• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Produk Levi’s Pada Pengunjung Plaza Medan Fair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Produk Levi’s Pada Pengunjung Plaza Medan Fair"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN

MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK LEVI’S PADA PENGUNJUNG PLAZA

MEDAN FAIR

OLEH

ANRI ALDA HUTAJULU NIM: 110502086

PROGRAM STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk

Levi’s pada pengunjung Plaza Medan Fair.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk Levi’s pada pengunjung Plaza Medan Fair. Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Plaza Medan Fair yang pernah menggunakan produk Levi’s. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 40 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik accidental sampling.

Hasil penelitian secara simultan menyatakan bahwa Citra Merek, Harga, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial, Citra Merek dan Harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk Levi’s, dan Kualitas Produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk Levi’s.

(3)

ABSTRACT

The influence of brand image, price and quality of products to the consumer decisions to purchase products on a visitor Levi's Plaza Medan Fair.

The purpose of this study was to investigate and analyze the brand image, price and quality of the products to the consumer’s decisions to purchase products at Levi's Plaza Medan Fair visitors. Type of the research is quantitative descriptive.

The population in this study is the Plaza Medan Fair visitors who have used Levi's product. The data used are primary and secondary data obtained through interviews and documentation that the measurement using a Likert scale. This study used a sample of 40 respondents as drawn by accidental sampling technique.

The results of the study simultaneously stating that brand image, price, and quality products have a positive and significant effect on purchasing decisions. Partially, brand image and price have positive effect and not significant to the consumer’s decisions to purchase Levi’s products, and Product Quality partially has a positive and significant effect on consumer’s decisions to purchase Levi's products.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Produk Levi’s Pada Pengunjung Plaza Medan Fair”, untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Jonny Hutajulu, dan Ibu Nursiti Tobok Parhusip atas segala dukungan, doa, dan kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dan kuliah dengan sebaik-baiknya. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembanding II

(5)

5. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi selaku Dosen Pembanding I saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi saya

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti serta seluruh staf dan pegawai

8. Abang-abang dan kakak tersayang, Poltak Evencus Hutajulu ST, MT, Amansah Emilius Hutajulu, Dedi Pahriandi Hutajulu SH, Juwita Efliyanah Hutajulu Amk, atas bantuan, dukungan, dan semangat yang sangat berarti bagi saya

9. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2011, seluruh senior dan para sahabat, GGMO (William, Deasy, Roulina, Rika, dan Lidya), Steven, Alfredo, Adit, Azel, Bayu, Putra, Ivan, Lita, Vivi dan semua yang telah membantu penulis yang tentu saja tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Medan, April 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ……… Vii DAFTAR GAMBAR ……… Viii DAFTAR LAMPIRAN ……… Ix BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 8

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 8

1.4 Manfaat Penelitian ……… 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Teori Tentang Merek ……….... 10

2.1.1 Pengertian Merek ……….... 10

2.1.2 Peran Merek ……… 12

2.1.3 Cara Membangun Merek ……… 13

2.1.4 Elemen Merek ………... 16

2.2 Teori Tentang Citra Merek ………... 17 2.2.1 Pengertian Citra Merek ………...

2.2.2 Pengukuran Citra Merek ………. 2.3 Teori Tentang Harga………... 2.3.1 Pengertian Harga ………... 2.3.2 Peranan Harga ………... 2.3.3 Tujuan Penetapan Harga……….. 2.3.4 Indikator Harga………... 2.4 Teori Tentang Kualitas Produk ……… 2.4.1 Pengertian Kualitas ………... 2.4.2 Pentingnya Kualitas………... 2.4.3 Kualitas Produk………... 2.5 Teori Tentang Perilaku Konsumen………... 2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen………... 2.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen………... 2.6 Teori Tentang Keputusan Pembelian………... 2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian………... 2.6.2 Proses Pengambilan Keputusan... 2.7 Penelitian Terdahulu...

(7)

2.8 Kerangka Konseptual Penelitian... 2.9 Hipotesis...

36 38

BAB III METODE PENELITIAN ………. 39

3.1 Jenis Penelitian ………. 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 39

3.3 Batasan Operasional Penelitian ……… 39

3.4 Definisi Operasional Penelitian……… 40

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ……… 42

3.5.1 Populasi ……… 42

3.5.2 Sampel ……….. 42

3.6 Metode Pengumpulan Data ……….... 44

3.7 Jenis dan Sumber Data ………... 44

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 44

3.8.1 Uji Validitas ……….. 44

3.8.2 Uji Reliabilitas ……….. 46

3.9 Teknik Analisis Data ……….. 47

3.9.1 Teknik Analisis Deskriptif ………... 3.9.2 Teknik Analisis Statistik (Analisis Regresi Berganda) ……… 47 47 3.9.3 Teknik Uji Asumsi Klasik ………... 48

3.9.4 Uji Hipotesis ………... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 52

4.1 Gambaran Umum Produk Levi’s ………... 4.1.1 Sejarah Produk Levi’s... 4.1.2 Profil Perusahaan... 4.1.2.1 Pendapatan dan Wilayah Pemasaran Levi’s Strauss and Co... 4.1.2.2 Merek Dagang... 4.1.2.3 Distribusi Ritel... 4.1.2.4 Lisensi Merek Dagang... 4.1.2.5 Karyawan... 4.1.2.6 Kepemilikan... 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan... 4.1.3.1 Visi Perusahaan... 4.1.3.2 Misi Perusahaan... 4.1.4 Logo Perusahaan... 4.1.5 Kebijakan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 4.1.6 Yayasan yang Didirikan Perusahaan... 4.1.7 Tim Manajemen Perusahaan... 52 52 53 53 54 54 55 55 55 55 55 56 57 57 58 59 4.2 Hasil Penelitian ………... 60

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ………... 60

4.2.1.1 Analisis Statistik Deskriptif Responden …… 60

(8)

4.3 Uji Asumsi Klasik ……….. 67

4.3.1 Uji Normalitas ………... 67

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. 69

4.3.3 Uji Multikolinearitas ………. 71

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 71

4.5 Uji Hipotesis ………... 71

4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ………. 71

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ………. 73

4.5.3 Koefisien Determinasi (�2) ………... 74

4.6 Pembahasan ……… 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 78

5.1 Kesimpulan ………. 78

5.2 Saran ………... 78

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Daftar Harga Produk Levi’s………. 5

Tabel 1.2 : Indeks Top Brand Award Periode Tahun 2012-2014... 7

Tabel 2.1 : Keputusan Strategi Merek Utama………... 15

Tabel 2.2 : Elemen Merek………... 16

Tabel 2.3 : Tabel Penelitian Terdahulu……… 35

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel Penelitian ……… 41

Tabel 3.2 : Hasil Uji Validitas……….... 45

Tabel 3.3 : Hasil Uji Reabilitas ………... 46

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden……… 52

Tabel 4.2 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X1) ……... 62

Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 : : : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2) ………... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X3)... Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)... 63 64 65 Tabel 4.6 : Hasil Uji Normalitas ……….. 68

Tabel 4.7 : Hasil Uji Glejser (Heteroskedastisitas) ……… 70

Tabel 4.8 : Hasil Uji Multikolinearitas ………. 70

Tabel 4.9 : Hasil Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikan Parsial (Uji t) ……….. 71 Tabel 4.10 : Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ……… 73

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan……….. 34

Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual Penelitian……… 37

Gambar 4.1 : Logo Perusahaan Levi’s………... 57

Gambar 4.2 : Tim Manajemen Levi’s Strauss & Co………. 59 Gambar 4.3

Gambar 4.4 : :

Histogram Uji Normalitas………...

PP- Plot Uji Normalitas...

67 68

(11)

ABSTRAK

Pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk

Levi’s pada pengunjung Plaza Medan Fair.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk Levi’s pada pengunjung Plaza Medan Fair. Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Plaza Medan Fair yang pernah menggunakan produk Levi’s. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi yang pengukurannya menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan 40 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik accidental sampling.

Hasil penelitian secara simultan menyatakan bahwa Citra Merek, Harga, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial, Citra Merek dan Harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk Levi’s, dan Kualitas Produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk Levi’s.

(12)

ABSTRACT

The influence of brand image, price and quality of products to the consumer decisions to purchase products on a visitor Levi's Plaza Medan Fair.

The purpose of this study was to investigate and analyze the brand image, price and quality of the products to the consumer’s decisions to purchase products at Levi's Plaza Medan Fair visitors. Type of the research is quantitative descriptive.

The population in this study is the Plaza Medan Fair visitors who have used Levi's product. The data used are primary and secondary data obtained through interviews and documentation that the measurement using a Likert scale. This study used a sample of 40 respondents as drawn by accidental sampling technique.

The results of the study simultaneously stating that brand image, price, and quality products have a positive and significant effect on purchasing decisions. Partially, brand image and price have positive effect and not significant to the consumer’s decisions to purchase Levi’s products, and Product Quality partially has a positive and significant effect on consumer’s decisions to purchase Levi's products.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produsen yang terlibat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada konsumen sebagai tujuan utama. Perusahaan harus dapat memberikan kepada pelanggan barang atau jasa yang mempunyai nilai lebih tinggi, dengan kualitas lebih baik, harga lebih murah, dan pelayanan yang lebih baik dari pada para pesaingnya.

(14)

Keberadaan merek menjadi semakin penting, merek bukanlah hanya sekedar nama atau simbol saja. Merek menjadi satu pembeda suatu produk dengan produk lainnya di belantara komoditas, sekaligus menegaskan persepsi kualitas. Seseorang membeli karena pengaruh suatu merek. Persepsi ini bukan sekedar tentang barang atau jasa, melainkan juga tentang persepsi akan kualitas dengan gengsi yang diraih. Merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang menjelaskan suatu atribut produk, manfaat produk, nilai, budaya, kepribadian, dan pengguna. Merek memiliki manfaat-manfaat.

Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau yang diinginkan, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, jumlah pembelian, kapan membeli dan mengapa konsumen membeli. Pemasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk harus dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian dengan merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen.

(15)

Para konsumen pakaian biasanya kebanyakan mengabiska waktunya untuk belanja ke Mall, baik untuk berbelanja maupun hanya sekedar jalan-jalan dan untuk show off penampilan. Contohnya saja dengan mendatangi salah satu Mall favorit di kota Medan, yakni Plaza Medan Fair. Plaza Medan Fair merupakan pusat perbelanjaan yang kebanyakan pengunjungnya merupakan golongan ekonomi menengah ke atas. Hal ini didukung oleh butik-butik, toko buku, store,

food court, coffee shop dan salon yang mematok harga bagi kalangan ekonomi menengah ke atas. Dimana para pengunjung Plaza Medan Fair juga memiliki gaya hidup yang sesuai dengan gaya berpakaiannya. Para pengunjung Plaza Medan Fair biasanya memiliki gaya berpakaian yang lebih berkelas dibanding dengan pengunjung Mall lainnya yang ada di kota Medan. Dengan demikian, akan sangat mudah menemukan barang-barang bermerek terkenal di Plaza Medan Fair.

Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu memanfaatkan sumber dayanya dengan optimal, termasuk berusaha menciptakan atau melakukan rekayasa yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen, misalnya melalui citra merek, harga, dan kualitas dari produknya.

(16)

Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa. Citra merek memainkan suatu peranan penting dimana hal itu menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mempercayai suatu merek. Pertimbangan konsumen dalam pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan membangun hubungan terhadap merek tersebut. Semakin baik citra merek yang ditunjukkan terhadap suatu merek maka konsumen biasanya akan semakin loyal dalam menggunakan merek tersebut.

Merek yang kuat mempunyai ekuitas merek yang tinggi. Satu ukuran ekuitas merek adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut. Merek dengan ekuitas merek yang kuat adalah aset yang sangat berharga. Penilaian merek adalah proses memperkirakan keseluruhan nilai keuangan merek.

Merek memang sebuah aspek yang penting dalam sebuah produk. Namun

disamping itu, Harga juga merupakan hal yang perlu diperhatikan pada sebuah produk.

(17)

Kualitas produk juga tidak kalah menentukan loyalitas pelanggan terhadap suatu merek karena bila kualitas produk yang diharapkan konsumen tidak terpenuhi dengan baik maka konsumen akan mulai merasa kecewa dan mulai beralih dari merek tersebut ke merek lain. Jadi kualitas suatu produk sangat menentukan loyal atau tidaknya konsumen terhadap merek tersebut.

Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini.

Sebagai the original dan pioneer pakaian, Levi’s diantara pesaingnya mematok harga premium. Oleh karena ekuitas merek Levi’s sudah demikian kuat, Levi’s berani mematok harga premium sesuai dengan nilai dari produknya. Banyak konsumen Levi’s tetap dengan senang hati membayar mahal untuk produk Levi’s meskipun Levi’s tetap konsisten dengan harga relatif tinggi yang sudah dipatok. Levi’s disini berperan sebagai price maker bukan menjadi price taker.

Tabel 1.1

Daftar Harga Produk Levi’s

Price Man Woman

Highest Price Rp 1.999.900 Rp 1.499.900

Lowest Price Rp 159.900 Rp 249.900

(18)

Dari data mengenai harga terendah dan tertinggi dari produk Levi’s diatas dapat dilihat bahwa produk Levi’s memiliki harga yang relatif tinggi untuk sebuah produk pakaian bila dibandingkan dengan jenis produk yang sama dengan merek yang berbeda. Adanya asosiasi merek Levi’s yang mahal mungkin bisa menjadi ancaman bagi produk Levi’s. Hal ini juga mungkin bisa menjadi peluang bagi merek-merek pesaing produk Levi’s untuk menarik konsumen dengan memberikan harga yang relatif lebih rendah dari merek Levi’s.

Kekuatan merek Levi’s dapat dilihat dari hasil penelitian menurut Top Brand. Pentingnya menganalisis kinerja merek merupakan prioritas untuk organisasi. Dengan analisis kinerja, organisasi dapat mengevaluasi dan

menentukan strategi untuk lebih meningkatkan kesadaran merek mereka , yang

akan mengakibatkan peningkatan Ekuitas Merek . Untuk mendapatkan banyak

informasi yang dibutuhkan , Frontier Consulting Group telah mengembangkan

konsep TOP BRAND . Konsep penelitian didasarkan pada tiga konstruksi utama

yaitu Mind Share , Market Share, dan Commitment Share .

Tiga konstruk utama untuk mengukur TOP BRAND saling berhubungan

satu sama lain. Untuk memastikan hasil yang akurat dan relevan , pengukuran

kriteria akan menemukan pemain dalam kategori produk yang sama dalam

segmen dan / atau pasar bersangkutan. (www.topbrand-award.com).

(19)

Tabel 1.2

Indeks Top Brand Award Periode Tahun 2012-2014

Merek Tahun

2012 Merek

Tahun

2013 Merek

Tahun 2014

TBI (%) TBI (%) TBI (%)

Levi’s 31,3 Levi’s 21,1 Levi’s 21,6

Logo 12,2 Logo 18,2 Lea 9,7

Lea 11,9 Lea 8,5 Logo 8,4

Nevada 5,4 Nevada 6,9 Tira 5,3

J & J 3,2 Zara 4,5 Nevada 4,6

Tira 3,0 Louis 2,7 Lee 3,3

Cardinal 2,4 Wrangler 2,5 Zara 2,9 Guess 2,1 Nudie 2,3 Cardinal 2,5 Sumber:

Jika dilihat dari Tabel 1.2, bisa dilihat bahwa Levi’s selalu berada di posisi teratas pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Namun disamping itu persentasinya turun 10,2% dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan hanya naik sebesar 0,5% saja pada tahun 2014. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa kesetiaan konsumen terhadap produk levi’s tidak mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari aspek Mind Share , Market Share, dan Commitment Share . Dapat dilihat juga selalu ada merek baru yang masuk ke posisi daftar top brand setiap tahunnya yang menjadi ancaman bagi Levi’s.

(20)

Levi’s. Hal ini disebabkan karena banyaknya produk imitasi yang bermerek Levi’s beredar di pasaran.

Levi’s merupakan merek pakaian yang selalu melakukan langkah-langkah strategis untuk me-refresh mereknya sesuai dengan pasar anak muda saat ini. Levi’s juga memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan mereknya dengan cara menarik perhatian konsumennya melalui berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Misalnya saja, Levi’s memiliki web site khusus pada jejaring sosial yang sekarang diminati anak muda seperti facebook dan twitter atau juga melalui advertising pada majalah-majalah fashion remaja yang sangat digemari pada saat ini. Levi’s dikenal sebagai jeans yang memiliki karakter, integritas dan empati dalam melaksanakan bisnisnya. Menurut Levi’s bisnis yang baik dibangun dengan produk dan jasa yang berkualitas serta kemampuan Levi’s untuk mendapatkan brand trust dari konsumen, karyawan, dan para investornya (www.levi.co.id).

1.2 Perumusan Masalah

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian pada produk Levi’s.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran kepada perusahaan dalam mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil kebijakan selanjutnya.

b. Bagi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, merupakan tambahan kekayaan penelitian untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan.

c. Bagi Peneliti, untuk memberikan kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala wawasan peneliti dalam bidang manajemen pemasaran khususnya dalam bidang branding.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2 .1 Teori Tentang Merek 2.1.1 Pengertian Merek

Merek (Brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari pesaing. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa bisa menambah suatu nilai bagi sebuah produk. Penetapan merek membantu pembeli dalam banyak cara. Nama merek membantu konsumen mengenali produk yang menguntungkan mereka. Merek juga menyatakan sesuatu tentang kualitas dan konsisten produk karena pembeli selalu membeli merek yang mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan fitur, manfaat dan kualitas yang sama setiap mereka membeli. Nama merek menjadi dasar untuk membangun seluruh kisah mengenai kualitas khusus produk. Nama merek dan nama merek penjual memberikan perlindungan hukum bagi fitur produk tertentu yang tidak bisa ditiru pesaing lain. (Kotler dan Armstrong, 2008)

(23)

merespons produk atau jasa. Satu ukuran ekuitas merek adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut. Merek dengan ekuitas merek yang kuat adalah aset yang sangat berharga. Penilaian merek adalah proses memperkirakan keseluruhan nilai keuangan merek.

Ekuitas merek yang tinggi memberikan banyak keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Merek yang kuat mempunyai tingkat kesadaran merek dan loyalitas konsumen yang tinggi. Karena konsumen mengharapkan toko menyediakan merek itu, perusahaan mempunyai lebih banyak daya tawar dalam melakukan penawaran kepada penjual perantara. Kerena nama merek membawa kredibilitas yang tinggi, perusahaan bisa meluncurkan lini dan perluasan merek. Merek yang kuat memberikan pertahanan kepada perusahaan dalam menghadapi persaingan harga yang buas.

Akan tetapi, yang terpenting adalah bahwa merek yang kuat membentuk dasar bagi pembangunan hubungan pelanggan yang kuat dan menguntungkan. Aset fundamental yang mendasari ekuitas merek adalah nilai pelanggan yang diciptakan merek. Merek yang kuat adalah penting, tetapi yang benar-benar mempresentasikan kekuatannya adalah kumpulan pelanggan setia yang menguntungkan. Fokus pemasaran yang benar adalah membangun ekuitas pelanggan dengan manajemen merek yang bertindak sebagai sarana pemasaran utama.

(24)

Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan. Yaitu merek menyederhanakan penanganan atau penyelusuran produk. Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali. Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar. Artinya, penetapan merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan kompetitif.

2.1.2 Peran Merek

Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung dari bagaimana pemerkan produk tersebut. Mereka belajar tentang merek melalui pengalaman masa lalu dengan produk tersebut dan program pemasarannya, menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan mana yang tidak. Ketika hidup konsumen menjadi semakin rumit, terburu-buru, dan kehabisan waktu, kemampuan merek untuk menyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi risiko adalah sesuatu yang berharga.

(25)

Nama merek dapat dilindungi melalui nama dagang terdafatar, proses manufaktur dapat dilindungi melalui hak paten, dan kemasan dapat dilindungi melalui hak cipta dan rancangan hak pemilik. Hak milik intelektual ini memastikan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek tersebut dan mendapatkan keuntungan dari sebuah aset yang berharga.

Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah membeli produk kembali. Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan menciptakan penghanlang yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar. (Kotler dan Keller, 2008)

2.1.3 Cara Membangun Merek

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) berikut ini adalah cara-cara yang harus dilakukan untuk membangun merek yang kuat:

1. Memiliki positioning yang tepat

Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran sasaran. Tujuannya adalah menempatkan merek alam fikiran

konsumen untuk memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan. Merek dapat di positioning kan dengan berbagai cara, misalnya dengan menempatkan posisisnya secara spesifik dibenak pelanggan. Menjadi nomor satu dibenak pelanggan bukan berarti menjadi nomor satu untuk semua aspek. Keberhasilan

(26)

benefit suatu merek, tetapi lebih jauh lagi yaitu menjembatani keinginan dan harapan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan.

2. Pemilihan Nama Merek

Nama yang baik bisa sangat menambah keberhasilan produk. Namun, menemukan nama merek yang paling baik adalah tugas yang sulit.Pencarian nama merek dimulai dengan tinjauan seksama terhadap produk dan manfaatnya, pasar sasaran, dan strategi pemasaran yang diajukan. Setelah itu, penamaan merek menjadi bagian ilmu dan seni, serta ukuran insting.

Ada beberapa Kualitas yang diinginkan untuk nama merek. Yang pertama, nama merek harus menunjukkan sesuatu tentang manfaat dan kualitas produk. Kedua, nama merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. Ketiga, nama merek harus berbeda . Keempat, nama merek harus dapat diperluas. Kelima, nama merek harus dapat diterjemahkan dengan mudah ke dalam bahasa asing. Keenam, nama merek harus bisa mendapatkan registrasi dan perlindungan hukum. Nama merek tidak dapat didaftarkan jika nama merek itu melanggar nama merek yang sudah ada. Setelah dipilih, nama merek harus dilindungi hukum.

3. Sponsor Merek

(27)

perusahaan dapat menggabungkan kekuatan dan melakukan co-branding (merek bersama) suatu produk.

4. Pengembangan merek

Perusahaan mempunyai empat pilihan ketika mengembangkan produk. Yang pertama, dengan melakukan perluasan lini yaitu memperluas nama merek yang sudah ada menjadi bentuk, warna, ukuran, bahan, atau rasa baru dari kategori produk yang ada. Kedua, dengan melakukan perluasan merek yaitu memperluas nama merek yang sudah ada menjadi kategori baru. Ketiga, dengan melakukan Multimerek yaitu menawarkan cara menetapkan fitur dan penampilan lain terhadap motif pembelian yang berbeda. Multimerek juga memungkinkan perusahaan mengisi lebih banyak ruang rak penjual perantara. Terakhir, perusahaan harus mengurangi jumlah merek yang dijual dalam kategori tertentu dan menetapkan prosedur penyaringan yang lebih ketat untuk merek-merek baru.

Tabel 2.1

Keputusan Strategi Merek Utama Positioning Merek Atribut

Manfaat

Kepercayaan dan Nilai Pemilihan Nama Merek Pemilihan

Perlindungan Sponsor Merek Merek Produsen

Merek Pribadi Lisensi

Co-Branding ( Merek bersama)

(28)

2.1.4 Elemen Merek

Sebuah merek memiliki beberapa elemen atau identitas, baik yang bersifat tangible maupun intangible. Secara garis besar, elemen-elemen tersebut bisa dijabarkan menjadi nama merek (brand names), URL (Uniform Resources Locators), logo, simbol, karakter, juru bicara (spokespeople), slogan, jingles, kemasan dan signage (Keller, 2003).

Tabel 2.2 Elemen Merek

No.

Elemen Tangible dan

Visual Elemen Intangible Referensi

1 Simbol dan Slogan Identitas, merek korporat, komunikasi terintegrasi, relasi pelanggan

Aaker (1992)

2 Nama, logo, warna, brandmark, dan slogan iklan

Bailey dan Schechter (1994)

3 Nama, merek dagang Positioning, komunikasi merek

Biggar dan Selame (1992)

4 Kapasitas fungsional, nama, proteksi hukum

Nilai simbolis, layanan, tanda kepemilikan, shortand notation

De Chernatony (1993)

5 Fungsionalitas Representasionalitas De Chernatony dan McWilliam (1989)

6 Kehadiran dan kinerja Relevansi, keunggulan, ikatan khusus (bond)

Dyson, Far dan Hollis (1996) 7 Nama unik, logo, desain

grafis dan fisik

Grossman (1994) 8 Bentuk Fisik Kepribadian, relasi,

budaya, refleksi, citra diri

(29)

2.2 Teori Tentang Citra Merek 2.2.1 Pengertian Citra Merek

Feldwick dalam Tjiptono (2005) menyatakan bahwa “Brand image atau

brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”. Kotler dan Keller (2009) dalam Dewi (2011) juga menyatakan bahwa “citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen”. Dari kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terjadi dalam ingatan konsumen. 2.2.2 Pengukuran Citra Merek

Menurut Aaker dalam Dewi (2011), terdapat 4 hal pokok yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuah brand yaitu:

1. Recognition, tingkat dikenalnya sebuah merek (brand) oleh konsumen.

2. Reputattion, tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek (brand) karena lebih terbukti mempunyai “track record” yang baik.

3. Affinity, semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah merek (brand) dengan konsumennya.

(30)

2.3 Teori Tentang Harga 2.3.1 Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran (marketing mix) yang penting dalam pemasaran produk. Menurut Tjiptono (1997) “agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat”.

Pengertian harga menurut Kotler (2008) harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk. Tjiptono (1997) juga menyatakan bahwa “harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran)”.

Tjiptono (1997) menyatakan bahwa “Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagi indikator nilai bagaimana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa”.

2.3.2 Peranan Harga

Menurut Tjiptono (1997) “harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengamilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi”.

(31)

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘mendidik’ konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif.

Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga menurut Situmorang (2011) , yaitu :

1.Tujuan berorientasi pada laba

Tujuan ini mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing. Pilihan ini cocok dalam tiga kondisi yaitu, tidak ada pesaing, perusahaan beroperasi pada kapasitas maksimum, harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.

2.Tujuan berorientasi pada volume

(32)

3.Tujuan berorientasi pada citra (Image)

Dalam tujuan ini, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau melayani pasar khusus. Biasanya perusahaan memiliki value tinggi akan menerapkan premium pricing.

4.Tujuan stabilisasi harga

Tujuan ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga satu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5.Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.3.4 Indikator Harga

Dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yang mencirikan harga yaitu (Stanton, 1996) :

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

(33)

2.4 Teori Tentang Kualitas Produk 2.4.1 Pengertian Kualitas

Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan kualitas. Mutu atau kualitas mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja produk dan dengan demikian terhadap kepuasan pelanggan. Dalam arti yang sempit, mutu dapat didefenisikan sebagai “tanpa cacat”, tetapi kebanyakan perusahaan berorientasi kepada kepuasan pelanggan melangkah melewati defenisi yang sempit ini. The American Society for Quality Control (lembaga pengendali mutu di AS) mendefenisikan mutu sebagai sifat dan karakteristik total dari sebuah produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya memuaskan kebutuhan pelanggan. Mutu dimulai dari kebutuhan pelanggan dan diakhiri dengan kepuasan pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2001).

Kualitas adalah salah satu alat utama untuk positioning menetapkan posisi bagi pemasar. Kualitas produk (product quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Amstrong, 2006). Ketatnya persaingan suatu industri menyebabkan setiap perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitasnya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud. Kualitas yang dipenuhi harus dilihat dari sudut pandang pelanggan. Pelanggan sebagai penilai akhir dari suatu produk itu sulit mendefinisikan sejauh mana kualitas produk tersebut. Namun, kualitas itu sendiri sering dipersepsikan sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang diukur dari atas desain kualitas dan kualitas kesesuaian.

(34)

Pentingnya kualitas dapat dijelaskan dari dua sudut, yaitu dari sudut manajemen operasional dan manajemn pemasaran. Dilihat dari sudut dari manajemen opersional, kualitas produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing.

2.4.3 Kualitas Produk

Dalam mendefinisikan kualitas produk, ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) yang saling berbedea pendapat, tetapi maksudnya sama. Di bawah ini dikemukakan pengertian kualitas dari lima pakar TQM.

1. Menurut Juran (V. Daniel Hunt, 1993), kualitas produk adalah kecocokan kegunaan (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan).

Kecocokan kegunaan itu didasarkan pada lima ciri berikut: a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan

b. Psikologis, yaitu citra rasa dan status c. Waktu, yaitu kehandalan

d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan

e. Etika, yaitu sopan santun, ramah, atau jujur

(35)

ditentukan. Standar kualitas melipui bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.

3. Menurut Deming (1982), kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar, Deming mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.

4. Menurut Feigenbaum (1986), kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen atas suatu produk

5. Menurut Garvin (1988), kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan suatu produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

Meskipun tidak ada definisi kualitas yang diterima secara universal, namun dari kelima definisi kualitas di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut.

(36)

Garvin (1987) mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk, yaitu sebagai berikut.

a. Performa (Performance).

Dimensi ini mengenai seberapa baik suatu produkmelakukan apa yang memang harus dilakukannya dan mengarah kepadakarakter produk inti yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur dan aspek-aspek kinerja dan karakteristik pengoperasiannya.

b. Fitur (Features).

Dimensi dapat berbentuk atribut-atribut tambahan yang melengkapi atau meningkatkan fungsi produk inti dan karena berperan sebagai pelengkap maka sifatnya fleksibel terhadap perubahan.

c. Kehandalan (Reliability)

Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan yang biasa atau dari kemungkinan mengalami keadaan malfunction pada suatu periode tertentu. Bila produkdianggap tidak handal, maka saat mengalami kerusakan diperlukan biaya perbaikan dan pemeliharaan yang cukup besar.

d. Konformitas (Conformance)

Dimensi ini berkaitan dengan seberapa baik produk tersebut sesuai dengan standar dalam industrinya.

(37)

Dimensi ini sebagai ukuran ketahanan suatuproduk meliputi segi ekonomis atau teknis. Dilihat dari ukuran, umur produk dan teknologi modern yang memungkinkan hal itu.

f. Kemampuan Pelayanan (Service Ability)

Dimensi ini berkaitan dengan produk yang digunakan untuk jangka waktu lama sering harus diperbaiki atau dipelihara dan rancangan produk yang akan memudahkan perbaikan menambah nilai produk bila penanganan masalah dapat selesai dengan waktu yang cepat.

g. Estetika (Aesthetics)

Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana produk dilihat, dirasakan, dan didengar.

h. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)

Dimensi ini mencakup kategori reputasi merek termasuk pengaruh citra merek dan faktor-faktor tidak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas.

2.5 Teori Tentang Perilaku Konsumen 2.5.1 Pengertian perilaku konsumen

(38)

menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2003).

Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang pembeli pikirkan (kognisi), dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen. Foster (1998) mengatakan kesediaan membeli akan dipengaruhi oleh faktor pengalaman nyata ataupun harapan akan kepuasan dalam menggunakan barang , jasa, kebutuhan dan keinginan pada dewasa ini dan masa yang akan datang.

2.5.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara rinci untuk menyatakan pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Salah satu cara untuk membentuk hal tersebut adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor yang ada dalam dirinya dan faktor – faktor yang ada diluar dirinya. Menurut Setiadi (2003) faktor -faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusannya melakukan pembelian adalah sebagai berikut :

(39)

Faktor Budaya mempunyai pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli.

a. Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan insituisi penting lainnya.

b. Sub Budaya

Sub budaya adalah kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai bedasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang dalam masyarakat di mana anggotanya bebagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelompok sosial tidak ditentukan hanya oleh satu faktor, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pedapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengarui oleh faktor- faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.

a. Kelompok

(40)

langsung dan tempat dimana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotan. Sebaliknya, kelompok referensi bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung (berhadapan) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri dan anak dalam pembelian produk dan jasa yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan keluarga tentang dimana mereka berlibur dan mobil serta telepon selular apa yang mereka beli.

c. Peran dan status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat di definisikan dalam peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Masing-masing peran membawa satus yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat. 3. Faktor Pribadi

(41)

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga, tahap-tahap yang dilalui keluarga ketika mereka menjadi matang dengan berjalannya waktu.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang memengaruhi barang dan jasa yang mereka beli. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh kelompok tertentu.

c. Situasi ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan, dan suku bunga. Jika indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan harga kembali untuk produk mereka secara bersama.

d. Gaya hidup

(42)

e. Kepribadian dan Konsep diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologi unik seseorang yang menyebabakan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, suka bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi dan sifat agresif.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

a. Motivasi

Motif (dorongan) adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut. Seseorang senantiasa mempunyai banyak kebutuhan. Salah satunya kebutuhan biologis, timbul dari dorongan tertentu seperti rasa lapar, haus, dan ketidaknyamanan. Kebutuhan lainnya adalah kebutuhan psikologis, timbul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat.

b. Persepsi

(43)

c. Pembelajaran

Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran adalah perubahan dalam seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan.

d. Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat atau iman, dan bisa membawa muatan emosi atau tidak. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Melalui pelaksanaan dan pembelajaran, seseorang mendapatkan keyakinan dan sikap. Pada akhirnya, keyakinan dan sikap ini mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

2.6 Teori Tentang Keputusan Pembelian 2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

(44)

dibutuhkan oleh konsumen, dengen begitu konsumen itu nantinya akan terdorong untuk membeli produk kita. Karena konsumen memiliki arti yang penting bagi

suatu perusahaan yaitu sebagai pembeli.

Pemahaman mengenai perilaku konsumen ini meliputi bagaimana individu, kelompok dan organisasi, memilih, membeli, menggunakan dan tidak menggunakan barang dan jasa. Tidaklah mudah dalam memahami perilaku konsumen, karena konsumen memutuskan pembelian tertentu yang berbeda setiap hari, dan sangat bervariasi dalam usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera.

Menurut Supranto dan Limakrisna (2011), setelah membeli, menggunakan, dan melakukan evaluasi, konsumen yang merasa puas akan memiliki komitmen terhadap produk dan membeli berkali-kali, atau konsumen juga dapat merasa kecewa sehingga beralih pada merek lain atau tidak mau lagi menggunakan produk tersebut. Apabila produk tidak dapat memenuhi harapan konsumen, evaluasi negatif akan terjadi. Evaluasi negatif dapat menghasilkan keputusan untuk tidak lagi membeli merek tersebut. Ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perpindahan merek karena pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi pilihan produk lain dan mereka mungkin akan berhenti membeli produk atau mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli.

(45)

mungkin tidak akan melakukan pembelian ulang karena faktor-faktor lain seperti persediaan/pasokan produk yang kurang, perilaku mencari variasi, ketersediaan beragam pilihan, dan penawaran promosi dari pesaing yang menarik.

Setiadi (2010) menyatakan bahwa “inti dari pengambilan keputusan konsumen (cunsumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya”. Pemasar juga perlu mengetahui apa saja yang menjadi bahan pertimbangan orang dalam keputusan pembelian dan peran apa yang dimainkan masing-masing orang. Peran-peran pembelian konsumen tersebut, yaitu:

1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama-tama memberikan pendapat atau pikiran untuk membeli produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan/nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, misalnya apakah membeli, apa yang akan dibeli, kapan hendak membeli, dengan cara bagaimana membeli, atau dimana akan membeli.

4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.

(46)

2.6.2 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Setiadi (2010) “proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca-pembelian.Seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.1 berikut ini:

[image:46.595.109.566.265.325.2]

Sumber: Setiadi (2003)

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan

Secara perinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat berasal dari rangsangan internal ataupun rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Seseorang yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi dapat dibedakan atas dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang biasa–biasa saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses pencarian informasi aktif

Perilaku Pascapembeli Pencarian

informasi Mengenali

kebutuhan

Evaluasi alternatif

(47)

dimana ia akan mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan untuk mempelajari yang lain.

3. Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif.

4. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merekmerek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor, seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlihat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

(48)
[image:48.595.106.517.116.401.2]

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hail Penelitian Fadhullah (2015) Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Sikap dan Keputusan Pembelian Produk Levi’s pada Levi’s Store Medan Fair Plaza Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Promosi, Sikap, dan Keputusan Pembelian

Secara simultan, produk, harga, lokasi, dan promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap, kemudian produk, harga, lokasi, promosi, dan sikap juga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial, hanya produk, lokasi, dan promosi yang berpengaruh signifikan terhadap sikap, kemudian hanya produk, promosi, dan sikap yang berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian. Sumber: Fadhullah (2015)

2.8 Kerangka Konseptual Penelitian

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran memiliki fungsi lebih dari fungsi bisnis lainnya karena berhubungan dengan pelanggan. Oleh karena itu pemasar harus mempelajari perilaku konsumen untuk membantunya memahami pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen.

(49)

pasar yang demikian pesat mendorong konsumen untuk lebih memperhatikan citra merek dibandingkan karakteristik fisik suatu produk dalam memutuskan pembelian.

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan Levi’s untuk memperoleh produk Levi’s. Menurut penelitian Rao dan Monroe (1989) dalam Dinawan (2010), menyatakan bahwa konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan yang lainnya dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.

Kualitas produk (product quality) adalah kemampuan produk Levi’s untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Kualitas produk juga memiliki hubungan yang positif terhadap keputusan pembelian seperti yang dinyatakan Rao dan Monroe (1989) dalam penelitiannya. Ada delapan dimensi kualitas produk yang ditemukan David Garvin (Lovelock, 1987) dalam Laksana (2008), yaitu performance (Performansi), Feature (keistimewaan tambahan),

Reliability (kehandalan), Conformance (konformansi), Durability (daya tahan),

Service Ability (kemampuan pelayanan), Aesthetics (estetika), dan Perceived Quality (kualitas yang dirasakan).

Berdasarkan pemikiran diatas maka kerangka konseptual dapat dibuat secara sistematis sebagai berikut:

Citra Merek (X1)

Harga (X2) Keputusan Pembelian

(50)

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penelitian

2.9 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah citra merek, harga, dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Levi’s pada pengunjung Plaza Medan Fair.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, fuktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2009). Penelitian deskriptif mencakup metode yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara umum lebih sering diberi nama metode survey. Dalam hal ini metode survey yang digunakan menggunakan metode kuantitatif karena dalam penelitian ini menggunakan angka-angka ataupun statistik.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada pengunjung Plaza Medan Fair yang pernah menggunakan Produk Levi’s. Penelitian ini akan dilakukan pada Maret 2015 sampai dengan April 2015.

3.3 Batasan Operasional Penelitian

(52)

terdapat dalam penelitian ini. Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan oleh peneliti maka penelitian ini dibatasi pada variabel berikut ini :

a. Variabel Independent (X) adalah positioning produk yang terdiri atas citra merek (X1), harga (X2), dan kualitas produk (X3).

b. Variabel dependent (Y) adalah keputusan pembelian produk Levi’s pada pengunjung Plaza Medan Fair.

3.4 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variable-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variable-variabel tersebut. Definisi operasional memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran (Sarwono,2006:).

Defenisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Citra Merek (X1)

Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek Levi’s yang terjadi dalam ingatan konsumen.

2. Harga (X2)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan Levi’s untuk memperoleh produk Levi’s.

3. Kualitas Produk (X3)

(53)

4. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan yang dilakukan konsumen produk Levi’s dikarenakan adanya dorongan-dorongan atau motif-motif yang dirasakan sehingga menimbulkan minat atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan.

Berikut ini tabel operasionalisasi variabel dalam penelitian ini: Tabel 3.1.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Citra Merek (X1)

Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terjadi dalam ingatan konsumen.

1. Pengakuan (Recognition)

2. Reputasi (Reputation) 3. Afinitas (Affinity)

4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Likert

Harga (X2) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk, yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.

1. Keterjangkauan Harga 2. Kesesuaian harga dengan Kualitas

3. Kesesuaian harga dengan

manfaat Likert

Kualitas Produk (X3) Kualitas adalah kemampuan produk Levi’s untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, serta atribut bernilai lainnya.

1. Performa (Performance) 2. Daya tahan (Durability) 3. Kualitas yang

dipersepsikan (Perceived

Quality) Likert

Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan yang dilakukan konsumen produk dikarenakan adanya

dorongan-1. Kesadaran akan kebutuhan

2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan membeli 5. Melakukan pembelian

(54)

dorongan atau motif-motif yang dirasakan sehingga

menimbulkan minat atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan.

ulang

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Levi’s yang melakukan kunjungan ke Plaza Medan Fair yang telah menggunakan produk Levi’s selama minimal satu tahun, karena dalam jangka waktu satu tahun konsumen sudah dianggap sudah memiliki banyak pengalaman dengan produk Levi’s. Karena jumlah pengunjung Plaza Medan Fair tidak dapat diketahui, maka jumlah Populasi (N) adalah tidak diketahui.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2009). Metode yang digunakan purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan karakter, ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel.

(55)

dijadikan sampel/responden penelitian (Sugiyono, 2009). Metode ini dipilih karena setiap konsumen Levi’s memiliki hak yang sama dalam memiliki produk dan mendapatkan pelayanan dari perusahaan Levi’s tersebut.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Sampel diambil secara accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2009). Teknik ini dipilih karena data mengenai konsumen produk Levi’s berifat rahasia dan terbatas sehingga peneliti tidak dapat menemui konsumen yang akan dijadikan responden dengan mudah.

Karena jumlah konsumen yang melakukan pembelian tidak diketahui maka peneliti mengambil rumus dalam buku Sekaran yang mengatakan bahwa dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian (Sekaran, 2006) :

N= Tidak Diketahui

n = Jumlah Variabel x 10

n = 4 x 10

n = 40

Dimana:

n = Jumlah Sampel

(56)

(X3), dan Keputusan Pembelian (Y) 3.6 Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview), dilakukan kepada pihak yang berwenang di Levi’s Store cabang Plaza medan Fair.

b. Daftar Pertanyaan (questionnaire), diberikan kepada responden yang diteliti. c. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan daftar pertanyaan (questionaire).

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi. 3.8 Uji Validitas dan Reabilitas

3.8.1 Uji Validitas

(57)

dan rhitung ≥ 0,3 maka butir pertanyan tersebut dinyatakan valid atau memiliki

validitas konstruk yang baik.

Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 40 orang sampel yang akan dilakukan kepada pengunjung Plaza Medan Fair. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation dan rtabel

untuk sampel berjumlah 40 orang adalah sebesar 0,312. Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 49.00 39.077 .426 .841

VAR00002 48.43 43.071 .385 .841

VAR00003 48.78 37.666 .668 .821

VAR00004 49.00 36.923 .675 .820

VAR00005 49.13 39.702 .398 .842

VAR00006 48.73 42.461 .384 .841

VAR00007 48.98 40.846 .467 .836

VAR00008 48.68 41.097 .582 .831

VAR00009 48.88 41.856 .447 .837

VAR00010 49.40 36.810 .606 .826

VAR00011 48.83 41.533 .437 .838

VAR00012 49.08 38.071 .625 .825

(58)

Kolom Corrected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Berdasarkan Tabel 3.2, 13 pernyataan yang dibuat dalam kuesioner menunjukkan nilai rhitung, dilihat dari kolom Corrected Item-total Correlation, lebih besar

daripada rtabel, yaitu 0,312, sehingga kesimpulannya bahwa 13 pernyataan tersebut

dinyatakan valid. 3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang & Lufti (2014), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur diapakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Adapun kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :

Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliable.

Jika r alpha negatif atau< dari r table maka pernyataan tidak reliable. Pengujian reliabilitas menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 dengan kriteria (Situmorang dan Lufti, 2014):

1. Nilai Cronbach Alpha > 0,8, artinya reliabilitas sangat baik atau sangat meyakinkan.

2. Nilai 0,7 < Cronbach Alpha <0,8, artinya reliabilitas baik.

(59)
[image:59.595.218.469.145.243.2]

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.845 13

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Versi 17.0 (2015)

Berdasarkan Tabel 3.3, menunjukkan bahwa nilai dari cronbach alpha

sebesar 0,845 artinya nilai dari cronbach alpha berada di atas 0,8, dengan demikian data tersebut memiliki reliabilitas sangat baik.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Teknik Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis dengan cara menyusun dan mengelompokkan data kemudian menganalisis data tersebut sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi untuk menjelaskan hasil perhitungan.

3.9.2 Teknik Analisi Statistik (Analisis Regresi Berganda)

Analisis Regresi Linear Berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh vaariabel bebas (X) yang terdiri dari Citra Merek (X1), Harga (X2), Kualitas

Produk (X3) terhadap variable terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e

Keterangan :

(60)

b1 = Koefisien regresi variabel citra merek

b2 = Koefisien regresi variabel harga

b3 = Koefisien regresi variabel kualitas produk

X1 = Citra merek

X2 = Harga

X3 = Kualitas produk

e = Standard error

3.9.3 Teknik Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik biasanya dilakukan sebelum analisis regresi dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan kondisi yang sebenarnya dan diperkirakan tidak bias sehingga layak untuk diuji. Uji asumsi klasik terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mendekati distribusi normal. Uji normalitas dialakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti, 2014).

b. Uji Multikolinieritas

(61)

dalam model regresi penelitian ini dapat dilakukan dengan cara melihat Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Menurut Situmorang (2008) Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF <5, maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual diperoleh tingkat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

3.9.4 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel bebas secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel terikat.

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. H0: b1, b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

b. H1: b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

(62)

Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

H1 diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

2. Uji Signifikan Simultan (Uji - F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1, X2) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara serentak. Dimana kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. H0: b1, b

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Indeks Top Brand Award  Periode Tahun 2012-2014
Tabel 2.1 Keputusan Strategi Merek Utama
Tabel 2.2 Elemen Merek
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN PRODUK ORIFLAME. Wiyadi , MM , Ph.d

Untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas produk, citra merek, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari besarnya nilai

Berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti terhadap variabel-variabel tentang pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian produk merek

Untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas produk, citra merek, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari besarnya nilai

Dari data mengenai harga terendah dan tertinggi dari produk Levi’s diatas dapat dilihat bahwa produk Levi’s memiliki harga yang relatif tinggi untuk sebuah produk pakaian

Dari hasil angket berdasarkan variabel Citra merek dengan indikator pertama yaitu kekuatan merek menunjukkan pengaruh terhadap keputusan pembelian ulang karena

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN CITRA MEREK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Studi Kasus Pada Konsumen Wardah Di Kota Malang.. Pengaruh

Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Dalam penelitian ini diperoleh hasil analisis bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian,