• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS –DENSITOMETRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS –DENSITOMETRI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RATU CITRA SAKINAH

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT

(PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT)

DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT

DENGAN METODE KROMATOGRAFI

LAPIS TIPIS

DENSITOMETRI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

Lembar Pengesahan

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT

(PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT)

DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT

DENGAN METODE KROMATOGRAFI

LAPIS TIPIS

DENSITOMETRI

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh

RATU CITRA SAKINAH NIM : 09040082

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

Lembar Pengujian

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT

(PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT)

DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT

DENGAN METODE KROMATOGRAFI

LAPIS TIPIS

DENSITOMETRI

SKRIPSI

Telah di uji dan dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal 20 Juli 2013

Oleh

RATU CITRA SAKINAH NIM : 09040082

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt Drs.H.Achmad Inoni,Apt NIP. 0020124205

Penguji III Penguji IV

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul

“ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT (PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT) DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani,SKp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan yang telah memberikan nasehat serta dorongan semangat selama

proses penyelesaian penelitian.

2. Ibu Dra. Uswatun Chasanah,Apt selaku Ketua Prodi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan nasehat serta

dorongan semangat kepada kami Farmasi Angkatan 2007 sampai selesainya

laporan akhir penelitian .

3. Bapak Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt selaku dosen pembimbing I yang

telah membantu dalam memberikan ide, dorongan, nasehat dengan penuh

perhatian dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitian sampai

selesainya penulisan laporan akhir penelitian.

4. Bapak Drs.H. Achmad Inoni,Apt selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu dalam memberikan ide, dorongan, nasehat dengan penuh perhatian

dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitian sampai selesainya

penulisan laporan akhir penelitian.

5. Ibu Arina Swastika S.Farm., Apt dan Ibu Siti Rofida S.Si., S.Farm., Apt

selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan serta saran

dalam hal penyelesaian laporan akhir penelitian.

6. Ibu Dian Ermawati, S.Farm., Apt selaku dosen wali yang telah banyak

membantu dalam memberi saran, dorongan serta nasehat kepada saya selama

(5)

7. Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan SKRIPSI untuk

memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi..

8. Mb susi (asisten lab di Lab Kimia Terpadu UMM) yang telah banyak

membantu dan mendampingi saya dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

9. Pak Kusairi (asisten lab di Lab kimia farmasi analisis UNAIR) yang selalu

mendampingi saya selama mengerjakan skripsi ini, dengan penuh kesabaran

dan ketelatenan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mudah

dan lancar.

10. Teman-teman Farmasi angkatan ’09, kalian adalah teman-teman yang terbaik. Selama 4 tahun kita belajar bersama dari yang belum mengerti apa-apa

sampai sekarang. Semoga persahabatan kita kekal hingga akhir waktu. Amin

11. Ayahanda tercinta Bapak H.Tubagus Sadikin Marzuki, SH, MH dan Ibunda

tersayang Hj.Ibu Siti Mien Aminah, yang begitu sabar dalam memberikan

nasehat, saran, motivasi serta semua dukungan selama saya menyelesaikan

skripsi ini.

12. Kakak tersayang Tubagus Rizki Fadli yang selalu sabar, perhatian dengan

saya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian skripsi ini

dan selalu memberikan solusi dari apa yang saya hadapi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Kucing-kucing ku (ryuga, Edward, owy, exsis, Narnia, mercy, kiren, boy,

diamod, lomo, sweety dan itong) yang selalu memberikan keceriaan disaat

saya sedang jenuh dan membantu saya kembali semangat lagi dalam

menyusun skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat ku “KWARTED” (Santi putri pertiwi, yunita indah palupi, dwi noer pratiwi) yang begitu perhatian, selalu mendengarkan keluh kesah

dan selalu memberikan dukungan untuk saya, dan semoga persahabatan kita

akan selalu terjaga selamanya.

15. Teman seperjuangan ku (Novan tri anggoro, hafiz fatharani maraya, dan

nowval surya kusuma) yang selalu memberikan motivasi dalam menyusun

(6)

v

16. Seseorang yang spesial (Nur Hasan, S.Farm, Apt) “Alhamdulillah

Jazaqallahu Khoiro” yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skipsi ini, motivasi, saran dan nasehat yang telah diberikan.

Akhirnya saya sebagai penulis menyampaikan permintaan maaf kepada

semua pihak yang mungkin telah mengalami hal yang kurang nyaman dalam

berinteraksi dengan penulis selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu berkenan melimpahkan taufik serta hidayah-Nya

kepada kita semua. Amin ya Rabbal Alamin

Malang, 20 Juli 2013

(7)

ABSTRACT

The purpose of this study to determine whether there Medicinal Chemicals (BKO) in the preparation of herbal medicine circulating in the district of Sukun Malang .

This study used qualitative analysis with Thin Layer Chromatography instrument - Densitometry. The qualitative analysis is done by looking at the value of Rf, Pattern Spectra and by determining the maximum wavelength. In the system of specta paracetamol raw and the sample have a long wave maximum 251 nm. Where as the system spekta mefenamic acid raw and the sample have a long wave maximum 292 nm.

Herbal preparations uric acid circulating in the district of Sukun Malang, which contain chemicals drugs (BKO) Paracetamol, Mefenamic Acid and a mixture of Paracetamol and Mefenamic Acid with Thin Layer Chromatography method – Densitometri. On sample A compound containing paracetamol, while the sample B containing compounds parcetamol and mefenamic acid, the sample C containing compounds mefenamic acid.

(8)

vii ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam sediaan Jamu yang beredar di kecamatan Sukun Malang.

Dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif dengan instrumen Kromatografi Lapis Tipis - Densitometri. Analisis kualitatif ini yang dilakukan adalah dengan melihat nilai Rf, Pola Spectra serta dengan menentukan panjang gelombang maksimum dan Match Factor (MF). Pada Pola spectra baku paracetamol dan sampel memiliki panjang gelombang maksimum 251 nm. Sedangkan pada pola spectra baku asam mefenamat dan sampel memiliki panjang gelombang maksimum 292 nm.

Sediaan jamu asam urat yang beredar di Kecamatan Sukun kota Malang, yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) Paracetamol, Asam Mefenamat dan Campuran Paracetamol dengan Asam Mefenemat dengan metode Kromatografi Lapis Tipis – Densitometri. Pada sampel A hanya mengandung senyawa bahan kimia obat paracetamol, sedangkan pada sampel B mengandung senyawa bahan kimia obat paracetamol dan asam mefenamat, pada sampel C mengandung senyawa bahan kimia obat Asam Mefenamat.

(9)

RINGKASAN

“ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT (PARACETAMOL dan ASAM MEFENAMAT) DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI ”

Kecenderungan gaya hidup “Back to Nature” menyebabkan penggunaan obat tradisional, obat herbal, maupun suplemen makanan cenderung meningkat, yang terjadi di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia (Gusmali, D dan Gitawati R, 2001).

Menyikapi kondisi ini banyak Industri Obat Tradisional yang memproduksi Obat Tradisional (OT), Obat herbal atau pun suplemen sering kali menyatakan “tanpa efek samping” karena bersifat alami, dan hanya melaporkan keberhasilannya saja (efektif) sedangkan ke tidak berhasilan obat serta efek samping tidak dilaporkan (Turana, 2003).

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan asing berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang telah digunakan dalam pengobatan berdasarkan pengalaman (Badan POM RI, 2005).

Pada penelitian ini dipilih dua senyawa obat yaitu Parasetamol dan Asam Mefenamat karena dari dua senyawa ini yang paling sering dilaporkan sebagai bahan kimia obat dalam jamu/obat tradisional. Dan jenis yang sering dicampurkan dari dua senyawa obat tersebut adalah jamu asam urat. Jamu asam urat ini merupakan salah satu jenis jamu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat luas, sehingga dalam penelitian ini dibatasi untuk sediaan jamu asam urat. Telah diketahui bahwa penggunaan dua obat tersebut (parasetamol dan asam mefenamat) jika tidak sesuai dengan dosis atau takarannya akan menyebabkan beberapa efek samping yang dapat membahayakan kesehatan para konsumen. Untuk penggunaan parasetamol dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati (hepatotoksik) sedangkan pada penggunaan asam mefenamat yang berlebihan menyebabkan gangguan saluran cerna antara lain dyspepsia dan gejala iritasi pada mukosa lambung adapun pada usia lanjut dapat menyebabkan diare. Kejadian tidak diinginkan berupa reaksi efek samping obat (Adverse effect) dapat terjadi akibat interaksi antar komponen, penggunaan kronik, ataupun interaksi dengan obat-obat konvensional yang di konsumsi secara bersamaan.

Dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif. Dilakukan penelitian analisis kualitatif untuk mengetahui ada tidaknya Paracetamol dan asam mefenamat sebagai bahan kimia obat (BKO) dalam sediaan jamu asam urat dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis - Densitometri. Analisis kualitatif ini yang dilakukan adalah dengan melihat nilai Rf, Pola Spectra serta dengan menentukan panjang gelombang maksimum dan Match Factor (MF)

(10)

ix

Dari hasil Analisis Kualitatif meliputi nilai Rf, pola spectra, panjang gelombang dan nilai Match Factor (MF) dapat mendeteksi adanya bahan kimia obat paracetamol dan asam mefenamat dalam sediaan sampel jamu asam urat yang sama dengan baku standarrnya. Pada Pola spectra baku paracetamol dan sampel memiliki panjang gelombang maksimum 251 nm. Sedangkan pada pola spectra baku asam mefenamat dan sampel memiliki panjang gelombang maksimum 292 nm.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGUJIAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

RINGKASAN ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Tentang Obat Tradisional ... 6

2.1.1 Jenis Jamu Obat Tradisional ... 6

2.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 7

2.2.1 Fase Diam ... 9

2.2.2 Fase Gerak ... 10

2.2.3 Aplikasi (Penotolan) Sampel ... 11

2.2.4 Pengembangan ... 12

2.2.5 Deteksi Bercak ... 13

2.3 Metode Densitometri ... 14

2.3.1 Analisis Kualitatif ... 19

2.4 Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Asam Urat ... 21

2.4.1 Asam Mefenamat ... 21

(12)

xi

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 24

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 27

4.1 Rancangan Penelitian ... 27

4.2 Prosedur Pembuatan larutan Baku standar ... 27

4.2.1. Paracetamol ... 27

4.2.1.1. Penentuan panjang Gelombang Maksimum ... 28

4.2.2. Asam Mefenamat ... 28

4.2.2.1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 29

4.3 Pembuatan Fase Gerak ... 29

4.4 Ekstrasi Jamu Asam Urat ... 29

4.5 Cara Pengambilan Sampel ... 29

4.6 Tempat dan waktu penelitian ... 30

4.7 Alat-Alat penelitian ... 30

4.8 Bahan-bahan Penelitian ... 30

4.9 Penentuan Analisis Kualitatif ... 30

4.10 Analisis data dalam sediaan jamu asam urat... 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 32

5.1 Teknik Sampling ... 32

5.2 Analisis Kualitatif Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Asam Urat ... 32

5.2.1 Penentuan Nilai Rf ... 33

5.2.2 Penentuan Pola spectra ... 34

5.2.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 38

5.2.4 Penentuan Match Factor (MF) ... 42

5.3. Penelitian dengan fase gerak yang lain ... 43

BAB 6 PEMBAHASAN ... 46

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Beberapa penyerap fase diam yang digunakan pada KLT ... 10

II.2 Jumlah sampel pada penotolan sampel ... 11

V.1 Hasil pengambilan sampel jamu asam urat ... 32

V.2 Hasil pengamatan Nilai Rf baku pembanding dan sampel ... 33

V.3 Hasil pengamatan panjang gelombang mkasimum terpilih ... 41

V.4 Hasil Perhitungan Nilai MF baku Paracetamol dengan Sampel ... 42

V.5 Hasil Perhitungan Nilai MF baku Asam Mefenamat dengan Sampel ... 43

V.6 Hasil pengamatan nilai Rf pada baku pembanding dan sampel dengan fase gerak Kloroform : methanol (36:4) ... 43

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Lempeng dalam beaker(chamber) dengan garis pembatas penotolan

sampel dan batas eluen ... 12

2.2. Lempeng dengan penunjukan kenaikan bercak dan batas atas Pengelusian ... 13

2.3. Penampakan bercak dengan paparan sinar UV ... 14

2.4. Densitometer ... 15

2.5. Kurva Kubelka-Munk ... 18

2.6. Perbandingan jarak bercak dan jarak tempuh eluen ... 19

2.7. Hasil kromatografi lapis tipis dari dua analit A dan B ... 21

2.8. Struktur Kimia Asam Mefenamat ... 21

2.9. Struktur Kimia Parasetamol ... 22

3.1 Bagan Alir Kerangka Konseptual ... 24

5.1 Pola spectra baku Parasetamol dan sampel A, B, C ... 35

5.2 Pola spectra baku Parasetamol dan sampel A, B, C ... 36

5.3 Pola spectra baku Asam Mefenamat dan sampel A, B, C ... 37

5.4 Pola spectra baku Asam Mefenamat dan sampel A, B, C ... 38

5.5 Panjang gelombang maksimum baku Parasetamol dan sampel A, B, C .... 39

5.6 panjang gelombang maksimum baku Parasetamol dan sampel A, B, C .... 39

5.7 panjang gelombang maksimum baku Asam Mefenamat dan sampel A, B,C ... 40

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 54

2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 55

3. Laporan Analisa Bahan Baku ... 56

4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 57

5. Anggaran Penelitian ... 58

6. Foto Uji Kualitatif Paracetamol ... 59

7. Fase gerak Kloroform- etanol (36:4) dengan baku paracetamol dan Sampel ... 63

8. Perhitungan nilai Match Factor (MF) Baku Paracetamol dengan Sampel ... 75

(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 286, 537, 664 dan 649.

Anonim, 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tentang kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal dan Fitofarmaka tahun 2005, www.pom.go.id. Diakses tanggal 10 Januari 2013

Anonim, 2010. Public Warning/Peringatan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat No : HM.03.03.1.43.08.10.8013, Jakarta, 13 Agustus 2010,http://www.pom.go.id/public/peringatan publik/default.asp. Diakses tanggal 14 Januari 2013.

Anonim, 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No : HK.00.05.1.23.3516 tahun 2009 Tentang Kriteria dan tata laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal dan fitifarmaka tahun 2009, www.pom.go.id. Diakses tanggal 26 Januari 2013.

Badan POM, 2003. Daftar Nomor Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Makanan yang disetujui.

Badan POM, 2003. Public Warning tentang Obat Tradisional mengandung BKO; No: KB.01.04.11.22.2003.

Badan POM, 2004. Survei Aktif Keamanan Obat Tradisional Pelangsing di Jabotabek. Laporan

Badan POM RI, 2005. Peraturan Perundang-undangan Di bidang Obat Tradisional, Obat Herbal Tersatandar, fitofarmaka, Jakarta.

Bambang, R.S., 1986. Analisis Jamu. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila., p.95-105.

Channel, R.J.P., 1998. How To Approach The Isolation of A Natural Product. In: Cannel, R.J.P. (Eds) Natural Products Isolation, New Jersey : Humana Press Inc., pp.11, 40-41.

Clarke’s, E.G.C., 2004. Analysis of drugs and poisons., London : the

pharmaceutical press, hal 403-408.

(17)

Dolan, W.,and Snyder, L.R., 1989. Troubleshootings LC systems. Human Press Inc., p.470-471.

Fried, B. And Sherma, J., 1994. Thin layer Chromatography Techniques and Applications. 3rd edition,. New York: Marcell Dekke, Inc. Hal 3-22

Gandjar, L.G., and Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jogjakarta : pustaka pelajar, hal 353-377

Ganiswarna, S. G., 1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi VI, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal 217

Gusmali, D dan Gitawati R., 2001. Kajian Keamanan Beberapa Food Supplement yang beredar di tiga kota besar berdasarkan informasi dari penandaan dan pengalaman konsumen. Laporan Penelitian Puslitbang Farmasi, Badan Litbang Kesehatan

Hermanto dan Subroto, 2007. Pilih Jamu Dan Herbal Tanpa Efek Samping. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Hoan tjay, Tan dan Kirana Raharja., 2007, Obat-obat penting, Ed. VI, cetakan keenam, Gramedia, Jakarta hal 315-318

Katno, S. Parmono, Tingkat Manfaat Dan KeamananTanaman Obat Dan Obat Tradisional, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Fakultas Farmasi UGM.

Kromatografi Lapis Tipis. 2009. http://www.chemistry.org/materi_kimia/ instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_lapis_tipis/ . Diakses tangal 26 Februari 2013.

Lusia, 2012. Penambahan Obat Rematik dalam Obat Tradisional. http://health.kompas.com/read/2012/09/19/07134743/Marak.Penambahan. Obat.Rematik.dalam.Obat.Tradisional. Diakses Tanggal 2 Maret 2013

Marcus DM, Grollman AP., 2002. Sounding Board Botanical Medicines-The need for new regulations. N Engl J. Med. 347 (25): 2073-2076

Mulya, M dan suharman., 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University Press; Surabaya, hal 147-235

Munson, J.W., 1991. Analisis Farmasi Metode Modern, vol 11. . Airlangga University Press; hal 125-134

(18)

xvii

Skoog, D.A., 1985. Principle of Instrumental Analysis, 3rd ed. New York. Philadelphia : CBS College Publishing, hal 837-847

Stahl, Egon, 1984, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB : Bandung

Turana Y., 2003. Meuju pengobatan alternative yang lebih rasional. www.medikaholistik.com . diakses tanggal 24 Februari 2013

Watson, and David, G., 2009. Analisis Farmasi, Buku Ajar Untuk Mahasiswa farmasi dan praktis Kimia Farmasi, 2nd ed. Jakarta : Egc, hal 367-378

Wenas, 1999. Kelainan Hati Akibat Obat. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 3, gaya baru, Jakarta, hal 363-369

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kecenderungan gaya hidup “Back to Nature” menyebabkan penggunaan

obat tradisional, obat herbal, maupun suplemen makanan cenderung meningkat,

yang terjadi di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang termasuk

Indonesia (Gusmali, D dan Gitawati R, 2001).

Menyikapi kondisi ini banyak Industri Obat Tradisional yang

memproduksi Obat Tradisional (OT), Obat herbal atau pun suplemen sering kali

menyatakan “tanpa efek samping” karena bersifat alami, dan hanya melaporkan keberhasilannya saja (efektif) sedangkan ke tidak berhasilan obat serta efek

samping tidak dilaporkan (Turana, 2003).

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan asing berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran

dari bahan tersebut yang telah digunakan dalam pengobatan berdasarkan

pengalaman (Badan POM RI, 2005).

Obat Tradisional dan Obat herbal terdaftar yang ada di pasaran lebih dari

5000 produk, belum termasuk jamu yang tidak wajib daftar (Jamu gendong dan

Racikan) (BPOM,2003).

Obat Tradisional di Indonesia terdiri dari Jamu, Obat Herbal Terstandart,

dan Fitofarmaka. Hampir semua obat tradisional merupakan campuran lebih dari

satu macam tanaman. Lebih dari 90% produk tersebut masih didasarkan manfaat

empirik, tanpa pembuktian praklinik. Di lain pihak, sebagian pengobatan

tradisional juga menggunakan obat tradisional berupa ramuan dalam praktik

pengobatannya dan jenis tanaman obat yang di gunakan kemungkinan besar juga

termasuk bahan yang belum memiliki data uji praklinik dan digunakan

berdasarkan data empirik (BPOM , 2004).

Pada Publik warning Badan POM No. KH.00.01.43.2773 tanggal 2 juni

2008 tentang Obat Tradisional yang mengandung bahan kimia obat disebutkan

bahwa terdapat 54 jamu yang mengandung bahan kimia obat. Seharusnya sediaan

(20)

2

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 246/MenKes/Per/V/1990 tentang

izin usaha industri Obat Tradisional dan pendaftaran Obat Tradisional yang

mempersyaratkan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia

sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat sebagai obat dan bahan yang tergolong

obat keras atau narkotika.

Analisis resiko terhadap temuan hasil pengawasan Obat Tradisional yang

mengandung Bahan Kimia Obat oleh Badan POM RI dalam kurun waktu 10 tahun

menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat. Bahan menunjukkan

sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 sampai

dengan 2007 temuan obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat

menunjukkan tren kearah obat rematik, asam urat dan penghilang rasa sakit

Berdasarkan hasil pemeriksaan contoh produk di pasaran tahun 2012 oleh BPOM,

penambahan bahan kimia obat. Obat rematik dan penghilang sakit itu antara lain

fenilbutason, piroksikam, parasetamol, dan asam mefenamat. (Lusia, 2012) Adanya anggapan bahwa pengobatan tradisional / herbal tidak mempunyai

efek samping/sedikit efek samping dibandingkan pengobatan modern serta

semakin meningkatnya penyakit kronis yang sukar disembuhkan oleh pengobatan

modern seperti kanker, menyebabkan semakin banyaknya masyarakat Indonesia

yang beralih ke pengobatan tradisional. Penggunaan bahan alam, baik sebagai

obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu “back

to nature” serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli

masyarakat. Secara farmakologis obat tradisional mempunyai efek samping

relative rendah dan dalam suatu tanaman dengan komponen berbeda memiliki

efek saling mendukung karena dalam satu tanaman memiliki lebih dari satu efek

farmakologi. Obat tradisional sering disalahgunakan seperti yang sering terjadi

adalah kasus penyalahgunaan cara pemakaian (contohnya jamu terlambat bulan

dicampur dengan jamu pegel linu untuk abortus) dan yang lebih luas lagi adalah

penyalahgunaan pada proses penyiapan atau produksi dengan cara menambahkan

bahan kimia obat untuk mempercepat dan mempertajam khasiat/efek

farmakologisnya sehingga dikatakan jamunya „lebih manjur dan mujarab‟ dan

lain-lain. Pada penggunaan obat tradisional yang tidak sesuai dosis aturan atau

(21)

3

Pada penelitian ini dipilih dua senyawa obat yaitu Parasetamol dan Asam

Mefenamat karena dari dua senyawa ini yang paling sering dilaporkan sebagai

bahan kimia obat dalam jamu/obat tradisional. Dan jenis yang sering dicampurkan

dari dua senyawa obat tersebut adalah jamu asam urat. Jamu asam urat ini

merupakan salah satu jenis jamu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat

luas, sehingga dalam penelitian ini dibatasi untuk sediaan jamu asam urat. Telah

diketahui bahwa penggunaan dua obat tersebut (parasetamol dan asam

mefenamat) jika tidak sesuai dengan dosis atau takarannya akan menyebabkan

beberapa efek samping yang dapat membahayakan kesehatan para konsumen.

Untuk penggunaan parasetamol dalam jangka panjang dapat menyebabkan

kerusakan hati (hepatotoksik) sedangkan pada penggunaan asam mefenamat yang

berlebihan menyebabkan gangguan saluran cerna antara lain dyspepsia dan gejala

iritasi pada mukosa lambung adapun pada usia lanjut dapat menyebabkan diare.

Kejadian tidak diinginkan berupa reaksi efek samping obat (Adverse effect) dapat terjadi akibat interaksi antar komponen, penggunaan kronik, ataupun interaksi

dengan obat-obat konvensional yang di konsumsi secara bersamaan.

BKO atau bahan kimia obat adalah senyawa sintetis atau bias juga produk

kimiawi yang berasal dari bahan alam yang umumnya digunakan pada pengobatan

modern. Penggunaan BKO pada pengobatan modern selalu disertai takaran/dosis,

aturan pakai yang jelas dan peringatan-peringatan akan bahaya dalam

penggunaannya demi menjaga keamanan penggunaanya. Meskipun demikian,

sebagai bahan kimia asing bagi tubuh, tetap saja harus waspada karena banyak

kemungkinan terjadinya efek samping.

Selain kemungkinan adannya toksisitas intrinsik yang dimiliki oleh

beberapa tanaman obat dalam ramuan Obat Tradisional, kemungkinan adanya

pencemaran zat-zat yang toksik seperti logam berat dan jamur (Aflatoksin), dan

penambahan secara illegal bahan kimia obat (BKO), merupakan faktor yang

berperan dalam keamanan Obat Tradisional (Marcus dan Grollman, 2002; De

Smet 2004).

Masyarakat konsumen Obat Tradisional memiliki anggapan bahwa

mengkonsumsi obat tradisional relatif aman, tidak memiliki dampak negatif bagi

(22)

4

Sehingga kemungkinan terjadi kesalahan dalam mengkonsumsi Obat Tradisional

(Jamu) dan hal itu akan berimbas kepada masyarakat itu sendiri.

Untuk Menjamin Keamanan khasiat dan manfaat sediaan farmasi yang

beredar di pasaran maka perlu dilakukan pengawasan mutu sediaan farmasi.

Pengawasan mutu sediaan farmasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode

Spectrofotometri dan Kromatografi. Metode Kromatografi yang sering digunakan

dalam proses analisis adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas

(KG) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Mengingat biaya

pengeluaran yang besar dari penggunaan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

(KCKT) dan Kromatografi Gas (KG) sehingga banyak dari para peneliti lebih

memilih menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).Kromatografi Lapis Tipis

(KLT) digunakan untuk analisis senyawa kimia dengan prosedur yang lebih

sederhana dan biaya yang lebih murah.

Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan metode

Kromatografi Lapis Tipis dan Densitometri karena metode KLT- Densitometri

mempunyai keuntungan antara lain dapat digunakan untuk pemisahan dua

komponen atau lebih, dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif,

dan biaya analisis relatif murah sehingga diharapkan dapat digunakan untuk

memisahkan antara parasetamol dan asam mefenamat dengan komponen pada

jamu dan mengidentifikasi adanya BKO parasetamol dan asam mefenamat dalam

sediaan obat tradisional yang beredar di masyarakat.

Penelitian bahan kimia obat pada jamu Asam Urat belum pernah dilakukan

di Kota Malang, sehingga penulis melakukan penelitian ini, disalah satu

Kecamatan yang berada di kota Malang. Kecamatan yang peneliti ambil adalah

Kecamatan Sukun masyarakatnya masih cenderung menggunakan jamu asam urat.

Menyadari hal tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang

“Analisis bahan kimia obat (paracetamol dan asam mefenamat) dalam sediaan

(23)

5

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut muncul permasalahan:

Apakah pada Jamu Asam Urat yang diperoleh di Kecamatan Sukun, Kota

Malang mengandung Bahan Kimia Obat Paracetamol dan Asam Mefenamat?

1.3Tujuan Penelitian

Mengetahui adanya Bahan Kimia Obat Parasetamol dan Asam Mefenamat

dalam Jamu Asam Urat dengan Metode KLT- Densitometri

1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat mengetahui Obat Tradisional Asam Urat yang beredar di

Kecamatan Sukun, Kota Malang mengandung Bahan Kimia Obat

(BKO) atau tidak.

b. Sebagai tahap pembelajaran dalam penelitian

2. Bagi Instansi penelitian

a. Sebagai bahan refrensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

a. Menambah pengetahuan masyarakat tentang bahaya Obat Tradisional

Bahan Kimia Obat (OT-BKO).

b. Masyarakat dapat memilih Obat Tradisional yang aman tanpa

Referensi

Dokumen terkait

Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa

Heavy infestation of a marine leech occurred among tank-reared juvenile and adult orange- spotted grouper, Epinephelus coioides Hamilton, at SEAFDEC AQD, Philippines with a preva-

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Pedoman Pengangkatan

Dalam setiap rapat pimpinan, pejabat eselon I atau pejabat lain yang diundang melaporkan perkembangan capaian kinerja sesuai dengan misi, tugas pokok, dan fungsi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang Pedoman Bantuan Keuangan kepada Desa

(1) Tata cara perpanjangan batas usia pensiun untuk Guru Besar yang dipekerjakan pada perguruan tinggi swasta, selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

Johnson; the second problem is to find out the practices of racial discrimination experienced by the major character, and the last problem is to find out the