HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEPATUHAN JADWAL
PENYUNTIKAN ULANG DI PUSKESMAS SUKARAMAI TAHUN 2014
SELFYA EKA FITRI NIM : 135102123
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEPATUHAN JADWAL
PENYUNTIKAN ULANG DI PUSKESMAS SUKARAMAI TAHUN 2014
ABSTRAK Selfya Eka Fitri
Latar belakang : Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan merupakan pelayanan yang penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu karena kehamilan. Masih banyak metode KB yang seringkali tidak dipatuhi oleh pasangan. Misalnya untuk KB suntik saja, angka ketidakpatuhan atau drop out mencapai 41%.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
Metodologi : penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel ibu akseptor KB suntik sebanyak 37 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah fisher exact.
Hasil : hasil penelitian berdasarkan karateristik responden didapatkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun 22 orang (59,5%), berpendidikan SMA 16 orang (43,2%), mendapat sumber informasi dari tenaga medis 19 orang (51,4%) dan tidak bekerja 21 orang (56,8%), berpengetahuan cukup 19 orang (51,4%) dan patuh terhadap kunjungan ulang 24 orang (64,9%). Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang ρ (0,001).
Kesimpulan : penelitian membuktikan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dan patuh dalam melakukan kunjungan penyuntikan ulang. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat terus memberikan pemahaman tentang pentingnya kunjungan jadwal penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena hidayah dan
karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014”. Penelitian ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Shalawat dan salam semoga selalu dicurahkannya pada semua orang yang beriman
yaitu Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,
arahan, dari berbagai pihak sehingga Proposal ini dapat diselesaikan. Atas bantuan tersebut
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah S, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku penguji I yang
banyak memberikan saran untuk perbaikan KTI ini.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, Mns. selaku pembantu dekan II dan selaku penguji II
yang banyak memberikan saran untuk perbaikan KTI ini.
4. Ibu Nur Asiah, S.Kep. Ns, M.Biomed selaku pembimbing yang telah memberikan
dukungan, arahan, dan doa selama menyelesaikan KTI ini.
5. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
6. Orang tua dan adik yang penulis cinta dan sayangi yang telah memberikan
dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan KTI ini.
7. Rekan - rekan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera
Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian KTI ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan KTI ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya penulis.
Medan, 27 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
1. Pengertian Pengetahuan ... 5
2. Tingkat Pengetahuan ... 5
3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 7
B. Kontrasepsi Suntik ... 8
1. Pengertian Kontrasepsi Suntik ... 8
2. Kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) ... 8
C. Kepatuhan ... 11
1. Pengertian Kepatuhan ... 11
2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 11
D. Tinjauan Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan ... 12
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 13
A. Kerangka Konsep ... 13
B. Hipotesis Penelitian ... 14
C. Definisi Operasional ... 14
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 15
G. Uji validitas dan reliabilitas ... 18
H. Prosedur pengumpulan data ... 19
I. Analisis data ... 19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21
A. Hasil Penelitian ... 21
B. Pembahasan ... 24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
A. Kesimpulan ... 27
B. Saran ... 27
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka konsep Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di
DAFTAR TABEL
Keterangan Halaman
Tabel 3.1 Definisi operasional ... 14 Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 ... 21 Tabel 5.2 Distribusi responden berasarkan tingkat pengetahuan di Puskesmas
sukaramai tahun 2014 ... 22 Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan hasil jawaban responden
mengenai pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 ... 22 Tabel 5.3 Distibusi responden berdasarkan kepatuhan dalam melakukan kunjungan
ulang di puskesmas sukaramai tahun 2014 ... 23 tabel 5.4 Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan
Lampiran 1 : Surat izin survei pendahuluan Lampiran 2 : Surat balasan
Lampiran 3 : Surat izin penelitian Lampiran 4 : Surat balasan
Lampiran 5 : Permohonan uji validitas Lampiran 6 : Uji validitas kuesioner
Lampiran 7 : Lembar penjelasan kepada responden Lampiran 8 : Informed consent
Lampiran 9 : Kuesioner penelitian
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEPATUHAN JADWAL
PENYUNTIKAN ULANG DI PUSKESMAS SUKARAMAI TAHUN 2014
ABSTRAK Selfya Eka Fitri
Latar belakang : Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan merupakan pelayanan yang penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu karena kehamilan. Masih banyak metode KB yang seringkali tidak dipatuhi oleh pasangan. Misalnya untuk KB suntik saja, angka ketidakpatuhan atau drop out mencapai 41%.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
Metodologi : penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel ibu akseptor KB suntik sebanyak 37 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah fisher exact.
Hasil : hasil penelitian berdasarkan karateristik responden didapatkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun 22 orang (59,5%), berpendidikan SMA 16 orang (43,2%), mendapat sumber informasi dari tenaga medis 19 orang (51,4%) dan tidak bekerja 21 orang (56,8%), berpengetahuan cukup 19 orang (51,4%) dan patuh terhadap kunjungan ulang 24 orang (64,9%). Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang ρ (0,001).
Kesimpulan : penelitian membuktikan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dan patuh dalam melakukan kunjungan penyuntikan ulang. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat terus memberikan pemahaman tentang pentingnya kunjungan jadwal penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling
dasar dan merupakan pelayanan yang penting untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian ibu karena kehamilan (Saifudin, 2003 dalam Mardiantari, 2011 ¶ 3).
Menurut BKKBN (2008 dalam Pujiati, 2009 ¶ 3), peningkatan jumlah penduduk
merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di seluruh dunia, di samping isu
tentang global warming, keterpurukan ekonomi, masalah pangan serta menurunnya tingkat
kesehatan penduduk. Jumlah penduduk yang besar tanpa disertai dengan kualitas yang
memadai, justru menjadi beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
Menurut BKKBN (2010, dalam Natalia, 2012 ¶ 2), pemerintah Indonesia
menerapkan program Keluarga Berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Tujuan dari program Keluarga Berencana era baru adalah “Keluarga Berkualitas Tahun
2015”. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pada tahun 2000 ledakan penduduk terjadi pada penduduk usia 15-60 tahun yaitu
sekitar 150 juta jiwa. Tahun 2010, penduduk usia 15-60 sudah lebih dari 150 juta jiwa dan
penduduk di atas 60 tahun atau penduduk lanjut usia (lansia) mencapai 20 juta jiwa atau 10
kali lipat dari penduduk lansia pada tahun 1970-an (BKKBN, 2013, ¶ 3).
Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 350 juta jiwa
lebih tinggi dari hasil Sensus Penduduk 2010 yang mencatat 237,6 juta jiwa dengan LPP
rata-rata selama 10 tahun sebesar 1,4 persen (BKKBN, 2013 ¶ 1).
Di Indonesia metode kontrasepsi suntik merupakan metode yang paling banyak
diminati. Secara nasional pada bulan Oktober 2013 ada sebanyak 723.456 peserta yaitu
dengan presentase sebagai berikut : 53.435 peserta IUD (7,39%), 10.160 peserta MOW
(1,40%), 81.000 peserta implant (11,20% ), 334.011 peserta suntikan (46,17%), 195.761
peserta pil (27,06%), 2.174 peserta MOP (0,30%) dan 46.915 peserta kondom (6,48%)
(BKKBN, 2013 ¶ 1).
Menurut Julianto (2013 dalam Kamilah 2013 ¶ 7) masih banyak metode KB yang
seringkali tidak dipatuhi oleh pasangan. Misalnya untuk KB suntik saja, angka
ketidakpatuhan atau drop out mencapai 41%. Mengingat pentingnya penggunaan
kontrasepsi yang benar, konsisten, berkelanjutan dan kepatuhan agar kegagalan dapat
dihindari.
Kegagalan dari metode kontrasepsi suntik disebabkan karena keterlambatan akseptor
untuk melakukan penyuntikan ulang. Studi menujukkan bahwa 60 – 78 % wanita hamil
dalam 1 tahun setelah injeksi terakhir (Pendit, 2007 hal. 29).
Berdasarkan data yang diperoleh dari survei pendahuluan yang dilakukan di
Puskesmas Sukaramai, jumlah akseptor KB suntik DMPA yang melakukan kunjungan
ulang di Puskesmas Sukaramai dari bulan Januari sampai Desember tahun 2013 adalah 59
akseptor. Berdasarkan data tersebut, dari 59 ibu yang melakukan kunjungan ulang, terdapat
21 orang ibu yang terlambat dalam melakukan kunjungan ulang.
Menurut Notoatmodjo (2003 dalam Bilhaidden 2012 ¶ 6) salah satu yang
mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya tingkat
pengetahuan ibu, sikap dan faktor pendukung lainnya, dimana sikap yang positif tentang
maka kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan berkurang. Karena hal tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di
Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik
DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik
DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai
tahun 2014.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA di
Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
b. Untuk mengetahui kepatuhan jadwal penyuntikan ulang pada akseptor
kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
c. Untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan bacaan, pendokumentasian dan menambah referensi bagi
perpustakaan USU khususnya mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang.
2. Bagi responden
Sebagai informasi dan masukan yang bisa menambah wawasan sehingga informasi
dan masukan tersebut dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
melakukan penyuntikan ulang sesuai jadwal.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan tambahan referensi untuk melanjutkan penelitian berikutnya,
khususnya tentang pengetahuan ibu mengenai kontrasepsi suntik DMPA dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui
panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
tersendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian presepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia di peroleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2012 hal. 138).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012, hal. 138), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik
dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan dan sebagainya.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari kepada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau
situasi yang lain.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih
ada kaitannya dengan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dari penggunaan kata
kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
e. Sintesis
Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, misalnya
dapat menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria
yang telah ada.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Health (2009 dalam Linawati, 2013 ¶ 3), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah
tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu
obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah
yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak
aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap
obyek tersebut.
b. Media massa / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut.
c. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
d. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari, jenis pekerjaan yang
dilakukan dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata, pegawai negeri, dan
pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya
hubungan sosial yang baik dengan baik.Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam
kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan
berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmojo, 2007).
B. Kontrasepsi Suntik
1. Pengertian Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara mencegah kehamilan melalui suntikan hormonal.
Suntikan merupakan bagian dari kontrasepsi modern. Diantara kontrasepsi yang lain,
kontrasepsi suntik lah yang paling banyak diminati. Tingginya minat pemakai KB suntik
oleh karena kontrasepsi ini selain juga aman, sederhana dan efektif juga tidak
menimbulkan gangguan serta dapat dipakai pasca persalinan (Sibagariang, Pusmaika &
Rismalinda. 2010, hal. 179).
2. Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) a. Pengertian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)
DMPA (Depo Medroxy Progesterone) merupakan kontrasepsi suntik yang hanya
mengandung progestin. DMPA berada dalam bentuk mikrokristal, tersuspensi dalam laruta
akuosa. Dosis yang benar untuk tujuan kontrasepsi adalah 150 mg intramuskular yang
diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu. Kontrasepsi suntik DMPA sangat efektif dan
aman oleh semua wanita pada usia reproduksi (Speroff dan Darney 2005 hal. 183).
b. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)
Menurut Dewi (2013 hal. 178) cara kerja dari kontrasepsi suntik DMPA antara lain
yaitu : dapat menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu, terjadi perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu
c. Efektifitas Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)
Kontrasepsi DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0.3 kehamilan per 100
perempuan pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah
ditentukan (Pinem, 2009 hal. 270)
d. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA ( Depo Medroxy Progesterone)
Menurut Sulistyawati (2012 hal. 77) waktu pemberian alat kontrasepsi DMPA yaitu,
setiap saat selama siklus haid dengan syarat tidak hamil atau dimulai dari hari pertama
sampai hari ke tujuh siklus haid. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat
diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil dan tidak melakukan hubungan seksual
selama 7 hari setelah penyuntikan dan penyuntikan juga harus dilakukan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan dan suntikan tidak boleh diberi kurang dari 11 minggu atau
lebih dari 14 minggu setelah penyuntikan sebelumnya (WHO, 2007 hal. 29).
e. Keuntungan Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)
Kontrasepsi suntik DMPA memiliki beberapa keuntungan antara lain adalah :
Sangat efektif, dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang, tidak mempengaruhi
dalam melakukan hubungan suami istri, tidak mengandung esterogen sehingga tidak
berdampak serius pada penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak
mempengaruhi produksi ASI, memiliki efek samping yang sedikit dan klien tidak perlu
menyimpan obat suntik serta dapat digunakan oleh wanita usia lebih dari 35 tahun sampai
premenopause (Sulistyawati, 2012 hal. 76).
f. Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)
Disamping memiliki keuntungan, kontrasepsi suntik DMPA juga memiliki kerugian,
diantaranya adalah sering ditemukan gangguan haid, klien harus kembali ke tempat sarana
sewaktu-waktu, mengalami peningkatan berat badan serta tidak melindungi dari infeksi
menular seksual (Sibagariang, Pusmaika dan Rismalinda 2010 hal.181).
g. Indikasi Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)
Kontrasepsi suntik DMPA dapat digunakan oleh wanita pada usia reproduksi dan
telah memiliki anak dan yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang dengan efektifitas
yang tinggi. Kontrasepsi suntik DMPA juga dapat digunakan oleh ibu yang sedang
menyusui yang membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak
menyusui, setelah abortus serta yang sudah memiliki banyak anak tetapi belum
menginginkan kontrasepsi mantap (tubektomi) (Pinem, 2009 hal. 271).
h. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)
Kontrasepsi suntik DMPA tidak dapat digunakan pada wanita yang sedang hamil
atau dicurigai hamil, memiliki riwayat perdarahan yang belum diketahui penyebabnya,
serta pada wanita yang tidak dapat menerima efek dari kontrasepsi tersebut yaitu terjadinya
gangguan haid (Sulistyawati, 2012 hal. 77)
C. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suparyanto, 2010 dalam Pranoto, 2007 ¶
1), patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah
perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap instruksi atau
petunjuk dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau
2. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Niven (2008 dalam
Suparyanto, 2010 ¶ 2) adalah:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
b. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang dapat
mempengaruhi kepatuhan adalah jarak dan waktu
c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman,
kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan
d. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien
Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu hal penting
untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh infomasi tentang
diagnosis.
e. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
D. Tinjauan Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Pengetahuan memiliki peranan penting dalam memberikan pengaruh terhadap
perilaku seseorang. Dan kepatuhan merupakan salah satu dari perilaku seseorang.
tenaga kesehatan yaitu mendatangi fasilitas kesehatan untuk melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan (Notoatmodjo, 2012 hal. 138).
Seseorang yang berpengetahuan tinggi akan lebih mudah memahami dan dan dapat
dengan mudah menyerap tentang konsep - konsep yang berkaitan dengan kesehatan
sehingga orang - orang tersebut dapat mengetahui dan memiliki tingkat kesadaran untuk
merubah perilaku - perilaku mereka agar menjadi lebih baik dibandingkan dengan orang
yang berpengetahuan rendah. Pengetahuan yang tinggi dapat diperoleh dari pendidikan
yang tinggi serta dapat diperoleh dari informasi yang ia dapatkan. Rendahnya pengetahuan
seseorang akan membuat mereka sulit dan tidak mudah memahami dengan apa yang
disampaikan orang lain sehingga terdapat hambatan dalam menyaring informasi yang
mereka dapat tersebut sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku yang mereka miliki.
Jadi pengetahuan merupakan domain penting terhadap pembentukan perilaku sesorang,
dalam hal ini adalah kepatuhan untuk melakukan kunjungan penyuntikan ulang sesuai
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini berjudul hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal
penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 1. Kerangka konsep penelitian
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti.
Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang Pengetahuan Ibu tentang
Kontrasepsi Suntik DMPA
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Faktor - faktor yang mempengaruhi
- Pendidikan
- Akomodasi
- Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
- Interaksi profesional kesehatan dengan klien
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan
kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskemas Sukaramai tahun 2014
C. Definisi Operasional
Defenisi operasional dapat bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran
terhadap variabel-variabel penelitian dengan kriteria pengukuran sebagai berikut :
Tabel 3.1. Definisi Operasional No Variabel
Wawancara Kuesioner Ordinal - Baik : 76-100% - Cukup : 56-75%
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional
yaitu rancangan penelitian yang melakukan pengukuran atau pengamatan pada suatu saat
atau sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal
penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melakukan kunjungan ulang
kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai pada bulan Januari - Desember 2013
yaitu sebanyak 59 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian ibu yang melakukan kunjungan ulang selama waktu
penelitian yaitu bulan Januari – Maret tahun 2014 di Puskesmas Sukaramai dijadikan
sampel oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan – pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampel dengan kriteria
sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
a. Kriteria inklusi
Semua akseptor KB suntik DMPA dan melakukan kunjungan penyuntikan ulang
Rumus menentukan sampel :
�= N
1 +� (�2)
Keterangan :
N : besar populasi
n : besar sampel
d : tingkat kepercayaan dan ketetapan yang diinginkan (0,1)
�
=
591+59 (0,01)
�
=
591,59
n = 37,10 = 37 sampel
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukaramai. Alasan peneliti memilih
Puskesmas Sukaramai sebagai tempat penelitian yaitu untuk menghemat waktu dan biaya
karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan di Puskesmas Sukaramai
belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan kunjungan ulang.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukaramai pada bulan Januari – Maret tahun
2014.
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari Ketua Program Studi
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan
maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti tidak akan melakukan pemaksaan
kepada responden untuk menjawab kuesioner yang di ajukan peneliti, responden bebas
menjawab kuesioner peneliti secara sukarela dan berhak mengundurkan diri dari
peneliitian. Sebagai bukti persetujuan menjadi responden maka peneliti memberikan
lembar persetujuan menjadi responden sebelum mengisi jawaban lembar kuesioner.
Untuk menjaga kerahasiaan, nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar
kuesioner. Nama responden akan diganti dengan nomor atau kode dan informasi hanya
diambil untuk keperluan penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Data yang diambil atau diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan rekam medik sebagai alat ukur dalam penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan untuk variabel pengetahuan adalah kuesioner yang terdiri dari
20 pertanyaan. Dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah
diberi nilai 0. Dengan bentuk penilaian menggunakan skala ordinal dan cara menetapkan
bobot jawaban terhadap tiap-tiap pertanyaan dengan penilaian kategori sebagai berikut :
1. Baik, apabila total skor responden antara (76% - 100%) dari pertanyaan jawaban yang
benar.
2. Cukup, apabila total skor responden antara (56% - 75%) dari pertanyaan jawaban yang
benar.
3. Kurang, apabila total skor responden (<56%) dari pertanyaan jawaban yang benar.
Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk variabel kepatuhan adalah
menggunakan data dari rekam medik dalam hal ini adalah kartu peserta akseptor KB
dengan pengkategorian sebagai berikut :
1. Patuh, apabila akseptor yang melakukan kunjungan penyuntikan ulang sesuai dengan
2. Tidak patuh, apabila akseptor yang melakukan kunjungan penyuntikan ulang tidak
sesuai dengan tanggal yang tertera pada kartu peserta akseptor KB
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam pengumpulan data diperlukan adanya alat dan cara mengumpulkan data yang
baik sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang valid, andal (realiable) dan
aktual. Untuk memperoleh data yang valid maka akan dilakukan uji validitas dan
reliabilitas. Uji validitas dalam penelitian ini adalah dengan dilakukan oleh ahli kebidanan
yang berada di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah kuesioner valid,
selanjutnya peneliti melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data yang diberikan kepada responden yang menjadi subjek
penelitian kemudian dianalisa menggunakan spss. Hasil yang diperoleh dari uji validitas
adalah semua soal valid dengan nilai CVI 0.78. Kemudian dari uji reliabilitas pada 10
responden didapatkan hasil bahwa semua kuesioner sudah reliabel dengan nilai crobanch
alpha 0.706.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner
tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA
dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai. Prosedur
pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari mendapatkan surat permohonan izin
pelaksana penelitian dari pihak pendidikan atau ketua pelaksana program D IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian mengajukan surat
permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada pimpinan Puskesmas Sukaramai.
Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan
bidan yang bekerja di puskesmas tersebut. Responden yang diteliti adalah responden yang
sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden yang
dibantu pleh bidan puskesmas dan menjelaskan tentang tujuan penelitian dan menanyakan
kesediaan responden dengan menggunakan informed consent sebagai tanda pernyataan
persetujuan menjadi responden. Setelah responden menandatangani surat persetujuan,
kuesioner diisi langsung oleh responden. Kemudian kuesioner dikumpulkan kembali oleh
peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.
I. Analisis Data
Analisa data bertujuan untuk membuktikan apakah ada hubungan antara variable
independent dengan variable dependent dengan menggunakan analisa uji statistik fisher
exact yang di olah menggunakan komputerisasi, sebelum dilakukan uji fisher exact analisa terlebih dahulu secara bertahap yaitu :
1. Analisa univariat
Analisa data univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel independen dan
variabel dependen yaitu, pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan
kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi.
2. Analisa bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen dengan menggunakan uji fisher exact dengan dan data diolah
dengan menggunakan komputerisasi dengan kemaknaan signifikan nilai p <0,05. Hasil
analisa dikatakan bermakna apabila nilai p < 0,05, artinya ada hubungan antara variabel
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal
penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 dengan jumlah responden 37
responden.
1. Analisis Univariat
a) Karakteristik Demografi Ibu Akseptor KB Suntik
Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden mayoritas berusia
20-35 tahun 22 orang (59,5%), berpendidikan SMA 16 orang (43,2%), mendapat sumber
informasi dari tenaga medis 19 orang (51,4%) dan tidak bekerja 21 orang (56,8%).
Tabel 5.1.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014
Karakteristik Demografi Ibu Akseptor KB Suntik f %
b) Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA
Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden mayoritas memiliki
tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 19 orang (51,4%)
Tabel 5.2.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan 37 responden, jawaban
responden mengenai pengetahuan tentang kontrasepsi suntik DMPA mayoritas menjawab
’benar’ adalah pertanyaan nomor 1 yaitu 29 orang (78,4%), sedangkan mayoritas
menjawab ‘salah’ adalah pernyataan nomor 18 yaitu 20 orang (54,1%).
Tabel 5.2.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 No Pengetahuan Ibu Akseptor KB Suntik f %
1 Pengertian kontrasepsi suntikan Metode kontrasepsi suntik Keuntungan dari KB suntik Cara pemberian KB suntik Pengguna KB suntik
12 Efek samping apabila telat melakukan penyuntikan ulang 23 62,2 14 37,8
c) Kepatuhan ibu akseptor KB suntik DMPA dalam melakukan kunjungan ulang Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden mayoritas memiliki
kepatuahan dalam jadwal kunjungan penyuntikan ulang sebanyak 24 orang (64,9%)
Tabel 5.3.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014
No Kepatuhan Ibu Akseptor KB Suntik f %
a) Hubungan antara pengetahuan dan kepatutuhan ibu akseptor KB suntik
Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan
baik yaitu sebanyak 22 orang (59,5%) patuh dalam melakukan kunjungan penyuntikan
ulang di puskesmas sukaramai sebanyak 19 orang (51,4%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact dengan taraf signifikan
5% (0,05) diperoleh nilai ρ value = 0,001. Sehingga hasil yang didapat adalah ρ value
(0.001) < α (0,05) maka ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan
jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.
Tabel 5.4.
Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik dmpa dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014
Pengetahuan ibu akseptor KB
suntik
Kepatuhan ibu akseptor KB dala melakukan kunjungan
penyuntikan ulang
Total ρ value hitung
α
Tidak patuh Patuh
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tentang hasil dari pengetahun kepatuhan
dan hubungan antara keduanya dimana untuk pengetahuan didapatkan hasil bahwa
mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 19 orang (51,4%). Setiap
individu memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda yang dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain faktor pendidikan formal yang telah ditempuh. Berdasarkan hasil penelitian di
dapatkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 16 orang
(43,3%). Pendidikan adalah sebuah proses perubahan sikap dan perilaku serta usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan sehingga semakin tinggi
tingat pendidikan sesorang maka semakin banyak pengetahuan yang diperolehnya
(Irmayati , 2007 dalam Pujiati, 2009 ¶ 2).
Pengetahuan juga memiliki peranan penting dalam memberikan pengaruh terhadap
perilaku seseorang dalam mematuhi setiap anjuran dari tenaga kesehatan. Dan kepatuhan
merupakan salah satu dari perilaku seseorang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
mayoritas ibu akseptor KB suntik patuh dalam melakukan jadwal adalah 22 orang (59,5%).
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan tersebut. Dalam penelitian ini yang
mejadi mayoritas adalah responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 orang
(51,4%).
Kepatuhan dimulai dengan individu mematuhi anjuran atau instruksi petugas tanpa
kerelaan untuk melakukan tindakan dan sering kali karena ingin menghindari hukuman
atau sangsi jika tidak patuh. Sehingga pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang dalam hal ini adalah kepatuhan akseptor untuk
melakukan penyuntikan ulang sesuai jadwal (Notoadmodjo, 2012 hal. 138).
Untuk melihat apakah pengetahuan dan kepatuhan tersebut memiliki hubungan maka
telah dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai ρ value = 0.001 (ρ < 0.05) maka terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan dimana didapati
mayoritas ibu akseptor KB suntik berpengetahuan baik dan patuh terhadap jadwal
kunjungan ulang sebanyak 19 orang (51,4%)
Hal ini sesuai dengan penelitian Pujiati (2009) yang terkait dengan hubungan
pengetahuan ibu dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang yang dilakukan di RB.
Annisa di Surakarta yang didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang dengan nilai kemaknaan
ρ=0.01 (ρ < 0.05) sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu
tentang kontrasepsi suntik maka ibu semakin patuh untuk melakukan penyuntikan ulang
sesuai waktu yang telah dijadwalkan.
Meskipun judul penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya tetapi dalam
penelitian ini juga terdapat perbedaan dimana perbedaannya yaitu, waktu dan tempat
penelitian, jumlah populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel dan jenis
kuesionernya.
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini adalah melakukan uji reliabiltas pada responden
yang dijadikan sampel penelitian
D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pengetahuan penting untuk mendorong
kepatuhan ibu untuk melakukan jadwal penyuntikan ulang. Bagi pelayanan kebidanan
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya
bidan memberikan perhatian terhadap kepatuhan jadwal penyuntikan ulang seperti dapat
dapat pasien dapat lebih paham tentang pentingan melakukan kunjungan penyuntikan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan
ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat pengetahuan responden mayoritas berpengetahuan cukup
2. Kepatuhan jadwal penyuntikan ulang sebagian responden patuh dalam melakukan
kunjungan penyuntikan ulang
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan
jadwal penyuntikan ulang. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan seseorang
maka kepatuhannya juga semakin baik
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian
adalah :
1. Diharapkan kepada institusi pendidikan DIV bidan pendidik fakultas keperawatan
USU agar lebih banyak menambah referensi tentang pengetahuan dan kepatuhan
tentang alat kointrasepsi KB khusunya KB suntik
2. Diharapkan kepada ibu akseptor KB suntik untuk lebih meningkatkan pemahaman
tentang kontrasepsi suntik dan memiliki kesadaran untuk melakukan kunjungan
3. diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang variabel yang
lain selain pengetahuan serta dapat melakukan uji reliabilitas kepada responden
DAFTAR PUSTAKA
Aini, L. Q. (2010). Hubungan antara derajat anemia sebagai faktor prediktif letak tumor pada keganasan kolorektal. Jurnal fakultas kedokteran Universitas Diponegoro.
Bilhaidden, A. A. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Akseptor Kb Dalam Melakukan Kb Suntik Di Desa Cangkring Kecamata Tegowanu Kabupaten Grobogan. Universitas Muhammadiyah Semarang, 2-3.
BKKBN. (2013). BKKBN Harus Serius, Bom Penduduk Kedua Lebih Dahsyat. Retrieved Desember 11, 2013, from
Dewi, M. U. (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Edoqs. (2013). Kepatuhan Diet Hipertensi. Retrieved Desember 17, 2013, from
Hastono, S. P. (2001). Modul analisa data. Fakultas kesehatan masyarakar Universitas Indonesia.
Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Kamilah. E. (2013). KB, Resep Hidup Berkualitas. Retrieved November 19, 2013, from
Mardiantari, D. (2012). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kb Suntik Dengan Sikap Dalam Memilih Kb Suntik 3 Bulanan Di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Jurnal Komunikasi Kesehatan Akbid Puworejo, 8-9.
Natalia, P. A. (2012). Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Efek Samping KB Suntik Depo Progestin Di BPS Mutmainah Kwarasa Sukoharjo. Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada, 1.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Pendit, B. U., Wulansari, P., Hartanto, H. (2006). Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: EGC.
Pujiati, N. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kontrasepsi Suntik Dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang Di Rumah Bersalin An Nisa Surakarta Tahun 2009. Program D-IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret, 1-2.
Sibagariang, E. E., Pusmaika, R., Rismalinda. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Speroff, L. & Darney, P. D. (2005). Pedoman Klinis Kotrasepsi. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Lampiran 6
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan Hormat,
Nama saya Selfya Eka Fitri, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan
Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014”.
DMPA (Depo Medroxy Progesterone) merupakan kontrasepsi suntik yang
mengandung hormon untuk mencegah kehamilan atau lebih dikenal dengan kontrasepsi 3
bulan. Kontrasepsi ini merupakan kontrasepsi yang banyak diminati karena praktis dan
sangat efektif untuk menunda kehamilan. Kontrasepsi suntik DMPA atau kontrasepsi 3
bulan sangat efektif dan aman oleh semua wanita pada usia reproduksi (Speroff dan
Darney, 2005 hal. 183)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang.
Saya akan memberikan kuesioner kepada ibu yang merupakan alat saya untuk
mendapatkan data yang berguna untuk kepentingan penelitian saya. Kuesioner yang saya
berikan kepada ibu berjumlah 20 soal dan ibu dapat mengisi kuesioner berdasarkan
kemampuan ibu.
Patisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam
penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk
penelitian ini ibu tidak dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan, maka
Nama : SELFYA EKA FITRI
Alamat : Jln. Sei. Padang No. 76 Medan
No. HP : 082363013501
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu
bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.
Terimakasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian
ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna
bagi ilmu pengetahuan.
Medan, 2014
Peneliti
Lampiran 7
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
No Responden :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Hubungan antara Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal
Penyuntikan Ulang”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan
bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2014
Lampiran 8
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA Dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang
di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014
A. Identitas Responden 1. Isilah data dengan benar
a. No. responden :
b. Usia : < 20 tahun
20 – 35 tahun
> 35 tahun
c. Pendidikan terakhir : SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
d. Sumber Informasi : Tenaga medis (Bidan, Perawat, Dokter)
Tenaga non medis (Keluarga, Teman)
Media massa (TV, Radio, Internet, Koran, Majalah)
e. Pekerjaan : Bekerja
B. Kuesioner Penelitian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang menurut anda benar
1. Menurut ibu arti dari kontrasepsi suntikan adalah a. cara mencegah kehamilan melalui kb suntik b. cara mencegah kehamilan melalui suntikan vitamin c. cara mencegah kehamilan dengan suntikan sehat d. tidak tahu
2. Metode kontrasepsi suntik merupakan metode yang bagimana
a. rumit
b. sederhana
c. membuang waktu
d. tidak tahu
3. Selain aman dan efektif, keuntungan dari KB suntik adalah
a. melindungi dari penyakit
b. dapat dipakai oleh wanita pasca persalinan
c. memberikan kekebalan pada tubuh
d. tidak tahu
4. KB suntik merupakan KB yang diberikan melalui
a. mulut
b. pembuluh darah di tangan
c. bokong
d. tidak tahu
5. KB suntik adalah kontrasepsi yang digunakan oleh
a. wanita saja
b. pria saja
c. pria dan wanita
6. KB suntik 3 bulan adalah
a. KB suntik yang diberikan setiap 12 minggu
b. KB suntik yang diberikan setiap 4 minggu
c. KB suntik yang diberikan setiap minggu
d. tidak tahu
7. KB suntik 3 bulan merupakan salah satu KB yang berisi
a. obat
b. hormon
c. vitamin
d. tidak tahu
8. KB suntik 3 bulan kegunaannya adalah
a. menambah kesuburan
b. memperbanyak ASI
c. menunda kehamilan
d. tidak tahu
9. KB suntik 3 bulan disuntikkan pada saat
a. baru melakukan hubungan seksual
b. setiap saat selama siklus haid
c. hamil
d. tidak tahu
10.Berikut ini merupakan syarat untuk dapat dilakukan suntikan KB yaitu
a. tidak hamil
b. telah melakukan hubungan seksual
c. saat terjadi perdarahan
d. tidak tahu
11.Efektifitas KB suntik 3 bulan dapat berkurang apabila
a. suntikan ulang tidak dilakukan sesuai jadwal
b. cara penyuntikan yang benar
c. dilakukan sesuai jadwal
12.Yang akan terjadi apabila ibu telat melakukan penyuntikan ulang adalah
a. tidak terjadi apa - apa
b. ibu akan merasa tidak enak badan
c. terjadinya kehamilan
d. tidak tahu
13.Berikut ini merupakan keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu
a. mempengaruhi hubungan suami istri
b. praktis dan efektif
c. harus menyimpan obat suntik
d. tidak tahu
14.Salah satu keuntungan pemakaian KB suntik 3 bulan jika digunakan oleh wanita
menyusui adalah
a. kontrasepsi ini dapat mengurangi ASI
b. dapat menghambat proses pembentukan ASI
c. tidak mempengaruhi ASI
d. tidak tahu
15.Salah satu kekurangan pada pemakaian KB suntik 3 bulan adalah
a. dapat digunakan oleh wanita usia lebih dari 35 tahun
b. adanya gangguan haid
c. efektif
d. tidak tahu
16.Peningkatan berat badan yang terjadi saat pengunaan kontrasepsi suntik merupakan
a. keuntungan dari kontrasepsi
b. cara kerja dari kontrasepsi suntik
c. kerugian dari kontrasepsi suntik
17.Selain suntikan tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu, kekurangan lain yang
terdapat dalam KB suntik 3 bulan adalah
a. ibu harus kembali ke pelayanan kesehatan untuk melakukan penyuntikan ulang
b. dapat digunakan oleh ibu menyusui
c. mencegah kehamilan jangka panjang
d. tidak tahu
18.Yang dapat menggunakan KB suntik 3 bulan adalah
a. remaja
b. wanita yang sedang hamil 3 bulan
c. telah meiliki anak
d. tidak tahu
19.Yang tidak dapat menggunakan KB suntik 3 bulan adalah
a. wanita menyusui
b. setelah melahirkan
c. tidak dapat menerima efek dari kontrasepsi
d. tidak tahu
20.Memiliki riwayat perdarahan yang belum diketahui penyebabnya merupakan ciri –
ciri dari
a. wanita yang tidak dapat menggunakan KB suntik 3 bulan
b. wanita yang dapat menggunakan KB suntik 3 bulan
c. wanita yang tidak dapat memiliki keturunan
RIWAYAT HIDUP
Nama : Selfya Eka Fitri
Tempat/Tanggal lahir : Alur Manis / 5 April 1992
Agama : Islam
Alamat : Jln. Coklat Tanjung Jati Binjai Barat
Riwayat Pendidikan
TK : Tahun 1997-1998, TK Dharma Patra, lulus dan berijazah
SD : Tahun 1998-2004, SD Dharma Patra Rantau, lulus dan
berijazah
SMP : Tahun 2004-2007, SMP Ahmad Yani Binjai, lulus dan
berijazah
SMA : Tahun 2007-2010, SMA Negeri 1 Binjai, lulus dan
berijazah
DIII : Tahun 2010-2013, Akedemi Kebidanan Bakti Inang