada diri kita sehingga kita dapat menguasai hati

dan pikiran dari lawan kita. Dilihat dari arti nama Aikido maka Aikido dapat

dipelajari oleh siapapun tanpa mengenal batas umur, keadaan fisik yang kuat atau

lemah, lelaki maupun perempuan. Ini disebabkan Aikido tidak hanya

mengandalkan teknik dan kekuatan fisik semata tapi lebih luas dari itu.

2.1.3. Makna

Dalam makna Jepang, Aikido berarti jalan bagi keselarasan jiwa. Aikido

(12)

menyalurkan tenaga lawan, untuk kemudian mengalirkannya, sehingga serangan

yang datang pada kita dapat dikembalikan dengan bantingan atau teknik kuncian.

Teknik Aikido disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Sehingga membuat

gerakan Aikido kelihatan praktis dan sederhana. Gerakan Aikido tak terputus,

mengalir seperti air.

Kelembutan Aikido pun tampak dari tenaga yang digunakan dalam setiap

gerakan-gerakannya yaitu tidak terlalu besar. Untuk meminimalkan energi tubuh,

digunakan teknik menyusup dan berputar dengan menyerap tenaga yang

dikeluarkan oleh lawan. Inti dari makna ajaran Aikido yang sebenarnya adalah

"menguasai" spirit atau rohnya. Memahami spirit Aikido sama sulitnya dengan

menangkap air. Bisa dirasakan tapi tak dapat digenggam. Perlu waktu sangat

panjang, bahkan seumur hidup, untuk menguasainya. Karena itu, orang yang

mempelajarinya tidak pernah mengenal batas akhir.

Aikido juga dapat dipahami menjadi sikap kerendahan hati. Karena

pencarian makna hakikat Aikido yang sebenarnya bukan diukur dengan tingkat.

Tingkatan setinggi apapun masih merupakan bagian kulit luar dari makna Aikido

yang sebenarnya. Aikido mendidik manusia agar memahami kehidupan, diri

sendiri, orang lain, dan alam semesta, dengan cinta kasih. Dengan kata lain,

kehidupan ini patut dijaga dan dipelihara.

2.2. Tujuan Aikido

Keunikan lain dari cabang olahraga ini adalah tidak mengenal

(13)

Aikido, pertandingan hanya akan membuat kemurnian gerakan Aikido berkurang.

Meski tak ada pertandingan, setiap tahun biasanya diadakan embukai, sebuah

kegiatan yang bertujuan untuk promosi dan perkenalan Aikido. Biasanya kegiatan

ini berupa seminar Aikido dan pertunjukan kemampuan seni bela diri Aikido.

Menggabungkan antara tubuh, pikiran, dan jiwa utuk melahirkan

sebuah keseimbangan yang harmonis adalah tujuan dari Aikido. Tujuan ini pula

yang membuat Aikido tidak mengenal batasan usia maupun jenis kelamin mereka

yang mempelajarinya. Teknik Aikido memiliki ciri yang unik. Gerakannya

dinamik dan memiliki aliran yang tidak terputus. Gerakannya banyak memiliki

teknik yang melingkar atau masuk ke daerah lemah lawan. Aikido merupakan

kesatuan beragam teknik yang menggunakan prinsip energi dan gerak untuk

mengarahkan kembali, menetralisir dan mengontrol penyerang. Dengan bentuk

tekniknya yang dinamik, Aikido memungkinkan Aikidoka selalu bergerak.

Dengan demikian, meskipun masih dalam perdebatan, beberapa orang

menyatakan bahwa Aikido selalu bisa digunakan dalam menghadapi situasi

dengan banyak penyerang. Pada tingkat terbaik, Aikido diyakini dapat melindungi

seseorang tanpa menyebabkan cedera serius, baik bagi penyerang maupun yang

diserang dan ini merupakan keistimewaan Aikido dibanding beladiri lain yang

cenderung melukai atau merusak lawan. Atas tujuan inilah maka mengapa Aikido

tidak dipertandingkan karena tujuan Aikido bukan mengalahkan namun

hakekatnya adalah menetralisir dan mengontrol lawan.

Seni beladiri Aikido ini dapat diikuti semua orang baik pria, wanita,

(14)

orang lawan maupun sekelompok orang. Bahkan, akhir – akhir ini, Aikido juga

dilaksanakan seseorang hanya untuk memperoleh fisik yang sehat sehingga

terhindar dari bermacam – macam penyakit. Terutama bagi para lanjut usia.

Hanya saja, para sensei mengajarkannya lebih ringan dibandingkan Aikido yang

sebenarnya. Aikido juga mengajarkan tentang bagaimana menyatukan antara

pikiran, gerakan tubuh, dan hati untuk mencapai suatu keseimbangan yang akrab

sehingga akan menciptakan suatu pengendalian emosi yang mengarah kepada

(15)

BAB III

DASAR-DASAR AIKIDO

3.1. Perlengkapan

Aikido merupakan salah satu seni beladiri Jepang yang paling sulit untuk

dikuasai dengan benar. Teknik-teknik Aikido dan alat yang digunakan pun, sering

kali disalahgunakan oleh Aikidoka-aikidoka yang tidak terlalu mengerti. Teknik

pertahanan dan teknik penyerangan bukanlah Aikido yang sesungguhnya. Namun

banyak Aikidoka lebih menfokuskan latihannya pada teknik pertahanan. Teknik

Aikido banyak yang didasarkan dengan membuat penyerang kehilangan

keseimbangan dan teknik kuncian pada persendian. Mempengaruhi keseimbangan

lawan dengan cara masuk dikenal dengan istilah mengambil pusat lawan (hara).

Teknik pertahanan Aikido kebanyakan dilaksanakan dengan melakukan teknik

lemparan (nage-waza) atau teknik kontrol (katame-waza). Teknik masuk (irimi)

dan berputar (tenkan) merupakan konsep yang secara luas digunakan dalam

Aikido, seperti juga serangan (atemi) yang lebih banyak dilakukan sebagai

pengacau konsentrasi daripada untuk menyakiti lawan.

Meskipun kelembutan teknik Aikido dan tujuannya untuk harmonisasi

tubuh bukan berarti Aikido tidak mengenal senjata. Selain menggunakan tangan

kosong, dalam Aikido juga dipelajari teknik menggunakan senjata. Sehingga

dalam keadaan tertentu, untuk mempertahankan diri bisa juga digunakan senjata.

Senjata utama yang biasa digunakan dalam latihan Aikido adalah tongkat kayu

(jo), pedang kayu (boken), dan pisau (tanto). Walaupun menggunakan senjata,

(16)

diajarkan, agar dapat pemahaman aspek Aikido yang menyeluruh dengan atau

tanpa senjata. Contohnya, teknik yang dilakukan dengan pukulan tangan

merupakan ilustrasi dari serangan dengan tanto atau jo, sedangkan teknik

genggaman merupakan gambaran dari cara mencabut atau melakukan serangan

dengan senjata yang digenggam. Penerapan teknik senjata pada Aikido pun tak

dibatasi. Oleh karena itu, seni beladiri Aikido bertujuan juga untuk melatih

pikiran dan tubuh serta menghasilkan orang yang selalu berhati tulus dan mulia.

Karena semua teknik disebarluaskan kepada banyak orang. Jadi, ajarkanlah

Aikido menuju hal yang baik bukan hal yang sesat.

3.2. Reigi ( Tata Tertib )

Ritsurei ( Hormat Berdiri )

Hormat membungkuk lebih kurang 30 derajat dalam posisi berdiri dimana

telapak tangan menyentuh kedua paha bawah.

Seiza ( Posisi Duduk )

Duduk berlutut yang kedua tangan diletakkan secara tertungkup diatas

kedua paha.

Zarei ( Hormat duduk )

Duduk membungkuk dimana pinggang dan pantat pun tidak boleh terlalu

diangkat. Zarei dilakukan sebelum atau sesudah Aikido dilaksanakan.

Dojo ( Tempat Latihan )

Tempat berlatih untuk Aikidoka. Tetapi karena perkembangan zaman,

(17)

diantaranya ruang ganti Aikidoka, tempat penyimpanan barang Aikidoka, dan lain

sebagainya.

Ranking ( Tingkat )

Dalam Aikido mempunyai 3 tingkatan. Yaitu : sabuk putih yang paling

pemula, sabuk cokelat, dan sabuk hitam yang paling tertinggi.

Uke dan Nage

Orang yang melaksanakan serangan di Aikido disebut nage. Orang yang

menerima serangan di Aikido disebut uke.

Sensei

Sensei artinya adalah guru, pengajar, instruktur. Namun, disini sensei

dimaksudkan adalah orang yang terlebih dahulu mengetahui suatu hal

atau lebih banyak pengalaman.

3.3. Falsafah Aikido

Falsafah Aikido adalah keseimbangan tenaga dan semangat atau roh. Ai

berarti penyelarasan, integrasi, atau harmoni. Ki adalah pusat tenaga kehidupan

dan spirit. Do berarti jalan untuk membentuk keseimbangan antara fisik dan

rohani atau pikiran. Dasar gerakan Aikido yaitu lingkaran atau pertemuan pada

satu titik. Dalam mempelajari Aikido, kita akan belajar tanpa mengenal batas

karena tidak ada peringkat dalam ilmu beladiri ini. Yang ada hanyalah belajar

menguasai waza atau teknik.

Falsafah Aikido juga merupakan falsafah kehidupan. Jika seseorang mulai

mempelajarinya, maka ia akan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dan

(18)

Aikido juga mengajarkan seseorang agar berjiwa seperti seorang samurai yang

menjunjung tinggi kebenaran. Jiwa ini terwujud pada Hakama (celana khas

Jepang) yang dikenakan oleh Aikidoka yang telah tinggi tingkatannya.

Pada Hakama terdapat 7 buah ajaran samurai yang mewakili 7 pilar Budo (Jalan

kesatria). 7 ajaran ini meliputi :

a. Kebenaran

Jadi Aikidoka yang telah mengenakan Hakama diharapkan mengerti,

memahami dan menjalankan dari apa yang dikenakan.

Lebih mendalam lagi, Aikido mengajarkan tentang kehidupan dan bagaimana agar

kita dapat menjalaninya secara harmonis. Morihei Ueshiba pernah berkata “ Masa

katsu Agatsu, Katsu Hayabi”. Yang artinya adalah “ Kemenangan sejati adalah

kemenangan atas diri sendiri tanpa pergulatan sedikitpun”.

Aikido menganut falsafah muteki atau tidak ada musuh. Maksudnya tidak

ada seseorang atau sesuatu pun di dunia ini yang harus kita kalahkan kecuali diri

sendiri. Jika dalam hidup kita mampu mengalahkan keegoisan diri sendiri, maka

sebenarnya tidak ada musuh di kehidupan ini. Lawan terberat adalah diri kita

sendiri. Agar dapat mencapai hal ini, kita membutuhkan Makoto atau Hati yang

(19)

di hadapan kita dengan lebih jelas. Ibarat air danau yang jernih dan tenang, maka

permukaannya akan memantulkan refleksi seperti apa adanya. Ini baru beberapa

hal yang diajarkan didalam Aikido. Ajaran ini sedikit banyak dapat menjelaskan

mengapa Aikido tidak ada kompetisi dan bukan beladiri olahraga. Karena Aikido

dimaksudkan bukan untuk mengajarkan menang atau kalah dan sikap adil tetapi

lebih kepada pelajaran untuk pembentukan karakter tiap pelakunya baik dari sisi

hati, akhlak, moral, mental dan fisik.

Karena itu, kepada Aikidoka, diajarkan dan ditekankan untuk tidak

membunuh penjahat. Itulah falsafahnya. Teknik-tekniknya merupakan netralisasi

segala bentuk serangan, sekalipun serangan yang berbahaya. Aikido mengajarkan

bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana seseorang harus menghargai

kehidupan dan lain-lain. Aikido bukanlah agama tetapi pendiri Aikido pernah

berkata bahwa dengan mempelajari Aikido, maka orang dapat lebih mudah

(20)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah menguraikan bab demi bab, maka penulis dapat menyimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Olahraga Aikido adalah olahraga khas Jepang yang berasal dari tradisi

masa lampau yang selalu disertai dengan berbagai ritual.

2. Olahraga Aikido merupakan permainan yang bersifat keterampilan fisik.

3. Dalam pertandingan Aikido terdapat banyak teknik-teknik permainan, dan

dimainkan hanya oleh dua orang.

4. Menurut falsafah Aikido, lawan terberat kita adalah keegoisan diri sendiri.

4.2. Saran

Setelah membaca secara keseluruhan sejarah salah satu seni beladiri

yang ada di Jepang yaitu Aikido, Penulis mengharapkan karya tulis ini dapat

membantu kita mengenali olahraga Aikido. Serta kita bisa mengambil

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi Iwan, Andoko Steve, Sugiarto. 2003. Aikido Jalan Menuju Harmoni.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Adrian Yuddi, Nanndi S, dkk. 2007. Penyusunan Kertas Karya Program Study

D3 Bahasa Jepang. Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Yamamoto. 1994. Japan Profil of a Nation. Tokyo: Kondasya.

www. Google. Aikido. com

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

20 tanggal 26 September 2011, Perusahaan membeli 4.950.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 4.950.000.000 yang merupakan 99% dari saham yang beredar dari PT Intimanunggal

[r]

Specifically, this document defines the following two dimensional shapes are either clarified or defined: Polygon, Circle, Ellipse and Arc Band and the following three

[r]

lama (masa kerja diatas 10 tahun) lebih tinggi dari pada pengrajin batik baru (masa. kerja 0 s/d

jelaslah bahwa salah satu yang tidak terhindar dari kutukan Allah adalah peserta didik, hal ini karena peserta didik merupakan sosok yang sedang mencari kebenaran yaitu

[r]

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis..