• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lux Meter Digital Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Lux Meter Digital Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

LUX METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER

ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

ELDA BELINA P

072408008

PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LUX METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

ELDA BELINA P 072408008

PROGRAM STUDI D-III FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

JUDUL : LUX METER DIGITAL BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535

KATEGORI : TUGAS AKHIR

NAMA : ELDA BELINA P

NIM : 072408008

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN : FISIKA

FAKULTAS : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

Diluluskan di : Medan, Juni 2010

Diketahui :

Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing

Ketua Program Studi D – III FIN

Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc Tua Raja Simbolon, S.Si, M.Si

(4)

PERNYATAAN

LUX METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat kasih dan karunia-Nya, Tugas Akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Tua Raja Simbolon, S.Si, M.Si, selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr. Marhaposan Situmorang, M.Sc dan Drs. Justinon, M.Si, Ketua Jurusan Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua Dosen pada Departemen Fisika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU.

Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda T. Perangin-angin dan Ibunda R. Sembiring atas doa, kasih sayang serta bantuan yang berupa materi maupun nonmateri yang telah diberikan kepada penulis selama ini, serta Kakak saya Astrid Perangin-Angin, dan Adik saya Andi Perangin-angin, yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis. Juga teman-teman WALANG 07 yang banyak membantu serta rekan – rekan seperjuangan khususnya Program Studi D-III Fisika Instrumentasi stambuk 2007.

(6)

ABSTRAK

(7)
(8)

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

4.3 Pengujian Rangkaian Minimum Mikrokontroller Atmega8535 45

4.4 Pengujian Rangkaian LCD ( Liquid Crystal Display ) 47

4.5 Pengujian Intensitas Cahaya Lux meter Berbasis ATmega8535 Dengan Lux Meter Komersial 49

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 53

5.2 Saran 54

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Karakter Spesial BASCOM 20

Tabel 2.2 Tipe Data BASCOM 21

Tabel 2.3 Tabel Operator Relasi 26

Tabel 4.1 Hasil pengukuran Sensor LDR 43

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya di Luar Ruangan 50

(10)
(11)

ABSTRAK

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern seperti sekarang ini, selain untuk meringankan kerja

manusia, alat-alat yang digunakan oleh manusia diharapkan mempunyai nilai lebih

daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

alat tersebut untuk menghemat tenaga dan waktu yang diperlukan manusia dalam

melakukan suatu kegiatan.

Pada saat ini diperlukan suatu alat untuk mengetahui nilai intensitas cahaya

dimana nilai tersebut dapat dilihat dalam bentuk digital sehingga dapat dengan mudah

mengukur nilai intensitas cahaya. Salah satu manfaat yang diperlukan untuk

mengetahui nilai intensitas cahaya yaitu pada suatu ruangan yang membutuhkan

kondisi ruangan yang memiliki nilai intensitas cahaya yang sudah disesuaikan terlebih

dahulu. Untuk itu diperlukan alat untuk mengetahui seberapa besar nilai intensitas

cahaya yang diukur. Contoh lain ialah pada lokasi yang memiliki intensitas cahaya

(13)

ukur intensitas cahaya agar dapat mengetahui berapa besar nilai intensitas cahayanya

sehingga tidak mempengaruhi kondisi mata.

Oleh karenanya perlu dirintis pembuatan alat ukur intensitas cahaya yang

berbasis kendali elektronika. Untuk mengetahui berapa besar intensitas cahaya cukup

meletakkan rangkaian LDR pada suatau tempat atau objek yang kita inginkan dan

dikendalikan dengan menggunakan mikrokontroler ATmega8535 maka secara

otomatis alat tersebut akan mengukur dan menampilkan hasilnya pada display.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang di atas, maka dalam laporan

Tugas akhir ini dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang perlu diperhatikan

sebagai berikut:

1. Diperlukan suatu sistem pengukuran intensitas cahaya

2. Diperlukan sensor yang dapat mengukur intensitas cahaya.

3. Diperlukan mikrokontroler sebagai pengendali rangkaian

4. Diperlukan sarana untuk menyampaikan kepada pemakai nilai dari intensitas

cahaya yang terukur.

5. Pada setiap pembuatan suatu alat ukur harus mempertimbangkan ketelitian dan

(14)

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat suatu sistem (perangkat keras dan perangkat lunak) pada alat ukur

lux meter digital berbasis mikrokontroler ATmega8535.

2. Mengetahui prinsip kerja alat ukur lux meter digital berbasis mikrokontroler

ATmega8535.

1.4 Batasan Masalah

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dibatasi pada:

1. Menggunakan sensor cahaya yaitu LDR (Light Dependent Resistor).

2. Menggunakan mikrokontroler ATmega8535 sebagai pengendali utama

3. Menggunakan LCD M1632 sebagai penampil hasil pengukuran.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar Tugas akhir ini lebih mengarah pada permasalahan dan membuat keteraturan

dalam penyusunan dan penulisannya maka dibuat dalam beberapa bab, sebagai

(15)

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah maksud dan

tujuan dari penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB 2. DASAR TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. Teori pendukung itu

antara lain tentang mikrokontroler ATmega8535 (hardware dan

software), bahasa program yang digunakan, serta cara kerja dari

rangkaian penerima.

BAB 3. PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Dalam bab ini ,eliputi perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari

rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir

dari program yang akan diisikan ke dalam mikrokontroler

ATmega8535.

BAB 4. PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bab ini akan dibahas hasil dari analisa rangkaian dan sistem kerja

alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk

mengaktifkan rangkaian, dan penjelasan mengenai program yang

(16)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan yang

didapat setelah merakit proyek ini dan saran yang diberikan demi

kesempurnaan dan pengembangan proyek ini pada massa yang akan

datang.

(17)

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Perangkat Keras

2.1.1 LDR (Light Dependent Resistor)

LDR (Light Dependent Resistant) merupakan suatu jenis resistor yang nilai

resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR

dibentuk dari Cadium Sulfide (CDS) yang mana Cadium Sulfide dihasilkan dari

serbuk keramik. Prinsip kerja LDR ini pada saat mendapatkan cahaya maka

tahanannya turun, sehingga pada saat LDR mendapatkan kuat cahaya terbesar maka

tegangan yang dihasilkan adalah tertinggi.

Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram pada LDR menghasilkan

elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron

untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi

pengantar arus yang kurang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang

besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak

(18)

banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang

LDR menjadi konduktor atau bisa disebut juga LDR memilki resistansi yang kecil

pada saat cahaya terang. Simbol LDR seperti ditunjukan pada Gambar 2.1, sedangkan

Gambar 2.2 menunjukkan grafik hubungan antara resistansi dan intensitas cahaya.

Gambar 2.1 Simbol LDR

(19)

LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar

cahaya otomatis adalah salah satu contoh alat yang menggunakan LDR. Akan tetapi

karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak digunakan pada situasi

dimana intesitas cahaya berubah secara drastis.

Gambar 2.3 LDR (Light Dependent Resistor)

2.1.2 Mikrokontroler ATmega8535

2.1.2.1 Gambaran Umum

Mikrokontroler merupakan suatu trobosan teknologi mikrokontroler dan

mikrokomputer menjadi kebutuhan pasar dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru,

yaitu teknologi semikondultor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun

hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah

yang banyak) sehingga harga menjadi murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai

kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para

(20)

Sebagai contoh yang mungkin dapat memberikan gambaran yang jelas dalam

penggunaan mikrokontroler adalah pada aplikasi alat ukur tinggi badan otomatis.

Umumnya alat ukur tinggi badan masih bersifat manual, dimana pengguna harus

menaikkan dan menurunkan sendiri palang atas kepala, dan kemudian membaca

penunjukan skalanya. Sementara itu, bagi anak kecil atau orang yang tubuhnya

pendek tentu akan kesulitan atau bahkan tidak dapat melakukannya sendiri.

Olehkarenanya dengan adanya alat ukur tinggi badan yang berbasis kendali

elektronika, orang yang hendak mengetahui tinggi badannya cukup berdiri di depan

alat, dan secara otomatis alat tersebut akan mengukur dan menapilkannya pada

display, yang semua itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.

Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan

memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada beberapa jenis

mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PPL, EEPROM dalam suatau kemasan.

Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat luas dan popular. Ada

beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel, Microchip,

Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain-lain buatan Atmel.

Mikrokontroler Atmega8535 merupakan generasi AVR ( Alf and Vegard’s

Risk processor). Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit, dimana semua instruksi dalam kode 16-bit (16-bit word) dan

sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock. AVR menjalankan

sebuah instruksi komponen eksternal dapat dikurangi. Mikrokontroler AVR didesain

menggunakan arsitektur Harvard, di mana ruang dan jalur bus bagi memori program

(21)

pipelining, di mana ketika sebuah instruksi dijalankan, instruksinya akan di-prefetch

dari memori program.

2.1.2.2 Arsitektur ATMega8535

Gambar 2.4 Diagram Blok Fungsional ATmega8535

(22)

Gambar 2.4 memperlihatkan bahwa ATmega8535 memiliki bagian sebagai berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu PortA, Port B, Port C, dan Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembanding.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 Kb dengan kemampuan Read While Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10. EEPROM (Electrically Ersable Programmable Read Only Memori) sebesar

512 byte yang diprogram saat operasi.

11. Antarmuka komparator analog.

12. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 12,5 Mbps.

13. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

(23)

2.1.2.3 Konfigurasi Pin ATmega8535

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin ATmega8535

Konfigurasi pin ATmega8535 dapat dilihat pada gambar 2.5 Secara fungsional

konfigurasi pin ATmega 8535 sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

2. GND merupakan pin ground.

3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

4. Port B (PB0..PB7) meruapakn pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus untuk

(24)

5. Port C (PC0..PC7) meruapan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk TWI,

Komparator analog, dan Timer Oscilator.

6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk

Komparator analog, Interupsi eksternal, dan Komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller.

8. XTAL1 dan XTAL2 meruapakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC meruapakan pin masukan tegangan untuk ADC.

10. AREF meruapkan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.1.2.4 Peta Memori

ATmega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang

terpisah. Memori data terbagi manjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register umum, 64 buah

register I/O, dan 512 byte SRAM Interbal.

Register dengan fungsi umum menempati space data pada alamat terbawah,

yaitu $00 sampai $1F, register khusus untuk menangani I/O dan kontrol

mikrokontroller menpati 64 alamat $20 hingga $5F, sedangkan SRAM 512 byte. Pada

alamat $60 sampai dengan $25F. Konfigurasi memori data ditunjukkan pada gambar

(25)

Gambar 2.6 Konfigurasi Memori Data ATmega8535

Memori program yang terletak dalam Flash PEROM tersusun dalam word

karena setuiap insruksi memilki lebar 16-bit atau 32-bit. AVR ATmega8535 memiliki

4 Kbyte x 16-bit Flash PEROM dengan alamat mulai dari $000 sampai $FFF. AVR

(26)

Gambar 2.7 Memori Program ATmega8535

ATmega8535 juga memiliki memori data berupa EEPROM 8-bit sebanyak

512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1EF.

2.1.2.5 Status Register (SREG)

Status Register merupakan register berisi status yang dihasilkan pada setiap

operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi SREG merupakan bagian dari

inti CPU mikrokontroler.

(27)

1. Bit 7-I : Global Interrupt Enable

Bit yang harus diset untuk meng-enable interupsi.

2. Bit 6-1 : Bit Copy Storage

Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan dalam

operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit T

menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit-T dapat disalin kembali ke

suatu bit dalam segister GPR menggunakan instruksi BLD.

3. Bit 5-H : Half Carry Flag.

4. Bit 4-S : Sign Bit

Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag –N (negative) dan flag-V

(two’s complement overflow).

5. Bit 3-V : Two’s Complement Overflow Flag

Bit yang berguna untuk mendukung opersai aritmatika.

6. Bit 2-N : Negative Flag

7. Bit 2 – N : Negative Flag

Bit akan diset bila suatu operasi menghailkan bilangan negatif.

8. Bit 1-Z : Zero Flag

Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.

9. Bit 0-C : Carry Flag

(28)

2.1.3 LCD (Liquid Crystal Display)

Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan menggunakan

menggunakan mikrokontroler, LCD (Liquid Crysral Display) dapat berfungsi untuk

menampilakan suatu nilai hasil sensor, menampilakan teks, atau menampilakan menu

pada aplikasi mikrokontroler. M1632 merupakan modul LCD matrix dengan

konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh baris

pixel dan 5 kolom pixel (1 baris pixel terakhir adalah kursor).

Didalam modul M1632 sudah tersedia HD44780 yang dikeluarkan oleh

Hitachi, Hyundai dan modul-modul M1632 lainnya. HD44780 sebetulnya merupakan

mikrokontroler dirancang khusus untuk mengenendalikan LCD dan mempunyai

kemampuan untuk mengatur proses scanning pada layar LCD yang terbentuk oleh 16

COM dan 40 SEG sehingga mikrokontroler/perangkat yang mengakses modul LCD

ini tidak perlu lagi mengatur scanning pada layar LCD. Mikrokontroler atau perangkat

tersebut hanya mengirim data-data yang merupakan karakter yang akan ditampilkan

pada LCD atau perintah yang mengatur proses tampilan pada LCD saja.

Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD M1632 antara lain:

1. Pin 1 dihubungkan ke Gnd

2. Pin 2 dihubungkan ke Vcc +5V

3. Pin 3 dihubungkan ke bagian tengan potensiometer 10KOhm sebagai pengatur

kontras.

4. Pin 4 untuk membritahukan LCD bahwa sinyal yang dikirim adalah data, jika

Pin 4 ini diset ke logika 1 (high, +5V), atau memberitahukan bahwa sinyal

(29)

5. Pin 5 digunakan untuk mengatur fungsi LCD. Jika di set ke logika 1 (high,

+5V) maka LCD berfungsi untuk menerima data (membaca data). Dan fungsi

untuk mengeluarkan data, jika pin ini di set ke logika 0 (low, 0V). Namun

kebanyakan aplikasi hanya digunakan untuk menerima data, sehingga pin 5 ini

selalu dihubungkan ke Gnd.

6. Pin 6 adalah terminal enable. Berlogika 1 setiap kali pengiriman atau pembaca

data.

7. Pin 7 – Pin 14 adalah data 8 bit data bus (Aplikasi ini menggunakan 4 bit MSB

saja, sehingga pin data yang digunkan hanya Pin 11 – Pin 14).

8. Pin 15 dan Pin 16 adalah tegangan untuk menyalakan lampu LCD.

Adapun gambar dari LCD 2x16 adalah sebagai berikut:

(30)

2.1.3.1 Struktur Memori LCD

Modul LCD M1632 memilki beberapa jenis memori yang digunakan untuk

menyimpan atau memproses data-data yang ditampilkan pada layar LCD. Setiap

memori mempunyai fungsi-fungsi tersendiri:

a. DDRAM

DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada. Contohnya

karakter ‘A’ atau 41h yang ditulis pada alamat 00 akan tampil pada baris pertama dan

kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut di alamat 40h, karakter tersebut

akan tampil pada baris kedua kolom pertama darai LCD.

b. CGRAM

CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola seluruh karakter dan bentuk

karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Akan tetapi isi memori akan hilang saat

power supplay tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.

c. CGROM

Adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan pola tersebut

ditentukan secara permanen dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat menubah

lagi. Oleh karena ROM bersifat permanen, pola karakter tersebut akan hilang

(31)

2.2 Perangkat Lunak

2.2.1 Bahasa BASIC Menggunkan BASCOM-AVR

BASCOM-AVR adalah program BASIC Compiler berbasis Windows untuk

mikrokontroler keluarga AVR seperti ATmega, dan yang lainnya. BASCOM-AVR

merupakan program dengan bahasa tingkat tinggi BASIC yang dikembangkan dan

dikeluarkan oleh MCS Elektronika.

2.2.1.1 Karakteristik Dalam BASCOM

Dalam progrm BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabel (A-Z dan

a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter spesial (lihat tabel dibawah ini)

karakter Nama

Blank

‘ Apostrophe

* Asterisk (symbol perkalian)

+ Plus sign

, Comma

- Minus sign

. Period (decimal point)

/ Slash (division symbol) will be handled as\

: Colon

(32)

; Semicolon

< Less than

= Equal sign (assignment symbol or relational operator)

> Greater than

\ Backspace (integer or word division symbol)

Tabel 2.1 Karakter Spesial

2.2.1.2 Tipe Data

Stiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya

tampungannya. Hal ini berhubungan denga penggunaan memori mikrokontroler.

Berikut ini adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya.

Tipe Data Ukuran (byte) Range

Bit 1/8 -

Byte 1 0 – 255

Integer 2 -32,768 - +32,767

Word 2 0 – 65535

(33)

Single 4 -

String hingga 254 byte -

Tabel 2.2 Tipe data BASCOM

2.2.1.3 Variabel

Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau

penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung

data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang

menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.

Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variabl:

a. Nana variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.

b. Karakter bisa berupa angka atau huruf.

c. Nama variabel harus dimula dengan huruf.

d. Variabel tidak boleh menggunkan kata-

e. kata yang digunakan oleh BASCOM sebagai perintah, pernyataan, internal

register, dan nama operator (AND, OR, DIM, dan lain-lain)

Sebelum digunakan maka variabel harus dideklarasikan terlebih dahu. Dalam

BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel. Cara pertama

adalah menggunakan pernyataan ‘DIM’ diikuti nama tipe datanya. Contohnya

pendeklarasian menggunkan DIM sebagai berikut:

Dim nama as byte

(34)

Dim tombol2 as word

Dim tombol3 as word

Dim tombol4 as word

Dim Kas as string*10

2.2.1.4 Alias

Dengan menggunkan alias, variabel yang sama dapat diberikan nama yang lain.

Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan

untuk mengganti nama variabel yang baku, seperti port mikrokontroler.

Dim LedBar as byte

Led1 as LedBar.0 Led2 as LedBar.1 Led3 as LedBar.2

Dalam deklarasi diatas, variabel yang sama dapat diberikan nama yang lain.

Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan

untuk mengganti nama variabel yang baku, seperti port mikrokontroler.

Dim LedBar as byte

(35)

2.2.1.5 Konatanta

Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula konstanta. Konstansa

merupakan variabel pula, perbedaannya dengan variabel adalah nilai yang terkandung

tetap. Dengan konstanta, kode program yang kita buat akan lebih mudah dibaca dan

dapat mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita akan lbih

mudah menulis phi dari pada menulis 3,14159867. Sama seperti variabel, agar

konstanta bisa dikenal oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu.

Berikut adalah pendeklarasikan sebuah konstanta.

Dim A As Const 5

Dim B1 As Const &B1001

Cara lain yang paling mudah:

Const Cbyte = &HF

Const Cint = -1000

Const Csingle = 1.1

Const Cstring = “test”

2.2.1.6 Array

Dengan array, kita bisa menggunakan sekumpulan variabel dengan nama dan tipe

yang sama. Untuk mengakses variabel tertentu dalam array, kita harus menggunakan

indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer, atau word. Artinya

(36)

Proses pendeklarasikan sebuah array hampir sama dengan variabel, namun

perbedaannya kita mengikuti jumlah elemennya. Berikut adalah contoh pemakaian

array:

Program diatas membuat sebuah array dengan nama ‘kelas’ yang berisi 10

elelmen (1-10) dan kemudian seluruh elemennya diisikan dengan nilai c yang

berurutan. Untuk pembacanya kita menggunakan indeks dimana elemen disimpan.

Pada program diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke Port 1 dari

mikrokontroler.

2.2.2 Operasi-Operasi Dalam BASCOM

Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi,

membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan

menggunkan operator-operator yang tersedia di BASCOM dan bagaimana sebuah

(37)

a. Operator Aritmatika

Operator digunakan dalam perhitungan aritmatika meliuti + (tambah), -

(kurang), / (bagi), dan * (kali).

b. Operator Relasi

Operator berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat

digunakan untuk membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat.

Operator relasi meliput i:

Operator Relasi Pernyataan

= Sama dengan X = Y

Tabel 2.3 Tabel Operator Relasi

c. Operator Logika

Operator logika digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi

bit dan operasi bolean. Dalam BASCOM, ada empat buah operator logika,

(38)

Operator logika bisa pula digunakan untuk menguji sebuah byte dengan pola bit

tertentu, sebagai contoh:

Dim A As Byte

A = 63 And 19 PPRINT A A = 10 or 9

PRTINT A

Output

16 11

d. Operator Fungsi

Operator fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.

2.2.3 Aplikasi BASCOM dengan LCD

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh BASCOM adalah programnya yang

menyediakan rutin-rutin khusus untuk menampilkan karakter menggunakan LCD.

(39)

Antarmauka antara LCD dengan ATmega8535 menggunakan mode antarmuka

4 bit. Selain lebih hemat I/O, mode demikian mempermudah proses pembuatan

PCB-nya. Program berikut akan menjalankan beberapa perintah berkenan dengan LCD

(40)

Shiftlcd left next

For x=1 to 32 Shiftlcd right Waitms 200 Next

x = 100

cls

lcd hex x loop

penjelasan programnya sebagai berikut:

a. Dim x As Byte

Pernyataan di atas merupakan pendeklarasian variabel c/x dengan ukuran byte.

b. Config LCD = 16 * 2

Oleh karana itu konfigurasi pendeklarasikannya delisting program yang kita

(41)

c. CLS

Perintah CLS berfungsi membersihkan atau mengosongkan tampilan LCD.

d. Lowerline

Perintah berfungsi memindahkan kursor ke baris bawah. Karena LCD yang

digunakan adalah LCD 2x16, maka LCD memilih 2 baris dan kolom.

e. X = 100

Lcd “namaku Elda”

Lowerline

Lcd “Nilaiku selalu”; x

Ketika kita menjalankan perintah di atas, maka keluarannya adalah:

Nama Elda

Nilaiku selalu 100

Contoh tersebut menunjukkan bahwa kita dapat menampilkan isi sebuah

variabel menggunakan LCD hanya dengan menulis.

f.Shift LCD left/right

Perintah digunakan untuk menggeser tampilan LCD ke kiri atau ke kanan

sebanyak 1 langkah. Perintah berguna untuk menampilkan kalimat yang

(42)

g. Lcdhex x

Perintah berfungsi mengirim isi sebuah variabel LCD dalam format

(43)

BAB 3

PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

3.1 Diagaram Blok

(44)

Berikut ini akan diperlihatkan mengenai diagram blok dari rangkaian lux meter

dengan menggunakan sensor LDR (Light Dependent Resistor). Secara umum alat ini

terdiri dari 3 blok yaitu blok sensor cahaya yaitu LDR, blok mikrokontroler

ATmega8535, dan blok LCD. Blok sensor cahaya yaitu LDR berfungsi sebagai input,

dimana blok ini akan memberikan tegangan yang berubah-ubah ke ADC yang terdapat

pada mikrokontroler ATmega8535 sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya

dan selanjutnya mikrokontroler akan diprogram lagi sehingga keluaran dari

mikrokontrolernya berupa nilai intensitas cahaya. Blok mikrokontroler ATmega8535

berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital dan kemudian

mengolah sinyal tersebut sesuai dengan apa yang telah di programkan ke dalamnya.

Blok LCD 16 x 2, blok ini berfungsi untuk menampilkan nilai intensitas cahaya yang

ditampilkan merupakan data yang dihasilkan. Nilai intensitas cahaya yang ditampilkan

(45)

3.2 Diagaram Alir (Flowchart)

Adapun diagaram (flowchart) dari pemprograman adalah sebagai berikut :

(46)

Program dimulai dengan inisialisasi program untuk menentukan alamat memori dan

port yang dipakai pada program. Setelah itu program akan membaca variabel E,L,D

dan A yang terdapat pada LDR 0,1 ,2 dan 3 yang memberikan nilai yang

berubah-ubah ke ADC. Untuk menghasilkan nilai ADC diambil nilai rata-rata dari ke empat

LDR, selanjutnya untuk pembacaan nilai intensitas LDR adalah dengan membaca

hasil pengukuran rata-rata dari hasil konversi nilai ADC yang terdapat pada

mikrokontroler Atmega8535. Dimana hasil konversi tersebut adalah hasil konversi

nilai output dari sensor LDR menjadi nilai digital dengan nilai Lux meter komersial.

3.3 Perancangan Power Supplay (PSA)

Rangakaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.

Rangkian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 vol, keluaran

5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan keseluruh rangkaian, sedangkan

keluaran 12 volt digunakan untuk mensupplay tegangan pada aplikasi yaitu rangkaian

voltage devider. Rangakain power supplay ditunjukkan pada gambar berikut ini :

(47)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan

tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan

diserahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan

diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 vollt (LM7805CT) digunakan

agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan

masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP

TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekuranagn arus pada

rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika

rangkaian bututh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari

keluaran 2 buah dioda penyearah.

3.4 Rankaian Sensor Cahaya

3.4.1 Prinsip Kerja Rangakian

Untuk mengetahui berapa intensitas cahaya, maka alat dilengkapi dengan sebuah

sensor. Sensor yang digunakan adalah sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor).

(48)

. Semakin besar intensitas cahaya yang datang, semakin banyak elektron yang

terlepas dari ikatan. Sehingga hambatan LDR akan turun saat cahaya meneranginya.

LDR akan dikenai cahaya besar yang diumpankan ke transistor adalah:

Tegangan tersebut akan mengaktifkan transistor C945. Pada saat aktif,

kolektornya akan mendapatkan tegangan 0 Volt dari ground. Tegangan 0 Volt inilah

yang meruapakan sinyal low (0) yang diumpankan ke mikrokontroler Atmega8535.

Pada saat tidak ada cahaya yang mengenai LDR, tegangan yang diumpankan

ke transistor adalah:

Tegangan tersebut belum dapat mengaktifkan transistor C495, dengan demikian

tegangan kolektor-emitornya antara 4,5 V – 5 V. Tegangan inilah yang merupakan

(49)

3.5 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler Atmega8535

Gambar 3.5 Rangkaian Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega8535

Rangkaian skematik dan layout PCB system mkrokontroler ini berfungsi mengontrol

apakah seluruh rangkaian sudah bekerja dengan baik. Pada gambar diatas dapat dilihat

(50)

XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokntroler ATmega8535 dalam

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif

rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontrler ini.

Unutk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck,

Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai

konektor yang dihubungkan ke ISP Progremmer. Dari ISP Programmer inilah

dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokonreoler terletak pada

kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP

programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena

(51)

3.6 Rangakaian LCD (Liquid Crystal Display)

Pada rangakaian ini hanya terdapat dua komponen yang berfungsi sebagai pelengkap

yaitu sebuah potensiometer dan sebuah dioda. Potensiometer berfungsi sebagai

penyesuaian layar pada LCD (Liquid Crystal Display).

Gambar 3.6 Rangakaian Driver LCD

M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16x12 baris dengan

konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang

didisain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi

yang berfungsi sebagai pengendali. LCD ini mempunyai CGROM (Character

Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Acces Memory), dan DDRAM (Display data Random Acces Memory). DDRAM adalah

merupakan memori tempat karakter yang diltampilkan berada. Contoh, untuk karakter

(52)

baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis di

alamat 40, maka karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari

LCD.

CGRAM adalah meruapakan memori untuk menggambarkan pola sebuah

karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesusai keinginan. Namun

memori ini akan hilang saat power supplay tidak aktif, sehingga pola karakter akan

hilang. CGROM adalah merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah

karakter dimana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780

sehingga pengguna kita tidak dapat mengubah lagi. Namun karena ROM bersifat

permanen, maka pola karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power supplay

tidak aktif tampak terlihat pola-pola karakter yang tersimpan dalam lokasi-lokasi

tertentu tersimpan pada DDRAM, maka HD44780 akan menampilakn data 41H yang

tersimpan pada DDRAM, maka HD44780 akan mengambil data di alamat 41 H

(53)

BAB 4

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

4.1 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA)

Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dapat dilakukan dengan mengukur

tegangan dari rangkaian ini dengn menggunakan volt meter digital. Dari hasil

pengujian diperoleh tegangan keluaran sebesar +5,1 volt. Tegangan ini dipergunakan

untuk mensupplay tegangan ke suluruh rangakian Mikrokontroler ATmeg8535 dapat

bekerja pada tegangan 4,0 Volt sampai dengan 5,5volt, sehingga tegangan 5,1 volt ini

cukup untuk mensupplay tegangan ke mikrokontroler ATmega8535. Tegangan

keluaran kedua sebesar 13,7 volt.

