• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

KARDIAN NIM : 1810011000065

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sangat penting dalam hal memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, Pembelajaran menggunakan media mempunyai peranan penting untukmengoptimalkan proses belajar mengajar, Upaya meningkatkan motivasi belajar dapat dicapai dengan menerapkan mediaaudio visual. Media ini dapat menumbuhkan motivasi karena disajikan dalambentuk yang menarik, sehingga siswa lebih bersemangat, tertarik, dan senangmenerima pelajaran.

Penelitian ini diawali oleh masalah yakni rendahnya motivasi belajar PAI siswa di SMK. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran peningkatan motivasi belajar PAI dengan menggunakan media pembelajaran media audio visual. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada tiap-tiap siklus peneliti ini di fokuskan untuk memperoleh data peningkatan motivasi belajar PAI siswa kelas X SMK Karya Ekopin, Cakung tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan media pembelajaran media audio visual, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Teknik analisi data secara kuantitatif berdasarkan hasil analisi perhitungan rata-rata skor angket motivasi. Pada siklus I skor angket motivasi belajar siswa sebesar 45, 9% dan pada siklus II meningkat menjadi 75.5%. dapat dismpulkan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pemanfaatan media audio visual pada pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

(7)

Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.

Karena dengan inayah, rahmat dan karunia Allah SWT, penulis skripsi ini dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw

sebagai revolusioner dunia dan pembawa risalah serta kepada keluarga, dan para

sahabatnya, mudah-mudahan kita semua akan mendapatkan syafa`at `udzma di yaumil kiamat kelak Amin.

Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali

mendapati kesulitan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan dan partisipasi dari

berbagai pihak Alhamdulillah penulisan skripsi ini masih banyak sekali

kekurangan sehingga saran serta kritik dengan kerendahan hati penulis terima

dengan sehingga skripsi dapat lebih sempurna lagi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada :

1. Hj. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

3. Marhamah Saleh, Lc., M.A selaku Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

4. Siti Khadijah, M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar

membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi dan telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya.

5. Kepada Bapak Kepala Sekolah M.Firdaus,SE selaku Kepala Sekolah SMK

Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur. Serta seluruh dewan guru, staf

karyawan dan siswa siswi kelas X Administrasi Perkantoran yang telah

berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh informasi,

(8)

mulainya skripsi ini sampai selesainya skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan jurusan PAI kelas C angkatan 2010 dan yang

tidak dapat penulis sebutkan. Yang telah menemani perjalanan dalam

menyelesaikan setiap mata kuliah, selalu memberikan motivasi, hingga

selesainya skripsi ini. Mudah-mudahan tali silaturahim selalu terjaga diantara

kita.

9. Teman-teman dari Fans Suporter Persija Jakarta yang selalu memberikan

semangat dan motivasinya.

Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang

membacanya untuk menambahkan ilmu pengetahuan. Amin ya Robbal `alamin.

Jakarta, 24 September 2014

(9)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Ruang Lingkup Pembahasan ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran ... 5

1. Pengertian media... 5

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 6

3. Uregensi Penggunaan Media ... 7

(10)

4. Prinsip – prinsip Motivasi... 13

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... . 14

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .... . 14

2. Tujuan Pendidikan Islam ... . 14

3. Fungsi Pendidikan Islam ... . 15

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

B. Metode Desain dan Intervensi Tindakan ... 18

C. Subjek Penelitian ... 22

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitia ... 22

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 22

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 26

G. Data dan Sumber Data ... 26

H. Instrumen Teknik Pengumpulan Data ... 27

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ... 31

J. Teknik Analisis Data ... 31

K. Tindak Lanjut ... 31

BAB IV DESKRIPSI, ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 32

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 34

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 40

D. Interpretasi Hasil Analisis ... 40

E. Analisi Data ... 44

F. Pembahasan Temuan Penelitian ... 54

(11)
(12)

Tabel 2 : Kisi – Kisi Lembar Observasi Siswa ... . 28

Tabel 3 : Kisi- Kisi Lembar Observasi Guru ... . 28

Tabel 4 : Kisi-Kisi Lembar Observasi Pembelajaran ... . 29

Tabel 5 : Kisi – Kisi Instrumen Variabel Media Audio Visual Video Pembelajaran ... . 30

Tabel 6 : Kisi-Kisi Instrumen variabel motivasi Belajar ... . 30

Tabel 7 : Kategori Motivasi... . 32

Tabel 8 : Data Skor Motivasi siswa siklus I ... . 45

Tabel 9 : Data Skor Motivasi Siswa Siklus II ... . 46

Tabel 10 : Presentase Skor Motivasi Belajar Siswa ... . 47

Tabel 11 : Hasil Observasi Siswa Siklus I ... . 48

Tabel 12 : Hasil Observasi Guru Siklus I... . 49

Tabel 13 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I ... . 50

Tabel 14 : Hasil Observasi siswa siklus II ... . 51

Tabel 15 : Hasil Belajar siswa dan Respon positif terhadap siswa ... . 52

(13)

Gambar 2 : Suasana pembelajaran siklus I ... 36

Gambar 3 : Suasana Pembelajaran siklus II ... 38

Gambar 4 : Suasana diskusi kelompok siklus I ... 39

(14)

1. Surat Permohonan Izin Observasi

2. Surat Permohonan Izin Penelitian

3. Surat Bimbingan Skripsi

4. Surat Izin Sekolah Melaksanakan Penelitian

5. RPP Siklus I

6. RPP Siklus II

7. Skor Angket Motivasi belajar siklus I

8. Skor Angket Motivasi belajar siklus II

9. Lembar Wawancara Guru

10.Lembar Soal Angket Motivasi

(15)

Motivasi belajar memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan

gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga mempunyai motivasi

tinggi mempunyai tenaga yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Dimana menurut Hamzah B. Uno “motivasi merupakan dorongan yang terdapat

dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang

lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”.1

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses

belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa

baik berupa alat, orang maupun bahan ajar. Selain itu, media pembelajaran dapat

merangsang siswa agar lebih efektif. oleh karena itu, maka penggunaan media

pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar.2

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan lagi merupakan

suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Karena dengan adanya media, akan

lebih meningkatkan daya serap siswa dalam memahami pesan-pesan

pembelajaran. Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam

proses belajar mengajar.

Selain itu media juga merupakan sarana yang membantu proses

pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan

penglihatan. Dengan adanya media dapat mempercepat proses pembelajaran

karena dapat mempercepat pemahaman siswa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang

sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam

ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal

perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan

1

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet. VII, h3.

2 Basyarudin Usman, Media Pembelajaran

(16)

faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media

pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka

dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna

dan berhasil.

Agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, dalam proses belajar

mengajar, guru harus memiliki suatu strategi. Salah satu langkah untuk memiliki

strastegi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya

disebut dengan metode mengajar.

Dalam hal ini media pembelajaran sangat berfungsi sebagai alat penunjang

proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa

atau anak didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian maka

media pembelajaran sangat berperan dalam memberikan motivasi yang positif

dalam merangsang minat, intelegensi siswa agar lebih kreatif, efektif, dan

bersemangat dalam proses belajar mengajar sehingga secara langsung dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Upaya guru dalam proses belajar mengajar juga berpengaruh terhadap

motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya untuk mengajar menjadikan siswa

lebih bergairah dalam belajar. Guru yang bersungguh-sungguh menyampaikan

materi menjadikan tingginya motivasi siswa dalam belajar dan tentunya

berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Pembelajaran PAI di SMK masih berkurang. mengingat Pentingnya media

yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, serta

begitu berartinya peran media dalam pembelajaran, maka penulis mencoba untuk

meneliti “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Melalui Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin”.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih rendahnya motivasi belajar PAI Siswa di SMK

2. Masih kurangnya wawasan guru PAI tentang media Audio Visual

(17)

C. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diungkapankan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana Implementasi Pembelajaran PAI dengan Menggunakan Media

Audia Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK

Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur.

2. Apakah Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual dalam meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur.

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana

Penggunaan Media Audio Visual dalam meningkatkan Motivasi Belajar dan

Efektivitas Penggunaan Media Audia Visual dan Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa kelas X SMK Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Siswa

Dengan penerapan penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan

metode Audio Visual, Siswa diharapkan akan lebih mudah dalam memahami

materi yang diajarkan, Sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah

dan bermakna dan tidak membosankan.

2. Guru

Dapat memeberikan masukan bagi Guru PAI dalam memilih media

pembelajaran, Audio Visual Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran PAI.

3. Sekolah

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan agar fasilitas yang

menunjang proses pembelajaran dapat diperhatikan demi kelangsungan kegiatan

proses belajar mengajar demi pengembangan pembelajaran dan peningkatan

(18)

F. Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup penelitian, antara lain:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran dengan

menggunakan metode Audio Visual dalam meningkatkan motivasi siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan

Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Karya

(19)

1. Pengertian Media

Kata media Berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara Harfiahnya

bararti „tengah‟, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media disebut „wasail‟ bentuk jama‟ dari „wasilah‟ yakni sinonim al-wasth yang artinnya juga

tengah. Kata „tengah‟ itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka di sebut

juga sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut.3

Sedangkan menurut Association for Education and Communication

Technology (AECT), di Amerika seperti yang di kutip oleh Yudi Munadi

memberi pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.4“Sedangkan menurut Education Association (NEA) seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman

mendefinisikan “media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya”.5

Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau

peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dari pengertian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa subtansi

darimedia pembelajaran adalah:

1) bentuk saluran yang digunakan menyalurkan pesan, informasi atau bahan

pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar.

2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat

merangsang pembelajar untuk belajar

3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

pembelajar untuk belajar.

3

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 6. 4Ibid.,

h.8. 5

(20)

4) bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk

belajar, baik cetak maupun audio dan audio visual.6

Secara umum setidaknya terdapat dua alasan penggunaan media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yakni alasan manfaat dan keadaan

psikologis siswa.7 Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa

dalam pengajaran sehingga diharapkan hasil belajar yang dicapai juga akan lebih

baik.

2.Fungsi Media Pembelajaran

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar

mengajarmenurut Nana Sudjana yaitu:

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh

seorang guru.

3) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan

pelajaran.

4) Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan

untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian

peserta didik.

5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat

membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh guru.

6) Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar

mengajar.8

Menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad ada tiga fungsi utama

media pembelajaran adalah untuk:

1) Memotivasi minat atau tindakan.

(21)

3) Memberi instruksi.9

3. Uregensi Penggunaan Media

Pada hakikatnya belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan

belajar mengajar dikelas merupakan suatu komunikasi tersendiri di mana guru

dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.

Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini adalah penggunaan media secara

terintegrasi dalam proses belajar mengajar, Karena fungsi media dalam kegiatan

tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga

untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

Dalam Suatu Proses Belajar Mengajar, dua unsur yang amat penting adalah

metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas

dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan

konteks pembelajaran, termasuk karakteristik siswa.10

3. Fungsi Media Pembelajaran

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar

mengajajar menurut Nana Sudjana yaitu:

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh

seorang guru.

3) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan

pelajaran.

4) Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan

9

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 20-21

(22)

untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian

peserta didik.

5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat

membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh guru.

6) Pengamatan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar

mengajar.11

Menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad ada tiga fungsi utama

media pembelajaran adalah untuk :

1. Motivasi minat atau tindakan

2. Menyajikan informasi

3. Memberi instruksi12

4. Media Audio Visual.

Istilah audio-visual bermakna sejumlah peralatan yang dipakai guru dalam

menyampaikan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera

pandang dan indra dengar. Penekanan utama dalam pengajaran audio-visual

adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkrit. tidak

hanya didasarkan atas kata-kata belaka pengajaran audio-visual bukan metode

mengajar. materi audio-visual hanya dapat berarti bila dipergunakan sebagai

bagian dari proses pengajaran.13

Media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video merupakan

media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media

video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya

unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran

melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan

belajar melalui bentuk visualisasi.

Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media

11

Sudjana,Nana & Ahmad Rivai,2002, Media Pengajaran,Cet ke 2(Bandung:Sinar Baru Algesindo), h.58

12

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 20-21

13

(23)

yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara

terintegrasikan. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia

linier dan multimedia interaktif.14

Fungsi, Manfaatdan tujuan Penggunaan Media Audio-Visual

a. Fungsi Penggunaan Audio - Visual

Beberapa fungsi media pengajaran, diantaranya ialah:

1) Fungsi edukatif, artinya dengan media pendidikan pengaruh - pengaruh

bersifat mendidik dapat dilancarkan secara efektif.

2) Fungsi ekonomis, artinya melalui media pendidikan siswa memperoleh

kesempatan untuk mengembangkan dan memperluas pergaulan antar siswa

maupun masyarakat sekitar.

3) Fungsi politis, artinya dapat dipakai “penguasaan pendidikan” untuk menyatukan pandangan pengajaran, sehingga antara pusat, daerah sampai

ditingkat-tingkat lembaga pendidikan tidak terdapat perbedaan atau

penyimpangan yang berarti dalam pelaksanaan pengajaran

4) Fungsi seni budaya, artinya melalui media pengajaran siswa dapat

menangkap dan mengenal bermacam-macam hasil seni budaya manusia.15

B.Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Menurut Muhaimin, motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang

menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. ada tidaknya

motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya.

Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan: (a) bersungguh-sungguh,

menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk

ikut serta dalam kegiatan belajar, (b) berusaha keras dan memberikan waktu

yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut, dan (c) terus bekerja sampai

14

Ariani, Niken dan Dany Haryanto, 2010, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif, (Jakarta: PT Prestasi Nusantara), h.11

15

(24)

tugastugas tersebut terselesaikan.16

Pengertian motivasi menurut Hamzah B Uno adalah kekuatan baik dalam

diri maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu

yang telah ditetapkan sebelumnya.17 Menurut Mc. Donad, motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan muncunya

feeling” dan didahulii dengan tanggapan terhadap tujuan.18 Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

1. Bahwa Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada

organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun

energi itu muncul dari dalam diri manusia ), penampakkannya akan menyangkut

kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan

emosi yang dapat menetukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi

memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi munculnya karena

terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan

ini akan menyangkut soal kebutuhan.19

Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi ini

sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebapkan terjadinya suatu

perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan

persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak

16

(25)

atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan

atau keinginan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

usaha-usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat

dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri

seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

yang memeberikan arah kegiatan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di

khendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.20

Menurut Kalb, motivasi yang ada pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas

hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.

2) Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari pada tujuan yang terlalu

mudah dicapai atau terlalu besar resikonya

3) Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan

segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.

4) Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

5) Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang

lebih baik.

6) Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan

lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang

prestasi, suatu ukuran keberhasilan.21

Menurut Djaali individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas

b. hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.

20Ibid.,

h.75. 21

(26)

c. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu

mudah di capai atau terlalu besar risikonya.

d. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan

segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.

e. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

f. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang

lebih baik.

g. Tidak terpengaruh untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau

keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan

lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.22

2. Macam – Macam Motivasi a. Motivasi intrinsik

Yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk mendapat

keterampilan tertentu, memperolah informasi dan pengertian, mengembangkan

sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain.

Tak seorangpun dan tak satu bendapun yang mempengaruhi kita, jika kita

tak mengijinkan dan kita sendirilah yang bertanggung jawab atas kehidupan kita

sekarang. Sebuah awal yang keliru hingga saat ini kita masih menuntut orang

lain memotivasi kita. Tak seorang bertanggung jawab ats timbul tenggelamnya

motivsi dalam diri kita, Melainkan diri kita sendiri. Ceramah para motivator

yang berapi api , program pelatihan yang menggairahkan, pernyataan visi yang

penuh kalimat indah. Semua itu adalah usaha untuk mengetuk pintu hati kita.

b. Motivasi ekstrinsik

Yang timbul akibat adanya pengaruh dariluar individu. Sperti hadiah, pujian,

ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian

orang mau melakukan sesuatu.23

3. Teknik Motivasi

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

(27)

adalah sebagai berikut:24

a. Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan seperti “ bagus sekali”,

“hebat”, “pintar” merupakan cara yang paling mudah untuk meningkatkan

motif belajar siswa. Selain itu pernyataan verbal mengandung makna

interaksi langsung antara siswa dan guru sehingga merupakan suatu

persetujuan atau pengakuan social.

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.Pengetahuan

siswa atas hasil pekerjaan yang telah dilakukan merupakan cara untuk

meningkatkan motif belajar siswa.

c. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan dari

konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran sehingga siswa

berusaha keras untuk memecahkannya.

d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.

e. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar.

f. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya.

g. Memberikankesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemampuannya di depan umum.

h. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam

kegiatan belajar.

i. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat.

j. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

k. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.

l. Membuat suasana persaingan sehat diantara para siswa.

4. Prinsip-prinsip motivasi

Adapun prinsip-prinsip dalam motivasi antara lain:25

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman.

b. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang bersifat dasar yang perlu

24

Hamzah B.Uno, op. cit., hal. 5 25

(28)

mendapatkan kepuasan.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi

yang berasal dari luar.

d. Tingkah laku yang sesuai dengan keinginan perlu dilakukan penguatan

(reinforcement)

e. Motivasi mudah menjalar ke orang lain.

f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi

belajar.

g. Tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih

besar untuk melaksanakannya dari pada tugas yang dipaksakan dari luar.

h. Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif

untuk merangsang minat belajar.

i. Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif untuk

memelihara minat siswa.

j. Minat khusus yang dimiliki siswa bermanfaat dalam belajar dan

pembelajaran.

k. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi

siswa lamban ternyata tidak bermakna bagi siswa yang tergolong pandai,

karena adanya perbedaan tingkan pengetahuan

l. Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu siswa

belajar lebih baik.

m. Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar dan

mengganggu perbuatan belajar siswa, karena perhatiannya akan terarah pada

hal lain.

n. Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan frustasi

pada siswa, bahkan dapat mengakibatkan demoralisasi dalam belajar.

o. Masing masing siswa mempuyai kadar emosi yang berbeda satu dengan

yang lainnya.

p. Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar

dibandingkan dengan paksaan orang dewasa.

(29)

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan anak didik (santri). Dalam

definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebut ada kegiatan

memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal

untuk mengapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu26

Pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian

pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral

dari pendidikan secara umum. Pendidikan islam adalah pendidikan yang seluruh

komponen atau aspeknya didasarkan pada ajaran islam, Visi, misi, tujuan, proses

belajar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidikan dan peserta

didik, kurikulum, bahan ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan

aspek atau komponen pendidikan lainnya didasarkan pada ajaran islam.27

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati hingga

mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan hadist, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. dibarengi

tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga

terwujudnya kesatuan dan persaudaraan bangsa.

Jadi pengertian pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah upaya

membelajarkan siswa secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa

dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber

utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman untuk mencapai hasil yang

26

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, ( Jakarta: Pustaka Pelajar,2003), h.82

27

(30)

diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Muhammad Fadhil al Jamali merumuskan tujuan pendidikan islam dengan

empat macam, yaitu:

a. Mengenalkan manusia akan perannya di antara sesama mahluk dan tanggung

jawabnya dalam hidup ini.

b. Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam

tata hidup bermasyarakat.

c. Mengennalkan manusia akan alam an mengajak mereka untuk mengetahui

hikmah diciptakannya serta memberi kemungkinan kepada mereka untuk

mengambil manfaat darinya.

d. Mengenalkan manusia akan penciptaan alam (Allah) dan menyuruhnya

beribadah kepadanya.28

3. Fungsi Pendidikan Islam

a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri manusia,

alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh kemampuan

membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami

hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan

menumbuhkan kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan

"pencipta".

b. Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan

martabat manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya

sendiri maupun dari luar.

c. Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan

kehidupan baik individu maupun sosial.

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Peningkatan motivasi belajar

dengan menggunakan mediaaudio visual video pembelajaran PAI, terlebih

28

(31)

dahulu peneliti melakukan kajian terhadapa penelitian yang relevan yaitu:

1. Nurbayati. Pada tahun 2009 dengan efektifitas penggunaan audio visual

sebagai media pemebelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Al-Azhar 12

cikarang-Bekasi. Penelitian tersebut difokuskan pada masalah penggunan media

audio visual video pembelajaran, adapun hasilnya adalah dapat mempermudah

pelajaran, menarik perhatian dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

2. Fitri Ningtiyas. Pada tahun 2011dengan efektifitas penggunaan media

audio visual video pembelajaran di SMP Bina Sejahtera Depok. Penelitian

tersebut difokuskan pada manfaat media audio visual video pembelajaran dapat

(32)

A. Tempan dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Karya Ekopin Cakung, Jakarta Timur,

semester genap tahun ajaran 2013/2014. Peneliti memilih sekolah tersebut

menjadi lokasi penelitian dikarenakan secara geografis lokasi sekolah strategis,

artinya dekat dengan lokasi kediaman peneliti dan juga mengenal baik Kepala

Yayasan dan Kepala Sekolah.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian

sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Karya Ekopin Cakung semester genap tahun

ajaran 2013/2014 di kelas X Administrasi Perkantoran. Pada tanggal 26April

sampai dengan 16 Mei2014.

B. Metode Desain dan Intervensi Tindakan

1. Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan, lebih tepatnya adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran.

Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas,

(33)

kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Langkah –langkah PTK

Menurut Kemmis dan McTaggart mengatakan bahwa penelitian tindakan

adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan (observasi), dan refleksi, yang selanjutnya mungkin diikuti dengan

siklus spiral berikutnya.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah mungkin peneliti telah

mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman)

sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah

memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya

dengan kegiatan refleksi. Kebanyakan penelitian tindakan kelas mulai dari fase

refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam

merumuskan masalah penelitian. Langkah selanjutnya adalah perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut akan coba diuraikan satu persatu.

Langkah Pertama : Refleksi AWAL

Refleksi awal merupakan kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk

mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema

penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk

mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi

awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan

menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat

ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak

calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah

yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan,

selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

Langkah Kedua : Penyusunan Perencanaan

(34)

Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan

sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa

perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi

nyata yang ada.

Langkah Ketiga : Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman

pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya

selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang

diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

Langkah Keempat : Observasi (Pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan

pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti

mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan

terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan

melalui teknik observasi.

Langkah Kelima : Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,

interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.

Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan

hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu

dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil

penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat

ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang

sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang

(35)

Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart berupa

siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,

pelaksanaan (tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang

sebagai satu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari

permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih dari satu pada

umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini.

(suhadinet)siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di

sekolah saat ini.29

Gambar 1 : Bagian Siklus Dalam PTK

Dalam penelitian tindakan kelas keempat tahapan tersebut merupakan unsur

untuk membentuk sebuah siklus. Apabila dalam refleksi/evaluasi belum

mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka siklus akan berulang

sampai terjadi perubahan yang diharapkan.

Penelitian ini menggunakan perencanaan sebanyak dua siklus dengan dua

kali pertemuan tiap siklusnya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan

29

http://smp2sampang.wordpress.com/kelembagaan/langkah-langkah-ptk-menurut-kemmis-dan-mctaggart/

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi Siklus II

(36)

adalah dengan membandingkan hasil refleksi dari siklus pertama dengan siklus

kedua.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X semester genapl di

SMK Karya Ekopin, Pulogebang, Jakarta Timur. Jumlah subjek pada penelitian

ini adalah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan 1 orang guru mata pelajaran

PAI yang bertindak sebagai observer guna mengamati seluruh proses belajar

mengajar yang berlangsung.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti sekaligus guru

mata pelajaran PAI yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran di kelas X

semester genap di SMK Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung

pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini:

1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu:

a. Orientasi lapangan melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran PAI

yang mengajar di kelas X tahun ajaran 2013/2014 untuk menjaring

permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah sebelum

penelitian tindakan kelas ini dilakukan.

b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus permasalahan

yang akan diteliti.

c. Mendiskusikan rancangan penelitian berdasarkan fokus permasalahan

yang akan diteliti dengan pembimbing, ahli dan rekan sejawat.

(37)

2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan

melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.

3) Menemukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam

pembelajaran.

4) Mendiskusikam RPP dengan guru kolaborator.

5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data untuk

mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa, dan tanggapan terhadap

kegiatan pembelajaran.

6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai

pedoman lembar observasi.

7) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber

belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan

diberikan kepada peserta didik.

2) Guru melaksanakan angket motivasi siswa pada awal pembelajaran

3) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan

kontekstual dengan memanfatkan media audio visual video

pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) Kegiatan menyimak video pembelajaran

1. Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi siswa

kedalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 6-7 siswa yang

telah ditentukan sebelumnya.

2. Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan.

(38)

4. Siswa melakukan pengamatan atau menyimak video pembelajaran

yang disajikan.

5. Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk diskusi

kelompok.

6. Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada hand out dan

memberikan kesimpulan.

7. Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi

berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi.

c. Pengamatan (Observasi)

1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas

motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung selama diskusi

dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan lembar observasi.

2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan

pembelajaran yang sudah berlangsung.

d. Refleksi Siklus I

1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada siklus

I melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi, instrumen

skala motivasi belajar.

2) Merefleksikan kekurangan pada siklus I, dengan menentukan kendala-

kendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan tindakan

selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang dilakukan secara

kolaboratif.

Berdasarkan refleksi siklus I maka peneliti akan mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

3. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan

(39)

3) Menemukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam

pembelajaran.

4) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.

5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data untuk

mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa, dan tanggapan terhadap

kegiatan pembelajaran.

6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai

pedoman lembar observasi.

7) Menyusun hand out untuk mendukung penerapan media audio visual video

pembelajaran.

8) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber belajar

yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan

diberikan kepada peserta didik.

2) Guru mengadakan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual

dengan memanfatkan media audio visual video pembelajaran. Kegiatan

yang dilakukan meliputi:

a) Kegiatan menyimak video pembelajaran

1. Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi siswa

kedalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 6-7 siswa yang telah

ditentukan sebelumnya.

2. Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan.

3. Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran.

4. Siswa melakukan pengamatan atau menyimak video pembelajaran yang

disajikan.

5. Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk diskusi

kelompok.

6. Guru memberikan games untuk menjaring pemahaman siswa.

(40)

memberikan kesimpulan.

8. Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi berdasarkan

aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi.

9. Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana tingkat motivasi

belajar siswa pada akhir siklus II.

c. Pengamatan (Observasi)

1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas

motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung selama diskusi

dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan lembar observasi.

2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan

pembelajaran yang sudah berlangsung.

d. Refleksi Siklus II

1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada siklus

II melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi, instrumen

skala motivasi belajar, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

2) Merefleksikan kekurangan pada siklus II, dengan menentukan

kendala-kendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan tindakan

selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang dilakukan secara

kolaboratif.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Proses pembelajaran melalui pemanfaatan media audio visual video

pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator,

yaitu:

1. Peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap siklus, bedasarkan hasil

skor instrumen skala motivasi belajar sesudah intervensi tindakan dilakukan.

G. Data dan Sumber Data

(41)

pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam berupa angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan

positif dan negatif sesuai dengan indikator. Angket tersebut dijawab oleh

masing- masing siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2013/2014.

H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi non tes yang

dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak

langsung kepada peserta didik ataupun guru.

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Pedoman wawancara

kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan guru dalam

mengajarkan PAI. Sedangkan pada wawancara pada siswa bertujuan untuk

mengetahui pandangan siswa terhadap pelajaran PAI dan kesulitan dalam

mempelajari PAI. Berikut kisi-kisi penulisan pedoman wawancara. Adapaun

produk setiap instrumen penelitian terlampir.

(42)

pembelajaran sejarah siswa dalam

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,

logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi

yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi belajar

siswa baik pada siklus I maupun siklus II.

Tabel 2

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No. Dimensi Indikator Nomor

Butir

1. Minat

a. Memberikan respon positif terhadap pembelajaran.

b. Memperhatikan penjelasan guru.

c. Berperan Aktif dalam disukusi Kelompok.

(43)

1. Apresepsi b. Mengaitkaan materi pelajaran sekarang

b. Memberikan kesempatan siswa utuk bertanya.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjawab.

Kisi-kisi lembar observasi proses pembelajaran

No. Dimensi Indikator Nomor

a. Siswa memperhatikan video

pembelajaran yang disimak.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui respon

siswa terhadap penerapan media audio visual video pembelajaran dengan

menggunakan skala likert yang memiliki 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner tertutup. Peneliti menggunakan kuesioner pada

(44)

Untuk mengumpulkan data motivasi belajar siswa dengan cara memberikan

angket kepada siswa pada akhir setiap II. Peneliti juga menjaring motivasi

belajar siswa yang dapat diamati secara langsung dalam bentuk aktivitas siswa

selama berdiskusi dan kegiatan menyimak video pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi.

Tabel 5

Kisi-kisi penulisan kuesioner

Kisi-kisi instrumen variabel Media Audio visual video pembelajaran

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

Positif (+) Negatif (-)

Kisi-kisi instrumen variabel Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

(45)

pelajaran.

b. Partisipasi siswa. 19, 20 18 3

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Sebelum instrumen pengumpulan data tersebut dijadikan sebagai instrumen

penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang berada

diluar subjek yang sudah ditetapkan. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk

memenuhi syarat validitas dan reliabilitas instrumen.

1) Uji validitas lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi belajar

siswa. Lembar observasi tersebut dipegang oleh observer yang digunakan pada

saat diskusi kelompok dan kegiatan menyimak video pembelajaran.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara

deskriptif dari data kuantitatif, baik untuk data tes objektif dalam rangka

mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan peningkatan hasil belajar

siswa.

Untuk menganalisis peningkatan motivasi siswa setelah pembelajaran yang

diperoleh dari data kuesioner, baik pada siklus I maupun siklus-siklus

berikutnya, dapat diperoleh dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total

jawaban setiap pernyataan pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima

kombinasi pilihan jawaban. Pernyataan - pernyataan yang diajukan baik

pernyataan positif maupun pernyataan negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan

jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS).

Untuk mengetahui presentase untuk masing-masing kategori yang telah

diperoleh digunakan rumus berikut:

P = %

Keterangan

(46)

F= Frekuensi

N= Number of Cases

Data skor peningkatan motivasi yang dijaring melalui angket beserta

masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interprestase penyusunan skala motivasi

yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7 Kategori Motivasi Kategori Skor

Sangat Tinggi 75%-100%

Tinggi 50%-74,9%

Sedang 25%-49,9%

Rendah 0-24,9%

K. Tindak Lanjut

Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I, jika hasil yang diharapkan

kurang dari kriteria yang ditetapkan, maka penelitian ini ditindak lanjuti dengan

(47)

1.Sejarah Berdirinya SMK Karya Ekopin

SMK Karya Ekopin Jakarta diresmikan pada tanggal 16 Juli 1998, oleh

Bapak DR.Ibnu Sutowo beserta Yayasan Bapak H.Rachmat Effendi.BA. Oleh

karena itu, sekolah ini menetapkan hari jadinya pada setiap tanggal 16 Juli. Pada

mulanya, SMK Karya Ekopin Jakarta bernama SMK Ekopin, kemudian pada

1999 diubah menjadi SMK Karya Ekopin Jakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan

Raya Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur. Luas area SMK Karya Ekopin adalah

1500 meter persegi. Gedung SMK Karya Ekopin dibangun dalam 3 tahap. Tahap

I tahun 1985, tahap kedua 1998, tahap ketiga tahun 2002 dan Pada Tahun 2008

SMK Karya Ekopin membangun gedung B dengan luas 500 meter persegi

berlantai 4. Hingga saat ini tahun pelajaran 2013-2014, jumlah rombongan

belajar : kelas X, 1 kelas; Kelas II, 2 kelas dan kelas III, 1 kelas. Fasilitas

pendukung yang dimiliki SMK Karya Ekopin saat ini adalah ruang laboratorium

IPA, Laboratorium Bahasa, Labaratorium Komputer, Perpustakaan, Studio

Musik, Masjid, Lapangan basket, voli, bulutangkis, kantin & koperasi serta

lingkungan belajar yang asri dan nyaman, jauh dari kebisingan jalan raya.

Hingga saat ini, SMK Karya Ekopin Jakarta telah mengalami 4 kali pegantian

Kepala Sekolah, yaitu :

1. Sri Murtati (1998-1999)

2. Drs. Heri Kusnadi(1999-2000)

3. Firman Ubaidillah.SE (2000-2011)

4. M.Firdaus.SE (2011-Sekarang)

2. Visi, Misi Dan Tujuan Sekolah a. Visi

Menghasilkan Lulusan SMK yang Beriman, Berakhlak Mulia, serta siap

(48)

Indikator :

1. Patuh dan taat menjalankan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan

2. Handal dalam meningkatkan prestasi akademik

3. Handal dalam menggunakan peralatan perkantoran

4. Lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris

5. Bersikap disiplin, tertib, dan berbudi pekerti

6. Bersikap toleran dan kekeluargaan

7. Berjiwa Enterpreneurship/ Kewirausahaan.

b. Misi

SMK Karya Ekopin mengemban misi :

1. Meningkatkan kedisiplinan dalam Proses Belajar Mengajar

2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Belajar Mengajar

3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan melalui Optimalisasi Pendidikan

4. Meningkatkan Profesionalisme dan Kesejahteraan

5. Menetapkan Kurikulum Bertaraf Nasional.30

c. Tujuan Sekolah

Tujuan Jangka Pendek ( 1 tahun ) SMK Karya Ekopin Jakarta, pada tahun

2013 diharapkan :

a. Siswa SMK Karya Ekopin Jakarta :

1) Seratus persen beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2) Seratus persen berprestasi dalam berbagai kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler

3) Memperoleh rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional 8,00

4) Memperoleh rata-rata Nilai Ulangan Umum 8,00

5) Diterima di berbagai instansi perusahaan

6) Seratus persen berhasil meraih juara dalam berbagai lomba

7) Seratus persen mahir berkomunikasi melalui computer dan internet

8) Seratus persen mahir berkomunikasi dalam Bahasa Inggris

(49)

9) Seratus persen berbudi pekerti, tertib, disiplin, toleran, dan kekeluargaan

10)Berjiwa Enterpreneurship/ Kewirausahaan.

b. Guru SMK Karya Ekopin Jakarta :

1) Seratus persen beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2) Seratus persen menjunjung profesionalisme

3) Seratus persen membina timkerja yang solid dan dinamis

4) Seratus persen mahir menggunakan teknologi informasi

5) Seratus persen lancer berkomunikasi dalam bahasa Inggris

6) Seratus persen berbudi pekerti, tertib, disiplin, toleran, dan kekeluargaan.31

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan rencana

pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Penelitian dimulai dengan melakukan

kegiatan observasi ke sekolah SMK Karya Ekopin Jakarta Timur. Kegiatan ini

meliputi wawancara dengan guru pembelajaran PAI pengamatan terhadap

kegiatan pembalajaran yang dilakukan oleh guru pembelajaran PAI, bahan dan

media pembelajaran yang ada di sekolah, sarana dan prasarana yang menunjang

kegiatan pembelajaran di sekolah SMK Karya Ekopin, Cakung, Jakarta Timur.

Dari hasil pengamatan yang telah diamati, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur, siswa umumnya

memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa masih terlihat ada

yang mengobrol sama teman sebangku ataupun bermalas-malasan ketika

guru sedang menjelaskan materi pelajaran.

2. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran

PAI kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain metode ceramah,

tanya-jawab, diskusi.

3. Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah, siswa

umumnya kurang memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Hal ini terbukti

31

(50)

dari beberapa siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru, siswa terlihat hanya berdiam diri sambil menunggu jawaban

teman-temannya.

4. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya kepada

guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak siswa yang

sekedar diam dan hanya mendengarkan.

Kegiatan wawancara yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru, Masih banyak siswa yang motivasi belajarnya

masih terbilang cukup rendah. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa yang

terbilang kurang motivasi belajar PAI, diperoleh pendapat bahwa hal yang

menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar PAI adalah Pengajaranya

dengan metode ceramah mebuat siswa membosankan dan mengantuk.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan media

audio visual video pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi serta hasil

belajar siswa pada pembelajaran PAI. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus,

masing - masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi

atau pengamatan dan refleksi.

Pada siklus I, pada tahap ini peneliti membuat RPP dan mendiskusikan

rancangan pembelajaran bersama dengan guru kolaborator. Hal ini dilakukan

agar rencana pembelajaran yang dibuat sesuai dengan materi yang sedang

berjalan dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah SMK Karya

Ekopin. Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini adalah membaca dan memahami

isi dari lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan oleh guru pembelajaran PAI

di kelas tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan tahap perencanaan

yang telah dibuat oleh peneliti dengan ketetapan yang telah dibentuk oleh guru

mata pelajaran dan sekolah.

Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai

dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah didiskusikan bersama dengan

guru kolaborator. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini

(51)

Secara keseluruhan, siswa masih ada yang belum hadir di dalam kelas

sebelum guru memasuki ruang kelas dan juga beberapa siswa belum berada

dibangkunya masing-masing. Mereka terlihat sibuk menuju bangku mereka

setelah mengetahui guru yang mengisi jam pelajaran telah hadir.

Proses pembelajaran diawali dengan Berdoa terlebih dahulu kemudian

pengenalan diri lalu mengabsen siswa sekaligus saling menenal. Dan dilanjutkan

dengan pembagian kelompok sebanyak 4 kelompok yang terdiri dari 6 - 7 orang

siswa yang ditunjuk oleh guru. Selanjutnya yaitu aktivitas siswa dalam

menyimak video pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya sebagian kecil

siswa yang antusias menyimak video yang diputar oleh guru masih ada beberapa

siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya dan ada juga yang

mengerjakan tugas pelajarana lain. terlihat pada gambar di bawah ini dari hasil

dokumentasi peneliti suasana pembelajaran dengan menggunakan media Audio

Visual

(52)

Hal ini senada proses pemberian materi, hanya sebagian kecil siswa yang

memperhatikan dengan seksama penjelasan materi yang diberikan oleh guru.

Siswa lainnya terlihat sedang asyik mengobrol dengan teman semejanya,

mengerjakan tugas pelajaran yang lain, dan ada yang mengantuk. Bahkan ketika

guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan tentang video yang disimak,

siswa merasa malu dan enggan untuk mengemukakan pendapatnya.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I,

peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa

belum berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada

pembelajaran PAI. Motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun

demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar

sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Pada

tahap perencanaan dalam siklus II, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), video pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru, siswa

dan kegiatan pembelajaran dan angket.

Peneliti mendiskusikan dengan guru kolaborator sekaligus observer, tindakan

yang akan dilaksanakan bercermin pada hasil refleksi yang telah dibahas

sebelumnya. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pembelajaran siklus II ini siswa

akan dibagi menjadi 3 kelompok yang masing - masing kelompok

beranggotakan 7 - 8 orang siswa. Tiap kelompok akan dipimpin oleh satu orang

siswa yang berperan sebagai ketua kelompok.

Dengan diskusi kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan

siswa, dan tumbuhnya rasa tanggung jawab sosial pada diri siswa. Hasil yang

diharapkan pada siklus II ini para siswa semakin tertarik dengan pelajaran PAI,

dan terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aktivitas motivasi belajar

PAI dari siklus sebelumnya. Dipertemuan ini, materi yang diberikan adalah

Sejarah Nabi Muhammad SAW. Sama halnya dengan tugas dipertemuan

sebelumnya, tugas yang akan diberikan pada pertemuan ini adalah diskusi secara

kelompok.

Sudah semua siswa berada diruang kelas setelah sebelum guru memasuki

Gambar

Gambar 1 : Bagian Siklus dalam PTK ...................................................
Tabel 1 Kisi-Kisi penulisan pedoman wawancara
Tabel 2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
Tabel 4 Kisi-kisi lembar observasi proses pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

etika bisnis Islam adalah tindakan dan perilaku seseorang dalam

Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.. Predikat-objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan

Pengembangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Riset Kependidikan Sains Mahasiswa Calon Guru

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universita Gunadarma, 2004 Kata Kunci : Pendistribusian Roti, MAYAN EXCELENCE BAKERY (ix + 38 + lampiran) Dalam menjalankan suatu

Dalam Penulisan Ilmiah ini hasil peramalan penjualan produk Haneda Electric Ovenpada PT Batin Eka Perkasa dengan menggunakan metode Moving Average ( MA ) untuk semester dua tahun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sepakbola Melalui Penerapan Aktivitas Soccer Like Games Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : mengidentifikasikan artikel tentang penyakit avian influenza di Asia, analisis.. jurnal

Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya