• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Salah satu sumber alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan umat manusia adalah tumbuh-tumbuhan. Sumber alam ini dapat digunakan sebagai obat dan hal ini sudah dilakukan oleh masyarakat sejak jaman dahulu sebagai bahan obat tradisional atau yang lebih dikenal dengan jamu. Menurut peraturan pemerintah No.72 tahun 1998 tentang sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dimaksud sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.

Obat tradisional atau jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan mineral, bahan tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran daari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (UU RI nomer 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Industri obat tradisional harus membuat obat tradisional sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhu persyaratan yang tercantum dalam dokumentasi izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah dan tidak efektif (Badan POM 2011).

Jamu bisa dimanfaatkan untuk obat luar dan dalam yang harus diminum. Obat luar bisa dioles, digosok, direndam, atau di tempel. Image jamu biasanya bau yang tidak enak dan rasanya pahit. Khasiat jamu dipercaya sejak zaman dahulu. Jamu menggunakan bermacam-macam tumbuhan yang diambil dari alam dan efek sampingnya relative lebih kecil dibanding obat medis.

(2)

2

Berdasarkan Permenkes Nomor: 246/ Menkes/ Per/ V/ 1990, obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat, serta bahan yang tergolong obat keras atau narkotika, hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan POM menemukan ratusan jenis jamu yang seharusnya masuk dalam public warning Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), masih beredar bebas di pasaran sebanyak 165 jenis produk jamu yang dicampur BKO dan 56 jenis diantaranya. BKO yang ditemukan tersebut antara lain adalah fenilbutason, deksametason, CTM, parasetamol, ibuprofen, furosemid, piroksikam, teofilin, prednisone, kafein, natrium diklofenak, dan asam mefenamat. Penggunaan BKO yang tidak tepat dan dosis yang tidak sesuai dapat menyebabkan berbagai efek samping seperti iritasi saluran cerna, kerusakan hati/ginjal, gangguan penglihatan dan ritmik irama jantung (Anonim, 2010)

Jamu asma saat ini sangat mudah di dapatkan dipasaran sehingga hal ini dijadikan peluang bagi beberapa pihak untuk mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain. Yakni dengan mengklaim produk jamu sesak nafas mereka lebih berkhasiat, padahal mereka menambahkan bahan kimia obat (BKO) dalam produk jamu tersebut. Sudah berkali-kali Badan POM menemukan dan memerintahkan untuk ditarik dari peredaran, sampai saat ini masih saja beredar. Di Indonesia obat tradisional masih banyak mengandung BKO karena obat tradisional di Indonesia merupakan produk OTC (over the counter) sehingga konsumen dapat menggunakan setiap saat.

(3)

3

epilepsi, gangguan ritme jantung, dan penyakit hati. Penggunaan teofilin harus lah berhati-hati karena batas keamanan dosis yang cukup sempit. Dosis terapi dapat dicapai pada kadar 10-20 mg/lt, namun efek samping juga sudah muncul pada kadar tersebut dan lebih berat lagi pada kadar diatas 20 mg/lt. Salah satu BKO pada jamu asma adalah prednisone. Prednisone adalah obat golongan kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, dll. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Penggunaan obat yang hanya dapat diresepkan oleh dokter ini dapat menyebabkan moon face, gangguan pencernaan, gangguan tulang dan otot, osteoporosis, gangguan hormon, depresi, insomnia, glaukoma, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, golongan kortikosteroid digolongkan sebagai obat keras atau obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

Masyarakat diminta waspada terhadap perdagangan produk jamu yang berbahan kimia obat karena peredarannya semakin marak dengan di temukannya beberapa obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat. Selain merusak citra perjamuan dan obt-obat tradisional Indonesia yang menggunakan bahan-bahan alami, jamu yang di buat dari bahan kimia obat dengan dosis yang tidak terkira juga bisa mengancam jiwa konsumen itu sendiri.

Selain kemungkinan adanya toksisitas intrinsik yang dimiliki oleh beberapa tanaman obat dalam ramuan Obat Tradisional kemungkinan adanya pencemaran zat-zat yang toksik seperti logam berat dan jamur (aflatoksin), dan penambahan secara ilegal bahan kimia obat, merupakan faktor yang berperan dalam keamanan Obat Tradisional (Marcus dan Grollman, 2002; De Smet2004).

(4)

4

pelaku usaha berperan penting dan bertanggung jawab terhadap peredaran obat tradisional yang berbahan kimia obat.

Dalam hal untuk mengoptimalisasi pemisahan teofilin dan prednison di butuhkan metode yang secara optimal agar dapat memisahkan teofilin dan prednison dari komponen lain dalam sediaan. Untuk itu di pilih suatu komposisi eluen untuk memisahkan bahan kimia obat dengan jamu. Dan untuk menjamin keamanan khasiat dan manfaat dari jamu yang beredar di pasaran maka perlu dilakuka pengawasan mutu, hal ini dapat dilakukan ddengan metode spektrofotometri dan kromatografi. Metode kromatografi yang banyak di gunakan dalam proses analisis adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Gas (KG), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Kromatografi Gas dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pelaksanaanya masih relative mahal dan memiliki sensitivitas yang tinggi namun memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang besar, sehingga peneliti memilih menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang di kombinasikan dengan densitometri. Teknik ini digunakan untuk pemisahan dua komponen yang lebih, lebih mudah di laksanakan, sederhana dan biaya relative lebih murah daripada Kromatografi Gas dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sehingga diharapkan bisa digunakan untuk memisahkan antara teofilin dengan komponen jamu dan mengidentifikasi BKO pada jamu yang beredar di masyarakat.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah sediaan jamu asma yang beredar di masyarakat mengandung bahan kimia obat teofilin dan prednison?

2. Berapa banyak kadar bahan kimia obat teofilin dan prednisone dalam sediaan jamu asma?

(5)

5

1.3Tujuan Penelitian

Adanya tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sediaan obat tradisional asma yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) teofilin dan prednison.

2. Untuk mengetahui kadar bahan kimia obat teofilin dan prednison pada sediaan jamu asma.

3. Menentukan eluen yang optimal untuk memisahkan Bahan Kimia Obat Teofilin dan Prednison pada sediaan jamu Asma.

1.4Manfaat Penelitian

(6)

SKRIPSI

DWI NOER PRATIWI

IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN

DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA

DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)
(8)
(9)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Penyusun Tugas Akhir dengan judul IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT – DENSITOMETRI ini, di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Keberhasilan penyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari pihak tersebut, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Amirudin Prawita, Apt selaku pembimbing I yang memberikan ide, bimbingan, bantuan dan nasehat dengan penuh perhatian dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitiaan sampai selesai penulisan laporan akhir penelitian.

2. Drs. H. Ahmad Inoni, Apt selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan ide, bimbingan, petunjuk maupun saran kepada penulis. 3. Ibu Arina Swastika M, S.Farm.,Apt selaku penguji I yang telah benyak

memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Siti Rofida S.Si.,M.Farm.,Apt selaku penguji II yang memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dian Ermawati, S,Farm., Apt selaku dosen wali yang telah banyak membantu dalam memberi saran, dorongan serta nasehat kepada saya selama menempuh program S1 Farmasi di Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Seluruh staf pelaksana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bantuan kepada penulis 7. Ayahanda Moch.Yusuf dan Ibunda Winarani untuk semua doa, dukungan

moral, materiil dan semangatnya.

(10)

v

skripsi ini, dan keponakan ku Zhahir Muhammad Adhyastha yang selalu menghibur di saat banyak revisian, meskipun selalu mengganggu saat mngerjakan Tugas Akhir ini. Dan adik ku M.Rizal Efendy yang memberikan semangat dan doa.

9. Teman seperjuangan mulai awal masuk kuliah sampai mengerjakan skripsi ini Yunita Indah Palupy, sering pulang malam di Lab berdua, kalau capek praktikum sering tidur di alas kardus yang ada di Lab. Dan selalu saling mendukung dan medoakan untuk mengerjakan skripsi ini. 10.Sahabat-sahabatku Lisa Kristian (Icha), Ratu Citra Sakinah (Bebong),

Santi Putri Pertiwi (Entis), Nowval Surya Kusuma (Saleho), Hafis Fathari Maraya (Gobes), Novan Tri Anggoro (Kamso) yang tidak bosan-bosannya selalu mendengarkan keluh kesah ku di saat mengerjakan skripsi ini.

11.Teman-teman Farmasi angkatan 2009 terima kasih atas saran, masukkan, doa dan semangatnya.

12.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masuh jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun yang di harapkan akan menyempurnakan penelitian ini. Namun demikian, semoga hasil-hasil yang dituangkan lewat penelitian ini bermanfaat.

Malang, Juli 2014

(11)

vi

RINGKASAN

“ IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT (BKO) TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE KLT

–DENSITOMETRI”

Jamu merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan mineral, bahan tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Kecenderungan gaya hidup “Back to Nature” menyebabkan penggunaan

jamu maupun suplemen makanan cenderung meningkat, yang terjadi di negara maju maupun negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Menyikapi kondisi ini banyak industri obat tradisional harus membuat obat tradisional sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Pada penelitian ini di pilih dua senyawa obat yaitu teofilin dan prednison karena dua senyawa obat ini sering di campurkan ke dalam jamu asma yang beredar di luar. Jamu asma ini merupakan salah satu jenis jamu yang banyak di gunakan oleh masyarakat luas, sehingga dalam penelitian ini di batasi untuk sediaan jamu asma. Telah di ketahui jika senyawa obat (teofilin dan prednison) ini telah di salah gunakan penggunaannya, jika tidak sesuai dengan dosis atau takarannya akan menyebabkan beberapa efek samping yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Untuk efek samping teofilin yang sering terjadi denyut jantung yang meningkat, dan untuk efek samping senyawa obat prednison dengan dosis yang tidak sesuai akan menimbulkan full moon face.

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan instrumen Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Analisis kualitatif dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan menentukan panjang gelombang. Sedangkan pada analisis kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara kadar baku dengan peak area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam sampel.

Penentuan sampel menggunakan metode random sampling dengan cara pengambilan sampel di lakukan di 10 toko jamu yang berada di Kecamatan Sukun, Malang lalu dari 10 sampel tersebut di temukan bahwa hanya 3 sampel jamu asma yang mengandung tambahan bahan kimia obat (BKO) teofilin dan prednison. Dengan merk berbeda, no.batch berbeda, dan no.registrasi yang berbeda.

(12)

vii

prednison dengan sampel tidak terdeteksi panjang gelombangnya. Dan hasil dari Analisis Kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara kadar baku dengan peak area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam sampel.

(13)

viii ABSTRAK

IDENTIFIKASI BAKAN KIMIA OBAT (BKO) TEOFILIN DAN PREDNISON DALAM SEDIAAN JAMU ASMA DENGAN METODE

KLT-DENSITOMETRI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya Bahan Kimia Obat (BKO) teofilin dan prednison dalam sediaan jamu asma yang beredar di kecamatan Sukun Malang.

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan instrumen Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Analisis kualitatif dengan melihat nilai Rf, pola spektra, dan menentukan panjang gelombang. Dari hasil penelitian ini di peroleh pada analisis kualitatif Rf teofilin dan prednison masing-masing 0,44-0,46 dan 0,49-0,60. Pola spektra baku teofilin dan sampel memiliki panjang gelombang maksimum 274 nm, sedangkan pola spektra baku prednison dan sampel tidak terdeteksi panjang gelombangnya. Pada analisis kuantitatif dengan menentukan linieritas kurva antara kadar baku dengan peak area, dan menentukan kadar Bahan Kimia Obat dalam sampel.

Sediaan jamu asma yang terdapat di Kecamatan Sukun Malang, yang berupa sampel A, sampel B, dan sampel C mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) teofilin saja, sedangkan Bahan Kimia Obat (BKO) prednison tidak terdeteksi.

(14)

ix ABSTRACT

THE IDENTIFICATION OF THEOPHYLLINE AND PREDNISONE MEDICAL CHEMICALS IN ASTHMATIC HERBAL PREPARATION BY

USING THIN LAYER CHROMATOGRAPHY (TLC)-DENSITOMETRIC METHOD

This study aimed at investigating the presence of theophylline and prednisone medical chemicals in asthmatic herbal preparations in Sukun of Malang.

This study employed qualitative and quantitative analyses by using Thin Layer Chromatography-Densitometric instrument. Qualitative analysis was conducted by observing Rf-score, spectral pattern, and by determining the wavelength. The findings of the qualitative analysis revealed that Rf-score in theophylline and prednisone were 0,44-0,46 and 0,49-0,60 consecutively. The raw spectral pattern of theophylline and samples was 274 nm of maximum wavelength. Meanwhile, the wavelenght of raw spectral pattern of prednisone and samples was undetected. In addition, quantitative analysis was conducted by determining curve linearity between raw level and peak area, and by determining the level of medicinal chemicals in the samples.

Moreover, asthmatic herbal preparations in Sukun District of Malang represented by sample A, sample B, and sample C only contained theophylline medicinal chemical. The presence of prednisone was undetected.

(15)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang obat tradisional ... 6

2.2 Tinjauan bahan kimia obat dalam jamu asma ... 7

2.2.1Teofilin ... 7

2.2.2 Prednison... 8

2.3 Tinjauan kromatografi lapis tipis ... 9

2.3.1 Tinjauan umum ... 9

2.3.2 Kromatografi Lapis Tipis ... 9

2.3.3 Fase diam ... 12

2.3.4 Fase gerak ... 12

2.3.5 Analisis kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis ... 13

(16)

xi

2.4 Tinjauan tentang densitometer ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Konsep teoritis ... 16

3.2 Skema kerangka konseptual ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Alat-alat... 19

4.2 Bahan-bahan ... 19

4.3 Teknik sampling... 19

4.4 Metode Penelitian ... 20

4.4.1 Pembuatan larutan standart induk teofilin ... 20

4.4.1.1 Pembuatan fase gerak ... 20

4.4.1.2 Penentuan panjang gelombang maksimum... 21

4.4.2 Pembuatan larutan standart induk prenison ... 21

4.4.2.1 Pembuatan fase gerak ... 21

4.4.2.2 Penentuan panjang gelombang maksimum... 22

4.5 Ekstraksi jamu asma ... 22

4.6 Penentuan analisis kualitatif ... 22

4.7 Penentuan analisa kuantitatif... 22

4.8 Analisa data ... 23

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Teknik Sampling ... 24

5.2 Analisis kualitatif campuran teofilin dan prednison dengan menggunakan beberapa seri eluen ... 24

5.3 Analisis kualitatif bahan kimia obat teofilin danprednison dalam jamu asma ... 25

5.3.1 Preparasi sampel dan uji kromatografi lapis tipis ... 25

5.3.2 Penentuan pola spektra ... 26

5.3.3 Penentuan panjang gelombang maksimum ... 32

5.4 Analisis kuantitatif bahan kimia obat teofilin dan prednison dalam sediaan jamu ... 33

5.4.1 Penentuan linieritas kurva baku ... 33

(17)

xii

BAB 6 PEMBAHASAN ... 38

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 42

7.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(18)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kimia Theofilin ... 7

2.2 Struktur Kimia Prednison ... 8

2.3 Pengukuran Harga Rf ... 10

3.2 Skema Kerangka Konsep ... 18

5.1 Pola spektra teofilin dan sampel A... 27

5.2 Pola spektra teofilin dan sampel A... 28

5.3 Pola spektra prednison dan sampel A ... 29

5.4 Pola spektra teofilin dengan sampel B dan sampel C ... 30

5.5 Pola spektra prednison dengan sampel B dan sampel C ... 31

5.6 Kurva baku teofilin dan prednison ... 34

(19)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1 Hasil pengambilan sampel jamu asma ... 24

5.2 Hasil pengamatan nilai Rf baku I (teofilin) dan sampel ... 25

5.3 Hasil pengamatan nilai Rf baku II (prednison) dan sampel ... 25

5.4 Hasil pengamatan panjang gelombang maks. Baku teofilin dengan sampel ... 32

5.5 Hasil pengamatan panjang gelombang maks. Baku prednison dengan sampel ... 32

5.6 Tabel kalibrasi baku kerja (lempeng 2) ... 33

5.7 Tabel kalibrasi baku kerja (lempeng 3) ... 35

(20)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar riwayat hidup ... 45

2 Surat pernyataan ... 46

3 Daftar kegiatan ... 47

4 Anggaran penelitian ... 48

5 Foto hasil KLT dengan berbagai seri eluen ... 49

6 Foto uji kualitatif teofilin dan prednison ... 51

7 Perhitungan kadar... 54

8 Nilai r tabel ... 62

9 Hasil gambat densitogram ... 63

(21)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Public Warning/Peringatan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat No:HM.03.03.1.43.08.10.8013, Jakarta, 13 Agustus 2010, http://www.pom.go.id/public/peringatan public/default.asp. di akses tanggal 28 Maret 2012

Anonim, 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia No: HK.00.05.1.23.3516 tahun 2009 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal dan Fitofarmaka tahun 2009, www.pom.go.id . diakses tanggal 28 maret 2012

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 537 dan 649

Badan POM, 2004. Survei Aktif Keamanan Obat Tradisional Pelangsing di Jabotabek. Laporan

Bambang, R.S., 1986. Analisis Jamu. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila., p.95-105

Cannel, R.J.P., 1998. How To Approach The Isolation of A Natural Product. In: Cannel, R.J.P. (Eds) Natural Products Isolation, New Jersey: Humana Press Inc, pp. 11, 40-41

Clarke’s, E.G.C, 2004. Analysis of drugs and poisons,.London : the

pharmaceutical press hal.403-405, 423-424.

Fried, B dan Sherma., 1994. Thin Layer Chromatography Techniques and Application, Ed.3rd , New York:Marcel Dekker, Inc.,pp.3-22

Heckelman,P.E., O’Neil, M.J., and Smith, A.,2001. The Merck Index An Encyclopedia of Chemical, Drug and Biologicals, 13th ed. Whitehouse Station, NJ:Merck & CO, Inc, hal.1473

Hoan tjay, Tan dan Kirana Raharja.,2007, Obat-obat Penting, Ed.VI, cetakan keenam, Jakarta, Gramedia hal 105-107 dan 324-325.

Marcus DM, Grollman AP., 2002. Sounding Board Botanical Medicines-The need for new regulation. N Engl J. Med347 (25): 2073-2076

Mulya, M., dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental, Surabaya: Airlangga Universiy Press.pp.147-235

(22)

xvii

Rahman, A,. dan Ginanjar, IbnuG. 2007. Kimia Farmasi Analisis, Jogjakarta, pp. 353-364.

Skoog, D.A., 1998. Priciple of Instrumental Analysis, 5th ed. Harcourt Bruce And Company, USA, hal.675-695

Swetman, S.C. 2009. Martindal The Complete Drug Reference. The Extra Pharmacopoeia. Thirty-Sixty Edition, London: The Pharmaceitical Press. Touchstone , J.C., and Dobbins, M.F., 1983. Practice of Thin Layer

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perkataan lain, seorang anak dalam pemerolehan bahasa sangat dipengaruhi oleh ibu., atau lingkungan yang memberikan masukan bahasa (teori empirisyik) dan

Analisis Terhadap Perkembangan Hukum Dan Ekonomi Dalam Pembangunan Nasional Hukum Bisnis.

Analogously to the 2D_line detector, the resulting lines are compared to the database objects to provide a decision about the correctness of a road object if the major part of

Teknik analisis data dengan analisis one sample t-test dan uji spesifikasi model dengan analilisis FEM (Fixed Effect Model) serta uji hipotesis dengan uji t

Masyarakat tradisi keraton menganggap bahwa tarian Anglirmendhung hampir sama dengan tari Bedhaya Ketawang yang sangat sakral dan Anglirmendhung konon

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk.

Heavy infestation of a marine leech occurred among tank-reared juvenile and adult orange- spotted grouper, Epinephelus coioides Hamilton, at SEAFDEC AQD, Philippines with a preva-

acara-acara di sekolah ekstrakulikuler sebagai pembawa acara (MC) atau kegiatan-kegiatan yang ada di desa seperti mengikuti kegiatan remaja masjid, tadarus keliling dan