• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN FUZZY FAILURE MODE AND EFFECT

ANALYSIS (FUZZY FMEA) DALAM MENGIDENTIFIKASI

RESIKO KEGAGALAN PADA PROSES PRODUKSI DI

PT. MAHOGANY LESTARI

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh:

JEFRY DARMA M. NAPITUPULU

NIM. 060403039

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

atas penyertaan-Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan

menyelesaikan tugas sarjana ini. Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat

akademis yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studi

di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tugas sarjana ini berjudul “Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect

Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada

Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari”. Tugas sarjana ini disusun

berdasarkan sumber literatur mengenai pengendalian kualitas dalam proses

produksi agar dihasilkan suatu prioritas rencana perbaikan suatu kegagalan proses

produksi di PT. Mahogany Lestari.

Penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam mengerjakan tugas

sarjana ini, namun penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kebaikan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, Desember 2010

Penulis

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penyusunan laporan tugas sarjana ini, Penulis banyak

mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

dengan berbangga hati, Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT., selaku Ketua Departemen Teknik Industri USU

dan juga selaku Dosen Pembimbing II Penulis dalam penyelesaian tugas

sarjana ini, yang selalu memberikan perhatian dan juga memberikan

bimbingan akademis kepada Penulis dalam menyelesaikan laporan tugas

sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT., selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri

USU.

3. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM. dan Bapak Aulia Ishak, ST., MT.,

selaku Koordinator Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri USU.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Koordinator Bidang

Rekayasa Sistem Manufaktur, yang telah membimbing Penulis selama

pengerjaan Pra-proposal tugas sarjana.

5. Bapak Ir. Abdul Jabbar M. Rambe, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I

Penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini, yang telah menyediakan waktu

untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada Penulis dalam

menyelesaikan laporan tugas sarjana ini.

6. Bapak Pimpinan PT. Mahogany Lestari yang telah memberikan izin bagi

(6)

7. Bapak Ismail, selaku Kepala Bagian Personalia di PT. Mahogany Lestari

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada

Penulis selama melakukan penelitian di perusahaan.

8. Bapak Sugihartono, selaku Kepala Bagian Perencanaan dan Produksi PT.

Mahogany Lestari yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan

kepada Penulis selama melakukan penelitian di bagian lantai produksi.

9. Orangtua Penulis (Mama Ny. Ir. L. Maringan Napitupulu - A. D. Siahaan)

serta abang-abang dan kakak Penulis (Franky Napitupulu, SE, Irene

Napitupulu, SH, dan Aldo Napitupulu, S.Kom) yang selalu memberikan

semangat, bantuan serta doa kepada Penulis hingga saat ini.

10. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Kepala Laboratorium Sistem

Produksi dan Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Staf dosen di Laboratorium

Sistem Produksi di Departemen Teknik Industri USU, yang telah memberikan

semangat kepada Penulis selama pengerjaan tugas sarjana ini.

11. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., Bapak Ir. Parsaoran

Parapat, M.Si., dan Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Tim

Pembanding pada Seminar Tugas Sarjana yang telah memberikan masukan

untuk penyempurnaan laporan tugas sarjana ini.

12. Dosen dan pegawai di Departemen Teknik Industri USU, yang telah

memberikan bantuan serta dukungan kepada Penulis.

13. Rekan-rekan seperjuangan bersama dengan penulis di PT. Mahogany Lestari

(7)

tempat bertukar pikiran/diskusi dengan Penulis selama melakukan penelitian

di perusahaan.

14. Rekan kerja Penulis yang juga sebagai asisten di Laboratorium Sistem

Produksi di Departemen Teknik Industri USU (Arif, Indra, Dendi, Silvia,

Riski, Dian serta Afandy) dan adik-adik asisten (Aulia, Suhartono, Susanto,

Gudiman, Yessi, Puput, Rahma seta Winny) yang telah memberikan

semangat kepada Penulis dalam pengerjaan tugas sarjana ini.

15. Seluruh rekan-rekan TI’06 (Yansen, Tomo, Mastora, Fanesha, Yansen

Siswanto, Stefani, Ruth, Indri, Delfandi, Iman Risky, Astri, Andi Veriko,

Julius, Christina, Varia, Novrizal, Eddy Setiawan dan lainnya) yang telah

membantu serta memberikan semangat kepada Penulis.

16. Mahasiswa/i di Departemen Teknik Industri USU yang secara langsung

maupun tidak langsung memberikan semangat kepada Penulis untuk

menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya, kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa yang mengaruniakan

berkat-Nya dalam perjalanan hidup Bapak, Ibu dan saudara sekalian.

Medan, Desember 2010

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

ABSTRAK ... xxi

I. PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1

1.2. Rumusan Masalah ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5

1.5. Manfaat Penelitian ... I-6

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3

2.4. Daerah Pemasaran ... II-3

2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-3

2.5.1. Struktur Organisasi ... II-3

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-12

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-14

2.6. Proses Produksi ... II-16

2.6.1. Standar Mutu Bahan/ Produk ... II-16

2.6.2. Bahan yang Digunakan ... II-18

2.6.3. Uraian Proses ... II-19

2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi ... II-26

2.6.4.1. Mesin Produksi ... II-27

2.6.4.2. Peralatan ... II-32

III. LANDASAN TEORI ... III-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.2. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) ... III-3

3.3. Tahapan Pembuatan FMEA Secara Umum ... III-6

3.3.1. Penentuan Mode Kegagalan yang Potensial Pada Setiap

Proses ... III-6

3.3.2. Penentuan Dampak/Efek Kegagalan Potensial ... III-8

3.3.3. Penentuan Nilai Severity (S) ... III-9

3.3.4. Identifikasi Penyebab Potensial dari Kegagalan ... III-10

3.3.5. Penentuan Nilai Occurrence (O) ... III-10

3.3.6. Identifikasi Metode Pengendalian yang Ada ... III-11

3.3.7. Penentuan Nilai Detection ... III-12

3.3.8. Menghitung Nilai RPN (Risk Priority Number) ... III-13

3.3.9. Identifikasi Tindakan yang Direkomendasikan

(Recommended Action) ... III-14

3.4. Logika Fuzzy ... III-14

3.5. Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis ... III-16

3.6. Definisi Sample dan Teknik Sampling ... III-23

3.7. Histogram ... III-26

3.8. Pareto Diagram ... III-27

3.9. Cause and Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat) ... III-28

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Jenis Penelitian ... IV-1

4.2. Lokasi Penelitian ... IV-1

4.3. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2

4.4. Metodologi Penelitian ... IV-3

4.5. Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-5

4.6. Teknik Sampling ... IV-5

4.7. Populasi dan Sample Penelitian ... IV-6

4.7.1. Populasi ... IV-6

4.7.2. Sample ... IV-6

4.8. Sumber Data dan Instrumen Penelitian ... IV-7

4.9. Metode Pengumpulan Data ... IV-8

4.10. Metode Pengolahan Data ... IV-9

4.11. Metode Analisis Pemecahan Masalah ... IV-10

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Bill of Material Produk ... V-1

5.1.2. Urutan Proses Produksi ... V-2

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.4. Jumlah Produksi ... V-5

5.1.5. Hasil Pengamatan ... V-5

5.2. Pengolahan Data ... V-7

5.2.1. Histogram Jenis Kegagalan Proses Produksi ... V-7

5.2.2. Diagram Pareto Jenis Kegagalan Proses Produksi ... V-9

5.2.3. Cause and Effect Diagram Penyebab Kegagalan Proses

Produksi ... V-10

5.2.3.1. Cause and Effect Diagram Kayu (Bahan Baku)

Patah Ataupun Retak ... V-11

5.2.3.2. Cause and Effect Diagram Konstruksi Pintu

Merenggang ... V-14

5.2.4. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ... V-17

5.2.4.1. Penentuan Jenis Kegagalan yang Potensial Pada

Setiap Proses ... V-17

5.2.4.2. Penentuan Dampak/Efek yang Ditimbulkan Oleh

Kegagalan ... V-17

5.2.4.3. Penentuan Nilai Efek Kegagalan (Severity, S) ... V-18

5.2.4.4. Identifikasi Penyebab Potensial dari Kegagalan ... V-19

5.2.4.5. Penentuan Nilai Peluang Kegagalan (Occurrence,

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.4.6. Identifikasi Metode Pengendalian Kegagalan ... V-20

5.2.4.7. Penentuan Nilai Deteksi Kegagalan (Detection, D) V-21

5.2.4.8. Menghitung Nilai RPN (Risk Priority Number) ... V-23

5.2.5. Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) ... V-25

5.2.5.1. Input Nilai Efek Kegagalan, Peluang Kegagalan

dan Deteksi Kegagalan ... V-25

5.2.5.2. Pembentukan Himpunan Fuzzy ... V-25

5.2.5.2.1. Pembentukan Himpunan Input Fuzzy .. V-26

5.2.5.2.2. Pembentukan Himpunan Output Fuzzy V-31

5.2.5.3. Aturan Fuzzy ... V-34

5.2.5.4. Aplikasi Fungsi Implikasi, Komposisi Aturan dan

Proses Defuzzifikasi ... V-38

5.2.5.4.1. Perhitungan Nilai FRPN Variabel Input

S = 7, O = 8 dan D = 6 ... V-39

5.2.5.4.2. Perhitungan Nilai FRPN Variabel Input

S = 7, O = 7 dan D = 4 ... V-52

5.2.5.4.3. Perhitungan Nilai FRPN Variabel Input

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Histogram ... VI-1

6.2. Analisis Diagram Pareto ... VI-1

6.3. Analisis Cause and Effect Diagram ... VI-2

6.3.1. Kayu (Bahan Baku) Patah/Retak ... VI-2

6.3.2. Konstruksi Pintu Merenggang ... VI-3

6.4. Analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ... VI-4

6.5. Analisis Fuzzy FMEA ... VI-6

6.6. Analisis Perbandingan Nilai RPN dalam FMEA dengan Fuzzy RPN

dalam Fuzzy FMEA ... VI-8

6.7. Analisis Perbandingan Tindakan Aktual dan Usulan ... VI-10

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-3

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jenis Model Produk yang Dihasilkan PT. Mahogany Lestari ... II-2

2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari ... II-12

2.3. Sistem Pembagian Kerja Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian

Produksi ... II-13

2.4. Sistem Pembagian Kerja Karyawan Bagian Keamanan ... II-14

2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari ... II-28

2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari ... II-32

3.1. Penentuan Nilai Severity ... III-9

3.2. Nilai Occurrence dengan Menggunakan Jumlah Kegagalan ... III-11

3.3. Penentuan Nilai Detection ... III-13

3.4. Kategori Untuk Input Variabel ... III-18

3.5. Kategori Untuk Variabel Output Resiko ... III-20

3.6. Penentuan Ukuran Sample ... III-31

4.1. Contoh Daftar Checklist ... IV-7

5.1. Bill of Material Dari Produk Colonial 8P ... V-1

5.2. Data Stasiun Kerja... V-4

5.3. Urutan Proses Komponen Produk ... V-4

5.4. Rekapitulasi Pengamatan Kegagalan di Setiap Stasiun Kerja ... V-6

5.5. Jenis dan Persentase Kegagalan Proses Produksi ... V-7

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.7. Tabel Why-why Kayu (Bahan Baku) Patah Ataupun Retak ... V-12

5.8. Tabel Why-why Konstruksi Pintu Merenggang ... V-15

5.9. Identifikasi Metode Pengendalian Kegagalan ... V-21

5.10. Penilaian Detection ... V-22

5.11. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai RPN ... V-24

5.12. Nilai Variabel Input Proses FMEA ... V-25

5.13. Kategori Untuk Input Variabel ... V-26

5.14. Parameter Fungsi Keanggotaan Variabel Input ... V-27

5.15. Parameter Fungsi Keanggotaan Variabel Output ... V-32

5.16. Aturan Nilai Variabel Input berdasarkan Fuzzy Rules ... V-35

5.17. Evaluasi Variabel Input (S = 7, O = 8 dan D = 6) ... V-39

5.18. Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum ... V-43

5.19. Evaluasi Variabel Input (S = 7, O = 7 dan D = 4) ... V-53

5.20. Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum ... V-57

5.21. Evaluasi Variabel Input (S = 5, O = 7 dan D = 2) ... V-66

5.22. Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum ... V-70

6.1. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai RPN ... VI-5

6.2. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai FRPN ... VI-7

6.3. Perbandingan Kategori Nilai FRPN dengan Fuzzy RPN ... VI-9

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Mahogany Lestari ... II-5

2.2. Daun Pintu Model Colonial 8P ... II-20

2.3. Block Diagram Proses Produksi Daun Pintu Tipe Colonial 8P ... II-22

3.1. Tahapan Penggunaan Fuzzy FMEA ... III-17

3.2. Grafik Dengan Fungsi Keanggotaan Segitiga ... III-17

3.3. Grafik Dengan Fungsi Keanggotaan Trapesium ... III-18

3.4. Fungsi Anggota dan Nilai Severity ... III-19

3.5. Fungsi Anggota dan Nilai Occurence ... III-19

3.6. Fungsi Anggota dan Nilai Detection ... III-19

3.7. Fungsi Anggota untuk Fuzzy RPN ... III-20

3.8. Aturan Fuzzy dalam IF-THEN ... III-21

3.9. Histogram ... III-26

3.10. Pareto Diagram ... III-28

3.11. Cause and Effect Diagram ... III-30

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2

4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian Secara Umum ... IV-4

4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10

5.1. Proses Produksi Daun Pintu Model Colonial 8P ... V-3

5.2. Histogram Jenis dan Kegagalan Proses Produksi ... V-8

(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.4. Cause and Effect Diagram Kayu (Bahan Baku) Patah/Rusa ... V-14

5.5. Cause and Effect Diagram Konstruksi Pintu Merenggang ... V-16

5.6. Fungsi Anggota dan Nilai Variabel ... V-31

5.7. Representasi Variabel Output ... V-34

5.8. Grafik Fungsi Output Aturan 68 dan 73 ... V-44

5.9. Grafik Fungsi Output Aturan 69 dan 74 ... V-45

5.10. Grafik Fungsi Output Aturan 93 ... V-46

5.11. Grafik Fungsi Output Aturan 94 dan 99 ... V-47

5.12. Grafik Fungsi Output Aturan 98 ... V-48

5.13. Komposisi Semua Output Untuk Input S = 7, O = 8 dan D = 6 ... V-48

5.14. Daerah Solusi Fuzzy Input S = 7, O = 8 dan D = 6 ... V-49

5.15. Grafik Fungsi Output Aturan 62 ... V-58

5.16. Grafik Fungsi Output Aturan 63, 67 dan 68 ... V-59

5.17. Grafik Fungsi Output Aturan 87 ... V-60

5.18. Grafik Fungsi Output Aturan 88 dan 92 ... V-61

5.19. Grafik Fungsi Output Aturan 93 ... V-62

5.20. Komposisi Semua Output Untuk Input S = 7, O = 7 dan D = 4 ... V-62

5.21. Daerah Solusi Fuzzy Input S = 7, O = 7 dan D = 4 ... V-63

5.22. Grafik Fungsi Output Aturan 61 ... V-71

(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.24. Grafik Fungsi Output Aturan 66 ... V-73

5.25. Grafik Fungsi Output Aturan 67 ... V-74

5.26. Komposisi Semua Output Untuk Input S = 5, O = 7 dan D = 2 ... V-75

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

L-1. Checklist Pengamatan

L-14. Surat Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1 (FM-TS-01-01A)

L-15. Formulir Penetapan Tugas Sarjana Halaman 2 (FM-TS-01-01A)

L-16. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ke PT. Mahogany Lestari

L-17. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PT. Mahogany

Lestari

L-18. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa

L-19. Surat Permohonan Perubahan Judul Tugas Sarjana

L-20. Surat Keputusan Perubahan Judul Tugas Sarjana Mahasiswa

L-21. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana (FM-TS-01-04A) dengan Dosen

Pembimbing I

L-23. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana (FM-TS-01-04A) dengan Dosen

(21)

ABSTRAK

Banyak perusahaan menghadapi masalah serius dalam mereduksi produk cacat. Produk cacat yang diterima pelanggan dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan. Bila situasi demikian tidak diatasi dengan segera, perusahaan akan kehilangan pelanggan potensialnya. Dengan adanya pengendalian kualitas (Quality Control) secara baik dan benar dalam proses produksi, maka akan diperoleh produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.

PT. Mahogany Lestari merupakan perusahaan yang memproduksi produk daun pintu yang merupakan pesanan pelanggan (job order). Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan model produk unggulan perusahaan karena selalu dipesan pelanggan. Produk yang dihasilkan hanya diperbolehkan untuk diekspor ke Singapura serta negara-negara di benua Afrika.

Produk cacat atau gagal dalam proses produksi sulit dihindari dalam perusahaan ini. Jenis kegagalan yang sering ditemukan, seperti konstruksi pintu merenggang, kesalahan pembentukan, kayu yang patah, kesalahan pengeboran hingga kesalahan perakitan.

Dengan penggunaan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diperoleh nilai maksimum Risk Priority Number adalah 336 untuk jenis kegagalan kayu (bahan baku) patah/retak dalam kategori moderate (resiko kegagalan tingkat menengah). Sementara bila menggunakan Fuzzy FMEA dengan metode Mamdani, diperoleh nilai resiko maksimum dengan titik pusat (centroid) adalah 782,34 dalam kategori high-very high (resiko kegagalan sangat tinggi). Sehingga, dengan mempertimbangkan nilai tersebut, perusahaan diharapkan mampu untuk segera melakukan perbaikan proses kerja untuk menghindari terjadinya kegagalan proses produksi.

(22)

ABSTRAK

Banyak perusahaan menghadapi masalah serius dalam mereduksi produk cacat. Produk cacat yang diterima pelanggan dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan. Bila situasi demikian tidak diatasi dengan segera, perusahaan akan kehilangan pelanggan potensialnya. Dengan adanya pengendalian kualitas (Quality Control) secara baik dan benar dalam proses produksi, maka akan diperoleh produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.

PT. Mahogany Lestari merupakan perusahaan yang memproduksi produk daun pintu yang merupakan pesanan pelanggan (job order). Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan model produk unggulan perusahaan karena selalu dipesan pelanggan. Produk yang dihasilkan hanya diperbolehkan untuk diekspor ke Singapura serta negara-negara di benua Afrika.

Produk cacat atau gagal dalam proses produksi sulit dihindari dalam perusahaan ini. Jenis kegagalan yang sering ditemukan, seperti konstruksi pintu merenggang, kesalahan pembentukan, kayu yang patah, kesalahan pengeboran hingga kesalahan perakitan.

Dengan penggunaan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diperoleh nilai maksimum Risk Priority Number adalah 336 untuk jenis kegagalan kayu (bahan baku) patah/retak dalam kategori moderate (resiko kegagalan tingkat menengah). Sementara bila menggunakan Fuzzy FMEA dengan metode Mamdani, diperoleh nilai resiko maksimum dengan titik pusat (centroid) adalah 782,34 dalam kategori high-very high (resiko kegagalan sangat tinggi). Sehingga, dengan mempertimbangkan nilai tersebut, perusahaan diharapkan mampu untuk segera melakukan perbaikan proses kerja untuk menghindari terjadinya kegagalan proses produksi.

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Produk yang cacat adalah sumber utama pemborosan. Tidak sedikit

perusahaan menghadapi masalah serius karena produk cacat yang menimbulkan

klaim dari pelanggan. Jika produk cacat lolos kepada pelanggan dan kemudian

menimbulkan kerugian, maka perusahaan harus mengganti kerugian yang dialami

pelanggan. Salah satu dampak negatif yang diakibatkannya adalah runtuhnya

reputasi perusahaan di mata pelanggan. Bila situasi demikian tidak diatasi dengan

segera, perusahaan akan kehilangan pelanggan potensialnya. Dengan adanya

pengendalian kualitas (Quality Control) secara baik dan benar, maka akan

diperoleh produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.

PT. Mahogany Lestari merupakan salah satu perusahaan industri

manufaktur pengolahan kayu yang menghasilkan produk daun pintu. Hasil

produksi hanya diekspor ke Singapura dan juga negara-negara di benua Afrika.

PT. Mahogany Lestari menjalankan aktivitas produksinya berdasarkan pesanan

dari pelanggan (job order). Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan tipe

produk yang sering dipesan dari pelanggan.

Kualitas produk perusahaan ini berada di Grade C dengan kriteria:

1. Pin hole (lubang jarum), maksimum 50 lubang untuk satu pintu dan tidak

(24)

2. Shot hole (lubang korek), maksimum 30 lubang untuk satu pintu dan harus

disisip dengan kayu.

3. Colour matching boleh mendekati (little match).

4. Konstruksi pintu tidak diperbolehkan renggang.

5. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak.

6. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontak.

7. Compression Failure (patah tebu) tidak diizinkan.

8. Tidak diperbolehkan terdapat pecah dalam, retak panjang, mata kayu mati.

9. Tidak diperbolehkan terdapat Decay (busuk).

Produk daun pintu yang tidak sesuai dengan kriteria, terpaksa ditukarkan

oleh perusahaan yang dapat merugikan perusahaan dan memperpanjang jadwal

penyelesaian pesanan (untuk mengganti produk yang gagal atau tidak sesuai

dengan kontrak). Hal ini kemungkinan terjadi akibat kurangnya pengawasan

kualitas produk sebelum pengiriman.

Perbaikan yang dilakukan saat itu dalam bentuk pengawasan kualitas

bahan baku, yaitu proses pengeringan kayu untuk menghindari jamur dan juga

membuang lubang ataupun celah pada permukaan kayu. Perbaikan ini dinilai

cukup baik. Namun, produk cacat atau gagal dalam proses produksi sulit

dihindari. Potensi kegagalan disebabkan desain yang rumit (dimensi produk),

kayu belahan merenggang ketika disambung (sifat alami bahan baku) hingga

kemampuan pekerja dalam mengoperasikan mesin produksi.

Maka, perlu bagi perusahaan mengetahui jenis kegagalan yang dapat

(25)

yang ada, perlu ditetapkan jenis kegagalan yang harus diprioritaskan terlebih

dahulu agar segera diperbaiki. Tujuannya agar tidak diperoleh kembali produk

gagal dengan jenis kegagalan proses yang sama.

Dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dalam mengidentifikasi masalah penentuan prioritas jenis kegagalan dalam desain

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dengan menggunakan pendekatan fuzzy logic.

Dalam penelitian Wilson Kosasih yakni penerapan penilaian fuzzy1 untuk

produk pisau pemotong kertas diperoleh nilai RPN (Risk Priority Number) yang

menggunakan fungsi logika (IF-THEN) perbandingannya sangat jauh berbeda jika

menggunakan FMEA dengan penilaian tabel. Sehingga dari perbandingan kedua

bentuk penilaian tersebut diperoleh urutan penyebab kegagalan produk yang

berbeda. Penelitian lainnya oleh G. A. Keskin2

1.2. Rumusan Masalah

menyatakan bahwa penelitian

dengan menggunakan logika fuzzy akan memperoleh hasil yang lebih akurat

dibandingkan dengan menggunakan metode FMEA yang klasik. Hal ini ditunjang

oleh penggunaan pendekatan matematis dan juga paling memperhatikan kriteria

terpenting dalam menilai suatu permasalahan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1

(26)

1. Pengawasan kualitas produk selama kegiatan produksi di setiap stasiun kerja

kurang diperhatikan sehingga produk yang gagal akibat proses produksi

masih dapat ditemukan di lantai produksi.

2. Belum adanya tindakan pencegahan berupa perbaikan proses yang optimal

untuk mengurangi potensi kegagalan proses. Hal ini mengakibatkan

perbaikan yang ada saat ini dinilai tidak mampu menyelesaikan permasalahan

di lantai produks i.

Setelah diperoleh jenis kegagalan yang memiliki nilai resiko kegagalan,

akan lebih mudah menetapkan urutan rencana perbaikan berdasarkan pengurutan

nilai RPN yang terbesar hingga yang terkecil dengan pendekatan fuzzy. Dengan

demikian potensi kegagalan proses produksi tidak ditemukan di lantai produksi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian Penggunaan Fuzzy

Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dalam Mengidentifikasi

Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari ini adalah

mengembangkan suatu metode pengendalian kualitas dalam mengidentifikasi

resiko kegagalan pada proses produksi.

Tujuan khusus penelitian ini, yaitu:

1. Mendapatkan frekuensi serta peluang terjadinya kegagalan produk

berdasarkan jenis kegagalannya dalam bentuk histogram.

2. Mendapatkan jenis kegagalan yang menyebabkan produk gagal terbesar yang

(27)

3. Menganalisis kecacatan yang paling dominan dan mencari kemungkinan

faktor penyebab timbulnya kecacatan pada produk tersebut dalam Cause and

Effect Diagram.

4. Mendapatkan resiko kegagalan proses produksi terbesar dalam nilai RPN

(Risk Priority Number) dan FRPN (Fuzzy Risk Priority Number).

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Pembatasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Fuzzy Failure

Mode and Effect Analysis.

2. Penelitian hanya dilakukan pada bagian proses produksi di PT. Mahogany

Lestari yaitu pada stasiun kerja pembentukan profil dan komponen penyusun

produk daun pintu.

3. Penelitian ini tidak memperhatikan faktor biaya produksi ataupun biaya

pengembalian produk gagal dari pelanggan.

4. Penelitian dilakukan untuk produk daun pintu model Colonial 8P. Karena

produk ini melibatkan seluruh mesin yang berada di lantai produksi.

5. Penilaian kriteria kualitas produk masih dalam penilaian Grade C, yaitu:

a. Pin hole (lubang jarum), maksimum 50 lubang untuk satu pintu dan tidak

boleh menumpuk pada satu tempat.

b. Shot hole (lubang korek), maksimum 30 lubang untuk satu pintu dan harus

disisip dengan kayu.

(28)

d. Tidak diperbolehkan terdapat pecah dalam, retak panjang, mata kayu mati.

e. Tidak diperbolehkan terdapat Decay (busuk).

Asumsi yang ditetapkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Tidak dilakukan penambahan atau pengurangan terhadap mesin-mesin

ataupun peralatan produksi.

2. Beban kerja dianggap sudah seimbang diberikan kepada seluruh operator.

3. Tidak memperhatikan faktor perawatan mesin karena seluruh mesin mampu

bekerja secara normal setiap harinya.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, di antaranya:

1. Pihak mahasiswa (peneliti)

Menambah pengalaman dalam menerapkan dan mengembangkan konsep

ilmiah (ilmu pengetahuan) yang diperoleh dalam perkuliahan untuk

menyelesaikan permasalahan di perusahaan yang dijadikan lokasi penelitian.

2. Pihak perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan kemudian akan menjadi masukan berharga

dalam proses pengendalian kualitas produk dalam kegiatan produksi.

3. Pihak Departemen Teknik Industri USU

Menjadi sumber referensi tambahan yang dapat melengkapi dan

memperbanyak informasi serta bermanfaat untuk penelitian-penelitian

(29)

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan dan asumsi penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisikan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi

dan manajemen serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis

(30)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan

hingga penyusunan laporan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan data primer dan sekunder yang diperoleh dari

penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan

masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisikan analisis hasil pengolahan data dan pemecahan

masalah.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan

masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Mahogany Lestari yang pada awal pendiriannya bernama CV.

Mahogany Arts & Crafts. Didirikan pada Tanggal 27 November 1991 sesuai akta

notaries Ibu Sundari Siregar, SH No. 10. Penggantian ini dikarenakan adanya

suatu perubahan dalam kepengurusan dan anggaran dasar perusahaan sehingga

muncul gagasan untuk merubah badan hukum perusahaan yang sesuai dengan

akta No. 29.

PT. Mahogany Lestari memproduksi daun pintu dan kusen pintu. Namun

seiring perkembangannya, perusahaan ini memilih untuk fokus pada produksi

produk daun pintu. Hasil produksinya diekspor ke luar negeri seperti Singapura

dan negara-negara di benua Afrika. PT. Mahogany Lestari dikoordinir oleh suatu

badan resmi yang bertujuan untuk menjaga persaingan perusahaan daun pintu dan

kusen (door jamb) yang bernama ISA (Indonesian Sawmill Association).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha PT. Mahogany Lestari adalah melakukan

pengolahan kayu dalam pembuatan daun pintu dengan bahan baku yang

digunakan adalah jenis kayu durian yang diperoleh dari kota Tebing Tinggi,

Binjai dan Bahorok. Bahan tambahan yang digunakan dalam pengolahan kayu ini

(32)

plastik, lem syntheco, dan tepung dempul yang dapat meningkatkan mutu dan

kualitas secara lebih baik, sedangkan bahan penolong yang digunakan berupa

kertas ampelas dalam menunjang proses produksi.

Berbagai jenis model produk yang sering diproduksi oleh PT. Mahogany

Lestari yang kemudian dipasarkan ke daerah pemasaran dapat dilihat pada Tabel

[image:32.595.210.415.305.549.2]

2.1.

Tabel 2.1. Jenis Model Produk yang Dihasilkan PT. Mahogany Lestari No. Jenis Model Produk

1. Colonial 6P

2. Colonial 4P

3. Napoleon 6P

4. Carolina 6P

5. Carolina 4P

6. Carolina 8P

7. Elizabethan

8. Olivia RM

9. Richmond

10. Dior

11. Dicken

12. Palma

13. Oxford

14. Pattern 10

15. Kentucky

Sumber: PT. Mahogany Lestari

Perusahaan PT. Mahogany Lestari melaksanakan produksinya berdasarkan

pesanan dari pelanggan (job order) dengan proses kegiatan yang dilakukan yakni

pelanggan menggambar produk yang ingin dipesan, digambarkan sesuai dengan

spesifiknya dalam bentuk sketsa ataupun dapat memilih model produk yang sudah

(33)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Mahogany Lestari berlokasi di Jl. Bintang Terang Gg. Bintang No. 7

Km 13,8 Kabupaten Deli Serdang (Medan – Binjai), Sumatera Utara, Indonesia.

dengan kantor pusat yang juga berada dilokasi pabrik, hal ini dilakukan agar

memudahkan aktivitas komunikasi di dalam menunjang kelancaran usaha dalam

mencapai tujuan perusahaan.

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran produk hasi produksi PT. Mahogany Lestari hanya dilakukan

pada pasar internasional, yaitu ke negara Singapura dan negara-negara Benua

Afrika. Produk tidak dipasarkan ke pasar domestik karena izin yang digunakan

pada PT. Mahogany Lestari adalah izin perdagangan internasional. Dalam

pemasarannya, PT. Mahogany Lestari dikoordinir oleh suatu badan tersendiri

yaitu ISA (Indonesian Sawmill Association) yang bertujuan untuk menjaga

persaingan sesama perusahaan daun pintu dan kusen.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di PT. Mahogany Lestari adalah struktur organisasi

campuran yang berbentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi yang berbentuk

lini dapat dilihat pada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya secara

(34)

pada hubungan antara kepala bagian, dimana kepala bagian yang satu tidak berhak

memerintah kepala bagian yang lainnya tetapi dalam melakukan pekerjaannya

saling terhubung, artinya bahwa pekerjaan yang satu akan mempengaruhi

pekerjaan yang lain. Struktur organisasi dari PT. Mahogany Lestari dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Mahogany Lestari dibagi

menurut fungsi yang telah di tetapkan. Adapun tugas dan tanggung jawab pada

PT. Mahogany Lestari adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang

bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional pabrik dan

kelangsungannya serta pengembangan dari organisasi.

Adapun tugas Direktur adalah sebagai berikut :

a. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap kepala bagian dan

menjalin hubungan baik.

b. Merencanakan, mengarahkan dan menganalisa dan mengevaluasi serta

menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.

(35)

Direktur Utama Kabag. Personalia Satpam/ Umum Seksi Personalia Kabag. Produksi Seksi Proses Seksi Pengeleman Seksi Perakitan Kabag. Finishing Seksi QC Seksi Finishing Kabag.Pembelian Bahan Baku Seksi Persediaan Seksi Pembelian Kabag. Pemasaran Pemasaran Ekspor Kabag. Keuangan Kabag. Teknik Akuntansi Seksi Listrik Seksi Perawatan Mesin Kasir Kabag. Lap. & KD

Seksi Lapangan Seksi KD Seksi Pengetaman& Pemotongan Keterangan:

= Bentuk Lini

[image:35.842.88.804.82.285.2]

= Bentuk Fungsional

(36)

2. Kepala Bagian Personalia

Kepala Bagian Personalia memiliki tanggung jawab mengelola kegiatan

bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan ketenagakerjaan,

hubungan industrial dan umum, menyelesaikan masalah yang timbul

dilingkungan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan

perusahaan. Adapun tugas dari Kepala Bagian Personalia sebagai berikut:

a. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan

b. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan

c. Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian (pemecatan) karyawan

dan menyelesaikan konflik sesama karyawan antara atasan dan bawahan.

d. Mengatur hal yang berhubungan dengan pihak luar terhadap perusahaan.

3. Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer

Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer bertanggung jawab terhadap

kegiatan lapangan dan bagian pengeringan Klin Dryer. Adapun tugas Kepala

Bagian Lapangan dan Kiln Dryer adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil kerja dari seksi KD.

b. Mengkoordinir dan mendelegasi tugas di lapangan pada seksi lapangan

4. Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Produksi memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan produksi

berlangsung secara lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang

telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun tugas Kepala Bagian Produksi

(37)

a. Mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di lantai pabrik baik

kegiatan produksi, pengendalian mutu maupun gudang.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk dapat mengetahui

kekurangan dan penyimpangan/kesalahn sehingga dapat dilakukan

perbaikan untuk kegiatan berikutnya

c. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta

menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.

d. Menerima order (pesanan) dari bagian marketing (pemasaran) dan

mempunyai standar model, lalu dibuat dalam bentuk SPKP (Surat Perintah

Kerja Produksi) yang kemudian disampaikan ke bagian bahan baku untuk

melihat persediaan bahan baku yang ada.

5. Kepala Bagian Finishing

Kepala Bagian Finishing bertanggung jawab atas kualitas proses dan kualitas

produk di bagian finishing. Sedangkan tugas Kepala Bagian Finishing adalah

mengawasi semua hasil produksi.

6. Kepala Bagian Pembelian Bahan baku

Kepala Bagian Pembelian Bahan baku bertanggung jawab atas persediaan

bahan baku dan kulitas dari bahan baku tersebut. Tugas Kepala Bagian

Pembelian Bahan Baku adalah menyediakan bahan baku yang diminta oleh

bagian perencanaan sesuai dengan ukuran kebutuhan order.

7. Kepala Bagian Pemasaran

Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab atas segala yang berhubungan

(38)

Adapun tugas Kepala Bagian Pemasaran adalah sebagai berikut :

a. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan

kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi produksi.

b. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang

mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan

promosi.

c. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan

sehingga dapat ditentukan rencana volume (jumlah) penjualan.

8. Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab atas semua hal yang

berhubungan dengan administrasi dan keuangan perusahaan. Adapun tugas

Kepala Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan annual budget dan perkiraan penyaluran dana.

b. Mengawasi penggunaan dana, barang dan peralatan pada masing-masing

departemen dalam perusahaan.

c. Mengkoordinir seksi pembukuan dan kasir

9. Kepala Bagian Teknik

Kepala Bagian Teknik bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan

dan kebutuhan listrik demi kelancaran produksi. Sedangkan tugas Kepala

Bagian Teknik adalah mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas di

bagian perawatan mesin dan listrik.

10. Seksi Lapangan

(39)

a. Menyusun bahan baku agar dapat dikeringkan secara merata

b. Menyortir dan menentukan grade kayu atau bahan baku

c. Mentransfer hasil pengeringan alami atau bahan yang belum dikerjakan

namun sudah memenuhi syarat dimasukkan ke KD (Kiln Dryer)

11. Seksi KD (Kiln Dryer)

Adapun tugas Seksi KD adalah sebagai berikut :

a. Mengangkut bahan baku untuk dikeringkan di ruangan KD sehingga kadar

airnya menjadi 12%.

b. Memberikan hasil pengeringan kepada bagian pemotongan

12. Seksi Pemotongan dan Pengetaman

Adapun tugas Seksi Pemotongan dan Pengetaman adalah sebagai berikut :

a. Bertugas menyortir bahan-bahan dan Kiln Dryer

b. Menyortir ukuran yang dipotong-potong dan mengelem serta mengepres

dengan manual dan mesin.

c. Mengetam / blanking kasar 2 sisi

d. Memotong bahan yang diketam sesuai order (pesanan)

13. Seksi Proses

Adapun tugas Seksi Proses adalah bertugas mengawasi semua jalannya proses

pembutan profil, pengeboran dan pemasangan dowel

14. Seksi Pengeleman

Adapun tugas Seksi Pengeleman adalah bertanggung jawab atas semua

(40)

15. Seksi Perakitan

Adapun tugas Seksi Perakitan adalah merakit komponen-komponen pintu dari

proses moulding dan proses laminating yang kemudian diproses di mesin

door press dan master shander.

16. Seksi Finishing

Adapun tugas Seksi Finishing adalah sebagai berikut :

a. Merevisi atau memperbaiki pintu yang kerusakannya sedikit

b. Memasang label

c. Pembungkusan dengan menggunakan plastik

17. Seksi Quality Control

Adapun tugas Seksi Quality Control adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa proses pengerjaan komponen pintu

b. Memeriksa kulitas (grade)

18. Seksi Persediaan

Adapun tugas Seksi Persediaan adalah sebagai berikut :

a. Mencatat jumlah persediaan material yang masuk dan keluar

b. Memeriksa persediaan material (control stock) sehingga pada saat

diperlukan selalu tersedia

19. Seksi Pembelian

Adapun tugas Seksi Pembelian adalah sebagai berikut :

a. Mencari calon penjual material yang diperlukan apabila kepala bagian

(41)

b. Melakukan negosiasi harga material dan meminta persetujuan kepala

bagian pembelian bahan baku.

c. Melakukan analisa harga.

20. Seksi Perawatan Mesin

Adapun tugas Seksi Perawatan Mesin adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengecekan dan mencatat keadaan mesin/perawatan secara

berkala (rutin) atau pada saat-saat diperlukan dan melaporkannya kepada

kepala bagian teknik.

b. Melakukan perawatan dan perbaikan secara berkala atau saat-saat yang

diperlukan.

21. Seksi Listrik

Adapun tugas Seksi Listrik adalah bertugas untuk melakukan pemeriksaan

kebutuhan listrik secara berkala yang dipakai untuk produksi.

22. Seksi Ekspor

Adapun tugas Seksi Ekspor adalah bertugas untuk melakukan koordinasi

penjualan langsung dengan konsumen

23. Akuntansi

Adapun tugas bagian Akuntansi adalah Membantu kepala bagian Keuangan

dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan

24. Seksi Personalia

Adapun tugas Seksi Personalia adalah bertugas untuk mencetak daftar

absensi yang ditujukan dalam time recorder card untuk menetukan jumlah

(42)

25. Kasir

Adapun tugas Kasir adalah sebagai berikut :

a. Memberikan secara langsung upah atau gaji karyawan yang telah

ditetapkan oleh atasan.

b. Mencairkan kuitansi dan mencatat kuitansi yang telah disetujui oleh

atasan.

26. Satpam

Adapun tugas Satpam adalah sebagai berikut :

a. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan keamanan dan

kebersihan.

b. Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan izin-izin untuk perusahaan.

c. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan transportasi.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT. Mahogany Lestari memiliki dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja

tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap terdiri dari staff dan kepala seksi,

sedangkan tenaga kerja harian biasanya karyawan yang bekerja pada bagian

produksi. Jumlah tenaga kerja di perusahaan ini sebanyak 200 orang. Rincian

jumlah tenaga kerja di PT. Mahogany Lestari dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari

No Keterangan Total (orang)

1 Direktur Utama 1

2 Kepala Bagian Personalia 1

3 Kepala Bagian Lapangan dan KD 1

4 Kepala Bagian Finishing 1

(43)

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)

No Keterangan Total (orang)

6 Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku 1

7 Kepala Bagian Pemasaran 1

8 Kepala Bagian Keuangan 1

9 Kepala Bagian Teknik 1

10 Satpam/Umum 2

11 Seksi Personalia 2

12 Seksi Lapangan 12

13 Seksi Klin Dryer 10

14 Seksi Pengetaman dan Pemotongan 4

15 Seksi Proses 52

16 Seksi Pengeleman 20

17 Seksi Perakitan 22

18 Seksi Finishing 44

19 Seksi Quality Control 2

20 Seksi Persediaan 4

21 Seksi Pembelian 1

22 Pemasaran Ekspor 1

23 Accounting 2

24 Kasir 2

25 Seksi Perawatan Mesin 7

26 Seksi Listrik 4

Jumlah 200

Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari (keadaan tahun 2010)

Jam kerja untuk tenaga kerja setiap hari adalah sebagai berikut :

1. Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi

[image:43.595.139.485.138.474.2]

Jam kerja bagi karyawan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi

Hari Jam Kerja Keterangan

Senin - Kamis

(44)

Tabel 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi (Lanjutan)

Hari Jam Kerja Keterangan

Jumat

08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.30 WIB Istirahat 13.30 – 16.00 WIB Bekerja

Sabtu 08.00 – 13.00 WIB Bekerja

Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari

2. Satuan Keamanan

[image:44.595.121.499.168.243.2]

Jam kerja bagian keamanan dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan

Shift Jam Kerja

I 07.00 - 19.00 WIB

II 19.00 - 07.00 WIB

Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT. Mahogany Lestari diatur berdasarkan status

karyawan, yakni karyawan harian, bulanan dan borongan. Dimana pemberian

upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi

kerja, dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi

tanggung jawab masing-masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini

terdiri atas :

a. Upah pokok

b. Insentif

(45)

Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan

yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur (TUL).

Selain upah pokok yang diterima oleh karyawan, perusahaan memberikan

suatu jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang

diberikan antara lain :

a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru

b. Biaya pengobatan/kesehatan

c. Tanggungan kecelakaan kerja

d. Tunjangan kemalangan, dan lain sebagainya.

Jika karyawan yang bersangkutan sakit dan dapat dibuktikan dengan

menunjukkan surat keterangan dokter, maka upah karyawan tersebut akan

dibayar. Apabila sakit dalam jangka waktu yang lama dan dapat dibuktikan

dengan surat keterangan dokter, maka upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Untuk tiga bulan pertama dibayar sebesar 100%

b. Untuk tiga bulan kedua dibayar sebesar 75%

c. Untuk tiga bulan ketiga dibayar sebesar 50%

d. Untuk tiga bulan keempat dibayar sebesar 25%

Dan apabila setelah lewat 12 bulan ternyata karyawan yang bersangkutan

belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan

hubungan kerja yang dilaksanakan berdasarkan prosedur UU No. 12/1964.

(46)

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Standar Mutu Bahan/ Produk

Standar mutu bahan/produk yang diterapkan PT. Mahogany Lestari adalah

suatu sistem yang mana dapat mengendalikan produk ataupun bahan baku tidak

menjauhi spesifikasi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar yang

diterapkan ini sangat mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan

berani bersaing dengan perusahaan yang memproduksi produk pengolahan kayu.

Dalam pembagian tingkatan mutu ini dilihat berdasarkan cacat kayu atau produk

dari lubang, keretakan, warna, perenggangan dan ukuran komponen-komponen

yang akan digunakan.

Warna kayu dapat terlihat tidak baik karena adanya noda-noda akibat

jamur, hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengeringan secara cepat sehingga

persentase air pada balok kayu menjadi 11-12%. Pengeringan seperti ini sulit

dilakukan secara alami karena proses pengeringan lambat. Jadi diperlukan

pengeringan dilakukan dengan alat pengering (kiln dryer) agar lebih cepat.

Lubang kayu adalah cacat kayu yang diakibatkan oleh serangga-serangga

kayu. Lubang paling banyak terjadi adalah lubang jarum yang ukurannya sangat

kecil tetapi sangat berpengaruh sekali pada mutu kayu.

Kondisi kayu yang terdapat pecah-pecah dan celah-celah juga mengurangi

mutu kayu. Pecah dan celah ada 3 jenis yaitu :

a. Pecah pada permukaan kayu

Pecah pada permukaan kayu ini terjadi akibat permukaan kayu gergajian

(47)

menyusut sedangkan bagian dalam tetap berada pada keadaan normal.

Serat-serat kayu dipaksa meregang oleh renggangan yang tidak merata

dipermukaan.

b. Celah-celah

Celah-celah terjadi karena pengeringan kurang baik ataupun gergajian akan

mengering tetapi terjadi perubahan lebar pada permukaan kayu tersebut.

c. Pecah di bagian ujung

Pecahan yang terjadi pada permukaan kayu yang dikeringkan secara alami.

Cacat lain yang mempengaruhi mutu kayu adalah mata kayu. Mata kayu

timbul pada dahan-dahan bersambung pada batang pohon.

Ada beberapa jenis mutu produk daun pintu. Namun perusahaan ini

menggunakan mutu produk pada Grade C, yaitu:

a. Pin Hole (lubang jarum)

Pin hole yang terdapat pada satu pintu maksimum 50 buah dan tidak boleh

menumpuk pada satu tempat. Pin hole ini harus didempul dengan baik

sehingga warna dempulan sama dengan warna kayu

b. Shot Hole (lubang korek)

Maksimum 30 buah untuk 1 pintu dan harus disisip dengan kayu sehingga

warna sama dengan warna kayu

c. Colour Matching

Colour matching boleh mendekati (little match), diupayakan sewarna pada 1

pintu.

