• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ALIF WAHYU JATMIKO

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT

DALAM SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG

BEREDAR DI KECAMATAN KLOJEN, KOTA

MALANG DENGAN METODE

KLT-DENSITOMETRI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM

SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI

KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN

METODE KLT-DENSITOMETRI

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2015

Oleh:

ALIF WAHYU JATMIKO NIM: 08040080

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Harjana, M. Sc., Apt Drs. H. Achmad Inoni., Apt

(3)

iii

Lembar Pengujian

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM

SEDIAAN JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI

KECAMATAN KLOJEN, KOTA MALANG DENGAN

METODE KLT-DENSITOMETRI

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2015

Oleh:

ALIF WAHYU JATMIKO NIM: 08040080

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

Drs. H. Harjana, M. Sc., Apt Drs. H. Achmad Inoni., Apt

NIP NIP

Penguji III Penguji IV

Engrid Juni Astuti, S. Farm., Apt. Dian Ermawati, S. Farm., Apt.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahirrobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas akhir yang

berjudul “ Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Asam Urat Yang Beredar Di Kecamatan Klojen, Kota Malang Dengan Metode

KLT-Densitometri“ dapat terselesaikan.

Tersusunnya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara moral maupun material. Oleh karena itu pada kesempatan ini tak lupa peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

3. Ketua Program Studi Farmasi Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt yang dengan senantiasa dan sabar memberikan bimbingan dan semangat untuk menjadi lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

4. Dekan Fakultas Farmasi Unair

5. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran selama proses pengerjaan tugas akhir ini.

6. Bapak Drs. H. Harjana, M. Sc, Apt. selaku pembimbing utama dan Bapak H.Achmad Inoni.,Apt selaku pembimbing serta atas segala waktu, kesabaran, ketelitian , bimbingan serta memberikan masukan selama peneliti menyelesaikan tugas akhir ini.

(5)

v

8. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

9. Ketua Program Studi Farmasi Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt yang dengan senantiasa dan sabar memberikan bimbingan dan semangat untuk menjadi lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

10.Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SP.FRS., selaku Kepala Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

11.Ibu Sovia Aprina Basuki, S. Farm., Apt selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama masa pendidikan.

12.Seluruh staff pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang atas segala bimbingan dan bekal ilmu yang diberikan selama masa pendidikan.

13.Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang penulis banggakan dan Ibundaku tercinta yang terlalu sabar dalam mendidik dan membingku dan adikku yang telah banyak memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. 14.Special thanks untuk Samiyah, Ani, Warid, Evri datum, Bunda Uche,

Devi dan Ayu karena selalu memberikan semangat dan dukungan. Dan tak lupa juga buat anak-anak sigura-gura Pondok alam A2 28.

15.Teman-teman mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang 2008, tempat bertukar pikiran dan candaan kalian selama dikelas, semoga kita semua menjadi orang-orang sukses. 16.Semua pihak yang telah memberi bantuan kepada peneliti baik langsung

maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

vi

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, aamiin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 11 Juni 2012 Penyusun

(7)

vii

Ringkasan

Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Asam Urat Yang

Beredar Di Kecamatan Klojen, Kota Malang Dengan Metode

KLT-Densitometri

Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data empirik). sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai kandungan bahan alami tanpa campuran bahan kimia obat. Sayangnya saat ini ditemukan banyak jamu yang mengandung bahan kimia obat. Konsumen menggemari jamu seperti ini karena khasiatnya langsung terasa, sekali minum langsung terasa pengaruhnya. Jamu yang mengandung bahan kimia obat biasanya mempunyai nomor registrasi palsu/fiktif, walaupun ada juga beberapa produsen nakal yang teregistrasi di badan POM tetapi mencampurkan bahan kimia obat pada produknya seperti yang dapat dilihat pada public warning Badan POM No. KH.00.01.43.2773 tanggal 2 Juni 2008 tentang Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat. Dari 54 produk jamu yang mengandung bahan kimia obat 7 di antaranya terdaftar di Badan POM dan mempunyai izin edar.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya bahan kimia obat antara lain paracetamol dan fenilbutazon dalam sediaan jamu asam urat dengan menggunakan metode KLT-Densitometri. Penelitian dilakukan dengan menggunakan fase diam silika Gel GF254 dan fase gerak etil asetat : metanol : ammonia pekat (85 : 10 : 5 ). Pengujian baku standart fenilbutason dan paracetamol masing-masing mempunyai harga Rf untuk fenilbutazon noda 1 0,8 dan noda 2. Sedangkan paracetamol dengan Rf 0,73.

Kemudian dilakukan pengujian sampel jamu asam urat, yang kemudian diekstraksi dengan etanol. Dan di dapatkan hasil, pada jamu asam urat sampel no 6, memiliki nilai Rf 0,73 sama dengan nilai baku paracetamol nilai Rf, kemudian

(8)

viii

dengan paracetamol. Begitupun dengan sampel no 13, 14, 15, 16, dan no 18 di dapat nilai Rf yang sama dengan nilai Rf baku paracetamol, kemudian diamati

lebih lanjut dengan pengamatan pola spektra dan panjang gelombang maksimum. Dari hasil pola spektra pada jamu asam urat diatas didapatkan pola spektra dan panjang gelombang maksimum yang sama dengan baku paracetamol yaitu 246 nm.

Jadi sampel 6, 13, 14, 15, 16 dan 18 positif mengandung paracetamol karena memiliki nilai Rf, panjang gelombang yang sama dengan paracetamol dan

(9)

ix

Abstract

Identification of Drug Chemical Abuse in Uric Acid Herbal Medicine, that was circulated in Klojen District, at Malang with TLC Densitometric Method-

Herbal medicine is the ingredients or materials in the form of herbs ingredients, animal, mineral substances, preparations or mixtures of galenic materials, which has traditionally been used for treatment based on experience (empirical data). To ensure the safety of these pharmaceutical preparations that was distributed on the market then it needed to control of pharmaceutical preparations. This could be done by using the chromatography densitometry method.

There are 6 positive medicinal chemicals that contain paracetamol. This is indicated by the value of the Rf, the wavelength and the same pattern of spectra. In sample 6, 13, 14, 15, 16, and 18 containing paracetamol because it has positive value Rf, wavelength and spectra pattern is equal same to Paracetamol. So it can be inferred that herbal medicine containing positive drug chemicals.

(10)

x ABSTRAK

Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Asam Urat Yang Beredar Di Kecamatan Klojen, Kota Malang Dengan Metode KLT-Densitometri

Untuk memastikan keamanan dari sediaan jamu di pasaran telah dilakukan uji Bahan Kimia Obat (BKO) terhadap sediaan tersebut, dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Tentang Jamu ... 5

2.2 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis ... 6

2.2.1 Fase Diam ... 8

2.2.2 Fase Gerak ... 9

2.3 Tinjauan Tentang Analisis Kualitatif dan Kuantitatif ... 9

2.4 Densitometri ... 10

2.5 Tinjauan Tentang Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Asam Urat ... 11

2.5.1 Paracetamol ... 11

2.5.2 Fenilbutazon ... 12

2.6 Tinjauan Kota Malang ... 14

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 15

3.1 Konsep Teoritis ... 15

3.2 Skema Kerangka Konsep ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN ... 18

(12)

xii

4.2 Bahan-Bahan ... 18

4.3 Lokasi Sampling Dan Metode Sampling ... 18

4.4 Ekstraksi Jamu Asam Urat. ... 18

4.5 Pembuatan Larutan Standart ... 19

4.5.1 Fenilbutazon ... 19

4.5.1.1 Pembuatan Fase Gerak dan Panjang Gelombang ... 19

4.5.2 Paracetamol………... 19

4.5.2.1 Pembuatan Fase Gerak dan Panjang Gelombang ... 19

4.6 Analisis Data………. 19

BAB V HASIL PENELITIAN ... 20

5.1 Teknik Sampling ... 20

5.2 Analisis kualitatif bahn kimia obat dalam jamu asam urat ... 21

5.2.1 Preaparasi sampel dan kromatografi lapis tipis ... 21

5.2.2 Penentuan nilai Rf ... 22

5.2.3 Penetuan panjang gelombang ... 23

5.2.4 Penetuan Spektra ... 24

5.3 Penentuan Match Factor (MF) ... 26

BAB VI PEMBAHASAN ... 28

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

7.1. Kesimpulan ... 30

7.2. Saran ... 30 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1. Teknik Sample ... 16

5.2.2 Penentuan Nilai Rf ... 22

5.2.3 Penetuan Panjang Gelombang Paracetamol ... 34

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Riwayat Hidup ... 34

2. Penotolan Pada Lempeng KLT ... 35

3. Lempeng KLT Setelah di Eluasi ... 38

4. Pengukuran Nilai Rf Pada Lempeng ... 39

5. Contoh Perhitungan Rf Pada Lempeng ... 40

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) serta harga-harga obat yang semakin mahal mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, membuat semakin meningkatnya penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah. Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif aman bila dibandingkan dengan obat sintetis. (Oktora, 2006).

Obat tradisional telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penduduknya masih terus menggunakan obat tradisional terutama untuk kebutuhan pemenuhan kesehatan. Menurut resolusi Promoting the Role of Traditional Medicine in Health System: Strategy for the African Region, sekitar 80% masyarakat di negara-negara WHO di Afrika menggunakan obat tradisional untuk keperluan kesehatan. Beberapa negara region Afrika melakukan pelatihan obat tradisional kepada farmasis, dokter, dan para medik (Sampurno, 2007)

Ada beberapa faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat tradisional di negara maju. Yaitu usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan pada penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu diantaranya kanker, serta semakin luas akses informasi mengenai obat tradisional di seluruh dunia. (Oktora, 2006)

(17)

2

pengembangan fitofarmaka (Ditjen POM, 1999). Meningkatkan produksi, peredaran dan penggunaan obat tradisional, di sisi lain dicemari oleh beredarnya obat tradisional yang tidak terdaftar, obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat atau mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya serta obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu. Peredaran dan penggunaan obat tradisional seperti ini selain sangat membahayakan kesehatan atau jiwa konsumen juga merusak citra obat tradisional secara keseluruhan.

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan ini populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan.

Menurut data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sampai tahun 2007 terdapat 1.012 industri obat tradisional yang memiliki ijin usaha industri yang terdiri dari 105 industri berskala besar dan 907 industri berskala kecil. Karena banyaknya variasi sediaan bahan alam, maka untuk memudahkan pengawasan dan perizinan, badan POM (2004) mengelompokkan dalam sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman, sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji farmokologinya secara eksperimental, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat modern bahan bakunya harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik

(18)

3

juga pemerintah telah menetapkan Permenkes RI no. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang izin industri obat tradisional dan pendaftaran obat tradisional, dimana pada pasal 33 menjelaskan tentang syarat-syarat penandaan yang tercantum pada pembungkus, wadah, etiket, atau brosur jamu tradisional yang harus dipatuhi oleh industri jamu tradisional.

Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Masyarakat mengenal jamu sebagai obat tradisional yang efektif, murah dan sudah digunakan sejak turun menurun. Namun saat ini ditemukan adanya unsur kimia tambahan di dalam suatu jamu untuk memperkuat efek jamu tersebut, antara lain adalah fenilbutason dan paracetamol pada jamu asam urat. Fenilbutason merupakan obat anti inflamasi yang kuat, tetapi efek samping yang dihasilkan pada penggunaan berlebih sangat berbahaya. Sementara itu khasiat dari paracetamol adalah analgetis dan antipiretis, tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi. Peneliti mangambil sampel obat fenilbutason dan paracetamol karena BPOM menyebutkan jamu asam urat sering ditambahkan fenilbutason dan paracetamol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya unsur kimia tambahan pada jamu asam urat yang beredar di pasaran dengan metode eksperimental menggunakan KLT-Densitometri.

Berdasarkan hasil pengawasan obat tradisional melalui sampling dan pengujian laboratorium Tahun 2007, Badan POM telah memerintahkan untuk menarik dari peredaran pada Tahun 2007 sebanyak 54 (lima puluh empat) item produk obat tradisional yang dicampur dengan Bahan Kimia Obat Keras yaitu Sibutramin Hidroklorida, Sildenafil Sitrat, Siproheptadin, Fenilbutason, Asam Mefenamat, Prednison, Metampiron, Teofilin, dan obat Parasetamol.

(19)

4

Dikarenakan adanya penggunaan obat tradisional yang diduga mengandung bahan kimia obat, peneliti tertarik untuk melakukan uji identifikasi bahan kimia obat dalam jamu asam urat dengan KLT Densitometri.

1.2Rumusan Masalah

Apakah jamu asam urat yang beredar di Kecamatan Klojen, Kota Malang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam jamu. Antara lain Paracetamol dan Fenilbutazon dalam sediaan jamu asam urat yang beredar di kecamatan Klojen, Kota Malang.

1.4Manfaat Penelitian

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional Dan Pendaftaran obat Tradisional yang mempersyaratkan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan kimia obat sibutramin hidroklorida dan kadar yang terkandung dalam jamu pelangsing. Metode KLT digunakan untuk

Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri merupakan metode yang dapat digunakan untuk penetapan kadar asam salisilat dan eugenol dalam sediaan krim

Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri merupakan metode yang dapat digunakan untuk penetapan kadar asam salisilat dan eugenol dalam sediaan krim

Manfaat yang diperoleh dari identifikasi senyawa obat Piroksikam dalam. sediaan padat obat tradisional dengan metode kromatografi lapis tipis

Identifikasi Asam Retinoat pada Sediaan Kosmetik secara KLT 1.. Gambar Alat

Telab dilakukan penelitian tentang penetapan kadar kurkumin pada sediaan jamu X, obat herbal terstandar Y, dan fitofarmaka Z secara KL T-Densitometri. Untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh metode alternatif KLT-densitometri tervalidasi yang lebih murah dan sederhana untuk analisis serentak parasetamol, asam mefenamat,