• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS SINTETIS DALAM MINUMAN DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI (Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen, Malang )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS SINTETIS DALAM MINUMAN DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI (Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen, Malang )"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ETIKA WAHYUNING KUSUMAWATI

ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS

SINTETIS DALAM MINUMAN DENGAN

METODE KLT-DENSITOMETRI

(Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen, Malang )

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

SKRIPSI

ETIKA WAHYUNING KUSUMAWATI

ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS

SINTETIS DALAM MINUMAN DENGAN

METODE KLT-DENSITOMETRI

(Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen, Malang )

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)

ii

Lembar Pengesahan

ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS SINTETIS

DALAM MINUMAN DENGAN METODE

KLT-DENSITOMETRI

(Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen, Malang )

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Famasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh :

ETIKA WAHYUNING KUSUMAWATI NIM : 09040004

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Harjana, M.S ., Apt Engrid Juni Astuti, S. Farm, Apt

(4)

iii

Lembar Pengujian

ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS SINTETIS

DALAM MINUMAN DENGAN METODE

KLT-DENSITOMETRI

(Penelitian Dilakukan Di Sekolah Dasar Kecamatan Klojen Malang )

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada Rabu, 26 Juni 2013

Oleh :

ETIKA WAHYUNING KUSUMAWATI NIM : 09040004

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Drs. Harjana, M.S ., Apt Engrid Juni Astuti, S. Farm, Apt

NIP NIP

Penguji III Penguji IV

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS SINTETIS

DALAM MINUMAN DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI ”. Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Farmasi Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini kemungkinan jauh dari

sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta

mendapatkan bantuan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing dalam rangka

penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak

mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan skripsi ini. Untuk itu

pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran,

kelancaran, dan kemudahan serta lindungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas,

pendidikan yang berkualitas dan berbasis agama sehingga membentuk

kepribadian yang lebih baik.

3. Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UMM yang telah

memberikan pengetahuan di bidang kefarmasian dengan tenaga pengajar

yang berintelektual sehingga menambah wawasan tentang kefarmasian.

4. Universitas Airlangga Surabaya yang telah menyediakan fasilitas sehingga

penelitian ini bisa terselesaikan.

5. Bapak Drs. Harjana, M.S ., Apt selaku Pembimbing I atas bimbingan,

ketelitian, dukungan, saran dan bantuan maupun kesabaran serta waktu yang

(6)

v

6. Ibu Enggrid Juni Astuti, S.Farm, Apt selaku Pembimbing II atas bimbingan,

dukungan, saran, bantuan, arahan dan masukan maupun waktu yang telah

diberikan penyusunan dalam skripsi ini.

7. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt dan Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm.,

Apt selaku Penguji yang telah memberikan banyak masukan dan wejangan

kepada saya demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Ibu Tri Lestari H., M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.

9. Ibu Uswatun Chasanah., Apt., M.Kes selaku Ketua program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang.

10. Ibu Ika selaku dosen wali yang senantiasa memberikan nasihat-nasihat demi

kesuksesan saya dalam menuntut ilmu.

11. Ibu Sovia Aprina Basuki,S.Farm.,Msi,Apt. selaku Kepala Laboratorium

Kimia Universitas Muhammadiyah Malang.

12. Ibu Riesta Primaharinastiti, selaku Penanggung Jawab Ruang Praktikum

Analisis Farmasi Universitas Airlangga.

13. Bapak Ibu Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan kepada

saya pengetahuan yang sangat bermanfaat sehingga saya dapat

menyelesaikan pendidikan sarjana.

14. Para laboran Mbak Susi, Mas Fendy, Mas Bowo, Mas Ferdy, Pak Kusoiri

dan keluarga besar laboratorium kimia yang selalu memberikan bantuan dan

asupan semangat selama penelitian berlangsung.

15. Seluruh Staf TU atas bantuan dan kemudahan dalam urusan administrasi

dan tugas akhir ini.

16. Orang tuaku tercinta Alm Suyoto dan Winarti yang selalu memberikan

semangat, dukungan moral maupun materiil, serta senantiasa memberikan

doa, cinta, kasih sayang, perhatian, kebahagiaan, kepercayaan,

nasihat-nasihat yang bermanfaat selama ananda menuntut ilmu. Benar-benar “The

best mother in the world” yang bekerja keras sendiri demi memberikan pendidikan terbaik buat ananda. Ibu yang sangat luar biasa.

17. Kakak-kakakku tersayang Nyono, Ana Sugiati terima kasih sudah menjadi

kakak terbaik yang selalu dengan sabar menghadapi dan memotivasi saya

(7)

vi

18. Keluarga tercinta Pak Tuo, Mak Tuna, Mbak Nani, Cak Mansur, Mbak

Yayuk, Mas Ndaru, Mbak Ju, Mas Eko, Mbak Dwi, Mbak Anis, Mbak Ti,

Om Zaman atas dukungannya serta ponakan-ponakanku tersayang Savero,

Reza, Faris, Chelpin kelucuan kalian memberikan semangat tersendiri buat

tante.

19. Sahabat-sahabatku tersayang Emma, Melda, Wilda, Shifa, Resthia, Atika,

dan Dita atas semua bantuannya, semoga kita semua bisa sukses dan

menjadi apoteker yang berguna bagi masyarakat Amin.

20. Teman satu lab bersama Sri yang selalu menemani dan saling memberi

semangat disaat salah satu mulai jenuh. Banyak hal yang kita lewati berdua

mulai dari mencari alamat, mengejar pak jus dan semua jenis angkutan

umum pernah kita naiki dalam satu hari.

21. Eko Wahyu Budiman atas kebersamaan, kesabaran, pengertian dan

perhatian yang luar biasa. Selalu menjadi penenang ketika pikiran sudah memasuki batas limit meskipun terkadang sering membuat emosi, tetapi itu

semua membuat saya semakin dewasa.

22. Temen-temen kost 28 ( Lita, Radiah, Wenny, Dewi, Esti, Atun, Dinar, Tari,

Endah, Katrina) yang selalu ada dengan canda tawa kalian.

23. Semua sahabat-sahabatku tercinta Farmasi UMM khususnya angkatan 2009

yang menjadi teman seperjuangan selama menempuh pendidikan farmasi.

Bangga rasanya bisa menjadi bagian dari kalian semua. Semoga

persahabatan kita selama 4 tahun ini tidak akan berhenti sampai kapanpun.

SUKSES BUAT KITA SEMUA

24. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan

juga mendoakan demi suksesnya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya atas segala budi baik

yang telah diberikan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat

menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 26 Juni 2013

(8)

vii

RINGKASAN

ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS SINTETIS DALAM MINUMAN DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI (Penelitian Dilakukan Di Sekolah Dasar Kecamatan Klojen Malang )

Sakarin merupakan salah satu pemanis sintetis secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai sifat yang stabil, non karsinogenik, nilai kalori rendah, dan harganya relatif murah jika dibandingkan dengan pemanis sintetis yang lainnya. Sakarin juga banyak dipakai dalam industri makanan dan minuman serta obat-obatan. Di samping rasa manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintesis. Tingkat kemanisan sakarin relatif menurun dengan makin meningkatnya konsentrasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia

No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan pangan, bahwa pada pangan dan minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes mellitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/L.

Agar dapat melakukan monitoring sakarin dalam berbagai minuman, diperlukan metode analisis yang memiliki kepekaan dan ketelitian yang tinggi, pengerjaan yang relatif sederhana dan cepat, serta biaya yang relatif murah. Salah satu metode yang diharapkan memenuhi kriteria tersebut diatas adalah KLT-Densitometri. Metode ini juga mampu memisahkan beberapa sampel secara bersamaan. Selanjutnya metode ini diterapkan untuk menetapkan kadar sakarin dari berbagai sampel minuman yang diuji.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya sakarin dalam minuman yang dijual di sekolah dasar Kecamatan Klojen Malang beserta kadar penggunaannya dalam minuman tersebut. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan adanya pemantauan dan pengawasan efektifitas terhadap penggunaan BTM (Bahan Tambahan Makanan) oleh lembaga pengawasan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif dengan desain deskriptif. Populasinya adalah minuman yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekolah dasar negeri Kecamatan Klojen, Malang. Sebanyak 7 sampel dianalisis dengan enam kali replikasi. Pemilihan sampel berdasarkan minuman yang dijual adalah minuman yang diproduksi sendiri oleh pedagang.

Hasil penelitian kromatografi dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak campuran chloroform : asam asetat glasial (70 : 30) serta sinar UV yang digunakan untuk mengamati noda, menunjukkan bahwa noda sakarin hasil ekstraksi minuman pada sampel 3, 4, 5, dan 7 memiliki Rf yang sama dengan noda pembanding sakarin yaitu 0,66-0,67. Hasil scaning baku pembanding sakarin

dibandingkan dengan sampel-sampel tersebut menunjukkan pola spektra, λmax

yang sama dengan pembanding dan harga MF (Match Factor) lebih dari 900. Hal

(9)

viii

Uji linieritas menunjukkan bahwa pada rentang kadar 300-1500ppm (untuk penotolan 5µl), sakarin mempunyai hubungan linier dengan area masing-masing y1=981,2+12,69x, r1=0,9857; y2=1370+11,90�, r2=0,9682; y3=873,4+13,60x,

r3=0,9970; y4=232,9+12,84x, r4=0,9913; y5= 428,9+12,45x, r5=0,9994;

y6=1410+11,28x, r6=0,9889 untuk n=5. Dari hasil keenam replikasi tersebut dirata-rata dan didapatkan kadar S3:77,37mg/L, S4:76,00mg/L, S5:73,06mg/L, dan S7: 99,62mg/L. Kadar tersebut masih dalam batas penggunaan maksimum

pemanis sintetis menurut Permenkes Republik Indonesia

No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang persyaratan penggunaan bahan tambahan makanan pemanis sintetis sakarin dalam minuman yaitu sebesar 300mg/L.

(10)

ix ABSTRACT

ANALYSIS OF SACCHARINE AS AN ARTIFICIAL SWEETENERS IN BEVERAGES WITH TLC-DENSITOMETRY METHOD

(The studies was conducted In Elementary Schools In Klojen Malang District)

The analysis of saccharine in beverages sold in elementary schools Klojen Malang district has been done. This study identified the presence of saccharine and determined the level concentration by thin layer chromatography- densitometry method. The TLC method used silica gel 60 F254 plate as the stationary phase, and a mobile phase composed of chloroform: glacial acetic acid (70: 30). Out of the seven samples, it was found that four samples were positively contained saccharine. The spots had similar Rf values 0,66 to 0,67, and similar spectra pattern, λmax 275nm and their MF (Match Factor) were more than 900. Relationship between the concentration and the area of saccharine spots was evaluated by linear regression with r> 0.9682.Average levels of the six replication were S3: 77.37 mg / L, S4: 76.00 mg / L, S5: 73.06 mg / L, and S7: 99.62 mg / L. According to Minister of Health of the Republic of Indonesia regulation No.722/Menkes/Per/IX/1988 the maxima allowable concentration of artificial sweeteners saccharine in beverage that was equal to 300 mg / L. So it could be concluded those levels of saccharine still below the maximum level.

(11)

x

ABSTRAK

ANALISIS SAKARIN SEBAGAI PEMANIS SINTETIS DALAM MINUMAN DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI (Penelitian Dilakukan Di Sekolah Dasar Kecamatan Klojen Malang)

Telah dilakukan analisis sakarin dalam minuman yang dijual di sekolah dasar Kecamatan Klojen Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya sakarin dan menentukan konsentrasinya dengan menggunakan metode

kromatografi lapis tipis - densitometri.Metode ini menggunakan plat silika gel 60

F254 sebagai fase diam dan komposisi fase gerak chloroform : asam asetat glasial

(70 : 30). Dari ketujuh sampel, ditemukan empat sampel diantaranya positif mengandung sakarin. Hal ini dibuktikan dari kesamaan nilai Rf yaitu 0,66-0,67 ,

kemiripan pola spektra, λmax 275nm dan MF (Match Factor) lebih dari 900 noda

sample dan baku pembanding. Hubungan antara konsentrasi dan area dari sakarin dievaluasi dengan persamaan regresi linier dengan r > 0,9682. Kadar rata-rata dari keenam replikasi adalah S3:77,37mg/L, S4:76,00mg/L, S5:73,06mg/L, dan

S7:99,62mg/L. Menurut Permenkes Republik Indonesia

No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang persyaratan batas maksimal penggunaan bahan tambahan makanan pemanis sintetis sakarin dalam minuman yaitu sebesar 300mg/L. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar tersebut masih belum melampaui batas maksimum yang diijinkan.

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi BPOM ... 5

1.4.2 Bagi Masyarakat ... 5

1.4.3 Bagi Penulis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Minuman ... 7

2.1.1 Pengertian Minuman jajanan ... 7

2.1.2 Penggolongan Minuman ... 7

2.2 Bahan Tambahan Makanan ... 10

2.2.1 Definisi Bahan Tambahan Makanan (BTM) ... 10

(13)

xii

2.3 Bahan Pemanis ... 12

2.3.1 Pengertian Bahan Pemanis ... 12

2.3.2 Hubungan Struktur dan Rasa Manis ... 13

2.3.3 Jenis Pemanis ... 14

2.3.3.1 Pemanis Alami ... 14

2.3.3.2 Pemanis Sintetik ... 15

2.3.4 Tujuan Penggunaan Pemanis Sintesis ... 15

2.3.5 Dampak Terhadap Kesehatan ... 16

2.3.6 Keamanan Pangan... 18

2.4 Sakarin ... 21

2.4.1 Sifat Fisis dan Kimia Sakarin ... 24

2.4.2 Pengaruh Terhadap Kesehatan... 24

2.5 Metode Analisis Pemanis Sintetis... 26

2.6 Ekstraksi Sakarin ... 26

2.7 Kromatografi ... 26

2.7.1 Definisi Kromatografi ... 26

2.7.2 Pembagian Kromatografi ... 27

2.8 Tinjauan tentang Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .... 28

2.8.1 Prinsip Pemisahan pada KLT ... 30

2.8.2 Fase Diam ... 34

2.8.3 Fase Gerak ... 36

2.8.4 Aplikasi Sampel (Penotolan Sampel) ... 37

2.8.5 Pengembangan ... 38

2.8.6 Penampak noda ... 38

2.9 Analisis Kualitatif ... 39

2.10 Analisis Kuantitatif ... 40

2.11 Densitometri ... 40

(14)

xiii

BAB III KERANGKA KONSEP... 42

3.1 Kerangka Konsep ... 42

3.2 Penjelasan dari Kerangka Konsep ... 43

BAB IV METODE PENELITIAN ... 44

4.1 Jenis Penelitian ... 44

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 44

4.2.1 Tempat Penelitian... 44

4.2.2 Waktu Penelitian ... 44

4.3 Populasi dan Sampel ... 44

4.3.1 Populasi ... 44

4.3.2 Sampel ... 44

4.4 Alat dan Bahan ... 45

4.4.1 Alat ... 45

4.4.2 Bahan... 46

4.5 Tahapan Penelitian ... 46

4.6 Prosedur Kerja ... 46

4.6.1 Pembuatan Larutan Standart Sakarin ... 46

4.6.2 Pembuatan Larutan Baku Kerja Sakarin ... 46

4.6.3 Ekstraksi Sampel ... 47

4.6.4 Pembuatan Fase Gerak ... 47

4.6.5 Penyiapan Plat KLT ... 47

4.6.6 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 48

4.6.7 Uji Kualitatif ... 48

4.6.8 Uji Kuantitatif ... 49

4.7 Analisa data ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Sampling ... 51

5.2 Analisis Kualitatif Sakarin dalam Minuman ... 51

(15)

xiv

5.2.2 Penentuan Pola Spektra ... 52

5.2.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 53

5.2.4 Penentuan Nilai MF (Match Factor)... 53

5.2.5 Analisis Data Uji Kualitatif ... 54

5.3 Analisis Kuantitatif Sakarin dalam Minuman ... 55

5.3.1 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Sakarin ... 55

5.3.2 Penetapan Kadar Sakarin dalam Sampel... 58

BAB VI PEMBAHASAN ... 60

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Intensitas Pemanis dibandingkan dengan Sukrosa 10% ... 13

II.2 Daftar Pemanis Sintesis yang diijinkan di Indonesia ... 20

II.3 Beberapa Penjerap Fase Diam yang digunakan pada KLT ... 35

II.4 Beberapa Fase Gerak yang digunakan pada KLT ... 36

II.5 Parameter-Parameter yang direkomendasikan ... 38

IV.1 Daftar SDN yang ada di Kecamatan Klojen ... 45

V.1 Lokasi pengambilan sampel minuman ... 51

V.2 Hasil Pengamatan Nilai Rf Sakarin dengan Sampel ... 51

V.3 Hasil Pengamatan Panjang Gelombang Maksimum Sakarin dan Sampel 53 V.4 Hasil Pengamatan Nilai MF Sakarin pada Sampel ... 53

V.5 Analisa Data Uji Kualitatif ... 54

V.6 Tabel Kalibrasi Baku Kerja Sakarin... 56

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sintetis Toluena Menjadi Na Sakarin ... 22

2.2 Struktur 2D dan 3D Sakarin ... 22

2.3 Efek Subtitusi pada Sakarin Terhadap Kemanisan ... 23

2.4 Pengukuran dan Perhitungan Harga Rf ... 31

2.5 Hasil Kromatografi Lapis Tipis dari Dua Analit A dan B ... 32

2.6 Permukaan Silika Gel ... 36

2.7 Densitometer ... 41

2.8 Peta Kecamatan Klojen ... 41

3.1 Skema Kerangka Konsep` ... 42

4.1 Penotolan pada Plat KLT ... 48

5.1 Hasil Pengamatan Pola Spektra Sakarin dan Sampel 3,4,5 dan 7 pada Replikasi 1... 52

5.2 Kurva kalibrasi Replikasi 1 ... 57

5.3 Kurva kalibrasi Replikasi 2 ... 57

5.4 Kurva kalibrasi Replikasi 3 ... 57

5.5 Kurva kalibrasi Replikasi 4 ... 57

5.6 Kurva kalibrasi Replikasi 5 ... 57

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... ... 72

2 Surat Pernyataan ... ... 73

3 Surat Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Malang ... ... 74

4 Surat Dinas Pendidikan Kabupaten Kota Malang ... ... 75

5 Surat Peminjaman Laboratorium Kimia Terpadu II UMM ... ... 76

6 Surat Pernyataan Pembelian Bahan Prekursor ... ... 77

7 Surat Peminjaman Laboratorium dan Alat Densitometer UNAIR ... 78

8 Form Pendaftaran Eksperimen/Penelitian Departemen Kimia UNAIR.. 79

9 Certificate of Analysis Sakarin ... ... 81

10 Tabel Nilai-Nilai Distribusi t ... ... 82

11 Hasil Pengamatan Noda KLT ... ... 83

12 Perhitungan Harga Rf ... ... 85

13 Hasil Pengamatan Pola Spektra ... ... 86

14 Hasil Pengamatan Nilai MF ... ... 87

15 Hasil Pengamatan Luas Area dan Perhitungan Kadar Sakarin .... ... 100

(19)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan

WHO : World Health Organization

ADI : Acceptable Daily Intake

SDN : Sekolah Dasar Negeri

Dinkes : Dinas Kesehatan

KLT : Kromatografi Lapis Tipis

TLC : Thin Layer Chromatography

KCKT : Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

CO2 : Kabondioksida

FAO : Food and Agriculture Organization

Dirjen : Direktur Jendral

MSG : Mono Sodium Glutamat

BTM : Bahan Tambahan Makanan

GRAS : Generally Recognized as Safe

BMP : Batas Maksimal Penggunaan Harian

FDA : Food and Drug Administration

CAC : Codex Alimentarius Commission

SNI : Standar Nasional Indonesia

LD50 : Lethal Dose 50

WARF : Wisconsin Alumni Research Foundation

ODS : Oktadesilsilana

Rf : Retardation factor

Rs : Resolusi

UV 254 nm : Ultra Violet 254 nanometer

ppm : part per million

SD : Standard Deviasi

CI : Confidence Interval

(20)

68

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, Indrie, Qanytah, 2008. Penerapan Standar Penggunaan Pemanis

Buatan Pada Produk Pangan. Sidomulyo-Ungaran : Laporan Penelitian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, hal 1-11.

Badan POM, 2004. Peraturan Teknis Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Pemanis Buatan dalam Produk Pangan. Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keaman Pangan dan Bahan Berbahaya, hal 34-36.

Badan POM, 2006. Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No. :

HK.00.05.52.4040 Tanggal 9 Oktober 2006 tentang Kategori Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keaman Pangan dan Bahan Berbahaya, hal 245

Badan POM, 2012. Laporan Tahunan 2011. Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI, hal 94-96.

Beidler, Lloyd M., 1969. Chemical Excitation of Taste and Odor Receptors.

Washington, DC : American Chemical Society, p. 9-10.

Budiyanto, M. A. K., 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Cetakan IV, Malang : UMM

Press, hal 206-207.

CAC/GL 03-1989, 1989. Guidelines for Simple Evaluation of Food Additives

Intake. Codex Alimentarius Commission, p. 13-18.

Cahyadi, W., 2006. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.

Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal 67-74.

Cahyadi, W., 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.

Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal 317-361.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi

IV, Jakarta, hal 748-751

Dini, 2013. Ciri Makanan Yang Mengandung Pemanis Buatan. Selasa, 02 Juni

2013 http://www.female.kompas.com/read/2013/02/08/15232640 .

Diakses tanggal 04 Juni 2013

(21)

69

Fisher, M., 2007. Toward A Shared Understanding of Food Additives Permitted

For Use in Foods. Food Additives Seminar Series Intense Sweeteners. Canberra : Australia New Zealand Food Authority.

Fried, B. and Sherma, J., 1994. Thin Layer Chromatography Techniques and

Applications, Ed. 3nd, New York : Marcel Dekker, Inc., pp. 3-22.

Furia TE, editor, 1980. Handbook of Food Additives. Ohio : The Chemical

Rubber Co.

Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan pertama,

Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 323 – 329, 353 – 377.

Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2011. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan

kedelapan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 353 – 377.

Gritter, R.J., J.M. Bobbitt, A.E. Schwarting, 1991. Pengantar Kromatografi.

Edisi 2, Padmawinata K, penerjemah , Bandung : Penerbit ITB.

Terjemahan dari : Introduction to Chromatography.

Horwitz, W., 2000. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists, Ed. 17th, Washington, DC : AOAC, p. 50.

Johnson, E. L., Robert Stevenson, 1991. Dasar Kromatografi Cair.

Padmawinata K, penerjemah , Bandung : Penerbit ITB. Terjemahan dari : Basic Liquid Chromatography, hal 1-27, 90-117.

Kementrian Pendidikan Nasional, 2010. Laporan Pemeriksaan Pada Makanan

dan Minuman. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.722/MENKES/PER/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.208/MENKES/PER/IV/1985 Tentang Pemanis Buatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Meyer, V. R., 2010. Practical High-Performance Liquid Chromatography.

Edition. St. Gallen: John Wiley & Sons. Ltd.

Miller, J.M., 2005. Chromatography Concepts and Contrast. 2nd Edition. United

States of America: Wiley – Interscience, p. 333 – 341.

Mulja,M dan Suharman, 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga

(22)

70

Nurmaya, 2007. Metode Pengukuran Berbasis Metrics Object Oriented Design

(MOOD). Jakarta : Skripsi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, hal 9.

Perry, R.H. and C.H. Chilton, 1973. Chemical Engineers’ Handbook, 5th ed. Mc.Graw-Hill. Kogakusha, Ltd

Pudjaatmaka, 1994. Buku Ajar Vogel Kinia Analisis Kuantitatif Anorganik,

edisi 4. Jakarta : EGC

Purba, Leskarya, 2005. Analisa Kadar Pengawet Natrium Benzoat dan

Pemanis Buatan pada Minuman Ringan Kemasan Plastik yang Dijual di Kota Medan Tahun 2005. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Rifai, B.P.I., 2010. Analisis Sakarin Sebagai Bahan Pemanis Buatan Dalam

Minuman Ringan Berlabel Dengan Metode KLT-Densitometri. Surabaya : Skripsi Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga.

Rowe, C. Raymond, Paul J. Sheskey and Maian E. Quinn, 2009. Handbook of

Pharmaceutical Excipients Sixth edition. USA : Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, p. 605-609.

Saparinto, C., dan Hidayati, D., 2006. Bahan Tambahan Makanan. Yogyakarta:

Kanisius, hal 35-59.

Sastrohamidjojo, H., 1985. Kromatografi. Cetakan Pertama,Yogyakarta: Penerbit

Liberty, hal 32.

Simatupang, Hennida, 2009. Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan pada

Sirup Yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009. Medan : Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

SNI 01-6993-2004 Tentang Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Persyaratan Penggunaannya dalam Produk Pangan. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional-BSN.

Stahl Egon, 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.

Bandung : ITB

Syah, Dahrul, Utama, Syatrya, Mahrus, dan Zuhri, 2005. Manfaat dan Bahaya

Bahan Tambahan Pangan. Bogor : Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Tarwotjo, C.S., 1998. Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Jakarta : Grasindo PT

(23)

71

Tranggono, 1990. Bahan Tambahan Pangan. Bogor : Pusat Antar Universitas

(PAU) Pangan dan Gizi, hal 171-173.

Walpole, Ronald E., 1995. Pengantar Statistika Edisi Ketiga. Jakarta :

PT.Gramedia Pustaka Utama, hal 471

Watson, D.G., 2009. Analisis Farmasi. Terj. dari Pharmaceutical Analysis, 2ed oleh Syarief, W.R., Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 269, 371- 373.

[WHO] World Health Organization. 1985. Guidelines for The Study of Dietary

Intakes of Chemical Contaminants. Geneva: WHO.

Winarno, F., G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia, hal 218-219

Yuliarti, N., 2007. Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta : CV

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama

teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang.

Industri skala kecil, sedang sampai besar memproduksi makanan maupun

minuman dengan berbagai macam bentuk dan rasa yang menarik konsumen.

Dalam proses pengolahan tersebut umumnya membutuhkan bahan tambahan,

sehingga peranan bahan tambahan pangan semakin penting. Berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

722/Menkes/Per/IX/1998, bahan tambahan makanan diartikan sebagai bahan yang

ditambahkan dan dicampurkan pada saat pengolahan makanan untuk

meningkatkan mutu. Berdasarkan fungsinya, bahan tambahan makanan dapat

dikelompokkan menjadi bahan pengawet, bahan pewarna, pemanis, penyedap

rasa, antioksidan, pengemulsi, pengental, penstabil dan pengatur keasaman.

Dalam kehidupan sehari-hari bahan tambahan makanan dan minuman sudah

digunakan secara umum oleh masyarakat. Prakteknya, masih banyak produsen

pangan yang menggunakan bahan tambahan yang beracun atau berbahaya bagi

kesehatan yang sebenarnya tidak boleh digunakan atau melebihi kadar yang

diijinkan. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah

kurangnya pengetahuan produsen mengenai penggunaan bahan tambahan kimia

sintetis, karena tingkat pendidikan produsen yang rendah atau kurangnya

penyuluhan yang terkoordinasi dari pihak yang terkait. Pertimbangan penggunaan

bahan tambahan sintetis oleh produsen adalah bertujuan untuk menekan biaya

produksi sehingga meningkatkan keuntungan. Hal ini disebabkan karena bahan

tambahan sintetis jauh lebih murah dan mudah didapat bila dibandingkan dengan bahan tambahan alami. Perlu kita sadari bahwa seringkali makanan hasil buatan

industri rumah tangga mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya,

(25)

2

Dalam jumlah yang berlebihan (Yuliarti, 2007). Seperti halnya yang ditambahkan

pada minuman yang di jual bebas oleh pedagang kaki lima. Minuman adalah

minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam

bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik

alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk di konsumsi.

(BPOM, 2006).

Keamanan penggunaan pemanis sintetis dalam berbagai minuman yang

dijual bebas dengan berbagai kadar, sangat merugikan konsumen. Terlebih lagi

ketika anak usia sekolah yang mengkonsumsi setiap hari. Anak-anak sebagai

generasi penerus bangsa harus dijaga kesehatannya. Anak adalah konsumen yang

sangat potensial dalam hal makanan/minuman jajanan. Para produsen makanan

dan minuman ringan turut menjadikan anak sebagai sasaran produk yang

dihasilkan. Anak usia sekolah umumnya masih dalam masa pertumbuhan, pada

masa ini masih sangat rentan dengan bahan asing yang masuk dalam tubuhnya.

Pada masa pertumbuhan, fungsi organ yang belum sempurna menjadi salah satu

penyebab banyaknya masalah kesehatan yang muncul ketika mengkonsumsi

makanan ataupun minuman yang tidak hygene ataupun yang mengandung bahan

kimia. Pada usia ini bermain adalah hal yang sangat utama, sehingga aktivitas

mereka inilah yang menjadikan rasa haus muncul setiap hari. Di sekolah bertemu

dan bermain bersama teman-teman mereka, berlari kesana kemari, mengeluarkan keringat setiap saat. Dan pada saat inilah peran pedagang sangat dibutuhkan

dengan menjajakan minuman yang menghilangkan rasa haus mereka. Minuman

home industry yang dijual pedagang di kemas dengan beraneka warna, rasa dan

bentuk yang menarik, sehingga anak-anak sekolah sangat mengemarinya. Rasa

manis yang ditawarkan pedagang untuk melepas dahaga menjadi pilihan yang

sangat tepat bagi anak sekolah.

Pemanis sintetis yang sering digunakan sebagai pengganti gula yaitu

sakarin. Sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali lebih tinggi

apabila dibandingkan dengan sukrosa, tentu saja hal ini menjadi alternatif yang

dipilih oleh para pedagang. Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita

diabetes melitus, karena sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Maka

(26)

3

darah akan turun. Dalam hal manapun penggunaan sakarin tetap mempunyai

batas-batas yang ditoleransi. Di Amerika Serikat pemakaiannya sangat dibatasi.

Pada pembungkus produk bahan pemanis yang mengandung sakarin harus dibubuhi kalimat peringatan sebagai berikut : “Pemakaian produk ini mungkin berbahaya bagi kesehatan anda. Produk ini terbukti mengandung sakarin yang

dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan di laboratorium“ (Tranggono,

1990).

Pada bulan November 2005 Badan Pengawas Obat dan Makanan menguji

jajanan anak-anak pada 195 sekolah dasar di 18 provinsi, diantaranya Jakarta,

Surabaya, Semarang, Bandar Lampung, Denpasar dan Padang sebanyak 861

sampel. Diperoleh sampel es sirup/es cendol dengan kadar sakarin yang melebihi

batas sebanyak 15 buah (Yuliarti dalam Simatupang, 2009). Berdasarkan hasil

pengujian laboratorium yang dilakukan BPOM dalam rangka pengawasan

keamanan dan mutu produk yang beredar di masyarakat selama tahun 2011. Dari

20.511 sampel pangan yang diuji ditemukan 2.902 (14,15%) sampel tidak

memenuhi persyaratan keamanan dan mutu yang didalamnya 416 sampel

mengandung pemanis buatan yang penggunaannya melebihi batas yang diizinkan.

Di samping itu, dari 3.925 sampel produk ditemukan 52 sampel yang

mengandung sakarin melebihi batas persyaratan (BPOM, 2012).

Menurut hasil survey di Australia, produk permen dan minuman merupakan produk dengan kandungan pemanis buatan yang paling banyak dikonsumsi, yaitu

masing-masing mencapai 27% (Fisher, 2007). Sedangkan di Indonesia

penggunaan pemanis buatan ini masih diperbolehkan, tetapi ada persyaratan

ataupun batasan pemakaian maksimalnya untuk tiap hari. World Health

Organization (WHO) menyatakan adanya batas maksimum yang boleh

dikomsumsikan per hari atau Acceptable Daily Intake (ADI) yakni banyaknya

milligram suatu bahan atau zat yang boleh dikomsumsi per kilogram bobot badan

per hari. Batas maksimun ADI yang ditetapkan oleh WHO untuk sakarin adalah

5mg/kgBB. Di Indonesia penggunaan bahan pemanis sintetis ditetapkan

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.208/MenKes/Per/IV/85 tentang Bahan Tambahan Makanan, yaitu 300mg/kg

(27)

4

Penggunaan pemanis sintetis yang masih dalam batasan yang dipersyaratkan

pemerintah tentu tidak akan menimbulkan masalah ketika dikonsumsi dalam

kadar yang masih diijinkan. Berbeda hal nya ketika penggunaan melebihi batas

yang diijinkan, dapat menyebabkan dampak yang tidak dapat di prediksi.

Pemakaian pemanis sintetis yang berlebihan pasti akan menimbulkan berbagai

macam masalah kesehatan seperti gangguan ginjal, kanker kandung kemih,

pusing, mual, migran, kehilangan daya ingat, diare, asma, hipertensi dan lain-lain.

Menyadari hal tersebut diatas bahwa adanya bahaya yang dapat ditimbulkan

oleh sakarin terhadap kesehatan yang merugikan konsumen dan berdasarkan

informasi dari Dinkes Kota Malang, belum pernah dilakukannya penelitian

mengenai kadar pemanis sintetis pada minuman yang dijual di SDN Kecamatan

Klojen Kabupaten Malang. Sehingga peneliti tertarik melakukan pemeriksaan

terhadap bahan pemanis sintetis ini pada minuman ringan yang dijual pedagang

kaki lima tersebut. Penelitian ini dengan menggunakan sampel minuman yang

terdiri dari es doger, es kopyor, es kelapa muda, es teh, dan jus melon. Peneliti

juga harus mengetahui berapa kadar pemanis sintetis yang ditambahkan kedalam

minuman tersebut, apakah memenuhi persyaratan atau bahkan melebihi.

Penetapan kadar pemanis sintetis ini akan dilakukan dengan metode KLT

densitometri. Banyak sekali keuntungan penggunaan KLT dan salah satu

keuntungan utamanya adalah mampu memisahkan beberapa sampel secara bersamaan yang lebih menguntungkan dibandingkan Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi (KCKT). Selain itu metode ini memiliki kepekaan dan ketelitian yang

tinggi, pengerjaan yang relatif sederhana dan cepat, serta biaya yang relatif murah

(Watson, 2009).

Densitometri merupakan metode analisis instrumental yang didasarkan pada

interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang merupakan bercak pada

Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Densitometri dimaksudkan untuk analisis

kuantitatif analit dengan kadar kecil yang sebelumnya dilakukan pemisahan

(28)

5

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat sakarin dalam minuman yang dijual di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Klojen Kabupaten Malang dan

2. Apakah kadarnya sesuai dengan standar yang di tetapkan Permenkes

Republik Indonesia No.722/Menkes/Per/IX/1988.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi adanya sakarin dan kadar pemanis sintetis tersebut

pada minuman yang dijual di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen Kabupaten

Malang memenuhi mutu atau tidak.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui adanya penambahan sakarin dalam sampel minuman yang

dijual di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen Kabupaten Malang.

2. Mengetahui kadar sakarin yang terdapat dalam sampel minuman yang dijual

di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Klojen Kabupaten Malang.

3. Membandingkan kadar sakarin yang terdapat dalam minuman dengan

standar mutu yang ditetapkan oleh Permenkes Republik Indonesia

No.722/Menkes/Per/IX/1988.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi BPOM

Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi

bagi yang berwenang dalam pengawasan terhadap kesehatan masyarakat.

Serta dapat dilakukan penyuluhan terhadap pedagang kaki lima tentang

bahaya penggunaan pemanis sintetis yang melebihi batas konsumsi pada

masyarakat terutama pada anak usia sekolah.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat dan pembaca tentang adanya

(29)

6

Acceptable Daily Intake (ADI) pada minuman yang dijual di lokasi Sekolah

Dasar Negeri Kecamatan Klojen Kabupaten Malang. Sehingga masyarakat

lebih selektif dalam memilih minuman yang sehat dan aman bagi kesehatan.

1.4.3 Bagi penulis

Memperluas wawasan penulis tentang adanya zat pemanis sintetis yang di

jual pada minuman jajanan anak sekolah. Mendapat gambaran penggunaan

bahan tambahan makanan khususnya pemanis sintetis yang ditambahkan

dalam minuman di pasaran. Dan memperluas pengetahuan penulis tentang

metode-metode yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu zat

tambahan serta sebagai latihan pembelajaran bagi sarjana farmasi dalam

proses penelitian sehingga bisa ikut andil dalam proses penelitian yang

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

JAJANAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETER (Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil, Pasuruan).. PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS

Bagaimana Penerapan hasil penelitian tentang kadar pemanis buatan pada es krim yang diperdagangkan di Sekolah Dasar Kecamatan Dau Kabupaten Malang dapat dimanfaatkan

Pengamatan dilakukan terhadap 13 (tiga belas) sampel minuman olahan yang dijual di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelurahan Pahandut Palangkaraya, yang diuji dengan

Hasil pengujian tersebut sejalan dengan observasi yang dilakukan, sebab dari hasil observasi diketahui bahwa sampel B dan sampel C menggunakan bahan pemanis buatan jenis serbuk minuman