• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl DALAM JAMU PELANGSING MENGGUNAKAN KLT-DENSITOMETRI DI KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl DALAM JAMU PELANGSING MENGGUNAKAN KLT-DENSITOMETRI DI KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DEVI RIFKY FAUZIAH

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT

SIBUTRAMIN HCl DALAM JAMU

PELANGSING MENGGUNAKAN

KLT-DENSITOMETRI DI KECAMATAN KLOJEN

KOTA MALANG

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT

SIBUTRAMIN HCl DALAM JAMU PELANGSING

MENGGUNAKAN KLT-DENSITOMETRI DI

KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program

Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2012

Oleh :

DEVI RIFKY FAUZIAH NIM : 08040057

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt

(3)

iii

Lembar Pengujian

UJI IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl

DALAM JAMU PELANGSING MENGGUNAKAN

KLT-DENSITOMETRI DI KECAMATAN KLOJEN KOTA

MALANG

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 16 Juli 2012

Oleh :

DEVI RIFKY FAUZIAH NIM : 08040057

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt

NIP UMM. NIP UMM.

Penguji III Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Uji Identifikasi Bahan Kimia Obat Sibutramin HCl Dalam Jamu Pelangsing Menggunakan KLT-Densitometri Di Kecamatan Klojen Kabupaten Malang” ini perkenankanlah saya

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, kekuatan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt, selaku pembimbing I dan Ibu Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt, selaku pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing, memberi masukan serta dorongan moral maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Drs. H. Inoni, Apt dan Ibu Dian Ermawati, S.Farm., Apt selaku tim penguji yang memberikan saran, masukan, kritik yang membangun terhadap skripsi yang saya kerjakan.

4. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

5. Ketua Program Studi Farmasi Dra. Uswatun Chasanah, Apt yang dengan senantiasa dan sabar memberikan bimbingan dan semangat untuk menjadi lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SP.FRS., selaku Kepala Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan skripsi saya.

7. Ibu Siti Rofida, S.Farm., Apt selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dukungan dan semangat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi.

(5)

v

bimbingan, masukan, nasehat dan kritikan kepada saya hingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh staff pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi dengan baik.

10.Para Laboran Laboratorium Kimia Terpadu II : Mas Ferdi dan Mba susi tercinta yang selalu memberikan masukan, nasehat kepada saya dan membantu saya dalam penyelesaian skripsi.

11.Keluarga, motivasi hidupku, kedua orangtuaku tercinta Bapak Wahyudi dan Ibu Sulmiani, yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberi semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, selalu mengingatkan saya untuk menggarap skripsi serta doa mereka yang selalu menyertai saya sehingga saya dapat menjalani dan menyelesaikan studi dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.

12.Eyang putri dan mbah uyut yang selalu memberikan nasehat dan doa selama saya di Malang sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Saudara-saudara saya terkasih: Mba Eno yang selalu memberikan semangat, dukungan, masukan dalam hidup dan menyelesaikan skripsi saya ini, adek saya Adam, Ines, Dimas dan Rayi yang selalu memberikan senyuman yang indah sehingga saya semangat mengerjakan skripsi.

14.Rizky Rosdianto “beebe”, yang sudah membantu saya memberikan semangat, inspirasi dan dukungannya. Terimakasih telah membantu saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

15.Teman berbagi tawa, canda, keluh kesah dan cerita : Ayu “tumpil”, Samiyah “sam”, Alip, Datum, Bunda Uche, Ani, Anak-anak kontrakan ’08. Terimakasih banyak telah memberikan banyak cerita selama 4 tahun ini. Teman – teman farmasi ’08 B yang sangat saya cintai terimakasih persahabatan yang telah kita bina selama 4 tahun ini semoga selalu bisa berkumpul kembali walau nanti terpisah oleh jarak.

(6)

vi

17.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas dukungan, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak, Ibu, serta Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.

Malang, 16 Juni 2012 Penyusun

(7)

vii

RINGKASAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alam terutama biodiversitasnya. Sejak dulu masyarakat Indonesia menggunakan tumbuhan sebagai makanan, bumbu dapur ataupun sebagai obat yang lebih dikenal sebagai jamu. Berdasarkan peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tahun 2005, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian galenik atau campuran bahan – bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data empirik). Jadi sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai kandungan bahan alami tanpa campuran bahan kimia obat.

Berdasarkan public warning No : HM.03.03.1.43.08.10.8013 yang diedarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tanggal 13 Agustus 2010, analisis resiko terhadap temuan hasil pengawasan OT-BKO oleh Badan POM RI dalam kurun waktu 5 tahun menunjukkan kecenderungan penurunan. Pada tahun 2007 (1,65%); tahun 2008 (1,27%); tahun 2009 (1,06%); tahun 2010 (0,84%); dan tahun 2011, ditemukan 21 item dari 2883 sampel (0,72%). Kepala BPOM menambahkan, Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi terkandung dalam obat tradisional (OT) tersebut menunjukkan tren yang berbeda. Pada kurun waktu 2001-2007, tren temuan OT-BKO mengarah pada obat rematik dan penghilang rasa sakit, antara lain obat tradisional yang mengandung bahan obat fenilbutason, metampiron,parasetamol, dan asam mefenamat. Sedangkan pada periode tahun berikutnya 2007, perubahan tren mengarah pada obat pelangsing dan obat penambah stamina pria (aprodisiaka) yang mengandung bahan obat seperti

sibutramin, sildenafil, dan taladafil.

Salah satunya adalah jamu pelangsing yang seharusnya mengandung bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan seperti, Guazumae ulmifolia folium, Murrayae paniculata folium, Morinda citrifolia fructus, Punicae granati cortex, Curcumae heynianae rhizoma, Parameriae barbata cortex, Zingiber

purpurei rhizoma dan gallae. Akan tetapi di masyarakat sekarang beredar jamu

pelangsing yang mengandung bahan kimia obat. Jamu pelangsing ini ditarik karena mengandung bahan kimia obat yaitu Sibutramin Hidrolorida.

Khususnya dalam melakukan monitoring BKO terhadap Sibutramin Hidroklorida dalam berbagai sediaan jamu pelangsing yang beredar di masyarakat, diperlukan metode yang murah, mudah, relatif cepat dan valid untuk mengidentifikasi adanya Sibutramin Hidroklorida dalam jamu tersebut. Salah satu metode yang diharapkan memenuhi kriteria tersebut di atas adalah KLT-Densitometri.

Tujuan penelitian ini, untuk memisahkan antara Sibutramin Hidroklorida dengan komponen pada jamu dan mengidentifikasi adanya BKO Sibutramin Hidroklorida dalam sediaan jamu yang beredar di masyarakat Kecamatan Klojen Kota Malang.

(8)

viii

campuran metanol:toluena (95:5). Menghasilkan noda dengan Rf = 0,58 dan λ max = 219 nm.

Aplikasi metode ini untuk identifikasi Sibutramin Hidroklorida dalam dua puluh dua sampel jamu pelangsing yang beredar di Kecamatan Klojen Kota Malang menunjukkan bahwa ada dua sampel jamu yang diduga mengandung BKO Sibutramin Hidroklorida, karena pada saat KLT memberikan hasil noda Rf yang hampir sama dengan hasil noda Rf Sibutramin Hidroklorida standar. Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan alat Densitometri ternyata antara noda sampel dan noda pembanding Sibutramin Hidroklorida standar memberikan hasil pola spektra dan λ max yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut mengandung BKO Sibutramin Hidroklorida.

(9)

ix

ABSTRACT

A simple thin-layer chromatografic (TLC) Densitometry methode has been established for analysis of Sibutramine Hydrochloride as an illicit additive in some herbal slimming (Jamu Pelangsing). The purpose of this study is to identify the components of the BKO Sibutramin Hydrochloride in herbal preparations that circulated in the District of Malang Regency Klojen. The results showed that the solvent Sibutramin Hydrochloride from a good herbal preparations is methanol. Chromatography contained Silica Gel GF 254 as stationary phase and methanol :

toluene (95:5) as mobile phase. Application of this method for the identification Sibutramin Hydrochloride in the twenty-two samples of herbal slimming (Jamu Pelangsing) circulating in the district of Malang Regency Klojen show that there are two herbal samples suspected to contain BKO Sibutramin Hydrochloride, because at TLC Rf stain results are almost identically with Rf stain Sibutramin hydrochloride standard. Then performed using a densitometry was observed between the sample spots and stains Sibutramin Hydrochloride comparative standard spectral patterns (MF > 900) yield, Rf = 0.58 and λ max = 219 nm. So it can be concluded that both samples contained Sibutramin BKO Hydrochloride. Based on the results of the study, concluded that the TLC-densitometry method can be applied to the identification of BKO Sibutramin Hydrochloride in the preparation of herbal slimming circulating in the community.

(10)

x

ABSTRAK

Metode KLT-Densitometri diharapkan dapat memenuhi kriteria dalam membuktikan adanya bahan tambahan kimia obat Sibutramin Hidroklorida dalam sediaan jamu pelangsing. Tujuan penelitian ini, untuk memisahkan antara Sibutramin Hidroklorida dengan komponen pada jamu dan mengidentifikasi adanya BKO Sibutramin Hidroklorida dalam sediaan jamu yang beredar di masyarakat Kecamatan Klojen Kota Malang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut pengekstraksi Sibutramin Hidroklorida dari sediaan jamu yang baik adalah metanol. Fase gerak yang digunakan untuk memisahkan Sibutramin Hidroklorida dari sediaan jamu adalah campuran metanol:toluena (95:5). Aplikasi metode ini untuk identifikasi Sibutramin Hidroklorida dalam dua puluh dua sampel jamu pelangsing yang beredar di Kecamatan Klojen Kota Malang menunjukkan bahwa ada dua sampel jamu yang diduga mengandung BKO Sibutramin Hidroklorida, karena pada saat KLT memberikan hasil noda Rf yang hampir sama dengan hasil noda Rf Sibutramin Hidroklorida standar. Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan alat Densitometri ternyata antara noda sampel dan noda pembanding Sibutramin Hidroklorida standar memberikan hasil pola spektra dan λ max yang sama, dibuktikan dengan nilai MF > 900 dan menghasilkan noda dengan Rf = 0,58 dan λ max = 219 nm.. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut mengandung BKO Sibutramin Hidroklorida. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa metode KLT-Densitometri dapat diterapkan untuk identifikasi BKO Sibutramin Hidroklorida dalam sediaan jamu pelangsing yang beredar di masyarakat.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Tinjauan tentang Jamu ... 5

2.2. Tinjauan tentang Sibutramin Hidrolorida ... 6

2.2.1. Sifat Fisiko Kimia ... 6

2.2.2. Mekanisme Kerja ... 6

2.2.3. Efek Samping ... 6

2.3. Tinjauan tentang Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 7

2.3.1. Tinjauan Umum ... 7

2.3.2. Penampak Noda ... 10

(12)

xii

2.3.4. Tinjauan tentang Densitometer ... 11

2.3.5. Cara Ekstraksi Sibutramin Hidroklorida dari Sediaan Sampel Jamu ... 13

BAB III KONSEP PENELITIAN ... 14

3.1. Konsep Teoritis ... 14

3.2. Skema Kerangka Konseptual ... 16

BAB IV METODE PENELITIAN ... 17

4.1. Alat dan Bahan ... 17

4.1.1. Alat ... 17

4.1.2. Bahan ... 17

4.1.3. Teknik Sampling ... 17

4.2. Metode Penelitian... 17

4.2.1. Pembuatan Larutan Standart Induk Sibutramin Hidroklorida ... 17

4.2.2. Ekstraksi Jamu Pelangsing ... 17

4.2.3. Pembuatan Fase Gerak ... 18

4.2.4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 18

4.2.5. Uji Kualitatif ... 18

4.3. Analisis Data ... 18

BAB V HASIL PENELITIAN ... 19

5.1. Teknik Sampling ... 19

5.2. Analisis Kualitatif Sibutramin Hidroklorida dalam Sediaan Jamu Pelangsing ... 20

5.2.1. Preparasi sampel dan Analisa KLT ... 20

5.2.2. Penentuan Nilai Rf ... 21

5.2.3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 23

5.2.4. Penentuan Pola Spektra ... 23

5.2.5. Penentuan Nilai MF (Match Factor)... 24

(13)

xiii

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

7.1. Kesimpulan ... 30

7.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 2.1 Nilai Polaritas Pelarut ... 10

Tabel 5.1 Lokasi dan Penamaan Tempat Pembelian Sampel Jamu ... 19

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Nilai Rf SH dengan Sampel ... 21

Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Panjang Gelombang SH dengan Sampel ... 23

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan MF Baku Kerja dengan Sampel 7 ... 25

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan MF Baku Kerja dengan Sampel 8 ... 26

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Sibutramin Hidroklorida (C17H26CIN.HCl.H2O) ... 6

Gambar 2.2 Pemisahan Menggunakan KLT ... 9

Gambar 5.1 Hasil Pengamatan Nilai Rf Pada Pelat KLT Lempeng 1 ... 22

Gambar 5.2 Hasil Pengamatan Nilai Rf Pada Pelat KLT Lempeng 2 ... 22

Gambar 5.3 Pola Spektra SH Standar dan Sampel 7 & Sampel 8 ... 23

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 34

2. Surat Pernyataan ... 35

3. Kemurnian Bahan SH ... 36

4. Lokasi dan Komposisi Penamaan Sampel Jamu ... 37

5. Gambar Plat KLT Sebelum dan Sesudah Di Eluasi ... 39

6. Perhitungan Nilai Rf ... 40

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 1002.

Anonim, 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal dan Fitofarmaka tahun 2005, www.pom.go.id . Diakses tanggal 16 Oktober 2011.

Anonim, 2009. Material Safety Data Sheet of Sibutramine Hydrochloride, www.google.com . Diakses tanggal 19 Desember 2011.

Anonim, 2010. Public Warning/Peringatan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat No: HM.03.03.1.43.08.10.8013, Jakarta, 13 Agustus 2010, http://www.pom.go.id/public/peringatan publik/default.asp . Diakses tanggal 16 Oktober 2011.

Baxter, H., Harborne, J.B., and Moss, G.P., 1999. Phytochemical Dictionary A Handbook of Bioactive Compounds From Plants, 2nd ed. UK: Taylor & Francis Ltd, hal 148, 284, 315, 343, 653.

Dobbins, M.F., and Touchtone, J.C., 1983. Practice of Thin Layer Chromatography. New York : A Wiley Interscience Publication, hal 102-136.

Gandjar, L.G., and Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jogjakarta : Pustaka Pelajar, hal 353 – 377.

Heckelman, P.E., O’Neil, M.J., and Smith, A., 2001. The Merck Index An Encyclopedia of Chemical, Drug and Biologicals, 13th ed. Whitehouse Station, NJ : Merck & CO, Inc, hal 1522.

Katno., and Pramono, S., 2010. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Jogjakarta, hal 1- 14.

Mulya, M dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University Press;Surabaya, hal 147 – 235.

Munson, J.W., 1991. Analisis Farmasi Metode Modern, vol 11. Airlangga University Press, hal 125 – 134.

Skoog, D.A., 1985. Principle of Instrumental Analysis, 3rd ed. New York. Philadelphia : CBS College Publishing, hal 837 – 847.

(18)

xviii

Watson, and David, G., 2009. Analisis Farmasi, Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Paraktis Kimia Farmasi, 2nd ed. Jakarta : Egc, hal 367 – 378.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia penggunaan pengobatan komplementer dan alternatif dalam 20 tahun terakhir semakin meningkat tajam, tidak hanya sekedar tren back to nature namun juga karena merupakan sumber layanan kesehatan yang mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat luas. Selain itu bukti – bukti empiris dan dukungan ilmiah semakin banyak menyebabkan obat tradisional semakin populer di kalangan masyarakat dunia (Katno dan Pramono, 2010).

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kekayaan alam terutama biodiversitasnya. Sejak dulu masyarakat Indonesia menggunakan tumbuhan sebagai makanan, bumbu dapur ataupun sebagai obat yang lebih dikenal sebagai jamu. Berdasarkan peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tahun 2005, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian galenik atau campuran bahan – bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data empirik). Jadi sediaan obat tradisional seharusnya mempunyai kandungan bahan alami tanpa campuran bahan kimia obat (Anonim, 2005).

Akhir – akhir ini dalam memelihara dan menjaga kesehatan, masyarakat cenderung kembali ke alam (back to nature) sehingga sekarang ini banyak sekali penggunaan jenis obat tradisional atau jamu yang beredar di pasaran. Namun disayangkan, jamu yang merupakan ikon Indonesia yang seharusnya hanya berisi simplisia tanaman, saat ini banyak ditemukan mengandung bahan kimia obat.

(20)

2

BPOM menambahkan, Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi terkandung dalam obat tradisional (OT) tersebut menunjukkan tren yang berbeda. Pada kurun waktu 2001-2007, tren temuan OT-BKO mengarah pada obat rematik dan penghilang rasa sakit, antara lain obat tradisional yang mengandung bahan obat fenilbutason, metampiron, parasetamol, dan asam mefenamat. Sedangkan pada periode tahun berikutnya 2007, perubahan tren mengarah pada obat pelangsing dan obat penambah stamina pria (aprodisiaka) yang mengandung bahan obat seperti sibutramin, sildenafil, dan taladafil (Anonim, 2010).

Salah satunya adalah jamu pelangsing yang seharusnya mengandung bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan seperti, Guazumae ulmifolia folium, Murrayae paniculata folium, Morinda citrifolia fructus, Punicae granati cortex, Curcumae heynianae rhizoma, Parameriae barbata cortex, Zingiber

purpurei rhizoma dan gallae. Akan tetapi di masyarakat sekarang beredar jamu

pelangsing yang mengandung bahan kimia obat. Jamu pelangsing ini ditarik karena mengandung bahan kimia obat yaitu sibutramin hidroklorida.

Sibutramin hidroklorida termasuk dalam golongan obat keras. Cara kerja sibutramin adalah menghambat ambilan (reuptake) norephineprin, serotonin dan dopamin. Melalui penghambatan tersebut akan menurunkan nafsu makan sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kegemukan. Penggunaan sibutramin harus dengan resep dokter. Dengan pengawasan dokter sibutramin hidroklorida digunakan untuk pengobatan obesitas (Sweetman, 2005).

Meskipun indikasi sibutramin cocok dengan penggunaan jamu sebagai pelangsing, namun pencampuran ini dilarang karena penggunaannya yang tidak terkontrol (dalam hal jumlah/dosis pemakaian) dan pasien pengguna jamu sendiri yang tidak ada batasan. Padahal khasiat suatu bahan kimia obat tidak selalu sesuai untuk semua orang serta efek samping yang harus selalu diwaspadai. Larangan adanya bahan kimia obat pada jamu tercantum dalam peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No: HK.00.05.41.1384 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal dan fitofarmaka tahun 2005.

(21)

3

seperti gagal jantung kongestif, aritmia, penyempitan/gangguan pada arteri koroner dan stroke. Selain itu sibutramin sebaiknya dihindari oleh pasien dengan kerusakan hati berat dan kerusakan ginjal (Sweetman, 2005). Sibutramin hidroklorida memiliki efek samping yang tidak ringan antara lain mulut kering, insomnia, konstipasi, sakit punggung, rinitis, dispepsia, mual, perdarahan abnormal, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung serta susah tidur. Sibutramin juga menurunkan saliva sehingga meningkatkan resiko karies gigi, dan penyakit kelainan mulut lainnya (Sweetman, 2005).

Mengingat bahwa jamu dilarang mengandung bahan kimia obat dan sibutramin mempunyai efek samping yang berbahaya serta adanya kecenderungan produsen jamu menambahkan bahan kimia obat (BKO) ke dalam jamu yang diproduksi maka perlu dilakukan kontrol mutu terhadap jamu pelangsing yang beredar di kalangan masyarakat.

Dalam hal kontrol mutu jamu diperlukan metode analisis yang valid dan efisien. Metode analisis yang dapat digunakan antara lain Kromatografi Lapis Tipis (KLT), atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode KCKT memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain metode KCKT memiliki sensitivitas yang tinggi namun memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar, sedangkan metode KLT dapat dilakukan dengan waktu yang relatif lebih cepat (Gandjar dan Rohman, 2007).

Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan densitometri karena metode KLT-Densitometri mempunyai keuntungan antara lain dapat digunakan untuk pemisahan dua komponen atau lebih, dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif, dan biaya analisis relatif murah sehingga diharapkan dapat digunakan untuk memisahkan antara sibutramin hidroklorida dengan komponen pada jamu dan mengidentifikasi adanya BKO sibutramin hidroklorida dalam sediaan jamu yang beredar di masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

(22)

4

pelangsing yang beredar di masyarakat mengandung bahan kimia obat sibutramin hidroklorida?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui sediaan jamu pelangsing mana yang mengandung bahan kimia obat sibutramin hidroklorida.

1.4. Manfaat Penelitian

Menjadi referensi atau memberikan informasi bagi pemerintah dan BPOM untuk melakuka pengawasan yang lebih ketat terhadap produsen- produsen jamu dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Manfaat bagi masyarakat agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada dan tidak mengkonsumsi produk obat tradisional jamu pelangsing yang mengandung bahan kimia obat yang dapat menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan bahkan dapat berakibat fatal.

Referensi

Dokumen terkait

Tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional Dan Pendaftaran obat Tradisional yang mempersyaratkan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan antara kadar sulfametoksazol yang ditetapkan secara kromatografi lapis tipis (KLT)- Densitometri dengan

IDENTIFIKASI SENYAWA OBAT PIROKSIKAM DALAM SEDIAAN PADAT OBAT TRADISIONAL DENGAN METODE.. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) DAN

Manfaat yang diperoleh dari identifikasi senyawa obat Piroksikam dalam. sediaan padat obat tradisional dengan metode kromatografi lapis tipis

Hidrokuinon adalah zat berbahaya yang akan di identifikasi dalamkrim wallet dan kelly dengan menggunakan metode KLT. Kromatografi

Analisis campuran Parasetamol, Propifenazon dan Kafein dari sediaan tablet secara simultan dapat dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Densitometri.. Pendeteksian

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan antara kadar sulfametoksazol yang ditetapkan secara kromatografi lapis tipis (KLT)- Densitometri dengan

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah kromatografi lapis tipis-densitometri, karena metode ini memiliki beberapa keuntungan yaitu: cara kerja dan alat yang