4.2 Pengujian Program Pembacaan Nilai Intensita Cahaya LDR

Untuk melakukan pengujian terhadap rangkaian LDR diperlukan beberapa alat bantu

seperti PSA, multimeter dan lux meter komersial. Hubungan rangakain LDR ke

tegangan 5V yang dihasilkan PSA, kemudian dilakukan pengukuran tegangan

(54)

Selanjutnya dilakukukan pengukuran dengan mengatur jarak antara lampu

dengan rangkaian LDR pada jarak 50 cm sampai 10 cm dan dilakukan juga

pengukuran dengan cara yang sama pada lux meter digital komersial. Dari hasil

pengujian didapatkan data sebagai berikut :

NO Jarak Lampu Nilai ADC

Tabel 4.1 Hasil pengukuran Sensor LDR

Dari hasil pengujian diketahui nilai rata-rata perbandingan antara nilai keluaran ADC

dengan nilai lux meter komersial adalah sebagai berikut:

Rata-rata =

=

(55)

Pembacaan keluaran LDR adalah dengan membaca hasil konversi dari ADC

mikrokontroler ATmega8535, konversi tersebut ialah hasil konversi nilai output dari

sensor LDR menjadi digital. Berikut adalah program untuk pembacaan ADC dari

mikrokontroler ATmega8535 :

Pada penggalan program tersebut variabel E,L,D dan A akan menyimpan hasil

konversi dari ADC dari LDR 0 sampai 3. Pengambilan nilai LDR dilakukan secara

berturut dimulai dari E,L,D dan A. Setelah nilai di dapat maka Lux akan

menambahkan variabel E dan L kemudian Lux akan menambahkan nilai Lux dengan

D selanjutnya pada baris berikutnya Lux akan menambahkan nilai Lux terakhir

dengan A sehingga terciptalah Lux = E+L+D+A. Pada baris berikutnya Lux

merupakan tegangan rata-rata yang di baca oleh sensor LDR.

Proses selanjutnya adalah pembacaan nilai intensitas LDR adalah dengan

membaca hasil pengukuran rata-rata dari hasil konversi dari ADC mikrokontroler

(56)

menjadi digital dan nilai Lux meter komersial. Berikut adalah program untuk

pembacaan nilai intensitas cahaya dari mikrokontroler :

E = Getadc(0)

Pada penggalan program diatas merupakn kelanjutan dari hasil nilai rata-rata

yang di baca oleh sensor LDR sebelumnya kemudian dikali dengan nilai rata-rata

antara konversi dari ADC mikrokontroler ATmega8535 dimana konversi tersebut

ialah hasil konversi nilai output dari sensor LDR menjadi digital dengan nilai Lux

meter komersial. Maka di dapat nilai LDR ke dalam bentuk nilai intesitas cahaya.

4.3 Pengujian Rangkaian Minimum Mikrokontroler ATmega8535

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATmega8535 ini dapat dilakukan dengan

menghubungkan rangkian ini dengan rangkian power supplay sebagai sumber

tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20

dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan

(57)

sebesar 5,1 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada

mikrokontroler ATmega8535. Program yang diberikan adalah sebagai berikut:

Loop:

Cpl P3.7

Acall Tunda

Sjmp Loop

Tunda:

Mov R7,#255

Tnd:

Mov R6,#255

Djnz r6,$

Djnz r7,Tnd

Ret

Program diatas akan mengubah logika yang ada pada P3.7 selama selang

waktu tunda. Jika logika pada P3.7 high maka akan menjadi low, demikian juga

(58)

4.4 Pengujian Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Setelah rangkaian LCD diberikan tegangan sebesar 5V, maka LCD dapat

menyala, namun belum tentu LCD dapat bekerja dengan baik. Untuk

mengetahui apakah rangkaian LCD dapat menampilkan data yang diberikan, maka

penulis membuat program sebagai berikut:

(59)

call delay

mov b,#’h’

call kirim_data

call delay

mov b,#’a’

call kirim_data

call delay

mov b,#’y’

call kirim_data

call delay

mov b,#’a’

call kirim_data

call delay

Dari program yang telah diberikan, maka pada layar LCD muncul huruf yang tersusun

(60)

4.5 Pengujian Intensitas cahaya Lux Meter Berbasis ATmega8535 Dengan Lux Meter Komersial

Pengujian untuk pengambilan nilai intensitas cahaya dilakukan dengan pencahayaan

pada LDR yang terdapat pada Lux meter dengan pengendali mikrokontroler

ATmega8535 dan pada lux meter komersial. Pengujian dilakukan di luar ruangan dan

di dalam ruangan. Pengujian yang pertama dilakukan di luar ruangan dengan lokasi

yang sama, karena perpindahan matahari yang tidak terlalu cepat maka pengambilan

data dilakukan setiap 15 (lima belas) menit. Pengujian yang kedua dilakukan di dalam

ruangan pada lokasi yang berbeda yaitu pada lokasi yang memilki intesitas yang

(61)

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya di Luar Ruangan

0 500 1000 1500 2000 2500

L8535

L

k

`

Gambar 4. 1 Grafik Nilai Intensitas Cahaya di Luar Ruangan Waktu Lux Meter Berbasis

(62)

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya di Dalam Ruangan

Lokasi Lux Meter Berbasis

(63)

Dari hasil pengukuran nilai intensitas cahaya dilakukan dengan pencahayaan

pada LDR yang terdapat pada lux meter dengan pengendalai mikrokontroler

ATmega8535 dan lux meter komersial, dapat di lihat bahwa intensitas berubah setiap

saat tergantung pada lokasi yang memiliki intensitas cahaya yang tinggi atau tidak.

Semakin terang cahayanya maka semakin besar nilai intensitas cahaya yang

dihasilkan.

Pada hasil pengukuran nilai intensitas cahaya di luar ruangan dapat di lihat

bahwa nilai intensitas cahaya lux meter komersial jauh lebih besar dibandingkan

dengan nilai intensitas lux meter berbasis mikrokontroler ATmega8535. Hal ini

disebabkan pada lux meter berbasis mikrokotroler ATmega8535 tidak memiliki

pemfokus intensitas cahaya seperti terdapat pada lux meter komersial sehingga

intensitas cahaya yang di terima LDR tidak banyak atau kurang baik. Juga pada LDR

lux meter berbasis mikrokotroler ATmega8535 tidak terlalu peka apabila di luar

ruangan karena LDR memiliki batas nilai intensitas cahaya yang diterimanya.

Begitu pula pada hasil pengukuran nilai intensitas cahaya di dalam ruangan

yang dilakukan pada lokasi yang memiliki nilai intensitas yang rendah hingga lokasi

yang memiliki nilai intensitas yang tinggi. Dari hasil pengukuran tersebut juga dapat

kita lihat bahwa nilai intensitas cahaya lux meter komersial dan nilai intensitas cahaya

berbasis lux meter berbasis mikrokontroler ATmega8535 tidak begitu jauh

(64)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan dalam pembuatan alat ini.

Kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah :

1. Sistem ATmega8535 berfungsi sebagai central processing unit yang mengolah

sinyal analog dari LDR menjadi suatu nilai keluaran berupa nilai ADC dan

nilai intensitas cahaya.

2. Mikrokontroler ATmega8535 dapat bekerja dengan baik karena hubungan

antara intensitas cahaya dan tegangan berbentuk linier.

3. Perbandingan nilai pengukuran yamg dihasilkan ADC pada mikrokontroler

dengan Lux meter komersial adalah 1 banding 4,53.

4. Lux meter berbasis ATmega8535 memiliki batas kerja sehingga jika lux meter

berbasis ATmega8535 melebihi nilai intensitas cahayanya maka nilai tidak

(65)

5.2 SARAN

1. Pada penggunaan sensor cahaya sebaiknya menggunakan sensor yang lebih

peka terhadap intensitas cahaya.

2. Sebaiknya penggunaan LDR pada lux meter lebih diperbanyak supaya cahaya

yang diterimanya lebih banyak.

3. Sebaiknya pada alat lux meter digital memiliki pemfokus intensitas cahaya

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Bejo, Agus. 2008 C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam

Mikrokontroller ATMega8535. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Diakses Kamis, 08 April 2010.

Diakses kamis, 04 Maret 2010

Diakses Selasa, 20 April 2010

Diakses Kamis, 08 April 2010.

Gambar

Gambar 2.1 Simbol LDR
Gambar 2.3 LDR (Light Dependent Resistor)
Gambar 2.4 Diagram Blok Fungsional ATmega8535
Gambar 2.5  Konfigurasi Pin ATmega8535
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang terlarut, gesekan antar partikel akan semakin tinggi dan viskositasnya.

Untuk dapat mengukur intensitas cahaya yang ada di ruangan itu digunakan sensor cahaya LDR. Pada saat gelap resistansi pada LDR akan besar sedangkan pada saat terang

Dari hasil pengukuran terlihat bahwa nilai kapasitansi yang ditunjukkan oleh alat ukur yang dibuat tidak jauh berbeda dengan nilai kapasitansi yang ditunjukkan

Sensor cahaya digunakan untuk mendeteksi benda yang tidak bergerak serta tidak mempunyai suhu panas, bekerja saat pancaran sinar infra red tidak sampai pada potodioda sehingga

Sensor cahaya digunakan untuk mendeteksi benda yang tidak bergerak serta tidak mempunyai suhu panas, bekerja saat pancaran sinar infra red tidak sampai pada potodioda sehingga

Cahaya infra merah yang terdapat pada optocoupler tidak perlu lensa untuk memfokuskan cahaya karena dalam satu chip mempunyai jarak yang dekat dengan penerimanya.. Pada

pemakaiannya, maka penggabungan ketiga jenis pengukuran antara lain gula darah, tekanan darah dan denyut nadi menjadi satu alat pengukuran yang bekerja secara otomatis dan

Perancangan ini terdiri dari perangkat keras dan lunak yang memonitor intensitas cahaya matahari dengan menggunakan mikrokontroller NodeMCU sebagai prosessor, sensor LDR, analisa data,