• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pakar kebutuhan gizi seimbang pada usia produktif berbasis web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem pakar kebutuhan gizi seimbang pada usia produktif berbasis web"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

$ % & $' ! %$ ( )

* + *

* (,'

-.(/ ( /0,( . 0

$ 1 $+

$ 2 " 2" & .

( (

($ 2 * 3 2*3 & ' ( (

( 0

,$ 2 * 2 * & (

* ( 0 ( /

'$ 3 % 4% 5 ! ( /

( ,

(6)

6 7

(7)
(8)

+ '

- - - 1

2

.+ 1

-+

3+ -

-+

4+ " 5 - -

-- " +

6+ - 5 , "

- - +

7+ " , / + + + + 8 /

# 0 +

9+ - + + + -

(9)

<+ - ) > " + - +

.=+ ' + ?+ +"@ A ? - +

..+ 0 1 ! - - * #* - B

.3+ ? , - 1 * / ! $ , '

) < 3==;

-+ B

.4+

-- +

-

-- ,

/ - +

- /

-+

- - /

-+

(10)

v

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... v DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR SIMBOL ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Maksud dan Tujuan ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Metodologi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Tahap Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Tahap Pengembangan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB 2 LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Artificial Intelligence ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Tujuan Artificial Intelligence ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Artificial Intelligence dalam Berbagai Sudut Pandang .. Error! Bookmark not defined.

2.2 Sistem Pakar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Pengertian Sistem Pakar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Tujuan Sistem Pakar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Ciri-Ciri Sistem Pakar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.5 Keuntungan dan Kelemahan Pemakaian Sistem Pakar .. Error! Bookmark not defined.

(11)

vi

defined.

2.4 Gizi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Pengertian Gizi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2 Gizi dan Penyakit Degeneratif ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2.1 Pola Makan Sebagai Pemicu Penyakit Degeneratif . Error! Bookmark not defined.

2.4.2.2 Macam-macam Penyakit Degeneratif ... Error! Bookmark not defined.

2.4.3 Menentukan Kebutuhan Kalori ... Error! Bookmark not defined.

2.4.4 Macam-macam Jenis Diet ... Error! Bookmark not defined.

2.4.5 Daftar Bahan Makanan Penukar ... Error! Bookmark not defined.

2.5 DFD ... Error! Bookmark not defined.

2.6 ERD ... Error! Bookmark not defined.

2.7 Bahasa Program ... Error! Bookmark not defined.

2.7.1 Database MySQL ... Error! Bookmark not defined.

2.7.2 PHP ... Error! Bookmark not defined.

2.7.3 Javascript ... Error! Bookmark not defined.

BAB 3 Analisis dan Perancangan ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Analisis Masalah ... Error! Bookmark not defined.

3.1.1 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2.1 Sumber Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2.2 Data Penyakit dan Gejala ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2.3 Data Nilai Certainty Factor ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2.4 Data Diet ... Error! Bookmark not defined.

3.1.3 Pohon Pelacakan ... Error! Bookmark not defined.

3.1.4 Analisis Certainty Factor... Error! Bookmark not defined.

3.1.5 Kaidah Produksi ... Error! Bookmark not defined.

(12)

vii

3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.1 Analisis Basis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2 Data Flow Diagram (DFD) ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.1 Diagram Konteks ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.2 DFD Level 1 ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.3 DFD Level 2 Proses 1 Login ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.4 DFD Level 2 Proses 2 Kelola Knowledge-base ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.5 DFD Level 2 Proses 3Konsultasi ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.6 DFD Level 3 Proses 2.1 Kelola Penyakit . Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.7 DFD Level 3 Proses 2.2 Kelola Diet ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.8 DFD Level 3 Proses 2.3 Kelola Bahan Pangan... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.9 DFD Level 3 Proses 2.4 Kelola Kategori.. Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.10 DFD Level 3 Proses 2.5 Kelola Jenis ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.11 DFD Level 3 Proses 2.6 Kelola Pekerjaan Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.12 DFD Level 3 Proses 2.7 Kelola Gejala ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.2.13 DFD Level 3 Proses 2.8 Kelola CF ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.3 Spesifikasi Proses ... Error! Bookmark not defined.

3.1.8.4 Kamus Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Perancangan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Skema Relasi ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Struktur Tabel... Error! Bookmark not defined.

3.3 Perancangan Antarmuka ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Perancangan Struktur Menu Admin ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Perancangan Tampilan ... Error! Bookmark not defined.

3.4.3 Perancangan Pesan ... Error! Bookmark not defined.

(13)

viii

2.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(14)

" ) - - 0 ,#

1 + #

% ! 22 -.# & $ 2 . , 3 - + -, 3 3$ $ + 3! ! . % 4 5#6 $

7 % # 4

% ! 22 #, $ - , % ! 22 #, $ - , 2 2 2 2 -+ - 3 , -3 $ -3 - 3 -3 -3 -+ 4 5#6 $

--# " 7 $% &

8 9% - % 5 ' #

( #+) *

-: 9 - & ) #+)

-; 9 & / *) +

#+) % <

#$#) & " (

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia produktif dengan rentang usia 18 – 45 tahun, merupakan usia dimana manusia sudah matang secara fisik dan biologis. Pada usia inilah manusia sedang berada pada puncak aktivitasnya. Aktifitas fisik yang dilakukan cenderung lebih berat daripada usia lainnya. Padatnya aktifitas sering memicu timbulnya stress yang juga merupakan penyakit yang sering menghinggapi masyarakat. Timbulnya stressdapat mengubah fungsi-fungsi normal tubuh dan dalam rentang waktu lama berujung pada kemunculan dini gejala penyakit degeneratif.

Perubahan hormon yang terjadi pada tubuh secara tidak disadari, jika asupan tidak dijaga dengan baik, maka dapat memicu munculnya penyakit. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang timbul karena gaya hidup yang tidak sehat. Manusia cenderung lebih memilih makanan yang menurut mereka enak tanpa peduli akibat yang akan timbul pada diri mereka. Tidak sedikit masyarakat usia produktif yang sudah merasakan beberapa gejala adanya penyakit degeneratif, namun kebanyakan dari mereka lebih memilih mengunjungi dokter ketika gejala yang dirasakan sudah semakin parah. Manusia memang membutuhkan makanan demi menjaga kelangsungan hidupnya. Tetapi tidak selalu bahwa mengkonsumsi bermacam-macam makanan membawa dampak yang baik bagi kesehatannya.Kondisi seperti usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tingkat aktivitas, dan adanya penyakit juga mempengaruhi jenis asupan gizi yang dibutuhkan.Kesalahan dalam pemilihan bahan makanan dapat memperburuk kondisi kesehatan tubuh.

(16)

solusi gizi seimbang berdasarkan kondisi kesehatan pengguna. Sistem pakar yang di bangun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menjaga kesehatan tubuhnya agar tetap produktif. Solusi yang diberikan yaitu berupa informasi mengenai kebutuhan kalori yang dibutuhkan, saran diet, serta bahan makanan yang dapat dikonsumsi sesuai dengan kondisi kesehatan pengguna.Mengikuti kemajuan teknologi internet maka sistem pakar ini dibangun berbasis web agar mudah diakses oleh masyarakat yang membutuhkan dan tidak terbatas waktu aksesnya.

1.2 Rumusan Masalah

Penyakit yang dialami pengguna sangat mempengaruhi pemilihan makanan agar tidak menimbulkan masalah kesehatan baru. Berdasarkan hal tersebut maka masalah dapat dirumuskan dalam pertanyaan, bagaimana memberikan solusi asupan gizi yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan pengguna tanpa terbatas ruang dan waktu.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengaplikasikan sistem pakar ke dalam ilmu gizi guna menentukan kebutuhan asupan gizi seimbang pada usia produktif.Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Memberikan informasi jumlah asupan energi yang dibutuhkan pengguna berdasarkan kondisi pengguna.

(17)

3 1.4 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang berkembang tidak terlalu jauh, maka dalam penelitian ini masalah yang ada dibatasi, yaitu :

1. Sistem diperuntukkan bagi masyarakat umum, tetapi tidak sedang dalam terapi dokter atau rawat jalan.

2. Input data pengguna berupa :

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Tinggi badan

d. Berat badan

e. Pekerjaan

f. Penyakit

3. Output berupa informasi jumlah kebutuhan kalori, penetapan diet, tujuan diet, dan strategi mencapai tujuan.

4. Strategi yang dilakukan adalah menetapkan bahan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi dan kemampuan tubuh untuk menerima.

5. Target user adalah orang-orang pada usia produktif dalam rentang usia 18 –

45 tahun.

6. Penyakit dibatasi hanya penyakit-penyakit degeneratif yaitu :

a. Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus)

(18)

c. Penyakit Jantung

d. Penyakit Saluran Pencernaan

1. Maag

2. Diare

3. Sembelit

e. Penyakit Kolesterol

f. Asam Urat

7. Teknik inferensi yang digunakan adalah forward chaining karena dalam mencari solusi sistem berangkat dari fakta yang ada menuju ke tujuan.

8. Perangkat lunak yang digunakan dalam membangun sistem adalah sistem operasi Microsoft Windows XP, menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan tool-nya Macromedia Dreamweaver 8, serta Databasenya menggunakan MySQL.

1.4 Metodologi Penelitian

1.4.1 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Cara-cara yang mendukung untuk mendapatkan data primer adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur

(19)

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

3. Interview

Mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pakar yang berkompeten di bidangnya demi mendapatkan informasi yang akurat. Hal ini lebih komunikatif karena terjadi tanya jawab secara langsung dengan bertatap muka.

1.4.2 Tahap Pengembangan Perangkat Lunak

Tahap pengembangan perangkat lunak menggunakan metode waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya :

1. Requirements analysis and definition

Mengumpulkan data yang dibutuhkan secara lengkap untuk kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi program yang akan dibangun.

2. System and software design

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses desain. Desain software

(20)

3. Implementation and unit testing

Selanjutnya pada tahap ini dilakukan penterjemahan kode program yang dimengerti oleh mesin. Pembuatan komponen-komponen sistem meliputi implementasi modul-modul program, antarmuka, dan basis data.

4. Integration and system testing

Proses pengujian program yaitu pada logika internal dan pada eksternal fungsional. Uji logika internal dilakukan untuk memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji. Uji eksternal fungsional adalah untuk memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil actual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.

5. Operation and maintenance

(21)

Gambar 1.1 Metode waterfall (Proboyekti, 2012)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan proposal tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang ada, maksud dan tujuan dari penelitian, batasan masalah dari sistem yang akan dibangun, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

(22)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab ini berisi tentang analisis dan kebutuhan dalam membangun aplikasi ini yang sesuai dengan metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan. Terdapat juga perancangan antarmuka untuk aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini berisi tahap implementasi dari perancangan sebelumnya dan kemudian melakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

9

Artificial Intelligence (AI) merupakan inovasi baru pada ilmu komputer yang sangat penting di era kini dan masa yang akan datang. Berasal dari bahasa latin yaitu “intelligo” yang berarti “saya paham”, AI mempunyai tujuan untuk memahami dan melakukan aksi. Perkembangan AI bermula dari kemunculan komputer sekitar tahun 1940-an. Pada masa ini, perhatian difokuskan pada kemampuan komputer dalam mengerjakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia(Warwick, 2012). Dalam hal ini, computer tersebut dapat mengadaptasi kemampuan kecerdasan dan perilaku manusia dalam memecahkan masalah.

Pada akhir 1955, Newell dan Simon mengembangkan The Logic Theorist, program AI pertama. Program ini mereprentasikan masalah sebagai model pohon, lalu menyelesaikannya dengan memilih cabang yang akan menghasilkan kesimpulan terbenar. Program ini berdampak besar dan menjadi batu loncatan penting dalam mengembangkan bidang AI(Basil, 2012).

Pada tahun 1960 hingga 1970, muncul berbagai diskusi bagaimana komputer dapat meniru sedetail mungkin pada kemampuan otak manusia. Dimana saat itu dapat dikategorikan sebagai “classical AI”. Pada tahun 1980, dimana komputer yang

semakin mudah diperoleh dengan harga yang lebih murah menjadikan berbagai riset di bidang kecerdasan buatan berkembang sangat pesat pada berbagai universitas (Budiharto, 2012).

2.1.1 Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan

(24)

Gambar 2.1 Domain area ai (Giaratanno, 2005)

Penjelasan lebih lanjutdari cabang ilmu AI di atas adalah :

1. Sistem Pakar

Bidang ilmu ini mempelajari bagaimana membangun sistem atau komputer yang memiliki keahlian untuk memecahkan masalah dan menggunakan penalaran dengan meniru atau mengadopsi keahlian yang dimiliki oleh pakar/ahli. Dengan adanya sistem pakar, permasalahan yang seharusnya hanya bisa diselesaikan oleh seorang ahli dapat dilakukan oleh orang awam. Sedangkan untuk para ahli, sistem pakar dapat bekerja sebagai asisten yang seolah-olah sudah berpengalaman sehingga memudahkan pekerjaannya.

2. Computer Vision

(25)

pengolahan citra dan pengenalan pola. Apabila cabang ilmu ini dikombinasikan dengan AI secara umum akan menghasilkan sebuah visual intelligence system.

3. Natural Language Processing(NLP)

NLP merupakan domain dari AI yang mempelajari bagaimana bahasa alami diolah sedemikian rupa sehingga user dapat berkomunikasi dengan computer. Konsentrasi ilmu ini adalah computer dapat melakukan ekstraksi informasi dari input yang berupa bahasa alami dan atau menghasilkan output yang juga berupa bahasa alami. Contoh dari NLP adalah robot ELIZA.

4. Robotika dan Sistem Navigasi

Bidang ilmu inilah yang mempelajari bagaimana merancang robot yang berguna bagi industry dan mampu meringankan beban manusia, bahkan nantinya bisa menggantikan fungsi manusia. Robot dilengkapi dengan actuator seperti lengan, roda, kaki, juga sensor yang memampukan mereka untuk menerima dan bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Robot humanoid pertama diciptakan oleh Al-Jajari (1136-1206) yang berfungsi sebagai 4 musisi.

5. Permainan Games

Game biasanya memiliki karakter yang dikontrol oleh user, dan karakter lawan yang dikontrol oleh game itu sendiri. Dalam membuat game kita harus merancang aturan-aturan yang nantinya akan dikerjakan oleh karakter lawan. Game akan menjadi menarik apabila karakter lawan dapat merespon dengan baik terhadap apa yang dilakukan oleh player. Tujuan pembuatan game adalah membuat karakter lawan mempunyai strategi yang cerdas untuk mengalahkan player. Pada bidang ini AI dibutuhkan yaitu untuk merancang dan menghasilkan game yang menyenangkan serta antarmuka antara user –

(26)

2.1.2 Tujuan Artificial Intelligence

Tujuan dari kecerdasan buatan menurut Winston dan Prendergast : 1. Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama).

2. Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah).

3. Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneur).

2.1.3 Artificial Intelligence dalam Berbagai Sudut Pandang

Artificial intelligence dapat dipandang dalam berbagai perspektif, antara lain (Brigida, 2012):

a. Perspektif Kecerdasan

Artificial Intellienceadalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia. b. Perspektif Bisnis

c. Artificial Intelligence adalah sekelompok alat bantu (tools) yang berdaya guna, dan metodologi yang menggunakan tool-tool tersebut guna menyelesaikan masalah-masalah bisnis.

d. Perspektif Pemrograman

Artificial Intelligence termasuk didalamnya adalah studi tentang pemrograman simbolik, pemecahan masalah, proses pencarian (search). e. Perspektif Penelitian

(27)

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Pengertian Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) menurut Durkin adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar [8]. Biasanya sistem pakar berupa perangkat lunak pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding dengan seorang pakar dalam bidang masalah yang khusus dan sempit berdasarkan ilmu, fakta dan teknik berpikir yang berasal dari seorang pakar.

Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama yaitu : basis pengetahuan (knowledge base) dan alat pengambilan kesimpulan (inference engine).

2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

Konsep dasar dari sistem pakar meliputi yaitu keahlian (expertise), ahli (experts), pemindahan keahlian (transfering expertise), inferensi (inferencing), aturan (rules) dan kemampuan menjelaskan (explanation capability).

Keahlian (expertise) adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah [8] :

a. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

b. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

c. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan tertentu.

d. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

(28)

Ada dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan dari sumber yang ahli dan pengetahuan dari sumber yang tidak ahli. Ahli (expert) adalah seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu masalah. Pengetahuan dari sumber yang ahli dapat digunakan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

Seorang ahli mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal baru seputar topic permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian mereka. Pengalihan keahlian dari para ahli ke computer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli.

2.2.3 Tujuan Sistem Pakar

Adapun tujuan dari sistem pakar adalah untuk memindahkan kemampuan dari seorang ahli atau sumber keahlian lain ke dalam computer dan kemudian memindahkannya kepada pemakai yang bukan seorang ahli. Proses ini meliputi empat aktifitas, sebagai berikut (Kusumadewi, 2003):

1. Akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition) yaitu kegiatan mencari dan mengumpulkan pengetahuan dari para ahli atau sumber keahlian yang lain.

2. Representasi pengetahuan (knowledge representation) yaitu proses menyusun dan menyimpan pengetahuan yang didapatkan dari seorang ahli ke dalam computer. Pengetahuan berupa fakta dan aturan yang disimpan computer sebagai sebuah kompunen disebut basis pengetahuan.

(29)

4. Pemindahan pengetahuan (knowledge transfer) yaitu kegiatan memindahkan pengetahuan dari computer ke pemakai yang bukan ahli.

2.2.4 Ciri-Ciri Sistem Pakar

Sistem pakar yang baik harus memenuhi cirri-ciri sebagai berikut (Kusrini, 2006):

1. Terbatas pada bidang yang spesifik

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti

3. Dapat mengemukakan rangkaian alas an yang diberikannya dengan cara yang mudah dipahami

4. Knowledge base dan inference engine terpisah

5. Memiliki fasilitas informasi yang handal

6. Mudah dimodifikasi

7. Dapat digunakan pada berbagai jenis computer

8. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi

2.2.5 Keuntungan dan Kelemahan Pemakaian Sistem Pakar

Perbandingan seorang ahli (human expert) dengan sistem pakar (ES) adalah sebagai berikut (Kusrini, 2006) :

Tabel 2.1 Perbandingan ahli dan sistem pakar

Faktor Human Expert ES

(30)

Geografis Lokal/tertentu Dimana saja

Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti

Perishable/dapat habis Ya Tidak

Performansi Variabel Konsisten

Kecepatan Variabel Konsisten & lebih cepat

Biaya Tinggi Terjangkau

Alasan mengapa sistem pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang ahli :

a. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi

b. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar

c. Seorang pakar akan pension atau pergi

d. Seorang pakar mahal

e. Kepakaran dibutuhkan juha pada lingkungan yang tidak bersahabat

Tabel 2.2 Perbandingan sistem konvensional dan sistem pakar

Sistem Konvensional Sistem Pakar

Informasi dan pemrosesan umunnya digabung dalam satu program sekuensial

(31)

Sistem Konvensional Sistem Pakar

Program tidak pernah salah (kecuali programmer yang salah)

Program bisa saja melakukan kesalahan

Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh

Penjelasan merupakan bagian dari sistem pakar

Membutuhkan semua input data Tidak harus membutuhkan semua input data atau fakta

Perubahan pada program merepotkan Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah

Sistem bekerja sudah lengkap Sistem dapat bekerja hanya dengan rules yang sedikit

Eksekusi secara algoritmik Eksekusi dilakukan secara heuristic dan logic

Efisiensi adalah tujuan utama Efektifitas adalah tujuan utama

Data kuantitatif Data kualitatif

Representasi data dalam numerik Representasi pengetahuan dalam simbol

Menangkap, menambah, dan

mendistribusi data numeric atau informasi

Menangkap, menambah, dan

(32)

2.2.6 Struktur Sistem Pakar

[image:32.612.151.517.253.499.2]

Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu : lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembang digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

Gambar 2.2 Struktur sistem pakar (Kusumadewi, 2003)

Penjelasan gambar :

1. Subsistem penambahan pengetahuan. Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari: ahli, buku, basisdata, penelitian, dan gambar.

(33)

3. Motor inferensi (inference engine). Program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. Ada 3 elemen utama dalam motor inferensi, yaitu :

a. Interpreter : mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai.

b. Scheduler: akan mengontrol agenda.

c. Consistency enforcer : akan berusaha memelihara kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi yang bersifat darurat.

4. Blackboard. Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu :

a. Rencana : bagaimana menghadapi masalah.

b. Agenda : aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.

c. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.

5. Antarmuka. Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program.

6. Subsistem penjelasan. Digunakan untuk melacak respond dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan :

a. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar?

b. Bagaimana konklusi dicapai?

(34)

d. Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi?

7. Sistem penyaring pengetahuan. Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.

2.2.7 Komponen-komponen Sistem Pakar

Komponen-komponen dalam sistem pakar antara lain:

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja di dalam domain tertentu. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :

a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)

(35)

b. Penalaran berbasis kasus (Case_Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hamper sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan.

2. Basis Data (Data Base)

Basis data adalah adalah bagian yang mengandung semua fakta yang tersimpan di dalam computer. Kebanyakan sistem pakar mengandung basis data untuk menyimpan hasil observasi dan data lainnya yang dibutuhkan selama pengolahan.

3. Mesin Inferensi (Inferensi Engine)

Mesin inferensi adalah bagian dalam sistem pakar yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan untuk menganalisis dan kemudian menemukan solusi atau kesimpulan terbaik atas suatu permasalahan. Pelacakan dimulai dengan mencocokkan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.

2.3 Certainty Factor

(36)

harus mampu bekerja pada ketidakpastian (Giarattano dan Rilley, 1994). Tim pengembang MYCIN mencatat bahwa dokter sering kali menganalisa informasi yang ada dengan ungkapan seperti misalnya: mungkin, kemungkinan besar, hampir pasti, dan sebagainya. Untuk mengakomodasi tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Certainty factor menggabungkan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam bilangan yang tunggal. Dalam certainty factor, data-data kualitatif direpresentasikan sebagai derajat keyakinan (degree of belief). Secara umum, rule direpresentasikan dalam bentuk sebagai berikut (John Durkin, 1994) :

IFE1 [AND / OR] E2 [AND / OR] … En THEN H (CF = CFi)

Keterangan :

E1 … En : fakta-fakta (evidence) yang ada.

H : hipotesa atau konsklusi yang dihasilkan.

CF : tingkat keyakinan (Certainty Factor) terjadinya hipotesa H

akibat adanya fakta-fakta E1 s/d En

2.3.1 Model PerhitunganCertainty Factor

Dalam mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar, certainty factor

(37)

) , ( ) , ( ) ,

(H E MB H E MD H E

CF   (2.1)

CF(H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara 0 sampai dengan 1. Nilai 0 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan mutlak.

MB(H,E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

MD(H,E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

Berikut ini adalah deskripsi beberapa kombinasi certainty factor terhadap berbagai kondisi :

a. Certainty factor untuk kaidah dengan premis tunggal (single premis rules) :

) ( * ) ( ) ( * ) ( ) ,

(H E CF E CF rule CF user CF pakar

CF   (2.2)

b. Certainty factor untuk kaidah dengan premis majemuk (multiple premis rules) : ) ( * )) ( ), ( ( )

(A AND B Minimum CF a CF b CF rule

CF  ) ( * )) ( ), ( ( )

(AOR B Maximum CF a CF b CF rule

CF  (2.3)

c. Certainty factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similarly concluded rules) :

) 1 ( * ) ,

(CF1 CF2 CF1 CF2 CF1

(38)

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Certainty Factor

Kelebihan metodecertainty factoradalah (Kusumadewi, 2003):

1. Metode ini cocok dipakai dalam sistmen pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit contohnya.

2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.

Adapun kekurangan dari metodecertainty factoradalah :

1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan metode numeric certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor

memiliki kebenaran.

2. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian/kepastian hanya 2 data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari 2 buah.

2.4 Gizi

2.4.1 Pengertian Gizi

Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam tubuh mahluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrien (unsur gizi) (Beck, 2000).

(39)

mempertahankan kehidupan dan tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan (Beck, 2000).

Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi penduduk. Diet yang sehat adalah diet yang seimbang, dimana jumlah nutrisi yang diterima memadai, tidak kekurangan dan tidak berlebih. Diet berisikan berbagai macam makanan yang mengandung berbagai nutrien dalam berbagai jumlah. Kandungan nutrien dalam makanan harus kita ketahui agar setiap kelainan defisiensi dapat diperkirakan sebelumnya dan dikoreksi (Beck, 2000).

Gizi yang baik sangat penting untuk kesehatan. Makanan yang kurang memadai gizinya akan menyebabkan penyakit defisiensi gizi. Diet modern yang meniru masyarakat barat meningkatkan insidensi beberapa penyakit. Perubahan diet yang dianjurkan untuk menerangkan keadaan ini adalah peningkatan konsumsi makanan yang mengandung pati dan kaya akan serat ( beras, roti, jagung, sayur-mayur dan buah-buahan), dan mengurangi gula murni, lemak(gajih), garam, serta alkohol.

Setiap upaya untuk mengubah kebiasaan makan akan menghadapi kesulitan karena harus mengatasi pikiran dan kesukaan yang sudah berjalan lama. Suatu nasihat diet harus praktis dan mudah diterima. Cara terbaik untuk mencapainya adalah dengan memberikan nasihat diet berdasarkan perubahan sederhana pada kebiasaan yang sudah ada.

Kini disadari benar bahwa diet memainkan bagian yang penting dalam mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit. Diet juga memegang peranan penting dalam pengobatan penyakit.

2.4.2 Gizi dan Penyakit Degeneratif

(40)

mengalami perubahan dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit ini memiliki hubungan yang sangat kuat dengan bertambahnya umur seseorang. Semakin tua umur seseorang, maka akan semakin mudah terkena penyakit degeneratif. Meski begitu umur sendiri tidak selalu menjadi faktor penentu munculnya penyakit tersebut. Faktor lingkungan seperti gaya hidup dan aktifitas fisik juga ikut berperan.Umumnya ciri-ciri penyakit degeneratif adalah sebagai berikut (Khasanah, 2012) :

a. Bersifat kronis, yaitu tidak muncul secara tiba-tiba tetapi terjadi secara perlahan-lahan atau menahun.

b. Silent killer, yaitu tidak menimbulkan gejala-gejala dan tidak terdeteksi dengan baik, sehingga sewaktu-waktu bisa menimbulkan keadaan gawat darurat bahkan kematian.

c. Noninfeksi, yaitu kemunculannya bukan disebabkan mikroorganisme, namun karena perilaku atau gaya hidup.

d. Tidak menular, sebab pada umumnya penyakit degeneratif disebabkan gaya hidup (life style).

Secara fisik, siklus kehidupan manusia dibagi menjadi tiga tahapan utama yaitu (Khasanah, 2012) :

a. Tahap Pertama

Tahap pertumbuhan atau tahap dimana tubuh manusia mengalami penambahan sel menuju ke proses pematangan fungsi jaringan. Tahap pertumbuhan manusia umunya terjadi mulai dari dalam kandungan hinga mencapai usia 20 tahun.

b. Tahap Kedua

Tahap dimana pertumbuhan tersebut berhenti dan jaringan tubuh telah matang. Pada tahap ini fungsi tubuh telah berjalan secara optimal.

(41)

Pada tahap ketiga disebut juga proses penuaan, terjadi proses kemunduran fungsi jaringan tubuh. Penuaan mulai terjadi sekitar usia 30 tahun.

Penyakit degeneratif memiliki korelasi yang sangat kuat dengan bertambahnya umur seseorang.Proses penuaan bersama dengan faktor lingkungan memang memegang peranan penting dalam munculnya penyakit degeneratif.

2.4.2.1 Pola Makan Sebagai Pemicu Penyakit Degeneratif

Ada banyak hal yang menjadi penyebab munculnya penyakit degeneratif, namun penyebab utama yang mempercepat munculnya penyakit ini adalah perubahan gaya hidup. Gizi tidak dapat dilepaskan dari makanan, sebab masalah gizi timbul akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi dalam makanan.

Perubahan gaya hidup, termasuk perubahan pada makan ala dunia modern, ternyata juga menjadi penyebab utama munculnya penyakit degeneratif. Pola makan yang didominasi makanan siap saji berdampak negatif dengan semakin berkembangnya penyakit degeneratif. Makanan cepat saji umumnya mengandung lemak, protein, dan tinggi garam, tapi rendah serat. Hal ini diperparah dengan menjamurnya restoran cepat saji. Perlahan pola konsumsi masyarakat pun bergeser ke pola makan tinggi lemak dan rendah serat.

Makanan cepat saji merupakan makanan yang hampit tidak memiliki kandungan protein, vitamin, ataupun serat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Inilah yang menjadi penyebab mengapa penyakit degenatif kini mulai banyak menjangkiti orang-orang di usia muda.

2.4.2.2 Macam-macam Penyakit Degeneratif

Berikut adalah penyakit-penyakit yang masuk pada kategori penyakit degeneratif beserta jenis dietnya [12]:

(42)

2. Penyakit Hipertensi 3. Penyakit Jantung

4. Penyakit Saluran Pencernaan a. Maag

b. Diare c. Sembelit 5. Penyakit Kolesterol 6. Asam Urat

2.4.3 Menentukan Kebutuhan Kalori

Dalam menentukan kebutuhan kalori dibutuhkan beberapa data utama yaitu tinggi badan, tingkat aktivitas, dan usia. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut (Almatsier, 2006) :

1. Menentukan Indeks Masa Tubuh ( IMT)

Untuk menentukan IMT digunakan rumus sebagai berikut :

2

100

     badan tinggi badan berat IMT (2.5)

Selanjutnya hasil perhitungan dicocokan dengan kategori pada Table 2.3kategori batas ambang IMT.

Tabel 2.3 Kategori batas ambang IMT

Kategori Batas Ambang

Kurus

Kekurangan berat badan tingkat berat < 17.0

(43)

Normal - > 18.5–25.0

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan 25.0–27.0

Kelebihan berat badan tingkat berat 27.0

2. Tentukan Berat Badan Ideal (BBI)

Untuk menentukan BBI yang harus diketahui adalah tinggi badan dalam satuan cm saat ini. Selanjutnya dapat dihitung BBI dengan menggunakan rumus :

a. Untuk pria dengan tinggi badan < 160 dan wanita dengan tinggi badan <150.

tinggi badan

x kg

BBI  100 1 (2.6)

b. Untuk pria dengan tinggi badan >= 160 dan wanita dengan tinggi badan >= 150.

tinggi badan 100 x1kg

x0.9

BBI   (2.7)

3. Hitung Angka Metabolisme Basal (AMB)

(44)

Tabel 2.4 Rumus mencari angka metabolism basal (2.8)

Usia

JK 18 s/d 30 tahun 31 s/d 60 tahun

Laki-laki (15.3*berat badan)679 (11.6*berat badan)879

Perempuan (14.7*berat badan)496 (8.7*berat badan)829

4. Tentukan Aktivitas Fisik (AK)

Jumlah asupan kalori yang dibutuhkan tubuh dipengaruhi oleh aktifitas fisik yang dilakukan. Secara umum ada tiga kategori aktivitas fisik yang dijelaskan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Tabel Kebutuhan Energi

Aktivitas

Gender

Laki-laki Perempuan

Sangat Ringan 1,30 1,30

Ringan 1,65 1,55

Sedang 1,76 1,70

Berat 2,10 2

(45)

KB x AMB

AK  (2.9)

5. Total kebutuhan energi berhubungan dengan kategori indeks masa tubuh (IMT) dengan aturan sebagai berikut :

a. Jika IMT termasuk pada kategori kurus maka AK + 500 Kkal.

b. Jika IMT termasuk pada kategori gemuk maka AK–500 Kkal.

Setelah didapatkan total kalori yang dibutuhkan perhari (TK), selanjutnya TK dibagi menjadi 3 kali waktu makan berat dan 2 kali waktu makan ringan atau snack. Sarapan dan makan malam memiliki jatah masing-masing 20 % dari total kalori perhari, makan siang 30 % , dan dua kali snack masing-masing 15 %.

2.4.4 Macam-macam Jenis Diet

Berikut adalah macam jenis diet yang menjadi solusi dari penyakit degeneratif :

1. Diet Rendah Garam

Tujuan dari diet rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah. Diet rendah garam diberikan kepada penderita hipertensi.dan jantung.

2. Diet Tinggi Serat

(46)

3. Diet Rendah Serat

Tujuan diet rendah serat adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Diet rendah sisa diberikan kepada penderita diare.

4. Diet Lambung

Tujuan dari diet lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. Diet lambung diberikan kepada penderita maag.

5. Diet Rendah Lemak

Tujuan dari diet rendah lemak ini adalah untuk mempertahankan berat badan dan mengurangi konsumsi total lemak. Diet rendah lemak umumnya diberikan kepada penderita kolesterol.

6. Diet Gout Arthritis

Tujuan dari diet gout arthritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin. Diet gout gasthritis ini diberikan kepada penderita asam urat.

2.4.5 Daftar Bahan Makanan Penukar

(47)
[image:47.612.124.518.146.713.2]

Table 2.6 Golongan I sumber karbohidrat (Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Bihun ½ gelas 50

Bubur beras 2 gls 400

Havermout 5 ½ sdm 45

Kentang 2 bj sdg 210

Krakers 5 bh bsr 50

Makaroni ½ gls 50

Mi kering 1 gls 50

Mi basah 2 gls 200

Nasi ¾ gls 100

Nasi tim 1 gls 200

Nasi putih 3 ptg sdg 70

Singkong 1 ptg 120

Talas 1 ptg 125

Tepung sagu 8 sdm 50

Tepung hunkwe 10 sdm 50

Tepung terigu 5 sdm 50

(48)

Tepung beras 8 sdm 50

Ubi 1 bj sdg 135

Sumber protein hewani dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah lemak, lemak sedang, dan tinggi lemak. Pada table 2.7 adalah daftar dari golongan II sumber protein hewani rendah lemak yang mana setiap 1 satuan penukar mengandung 50 kkal, 7 g protein, 2 g lemak.

Tabel 2.7Golongan II sumber protein hewani rendah lemak (Almatsier, 2006)

Bahan makanan Takaran Banyak (g)

Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40

Babat 1 ptg sdg 40

Daging kerbau 1 ptg sdg 35

Ikan 1 ptg sdg 40

Ikan asin 1 ptg kcl 15

Teri kering 1 sdm 15

Udang segar 5 ekor sdg 35

(49)

Tabel 2.8 Golongan II sumber protein hewani lemak sedang (Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Bakso 10 bj sdg 170

Daging kambing 1 ptg sdg 40

Daging sapi 1 ptg sdg 35

Hati ayam 1 bh sdg 30

Hati sapi 1 bh sdg 35

Otak 1 ptg bsr 60

Telur ayam 1 btr 55

Telur bebek 1 btr 55

Usus sapi 1 ptg bsr 50

[image:49.612.115.523.145.458.2]

Pada table 2.9 adalah daftar golongan II sumber protein hewani tinggi lemak yang mana setiap 1 satuan penukar mengandung 150 kkal, 7 g protein, 5 g lemak.

Tabel 2.9 Golongan II sumber protein hewani tinggi lemak (Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55

Bebek 1 ptg sdg 45

(50)

Daging babi 1 ptg sdg 50

Kuning telur ayam 4 btr 45

Pada table 2.10 adalah daftar golongan III sumber protein nabati yang mana setiap 1 satuan penukar mengandung 75 kkal, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidrat.

Tabel 2.10 Golongan II sumber protein nabati (Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Kacang hijau 2 sdm 20

Kacang kedelai 2 sdm 25

Kacang merah segar 2 sdm 20

Kacang tanah 2 sdm 15

Kacang tolo 2 sdm 20

Keju kacang tanah 1 sdm 15

Oncom 2 ptg kecil 40

Susu kedelai bubuk 2 sdm 25

Tahu 1 bj bsr 110

Tempe 2 ptg sdg 50

(51)

Tabel 2.11 Golongan VI sayuran A(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan

Baligo

Gambas (oyong)

Jamur kuping

Ketimun

Labu air

Lobak

Selada air

Selada

Tomat

Pada tabel 2.12 adalah dafta golongan VI sayuran B yang mana setiap 1 satuan penukar mengandung 25 kkal, 1 g protein, 5 g karbohidrat.

Tabel 2.12 Golongan VI sayuran B(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Bayam 1 gls 100

Buncis 1 gls 100

(52)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Caisim 1 gls 100

Daun pakis 1 gls 100

Daun wuluh 1 gls 100

Genjer 1 gls 100

Jagung muda 1 gls 100

Jantung pisang 1 gls 100

Kol 1 gls 100

Kembang kol 1 gls 100

Kapri muda 1 gls 100

Kangkung 1 gls 100

Kucai 1 gls 100

Kacang panjang 1 gls 100

Kecipir 1 gls 100

Labu siam 1 gls 100

Labu waluh 1 gls 100

Pare 1 gls 100

Papaya muda 1 gls 100

(53)

Sawi 1 gls 100

Tauge kacang hijau 1 gls 100

Terong 1 gls 100

Wortel 1 gls 100

Pada tabel 2.13 adalah daftar golongan VI sayuran C yang mana setiap 1 satuan penukar mengandung 50 kkal, 3 g protein, 10 g karbohidrat.

Tabel 2.13 Golongan VI sayuran C(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Bayam merah 1 gls 100

Daun katuk 1 gls 100

Daun melinjo 1 gls 100

Daun papaya 1 gls 100

Daun singkong 1 gls 100

Daun tales 1 gls 100

Kacang kapri 1 gls 100

Kluwih 1 gls 100

Melinjo 1 gls 100

(54)

Tauge kacang kedelai 1 gls 100

Pada tabel 2.14 adalah daftar golongan V buah yang mana setiap 1 satuan penukar mengandung 50 kkal, 12 g karbohidrat. Dan tabel 2.15 adalah golongan V gula.

Tabel 2.14 Golongan V buah(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Anggur 20 bh sdg 165

Apel 1 bh 85

Belimbing 1 bh sdg 70

Blewah 1 ptg sdg 70

Duku 9 bh 80

Durian 2 bj bsr 35

Jambur air 2 bh bsr 110

Jambu biji 1 bh bsr 100

Jeruk manis 2 bh 110

Kedondong 2 bh sdg 120

Kolang-kaling 5 bh sdg 25

(55)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Lychee 10 bh 75

Mangga ¼ bh bsr 90

Melon 1 ptg bsr 190

Nangka masak 3 bj sdg 45

Nenas ¼ bh sdg 95

Peach 1 bh kcl 115

Papaya 1 ptg bsr 110

Pisang 1 bh 50

Rambutan 8 bh 75

Salak 2 bh sdg 65

Sawo 1 bh sdg 55

Semangka 1 ptg bsr 180

Sirsak ½ gls 60

Tabel 2.15 Golongan V gula(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Gula 1 sdm 13

(56)

Golongan VI susu dibagi menjadi tiga kaegori yaitu susu tanpa lemak, susu rendah lemak, dan susu tinggi lemak. Pada tabel 2.16 adalah daftar susu tanpa lemak dimana setiap 1 satuan penukar mengandung 75 kkal, 7 g protein, 6 g lemak, 10 g karbohidrat.

Tabel 2.16 Golongan VI susu tanpa lemak(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Susu skim cair 1 gls 200

Susu skim bubuk 4 sdm 20

Yogurt non fat 2/3 gls 120

Pada tabel 2.17 adalah daftar golongan V susu rendah lemak dengan setiap 1 satuan penukar mengandung 125 kkal, 7 g protein, 6 g lemak, 10 g karbohidrat.

Tabel 2.17 Golongan V susu rendah lemak(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Keju 1 ptg kcl 35

Susu kambing ¾ gls 165

Susu sapi 1 gls 200

(57)

Yogurt full cream 1 gls 200

Pada tabel 2.18 adalah daftar golongan V susu tinggi lemak dengan setiap 1 satuan penukar mengandung 150 kkal, 7 g protein, 1- g lemak, 10 g karbohidrat.

Tabel 2.18 Golongan V susu tinggi lemak(Almatsier, 2006)

Bahan Makanan Takaran Berat (g)

Susu kerbau ½ gls 100

Susu full cream 6 sdm 30

2.5 DFD

DFD merupakan alat perancangan sistem yang menggambarkan sistem nyata berdasarkan aliran data, dapat digunakan untuk menggambarkan analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

Tabel 2.19 Komponen–komponen DFD

Simbol Nama Keterangan

(58)

Proses Menggambarkan transformasi

input menjadi output.

Penamaannya disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan.

Data store Menggambarkan model

sekumpulan paket data. Biasanya berkaitan dengan penyimpanan.

Alur data Menerangkan perpindahan data dari satu bagian ke bagian lainnya.

Tahap pembuatan DFD adalah sebagai berikut :

1. Diagram konteks

Diagram konteks menggambarkan sistem secara global. Pada diagram konteks ditetapkan entitas-entitas eksternal yang terlibat dalam proses, baik sebagai sumber maupun tujuan.

2. Diagram 1

Merupakan dekomposisi dari diagram konteks yang menggambarkan proses-proses utama sistem dan alur datanya.

3. DFD level 2

(59)

4. DFD level 3 dan seterusnya

Merupakan penjabaran rinci dari setiap proses baru yang muncul pada DFD level 2. Dalam hal ini dimungkinkan akan muncul proses – proses detilnya.

2.6 ERD

ERD dibangun berdasarkan persepsi dari dunia nyata. Komponen utama pembentukan Entity Relationship Diagram atau biasa disebut Diagram E-R yaitu Entity (entitas) dan Relation (relasi) sehingga dalam hal ini Diagram E-R merupakan komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah atribut-atribut (property) yang menggambarkan seluruh fakta dari sistem yang ditinjau.

Tabel 2.20 Komponen–komponen ERD

Simbol Nama Keterangan

Entitas Menggambarkan objek yang

mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain.

Relasi Menggambarkan hubungan

antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

Atribut Menggambarkan karakteristik

(60)

2.7 Bahasa Program

2.7.1 Database MySQL

Sebuah database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 hal, yaitu sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandingkan database flat. Database akan menjadi sangat berguna saat kita perlu menyimpan informasi yang dikategorikan secara logis.

SQL merupakan singkatan dari Structured Query Language. SQL yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sebuah database. Sesuai dengan ANSI,SQL merupakan bahasa standar untuk sistem menajemen database relasional. Statemen SQL digunakan untuk melakukan tugas-tugas seperti melakukan update terhadap database, atau mengambil data dari sebuah database. MySQL sendiri adalah sebuah server database open source yang termasuk populer keberadaannya. MySQL umumnya digunakan bersamaan dengan PHP untuk membuat aplikasi server yang dinamis dan powerful. Sebagai peladen basis data, MySQL mendukung operasi basisdata transaksional maupun operasi basisdata non-transaksional.

Perintah untuk mengeloladatabasedibagi menjadi tiga kelompok, antara lain:

1. Perintah untuk mendefinisikan data/DDl (Data Definition Language).

2. Perintah untuk memanipulasi data/DDM (Data Manipulation Language).

3. Perintah untuk mengendalikan data/DCL (Data Control Language).

2.7.2 PHP

(61)

sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadinya dalam bentuk HTML, dan kode PHP tidak akan terlihat.

PHP merupakan script untuk pemrograman web server side, script yang membuat dokumen HTML secara on the Fly. Dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Developer bisa menulis sebuah program PHP yang mengeksekusi suatu program CGI di server lain. PHP bisa berinteraksi dengan hampir semua teknologi web yang sudah ada.

Kemampuan PHP yang paling diandalkan dan signifikan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan. Database tersebut antara lain Adabas D, dBase, Empress, FrontBase, IBM DB2, Informix, Interbase, MSQL, MySQL, Oracle (OCl1 dan OC18) dan lain-lain.

PHP merupakan software yang open source maupun lintas platform, yaitu dapat digunakan dengan sistem operasi dan web server apapun. PHP mampu berjalan diWindows dan beberapa versi Linux. PHP juga dapat dibangun sebagai modul pada web server Apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGI.

PHP membuat proses pengembangan aplikasi menjadi mudah karena kelebihan-kelebihannya, yaitu :

a) Aplikasi dengan PHP cukup cepat dibandingkan dengan aplikasi CGI dengan Perl atau Phyton bahkan lebih cepat dibanding dengan ASP maupun Java dalam berbagai aplikasi web.

b) Tersedia baik di Windows maupun Linux, walau saat ini paling efektif di web server Apache dan OS Linux.

(62)

d) Komunitas yang ramai dan saling membantu, seperti di diskusiweb.com, phpbuilder.com, phpindo.com, serta berbagai situs dan mailing list lain.

Adapun kelemahan-kelemahahnya, yaitu:

a) Tidak ideal untuk pengembangan skala besar.

b) PHP memiliki kelemahan keamanan tertentu apabila programmer tidak jeli dalam melakukan pemrograman dan kurang memperhatikan isu dan konfigurasi PHP.

2.7.3 Javascript

Javascript adalah bahasa pemrograman yang sebagian besar digunakan untuk mengubah halaman web statis menjadi dinamis dan interaktif setelah web browser telah selesai men-download sebuah halaman web. Javascript bergantung kepada

browser(navigator) yang memanggil halaman web yang berisi script dari javascript dan tentu saja terselip di dalam dokumen HTML. Javascript juga tidak memerlukan kompilator atau penerjemah khusus untuk menjalankannya (pada kenyataannya kompilator javascript sendiri sudah termasuk di dalam browser tersebut). Lain halnya dengan bahasa pemrograman “Java” (dengan namajavascript selalu

dibanding-bandingkan) yang memerlukan kompilator khusus untuk menerjemahkannya di client side.

(63)

49

Tahap analisis dan perancangan bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi seluruh komponen terkait dengan sistem yang akan dibangun. Pada tahap analisis dilakukan penguraian suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan sehingga ditemukan kelemahan dan keuntungan pada sistem tersebut.

3.1 Analisis Masalah

Perubahan hormon tubuh pada usia produktif diiringi dengan gaya hidup, pola diet, dan pola makan yang tidak sehat memicu timbulnya penyakit degeneratif pada usia muda. Sementara untuk memenuhi asupan gizinya, kebanyakan dari mereka cenderung memilih makanan yang menurut mereka enak dengan mengesampingkan efek yang akan timbul pada tubuh.

Keadaan ini justru akan membuat kondisi tubuh menjadi tidak baik. Untuk orang yang sehat, dengan menerapkan pola seperti ini bisa menimbulkan penyakit. Apalagi bagi orang yang memang sudah mengidap suatu penyakit akan menambahkan penyakit baru lagi. Beberapa gejala ringan mungkin sudah mereka rasakan namun tidak ada waktu untuk ke dokter atau biaya untuk berkonsultasi ke dokter lebih mahal. Bisa jadi juga karena dokter susah ditemui.

(64)

3.1.1 Analisis Sistem

Analisis sistem ini akan menghasilkan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan uji dan analisis menuju pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan. Dalam membangun sebuah perangkat lunak sistem pakar ada beberapa tahap analisis yaitu :

1. Menentukan masalah yang akan dibangun untuk sistem pakarnya. Sistem yang akan dibangun merupakan sistem untuk memberiinformasi jumlah kebutuhan kalori, jenis diet dan saran menu makanan penunjang diet yang baik berbasis web berdasarkan keluhan yang dirasakan pengguna.

2. Mengumpulkan data yang diperlukan mengenai gejala penyakit, penyakit, bahan makanan beserta kandungan dan takaran, jenis diet, dan saran asupan gizi yang sesuai berdasarkan penyakit dan kebutuhan kalori. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber baik dari buku, internet, wawancara dengan dokter dan pakar gizi.

3. Merepresentasikan pengetahuan yang telah di dapat ke dalam knowledge-baseyang telah dianalisis dan aturan produksi.

4. Menentukan target user yang akan menggunakan sistem pakar.

5. Usulan sistem yang akan dibangun.

3.1.2 Analisis Data

3.1.2.1 Sumber Pengetahuan

(65)

3.1.2.2 Data Penyakit dan Gejala

Keberhasilan suatu sistem pakar terletak pada pengetahuan yang diterapkan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar dapat menarik suatu kesimpulan. Daftar penyakit yang digunakan dijelaskan pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Tabel penyakit

ID Penyakit Penyakit

P1 Maag

P2 Hipertensi

P3 Diare

P4 Diabetes

P5 Asam urat

P6 Kolesterol

P7 Jantung

P8 Sembelit

[image:65.612.213.429.239.457.2]

Daftar gejala pada tabel 3.2 berikut ini adalah gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita penyakit degeneratif. Gejala ini digunakan sebagai basis pengetahuan untuk mencari suatu kesimpulan.

Tabel 3.2 Tabel gejala dan penyakit

ID

Gejala Gejala

Penyakit

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 G01 Perut perih √

G02 Perut bagian atas terasa

(66)

ID

Gejala Gejala

Penyakit

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

G03 Mual √

G04 Kembung √ G05 Kepala terasa nyeri √ G06

Mudah lelah ketika melakukan pekerjaan sederhana

√ √ √

G07 Sering pusing √ G08 Telinga berdenging √ G09 Tekanan darah diatas

160/95 mmHg √

G10 BAB cair √

G11 Lemas √

G12 Pucat √

G13 Perut rasanya mulas √ G14

Sering ingin kencing, terutama pada malam hari

G15 Sering merasa haus √ G16 Sering merasa lapar √ G17

Terdapat luka (meskipun kecil) yang lama sembuhnya

(67)

G21 Kadar gula dalam darah

tinggi √

G22

Nyeri atau linu pada persendian yang hilang sendiri dalam 5-7 hari

G23 Sendi yang terasa nyeri

membengkak √

G24 Kadar asam urat dalam

darah > 7 mg/dl √ G25 Tengkuk leher terasa

pegal dan berat √

G26 Pegal terasa sampai ke

pundak √

G27 Kadar kolesterol dalam

darah > 240 mg/dl √ G28

Jantung berdebar ketika melakukan pekerjaan agak berat

G29 Terkadang dada sebelah

kiri terasa nyeri √

G30 Dada tiba-tiba terasa

sesak dan sulit bernafas √

G31 Susah BAB √

G32 BAB keras √

G33 Perut terasa penuh √

3.1.2.3 Data NilaiCertainty Factor

Certainty factor (cf) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Nilai certainty factor

(68)

diterapkan karena pada kasus penyakit yang diambil tidak terdapat gejala yang sama pada semua penyakit. Pada kasus penyakit degeneratif, hanya ada satu gejala yang berelasi dengan tiga penyakit sekaligus. Tetapi nilai keyakinannya untuk setiap penyakit berbeda bergantung pada nilai keyakinan yang diberikan oleh pakar. Jadi setiap gejala memiliki nilai keyakinan yang berbeda terhadap suatu penyakit.

Nilai ketidakyakinan dan keyakinan pada certainty factor dimulai dari 0 sampai 1. Pada penelitiani ini, nilai yang diberikan oleh pakar untuk gejala umum adalah antara 0 sampai 0.5, sedangkan untuk gejala yang sudah bisa dipastikan merujuk pada suatu pernyakit tertentu diberi nilai tertinggi 0.8. Pada tabel 3.3 dibawah ini dijabarkan relasi dari gejala dan penyakit, beserta nilai cf yang dimiliki.

Tabel 3.3 Tabel nilai cf

Gejala Penyakit CF

Perut perih Maag 0.5

Perut bagian atas terasa nyeri Maag 0.5

Mual Maag 0.3

Kembung Maag 0.2

Kepala terasa nyeri Hipertensi 0.3 Mudah lelah ketika melakukan

pekerjaan ringan

Hipertensi

0.2 Mudah lelah ketika melakukan

pekerjaan ringan

Kolesterol

0.3 Mudah lelah ketika melakukan

pekerjaan ringan

Jantung

(69)

Gejala Penyakit CF

Sering pusing Hipertensi 0.3 Telinga berdenging Hipertensi 0.2 Tekanan darah diatas 160/95 mmHg Hipertensi 0.8

BAB cair Diare 0.8

Lemas Diare 0.5

Pucat Diare 0.3

Perut rasanya mulas Diare 0.3

Sering ingin kencing, terutama pada malam hari

Diabetes

0.3

Sering merasa haus Diabetes 0.3

Sering merasa lapar Diabetes 0.3

Sering kesemutan Diabetes 0.3

Mudah mengantuk Diabetes 0.3

Kulit gatal tanpa sebab Diabetes 0.4

Kadar gula dalam darah tinggi Diabetes 0.8

Nyeri atau linu pada persendian yang hilang sendiri dalam 5-7 hari

Asam Urat

0.3

Sendi yang terasa nyeri membengkak Asam Urat 0.3

(70)

Tengkuk leher terasa pegal dan berat Kolestrol 0.3

Pegal terasa sampai ke pundak Kolestrol 0.3

Kadar kolesterol dalam darah > 240 mg/dl

Kolestrol

0.8

Jantung berdebar ketika melakukan pekerjaan agak berat

Jantung

0.3

Terkadang dada sebelah kiri terasa nyeri Jantung 0.7

Dada tiba-tiba terasa sesak dan sulit bernafas

Jantung

0.5

Susah BAB Sembelit 0.8

BAB keras Sembelit 0.5

Perut terasa penuh Sembelit 0.3

3.1.2.4 Data Diet

(71)
[image:71.612.144.500.139.641.2]

Tabel 3.4 Tabel diet rendah garam

ID Diet D01

Nama Diet Diet Rendah Garam

Penyakit Hipertensi

Tujuan Tujuan dari diet rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah.

Saran Penderita hipertensi tidak dibenarkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam. Sebisa mungkin meminimalkan penggunaan garam pada masakan, asal terasa gurih saja sudah cukup.

Jika masakan sudah diberi kecap, akan lebih baik jika tidak ditambahkan garam, karena kecap sudah mengandung natrium.

Anda boleh menggunakan santan, tapi santan yang encer, dan batasi paling tidak seminggu satu kali saja.

Jenis bahan

yang dilarang

(72)
[image:72.612.138.505.129.681.2]

Tabel 3.5 Tabel diet tinggi serat

ID Diet D02

Nama Diet Diet Tinggi Serat

Penyakit Sembelit

Tujuan Tujuan dari diet tinggi serat adalah untuk member makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltic usus agar defekasi berjalan normal.

Saran Penderita obesitas atau kelebihan berat badan harus mengurangi porsi makanannya. Ngemil adalah salah satu penyebab utama obesitas. Apalagi jika cemilan Anda adalah makanan yang mengandung gula.

Sangat disarankan mengganti cemilan Anda dengan buah, karena buah mengandung banyak serat yang dapat membuat kenyang tapi pencernaan tetap lancar.

Jika Anda makan roti dengan selai, pakai secukupnya saja dan kurangin mentega.

Konsumsi buah atau jus buah tapi bukan jus buah dalam kemasan.

Jenis bahan

yang dilarang

(73)
[image:73.612.143.499.130.691.2]

Tabel 3.6 Tabel diet rendah serat

ID Diet D03

Nama Diet Diet Rendah Serat

Penyakit Diare

Tujuan Tujuan diet rendah serat adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.

Saran Pada penderita diare disarankan kurangi dulu sayuran dan buah yang berserat.

Karena cairan tubuh banyak yang hilang, badan terasa lemas dan kering, minumlah jus apel atau teh yang tidak terlalu manis dan tidak pahit juga. Tapi jangan teh kemasan siap minum.

Jika tidak nafsu makan, disarankan makan roti marie regal untuk menggantikan asupan susu sebagai penambah energi. Disarankan tidak mengkonsumsi susunya langsung karena dikhawatirkan diare makin parah.

Jenis bahan

yang dilarang

(74)
[image:74.612.141.503.132.666.2]

Tabel 3.7 Tabel diet lambung

ID Diet D04

Nama Diet Diet Lambung

Penyakit Maag

Tujuan Tujuan dari diet lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

Saran Penderita maag disarankan makan makanan yang lunak. Tidak perlu bubur jika tidak suka, tapi nasinya dibuat lebih lembek dari biasanya agar mudah dicerna.

Makanan yang dikonsumsi juga baiknya yang direbus atau dikukus jangan digoreng.

Baiknya makan dalam porsi kecil tapi sering.

Gunakan buah sebagai camilan.

Selama tidak mual, mengkonsumsi susu diperbolehkan.

Jenis bahan

yang dilarang

(75)

Tabel 3.8 Tabel diet rendah lemak

ID Diet D05

Nama Diet Diet Rendah Lemak

Penyakit Kolesterol, jantung.

Tujuan Tujuan dari diet rendah lemak ini adalah untuk mempertahankan berat badan dan mengurangi konsumsi total lemak.

Saran Pada penderita kolesterol sangat disarankan mengkonsumsi makanan berlemak.

Jika Anda suka makan daging, misalnya sate atau gule kambing. Jika biasanya Anda makan itu seminggu sekali, sekarang kurangin jadi sebulan sekali saja.

Pada menu harian masih boleh ada daging, tapi baiknya daging merah. Jika dirasa mahal, daging ikan sangat bagus untuk menggantikan. Karena ikan rendah lemak. Tapi bukan seafood.

Daging seperti daging ayam boleh dan tidaj harus ayam kampong, tetapi tanpa kulit. Dan tetap batasi tidak terlalu sering.

Jenis bahan

yang dilarang

(76)

Tabel 3.9 Tabel diet gout arthitis

ID Diet D06

Nama Diet Diet Gout Arthitis

Penyakit Asam urat

Tujuan Tujuan dari diet gout arthritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.

Saran Pada diet gout arthitis disarankan menghindari olahan kacang-kacangan. Seperti tahu, tempe, tauge, dll.

Jika sudah makan dengan menu lengkap, seperti nasi timbel misalnya. Sudah ada tempe/tahu, maka untuk tambahan sayur jangan yang menggunakan kacang, seperti sayur asem dengan kacang.

Bubur kacang hijau masih boleh dikonsumsi, tapi sekali-kali saja. Seminggu sekali misalnya.

Makanan tinggi purin seperti bayam, kacang merah sebaiknya dihindari.

Jenis bahan

yang dilarang

(77)
[image:77.612.131.509.136.574.2]

Tabel 3.10 Tabel diet diabetes melitus

ID Diet D07

Nama Diet Diet Diabetes Melitus

Penyakit Diabetes

Tujuan Tujuan dari diet diabetes adalah untuk mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dan member cukup energy untuk mempertahankan berat badan normal.

Saran Penderita diabetes tidak dibenarkan banyak mengkonsumsi yang manis-manis. Tetapi Anda bisa menggunakan gula pengganti khusus diabetes yang sudah banyak dipasaran.

Jika ingin makan kue, karena biasanya kue yang dijual bebas menggunakan gula biasa, dianjurkan maksimal hanya 2 potong kecil saja.

Jenis bahan

yang dilarang

Jenis bah

Gambar

Gambar 2.2 Struktur sistem pakar (Kusumadewi, 2003)
Table 2.6 Golongan I sumber karbohidrat (Almatsier, 2006)
Tabel 2.9 Golongan II sumber protein hewani tinggi lemak (Almatsier, 2006)
Tabel 3.2 Tabel gejala dan penyakit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi secara infor- mal, saya telah melakukan pengamatan perayaan Imlek publik dalam festival Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) sejak pertama kali

bidang seni rupa islam, bangunan- bangunan masjid, istana- istana, madrasah, adalah salah satu bukti pengungkapan seni bangunan (Arsitektur) islam, yang memiliki keindahan

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor (umur, jumlah anak, pengetahuan, sikap, efek samping, ingin punya anak lagi, dukungan suami, dan dukungan petugas kesehatan)

Transmisi atau penularan infeksi virus herpes simpleks paling sering terjadi melalui kontak erat dengan individu yang pada daerah permukaan kulit dan mukosanya mengeluarkan

The disease arises from the accumulation of mutations in oncogenes, tumor suppressor genes and mismatch repair genes during progression from normal colon epithelium to adenoma

Seluruh produk yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan standar internasional, dimana perusahaan memperkerjakan team-team yang professional dan berdedikasi tinggi, yang

Di samping itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan struktur kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial sangat sedikit dibandingkan dengan yang dimiliki

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan gelatin dan rumput laut dengan sirup jagung terhadap mutu permen jelly sari ubi ungu (Ipomoea batatas