v
ABSTRACK
Development companies, especially banking company being conducted by company managers in order to face the competition and its survival. The development of this business can be done through a corporate restructuring. There are several forms of corporate restructuring, namely by conducting mergers and acquisitions, There are two main perspectives why enterprise restructuring, which is to maximize the market value of which is owned by the existing shareholders and management and increase the welfare of the company's ability to increase profits. The purpose of this study was to investigate the influence of the difference before and after the merger and acquisition of ROE in the sector perbannkan listed on the Stock Exchange 2006-2013 period.
The analytical method used is descriptive and verification methods and methods used in analyzing the data is the method of Simple Paired t-test due to want to know the magnitude of the effect before and after the merger and acquisition of ROE. This study using SPSS v17.0.
Results showed that after the merger the average ROE increased and had a significant positive effect on Return On Equity (ROE), while after the acquisition of the average ROE increased and have a positive effect on Return On Equity (ROE).
vi ABSTRAK
Pengembangan perusahaan khususnya perusahaan perbankan terus dilakukan oleh manajer perusahaan dalam rangka menghadapi persaingan dan kelangsungan usahanya. Pengembangan usaha ini dapat dilakukan melalui restrukturisasi perusahaan. Terdapat beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan, yaitu dengan melakukan merger dan akuisisi, Terdapat dua perspektif utama mengapa perusahaan melakukan restrukturisasi, yaitu untuk memaksimalkan nilai pasar yang dimiliki oleh pemegang saham yang ada dan kesejahteraan manajemen serta meningkatkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. Tujuan penelitian ini untuk meneliti besarnya pengaruh perbedaan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi terhadap ROE pada sektor perbannkan yang terdaftar di BEI periode 2006-2013.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dan metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode Paired Simple t-test dikarenakan ingin mengetahui besarnya pengaruh sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi terhadap ROE . Penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS v17.0.
Hasil menunjukan bahwa sesudah Merger rata-rata ROE mengalami peningkatan dan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Return On Equity (ROE), sedangkan sesudah Akuisisi rata-rata ROE mengalami peningkatan dan mempunyai pengaruh positif terhadap Return On Equity (ROE).
ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON EQUITY (ROE) SEBELUM DAN SESUDAH
MERGER DAN AKUISISI
(Studi Kasus Pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2013)
COMPARATIVE ANALYSIS RETURN ON EQUITY (ROE) BEFORE AND AFTER OF MERGER AND ACQUISTION
(Case Study of Bank Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2006-2013)
Oleh
EDRIYAN SUMARDY 21111133
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
ABSTRACK
The analytical method used is descriptive and verification methods and methods used in analyzing the data is the method of Simple Paired t-test due to want to know the magnitude of the effect before and after the merger and acquisition of ROE. This study using SPSS v17.0.
Results showed that after the merger the average ROE increased and had a significant positive effect on Return On Equity (ROE), while after the acquisition of the average ROE increased and have a positive effect on Return On Equity (ROE).
Keywords : Merger, Acquistion and Return On Equity (ROE)
I. P
ENDAHULUAN
1.1 L
ATAR BELAKANG PENELITIAN
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memilki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana dalam kehidupan masyarakat sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan suatu lembaga yang mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak- pihak yang memilki dana (surplus dana) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit dana) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Veithzal, dk, 2010:109).
Menurut berita yang dilansir oleh www.detik.com, Menurut Ronald Waas selaku deputi gubernur bank Indonesia pada tahun 2010 untuk meningkatkan permodalan bank, bank Indonesia menetapkan ketentuan agar bank umum meningkatkan modal inti menjadi minimal Rp 80 Milyar pada Desember 2010. Dengan kewajiban untuk meningkatkan modal tersebut diharapkan agar bank-bank di Indonesia melakukan merger dan akuisisi.
yang dilakukan, dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi terutama kinerja keuangan baik bagi perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi.
Dasar logika dari pengukuran berdasar akuntansi adalah bahwa jika skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aset, modal, maka laba perusahaan juga semakin meningkat sehingga kinerja perusahaan pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. (Siti Agriadini, 2011)
Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan seperti kinerja likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas agar menjadi perusahaan yang kuat dapat dilakukan melalui ekspansi ( Siti Agriadini, 2011). Keuntungan yang lebih besar akan semakin memperkuat posisi keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.
Kinerja keuangan yaitu profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROE memberikan gambaran mengenai perubahan profit dari tahun ke tahun yang diperoleh perusahaan, sehingga dapat dilihat apakah keputusan merger dan akuisisi akan meningkatkan profitabilitas perusahaan pengakuisisi. ( Iftia Putri Utami : 2009)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: “Analisis Perbandingan Return On Equity Sebelum & Sesudah Merger dan Akuisisi”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perbedaan rata-rata Return On Equity sebelum dan Sesudah Merger. 2. Bagaimana Peredaan rata-rata Return On Equity sebelum dan sesudah Akuisisi.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan seudah merger.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan sesudah akuisisi.
1.4.1 Kegunaan Praktis
Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan (Perusahaan) yang akan melakukan merger dan akusisi dalam melakukan analisisnya.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan tentang pasar modal dan keuangan yang bermanfaat dalam dunia akademis mengenai analisis perbandingan ROE sebelum & sesudah merger dan akuisisi.
II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Merger
Menurut I Made Sudana (2011: 237) Merger Adalah Penggabungan dua perusahaan yang ukurannya tidak sama dan hanya satu perusahaan yang tetap survive, yaitu perusahan yang lebih besar.
2.1.2 Akuisisi
Menurut L.M. Samryn. (2011 : 209) Akuisisi adalah Pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.
2.13 Return On Equity (ROE)
Menurut Sutrisno (2011 : 19) definisi ROE adalah suatu pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Analisis Perbandingan ROE Sebelum dan Sesudah Merger
Menurut I Made Sudana (2011:237) mengemukakan jika skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aset dan modal yang simultan, maka kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (ROE) akan meningkat sehingga kinerja rasio ROE akan meningkat dan semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger.
Menurut Valdean C. Lembke (2005:2) dengan aktivitas penggabungan usaha diidentifikasikan dari aktiva perusahaan yang ditransfer ke entitas baru dapat menaikan laba yang diperoleh dari perusahaan yang melakukan merger.
Hal ini sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan oleh D.R V.R. Nedunchezchian (2013) menggemukakan ROE mengalami perbedaan yang signifikan dalam kinerja keuangan sebelum dan sesudah aktivitas merger.
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Sisbiantiri (2012) yang mengemukakan bahwa ROE mengalami perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah merger.
2.2.2 Analisis Perbandingan ROE Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Dengan motivasi sinergi financial akan membawa perusahaan yang melakukan akuisisi mengalami perbedaan yang positive pada kinerjanya serta menghasilkan sinergi yang baik maka secara umum tingkat profitabilitas perusahaan akan menigkat dari sebelum melakukan akuisisi. Dimana rasio (ROE) akan meningkat. ( L.M Syamrn 2011:210).
Dengan meluaskan suatu ke pasar baru atau dengan mengakuisisi perusahaan lain yang sudah ada di pasar tersebut, perusahaan dapat mengembangkan potensi laba baru dari perusahaan dalam industri musiman yang dapat menambah stabilitas laba yang diperoleh (Valdean C. Lembke 2005:2).
Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Ardi Gunardi (2012) menyatakan bahwa pengujian hipotesis variabel keuangan ROE menyatakan Ho ditolak yang artinya ROE sesudah akuisisi lebih tinggi dibandingkan dengan ROE sebelum akuisisi.
2.3 Hipotesis
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan sesudah Merger. H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan sesudah Akuisisi.
III. Metodelogi Penelitian 3.1 Metode Penelitian
Penelitian masih menggunakan variabel mandiri (satu variabel) seperti halnya dalam penelitian deskriptif, tetapi variabel tersebut berada pada populasi dan sampel yang berbeda, atau pada populasidan sampel yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. (Sugiyono, 2007:117).
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan dan memperoleh bukti empiris adanya perbedaan ROE(Return On Equity) sebelum dan setelah merger serta sebelum dan sesudah akuisisi perusahaan perbankan periode 2006-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Inonesia.
3.2 Operasional variabel
Operasional Variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variable-variabel yang terikat dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Skala rasio menurut Kuntjojo (2009:46) adalah skala dimana angka mempunyai makna yang sesungguhnya sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian.
Sebagai suatu penelitian empiris maka data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan bank selama 7 periode terhitung dari tahun 2006 sampai dengan 2013 pada perusahaan sektor perbankan yang telah melakukan Merger dan Akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dan laporan keuangan yang telah dipublikasikan kepada Bank Indonesia.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini merupakan cara-cara untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data dapat diperoleh dengan cara :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung
diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung, untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Dokumen – dokumen
Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai Merger, Akuisisi dan ROE serta informasi-informasi lain yang diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur, buku-buku mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.4 Populasi, Sampel dan waktu serta tempat penelitian 3.4.1 Populasi
atau selama 7 tahun pada sector perbankan yang terdiri dari 10 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 10 x 7= 70 laporan keuangan perusahaan pada sector perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.4.2 Penarikan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampling adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel ditarik sejumlah tertentu dari populasi emiten dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu.
Dengan demikian sample yang diambil oleh penulis adalah berupa laporan keuangan tahunan dari data tahun 2006- 2013 sebanyak 7 (tujuh) tahun dengan pertimbangan bahwa:
1. Data laporan keuangan perusahaan yang digunakan merupakan dari perusahaan-perusahaan sector perbankan yang telah melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di bursa efek indonesia.
2. Data laporan keuangan perusahaan yang digunakan merupakan dari perusahaan-perusahaan sector perbankan yang telah melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di bursa efek indonesia selama tahun 2006 sampai dengan 2013.
Dari tabel 3.3 diatas, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari 7 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada periode 2006-2013 yaitu 42 sampel laporan keuangan yang terdiri dari 18 laporan keuangan perusahaan perbankan yang melakukan Merger dan 24 Laporan keuangan perusahaan perbankan yang melakukan akuisisi, sehingga cukup mewakili untuk melakukan penelitian.
Total Sampel yang diambil sebanyak 48 laporan keuangan neraca dan laba rugi, karena dianggap respresentif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian. Menurut Roscoe(1975) yang dikutip oleh Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel, yaitu dalam penelitian multivariate (termasuk analisis t-test), ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar dari jumlah variable dalam penelitian dan untuk ukuran sampel minimum adalah 30 yang dipecah ke dalam subsampel adalah untuk kebanyakan penelitian.
3.4 Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian 3.4.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada : 01 Desember 2014- 01 Mei 2015
3.4.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Kantor perwakilam Bursa Efek Indonesia di Bandung, Jl. Veteran No.10 Bandung.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode kuantitatif dengan analisis statistik dalam penelitian ini antara lain:
1. Uji Normalitas
Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji normalitas sebagai berikut:
“Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”.
penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance) menurut Singgih Santoso (2002:393) sebagai berikut:
a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal; dan b) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal”.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakanuntuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
2. Analisis dan Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusanmasalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian dinyatakandalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga dapat dikatakansebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah belummerupakan jawaban yang empirik dengan data.Jika variabel independen berkategori dua, maka uji statistikyang digunakan adalah uji beda t-test, jika variabel independen. berkategori lebih dari dua digunakan analysis of variance (Anova),sedangkan jika variabel dependen lebih dari satu maka digunakan multivariate analysis of variance (Manova). (Ghazzali, 2011:63).
3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1Uji Paired Samples T-Test
Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis perbandingan untuk dua sample yang berpasangan dimana diartikan sebagai sebuah sample dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. (Iyan Andriana, 2009:59)
1. Menentukan tingkat signifikan
Menentukan derajat kepercayaan, dalam penelitian initingkat kepercayaannya adalah 95% dengan level ofsignificance sebesar 5%, (α) = 0,05.
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.
Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :
dan
Dimana :
r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel
2. Menentukan Hipotesis :
a. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan setelah Merger.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan setelah Merger.
b. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan setelah Akuisisi
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan setelah Akuisisi.
c. Menggambarkan Daerah Penerimaan
dan Penolakan
Untuk menggambarkan daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
a) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Haditerima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. b) Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah
penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c) t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan
d. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Daerah Perimaan Penolakan Hipotesis
e. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Terdapat perbedaan Return On Equity sebelum & sesudah Merger dan Akuisisi serta tidak terdapat perbedaan Return On Equity sebelum dan sesudah Merger dan Akuisisi. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya perbedaan yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut
IV. Hasil Analisis dan Penelitian 4.1 Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa H0 diterima ( 0.986 > 0.05 ) dan (0,926 >0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa residual data mengikuti distribusi normal sehingga model telah memenuhi salah satu syarat untuk dilakukan pengujian sample t-test.
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa H0 diterima ( 0.832 > 0.05 ) dan (0,402>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa residual data mengikuti distribusi normal sehingga model telah memenuhi salah satu syarat untuk dilakukan pengujian sample t-test.
4.2 Pengujian Hipotesis 4.2.1 Uji Hipotesis I
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum dan setelah merger pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dimana return on equity setelah merger cenderung lebih besar dari pada sebelum merger.
4.2.2 Uji Hipotesis II
Rata-rata return on equity sebelum akuisisi sebesar 8,42 sedangkan rata-rata return on equity sesudah akuisisi sebesar 11,80 dengan sesilih antara sebelum dan sesudah merger -3,38, yang menunjukan bahwa nilai return on equity setelah akuisisi lebih besar dari pada sebelum akuisisi. Dan nilai thitung yang didapat sebesar -3,120 dengan ttabel -2,201, dikarenakan nilai thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai p-value (0,004) < 0,05 maka H0 ditolak yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum dan setelah akuisisi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dimana return on equity setelah akuisisi cenderung lebih besar dari pada sebelum akuisisi.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Analisis Perbandingan ROE Sebelum dan Sesudah Merger
Hasil dari pengujian statistik dapat diketahui bahwa sesilih antara sebelum dan sesudah merger -3,19 yang menunjukan bahwa nilai return on equity setelah merger lebih besar dari pada sebelum merger pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum Merger dan sesudah karena nilai thitung yang didapat sebesar -2,981 dengan ttabel -2,306, dikarenakan nilai thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai p-value (0,018) < 0,05 maka H0 ditolak yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum dan setelah merger pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
(2009 : 10) menyatakan bahwa rendahnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba biasanya dianggap menunjukan terjadinya masalah dalam likuidasi. Hal ini dikatakan kinerja bank tidak sehat apabila diukur dengan menggunakan rasio likuiditas.
Seharusnya Menurut I Made Sudana (2011:237) mengemukakan jika skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aset dan modal yang simultan, maka kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (ROE) akan meningkat sehingga kinerja rasio ROE akan meningkat dan semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Sisbiantiri (2012) yang mengemukakan bahwa ROE mengalami perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah merger.
Hal ini sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan oleh D.R V.R. Nedunchezchian (2013) menggemukakan ROE mengalami perbedaan yang signifikan dalam kinerja keuangan sebelum dan sesudah aktivitas merger.
4.3.2 Analisis Perbandingan ROE Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Hasil dari pengujian statistik dapat diketahui bahwa sesilih antara sebelum dan sesudah akuisisi -3,38 yang menunjukan bahwa nilai return on equity setelah akuisisi lebih besar dari pada sebelum akuisisi pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ROE sebelum dan sesudah akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai thitung yang didapat sebesar -3,120 dengan ttabel -2,201, dikarenakan nilai thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai p-value (0,004) < 0,05 maka H0 ditolak yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum dan setelah Akuisisi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
penyaluran kredit kepada masyarakt agar pendapatan bank dari bunga semakin meningkat yang akan berdampak pada kemampuan memperoleh laba nya pun semakin meningkat.
Hal ini tidak seusai dengan teori yang dikemukakan oleh Valdean C. Lembke (2005:2) Dengan meluaskan suatu ke pasar baru atau dengan mengakuisisi perusahaan lain yang sudah ada di pasar tersebut, perusahaan dapat mengembangkan potensi laba baru dari perusahaan dalam industri musiman yang dapat menambah stabilitas laba yang diperoleh.
L.M Syamryn (2011:210) mengemukakan juga Dengan motivasi sinergi financial akan membawa perusahaan yang melakukan akuisisi mengalami perbedaan yang positive pada kinerjanya serta menghasilkan sinergi yang baik maka secara umum tingkat profitabilitas perusahaan akan menigkat dari sebelum melakukan akuisisi. Dimana rasio (ROE) akan meningkat.
Hal ini didukung sesuai dengan penelitian yang didukung oleh Irwan Amdani Setiawan (2013) menyatakan bahwa ROE mengalami kenaikan setelah akuisisi dibandingkan sebelum akuisisi.
Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Ardi Gunardi (2012) menyatakan bahwa pengujian hipotesis variabel keuangan ROE menyatakan Ho ditolak yang artinya ROE sesudah akuisisi lebih tinggi dibandingkan dengan ROE sebelum akuisisi.
V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum dan setelah merger pada perusahssaan perbankan yang terdaftar di BEI dimana return on equity setelah merger cenderung lebih besar dari pada sebelum merger.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum dan setelah akuisisi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dimana return on equity setelah akuisisi cenderung lebih besar dari pada sebelum akuisisi.
5.2.1 Saran Operasional
Return On Equity sesudah merger akan meningkat, jika ingin melakukan merger, sebaiknya tidak memerger bank kecil dengan bank kecil, karena hal ini tidak akan memberikan hasil yang diharapkan. Merger yang murni sebenarnya adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang mempunyai masing masing kelebihan. Merger di Indonesia terkesan hanyalah sebagai cara untuk menghindari likuidasi dan menggabungkan asset agar nampak terlihat lebih baik. Bank-bank yang akan melakukan merger sebaiknya melihat variabel-variabel indikator utama kinerja masing-masing bank terlebih dahulu, agar dapat menutupi variabel variabel yang kurang baik menjadi lebih baik seperti yang diharapkan oleh bank-bank yang akan melakukan merger.
Return On Equity sesudah akuisisi akan meningkat, perusahaan diharapkan dapat mempertahankan nilai rasio keuangan (ROE) yang berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan untuk menjaga kepuasan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, karena secara keseluruhan analisis rasio keuangan Return On Equity menyimpulkan keputusan perusahaan perbankan melakukan akuisisi periode tahun 2006-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah tepat.
5.2.2 Saran Akademik Bagi Peneliti Lain
Disarankan pada penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian yang sama dengan metode yang sama tetapi unit analisis dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep diterima secara umum.
Bagi Pengembangan Ilmu
Diharapkan agar penelitian ini dapat lebih memberikan bukti empiris dari konsep yang telah dikaji bahwa Return On Equity dipengaruhi oleh Merger dan Akuisisi.
VI. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Ardi Gunardi. 2012. Perbedaan Kinerja Keuangan dan Abnormal Return sebelum dan sesudah akuisisi di BEI. ISSN 1411-514x (Vol.11)
Derry Maradona. 2005. Analisisi Rasio Kinerja Perbankan Pre Merger dan Post Merger pada Bank-Bank Umum Nasional.
Ghazaali Iman, 2011. Aplikasi Analisis Multivarate dengan program SPSS. Jakarta : Gramedia Pustaka utama,
Husein Umar. 2011. Metode Riset Akuntansi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Ibid. 2002. Analysis Statistic. Jakarta : Graha Gafind Pustaka
Ika Sisbintari. 2011. Analisis komparatif CAR, LDR, ROE sebelum dan sesudah Merger. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
I Made Sudana. 2011. Manajemen keuangan perusahaan teori dan praktik. Jakarta : Erlangga.
Irwan Amdani Setiawan. 2013. Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan PT. Indocement tunggal prakarsa tbk sebelum dan sesudah akuisisi periode 2007-2011. Jurnal Administrasi Bisnis (Vol.2, No.1)
Iyan Andriana. 2009. Statitical Product Service Solutions. Bandung : PT. Elex Media Kompitondo Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo.
Kuntjojo. 2012. Metode Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo
L.M. Samryn, SE, Ak, M.M. 2011. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat
Machlus Ali Marzuki. 2013. Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. (Vol.1 No. 2).
Martono dan Harjito. 2009. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia
Narimawati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta : Genesis.
Payamta dan Setiawan.2004. Analisisi keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Jurnal Ekonomi. (Vol: 19 No.3)
Richard E. Bekker. 2010. Advanced financial Accouting. Jakarta : Salemba Empat.
Sawir.2009. Analisis kinerja Keuangan dan perencanaan keuangan. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama
Siti Agriadini. Analisis dampak merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. (Vol.2 No. 2).
Singgih Ssantoso. Statistik Parametrik. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sumadi. 2010. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep & Aplikasi. Jakarta : Ekonisia. Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Valdean C. Lembke.2005. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta : Salemba Empat.
Veitzhal dkk. 2010. Corporate Performance Management dari teori ke Praktek. Bogor : Ghalia Industri
V.R Nedunchezhian. 2013. Analysis and Impact of Financial Performance of Commercial Banks After Merger In India. International Journal of Marketing, Financial Services & Management Research.( Vol.2, No. 3,). ISSN 2277- 3622
Wijaya, Toni. 2013. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Jakarta : Graha Ilmu
www.detik.com www.idx.com www.kompas.com
LAMPIRAN
Tabel 3.1 Operasional variable
Tabel 3.2 Jumlah Populasi
No.
Kode E mi
te
Nama Bank
1 INCP PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk,
2 BNGA PT Bank CIMB Niaga, Tbk
3 NISP PT Bank OCBC NISP, Tbk
ROE
“suatu pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.” Sutrisno (2011 : 19)
4 BNLI PT Bank Permata, Tbk.
5 BBNP PT Bank Nusantara Parahyangan, Tbk.
6 BAEK PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk.
7 MCOR PT Bank Windu Kentjana
Internasional, Tbk.
8 BBIA PT Bank UOB Buana,Tbk.
9 ANKB PT Bank Arta Graha Kencana, Tbk.
10 MEGA PT Bank Mega, Tbk.
Sumber : www.idx.co.id
Tabel 3.3
Jumlah Sampel No Nama Perusahaan Kriteria I Kriteria
II
Kriteria III
Bank Artha Graha
Internasional, Tbk
√ √
Bank CIMB Niaga,
Tbk
Bank OCBC NISP,
Tbk
√ √ √
Bank Permata,
Tbk
√ √ √
Bank Agroniaga,
Tbk
√ √ √
Bank Ekonomi
Raharja, Tbk
√ √ √
Bank Internasional
Indonesia, Tbk
√ √ √
Bank UOB Buana
Tbk
√ √ √
Bank Arta Graha
Internasional, Tbk
√ √
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Kerja Praktek
Menurut Syafiee (2000) Secara substansial, terdapat tiga lingkup
pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia yaitu pemerintahan
pusat, pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota. Pemerintahan
yang lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya
lebih sempit. Menurut Abdul Karim, (2014) Pemerintahan Provinsi Jawa Barat
adalah salah satu pemerintahan yang berada dibawah naungan pemerintah pusat.
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat memiliki tujuan yaitu meningkatkan
kesejahteraan rakyat, sehubungan dengan itu Pemerintahan Provinsi Jawa Barat
berupaya untuk mewujudkan keseimbangan fiskal dengan mempertahankan
kemampuan keuangan daerah yang bersumber dari pendapatan pajak dan
sumber-sumber lainnya guna memenuhi keinginan masyarakat. Salah satu ciri yang
penting dalam mewujudkan keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses
penyediaan anggaran kepentingan dan kebutuhan di masyarakat.
Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan
yang proporsional, efisien dan efektif, dengan berprinsip pada pro growth, pro
poor, pro job, pro environment, pro public, melalui alokasi anggaran untuk 20%
pendidikan, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan serta
2 penganggaran untuk mitigasi serta kebencanaan dan kerjasama antar daerah.
(Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah. 2009)
Menurut Abdul Halim (2007:52) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah, Buku Kas Umum adalah cash book
yaitu buku yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan / pendapatan,
pengeluaran, baik secara tunai maupun melalui akun perusahaan swasta maupun
pemerintahan. Bentuknya sederhana setidaknya terdiri dari keterengan, debit,
kredit dan saldo. Kolom keterangan untuk mencatat penjelasan tentang suatu
transaksi. Jumlah penerimaan uang dicatat dalam kolom debet atau kas masuk
sedangkan jumlah pengeluaran dicatat di kolom kredit atau kas keluar. Sisa kas
dicatat pada kolom saldo kas. Meski bentuknya sederhana, buku kas memiliki
fungsi vital dalam pengelolaan keuangan, namun banyak yang mengabaikan
penggunaan buku kas. Mereka menganggap proses pencatatan buku kas terlalu
birokrasi, hanya menjadi beban administrasi yang tidak perlu. Menurut Mark
Aditya, Buku kas ini menjadi salah satu informasi yang penting dalam sebuah
instansi terutama dipemerintahan. Informasi yang diberikan pun harus memenuhi
karakteristik agar informasi yang diberikan lebih akurat dan berkualitas
diantaranya di dalam penyajiannya harus jujur agar akuntabel dalam
penyajiannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan
menulis masalah tersebut ke dalam bentuk Laporan Kerja Praktek dengan judul :
“ Prosedur Pencatatan Buku Kas Umum di Dinas Komunikasi dan
3
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
1.2.1. Maksud Kerja Praktek
Maksud penulis melaksanakan kerja praktek di Bagian Akuntansi adalah
untuk memperoleh data tentang Prosedur Buku Kas Umum pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
1.2.2. Tujuan Kerja Praktek
Dalam prosedur peninjauan Buku Kas Umum di Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat harus sesuai dengan ketentuan sesuai dengan
undang undang yang berlaku saai ini, maka tujuan penulis dalam melaksanakan
kerja praktek di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
yaitu :
a. Agar mampu memahami tentang Prosedur dalam pencatatan Buku Kas
Umum
b. Agar mampu membuat pelaporan Buku Kas Umum yang akuntabel.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dengan dilaksanakannya
kuliah kerja praktek di Bagian Akuntansi Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Jawa Barat yaitu :
4 Selama penulis melaksanakan kerja praktek di Bagian Akuntansi
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, penulis jadi lebih
mengetahui tentang prosedur pencatatan Buku Kas Umum dalam
membedakan pencatatan kas masuk dan kas keluar.
b. Bagi Instansi
Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis membantu dalam pencatatan
Buku Kas Umum di Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintahan
Provinsi Jawa Barat, Sehingga dapat membantu dalam penyelesaian
pencatatan Buku Kas Umum tepat pada waktu yang sudah ditentukan.
c. Bagi Pihak Lain.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat
umum yang membutuhkan informasi mengenai Proosedur Pencatatan
Buku Kas Umum pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
barat.
1.4 Metode Kuliah Kerja Praktek
Metode yang digunakan oleh penulis adalah Block Release yaitu
pelaksanaan kuliah praktek kerja yang dilaksanakan dalam satu periode tertentu
yaitu selama satu bulan, yaitu tanggal 15 Agustus sampai dengan 15 September
5 Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan meliputi sebagai
berikut :
1. Studi lapangan
a. Pengamatan Langsung (Observation)
Pengamatan langsung yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan
mengamati dan meninjau secara langsung prosedur peninjauan Buku Kas
Umum khususnya di Bagian Akuntansi.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya
jawab secara langsung dengan staf di Bagian Akuntansi dan Pelaporan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan pihak-pihak yang berhubungan dengan
pihak pengelola data peninjauan Buku Kas Umum dari Dinas Komunikasi
dan Informatika untuk dibuat pelaporan secara global.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan dan pengumpulan data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan prosedur
Peninjauan Buku Kas Umum, misalnya data surat perintah pencairan dana
(SP2D) di Dinas Komunkasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
6 Dalam pelaksanaan penyusunan laporan realisasi anggaran Dinas Sosial
Provinsi Jawa Barat saya selaku Penulis melakukan penelitian dengan terjun
langsung ke instansi yang akan dituju untuk melaksanakan kerja praktek di
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya di Bagian Akuntasi. Adapun rincian
dari lokasi dan waktu kerja praktek, yaitu :
A. Lokasi kerja praktek
Penulis mendapatkan data Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat beserta dengan pengarsipan dokumen di Bagian Akuntansi
yang berada di Jalan Tamansari No. 55 Bandung Tlp. (022) 2502898.
B. Waktu kerja praktek
Waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek yaitu selama satu bulan
dimulai dari tanggal 15 Agustus sampai dengan 15 September 2014.
Adapun rincian waktu pelaksanaan kegiatan yang terdapat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
No Aktivitas Hari Waktu
1 Kerja Praktek Senin –Jum’at 07.30 – 16.00 WIB
2 Istirahat - 12.00 – 13.00 WIB
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Merger
2.1.1.1Pengertian Merger
Menurut I Made Sudana (2011: 237) Merger sebagai berikut :
“Penggabungan dua perusahaan yang ukurannya tidak sama dan hanya satu
perusahaan yang tetap survive, yaitu perusahan yang lebih besar. “
Menurut Richard E. Baker (2010:22) Merger sebagai berikut
“Dimana salah satu perusahaan yang bergabung kehilangan identitas
legalnya dan perusahaan yang lain terus berdiri dengan aset dan kewajiban dari
kedua perusahaan.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Merger adalah
penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yang bergabung kehilangan
identitas legalnya dan perusahaan yng ukurannya lebih besar yang akan tetap
survive.
Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk
mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan
11
akuisisi. Merger dan akuisisi memiliki jenis yang beragam. Menurut Moin (2011)
ada beberapa jenis merger, antara lain:
1. Merger Horisontal
Merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak
dalam industri yang sama dengan tujuan mengurangi persaingan atau
untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi,
pemasaran, distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi.
Dampak dari merger horisontal adalah semakin terkonsentrasinya
struktur pasar pada industri tersebut. Contohnya: merger antara Bank of
Tokyo dengan Mitsubishi Bank.
2. Merger Vertikal
Terjadi apabila suatu perusahaan membeli perusahaan-perusahaan
hulunya seperti perusahaan pemasoknya, dan atau perusahaan hilirnya,
seperti perusahaan distribusinya yang langsung menjual produknya ke
pelanggan. Dengan demikian merger vertikal merupakan penggabungan
atau pengintegrasian dua tahapan produksi atau distribusi. Keuntungan
dari jenis merger seperti ini adalah terjaminnya pemasokan bahan baku,
penekanan biaya transaksi, terciptanya koordinasi yang lebih baik, dan
mempersulit kemungkinan masuknya perusahaan pesaing yang baru.
Contoh: merger antara PT Gudang Garam dengan PT Surya Pamenang
12
3. Merger Konglomerat
Merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam industri yang terkait. Merger konglomerat terjadi
apabila sebuah perusahaan mendiversifikasi bidang bisnisnya dalam
memasuki bidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula.
Apabila merger konglomerat dilakukan secara terus menerus oleh
perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi. Contoh: merger
antara Viks Richardson (farmasi) dengan Procter and Gamble (Consumer
Goods).
4. Merger Ekstensi Pasar
Merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan untuk memperluas
area pasar. Adapun tujuan utamanya adalah untuk memperkuat jaringan
pemasaran bagi produk masing-masing perusahaan. Biasanya merger
ekstensi pasar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lintas negara,
dalam rangka ekspansi dan penetrasi pasar serta untuk mengatasi
keterbatasan ekspor karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan
produk terhadap konsumen luar negeri. Contoh: merger antara Daimler
Benz (Jerman) dengan Chrysler (Amerika Serikat).
5. Merger Ekstensi Produk
Merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan sejenis atau dalam
industri yang sama tetapi tidak memproduksi produk yang sama maupun
tidak ada keterkaitan supplier. Penggabungan usaha ini dilakukan untuk
13
perusahaan akan menawarkan lebih banyak jenis dan lini produk
sehingga akan dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger
ekstensi produk ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan
departemen riset dan pengembangan masing-masing untuk mendapat
sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih prodiktif dalam inovasi.
Contoh: merger antara perusahaan farmasi Upjohn (Amerika Serikat)
dengan Pharmacia (Swedia).
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Merger
Menurut I Made Sudana (2011: 239) Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penggabungan perusahaan, yaitu :
1. Mencapai operasi yang ekonomis
Dua atau lebih perusahaan yang sejenis jika beroperasi sebagai entitas yang
terpisah, dalam memanfaatkan modal dan aset yang dimiliki masing-masing
perusahaan. Disamping itu banyak modal dan aset yang dimiliki oleh
masing-masing perusahaan bersifat duplikasi dan jika perusahaan
bergabung aset yang duplikasi tersebut dapat dikurangi.
2. Pertumbuhan
Penggabungan dua perusahaan atau lebih akan mempercepat pertumbuhan
perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena intensitas persaingan akan
berkurang dan kemampuan perusahaan untuk bersaing juga meningkat.
Perusahaan dapat beroperasi secara lebih efisien, sehingga harga pokok
14
3. Diversifikasi
Diversifikasi dapat dicapai melalui penggabungan dua atau lebih
perusahaan yang bergerak dalam industri yang berbeda. Tujuaannya adalah
untuk mengurangi resiko. Hal ini bisa dicapai, karena perusahaan yang
berada pada kelompok industri yang berbeda memiliki karakteristik yang
berbeda pula. Dengan penggabungan, ketika satu perusahaan mengalami
kerugian, perusahaan lain masih memperoleh laba, sehingga secara
keseluruhan variabilitas laba yang diperoleh setelah peggabungan menjadi
lebih stabil atau resikonya menjadi lebih kecil.
2.1.2 Akuisisi
2.1.2.1 Pengertian Akuisisi
Menurut L.M. Samryn. (2011 : 209) Akuisisi sebagai berikut:
”Pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan
baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar”.
Menurut I Made Sudana (2011 : 238) Akuisisi sebagai berikut :
“Penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian saham perusahaan yang diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masig-masing tetap beroperasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.”
Berdasar pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuisisi adalah
15
sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah kepada
perusahaan akuisitor .
Sedangkan ada beberapa jenis akuisisi menurut I Made Sudana (2011: 240)
antara lain :
1. Akuisisi Horisontal
Adalah akuisisi perusahaan sejenis, yaitu perusahaan pembeli yang
membeli perusahaan lain yang sejenis usahanya. Biasanya akuisisi
seperti ini dilakukan karena ingin memperbesar pangsa pasar perusahaan.
2. Akuisisi Vertikal
Yaitu perusahaan membeli perusahaan lain yang bukan sejenis, tetapi
perusahaan yang dibeli akan membantu perusahaan untuk proses
produksinya.
3. Akuisisi Konglomerasi
Yaitu perusahaan membeli perusahaan lain yang tidak ada hubungannya
satu sama lain. Dalam kasus ini perusahaan pembeli sudah kelebihan dana
dan ingin membuat konglomerasi perusahaan.
2.1.3 Return On Equity (ROE)
2.1.3.1 Pengertian Return On Equity (ROE)
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan
modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalu berbagai
16
Menurut I Made Sudana (2011 : 230) menyatakan bahwa :
“Return Of Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih
setelah pajak dengan modal sendiri, sekaligus menunjukkan tingkat efesiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi nilai rasio ini maka perusahaan tersebut
semakin baik karena posisi perusahaan semakin kuat”
Adapun menurut Sutrisno (2011 : 19) definisi ROE adalah :
“suatu pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik
perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ROE adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur labar bersih setelah pajak dengan modal sendiri serta
untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri.
2.1.3.2 Indikator ROE
Menurut Sutrisno ( 2012 : 20 ) yang termasuk laba setelah pajak adalah laba
setelah pajak yang dikurangi dengan laba hasil penjualan aktiva tetap, aktiva non
prodektif, aktiva lain – lain, dan saham penyertaan langsung.
Menurut Sutrisno ( 2012 : 21 ) modal sendiri adalah seluruh komponen modal
sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan
komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam
pelaksanaan dan laba tahun berjalan.
17
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Analisis perbandingan ROE sebelum dan sesudah Merger
Menurut I Made Sudana (2011:237) mengemukakan jika skala bertambah
besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aset dan modal yang
simultan, maka kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (ROE) akan
meningkat sehingga kinerja rasio ROE akan meningkat dan semakin baik
dibandingkan dengan sebelum merger.
Menurut Valdean C. Lembke (2005:2) dengan aktivitas penggabungan
usaha diidentifikasikan dari aktiva perusahaan yang ditransfer ke entitas baru dapat
menaikan laba yang diperoleh dari perusahaan yang melakukan merger.
Hal ini sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan oleh D.R V.R.
Nedunchezchian (2013) menggemukakan ROE mengalami perbedaan yang
signifikan dalam kinerja keuangan sebelum dan sesudah aktivitas merger.
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Sisbiantiri (2012)
yang mengemukakan bahwa ROE mengalami perbedaan yang signifikan sebelum
dan sesudah merger.
2.2.2 Analisis perbedaan ROE sebelum dan sesudah Akuisisi
Dengan motivasi sinergi financial akan membawa perusahaan yang
melakukan akuisisi mengalami perbedaan yang positive pada kinerjanya serta
menghasilkan sinergi yang baik maka secara umum tingkat profitabilitas
perusahaan akan menigkat dari sebelum melakukan akuisisi. Dimana rasio (ROE)
18
Dengan meluaskan suatu ke pasar baru atau dengan mengakuisisi
perusahaan lain yang sudah ada di pasar tersebut, perusahaan dapat
mengembangkan potensi laba baru dari perusahaan dalam industri musiman yang
dapat menambah stabilitas laba yang diperoleh (Valdean C. Lembke 2005:2).
Hal ini sesuai dengan yang diteliti oleh Irwan Amdani Setiawan (2013)
menyatakan bahwa ROE mengalami kenaikan setelah akuisisi dibandingkan
sebelum akuisisi.
Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Ardi Gunardi (2012) menyatakan
bahwa pengujian hipotesis variabel keuangan ROE menyatakan Ho ditolak yang
artinya ROE sesudah akuisisi lebih tinggi dibandingkan dengan ROE sebelum
akuisisi.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat
19
Gambar 2.1
Skema Paradigma Penelitian
Gambar diatas dapat diartikan bahwa Analisis Perbedaan ROE sebelum &
sesudah merger dan Akuisisi.
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:64) dalam imam habibi (2013;87) yang dimaksud
dengan hipotesis penelitian adalah:
“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.”
Sebelum Merger
Dibandingkan ROE
Sesudah Merger
Sebelum Akuisisi
Dibandingkan
20
Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian serta tinjauan pustaka seperti yang telah diuraikan tersebut diatas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rataROE sebelum dan sesudah
Merger.
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata ROE sebelum dan sesudah
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum
dan setelah merger pada perusahssaan perbankan yang terdaftar di BEI
dimana return on equity setelah merger cenderung lebih besar dari pada
sebelum merger.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return on equity sebelum
dan setelah akuisisi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dimana
return on equity setelah akuisisi cenderung lebih besar dari pada sebelum
akuisisi.
5.2 Saran
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
memberikan saran yang dapat dijadikan masukan kepada emiten dan investor
56
5.2.1 Saran Operasional
1. Return On Equity sesudah merger akan meningkat, jika ingin melakukan
merger, sebaiknya tidak memerger bank kecil dengan bank kecil, karena hal
ini tidak akan memberikan hasil yang diharapkan. Merger yang murni
sebenarnya adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang
mempunyai masing masing kelebihan. Merger di Indonesia terkesan
hanyalah sebagai cara untuk menghindari likuidasi dan menggabungkan
asset agar nampak terlihat lebih baik. Bank-bank yang akan melakukan
merger sebaiknya melihat variabel-variabel indikator utama kinerja
masing-masing bank terlebih dahulu, agar dapat menutupi variabel variabel yang
kurang baik menjadi lebih baik seperti yang diharapkan oleh bank-bank
yang akan melakukan merger.
2. Return On Equity sesudah akuisisi akan meningkat, perusahaan diharapkan
dapat mempertahankan nilai rasio keuangan (ROE) yang berdampak positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan untuk menjaga kepuasan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan, karena secara keseluruhan analisis
rasio keuangan Return On Equity menyimpulkan keputusan perusahaan
perbankan melakukan akuisisi periode tahun 2006-2013 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia adalah tepat.
5.2.2 Saran Akademik
1. Bagi Peneliti Lain
Disarankan pada penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian yang
57
berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep
diterima secara umum.
2. Bagi Pengembangan Ilmu
Diharapkan agar penelitian ini dapat lebih memberikan bukti empiris dari
konsep yang telah dikaji bahwa Return On Equity dipengaruhi oleh
ANALISIS PERBEDAAN RETURN ON EQUITY (ROE) SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI
(Studi Kasus Pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2013)
COMPARATIVE ANALYSIS RETURN ON EQUITY (ROE) BEFORE AND AFTER OF MERGER AND ACQUISTION
(Case Study of Bank Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2006-2013)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
EDRIYAN SUMARDY 21111133
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
vii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRACK ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Indetifikasi Masalah ... 7
1.3 Rumusan Masalah ... 8
1.4 Tujuan Penelitian ... 8
1.5 Kegunaan penelitian ... 9
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.5.2 Kegunaan Akademis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Merger ... 11
viii
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Merger ... 13
2.1.1.3 Komponen Merger ... 14
2.1.2 Akuisisi ... 15
2.1.2.1 Pengertian Akuisisi ... 15
2.1.2.2 Komponen Akuisisi ... 16
2.1.3 Return On Equity (ROE) ... 17
2.1.3.1 Pengertian Return On Equity (ROE) ... 17
2.1.3.2 Indikator ROE ... 18
2.2 Kerangka Pemikiran ... 19
2.2.1 Pengaruh Merger Terhadap Return On Equity(ROE) ... 19
2.2.2 Pengaruh Akuisisi Terhadap Return On Equity(ROE) ... 20
2.3 Hipotesis ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1 Metode Penelitian ... 23
3.2 Operasional Variabel ... 25
3.3 Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.3.1 Sumber Data ... 27
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.4 Populasi, sampel dan tempat serta waktu penelitian ... 29
3.4.1 Populasi ... 29
3.4.2 Penarikan Sampel ... 30
ix
3.4.3.1 Waktu ... 33
3.4.3.2 Tempat... 34
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.6 Metode Pengujian Data ... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1Hasil Penelitian ... 42
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 42
4.1.1.1 Analisis Deskriptif ROE sebelum dan sesudah Merger ... 43
4.1.1.2 Analisis Deskriptif ROE sebelum dan sesudah Akuisisi ... 46
4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ... 49
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 49
4.1.2.2 Analisis Korelasi ... 51
4.1.2.3 Analisis Koefisien Determinasi... 53
4.1.2.4 Uji Hipotesis I ... 54
4.1.2.5 Uji Hipotesis II ... 56
4.2 Hasil Pembahasan ... 58
4.2.1 Pengaruh Merger terhadap Return On Equity (ROE) ... 58
4.2.2 Pengaruh Akuisisi terhadap Return On Equity (ROE) ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
5.1Kesimpulan ... 62
x
5.2.1 Saran Operasional ... 63
5.2.2 Saran Akademis ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
LAMPIRAN ... 67
65
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat
Ardi Gunardi. 2012. Perbedaan Kinerja Keuangan dan Abnormal Return sebelum
dan sesudah akuisisi di BEI. ISSN 1411-514x (Vol.11)
Derry Maradona. 2005. Analisisi Rasio Kinerja Perbankan Pre Merger dan Post
Merger pada Bank-Bank Umum Nasional.
Ghazaali Iman, 2011. Aplikasi Analisis Multivarate dengan program SPSS. Jakarta : Gramedia Pustaka utama,
Husein Umar. 2011. Metode Riset Akuntansi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ibid. 2002. Analysis Statistic. Jakarta : Graha Gafind Pustaka
Ika Sisbintari. 2011. Analisis komparatif CAR, LDR, ROE sebelum dan sesudah Merger. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.
I Made Sudana. 2011. Manajemen keuangan perusahaan teori dan praktik. Jakarta : Erlangga.
Irwan Amdani Setiawan. 2013. Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan PT. Indocement tunggal prakarsa tbk sebelum dan sesudah akuisisi periode 2007-2011. Jurnal Administrasi Bisnis (Vol.2, No.1)
Iyan Andriana. 2009. Statitical Product Service Solutions. Bandung : PT. Elex Media Kompitondo
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo.
Kuntjojo. 2012. Metode Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo
L.M. Samryn, SE, Ak, M.M. 2011. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat
Machlus Ali Marzuki. 2013. Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. (Vol.1 No. 2).
Martono dan Harjito. 2009. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia
66
Payamta dan Setiawan.2004. Analisisi keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Jurnal Ekonomi. (Vol: 19 No.3)
Richard E. Bekker. 2010. Advanced financial Accouting. Jakarta : Salemba Empat.
Sawir.2009. Analisis kinerja Keuangan dan perencanaan keuangan. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama
Singgih Santoso. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Siti Agriadini. Analisis dampak merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. (Vol.2 No. 2).
Singgih Ssantoso. Statistik Parametrik. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sumadi. 2010. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep & Aplikasi. Jakarta : Ekonisia.
Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Valdean C. Lembke.2005. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta : Salemba
Empat.
Veitzhal dkk. 2010. Corporate Performance Management dari teori ke Praktek.
Bogor : Ghalia Industri
V.R Nedunchezhian. 2013. Analysis and Impact of Financial Performance of
Commercial Banks After Merger In India. International Journal of Marketing,
Financial Services & Management Research.( Vol.2, No. 3,). ISSN 2277-
3622
Wijaya, Toni. 2013. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Jakarta : Graha Ilmu
www.detik.com
67
43 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Edriyan Sumardy
Tempat dan tanggal lahir : Bagan siapi-api, 21 November 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Perum Bumi Cipacing Permai, Jl. Kartika 3 Blok
E no 2 . Cileunyi
PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 1997-1999 : TK Kuncup Kartika
Tahun 1999-2005 : SDN Abdi Negara
Tahun 2005-2008 : SMPN 1 Rancaekek
Tahun 2008-2011 : SMK ICB Bandung
Tahun 2011- Sekarang : Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul “Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Return On
Equity(ROE) ”.
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
Jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi adalah berkat
bimbingan ibu Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan baik dari segi materi maupun teknisnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.
Dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama
berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materiil
yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE..,Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi
iv
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu,SE., M.Ak, Ak, CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si. Ak., CA selaku dosen penguji dan dosen
wali.
5. Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak selaku dosen penguji.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian
ini, semoga mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.
7. Adi Rachmanto, S.Kom, M.Kom selaku Ketua Pelaksana Sidang dan
Tugas Akhir.
8. Kedua Orang Tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
9. Kakak saya yang selalu mendukung saya dan senantiasa memberi motivasi
dalam penulisan skripsi ini.
10.Mirdha Saraditha Malewa, Sandy, Wia, Aditya, Rico, Alvian, Romi,
Grace, Haris yang selalu memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 kususnya Ak-3 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya
Bandung, Juli 2015