• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance Tentang Responsivitas Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kab. Kuantan Singingi, Riau)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance Tentang Responsivitas Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kab. Kuantan Singingi, Riau)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Penelitian

PENGARUH PRINSIP GOOD GOVERNANCE

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Sengingi, Riau)

DISUSUN

O L E H

BOPI ERIDON 0 3 0 9 0 3 0 8 8

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 5

3. Tujuan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 5

5. Kerangka Teori ... 6

6. Hipotesis ... 17

7. Defenisi Konsep ... 18

8. Defenisi Operasional ... 19

BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian ... 21

B. Lokasi Penelitian ... 21

C. Populasi dan Sampel ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

E. Penentuan Skor ... 22

F. Teknik Analisa Data ... 23

(3)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TENTANG RESPONSIVITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.) Nama : Bopi Eridon

Nim : 030903088

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Arlina, S.H, M.Hum

Kinerja yang optimal dari organisasi publik tidak akan tercapai apabila tidak ditunjang dengan pelaksanaan prinsip responsivitas dari setiap individu organisasi publik itu sendiri, karena pelaksanaan responsivitas ditengah pelayanan publik merupakan tuntutan untuk memenuhi segi-segi pelayanan publik yang diharapkan dalam dekade ini, dimana pelaksanaan responsivitas merupakan suatu timbal balik dari proses kinerja, dengan kata lain, apabila responsivitas dilaksanakan ditengah-tengah pelayanan maka akan mencerminkan kinerja yang baik pula.

Untuk itu pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui apakah ada “Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance Tentang Responsivitas Terhadap Kinerja Pegawai”. (Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi, Riau).Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Camat sebagai Key Informan dan masyarakat yang melakukan pengurusan. Maka penentuan populasi dan sampelnya adalah sebagai berikut, dalam penarikan sampel penulis menggunakan teknik proposiv sampling yaitu untuk menentukan Key Informan sementara untuk menentukan sampel secara keseluruhan digunakan teknik kouta sampel yaitu teknik sampel yang digunakan tidak mendasari diri pada strata atau daerah, tetapi berdasarkan pada jumlah yang telah ditentukan, biasanya yang dihubungi ialah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah dan untuk masyarakat pengambilan sampelnya ialah melalui masyarakat yang melakukan pengurusan ke Kantor Camat Kuantan Tengah, maka dapat ditemukan dari pegawai berjumlah 13 orang responden sementara itu dari masyarakat 27 orang responden dengan demikian dapat ditarik sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.

Penelitian bersifat kuantitatif, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Untuk itu digunakan sekala ordinal dalam pengukuran datanya dan dalam pengujian hipotesa berdasarkan data tersebut dilakukan analisa data dengan menggunakan rumus korelasi Supearman Rank. pengujian hipotesa untuk menentukan t- hitung.dan pengujuan determinan yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari variabel bebas terhadap variabel terikat,

(4)

KATA PENGANTAR

Setinggi Puji sedalam syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T karena hingga pada saat ini penulis masih diberikah nikmat berupa kehidupan, iman, islam, kesehatan dan motivasi untuk berfikir, berkat rahmat dan kasih saying-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “PENGARUH PELAKSANAAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TENTANG RESPONSIVITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kab. Kuantan Singingi, Riau)”, yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 dengan Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Syalawat beserta salam senantiasa tercurah buat Bapak Revolusioner peradaban manusia, junjungan alam Nabi Besar Muhammad S.A.W yang telah rela dan ridho mengorbankan jiwa and raganya demi tegaknya Kalimtul Haq dan peradapan manusia di jagat raya ini.

Skripsi ini merupakan eksistensi makhluk intelektual ditengah kehidupan masyarakat yang termakhtub dalam Tri Darma perguruan tinggi pada khususnya dibidanpenelitian. Dalam usaha untuk menyelesaikan skripsi ini penulis telah banyak diberi bantuan baik berupa waktu, tenaga, kritik, saran, kerjasama, diskusi dari pihak-pihak yang berkompeten dan berdedikasi.

(5)

1. Bapak Prof. Dr. Muhamad Arif Nasution sebagi Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Marlon Sihombing, M.Si sebagai Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negra Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilpolitik Universitas Sumatera Utara.

3. Kepada Ibu Hj. Dra Beti Nasution M.Si sebagi Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Arlina S.H M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membantu membimbing dan mengarahkan penulis hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak/Ibu/staf Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang telah mambekali penilis berberbagai ilmu pengetahuan hingga penulis dinaikan drajatnya sebagai kaum intelektual.

6. Bapak Vria Yusrianto S.Ip sebagai Camat Kuantan Tengah yang telah memberikan penulis izin untuk melakukan penelitian di Kantor Camat Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi.

7. Seluru Pegawai Kantor Camat Kuantan Tengah yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data hingga selasainya skripsi ini.

(6)

korbankan dimi kesukses ananakmu ini, tapi ananda yakin ada secerca cahaya dihatiku untuk membalas kasih sayang yang selama ini telah engkau curahkan kepadaku. Ananda yakin segala jasa dan pengorbanan yang telah ananda terima tidak mampu untuk dibalas dengan apapun jua hingga akhir hayat ananda.

9. Kepada ayahanda Masli (Alm). Samar-samar wajahmu diingatanku ini, terlalu cepat engkau meninggalkan kami hingga meninggalkan bekas yang mendalam dihati ini, 20 Thn yang lalu bukanlah masa yang singkat kau telah meninggalkan kami dimana umurku masih 5 Thn ketika aku masih mulai mengenalmu dan ingin berada selalu disampingmu tapi Allah berkehendak lain, Allah mencintaimu terbukti Dia lebih dahulu menjemputmu dari kami, hanya do’a yang bisa ananda haturkan semoga diberi kelapangan dia alam sana.

10.Kepada saudara-saudaraku tercinta abanghanda (Eka Yulison), kakanda (Tetri Gusanti) yang telah banyak memberi adinda bantuan baik moril maupun materil (Thenk’s ya kak,,, kiriman perbulanya adonk sayang kakak Sumpe,,,h loe,,,) maafkan adindamu ini mungkin telah banyak membuatmu kesal n marah akibat ulahku. Piss,,, ya kak. Dan untuk kedua adikku (Ridho) rajin belajar dek biar ntar bisa ikutin abangmu ini, dan Niko jangan nakal. Ehhh… buat ponakanku (Kiki ndut) n (angga) jangan berantem mulu ntar nyokap loe ma….. eh.. pasti dah tw. 11.Buat Pak Uwo (Drs Efrizon) tak ada kata yang dapatku ungkapkan untuk

(7)

tinggi serta kerja keras hingga ponaanmu ini dapat menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjanalah yang bisa ananda sembahkan padamu. Buat tek (Ita) yang telah ananda anggap sebagai bunda sendiri yang telah mengasuh dan membesarkan ananda semenjak masih ingusan hingga meraih gelar sarjana ini, ananda takkan lupa jasa-jasamu Tek, n begitu juga dengan Etek-etek lainya (Tek Meli), (Tek linda), (Pak Onga Iyan), (Mak Anjang Ison), (Mak Etek Andit alias Cimpong).

12.Yang mewarnai perjalanan perkuliahan ku n yang membuat hari-hariku jadi lebi berarti, serta yang telah banyak memotivasiku untuk menyelesaikan skripsi ini yaitu Tunanganku tercinta (Ria Irawanis). Ku harap kw sabar menanti, orang bijak berkata “ Cinta adalah Pengorbanan, tapi pengorbanan yang terbesar adalah menunggu untuk tetap setia”.

13.Buat Teman-teman seperjuanganku”AN USU 03” Dasrianto, (jan gilo becewek je….) Mondo, (Thnk’s mak komputer ang den pakai), Saidul Anam S.Sos, Gue Susul Lue,,,. Azwirman, (poning ambo ranting kono koning, tepelanting), ha.. ha..,Gusmayanto, kapan keharapannya, Herman, bedelau dikau,, Alfatisan, Nurfinawati, Elis Fatba Ningsih, buat Meri (Thank’s Printernya y,,,) juga buat Wandi (jan sibuk korojo j,,, solasaikanla skripsi die), n sohib-sohibku dikampung Iin (bulex’s) Ade (Tuak Merulit) sory de kw nak terkenal dak namokw dipajang diskripsi den, Ipen (Bedul).

(8)

telah megantarkan penulis menjadi orang yang berguna dan sedikit memiliki ilmu pengetahuan.

Kepada kalian semua,penulis tidak bisa memberiakan apa-apa kecuali Do’a yang bisa dimohonkan kepada Allah S.W.T. semoga apa-apa yang telah kalian sumbangkan terhadap penulis dapat menjadi amal ibadah bagi kalian semua dan mendapat ridha disisi Allah S.W.T. Amiiiin….

Medan, 3 Februari 2008 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Penelitian ... 8

1.5.1 Responsivitas ... 8

1.5.1.1 Mendekatkan Diri Dengan Pelanggan melalui Strategi KYC ... 8

1.5.1.2 Metode Citizen charter ... 9

1.5.2 Kinerja ... 14

1.5.2.1 Defenisi Kinerja ... 14

1.5.2.2 Pembahasan Kinerja ... 14

1.5.2.3 Penilaian Kinerja ... 16

(10)

1.5.3 Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Responsivitas Terhadap

Kinerja Pegawai ... 20

1.5.4 Kepegawaian Daerah ... 21

1.6 Hipotesis ... 23

1.7 Defenisi Konsep ... 23

1.8 Defenisi Operasional ... 25

BAB II METODE PENELITIAN ... 27

2.1 Bentuk Penelitian ... 27

2.2 Lokasi Penelitian ... 27

2.3 Populasi Dan Sampel ... 27

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

2.5 Penentuan Skor ... 29

2.6 Teknik Analisa Data ... 30

2.7 Sitematika Penulisan... 32

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 33

3.1 Letak Geografis ... 33

3.2 Keputusan Bupati Kuantan Singingi No. 42 tahun 2002 Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Kecamatan ... 34

3.3 Pemerintahan Umum ... 36

3.4 Kebijaksanaan Pembangunan Kecamatan ... 38

(11)

3.6 Sarana-Sarana Kantor Camat ... 44

3.7 Sumber Daya ... 45

3.8 Mekanisme Pelayanan Kantor Camat ... 46

3.8.1 Jenis-Jenis Pelayanan ... 46

3.8.2 Prosedur dan Persyaratan Pelayanan ... 47

BAB IV Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

4.1 Identitas Responden ... 61

4.2 Tabel Jawaban Pegawai Responden ... 63

4.2.1 Indevenden Variabel (Prinsip Responsivitas) ... 63

4.2.2 Devenden Variabel (Kinerja Pegawai)... 69

BAB V ANALISA DATA... 77

5.1 Klasifikasi Data ... 77

5.1.1 Prinsip Responsivitas (Variabel X) ... 78

5.1.2 Kinerja Pegawai (Variabel Y) ... 79

BAB VI PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Penduduk Diwilayah Kerja Kantor Camat

Kuantan Tengah ... 40

Tabel 2 : Jarak Ibu Kota Kabupaten dari Desa/Kelurahan di Kecamatan Kuantan Tengah... 41

Tabel 3 : Luasnya Wilayah dan Banyaknya Lingkungan/Dusun/RW dan RT Menurut Desa/Kelurahan Dikecamatan Kuantan Tengah ... 43

Tabel 4 : Jumlah Ruangan Kantor Camat Kuantan Tengah ... 44

Tabel 5 : Sarana-sarana Pendukung Kerja Kantor Camat ... 44

Tabel 6 : Jumlah Pegawai Kantor Camat Menurut Pendidikan ... 45

Tabel 7 : Jumlah Pegawai Kantor Camat Menurut Jenis Kelamin ... 45

Tabel 8 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 9 : Distribusi Responden Menurut Umur ... 61

Tabel 10 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan... 62

Tabel 11 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 62

Tabel 12 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Telah Memberikan Pelayanan yang Respon Terhadap Masyarakat ... 63

TAbel 13 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pembedaan (Diskriminasi) Antara Golongan Masyarakat ... 64

(13)

(tidak menampilkan kesan cuek) Terhadap Pelanggan ... 65 Tabel 16 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Berpakaian Sopan

(Memakai rok dibawah lutut dan tidak terlalu ketat)

Apabila Datang Kekantor Temapat Bekerja... 66 Tabel 17 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Senyum Sebelum Memberikan

Pelayanan Kepada Masyarakat ... 66 Tabel 18 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Bertanya Sebelum

Memberikan Pelayanan Apa Keperluan Pelanggan ... 67 Tabel 19 : Distribusi jawaban Responden Tentang Berkomunikasi

Dengan Pelanggan Menyesuaikan Dengan Tingkat

Pendidikan Atau Karakter Masyarakat Itu Sendiri ... 68 Tabel 20 : Distribusi Jawaban Responden Sudah tercapai Kinerja

Yang BAik Terhadap Pelayanan Yang Diberikan

Pada masyarakat Saat Ini ... 69 Tabel 21 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sudah Adanya

Pembagian Kerja Secara Jelas Berdasarkan

Tugas Dan Tanggungjawabnya Masing-masing ... 70 Tabel 22 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sudah Sesuainya Letak Kantor

Camat Kuantan Tengah ... 71 Tabel 23 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Bertindak

Tegas Apabila Ada Pelanggan Yang Datang Tidak

(14)

Berusaha Untuk Mnyelesaikan Tugasnya Sesuai

Dengan Waktu atau Keyentuan Yang Telah Ditetapkan ... 72 Tabel 25 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Adanya

Peningkatan Kualitas Layanan dari Tahun Ketahun

yang diberikan oleh Pegawai Kantor Camat Kuantan Tengah ... 73 Tabel 26 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Adanya Bentuk

Evaluasi Yang Dilakukan Kantor Camat Kuantan

Tengah Seperti Kritik dan Saran Atas Kinerja Pegawai ... 74 Tabel 27 : Distibusi Jawaban Responden Tentang Ada Program

Yang Dikeluarkan Kantor Camat Kepada Masyarakat ... 75 Tabel 28 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Program Yang

Dikeluarkan Bermanfaat Bagi Masyarakat ... 75 Tabel 29 : Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Jawaban Responden untuk

Variabel Prinsip Responsivitas (X) ... 78 Tabel 30 : Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk

(15)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TENTANG RESPONSIVITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.)

Nama : Bopi Eridon Nim : 030903088

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Arlina, S.H, M.Hum

Kinerja yang optimal dari organisasi publik tidak akan tercapai apabila tidak ditunjang dengan pelaksanaan prinsip responsivitas dari setiap individu organisasi publik itu sendiri, karena pelaksanaan responsivitas ditengah pelayanan publik merupakan tuntutan untuk memenuhi segi-segi pelayanan publik yang diharapkan dalam dekade ini, dimana pelaksanaan responsivitas merupakan suatu timbal balik dari proses kinerja, dengan kata lain, apabila responsivitas dilaksanakan ditengah-tengah pelayanan maka akan mencerminkan kinerja yang baik pula.

Untuk itu pada penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui apakah ada “Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance Tentang Responsivitas Terhadap Kinerja Pegawai”. (Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi, Riau).Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Camat sebagai Key Informan dan masyarakat yang melakukan pengurusan. Maka penentuan populasi dan sampelnya adalah sebagai berikut, dalam penarikan sampel penulis menggunakan teknik proposiv sampling yaitu untuk menentukan Key Informan sementara untuk menentukan sampel secara keseluruhan digunakan teknik kouta sampel yaitu teknik sampel yang digunakan tidak mendasari diri pada strata atau daerah, tetapi berdasarkan pada jumlah yang telah ditentukan, biasanya yang dihubungi ialah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah dan untuk masyarakat pengambilan sampelnya ialah melalui masyarakat yang melakukan pengurusan ke Kantor Camat Kuantan Tengah, maka dapat ditemukan dari pegawai berjumlah 13 orang responden sementara itu dari masyarakat 27 orang responden dengan demikian dapat ditarik sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.

Penelitian bersifat kuantitatif, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Untuk itu digunakan sekala ordinal dalam pengukuran datanya dan dalam pengujian hipotesa berdasarkan data tersebut dilakukan analisa data dengan menggunakan rumus korelasi Supearman Rank. pengujian hipotesa untuk menentukan t- hitung.dan pengujuan determinan yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari variabel bebas terhadap variabel terikat,

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ditetapkannya Undang-undang nomor 22 Tahun 1999 yang diubah dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah diharapkan menjadi birokrasi yang efektif. Dalam undang-undang disebutkan, pemerintah hanya mengelola enam bidang saja yaitu: politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama serta beberapa bidang lainnya yang membawa implikasi baru dalam manajemen publik dimana domain (pedoman) pemerintah berbeda.

Untuk itu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, peran kinerja memiliki kedudukan dan fungsi signifikan. karena peranan kinerja ditengah masyarakat senantiasa menjadi sangat vital. seperti yang dijelaskan berikut ini Dwiyanto (2006 : 50) :

1. Masih rendahnya produktivitas, produktivitas pada umumnya sebagai rasio antara input dan autput, maksudnya ialah bahwa pelayanan publik tersebut harus mengedepankan hasil ketimbang pemasukan. Contohnya dalam pengurusan KTP masyrakat (customer) harus mengeluarkan uang untuk proses administrasi yang relatif besar, namun hasil yang diterima oleh masyarakat sangat minim melalui proses yang relatif lama. Harusnya terdapat keseimbangan antara uang yang dikeleurkan oleh masyarakat dengan hasil yang diterimanya.

(17)

terhadap kulitas pelayanan seringkali dapat diperolah dari media massa atau diskusi publik, yang masih jauh dengan harapan masyarakat terhadap pelayanan yang mudah dan murah.

3. Responsifitas, yaitu masih rendahnya kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

4. Akuntabilitas, akuntabilitas menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresetasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini konsep akuntabilitas dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat.

(18)

Tata kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan suatu konsep yang akhir - akhir ini marak dipergunakan dalam ilmu politik dan administrasi pubik. Konsep ini lahir sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi birokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia dan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Pada akhir dasawarsa yang lalu, konsep Good Governance ini lebih dekat digunakan dalam reformasi sektor publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik konsep ini di pandang sebagai salah satu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik. Paradigma ini menekankan pada peranan menejer publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan otonomi mamajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan pemerintah pusat, transparansi, akuntabilitas publik dan di ciptakan pengelolaan manajerial yang bersih bebas dari korupsi.

United Nations Development Programe (UNDP 1997 dalam Kuncoro, 2004)

merumuskan istilah Governance sebagai suatu penyelenggaraan (exercise) dari kewenangan politik, ekonomi dan administrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah – masalah sosialnya istilah. “Governance” menunjukan suatu proses dimana rakyat bisa mengatur ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kohesi, integrasi, dan untuk kesejahteraan rakyatnya.

Sedangkan Pada bulan Mei 2001 yang lalu, para pejabat dan staf pemerintah pusat dan daerah menyetujui beberapa prinsip tata kelola yang baik (Good Governance) yang perlu diterapkan di Indonesia. Kesepuluh prinsip tersebut adalah

(Mishsra, et al. dalam Nugroho Riant 2003:23):

(19)

2. Penegakan Hukum: menjaga agar penegakan hukum dan perundangan adil dan tanpa diskriminasi, serta dengan mendukung HAM dengan memperhitungkan semua nilai yang ada dalam masyarakat.

3. Transparansi: membangun saling kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat dengan memberikan informasi yang dibutuhkan dan akses informsi yang mudah bila dibutuhkan.

4. Responsif: meningkatkan responsitas birokrat terhadap keluhan, masalah dan aspirasi masyarakat tanpa kecuali.

5. Pemerataan: memberikan peluang sama pada semua warga untuk meningkatkan kesejahteraannya.

6. Visi Stratejik: memformulasikan suatu strategi, yang didukung dengan sistem penganggaran yang mencukupi, sehingga rakyat memiliki rasa memiliki dan tanggungjawab terhadap masa depan daerah.

7. Efektivitas dan Efisiensi: melayani masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan bijaksana.

8. Profesionalisme: meningkatkan kapasitas, keterampilan dan moral birokrat sedemikian rupa sehingga mereka dapat pelayanan yang mudah, cepat, akurat dan dapat dijangkau.

9. Akuntabilitas: meningkatkan akuntabilitas publik bagi para pengambil kebijakan di pemerintahan swasta dan organisasi masyarakat pada semua bidang (politik, fiscal. anggaran).

(20)

Dari kesepuluh prinsip-prinsip good governance diatas jelas sekali bahwa pemerintah dalam hal ini memandang serius dalam mengedepankan pelayanan yang memang dikehendaki oleh masyarakat. Tetapi pada penelitian ini penulis hanya membahas tentang Responsivitas saja yaitu, kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap birokrasi terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan pengguna jasa. Responsivitas sangat dibutuhkan dalam pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan public sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat (Diliulio, 1994 dalam Dwiyanto, 2006) organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek juga.

Masih tingginya tingkat keluhan yang disampaikan oleh masyarakat pengguna jasa terhadap birokrasi menunjukan bahwa pada suatu sisi kualitas produk layanan birokrasi masih dirasakan tidak dapat memenuhi harapan masyarakat pengguna jasa, pada sisi lain telah semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat pengguna jasa untuk memenuhi hak-haknya sebagai konsumen untuk memperolah pelayanan dengan kualitas yang terbaik. Namun meningkatnya pengguna jasa tersebut ternyata masih belum diikuti dengan daya tanggap aparat birokrasi terhadap keluhan masyarakat.

(21)

masyarakat pengguna jasa, pada hampir sebagian besar loket informasi instansi pemberian pelayanan yang diobservasi,aparat yang bertugas diloket bagian informasi sangat sulit ditemui oleh masyarakat penguna layanan jasa. apabila ada masyarakat yang mengalami kebingingan berkaitan dengan informasi pelayanan, jarang sekali ditemukan ada aparat yang berinisiatif untuk membantu atau sekedar menanyakan kesulitan yang dialami masyarakat pengguna jasa tersebut.

Di lain Kasus Penolakan terhadap pelayanan masih sering kali dilakukan oleh aparat birokrasi dengan dalih berkas dokumen pengguna jasa yang dibawa tidak lengkap dengan persyaratan pelayanan yang telah ditentukan, responsivitas birokrasi yang rendah juga banyak disebabkan dengan belum adanya pengembangan informasi eksternal secara nyata oleh jajaran birokrasi pelayanan, misalnya dalam kasus pengurusan sertifikat tanah, seseorang datang ke BPN, setelah membayar berbagai persyaratan petugas BPN tersebut mengatakan dalam 4 atau 3 hari lagi tanah akan diukur dan penyelesaian sertifikat. Tetapi setelah 10 bulan menunggu tidak ada kabar dari BPN setelah didatangi ke BPN dan di cek dikomputer ternyata tidak ada data-data mengenai tanah tersebut (Dwiyanto, 2006 : 65).

(22)

Berdasarkan pertimbangan diatas penulis merasa tertarik melakukan penelitian tentang Pengaruh pelaksanaan prinsip Good Governance tentang Reponsivitas terhadap Kinerja pegawai, adapun yang menjadi judul penelitian ini adalah :

Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance Tentang Responsivitas Terhadap Kinerja Pegawai” , ( Studi pada kantor Camat Kuantan Tengah, Kabupaten kuantan Singingi, Riau).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan fakta serta permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas , adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah adakah Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance (responsifitas) Terhadap Kinerja Pegawai (studi kasus pada kantor camat kuatanTtengah Kabupaten Kuantan Singingi,Riau).

1.3 Tujuan Penelitian

setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui seberapa besar frekuensi variabel X (Pelaksanaan Prinsip Responsivitas) berdasarkan hasil jawaban responden.

2. Untuk mengetahui seberapa besar frekuensi variabel Y (Kinerja Pegawai) berdasarkan hasil jawaban responden.

3. untuk mengetahui tingkat hubungan antara pelaksanaan prinsip responsivitas terhadap kinerja pegawai.

(23)

5. Untuk mengetahui berapa persen besar pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan prinsip responsivitas terhadap kinerja pegawai

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Yaitu untuk mencari khasanah ilmiah tentang prinsip responsifitas dalam rangka menjadikan kinerja pegawai yang lebih terarah dan sistematis.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan dalam literatur kepustakaan bagi kalangan yang berkepentingan dan tertarik pada masalah yang sama.

3. Manfaat Akademis

Sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Program Sarjana Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.

1.5 Kerangka Penelitian

Pada dasarnya teori adalah merupakan landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. (Sumadi Suryabrata 2000, dalam Sugiyono, 2002). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perubahan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini mempunyai ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Adapun teori-teori yang mendasari penelitian ini adalah :

1.5.1 Responsivitas

(24)

Tujuan utama pelayanan publik adalah memenuhi kebutuhan warga pengguna agar dapat memperoleh pelayanan yang diinginkan dan memuaskan. Karena itu, penyedia layanan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan warga pengguna, kemudian mekmberi pelayanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan warga negara tersebut. Untuk meningkatkatkan responsivitas organisasi terhadap kebutuhan pelanggan, terdapat dua strategi yang dapat digunakan, yaitu menerapkan strategi KYC (know your customers) dan menerapkan model citizen’s charter.

1.5.1.1Mendekatkan Diri dengan Pelanggan Melalui Strategi KYC

Dalam dunia perbankan sekarang dikenalkan konsep know your custumers, yaitu sebuah konsep kehati-hatian sebelim melakuka transaksi. Prinsip ini mengharuskan Bank untuk berhati-hati dalam bertindak dalam melindungi Bank dari berbagai resiko didalam berhubungan dengan nasabah. Dalam konteks pelayanan publik, prinsip KYC dapat digunakan oleh birokrasi publik untuk mengenali kebutuhan dan kepentingan pelanggan sebelum memutuskan jenis pelayanan yang akan diberikan.

(25)

1.5.1.2Metode Citizen’s Charter

Agar birokrasi lebih responsif terhadap pelanggan atau pengguna layanan, dalam tulisannya yang lain (Osborn dan Plastrik 1997) mengenalkan ide Citizen’s Charter (kontrak pelayanan), yaitu adanya standar pelayanan publik yang ditetapkan berdasarkan masukan pelanggan, dan birokrasi berjanji untuk memenuhinya. Citizen’s Charter adalah suatu pendekatan dalam memberikan pelayanan publik yang menempatkan pengguna layanan atau pelanggan sebagai pusat perhatian ini berarti, kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan harus menjadi pertimbangan utama dalam proses pelayanan proses ini pada dasarnya merupakan kontrak social antara birokrasi dan pelanggan untuk menjamin mutu pelayanan publik, melalui proses ini pelanggan memperoleh hak-hak baru apabila dirugikan oleh birokrasi dalam memberikan pelayanan”. (http://www. Skripsi,Tesis Com/Konsep Pelayanan Publik yang Efektif & Responsif).

Disisi lain organisai publik sering kali tidak mengetahui siapa yang menjadi pelanggan mereka. Mereka menganggap bahwa eksekutif atau atasan dan angota parlemen adalah pelanggan yang harus mereka layani karena dari merekalah dana diperolah, hal ini menyebabkan pelayanan lebih berorientasi pada kepentingan eksekutif dan anggota parlemen, bukan kepentingan dan kebutuhan para pelanggan atau pengguna jasa mereka, karena itu unit birokrasi publik perlu mendefinisikan kembali siapa yang menjadi pelanggan atau yang menjadi pengguna jasa mereka sehingga untuk selanjutnya, penyelenggaraan pelayanan lebih berorientasi pada kebutuhan pelanggan atau pengguna jasa tersebut.

(26)

sistem administrasi dan sistem manajemen yang menempatkan pelanggan (masyarakat) pada posisi sentral :

1. Sistem yang berorientasi pada pelanggan memaksa pemberi jasa untuk bertanggung jawab kepada pelanggannya, ini berarti pemberi jasa harus selalu mencari umpan balik untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

2. Sistem yang berorientasi pada pelanggan mendepolitisasi keputusan pilihan pemberi jasa, depolitisasi keputusan terjadi karena dasar pembuatan keputusan ada pada kebutuhan pelanggan, bukan pada pertimbangan politik pembuatan keputusan, dengan demilikian pelanggan menepati posisi sebagai pengemudi.

3. Sistem yang berorientasi pada pelanggan memberikan kesempatan pada orang lain untuk memilih diantara berbagai macam pelayanan, orientasi pelayanan pada kebutuhan pengguna jasa dapat mendorong munculnya berbagai jenis pelayanan untuk sektor yang sama sehingga pengguna jasa dapat memilih, sebagai contoh : disektor jasa transportasi publik, pemerintah kota tidak boleh hanya menyediakan satu jenis sarana transportasi publik, misalnya bus kota, tetapi juga transportasi lain seperti taxi, mikrolet, dan sebagainya.

(27)

mahasiswa yang potensial, karena itu berbagai metode dan strategi baru harus diadopsi agar dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap warga pengguna.

5. Sistem yang berorientasi pada pelanggan menghindari pemborosan karena pasokan disesuaikan dengan permintaaan, pemerintah kota, misalnya, sebaiknya tidak menyediakan pelayaanan yang tidak dibutuhkan oleh warganya, sebagai contoh apabila diwilayah tertentu sudah tersedia banyak Sekolah Dasar swasta yang bermutu dan masyarakat mampu membiayainya, maka pemerintah tidak perlu memaksakan diri, untuk mendirikan SD di wilayah tersebut.

6. Sistem yang berorientasi pada pelanggan , mendorong pelanggan untuk lebih memiliki komitmen. Penelitian pada sektor pendidikan di Amerika Serikat menunjukan bahwa siswa lebih memiliki komitmen terhadap pendidikan disekolah yang mereka pilih sendiri.

Dalam operasionalisasinya, menurut (Dwiyanto, 2006: 63) responsivitas pelayanan publik dijabarkan menjadi beberapa hal menyangkut dengan kinerja pegawai yaitu :

1. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa selama satu tahun terakhir; 2. Sikap aparat birokrasi dalam merespons keluhan dari pengguna jasa;

3. Penggunaan keluhan dari pengguna jasa sebagai referensi dari perbaikan penyelenggaraan pelayanan pada masa mendatang;

4. Berbagai tindakan aparat birokrasi untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa;

(28)

Menurut (Tangkilisan. S. 2005) bahwa responsivitas dapat diukur melaui indikator sebagai berikut :

1. Akses, akses berkaitan dengan kesediaan aparatur (para petugas) untuk memberikan pelayanan kepada pengguna jasa secara merata tanpa adanya sikap diskriminatif, karena jika kondisi ini berlangsung, maka akan ada kesenjangan atau gep dalam pemberian pelayanan, sehingga pemerataan pelayanan tidak aka tercapai dan berdampak rendahnya kualitas layanan, dampak lain yang akan dirasakan ialah target layanan yang dapat meningkatkan PAD melalui retribusi pelayanan akan sulit dicapai, karena ada kelompok masyarakat yang enggan berhubungan dengan birokrasi publik.

2. Kesopanan, kesopanan berkaitan dengan keramahan yang ditampilkan oleh aparatur dalam proses pemberian pelayanan publik, dimana factor ini secara tidak langsung memberikan iklim organiasi yang sejuk dan kondusif ketika proses pemberian pelayanan berlangsung. Kesopanan juga mencerminkan bahwa para petugas siap melayani para pengguna jasa (masyarakat), baik secara mental maupun teknis dan berdampak pada kualitas layanan yang prima.

(29)

1.5.2 Kinerja

1.5.2.1. Defenisi Kinerja

Kinerja ialah merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan atau misinya. Dwiyanto, (2006; 47).

1.5.2.2. Pembahasan Kinerja

Menurut (Widodo 2005; Vii) Dalam konteks konsep birokrasi yang professional yang berbasis kinerja menjadi sangat luas. Setidaknya bidang cakupanya meliputi aspek

a. Kelembagaan :

Aspek kelembagaan perlu dibangun agar dicapai lembaga yang efektif dan efisien dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Yaitu dengan metode membangun birokrasi dari aspek kelembagaan seperti yang dianjurkan oleh penulis. Righ Sizing lebih mengedepankan pada ketepatan kuantitasdan jenis lembaga yang dibentuk. Down Sizing lebih mengedepankan pada upaya mendekatkan pelayanan dengan yang dilayani.

b. Sumber Daya Manusia :

(30)

c. Ketatalaksanaan :

Aspek ketatalaksanaan juga perlu dibangun agar seluruh unsur lembaga dapat bekerja sesuai dengan mekanisme, prosedur, metode yang telah ditetapkanoleh karena itu tepat sekali apa yang disampaikan penulis bahwa membangun birokrasi dari aspek kelembagaan berarti berusaha menata atau menciptakan sistem, prosedur dan mekanisme suatu lembaga beserta perangkatnya agar dapat beroperasi secara efisien dan evektif.

d. Sumber Daya Keuangan dan Peralatan :

Sumber daya keuangan dan peralatan dalam suatu organisasi juga menjadi faktor penentu tercapainya birokrasi pada tataran optimal. Oleh karena itu, sumber daya ini juga perlu dibangun untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya, baik berupa uang maupun peralatan yang diperlukan dalam beroperasinya organisasi.

e. Manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah :

(31)

Jika kelima aspek atau dimensi birokrasi tersebut dapat dibangun niscaya dapat dihasilka birokrasi yang kompeten dan professional dan pada giliran berikutnya kinerja birokrasi dalam melaksanakan Tupoksiwab terutama dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan layanan masyarakat senantiasa bisa mencapai tataran optimal.

1.5.2.3. Penilaian Kinerja

Menurut (Futwengler : 2000 : 173) penilaian kinerja ialah proses yang berkesinambungan yang mencakup :

- Evaluasi kinerja saat ini.

- Sasaran untuk meningkatkan kinerja.

- Definisi penghargaan atas pencapaian sasaran.

- Sistim umpan balik yang memungkinkan pemimpin dan bawahan memantau kinerjanya.

cakupan dan cara mengukur kinerja sangat menentukan apakah suatu organisasi publik dapat dikatakan berhasil atau tidak, sehingga ketepatan pengukuran seperti cara atau metode pengumpulan data untuk mengukur kinerja juga sangat menentukan penilaian akhir kinerja.

(32)

menganalisis kinerja kegiatan, yang pertama-tama dilakukan ialah dengan melihat sejauh mana adanya kesesuian antara program dengan kegiatan yang tertuang dalam perencanaan strategis pemerintah daerah yang bersangkutan.

Pembicaraan mengenai kinerja tidak terlepas dari penilaian dari kualitas pengelolaan dan kualitas pelaksanaan tugas atau operasi organisasi. Aspek lain ialah hubungan organisasi dengan lingkungan social dan lingkungan politiknya. Dalam menilai kinerja organisasi harus dikembalikan kepada apa alasan dan tujuan dari dibentuknya organisasi tersebut, bagi organisasi privat yang tujuan pembentukannya adalah produksi barang dan jasa untuk mendapatkan provit misalnya maka ukuran kinerjanya adalah seberapa besar ia mampu berproduksi atau seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih. Sedangkan dalam organisasi publik sendiri masih sulit menemukan indikator yang sesuai untuk mengukur kinerja.

Menurut (Kurniawan, 2005: 47) kinerja pelayanan publik dalam suatu sistem organisasi sesungguhnya sangat kompleks lantaran menyangkut banyak hal yaitu:

Pertama aspek-aspek input atau sumber-sumber dayanya antara lain seperti :

1. Pegawai (SDM), meliputi kemampuan organisasi publik dalam menyelesaikan tugas serta tanggungjawabnya.

2. Anggaran, yaitu meliputi pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan oleh organiosasi publik dalam proses peningkatan pelayanan seperti pengadaan peralatan kantor yaitu, komputer, meja, kursi, kertas dan lain-lain.

(33)

4. Informasi, yaitu terdapat informasi yang jelas dari organisasi publik menyangkut penjelasan informasi yang akurat mengenai susunan pengurusan maupun biayaa pengurusannya.

5. Budaya organisasi, yaitu meliputi tentang kebiasaan, baik itu dari segi negatif ataupun positifnya, sementara itu menurut (Lako 2004 : 28) keberhasilan organisasi untuk mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai budaya organisasi dapat mendorong organisasi tersebut tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Kedua berkaitan dengan proses manajemen seperti :

1. Perencanaan, yaitu mennyangkut dengan cita-cita dari organisasi publik tersebut dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat, yaitu berorientasi pada kualitas pelanggan selain dapat membangun citra positif dimata pelanggan karena jasa pelayanan yang diberikan dengan biaya yang terkendali/terjangkau oleh masyarakat sehingga pelanggan (masyarakat) terdorong untuk bekerja sama.

2. Pengorganisasian, organisasi merupakan suatu bentuk kerjasama kelompok manusia atau orang dibidang tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Etzioni 1969 dalam Tjandra 2005) yang menjelaskan bahwa :

Organisasi mempunyai ciri-ciri :

a. adanya pembagian kerja, kekuasaan dantanggungjawab berkomunikasi pembagian yang direncanakan untuk mempertinggi realisasi tujuan khusus.

b. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang mengawasi penyelenggaraan usaha-usaha bersama, dalam organisasi dan pengawasan.

(34)

3. Pelaksanaan, menyangkut segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan.

4. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap kinerja organisasi publik dari badan indevenden seperti Badan Pengawas Daerah bertujuan menata kembali strukturnya untuk meningkatkan efisiensi.

5. Evaluasi, yaitu meliputi dimana setiap warga Negara mempunyai hak untuk mengevaluasi pelayanan yang mereka terima, adalah sangat sulit untuk menilai suatu pelayanan tanpa mempertimbangkan peranan masyarakat sebagai penerima pelayanan, evaluasi yang berasal dari penerima pelayanan tersebut merupakan elemen pertama dalam analisis kualitas pelayanan publik. Elemen kedua dalam analisis adalah kemudahan suatu pelayanan dikenali baik sebelum dalam proses atau setelah layanan itu diberikan.

Disamping faktor internal tersebut, perlu juga diperhatikan aspek-aspek lingkunagn eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi kinerja, seperti kondisi politik, ekonomi sosial budaya dan teknologi.

1.5.2.3. Kualitas Pelayanan

(35)

a. Ketepatan pelayana, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses. b. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan.

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

d. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya terdapat petugas yang melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer.

e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parker, ketersediaan informasi dan lain-lain.

f. Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti ruang tunggu ber AC bersih dan lain-lain.

Pada hakikatnya, kualitas pelayanan public dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi masyarakat atas pelayanan yang sesungguhnya mereka inginkan, apabila pelayanan dalam prakteknya yang diterima oleh masyarakat sama dengan harapan atau keinginan mereka.

1.5.3. Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Responsivitas Terhadap kinerja Pegawai

Setelah penulis menguraikan teori tentang Prinsip responsivitas dan kinerja pegawai, maka selanjutnya penulis menjelaskan tentang pengaruh prinsip responsivitas terhadap kinerja pegawai sebagai berikut :

(36)

berakibat pada keengganan masyarakat untuk berhubungan dengan birokrasi publik. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka akan sulit bagi birokrasi publik untuk merealisasikan visi dan misinya dalam mewujudkan tertib pelayanan.

Menurut (Osborne & Plastrik dalam Dwiyanto, 2006 :62) organiasi yang memiliki responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

Dalam operasionalisasinya, responsivitas pelayanan publik dijabarkan menjadi beberapa hal menyangkut dengan kinerja pegawai yaitu :

1. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa selama satu tahun terakhir; 2. Sikap aparat birokrasi dalam merespons keluhan dari pengguna jasa;

3. Penggunaan keluhan dari pengguna jasa sebagai referensi dari perbaikan penyelenggaraan pelayanan pada masa mendatang;

4. Berbagai tindakan aparat birokrasi untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa;

5. Penempatan pengguna jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem pelayanan yang berlaku.

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa aspek pelaksanaan prinsip responsivitas dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari tercapainya kinerja pegawai yang diharapkan oleh masyarakat.

Pelaksanaan prinsip responsivitas yang diterapkan oleh pegawai dengan mempertimbangkan 5 aspek seperti yang dijelaskan diatas hendaknya dapat menopang kinerja pegawai di Kantor Camat Kuantan Tenagah menjadi lebih baik.

(37)

responsivitas akan mendorong citra yang positif terhadap kinerja pelayanan publik, dan apabila hal ini dilakukan secara terus-menerus maka masyarakat akan tertarik untuk melakukan pengurusan, sehingga akan memudahkan tercapainya visi dan misi pelayanan yang diinginkan mayoritas masyarakat saat ini.

1.5.4. Kepegawaian Daerah

Dalam sistem kepegawaian secara nasional, Pegawai Negeri Sipil memiliki posisi penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan difungsikan sebagai alat pemersatu bangsa. Sejalan dengan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka ada sebagian kewenangan di bidang kepegawaian untuk diserahkan kepada daerah yang dikelola dalam sistem kepegawaian daerah.

Kepegawaian Daerah adalah suatu sistem dan prosedur yang diatur dalam peraturan perundang-undangan sekurang-kurangnya meliputi perencanaan, persyaratan, penganngkatan, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penggajian, pemberhentian, pensiun, pembinaan, kedudukan, hak, kewajiban, tanggungjawab, larangan, sanksi, dan penghargaan merupakan sub sistem dari sistem kepegawaian secara nasional. Dengan demikian kepegawaian daerah merupakan satu kesatuan jaringan birokrasi dalam kepegawaian nasional.

(38)

fungsi, dan pembinaannya. Berdasarkan prinsip dimaksud maka pembina kepegawaian daerah adalah pejabat karir tertingi pada pemerintah daerah.

Penempatan pegawai untuk mengisi jabatan dengan kulifikasi umum menjadi kewenangan masing-masing tingkatan pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan untuk pengisian jabatan tertentu yang memerlukan kualifikasi khusus seperti tenaga ahli dibidang tertentu, pengalaman kerja tertentu di Kabupaten atau Kota, maka pembina kepegawaian tingkat Provinsi dan atau Pemerintah Kota dapat memberikan fasilitas. Hal ini dalam rangka melakukan pemerataan tenaga-tenaga pegawai tertentu dan penempatan pegawai yang tepat serta sesuai dengan kulifikasi jabatan yang diperlukan di seluruh daerah.

Gaji dan tunjangan PNS Daerah disediakan dengan menggunakan Dana Alokasi Dasar yang ditetapkan secara nasional, merupakan bagian dalam Dana Alokasi Umum (DAU) yang dinyataka secara tegas. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudahkan apabila terjadi mutasi pegawai antar daerah atau dari daerah ke pusat, dan/atau sebaliknya serta untuk menjamin kepastian penghasilan yang berhak diterima oleh setiap pegawai.

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah pada prinsipnya menjadi kewenangan Presiden, namun mengingat jumlah pegawai sangat besar maka agar terciptanya efisiensi dan efektivitas maka sebagian kewenangan tersebut diserahkan kepada pembina kepegawaian daerah.

1.6 Hipotesis

(39)

“ Terdapat Pengaruh yang positif antara prinsip good Governace terhadap kinerja pegawai”

1.7 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1995; 31).

Dari uraian diatas digunakan konsep pemikiran untuk mempersempit penelitian yang akan ditelliti:

1. Prinsip Responsivitas ialah Kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, Yaitu dari segi Akses, Kesopanan dan komunikasi.

(40)

Uraian yang ada dapat disederhanakan dengan bagan sebagai berikut :

1.8 Defenisi Operasional

defenisi operasional ialah unsur-unsur penelitian yang memberi tahu bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk sebagai pendukung untuk dianalisa dari variabel-variabel tersebut (Singarimbun, 1999; 46).

Adapun konsep operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Indikator dari prinsip Responsivitas :

1. Akses.,

(41)

Indikator dari kinerja ialah:

Pertama aspek-aspek input atau sumber-sumber dayanya antara lain seperti :

1. Pegawai (SDM).

2. Anggaran.

3. Sarana dan prasarana.

4. Informasi.

Kedua berkaitan dengan proses manajemen seperti :

1. Pengorganisasian.

2. Pelaksanaan.

3. Pengawasan.

(42)

BAB II

METODE PENELITIAN 2.1Bentuk Penelititian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, (Sugiyono, 2005; 1).

Bentuk penelitian yang digunakan ialah exsplanatory research atau penelitian eksplanasi. Peneliti menggunakan jenis penelitian tersebut untuk mengetahui pengaruh antara variabel.

2.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian bertempat di Kantor Camat Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

2.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005; 90)

Adapun yang menjdi populasi pada penelitian ini ialah pegawai yang berada pada Kantor Camat Kuantan tengah, serta Masyarakat yang melakukan pengurusan di Kantor Camat Kuantan Tengah tersebut.

2. Sampel

(43)

Dalam penentuan sampel dari pegawai Kantor Camat dan pihak-pihak yang berkentingan dan terlibat dalam proses kinerja yang diberikan oleh pegawai Kantor Camat terhadap masyarakat maka dipergunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel tidak didasarkan atas strata, pedoman atau wilayah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk dijadikan Key informen dan yang terpilih menjadi Key Informen dalam penelitian saya ini adalah Camat Kuantan Tengah, Sekretaris Camat, bagian jabatan fungsional 1 orang, Kepala Seksi Kamanan dan ketertiban, Staf 1 orang, bagian kepemerintahan 1 orang, Masyarakat 1 orang. Sementara untuk penentuan sampel digunakan metode Kouta Sampel, teknik sampel yang di gunakan tidak mendasari diri pada strata atau daerah, tetapi berdasarkan pada jumlah yang telah ditentukan, biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah dan untuk masyarakat pengambilan sampelnya ialah melalui masyarakat yang melakukan pengurusan ke Kantor Camat Kuantan Tengah, untuk sampel di masyarakat telah ditentukan, dengan demikian telah ditentukan bahwa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 40 orang responden. Dengan ketentuan dari pegawai berjumlah 13 orang sementara itu dari masyarakat berjumlah 27 orang responden.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan melalui :

b. Wawancara, yaitu mendapatkan data dengan cara Tanya jawab dan berhadapan langsung dengan responden.

(44)

kepada responden. Dalam daftar pertanyaan tersebut telah ditentukan alternatif jawaban.

d. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian sedangkan data skunder, dilakukan dengan teknik dokumentasi yaitu data yang diperolah baik dalam bentuk angka maupun berupa uraian sesuatu hal yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi yang diperoleh dari instansi terkait.

2.5 Penentuan Skor

Melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada responden maka akan ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang kuantitatif. Setiap alternatif jawaban akan diberi skor yang berbeda.

Untuk pilihan jawaban ada 3 kategori, skor ditentukan sebagai berikut : a. Untuk alternatif jawaban “a” diberi skor 3

b. Untuk alternatif jawaban “b” diberi skor 2 c. Untuk alternatif jawaban “c” diberi skor 1

Jawaban responden akan dikategorikan kedalam beberapa kategori menurut alternatif jawaban. Kategori tersebut diperoleh melalui interval. (Nawawi. 1990 :19)

Rumus untuk mencari interval adalah sebagai berikut : Skor tertinggi – skor terendah

Interval =

Banyaknya Bilangan

(45)

Dengan interval 0,66 maka kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan dengan urutan sebagai berikut :

- Skor untuk kategori tinggi = 2,34 – 3,00 - Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33 - Skor untuk kategori rendah = 1,00 – 1,66

2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dengan menggunakan perhitungan statistik.

A. Korelasi Spearman Rank

Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat (Saleh, 1996: 84).

Korelasi Spearman Rank diperoleh melalui rumus sebagai berikut :

6 ∑ D2 Rs = 1 -

N3 - N

Keterangan : rs = Koofisien Korelasi Spearman

D = Beda Antara Variabel X dengan Variabel Y N = Jumlah Responden

Pedoman Untuk Menentukan Interprestasi Koefisien Korelasi

(46)

Dengan rumus diatas maka dapat diuji hipotesanya sehingga diketahui apakah hipotesis yang diajukan signifikan atau tidak dengan memakai rumus dari Irianto (2004 : 146) sebagai berikut :

B. Uji Hipotesis

t = rs √ N – 2 1 – rs2

Sementara itu untuk menentukan seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat, rumus yang digunakan adalah :

C. Uji Determinan

D = ( r2) x 100 %

D = Koefisien Determinan

(47)

2.7. Sistimatika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, Tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistimatika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan bentuk penelitian, populasi dan sample, teknik penarikan sample, jenis data, alat pengumpulan data, teknik pengukuran, dan metode analisa.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran tentang Kantor Camat, baik itu kinerja, perincian tugas serta struktur organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan penyajian data yang diperoleh dari lapangan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DAN INTERPRESTASI DATA

Bab ini berisikan analisis data yang disajikan pada bab IV dan interprestasinya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.

(48)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak Geografis

Secara Geografis Kantor Camat Kuantan Tengah terletak di : Jalan : Jendral Sudirman No. 01

Kecamatan : Kuantan Tengah

Kabupaten : Kuantan Singingi – Riau

Kantor Camat Kuantan Tengah terletak di Kelurahan pasar Teluk Kuantan Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. Jiaka dilihat dari wilayah kerjanya Kecamatan Kuantan Tengah mempunyai jumlah penduduk 35.854 jiwa dengan luas wilayah 291,27 Km2 dan terdiri dari 23 Desa/Kelurahan, dengan batas-batas wilayah Kecamatan Kuantan Tengah sebagai berikut :

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singingi dan Kecamatan Gunung Toar.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecmatan Kuantan Hilir dan Kecamatan Benai.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Mudik.

(49)

3.2 Keputusan Bupati Kuantan Singingi No: 42 Thn 2002 Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan

Antara Lain : I. CAMAT.

1. Tugas Pokok (pasal 4)

Membantu bupati dalam penyelenggaraan : - pemerintahan

- pembangunan

- Pembina kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan 2. Fungsi (pasal 5)

a. pelaksanaan peningkatan sebagian kewenangan pemerintah kabupaten b. pelayanan penyelenggaraan pemerintah kabupaten

II. SEKRETARIAT.

1. Tugas Pokok (pasal 6)

Malakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi kecamatan

2. Fungsi (pasal 7)

a. penyusunan rencana, pengendalian, mengevaluasipelaksanaannya dan laporan

b. urusan Administrasi keuangan

c. Urusan tata usaha administrasi kepegawaian, perlengkapan dan RT III. SEKSI PEMERINTAHAN

1. Tugas Pokok (pasal 8)

(50)

2. Fungsi (pasal 9)

a. penyusunan program dan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan umum Desa/Kelurahan.

b. penyusunan program dan pembinaan administrasi kepegawaian dan catatan sipil.

c. Penyusunan program dan pembinaan keagrariaan. IV. SEKSI KEAMANAN DAN KETERTIBAN

1. Tugas Pokok (pasal10)

Melakukan pembinaan ketentraban dan ketrtiban wilayah penegakan peraturan perundang-undangan serta pembinaan polisi pamong praja. 2. Fungsi (pasal 11)

a. penyusunan program dan penyelenggaraan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum serta pembinaan tertib perizinan.

b. penyusunan program dan pembinaan polisi pamong praja. c. Penyusunan program penegakan peraturan perundang-undangan. V. SEKSI PEMBANGUNAN

1. Tugas Pokok (pasal 12)

Seksi pembangunan mempunyai tugas, melakukan perencanaan dan penyususnan program pembinaan pembangunan, pelayanan umum, peternakan, produksi dan distribusi, pemberdayaan perempuan, lingkungan hidup dan kesejahteraan social.

2. Fungsi (pasal 13)

(51)

c. penyusunan program dan pembinaan perekonomian masyarakat Desa/Kelurahan produksi dan distribusi.

d. penyusunan program dan pemberdayaan perempuan. e. penyusunan program dan pembinaan kesejahteraan social. IV. KETENTUAN LAIN-LAIN

- dalam hal Camat berhalangan menjalankan tugasnya, Camat dapat menunjuk Sek. Cam untuk mewakilinya.

- Setiap unsur pimpinan pada organisasi kecamatan dapat memberikan tugas lainya sepanjang sejalan dengan tugas pokok dan fungsi bawahannya.

3.3 Pemerintahan Umum

Selain Tugas-tugas pokok sebagaimana yang tersebut diatas camat juga menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan yang meliputi :

1. Koordinasi

a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban.

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.

d. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan.

e. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana fasilitas pelayanan umum.

(52)

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkuptugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakanpemerintahan Desa/Kelurahan.

Disamping hal tersebut diatas, dalam rangka menyusun program kerja secara terpadu camat melakukan koordinasi dengan Muspika, dinas dan instansi terkait agar penyeragaman kerja tetap berjalan dengan baik, serta mengikuti rapat koordinasi pemerintahan di Tingkat Kabupaten. Pelaksanakan koordinasi juga dilaksanakan dikecamatan melalui :

a. Rapat koordinasi pemerintahan di Kecamatan bersama dengan Muspika, Instansi/Dinas yang ada Kecamatan beserta seluruh Kepala Kelurahan.

b. Melaksanakan Temu Karya Pembangunan dan rapat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

2. Kewenangan Camat

a. menerbitkan dan legalisasi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Kematian.

b. Legalisasi Surat Ganti Rugi Tanah (SPGR) dan Surat Keterangan Tanah dan Akta Jual Beli.

c. Menerbitkan Surat Pindah, Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Ijin Keramaian.

d. Menerbitkan Surat Keputusan (SK) Kepala Lingkungan.

3.4 Kebijaksanaan Pembangunan Kecamatan

1. Tujuan

(53)

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan secara berdaya guna dan berdaya guna.

2. Arah

a. Sektor penunjang jalan

b. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) c. Peningkatan kebersihan melalui Gotong Royong d. Peningkatan dan Pembinaan Pos Yandu.

e. Pembangunan Industri Rumah Tangga dan Pengrajin. 3. Prioritas Pembangunan

a. Peningkatan Prasarana dan Sarana jalan di setiap Kelurahan b. Pembangunan pada sektor Pendidikan

(54)

3.5 Dalam Melaksanakan Tugasnya Kantor Camat Kuantan Tengah Melayani 21 Desa dan 2 Kelurahan.

1. Bandar Alai Desa 2. Pulau Kedundung Desa

3. Pulau Aro Desa

4. Seberang Taluk Desa

5. Pulau Baru Desa

6. Koto Tuo Desa

7. Kopah Desa

8. Jaya Desa

9. Munsalo Desa

10.P. Kopung Sintajo Desa 11.Kampung Baru Sentajo Desa 12.Koto Sentajo Desa

13.Muaro Desa

14.Pulau Komang Desa 15.Beringin Taluk Desa

16.Sawah Desa

17.Pasar Taluk Kelurahan

18.Koto Taluk Desa

19.Simpang Tiga Kelurahan 20.Pulau Godang Desa

21.Koto Kari Desa

22.Pintu Godang Desa

(55)

TABEL 1

DISTRIBUSI PENDUDUK DIWILAYAH KERJA KANTOR CAMAT KUANTAN TENGAH

No. Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk

1. Bandar Alai 915

11. Kampung Baru Sentajo 1.806

12. Seberang Teluk Hilir 2.440

13. Muaro Sentajo 934

Sumber : Kantor Camat Kuantan Tengah 2007

(56)

Desa, Kantor Camat Kuantan Tengah mempunyai peran yang sangat vital di Kecamatan ini.

Tabel : 2

Jarak Ibu Kota Kabupaten dan Desa/Kelurahan di kecamatan Kuantan Tengah. 2007

No. Kelurahan/Desa Jarak (Km)

Ibu Kota Kabupaten Teluk Kuantan

(57)
(58)

Tabel : 3

Luas Wilayah dan Banyaknya Lingkungan/Dusun/RW dan RT Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Kuantan Tengah, 2007

No. Kelurahan/Desa Luas (Km2) Lingkungan

(59)

merupakan kecamatan yang terluas dan terpadat dari jumlah penduduk dibanding kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Kuantan Singingi.

3.6 Sarana-sarana Kantor Camat

Untuk memperlancar kegiatan kinerja di Kantor Camat Kuantan Tengah terhadap masyarakat diperlukan berupa sarana/fasilitas yang tentunya untuk dapat melakukan pelayanan terhadap masyarakat diantaranya terlihat pada tabel berikut :

Tabel : 4

Jumlah Ruangan Kantor Camat Kuantan Tengah

NO. Jenis Ruangan Jumlah

1. Ruang Camat 1

2. Ruang Sek. Camat 1

3. Ruang Bagian Pemerintahan 1

4. Ruang Keamanan & Ketertiban 1

5. Ruang Bagian Pembangunan 1

6. Aula 1

7. Ruang Tunggu 1

8. Gudang 1

9. Ruang Bagian Jabatan Fungsional 1

Sumber : Kantor Camat Kuantan Tengah 2007

Tabel : 5

Sarana-Sarana Pendukung Kerja Kantor Camat Kuantan Tengah

No. Sarana Pendukung Kerja Kantor Camat Jumlah

1. Komputer 3 Unit

(60)

3.7 Sumber Daya

Sebagai suatu organisasi formal Kantor Camat Kuantan Tengah adalah wadah dimana proses pelayanan terhadap masyarakat berlangsung, Proses tersebut digerakkan oleh orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas yang dalam penulisan penelitian ini menyangkut masalah kinerja para organisasi publik dalam rangka pemberian pelayanan terhadap masyarakat. Dalam menjalankan mekanisme/system kinerja, segala daya yang ada merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan, meskipun sumber daya tersebut tidak langsung berhubungan dengan pelanggan/masyarakat, akan tetapi merupakan daya pendukung tugas kinerja dan tak kurang fungsinya dalam menjalankan tugas-tugas Kantor Camat. Sumber daya tersebut terlihat pada tabel berikut :

Tabel : 6

Jumlah Pegawai Kantor Camat Kuantan Tengah Menurut Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Keterangan

1. Sarjana (S1) 2 Camat, Sek. Camat. Kasi Pemerintahan. 2. SMA 7 Kasi Tram.Tib, Kasi Pembangunan, Staf

3. SMP 4 Staf

Jumlah 13

Sumber : Kantor Camat Kuantan Tengah 2007

Tabel : 7

Jumlah Pegawai Kantor Camat Kuantan Tengah Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Pria 9

2. Wanita 4

Jumlah 13

(61)

3.8 Mekanisme Pelayanan Kantor Camat

3.8.1 Jenis-jenis Pelayanan

Ada 3 (tiga) jenis pelayanan pada Kantor Camat Kuantan Tengah yang meliputi pelayanan bidang administrasi kependudukan, administrasi perizinan dan administrasi pertanahan yang terdiri dari :

1. Administrasi Kependudukan meliputi : a. Kartu Keluarga

b. Kartu Tanda Penduduk

c. Surat Keterangan Kependudukan d. Surat Keterangan Pindah

e. Registrasi Keterangan Tidak Mampu f. Surat Dispensasi Akad Nikah

(62)

g. Pengantar Akta Nikah

h. Registrasi Surat Keterangan Kelakuan Baik i. Legalisasi Surat/Dokumen

2. Administrasi Perizinan Meliputi : a. Izin Mendirikan Bangunan b. Surat Izin Tempat Usaha c. Surat Keterangan Berkantor d. Surat Izin Reklame

e. Izin Gangguan

f. Surat Izin Usaha Perdagangan g. Tanda Daftar Industri

h. Tanda Daftar Pedagangan 3. Administrasi Pertanahan Meliputi :

a. Surat Keterangan Riwayat Pemilik/Penguasaan Tanah b. Surat Pernyataan Ganti Rugi

c. Surat Kterangan Ahli Waris

3.8.2 Prosedur dan Persyaratan Pelayanan

Skema prosedur pelayanan pada Kantor Camat Kuantan Tengah sebagai Berikut :

A. prosedur Pelayanan

1. Pemohon Menyerahkan Berkas Kepada Petugas

(63)

3. Berkas yang telah memenihi syarat diserahkan kepada unit pengelola untuk diperoses.

4. Berkas diparaf oleh Kepala Seksi/Kepala Unit Pengelola dan Sekretaris Kecamatan untuk selanjutya ditanda tangani oleh Camat.

5. Berkas yang telah ditanda tangani oleh Camat diserahkan kembali kepad unit pengelola untuk dibubuhi nomor dan cap.

6. Berkas yang telah selesai diproses diserahkan kepada petugas untuk diserahkan kembali kepada pemohon sesuai dengan batas waktu yang talah ditentukan.

Untuk pengaduan Saran dan Kritik yang berwasiat tidak langsung telah disiapkan belangko kritik dan saran tentang pelayanan yang diberikan dan dapat dimasukan pada kotak saran yang telah disediakan.

B. Persyaratan Pelayanan 1. Administrasi Kependudukan

1.1 Kartu Keluarga

a. Kartu Keluarga yang lama

b. Surat Keterangan Pindah (bagi penduduk baru/pendatang) c. Pas Poto Kepala Keluarga Terbaru 3 X 4 sebanyak 3 lembar

d. Bagi Penduduk yang belum memiliki Kartu Keluarga Kec. Kuantan Tengah harap melampirkan Foto Kopy beserta dokumen asli seperti :

- Akte Kelahiran / Perkawinan / Surat Nikah - Surat Penetapan Ganti Nama

- SKBRI

(64)

e. Lama pengurusan maksimal 3 hari kerja.

f. Surat Keterangan Hilang dari Polisi setempat. (bagi KK yang hilang)

g. Biaya Sebesar Rp. 3.000 untuk penduduk tetap Rp. 10.000 untuk penduduk sementara

1.2 Kartu Tanda Penduduk

a. Berumur 17 tahu atau telah pernah kawin

b. Kartu Keluarga yang asli dan KTP asli yang habis masa berlakunya. c. Pas poto terbaru ukuran 2 X 3 sebanyak 3 lembar.

d. Pemohon KTP wajib dating sendiri ke Kantor Kepala Desa Untuk Menanda Tangani formulir KP-1 Tanpa Perantara.

e. Lama waktu pengurusan maksimal 1 hari kerja.

f. Surat Keterangan Hilang dari Polisi setempat (bagi KTP yang hilang) g. Biaya sebesar Rp. 3.000 untuk WNI dan Rp. 5000,- untuk WNA.

1.3 Surat Keterangan Kependudukan

Persyaratan sebagai berikut : a. Kartu Keluarga yang Asli b. Akte Kelahiran yang Asli

c. Paspoto terbaru ukuran 3 X 4 sebanyak 3 lembar d. Lama pengurusan maksimal 3 hari kerja

e. Biaya gratis

f. Pengurus oleh orang tua yang bersangkutan tidak dilayani apabila diwakilkan.

1.4 Surat Keterangan Pindah

(65)

c. Paspoto terbaru ukuran 3 X 4 sebanyak 3 lembar d. Surat Pindah dari Desa/Kelurahan

e. Lama pengurusan maksimal 3 hari kerja f. Biaya WNI RP. 4.000 – WNA Rp. 10.000,-

1.5 Registrasi Surat Keterangan Kurang Mampu

a. Surat Keterangan Kades

b. KTP dan foto kopynya 1 (satu) lembar

c. Kartu Keluarga Asli dan foto kopynya 1 (satu) lembar d. Lama pengurusan maksimal 1(satu) hari kerja.

e. Biaya gratis

1.6Surat Dispensasi Akad Nikah

a. KTP Beserta Foto copy yang bersangkutan masing-masing 1 (sati) lembar b. Surat Keterangan N1, N2, dan N4 dari Kepala Desa/Lurah Asli dan Foto

copynya masing-masing 1 (satu) lembar. c. Pas poto masing-masing mempelai 1 lembar. d. Lama pengurusan maksimal 1 hari kerja. e. Biaya gratis

1.7 Pengantar Akta Kelahiran

a. Asli Surat Keterangan Bidan/Dukun/Dokter Beserta foto copy 3 lembar b. Surat Keteranagan Kades/Lurah (A3) Asli dan Foto copynya 3 lembar. c. KK asli dan foto copynya 3 lembar

d. KTP kedua orang tua asli dan foto copynya 3 lembar. e. SKBRI bagi WNI Keturunan Asing

(66)

h. Biaya gratis.

1.8 Registrasi Surat Keterangan Kelakuan Baik

a. Pengantar dari Lurah/Kades

b. KTP asli dan foto copynya 1 lembar c. KK asli dan foto copynya 1 lembar d. Lama waktu pengurusan 1 hari kerja e. Biaya gratis

1.9 Legalisasi Surat dan Dokumen

a. Melampirkan Surat/Dokumen yang akan dilegalisir asli dari surat yang akan dilegalisir.

b. Lama pengurusan maksimal 1 hari kerja. c. Biaya gratis.

2. Administrasi Perizinan

2.1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

a. Permohonan Diatas kertas matrai Rp. 6.000- (blangko di sediakan di Kantor Camat)

b. Foto copy hak tanah yang akan dibangun.

c. Gambar rencana bangunan Berwarnadan peta stuasi. d. Foto copy pemohon 1 lembar.

e. Tanda lunas PBB dan pajak lainnya.

f. Pas poto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar

g. Surat pernyataan mematuhi ketentuan IMB (Format surat telah disediakan). h. Dokumen kontrak bagi IMB proyek Pemda.

Gambar

TABEL 1
Tabel : 2
Tabel  : 3
Tabel : 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kami mempresentasikan sebuah kasus ekstraksi lead CRT ventrikel kiri yang patah setelah dipasang bersama dengan wire PCI dengan tujuan stabilisasi dan untuk mendapat theshold

Upaya meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK dalam berswamedikasi dengan tanaman obat, adalah dengan melakukan pembinaan terhadap ibu-ibu PKK dari RW 06 dan 07 Desa

Pada pembiayaan Hutang Sewa Modal berjangka yang menggunakan akad qarḑ , KJKS BMT Artha Yapi menetapkan penambahan jasa sebesar 0,1% perhari dihitung dari jumlah uang

Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu memuat semua unsur (elemen) Tindak Pidana yang didakwakan. Unsur-unsur tersebut harus terlukis didalam uraian fakta kejadian

Kategori 2 (kemampuan peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran dengan kurikulum 2013): Berdasarkan hasil data dari kemampuan peserta didik dalam

38 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 39 INDR Indorama Synthetics Tbk 40 KARW Karwell Indonesia Tbk 41 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 42 PBRX Pan Brothers Tex Tbk 43 ADMG

Reformasi administrasi yang bertujuan untuk meningkatkan tatanan kehidupan masyarakat ( improved order ) biasanya terjadi di negara- negara yang baru saja mengalami

Hasil model prediksi hujan dari anggota ensemble menggunakan 5 variabel prediktor (SST, CAPE, PW, U850 dan V850) menunjukkan pola curah hujan yang dapat mengikuti pola