• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Ilustrasi Komik Pencak Silat Aang Tawo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Ilustrasi Komik Pencak Silat Aang Tawo"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi:

Nama : Anggara Tegar Sukmana T.T.L : Cianjur, 9 Juli 1986 Jenis kelamin : Laki-Laki

Status Nikah : Belum Nikah

Alamat : Komplek Permata Cimahi Jl. Zamrud 12 F5 No. 20 Kabupaten Bandung Barat 40552

Telp. : 085794155295

022- 930 87 311

B. Riwayat Pendidikan : Pendidikan Formal.

2008 – 2011 : D3. Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung Jurusan Desain Komunikasi Visual

Judul Tugas Akhir: Perancangan Ilustrasi Komik Pencak Silat Aang Tawo

2001 – 2004 : SMK Prakarya Internasional Bandung

(2)

C. Pelatihan:

PELATIHAN Tempat Lama Pelatihan Sertifikat

Perusahaan Kota Bidang Pekerjaan Jabatan Lama Bekerja a PT. Giken BATAM Injection Moulding Set-Up Teknisi 2004-2006 b

SKB.

Reportase BANDUNG Pers Sekretaris Biro 2006

c

1. Sketch, melukis

2. Musik, Sajak, Puisi, Teater, dan menulis Novel

Hormat Saya,

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Johansyah, Lubis. 2004. Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

McCloud, Scott. 2008. Membuat Komik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

McCloud, Scott. 2008. Reinventing Comics: Mencipta Ulang Komik,

Bagaimana Imajinasi dan Teknologi Merevolusi Seni Komik. Jakarta: KPG.

McCloud, Scott. 2008. Understanding Comics: Memahami Komik. Jakarta: KPG.

Maki, Tatsu. 2001. The Society For the Study of Manga Techniques. How To Draw Manga Volume 1. Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera.

Bonneff, Marcel. 2008. Komik Indonesia. Jakarta: KPG.

Salim, Drs. Peter. 1991. Advanced English-Indonesian Dictionary: Third Edition.Jakarta: Modern English Press.

(4)

Williams, Kristian. 2005. The Case for Comics Journalism: Artist-reporters leap tall conventions in a single bound. Di dalam Columbia Journalism Review Mar/Apr 2005 Edition. Hlm 53.

Sumber Internet

Annabel Teh Gallop, Malay Comic Books from the 1959s and 1960s (unpublished draft article, 1995)

Atmowiloto, A. (1982). Komik dan Kebudayaan Nasional. Majalah Analisis Kebudayaan, Tahun ke II, Nomor 1, 1981-82, hal. 109-120. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Boneff, M., 1998. Komik Indonesia. Jakarta: KPG

Eisner. (1996). Graphic Storytelling [online] Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Komik

N. Lerch. (2004). Sejarah dan Perkembangan Silat [online]. Tersedia: http://wilayah14.wordpress.com/2010/06/03/sejarah-perkembangan-pencak-silat/[30 juni 2010]

(5)

88 Aj,Ochid.(2010).Memahami pencak silat secara jernih.[online].

Tersedia:http://waroengsilat.com

Aj,Ochid. (2010).Memahami pencak silat secara

jernih.[online].Tersedia:http://www.scribd.com/doc/38622788/Bunga-Rampai-Pencak-Silat-Indonesia-Language [oktober 2010]

http://id.wikipedia.org/wiki/ikatan_Pencak_Silat_Indonesia[29 Januari 2011]

Rimbang.(2008). Pencak Silat Dalam Persfektif Kebudayaan[online]. Tersedia:http://silatindonesia.com/2008/08/pencak-silat-dalam-persfektif-kebudayaan/[ 29 agustus 2008]

Sumber Wawancara

Tentang Pencak Silat secara Umum.Arianto.Feri. Padepokan Pencak Silat Indonesia.TMII.Jakarta.10.00.Wib-17 Desember 2010.

(6)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Proses Perancangan Buku Komik

Proses pembuatan buku Komik ini dimulai dari pengembangan

sinopsis yang kemudian menjadi storyline yang mencakup teks dialog dan

deskripsi. Setelah storyline dibuat, baru kemudian dikembangkan kembali menjadi storyboard yang dimana pada proses storyboard ini memadukan sketsa dan dialog, pada storyboard pula sketsa di- layout sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan antara dialog dan sketsa. Sketsa pada

storyboard juga menggambarkan tingkah laku atau gestur pada karakter. Setelah storyboard selesai, baru kemudian dibuatlah sketsa awal yang telah di studi terlebih dahulu yang akan menjadi hasil akhir dari visual

yang akan dijadikan buku komik. Proses selanjutnya adalah proses

scanning dengan menggunakan kamera Digital atau scanner. Seluruh sketsa yang belum diwarna kemudian di Buat outline nya dengan menggunakan software Manga Studio EX4. Proses membuat outline ini hanya meliputi pembuatan outline pada karakter manusia saja. Sedangkan

untuk backround menggunakan penggabungan software antara Manga Studio EX4 dan Adobe Photoshop CS4.

(7)

Gambar 4.1 Proses pewarnaan pada karakter

Selanjutnya gambar yang sudah dibuat outlinenya di export ke format JPEG untuk kemudian di warnai di Adobe Photoshop. Proses

pewarnaan ini meliputi beberapa tahap, flatting, pemberian shadow, penggarapan detail dan terakhir merubah mode warna menjadi Grayscale

menggunakan software Adobe Photoshop.

Gambar 4.2 Proses perubahan pewarnaan pada karakter

(8)

setelah proses Coloring selesai, maka gambar yang telah jadi di export ke Adobe Photoshop untuk di layout, setting ukuran, pemberian border dan diberi teks.

Setelah di edit, file yang telah jadi pun siap untuk dicetak dan dibuat dummy sebagai acuan dalam proses akhir percetakan. Dummy ini dicetak menggunakan printer dan menggunakan bahan kertas yang akan

menjadi hasil akhir dari buku. Adapun kertas yang digunakan dalam konten

buku adalah kertas HVS 120 gsm untuk halaman dalam dan cover

menggunakan kertas Art Papper 260 gsm dengan laminasi gloosy untuk bagian sampul.

Setelah dummy selesai dibuat maka pengkoreksian pun dilakukan untuk menghindari kegagalan cetak.

Jika dummy tersebut tidak mengalami kegagalan maka proses percetakan pun dilakukan. Proses percetakan Full color menggunakan proses cetak dimana desain akan dibagi menjadi 4 film transparan (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Lalu keempat film tersebut diafdruk ke dalam plat platinum yang kemudian menghasilkan 4 buah platinum yang digunakan

oleh mesin cetak. Hasil dari cetakan kemudian dipotong dan dirapikan

hingga ke proses penjilidan.

4.2 Media Utama

4.2.1 Cover

Pada cover bagian depan terdapat judul buku untuk

mengidentifikasi buku juga bodytext “Aang Tawo” dan

(9)

ditambahkan huruf Sunda sebagai keterangan yang menandakan

bahwa buku ini adalah cerita pencak silat Jawa Barat. Gambar

yang dijadikan sebagai cover adalah gambar yang bisa mewakili isi

cerita yaitu tokoh utama

Teknis cover depan buku menggunakan penjilidan art paper

210 gr agar buku tahan lama dan tidak mudah robek.

Gambar 4.3 Aplikasi Cover komik

(10)

Gambar 4.4 Desain Cover depan

Pada cover belakang buku terdapat judul yang diperkecil

untuk menjaga keseimbangan layout pada cover belakang buku.

Di cover belakang buku juga terdapat sinopsis.

(11)

Gambar 4.5 Desain Cover belakang

4.2.2 Isi Buku

Untuk memisahkan dan membedakan halaman cover dan

dan isi maka dibuatlah penyekat yang berfungsi sebagai halaman

pembuka. Penyekat disini juga terdapat penulisan bab yang

bermaksud untuk memudahkan pembaca

(12)

Gambar 4.6 halaman 2

Halaman 2 merupakan halaman setelah halaman pembuka

dari buku komik, dimana ditampilkan gambar Aang ketika akan

berjalan menuju kampung Jampang.

(13)

Gambar 4.7 halaman 3

Halaman 3 digambarkan tokoh utama Aang sedang

berjalan kemudian bertemu Wening, Latar tempat pada halaman 3

berada di lokasi perkampungan Jampang.

(14)

Gambar 4.8 halaman 5

Halaman 5 digambarkan tokoh utama Aang bertemu

wening Latar tempat pada halaman 5 berada di lokasi sekitar

perkampungan Jampang.

(15)

Gambar 4.9 halaman13

Halaman 13 digambarkan awal suasana pertarungan

Halaman 23 digambarkan tokoh protagonis Tira marah

kepada Aang karena telah mengalahkannya

(16)

Gambar 4.10 halaman 23

Halaman 23 digambarkan tokoh protagonis Tira, marah kepada Aang karena telah mengalahkannya

(17)

Gambar 4.11 halaman 33

Digambarkan ketika tokoh utama diancam tokoh

protagonis. Latar tempat pada halaman 33 berada di lokasi

sekitar perkampungan Jampang yang berdekatan dengan pantai

Ujung genteng.

(18)

4.3 Media pendukung

4.3.1 Gimmick

Gimmic diberikan secara gratis dalam setiap pembelian

new release Komik Aang Tawo.

a. Stiker

Gambar 4.12 Stiker

Teknis produksi dari stiker adalah dengan menggunakan

cetak separasi di atas kertas stiker dengan ukuran 42 cm x 29,7

cm (A3 ) jenis sticker chromo 160 gr agar warna pada stiker tahan lama, Ukuran stiker adalah 7x3 cm dengan menggunakan cetak

offset.

(19)

b. Pin

Gambar 4.13 Pin

Pin kecil dengan ukuran diameter 44 mm, terbuat dari

bahan inkjet 100 gram laminasi doff, desain pin menggunakan

ilustrasi tokoh utama yang dapat mewakili isi cerita komik,

sedangkan logo GC merupakan logo penerbit. Alasan

pemilihan media ini adalah karena penyampaiannya langsung

kepada target promosi dan dapat berfungsi sebagai aksesoris

yang juga bisa menjadi media pengingat dari media utama.

(20)

c. Poster

Gambar 4.14 Poster

Poster ditujukan sebagai media pembelajaran mengenai

tekhnik dasar Pencak Silat yang diberikan secara gratis dalam

setiap pembelian

4.3.2 Souvenir

Sovenir merupakan media promosi yang dijual secara terpisah

a. Gantungan Kunci

Gantungan kunci ini dibuat sebagai souvenir. Tujuan

dari souvenir ini adalah agar kalangan dapat mengingat cerita

(21)

Aang Tawo. Bahan dari gantungan kunci ini menggunakan

bahan Akrilik yang kemudian di ukir menggunakan laser

cutting membentuk gambar replika cover buku, ukuran gantungan kunci adalah 7 x 5 cm

Gambar 4.15 Gantungan kunci

b. T-shirt Aang Tawo

shirt ini dijual secara terpisah, tekhnik cetak pada

T-shirt ini adalah dengan menggunakan tekhnik Digital Printing

sedangkan tinta yang digunakan adalah berbahan pigmen

sehingga T-shirt tahan lama dan tidak luntur bila dicuci.

(22)

Gambar 4.16 T-shirt

4.4 Media Promosi

Tujuan dari media pendukung adalah untuk memberikan suatu informasi

mengenai terbitnya Komik Pencak Silat Aang Tawo.

4.4.1 Poster

Poster

Ukuran media : 420mm x 59,4 mm (A2)

Bahan : art paper 120 gram

Teknis Produksi : cetak sparasi (full color) cetak offset

Poster merupakan media yang cukup efektif untuk menarik

perhatian public serta dapat menampung informasi-informasi secara lengkap. Dalam penyebarannya poster dapat ditempatkan

(23)

di mading New Release Book seperti di gramedia dan toko buku lainnya.

Gambar 4.17 Poster informasi dan promosi

4.4.2 Flyer

Flyer merupakan media yang cukup efektif dan memiliki

ukuran yang lebih kecil, sehingga lebih cocok untuk dijadikan

media yang lebih kepada perorangan secara langsung sehingga

(24)

bisa lebih spesifik penyampaian informasinya. Flyer bisa juga

ditempatkan dekat kasir toko-toko yang menjual buku tersebut.

Teknis produksi dari flayer adalah dengan menggunakan

digital printing di atas kertas ukuran 148 mm x 210 mm (A5) jenis

Art papper 120 gr agar warna pada flayer tahan lama.

Gambar 4.18 Flyer

4.4.3 Standing character

Media promosi ini dibuat agar dapat menarik perhatian public. Media ini menggunakan karakter Aang sebagai tokoh utama. Tujuan media ini selain untuk menarik perhatian

konsumen juga untuk memberitahukan kepada konsumen bahwa

buku “Aang Tawo” dapat dibeli di toko buku dimana Stand character ini dipajang.

(25)

Teknis stand ini ditempatkan didepan stand/rak buku “New Release” yang berada di toko-toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas dengan tinggi 170 cm agar mata konsumen langsung

tertuju pada banner.

Standing character terbuat dari bahan stiker, dan dicetak secara digital printing.

Gambar 4.19 Standing character

4.4.4 Flag Chain

Teknis flag chain ini ditempatkan didepan Pintu masuk stand/rak buku “New Release” yang berada di toko-toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas

(26)

Flag chain ini mempunyai ukuran 17,5 x 15cm dengan ukuran headline 78 pt agar mudah dibaca dan terbuat dari kertas

Artpaper 210 gsm dengan teknis cetak digital printing.

Gambar 4.20 Gambar Flag Chain

4.4.5 X-banner

Media promosi ini dibuat agar dapat menarik perhatian public. Media ini menggunakan karakter Aang sebagai tokoh utama. Tujuan media ini selain untuk menarik perhatian

konsumen juga untuk memberitahukan kepada konsumen bahwa

buku “Aang Tawo” dapat dibeli di toko buku dimana x-banner ini dipajang.

Teknis X-banner ini ditempatkan didepan stand/rak buku “New Release” yang berada di toko-toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas dengan ukuran 60 x 160 cm agar mata konsumen

langsung tertuju pada banner.

x-banner terbuat dari bahan flexy Indoor dan outdoor, dan dicetak secara digital printing.

(27)

Gambar 4.21 X-Banner

4.5 Aplikasi Media

Gambar 4. 22 Penempatan Komik

(28)

Gambar 4.23 suasana launching komik

4.6 Spesifikasi hardware dan software

4.6.1 Spesifikasi Hardware

AMD Athlon(tm) 7750 Dual-core

Processor(2 CPUs),~ 2,7 Ghz

Memory 2048 MB RAM

4.6.2 Spesifikasi Software

Perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Photoshop CS4, CorelDRAW

X3, dan Manga studio ex4

(29)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

3.1.1 Strategi Komunikasi membuat komik

Penulis melakukan pendekatan dengan membuat

visualisasi dari cerita fiktif, dimana kalangan remaja pada usia

sekolah menengah cenderung kesulitan mencerna isi cerita jika

hanya berupa teks tanpa adanya bantuan gambar atau visualisasi.

Tujuan Komunikasi

- Menarik minat membaca kalangan remaja terhadap

buku-buku komik

- Mengenalkan Silat Tawo kepada para remaja dengan ciri khas

gaya Silat tersendiri dimulai dari berbagai macam tekhnik

bertahan dan menyerang lawan berupa pukulan dan

tendangan.

Materi Pesan

Semangat pantang menyerah dan sikap tidak menerima

keadaan begitu saja sebelum berusaha yang dapat dijadikan

contoh bagi anak remaja sekaligus memperkenalkan keberadaan

Seni ilmu beladiri pencak silat yang berasal dari provinsi Jawa

barat tepatnya di kota Cimahi

(30)

3.1.2 Strategi Kreatif

Gaya visual yang digunakan adalah gaya ilustrasi semi

realis yang diaplikasikan ke dalam buku komik sebagai media

utama serta media promosi sebagai sarana pendukung. Pemilihan

karakter ini sisesuaikan dengan karakteristik pada cerita itu

sendiri dimana tema yang diangkat adalah heroik atau bertema

kepahlawanan. Sedangkan gaya bahasa yang digunakan adalah

bahasa Indonesia sehari-hari karena disesuaikan dengan

segmentasi pembaca yakni remaja usia sekolah menengah di

seluruh Indonesia sampai kalangan mahasiswa. Selain itu

penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari juga mudah dimengerti

oleh anak remaja.

Dari strategi kreatif ini kemudian penulis mengembangkan

cerita dari sebuah sinopsis yang kemudian berkembang kembali

menjadi storyline dan storyboard.

¾ Kerangka narasi

Narasi ekspositoris :

• Tentang Pencak silat

Deskripsi :

• Berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan pertarungan

sehingga public seolah-olah melihat, atau merasakan hal

tersebut

(31)

Eksposisi :

• Berisi cerita yang sangat menarik dengan tujuan memberi

informasi atau pengetahuan tambahan bagi public

Argumentasi :

• Bertujuan untuk memberikan suatu informasi kebenaran

suatu ajaran dengan data mengenai Pencak silat.

Persuasi :

• Bertujuan mempengaruhi public untuk berbuat sesuatu.

Dalam persuasi penulis mengharapkan adanya sikap

motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh public

sesuai dengan yang dianjurkan dalam pesan melalui isi

komik.

a. Sinopsis

Komik ini menceritakan sebuah perjalanan seorang pesilat

ketika dirinya mengalami ujian dalam hidupnya, akan tetapi

tokoh utama dalam komik ini Aang tawo tidak pernah putus

asa dan selalu bersikap lapang dada ketika dirinya dihadapkan

dengan suatu ujian dalam hidupnya

Kisah cintanya sangat menegangkan karena berhadapan

dengan tokoh antagonis yaitu Tira (seorang yang licik) yang

(32)

menginginkan wening kekasih Aang dan ingin menguasai

perguruan pencak silat yang dipimpin oleh Ki Bahar ayah dari

Wening,

Meskipun nyawa menjadi taruhannya, Aang tidak pernah

mundur karena ia yakin bahwa Tuhan YME selalu

melindunginya.

Ajal hampir menjemputnya karena Tira akan membunuh Aang

dalam pertarungan, akan tetapi Jaro teman Aang

menolongnya, pada saat itu Jaro memang ada tujuan pergi ke

kampung Jampang, untuk bersilaturahmi dan belajar Silat

serta memperkenalkankan Silat Tawo yang dirintisnya

bersama Aang.

Akankah pertarungan ini diselesaikan ....

Apakah ada korban diantara mereka ....

dan

Apakah Pencak Silat hanya menjadi cerita sejarah legenda

sejarah semata?

Pola Sinopsis Aang Tawo berbentuk susunan dengan urutan awal –

tengah – akhir.

(33)

Awal narasi berisi pengantar yaitu memperkenalkan

suasana perkampungan dengan dikelilingi pohon bambu

dan tokoh.

• Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan

suatu konflik pertarungan. Konflik lalu diarahkan menuju

klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai

klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.

Akhir cerita yang mereda menggantungkan akhir cerita

dengan mempersilakan public untuk menebaknya sendiri

mengenai isi cerita dan membuat penasaran untuk

membaca edisi jilid ke dua komik Pencak Silat Aang Tawo.

DESKRIPSI

Berisi gambaran mengenai suatu hal/kejadian dalam isi komik

Pencak silat Aang Tawo dengan judul “ketika nyawa menjadi

taruhannya” sehingga public seolah-olah melihat, mendengar, atau

merasakan hal tersebut

b. Storyline

Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis,

storyline ini terdiri dari deskripsi tanpa dialog. Berikut

merupakan storyline dari cerita :

(34)

Halaman Deskripsi

1

2

3

4

Aang sedang berlatih Silat di halaman rumahnya,

memang itu yang selalu dilakukan oleh Aang

disela kesibukannya, menyempatkan untuk

berolahraga

Aang memutuskan untuk pergi ke kampung

Jampang dengan tujuan untuk menemui wening

dan bersilaturahmi ke Padepokan Pencak Silat

macan langit yang didirikan oleh Ki Bahar (ayah

wening)

Hujan membasahi seluruh perkampungan

ketika Aang sudah sampai di kampung Jampang,

pada saat itu ada suara yang memanggilnya dan

Aang pun berfikiran bahwa itu suara wening,

setelah Aang melihat siapa yang memanggilnya

ternyata memang wening,

Tuhan telah mempertemukan mereka, mereka

sangat senang sekali karena sekian lama tidak

bertemu, kemudian wening memeluk Aang

dengan penuh kesedihan dibalik kesenangan

(35)

5

6

7

8

bisa bertemu

Hujan akhirnya reda, pada saat itu Wening

bercerita kepada Aang bahwa dirinya akan

dijodohkan dengan Tira Murid Silat ayahnya,

secara spontan Aang merasa kaget karena

wanita yang selalu diimpi- impikannya telah ada

yang memiliki, tapi Aang menerima dengan

lapang dada jika itu sudah takdirnya

Wening tidak bisa membohongi hatinya karena

masih mencintai Aang dan wening berkata

kepada Aang kalau dirinya tidak mau di jodohkan

dengan dengan Tira (tokoh protagonis) karena

Tira sangat jahat, Tira menginginkan warisan

perguruan silat Macan langit yang didirikan oleh

Ki bahar (ayah wening)

Aang sangat kaget karena wening ingin menikah

dengan Aang secepatnya sebelum terlambat

Sore hari disaat matahari akan tenrbenam Aang

dan wening berusaha berfikir untuk mencari

jalan keluar dari permasalahan

(36)

9

10

11

12

Wening tidak mau kehilangan Aang begitu juga

sebaliknya Aang masih mencintai Wening

Wening bersandar dipundak Aang dengan

kesedihannya karena keadaan yang sedang

dihadapinya

Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang

mereka, Suara yang diam-diam mencurigakan,

lalu Aang dan wening menoleh ke arah belakang

ternyata orang itu adalah Tira (mereka sangat

kaget) dengan keadaan Tira yang tiba-tiba saja

ada di belakang mereka

Tira tertawa terbahak-bahak melihat Wening dan

Aang berdua, Api cemburu mulai merasuk

kedalam diri Tira lalu Tira menantang Aang untuk

bertarung karena ia merasa dirinya paling hebat

dan merasa tidak ada seorangpun yang dapat

mengalahkan kesaktian ilmu silat yang ia miliki

Tira marah besar dan akan membunuh Aang,

Kemudian Tira menghampiri Aang, dan

menghina Aang, saat itu wening marah karena

(37)

13

14

tidak menerima perkataan Tira yang begitu kasar

Tira tidak sendiri melainkan membawa

segerombolan teman-temannya untuk

menyingkirkan Aang, segerombolan itu

mengelilingi Aang, tangan kiri Tira menyentuh

pundak Aang kemudian Tira menantang Aang

untuk bertarung sampai mati, satu diantara

gerombolan itu melempar batu kearah Aang,

Aang dapat menghindar kemudian Aang secara

spontan menyerang Tira dengan maksud

memberi peringatan.

Pukulan Aang sangat tepat dan cepat, Tira tak

mampu untuk menahannya akan tetapi Tira

sempat mengeluarkan goloknya dan golok itu

sedikit melukai tangan Aang, Tira sungguh licik

selain membawa banyak gerombolan temannya

Tira pun menggunakan dua senjata berupa golok

dan pedang

Tira terjatuh karena pukulan Aang dan marah

besar, kemudian Tira bangkit dan akan

menyerang Aang,

(38)

15

Sebenarnya Aang tidak ingin bertarung tapi

karena keadaan mendesak akhirnya Aang

membela dirinya dari serangan, dan Aang

memberi peringatan sebelum bertarung kepada

Tira agar pertarungan ini tidak terjadi dan

difikirkan dengan kepala dingin

Tira tidak mau mendengarkan kata-kata Aang

dan tetap ingin bertarung, akhirnya Aang

langsung membuka kembang jurus silatnya dan

memasang sikap kuda-kuda dan

mempersilahkan Tira untuk memikirkannya

kembali

Tira tetap saja dengan pendiriannya yang jahat,

Tira langsung menyerang Aang dengan kedua

senjatanya yaitu golok dan pedang sedangkan

Aang tidak menggunakan senjata apapun.

Tira menyerang Aang, dan Aang langsung loncat

untuk menghindari serangan dan menahan

(39)

20

Aang menahan serangan golok dengan kaki

kanannya, kemudian golok itu hampir saja

melukai tubuh Aang tapi Aang sempat mengelak,

dan menyerang balik dengan gaya Silat Tawonya

yaitu menggunakan lutut untuk menyerang dari

arah atas

Setelah itu Aang menggunakan tendangan kuda,

tendangan kuda adalah salah satu tendangan

dari tekhnik Pencak Silat secara umum

Saat tendangan itu mengenai Tira, Tira secara

langsung menggunakan ilmu hitamnya sehingga

membuat Aang terjatuh dan mengeluarkan

darah dari mulutnya, wening merasa khawatir

dan menghamiri Aang dengan membersihkan

darah disekitar mulut Aang

Sorot mata Tira memancarkan kemarahan

Ketika nyawa menjadi taruhannya

(40)

25

Tira terbangun dari jatuhnya dan melemparkan

salah satu senjatanya ke hadapan Aang, saat itu

wening ketakutan

Disaat Aang terluka Tira langsung menyerang

Aang secara tiba-tiba

Kemudian mencekik lehernya, saat itu Aang

sangat tidak berdaya karena Tira menggunakan

kepalan Tangan ilmu hitam sehingga energi yang

Aang miliki diserap oleh Tira, Kemudian Tira

melemparnya

Aang terjatuh dengan luka yang sangat parah,

Tira merasa senang karena dipikirannya bahwa

Aang akan segera berakhir, Wening merasa

kaget dan berlari tergesa-gesa menuju Aang

Saat mendekati Aang, wening merasa ketakutan

kalau Aang akan meninggalkannya, pikiran

wening sangat kacau ia hanya bisa berdoa

kepada Tuhan Yme supaya Aang dilindungi

Tira datang menghampiri Wening dan memaksa

membawanya pergi dari kampung Jampang,

(41)

32

33

34

35

Wening menangis karena tidak ingin kehilangan

Aang dan Tira merasa senang karena akan

memiliki Wening selamanya

Tapi itu hanya mimpi Tira seketika karena Aang

kembali bangkit, Aang bangkit karena berdoa

kepada Tuhan Yme, dan melakukan pernafasan

supaya mengembalikan energinya yang hilang

yang telah diserap oleh Tira, kemudian Aang

berteriak memanggil Tira

Tira merasa kaget, kemudian Wening berteriak

kepada Aang dan memberitahukan bahwa

dibelakangnya ada gerombolan Tira yang

membawa golok

Golok itu akan menebas kepala Aang dari arah

belakang Aang, tapi tidak semudah itu untuk

mengalahkan Aang

Tanpa disengaja seorang melihat pertarungan itu

dan menolongnya, akhirnya Aang dapat

terselamatkan dan ternyata orang yang

menolongnya itu adalah Jaro teman seperguruan

(42)

Aang yang sama sama berjuang untuk

mendirikan Silat Tawo dan akan belajar Silat ke

Jampang, ternyata mereka mempunyai tujuan

yang sama yaitu bersilaturahmi ke padepokan

Penchak Silat macan Langit yang berada di

kampung Jampang.

Bersambung -

Tabel 3.1 Storyline

Keterangan

Halaman Penutup : (time; 17.30-18.00-halaman 35)

Akhir cerita yang mereda menggantungkan akhir cerita

dengan mempersilakan public untuk menebaknya sendiri

mengenai isi cerita dan membuat penasaran untuk

membaca edisi jilid ke dua komik Pencak Silat Aang Tawo.

(43)

c. Storyboard

Storyboard merupakan pengembangan dari storyline,

storyboard ini terdiri dari dialog dan visual, dimana visual itu

sendiri menggambarkan gestur-gestur pada setiap karakter

yang ditampilkan.

Berikut ini adalah salah satu sketch storyboard Komik

Pencak Silat Aang Tawo :

Gambar 3.2 Sketsa storyboard

(44)

3.1.3 Strategi Media

a. Media Utama

Media utama yang digunakan adalah visualisasi dari

cerita perjalanan Silat Tawo dan sebagiannya adalah karangan

penulis untuk ide cerita, yang dikemas dalam bentuk buku

komik dengan kalangan remaja usia sekolah menengah

sebagai segmentasinya sampai tingkat universitas.

Saat ini memang banyak buku komik indonesia beredar

di masyarakat. Tetapi penulis menilai buku-buku tersebut

memang kurang bisa merebut perhatian kalangan remaja

terutama dari segi visual karena buku cerita dan komik dari

luar memang jauh lebih menarik.

Gambar 3.3

Gambar Sebagian contoh gaya ilustrasi komik Indonesia

(45)

Sumber:

(http://frezhia.blogspot.com/2011/01/komik-jaka-sembung-vs-si-buta.html)

Membuat komik yang menarik dari segi visual dirasa

cara yang baik untuk menarik perhatian kalangan remaja agar

beralih membaca buku komik.

b. Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan merupakan media

tambahan untuk mendampingi media utama agar

penyampaian dari media utama dapat diaplikasikan dengan

media pendukung. Media pendukung yang digunakan adalah

sovenir dan gimmick.

Gimmick

Gimmick menurut kamus bahasa Inggris adalah tipu

muslihat atau alat, tetapi menurut kamus istilah periklanan

Indonesia gimmick adalah usaha untuk menarik perhatian

khalayak melalui objek atau cara yang dianggap sebagai hal

baru dan luar biasa sehingga menimbulkan minat untuk

membeli produk tersebut. Selain itu, gimmick juga dibuat atas

dasar sebagai media pengingat setelah menggunakan media

(46)

utama. Adapun gimmick yang diberikan dalam setiap

pembelian komik berupa Pin, sticker dan Poster edukasi

Sovenir

Sovenir yang diberikan mempunyai hubungan

dengan tema media utama yaitu t-shirt yang digunakan tokoh

utama Aang. Konsep merchandise ini dibuat sebagai media

pendukung yang Khusus dipakai oleh anak laki-laki. Tujuan

dari merchandise ini ialah agar kalangan remaja dapat

mengenakannya saat mereka bermain dan diharapkan tokoh

utama Aang bisa menjadi idola mereka.

c. Media Promosi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, secara harfiah

kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi untuk

meningkatkan volume penjualan dengan melakukan pameran,

periklanan, demonstrasi serta usaha-usaha lain yang bersifat

persuasif.

Media promosi disini adalah sebagai alat bantu untuk

memperkenalkan dan mempublikasikan bahwa buku komik

ini telah terbit dipasaran.

(47)

Poster

Poster ini ditempel di toko-toko buku besar dimana telah

tersedia tempat khusus untuk penempelan poster. Poster ini

ditempel di toko-toko buku besar dengan maksud agar

pengunjung mengetahui bahwa buku komik “Aang Tawo” telah

terbit dan dijual dipasaran. Poster ini ditempel pada saat buku

komik telah diterbitkan dan dipasarkan.

Stand Karakter

Stand karakter dibuat sebagai media promosi

dengan maksud agar lebih dapat menarik perhatian target

audiens. Dengan ukuran 170 cm (setinggi orang dewasa)

Stand karakter ini ditempatkan di depan pintu toko buku.

Konsep stand karakter sengaja hanya menampilkan karakter

Aang dan Judul Aang Tawo untuk membuat pengunjung

mencari tahu sebenarnya Aang Tawo itu apa.

Flag Chain

Flag Chain menurut kamus bahasa inggris adalah

rantai bendera. Flag Chain disini berfungsi sebagai media

promosi untuk menarik perhatian target audience pada saat

buku telah diterbitkan dan dipasarkan, media ini diletakkan

dengan cara digantung dilangit-langit toko buku mengingat

banyaknya sign yang biasa digantung untuk menununjukkan

(48)

pemberitahuan adanya diskon atau buku baru yang telah

terbit.

3.1.4 Strategi Distribusi

Media utama yang berupa buku komik ini pada awalnya

akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi

dalam menerbitkan buku-buku cerita fiksi untuk kalangan remaja .

toko-toko buku besar seperti Gramedia menjadi target utama

dalam pendistribusian buku komik ini. Sedangkan waktu yang

tepat untuk mendistribusikan buku ini adalah pada saat anak

sekolah sedang liburan sekolah, karena aktivitas belajarnya bisa

diganti dengan kegiatan membaca buku komik.

3.2 Konsep Visual

3.2.1 Format Desain

Format desain buku adalah Potrait dengan ukuran 148 mm

x 210 mm. pemilihan format potrait memudahkan para pembaca

untuk mencerna gambar karena disusaikan dengan kebiasaan

cara membaca yang dari kanan kekiri bukan atas ke bawah.

Selain itu format desain buku juga berkesan menarik.

3.2.2 Ilustrasi

Ilustrasi dibuat dengan teknik sketch dengan coloring

digital dan gaya yang semi realis menirukan karakter

(49)

kartun yang bertema heroik seperti Final fantasi, Tapak Budha, the

return of the condor heroes, Dragon & Tiger, Si buta dari gua

hantu. tetapi dalam aplikasinya karakter tersebut tidak begitu

terlihat karena penggayaan ilustrasi ini di gabungkan antara

penggayaan manga untuk vector , penggayaan china untuk detail,

penggayaan manga pada efek suara dan visual sedangkan arsiran

menggunakan penggayaan marvel.

Gambar 3.4 Aang Tawo (Tokoh utama)

(50)

3.2.3 Studi Karakter

Sebelumnya penulis melakukan studi sebagai acuan dalam

pembuatan karakter. Dari hasil studi kemudian penulis melakukan

proses pembuatan karakter mulai dari foto kemudian menjadi

ilustrasi karakter yang semi realis.

Berikut ini adalah studi setiap karakter pada buku komik

Aang Tawo :

a. Aang

Gambar 3.5 Aang

Sumber: Dokumentasi pribadi

(51)

Gambar 3.6 Sketsa Tampak depan Aang

Aang adalah seorang pemuda yang gagah berani.

Dia merupakan tokoh utama dalam cerita yang menjalankan

ajaran Pencak Silat. Aang mempunyai perawakan yang sedang

tetapi cukup kekar. Properti yang digunakan tidak terlalu

banyak untuk mengesankan kesederhanaan.

(52)

b. Jaro Feri

Gambar 3.7 Jaro Feri

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.8 Sketsa Tampak depan Jaro Feri

(53)

Jaro Feri adalah teman dari Aang yang berjuang

bersama-sama untuk mendirikan suatu perguruan Pencak

Silat. Mempunyai perawakan yang tinggi kurus. Properti yang

digunakan cukup lengkap yang menandakan bahwa karakter

ini punya kedudukan lebih tinggi di kelompoknya karena Jaro

Feri merupakan Guru dari perguruan Silat Tawo.

c. Wening

Gambar 3.9 Sketsa wening

(54)

Gambar 3.10 Wening

Wening adalah kekasih dari Aang yang berjuang

bersama-sama untuk menjalankan kisah cintanya. Mempunyai

perawakan yang tegap, dan tidak terlalu tinggi. Properti yang

dikenakan mengesankan karakter ini terlihat cantik dan

menarik.

(55)

d. Ki Bahar

Gambar 3.11 Ki Bahar

Ki Bahar adalah Ayah dari Wening kekasih Aang.

Properti yang digunakan menggunakan pakaian pangsi ciri

khas masyarakat sunda. Seperti iket batik yang di kenakan

dikepalanya dengan properti berupa golok.

(56)

e. Tira

Gambar 3.12 Sketsa Tira (tokoh Antagonis)

Tira berperan sebagai tokoh antagonis, Tira mempunyai

sifat licik dan angkuh selain ingin mendapatkan cinta dari wening

Tira pun ingin menguasai perguruan Silat Macan Langit yang

kuasai oleh Ki Bahar pendiri dari perguruan Pencak Silat Macan

langit.

3.2.4 Studi Properti

Di dalam buku komik ini karakter membutuhkan properti

tambahan agar memperkuat identitas dari karakter tersebut,

acuan properti diambil dari foto dari internet yang kemudian

(57)

mengalami proses penyederhanaan bentuk dan warna. Berikut

studi properti yang digunakan dalam buku komik Aang Tawo :

a. Iket baduy

Gambar 3.13 Iket baduy

Sumber: Foto pribadi

b. Pakaian Pangsi

Gambar 3.14 Pakaian pangsi

(58)

c. Golok

Gambar 3.15 Sketsa Golok

d. Koja

Gambar 3.16 Sketsa Tas Koja

(59)

Properti yang diambil juga adalah properti asli yang difoto yang

kemudian disederhanakan menjadi bentuk sketsa.

e. Gelang akar bahar

Gambar 3.17 properti Gelang akar bahar

3.2.5 Studi Lokasi

Lokasi diambil dari daerah perkampungan dan hutan di

provinsi Jawa barat cerita ini berasal.

(60)

Gambar 3.18 Sketsa lokasi Perkampungan

Gambar 3.19 lokasi Perkampungan

(61)

3.2.6 Studi Warna

Warna pada buku komik ini mengacu kepada warna-warna

black & white yang menggunakan warna dengan karakter

menyerupai asli atau semi realis. Alasannya adalah untuk

memunculkan karakter dari cerita itu sendiri yang sama-sama

bertemakan pendekar. Kesuksesan kartun manga dan marvel

dalam memunculkan karakter khusunya dalam segi warna di

aplikasikan ke dalam karakter buku komik ini yang diharapkan

dapat mengikuti kesuksesannya dalam menarik perhatian target

audiens

Gambar 3.20 halaman 2

(62)

Gambar 3.21 Proses Warna

3.2.7 Studi Tipografi

Komika bogie

Tipografi ini mempunyai karakter yang lugas, berkesan

petualang dan tidak statis. Font ini digunakan untuk judul buku

Konsep pada judul, font menggunakan warna merah diberi

tambahan berupa efek outerglow yang dimaksudkan untuk

memperjelas warna huruf supaya lebih terlihat mencolok. Judul

“Aang Tawo” ini disesuaikan dengan Silat Tawo itu sendiri. Kata

Tawo pada judul sengaja dibuat lebih besar dan menggunakan

huruf kapital yang dimaksudkan untuk memperjelas penekanan

intonasi agar terkesan berteriak. Penambahan Tipografi kreatif

(63)

dengan menambahkan aksara atau huruf sunda yang artinya

Pencak Silat,

Gambar 3.22 Aplikasi Tifografi

Gambar 3.23 Tipografi untuk bodytext

Komika text

Tipografi berikutnya mempunyai karakter berkomunikasi

mewakili gambar tetapi mudah dibaca yang terlihat cocok jika

dipadukan dengan karakter pada gambar.

Font ini digunakan untuk bodytext didalam halaman buku

dengan menggunakan yang disesuaikan dengan layout.

(64)

A B C D E F G H I J

R S T U V W X Y Z

!@#$%^&*()_+=-?/

Gambar 3.24 Tipografi untuk isi buku

3.2.8 Studi Layout

dari kiri ke kanan, dari atas

kebawah

K L M N O P Q

1234567890

Didalam buku komik ini terdapat garis pinggir pada setiap

halamannya atau panel yang di baca

Gambar 3.25 panel alur

Layout pada buku ini hanya menampilkan gambar dan teks

atau balon kata pada setiap halaman dengan border sebagai

(65)

pembatas. Sedangkan untuk cover dibuat dengan menampilkan

gambar yang bisa mewakili judul cerita.

Gambar 3.26 layout pada cover depan.

(66)

Gambar 3.27 layout pada cover belakang

(67)

62

(68)

BAB II

KOMIK PENCAK SILAT AANG TAWO

2.1. Silat Tawo

2.1.1 Sejarah Silat Tawo

Pada tahun 1997, berdiri sebuah wadah / perguruan yang dinamakan TAWO “Seni Ilmu Beladiri Dan Pernapasan” yang didirikan oleh Aang Mohammad Wahyudin dan Jaro Feri Arianto Haden, yang bertujuan untuk melestarikan dan menanamkan kecintaan pada Pencak Silat sebagai warisan budaya yang harus terus di lestarikan dan mendidik para anggotanya agar memiliki keahlian beladiri yang efektif dan efisien, cepat, tepat, kuat serta keselarasan dan keindahan.

Mengenai unsur yang diterapkan dalam seni bela diri ini adalah pencak silat ,Thai boxing dan wushu. Perguruan TAWO “Seni Ilmu Beladiri Dan Pernapasan” ini adalah perguruan yang memadukan inti dari berbagai aliran beladiri yang terus menerus dikaji dan disempurnakan. Sehingga mendapatkan suatu pukulan, tendangan, berbagai macam teknik serta jurus dan pernapasan yang di bakukan menjadi sebuah aliran bela diri yang berkiblat atau berpatokan pada Pencak Silat.

(69)

2.1.2 Definisi Tawo

Kata TAWO merupakan ke pendekan dari Tenaga, Alam, Waktu, Olah jiwa, yang berarti sebagai aliran ilmu beladiri dan pernapasan yang melatih dan menempa diri dengan menggunakan tenaga alam sebagai sumber energi yang sangat dasyat, dalam putaran waktu tertentu yang akan memaksimalkan dalam proses olah jiwa.

2.2. Komik

2.2.1. Pengertian Komik

Pengertian komik itu memiliki definisi yang luas. Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan sedangkan menurut Scott McCloud dalam buku Understanding Comics bahwa komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual.

Pada awalnya, sebutan komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, terkadang dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan. Secara bahasa komik yang berasal dari bahasa yunani adalah cerita

(70)

bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Sekarang pasar komik bertambah luas karena komik tidak lagi hanya diperuntukan bagi anak-anak saja, namun juga bagi remaja hingga orang dewasa. Kandungan cerita dalam komik bagi anak-anak dan orang dewasa jelas memiliki perbedaan, baik dari segi tema maupun isi. Komik anak-anak lebih banyak menceritakan kehidupan sehari-hari, pengenalan terhadap lingkungan maupun manusia lainnya. Sedangkan komik bagi remaja, tidak sedikit yang membahas masa-masa puber, berkisah mengenai kehidupan yang harus dijalani, serta langkah-langkah menuju kedewasaan. Kemudian komik untuk orang dewasa misalnya berisi mengenai kehidupan berkeluarga, kehidupan wanita maupun pria karir di tempat kerja. Ini menunjukan bahwa komik semakin banyak digemari dan semakin memasyarakat.

Biasanya komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi teks atau balon kata. Komik merupakan media yang unik, menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif, media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami.

(71)

Gambar 2.1 Pedang Maha Dewa (Tony Wong)

(Sumber:http://ebook-xfile.blogspot.com/2010/05/pedang-maha-dewa-1.html)

2.2.2 Fungsi dan Peranan Komik

Komik merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh komik antara lain adalah untuk pendidikan, untuk advertising, maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis komik memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas.

1. Komik untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti pesan-pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya ”hindari pemecahan masalah dengan kekerasan.”

(72)

2. Komik sebagai media advertising. Maskot suatu produk dapat dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca Komik, pesan-pesan promosi produk atau brand dapat tersampaikan.

3. Komik sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun. Cergam dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan, persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis dan menggugah hati pembaca.

2.2.3 Pengaruh Komik

Membaca merupakan proses untuk memahami isi bacaan dalam buku yang memerlukan konsentrasi tinggi. Proses membaca juga melibatkan indra mata, perasaan, otak, khayalan, dan imajinasi. Oleh karena proses membaca yang demikian, maka pelajar lebih menyukai membaca bacaan ringan atau bersifat hiburan daripada buku pengetahuan atau buku pelajaran.

Dampak positif membaca komik bagi pelajar adalah para pelajar dapat mengembangkan imajinasinya, menambah wawasan, menambah informasi lebih banyak, dan meningkatkan semangat bila komiknya bersifat tanpa menyerah. Selain itu menurut Hurlock (1978) komik dapat memberikan model yang dapat digunakan

(73)

untuk mengembangkan kepribadian anak. Namun, di sisi lain komik bisa memberikan pengaruh negatif bagi para pelajar misalnya mengikuti cara hidup yang tidak baik di dalam cerita komik. Mungkin bisa berpacaran, bertindak kekerasan, berkelahi, dan lain-lain. Selain itu, pelajar bisa menangkap pesan yang salah dari komik seperti tindakan kekerasan.

Pelajar saat ini banyak meniru tokoh-tokoh komik untuk bertindak kasar atau yang tidak baik terhadap orang lain.Pelajar juga lebih mementingkan membeli buku komik daripada buku pelajaran karena saat ini khususnya komik Jepang sangat merajai pasaran. Begitu gemarnya membaca komik, para pelajar sampai lupa waktu bila telah membaca komik. Jika sudah membaca komik, mereka sulit dialihkan kegiatannya. Hal itu berakibat pada aktivitas yang tertunda antara lain, malas mandi, malas makan, malas mengerjakan tugas rumah, malas belajar, dan sebagainya. Para pelajar juga menjadi kurang bisa mengendalikan diri untuk meniru tokoh-tokoh dalam komik. Kalau yang ditiru mereka hal-hal yang baik tidak akan menjadi masalah, tetapi kalau yang ditiru hal yang tidak baik akan menjadi masalah.

Mengatasi hal tersebut, orang tua harus mendampingi dan memberikan pemahaman kepada anak bahwa cerita dalam komik adalah cerita khayalan. Tokohnya ada yang baik dan tidak baik. Orang tua juga harus membantu memilihkan bacaan yang sesuai dengan perkembangan jiwa dan diminati anak. Disamping itu, orang

(74)

tua perlu menentukan waktu untuk membaca komik supaya anak atau pelajar tetap bisa belajar dan melakukan aktivitas yang lain. Hal yang terpenting, pelajar juga harus mampu memilih dan memilah bacaan komik yang baik dan patut untuk ditiru.

2.2.4 Unsur-unsur Visual dalam Komik

a. Warna

Warna dalam komik dapat mengungkap subjek secara objektif, Pencak Silat identik dengan menggunakan pakaian pangsi serta berbagai macam asesoris seperti ikat

Gambar 2.2 Jaro Tawo

(75)

b. Efek Visual

Merupakan kesan yang digambarkan untuk menekankan penggambaran emosi, karakter, suasana, dan gerak dari tokoh dalam komik.

Gambar 2.3 penggabungan efek

c. Narasi

Menerangkan tentang waktu, tempat, dan situasi.

Sekilas bercerita tentang dua orang sahabat, yang mempunyai impian untuk mendirikan suatu perguruan Silat, berbagai tantangan dan rintangan dilaluinya, begitu juga kisah cintanya yang diambil dari tokoh Aang, Menceritakan sebuah perjalanan yang dilalui Aang dengan perjalanan, kesedihan, cinta, dan kesenangan yang hanya bersifat sementara, dalam kisah ini

(76)

terdapat pesan moral yang dapat di ambil sebagai satu kesimpulan

d. Tokoh

Tokoh adalah para pemeran yang terdapat dalam suatu cerita. dalam komik, tokoh akan menjadi pusat perhatian pembaca karena cerita akan bergulir di seputar tokoh. Ada beberapa macam tokoh :

- Protagonis :

Tokoh yang menjadi sentral cerita. Ada dua macam protagonis, yaitu protagonis pemeran utama dan protagonis pemeran pembantu. Hali ini disebabkan karena seperti halnya manusia dalam kehidupan nyata, seorang tokoh digambarkan memiliki interaksi dengan orang lain. Protagonis pembantu biasanya adalah teman dari pemeran utama.

(77)

Gambar 2.4 Jaro Tawo (tokoh protagonis)

- Antagonis :

Merupakan tokoh yang menjadi rival atau tandingan dari pemeran utama. Tokoh antagonis biasanya menimbulkan konflik bagi pemeran utama atau pemeran pembantu, yang kadang kala menjadi sumber cerita.

Gambar 2.5 Tira (tokoh antagonis)

(78)

- Figuran :

Digunakan untuk menyebut tokoh-tokoh yang tidak berperan besar. Misalnya orang-orang di sekitar tokoh utama ada ditengah kota. Figuran tidak memberikan sumbangan besar bagi cerita, namun tetap ada untuk mendukung suasana atau jalan cerita.

e. Efek

Ada dua macam efek, yaitu efek tulisan dan efek gambar . - Efek tulisan: ditampilkan dalam bentuk tulisan, menyatakan bunyi-bunyi tertentu. Menggunakan berbagai macam font untuk menyesuaikan tulisan dengan bunyi yang diwakili.

- Efek Gambar: efek yang diaplikasikan dalam gambar untuk penyampaian cerita dalam cerita. Efek ini dapat dikenakan pada tokoh atau pada latar belakang. Walaupun gambar sama, efek yang berbeda dapat menghasilkan suasana yang berbeda.

(79)

Gambar 2.6 efek Tulisan

f. Latar Belakang

Latar belakang berkaitan erat dengan tema cerita. Latar belakang harus mampu menggambarkan suasana atau keadaan disekitar tokoh sekaligus mendukung cerita.

Gambar 2.7 Sketsa panel dan efek gambar Panel dibaca dari arah kiri ke kanan, dari atas ke bawah

(80)

2.2.5 Ilustrasi Komik untuk remaja.

Pada dasarnya, sebuah buku cerita bergambar menggabungkan antara kata-kata dan gambar-gambar yang membentuk suatu cerita. Teks dan gambar bekerja sama menerangkan jalannya cerita (Putra. 2008). Gambar-gambar mampu menyampaikan isi cerita atau merubah keseluruhan isi buku. Jadi jika dilihat sekilas buku bergambar hanyalah terdiri dari kata-kata dan gambar, namun jika dilihat secara keseluruhan buku bergambar merupakan sebuah karya seni.

Buku cerita bergambar merupakan sebuah format (bentuk/desain) bukanlah sebuah genre (Denise. 1999), walaupun bebrapa orang masih menggunakan istilah genre untuk mendeskripsikan buku cerita bergambar secara keseluruhan. Berikut ini adalah ciri-ciri umum suatu buku cerita bergambar:

¾ Berisi 35 Halaman

¾ Ilustrasi mendominasi teks

¾ Ilustrasi berintegrasi dengan narasi membawakan cerita ke suatu kesimpulan akhir.

¾ Jumlah kata umumnya kurang dari 500 kata. Namun ada

juga yang mencapai lebih dari 2000 kata atau bahkan tidak sama sekali. Desain keseluruhan menunjukan hubungan antara teks dan ilustrasi yang menyangkut halaman depan, halaman belakang dan lapisan buku.

(81)

Tidak seperti novel yang memiliki berbagai macam genre, komik memiliki beberapa genre (Denise. 1999). Berikut ini adalah beberapa jenis mendasar sebuah buku komik :

2.2.6 Jenis-Jenis komik

Komik mempunyai dua jenis yaitu komik strip dan buku komik Dari jenisnya (Genre) kita dapat membedakan komik menjadi : - KomikSuperhero (Komik Pahlawan super)

- KomikC ow boy

- KomikRomance(Komik Romantis) - KomikHorror

- KomikAdventure(Komik Petualangan) - KomikC riminal

- KomikC omedy (Komik Humor, jenaka) - KomikUnderground

- KomikAction(Komik Aksi) - Komik Budaya

- Komik Science Fiction (Komik Fiksi Ilmiah) - Komik Cerita Detektif

2.2.7 Komik Indonesia

Merujuk kepada Boneff maka komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada

(82)

tahun 1930an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti Flippie Flink and Flash Gordon. Put On,seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesiayang pertama-tama merupakan karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. Put On menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star(1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo,Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur. Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama-tama oleh artis komik Indonesia.

2.3 Remaja

2.3.1. Pengertian remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang

(83)

jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.

2.3.2. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja

Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah:

Masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja

(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

(84)

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192)

Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

2.4 Target Audiens

Target Audience untuk buku Komik ini adalah para pelajar smu dan tingkat universitas. Dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap seni kebudayaan Indonesia

2.4.1. Geografis

Remaja sekolah atau Universitas di perkotaan seluruh Indonesia. khususnya di daerah kota bandung.

(85)

23 2.4.2. Demografis

a. Target primer :

Jenis kelamin : Laki-laki

Kelompok Umur : usia 13 - 22 tahun

Status : Remaja, SLTP, SMU dan Universitas Ekonomi : Menengah ke atas

b. Target Sekunder :

Jenis kelamin : Perempuan dan Laki-laki Kelompok Umur : 20-40 Tahun

Status : Semua kalangan Ekonomi : Menengah ke atas 2.4.3. Psikografis

(86)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pencak Silat merupakan kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai

pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat

pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang

merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei

Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura,

Thailand dan Vietnam).

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia

berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka

ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami

oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini

Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun

mempunyai aspek-aspek yang sama.

Ada beberapa aliran Pencak Silat di Indonesia salah satunya adalah Silat

Tawo yaitu seni ilmu beladiri dan pernapasan, mengenai unsur yang diterapkan

dalam seni bela diri ini adalah pencak silat ,Thai boxing dan wushu. Perguruan

TAWO “Seni Ilmu Beladiri Dan Pernapasan” ini adalah perguruan yang

memadukan inti dari berbagai aliran beladiri yang terus menerus dikaji dan

disempurnakan. Sehingga mendapatkan suatu pukulan, tendangan, berbagai

(87)

macam teknik serta jurus dan pernapasan yang di bakukan menjadi sebuah

aliran bela diri yang berkiblat atau berpatokan pada Pencak Silat.

Menyikapi hal itu, aspek visual berupa media popular seperti buku komik

bisa menjadi salah satu solusi untuk mengalihkan perhatian kalangan remaja,

besaing dengan komik Jepang, Marvel dan tentunya buku-buku komik dari luar

negeri lainnya yang kini gencar memasuki pasar dunia baca generasi muda

Indonesia. Maka dari itu visualisasi dalam buku komik yang dikonsumsi anak

remaja berperan dalam memberikan daya tarik tersendiri dan meningkatkan

minat baca terhadap buku komik tersebut.

Komik merupakan sebuah teknik penerbitan melalui gambar lukisan yang

jelas dan menarik. Komik merupakan salah satu alat komunikasi massa yang

memberikan pendidikan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa (Lubis

Rahayuningsih 2005:19). Selain itu, komik adalah bahan bacaan yang ringan

dan menarik. Sebagai salah satu alat komunikasi, komik juga dapat melatih

daya imajinasi setiap pembacanya yang diwujudkan dalam bentuk gambar dan

teks (bahasa tulisan), karena gambar dapat berfungsi untuk membantu

pembaca dalam mengimajinasikan informasi yang dibaca. definisi komik.

Menurut (McCloud, 2008:9) bahwa komik merupakan gambar yang

menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang

melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas

dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual.

(88)

1.2. Identifikasi Masalah

Pencak silat mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu,

Berdasarkan hal tersebut, Setelah menyimak permasalahan di atas, dapat

diidentifikasikan terdapat beberapa topik permasalahan yang muncul, diantaranya:

1. Sampai saat ini masih belum banyak yang mengkaji secara visual melalui

media popular seperti komik, khususnya dari segi estetika rupa.

2. Pada saat ini sudah berkurangnya minat dari generasi muda untuk

mempelajari Pencak silat.

3. Pertunjukan Pencak silat tidak setiap hari bisa disaksikan di

tempat-tempat umum sehingga dalam perkembangannya Pencak silat cukup

sulit untuk familiar atau disukai oleh generasi muda dimasa sekarang.

4. Pertunjukan Pencak silat biasanya dipertunjukan pada saat acara

slametan atau acara hajatan di suatu perkampungan dan pertunjukan

pada saat pertandingan.

1.3. Fokus Permasalahan

Dari penjabaran diatas maka fokus permasalahan terletak pada

kurangnya media popular terhadap Silat Tawo yang disebabkan kurangnya

media informasi dan promosi.

Diperlukan sebuah solusi yang tepat untuk kembali merebut perhatian

masyarakat agar berkeinginan untuk membaca buku, salah satunya dengan

merancang sebuah buku komik untuk remaja yang membahas tentang cerita

silat Indonesia yang bermuatan moral dan menarik dari segi visual.

(89)

1.4. Tujuan dan Manfaat Perancangan

1.4.1. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan buku komik ini adalah :

a. Untuk menarik minat membaca masyarakat terhadap

pencak silat.

b. Sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan

seni beladiri pencak silat ditengah semakin pesatnya

perkembangan zaman.

c. Untuk mengetahui efektivitas media komik dalam

pembelajaran mengenai pencak silat.

d. Memperkenalkan Silat Tawo kepada masyarakat dari segi

tekhnik jurus, tekhnik bertahan, menyerang serta tekhnik

berupa pukulan dan tendangan

1.4.2. Manfaat Perancanganan

a. Bagi remaja, dan dewasa

Remaja, dan dewasa diharapkan bisa mengetahui dan

menangkap pesan-pesan moral yang terdapat dalam cerita komik,

khususnya mengetahui pean moral dari cerita komik yang di angkat

oleh penulis serta mengetahui karakteristik dari cerita tersebut dan

dari mana cerita itu berasal.

(90)

5 b. Bagi Kalangan Akademis

Di harapkan dapat menjadi referensi bagi teman-teman

sesama mahasiswa dan juga bagi para desainer dan penerbit buku

bacaan untuk remaja dan dewasa.

c. Bagi Penulis

Memberikan pengalaman dalam proses perancangan

sebuah buku cerita media komik, dari mulai menganalisa suatu

permasalahan sampai mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Dan diharapkan melalui perancangan ini, penulis dapat

memberikan kontribusi pada masyarakat dalam upaya melestarikan

(91)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah

memberikan karunia dan hidayahNya baik berupa kekuatan, semangat dan

perlindungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas

Akhir dengan judul “Perancangan Komik Pencak Silat Aang Tawo”.

Laporan pengantar tugas akhir ini disusun melalui suatu proses kerja

yang cukup panjang serta mengalami berbagai rintangan, tantangan dan

hambatan. Namun penulis akhirnya dapat melalui itu semua, sehingga penulis

dapat menyelesaikannya. Ini semua dapat dilakukan berkat bantuan, bimbingan

serta dorongan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya baik

dari segi materi serta visual yang ditampilkan, untuk itu penulis sangat berterima

kasih kepada pembaca jika sudi kiranya memberikan kritik serta saran atas

Laporan pengantar tugas akhir ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2011

Penulis

(92)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan

Pengantar Tugas Akhir, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

yang dikarenakan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, namun

segala kesulitan, hambatan, dan rintangan yang penulis rasakan semua dapat

teratasi dengan bimbingan, dorongan dan bantuan semua pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan

ketulusan hati, perkenankan penulis mengucapkan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Drs. Harry Lubis sebagai Dekan Fakultas Desain Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ketua Program Studi Desain Grafis, Taufan Hidayatullah, M.Ds atas

segala dorongan semangat dan arahan kepada penulis selama penulis

menuntut ilmu di Program Studi Desain Grafis, Universitas Komputer

Indonesia (UNIKOM).

3. Koordinator Tugas Akhir, Rini maulina S.Sn atas arahan, perhatian dan

bimbingannya kepada penulis selama menimba ilmu di Program Studi

Desain Grafis, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materi

serta do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir

dengan lancar.

(93)

iii Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap mudah-mudahan jasa

baik yang penulis terima dari berbagai pihak akan mendapatkan balasan yang

setimpal dari Allah Swt.

Bandung, Agustus 2011

(94)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN ILUSTRASI KOMIK PENCAK SILAT

AANG TAWO

DK 26313/Tugas Akhir

Semester II 2010/2011

Oleh:

Anggara Tegar Sukmana

NIM:

52108021

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

Gambar

Gambar 4.1 Proses pewarnaan pada karakter
Gambar 4.8 halaman 5
Gambar 4.9 halaman13
Gambar 4.11 halaman 33
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sifat dari struktur kurikulum masih menggunakan mata pelajaran, hanya tiap mata pelajaran pada kompetensi inti, yaitu terdiri: KI-1, KI-2, KI-3, KI-4 tersusun atas dasar

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.. Abu Abdullah bin Muhammad Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari

(1) Pejabat Kejaksaan pada Perwakilan Negara Republik Indonesia di Singapura melaksanakan wewenang, tugas dan fungsi yang meliputi wilayah hukum Singapura dan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dalam pembelajaran PKn untuk

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa sapi PO Kebumen yang didapatkan pada

ada pula pihak lain yang menegaskan bahwa pemberdayaan adalah proses memfasilitasi warga masyarakat secara bersama- sama pada sebuah kepentingan bersama atau urusan yang

Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut

Dalam pembuktian validitas konstrak dengan analisis faktor, nilai pecahan 0,1 sangat berarti apalagi 0,9 sehingga dibutuhkan inovasi dari para ahli pengukuran