“
ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN
RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO
SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA
”
AHMAD DAMAN HURI 105081002410
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AHMAD DAMAN HURI NIM: 105081002410
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB
NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AHMAD DAMAN HURI NIM: 105081002410
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB
NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 131 474 891
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
Hari ini Selasa Tanggal 2 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Daman Huri NIM : 105081002410 dengan judul Skripsi ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM
LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA”. Memperhatikan kemampuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat ujian memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Titi Dewi Warninda SE, Msi Lies Susanawati, SE, Msi
Ketua Sekertaris
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ahmad Daman Huri
NIM : 105081002410
Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 19 januari 1988
Agama : Islam
Alamat : Kp.Ketapang Rt. 05/05 Kelurahan
Ketapang Kec Cipondoh Kota Tangerang
Tlp : 021 97365376 atau 085710892316
Pendidikan Formal:
SDN Petir 4 Ketapang Cipondoh Kota Tangerang (1993-1999) MTs Darussalam Parung Bogor (1999-2002)
MAN 12 Jakarta Barat (2002-2005)
ABSTRACT
The research aims to understand the effects of the variable interest and rupiah Exchange, ROI and ROE. The research uses data of finanscial report to look for ROI and ROE semester. Interest and rupiah exchange rate for semester that are obtained from Indonesian Bank. Risk and return stock of join in LQ 45 per semester. with the method of purposive sampling from 45 company in join LQ 45 stock just 15 company that are active, and always that in used sample in the years of research. Statistical examination used in the is path analisys, in which the return and risk stock as dependent variable and variable of interest, rupiah exchange rate, ROI, dan ROE become independent variable with the level of significance 5%.
The result of the research suggest that variable of interest, Exchange rate and ROI effect significantly the performance of the return stock and variable of ROE does not effect. variable of interest and Exchange rate effect significantly the performance of the risk stock and variable of ROI, ROE, and return stock does not effect. Interest become the most important to return adnd risk stock.
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Variabel Suku bunga, Kurs, ROI (return on investment) dan ROE (return on equity) Terhadap Return dan resiko saham. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Untuk mencari ROI dan ROE per semester, Suku bunga dan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Persemester yang diperoleh dari Bank Indonesia, Return Perdagangan Saham dan Resiko Saham yang tergabung dalam saham LQ 45 Persemester. Dengan menggunakan purposive sampling, dari 45 perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 hanya 15 perusahaan yang aktif dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Jalur dimana return dan resiko sebagai variabel dependen dan variabel Suku Bunga, Kurs Rupiah, ROI, serta ROE menjadi variabel independen dengan level signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga, Kurs, dan ROI berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham sedangkan ROE tidak berpengaruh secara signifikan. Suku Bunga dan Kurs Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap Resiko Saham sedangkan ROI, ROE, dan Return Saham tidak berpengaruh secara signifikan. Nilai Kurs Rupiah paling dominan terhadap Return dan Resiko Saham.
KATA PENGANTAR
Assalmualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang ambil bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya.
1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Damiri serta Ibunda Munati yang telah memberikan dukungan dan do’a tak pernah sedikitpun terlupakan dan sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil maupun dukungan moril sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Setiap kali penulis melihatnya selalu ada motivasi yang terpancar.
3. Bapak Indoyama Nasarudin SE. MAB selaku ketua jurusan manajemen dan juga sebagai dosen pembimbing II yang sudah banyak meluangkan waktunya buat penulis untuk konsultasi. Kritikan dan saran beliau sangat bermanfaat.
5. Serta segenap bapak dan Ibu dosen selaku pengajar pada Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik yang mengajar langsung maupun tidak langsung.
6. Seluruh staf dan jajaran bidang Tata Usaha Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada segenap keluarga, khususnya Keluarga Besar Almarhum KH. Mursan, Bapak Endang dan Ibu Aisyah, H. Uen Djunaedi beserta keluarga, adik-adikku, Encang dan Encing, yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk selalu maju.
8. Teman-temanku angkatan 2005 jurusan manajemen keuangan, perbankan dan pemasaran, khusus buat anak-anak manajemen A 2005, Oji, Maharis, Doni, Ilham, Arif, Mashari, Bramantio, Fahmi, Ristiandi, dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta saya ke kalian semua.
9. Spesial untuk my special girl Corry Imelda Uca yang selalu cerewet memotivasi serta tak henti-hentinya mendoakan penulis terselesaikannya skripsi ini.
Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudah-mudahan skripsinya ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………...………...1
ABSTRACT...5
ABSTAKSI...6
KATA PENGANTAR...7
DAFTAR ISI…….………...………..……..………....9
DAFTAR TABEL...12
DAFTAR GAMBAR...13
DAFTAR GRAFIK...14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...15
B. Perumusan Masalah...24
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pasar modal, Tujuan, serta Jenis-Jenisnya...28
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal...31
C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham...32
1. Pendekatan Analisis Teknikal...35
2. Pendekatan Analisis Fundamental...36
D. Tingkat Suku Bunga ...36
1. Teori Klasik...37
E. Rasio Profitabilitas...38
1. ROI...39
2. ROE...40
F. Nilai Mata Uang (kurs) ...40
G. Keuntungan (return)………...42
H. Resiko Saham...43
I. Penelitian Sebelumnya...48
J. Kerangka Pemikiran...52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian...55
B. Metode Pemilihan Sampel...55
C. Metode Pengumpulan Data...56
D. Metode Analisis...56
E. Uji Hipotesis...62
F. Uji Signifikan Koefisien Jalur (t-test)...63
G. Operasional Variabel Penelitian...64
a. Menghitung Return...64
b. Resiko Sistematis Saham...65
c. Tingkat Suku Bunga...65
d. Kurs Rupiah Terhadap Dollar...66
e. Menghitung ROI...66
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...68
B. Analisis Deskriptif Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return dan Resiko Saham LQ 45...69
C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis...86
I. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham...86
A. Pengujian Hipotesis Persamaan I ...86
B. Pembahasan Hipotesis...91
II. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio Profitabilitas Terhadap Resiko Saham ...92
A. Pengujian Hipotesis Persamaan I I...92
B. Pembahasan Hipotesis...98
D. Interpretasi...99
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan...101
B. Implikasi...102
DAFTAR PUSTAKA...103
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Nama-Nama Emiten 69
Tabel 4.2 Tingkat Suku Bunga 70
Tabel 4.3 Kurs Rupiah 72
Tabel 4.4 NI/T. Asset 74
Tabel 4.5 NI/Eqiuty 76
Tabel 4.6 Return Saham 80
Tabel 4.7 Resiko Saham 83
Tabel 4.8 Nilai t Hitung Persamaan I 86
Tabel 4.9 Pengaruh Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap Return 89
Tabel 4.10 Matriks Korelasi Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap Return 90
Tabel 4.11 Nilai t Hitung Persamaan II 93
Tabel 4.12 Pengaruh Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap Resiko Saham 96
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur 52 Gambar 4.1 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang
Signifikan Pada Indikator Return Saham 73 Gambar 4.2 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.2 Tingkat Suku Bunga 71
Grafik 4.3 Kurs Rupiah 73
Grafik 4.4 NI/ Total Asset 75
Grafik 4.5 NI/ Equity 78
Grafik 4.6 Return Saham 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan salah satu wahana untuk memobilisasi dana, dari
mereka yang kelebihan dana ke mereka yang membutuhkannya. Seperti
halnya pasar pada umumya, pasar modal merupakan tempat bertemu antar
pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka
pendek umumnya diperoleh di pasar uang, misalnya bank komersial. Pasar
modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Iqbal
Fadillah, 2007:1).
Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana aloksi dana yang produktif
untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana
yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat
meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif membutuhkan dana.
Upaya-upaya yang sering dilakukan oleh manajemen keuangan pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam
memperoleh dana tambahan di dalam menjalankan roda produksi pada suatu
perusahaan, selain melalui penjualan saham, dan obligasi mereka juga menjual
right issue. Bagi investor, melakukan investasi di dunia pasar modal yang
sebenarnya penuh dengan unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu
dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.
menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan
adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya,
dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan
menyimpang dari hasil yang diharapkan. (Iqbal Fadillah, 2007:2)
Sebagaimana halayaknya sebuah pasar, pasar modal juga berfungsi
sebagai tempat berbelanja bagi pemodal. Para pemodal saham mengevaluasi
dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relaven
agar dapat mengurangi resiko yang mungkin akan terjadi. Sehubungan dengan
itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi yang efisien. Hanya
kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan yang
tertinggi (sesuai dengan resikonya) yang mungkin memperoleh dana dari para
peminjam. Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, seringkali pasar
modal merupakan alternatif pendanaan ekstren dengan biaya yang lebih
rendah dari pada sistem perbankan.
Dari sisi pemodal, pemodal dapat mendapatkan tingkat pendapatan yang
tinggi dari tingkat pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito. Sejak
BAPEPAM didirikan tahun 1977, pasar modal di indonesia terus berkembang,
hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan frefekuensi perdagangan dan
bertambahnya jumlah emiten yang tercatat di BEI. Hadirnya UU no.8 tahun
1995 tentang pasar modal makin memberikan peluang yang lebih besar, baik
bagi investor untuk beribvestasi maupun bagi perusahaan-perusahaan terutama
Dalam menanamkan investasi dipasar modal faktor eksternal sangat
berpengaruh terhadap gejolak harga saham. Faktor eksternal tersebut
diantaranya adalah resiko politis, resiko nilai tukar, likuiditas, control devisa,
perbedaan akuntansi, perlakuan pajak dan yang lainnya. (Budi H, 2006:3)
Para investor yang menginvestasikan dananya pasti memiliki ekspektasi
untuk memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko investasi tertentu.
Untuk investasi pada saham, return (tingkat pengembalian) yang diperoleh
berupa capital gain ataupun dividen. Sedangkan untuk investasi pada surat
hutang, return yang diperoleh berupa pendapatan bunga. Penelitian ini
difokuskan pada pengembalian investasi berupa dividen. Keterbatasan dalam
penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai
devident.
Return yang diperoleh dari kegiatan investasi yang berupa dividen
bukanlah hal yang mudah untuk diprediksi, karena kebijakan dividen
merupakan kebijakan yang sulit bagi manajemen perusahaan. Keputusan
mengenai dividen terkadang dikaitkan dengan keputusan pendanaan dan
keputusan investasinya. Van Horne (1986: 50) menjelaskan bahwa besarnya
pembayaran dividen akan berfluktuasi dari periode ke periode sesuai dengan
fluktuasi dalam jumlah kesempatan investasi yang dapat diterima yang
tersedia bagi perusahaan tersebut. Jika kesempatan ini berlimpah, persentase
pembayaran dividen mungkin nol. Sebaliknya, jika perusahaan tesebut tidak
mampu menemukan kesempatan investasi yang menguntungkan, pembayaran
kaitannya dengan dividen sebagai residu pasif, apabila kesempatan investasi
menjanjikan hasil pengembalian yang besar daripada pengembalian yang
mereka syaratkan, para investor akan lebih senang jika perusahaan menahan
laba. Jika hasil pengembalian sama dengan pengembalian yang disyaratkan,
mereka akan merasa indifferen antara penahanan laba dan dividen.
Sebaliknya, jika hasil pengembalian lebih kecil daripada hasil pengembalian
yang disyaratkan, mereka akan lebih suka jika dividen dibagikan. Oleh karena
itu, memang penting bagi seorang investor atau investor potensial untuk
mampu memprediksi kebijakan dividen perusahaan.
Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan
menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari
nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah
perbedaan return yang diharapkan dengan return yang terelisasi dari sekuritas
tersebut. Orang seringkali mengibaratkan return dan risiko sebagai dua sisi
dalam mata uang dimana return yang tinggi akan mempunyai risiko yang
tinggi dan return yang rendah akan mempunyai risiko yang rendah juga.
Setiap sekuritas mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda dan saham
merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai risiko yang tinggi
dibandingkan dengan sekuritas yang lain. Namun risiko saham antar
perusahaan berbeda satu dengan yang lain. Jika investor ingin berinvestasi
maka selain melihat return yang akan didapat maka mereka juga harus
mempertimbangkan risiko yang ada di saham tersebut. Salah satu
Preferensi investor terhadap risiko berbeda-beda. Tidak semua investor
suka dengan risiko. Investasi di pasar modal mengandung risiko investasi
yang tinggi dibandingkan di aset yang lain. Investor yang tidak menyukai
risiko (risk averse) punya kecenderungan untuk tidak berinvestasi di pasar
modal. Namun sebenarnya risiko investasi di pasar modal dapat dikurangi jika
mereka mengerti mengenai risiko itu sendiri.
Mao (1970) dalam Harmono (1999) menyatakan bahwa investor yang
realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan
tetapi akan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan harapan
dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan return. Sedangkan Trone dan
Albright (1996) dalam Harmono (1999) berpendapat bahwa investor yang
rasional melakukan keputusan investasi didasari dengan menganalisis situasi
saat ini; mendesain portofolio optimal, menyusun kebijakan investasi,
mengimplementasikan strategi investasi, memonitor dan melakukan supervisi
pada kinerja khusus para manajer keuangan.
Menurut Halim (2003,23) Risiko saham terdiri dari 2 bagian yaitu risiko
yang dapat didiversifikasi (unique risk) dan risiko yang tidak dapat
didiversifikasi (systematic risk). Risiko unik adalah risiko yang terjadi hanya
diperusahaan tersebut, contohnya adalah aksi mogok karyawan, tuntutan
pengadilan, dsb. Sedangkan risiko sistematik adalah risiko yang menimpa
semua perusahaan, contohnya adalah inflasi, resesi, krisis moneter, dsb.
risiko yang bisa dikurangi adalah risiko unik dengan cara membentuk
portofolio.
Risiko dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Beta sekuritas
menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap
perubahan-perubahan pasar. Oleh sebab itu dalam menganalisis sekuritas atau
portofolio harus juga mengetahui betanya. Di dalam pasar modal bukan hanya
variabel fundamental saja yang mempengaruhi risiko tetapi juga ada
variabel-variabel ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perubahan GDP
yang ikut mempengaruhi risiko suatu perusahaan ( Dedi Haryanto dan Riyatno
(2007:25)
Oleh karenanya siklus pasar modal tak lepas dari hukum ekonomi
yakni permintaan dan penawaran. Ketika banyak investor banyak menaruh
uangnya di saham maka perdagangan saham secara otomatis akan naik.
Sebaliknya, jika investasi di saham berkurang maka nilai volume perdagangan
saham akan berkurang. Tingkat suku bunga dan kurs rupiah menjadi
merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan perdagangan
saham yang tercatat di bursa efek indonesia. Dalam melakukan investasi
dibursa efek, nilai saham menjadi pertimbangan saham yang penting. Untuk
itu ada 2 faktor yang mempengaruhi volume perdagangan saham yaitu faktor
mikro dan makro.
Penelitian Tandelilin (1997) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:25)
membuktikan bahwa variabel makro juga mempengaruhi risiko. Variabel yang
Walaupun secara bersama-sama variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap risiko sistematik namun tingkat suku bunga secara parsial
terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Penelitian lain yang
membuktikan bahwa variabel ekonomi mempengaruhi risiko sistematis
ditunjukkan oleh Widjaja (2004). Widjaja (2004) dalam Haryanto dan Riyanto
(2007:25) menunjukkan bahwa variabel inflasi mempengaruhi risiko saham.
Peneliti menggunakan saham yang tergolong dalam LQ 45 dengan periode
penelitian dari tahun 2001 sampai 2002.
Beberapa penelitian mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko suatu perusahaan terutama meneliti mengenai
faktor-faktor yang termasuk risiko unik seperti variabel fundamental perusahaan.
Sedangkan penelitian ini ingin menguji mengenai peran variabel-variabel
ekonomi atau makro dalam mempengaruhi risiko saham. Perbedaan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya adalah kebanyakan penelitian menggunakan
variabel fundamental seperti divideen payout, growth, leverage, liquidity,
asset size, variability in earnings dan beta akuntansi (Gudono dan Nurhayati
(2001), return on Asset, rasio hutang terhadap modal dan nilai buku saham
Natarsyah (2000: 297).
Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dan
berdampak pada semua perusahaan. Pemahaman terhadap risiko sistematis
dapat membantu perusahaan atau investor dalam penambilan
keputusan-keputusan bisnis. Faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko
Tingkat suku bunga akan membuat para investor cendrung
menginvestasikan uangnya dalam bentuk tabungan yang tidak memiliki resiko
yang tinggi. Hal ini akan memberikan tekanan jual pada saham-saham yang
ada di psar modal, sehingga terjadinya over supplied (tingginya penawaran)
dari saham. Dengan adanya kelebihan penawaran dibandingkan permintaan ini
menyebabkan turunya harga-harga saham secara individual, yang secara
global akan mengakibatkan turunnya indeks perdagangan saham yang
tercermin pada indeks saham LQ 45, demikian juga sebaliknya. Dalam
poenelitian ini digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
karena SBI adalah suatu instrumen keuangan jangka pendek yang dijadikan
benchmark aatu tolak ukur oleh bank-bank pemerintah, swasta nasional dan
swasta asing dalam menentukan tingkat suku bunga tabungan, deposito dan
pinjaman kepada para nasabah.
Apabila kurs rupiah terhadap dollar AS melemah maka investor akan
menginvestasikan danaya dalam bentuk mata uang asing (money market). Dan
para spekulan juga akan melakuakn hal serupa dengan tujuan memperoleh
keuntungan dalam keadaan yang akan cepat berubah itu. Keadaan itu juga
akan memberikan tekananpada pasar modal yang mengakibatkan tekanan pada
pergerakan perdagangan suatu saham di indeks saham LQ 45.
Dalam pasar modal dan manajemen investasi modern kita mengetahui
adanya dua jenis resiko yaitu : (1). Risiko sistematis (risiko pasar) merupakan
risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara
suatu investasi (kondisi makro). (2). Risiko tidak sistematis (risiko
perusahaan) merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar
secara keseluruhan. Jadi lebih terkait pada perubahan kondisi mikro
perusahaan emiten. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko
perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada
sekian banyak jenis sekuritas.
Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta.
Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28) menyatakan bahwa
beta merupakan pengukur volatilitas return suatu sekuritas return portofolio
terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return-return
sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Beta juga dapat
diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian suatu saham
berubah karena adanya perusahaan di pasar.
Hartono dan Suriatno (1999) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28)
membuktikan bahwa beta sekuritas untuk pasar modal yang sedang
berkembang merupakan Beta yang biasa dikarenakan perdagangan yang tidak
sinkron. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan
menghasilkan 74 perusahaan yang terdaftar dalam kurun waktu 22 Mei 1995
sampai 22 Mei 1997 sebagai sampel penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa
beta sekuritas yang terdaftar di BEJ adalah bias. Dari tiga metode Sholes dan
Williams (1977), Dimson (1979) dan Fowler dan Rorke (1983), metode
Fowler dan Rorke yang paling baik digunakan untuk mengkoreksi Beta di
diperkuat oleh data return yang berdistribusi tidak normal. Untuk data retrun
tersebut diperlukan periode koreksi yang cukup panjang yaitu empat periode
mundur (lag) dan mundur (lead), sedangkan data return yang berdistrirbusi
normal hanya membutuhkan satu periode maju dan mundur saja.
Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang
menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini
selanjutnya digunakan untuk mengestimasi beta masa depan. Bukti empiris
(Elton dan Gruberm 1994) menunjukkan bahwa beta historis mampu
menyediakan informasi tentang beta masa depan Hartono (2000) dalam
Haryanto dan Riyanto (2007:28).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang
berbeda. perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin
disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati.
Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas
terhadap return dan resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada saham
katagori LQ 45.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio
mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap return saham?
2. Dari variabel determinan return saham tersebut, variabel apa yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham?
3. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio
profitabilitas (Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE) ) dan
return saham mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap resiko saham?
4. Dari variabel determinan resiko saham tersebut, variabel apa yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi return saham, baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs
rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan
Return On Equity (ROE) )
2. Untuk menganalisa dari variabel-variabel tersebut, variabel apa saja
3. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi resiko saham, baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs
rupiah), rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return
On Equity (ROE) ) dan return saham
4. Untuk menganalisa dari kelima variabel tersebut, variabel apa saja yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Memperluas dan menambah wawasan akan tentang return dan
resiko saham terutama masalah pengaruh variabel makro ekonomi
(suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On
Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) ) terhadap return dan
resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah dan waktu
investasi untuk meminimalkan resiko.
3. Bagi Akademis
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami return dan
resiko saham pada suatu investasi.
4. Bagi ilmu manajemen, Khususnya ilmu keuangan :
Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah
5. Bagi Perusahaan
Sebagai dampak antisipasi dari perubahan-perubahan faktor makro
dan rasio profitabilitas terhadap return dan resiko saham secara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar Modal, Tujuan Serta Jenis-jenisnya
Pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal adalah pasar kongkrit
atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang
memerlukan dana jangka panjang yaitu diatas jangka waktu satu tahun
(Dahlan Siamat, 2006:249). Menurut Suad Husnan (2001:3) pasar modal
adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang
yang bisa di perjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publick authorities maupun perusahaan
swasta. Sedangkan definisi lain tentang pasar modal Menurut Darmawan
Sjahrial (2006:15) pasar modal dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem
keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua
perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan
pendek.
Definisi pasar modal menurut tjiptono darmaji (2001:1) merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.. Sedangkan menurut
Iskandar Z Alwi (2003:14) Pasar Modal adalah sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan,
baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri yang diterbitkan oleh
Sekuritas atau efek adalah selembar kertas yang menunjukan hak
pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (UU Nomor 8 Tahun 1995).
Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu
pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek
atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai
kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Sedangkan kegiatan perdagangannya dilakukan di bursa.
Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy m (2001:17) Bursa efek adalah
lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan/menyediakan fasilitas
sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar
berbagai perusahaan/perorangan yang terlibat dengan tujuan
memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di bursa
efek. Bursa efek adalah istilah yang digunakan untuk lokasi menjual dan
membeli surat-surat berharga efek serta sistem yang menjalankannya.
Menurut Darmawan Sjahrial (2006:21) tujuan Pasar Modal adalah :
1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam
pemilikan saham perusahaan.
2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemerataan pemilikan
saham.
3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan
Surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok (Darmawan Sjahrial, 2006:22)
yaitu :
1. Saham merupakan bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan, imbalanya adalah deviden.
2. Obligasi merupakan bukti hutang dari perusahaan yang mengeluarkannya dan imbalanya berupa bunga.
3. Sekuritas yang lainnya dapat disebut Sekuritas Kredit, seperti right, warrant, opsi, dan lain-lain.
Adapun jenis-jenis pasar modal terdiri atas :
1. Pasar Perdana (primary market) adalah pasaar modal dimana
saham-saham dan sekuritas yang lainnya dijual pertama kali (penawaran
umum) sebelumnya saham tersebut dicatatkan dibursa efek.
2. Pasar Sekunder (Secondary market) adalah pasar yang berbentuk bursa
efek, dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas
kepada umum, setelah saham tersebut melalui masa penjualan dipasar
perdana.
3. Pasar Ketiga (Third market) adalah pasar modal yang merupakan
tempat untuk memperdagangkan saham dan sekuritas lain diluar bursa
efek. Pasar modal ini disebut Over The Counter Market atau di
Indonesia disebut Bursa Paralel.
4. Pasar Keempat (Fourth market) pada hakikatnya merupakan
tanpa melalui perantara, seperti pialang atau perantara pedagang efek.
(M. Amsari, 1993: 23-24) dalam (Novi Z, 2005:12).
B. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal
Menurut Suad Husnan (2001:8) Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar
modal antara lain :
a. Supplay sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan
sekuritas di pasar modal.
b. Demand sekuritas
Harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang
cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang
ditawarkan.
c. Kondisi politik dan ekonomi
Kondisi yang stabil dan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang
akhirnya mempengaruhi supplay dan demand akan sekuritas.
d. Masalah hukum dan peraturan
Pembelian sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi
yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas,
karena itu kebenaran informasi menjadi sangat penting, disamping
kecepatan dan kelengkapan informasi.
e. Keberadaan pengawas yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal
dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara
C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT) (Suad Husnan 2001:285). Pengertian lain
menurut Tjiptono Darmaji dan Hendi M (2006:5) saham merupakan sebagai
tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka dia juga menjadi pemilik/pemegang saham perusahaan
(Darmawan Sjahrial, 2006:22)
Didalam prakteknya terdapat beberapa jenis saham, yang dibedakan
menurut cara peralihannya dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
Ditinjau dari peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas tunjuk dan
saha atas nama, saham atas tunjuk adalah saham yang didalam sertifikatnya
tersbut tidak dicatat nama pemiliknya agar mudah dipindah-tangankan dari
seorang investor keinvestor lainnya. Sedangkan saham atas nama adalah
saham yang didalam lembaranya tertulis nama pemiliknya.
Ditinjau dari segi manfaat untuk pemiliknya saham digolongkan menjadi
saham biasa dan saham preferen. Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M
(2001:71) saham biasa merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi bisa juga tidak mendatangkan
seperti hasil yang dikehendaki. Pemilik menentukan apakah akan menerima
Jenis – jenis saham biasa adalah sebagai berikut :
1. Blue chip stock adalah saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader dari industri sejenisnya,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
2. Speculative stock adalah saham emiten yang tidak secara konsisten
menghasilkan deviden namun jenis saham ini harganya selalu
berfluktuasi, dan terkadang memberikan deviden yang sangant
tinggi.
3. Income stock adalah tipe saham kurang peka terhadap kondisi pasar.
Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M (2001 : 6) saham preferen adalah
saham yang memiliki karakter gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti buanga obligasi, tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Sebelum seorang investor melakukan investasi dalam saham, maka
penting kiranya bila ia mengetahui nilai dari saham tersebut sebagai salah satu
pedoman agar investasi yang dilakukannya itu penuh perhitungan. Menurut
Tandelin (2001) dalam Umi dan Shinta (2006:7) Ada beberapa cara
perhitungan nilai saham, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Nilai pasar adalah nilai saham yang berlaku dipasar ataupun lantai
bursa. Nilai pasar ini selalu berubah-ubah bergantung kepada
penawaran dan permintaan di bursa. nilai pasar adalah nilai saham
2. Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menunjukan present value
arus kas yang diharapkan dari saham tersebut atau nilai saham yang
sebenarnya atau seharusnya terjadi..
3. Nilai pari adalah nilai saham sebagaimana tercantum dalam
sertifikat saham.
4. Nilai buku adalah nilai saham yang dihitung berdasarkan total asset
atau pembukuan perusahaan yang dikurangkan dengan total hutang
dan saham preferen dan dibagi dengan jumlah saham beredar.
Menurut Suad Husnan (2001:288) Analisis penilaian saham bertujuan
untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian
membandingkannya dengan harga saham tersebut pada saat ini. Sedangkan
nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan
dari suatu saham. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli
atau ditahan.
b) Apabila NI < harga pasar sat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal), dan layak untuk dijual.
c) Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
wajar.
Tujuan dari investasi tentunya adalah keuntungan, potensi keuntungan
yang didapat dari investasi saham adalah dividen dan capital gain, keuntungan
capital gain dari pergerakan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor
sebelum mementukan nilai saham, sebelum para pemodal (investor)
melakukan transaksi dipasar modal, baik pasar perdana maupun pasar
sekunder para investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten
(perusahaan) yang menerbitkan (menawarkan) saham di bursa (Umi dan
Shinta, 2006:10).
Ada dua pendekatan analisis yang dapat digunakan yakni :
1. Pendekatan Analisis Tehnikal
Menurut Mustafa dan Reny (2007 : 97) analisis tehnikal adalah
sebagai metode untuk memprediksi (forecasting) terhadap fluktuasi pada
harga saham, baik saham individual maupun pasar secara keseluruhan.
Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang sudah
dipublikasikan, seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga
saham gabungan (IHSG), serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
Karenanya pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (market
analysis) atau analisis internal (internal analysis)
Sasaran pendekatan analisi teknikal adalah ketepatan waktu dalam
memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun suatau
indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian pada
perubahan harga ketimbang tingkat harga, karenanya analisis mereka lebih
diusahakan untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut. Pemikiran
yang mendasari analisis teknikal adalah harga saham mencerminkan
diwaktu lalu, dan perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu
dan pola tersebut akan terulang.
2. Pendekatan analisis Fundamental
Menurut Silvia dan Toto (2004 : 116) analisis fundamental adalah
suatu metode peramalan yang dapat memberikan informasi mengenai
kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi atas
harga saham tersebut.
Analisis fundamental di dasarkan pada suatu anggapan bahwa
setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu
fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk
menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat
padanya. Hasil estimasi nilai intrinsik tersebut kemudian dibandingkan
dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Pemodal yang
sanggup melakukan analisis fundamental yang baik seharusnya mampu
meraih return dengan bereaksi terlebih dahulu sebelum pasar merefleksi
informasi yang sesungguhnya. Informasi yang sering digunakan dalam
melakukan anlisis ini antara lain adalah kondisi makro ekonomi, kinerja
perusahaan dan kondisi dari perusahaan emiten (Mustafa dan Reny, 2007 :
97) .
D. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga disuatu negara biasanya ditetapkan pemerintah yang
bertujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Menurut
menetukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal meliputi pendapatan
nasional, jumlah uang beredar dan inflasi sedangkan faktor eksternal
merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta
asing. Sedangkan menurut Boediono (2000 : 76) ada beberapa teori yang
menerangkan mengenai terjadinya tingkat suku bunga :
1. Teori Klasik
Menurut teori ini suku bunga merupakan harga dari penggunaan
dana yang tersedia untuk dipinjamkan (ianablefund). Harga ini terjadi di
“pasar dan investasi” istilah pasar dan investasi dapat dijelaskan bahwa
dalam suatu periode ada suatu anggota masyarakat yang menerima
pendapatan melebihi kebutuhan konsumsinya. Masyarakat tersebut
kemudian menabung kelebihan pendapatannya, jumlah seluruh tabungan
mereka berbentuk penawaran akan dana yang akan dipinjamkan. Di pihak
lain, dalam periode yang sama ada anggota masyarakat atau pengusaha
yang memerlukan dana untuk investasi.
2. Teori Keynes
Teori yang dikemukakan oleh keynes ini lebih dikenal dengan liquidity
preference. Menurut Iskandar Putong (2000:158) ada 3 motif mengapa
orang memegang uang tunai. Tiga motif tersebut antara lain :
a. Motif transaksi (Transaksion Motive)
b. Motif Berjaga-jaga (Precautinory Motive)
Ketiga motif inilah yang menyebabkan tumbuhnya permintaan akan
uang yang oleh keynes diberi nama liquidity prefernce.
Teori keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya
menginginkan dirinya tetap liquid dalam memenuhi ketiga faktor tersebut.
Keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat orang bersedia membayar
harga tersebut disebut bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan
spekulasi.
menurut Boediono (2000 : 80) Fungsi suku bunga pada suatu
perekonomian antara lain :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung baik individu, institusi atau
lembaga yang mempunyai dana lebih untuk di investasikan.
b. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi
pemerintah terhadap dana langsung atau investasi pada sektor-sektor
ekonomi.
c. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam
rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar
dalam sutu perekonomian.
d. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk
meningkatkan produksi, sebagai akibatnya tingkat suku bunga dapat
digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.
E. Rasio Profitabilitas
Menurut Darmawan Sjahrial (2006 : 38) analisis rasio adalah suatu metode
perusahaan. Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) Profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba satu-satunya ukuran
profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan
kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan
menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang.
Sedangkan menurut Weshton dan Brigham (1998:34) berpendapat bahwa
profitabilitas sekelompok rasio yang menunjukan pengaruh gabungan dari
likuiditas, pengelola aktiva, dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil
operasi. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
(analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
a. Return on Assets atau Return on Investmant (ROI)
Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) hasil pengembalian total aktiva atau total
investasi disebut juga ROA menunjukan kinerja manajemen dalam
menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan
mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang
digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan
alternatif dari dana tersebut sebagai salah satu ukuran keefektifan, semakin
tinggi hasil pengembalian maka semakin efektif perusahaanya. Rasio ini dapat
Laba Bersih
ROI = --- x 100 % Total Aktiva
b. Return on Equity (ROE)
Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) rasio ini menunjukan keberhasilan atau
kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil
pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil
pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini disebut
juga dengan rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa. Darsono dan
Ashari ( 2005 : 37) semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena
memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham.
Adapun rasio ini dapat dihitung dengan rumus (weston dan Brigham,
1990:35) sebagai berikut :
Laba Bersih
ROE = --- x 100 % Modal Sendiri
F. Nilai Mata Uang ( kurs)
Setiap negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri, setiap mata uang ini
mempunyai nilai yang masing-masing berbeda satu sama lain pada saat mata
uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang tersebut. Menurut (Dahlan
siamat, 2005:234), nilai tukar mata uang adalah harga suatu mata uang yang
dinyatakan dalam mata uang lain. Sedangkan Menururt Purnomo Sugiantoro
(2004:111) nilai kurs adalah harga uang (domestik) terhadap mata uang asing.
Kurs memilki peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena
yang dihasilkan oleh berbagai negara. Menurut Hamdy Hady (2007 : 61)
Dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dikenal ada dua jenis
mata uang , yaitu :
a. Hard currency adalah mata uang yang nilainya relatif stabil dan
kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai
dibandingkan dengan mata uang lainnya.. Mata uang ini pada
umumnya berasal dari negara maju.
b. Soft currency adalah mata uang yang bersifat lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena
nilainya relatif tidak stabil dan kadang-kadang mengalami
depresiasi atau penurunan nilai mata uang. Mata uang ini biasanya
berasal dari negara berkembang.
Kurs yang ditransaksikan di pasar uang terbagi menjadi tiga jenis.
Menurut Agus Sartono (2001 : 71) bahwa jenis kurs dapat dibedakan
menjadi 3 transaksi yaitu :
1. Kurs jual dan kurs beli
kurs jual adalah kurs yang ditawarkan bank untuk menjual suatu
mata uang dan biasanya lebih tinggi dari kus beli, sedangkan kurs beli
adalah kurs dimana bank bersedia untuk membeli suatu mata uang.
2. Kurs silang
adalah kurs antara dua mata uang asing yang ditentukan dengan
3. Kurs spot dan kurs forward
Kurs spot adalah kurs mata uang dimana mata uang asing dapat
dibeli atau dijual dengan penyerahan atau pengiriman pada hari yang sama
atau maksimal 48 jam . Sedangkan kurs forward adalah kurs yang
ditentukan sekarang untuk pengiriman sejumlah mata uang di masa
mendatang berdasarkan kontrak forward.
G . Keuntungan (return)
Dalam konteks manajemen investasi, pengembalian atas investasi (return)
merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dapat berupa
return realisasi dan return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan
akan terjadi dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2000 : 109). Sedangkan
menurut (Horne dan John M, 2005 : 145) Pengembalian (return) merupakan
Penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan
harga pasar yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar
awal dari investasi tersebut.
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini
dihitung berdasarkan data historis. Biasanya retrun realisasi digunakan sebagai
salah satu ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return yaitu yield dan
capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suaru investasi.
Jadi nilainya bisa 0 atau (+). Capital gain (loss) merupakan kenaikan
(kerugian) bagi investor. Jadi nilainya bisa (-), 0 atau (+) (Dedi Haryanto dan
Riyanto, 2007 : 26) . Secara matematis return total suatu investasi adalah:
Return total = yield + capital gain (loss)
Return ekspektasi secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari
berbagai return historis atau return realisasi (Abdul Halim, 2005: 45). Berbeda
dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi return ekspektasi ini
sifatnya belum terjadi. Return ekspektasi dapat diestimasi dengan
menggunakan return-return historis. Berdasarkan pengertian return bahwa
return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara
menghitung selisih harga saham periode barjalan dengan periode sebelumnya
dengan mengabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus : Ross (2003:238)
Pt - Pt - 1
Ri = --- Pt - 1
H. Resiko Saham
Tujuan (motivasi) investor berinvestasi yaitu mendapatkan return dan
sebagai konsekuensinya harus berani menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya. Investor perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi
sebagai dasar pembuatan keputusan investasi.
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaan artinya semakin besar risiko investasi tersebut. Van Horne dan John
M (2005 : 145) mendefiniskan risiko adalah sebagai perbedaan antara
menurut Suad Husnan (2001) resiko merupakan sebagai kemungkinan
keuntungan yang sebenarnya menyimpang dari keuntungan yang diharapkan.
Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu
investasi (Dahlan Siamet, 2005 : 276) sebagai berikut :
1. Risiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan
turun, dan sebaliknya. Alasannya jika suku bunga naik maka return
investasi yang terkait dengan suku bunga (misal deposito) juga akan naik.
Akibatnya minat investor akan berpindah dari saham ke deposito.
2. Risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan
oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar
diperngaruhi oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, atau
perubahan politik (pemilu).
3. Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah
yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat, investor biasanya menuntut
tambahan premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli
yang dialaminya.
4. Risiko bisnis. Risiko bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu
jenis industri. Jadi perusahaan pakaian jadi akan dipengaruhi oleh
karakteistik industri tekstil.
5. Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang
dihadapi perusahaan.
6. Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan seuatu sekuritas
yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
Semakin likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang
dihadapi perusahaan.
7. Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai
tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Istilahnya currency
risk atau exchange rate risk.
8. Risiko negara. Risikoini sering disebut risiko politik, karena sangat
berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang
beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara
bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara
yang terlalu tinggi.
Beta saham merupakan indeks risiko sistematis suatu aktiva atau suatu
portofolio aktiva. Brigham dan Weston (1993) beta saham merupakan resiko
yang dieliminasi atau disebut juga resiko sistematis. Beta mengukur
sensitifitas pengembalian aktiva terhadap pengembalian portofolio pasar. Beta
teoritis dari CAPM didefinisikan sebagai alat ukur kovarians diharapkan suatu
aktiva dengan portofolio pasar yang terdiversifikasi dengan baik.
Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta.
Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyatno (2007 : 28) menyatakan bahwa
portofolio terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan sebagai fluktuasi
dari return-return sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu.
Beta juga dapat diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian
suatu saham berubah karena adanya perusahaan di pasar.
Beta pasar diperoleh dari hasil perhitungan koefisien regresi antara tingkat
pengembalian suatu saham dengan tingkat pengembalian pasar Lestari dan
Christiani (2005 : 24) . Tingkat pengembalian saham dihitung:
Pit-1 - Pit
Rit = --- Pit
Keterangan:
Rit = Tingkat Pengembalian
Pit-1 = Harga Saham pada t-1
Pit = Harga Saham pada t
Tingkat pengembalian pasar diturunkan dari portofolio pasar. Portofolio
pasar tidak hanya meliputi semua saham biasa yang ada pada suatu
perekonomian, tetapi juga meliputi bentuk investasi lain, seperti obligasi,
saham preferen, real estate, emas, dan sebagainya. Besaran untuk menyatakan
portofilio pasar saham biasanya dinyatakan dalam bentuk angka indeks.
Tingkat pengembalian banyak digunakan sebagai standar evaluasi kinerja
umum. Manajer investasi dan klien mereka sering membandingkan hasil kerja
saham untuk Bursa Efek Jakarta dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
IHSG t+1 - IHSG t Rmt = ---
IHSGt
Dimana :
Rmt = Tingkat Pengembalian Pasar Saham
IHSGt+1 = IHSG pada tahun t
IHSG t = IHSG pada tahun t
Dari hasil perhitungan kedua tingkat pengembalian tersebut, kemudian di
regresikan sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:
Rit = ait + ßi Rmt + eit
Di mana :
Rit = Tingkat pengembalian saham ke-I pada periode t
ait = intersep
ßi = slope
Rmt = Tingkat pengembalian pasar ke-I pada periode ke –t
Eit = Kesalahan residual random saham ke-I pada periode ke-t
t = Periode ke 1, 2, 3, …., N
Sedangkan menghitung beta ( ) sahamnya menurut Muhammad Samsul
(2006 : 102) adalah sebagai berikut :
Cov Ri . Rm = ---
Var Rm
Ri = Tingkat pengembalian saham
Rm = Tingkat pengembalian pasar
I. Penelitian Sebelumnya
Natarsyah (2000) meneliti pengaruh variabel ROA, rasio utang terhadap
modal dan nilai buku saham terhadap beta. Ia menggunakan sampel
perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi di BEJ periode
1990-1997. Banyaknya sampel yang menjadi penelitiannya adalah 16 perusahaan.
Hasil menunjukkan bahwa semua variabel secara parsial mempengaruhi beta
secara signifikan.
Gudono dan Nurhayati (2001) mereplikasi penelitian Beaver, Kettler dan
Scholes (1970) dengan mengadakan penelitian di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian mereka menggunakan 35 saham teraktif pada tahun 1995 dengan
pengujian menggunakan multiple regression. Hasilnya menunjukkan bahwa
hanya variabel growth saja yuang mempunyai hubungan signifikan dengan
beta saham.
Setiawan (2003) menguji pengaruh variabel fundamental terhadap beta
saham pada periode sebelum krisi moneter (1992-1996) dan periode selama
krisis moneter (1998-2001). Variabel fundamental yang digunakan adalah
asset growth, leverage, likuiditas, total asset turn over dan return on
investment. Sampel yang digunakan adalah 56 perusahaan untuk periode
sebelum krisis moneter dan 105 perusahaan untuk periode selama krisis
moneter. Perhitungan beta menggunakan data retun perusahaan bulanan dan
yaitu pada periode sebelum krisis moneter faktor fundamentalsecara simultan
berpengaruh terhadap beta. Secara parsial faktor fundamental yang
berpengaruh adalah total asset turn over dan return on investment. Sedangkan
pada periode selama krisis moneter, faktor fundamental secara simultan tidak
berpengaruh secara signifikan. Sedangkan pengujian secara parsial hanya
leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap beta. Peneliti kemudian
menyarankan agar menguji pengaruh variabel makro seperti gross domestic
product, tingkat inflasi dan suku bunga terhadap beta supaya dapat dilihat
lebih komprehensif.
Aruzzi dan Bandi (2003) menguji pengaruh tingkat suku bunga, rasio
profitabilitas dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah. Sampel dari
penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ yang masuk dalam Jakarta
islamic Indeks (JII). Ada 30 perusahaan yang menjadi sampel. Metode yang
digunakan untuk menganalisis data adalah multipel regrgession, dan untuk
menguji hiptesis menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap beta saham. Hal ini disebabkan dalam perhitungan
tampak bahwa nilai beta rata-rata samel lebih besar dari satu dan R-square
yang rendah menunjukkan adanya faktor lain yang lebih dominan
mempengaruhi beta saham.
Widjaja (2004) meneliti mengenai pengaruh variabel makro yaitu inflasi
terhadap tingkat risiko saham. Penelitian ini menggunakan saham-saham yang
2002. Risiko dinyatakan dalam pengukuran beta yang berasal dari hubungan
antara tingkat keuntungan suatu saham dan pasar. Beta diukur menggunakan
model CAPM yang kemudian dilakukan regresi time series antara tingkat
return masing-masing saham dan tingkat keuntungan indeks pasar (IHSG).
Hasil menunjukkan bahwa inflasi memilik pengaruh yang signifikan terhadap
risiko saham selama periode penelitian. Namun jika dilihat dari R-square
inflasi hanya menjelaskan risiko saham sebesar 1,5%. Artinya masih banyak
variabel makro lainnya yang mempengaruhi risiko seperti GNP, suku bunga
dan kurs tukar mata uang.
Robiatul Auliyah dan Ardi Hamzah (2006) peneliti ini mencoba meneliti
karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro terhadap return dan
beta saham syariah di Bursa Efek Jakarta. Pengujian regresi secara linear
berganda pada return saham syariah menghasilkan F hitung sebesar 1,589
dengan tingkat signifikansi 11,6% dan pada beta saham syariah menghasilkan
F hitung sebesar 6,229 dengan tingkat signifikansi 0%. Hal ini berarti
variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro tidak
berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap return saham syariah
tetapi berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap beta saham
syariah. Pengujian regresi secara parsial dengan t test menunjukkan bahwa
tidak ada satu pun variabel- variabel karakteristik perusahaan, industri dan
ekonomi makro berpengaruh secara signifikan pada return saham syariah,
sedangkan variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi
tingkat 5 % adalah cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan Produk
Domestik Bruto (PDB).
Felli Lamono (2007) Peneliti ini mencoba meneliti pengaruh karakteristik
perusahaan (profitabilitas, size, tangibility, volatility, dan growth oppurtunity)
terhadap stuktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI selama periode tahun 2000-2004. Hasil dari pengolahan data dengan
menggunakan metode statistik regresi berganda menunjukan bahwa
profitability, size, dan votality mempunyai pengaruh positif yang tidak
signifikan dan growth oppurtunity mempunyai pengaruh positif yang
J. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang disesuaikan
dengan konsep jalur, maka secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran
sebagai berikut :
Awal penelitian ini dilakukan dengan mengamati perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 dan menyeleksi perusahaan-perusahaan yang terus-Return On
Investment (ROI) (X3)
Return Saham
(Y1)
Resiko Saham (Y2) Suku Bunga
(X1)
Nilai Kurs(Rp/$) (X2)
Return On Equity (ROE)
sampai 2007. pengamatan tersebut menunjukan terdapat 15 perusahaan yang
termasuk dalam katagori LQ 45 yang mengeluarkan laporan keuangan per
semester. Selanjutnya dari laporan tersebut peneliti mengambil data laporan
keuangannya berupa total asset, total equity, dan laba bersih. , Selanjutnya
mendapatkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh BI (Bank Indonesia)
per semester dan Kurs silang antara rupiah dan dollar, selanjutnya mencari
nilai return saham dari masing-masing perusahaan dan resiko saham dari
tingkat return saham perusahaan dan return pasar. Data tersebut akan diolah
untuk mendapatkan variabel endogen pertama (Y1) yakni return saham meiliki
4 variabel eksogen antara lain suku bunga, kurs, ROI, dan ROE. Lalu variabel
endogen kedua (Y2) memiliki 5 variabel exsogen antara lain suku bunga, kurs,
ROI, ROE dan return.
Setelah variabel-variabel tersebut diperoleh, lalu dilakukan pengujian
dengan metode jalur. Metode ini digunakan untuk menjelaskan pangaruh
langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung dari X1 ke Y1 ditunjukan
oleh koefisien jalur melalui uji t (yang signifikan), yaitu y1x1 kali y1x1,,
pengaruh langsung dari X2 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur y1x2 kali
y1x2,, pengaruh langsung dari X3 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur y1x3
kali y1x3,, pengaruh langsung dari X4 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur
y1x4 kali y1x4, dan seterusnya.
Pengaruh langsung dari X1 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien jalur yaitu
y2x1 kali y2x1, Pengaruh langsung dari X2 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien