• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Pencetak Briket Bentuk Silinder

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancang Bangun Alat Pencetak Briket Bentuk Silinder"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET

BENTUK SILINDER

SKRIPSI

AHMAD QADRI SHIDQI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET

BENTUK SILINDER

SKRIPSI

Oleh :

AHMAD QADRI SHIDQI 040308012 / TEKNIK PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Teknologi PertanianFakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

ABSTRACT

The great number of chemical fertilizer used on crops can cause environmental impacts, such as damage to soil structure. Organic materials in compost can replace the role of chemical fertilizers and can improve the chemical and biological condition of soil. To be efficient and effective, the compost should be in the form of pellets. Discharge of nutrients in the pellet is longer than those in chemical fertilizer so that no refertilization is needed. The pellet was formed by using pellet molding equipment. The aim of this research was to design and to make the equipment. Pellet compost was formed by pressing. The capacity of the equipment was 32,78 kg/hour, with a 12,4 % failure.

Key words : Chemical Fertilizers, Pellet Compost, Pellet Compost Equipment.

ABSTRAK

Banyaknya penggunaan pupuk kimia pada tanaman dapat menyebabkan dampak lingkungan, seperti kerusakan struktur tanah. Kandungan bahan organik pada kompos dapat menggantikan peranan pupuk kimia dan dapat memperbaiki kondisi kimia dan biologi tanah. Untuk mengefisienkan dan mengefektifkan pemberian pupuk kompos pada tanaman perlu dibuat kompos dalam bentuk pelet. Pelepasan unsur hara pada kompos pelet lebih lama sehingga tidak perlu melakukan pemupukan yamg berulang-ulang. Kompos bentuk pelet dibentuk dengan menggunakan alat pencetak kompos bentuk pelet. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat alat pencetak kompos bentuk pelet. Kompos bentuk pelet dibentuk dengan sistem penekanan. Kapasitas alat yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebesar 32,78 kg/jam, dengan persentase ketidak terbentukan 12,4 %.

(4)

RIWAYAT PENULIS

Ahmad Qadri Shidqi, dilahirkan di Medan 19 April 1987, dari pasangan

ayahanda Hatta Arifin dan Mida Kemala Sari, dan merupakan anak ke-3 dari 3

bersaudara, beragama Islam.

Tahun 2004 penulis lulus pendidikan dari SMA Negeri 1, Medan dan pada

tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih program studi

Teknik Pertanian.

Selama perkuliahan penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa

Teknik Pertanian (IMATETA) tahun 2007-2008. Penulis telah melakukan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) dari tanggal 23 Agustus sampai 5 September 2008 di

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun usulan penelitian ini berjudul “ RANCANG BANGUN ALAT

PENCETAK BRIKET BENTUK SILINDER” yang merupakan salah satu

syarat untuk dapat melaksanakan penelitian di Program Studi Teknik Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Ibu Ainun Rohanah,STP, M..Si selaku ketua komisi pembimbing dan kepada

Bapak Achwil Putra Munir, STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang

telah banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang

bersifat membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Desember 2010

(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Kegunaan Penelitian ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat Penelitian ... 13

Metode Penelitian ... 13

Pelaksanaan Penelitian ... 13

Komponen alat ... 13

Prosedur penelitian ... 15

Parameter yang Diamati ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Alat ... 20

Kapasitas Alat ... 21

Persentase Briket Bentuk Silinder yang Tidak Terbentuk(%) ... 21

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 26 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(8)

DAFTAR TABEL

No.

Hal.

(9)

DAFTAR GAMBAR

No.

Hal.

1. Elektromotor ... 9

2. Reducer ... 12

3. Pencetak Briket Silinder Tampak Depan ... 32

4. Pencetak Briket Silinder Tampak Atas ... 33

5. Pencetak Briket Silinder pada Ulir ... 34

6. Plat Bentuk Silinder ... 35

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Diagram Alir Penelitian ... 29

2. Gambar Teknik Pencetak Briket Tampak Atas ... 30

3. Gambar Teknik Pencetak Briket Tampak Samping ... 31

4. Data Briket per 50 gr bahan yang akan dibentuk ... 37

5. Analisis Ekonomi ... 38

(11)

ABSTRACT

The great number of chemical fertilizer used on crops can cause environmental impacts, such as damage to soil structure. Organic materials in compost can replace the role of chemical fertilizers and can improve the chemical and biological condition of soil. To be efficient and effective, the compost should be in the form of pellets. Discharge of nutrients in the pellet is longer than those in chemical fertilizer so that no refertilization is needed. The pellet was formed by using pellet molding equipment. The aim of this research was to design and to make the equipment. Pellet compost was formed by pressing. The capacity of the equipment was 32,78 kg/hour, with a 12,4 % failure.

Key words : Chemical Fertilizers, Pellet Compost, Pellet Compost Equipment.

ABSTRAK

Banyaknya penggunaan pupuk kimia pada tanaman dapat menyebabkan dampak lingkungan, seperti kerusakan struktur tanah. Kandungan bahan organik pada kompos dapat menggantikan peranan pupuk kimia dan dapat memperbaiki kondisi kimia dan biologi tanah. Untuk mengefisienkan dan mengefektifkan pemberian pupuk kompos pada tanaman perlu dibuat kompos dalam bentuk pelet. Pelepasan unsur hara pada kompos pelet lebih lama sehingga tidak perlu melakukan pemupukan yamg berulang-ulang. Kompos bentuk pelet dibentuk dengan menggunakan alat pencetak kompos bentuk pelet. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat alat pencetak kompos bentuk pelet. Kompos bentuk pelet dibentuk dengan sistem penekanan. Kapasitas alat yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebesar 32,78 kg/jam, dengan persentase ketidak terbentukan 12,4 %.

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dari kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa pemakaian

bahan bakar fosil kian sedikit karena jumlah cadangan semakin menipis, harga

yang tidak stabil (kecenderungan terus meningkat) dan isu-isu bahwa bahan bakar

fosil menjadi penyebab pemanasan global serta penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan sudah mulai terbukti. Untuk mengeliminasi kemungkinan terburuk

dampak pemakaian bahan bakar fosil, setidaknya ada beberapa alternatif jalan

keluar, yaitu :

a. Pencarian ladang baru

b. Penggunaan energi secara efisien

c. Pengembangan sumber energi terbarukan

Opsi yang pertama mempunyai kelemahan dalam investasi dan

memerlukan waktu yang lama untuk menemukan cadangan baru. Sedangkan

penggunaan energi secara efesien dalam jangka pendek memang bisa menjadi

salah satu solusi yang baik, tetapi ketika cadangan bahan bakar fosil di perut bumi

habis, tidak ada lagi yang bisa diefisienkan penggunaannya. Untuk opsi ketiga

merupakan pilihan yang dirasa ideal untuk dilakukan. Untuk menempuh pilihan

ini, diperlukan beberapa penekanan, diantaranya adalah mengenai pandangan dan

pemahaman serta perlakuan terhadap energi itu sendiri, yakni membuat,

menciptakan dan membudidayakan energi.

Ada beberapa jenis sumber energi alternatif yang bisa dikembangkan antara

lain, energi matahari, energi angin, energi panas bumi, energi panas laut (OTEC),

(13)

merupakan sumber energi alternatif yang perlu mendapat prioritas dalam

pengembangannya dibandingkan dengan sumber energi yang lain. Salah satu

sumber energi biomassa adalah limbah hasil pertanian.

Untuk proses pembuatan arang briket sangat mudah dan sederhana. Mulai

dari pengumpulan bahan pembuatan briket. Selanjutnya proses pengarangan

(karbonisasi). Proses pengarangan dilakukan dengan cara sama seperti

pengarangan yang lazim atau yang biasa digunakan pada proses pengarangan

kayu. Setelah selesai pengarangan bahan dasar ditumbuk sampai halus. Bahan

kemudian disaring, agar butiran hasil pengarangan menjadi lembut dan

mempunyai besar butir yang sama, sehingga kerapatan (densitas) yang dihasilkan

pada saat pengompaksian tinggi. Proses kompaksi dilakukan dengan variasi

pembebanan sebesar 7 ton, 8 ton, 9 ton (Husada, 2008).

Dari uraian diatas penulis melakukan penelitian dengan judul ” Rancang

Bangun Alat Pencetak Briket Bentuk Silinder dan Penambahan Pisau Pemotong

Briket ”. Diharapkan arang briket dengan nilai kalor tinggi mampu memenuhi

kebutuhan industri dan mampu menggantikan bahan bakar padat fosil.

Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mencetak briket dalam bentuk

silinder.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini berguna untuk agar dalam pemakaiannya mudah

untuk digunakan, dan juga bisa mengganti bentuk briket yang ingin kita gunakan

(14)

TINJAUAN PUSTAKA

Energi

Sumber energi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kekayaan

alam yang akan memberikan sejumlah daya dan tenaga apabila diproses dan

diolah serta bisa dinikmati oleh masyarakat luas di dalam penyebarannya

(Kurniawan dan Marsono, 2008).

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), energi adalah tenaga

atau gaya untuk berbuat sesuatu. Definisi ini merupakan perumusan yang lebih

luas daripada pengertian-pengertian mengenai energi yang umumnya dianut di

dunia ilmu pengetahuan. Dalam pengertian sehari-hari energi dapat didefinisikan

sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu pekerjaan (Kadir, 1995).

Seperti diketahui Indonesia sangat berkepentingan dengan sumber daya

energi minyak dengan sumber daya energi lainnya karena minyak merupakan

sumber daya energi yang menghasilkan devisa selain gas alam. Oleh karena itu,

sektor-sektor perekonomian yang memanfaatkan minyak sedapat mungkin

menggantikannya dengan sumber daya lain seperti gas alam, batubara, panas

bumi, listrik tenaga air, dan biomassa yang tersedia dalam jumlah besar

(Reksohadiprojo, 1988).

Biomassa

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses

fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain

(15)

kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan

ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan

sebagai sumber energi (bahan bakar). Yang digunakan adalah bahan bakar

biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil

produk primernya (Pari, 2002).

Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan

bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu,

dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui

(renewable resources), relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak

menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan

sumber daya hutan dan pertanian (Widarto dan

Potensi biomassa di Indonesia adalah cukup tinggi. Dengan hutan tropis

Indonesia yang sangat luas, setiap tahun diperkirakan terdapat limbah kayu

sebanyak 25 juta ton yang terbuang dan belum dimanfaatkan. Jumlah energi yang

terkandung dalam kayu itu besar, yaitu 100 milyar kkal setahun. Demikian juga

sekam padi, tongkol jagung, dan tempurung kelapa yang merupakan limbah

pertanian dan perkebunan, memiliki potensi yang besar sekali. Tabel 1.

memberikan suatu ikhtisar dari potensi energi biomassa yang terdapat di

Indonesia. Jenis energi ini adalah terbarukan, sehingga merupakan suatu produksi

yang tiap tahun dapat diperoleh.

(16)

Tabel 1. Potensi energi biomassa di Indonesia

(Kadir, 1995)

Bioarang

Arang merupakan bahan padat yang berpori dan merupakan hasil

pengarangan bahan yang mengandung karbon. Sebagian besar pori-pori arang

masih tertutup oleh hidrokarbon, tar, dan senyawa organik lain yang

komponennya terdiri dari karbon tertambat (Fixed Carbon), abu, air, nitrogen dan

sulfur. Sedangkan, bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang

dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting,

daun-daunan, rumput, jerami, ataupun limbah pertanian lainnya. Bioarang ini

dapat digunakan dengan melalui proses pengolahan, salah satunya adalah menjadi

briket bioarang (Pari dan

Sedangkan menurut Johannes (1991), bioarang adalah arang yang diproses

dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Energi biomassa yang

diubah menjadi energi kimia inilah yang disebut dengan bioarang. Hartoyo, 1983).

Briket Bioarang

Briket bioarang adalah gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang

yang terbuat dari bioarang (bahan lunak). Bioarang yang sebenarnya termasuk

bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras

Sumber energi Produksi

(17)

dengan bentuk tertentu. Kualitas dari bioarang ini tidak kalah dengan batubara

atau bahan bakar jenis arang lainnya (Joseph dan

Pembuatan briket arang dari limbah pertanian dapat dilakukan dengan

menambah bahan perekat, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu

kemudian ditumbuk, dicampur perekat, dicetak dengan sistem hidrolik maupun

manual dan selanjutnya dikeringkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hartoyo (1983) menyimpulkan bahwa briket arang yang dihasilkan setaraf dengan

arang buatan Inggris dan memenuhi persyaratan yang berlaku di Jepang karena

menghasilkan kadar abu dan zat yang mudah menguap (volatile matter) yang

rendah serta tinggi kadar karbon terikat (fixed carbon) dan nilai kalor. Hislop, 1981).

Briket arang yang baik diharapkan memiliki kadar karbon yang tinggi.

Kadar karbon sangat dipengaruhi oleh kadar zat mudah menguap dan kadar abu.

Semakin besar kadar abu aka akan menyebabkan turunnya kadar karbon briket

arang tersebut. Secara keseluruhan nilai kerapatan briket arang antara 0,45 g/cm3

sampai 0,59 g/cm3, kekuatan tekan antara 4,67 kg/cm2 sampai 6,72 kg/cm2, kadar

air antara 3,57% sampai 4,75%, kadar zat menguap antara 22,18% sampai

25,77%, kadar abu 3,56%, kadar karbon terikat antara 70,28% sampai 73,82% dan

nilai kalor berkisar antara 6198,99 kal/g sampai 6522,84 kal/g (Hendra dan

Dermawan, 2000).

Bahan Bakar

Bahan bakar adalah istilah popular media untuk menyalakan api. Bahan

bakar dapat bersifat alami (ditemukan langsung dari alam), tetapi juga bersifat

buatan (diolah dengan teknologi maju). Bahan bakar alami misalnya kayu bakar,

(18)

Sebenarnya, listrik tidak dapat disebut sebagai bahan bakar karena langsung

menghasilkan panas. Panas inilah yang sebenarnya dibutuhkan manusia dari

proses pembakaran, disamping cahaya akibat nyalanya (Ismun, 1993).

Menurut Adan (1998), pemakaian bahan bakar fosil sudah mendekati masa

pensiun. Sudah menjadi berita hangat bahwa bahan bakar fosil sudah mulai habis.

Lebih buruknya lagi penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan polusi berupa

sulfur, CH4, dan N2O yang dapat merusak lingkungan dimana ikut andil

menyebabkan pemanasan global (Global Warming). Untuk mengeliminasi

kemungkinan terburuk dampak pemakaian bahan bakar fosil sangat tepat jika

bahan bakar dari biomassa sebagai penggantinya.

Pemerintah juga sedang menyusun langkah-langkah pengembangan energi

alternatif berbasis nabati atau biofuel. Program nasional ini telah dimulai sejak

tahun 2005 dengan pengembangan energi berbahan dasar kelapa sawit, jagung,

tebu, singkong, dan jarak. Untuk daerah tertentu, terutama daerah terpencil dan

belum berkembang, akan dilaksanakan program desa mandiri energi berbasis

pohon jarak. Dengan demikian desa-desa tersebut diharapkan akan mampu

memenuhi kebutuhan energinya, tanpa harus tergantung kepada solar dan minyak

tanah. Namun, terobosan antisipasi untuk menghasilkan energi alternatif lainnya

tetap perlu dilakukan. Bahan bakar tersebut harus murah, mudah dibuat, dan

mudah dicari sumber bahannya, seperti bioarang (Kurniawan dan Marsono, 2008).

Nilai Kalor

Menurut Koesoemadinata (1980), nilai kalor bahan bakar adalah jumlah

panas yang dihasilkan atau ditimbulkan oleh suatu gram bahan bakar tersebut

(19)

kalori. Dengan kata lain nilai kalor adalah besarnya panas yang diperoleh dari

pembakaran suatu jumlah tertentu bahan bakar di dalam zat asam. Makin tinggi

berat jenis bahan bakar, makin tinggi nilai kalor yang diperolehnya. Misal bahan

bakar minyak dengan berat jenis 0,75 atau grafitasi API 70,6 mempunyai nilai

kalor 11.700 kal/gr.

Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan., dan

diukur sebagai nilai kalor kotor/gross calorific value (GCV). Perbedaannya

ditentukan oleh panas laten kondensasi dari uap air yang dihasilkan selama proses

pembakaran. GCV mengasumsikan seluruh uap yang dihasilkan selama proses

pembakaran sepenuhnya terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor netto/netto

calor value (NCV) mengasumsikan air yang keluar dengan produk pengembunan

tidak seluruhnya terembunkan. Bahan bakar harus dibandingkan berdasarkan

NCV (www.energyefficiencyasia.org).

Elemen Mesin

Motor listrik

Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah

energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan,

mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Setiap mesin sesudah

dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada

sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah cakram

sabuk mesin (pulley) atau sebuah gandengan untuk hubungan ke suatu penggerak

(20)

Motor satu fase dengan kekuatan 1 HP banyak digunakan di

industri-industri rumah tangga, pabrik, bengkel, maupun perusahaan-perusahaan. Disebut

motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor tersebut

dimasukkan tegangan satu fase. Untuk membentuk dua buah arus listrik yang

berbeda fase digunakan sistem penggeser fase sehingga dari satu fase listrik yang

dimasukkan akan membentuk listrik dua fase di dalam motor listrik. Umumnya

hal ini dapat dilaksanakan dengan memasang sebuah rangkaian kumparan

induktor maupun kapasitor secara seri pada kumparan bantu.

Gambar 1. Elektromotor

Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.

Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan

utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros (Sularso dan Suga, 1997).

Poros dapat dibedakan kepada 2 macam, yaitu :

1. Poros dukung ; poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen

mesin yang berputar.

2. Poros transmisi/poros perpindahan ; poros yang terutama dipergunakan

(21)

Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu

elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Sedangkan poros dukung dapat dibagi

menjadi poros tetap atau poros terhenti dan poros berputar. Pada umumnya poros

dukung itu pada kedua atau salah satu ujungnya ditimpa atau sering ditahan

terhadap putaran. Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan

(Stolk dan Kros, 1981).

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros

yang berbeban dan berputar. Dengan adanya bantalan, maka putaran dan gerakan

bolak-balik suatu poros berlangsung secara halus, aman dan tahan lama.

Bantalan terdiri dari dua jenis, antara lain :

a. Bantalan luncur, dimana yang terjadi adalah gesekan luncur.

b. Bantalan gelinding, merupakan tumpuan poros dengan elemen yang

menggelinding diantara dua buah cincin.

Bantalan gelinding radial yang banyak digunakan adalah bantalan peluru. Sebuah

bantalan peluru terdiri dari dua buah cincin jalan (cincin dalam dan cincin luar)

dan diantaranya terdapat peluru dengan sangkar (Stolk dan Kros, 1981).

Menurut Sularso dan Suga (1997), untuk memilih bantalan diperlukan

data-data sebagai berikut :

1. Nomor bantalan yang digunakan,

2. Putaran poros,

3. Diameter poros,

(22)

Bantalan dalam peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan berbagai

suku pemindah daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk digunakan

ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros, beban yang harus

didukung, dan besarnya daya dorong akhir (Smith dan Wilkes, 1990).

Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros

dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin)

(Daryanto, 1993).

Mata pisau

Mata pisau berfungsi untuk memotong briet yang sudah dicetak sehingga

sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pemotongan yang baik harus

menggunakan mata pisau yang tajam. Hal ini dapat mempercepat pemotongan

bahan dan membutuhkan tenaga yang lebih kecil. Pisau yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari sebuah pisau pemotong yang penggunaannya adalah

secara manual dengan penggunaan tenaga manusia atau operator.

Reducer

Reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini

perbandingan reducer putarannya dapat cukup tinggi.

I = 2 1

n n

………(1)

dimana :

i : Perbandingan reduksi

(23)

n2 : Output putaran (rpm)

(Nienman, 1986)

(24)

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Nopember 2010 di

Laboratorium Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Bahan dan Alat

Bahan– bahan yang digunakan dalam penelitian adalah briket, ulir, reducer,

kopling, bantalan, baut dan mur, plat seng, dan besi siku

Alat - alat yang digunakan dalam penelitian motor listrik, mesin las, gergaji

besi, mesin bor, kalkulator, mistar, dan pulpen/pensil.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi

literatur (kepustakaan), melakukan eksperimen, survei ke lapangan dan

melakukan pengamatan tentang alat pencetak briket bentuk silinder. Kemudian

dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan / perangkaian

komponen-komponen alat pencetak briket bentuk silinder. Setelah itu, dilakukan pengujian

alat, pengamatan parameter.

Pelaksanaan Penelitian

Komponen alat

Alat pencetak briket bentuk silinder ini mempunyai beberapa bagian

(25)

1. Kerangka alat

Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen

lainnya, yang terbuat dari besi plat. Alat ini mempunyai

panjang 80 cm, tinggi 50 cm, dan lebar 55 cm.

2. Motor listrik

Motor listrik adalah sumber penggerak untuk menggerakkan

setiap komponen alat pencacah sampah organik . Pada alat ini

digunakan motor listrik jenis AC satu fasa dengan spesifikasi

1 HP dan kecepatan putaran sebesar 1440 rpm.

3. Poros

Berletak ditengah yang terbuat dari besi As dengan diameter

1 inchi.

4. Bearing / bantalan

Berfungsi sebagai penumpu poros terletak di kerangka alat.

5. Roda gigi (reducer)

ialah kontak transmisi roda gigi berfungsi untuk

mentransmisikan putaran dari motor listrik dengan

perbandingan sesuai dengan kebutuhan.

6. Kopling

Elemen mesin berfungsi penerus putaran dan daya dari poros

(26)

7. Cetakan

Plat besi yang berlubang berfungsi sebagai tempat

terbentuknya briket berbentuk silinder.

8. Saluran pemasukan (Hopper)

Berfungsi sebagai tempat masuknya briket yang akan

dibentuk oleh alat.

9. Saluran pengeluaran kompos yang sudah terbentuk

Berfungsi sebagai saluran pengeluaran briket.

Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan

persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat

pencetak briket berbentuk silinder, mempersiapkan bahan-bahan dan

peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penelitian serta

menyediakan motor listrik yang akan digunakan pada alat pancetak briket

bentuk silinder.

2. Pembuatan alat

Adapun langkah pembuatan alat pencetak briket bentuk silinder adalah :

1) Dirancang bentuk alat pencetak briket bentuk silinder dan

(27)

2) Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pencetak

briket bentuk silinder.

3) Dilakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan

sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

4) Dipotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan; dengan

panjang alat 80cm; tinggi 50cm; lebar 55cm kemudian dilakukan

pengeboran dan penglasan terhadap bahan.

5) Dilakukan pemasangan atau perangkaian bahan-bahan sesuai dengan

bentuk yang telah dirancang.

6) Dilakukan pemasangan mesin penggerak, reducer, kopling dan mesin

pencetak briket.

3. Spesifikasi alat

Adapun spesifikasi alat tersebut:

1) Menggunakan motor listrik dengan daya 1 HP, 220 volt dengan rpm 1440

2) Rangka mesin PxLxT = 80x55x50 cm.

3) Bahan besi siku, plat besi.

4) Diameter cetakan 25 mm

5) Menggunakan reducer 1 : 30

4. Pengujian alat

Adapun prosedur pengujian alat adalah :

(28)

2) Disiapkan briket yang akan dicetak berbentuk silinder.

3) Dihidupkan alat.

4) Dimasukkan briket yang akan dibentuk kedalam saluran pemasukan.

5) Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mencetak briket.

6) Dihitung berat briket yang telah berbentuk silinder dan yang tidak

terbentuk / rusak.

7) Dilakukan analisis ekonomi.

Parameter yang diamati

1. Kapasitas alat (Kg/jam)

Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat briket

yang akan dibentuk terhadap waktu yang dibutuhkan untuk membentuk

briket

2. Persentase briket yang tidak terbentuk

%

3. Analisis ekonomi

Biaya briket bentuk silinder (Rp/Kg).

Pengukuran biaya alat briket bentuk silinder dilakukan dengan cara

menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak

(29)

Biaya pokok BTT C

BT = Total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = Total biaya tidak tetap (Rp/jam)

x = Total jam kerja pertahun (jam/tahun)

C = Kapasitas alat (jam/satuan produksi)

1.) Biaya tetap

Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari :

- Biaya penyusutan (metode garis lurus)

(

)

D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp)

S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

n = Umur ekonomi (tahun)

- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan,

(30)

I = Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)

- Biaya pajak

Dinegara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk

mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur menganjurkan bahwa

biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.

- Biaya gudang/gedung

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata

diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

1.) Biaya tidak tetap

Menurut Darun (2002), biaya tidak tetap terdiri dari :

- Biaya listrik (Rp/Kwh)

- Biaya perbaikan untuk sumber tenaga penggerak, mesin sumber

tenaga adalah mesin penggerak peralatan lainnya yang umumnya

dihubungkan dengan jenis-jenis transmisi tertentu. Biaya perbaikan

ini dapat dihitung dengan persamaan:

(

)

- Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini

tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip Kerja Alat

Alat pencetak briket bentuk silinder ini, terbuat dari bahan tabung besi

dengan dimensi panjang 25 cm, diameter 10 cm, dan tebal 2,5 cm. Pada bagian

dalamnya terdapat ulir pengepres bahan briket bentuk silinder. Ulir pengepres ini

mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan menekan plat berlubang

sebagai pencetak briket. Lubang plat berdiameter 25 mm.

Pada prinsipnya alat ini mempunyai prinsip yang sama dengan alat

pencetak pakan ternak, yaitu dengan menggunakan proses penekanan (press).

Bahan yang masuk melalui saluran pemasukan dibawa oleh ulir ke ruang diantara

ulir dan cetakan, bahan yang berkumpul diruang, ditekan (press) dan keluar

melalui lubang cetakan briket bentuk silinder.

Alat ini menggunakan reducer 1 : 30, yang berfungsi untuk mengurangi

putaran – putaran yang berlebihan dari motor listrik dan diubah menjadi putaran

yang lebih kecil dan bertenaga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Smith dan

Wilkes (1990) yang menyatakan bahwa penggunaan roda gigi (reducer)

menghasilkan konstruksi yang lebih kokoh dan meniadakan sejumlah besar

gerakan yang hilang tak terduga.

Adapun jumlah putaran yang dihasilkan setelah menggunakan reducer

(32)

Kapasitas Alat

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa kapasitas alat per

jam pencetak briket bentuk silinder adalah 1,805 kg/jam yang berbentuk silinder

dengan lubang plat sebesar 15 mm dan jarak antara ulir dengan cetakan sejauh 3

mm. Jarak ini dibuat untuk bahan agar ada ruang untuk bahan masuk berkumpul

kemudian ditekan (press) agar bahan dapat keluar melalui plat cetakan berbentuk

briket. Hal ini sesuai dengan (Satriyo dkk, 2008) Alat pencetak briket berbentuk

silinder, pada bagian dalamnya terdapat ulir pengepres briket bentuk silinder. Ulir

pengepres ini mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan menekan plat

berlubang sebagai pencetak briket. Poros menggerakkan ulir untuk mencetak

briket agar keluar dari lubang plat sesuai dengan ukuran briket yang dikehendaki.

Persentase Briket Bentuk Silinder yang Tidak Terbentuk

Persentase briket yang tidak terbentuk ialah persentase briket yang masuk

dari saluran pemasukan pencetak briket dan tidak keluar melalui saluran

pencetakan, yang tertinggal didalam cetakan dan ulir serta tidak menjadi bentuk

briket bentuk silinder. Persentase briket bentuk silinder yang tidak terbentuk dapat

dihitung dengan membagikan berat briket yang tidak terbentuk dengan berat

briket yang akan dibentuk.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa persentase rata-rata

kerusakan briket yang tidak terbentuk adalah 20%. Persentase ketidak terbentukan

ini diakibatkan adanya jarak antara ulir dengan cetakan briket. Jarak itu

(33)

yang akan ditekan (press) sehingga briket yang ditekan (press) meninggalkan sisa

bahan pada ruang kosong tempat briket yang tidak terbentuk. Dimana jarak yang

terdapat pada alat sebesar 3 mm. Jika jarak yang terlalu rapat akan membuat

gesekan antara ulir dengan alat cetakan sehingga batang poros tidak dapat

berputar karena gesekan ulir dengan cetakan briket bentuk silinder tersebut.

Adapun hal lain yang menyebabkan briket tidak terbentuk yaitu pengaruh

komposisi bahan pembuat briket yaitu lem. Dari penelitian yang dilakukan

komposisi lem berpengaruh pada terbentuknya briket. Jika komposisi lem terlalu

kecil, maka briket akan terbentuk tidak sempurna, karena pada saat briket keluar

dari cetakan maka briket akan berai tidak sempurna. Dan pada ulir briket tersebut

melekat sehingga briket hanya keluar sedikit pada cetakan dan bahan akan tidak

dapat masuk kedalam ulir.

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu

alat untuk dioperasikan. Dengan analisa ekonomi dapat diketahui seberapa besar

biaya produksi sehingga keuntungan alat akan dapat diperhitungkan.

Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang

(34)

1. Biaya Tetap (BT)

a. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan ini merupakan biaya untuk mengganti alat jika umur

ekonominya telah sampai atau alat itu dijual sebelum habis umur ekonominya.

Penyusutan ini biasanya disebabkan karena terjadinya kerusakan dari alat

tersebut. Biaya penyusutan dari alat sebesar Rp.269.550,00

b. Biaya Bunga Modal dan Asuransi

Biaya bunga modal dan asuransi ini merupakan uang yang dibayarkan ke bank

karena suatu transaksi peminjaman modal. Dalam hal ini persen bunga modal

dan asuransinya diasumsikan sebesar 17%. Biaya bunga modal dan asuransi

dari alat pencetak briket bentuk silinder sebesar Rp.209.440,00

c. Biaya Pajak

Biaya pajak dalam pembuatan alat pencetak briket bentuk silinder

diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. Jadi biaya pajak dari alat

ini sebesar Rp.61.600

d. Biaya Gedung/Garasi

Biaya gedung/garasi ini diasumsikan sebagai biaya operasional penyewaan

gedung selama proses pembuatan alat. Biaya gedung ini rata-rata diperkirakan

1% pertahun nilai awal (P). Jadi biaya gedung dari alat pencetak briket ini

sebesar Rp 30.800,00

Jadi total biaya tetap (BT) dari alat pencetak briket bentuk silinder ini sebesar

(35)

2. Biaya Tidak Tetap (Rp/jam)

a. Biaya Listrik

Dalam pembuatan alat pencetak briket bentuk silinder digunakan motor listrik

sebagai sumber tenaga penggeraknya. Jadi biaya listrik dari alat ini sebesar

Rp.126.02/jam.

b. Biaya Reparasi

Biaya reparasi merupakan biaya yang diperlukan untuk memperbaiki alat jika

mengalami kerusakan. Biaya reparasi dari alat pencetak briket bentuk silinder

sebesar Rp.33,264/jam.

c. Biaya Perawatan

Biaya perawatan merupakan biaya yang diperlukan untuk membeli bahan agar

alat dapat bekerja dengan baik lagi. Bahan yang biasa digunakan seperti oli

dan minyak gemuk. Jadi biaya perawatan dari alat pencetak briket bentuk

silinder adalah sebesar Rp.308,00/jam.

d. Biaya Operator

Biaya operator merupakan biaya untuk menggaji operator dalam

pengoperasian alat. Jadi biaya operator dari alat pencetak briket bentuk

silinder sebesar Rp.5.000/jam.

Jadi total biaya tidak tetap (BTT) dari alat pencetak briket bentuk silinder

sebesar Rp.5467,284/jam.

Biaya pokok merupakan penjumlahan dari biaya tetap (BT) dan biaya

(36)

sebesar Rp3.345,43/kg. Jadi biaya pokok yang harus dikeluarkan untuk briket

agar berbentuk silinder sebanyak 0,05 kg adalah sebesar Rp 167,27,-.. Dengan

(37)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kapasitas rata-rata yang diperoleh dalam pengujian alat pencetak briket

bentuk silinder ini sebesar 1,805 kg/jam

2. Persentase rata-rata briket yang tertinggal pada alat pencetak briket bentuk

silinder yang diperoleh dalam pengujian pencetak briket bentuk silinder

sebesar 20 %

3. Biaya produksi alat pencetak briket bentuk silinder ini sebesar

Rp.3.345,43/kg

4. Biaya investasi untuk membuat alat pencetak briket bentuk silinder

sebesar Rp. 3.080.000

Saran

1. Pada alat ini perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terutama tentang

saluran pengeluaran yang memungkinkan bentuk lainnya.

2. Perlu pemikiran lebih lanjut tentang cara pembersihan alat agar lebih

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2006. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia.

Adan, I. U., 1998. Teknologi Tepat Guna: Membuat Briket Bioarang. Yogyakarta: Kanisius.

Daryanto, 1993. Dasar-dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta, Jakarta

Daryanto, 1986. Fisika Teknik. Rineka Cipta, Jakarta.

Daryanto, 2002. Pengetahuan Listrik. Bumi Aksara, Jakarta

Hartoyo, 1983. Pembuatan Arang dari Briket Arang Secara Sederhana dari Serbuk Gergaji dan Limbah Industri Perkayuan. Bogor: Puslitbang Hasil Hutan.

Hendra dan Darmawan, 2000. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.

Johannes, H., 1991. Menghemat Kayu Bakar dan Arang Kayu untuk Memasak di Pedesaan dengan Briket Bioarang. Yogyakarta: UGM

Joseph, S., dan D., Hislop, 1981. Residu Briquetting in Developping Countries. London: Aplyed Sciense Publisher.

Kadir, A., 1995. Energi : Sumber daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi. Cet.1. Edisi Kedua/revisi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

Koesoemadinata, 1980. Geologi Miyak dan Gas Bumi, Penerbit: ITB.

Kurniawan, O. Ir., dan Marsono Ir., 2008. Superkarbon Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah dan Gas. Cetakan1. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pari, G., 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Sampah Industri Pengolahan Kayu. Makalah Falsafah Sains (PPs) 70 L) Program Sarjana/C3. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Pari, G., dan Hartoyo, 1983. Beberapa Sifat Fisis dan Kimia Briket Arang dari Limbah Arang Aktif. Bogor: Jurnal Penelitian Hasil Hutan.

(39)

Reksohadiprojo, S., 1988. Ekonomi Energi. Edisi I. Yogyakarta: PAU Studi Ekonomi – Universitas Gajah Mada.

Smith, H. P., dan L. H. Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Terjemahan T. Purwadi. UGM Press, Yogyakarta

Stolk, J. dan C. Kros, 1981. Elemen Mesin, Elemen Konstruksi Bangunan Mesin. Terjemahan H. Hendarsin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta

Sularso dan K. Suga, 1997. dasar perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. PT. Pradnya Paramita. Jakarta

(40)

2

TGL : 4 DESEMBER 2010 DIP

PENCETAK BRIKET SLIND FP USU

KETERANGAN

1.Motor listrik : merek

:1 Hp, 1440r : 220 v

2.Rangka : besi sik

3.Cetakan : plat lin

: 11 luba

4.Tabung pencetak : selinder P

: tebal 4

5.Batang poros : 1 inchi

6.Reducer : 1:30, C

7.Bearing/Bantalan : 1inchi

8.Kopling/Pulley gandeng : 2,5 inc

9. Saluran pengeluaran : plat besi

10. Saluran pemasukan : besi plat

9

10

Lampiran 2. Gambar Teknik Pencetak Briket Bentuk Silinder Tampak Atas

5

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

Lampiran 4. Data briket per 50 gr bahan yang akan dibentuk.

Ulangan Berat Briket(gr) Waktu(det)

Berat

1. Kapasitas Alat

2. Persentase kerusakan

(47)

Lampiran 5. Analisis ekonomi

Analisis Ekonomi

Dalam analisa ekonomi variabel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

i : bunga modal (15%) + bunga asuransi (2%) = 17%

P : nilai awal alat = Rp. 3.080.000

S : nilai akhir alat = 10%.P = Rp. 308.000

n : 5 tahun

x : 1000 jam

Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang

dikeluarkan, yaitu biaya tetap (BT) dan biaya tidak tetap (BTT).

• Biaya Tetap (BT)

a. Biaya Penyusutan

(

)

b. Biaya Bunga Modal dan Asuransi

(48)

d. Biaya Gudang/ gedung

BG=1%.P

• Biaya Tidak Tetap (Rp/jam)

a. Biaya Listrik

Tarif listrik/KWh = Rp.169/kWh

Motor listrik yang digunakan = 1 HP = 0.7457 kW

= Rp. 126,02/jam

b. Biaya Reparasi

BR=

c. Biaya Perawatan

Biaya perawatan adalah sebesar 10% dari nilai awal dibagi 1000 jam

(49)

d. Biaya Operator

Biaya operator = Rp. 5.000/jam

Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = Rp. 5467,284/jam

Sehingga total biaya pokok dapat diperoleh dari persamaan berikut :

(50)

Lampiran 6. Daftar biaya meterial alat pencetak briket bentuk silinder

Nama Bahan Harga(Rp)

(51)

Motor listrik 650.000

Reducer 300.000

Batang as (poros) 70.000

Tabung 60.000

Hopper 92.000

Plat cetakan 20.000

Kopling 160.000

Baut 20.000

Cat 25000

Biaya las 500.000

Biaya bubut 500.000

Bearing P 207 GHB 110.000

Tiner, kertas pasir 30.000

Kuas 5.000

Saklar 8.000

Biaya lain - lain 330.000

Total 3.080.000

Biaya total pada pembuatan alat pencetak briket bentuk silinder

Gambar

Tabel 1. Potensi energi biomassa di Indonesia
Gambar 1. Elektromotor
Gambar 2. Reducer
Gambar 3. Pencetak briket silinder tampak depan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengeringan menggunakan alat ini, bahan kelapa parut yang akan.. dikeringkan dimasukkan ke dalam tabung silinder melalui hopper

Bahan akan terus keluar melalui saluran cetakan selama proses pencetakan terus berlangsung, bahan yang keluar melalui saluran cetakan akan turun dan ditampung oleh belt conveyor

Alat pencetak terasi ini bekerja dengan prinsip mengempa atau mengepres bahan dengan menggunakan screw press sehingga bahan akan terpres dan akan keluar melalui saluran

Stainless steel merupakan logam tahan korosi yang umum digunakan pada alat pengolahan bahan pangan. Komponen alat yang akan bersentuhan langsung dengan bahan akan

Alat pencetak terasi ini bekerja dengan prinsip mengempa atau mengepres bahan dengan menggunakan screw press sehingga bahan akan terpres dan akan keluar melalui

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis perekat, komposisi perekat dan tekanan terbaik biobriket berbahan baku dari arang kayu gelam dengan perekat

Rancang bangun alat cetak briket mempertimbangkan alat sederhana, mudah pembuatan, mudah perawatan, dan mudah dibawa menjadi dasar desain alat cetak briket untuk

Pondasi dengan sistem gerak rel Pelat tabung pencetak terdiri dari 2 buah meja yang mempunyai roda, bertujuan untuk memudahkan proses produksi karena menggunakan 2 meja cetak secara