• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bandung Badminton Center (Redisain Gor Koni Kota Bandung) Tema : Form Follow Function

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bandung Badminton Center (Redisain Gor Koni Kota Bandung) Tema : Form Follow Function"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

(Redisain Gor Koni Kota Bandung)

Tema:

FORM FOLLOW FUNCTION

LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN 2013/2014

Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

:

SANDI MAULANA

1 04 08 016

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

Sandi Maulana - 1 04 08 016

Hal

ABTRAKSI i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR BAGAN x

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang 1

I.2 Maksud dan Tujuan 2

I.1.1 Maksud 2

I.1.2 Tujuan 2

I.3 Permasalahan Perancangan 2

I.4 Pendekatan 3

I.5 Lingkup dan Batasan 3

I.6 Kerangka Berfikir 4

I.7 Sistematikan Penulisan 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK 6

II.1 Umum 6

II.5 Studi Literatur dan Studi Banding 8

II.5.1 Studi Literatur 8

II.5.2 Studi Banding 18

BAB III ELABORASI TEMA 22

III.1 Pengertian 22

III.2 Iterpretasi Tema 23

III.3 Penerapan Tema Sejenis 23

BAB IV ANALISIS 26

IV.1 Analsis Tapak 26

IV.1.1 Lokasi 26

(3)

IV.2.1 Analisis Sirkulasi 29

IV.2.2 Analisis Vegetasi 30

IV.2.3 Analisis Cahaya Matahari 31

IV.2.4 Analisis Utilitas Pada Kawasan 32

IV.3 Analisis Fungsi 33

IV.3.1 Aktivitas 33

IV.3.2 Organisasi Ruang 34

IV.4 Analsis Kapasitas 36

IV.4.1 Pengunjung 36

IV.4.2 Parkir 36

IV.5 Program Kebutuhan Ruang 39

IV.5.1 Gedung Utama 39

IV.5.2 Gedung Pendukung 43

BAB V KONSEP PERANCANGAN 47

V.1 Konsep Dasar 47

V.2 Konsep Perancangan Tapak 48

V.3 Konsep Perancangan Bangunan 51

V.4 Konsep Zoning Dalam Bangunan 52

V.5 Konsep Massa Bangunan 53

V.6 Konsep Sistem Struktur 53

BAB VI HASIL PERANCANGAN 55

V.1 Blok Plan 55

V.10 Detail Struktur Pondasi dan Pembalokan 60

V.11 Detail Struktur Rangka Atap 60

V.12 Detail Penerapan AC 61

V.13 Detail Utilitas Air 61

V.14 Gambar tiga Dimensi 62

DAFTAR PUSTAKA 66

LAMPIRAN I Berisi Gambar-Gambar Perancangan Format A3 67

(4)

Sandi Maulana - 1 04 08 016

 Republik Indonesia. 1994. Standar Nasional Indonesia Tata Cara

Perencanaan Teknik Gedung Olahraga. Bandung: Badan Standardisasi

Nasional.

 Republik Indonesia. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung: Dinas Tata Ruang Kota Bandung.

 Ernst Neufert. Data Arsitek. Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga, 1996

 Adri Adi. 2013. Form Follow Function Structure of Final Wooden House

Design,

http://www.adri1618.com/2013/11/form-follow-function-structure-of-final.html. (diakses tanggal 13 Februari 2014)  Jefi. 2013. Kritik Arsitektur,

http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html (diakses tanggal 13 Februari 2014)

 Yuswadi Saliya, 1999. Bentuk-bentuk Geometris yang sederhana,

Topografi Tapak dan Teori Arsitektur Modern.

http://arsitek-ind.blogspot.com/2012/11/yuswadi-saliya.html. (diakses tanggal 13 Februari 2014)

 Helmi, F. 2009. Laporan perancangan tga 490 – studio tugas akhir.

Program Studi Teknik Arsitektur: Badminton Training Centre (High Tech).

Tesis tidak diterbitkan. Medan: Universitas Sumatera Utara.  www.pbdjarum.com

(5)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Studio Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Studio Tugas

Akhir untuk program Strata-I pada UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil proses kerja selama berada di Studio Tugas

Akhir, Laporan yang akan penulis sajikan memiliki judul “BANDUNG BADMINTON

CENTER”.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangannya.

Hal ini dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas dan adanya

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam penulisan laporan. Namun demikian, penulis telah

berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kesulitan dan kekurangan tersebut

agar penyajian tugas akhir ini dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Besar

harapan adanya kritik dan saran dari pihak yang bertujuan memperbaiki dan

menyempurnakan laporan ini.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga yang tidak pernah lelah memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan dan do’a serta nasehatnya untuk keberhasilan penulis.

2. Bapak Dosen Pembimbing DR. ANDI HARAPAN yang tanpa lelah membimbing

penulis agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

3. Seluruh Dosen UNIKOM, terutama Dosen Program Teknik Arsitektur.

4. Rekan-rekan mahasiswa UNIKOM khususnya anak-anak Arsitek angkatan

(6)

iii Sandi Maulana - 1 04 08 016

memberikan bantuan baik berupa saran maupun petunjuk dalam penyusunan

laporan kerja praktik ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh

semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, diterima oleh

Allah SWT. Dan penulis selalu siap memnerima kritikan dan saran yang

membangun sebagai masukan untuk penyempurnaan penyusunan laporan studio

tugas akhir ini serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Bandung, Februari 2014

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Olahraga bulu tangkis atau sering disebut dengan badminton merupakan

salah satu olahraga yang digemari masyarakat Indonesia. Kepercayaan

masyarakat akan olahraga bulu tangkis ini sangatlah besar untuk mengharumkan

nama bangsa di dunia olahraga, sekaligus sebagai pembangkit rasa nasionalisme

pada masyarakat. Pamor olahraga bulu tangkis di dunia memacu bibit-bibit baru

untuk berprestasi dalam dunia olah raga ini. Olahraga merupakan kegiatan yang

dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia.

Hal tersebut tentunya harus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat

untuk menyediakan fasilitas demi keberlangsungan prestasi anak-anak bangsa. Di

Kota Bandung saat ini belum tersedia fasilitas untuk menunjang prestasi tersebut,

karena pamor olahraga ini masih di bawah olahraga sepak bola. Salah satu

fasilitas yang harus dipenuhi adalah menciptakan sarana pendidikan khusus untuk

bulu tangkis. Sarana pendidikan ini bertujuan untuk membina atlet-atlet lokal untuk

berprestasi dalam dunia bulu tangkis ini.

Saat ini Kota Bandung hanya memiliki satu gedung khusus untuk bulu

tangkis yang dikelola oleh KONI Kota Bandung. Gedung tersebut juga sangat

kurang memadai dalam penyediaan fasilitas. Karena keterbatasan biaya dan

lahan. Hal tersebut tentunya sangatlah kurang untuk mendukung penciptaan

bibit-bibit berprestasi dalam dunia olahraga ini. Maka dari itu sangatlah penting untuk

mengembangkan atau mendesain ulang gedung ini supaya memiliki fasilitas yang

dapat menunjang kegiatan olahraga ini.

Untuk mendukung hal tersebut perlu diciptakan sebuah solusi untuk

pengembangan gedung yang ada, yaitu dengan memperluas lahan dan

melengkapi fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan olahraga ini. Lahan

yang diperlukan untuk Gedung Olahraga Tipe B adalah ± 2,5 Ha yang dapat

(8)

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud

 Untuk menciptakan fasilitas seperti pelatihan dan asrama kepada para peminat dan calon-calon atlet bulu tangkis yang ada di Bandung

khususnya atau dari luar Kota Bandung.

 Menambah fasilitas publik yang ada di Kota Bandung serta membantu para peminat bulu tangkis dalam menyalurkan bakatnya.

 Menciptakan gubahan massa sesuai dari tema yang diambil serta memanfaatkan ruangan-ruangan semaksimal mungkin.

I.2.2 Tujuan

 Menciptakan sebuah kawasan olahraga khusus bulu tangkis serta fasilitas bagi para komunitas olahraga bulu tangkis.

 Menyediakan sarana pendidikan seperti kelas khusus dan tempat tinggal sementara seperti asrama dan fasilitas lainnya bagi para

peminat yang berasal dari luar Kota Bandung.

 Menaikkan image Kota Bandung menjadi kota yang memperhatikan kebutuhan masyarakatnya akan olahraga bulu tangkis di mata dunia.

I.3 Permasalahan Perancangan

Permasalahan yang ada pada perancangan adalah sebagai berikut:

 Pencapain pada site yang cukup sulit karena site berada di jalan satu arah.

 Lahan yang ada sebelumnya sangat kurang untuk merancang gedung olahraga dengan skala besar.

 Sampai saat ini masih sedikit sekali perancangan atau gedung yang mengkhususkan cabang bulu tangkis di Indonesia sehingga cukup sulit

mendapatkan perbandingan.

 Bagaimana merancang sebuah desain gedung bulu tangkis yang memiliki sirkulasi alami yang tidak mengganggu Shutlecock yang

(9)

 Bagaimana merancang gedung yang harus mendapatkan pencahayaan alami yang tidak mengganggu pandangan pemain disaat bertanding.

I.4 Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan untuk perancangan ini adalah sebagai berikut:

 Studi pustaka dan literatur yang memiliki keterkaitan dengan merancang gedung olah raga bulu tangkis.

 Studi banding untuk proyek-proyek sejenis diambil secara langsung maupun melalui media cetak, elektronik dan internet.

 Studi lapangan untuk mempelajari lahan yang akan dibangun untuk gedung olahraga ini.

 Standar perancangan gedung olahraga yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

I.5 Lingkup dan Batasan

Perancangan ini termasuk dalam kategori Single Building sehingga lingkup batasan perancangan ini adalah perancangan sebuah gedung olahraga moderen,

dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh

Departemen Pekerjaan Umum dan standar Internasional sehingga gedung ini

kelak dapat digunakan untuk pertandingan skala kecil maupun internasional.

Untuk perancangan fasilitas-fasilitas pendukungnya akan ditambahkan

dalam perancangan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan semaksimal

(10)

Bagan I.1 Kerangka Berfikir Sumber : SNI 03-3647-1994

I.6 Kerangka Berfikir

Judul

Bandung Badminton Center

Tema Form Follow Fuction

Maksud & Tujuan

Rumusan Masalah

Gambar Laporan Akhir

Maket Potensi

(11)

I.7 Sistematika Penulisan

Sistematika laporan ini akan disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan latar belakang, maksud tujuan, permasalahan,

pedekatan, lingkup dan batasan, kerangka berfikir dan sistem penulisan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Bab ini mencakup tinjauan proyek secara umum, pngertian proyek, program

kegiatan, kebutuhan ruang yang dibutuhkan serta studi banding dan literatur

proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi pengertian tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis.

BAB IV ANALISIS

Berisi analisis fungsional, mencakup pola hubungan ruang, pemintakatan serta

hubungan kedekatan ruang dan analisis kondisi lingkungan mencakup lokasi,

potensi lahan, bangunan sekitar, serta analisis tapak.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan

kajian.

BAB VI HASIL RANCANGAN

Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana-rencana,

(12)
(13)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1 Umum

Nama Proyek : BANDUNG BADMINTON CENTER

Tema : Form Follow Function

Sifat Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Pemerintah

Pemilik Dana : Pemerintah

Lokasi : Jalan Jakarta No.18 Bandung

Luas Lahan : ± 2,5 Ha

KDB : 70 %

KLB : 2,1 (Luas lantai Maksimal 2.500 m²)

GSB : Minimal15 meter digunakan untuk RTNH (Plaza) atau Parkir

Batas Lahan Perancangan

Sebelah Utara : Jalan Jakarta

Sebelah Timur : Kompleks ABRI

Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk

Sebelah Barat : Jalan Jakarta Dalam

II.2 Lokasi

Tapak berlokasi di Kelurahan Kaca Piring, Kecamatan Sumur Bandung yang

merupakan area perdagangan dan jasa sesuai dengan peruntukan RTRW

2013-2031.

Lokasi ini dipilih agar gedung olahraga yang sebelumnya kurang memadai

untuk standar bangunan olah raga menjadi lebih maksimal dan memiliki standar

(14)

Gambar II.1 Lokasi Site Sumber : Google Earth

II.3 Pengertian

 Badminton : Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan kok yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan

”(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990)”.

 Center : Pusat.

Bandung Badminton Center merupakan sebuah sarana dan gelanggang

olahraga khusus untuk olahraga badminton yang nantinya akan digunakan

sebagai tempat pelatihan serta pertandingan-pertandingan skala kecil sampai

skala besar. Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung olahraga ini

serta mengacu pada standar nasional perancangan sebuah gedung olahraga.

II.4. Pola Kegiatan

Pelaku kegiatan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

II.4.1 Pengunjung

Pengunjung terbagi dalam beberapa kelompok seperti:

(15)

 Dewasa baik dari atlet, staf, pengelola, penyewa maupun yang menonton pertandingan.

 Orang tua yang bermain dan menonton  Kaum difabel yang menonton.

II.4.2 Pengelola

 Pengelola gedung utama  Pengelola gedung penunjang  Staf

II.4.3 Kegiatan

 Kegiatan utama

Olah raga baik yang berlatih dan bermain.  Rekreatif

Menonton pertandingan berbagai kompetisi.  Edukatif

Berlatih dan belajar bulu tangkis.  Kegiatan Pendukung

Restoran, Kafe, Retail souvenir, pusat kebugaran dan klinik kesehatan.

II.5 Studi Literatur dan Studi Banding

II.5.1 Studi Literatur

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-3647-1994) tentang tata cara perancangan teknik bangunan gedung olahraga adalah sebagai berikut:

 Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40

meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya

dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di

tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net, yakni 1,55 meter tingginya.

Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis

(16)

Klasifikasi gedung olah raga direncanakan berdasarkan

ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Tipe Lapangan Olahraga

Tabel II.1 Tipe Lapangan Olahraga Sumber : SNI 03-3647-1994

b. Klasifikasi Lapangan Olahraga

(17)

Gambar II.2 Ukuran Lap. Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994

c. Lapangan

 Ukuran lapangan bulu tangkis ; (13,40 x 6,10) meter.

 Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat dengan garis 40 mm.

 Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih atau kuning.

 Jarak lapangan yang satu dengan yang lain minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court minimal 4 meter.

 Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5 meter.

 Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah 15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12 meter (diasumsikan memakai

atap lengkung/miring)

 Lantai tidak boleh keras untuk mencegah terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki rongga. Jadi

lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain yang

(18)

Gambar II.3 Tipe Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994

Gambar II.4 Tipe Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994

d. Tribun

Bentuk Tribun terdiri dari 2 tipe, tipe lipat dan tipe tetap. Tipe tetap

bersifat untuk membuat tempat duduk atau fleksibilitas arena.

Pemisahan tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

 Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m;

 Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 – 1,20 m;  Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun

(19)

Gambar II.5 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994

Gambar II.6 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994

e. Tempat duduk

Ukuran tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:

 VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m, dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m;

(20)

Gambar II.7 Ukuran Tribun Bulutangkis Sumber : SNI 03-3647-1994

f. Tata letak tempat duduk

Tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:

 Tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 gang, maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi;

 Tata letak tempat duduk biasa, diantara 2 gang, maksimal 16 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi;

 Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor;

 Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya perempatan;

 Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 kompartemenisasi.

g. Tangga

Tangga harus memenuhi ketentuan berikut:

 Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 16 buah; bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak

tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga

dibawahnya;

 Lebar tangga minimal 1,10 m, maksimal 1,80 m; bila lebar tangga diambil lebih besar dari 1,80 m, harus diberi pagar pemisah pada

tengah bentang;

(21)

h. Lantai

Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

 Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai;

 Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400kg/m;

 Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis;  Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai harus

ditutup dengan lapisan elastis;

 Bila lantai menggunakan konstruksi panggung, harus ada peredaran udara yang baik antara penutup lantai dengan lantai;

 Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan;  Permukaan lantai harus tidak licin;

 Permukaan lantai harus tidak mudah aus;

 Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang merata.

i. Fasilitas Penunjang

(1) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal dua

unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut :  Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton.  Kelengkapan fasilitas tipa-tiap unit antara lain :

 Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci

tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus;

 Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower;  Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan

benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan

dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk;  Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah kakus dan

4 buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin;

 Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah

(22)

 Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan

benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan

dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk.

(2) Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B

minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan

ketentuan, sebagai berikut :

 Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton;  Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit minimal:

 1 buah bak cuci tangan;  1 buah kakus;

 1 buah ruang bilas tertutup;

 1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat

simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk;

(3) Ruang pijat direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 12 m2

dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya

minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah cuci tangan dan 1 buah

kakus;

(4) Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau

ruang bilas dan direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal1 unit

yang dapat melayani 20.000 penonton dengan luas minimal 15

m2. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur untuk

pemeriksaan, 1 buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah

kakus yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2 orang

untuk kegiatan pemeriksaan dopping;

(5) Ruang pemanasan direncanakanuntuk tipe A minimal 300 m2, tipe

B minimal 81 m2 dan maksimal 196m2, sedangkan tipe C minimal

81 m2 ;

(6) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang

disesuaikan dengan alat latihan yang digunakan minimal 150 m2

untuk tipe A, 80 m2 untuk tipe B dan tipe C diperbolehkan tanpa

(23)

(7) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan

perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4 yang

penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal

dilengkapi dengan:

 Jumlah akus jongkok untuk pria dibutuhkan 1 bush kakus untuk 200 penonton pria dan untuk wanita 1 buah kakus

jongkok untuk 100 penonton wanita;

 Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100

penonton wanita.

 Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria.

(8) Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan sebagai

berikut :

 Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15 orang dan tipe C minima l 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5

m2 untuk setiap orang.

 Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan, petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing

membutuhkan luas minimal 15 m2. Untuk tipe C diperbolehkan

tanpa ruang tersebut;

(9) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat

olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan

atau alat olahraga yang digunakan, antara lain:

 Tipe A, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 120 m2

dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;

 Tipe B, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50 m2

dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;

(24)

(10) Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan

dengan ruang staf teknik;

(11) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas

ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi

mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu ruang

arena dan penonton;

(12) Ruang kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C

diperbolehkan tanpa ruang kantin;

(13) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe

C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan;

(14) Tiket box direncanakan untuk untuk tipe A dan B sesuai kapasitas

penonton;

(15) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C sebagai berikut:

 Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film;

 Tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan untuk tipe C boleh tidak disediakan ruang telepon

dan telex;

 Toilet khusus untuk pria dan wanita.

(16) Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan B yang digunakan untuk

tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus;

(17) Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B, sebagai berikut:  Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat

pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung

olahraga 1500m;

(25)

Gambar II.8 Taufik Hidayat Arena Sumber: www.taufikhidayatarena.com II.5.2 Studi Banding

a. Taufik Hidayat Arena - Jakarta

Taufik Hidayat arena berada tepatnya berada di jalan raya Ciracas No. 8 Jakarta

Timur. Bangunan tersebut memiliki luas 6.600 persegi tersebut dilengkapi

berbagai fasilitas antara lain:

 Halaman parkir yang dapat memuat 40 kendaraan roda empat dan 50 kendaraan roda.

 Pos jaga yang di disain mirip Shutllecock.

Fitness center

 Kafe

 Lapangan Indoor

Souvenir Shop

Living Room

Athlete Lounge

(26)

Gambar II.9 Lapangan Indoor THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com

Gambar II.10 Fasilitas Penunjang THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com

Gambar II.11 Fasilitas Penunjang THA Sumber: www.taufikhidayatarena.com

(27)

Gambar II.12 PB Djarum Kudus Sumber: www.pbdjarum.org

b. PB Djarum Kudus - Jawa Tengah

Didorong kecintaan Budi Hartono (CEO PT Djarum) pada bulu tangkis serta

tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olahraga

yang sama. Maka pada tahun 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di Jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35

Fasilitas-fasilitas yang tersedia pada PB Djarum Kudus Antara Lain:  Lapangan Indoor

 Fasilitas Fisiotherapy

(28)

 Kafe  Asrama  Dan Lainnya

Gambar II.15 Fasilitas Fisiotherapy

Sumber: www.pbdjarum.org

Gambar II.16 Fasilitas Ruang Fitnes Sumber: www.pbdjarum.org

(29)

Gambar III.1 MIT Strata Center Sumber: Internet

BAB III

ELABORASI TEMA

III.1 Pengertian

Form Follow Function dalam bahasa Indonesia adalah bentuk Yang mengikuti Fungsi. Sehingga bentukan yang yang tercipta dalam sebuah disain

perancangan adalah bentukan-bentukan yang tercipta dari fungsi utama ataupun

fungsi-fungsi yang ada dalam ruangan yang ada didalamnya.

Menurut para modernis, fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu bentuk

atau panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana bentuk harus

ditentukan. Hal ini mengacu pada slogan yang diungkapkan oleh Loius Sullivan

yaitu Form Follow Function.

Form follows function sering diasosiasikan dengan modern architecture dan industrial design. Menurut teori ini, modern adalah efisien. Bentuk indah hanya

sah jika memiliki fungsi yang berguna, bukan hanya sekedar hiasan. Segala

tambahan atau ornamen yang tidak memiliki fungsi sebaiknya dipangkas (reduce).

Kegenitan dianggap haram. Semuanya bergerak cepat, tak ada waktu untuk

lengkungan di tiang atau ukiran di atas pintu. Sloganform follows function (bentuk mengikuti fungsi) menjadi dasar filosofi modernisme. Minimalisme adalah puncak

dari semua itu adalah Lurus, Polos, Dingin.

(30)

tercipta dari fungsi fungsi ruang yang ada didalamnya. Tanggapan dari teori ini

adalah bentuk dalam arsitektur meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada

saat yang sama, bentuk maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi (baik fungsi

fisik maupun non fisik). Fungsi-fungsi tersebut dapat dikomunikasikan kepada

bentuk. Dalam kenyataannya, keterkaitan fungsi, ruang dan bentuk dapat

menghadirkan berbagai macam ekspresi. Penangkapan ekspresi bentuk bisa

sama ataupun berbeda pada setiap pengamat, tergantung dari pengalaman dan

latar belakang pengamat.

III.2 Interpretasi Tema

Bandung Badminton Center dirancang sebagai pusat pertandingan olah raga

cabang bulu tangkis skala propinsi yang dapat digunakan untuk pertandingan

skala Internasional. Untuk merancang sebuah gedung olah raga dengan

spesifikasi tersebut maka di gunakan tema Form Follow Function sehingga

penggunaan ruang-ruang lebih efisien dan dengan menggunakan sistem struktur

bentang lebar. Dengan bentuk bangunan yang lebih modern sehingga bangunan

ini kelak memilki karakter dan menaikan Image kota.

III.3 Penerapan Tema Sejenis

a. Final Wooden House

Salah satu karya arsitektur yang memiliki menganut paham Form Follow Function adalah Final Wooden House karya Sou Fujimoto yang berlokasi di

daerah perbukitan Kumamoto, Japan. Bangunan ini berupa sebuah Bungalau Gambar III.2 Sistem Struktur

(31)

Gambar III.3 Final Wooden

Sumber: http://www.adri1618.com/2013/11/form-follow-function-structure-of-final.html

Gambar III.4 Final Wooden

Sumber: http://www.adri1618.com/2013/11/form-follow-function-structure-of-final.html

(privat House) yang terdiri dari susunan balok-balok kayu berukuran 350 mm

persegi.

Final Wooden House dikategorikan kedalam makna fungsi Konstruksi yang

menganut paham Form Follow function karena bangunan ini didominasi kayu pada rumah ini berada pada hampir semua elemen bangunan baik seperti

struktur , konstruksi dan material. Dimana struktur, konstruksi dan bahan

bangunan sampai batas tertentu memiliki kedudukan lebih dominan

Rumah ini dibangun pada tanah ( Site Area ) seluas 89,3 sqm, dengan total

(32)

Gambar III.5 Museum Iptek TMII

Sumber: http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html

Gambar III.6 Museum Iptek TMII

Sumber: http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html

Gambar III.7 Denah Museum Iptek TMII

Sumber: http://jb-491.blogspot.com/2013_02_01_archive.html b. Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah

Gagasan pendirian museum ini terjadi pada tahun 1984 yang di prakarsai oleh

Prof. Dr. B.J. Habibie dan diresmikan oleh presiden Suharto pada 20 April

1991. Dengan luas 1000 meter persegi.

Bangunan ini dikategorikan Form Follow Function karena sirkulasi dalam bangunan menerapkan sirkulasi terpusat dan sehingga pengunjung dituntun untuk

memandang ke area pamer sebagai fungsi utamanya. Ini juga terlihat pada

ruangan-ruangan lainnya yang mengikuti pola bentukan dari sirkulasi pengunjung

(33)

BAB IV

ANALISIS

IV.1 Analisis Tapak

Lokasi tapak berada di Jalan Jakarta, Kecamatan Sumur Bandung, Kelurahan

Kebon Waru, Kotamadya Bandung. Berada di distrik perkantoran, perumahan dan

pendidikan sehingga sangat mendukung perancangan di areal ini.

IV.1.1 Lokasi

(34)

a. Tanggapan terhadap lokasi tapak.

Posisi tapak terhadap kota, kawasan dan lingkungan berada cukup strategis

untuk perancangan gedung olahraga, karena pencapaian pada lokasi tidak

terlalu sering terjadi kemacetan kendaraan yang sangat signifikan.

b. Rekomendasi

Pada lokasi sebelumnya terdapat gedung olahraga sejenis yang dikelola

oleh Koni (Komite Olahraga Indonesia) Kota Bandung sehingga hanya

perlu pengembangan perancangan untuk mencapai target perancangan ini.

V.1.2 Analisa Tata Guna Lahan

 Peruntukan Lahan

Peruntukan lahan yang diterapkan pada RTRW (Rencana Tata Ruang dan

Wilayah) 2013-2031, Jalan Jakarta merupakan area perdagangan dan Jasa  Land Use pada kawasan ini, rata-rata bangunan memiliki ketinggian 2-3

lantai

(35)

V.1.3 Deskripsi Lahan

Nama Proyek : Bandung Badminton Center - Redesain Gor KONI Kota Bandung

Tema : Form Follow Function

Sifat Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Pemerintah

Pemilik Dana : Pemerintah

Lokasi : Jalan Jakarta No.18 Bandung

Luas Lahan : ± 2,5 Ha

KDB : 70 %

KLB : 2,1 (Luas lantai Maksimal 2.500 m²)

GSB : Minimum 15 meter untuk RTNH (Plaza) atau Parkir.

Batas Lahan Perancangan

 Sebelah Utara : Jalan Jakarta  Sebelah Timur : Kompleks ABRI

(36)

IV.2 Analisis Sirkulasi dan Vegetasi

IV.2.1 Analisis Sirkulasi

Sirkulasi kendaraan di Jalan Jakarta memiliki intensitas kendaraan yang cukup

tinggi karena jalan ini merupakan jalur kendaraan dengan sistem satu arah dari

arah barat.

Gambar IV.3 Analisis Sirkulasi Sumber: Data Pribadi dan internet

U

(37)

Dengan jalur utama pada site merupakan jalur satu arah, maka peletakan

entrance pada gate diarahkan ke sebelah timur sehingga akses pada tapak dan sirkulasi dalam tapak menjadi lebih teratur.

IV.2.2 Analisis Vegetasi

Vegetasi di kawasan ini tergolong sangat minim, karena kawasan ini dikelililngi

oleh bangunan dengan kepadatan tinggi, Sehingga suhu di kawasan ini tergolong

cukup panas

Dengan kondisi kawasan tersebut maka perancangan ini akan menitik beratkan

penghijauan pada tapak sehingga secara tidak langsung dapat menjadi contoh

serta memicu untuk penanaman pohon di kawasan ini.

U

(38)

IV.2.3 Analisis Cahaya Matahari

Arah matahari dari timur-barat akan mempengaruhi fasade bangunan pada arah

tersebut, apalagi dengan fungsi bangunan sebagai sarana olahraga. Intensitas

cahaya matahari harus selalu konstan agar tidak menimbulkan silau pada pemain.

Dengan posisi arah datang cahaya matahari dari arah tersebut maka orientasi

utama pada bangunan akan dititkberatkan kearah utara serta peletakan bukaan

pada bangunan tidak menghadap arah datangnya cahaya. Karena fungsi dari

bangunan merupakan tempat pertandingan olahraga bulutangkis yang sangat

sensitif pada cahaya yang menyilaukan mata.

U

(39)

IV.2.4 Analisis Utilitas Pada Kawasan

Di sebelah barat tapak terdapat Sungai Cikaso yang dijadikan sebagai muara dari

saluran drainase dari berbagai kawasan.

Dengan adanya sungai tersebut bisa dijadikan sebuah potensi pada desain

perancangan sehingga dapat mempengaruhi orientasi dari perancangan. Gambar IV.7 Analisis Utilitas Pada Kawasan

(40)

IV.3 Analisis Fungsi

IV.3.1 Aktivitas

a. Pengelola

b. Pengunjung

c. Servis

Bagan IV.1 Pola Aktivitas Pengelola Sumber: Data Pribadi

Bagan IV.2 Pola Aktivitas Pengunjung Sumber: Data Pribadi

(41)

IV.3.1 Organisasi Ruang

a. Pemain, Offisial dan Wasit

b. Pemain

Bagan IV.4 Organisasi Ruang Pemain, Official, Wasit Sumber: Data Pribadi

(42)

c. Pengunjung

d. VIP

e. Pengelola

Bagan IV.6 Pola Aktivitas Pengunjung Sumber: Data Pribadi

Bagan IV.7 Pola Aktivitas Pengunjung VIP Sumber: Data Pribadi

(43)

IV.4 Analisis Kapasitas

IV.4.1 Pengunjung

Untuk merancang gedung olahraga dengan skala nasional dibutuhkan

kapasitas pengunjung dengan daya tampung seperti pada tabel:

IV.4.2 Parkir

a. Mobil Pribadi

Asumsi : Jumlah 15%

Standar : 12,5-14 m² (data arsitek)

Jumlah pengguna mobil pribadi = 15% x 3000

= 450 Orang

Tiap mobil memuat 4-5 orang, maka

perkiraan jumlah mobil adalah = 450 / 4

= 112,5 (dibulatkan) 113 Mobil

Luas area yang dibutuhkan untuk

parkir mobil adalah = 113 x 14 m²

= 1582 m² Tabel IV.1 Klasifikasi gedung

(44)

b. Bus rombongan

Asumsi : Jumlah 5%

Standar : 28 m² (data arsitek)

Jumlah pengguna bus rombongan = 5% x 3000

= 150 Orang

Tiap bus rombongan memuat 30

orang, maka jumlah bus rombongan

adalah

= 150 / 30

= 5 Bus

Luas area yang dibutuhkan oleh

parkir bus adalah = 5 x 28 m²

= 140

c. Sepeda Motor

Asumsi : Jumlah 30%

Standar : 2 m² (Asumsi)

Jumlah pengguna sepeda motor = 30 % x 3000

= 900 Orang

Tiap sepeda motor memuat 2 orang,

maka jumlah sepeda motor adalah = 900 / 2

= 450 Motor

Luas area yang dibutuhkan untuk

parkir sepeda motor adalah = 450 x 2 m²

(45)

d. Taksi

Tiap taksi memuat 2-3 orang, maka

perkiraan jumlah taksi adalah = 60 / 3

= 20 Taksi

Luas area yang dibutuhkan untuk

parkir taksi adalah = 20 x 14 m²

= 280

Sisa pengunjung yang menggunakan

kendaraan umum dan berjalan kaki

(46)

Jumlah luasan parkir keseluruhan adalah = ( 1582 + 140 + 900 + 280 + 84 + 100 + 70 )

= ( 3156 m²)

IV.5 Program Kebutuhan Ruang

IV.5.1 Gedung Utama

a. Khusus

Kategori khusus adalah atlet, offisial, wartawan, pejabat dan lainnya

Kebutuhan

Ruang Sub Ruangan Kapasitas

Perhitungan

Lapangan Utama 8 unit

240 m²/unit

Ruang Offisial 2 unit

30 m²/unit

(A)

60

Ruang Media Center 2 unit

(47)

b. Pria

Kantin Kantin

180 org 1,4 m2/unit 252

b. Ruang Pengunjung/Umum

Untuk kategori umum adalah masyarakat umum dan penonton umum

Kebutuhan

Ruang Sub Ruangan Kapasitas

Perhitungan

Tribun Tribun Penonton VIP 200 org 0,54 m²/org (DA)

(48)

Tribun Penonton

Kategori service adalah pengelola dan petugas-petugas pengurus gedung

Kebutuhan

Ruang Sub Ruangan Kapasitas

(49)

Reseservoir  Operator

Ruang listrik  Teknisi  Operator

Kategori khusus disini mencakup para pejabat-pejabat negara dan tamu

(50)

Ruang (Sumber) (m²)

Ruang

Liputan TV

 Ruang

Wawancara  Ruang Liputan

21 m² x 2(A)

5 m² x 20 (A)

42

100

142

IV.5.2 Gedung Pendukung

a. Khusus

Kategori khusus adalah atlet, offisial, wartawan, pejabat dan lainnya.

Kebutuhan

Ruang Sub Ruangan Kapasitas

(51)

b. Umum

Untuk kategori umum adalah masyarakat umum dan penonton umum

Kebutuhan

Ruang Sub Ruangan Kapasitas

(52)

(DA)

Souvenir

Shop @20 m²x5 100

c. Service

Kategori service adalah pengelola dan petugas-petugas pengurus gedung.

Kebutuhan

Ruang Sub Ruangan Kapasitas

Perhitungan

 Staff Offisial  Pegawai  Ruang Manajer  Ruang Ass.

Manajer

(53)

 Toilet

1 org 0,92 (DA) 0,92 m²

Sehingga total keseluruhan kebutuhan ruang adalah sebagai berikut

Kategori Luasan (m²) Total (m²)

dan Tamu Khusus)

(54)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

V.1 Konsep Dasar

Konsep dasar dari perancangan ini adalah sebagai gedung olahraga cabang

bulu tangkis dan pendidikan dasar bulu tangkis. Dengan mengusung tema “Form

Follow Function” perancangan ini menitikberatkan perancangan pada bagian dalam bangunan dengan menerapkan prinsip kebutuhan-kebutuhan ruang yang

diperlukan.

Acuan utama dari perancangan ini adalah menerapkan peraturan-peraturan

yang tertera dalam SNI 03-3647-1994 tentang “Tata Cara Perencanaan Teknik

Bangunan Gedung Olahraga” yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum

sehingga setiap ruangan yang diterapkan memiliki standar kenyamanan dan

keselamatan.

Konsep utama dari perancangan gedung ini adalah merancang layout dari lapangan utama dan tribun penonton yang menyesuaikan arah visual dari

tribun kearah lapangan pertandingan. Dari susunan fungsi utama tersebut

tercipta sebuah massa bangunan yang unik.

Massa Bangunan Utama Layout Tapak

Massa Bangunan Penunjang

(55)

V.2 Konsep Perancangan Tapak

a. Aksesbilitas

Jalan Jakarta merupakan jalur kendaraan dengan sistem satu arah dengan

intensitas kendaraan yang cukup padat pada waktu tertentu terutama pada pagi

hari dan sore hari.

Dengan sistem jalur kendaraan tersebut maka pola sirkulasi menerapkan

pola linier dan arah peletakan akses menuju tapak/main gate akan di tempatkan ke arah barat dan pintu keluar ke arah timur sehingga akan lebih mudah diakses

apabila kendaraan datang dari arah barat dan mengurangi crossing pada kendaraan baik dari luar maupun dalam bangunan.

(56)

b. Sirkulasi kendaraan

Kendaraan kategori umum akan diarahkan kebagian basement sehingga tidak

akan terjadi kepadatan pada tata ruang luar dan tidak bertabrakan dengan

sirkulasi khusus untuk pemain offisial dan wartawan.

KETERANGAN:

 Sirkulasi Publik

 Sirkulasi Khusus Gambar V.3 Konsep Sirkulasi Dalam

Sumber: Data Pribadi

(57)

c. Konsep Pedestrian

Konsep yang diterapkan untuk pedestrian adalah dengan mengikuti pola grid

massa bangunan sehingga pedestrian akan terasa lebih luas serta bisa digunakan

untuk joging track dan jalur bersepeda.

(58)

V.3 Konsep Perancangan Bangunan

Konsep pada ruangan dalam gedung utama adalah orientasi penuh pada

lapangan dari arah tribun dengan sirkulasi memusat. Sehingga penonton

pmendapatkan pandangan penuh dan nyaman dari sudut manapun.

Gambar V.6 Konsep Perancangan Ruang Dalam Sumber: Data Pribadi

(59)

V.4 Konsep Zoning Dalam Bangunan

Konsep zoning pada ruang dalam serta setiap lantai dirancang dalam beberapa

zona, diantaranya zona khusus atlet, zona publik, zona semi publik, zona tamu

khusus (undangan) dan zona service (pengelola).

Gambar V.8 Konsep Perancangan Zoning Ruang Dalam Lantai 1 Sumber: Data Pribadi

(60)

V.5 Konsep Massa Bangunan

Konsep massa bangunan tercipta dari fungsi yang ada dalam massa bangunan,

sehingga tercipta juga tatanan ruang luar yang mengikuti pola bangunan dengan

bentuk memusat.

V.6 Konsep Sistem Struktur

Konsep struktur pada perancangan pada perancangan menggunakan Sistem

Struktur bentang lebar Space Frame/ Rangka Ruang. Dengan sistem sambungan

antara batang dengan menggunakan bola/join sebagai sistem sambungannya. Gambar V.10 Konsep Perancangan Bentuk Massa Bangunan

(61)

Sistem struktur ini sangat mudah diaplikasikan dan dibongkar kembali dan

pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat. Seluruh komponen Space Frame

ini sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Space Frame ini juga merupakan

media desain seperti bentuk pyramid, dome dan lainnya, terutama untuk

bentangan besar yang memerlukan ruang bebas kolom seperti untuk bangunan

hangar, stadion, pabrik dan skylight.

Gambar V.11 Konsep Perancangan Sistem Struktur Sumber: Data Pribadi

(62)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

Sesuai dengan hasil analisis dan konsep perancangan yang telah disusun, maka

didapatkan hasil perancangan desain sebagai berikut:

VI.1 Blok Plan

Tapak berlokasi di Kelurahan Kaca Piring, Kecamatan Sumur Bandung yang

merupakan area perdagangan. Pada perancangan Blok Plan terlihat pola

rancangan dengan bentukan hampir menyerupai lingkaran serta tata ruang luar

mengikuti pola bentukan massa dengan grid memusat.

VI.2 Ground Plan

Pada perancangan Ground Plan hampir sama seperti gambar Blok Plane, hanya

saja pada gambar Ground Plane memperlihatkan ruang dalam dari massa

Bangunan pada lantai 1 sehingga terlihat pola rancangan tersebut mempengaruhi

pola rancangan ruang Luar.

(63)

VI.3 Denah Lantai 1

Pada denah lantai 1 merupakan pengembangan dari gambar Ground Plan hanya saja pada gambar denah memperlihatkan ruang dalam secara detail serta privasi

dari ruangan-ruangan khusus dan zona-zona tertentu. Gambar VI.2 Ground Plan

Sumber: Data Pribadi

(64)

VI.4 Denah Lantai 2

Pada gambar perancangan lantai 2 hampir seluruh bagian pada geung utama

merupakan zona publik karena pada lantai ini awal peracangan tribun hampir

sepenuhnya dapat diakses publik.

VI.5 Denah Lantai 3

Pada perancangan denah lantai 3 merupakan denah Typikal dan pengembangan

dari lantai sebelumnya dari denah ini terlihat pada ketnggian tersebut bagian

keseluruhan lantai.

Gambar VI.4 Denah Lantai 2 Sumber: Data Pribadi

(65)

VI.6 Denah Lantai 4

Pada perancangan denah ini memperlihatkan keseluruhan bagian rauangan dari

ketinggian tribun paling atas.

VI.7 Denah Basement

Bagian Basement merupakan pusat peralihan hampir seluruh kendaraan baik dari

pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua, kecuali

para tamu khusus serta delegasi. Pada basement juga terdapat ruangan-ruangan

service.

Gambar VI.6 Denah Lantai 4 Sumber: Data Pribadi

(66)

VI.8 Tampak 2 Sisi

Gambar tampak memperlihatkan tampak bangunan dari sisi-sisi yang berbeda

VI.9 Potongan A-A dan B-B

Pada perancangan potongan bertujuan memperlihatkan bagian keseluruhan

bangunan mulai dari pondasi sampai bagian puncak bagunan secara Vertikal. Gambar VI.8 Tampak A-A

Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.9 Tampak B-B Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.10 Potongan A-A Sumber: Data Pribadi

(67)

VI.10 Detail Struktur Pondasi dan Pembalokan

Detail struktur kaki bangunan/pondasi menggunankan pondasi tiang pancang

dengan Pile Cap . Penggunaan pondasi ini karena bangunan akan mendapat beban cukup berat baik dari tribun penonton maupun rangka penutup bangunan

yang menggunakan struktur bentang lebar. Serta detail-detail sambungan kolom

dengan pembalokan pelat lantai.

VI.11Detail Struktur Rangka Atap

Detail struktur rangka atap memperlihatkan detail sambungan antar

batang/member dengan bola sambungan/join dengan kolom-kolom utama

dilengkapi juga gambari isometri dari sambungan tersebut. Gambar VI.12 Detail Pondasi

Sumber: Data Pribadi

(68)

VI.12 Detail Penerapan AC

Pada gambar perancangan pendingin buatan/AC memperliatkan detail peletakan

chiller pada bagian atas bangunan.

VI.13 Detail Utilitas Air

Pada perancangan detail utilitas air ini menggunakan sistem tangki tekan karena

bangunan ini yang meletakan tangki pompa pada bagian bawah

bangunan/basement sehingga tidak memakan banyak tempat serta penggunaan

air lebih efisien dan dapat diolah kembali. Gambar VI.14 Detail Rangka Atap

Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.15 Isometri Rangka Atap Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.16 Instalasi Kipas Pendingin

(69)

VI.14 Gambar tiga Dimensi

Gambar-gambar tiga dimensi meliputi sebagai berikut:

a. Eksterior

Gambar berikut memperlihatkan suasana perancangan dari berbagai

macam perspektif.

Gambar VI.18 Instalasi Utilitas Air Bersih dan Air Kotor Sumber: Data Pribadi

(70)

b. Interior

Gambar tiga dimensi interior bertujuan untuk memperlihatkan suasana bagian

dalam pada bangunan.

Gambar VI.21 Suasana Ruang Luar Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.22 Suasana Ruang Luar Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.23 Suasana Ruang Luar Sumber: Data Pribadi

(71)

c. Sistem Struktur Rangka Atap

Gambar-gambar berikut adalah bentuk penerapan bentuk sistem struktur yang

digunakan dalam bentuk gambari tiga dimensi.

Gambar VI.25 Suasana Lapangan Indoor Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.26 Suasana Interior Koridor Sumber: Data Pribadi

(72)

Gambar VI.29 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi

Gambar VI.30 Sistem Rangka Atap Sumber: Data Pribadi

(73)
(74)

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

(75)

Email : g_othonk@yahoo.co.id

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Sandi Maulana

Tempat/ Tanggal Lahir : Yogyakarta/ 25 Desember 1983

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Bougenville I No.3 Kelurahan Gempol Sari Kecamatan Bandung Kulon.

Telepon : 082383858328

Email : g_othonk@yahoo.co.id

PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Nama Instansi Periode

Kuliah

Universitas Komputer Indonesia (Jurusan Teknik Arsitektur) Jalan Dipati Ukur, Bandung

2008- 2014

SMA SMK Negeri 5

(76)

Email : g_othonk@yahoo.co.id

SMP SMP Pasundan 5

Bandung, Jawa Barat 1995-1998

SD SD Negeri 7 Babakan Ciparay

Bandung, Jawa Barat 1990-1995

1. Operasi Aplikasi Komputer

 Microsoft Office Word

 Microsoft Office Excel

 3Ds Max

 Auto Cad 2d

 Google Sketch Up

 3ds Max

 Adobe Photoshop

 Lumion

 Corel Draw

2. Berbahasa Asing

 Bahasa Inggris

3. Kemampuan Lapangan

 Mengoperasikan Kendaraan Roda 4 atau lebih

 Membaca Gambar Arsitektural

 Pengawas Lapangan

4. Kemampuan Program

 Membuat Gambar kerja

 Merancang Desain Arsitektural dan Struktur 3d/2d

 Membuat RAB/BQ

PENGALAMAN KERJA

Jabatan Nama Instansi Periode

Div. Logistik CV. Symphonia Haksa Kreasindo 2008 – 2012

Gambar

Gambar III.5 Museum Iptek TMII
Gambar IV.1 Lokasi Perancangan Sumber: Data Pribadi
Gambar IV.2 Peta Landuse
Gambar IV.3 Analisis Sirkulasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2.2 User Persona Sumber : Peneliti - Sendyana, Rasyid, 2021 Pembahasan Konsep Dalam perancangan ini, konsep desain dibuat sesuai dengan tujuan signage yang akan dirancang

Gambar 20 Sistem Keamanan Sumber : Analisa Pribadi, 2021 SIMPULAN Dalam Perancangan Fasilitas Pusat Pelatihan Bola Basket Kursi Roda Bagi Atlet Penyandang Disabilitas Di Kota