PENGGUNAAN FUZZY FAILURE MODE AND EFFECT
ANALYSIS (FUZZY FMEA) DALAM MENGIDENTIFIKASI
RESIKO KEGAGALAN PADA PROSES PRODUKSI DI
PT. MAHOGANY LESTARI
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh:
JEFRY DARMA M. NAPITUPULU
NIM. 060403039
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas penyertaan-Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan
menyelesaikan tugas sarjana ini. Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat
akademis yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studi
di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Tugas sarjana ini berjudul “Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect
Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada
Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari”. Tugas sarjana ini disusun
berdasarkan sumber literatur mengenai pengendalian kualitas dalam proses
produksi agar dihasilkan suatu prioritas rencana perbaikan suatu kegagalan proses
produksi di PT. Mahogany Lestari.
Penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam mengerjakan tugas
sarjana ini, namun penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat
bagi kita semua.
Medan, Desember 2010
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama penyusunan laporan tugas sarjana ini, Penulis banyak
mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
dengan berbangga hati, Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT., selaku Ketua Departemen Teknik Industri USU
dan juga selaku Dosen Pembimbing II Penulis dalam penyelesaian tugas
sarjana ini, yang selalu memberikan perhatian dan juga memberikan
bimbingan akademis kepada Penulis dalam menyelesaikan laporan tugas
sarjana ini.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT., selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri
USU.
3. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM. dan Bapak Aulia Ishak, ST., MT.,
selaku Koordinator Tugas Sarjana di Departemen Teknik Industri USU.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Koordinator Bidang
Rekayasa Sistem Manufaktur, yang telah membimbing Penulis selama
pengerjaan Pra-proposal tugas sarjana.
5. Bapak Ir. Abdul Jabbar M. Rambe, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I
Penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini, yang telah menyediakan waktu
untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada Penulis dalam
menyelesaikan laporan tugas sarjana ini.
6. Bapak Pimpinan PT. Mahogany Lestari yang telah memberikan izin bagi
7. Bapak Ismail, selaku Kepala Bagian Personalia di PT. Mahogany Lestari
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada
Penulis selama melakukan penelitian di perusahaan.
8. Bapak Sugihartono, selaku Kepala Bagian Perencanaan dan Produksi PT.
Mahogany Lestari yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan
kepada Penulis selama melakukan penelitian di bagian lantai produksi.
9. Orangtua Penulis (Mama Ny. Ir. L. Maringan Napitupulu - A. D. Siahaan)
serta abang-abang dan kakak Penulis (Franky Napitupulu, SE, Irene
Napitupulu, SH, dan Aldo Napitupulu, S.Kom) yang selalu memberikan
semangat, bantuan serta doa kepada Penulis hingga saat ini.
10. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Kepala Laboratorium Sistem
Produksi dan Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Staf dosen di Laboratorium
Sistem Produksi di Departemen Teknik Industri USU, yang telah memberikan
semangat kepada Penulis selama pengerjaan tugas sarjana ini.
11. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., Bapak Ir. Parsaoran
Parapat, M.Si., dan Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Tim
Pembanding pada Seminar Tugas Sarjana yang telah memberikan masukan
untuk penyempurnaan laporan tugas sarjana ini.
12. Dosen dan pegawai di Departemen Teknik Industri USU, yang telah
memberikan bantuan serta dukungan kepada Penulis.
13. Rekan-rekan seperjuangan bersama dengan penulis di PT. Mahogany Lestari
tempat bertukar pikiran/diskusi dengan Penulis selama melakukan penelitian
di perusahaan.
14. Rekan kerja Penulis yang juga sebagai asisten di Laboratorium Sistem
Produksi di Departemen Teknik Industri USU (Arif, Indra, Dendi, Silvia,
Riski, Dian serta Afandy) dan adik-adik asisten (Aulia, Suhartono, Susanto,
Gudiman, Yessi, Puput, Rahma seta Winny) yang telah memberikan
semangat kepada Penulis dalam pengerjaan tugas sarjana ini.
15. Seluruh rekan-rekan TI’06 (Yansen, Tomo, Mastora, Fanesha, Yansen
Siswanto, Stefani, Ruth, Indri, Delfandi, Iman Risky, Astri, Andi Veriko,
Julius, Christina, Varia, Novrizal, Eddy Setiawan dan lainnya) yang telah
membantu serta memberikan semangat kepada Penulis.
16. Mahasiswa/i di Departemen Teknik Industri USU yang secara langsung
maupun tidak langsung memberikan semangat kepada Penulis untuk
menyelesaikan laporan ini.
Akhirnya, kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa yang mengaruniakan
berkat-Nya dalam perjalanan hidup Bapak, Ibu dan saudara sekalian.
Medan, Desember 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
ABSTRAK ... xxi
I. PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1
1.2. Rumusan Masalah ... I-3
1.3. Tujuan Penelitian ... I-4
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5
1.5. Manfaat Penelitian ... I-6
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3
2.4. Daerah Pemasaran ... II-3
2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-3
2.5.1. Struktur Organisasi ... II-3
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-12
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-14
2.6. Proses Produksi ... II-16
2.6.1. Standar Mutu Bahan/ Produk ... II-16
2.6.2. Bahan yang Digunakan ... II-18
2.6.3. Uraian Proses ... II-19
2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi ... II-26
2.6.4.1. Mesin Produksi ... II-27
2.6.4.2. Peralatan ... II-32
III. LANDASAN TEORI ... III-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.2. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) ... III-3
3.3. Tahapan Pembuatan FMEA Secara Umum ... III-6
3.3.1. Penentuan Mode Kegagalan yang Potensial Pada Setiap
Proses ... III-6
3.3.2. Penentuan Dampak/Efek Kegagalan Potensial ... III-8
3.3.3. Penentuan Nilai Severity (S) ... III-9
3.3.4. Identifikasi Penyebab Potensial dari Kegagalan ... III-10
3.3.5. Penentuan Nilai Occurrence (O) ... III-10
3.3.6. Identifikasi Metode Pengendalian yang Ada ... III-11
3.3.7. Penentuan Nilai Detection ... III-12
3.3.8. Menghitung Nilai RPN (Risk Priority Number) ... III-13
3.3.9. Identifikasi Tindakan yang Direkomendasikan
(Recommended Action) ... III-14
3.4. Logika Fuzzy ... III-14
3.5. Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis ... III-16
3.6. Definisi Sample dan Teknik Sampling ... III-23
3.7. Histogram ... III-26
3.8. Pareto Diagram ... III-27
3.9. Cause and Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat) ... III-28
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Jenis Penelitian ... IV-1
4.2. Lokasi Penelitian ... IV-1
4.3. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2
4.4. Metodologi Penelitian ... IV-3
4.5. Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-5
4.6. Teknik Sampling ... IV-5
4.7. Populasi dan Sample Penelitian ... IV-6
4.7.1. Populasi ... IV-6
4.7.2. Sample ... IV-6
4.8. Sumber Data dan Instrumen Penelitian ... IV-7
4.9. Metode Pengumpulan Data ... IV-8
4.10. Metode Pengolahan Data ... IV-9
4.11. Metode Analisis Pemecahan Masalah ... IV-10
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Bill of Material Produk ... V-1
5.1.2. Urutan Proses Produksi ... V-2
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.1.4. Jumlah Produksi ... V-5
5.1.5. Hasil Pengamatan ... V-5
5.2. Pengolahan Data ... V-7
5.2.1. Histogram Jenis Kegagalan Proses Produksi ... V-7
5.2.2. Diagram Pareto Jenis Kegagalan Proses Produksi ... V-9
5.2.3. Cause and Effect Diagram Penyebab Kegagalan Proses
Produksi ... V-10
5.2.3.1. Cause and Effect Diagram Kayu (Bahan Baku)
Patah Ataupun Retak ... V-11
5.2.3.2. Cause and Effect Diagram Konstruksi Pintu
Merenggang ... V-14
5.2.4. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ... V-17
5.2.4.1. Penentuan Jenis Kegagalan yang Potensial Pada
Setiap Proses ... V-17
5.2.4.2. Penentuan Dampak/Efek yang Ditimbulkan Oleh
Kegagalan ... V-17
5.2.4.3. Penentuan Nilai Efek Kegagalan (Severity, S) ... V-18
5.2.4.4. Identifikasi Penyebab Potensial dari Kegagalan ... V-19
5.2.4.5. Penentuan Nilai Peluang Kegagalan (Occurrence,
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.4.6. Identifikasi Metode Pengendalian Kegagalan ... V-20
5.2.4.7. Penentuan Nilai Deteksi Kegagalan (Detection, D) V-21
5.2.4.8. Menghitung Nilai RPN (Risk Priority Number) ... V-23
5.2.5. Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) ... V-25
5.2.5.1. Input Nilai Efek Kegagalan, Peluang Kegagalan
dan Deteksi Kegagalan ... V-25
5.2.5.2. Pembentukan Himpunan Fuzzy ... V-25
5.2.5.2.1. Pembentukan Himpunan Input Fuzzy .. V-26
5.2.5.2.2. Pembentukan Himpunan Output Fuzzy V-31
5.2.5.3. Aturan Fuzzy ... V-34
5.2.5.4. Aplikasi Fungsi Implikasi, Komposisi Aturan dan
Proses Defuzzifikasi ... V-38
5.2.5.4.1. Perhitungan Nilai FRPN Variabel Input
S = 7, O = 8 dan D = 6 ... V-39
5.2.5.4.2. Perhitungan Nilai FRPN Variabel Input
S = 7, O = 7 dan D = 4 ... V-52
5.2.5.4.3. Perhitungan Nilai FRPN Variabel Input
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis Histogram ... VI-1
6.2. Analisis Diagram Pareto ... VI-1
6.3. Analisis Cause and Effect Diagram ... VI-2
6.3.1. Kayu (Bahan Baku) Patah/Retak ... VI-2
6.3.2. Konstruksi Pintu Merenggang ... VI-3
6.4. Analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ... VI-4
6.5. Analisis Fuzzy FMEA ... VI-6
6.6. Analisis Perbandingan Nilai RPN dalam FMEA dengan Fuzzy RPN
dalam Fuzzy FMEA ... VI-8
6.7. Analisis Perbandingan Tindakan Aktual dan Usulan ... VI-10
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-3
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jenis Model Produk yang Dihasilkan PT. Mahogany Lestari ... II-2
2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari ... II-12
2.3. Sistem Pembagian Kerja Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian
Produksi ... II-13
2.4. Sistem Pembagian Kerja Karyawan Bagian Keamanan ... II-14
2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari ... II-28
2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari ... II-32
3.1. Penentuan Nilai Severity ... III-9
3.2. Nilai Occurrence dengan Menggunakan Jumlah Kegagalan ... III-11
3.3. Penentuan Nilai Detection ... III-13
3.4. Kategori Untuk Input Variabel ... III-18
3.5. Kategori Untuk Variabel Output Resiko ... III-20
3.6. Penentuan Ukuran Sample ... III-31
4.1. Contoh Daftar Checklist ... IV-7
5.1. Bill of Material Dari Produk Colonial 8P ... V-1
5.2. Data Stasiun Kerja... V-4
5.3. Urutan Proses Komponen Produk ... V-4
5.4. Rekapitulasi Pengamatan Kegagalan di Setiap Stasiun Kerja ... V-6
5.5. Jenis dan Persentase Kegagalan Proses Produksi ... V-7
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.7. Tabel Why-why Kayu (Bahan Baku) Patah Ataupun Retak ... V-12
5.8. Tabel Why-why Konstruksi Pintu Merenggang ... V-15
5.9. Identifikasi Metode Pengendalian Kegagalan ... V-21
5.10. Penilaian Detection ... V-22
5.11. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai RPN ... V-24
5.12. Nilai Variabel Input Proses FMEA ... V-25
5.13. Kategori Untuk Input Variabel ... V-26
5.14. Parameter Fungsi Keanggotaan Variabel Input ... V-27
5.15. Parameter Fungsi Keanggotaan Variabel Output ... V-32
5.16. Aturan Nilai Variabel Input berdasarkan Fuzzy Rules ... V-35
5.17. Evaluasi Variabel Input (S = 7, O = 8 dan D = 6) ... V-39
5.18. Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum ... V-43
5.19. Evaluasi Variabel Input (S = 7, O = 7 dan D = 4) ... V-53
5.20. Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum ... V-57
5.21. Evaluasi Variabel Input (S = 5, O = 7 dan D = 2) ... V-66
5.22. Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum ... V-70
6.1. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai RPN ... VI-5
6.2. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai FRPN ... VI-7
6.3. Perbandingan Kategori Nilai FRPN dengan Fuzzy RPN ... VI-9
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Mahogany Lestari ... II-5
2.2. Daun Pintu Model Colonial 8P ... II-20
2.3. Block Diagram Proses Produksi Daun Pintu Tipe Colonial 8P ... II-22
3.1. Tahapan Penggunaan Fuzzy FMEA ... III-17
3.2. Grafik Dengan Fungsi Keanggotaan Segitiga ... III-17
3.3. Grafik Dengan Fungsi Keanggotaan Trapesium ... III-18
3.4. Fungsi Anggota dan Nilai Severity ... III-19
3.5. Fungsi Anggota dan Nilai Occurence ... III-19
3.6. Fungsi Anggota dan Nilai Detection ... III-19
3.7. Fungsi Anggota untuk Fuzzy RPN ... III-20
3.8. Aturan Fuzzy dalam IF-THEN ... III-21
3.9. Histogram ... III-26
3.10. Pareto Diagram ... III-28
3.11. Cause and Effect Diagram ... III-30
4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2
4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian Secara Umum ... IV-4
4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10
5.1. Proses Produksi Daun Pintu Model Colonial 8P ... V-3
5.2. Histogram Jenis dan Kegagalan Proses Produksi ... V-8
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.4. Cause and Effect Diagram Kayu (Bahan Baku) Patah/Rusa ... V-14
5.5. Cause and Effect Diagram Konstruksi Pintu Merenggang ... V-16
5.6. Fungsi Anggota dan Nilai Variabel ... V-31
5.7. Representasi Variabel Output ... V-34
5.8. Grafik Fungsi Output Aturan 68 dan 73 ... V-44
5.9. Grafik Fungsi Output Aturan 69 dan 74 ... V-45
5.10. Grafik Fungsi Output Aturan 93 ... V-46
5.11. Grafik Fungsi Output Aturan 94 dan 99 ... V-47
5.12. Grafik Fungsi Output Aturan 98 ... V-48
5.13. Komposisi Semua Output Untuk Input S = 7, O = 8 dan D = 6 ... V-48
5.14. Daerah Solusi Fuzzy Input S = 7, O = 8 dan D = 6 ... V-49
5.15. Grafik Fungsi Output Aturan 62 ... V-58
5.16. Grafik Fungsi Output Aturan 63, 67 dan 68 ... V-59
5.17. Grafik Fungsi Output Aturan 87 ... V-60
5.18. Grafik Fungsi Output Aturan 88 dan 92 ... V-61
5.19. Grafik Fungsi Output Aturan 93 ... V-62
5.20. Komposisi Semua Output Untuk Input S = 7, O = 7 dan D = 4 ... V-62
5.21. Daerah Solusi Fuzzy Input S = 7, O = 7 dan D = 4 ... V-63
5.22. Grafik Fungsi Output Aturan 61 ... V-71
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.24. Grafik Fungsi Output Aturan 66 ... V-73
5.25. Grafik Fungsi Output Aturan 67 ... V-74
5.26. Komposisi Semua Output Untuk Input S = 5, O = 7 dan D = 2 ... V-75
DAFTAR LAMPIRAN
L-1. Checklist Pengamatan
L-14. Surat Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1 (FM-TS-01-01A)
L-15. Formulir Penetapan Tugas Sarjana Halaman 2 (FM-TS-01-01A)
L-16. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ke PT. Mahogany Lestari
L-17. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PT. Mahogany
Lestari
L-18. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa
L-19. Surat Permohonan Perubahan Judul Tugas Sarjana
L-20. Surat Keputusan Perubahan Judul Tugas Sarjana Mahasiswa
L-21. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana (FM-TS-01-04A) dengan Dosen
Pembimbing I
L-23. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana (FM-TS-01-04A) dengan Dosen
ABSTRAK
Banyak perusahaan menghadapi masalah serius dalam mereduksi produk cacat. Produk cacat yang diterima pelanggan dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan. Bila situasi demikian tidak diatasi dengan segera, perusahaan akan kehilangan pelanggan potensialnya. Dengan adanya pengendalian kualitas (Quality Control) secara baik dan benar dalam proses produksi, maka akan diperoleh produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.
PT. Mahogany Lestari merupakan perusahaan yang memproduksi produk daun pintu yang merupakan pesanan pelanggan (job order). Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan model produk unggulan perusahaan karena selalu dipesan pelanggan. Produk yang dihasilkan hanya diperbolehkan untuk diekspor ke Singapura serta negara-negara di benua Afrika.
Produk cacat atau gagal dalam proses produksi sulit dihindari dalam perusahaan ini. Jenis kegagalan yang sering ditemukan, seperti konstruksi pintu merenggang, kesalahan pembentukan, kayu yang patah, kesalahan pengeboran hingga kesalahan perakitan.
Dengan penggunaan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diperoleh nilai maksimum Risk Priority Number adalah 336 untuk jenis kegagalan kayu (bahan baku) patah/retak dalam kategori moderate (resiko kegagalan tingkat menengah). Sementara bila menggunakan Fuzzy FMEA dengan metode Mamdani, diperoleh nilai resiko maksimum dengan titik pusat (centroid) adalah 782,34 dalam kategori high-very high (resiko kegagalan sangat tinggi). Sehingga, dengan mempertimbangkan nilai tersebut, perusahaan diharapkan mampu untuk segera melakukan perbaikan proses kerja untuk menghindari terjadinya kegagalan proses produksi.
ABSTRAK
Banyak perusahaan menghadapi masalah serius dalam mereduksi produk cacat. Produk cacat yang diterima pelanggan dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan. Bila situasi demikian tidak diatasi dengan segera, perusahaan akan kehilangan pelanggan potensialnya. Dengan adanya pengendalian kualitas (Quality Control) secara baik dan benar dalam proses produksi, maka akan diperoleh produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.
PT. Mahogany Lestari merupakan perusahaan yang memproduksi produk daun pintu yang merupakan pesanan pelanggan (job order). Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan model produk unggulan perusahaan karena selalu dipesan pelanggan. Produk yang dihasilkan hanya diperbolehkan untuk diekspor ke Singapura serta negara-negara di benua Afrika.
Produk cacat atau gagal dalam proses produksi sulit dihindari dalam perusahaan ini. Jenis kegagalan yang sering ditemukan, seperti konstruksi pintu merenggang, kesalahan pembentukan, kayu yang patah, kesalahan pengeboran hingga kesalahan perakitan.
Dengan penggunaan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diperoleh nilai maksimum Risk Priority Number adalah 336 untuk jenis kegagalan kayu (bahan baku) patah/retak dalam kategori moderate (resiko kegagalan tingkat menengah). Sementara bila menggunakan Fuzzy FMEA dengan metode Mamdani, diperoleh nilai resiko maksimum dengan titik pusat (centroid) adalah 782,34 dalam kategori high-very high (resiko kegagalan sangat tinggi). Sehingga, dengan mempertimbangkan nilai tersebut, perusahaan diharapkan mampu untuk segera melakukan perbaikan proses kerja untuk menghindari terjadinya kegagalan proses produksi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Produk yang cacat adalah sumber utama pemborosan. Tidak sedikit
perusahaan menghadapi masalah serius karena produk cacat yang menimbulkan
klaim dari pelanggan. Jika produk cacat lolos kepada pelanggan dan kemudian
menimbulkan kerugian, maka perusahaan harus mengganti kerugian yang dialami
pelanggan. Salah satu dampak negatif yang diakibatkannya adalah runtuhnya
reputasi perusahaan di mata pelanggan. Bila situasi demikian tidak diatasi dengan
segera, perusahaan akan kehilangan pelanggan potensialnya. Dengan adanya
pengendalian kualitas (Quality Control) secara baik dan benar, maka akan
diperoleh produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.
PT. Mahogany Lestari merupakan salah satu perusahaan industri
manufaktur pengolahan kayu yang menghasilkan produk daun pintu. Hasil
produksi hanya diekspor ke Singapura dan juga negara-negara di benua Afrika.
PT. Mahogany Lestari menjalankan aktivitas produksinya berdasarkan pesanan
dari pelanggan (job order). Produk daun pintu model Colonial 8P merupakan tipe
produk yang sering dipesan dari pelanggan.
Kualitas produk perusahaan ini berada di Grade C dengan kriteria:
1. Pin hole (lubang jarum), maksimum 50 lubang untuk satu pintu dan tidak
2. Shot hole (lubang korek), maksimum 30 lubang untuk satu pintu dan harus
disisip dengan kayu.
3. Colour matching boleh mendekati (little match).
4. Konstruksi pintu tidak diperbolehkan renggang.
5. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak.
6. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontak.
7. Compression Failure (patah tebu) tidak diizinkan.
8. Tidak diperbolehkan terdapat pecah dalam, retak panjang, mata kayu mati.
9. Tidak diperbolehkan terdapat Decay (busuk).
Produk daun pintu yang tidak sesuai dengan kriteria, terpaksa ditukarkan
oleh perusahaan yang dapat merugikan perusahaan dan memperpanjang jadwal
penyelesaian pesanan (untuk mengganti produk yang gagal atau tidak sesuai
dengan kontrak). Hal ini kemungkinan terjadi akibat kurangnya pengawasan
kualitas produk sebelum pengiriman.
Perbaikan yang dilakukan saat itu dalam bentuk pengawasan kualitas
bahan baku, yaitu proses pengeringan kayu untuk menghindari jamur dan juga
membuang lubang ataupun celah pada permukaan kayu. Perbaikan ini dinilai
cukup baik. Namun, produk cacat atau gagal dalam proses produksi sulit
dihindari. Potensi kegagalan disebabkan desain yang rumit (dimensi produk),
kayu belahan merenggang ketika disambung (sifat alami bahan baku) hingga
kemampuan pekerja dalam mengoperasikan mesin produksi.
Maka, perlu bagi perusahaan mengetahui jenis kegagalan yang dapat
yang ada, perlu ditetapkan jenis kegagalan yang harus diprioritaskan terlebih
dahulu agar segera diperbaiki. Tujuannya agar tidak diperoleh kembali produk
gagal dengan jenis kegagalan proses yang sama.
Dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dalam mengidentifikasi masalah penentuan prioritas jenis kegagalan dalam desain
Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dengan menggunakan pendekatan fuzzy logic.
Dalam penelitian Wilson Kosasih yakni penerapan penilaian fuzzy1 untuk
produk pisau pemotong kertas diperoleh nilai RPN (Risk Priority Number) yang
menggunakan fungsi logika (IF-THEN) perbandingannya sangat jauh berbeda jika
menggunakan FMEA dengan penilaian tabel. Sehingga dari perbandingan kedua
bentuk penilaian tersebut diperoleh urutan penyebab kegagalan produk yang
berbeda. Penelitian lainnya oleh G. A. Keskin2
1.2. Rumusan Masalah
menyatakan bahwa penelitian
dengan menggunakan logika fuzzy akan memperoleh hasil yang lebih akurat
dibandingkan dengan menggunakan metode FMEA yang klasik. Hal ini ditunjang
oleh penggunaan pendekatan matematis dan juga paling memperhatikan kriteria
terpenting dalam menilai suatu permasalahan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,
rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1
1. Pengawasan kualitas produk selama kegiatan produksi di setiap stasiun kerja
kurang diperhatikan sehingga produk yang gagal akibat proses produksi
masih dapat ditemukan di lantai produksi.
2. Belum adanya tindakan pencegahan berupa perbaikan proses yang optimal
untuk mengurangi potensi kegagalan proses. Hal ini mengakibatkan
perbaikan yang ada saat ini dinilai tidak mampu menyelesaikan permasalahan
di lantai produks i.
Setelah diperoleh jenis kegagalan yang memiliki nilai resiko kegagalan,
akan lebih mudah menetapkan urutan rencana perbaikan berdasarkan pengurutan
nilai RPN yang terbesar hingga yang terkecil dengan pendekatan fuzzy. Dengan
demikian potensi kegagalan proses produksi tidak ditemukan di lantai produksi.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian Penggunaan Fuzzy
Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dalam Mengidentifikasi
Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari ini adalah
mengembangkan suatu metode pengendalian kualitas dalam mengidentifikasi
resiko kegagalan pada proses produksi.
Tujuan khusus penelitian ini, yaitu:
1. Mendapatkan frekuensi serta peluang terjadinya kegagalan produk
berdasarkan jenis kegagalannya dalam bentuk histogram.
2. Mendapatkan jenis kegagalan yang menyebabkan produk gagal terbesar yang
3. Menganalisis kecacatan yang paling dominan dan mencari kemungkinan
faktor penyebab timbulnya kecacatan pada produk tersebut dalam Cause and
Effect Diagram.
4. Mendapatkan resiko kegagalan proses produksi terbesar dalam nilai RPN
(Risk Priority Number) dan FRPN (Fuzzy Risk Priority Number).
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian
Pembatasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Fuzzy Failure
Mode and Effect Analysis.
2. Penelitian hanya dilakukan pada bagian proses produksi di PT. Mahogany
Lestari yaitu pada stasiun kerja pembentukan profil dan komponen penyusun
produk daun pintu.
3. Penelitian ini tidak memperhatikan faktor biaya produksi ataupun biaya
pengembalian produk gagal dari pelanggan.
4. Penelitian dilakukan untuk produk daun pintu model Colonial 8P. Karena
produk ini melibatkan seluruh mesin yang berada di lantai produksi.
5. Penilaian kriteria kualitas produk masih dalam penilaian Grade C, yaitu:
a. Pin hole (lubang jarum), maksimum 50 lubang untuk satu pintu dan tidak
boleh menumpuk pada satu tempat.
b. Shot hole (lubang korek), maksimum 30 lubang untuk satu pintu dan harus
disisip dengan kayu.
d. Tidak diperbolehkan terdapat pecah dalam, retak panjang, mata kayu mati.
e. Tidak diperbolehkan terdapat Decay (busuk).
Asumsi yang ditetapkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Tidak dilakukan penambahan atau pengurangan terhadap mesin-mesin
ataupun peralatan produksi.
2. Beban kerja dianggap sudah seimbang diberikan kepada seluruh operator.
3. Tidak memperhatikan faktor perawatan mesin karena seluruh mesin mampu
bekerja secara normal setiap harinya.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, di antaranya:
1. Pihak mahasiswa (peneliti)
Menambah pengalaman dalam menerapkan dan mengembangkan konsep
ilmiah (ilmu pengetahuan) yang diperoleh dalam perkuliahan untuk
menyelesaikan permasalahan di perusahaan yang dijadikan lokasi penelitian.
2. Pihak perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan kemudian akan menjadi masukan berharga
dalam proses pengendalian kualitas produk dalam kegiatan produksi.
3. Pihak Departemen Teknik Industri USU
Menjadi sumber referensi tambahan yang dapat melengkapi dan
memperbanyak informasi serta bermanfaat untuk penelitian-penelitian
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan dan asumsi penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi
dan manajemen serta proses produksi.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan
hingga penyusunan laporan tugas akhir.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan data primer dan sekunder yang diperoleh dari
penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan
masalah.
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Bab ini berisikan analisis hasil pengolahan data dan pemecahan
masalah.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan
masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Mahogany Lestari yang pada awal pendiriannya bernama CV.
Mahogany Arts & Crafts. Didirikan pada Tanggal 27 November 1991 sesuai akta
notaries Ibu Sundari Siregar, SH No. 10. Penggantian ini dikarenakan adanya
suatu perubahan dalam kepengurusan dan anggaran dasar perusahaan sehingga
muncul gagasan untuk merubah badan hukum perusahaan yang sesuai dengan
akta No. 29.
PT. Mahogany Lestari memproduksi daun pintu dan kusen pintu. Namun
seiring perkembangannya, perusahaan ini memilih untuk fokus pada produksi
produk daun pintu. Hasil produksinya diekspor ke luar negeri seperti Singapura
dan negara-negara di benua Afrika. PT. Mahogany Lestari dikoordinir oleh suatu
badan resmi yang bertujuan untuk menjaga persaingan perusahaan daun pintu dan
kusen (door jamb) yang bernama ISA (Indonesian Sawmill Association).
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha PT. Mahogany Lestari adalah melakukan
pengolahan kayu dalam pembuatan daun pintu dengan bahan baku yang
digunakan adalah jenis kayu durian yang diperoleh dari kota Tebing Tinggi,
Binjai dan Bahorok. Bahan tambahan yang digunakan dalam pengolahan kayu ini
plastik, lem syntheco, dan tepung dempul yang dapat meningkatkan mutu dan
kualitas secara lebih baik, sedangkan bahan penolong yang digunakan berupa
kertas ampelas dalam menunjang proses produksi.
Berbagai jenis model produk yang sering diproduksi oleh PT. Mahogany
Lestari yang kemudian dipasarkan ke daerah pemasaran dapat dilihat pada Tabel
[image:32.595.210.415.305.549.2]2.1.
Tabel 2.1. Jenis Model Produk yang Dihasilkan PT. Mahogany Lestari No. Jenis Model Produk
1. Colonial 6P
2. Colonial 4P
3. Napoleon 6P
4. Carolina 6P
5. Carolina 4P
6. Carolina 8P
7. Elizabethan
8. Olivia RM
9. Richmond
10. Dior
11. Dicken
12. Palma
13. Oxford
14. Pattern 10
15. Kentucky
Sumber: PT. Mahogany Lestari
Perusahaan PT. Mahogany Lestari melaksanakan produksinya berdasarkan
pesanan dari pelanggan (job order) dengan proses kegiatan yang dilakukan yakni
pelanggan menggambar produk yang ingin dipesan, digambarkan sesuai dengan
spesifiknya dalam bentuk sketsa ataupun dapat memilih model produk yang sudah
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Mahogany Lestari berlokasi di Jl. Bintang Terang Gg. Bintang No. 7
Km 13,8 Kabupaten Deli Serdang (Medan – Binjai), Sumatera Utara, Indonesia.
dengan kantor pusat yang juga berada dilokasi pabrik, hal ini dilakukan agar
memudahkan aktivitas komunikasi di dalam menunjang kelancaran usaha dalam
mencapai tujuan perusahaan.
2.4. Daerah Pemasaran
Pemasaran produk hasi produksi PT. Mahogany Lestari hanya dilakukan
pada pasar internasional, yaitu ke negara Singapura dan negara-negara Benua
Afrika. Produk tidak dipasarkan ke pasar domestik karena izin yang digunakan
pada PT. Mahogany Lestari adalah izin perdagangan internasional. Dalam
pemasarannya, PT. Mahogany Lestari dikoordinir oleh suatu badan tersendiri
yaitu ISA (Indonesian Sawmill Association) yang bertujuan untuk menjaga
persaingan sesama perusahaan daun pintu dan kusen.
2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di PT. Mahogany Lestari adalah struktur organisasi
campuran yang berbentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi yang berbentuk
lini dapat dilihat pada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya secara
pada hubungan antara kepala bagian, dimana kepala bagian yang satu tidak berhak
memerintah kepala bagian yang lainnya tetapi dalam melakukan pekerjaannya
saling terhubung, artinya bahwa pekerjaan yang satu akan mempengaruhi
pekerjaan yang lain. Struktur organisasi dari PT. Mahogany Lestari dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Mahogany Lestari dibagi
menurut fungsi yang telah di tetapkan. Adapun tugas dan tanggung jawab pada
PT. Mahogany Lestari adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional pabrik dan
kelangsungannya serta pengembangan dari organisasi.
Adapun tugas Direktur adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap kepala bagian dan
menjalin hubungan baik.
b. Merencanakan, mengarahkan dan menganalisa dan mengevaluasi serta
menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.
Direktur Utama Kabag. Personalia Satpam/ Umum Seksi Personalia Kabag. Produksi Seksi Proses Seksi Pengeleman Seksi Perakitan Kabag. Finishing Seksi QC Seksi Finishing Kabag.Pembelian Bahan Baku Seksi Persediaan Seksi Pembelian Kabag. Pemasaran Pemasaran Ekspor Kabag. Keuangan Kabag. Teknik Akuntansi Seksi Listrik Seksi Perawatan Mesin Kasir Kabag. Lap. & KD
Seksi Lapangan Seksi KD Seksi Pengetaman& Pemotongan Keterangan:
= Bentuk Lini
[image:35.842.88.804.82.285.2]= Bentuk Fungsional
2. Kepala Bagian Personalia
Kepala Bagian Personalia memiliki tanggung jawab mengelola kegiatan
bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan ketenagakerjaan,
hubungan industrial dan umum, menyelesaikan masalah yang timbul
dilingkungan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan
perusahaan. Adapun tugas dari Kepala Bagian Personalia sebagai berikut:
a. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan
b. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan
c. Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian (pemecatan) karyawan
dan menyelesaikan konflik sesama karyawan antara atasan dan bawahan.
d. Mengatur hal yang berhubungan dengan pihak luar terhadap perusahaan.
3. Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer
Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer bertanggung jawab terhadap
kegiatan lapangan dan bagian pengeringan Klin Dryer. Adapun tugas Kepala
Bagian Lapangan dan Kiln Dryer adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil kerja dari seksi KD.
b. Mengkoordinir dan mendelegasi tugas di lapangan pada seksi lapangan
4. Kepala Bagian Produksi
Kepala Bagian Produksi memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan produksi
berlangsung secara lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun tugas Kepala Bagian Produksi
a. Mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di lantai pabrik baik
kegiatan produksi, pengendalian mutu maupun gudang.
b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk dapat mengetahui
kekurangan dan penyimpangan/kesalahn sehingga dapat dilakukan
perbaikan untuk kegiatan berikutnya
c. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta
menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.
d. Menerima order (pesanan) dari bagian marketing (pemasaran) dan
mempunyai standar model, lalu dibuat dalam bentuk SPKP (Surat Perintah
Kerja Produksi) yang kemudian disampaikan ke bagian bahan baku untuk
melihat persediaan bahan baku yang ada.
5. Kepala Bagian Finishing
Kepala Bagian Finishing bertanggung jawab atas kualitas proses dan kualitas
produk di bagian finishing. Sedangkan tugas Kepala Bagian Finishing adalah
mengawasi semua hasil produksi.
6. Kepala Bagian Pembelian Bahan baku
Kepala Bagian Pembelian Bahan baku bertanggung jawab atas persediaan
bahan baku dan kulitas dari bahan baku tersebut. Tugas Kepala Bagian
Pembelian Bahan Baku adalah menyediakan bahan baku yang diminta oleh
bagian perencanaan sesuai dengan ukuran kebutuhan order.
7. Kepala Bagian Pemasaran
Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab atas segala yang berhubungan
Adapun tugas Kepala Bagian Pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan
kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi produksi.
b. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang
mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan
promosi.
c. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan
sehingga dapat ditentukan rencana volume (jumlah) penjualan.
8. Kepala Bagian Keuangan
Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab atas semua hal yang
berhubungan dengan administrasi dan keuangan perusahaan. Adapun tugas
Kepala Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan annual budget dan perkiraan penyaluran dana.
b. Mengawasi penggunaan dana, barang dan peralatan pada masing-masing
departemen dalam perusahaan.
c. Mengkoordinir seksi pembukuan dan kasir
9. Kepala Bagian Teknik
Kepala Bagian Teknik bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan
dan kebutuhan listrik demi kelancaran produksi. Sedangkan tugas Kepala
Bagian Teknik adalah mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas di
bagian perawatan mesin dan listrik.
10. Seksi Lapangan
a. Menyusun bahan baku agar dapat dikeringkan secara merata
b. Menyortir dan menentukan grade kayu atau bahan baku
c. Mentransfer hasil pengeringan alami atau bahan yang belum dikerjakan
namun sudah memenuhi syarat dimasukkan ke KD (Kiln Dryer)
11. Seksi KD (Kiln Dryer)
Adapun tugas Seksi KD adalah sebagai berikut :
a. Mengangkut bahan baku untuk dikeringkan di ruangan KD sehingga kadar
airnya menjadi 12%.
b. Memberikan hasil pengeringan kepada bagian pemotongan
12. Seksi Pemotongan dan Pengetaman
Adapun tugas Seksi Pemotongan dan Pengetaman adalah sebagai berikut :
a. Bertugas menyortir bahan-bahan dan Kiln Dryer
b. Menyortir ukuran yang dipotong-potong dan mengelem serta mengepres
dengan manual dan mesin.
c. Mengetam / blanking kasar 2 sisi
d. Memotong bahan yang diketam sesuai order (pesanan)
13. Seksi Proses
Adapun tugas Seksi Proses adalah bertugas mengawasi semua jalannya proses
pembutan profil, pengeboran dan pemasangan dowel
14. Seksi Pengeleman
Adapun tugas Seksi Pengeleman adalah bertanggung jawab atas semua
15. Seksi Perakitan
Adapun tugas Seksi Perakitan adalah merakit komponen-komponen pintu dari
proses moulding dan proses laminating yang kemudian diproses di mesin
door press dan master shander.
16. Seksi Finishing
Adapun tugas Seksi Finishing adalah sebagai berikut :
a. Merevisi atau memperbaiki pintu yang kerusakannya sedikit
b. Memasang label
c. Pembungkusan dengan menggunakan plastik
17. Seksi Quality Control
Adapun tugas Seksi Quality Control adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa proses pengerjaan komponen pintu
b. Memeriksa kulitas (grade)
18. Seksi Persediaan
Adapun tugas Seksi Persediaan adalah sebagai berikut :
a. Mencatat jumlah persediaan material yang masuk dan keluar
b. Memeriksa persediaan material (control stock) sehingga pada saat
diperlukan selalu tersedia
19. Seksi Pembelian
Adapun tugas Seksi Pembelian adalah sebagai berikut :
a. Mencari calon penjual material yang diperlukan apabila kepala bagian
b. Melakukan negosiasi harga material dan meminta persetujuan kepala
bagian pembelian bahan baku.
c. Melakukan analisa harga.
20. Seksi Perawatan Mesin
Adapun tugas Seksi Perawatan Mesin adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan dan mencatat keadaan mesin/perawatan secara
berkala (rutin) atau pada saat-saat diperlukan dan melaporkannya kepada
kepala bagian teknik.
b. Melakukan perawatan dan perbaikan secara berkala atau saat-saat yang
diperlukan.
21. Seksi Listrik
Adapun tugas Seksi Listrik adalah bertugas untuk melakukan pemeriksaan
kebutuhan listrik secara berkala yang dipakai untuk produksi.
22. Seksi Ekspor
Adapun tugas Seksi Ekspor adalah bertugas untuk melakukan koordinasi
penjualan langsung dengan konsumen
23. Akuntansi
Adapun tugas bagian Akuntansi adalah Membantu kepala bagian Keuangan
dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan
24. Seksi Personalia
Adapun tugas Seksi Personalia adalah bertugas untuk mencetak daftar
absensi yang ditujukan dalam time recorder card untuk menetukan jumlah
25. Kasir
Adapun tugas Kasir adalah sebagai berikut :
a. Memberikan secara langsung upah atau gaji karyawan yang telah
ditetapkan oleh atasan.
b. Mencairkan kuitansi dan mencatat kuitansi yang telah disetujui oleh
atasan.
26. Satpam
Adapun tugas Satpam adalah sebagai berikut :
a. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan keamanan dan
kebersihan.
b. Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan izin-izin untuk perusahaan.
c. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan transportasi.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
PT. Mahogany Lestari memiliki dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja
tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap terdiri dari staff dan kepala seksi,
sedangkan tenaga kerja harian biasanya karyawan yang bekerja pada bagian
produksi. Jumlah tenaga kerja di perusahaan ini sebanyak 200 orang. Rincian
jumlah tenaga kerja di PT. Mahogany Lestari dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari
No Keterangan Total (orang)
1 Direktur Utama 1
2 Kepala Bagian Personalia 1
3 Kepala Bagian Lapangan dan KD 1
4 Kepala Bagian Finishing 1
Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)
No Keterangan Total (orang)
6 Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku 1
7 Kepala Bagian Pemasaran 1
8 Kepala Bagian Keuangan 1
9 Kepala Bagian Teknik 1
10 Satpam/Umum 2
11 Seksi Personalia 2
12 Seksi Lapangan 12
13 Seksi Klin Dryer 10
14 Seksi Pengetaman dan Pemotongan 4
15 Seksi Proses 52
16 Seksi Pengeleman 20
17 Seksi Perakitan 22
18 Seksi Finishing 44
19 Seksi Quality Control 2
20 Seksi Persediaan 4
21 Seksi Pembelian 1
22 Pemasaran Ekspor 1
23 Accounting 2
24 Kasir 2
25 Seksi Perawatan Mesin 7
26 Seksi Listrik 4
Jumlah 200
Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari (keadaan tahun 2010)
Jam kerja untuk tenaga kerja setiap hari adalah sebagai berikut :
1. Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi
[image:43.595.139.485.138.474.2]Jam kerja bagi karyawan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi
Hari Jam Kerja Keterangan
Senin - Kamis
Tabel 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Kantor dan Karyawan Bagian Produksi (Lanjutan)
Hari Jam Kerja Keterangan
Jumat
08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.30 WIB Istirahat 13.30 – 16.00 WIB Bekerja
Sabtu 08.00 – 13.00 WIB Bekerja
Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari
2. Satuan Keamanan
[image:44.595.121.499.168.243.2]Jam kerja bagian keamanan dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan
Shift Jam Kerja
I 07.00 - 19.00 WIB
II 19.00 - 07.00 WIB
Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Mahogany Lestari diatur berdasarkan status
karyawan, yakni karyawan harian, bulanan dan borongan. Dimana pemberian
upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi
kerja, dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi
tanggung jawab masing-masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini
terdiri atas :
a. Upah pokok
b. Insentif
Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan
yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur (TUL).
Selain upah pokok yang diterima oleh karyawan, perusahaan memberikan
suatu jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang
diberikan antara lain :
a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru
b. Biaya pengobatan/kesehatan
c. Tanggungan kecelakaan kerja
d. Tunjangan kemalangan, dan lain sebagainya.
Jika karyawan yang bersangkutan sakit dan dapat dibuktikan dengan
menunjukkan surat keterangan dokter, maka upah karyawan tersebut akan
dibayar. Apabila sakit dalam jangka waktu yang lama dan dapat dibuktikan
dengan surat keterangan dokter, maka upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Untuk tiga bulan pertama dibayar sebesar 100%
b. Untuk tiga bulan kedua dibayar sebesar 75%
c. Untuk tiga bulan ketiga dibayar sebesar 50%
d. Untuk tiga bulan keempat dibayar sebesar 25%
Dan apabila setelah lewat 12 bulan ternyata karyawan yang bersangkutan
belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan
hubungan kerja yang dilaksanakan berdasarkan prosedur UU No. 12/1964.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Standar Mutu Bahan/ Produk
Standar mutu bahan/produk yang diterapkan PT. Mahogany Lestari adalah
suatu sistem yang mana dapat mengendalikan produk ataupun bahan baku tidak
menjauhi spesifikasi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar yang
diterapkan ini sangat mempengaruhi kualitas produk yang ingin dipasarkan dan
berani bersaing dengan perusahaan yang memproduksi produk pengolahan kayu.
Dalam pembagian tingkatan mutu ini dilihat berdasarkan cacat kayu atau produk
dari lubang, keretakan, warna, perenggangan dan ukuran komponen-komponen
yang akan digunakan.
Warna kayu dapat terlihat tidak baik karena adanya noda-noda akibat
jamur, hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengeringan secara cepat sehingga
persentase air pada balok kayu menjadi 11-12%. Pengeringan seperti ini sulit
dilakukan secara alami karena proses pengeringan lambat. Jadi diperlukan
pengeringan dilakukan dengan alat pengering (kiln dryer) agar lebih cepat.
Lubang kayu adalah cacat kayu yang diakibatkan oleh serangga-serangga
kayu. Lubang paling banyak terjadi adalah lubang jarum yang ukurannya sangat
kecil tetapi sangat berpengaruh sekali pada mutu kayu.
Kondisi kayu yang terdapat pecah-pecah dan celah-celah juga mengurangi
mutu kayu. Pecah dan celah ada 3 jenis yaitu :
a. Pecah pada permukaan kayu
Pecah pada permukaan kayu ini terjadi akibat permukaan kayu gergajian
menyusut sedangkan bagian dalam tetap berada pada keadaan normal.
Serat-serat kayu dipaksa meregang oleh renggangan yang tidak merata
dipermukaan.
b. Celah-celah
Celah-celah terjadi karena pengeringan kurang baik ataupun gergajian akan
mengering tetapi terjadi perubahan lebar pada permukaan kayu tersebut.
c. Pecah di bagian ujung
Pecahan yang terjadi pada permukaan kayu yang dikeringkan secara alami.
Cacat lain yang mempengaruhi mutu kayu adalah mata kayu. Mata kayu
timbul pada dahan-dahan bersambung pada batang pohon.
Ada beberapa jenis mutu produk daun pintu. Namun perusahaan ini
menggunakan mutu produk pada Grade C, yaitu:
a. Pin Hole (lubang jarum)
Pin hole yang terdapat pada satu pintu maksimum 50 buah dan tidak boleh
menumpuk pada satu tempat. Pin hole ini harus didempul dengan baik
sehingga warna dempulan sama dengan warna kayu
b. Shot Hole (lubang korek)
Maksimum 30 buah untuk 1 pintu dan harus disisip dengan kayu sehingga
warna sama dengan warna kayu
c. Colour Matching
Colour matching boleh mendekati (little match), diupayakan sewarna pada 1
pintu.
e. Sap Wood yang terang (tidak mati warna) maksimum 50% dari lebar
komponen, biru, dan hitam diperbolehkan
f. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak
g. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontak
h. Compression Failure (patah tebu) tidak diizinkan
i. Tidak diperbolehkan Any unsound defect (setiap cacat unsound), seperti: pecah
dalam (honey combing), retak memanjang, mata kayu mati dan lain-lain.
j. Tidak diperbolehkan Decay (busuk).
2.6.2. Bahan yang Digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam untuk mempelancar
terjadinya proses produksi di PT. Mahogany Lestari dapat dikelompokkan atas
bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
a. Bahan Baku
PT. Mahogany Lestari menggunakan bahan baku berupa kayu setengah
jadi atau kayu belahan dengan jenis kayu durian yang bersumber dari daerah
Tebing Tinggi, Binjai dan Bahorok.
b. Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Mahogany Lestari adalah kertas
ampelas, kertas ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dari produk
c. Bahan Tambahan
Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah :
1. Label, digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan
dikirim.
2. Karton Pengaman Siku, digunakan untuk melindungi produk dari goresan
pada sisi daun pintu saat pengiriman.
3. Plat Baja/Plat Plastik, digunakan untuk mengikat bundelan daun pintu yang
telah dibungkus plastik.
4. Plastik, digunakan untuk membungkus daun pintu yang telah selesai dirakit.
5. Lem Syntheco, digunakan sebagai bahan perekat antara komponen-komponen
profil untuk penyambung rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel.
6. Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya
produk yang terbentuk kelihatannya satu bagian. Untuk pemakaian tepung
dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.
2.6.3. Uraian Proses
Uraian proses produksi dapat dilihat berdasarkan contoh model daun pintu
Colonial 8P, karena proses produksinya memberikan gambaran terhadap proses
produksi model daun pintu lainnya dan keseluruhan dari proses produksi yang
terjadi dilantai produksi pabrik. Gambar daun pintu dapat dilihat pada Gambar
TR
BR
ST ST
P
P
P P
P
P
P P M
M
M
M MR
MR
[image:50.595.194.429.109.528.2]MR
Gambar 2.2. Daun Pintu Model Colonial 8P
Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Style (ST) merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan
kanan. Pada sebuah daun pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing
beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang
2. Top Rail (TR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya dan
pada kedua ujungnya. TR berada dibagian atas daun pintu dan digabungkan
dengan komponen ST, Panel, dan M.
3. Medium Rail (MR) merupakan komponen yang beralur pada kedua sisi dan
ujungnya. MR digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M dan terdapat
3 unit MR pada daun pintu jenis ini.
4. Bottom Rail (BR) merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya
dan kedua ujungnya. BR berada pada bagian bawah pintu dan digabungkan
dengan komponen ST, Panel dan M.
5. Mullion (M) merupakan balok beralur pada kedua sisinya yang akan
digabungkan pada komponen-komponen panel disisi kiri dan kanannya,
sedangkan dikedua ujungnya dibor dan digabungkan dengan komponen
TR-MR. MR-MR dan MR-BR, terdapat 4 unit M pada daun pintu jenis ini.
6. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil
bentuk sudut, dimana terdapat 8 unit panel pada daun pintu jenis ini.
Proses produksi daun pintu untuk tipe Colonial 8P dapat dilihat dari block
Penyortiran Bahan Baku
Pengeringan
Blanking
Cutting
Rolling
Laminating
Pemotongan Bersih
Moulding
Pembuatan Profil
Pengeboran
Perakitan
Shanding
Finishing
[image:52.595.252.371.128.707.2]Packing
1. Penyortiran
Penyortiran merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi daun
pintu. Tujuan proses ini adalah untuk menyortir/memilih batangan kayu
berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Proses penyortiran ini dilakukan
digudang bahan kering.
2. Pengeringan
Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah sebagai berikut :
a. Meminimumkan kadar air pada balok kayu menjadi 11-12%
b. Mencegah serangan jamur dan serangga perusak balok kayu
c. Meningkatkan kekuatan kayu agar mudah dikerjakan untuk proses
berikutnya.
Proses pengeringan yang dilakukan di PT. Mahogany Lestari terdiri dari dua
jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami yang memanfaatkan sinar
matahari langsung yang diletakkan digudang lapangan dan pengeringan dalam
ruangan pengering atau Kiln Dryer (KD). Pengeringan alami sangat lambat
dan bergantung kepada keadaan cuaca alam, baik dari intensitas panas
matahari maupun sirkulasi udara yang terjadi disekeliling susunan balok kayu
tersebut. Pengeringan di lapangan dilakukan selama ±3 hari, setelah 3 hari
balok kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan
selanjutnya. Kiln Dryer (KD) berjumlah 8 kamar, dimana proses pengeringan
ini dilakukan selama ± 20 hari dengan suhu 70 -800 yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air sampai 12%. Selain utnuk mengurangi kadar air pada
kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik
yang dimasukkan ka dalam kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Balok
kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke lantai produksi yaitu ke
bagian Blanking untuk proses selanjutnya.
3. Blanking (Pengetaman Dua Sisi)
Blanking merupakan proses pengetaman awal, dimana bagian yang diketam
adalah sisi atas dan sisi bawah dari balok kayu. Mesin yang digunakan pada
proses ini adalah Blanking Planner. Balok kayu hasil pengetaman awal ini
kemudian dibawa ke bagian pemotongan (cutting).
4. Cutting (Pemotongan)
Balok kayu yang telah mengalami proses pengetaman awal kemudian
dipotong dengan menggunakan mesin under cut sesuai dengan ukuran yang
ditentukan dan dilebihkan sebanyak 2-3 cm per komponen.
5. Rolling (Pelurusan)
Balok kayu yang telah dipotong kasar, kemudian dibawa ke bagian rolling
yang bertujuan untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok dengan mesin
Rolling.
6. Laminating (Penyambungan)
Proses ini dilakukan untuk panel atau untuk komponen-komponen yang
lebarnya kurang dari bahan baku. Dalam proses ini kayu yang telah dipotong
dan diluruskan kemudian digabungkan, setelah itu dilakukan proses
adalah Hot Press. Pada proses ini kayu yang digabungkan adalah kayu yang
grade dan warnanya sama sehingga tidak mengurangi mutu kayu tersebut. 7. Pemotongan bersih
Pada bagian ini, kayu dipotong sesuai dengan ukurannya yang disesuaikan
dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan untuk diproduksi. Setelah
dilakukan pemotongan bersih, kayu dibawa ke bagian moulding untuk proses
selanjutnya.
8. Moulding (Pengetaman Empat Sisi)
Pada proses ini, balok kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Proses
ini bertujuan untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat
pemotongan pada kayu. Moulding berbeda dengan Blanking, selain
menggunakan mesin yang berbeda, blanking hanya bertujuan untuk
menghaluskan dua sisi permukaan saja yaitu sisi atas dan sisi bawah
sedangkan pada proses moulding bertujuan untuk menghaluskan keempat
sisinya.
9. Pembuatan Profil
Proses ini bertujuan untuk membuat profil/pola. Pembuatan profil ada dua
yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin shaper dan profil
pendek dengan menggunakan mesin Double End.
10.Pengeboran
Proses pengeboran dilakukan untuk masing-masing komponen, komponen
MR,BR, serta M menggunakan mesin Double Head Bor dan Single Bor/One
Head Bor. 11.Perakitan
Komponen-kompopnen MR, M, BR, P, dan dowel dirakit secara manual.
Setelah itu dilakukan penyatuan/perakitan komponen-komponen tersebut
dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.
12.Shanding (Penghalusan)
Setelah dilakukan perakitan, produk tersebut dibawa ke bagian shanding,
proses ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan pintu, mesin yang
digunakan adalah mesin Shanding, dan selain itu juga dilakkukan pembersihan
abu dengan menggunakan air gun.
13.Finishing (Pendempulan)
Proses ini dilakukan secara manual yaitu melakukan pendempulan pada
bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada
dipermukaan pintu.
14.Packing
Proses ini diawali dengan pemberian label dan karton pengaman, kemudian
menyatukan pintu pada satu bundelan (10 pintu) lalu pemberian plastik yang
dibungkus secara manual.
2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi
Adapun mesin dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran proses
2.6.4.1. Mesin Produksi
Adapun mesin-mesin yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk
Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari
No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah
1 Blanking
Planner Wellsaw
Mengetam kedua sisi permukaan komponen pintu
Dimensi 950 mm x 830 mm x 1230 mm
3 Lebar maksimum ketam 500 mm
Tebal maksimum ketam 200 mm Tebal minimum ketam 8 mm Panjang minimum ketam 220 mm
Jumlah pisau 4
Berat 476 kg
2 Under Cut Forester-900 Memotong kayu menjadi komponen
Dimensi 1020 mm x 180 m x 90 mm
4 Kecepatan putar 4700 rpm
Diameter pisau maximum 200 mm
Berat 77 kg
3 Radial Arm
Saw
Scromab-Italy
Memotong komponen pintu sesuai ukuran
Dimensi 1110 mm x 1000 mm x 1665 mm
3 Kecepatan putar pisau 2840 rpm
Jangkauan maksimum 620 mm
Berat 220 kg
4 Rip Saw Kuang Yung Membelah komponen pintu
Dimensi 1669 mm x 1045 mm x 1356 mm
4
Panjang minimum 200 mm
Ketebalan 10-85 mm
Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)
No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah
5 Spinder
Moulder CMP-523
Mengetam
komponen di empat sisi
Dimensi 3200 mm x 1520 mm x 1542 mm
3
Lebar maksimum 160 mm
Lebar minimum 25 mm
Tebal maksimum 100 mm
Tebal minimum 10 mm
Panjang meja depan 1475 mm
Berat 2125 kg
6 Shaper Panel ABE-CN Membuat profil pada panel
Ukuran Meja 480 mm x 690 mm
2
Daya 5 Hp
Voltase 380 V
7 Shaper
komponen ABE-CN
Membuat profil pada panel
Ukuran meja 900 mm x 700 mm
3
Dimensi 900 mm x 700 mm x 995 mm
Daya 5 Hp
Voltase 380 V
8 Double End Thai Chan
Taiwan
Membuat profil pendek pada komponen
Daya 5 Hp
1
Voltase 380 V
9 Six Head Bor Champ Fond Membuat lubang pada komponen ST
Daya 1 Hp
1
Voltase 220 V
Jumlah mata bor 6 unit
Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)
No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah
10 One head bor Kin Kong Membuat lubang di sisi komponen
Daya 1 Hp
1
Voltase 220 V
Jumlah mata bor 1 unit
Dimensi 576 mm x 520 mm x 876 mm
Berat 98 kg
11 Double head
bor
Thai Chan Taiwan
Membuat lubang di sisi komponen
Daya 1 Hp
1
Voltase 220 V
Jumlah mata bor 2 unit
12 Door Press CMP-523 Perakitan daun pintu
Daya 1,5 KW
2
Voltase 220 V
Dimensi 200 cm x 210 mm x 100 cm
13
Automatic Round Dowell Machine
LCS Membuat dowell
Daya 3 Hp
2
Voltase 380 V
Dimensi 56 cm x 41 cm x 25 cm
14 Master
Shander SbF
Menghaluskan permukaan pintu
Daya 9,4 HP
2
Voltase 220 V
Dimensi 3860 mm x 1530 mm x 1430 mm
Berat 300 kg
15 Rolling
Machine ABE-CN Meluruskan kayu
Daya 9,4 HP
4
Voltase 220 V
Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari (Lanjutan)
No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah
16 Band Saw Kuang Yung Membentuk panel
Kedalaman potong 155 mm
1 Lebar pemotongan 300 mm
Panjang pisau 2085 mm
Ukuran meja 355 mm x 355 mm
Berat 68 kg
17 Hot Press Kuang Yung Mengelem
komponen produk
Dimensi 2950 mm x 2715 m x 550 mm
5
Daya 9,4 HP
Voltase 220 V
2.6.4.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk
melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari No. Nama
Peralatan Fungsi
Jumlah (unit)
1 Air Gun
Membersihkan produk dari debu dengan cara menyemprotkan produk dengan udara
bertekanan tinggi
9
2 Dryer Memanaskan plastik pembungkus agar rekat
satu sama lain 2
3 Forklift Alat angkut untuk memindahkan material 3 4 Handlift Alat angkut untuk memindahkan material yang
digerakkan dengan cara manual 2
5 Cutter Menyisip produk dengan kulit kayu 20 6 Meja
Penyisipan Meja untuk melakukan penyisipan 20
7 Pahat Merapikan produk dari permukaan yang kurang
rata 20
8 Handshanding Menghaluskan produk dengan cara menggosok
secara manual 8
9 Mesin Packing Mengikat produk kedalam satu bundelan 1 10 Meteran Mengukur ukuran kayu yang digunakan 100
11 Jangka Sorong Mengukur diameter dan ukuran dari
pembentukan lubang dan profil 10
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Kualitas3
∗ Menurut Vincent Gasperz
Definisi kualitas sangatlah bervariasi, menurut para pakar dibidang
kualitas, kualitas didefinisikan sebagai berikut:
Kualitas adalah sebagai konsistensi peningkatan dan penurunan variasi
karakteristik produk, agar dapat memenuhi spesifikasi dan kebutuhan, guna
meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun external.
∗ Menurut Deming
Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di
masa mendatang
∗ Menurut Feigenbaum
Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa meliputi
marketing, engineering, manufacture, dan maintanance, di mana produk
dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.
Untuk dapat mempertahankan kualitas produk maka diperlukan