• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI TABU DALAM FILM REMAJA INDONESIA ( Analisis Semiotik Pada Film "Not For Sale" Karya Nayato Fio Nuala )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI TABU DALAM FILM REMAJA INDONESIA ( Analisis Semiotik Pada Film "Not For Sale" Karya Nayato Fio Nuala )"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI TABU DALAM FILM REMAJA INDONESIA

( Analisis Semiotik Pada Film "Not For Sale" Karya Nayato Fio Nuala )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun Oleh :

Rizky Adhitya

NIM 09220204

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

DAFTAR ISI

COVER ………

LEMBAR PERSETUJUAN ………

..

ii

LEMBAR PENGESAHAN ………

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ………

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ………

....

v

ABSTRAKSI ………

... vi

KATA PENGANTAR ………

vii

DAFTAR ISI ………

... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ………...

1

B.

Rumusan Masalah

………. 7

C.

Tujuan Penelitian

………...… 7

D.

Manfaat Penelitian

………

..

…………

... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Film Sebagai Refleksi Realitas Sosial...

………….…… 9

B. Film ...

………

..

……… 10

B.1 Jenis-jenis Film...

……… 13

C. Kajian Budaya... ...……….... 1

4

D. Tabu...………...………... 17

E. Film Remaja...……...……….

... 25

F. Representasi Film dan Realitas Sosial ... 26

G. Semiotika ...27

(3)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... 37

A.1. Tipe Penelititan ... 37

A.2. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data... 38

A.3.

Tehnik Analisa Data ………... 40

A.4. Unit Analisa ....………... 40

BAB IV OBYEK PENELITIAN

A. Sekilas Tentang Film Not For Sale... 42

B. Profile Sutradara... 44

C. Pemain ...………... 45

BAB V ANALISIS DATA

A. Penyajian dan Analisis Data.………... 46

A.1. Tabu Karena Sesuatu Tidak Pantas ……….…... 52

A.2 Tabu Karena Sesuatu Tidak Mengenakkan ………... 67

B. Tabu dalam Film Not For Sale………...77

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ……….

... 88

B. Saran ………...……… 89

B.1 Saran Akademis...…... 89

B.2 Saran Praktis... ... 90

(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Barker, Chris. 2004.

Cultural Studies

. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Effendy, Heru. 2002.

Mari Membuat Film

. Yogyakarta: Panduan

Eriyanto. 2001.

Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media

.

Yogyakarta: LkiS

Fiske, John. 2012.

Pengantar Ilmu Komunikasi

Edisi Ketiga

. Jakarta:

Rajawali Pers

Fiske, John. 1990.

Cultural and Communication Studies

. Yogyakarta:

Jalasutra

Freud, Sigmund. 2002.

Totem and Taboo

. Yogyakarta: Penerbit Jendela

Hamidi. 2007.

Metode Penelitian dan Teori Komunikasi

. Malang: UMM

Press

Mulyana, Deddy. 2012.

Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar

. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Pratista, Himawan. 2008.

Memahami film

. Yogyakarta: Homerian

Pustaka

Sobur, Alex. 2006.

Semiotika Komunikasi

. Cetakan Ketiga. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Solomon, Robert C. 1987.

Etika: Suatu Pengantar

. Jakarta: Erlangga

Ullman, Stephen. 2009.

Pengantar Semantik

. Cetakan kedua. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

(5)

NON BUKU

http://www.lexiophiles.com/bahasa-indonesia/tabu-budaya-di-indonesia-bagian-pertama. di akses pada tanggal 28 september 2014 pukul 09.30

WIB

http://www.lexiophiles.com/bahasa-indonesia/tabu-budaya-di-indonesia-bagian-kedua. di akses pada tanggal 28 september 2014 pukul 09.40 WIB

http://www.indonesianfilmcenter.com/find.php?key=not+for+sale.Di

akses pada tanggal 12 oktober 2014 pukul 22.00 WIB

http://www.academia.edu/7505678/KAJIAN_BUDAYA_DAN_MEDIA

akses pada tanggal 20 Desember 2015 pukul 13.00 WIB

http://prasasti.com/definisi-budaya-populer/ akses pada tanggal 11 januari

2015 pada pukul 19.00 WIB

http://id.scribd.com/doc/129446278/Tabu-Dan-Eufismisme-Dalam-Bahasa-Indonesia#scribd akses pada tanggal 1 April 2015 pada pukul

01.11 WIB

.

KARYA ILMIAH

Prasetyo, Dimas. 2014.

Representasi Sensualitas Perempuan Dalam

Film Horor Indonesi

a (Analisis Semiotik Pada Film “Setan Budeg”

Karya Findo Purwono HW)

. Malang: Thesis S1 UMM

Arista Salam, Angga. 2014.

Analisis Makna Cinta dan Persahabatan

Dalam Film Fiksi (

Analisis Semiotik Pada Film “5 cm” Karya Rizal

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb,

Alhamdulillahi rabbil „aalamin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT sang penguasa alam raya, shalawat serta

salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena hanya atas rahmat serta

hidayah-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Dengan perjuangan keras dan dukungan dari banyak pihak, akhirnya

peneliti dapat menyelesaikan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis

semiotik Saussure melalui interpretasi tanda di dalam film Not For Sale, maka

diperoleh pokok-pokok kesimpulan unsur representasi tabu yang terdapat dalam

film Not For Sale ini. Terdapat berbagai unsur perlakuan yang tidak pantas dan

tutur kata yang tidak mengenakkan yang sangat menonjol pada setiap karakter

remaja dalam film ini melalu kajian budaya Indonesia.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi tantangan dan

kesulitan yang mana dukungan dan kemurahan hati yang telah diberikan oleh

berbagai pihaklah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-

besarnya kepada :

1.

ALLAH SWT, tempat bersimpuh dan berdo‟a untuk memohon petunjuk

demi kelancaran dan kemudahan dalam hidup.

2.

Nabi Muhammad SAW, sosok Nabi yang telah membawa kita dari jaman

jahiliyah ke jaman terang benderang seperti saat ini.

3.

Kedua orang tua saya, ibu Elly dan Bapak Eddy yang telah sabar mendidik

dan membesarkan saya hingga saat ini, serta mendukung penuh segala

kegiatan positif baik secara moril maupun materi.

(7)

5.

Bapak M. Himawan Sutanto selaku pembimbing I yang telah dengan sabar

mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik dan juga telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

6.

Bapak Sugeng Winarno selaku pembimbing II yang juga dengan sabar

membimbing dan mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik,

serta menyempatkan waktu di sela kesibukan yang telah diberikan.

7.

Teman kecil saya yang sekarang menjadi teman paling dekat saya, sabar

dan selalu memberikan support, meskipun berada jauh di pulau Dewata,

seorang Isma Novita Yani.

8.

Teman- teman terbaik saya, semua anak komunitas channel youtube BBC,

jihan, ervan, eqi, edit, cece, ndaru, ciqi, anjar, fahmi, fanni, dan nadlir

yang sedang berjuang keras di ibu kota. Anak Langit Videography yang

telah bersama- sama mencari pengalaman, Dewa dan Dimas ook. Dan

semua teman kampus yang berjuang bersama hingga akhir masa

perkuliahan terimakasih banyak.

9.

Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, atas bantuan

dan dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari apa yang telah ditulis masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kepada para pembaca dengan segala kerendahan hati penulis akan

menyambut baik setiap saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya pada kita semua,

Amien.

Wassalamu‟alaik

um Wr.Wb

Malang, 2 Mei 2015

Penulis,

(8)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama

: Rizky Adhitya

NIM

: 09220204

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : REPRESENTASI TABU DALAM FILM REMAJA

INDONESI

A (Analisis Semiotik Pada Film “Not For Sale” Karya

Nayato Fio Nuala)

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

M. Himawan Sutanto, M.Si

Sugeng Winarno,M.A

Mengetahui,

Ketua,

Jurusan Ilmu Komunikasi

Sugeng Winarno, M.A

(9)

Nama

: Rizky Adhitya

NIM

: 09220204

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Konsentrasi

: Audio Visual

Judul Skripsi : REPRESENTASI TABU DALAM FILM REMAJA

INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film “Not For Sale” Kary

a

Nayato Fio Nuala)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

dan dinyatakan LULUS

Pada Hari :

Jum‟at

Tanggal

: 5 Mei 2015

Tempat

: Ruang 605

Mengesahkan,

Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji:

1. Joko Susilo, S.Sos.M.Si

Penguji I

(

)

2. Zen Amiruddin, M.Med.Kom

Penguji II

(

)

3. M Himawan Sutanto, M.Si

Penguji III

(

)

4. Sugeng Winarno, M.A

Penguji IV

(

)

PERNYATAAN ORISINALITAS

(10)

Tempat, tanggal lahir

: Surabaya, 29 Januari 1991

NIM

: 09220204

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

REPRESENTASI TABU DALAM FILM REMAJA INDONESIA (Analisis

Semiotik Pada Film “Not For Sale” Karya Nayato Fio Nuala)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian

ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan

sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 21 April 2015

Yang Menyatakan,

Rizky Adhitya

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama

: Rizky Adhitya

NIM

: 09220204

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

(11)

Judul Skripsi : REPRESENTASI TABU DALAM FILM REMAJA

INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film “Not For Sale””

Karya Nayato Fio Nuala)

Pembimbing : 1. M. Himawan Sutanto, M.Si

2.

Sugeng Winarno, M.A

Kronologi Bimbingan:

Tanggal

Paraf Pembimbing

Keterangan

Pembimbing I

Pembimbing II

15 Agustus 2014

Acc. Judul

1 Desember 2014

Acc. Seminar

Proposal

18 Desember

2014

Seminar Proposal

23 Februari 2015

Acc. Bab 1-3

17 Maret 2015

Bimbingan Revisi

Bab 4-6

16 April 2015

Acc. Bab Penutup,

Buat Abstrak

21 April 2015

Acc. Keseluruhan

Naskah

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti kita ketahui, bahwasannya film adalah bagian dari sebuah media

massa. Media massa sebagai sarana informasi yang cepat dan akurat sangat

berperan penting bagi kehidupan masyarakat modern saat ini. Media massa

dalam ilmu komunikasi adalah sebuah alat untuk menyebarkan dan

menyampaikan pesan kepada audience yang luas. Media massa juga merupakan

bentuk dari adanya komunikasi massa, misalnya melalui surat kabar, majalah,

tabloid, televisi, radio, maupun film. Menurut George Gerbner, seorang ilmuwan

komunikasi, media memiliki kemampuan mengkultivasi khalayaknya. Gagasan

dasarnya adalah bahwa menonton televisi atau media massa seperti film dalam

jumlah frekuensi yang besar akan mengkultivasi (menanamkan) persepsi realitas

yang konsisten dengan cara pandang dunia yang disajikan dalam program

televisi atau film (Winarni, 2003:56).

Media massa seperti koran, televisi, radio, internet, film pada saat ini telah

menjadi sebuah bagian dari kebutuhan yang memiliki nilai yang sangat penting

dan telah menjadi bagian kehidupan. Jika dilihat dari fungsi media massa tidak

hanya menyebarkan pesan berupa informasi saja, akan tetapi juga memberikan

pegetahuan umum baik sosial, budaya, politik maupun ekonomi yang sifatnya

(13)

2

mempersuasi degan tujuan mengubah sikap pandangan dan perilaku di dalam

masyarakat. Media massa juga mempunyai fungsi untuk menghibur bagi

masyarakat luas seperti artikel humor, acara acara humor, tarian, film dan

lain-lain. Dimana pesan-pesan yang menghibur tersebut didesain sedemikian rupa

sehigga menarik dan menghibur khalayak seperti halnya film.

Film merupakan sebuah alat untuk menyapaikan pesan yang efektif

dalam mepengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang disampaikannya. Film

selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat melalui muatan

pesan-pesannya (message) (Sobur, 2004:127). Tema-tema yang diangkat di dalam film

menghasilkan sebuah nilai-nilai yang biasanya didapatkan di dalam sebuah

pencarian yang panjang tentang pengalaman hidup,realitas sosial,serta daya

karya imajinatif dari sang penciptanya dengan tujuan dalam rangka memasuki

ruang kosong khalayak tentang sesuatu yang belum diketahuinya sama sekali

sehingga tujuan yang ingin dicapainya pun sangatlah bergantung pada seberapa

antusias khalayak terhadap tema-tema yang diangkat di dalam film tersebut.

Seni film ternyata memasuki berbagai aspek kehidupan, seperti aspek

sosial, politik, agama, pendidikan, budaya, hukum, ekonomi, dan psikologi

sebagai satu rangkaian cerita yang utuh. Didalam film terdapat unsur dramatisasi

dan sinematografi sehigga menjadi kesatuan cerita audio visual sehingga

penonton bisa larut didalamnya dan dapat merasakan terhibur, sedih, takut atau

(14)

3

Film sendiri notabennya adalah sebuah sekenario yang dijalankan oleh

para pelaku dan pembuat film tersebut, yang memang terkadang para penulis

naskah atau skenario mengambil ide-ide tulisannya dari sebuah kehidupan yang

benar-benar nyata yang dialaminya sendiri ataupun melihat dari kehidupan orang

lain, atau kadang juga hanya sebuah hayalan yang mungkin akan bisa terwujud

di suatu saat nanti, sehingga menimbulkan perasaan yang begitu mendalam bagi

para penikmatnya, tentu sesuai dengan sudut pandang apa yang akan diangkat

dalam sebuah produksi film tersebut.

Karena unsur-unsur yang sama dalam kehidupan sebenarnya itulah

seakan-akan para penikmat film menganggap bahwa film yang mereka lihat

adalah nyata dan dapat dirasakan sesuai dengan keadaan mereka saat itu. Artinya

film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan

pesan (Message) dibaliknya tanpa pernah berlaku sebaliknya (Sobur, 2004:127).

Maka dari inilah, sebuah film dapat berpengaruh terhadap prilaku sosial dalam

masyarakat dari para penikmatnya, tentunya sesuai dengan pesan apa yang di

dapat dari sebuah film yang mereka nikmati. Pesan disini adalah pesan yang

disampaikan dari pembuat film (sineas) kepada masyarakat luas.

Film sendiri bisa terinspirasi dari kisah atau fenomena yang terjadi di

sekitar kita, dan bisa juga menjadi inspirasi kepada masyarakat. Seperti pada

pergaulan remaja saat ini, pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

oleh individu dengan individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.

Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian

(15)

4

kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok

guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu

lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama

bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Pergaulan ini kebanyakan terjadi

pada seorang remaja.

Budaya adalah proses pemahaman bukan hanya untuk memahani alam

eksternal atau realitas, melainkan juga sistem sosial dimana proses itu

mengambil bagian, serta identitas sosial dan aktivitas sehari- hari manusia di

dalam sistem sosial. Pemahaman kita terhadap diri sendiri, terhadap relasi sosial

yang kita miliki, dan terhadap realitas merupakan hasil produksi dari proses

kultural yang sama (Levy-Strauss, 1979).

Dalam hal minat kajiannya, kajian budaya memang bersifat plastis dan

sebagai implikasi dari sifat “tidak disiplinnya”, maka dalam hal teori dan

metodenya, kajian budaya memang bersifat eklektis. Beberapa metode yang

sering dipakai dalam kajian budaya adalah etnografi, pendekatan tekstual

(semiotika, teori naratif, dan dekonstruksionisme), dan berbagai studi resepsi

(Barker, 2000:72).

Kebudayaan di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai dari daerah yang

ada di wilayah barat sampai timur Indonesia. Budaya sendiri memiliki macam

wujud budaya, menurut Koentjaraningrat ada tiga wujud kebudayaan dintaranya,

wujud kebudayaan sebagai sesuatu yang kompleks dari ide, gagasan, norma, dan

(16)

5

berpola dari manusia dalam masyarakat. Terakhir, wujud kebudayaan sebagai

benda hasil karya manusia. Cara berkomunikasi juga terbentuk dari ideologi

budaya.

Dalam berkomunikasi, manusia pada umumnya berinteraksi untuk

membina kerjasama antar sesamanya dalam rangka membentuk,

mengembangkan, dan mewariskan budaya dalam arti yang luas. Pada

dasarnya semua bangsa memiliki etika yang mungkin saja sama atau berbeda

dengan bangsa lain dikarenakan kultur budaya yang berbeda. Hal yang tabu di

masyarakat Indonesia, bisa saja lumrah di negara lain karena budaya, misalnya

memotong pembicaraan. Di Filipina, mahasiswa bisa saja memotong

pembicaraan dosen, mengunyah permen pada saat berbicara di dalam kelas dan

itu dianggap biasa atau lazim, mereka dengan bebas mengungkapkan pendapat

kapanpun, dimanapun. Hal ini tentu berbeda dengan etika berbahasa di

indonesia, tata krama, sopan santun, dan etika berbahasa menjadi rambu-rambu

yang sejogyanya tetap dipatuhi. Sebagai masyarakat Indonesia, kita dituntut

melihat dengan siapa kita berbicara, dimana berbicara, kapan berbicara, dan

bagaimana berbicara. Tabu sendiri sangat lekat pada etika, baik lisan maupun

perbuatan yang telah dibentuk oleh budaya.

Di Indonesia, film remaja tidak pernah absen diproduksi dari masa ke

masa. Sejak Indonesia resmi merdeka sampai saat ini, film remaja selalu

menghiasi dunia perfilman Indonesia baik film lokal maupun film asing. Film

remaja memang selalu laku keras di pasaran, karena sebagian besar penonton

(17)

6

mengandung unsur romantisme dan cinta, tak sedikit pula yang mengandung

unsur seksualitas , sensualitas, gaya hidup hedonis dalam filmnya. Ini juga faktor

yang berdampak pada gaya hidup dan menjadi sebuah budaya pada masyarakat

terutama kalangan remaja di Indonesia. Banyak remaja yang mengimitasi dan

tak sadar akan budayanya (ketimuran) sehingga membiarkan budaya asing

menjadi budayanya tanpa adanya filterisasi dari masyarakat itu sendiri.

Dari masalah ini semua yang mendasarinya adalah arus globalisasi yang

tak bisa dibendung lagi. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam

masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak

muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak

anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini

ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari

anak muda sekarang.

Ada banyak film yang mengusung tema tentang remaja beserta realitas

kehidupan remaja saat ini. Seperti di tahun 2010, RAPI FILM meluncurkan film

bertema remaja dengan nuansa cinta, persahabatan, sensualitas, uang dan

kehidupan remaja hedonis yang berjudul Not For Sale. Nayato Fio Nuala selaku

sutradara dalam film ini menggambarkan kehidupan remaja yang sangat kental

dengan bumbu sensualitas juga seksualitas sebagai ciri khas dalam filmnya. Di

usia 16 tahun, May lari dari rumah karena persoalan keluarga yang dihadapinya.

Di sekolah pun ia digosipkan menjual diri oleh teman-temannya dan sempat

menolak perhatian tulus dari seorang siswa lugu. Adalah siswi bernama Shasi

(18)

7

sendiri dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah. Dalam perjalanan May bertemu

Shasi dan diperkenankan menumpang di kos temannya, Andhara yang berprofesi

sebagai bartender di sebuah bar. May yang masih asing dengan pergaulan malam

diajak Shasi dan Andhara juga berkenalan dengan Dessy yang menjadi penari di

bar tersebut. Keempatnya menghadapi lika-liku kehidupan metropolitan yang

bisa jadi kejam bagi gadis-gadis seusia mereka.

Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui unsur tabu

yang terdapat dalam film Not For Sale karya Nayato Fio Nuala. Karena dalam

film tersebut, peneliti mengasumsikan adanya unsur tabu yang digambarkan

pada film remaja tersebut, baik melalui adegan juga secara dialog berdasar pada

realitas budaya di masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan

rumusan masalah adalah “Bagaimana tabu direpresentasikan dalam film Not For

Sale?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengeksplorasi tanda- tanda tabu yang ada dalam film remaja

(19)

8 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan

kepada mahasiswa khususnya jurusan ilmu komnikasi konsentrasi audio

visual agar mengetahui analisis tanda dan karakteristik aspek tabu melalui

sebuah media yaitu film. Selain itu juga menyediakan referensi atau rujukan

kajian pustaka untuk melengkapi penelitian-penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat secara luas dalam

menerima dan memahami makna pesan film, sehingga pesan dalam film tidak

hanya dapat ditangkap dari muatan pesan yang tampak (manifest content),

tetapi juga muatan pesan yang tersembunyi (latent content). Diharapkan juga

penelitian ini dapat menjadi masukan bagi kalangan insan perfilman dalam

membuat suatu karya seni, khususnya film, agar memiliki kekuatan yang

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai Benua yang melahirkan Olahraga Sepak Bola, Eropa menjadi benua yang paling tinggi kemajuan industri sepak bolanya contohnya ada Premiere League (Inggris), Serie A

[r]

[r]

When a voltage is applied, the electric field will be created in the ceramic caused a uniform field perpendicular to the side of the ceramic to the direction

[r]

[r]

[r]

Hal ini dapat dilihat berdasarkan kestabilan proses fotosintesis selama cekaman kekeringan yang ditunjukkan oleh nilai reaksi-reaksi fotokimia (qP) dan hasil kuantum