(48)

e. Sap Wood yang terang (tidak mati warna) maksimum 50% dari lebar

komponen, biru, dan hitam diperbolehkan

f. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak

g. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontak

h. Compression Failure (patah tebu) tidak diizinkan

i. Tidak diperbolehkan Any unsound defect (setiap cacat unsound), seperti: pecah

dalam (honey combing), retak memanjang, mata kayu mati dan lain-lain.

j. Tidak diperbolehkan Decay (busuk).

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam untuk mempelancar

terjadinya proses produksi di PT. Mahogany Lestari dapat dikelompokkan atas

bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

a. Bahan Baku

PT. Mahogany Lestari menggunakan bahan baku berupa kayu setengah

jadi atau kayu belahan dengan jenis kayu durian yang bersumber dari daerah

Tebing Tinggi, Binjai dan Bahorok.

b. Bahan Penolong

Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Mahogany Lestari adalah kertas

ampelas, kertas ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dari produk

(49)

c. Bahan Tambahan

Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah :

1. Label, digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan

dikirim.

2. Karton Pengaman Siku, digunakan untuk melindungi produk dari goresan

pada sisi daun pintu saat pengiriman.

3. Plat Baja/Plat Plastik, digunakan untuk mengikat bundelan daun pintu yang

telah dibungkus plastik.

4. Plastik, digunakan untuk membungkus daun pintu yang telah selesai dirakit.

5. Lem Syntheco, digunakan sebagai bahan perekat antara komponen-komponen

profil untuk penyambung rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel.

6. Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya

produk yang terbentuk kelihatannya satu bagian. Untuk pemakaian tepung

dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.

2.6.3. Uraian Proses

Uraian proses produksi dapat dilihat berdasarkan contoh model daun pintu

Colonial 8P, karena proses produksinya memberikan gambaran terhadap proses

produksi model daun pintu lainnya dan keseluruhan dari proses produksi yang

terjadi dilantai produksi pabrik. Gambar daun pintu dapat dilihat pada Gambar

(50)

TR

BR

ST ST

P

P

P P

P

P

P P M

M

M

M MR

MR

[image:50.595.194.429.109.528.2]

MR

Gambar 2.2. Daun Pintu Model Colonial 8P

Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Style (ST) merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan

kanan. Pada sebuah daun pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing

beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang

(51)

2. Top Rail (TR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya dan

pada kedua ujungnya. TR berada dibagian atas daun pintu dan digabungkan

dengan komponen ST, Panel, dan M.

3. Medium Rail (MR) merupakan komponen yang beralur pada kedua sisi dan

ujungnya. MR digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M dan terdapat

3 unit MR pada daun pintu jenis ini.

4. Bottom Rail (BR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya

dan kedua ujungnya. BR berada pada bagian bawah pintu dan digabungkan

dengan komponen ST, Panel dan M.

5. Mullion (M) merupakan balok beralur pada kedua sisinya yang akan

digabungkan pada komponen-komponen panel disisi kiri dan kanannya,

sedangkan dikedua ujungnya dibor dan digabungkan dengan komponen

TR-MR. MR-MR dan MR-BR, terdapat 4 unit M pada daun pintu jenis ini.

6. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil

bentuk sudut, dimana terdapat 8 unit panel pada daun pintu jenis ini.

Proses produksi daun pintu untuk tipe Colonial 8P dapat dilihat dari block

(52)

Penyortiran Bahan Baku

Pengeringan

Blanking

Cutting

Rolling

Laminating

Pemotongan Bersih

Moulding

Pembuatan Profil

Pengeboran

Perakitan

Shanding

Finishing

[image:52.595.252.371.128.707.2]

Packing

(53)

1. Penyortiran

Penyortiran merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi daun

pintu. Tujuan proses ini adalah untuk menyortir/memilih batangan kayu

berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Proses penyortiran ini dilakukan

digudang bahan kering.

2. Pengeringan

Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah sebagai berikut :

a. Meminimumkan kadar air pada balok kayu menjadi 11-12%

b. Mencegah serangan jamur dan serangga perusak balok kayu

c. Meningkatkan kekuatan kayu agar mudah dikerjakan untuk proses

berikutnya.

Proses pengeringan yang dilakukan di PT. Mahogany Lestari terdiri dari dua

jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami yang memanfaatkan sinar

matahari langsung yang diletakkan digudang lapangan dan pengeringan dalam

ruangan pengering atau Kiln Dryer (KD). Pengeringan alami sangat lambat

dan bergantung kepada keadaan cuaca alam, baik dari intensitas panas

matahari maupun sirkulasi udara yang terjadi disekeliling susunan balok kayu

tersebut. Pengeringan di lapangan dilakukan selama ±3 hari, setelah 3 hari

balok kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan

selanjutnya. Kiln Dryer (KD) berjumlah 8 kamar, dimana proses pengeringan

ini dilakukan selama ± 20 hari dengan suhu 70 -800 yang bertujuan untuk

mengurangi kadar air sampai 12%. Selain utnuk mengurangi kadar air pada

(54)

kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik

yang dimasukkan ka dalam kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Balok

kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke lantai produksi yaitu ke

bagian Blanking untuk proses selanjutnya.

3. Blanking (Pengetaman Dua Sisi)

Blanking merupakan proses pengetaman awal, dimana bagian yang diketam

adalah sisi atas dan sisi bawah dari balok kayu. Mesin yang digunakan pada

proses ini adalah Blanking Planner. Balok kayu hasil pengetaman awal ini

kemudian dibawa ke bagian pemotongan (cutting).

4. Cutting (Pemotongan)

Balok kayu yang telah mengalami proses pengetaman awal kemudian

dipotong dengan menggunakan mesin under cut sesuai dengan ukuran yang

ditentukan dan dilebihkan sebanyak 2-3 cm per komponen.

5. Rolling (Pelurusan)

Balok kayu yang telah dipotong kasar, kemudian dibawa ke bagian rolling

yang bertujuan untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok dengan mesin

Rolling.

6. Laminating (Penyambungan)

Proses ini dilakukan untuk panel atau untuk komponen-komponen yang

lebarnya kurang dari bahan baku. Dalam proses ini kayu yang telah dipotong

dan diluruskan kemudian digabungkan, setelah itu dilakukan proses

(55)

adalah Hot Press. Pada proses ini kayu yang digabungkan adalah kayu yang

grade dan warnanya sama sehingga tidak mengurangi mutu kayu tersebut. 7. Pemotongan bersih

Pada bagian ini, kayu dipotong sesuai dengan ukurannya yang disesuaikan

dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan untuk diproduksi. Setelah

dilakukan pemotongan bersih, kayu dibawa ke bagian moulding untuk proses

selanjutnya.

8. Moulding (Pengetaman Empat Sisi)

Pada proses ini, balok kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Proses

ini bertujuan untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat

pemotongan pada kayu. Moulding berbeda dengan Blanking, selain

menggunakan mesin yang berbeda, blanking hanya bertujuan untuk

menghaluskan dua sisi permukaan saja yaitu sisi atas dan sisi bawah

sedangkan pada proses moulding bertujuan untuk menghaluskan keempat

sisinya.

9. Pembuatan Profil

Proses ini bertujuan untuk membuat profil/pola. Pembuatan profil ada dua

yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin shaper dan profil

pendek dengan menggunakan mesin Double End.

10.Pengeboran

Proses pengeboran dilakukan untuk masing-masing komponen, komponen

(56)

MR,BR, serta M menggunakan mesin Double Head Bor dan Single Bor/One

Head Bor. 11.Perakitan

Komponen-kompopnen MR, M, BR, P, dan dowel dirakit secara manual.

Setelah itu dilakukan penyatuan/perakitan komponen-komponen tersebut

dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.

12.Shanding (Penghalusan)

Setelah dilakukan perakitan, produk tersebut dibawa ke bagian shanding,

proses ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan pintu, mesin yang

digunakan adalah mesin Shanding, dan selain itu juga dilakkukan pembersihan

abu dengan menggunakan air gun.

13.Finishing (Pendempulan)

Proses ini dilakukan secara manual yaitu melakukan pendempulan pada

bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada

dipermukaan pintu.

14.Packing

Proses ini diawali dengan pemberian label dan karton pengaman, kemudian

menyatukan pintu pada satu bundelan (10 pintu) lalu pemberian plastik yang

dibungkus secara manual.

2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran proses

(57)

2.6.4.1. Mesin Produksi

Adapun mesin-mesin yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk

(58)

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah

1 Blanking

Planner Wellsaw

Mengetam kedua sisi permukaan komponen pintu

Dimensi 950 mm x 830 mm x 1230 mm

3 Lebar maksimum ketam 500 mm

Tebal maksimum ketam 200 mm Tebal minimum ketam 8 mm Panjang minimum ketam 220 mm

Jumlah pisau 4

Berat 476 kg

2 Under Cut Forester-900 Memotong kayu menjadi komponen

Dimensi 1020 mm x 180 m x 90 mm

4 Kecepatan putar 4700 rpm

Diameter pisau maximum 200 mm

Berat 77 kg

3 Radial Arm

Saw

Scromab-Italy

Memotong komponen pintu sesuai ukuran

Dimensi 1110 mm x 1000 mm x 1665 mm

3 Kecepatan putar pisau 2840 rpm

Jangkauan maksimum 620 mm

Berat 220 kg

4 Rip Saw Kuang Yung Membelah komponen pintu

Dimensi 1669 mm x 1045 mm x 1356 mm

4

Panjang minimum 200 mm

Ketebalan 10-85 mm

(59)
[image:59.842.101.787.108.469.2]

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah

5 Spinder

Moulder CMP-523

Mengetam

komponen di empat sisi

Dimensi 3200 mm x 1520 mm x 1542 mm

3

Lebar maksimum 160 mm

Lebar minimum 25 mm

Tebal maksimum 100 mm

Tebal minimum 10 mm

Panjang meja depan 1475 mm

Berat 2125 kg

6 Shaper Panel ABE-CN Membuat profil pada panel

Ukuran Meja 480 mm x 690 mm

2

Daya 5 Hp

Voltase 380 V

7 Shaper

komponen ABE-CN

Membuat profil pada panel

Ukuran meja 900 mm x 700 mm

3

Dimensi 900 mm x 700 mm x 995 mm

Daya 5 Hp

Voltase 380 V

8 Double End Thai Chan

Taiwan

Membuat profil pendek pada komponen

Daya 5 Hp

1

Voltase 380 V

9 Six Head Bor Champ Fond Membuat lubang pada komponen ST

Daya 1 Hp

1

Voltase 220 V

Jumlah mata bor 6 unit

(60)
[image:60.842.100.783.112.476.2]

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah

10 One head bor Kin Kong Membuat lubang di sisi komponen

Daya 1 Hp

1

Voltase 220 V

Jumlah mata bor 1 unit

Dimensi 576 mm x 520 mm x 876 mm

Berat 98 kg

11 Double head

bor

Thai Chan Taiwan

Membuat lubang di sisi komponen

Daya 1 Hp

1

Voltase 220 V

Jumlah mata bor 2 unit

12 Door Press CMP-523 Perakitan daun pintu

Daya 1,5 KW

2

Voltase 220 V

Dimensi 200 cm x 210 mm x 100 cm

13

Automatic Round Dowell Machine

LCS Membuat dowell

Daya 3 Hp

2

Voltase 380 V

Dimensi 56 cm x 41 cm x 25 cm

14 Master

Shander SbF

Menghaluskan permukaan pintu

Daya 9,4 HP

2

Voltase 220 V

Dimensi 3860 mm x 1530 mm x 1430 mm

Berat 300 kg

15 Rolling

Machine ABE-CN Meluruskan kayu

Daya 9,4 HP

4

Voltase 220 V

(61)

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)

No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah

16 Band Saw Kuang Yung Membentuk panel

Kedalaman potong 155 mm

1 Lebar pemotongan 300 mm

Panjang pisau 2085 mm

Ukuran meja 355 mm x 355 mm

Berat 68 kg

17 Hot Press Kuang Yung Mengelem

komponen produk

Dimensi 2950 mm x 2715 m x 550 mm

5

Daya 9,4 HP

Voltase 220 V

(62)

2.6.4.2. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk

melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari No. Nama

Peralatan Fungsi

Jumlah (unit)

1 Air Gun

Membersihkan produk dari debu dengan cara menyemprotkan produk dengan udara

bertekanan tinggi

9

2 Dryer Memanaskan plastik pembungkus agar rekat

satu sama lain 2

3 Forklift Alat angkut untuk memindahkan material 3 4 Handlift Alat angkut untuk memindahkan material yang

digerakkan dengan cara manual 2

5 Cutter Menyisip produk dengan kulit kayu 20 6 Meja

Penyisipan Meja untuk melakukan penyisipan 20

7 Pahat Merapikan produk dari permukaan yang kurang

rata 20

8 Handshanding Menghaluskan produk dengan cara menggosok

secara manual 8

9 Mesin Packing Mengikat produk kedalam satu bundelan 1 10 Meteran Mengukur ukuran kayu yang digunakan 100

11 Jangka Sorong Mengukur diameter dan ukuran dari

pembentukan lubang dan profil 10

(63)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Kualitas3

∗ Menurut Vincent Gasperz

Definisi kualitas sangatlah bervariasi, menurut para pakar dibidang

kualitas, kualitas didefinisikan sebagai berikut:

Kualitas adalah sebagai konsistensi peningkatan dan penurunan variasi

karakteristik produk, agar dapat memenuhi spesifikasi dan kebutuhan, guna

meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun external.

∗ Menurut Deming

Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di

masa mendatang

∗ Menurut Feigenbaum

Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa meliputi

marketing, engineering, manufacture, dan maintanance, di mana produk

dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan

harapan pelanggan.

Untuk dapat mempertahankan kualitas produk maka diperlukan

Gambar

Tabel 2.1. Jenis Model Produk yang Dihasilkan PT. Mahogany Lestari
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mahogany Lestari
Tabel 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor
Tabel 2.4. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas dalam penanggulangan HIV/AIDS yang belum optimal, masih tingginya stigma masyarakat terhadap ODHA, kurangnya kesadaran ODHA

Berdasarkan analisis awal permasalahan diatas, maka akan dipaparkan seberapa kuat sinyal satelit yang diterima di Low Noise Block dan juga menghitung seberapa besar sinyal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) bagaimana Peran Media Sosial Dalam Pengembangan Dakwah. 2) Bagaimana Peran Dakwah Ustadz. Abdul Somad Melaluai Media

Perkiraan besarnya laju korosi dari hasil penelitian yang diperoleh pada baja karbon dalam lingkungan asam sulfat dengan penambahan inhibitor ekstrak daun

Desain awal antena satu elemen peradiasi pencatu tidak langsung Setelah dilakukan simulasi dan dilakukan beberapa kali iterasi dengan perangkat lunak diperoleh nilai

Melalui kegiatan promosi baik media cetak,elektronik dan promosi dari berbagai kegiatan pariwisa oleh berbagaibiroperjalanan.Kini masyarakat luas telah mengenal

Dalam OCB terdapat lima dimensi OCB, diantaranya adalah (1) Altruisme (perilaku membantu orang lain); (2) Conscientiousness (perilaku kehati- hatian, ketelitian atau

I / Staf UPTD Pelabuhan Penyeberangan Balohan Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan