RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi:
Nama : Anggara Tegar Sukmana T.T.L : Cianjur, 9 Juli 1986 Jenis kelamin : Laki-Laki
Status Nikah : Belum Nikah
Alamat : Komplek Permata Cimahi Jl. Zamrud 12 F5 No. 20 Kabupaten Bandung Barat 40552
Telp. : 085794155295
022- 930 87 311
B. Riwayat Pendidikan : Pendidikan Formal.
2008 – 2011 : D3. Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung Jurusan Desain Komunikasi Visual
Judul Tugas Akhir: Perancangan Ilustrasi Komik Pencak Silat Aang Tawo
2001 – 2004 : SMK Prakarya Internasional Bandung
C. Pelatihan:
PELATIHAN Tempat Lama Pelatihan Sertifikat
Perusahaan Kota Bidang Pekerjaan Jabatan Lama Bekerja a PT. Giken BATAM Injection Moulding Set-Up Teknisi 2004-2006 b
SKB.
Reportase BANDUNG Pers Sekretaris Biro 2006
c
1. Sketch, melukis
2. Musik, Sajak, Puisi, Teater, dan menulis Novel
Hormat Saya,
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Johansyah, Lubis. 2004. Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
McCloud, Scott. 2008. Membuat Komik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
McCloud, Scott. 2008. Reinventing Comics: Mencipta Ulang Komik,
Bagaimana Imajinasi dan Teknologi Merevolusi Seni Komik. Jakarta: KPG.
McCloud, Scott. 2008. Understanding Comics: Memahami Komik. Jakarta: KPG.
Maki, Tatsu. 2001. The Society For the Study of Manga Techniques. How To Draw Manga Volume 1. Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera.
Bonneff, Marcel. 2008. Komik Indonesia. Jakarta: KPG.
Salim, Drs. Peter. 1991. Advanced English-Indonesian Dictionary: Third Edition.Jakarta: Modern English Press.
Williams, Kristian. 2005. The Case for Comics Journalism: Artist-reporters leap tall conventions in a single bound. Di dalam Columbia Journalism Review Mar/Apr 2005 Edition. Hlm 53.
Sumber Internet
Annabel Teh Gallop, Malay Comic Books from the 1959s and 1960s (unpublished draft article, 1995)
Atmowiloto, A. (1982). Komik dan Kebudayaan Nasional. Majalah Analisis Kebudayaan, Tahun ke II, Nomor 1, 1981-82, hal. 109-120. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Boneff, M., 1998. Komik Indonesia. Jakarta: KPG
Eisner. (1996). Graphic Storytelling [online] Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Komik
N. Lerch. (2004). Sejarah dan Perkembangan Silat [online]. Tersedia: http://wilayah14.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-perkembangan-pencak-silat/[30 juni 2010]
88 Aj,Ochid.(2010).Memahami pencak silat secara jernih.[online].
Tersedia:http://waroengsilat.com
Aj,Ochid. (2010).Memahami pencak silat secara
jernih.[online].Tersedia:http://www.scribd.com/doc/38622788/Bunga-Rampai-Pencak-Silat-Indonesia-Language [oktober 2010]
http://id.wikipedia.org/wiki/ikatan_Pencak_Silat_Indonesia[29 Januari 2011]
Rimbang.(2008). Pencak Silat Dalam Persfektif Kebudayaan[online]. Tersedia:http://silatindonesia.com/2008/08/pencak-silat-dalam-persfektif-kebudayaan/[ 29 agustus 2008]
Sumber Wawancara
Tentang Pencak Silat secara Umum.Arianto.Feri. Padepokan Pencak Silat Indonesia.TMII.Jakarta.10.00.Wib-17 Desember 2010.
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Proses Perancangan Buku Komik
Proses pembuatan buku Komik ini dimulai dari pengembangan
sinopsis yang kemudian menjadi storyline yang mencakup teks dialog dan
deskripsi. Setelah storyline dibuat, baru kemudian dikembangkan kembali menjadi storyboard yang dimana pada proses storyboard ini memadukan sketsa dan dialog, pada storyboard pula sketsa di- layout sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan antara dialog dan sketsa. Sketsa pada
storyboard juga menggambarkan tingkah laku atau gestur pada karakter. Setelah storyboard selesai, baru kemudian dibuatlah sketsa awal yang telah di studi terlebih dahulu yang akan menjadi hasil akhir dari visual
yang akan dijadikan buku komik. Proses selanjutnya adalah proses
scanning dengan menggunakan kamera Digital atau scanner. Seluruh sketsa yang belum diwarna kemudian di Buat outline nya dengan menggunakan software Manga Studio EX4. Proses membuat outline ini hanya meliputi pembuatan outline pada karakter manusia saja. Sedangkan
untuk backround menggunakan penggabungan software antara Manga Studio EX4 dan Adobe Photoshop CS4.
Gambar 4.1 Proses pewarnaan pada karakter
Selanjutnya gambar yang sudah dibuat outlinenya di export ke format JPEG untuk kemudian di warnai di Adobe Photoshop. Proses
pewarnaan ini meliputi beberapa tahap, flatting, pemberian shadow, penggarapan detail dan terakhir merubah mode warna menjadi Grayscale
menggunakan software Adobe Photoshop.
Gambar 4.2 Proses perubahan pewarnaan pada karakter
setelah proses Coloring selesai, maka gambar yang telah jadi di export ke Adobe Photoshop untuk di layout, setting ukuran, pemberian border dan diberi teks.
Setelah di edit, file yang telah jadi pun siap untuk dicetak dan dibuat dummy sebagai acuan dalam proses akhir percetakan. Dummy ini dicetak menggunakan printer dan menggunakan bahan kertas yang akan
menjadi hasil akhir dari buku. Adapun kertas yang digunakan dalam konten
buku adalah kertas HVS 120 gsm untuk halaman dalam dan cover
menggunakan kertas Art Papper 260 gsm dengan laminasi gloosy untuk bagian sampul.
Setelah dummy selesai dibuat maka pengkoreksian pun dilakukan untuk menghindari kegagalan cetak.
Jika dummy tersebut tidak mengalami kegagalan maka proses percetakan pun dilakukan. Proses percetakan Full color menggunakan proses cetak dimana desain akan dibagi menjadi 4 film transparan (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Lalu keempat film tersebut diafdruk ke dalam plat platinum yang kemudian menghasilkan 4 buah platinum yang digunakan
oleh mesin cetak. Hasil dari cetakan kemudian dipotong dan dirapikan
hingga ke proses penjilidan.
4.2 Media Utama
4.2.1 Cover
Pada cover bagian depan terdapat judul buku untuk
mengidentifikasi buku juga bodytext “Aang Tawo” dan
ditambahkan huruf Sunda sebagai keterangan yang menandakan
bahwa buku ini adalah cerita pencak silat Jawa Barat. Gambar
yang dijadikan sebagai cover adalah gambar yang bisa mewakili isi
cerita yaitu tokoh utama
Teknis cover depan buku menggunakan penjilidan art paper
210 gr agar buku tahan lama dan tidak mudah robek.
Gambar 4.3 Aplikasi Cover komik
Gambar 4.4 Desain Cover depan
Pada cover belakang buku terdapat judul yang diperkecil
untuk menjaga keseimbangan layout pada cover belakang buku.
Di cover belakang buku juga terdapat sinopsis.
Gambar 4.5 Desain Cover belakang
4.2.2 Isi Buku
Untuk memisahkan dan membedakan halaman cover dan
dan isi maka dibuatlah penyekat yang berfungsi sebagai halaman
pembuka. Penyekat disini juga terdapat penulisan bab yang
bermaksud untuk memudahkan pembaca
Gambar 4.6 halaman 2
Halaman 2 merupakan halaman setelah halaman pembuka
dari buku komik, dimana ditampilkan gambar Aang ketika akan
berjalan menuju kampung Jampang.
Gambar 4.7 halaman 3
Halaman 3 digambarkan tokoh utama Aang sedang
berjalan kemudian bertemu Wening, Latar tempat pada halaman 3
berada di lokasi perkampungan Jampang.
Gambar 4.8 halaman 5
Halaman 5 digambarkan tokoh utama Aang bertemu
wening Latar tempat pada halaman 5 berada di lokasi sekitar
perkampungan Jampang.
Gambar 4.9 halaman13
Halaman 13 digambarkan awal suasana pertarungan
Halaman 23 digambarkan tokoh protagonis Tira marah
kepada Aang karena telah mengalahkannya
Gambar 4.10 halaman 23
Halaman 23 digambarkan tokoh protagonis Tira, marah kepada Aang karena telah mengalahkannya
Gambar 4.11 halaman 33
Digambarkan ketika tokoh utama diancam tokoh
protagonis. Latar tempat pada halaman 33 berada di lokasi
sekitar perkampungan Jampang yang berdekatan dengan pantai
Ujung genteng.
4.3 Media pendukung
4.3.1 Gimmick
Gimmic diberikan secara gratis dalam setiap pembelian
new release Komik Aang Tawo.
a. Stiker
Gambar 4.12 Stiker
Teknis produksi dari stiker adalah dengan menggunakan
cetak separasi di atas kertas stiker dengan ukuran 42 cm x 29,7
cm (A3 ) jenis sticker chromo 160 gr agar warna pada stiker tahan lama, Ukuran stiker adalah 7x3 cm dengan menggunakan cetak
offset.
b. Pin
Gambar 4.13 Pin
Pin kecil dengan ukuran diameter 44 mm, terbuat dari
bahan inkjet 100 gram laminasi doff, desain pin menggunakan
ilustrasi tokoh utama yang dapat mewakili isi cerita komik,
sedangkan logo GC merupakan logo penerbit. Alasan
pemilihan media ini adalah karena penyampaiannya langsung
kepada target promosi dan dapat berfungsi sebagai aksesoris
yang juga bisa menjadi media pengingat dari media utama.
c. Poster
Gambar 4.14 Poster
Poster ditujukan sebagai media pembelajaran mengenai
tekhnik dasar Pencak Silat yang diberikan secara gratis dalam
setiap pembelian
4.3.2 Souvenir
Sovenir merupakan media promosi yang dijual secara terpisah
a. Gantungan Kunci
Gantungan kunci ini dibuat sebagai souvenir. Tujuan
dari souvenir ini adalah agar kalangan dapat mengingat cerita
Aang Tawo. Bahan dari gantungan kunci ini menggunakan
bahan Akrilik yang kemudian di ukir menggunakan laser
cutting membentuk gambar replika cover buku, ukuran gantungan kunci adalah 7 x 5 cm
Gambar 4.15 Gantungan kunci
b. T-shirt Aang Tawo
shirt ini dijual secara terpisah, tekhnik cetak pada
T-shirt ini adalah dengan menggunakan tekhnik Digital Printing
sedangkan tinta yang digunakan adalah berbahan pigmen
sehingga T-shirt tahan lama dan tidak luntur bila dicuci.
Gambar 4.16 T-shirt
4.4 Media Promosi
Tujuan dari media pendukung adalah untuk memberikan suatu informasi
mengenai terbitnya Komik Pencak Silat Aang Tawo.
4.4.1 Poster
Poster
Ukuran media : 420mm x 59,4 mm (A2)
Bahan : art paper 120 gram
Teknis Produksi : cetak sparasi (full color) cetak offset
Poster merupakan media yang cukup efektif untuk menarik
perhatian public serta dapat menampung informasi-informasi secara lengkap. Dalam penyebarannya poster dapat ditempatkan
di mading New Release Book seperti di gramedia dan toko buku lainnya.
Gambar 4.17 Poster informasi dan promosi
4.4.2 Flyer
Flyer merupakan media yang cukup efektif dan memiliki
ukuran yang lebih kecil, sehingga lebih cocok untuk dijadikan
media yang lebih kepada perorangan secara langsung sehingga
bisa lebih spesifik penyampaian informasinya. Flyer bisa juga
ditempatkan dekat kasir toko-toko yang menjual buku tersebut.
Teknis produksi dari flayer adalah dengan menggunakan
digital printing di atas kertas ukuran 148 mm x 210 mm (A5) jenis
Art papper 120 gr agar warna pada flayer tahan lama.
Gambar 4.18 Flyer
4.4.3 Standing character
Media promosi ini dibuat agar dapat menarik perhatian public. Media ini menggunakan karakter Aang sebagai tokoh utama. Tujuan media ini selain untuk menarik perhatian
konsumen juga untuk memberitahukan kepada konsumen bahwa
buku “Aang Tawo” dapat dibeli di toko buku dimana Stand character ini dipajang.
Teknis stand ini ditempatkan didepan stand/rak buku “New Release” yang berada di toko-toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas dengan tinggi 170 cm agar mata konsumen langsung
tertuju pada banner.
Standing character terbuat dari bahan stiker, dan dicetak secara digital printing.
Gambar 4.19 Standing character
4.4.4 Flag Chain
Teknis flag chain ini ditempatkan didepan Pintu masuk stand/rak buku “New Release” yang berada di toko-toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas
Flag chain ini mempunyai ukuran 17,5 x 15cm dengan ukuran headline 78 pt agar mudah dibaca dan terbuat dari kertas
Artpaper 210 gsm dengan teknis cetak digital printing.
Gambar 4.20 Gambar Flag Chain
4.4.5 X-banner
Media promosi ini dibuat agar dapat menarik perhatian public. Media ini menggunakan karakter Aang sebagai tokoh utama. Tujuan media ini selain untuk menarik perhatian
konsumen juga untuk memberitahukan kepada konsumen bahwa
buku “Aang Tawo” dapat dibeli di toko buku dimana x-banner ini dipajang.
Teknis X-banner ini ditempatkan didepan stand/rak buku “New Release” yang berada di toko-toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas dengan ukuran 60 x 160 cm agar mata konsumen
langsung tertuju pada banner.
x-banner terbuat dari bahan flexy Indoor dan outdoor, dan dicetak secara digital printing.
Gambar 4.21 X-Banner
4.5 Aplikasi Media
Gambar 4. 22 Penempatan Komik
Gambar 4.23 suasana launching komik
4.6 Spesifikasi hardware dan software
4.6.1 Spesifikasi Hardware
AMD Athlon(tm) 7750 Dual-core
Processor(2 CPUs),~ 2,7 Ghz
Memory 2048 MB RAM
4.6.2 Spesifikasi Software
Perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Photoshop CS4, CorelDRAW
X3, dan Manga studio ex4
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
3.1.1 Strategi Komunikasi membuat komik
Penulis melakukan pendekatan dengan membuat
visualisasi dari cerita fiktif, dimana kalangan remaja pada usia
sekolah menengah cenderung kesulitan mencerna isi cerita jika
hanya berupa teks tanpa adanya bantuan gambar atau visualisasi.
Tujuan Komunikasi
- Menarik minat membaca kalangan remaja terhadap
buku-buku komik
- Mengenalkan Silat Tawo kepada para remaja dengan ciri khas
gaya Silat tersendiri dimulai dari berbagai macam tekhnik
bertahan dan menyerang lawan berupa pukulan dan
tendangan.
Materi Pesan
Semangat pantang menyerah dan sikap tidak menerima
keadaan begitu saja sebelum berusaha yang dapat dijadikan
contoh bagi anak remaja sekaligus memperkenalkan keberadaan
Seni ilmu beladiri pencak silat yang berasal dari provinsi Jawa
barat tepatnya di kota Cimahi
3.1.2 Strategi Kreatif
Gaya visual yang digunakan adalah gaya ilustrasi semi
realis yang diaplikasikan ke dalam buku komik sebagai media
utama serta media promosi sebagai sarana pendukung. Pemilihan
karakter ini sisesuaikan dengan karakteristik pada cerita itu
sendiri dimana tema yang diangkat adalah heroik atau bertema
kepahlawanan. Sedangkan gaya bahasa yang digunakan adalah
bahasa Indonesia sehari-hari karena disesuaikan dengan
segmentasi pembaca yakni remaja usia sekolah menengah di
seluruh Indonesia sampai kalangan mahasiswa. Selain itu
penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari juga mudah dimengerti
oleh anak remaja.
Dari strategi kreatif ini kemudian penulis mengembangkan
cerita dari sebuah sinopsis yang kemudian berkembang kembali
menjadi storyline dan storyboard.
¾ Kerangka narasi
Narasi ekspositoris :
• Tentang Pencak silat
Deskripsi :
• Berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan pertarungan
sehingga public seolah-olah melihat, atau merasakan hal
tersebut
Eksposisi :
• Berisi cerita yang sangat menarik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi public
Argumentasi :
• Bertujuan untuk memberikan suatu informasi kebenaran
suatu ajaran dengan data mengenai Pencak silat.
Persuasi :
• Bertujuan mempengaruhi public untuk berbuat sesuatu.
Dalam persuasi penulis mengharapkan adanya sikap
motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh public
sesuai dengan yang dianjurkan dalam pesan melalui isi
komik.
a. Sinopsis
Komik ini menceritakan sebuah perjalanan seorang pesilat
ketika dirinya mengalami ujian dalam hidupnya, akan tetapi
tokoh utama dalam komik ini Aang tawo tidak pernah putus
asa dan selalu bersikap lapang dada ketika dirinya dihadapkan
dengan suatu ujian dalam hidupnya
Kisah cintanya sangat menegangkan karena berhadapan
dengan tokoh antagonis yaitu Tira (seorang yang licik) yang
menginginkan wening kekasih Aang dan ingin menguasai
perguruan pencak silat yang dipimpin oleh Ki Bahar ayah dari
Wening,
Meskipun nyawa menjadi taruhannya, Aang tidak pernah
mundur karena ia yakin bahwa Tuhan YME selalu
melindunginya.
Ajal hampir menjemputnya karena Tira akan membunuh Aang
dalam pertarungan, akan tetapi Jaro teman Aang
menolongnya, pada saat itu Jaro memang ada tujuan pergi ke
kampung Jampang, untuk bersilaturahmi dan belajar Silat
serta memperkenalkankan Silat Tawo yang dirintisnya
bersama Aang.
Akankah pertarungan ini diselesaikan ....
Apakah ada korban diantara mereka ....
dan
Apakah Pencak Silat hanya menjadi cerita sejarah legenda
sejarah semata?
Pola Sinopsis Aang Tawo berbentuk susunan dengan urutan awal –
tengah – akhir.
• Awal narasi berisi pengantar yaitu memperkenalkan
suasana perkampungan dengan dikelilingi pohon bambu
dan tokoh.
• Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan
suatu konflik pertarungan. Konflik lalu diarahkan menuju
klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai
klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
• Akhir cerita yang mereda menggantungkan akhir cerita
dengan mempersilakan public untuk menebaknya sendiri
mengenai isi cerita dan membuat penasaran untuk
membaca edisi jilid ke dua komik Pencak Silat Aang Tawo.
DESKRIPSI
Berisi gambaran mengenai suatu hal/kejadian dalam isi komik
Pencak silat Aang Tawo dengan judul “ketika nyawa menjadi
taruhannya” sehingga public seolah-olah melihat, mendengar, atau
merasakan hal tersebut
b. Storyline
Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis,
storyline ini terdiri dari deskripsi tanpa dialog. Berikut
merupakan storyline dari cerita :
Halaman Deskripsi
1
2
3
4
Aang sedang berlatih Silat di halaman rumahnya,
memang itu yang selalu dilakukan oleh Aang
disela kesibukannya, menyempatkan untuk
berolahraga
Aang memutuskan untuk pergi ke kampung
Jampang dengan tujuan untuk menemui wening
dan bersilaturahmi ke Padepokan Pencak Silat
macan langit yang didirikan oleh Ki Bahar (ayah
wening)
Hujan membasahi seluruh perkampungan
ketika Aang sudah sampai di kampung Jampang,
pada saat itu ada suara yang memanggilnya dan
Aang pun berfikiran bahwa itu suara wening,
setelah Aang melihat siapa yang memanggilnya
ternyata memang wening,
Tuhan telah mempertemukan mereka, mereka
sangat senang sekali karena sekian lama tidak
bertemu, kemudian wening memeluk Aang
dengan penuh kesedihan dibalik kesenangan
5
6
7
8
bisa bertemu
Hujan akhirnya reda, pada saat itu Wening
bercerita kepada Aang bahwa dirinya akan
dijodohkan dengan Tira Murid Silat ayahnya,
secara spontan Aang merasa kaget karena
wanita yang selalu diimpi- impikannya telah ada
yang memiliki, tapi Aang menerima dengan
lapang dada jika itu sudah takdirnya
Wening tidak bisa membohongi hatinya karena
masih mencintai Aang dan wening berkata
kepada Aang kalau dirinya tidak mau di jodohkan
dengan dengan Tira (tokoh protagonis) karena
Tira sangat jahat, Tira menginginkan warisan
perguruan silat Macan langit yang didirikan oleh
Ki bahar (ayah wening)
Aang sangat kaget karena wening ingin menikah
dengan Aang secepatnya sebelum terlambat
Sore hari disaat matahari akan tenrbenam Aang
dan wening berusaha berfikir untuk mencari
jalan keluar dari permasalahan
9
10
11
12
Wening tidak mau kehilangan Aang begitu juga
sebaliknya Aang masih mencintai Wening
Wening bersandar dipundak Aang dengan
kesedihannya karena keadaan yang sedang
dihadapinya
Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang
mereka, Suara yang diam-diam mencurigakan,
lalu Aang dan wening menoleh ke arah belakang
ternyata orang itu adalah Tira (mereka sangat
kaget) dengan keadaan Tira yang tiba-tiba saja
ada di belakang mereka
Tira tertawa terbahak-bahak melihat Wening dan
Aang berdua, Api cemburu mulai merasuk
kedalam diri Tira lalu Tira menantang Aang untuk
bertarung karena ia merasa dirinya paling hebat
dan merasa tidak ada seorangpun yang dapat
mengalahkan kesaktian ilmu silat yang ia miliki
Tira marah besar dan akan membunuh Aang,
Kemudian Tira menghampiri Aang, dan
menghina Aang, saat itu wening marah karena
13
14
tidak menerima perkataan Tira yang begitu kasar
Tira tidak sendiri melainkan membawa
segerombolan teman-temannya untuk
menyingkirkan Aang, segerombolan itu
mengelilingi Aang, tangan kiri Tira menyentuh
pundak Aang kemudian Tira menantang Aang
untuk bertarung sampai mati, satu diantara
gerombolan itu melempar batu kearah Aang,
Aang dapat menghindar kemudian Aang secara
spontan menyerang Tira dengan maksud
memberi peringatan.
Pukulan Aang sangat tepat dan cepat, Tira tak
mampu untuk menahannya akan tetapi Tira
sempat mengeluarkan goloknya dan golok itu
sedikit melukai tangan Aang, Tira sungguh licik
selain membawa banyak gerombolan temannya
Tira pun menggunakan dua senjata berupa golok
dan pedang
Tira terjatuh karena pukulan Aang dan marah
besar, kemudian Tira bangkit dan akan
menyerang Aang,
15
Sebenarnya Aang tidak ingin bertarung tapi
karena keadaan mendesak akhirnya Aang
membela dirinya dari serangan, dan Aang
memberi peringatan sebelum bertarung kepada
Tira agar pertarungan ini tidak terjadi dan
difikirkan dengan kepala dingin
Tira tidak mau mendengarkan kata-kata Aang
dan tetap ingin bertarung, akhirnya Aang
langsung membuka kembang jurus silatnya dan
memasang sikap kuda-kuda dan
mempersilahkan Tira untuk memikirkannya
kembali
Tira tetap saja dengan pendiriannya yang jahat,
Tira langsung menyerang Aang dengan kedua
senjatanya yaitu golok dan pedang sedangkan
Aang tidak menggunakan senjata apapun.
Tira menyerang Aang, dan Aang langsung loncat
untuk menghindari serangan dan menahan
20
Aang menahan serangan golok dengan kaki
kanannya, kemudian golok itu hampir saja
melukai tubuh Aang tapi Aang sempat mengelak,
dan menyerang balik dengan gaya Silat Tawonya
yaitu menggunakan lutut untuk menyerang dari
arah atas
Setelah itu Aang menggunakan tendangan kuda,
tendangan kuda adalah salah satu tendangan
dari tekhnik Pencak Silat secara umum
Saat tendangan itu mengenai Tira, Tira secara
langsung menggunakan ilmu hitamnya sehingga
membuat Aang terjatuh dan mengeluarkan
darah dari mulutnya, wening merasa khawatir
dan menghamiri Aang dengan membersihkan
darah disekitar mulut Aang
Sorot mata Tira memancarkan kemarahan
Ketika nyawa menjadi taruhannya
25
Tira terbangun dari jatuhnya dan melemparkan
salah satu senjatanya ke hadapan Aang, saat itu
wening ketakutan
Disaat Aang terluka Tira langsung menyerang
Aang secara tiba-tiba
Kemudian mencekik lehernya, saat itu Aang
sangat tidak berdaya karena Tira menggunakan
kepalan Tangan ilmu hitam sehingga energi yang
Aang miliki diserap oleh Tira, Kemudian Tira
melemparnya
Aang terjatuh dengan luka yang sangat parah,
Tira merasa senang karena dipikirannya bahwa
Aang akan segera berakhir, Wening merasa
kaget dan berlari tergesa-gesa menuju Aang
Saat mendekati Aang, wening merasa ketakutan
kalau Aang akan meninggalkannya, pikiran
wening sangat kacau ia hanya bisa berdoa
kepada Tuhan Yme supaya Aang dilindungi
Tira datang menghampiri Wening dan memaksa
membawanya pergi dari kampung Jampang,
32
33
34
35
Wening menangis karena tidak ingin kehilangan
Aang dan Tira merasa senang karena akan
memiliki Wening selamanya
Tapi itu hanya mimpi Tira seketika karena Aang
kembali bangkit, Aang bangkit karena berdoa
kepada Tuhan Yme, dan melakukan pernafasan
supaya mengembalikan energinya yang hilang
yang telah diserap oleh Tira, kemudian Aang
berteriak memanggil Tira
Tira merasa kaget, kemudian Wening berteriak
kepada Aang dan memberitahukan bahwa
dibelakangnya ada gerombolan Tira yang
membawa golok
Golok itu akan menebas kepala Aang dari arah
belakang Aang, tapi tidak semudah itu untuk
mengalahkan Aang
Tanpa disengaja seorang melihat pertarungan itu
dan menolongnya, akhirnya Aang dapat
terselamatkan dan ternyata orang yang
menolongnya itu adalah Jaro teman seperguruan
Aang yang sama sama berjuang untuk
mendirikan Silat Tawo dan akan belajar Silat ke
Jampang, ternyata mereka mempunyai tujuan
yang sama yaitu bersilaturahmi ke padepokan
Penchak Silat macan Langit yang berada di
kampung Jampang.
Bersambung -
Tabel 3.1 Storyline
Keterangan
Halaman Penutup : (time; 17.30-18.00-halaman 35)
• Akhir cerita yang mereda menggantungkan akhir cerita
dengan mempersilakan public untuk menebaknya sendiri
mengenai isi cerita dan membuat penasaran untuk
membaca edisi jilid ke dua komik Pencak Silat Aang Tawo.
c. Storyboard
Storyboard merupakan pengembangan dari storyline,
storyboard ini terdiri dari dialog dan visual, dimana visual itu
sendiri menggambarkan gestur-gestur pada setiap karakter
yang ditampilkan.
Berikut ini adalah salah satu sketch storyboard Komik
Pencak Silat Aang Tawo :
Gambar 3.2 Sketsa storyboard
3.1.3 Strategi Media
a. Media Utama
Media utama yang digunakan adalah visualisasi dari
cerita perjalanan Silat Tawo dan sebagiannya adalah karangan
penulis untuk ide cerita, yang dikemas dalam bentuk buku
komik dengan kalangan remaja usia sekolah menengah
sebagai segmentasinya sampai tingkat universitas.
Saat ini memang banyak buku komik indonesia beredar
di masyarakat. Tetapi penulis menilai buku-buku tersebut
memang kurang bisa merebut perhatian kalangan remaja
terutama dari segi visual karena buku cerita dan komik dari
luar memang jauh lebih menarik.
Gambar 3.3
Gambar Sebagian contoh gaya ilustrasi komik Indonesia
Sumber:
(http://frezhia.blogspot.com/2011/01/komik-jaka-sembung-vs-si-buta.html)
Membuat komik yang menarik dari segi visual dirasa
cara yang baik untuk menarik perhatian kalangan remaja agar
beralih membaca buku komik.
b. Media Pendukung
Media pendukung yang digunakan merupakan media
tambahan untuk mendampingi media utama agar
penyampaian dari media utama dapat diaplikasikan dengan
media pendukung. Media pendukung yang digunakan adalah
sovenir dan gimmick.
Gimmick
Gimmick menurut kamus bahasa Inggris adalah tipu
muslihat atau alat, tetapi menurut kamus istilah periklanan
Indonesia gimmick adalah usaha untuk menarik perhatian
khalayak melalui objek atau cara yang dianggap sebagai hal
baru dan luar biasa sehingga menimbulkan minat untuk
membeli produk tersebut. Selain itu, gimmick juga dibuat atas
dasar sebagai media pengingat setelah menggunakan media
utama. Adapun gimmick yang diberikan dalam setiap
pembelian komik berupa Pin, sticker dan Poster edukasi
Sovenir
Sovenir yang diberikan mempunyai hubungan
dengan tema media utama yaitu t-shirt yang digunakan tokoh
utama Aang. Konsep merchandise ini dibuat sebagai media
pendukung yang Khusus dipakai oleh anak laki-laki. Tujuan
dari merchandise ini ialah agar kalangan remaja dapat
mengenakannya saat mereka bermain dan diharapkan tokoh
utama Aang bisa menjadi idola mereka.
c. Media Promosi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, secara harfiah
kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi untuk
meningkatkan volume penjualan dengan melakukan pameran,
periklanan, demonstrasi serta usaha-usaha lain yang bersifat
persuasif.
Media promosi disini adalah sebagai alat bantu untuk
memperkenalkan dan mempublikasikan bahwa buku komik
ini telah terbit dipasaran.
Poster
Poster ini ditempel di toko-toko buku besar dimana telah
tersedia tempat khusus untuk penempelan poster. Poster ini
ditempel di toko-toko buku besar dengan maksud agar
pengunjung mengetahui bahwa buku komik “Aang Tawo” telah
terbit dan dijual dipasaran. Poster ini ditempel pada saat buku
komik telah diterbitkan dan dipasarkan.
Stand Karakter
Stand karakter dibuat sebagai media promosi
dengan maksud agar lebih dapat menarik perhatian target
audiens. Dengan ukuran 170 cm (setinggi orang dewasa)
Stand karakter ini ditempatkan di depan pintu toko buku.
Konsep stand karakter sengaja hanya menampilkan karakter
Aang dan Judul Aang Tawo untuk membuat pengunjung
mencari tahu sebenarnya Aang Tawo itu apa.
Flag Chain
Flag Chain menurut kamus bahasa inggris adalah
rantai bendera. Flag Chain disini berfungsi sebagai media
promosi untuk menarik perhatian target audience pada saat
buku telah diterbitkan dan dipasarkan, media ini diletakkan
dengan cara digantung dilangit-langit toko buku mengingat
banyaknya sign yang biasa digantung untuk menununjukkan
pemberitahuan adanya diskon atau buku baru yang telah
terbit.
3.1.4 Strategi Distribusi
Media utama yang berupa buku komik ini pada awalnya
akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi
dalam menerbitkan buku-buku cerita fiksi untuk kalangan remaja .
toko-toko buku besar seperti Gramedia menjadi target utama
dalam pendistribusian buku komik ini. Sedangkan waktu yang
tepat untuk mendistribusikan buku ini adalah pada saat anak
sekolah sedang liburan sekolah, karena aktivitas belajarnya bisa
diganti dengan kegiatan membaca buku komik.
3.2 Konsep Visual
3.2.1 Format Desain
Format desain buku adalah Potrait dengan ukuran 148 mm
x 210 mm. pemilihan format potrait memudahkan para pembaca
untuk mencerna gambar karena disusaikan dengan kebiasaan
cara membaca yang dari kanan kekiri bukan atas ke bawah.
Selain itu format desain buku juga berkesan menarik.
3.2.2 Ilustrasi
Ilustrasi dibuat dengan teknik sketch dengan coloring
digital dan gaya yang semi realis menirukan karakter
kartun yang bertema heroik seperti Final fantasi, Tapak Budha, the
return of the condor heroes, Dragon & Tiger, Si buta dari gua
hantu. tetapi dalam aplikasinya karakter tersebut tidak begitu
terlihat karena penggayaan ilustrasi ini di gabungkan antara
penggayaan manga untuk vector , penggayaan china untuk detail,
penggayaan manga pada efek suara dan visual sedangkan arsiran
menggunakan penggayaan marvel.
Gambar 3.4 Aang Tawo (Tokoh utama)
3.2.3 Studi Karakter
Sebelumnya penulis melakukan studi sebagai acuan dalam
pembuatan karakter. Dari hasil studi kemudian penulis melakukan
proses pembuatan karakter mulai dari foto kemudian menjadi
ilustrasi karakter yang semi realis.
Berikut ini adalah studi setiap karakter pada buku komik
Aang Tawo :
a. Aang
Gambar 3.5 Aang
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 3.6 Sketsa Tampak depan Aang
Aang adalah seorang pemuda yang gagah berani.
Dia merupakan tokoh utama dalam cerita yang menjalankan
ajaran Pencak Silat. Aang mempunyai perawakan yang sedang
tetapi cukup kekar. Properti yang digunakan tidak terlalu
banyak untuk mengesankan kesederhanaan.
b. Jaro Feri
Gambar 3.7 Jaro Feri
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 3.8 Sketsa Tampak depan Jaro Feri
Jaro Feri adalah teman dari Aang yang berjuang
bersama-sama untuk mendirikan suatu perguruan Pencak
Silat. Mempunyai perawakan yang tinggi kurus. Properti yang
digunakan cukup lengkap yang menandakan bahwa karakter
ini punya kedudukan lebih tinggi di kelompoknya karena Jaro
Feri merupakan Guru dari perguruan Silat Tawo.
c. Wening
Gambar 3.9 Sketsa wening
Gambar 3.10 Wening
Wening adalah kekasih dari Aang yang berjuang
bersama-sama untuk menjalankan kisah cintanya. Mempunyai
perawakan yang tegap, dan tidak terlalu tinggi. Properti yang
dikenakan mengesankan karakter ini terlihat cantik dan
menarik.
d. Ki Bahar
Gambar 3.11 Ki Bahar
Ki Bahar adalah Ayah dari Wening kekasih Aang.
Properti yang digunakan menggunakan pakaian pangsi ciri
khas masyarakat sunda. Seperti iket batik yang di kenakan
dikepalanya dengan properti berupa golok.
e. Tira
Gambar 3.12 Sketsa Tira (tokoh Antagonis)
Tira berperan sebagai tokoh antagonis, Tira mempunyai
sifat licik dan angkuh selain ingin mendapatkan cinta dari wening
Tira pun ingin menguasai perguruan Silat Macan Langit yang
kuasai oleh Ki Bahar pendiri dari perguruan Pencak Silat Macan
langit.
3.2.4 Studi Properti
Di dalam buku komik ini karakter membutuhkan properti
tambahan agar memperkuat identitas dari karakter tersebut,
acuan properti diambil dari foto dari internet yang kemudian
mengalami proses penyederhanaan bentuk dan warna. Berikut
studi properti yang digunakan dalam buku komik Aang Tawo :
a. Iket baduy
Gambar 3.13 Iket baduy
Sumber: Foto pribadi
b. Pakaian Pangsi
Gambar 3.14 Pakaian pangsi
c. Golok
Gambar 3.15 Sketsa Golok
d. Koja
Gambar 3.16 Sketsa Tas Koja
Properti yang diambil juga adalah properti asli yang difoto yang
kemudian disederhanakan menjadi bentuk sketsa.
e. Gelang akar bahar
Gambar 3.17 properti Gelang akar bahar
3.2.5 Studi Lokasi
Lokasi diambil dari daerah perkampungan dan hutan di
provinsi Jawa barat cerita ini berasal.
Gambar 3.18 Sketsa lokasi Perkampungan
Gambar 3.19 lokasi Perkampungan
3.2.6 Studi Warna
Warna pada buku komik ini mengacu kepada warna-warna
black & white yang menggunakan warna dengan karakter
menyerupai asli atau semi realis. Alasannya adalah untuk
memunculkan karakter dari cerita itu sendiri yang sama-sama
bertemakan pendekar. Kesuksesan kartun manga dan marvel
dalam memunculkan karakter khusunya dalam segi warna di
aplikasikan ke dalam karakter buku komik ini yang diharapkan
dapat mengikuti kesuksesannya dalam menarik perhatian target
audiens
Gambar 3.20 halaman 2
Gambar 3.21 Proses Warna
3.2.7 Studi Tipografi
Komika bogie
Tipografi ini mempunyai karakter yang lugas, berkesan
petualang dan tidak statis. Font ini digunakan untuk judul buku
Konsep pada judul, font menggunakan warna merah diberi
tambahan berupa efek outerglow yang dimaksudkan untuk
memperjelas warna huruf supaya lebih terlihat mencolok. Judul
“Aang Tawo” ini disesuaikan dengan Silat Tawo itu sendiri. Kata
Tawo pada judul sengaja dibuat lebih besar dan menggunakan
huruf kapital yang dimaksudkan untuk memperjelas penekanan
intonasi agar terkesan berteriak. Penambahan Tipografi kreatif
dengan menambahkan aksara atau huruf sunda yang artinya
Pencak Silat,
Gambar 3.22 Aplikasi Tifografi
Gambar 3.23 Tipografi untuk bodytext
Komika text
Tipografi berikutnya mempunyai karakter berkomunikasi
mewakili gambar tetapi mudah dibaca yang terlihat cocok jika
dipadukan dengan karakter pada gambar.
Font ini digunakan untuk bodytext didalam halaman buku
dengan menggunakan yang disesuaikan dengan layout.
A B C D E F G H I J
R S T U V W X Y Z
!@#$%^&*()_+=-?/
Gambar 3.24 Tipografi untuk isi buku
3.2.8 Studi Layout
dari kiri ke kanan, dari atas
kebawah
K L M N O P Q
1234567890
Didalam buku komik ini terdapat garis pinggir pada setiap
halamannya atau panel yang di baca
Gambar 3.25 panel alur
Layout pada buku ini hanya menampilkan gambar dan teks
atau balon kata pada setiap halaman dengan border sebagai
pembatas. Sedangkan untuk cover dibuat dengan menampilkan
gambar yang bisa mewakili judul cerita.
Gambar 3.26 layout pada cover depan.
Gambar 3.27 layout pada cover belakang
62
BAB II
KOMIK PENCAK SILAT AANG TAWO
2.1. Silat Tawo
2.1.1 Sejarah Silat Tawo
Pada tahun 1997, berdiri sebuah wadah / perguruan yang dinamakan TAWO “Seni Ilmu Beladiri Dan Pernapasan” yang didirikan oleh Aang Mohammad Wahyudin dan Jaro Feri Arianto Haden, yang bertujuan untuk melestarikan dan menanamkan kecintaan pada Pencak Silat sebagai warisan budaya yang harus terus di lestarikan dan mendidik para anggotanya agar memiliki keahlian beladiri yang efektif dan efisien, cepat, tepat, kuat serta keselarasan dan keindahan.
Mengenai unsur yang diterapkan dalam seni bela diri ini adalah pencak silat ,Thai boxing dan wushu. Perguruan TAWO “Seni Ilmu Beladiri Dan Pernapasan” ini adalah perguruan yang memadukan inti dari berbagai aliran beladiri yang terus menerus dikaji dan disempurnakan. Sehingga mendapatkan suatu pukulan, tendangan, berbagai macam teknik serta jurus dan pernapasan yang di bakukan menjadi sebuah aliran bela diri yang berkiblat atau berpatokan pada Pencak Silat.
2.1.2 Definisi Tawo
Kata TAWO merupakan ke pendekan dari Tenaga, Alam, Waktu, Olah jiwa, yang berarti sebagai aliran ilmu beladiri dan pernapasan yang melatih dan menempa diri dengan menggunakan tenaga alam sebagai sumber energi yang sangat dasyat, dalam putaran waktu tertentu yang akan memaksimalkan dalam proses olah jiwa.
2.2. Komik
2.2.1. Pengertian Komik
Pengertian komik itu memiliki definisi yang luas. Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan sedangkan menurut Scott McCloud dalam buku Understanding Comics bahwa komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual.
Pada awalnya, sebutan komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, terkadang dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan. Secara bahasa komik yang berasal dari bahasa yunani adalah cerita
bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sekarang pasar komik bertambah luas karena komik tidak lagi hanya diperuntukan bagi anak-anak saja, namun juga bagi remaja hingga orang dewasa. Kandungan cerita dalam komik bagi anak-anak dan orang dewasa jelas memiliki perbedaan, baik dari segi tema maupun isi. Komik anak-anak lebih banyak menceritakan kehidupan sehari-hari, pengenalan terhadap lingkungan maupun manusia lainnya. Sedangkan komik bagi remaja, tidak sedikit yang membahas masa-masa puber, berkisah mengenai kehidupan yang harus dijalani, serta langkah-langkah menuju kedewasaan. Kemudian komik untuk orang dewasa misalnya berisi mengenai kehidupan berkeluarga, kehidupan wanita maupun pria karir di tempat kerja. Ini menunjukan bahwa komik semakin banyak digemari dan semakin memasyarakat.
Biasanya komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi teks atau balon kata. Komik merupakan media yang unik, menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif, media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami.
Gambar 2.1 Pedang Maha Dewa (Tony Wong)
(Sumber:http://ebook-xfile.blogspot.com/2010/05/pedang-maha-dewa-1.html)
2.2.2 Fungsi dan Peranan Komik
Komik merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh komik antara lain adalah untuk pendidikan, untuk advertising, maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis komik memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas.
1. Komik untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti pesan-pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya ”hindari pemecahan masalah dengan kekerasan.”
2. Komik sebagai media advertising. Maskot suatu produk dapat dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca Komik, pesan-pesan promosi produk atau brand dapat tersampaikan.
3. Komik sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun. Cergam dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan, persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis dan menggugah hati pembaca.
2.2.3 Pengaruh Komik
Membaca merupakan proses untuk memahami isi bacaan dalam buku yang memerlukan konsentrasi tinggi. Proses membaca juga melibatkan indra mata, perasaan, otak, khayalan, dan imajinasi. Oleh karena proses membaca yang demikian, maka pelajar lebih menyukai membaca bacaan ringan atau bersifat hiburan daripada buku pengetahuan atau buku pelajaran.
Dampak positif membaca komik bagi pelajar adalah para pelajar dapat mengembangkan imajinasinya, menambah wawasan, menambah informasi lebih banyak, dan meningkatkan semangat bila komiknya bersifat tanpa menyerah. Selain itu menurut Hurlock (1978) komik dapat memberikan model yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kepribadian anak. Namun, di sisi lain komik bisa memberikan pengaruh negatif bagi para pelajar misalnya mengikuti cara hidup yang tidak baik di dalam cerita komik. Mungkin bisa berpacaran, bertindak kekerasan, berkelahi, dan lain-lain. Selain itu, pelajar bisa menangkap pesan yang salah dari komik seperti tindakan kekerasan.
Pelajar saat ini banyak meniru tokoh-tokoh komik untuk bertindak kasar atau yang tidak baik terhadap orang lain.Pelajar juga lebih mementingkan membeli buku komik daripada buku pelajaran karena saat ini khususnya komik Jepang sangat merajai pasaran. Begitu gemarnya membaca komik, para pelajar sampai lupa waktu bila telah membaca komik. Jika sudah membaca komik, mereka sulit dialihkan kegiatannya. Hal itu berakibat pada aktivitas yang tertunda antara lain, malas mandi, malas makan, malas mengerjakan tugas rumah, malas belajar, dan sebagainya. Para pelajar juga menjadi kurang bisa mengendalikan diri untuk meniru tokoh-tokoh dalam komik. Kalau yang ditiru mereka hal-hal yang baik tidak akan menjadi masalah, tetapi kalau yang ditiru hal yang tidak baik akan menjadi masalah.
Mengatasi hal tersebut, orang tua harus mendampingi dan memberikan pemahaman kepada anak bahwa cerita dalam komik adalah cerita khayalan. Tokohnya ada yang baik dan tidak baik. Orang tua juga harus membantu memilihkan bacaan yang sesuai dengan perkembangan jiwa dan diminati anak. Disamping itu, orang
tua perlu menentukan waktu untuk membaca komik supaya anak atau pelajar tetap bisa belajar dan melakukan aktivitas yang lain. Hal yang terpenting, pelajar juga harus mampu memilih dan memilah bacaan komik yang baik dan patut untuk ditiru.
2.2.4 Unsur-unsur Visual dalam Komik
a. Warna
Warna dalam komik dapat mengungkap subjek secara objektif, Pencak Silat identik dengan menggunakan pakaian pangsi serta berbagai macam asesoris seperti ikat
Gambar 2.2 Jaro Tawo
b. Efek Visual
Merupakan kesan yang digambarkan untuk menekankan penggambaran emosi, karakter, suasana, dan gerak dari tokoh dalam komik.
Gambar 2.3 penggabungan efek
c. Narasi
Menerangkan tentang waktu, tempat, dan situasi.
Sekilas bercerita tentang dua orang sahabat, yang mempunyai impian untuk mendirikan suatu perguruan Silat, berbagai tantangan dan rintangan dilaluinya, begitu juga kisah cintanya yang diambil dari tokoh Aang, Menceritakan sebuah perjalanan yang dilalui Aang dengan perjalanan, kesedihan, cinta, dan kesenangan yang hanya bersifat sementara, dalam kisah ini
terdapat pesan moral yang dapat di ambil sebagai satu kesimpulan
d. Tokoh
Tokoh adalah para pemeran yang terdapat dalam suatu cerita. dalam komik, tokoh akan menjadi pusat perhatian pembaca karena cerita akan bergulir di seputar tokoh. Ada beberapa macam tokoh :
- Protagonis :
Tokoh yang menjadi sentral cerita. Ada dua macam protagonis, yaitu protagonis pemeran utama dan protagonis pemeran pembantu. Hali ini disebabkan karena seperti halnya manusia dalam kehidupan nyata, seorang tokoh digambarkan memiliki interaksi dengan orang lain. Protagonis pembantu biasanya adalah teman dari pemeran utama.
Gambar 2.4 Jaro Tawo (tokoh protagonis)
- Antagonis :
Merupakan tokoh yang menjadi rival atau tandingan dari pemeran utama. Tokoh antagonis biasanya menimbulkan konflik bagi pemeran utama atau pemeran pembantu, yang kadang kala menjadi sumber cerita.
Gambar 2.5 Tira (tokoh antagonis)
- Figuran :
Digunakan untuk menyebut tokoh-tokoh yang tidak berperan besar. Misalnya orang-orang di sekitar tokoh utama ada ditengah kota. Figuran tidak memberikan sumbangan besar bagi cerita, namun tetap ada untuk mendukung suasana atau jalan cerita.
e. Efek
Ada dua macam efek, yaitu efek tulisan dan efek gambar . - Efek tulisan: ditampilkan dalam bentuk tulisan, menyatakan bunyi-bunyi tertentu. Menggunakan berbagai macam font untuk menyesuaikan tulisan dengan bunyi yang diwakili.
- Efek Gambar: efek yang diaplikasikan dalam gambar untuk penyampaian cerita dalam cerita. Efek ini dapat dikenakan pada tokoh atau pada latar belakang. Walaupun gambar sama, efek yang berbeda dapat menghasilkan suasana yang berbeda.
Gambar 2.6 efek Tulisan
f. Latar Belakang
Latar belakang berkaitan erat dengan tema cerita. Latar belakang harus mampu menggambarkan suasana atau keadaan disekitar tokoh sekaligus mendukung cerita.
Gambar 2.7 Sketsa panel dan efek gambar Panel dibaca dari arah kiri ke kanan, dari atas ke bawah
2.2.5 Ilustrasi Komik untuk remaja.
Pada dasarnya, sebuah buku cerita bergambar menggabungkan antara kata-kata dan gambar-gambar yang membentuk suatu cerita. Teks dan gambar bekerja sama menerangkan jalannya cerita (Putra. 2008). Gambar-gambar mampu menyampaikan isi cerita atau merubah keseluruhan isi buku. Jadi jika dilihat sekilas buku bergambar hanyalah terdiri dari kata-kata dan gambar, namun jika dilihat secara keseluruhan buku bergambar merupakan sebuah karya seni.
Buku cerita bergambar merupakan sebuah format (bentuk/desain) bukanlah sebuah genre (Denise. 1999), walaupun bebrapa orang masih menggunakan istilah genre untuk mendeskripsikan buku cerita bergambar secara keseluruhan. Berikut ini adalah ciri-ciri umum suatu buku cerita bergambar:
¾ Berisi 35 Halaman
¾ Ilustrasi mendominasi teks
¾ Ilustrasi berintegrasi dengan narasi membawakan cerita ke suatu kesimpulan akhir.
¾ Jumlah kata umumnya kurang dari 500 kata. Namun ada
juga yang mencapai lebih dari 2000 kata atau bahkan tidak sama sekali. Desain keseluruhan menunjukan hubungan antara teks dan ilustrasi yang menyangkut halaman depan, halaman belakang dan lapisan buku.
Tidak seperti novel yang memiliki berbagai macam genre, komik memiliki beberapa genre (Denise. 1999). Berikut ini adalah beberapa jenis mendasar sebuah buku komik :
2.2.6 Jenis-Jenis komik
Komik mempunyai dua jenis yaitu komik strip dan buku komik Dari jenisnya (Genre) kita dapat membedakan komik menjadi : - KomikSuperhero (Komik Pahlawan super)
- KomikC ow boy
- KomikRomance(Komik Romantis) - KomikHorror
- KomikAdventure(Komik Petualangan) - KomikC riminal
- KomikC omedy (Komik Humor, jenaka) - KomikUnderground
- KomikAction(Komik Aksi) - Komik Budaya
- Komik Science Fiction (Komik Fiksi Ilmiah) - Komik Cerita Detektif
2.2.7 Komik Indonesia
Merujuk kepada Boneff maka komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada
tahun 1930an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash Gordon. Put On,seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesiayang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo,Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.
2.3 Remaja
2.3.1. Pengertian remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang
jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
2.3.2. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah:
Masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192)
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
2.4 Target Audiens
Target Audience untuk buku Komik ini adalah para pelajar smu dan tingkat universitas. Dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap seni kebudayaan Indonesia
2.4.1. Geografis
Remaja sekolah atau Universitas di perkotaan seluruh Indonesia. khususnya di daerah kota bandung.
23 2.4.2. Demografis
a. Target primer :
Jenis kelamin : Laki-laki
Kelompok Umur : usia 13 - 22 tahun
Status : Remaja, SLTP, SMU dan Universitas Ekonomi : Menengah ke atas
b. Target Sekunder :
Jenis kelamin : Perempuan dan Laki-laki Kelompok Umur : 20-40 Tahun
Status : Semua kalangan Ekonomi : Menengah ke atas 2.4.3. Psikografis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pencak Silat merupakan kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai
pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat
pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang
merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei
Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura,
Thailand dan Vietnam).
Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia
berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka
ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami
oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini
Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun
mempunyai aspek-aspek yang sama.
Ada beberapa aliran Pencak Silat di Indonesia salah satunya adalah Silat
Tawo yaitu seni ilmu beladiri dan pernapasan, mengenai unsur yang diterapkan
dalam seni bela diri ini adalah pencak silat ,Thai boxing dan wushu. Perguruan
TAWO “Seni Ilmu Beladiri Dan Pernapasan” ini adalah perguruan yang
memadukan inti dari berbagai aliran beladiri yang terus menerus dikaji dan
disempurnakan. Sehingga mendapatkan suatu pukulan, tendangan, berbagai
macam teknik serta jurus dan pernapasan yang di bakukan menjadi sebuah
aliran bela diri yang berkiblat atau berpatokan pada Pencak Silat.
Menyikapi hal itu, aspek visual berupa media popular seperti buku komik
bisa menjadi salah satu solusi untuk mengalihkan perhatian kalangan remaja,
besaing dengan komik Jepang, Marvel dan tentunya buku-buku komik dari luar
negeri lainnya yang kini gencar memasuki pasar dunia baca generasi muda
Indonesia. Maka dari itu visualisasi dalam buku komik yang dikonsumsi anak
remaja berperan dalam memberikan daya tarik tersendiri dan meningkatkan
minat baca terhadap buku komik tersebut.
Komik merupakan sebuah teknik penerbitan melalui gambar lukisan yang
jelas dan menarik. Komik merupakan salah satu alat komunikasi massa yang
memberikan pendidikan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa (Lubis
Rahayuningsih 2005:19). Selain itu, komik adalah bahan bacaan yang ringan
dan menarik. Sebagai salah satu alat komunikasi, komik juga dapat melatih
daya imajinasi setiap pembacanya yang diwujudkan dalam bentuk gambar dan
teks (bahasa tulisan), karena gambar dapat berfungsi untuk membantu
pembaca dalam mengimajinasikan informasi yang dibaca. definisi komik.
Menurut (McCloud, 2008:9) bahwa komik merupakan gambar yang
menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang
melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas
dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual.
1.2. Identifikasi Masalah
Pencak silat mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu,
Berdasarkan hal tersebut, Setelah menyimak permasalahan di atas, dapat
diidentifikasikan terdapat beberapa topik permasalahan yang muncul, diantaranya:
1. Sampai saat ini masih belum banyak yang mengkaji secara visual melalui
media popular seperti komik, khususnya dari segi estetika rupa.
2. Pada saat ini sudah berkurangnya minat dari generasi muda untuk
mempelajari Pencak silat.
3. Pertunjukan Pencak silat tidak setiap hari bisa disaksikan di
tempat-tempat umum sehingga dalam perkembangannya Pencak silat cukup
sulit untuk familiar atau disukai oleh generasi muda dimasa sekarang.
4. Pertunjukan Pencak silat biasanya dipertunjukan pada saat acara
slametan atau acara hajatan di suatu perkampungan dan pertunjukan
pada saat pertandingan.
1.3. Fokus Permasalahan
Dari penjabaran diatas maka fokus permasalahan terletak pada
kurangnya media popular terhadap Silat Tawo yang disebabkan kurangnya
media informasi dan promosi.
Diperlukan sebuah solusi yang tepat untuk kembali merebut perhatian
masyarakat agar berkeinginan untuk membaca buku, salah satunya dengan
merancang sebuah buku komik untuk remaja yang membahas tentang cerita
silat Indonesia yang bermuatan moral dan menarik dari segi visual.
1.4. Tujuan dan Manfaat Perancangan
1.4.1. Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan buku komik ini adalah :
a. Untuk menarik minat membaca masyarakat terhadap
pencak silat.
b. Sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan
seni beladiri pencak silat ditengah semakin pesatnya
perkembangan zaman.
c. Untuk mengetahui efektivitas media komik dalam
pembelajaran mengenai pencak silat.
d. Memperkenalkan Silat Tawo kepada masyarakat dari segi
tekhnik jurus, tekhnik bertahan, menyerang serta tekhnik
berupa pukulan dan tendangan
1.4.2. Manfaat Perancanganan
a. Bagi remaja, dan dewasa
Remaja, dan dewasa diharapkan bisa mengetahui dan
menangkap pesan-pesan moral yang terdapat dalam cerita komik,
khususnya mengetahui pean moral dari cerita komik yang di angkat
oleh penulis serta mengetahui karakteristik dari cerita tersebut dan
dari mana cerita itu berasal.
5 b. Bagi Kalangan Akademis
Di harapkan dapat menjadi referensi bagi teman-teman
sesama mahasiswa dan juga bagi para desainer dan penerbit buku
bacaan untuk remaja dan dewasa.
c. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman dalam proses perancangan
sebuah buku cerita media komik, dari mulai menganalisa suatu
permasalahan sampai mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Dan diharapkan melalui perancangan ini, penulis dapat
memberikan kontribusi pada masyarakat dalam upaya melestarikan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan karunia dan hidayahNya baik berupa kekuatan, semangat dan
perlindungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas
Akhir dengan judul “Perancangan Komik Pencak Silat Aang Tawo”.
Laporan pengantar tugas akhir ini disusun melalui suatu proses kerja
yang cukup panjang serta mengalami berbagai rintangan, tantangan dan
hambatan. Namun penulis akhirnya dapat melalui itu semua, sehingga penulis
dapat menyelesaikannya. Ini semua dapat dilakukan berkat bantuan, bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya baik
dari segi materi serta visual yang ditampilkan, untuk itu penulis sangat berterima
kasih kepada pembaca jika sudi kiranya memberikan kritik serta saran atas
Laporan pengantar tugas akhir ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, Agustus 2011
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Pengantar Tugas Akhir, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang dikarenakan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, namun
segala kesulitan, hambatan, dan rintangan yang penulis rasakan semua dapat
teratasi dengan bimbingan, dorongan dan bantuan semua pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati, perkenankan penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Drs. Harry Lubis sebagai Dekan Fakultas Desain Universitas Komputer
Indonesia.
2. Ketua Program Studi Desain Grafis, Taufan Hidayatullah, M.Ds atas
segala dorongan semangat dan arahan kepada penulis selama penulis
menuntut ilmu di Program Studi Desain Grafis, Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM).
3. Koordinator Tugas Akhir, Rini maulina S.Sn atas arahan, perhatian dan
bimbingannya kepada penulis selama menimba ilmu di Program Studi
Desain Grafis, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).
4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materi
serta do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir
dengan lancar.
iii Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap mudah-mudahan jasa
baik yang penulis terima dari berbagai pihak akan mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah Swt.
Bandung, Agustus 2011
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN ILUSTRASI KOMIK PENCAK SILAT
AANG TAWO
DK 26313/Tugas Akhir
Semester II 2010/2011
Oleh:
Anggara Tegar Sukmana
NIM:
52108021
Program Studi Desain Grafis