• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI RHODAMIN B DALAM MAKANAN JAJANAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETER (Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil, Pasuruan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI RHODAMIN B DALAM MAKANAN JAJANAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETER (Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil, Pasuruan)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MALIKA RIZUANA

IDENTIFIKASI RHODAMIN B DALAM MAKANAN

JAJANAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI

LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETER

(Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil, Pasuruan)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012

(2)

IDENTIFIKASI RHODAMIN B DALAM MAKANAN

JAJANAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI

LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI

(Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil, Pasuruan)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2012

Oleh:

MALIKA RIZUANA

08040007

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Harjana, Msc. Apt Drs. H. Achmad Inoni, Apt NIP. NIP.

(3)

IDENTIFIKASI RHODAMIN B DALAM MAKANAN

JAJANAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI

LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI

(

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil, Pasuruan)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2012

Oleh:

MALIKA RIZUANA

08040007

Disetujui oleh:

Penguji I Penguji II

Drs. Harjana, Msc. Apt Drs. H. Achmad Inoni, Apt NIP. NIP.

Penguji III Penguji IV

Enggrid Juni A, S Farm. Apt Dian Ermawati, S Farm. Apt NIP. NIP.112.0907.0481

(4)

i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Identifikasi Rhodamin B dalam Makanan Jajanan dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometer (Penelitian dilakukan di

Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil, Pasuruan)” ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Farmasi, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada penulis

untuk menyelesaikan Skripsi ini.

2. Drs. Harjana, Msc. Apt selaku dosen pembimbing I atas bimbingan dan

pengarahan selama penyusunan Skripsi ini.

3. Drs.H.Achmad Inoni, Apt selaku dosen pembimbing II atas bimbingan dan

pengarahan selama penyusunan skripsi ini.

4. Orangtua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan do’a dalam

menyelesaian Skripsi ini.

5. Rekan-rekan kimia angkatan 2008 atas segala bantuan dan dukungannya, dan

semua pihak yang telah membantu penyusun dalam penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini adalah salah satu kontribusi dari penyusun selama menempuh

pendidikan di Farmasi Universitas Muhammdiyah Malang. Penyusun berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan informasi ilmiah bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak. Penulisan skripsi ini jauh dari

sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk memperbaiki penulisan selanjutnya.

Malang, Juni 2012 Penyusun,

(5)

RINGKASAN

Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki

lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang

sejenis. Keamanan makanan jajanan penting diperhatikan. Untuk menjaga agar

tubuh tetap sehat dimana makanan bukan saja harus mempunyai nilai gizi tinggi,

tetapi juga harus bebas dari bahan kimia berbahaya seperti pewarna berbahaya.

Salah satu contoh pewarna berbahaya adalah Rhodamin B. Rhodamin B

Merupakan zat warna sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil,

pengkonsumsian rhodamin B dalam jumlah besar maupun berulang-ulang dapat

menyebabkan sifat komulatif yaitu iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi

pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati.

Pengusaha makanan dan minuman sering menggunakan pewarna sintetis, ini

dikarenakan harganya yang lebih murah dan warnanya lebih menarik dibanding

pewarna alami.

Banyak kasus mengenai keamanan pangan di Indonesia, salah satunya

adalah pada makanan jajanan anak sekolah. Karena banyaknya kasus keracunan

makanan jajanan khusunya anak SD maka penulis melakukan penelitian tentang

identifikasi Rhodamin B pada makanan jajanan anak SD. Tempat pegambilan

sampel di kecamatan Bangil dikarenakan Dinkes Kabupaten Pasuruan belum

pernah melakukan penelitian di Kecamatan Bangil.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah

dasar tersebut terlihat banyak siswa yang sedang antri membeli makanan jajanan

baik di dalam maupun di luar pagar sekolah dan juga terdapat 2-3 orang pedagang

makanan jajanan yang barang dagangannya berwarna merah dan terang, salah satu

makanan jajanan tersebut yaitu jajanan lidi dan macaroni tabung. Makanan

jajanan tersebut diduga menggunakan pewarna sintetik non pangan, yaitu

Rhodamin B. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan zat warna

nonpangan yaitu rhodamin B dalam produk makanan jajanan.

Untuk mengetahui adanya Rhodamin B pada makanan jajanan yang

dijajakan oleh pedagang penulis akan melakukan suatu Identifikasi dengan

(6)

iii

membuat baku pembandingnya, memisahkan zat pewarna dan yang ketiga

Identifikasi dengan metode KLT dan Spektrofotometri UV-VIS. Kemudian untuk

menentukan adanya zat Pewarna menggunakan parameter uji Rf dan data spectra.

Sampel jajanan diambil di enam sekolah Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan yaitu SDN Kidul Dalem 1 Bangil, SDN Kalirejo 1 Bangil, SDN Pogar 1

Bangil, SD Al Uswah, SDI Wachid Hasyim Bangil dan SDN Kersikan 1 Bangil.

Sampel yang diambil sebanyak 30 sampel dan memiliki ciri berwarna merah,

sampel makanan jajanan tersebut yaitu agar-agar, jajanan lidi, macaroni tabung,

mie kriuk, dan kembang gula. Semua sampel tersebut dijajajakan oleh pedagang

kaki lima di sekitar SD.

Selanjutnya sampel dipreparasi dengan serapan benang woll, dilanjutkan

dengan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan pengembang

Isopropanol:Ammonia (100:25) dan spektrofotometri berdasarkan kurva serapan

pada daerah sinar tampak pada panjang gelombang 380-780 nm dan 500-600 nm

dengan Spectronic -20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 dari 30 sampel yang diperiksa

mengandung Rhodamin B yaitu jajanan lidi sebanyak 5, makaroni sebanyak 3 dan

arum manis sebanyak 1. Karena telah ditemukan adanya penggunaan Rhodamin B

pada makanan jajanan anak SD maka perlu diadakan pembinaan lebih lanjut

terhadap pedagang makanan jajanan anak SD tentang keamanan makanan jajanan

(7)

ABSTRAK

Rhodamin B merupakan suatu pewarna sintetik yang biasa digunakan pada industry tekstil dan kertas, sering kali digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan. Salah satunya adalah makanan jajanan yang biasanya dijual di Sekolah Dasaar. Pengkonsumsian Rhodamin B dalam jumlah besar maupun berulang-ulang dapat menyebabkan sifat komulatif yaitu iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan zat warna nonpangan yaitu rhodamin B dalam produk makanan jajanan.

Sampel jajanan diambil di enam sekolah Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Selanjutya sampel dipreparasi dengan serapan benang woll, dilanjutkan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan pengembang Isopropanol: Ammonia (100:25) dan kemudian diukur dengan spektrofotometri.

Identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri menunjukkan bahwa 9 dari 30 sampel yang diperiksa mengandung Rhodamin B yaitu jajanan lidi sebanyak 5, macaroni sebanyak 3 dan arum manis sebanyak 1. Oleh karena itu perlu diadakan pembinaan lebih lanjut terhadap pedagang makanan jajanan anak SD tentang keamanan makanan jajanan dan penggunaan zat warna lainnya.

(8)

v

ABSTRACT

Rhodamin B is a synthetic colour that is being used in textile and paper industry, but oftenly being used as food colouring product. One of them is a snack food which is usually sell at elementary school. Consuming Rhodamin B in a big amount or repeteadly can cause cumulative effect that is respiratory disorder, skin, eyes stomach irritation, poisoning and lever effect. The ain of this survey to prove the existence of prohibiled food colour essence, that is Rhodamin B in snack food product.

The food samples were taken in the six different schools at kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan and then the samples were prepared with wool thread absorbtion, continued with thin layer of chromatography (TLC), developed with Isopropanol:ammonia (100:25) and then measurement Spectrophotometry.

Identification with chromatography (TLC) and Spectrophotometry indicated that 9 of 30 samples containing Rhodamin B, those were 5 lidi food, 3 macaronies and 1 arum manis. There fore it needs fasher held seminar (education) moreofer to the food safety for the Elementery School Students.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan ... 6

2.2. Makanan Jajanan ... 6

2.3. Keamanan makanan ... 7

2.4. Bahan Tambahan Pangan ... 8

2.5. Bahan Pewarna Makanan ... 12

2.6. Rhodamin B ... 17

2.7. Metode Pemisahan Pewarna Sintetik dalam Makanan ... 19

2.8. Cara Reaksi Kimia ... 28

2.9. Metode Spektrofotometri Sinar Tampak ... 29

2.10. Kecamatan Bangil ... 29

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Teori ... 31

3.2 Penjelasan dari Kerangka Konsep ... 32

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 33

4.2. Metode Sampling ... 33

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

(10)

vii

4.5. Definisi Operasional ... 36

4.6. Sumber Data Penelitian ... 36

4.7. Instrumen Penelitian ... 37

4.8. Metode Pengumpulan Data ... 37

4.9. Metode Pengolahan Data ... 39

4.10. Metode Penyajian Data ... 39

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Jumlah sampel dan cara Pengambilan Sampel ... 40

5.2. Isolasi Zat Warna dari Sampel ... 40

5.3. Penetuan Harga Rf dan Warna Noda dengan KLT ... 42

5.4. Penentuan Spektra Absorbansi ... 47

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Makanan Jajanan Anak SD ... 52

6.2. Identitifikasi Rhodamin B dengan Metode KLT ... 55

6.3. Identifikasi Rhodamin B denganMetode Spektrofotometri UV-Vis . 56 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 57

7.2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 (Bahan Pewarna Sintetis yang Diijinkan di Indonesia) ... 14

II.2 (Bahan Pewarna Sintetis yang Dilarang di Indonesia) ... 14

II.3 (Pembagian pewarna sintetis berdasarkan kemudahannya larut dalam air) ... 16

II.4 (Beberapa penjerap fase diam yang digunakan pada KLT) ... 23

II.5 (Parameter-parameter aplikasi yang direkomendasikan)... 24

II.6 (Beberapa reagen umum yang digunakan pada KLT) ... 26

II.7 (Beberapa reagen spesifik yang digunakan pada KLT) ... 26

II.8 (Data Kecamatan Bangil) ... 29

IV.1 (Jumlah SD yang ada di Kecamatan Bangil) ... 34

IV.2 (Definisi Operasional) ... 36

V.1 (Warna hasil isolasi zat warna dari sampel) ... 41

V.2 (Harga Rf dan Warna Noda dari sampel Dan Pembanding di SDN Pogar 1dan SD AL Uswah) ... 45

V.3 (Harga Rf dan Warna Noda dari sampel Dan Pembanding di SDN Kidul Dalem 1 dan SDN Kersikan 1) ... 45

V.4 (Harga Rf dan Warna Noda dari sampel Dan Pembanding di SDN Kalirejo 1 dan SDI Wachid Hasyim 1) ... 46

V.5 (Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Sampel dan Pembanding) ... 47

V.6 (Data Absorbansi dari pembanding dengan sampel 1 Pada Panjang Gelombang 500-600 nm (Spectronic-20) ... 49

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 (Struktur Rhodamin B) ... 17

5.1 (Lempeng pada SDN Pogar 1 Bangil) ... 41

5.2 (Lempeng pada SD Al Uswah) ... 42

5.3 (Lempeng pada SDN Kidul Dalem 1 Bangil)... 42

5.4 (Lempeng pada SDN Kersikan 1 Bangil) ... 43

5.5 (Lempeng pada SDN Kalirejo 1 Bangil) ... 43

5.6 (Lempeng pada SDI Wachid Hasyim) ... 44

5.7 (Spektra absorpsi pada daerah panjang gelombang sinar tampak dari Rhodamin B baku dalam Asam asetat 0,1 N (Spektrofotometri Shimadzu 1700) ... 46

5.8 (Spektra absorbansi pada daerah panjang gelombang sinar tampak dari sampel no 7 dalam Asam asetat 0,1 N (Spektrofotometri Shimadzu 1700) ... 47

5.9. (Spektra absorbansi pada daerah panjang gelombang 500-600 nm dari Baku Pembanding dan sampel no 1 dalam Asam asetat 0,1 N dengan menggunakan Spektronik-20) ... 49

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Nilai Rf dari plat KLT ... 61

2 Kurva Spektra absorbsi dengan menggunakan spektrofotometri Shimadzu 70 ... 63

3 Data Absorbansi dari pembanding dan Sampel dengan spektronik 20 ... 67

4 Kurva Spektra Absorpsi dengan menggunakan sepektronik – 20 ... 75

5 Lokasi Pengambilan Sampel Makanan Jajanan ... 79

6 Sampel makanan jajanan yang diteliti ... 84

7 Gambar Spektrofotometri UV-VIS ... 90

8 Daftar Riwayat Hidup ... 91

(14)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2010). Asal- usul Saus Tomat. (Online) http://www.metrogaya.com/ home/sejarah-hari-ini/asal-usul-saos-tomat. Diakses tanggal 13 Agustus 2011.

Achmad, Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Andi.Yogyakarta.

Anonim. 2011, (online). Asam Asetat . http://id.wikipedia.org. Diakses 10Desember 2011

Arifin. (2011). Proses Merserisasi dan Proses Kostisasi Pada Kain Kapas (online) http://khanifarifin.blogspot.com/2011/11/proses-merserisasi-dan-proses-kostisasi.html. Diakses tanggal 17 November 2011

Azizahwati, Kurniadi, M.,Hidayat., 2007.,Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan Yang Berada di Pasaran, Majalah Ilmu Kefarmasian, IV, (1), 7-8, Departemen Farmasi FMIPA-Uneversitas Indonesia Depok.

Cahyadi, Wisnu. (2006). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.

Clark. (2007). Hukum Beer-Lambert (online) http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrum_serapan_ultraviolet-tampak__uv-vis_/hukum_beer_lambert/. Diakses tanggal 2 November 2007

Djalil, A.D., Hartanti, D.,Rahayu, W.S., Prihatin, R., Hidayah, N.,2005.

Identifikasi Zat Warna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis(KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang, Jurnal Farmasi, Vol. 03, (2), 28-29, Fakultas Farmasi UMP, Purwokerto.

Dixon, E.A., G. Renyk. 1982. Isolation, separation, and Identification of synthetic Food Colors. J. Chem. Educ. 59. P. 67-69.

Encik dan Asih. (2010). Mengenal rhodamin-b. (Online)

http://id.shvoong.com/medicine-n-health/epidyemiology/public-healt/2084470/mengenal-rhodamin/ Diakses tanggal 01 Desember 2010

Gandjar, Rahman. (2010). Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogjakarta.

Ganza.2010,(online). KromatografiLapisTipis.http://ramoef.blogspot.com.Diakses 10 Desember 2011

(15)

Mahdi, Chanif. The Simple Identification of Formalin, Borax and Rhodamin Spot Test Method Using Some Kits Tester Product. Departement of Chemistry faculty of science the University of Brawijaya. Malang

Merck Index. 2006. Chemistry Constant Companion, Now with a new Addition, Ed 14 ,1410, 1411, Merck & Co., Inc, Whitehouse, Nj, USA.

Moehyi, Sahmien. (1992). Penyelengaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bharata. Jakarta.

Merck Index. .Chemistry Constant Companion, Now with a new Addition, Vol 2, 1471. Merck & Co., Inc, Whitehouse, Nj, USA.

_________. (2010). Hati-Hati Jajanan Berbahaya. (Online)

Nelson, S. (2003). Food Analys. Ed 3, 216, 499, 371 . Kluwer Academic, Inc. New York.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11332/ A/73. Tentang Zat

Warna Makanan dan Minuman Yang Diijinkan.

Prayoga, Dendy. (2009). 41 Siswa SD di Kabupaten Malang Keracunan Makanan

(Online) http://www.masfmonline.com/dinoyo/r_maya.php?nID=9167& page=184. Diakses tanggal 07 Desember 2010

Riandini. (2008). Bahan Kimia dalam Makanan dan Minuman. Shakti Adiluhung. Jakarta.

___________. (2004). Keamanan Pangan Jilid II. M-Brio Press. Bogor.

Saparinto, Cahyo. (2006). Bahan Tambahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta.

Soekarto, Soewono T. (1990). Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. Penerbit IPB. Bogor.

Soeprijono, P. , Poerwanti, Widayat, Jumaeri, 1974, Serat-serat tekstil, Institut Teknologi Tekstil, Bandung, 134-136, cit: Kurnia, D.C.D., 2005, Analisis Zat Warna Pada Saos Yang Beredar di Yogyakarta Dengan Metode Kromatografi Kertas dan Spektrofotometri UV-Vi s , Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Soemanto. (1986). Pengamatan Keamanan Makanan di Jawa Tengah. Penerbit UGM. Yogyakarta.

Sheng Che. (2007). Identification of Rhodamine 6g and Rhodamine B dyes

present in ballpoint pen inks using high-performance liquid

chromatography and UV-Vis spectrometry. China. Vol 2 no 21-37.

http://fsjournal.cpu.edu.tw/content/vol6.no.1/6(1)-2.pdf

(16)

xiii

Subandi. 1999. Penelitian kadar arsen dan timbal dalam pewarna rhodamine B dan auramine secara spektrofotometri: Suatu penelitian pendahuluan. http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/mipa/1999a.htm. [30 September 2006]

___________. (2009). Food Analysis.

http://food.metrohm.com/pdfdownload/Prosp_Lebensmittelanalytik_e_web. pdf.

Susantie, Septiani Risky. (2010). Pengetahuan Pedagang tentang Higiene Sanitasi dan Keamanan Makanan Beku (Sosis dan Tempura) di Lima Sekolah Dasar Kecamatan Belimbing Kota Malang. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kota Malang. Jurusan Gizi

Soemanto. (1986). Pengamatan Keamanan Makanan di Jawa Tengah. Penerbit UGM. Yogyakarta.

Supranto J, 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT Rineka Cipta,Jakarta.

Syadza.2010,(online). Apa sih Rhodamin B itu.

http://syadzafirdausiah. blogspot.com. Diakses 10 Desember 2011.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki

lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang

sejenis. Jenis makanan jajanan dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu, main dish

contohnya nasi remes, nasi rawon, nasi pecel, dan tahu telur, kelompok yang

kedua adalah snacks contohnya kue, onde-onde, pisang goreng, dan lain-lain.

Berikutnya kelompok minuman, es telur, es buah, teh, kopi, dawet, jenang gendul

dan lain-lain (Winarno, 2004).

Keamanan makanan jajanan penting diperhatikan. Untuk menjaga agar

tubuh tetap sehat dimana makanan bukan saja harus mempunyai nilai gizi tinggi,

tetapi juga harus bebas dari bahan kimia berbahaya seperti pewarna berbahaya,

boraks dan mikroorganisme pathogen dalam makanan E.coli dan total cemaran

mikroba yang dalam batas aman (Winarno, 2004).

Semakin meningkatnya perkembangan teknologi, semakin besar pula

permintaan konsumen akan kebutuhan pokok. Oleh karena itu Industry makanan

dan minuman saling bersaing untuk menarik perhatian konsumen, dengan cara

menambahkan zat tambahan makanan atau food additive dalam produknya. Hal

ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari produk mereka.

Secara umum bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak

digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas

makanan, yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja

ditambahkan kedalam makanan dengan maksud teknologi pada pembuatan,

pengolahan, penyimpanan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan

penyimpanan (Cahyadi, 2006). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 235/men. Kes/per/VI/1979, tanggal 19 juni 1979

menyatakan bahwa fungsi bahan tambahan pangan yaitu sebagai antioksidan, anti

kempal, pengasam, enzim, pemanis buatan, pemutih, penambah gizi, pengawet,

pengemulsi, pengeras, pewarna alami dan sintetik gizi, dan sintetik, penyedap rasa

(18)

2

Pewarna makanan merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu dari

bahan makanan sekaligus sebagai indikator kesegaran dan kematangan, suatu

bahan yang dinilai bergizi, enak dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan

apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberikan kesan telah

menyimpang dari warna yang seharusnya (Winarno, 2004). oleh karena itu warna

menimbulkan banyak pengaruh terhadap konsumen dalam memilih suatu produk

makanan dan minuman (Azizahwati,dkk,2007).

Pewarna makanan terdiri dari 2 macam yaitu pewarna alami dan pewarna

sintetis. Beberapa jenis pewarna alami yang dikenal yaitu daun pandan untuk

warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Beberapa pewarna alami ikut

menyumbang nilai nutrisi (karotenoid, riboflavin, dan kobalamin), merupakan

bumbu (kunir dan paprika) atau pemberi rasa (karamel) ke bahan olahannya.

Beberapa pewarna alami yang berasal dari tanaman dan hewan adalah klorofil,

mioglobin dan hemoglobin, anthosianin, flavonoid, tannin, betalanin, quinon dan

xanthon, serta karotenoid (Cahyadi, 2006). sedangkan yang dimaksud dengan

Pewarna sintetis adalah bahan kimia yang sengaja ditambahkan pada makanan

untuk memberikan warna yang diinginkan karena warna semula hilang saat proses

pengolahan atau karena diinginkan warna tertentu (Hidayat dan Saati, 2006). Zat

warna sintetis itu sendiri sebenarnya ada yang aman dan boleh digunakan manusia

untuk produk makanan dan minuman, namun ada yang membahayakan kesehatan

sehingga tidak diijinkan penggunaanya (Djalil, dkk, 2005). Menurut Kep. Dir.

Jend. Depkes RI Nomor:00386/C/SK/II/90 tentang perubahan Lampiran Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.239/Men.Kes/per/V/85. Metanil yellow dan Rhodamin

B merupakan zat warna tambahan yang dilarang Penggunaannya dalam

produk-produk pangan (Anonim, 1990).

Rhodamin B Merupakan zat warna sintetis yang umum digunakan sebagai

pewarna tekstil (Anonim, 2007). Walaupun memiliki toksisitas yang rendah,

namun pengkonsumsian rhodamin B dalam jumlah besar maupun berulang-ulang

dapat menyebabkan sifat komulatif yaitu iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit,

iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati

(Trestiati, 2003). Rhodamin B memiliki LD 50 sebesar 89,5mg/kg jika

(19)

3

Pengusaha makanan dan minuman sering menggunakan pewarna sintetis, ini

dikarenakan harganya yang lebih murah dan warnanya lebih menarik dibanding

pewarna alami. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat lebih menyukai

makanan yang murah, mereka kurang mengetahui bahwa bahan pewarna tekstil

tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan tubuh yang dalam jangka

panjang dapat menyebabkan penyakit seperti kangker dan tumor pada organ tubuh

manusia (Judarwanto, 2009). Produk makanan yang paling sering ditambahkan

zat pewarna adalah jajanan anak SD. Karena anak usia sekolah yang berumur 7-12

tahun masa pertumbuhan. Pada masa ini terjadi peningkatan aktifitas yang diiringi

dengan peningkatan nafsu makan. Sehingga, anak merasa lapar diantara dua

waktu makan (pagi dan siang) dan mengkonsumsi makanan jajanan di sekolah.

Banyak kasus mengenai keamanan pangan di Indonesia, salah satunya

adalah pada makanan jajanan anak sekolah. Berdasarkan penelitian BPOM yang

dilakukan di beberapa Sekolah dasar pada tahun 2001 sampai 2003 ditemukan

155 sampel makanan jajanan dari 315 sampel yang diuji mengandung rhodamin B

atau 49 %. Makanan jajanan tersebut antara lain: kerupuk, makanan ringan, terasi,

kembang gula, sirup, biscuit, minuman ringan, cendol, manisan, dawet, bubur,

gipang, ikan asap dan es cendol. Sedangkan peoduk yang terbanyak ditemukan

mengandung rhodamin B adalah kerupuk, terasi, makanan ringan (Sistem

keamanan terpadu oleh Badan pengawas obat dan makanan RI,2004). Zat warna

nonpangan tersebut juga ditemukan pada makanan dan minuman jajanan anak SD

di Sekolah Dasar Kecamatan Margasih Kabupaten Bandung Dalam kadar yang

cukup besar antara 7,841-3226,55 ppm (Trestiati, 2003).

Hasil survei Badan Pengawas Obat dan Makanan pada 4.500 sekolah di

Indonesia selama tahun 2007 membuktikan 45% jajanan anak berbahaya

(Anonymous, 2010). Siswa sekolah dasar merupakan kelompok terbesar yang

mengalami keracunan pangan di lingkungan sekolah. Sepanjang 2007, jumlah

siswa sekolah dasar yang menderita keracunan pangan di lingkungan sekolah

tercatat mencapai 67% (Admin, 2008). Banyak kasus yang terjadi di Sekolah

Dasar, 41 siswa SDN 1 Jenggolo Kepanjen, mengalami keracunan makanan

setelah membeli kue di luar pagar sekolah (Dendy, 2009). Setelah melakukan

(20)

4

Pasuruan belum melakukan penelitian tentang zat pewarna makanan pada anak

SD di Kecamatan Bangil.

Diketahui bahwa Dinkes Kabupaten Pasuruan belum melakukan penelitian

di kecamatan bangil dan banyaknya kasus penambahan zat pewarna pada

makanan jajanan anak SD. maka peneliti akan melakukan Penelitian terhadap

makanan jajanan yang biasa dijajakan di Sekolah Dasar di Kecamatan Bangil

Kabupaten Pasuruan dengan menggunakan sampel Jajanan yang terdiri dari

tempura, sosis, kembang gula, macaroni, kue lidi, es doger, permen, sirup,

manisan dll.

Kecamatan Bangil terdiri dari 18 sekolah Dasar, baik yang berstatus negeri

maupun swasta. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di beberapa

sekolah dasar tersebut terlihat banyak siswa yang sedang antri membeli makanan

jajanan baik di dalam maupun di luar pagar sekolah dan juga terdapat 2-3 orang

pedagang makanan jajanan yang barang dagangannya berwarna merah dan terang.

Makanan jajanan tersebut memberikan intensitas warna kuat. Setelah dilakukan

penyamplingan dari 18 SD terdapat 6 SD yang telah terpilih untuk pengambilan

sampel yaitu SDN Kidul dalem 1 Bangil, SDN Pogar 1 Bangil, SDI Wachid

Hasyim, SDN kersikan 1, SD Al Uswah. Pemilihan tersebut dilakukan berdarkan

undian yang telah dilakukan oleh peneliti dan di sekolah tersebut juga masih

banyak terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan dagangangannya dan

jajanan tersebut kebanyakan berwarna merah dan terang. Setelah dilakukan survey

di ke 6 SD tersebut peneliti telah menentukan sampel yang akan diteliti yaitu

jajanan lidi, macaroni, mie kriuk, arum manis, agar-agar, makanan tersebut paling

banyak digemari anak-anak khususnya arum manis karena warnanya yang menari

k dan rasanya yang manis dan tidak hanya itu saja jajanan lidi, macaroni dan mie

kriuk juga banyak digemari oleh anak-anak dan orang dewasa ini terbukti belum

sampai sore makanan tersebut sudah habis.

Makanan jajanan tersebut diduga menggunakan pewarna sintetik non

pangan, yaitu Rhodamin B. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk

membuktikan keberadaan zat warna nonpangan yaitu rhodamin B dalam produk

(21)

5

Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-VIS. Kedua metode ini sering

digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis suatu senyawa.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat rhodamin B dalam makanan jajanan anak SD di Kecamatan

Bangil Kabupaten Pasuruan?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya rhodamin B dalam

makanan jajanan anak SD di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan dengan

memakai metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang adanya zat warna sintetis yang berbahaya pada

makanan jajanan dan minuman yang dijual di sekolah.

2. Bagi penulis

Memperluas wawasan penulis tentang adanya zat warna sintetis pada makanan

Gambar

Gambar Halaman

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulakan bahwa komunikasi interpersonal yang baik antara dokter pasien dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan kognitif dokter untuk

Panduan Kota Hijau di Indonesia (2012) menjelaskan, terdapat delapan indikator dalam mewujudkan Kota Hijau yaitu; 1) perencanaan dan perancangan kota yang berkelanjutan ( green

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan serta gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Sultan

HASIL PEMBAHASAN Produksi ikan lele dari tahun ke tahun meningkat terus di provinsi Lampung daerah Pringsewu pada tahun 2013 produksi ikan lele sebanyak 5.752 ton, oleh karena

As parts and components trade expands, a lower- middle income country like Indonesia could see its comparative advantage in manufacturing sectors eroded by the growth of trade

Upaya yang dapat dilakuakn sebagai rencan pengembangan bahan ajar apresiasi puisi dengan pendekatan konstruktivisme di PGSD pertama, mengacu pada upaya yang

Nilai pemepatan adalah berupa nilai normal seri data (rata- rata atau median) atau dapat berupa nilai yang mewakili kebutuhan air seperti kemungkinan 10% atau 20%, untuk