• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS WEBSITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK GRAFIKA BAKTI NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS WEBSITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK GRAFIKA BAKTI NUSANTARA"

Copied!
223
0
0

Teks penuh

(1)

i

INTEGRATED READING AND COMPOSITION

(CIRC)

MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS

WEBSITE

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK GRAFIKA

BAKTI NUSANTARA

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

FERDIAN MAHENDRA ALFARIZI 4301407063

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)
(3)
(4)

iv

Motto

Ingatlah hanya dirimu yang bisa membuat nama FERDIAN MAHENDRA ALFARIZI berarti, selama aku masih hidup maka aku masih berguna untuk

orang lain”

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Mbah roko yang selalu menunggu ceritaku setiap hari.

2. Ibu dan bapak yang tak pernah henti mendoakanku.

3. Adik – adikku yang selalu menyambutku dengan senyum dan canda.

4. Semua dosen kimia yang mendukungku tiada henti.

5. Semua sahabat di PKM MIPA yang selalu berbagi tawa denganku.

6. CEO Gardu Media dan keluarga besar Gardu Media yang selelu mendukungku.

7. Kakak - kakak yang tiada henti selalu memberiku semangat.

(5)

v

Model Pembelajaran (Cooperative Integrated Reading And Composition) CIRC Menggunakan Media Berbasis Website Terhadap Siswa SMK Grafika Bakti Nusantara” dapat penulis selesaikan. Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena tu, penulis ucapkan terima kasih kepada

1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kebijakan kepada penulis selama kuliah;

2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun skripsi;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun skripsi;

4. Dra. Woro Sumarni, M.Si selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi M.S. selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan motivasi sehingga proses penyusunan skripsi ini berjalan lancar;

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan;

6. Kepala SMK Grafika Bakti Nusantara yang telah memberikan izin penelitian;

7. Guru Kimia SMK Grafika Bakti Nusantara yang telah membantu proses penelitian;

8. Siswa kelas X-4 dan X-5 SMK Grafika Bakti Nusantara Semarang yang telah bersedia menjadi responden penelitian yang penulis laksanakan; 9. Ayah dan Ibu tercinta serta saudara-saudaraku yang selalu mendoakan dan

(6)

vi

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan dan doa dari semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini mendapat karunia dan kemuliaan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, April 2014 Penulis

(7)

vii

Grafika Bakti Nusantara. Skripsi. Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Woro Sumarni, M.Si. dan Pembimbing II Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi M.S. Kata kunci : Metode CIRC, Media Berbasis Website dan model pembelajaran

kooperatif.

Hasil observasi di SMK Grafika Bakti Nusantara menunjukkan adanya minat belajar mata pelajaran kimia yang masih rendah karena siswa menganggap kimia susah dan sukar dipahami. Salah satu model pembelajaran CIRC menggunakan media berbasis website merupakan model pembelajaran yang didalamnya siswa dituntut kerjasama antar kelompok heterogen untuk memecahkan suatu masalah atau soal. Adanya media pendukung berbasis website

yaitu laboratorium komputer beserta koneksi internet menjadi dasar pemilihan SMK Grafika Bakti Nusantara untuk menerapkan model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website terhadap hasil belajar siswa, berapakah besar pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website terhadap hasil belajar siswa dan bagaimana tanggapan mengenai model pembelajaran CIRC dengan media berbasis website. Peneliti menggunakan prosedur research and development menurut sugiyono yang telah dimodifikasi. Besarnya pengaruh penerapan metode CIRC berbasis

(8)

viii

and Natural Sciences, State University of Semarang. Advisor I Dra. Woro Sumarni, M.Si. Advisor II Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S.

(9)

ix

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 7

1.4 Manfaat penelitian ... ... 7

1.5 Penegasan istilah ……… ... 8

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Belajar ... 14

2.2 Hasil Belajar ... 16

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ... 17

2.4 Media Pembelajaran Berbasis Website ... 21

2.5 Hukum-Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia ... 25

2.6 Penelitian Pendukung Penerapan Metode CIRC dan Pembelajaran Berbasis Website ... . 25

(10)

x

3.4 Instrumen Penelitian ... 32

3.5 Analisis Instrumen Pendidikan ... 35

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.7 Teknik Analisis Data ... 43

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.2 Pembahasan ... 71

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Simpulan ... 88

5.2 Saran ... 89

(11)

xi

Tabel 2.Pola Rancangan Penelitian ... 34

Tabel 3.1 Kriteria Daya Pembeda ... 40

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ... 41

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 42

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Ujicoba ... 43

Tabel 3.5 Hasil Analisis Ujicoba Soal ... 44

Tabel 3.6 Data Awal Populasi ... 46

Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data Awal ... 48

Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Biserial (Rb) ... 54

Tabel 3.9 Kategori Rata-Rata Nilai Afektif dan Psikomotorik Siswa ... 56

Tabel 3.10 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek fektif dan Psikomotorik ... 57

Tabel 4.1 Data Awal Populasi ... 60

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ... 61

Tabel 4.3 Data Hasil Pretes Dan Pos Tes ... 62

Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 64

Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pihak Kanan ... 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Hasil Belajar ... 67

Tabel 4.7 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Kelas Eksperimen ... 69

Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Kelas Kontrol ... 70

Tabel 4.9 Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ... 72

Tabel 4.10 Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ... 73

(12)

xii

(13)

xiii

Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol ... 118

Lampiran 4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 140

Lampiran 5. Soal Uji Coba ... 143

Lampiran 6. Kunci Soal Uji Coba ... 153

Lampiran 7. Analisis Vadilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba instrument ... 156

Lampiran 8. Perhitungan Vadilitas Soal Pilihan Ganda ... 164

Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 166

Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 167

Lampiran 11. Reabilitas soal instrument ... 168

Lampiran 12. Instrument ... 170

Lampiran 13. Kisi-Kisi Instrument ... 176

Lampiran 14. Kunci Jawaban Instrument ... 178

Lampiran 15. Data Nilai Ujian Akhir Semester Gasal ... 179

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-1 ...180

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-2 ...181

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-3 ...182

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-4 ..183

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Hasil Ulangan Semester Gasal Kelas X-5 ...184

Lampiran 17. Uji Homogenitas Populasi ... 185

Lampiran 18. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 186

Lampiran 19. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 188

Lampiran 20. Data Nilai Pretes ... 190

Lampiran 21. Uji Normalitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 192

Lampiran 22. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai postes ... 193

Lampiran 23. Data Nilai Postes ... 196

Lampiran 24. Uji Normalitas Hasil Kognitif Kelas Eksperimen ... 198

(14)

xiv

Lampiran 30. Uji Ketuntasan Belajar Kelompok Kontrol ... 207

Lampiran 31. Penilaian Terhadap Aspek Afektif Kontrol ... 208

Lampiran 32. Penilaian Terhadap Aspek Afektif Eksperimen ... 210

Lampiran 33. Lembar Penilaian Afektif ... 212

Lampiran 34. Skor Rata-Rata Kedua Kelas ... 214

Lampiran 35. Lembar Penilaian Psikomotorik Dalam Diskusi ... 215

Lampiran 36. Analisis Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 221

Lampiran 37. Panduan Penilaian Ranah Afektif ... 222

Lampiran 37. Panduan Penilaian Ranah Psikomotorik ... 226

Lampiran 38. Angket Tanggapan Siswa ... 232

Lampiran 39. Dokumentasi ... 233

(15)

1

1.1

Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses terus menerus pada manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri. Kimia merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Pendidikan kimia disekolah diharapkan dapat mempersiapkan anak didik agar menggunakan ilmu kimia secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu dunia pendidikan kimia dituntut untuk mampu meningkatkan mutu pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Guru kimia dituntut dapat membelajarkan siswanya dengan kegiatan-kegiatan bermakna yang dapat merangsang pemikiran siswa.

(16)

terbuka, belajar jarak jauh dan belajar secara luwes, mendorong dimanfaatkannya berbagai sumber belajar secara luas.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perkembangan ilmu dan teknologi. Sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga memungkinkan orang dapat memperoleh lebih banyak informasi. Pergeseran dari era industri ke era informasi menuntut perubahan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah jauh lebih banyak dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Informasi tersebut disebarkan melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, dari yang berteknologi sederhana sampai yangsudah canggih seperti penggunaan CD-ROM, internet dan sebagainya sebagai media pembelajaran (Siregar, 2008).

(17)

dalam pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standar kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur (Koesnandar, 2008). Sehingga dipilihlah media pembelajaran berbasis website dalam penelitian ini.

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan sebuah program komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi disekolah dasar (Slavin, 2010). Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting (Sutarno H dkk, 2010). Namun CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran kimia.

Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok-kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

(18)

pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2). Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6).

Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

(19)

dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. Oleh karena itu, diperlukanlah model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif diantaranya membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah kimia, dan terjadinya interaksi dalam kelompok yang dapat melatih siswa untuk menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda. Ada banyak model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran kimia yang memenuhi ciri pembelajaran efektif diantaranya model kooperatif tipe CIRC yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal.

Materi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dipilih Karen materi tersebut membutuhkan pemahaman dan siswa dituntut untuk menbayangkan model–model atom sehingga dapat dibuatkan animasi yang membantu siswa untuk memahami materi tersebut. Materi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dirasa cocok dengan model serta media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini. Dengan adanya kombinasi antara model dan media pembelajaran yang baru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(20)

ini. SMK Grafika Bakti Nusantara perlu melakukan suatu inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan segala potensi serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah maupun oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu untuk meneliti pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) menggunakan media pembelajaran berbasis website

terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

1.2.2Berapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

(21)

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

1.3.1Mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

1.3.2Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

1.3.3Mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberi informasi tentang adanya pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC menggunakan media berbasis website terhadap hasil belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

1.4.2 Memberikan informasi tentang besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran CIRC menggunakan media berbasis website terhadap hasil belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

(22)

1.5

Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran istilah, maka perlu diberikan penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.5.1. Pengaruh

Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:849). Mengacu pada pengertian tersebut, pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan model dan media pembelajaran.

1.5.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition. Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal atau permasalahan meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1). Salah satu atau beberapa anggota kelompok membaca soal, (2). Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3). Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal, (4). Menuliskan penyelesaian soal secara urut, dan (5). Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (Suyitno, 2005).

1.5.3. Media Pembelajaran Berbasis Website

(23)

teknoloogi website dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis

website (Rusman, 2010).

1.5.4. Hasil Belajar

Secara umum belajar bertujuan untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku orang yang belajar. Sedangkan tujuan dari pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Hasil belajar adalah perilaku-perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004). Jadi, hasil belajar merupakan perubahan kemampuan yang dimiliki siswa setelah pembelajar menerima ilmu pengetahuan atau pengalaman belajar selama proses pembelajaran. Perubahan kemampuan ini meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

1.5.5. Materi Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia

Terdiri atas :

1. Hukum Dasar Kimia

(24)

2. Konsep Mol

2.1. Tetapan Avogadro 2.2. Definisi Mol 2.3. Massa Molar 2.4. Volume Molar 3. Perhitungan Kimia

Pembelajaran kimia dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan ketika guru dapat membuat siswa tertarik mempelajarinya. Hal ini tergantung pada kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dipakai tentu saja harus disesuaikan dengan materi pelajaran. Tuntutan pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum yang selalu berkembang, belajar terbuka, belajar jarak jauh dan belajar secara luwes, mendorong dimanfaatkannya berbagai sumber belajar secara luas.

(25)

Dalam pendidikan, banyak dikenal berbagai macam media pembelajaran yang dapat dipilih dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Saat ini, teknologi dan informasi berkembang sangat cepat dan merambah ke semua sektor kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Pendidikan yang identik dengan sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya telah banyak memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu alternatif penyedia sarana dan prasarana belajar berupa media pembelajaran berbasis teknologi agar suasana belajar menjadi kondusif untuk mencapai tujuan belajar. Penerapan media pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, memfasilitasi siswa agar lebih mudah memahami pelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan kognitifnya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standar kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur (Koesnandar, 2008). Sehingga dipilihlah media pembelajaran berbasis website dalam penelitian ini.

(26)

dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Ciri-ciri pembelajaran efektif menurut Suyitno (2005) antara lain: (1). Penekanan pada belajar melalui berbuat; (2). Guru dapat memanfaatkan alat bantu mengajar secara optimal sesuai dengan kebutuhan siswa; (3). Mengatur kelas menjadi kondusif secara optimal; (4). Guru menerapkan pola kooperatif, interaktif, termasuk cara belajar kelompok, dan (5). Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri.

(27)

kooperatif tipe CIRC yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal.

Materi hukum dasar dan perhitungan kimia dipilih karena materi tersebut membutuhkan pemahaman dan siswa dituntut untuk menbayangkan model–model atom sehingga dapat dibuatkan animasi yang membantu siswa untuk memahami materi tersebut. Materi hukum dasar dan perhitungan kimia dirasa cocok dengan model serta media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini. Dengan adanya kombinasi antara model dan media pembelajaran yang baru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru kimia SMK Grafika Bakti Nusantara, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia. Hal tersebut tercermin dengan belum tercapainya nilai KKM sebesar 65%. Selain itu SMK Grafika Bakti Nusantara juga mempunyai jaringan internet wireless yang dapat diakses oleh seluruh siswa dan laboratorium komputer yang juga memiliki jaringan internet, dimana hal tersebut merupakan salah satu pendukung pada penelitian ini. SMK Grafika Bakti Nusantara perlu dilakukan suatu inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan segala potensi serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah maupun oleh siswa.

(28)

14

2.1BELAJAR

Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan proses pembelajaran. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan linkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat tafsiran tentang "belajar" diantaranya, yaitu: Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut (Sudjana, 2004).

(29)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).

Dari beberapa definisi tentang belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam diri seseorang baik itu mengenai pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misal membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.

Pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana perilaku guru yang efektif, dari beberapa teori belajar mendiskripsikan pembelajaran sebagai berikut:

a. Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku siswa.

b. Cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.

c. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

(30)

2.2 HASIL BELAJAR

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh oleh pembelajar dalam hal ini siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Ada perbedaan perilaku siswa antara sebelum dan setelah proses pembelajaran (Anni 2006). Perubahan perilaku tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik selalu berhubungan satu sama lain tidak dapat berdiri sendiri dalam proses pembelajaran, namun biasanya hasil belajar kognitif lebih dominan daripada tipe hasil belajar yang lain. Guru lebih sering menilai hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran karena dinilai lebih mudah. Walaupun demikian, bukan berarti hasil belajar afektif dan psikomotorik diabaikan. Hasil belajar yang berupa kognitif dapat dinilai melalui teknik tes, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik dinilai dengan teknik non tes. Hasil belajar kognitif dinilai melalui tes objektif bentuk pilihan ganda agar lebih mudah dalam penskoran, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik dilakukan melalui teknik nontes dengan bentuk observasi.

Benjamin Bloom dalam Sudjana (2004) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban

atau reaksi, dan penilaian.

(31)

2.3 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan sebuah program komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi disekolah dasar (Slavin, 2010). Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting (Sutarno H dkk, 2010). Namun CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran kimia.

Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.Dalam kelompok-kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

2.3.1 Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC

(32)

pada bidang tertentu; (3). Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4). Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5). Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6).

Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok; (7). Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8). Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

2.3.2 Kegiatan pokok pembelajaran CIRC

(33)

2.3.3 Penerapan model pembelajaran CIRC

Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:

1). Guru memberikan materi hukum dasar dan perhitungan kimia secara singkat, pada penelitian ini dilakukan melalui media pembelajaran berbasis

website.

2). Guru membentuk kelompok-kelompok yang heterogen yang telah di persiapkan sebelumnya.

3). Guru melatih siswa untuk mencari informasi melalui website.

4). Guru membagi tugas yaitu menyusun makalah sesuai judul yang telah dipersiapkan.

5). Guru membimbing siswa dalam mencari materi melalui website.

6). Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik sebagai berikut.

6.1 Bersama-sama mencari referensi mengenai judul yang mereka terima.

6.2 Bersama-sama menyusun makalah sesuai judul yang telah dibagi sebelumnya.

6.3 Salah satu anggota kelompok menjadi moderator diskusi.

6.4 Salah satu siswa menyampaikan makalah yang telah disusun kelompoknya.

6.5 Siswa saling koreksi dan mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas dalam makalah yang telah disampaikan.

6.6 Siswa mendiskusikan pertanyaan yang ditujukan pada kelompoknya. 6.7 Siswa menyerahkan hasil diskusi kelompok kepada guru.

(34)

8). Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya. 9). Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah

memahami materi yang telah disampaikan baik kelompoknya maupun kelompok lain.

10). Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator.

11). Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya. 12). Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal

pemecahan masalah.

13). Guru memberikan tugas/PR secara individual.

2.3.4 Kekuatan model pembelajaran CIRC

Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005) menyebutkan kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut:

1). CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

2). Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

3). Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok. 4). Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. 5). Membantu siswa yang lemah.

6). Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.

2.4 MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE

(35)

yang dicapainya (Sudjana, 2009). Pembelajaran berbasis website yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknoloogi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis website (Rusman, 2010).

Dalam banyak literatur, nama‘Web Based Learning’ juga disebut dengan nama e-learning atau juga On-Line learning (Soekartawi, 2007). Pembelajaran melalui elektronika atau e-learning tidak harus dipraktekkkan pada Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) saja, tetapi juga dapat digunakan pada pembelajaran tatap muka.Hal ini dapat terjadi tergantung pada macam teknologi pendukung yang dipakai dalam e-learning (Soekartawi, 2007).

(36)

pelajaranyang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengaksesmateri e-learning yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka (Turino dkk, 2009).

e-learning menjadi salah satu pilihan, dari sekian banyak ragam teknik pembelajaran. Hal ini disebabkan karena keunggulan yang dimiliki oleh e-learning itu sendiri. Keunggulan e-learning ini antara lain dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Berpotensi meningkatkan pemerataan dan akses pada peandidikan.

2. Berpotensi untuk meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing keluaran pendidikan.

3. Berpotensi meningkatkan good governance, akuntabilitas dan citra publik pendidikan (Soekartawi, 2007).

(37)

Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mendapatkan informasi apa saja dari mana saja dan kapan saja dengan mudah dan cepat. Informasi yang tersedia diberbagai pusat data diberbagai komputer di dunia.Selama komputer-komputer tersebut saling terhubung dalam jaringan internet, dapat kita akses dari mana saja.Ini merupakan salah satu keuntungan belajar melalui internet. Mewujudkan pembelajaran berbasis website bukan sekedar meletakan materi belajar pada website untuk kemudian diakses melalui komputer website digunakan bukan hanya sebagai media alternatif pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Website digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak dimiliki media kertas ataupun media lain.

(38)

Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya Jaringan TI atau internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet) atau melalui website browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian pendidikan, tugas akhir, tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir, tesis, dan disertasi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan. Kerjasama antarahli dan juga dengan siswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet, via e-mail, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

Dalam penerapan layanan pembelajaran berbasis e-learning seorang guru dapat menggunakan model penerapan pembelajaran berbasis e-learning baik itu berupa selective model (bila jumlah komputer hanya 1 unit), sequential model

(bila jumlah komputer hanya 2 atau 3 unit), static station model (jumlah komputer terbatas dan melibatkan penggunaan sumber belajar lain), dan laboratory model

(39)

2.5 MATERI HUKUM DASAR DAN PERHITUNGAN KIMIA

Terdiri atas :

1. Hukum Dasar Kimia

1.1. Hukum Kekekalan Massa 1.2. Hukum Perbandingan Tetap 1.3. Hukum Perbandingan Berganda 1.4. Hukum Perbandingan Volume 1.5. Hukum Avogadro

2. Konsep Mol

2.1. Tetapan Avogadro 2.2. Definisi Mol 2.3. Massa Molar 2.4. Volume Molar 3. Perhitungan Kimia

2.6. PENELITIAN PENDUKUNG PENERAPAN METODE CIRC DAN

PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE

Adapun beberapa penelitian yang menunjukkan keberhasilan menerapkan model pembelajaran berbasis website yaitu:

1. Wijaya M. (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa model pembelajaran e-learning berbasis website dengan prinsip e-pedagogy dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi mata pelajaran ekonomi dengan lebih baik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar yang dicapai.

2. Afgani (2008) menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan prototype

(40)

digunakan pada saat pembelajaran dengan 71,79% siswa termotivasi 61,54% siswa yang mempunyai sikap tertarik dan hasil belajar yang mencapai 51,28% masuk dalam kategori Baik sekali sehingga dapat disimpulkan bahwa website yang peneliti kembangkan efektif digunakan pada saat pembelajaran.

Beberapa penelitian yang menunjukkan keberhasilan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC yaitu:

1. Inayah (2007) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih efektif untuk meningkatkan aspek kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan segi empat siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2006/2007 dibanding dengan metode ekspositori.

(41)

2.6

Kerangka Berpikir

Materi kimia SMK hukum dasar dan perhitungan kimia menuntut siswa memiliki kejelian dan pemahaman yang cukup tinggi. Namun dalam kenyataan masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami dan mendalami materi kimia ini. Hal ini dapat menyebabkan nilai yang diperoleh menjadi kurang baik. Penelitian ini menggunakan dua macam proses pembelajaran, yaitu model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website pada kelas eksperimen dan model pembelajaran CIRC pada kelas kontrol. Penerapan model pembelajaran CIRC yang berorientasi Resource-Based Learning dengan media pembelajaran berbasis web dilakukan guru memberikan materi hukum dasar dan perhitungan kimia secara singkat. Selanjutnya dilakukan pengelompokan siswa menjadi kelompok heterogen dengan jumlah anggota kelompok antara 4 sampai 5 siswa. Setelah itu dilakukan pembelajaran dengan kegiatan pokok dalam menyelesaikan soal (dapat disediakan melalui website), pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik.

(42)
[image:42.595.106.537.91.657.2]

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Kesulitan memahami materi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia Nilai kurang memuaskan

Kelas eksperimen

Pembelajaran dengan metode CIRC berbasis website

Pretest

Pemberian Tugas berupa soal latihan

Diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar

Post Test (Hasil Belajar)

Ananlisis Data

Hipotesis Kelas kontrol

Pretest

Pembelajaran dengan Metode Konvensional

Pemberian Tugas berupa latihan soal

Diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar

Post Test (Hasil Belajar)

Siswa kurang tahu cara membuat catatan yang baik Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar

(43)

2.7 HIPOTESIS

Berdasarkan latar belakang diatas, maka hipotesis yang diambil yaitu:

2.7.1 Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara.

2.7.2 Besar pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap hasil belajar kimia siswa SMK Grafika Bakti Nusantara signifikan.

(44)

30

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penentuan Obyek

3.1.1 Populasi

[image:44.595.161.464.413.562.2]

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) yang dimaksud dengan populasi adalah sebagai keseluruhan subyek penelitian, semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMK Grafika Bakti Nusantara yang terdiri dari 5 kelas yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Siswa kelas X SMK Grafika Bakti Nusantara

Kelas Jumlah Siswa

X - 1 41

X - 2 40

X - 3 41

X - 4 42

X - 5 42

Jumlah Total 206

3.1.2 Sampel

(45)

terdistribusi normal dan homogen. Sampel dalam penelitian ini, kelas X - 4 dan X - 5, yang masing-masing kelas terdiri atas 42 siswa.

3.2

Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Arikunto, 2002b:97). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan metode CIRC berbasis website (X1) pada kelas eksperimen dan penggunaan metode konvensional pada kelas kontrol (X2).

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas (Arikunto, 2002:97). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar materi pokok hukum-hukum dasar kimia kelas X-4 dan kelas X-5 semester 2 SMK Grafika Bakti Nusantara

3.2.3 Variabel Kontrol

(46)

3.3

Rancangan Penelitian

[image:46.595.189.431.285.360.2]

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pre test-Pos tes yaitu dengan melihat perbedaan pre tes maupun pos tes antara kelompok eksperimen dan kontrol. Pola rancangan penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pola rancangan penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Pos tes

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

(Suharsimi Arikunto. 2006:27) Keterangan :

X1: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode CIRC

X2: Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional Y1: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre test

Y2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pos tes

3.4

Instrumen Penelitian

(47)

3.4.1 Silabus

Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus KTSP. Silabus pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai panduan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. RPP pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu RPP kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.4.3 Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan yaitu materi pelajaran kimia SMA kelas X semester 2 materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dengan merujuk pada silabus dan kurikulum yang berlaku. Materi pelajaran disampaikan dengan menggunakan media pembelajaran online.

3.4.5 Lembar Pengamatan Aspek Afektif

Lembar pengamatan aspek afektif digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan aspek afektif dilakukan oleh dua observer. Lembar pengamatan aspek afektif kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen, terdiri atas enam aspek/ indikator.

(48)

3.4.6 Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik

Lembar pengamatan aspek psikomotorik digunakan untuk mengukur dan menilai ketrampilan siswa. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan pada proses pembelajaran di dalam kelas dan pada saat praktikum. Penilaian aspek psikomotorik dalam kelas pada kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen terdiri atas enam aspek/indikator dan saat praktikum terdiri dari tujuh aspek / indikator.

Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan aspek psikomotorik (di dalam kelas dan praktikum) dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat). Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah, yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi skor tertinggi, yaitu 4.

3.4.7 Tes Hasil Belajar Kognitif (Soal Pos tes)

(49)

Langkah-langkah penyusunan soal uji coba tes HBK adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah

butir soal yang diujicobakan 50 butir dengan alokasi waktu 90 menit.

2. Menentukan tipe atau bentuk soal. Tipe soal yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban dan satu pilihan jawaban yang tepat.

3. Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes yang akan diuji cobakan, terdiri dari 50 butir soal yaitu:

a. Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 12 soal = 24 % b. Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 26 soal = 52 % c. Aspek penerapan (C3) terdiri dari 7 soal = 14 % d. Aspek analisis (C4) terdiri dari 5 soal = 10 % 4. Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal 5. Menyusun butir-butir soal

6. Mengujicobakan soal

7. Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan.

3.5

Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang disusun dan digunakan dalam penelitian ini telah diujicobakan di kelas XII SMK Grafika Bakti Nusantara karena siswa di kelas tersebut telah mendapatkan materi pokok hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia dengan tujuan untuk mengetahui butir-butir soal yang diujicobakan sudah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.

(50)

3.5.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur yang diinginkan (Arikunto, 2006: 168).

Validitas soal-soal pos tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal.

a. Validitas Isi Soal

Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi peneliti menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing.

b. Validitas Butir Soal

Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus Korelasi point biserial yaitu sebagai berikut.

q p S

M M r

t t p pbis

Keterangan :

pbis

r

: Koefisien korelasi point biserial

Mp : Skor rata-rata kelas yang menjawab benar pada butir soal Mt : Skor rata-rata total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal q : Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir (1- p) St : Standar deviasi skor total

(51)

2 1

2 r n r thitung

Hasil rpbis perhitungan kemudian digunakan untuk mencari signifikasi (thitung)

dengan rumus :

(Sudjana, 2002: 380)

Kriteria : jika thitung ≥ t(1-α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa, maka butir soal valid.

Berdasarkan uji coba soal yang dilakukan terhadap 44 siswa kelas XII SMK Grafika Bakti Nusantara diperoleh hasil analisis validitas dari 50 soal yang diujicobakan. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 1 dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,5) dan dk = 44-2 = 42 diperoleh ttabel = 1,682 dan thit = 1,422. Tampak dari perhitungan bahwa thit < ttabel, maka item soal 1 tidak valid. Perhitungan validitas keseluruhan terdapat 34 soal valid dan 16 soal tidak valid. Hasil analisis nilai uji coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba yang valid, yaitu nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 23, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 47, 48, 49, dan 50.

3.5.2 Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2006: 211). Analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan

(52)

Cara menentukan daya pembeda sebagai berikut:

1. Seluruh siswa tes dibagi 2 yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

2. Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai terbawah.

3. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus :

JB BB JA BA

D (Arikunto, 2006:213)

Keterangan :

D = Daya pembeda

BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyaknya siswa pada kelompok atas

JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah

[image:52.595.132.494.479.614.2]

Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Kriteria Daya Pembeda

Inteval Kriteria

0,70<D 1,00 0,40<D 0,70 0,20<D 0,40 0,00<D 0,20

D = negatif,

sangat baik (excellent) baik (good)

cukup (satisfactory) jelek (poor)

sangat jelek (very poor).

(53)
[image:53.595.108.517.142.348.2]

Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba

Kriteria

Daya Pembeda Nomor Soal

Jumlah

Butir Soal

Sangat jelek (very poor) 33, 42, dan 46 3

Jelek (poor) 5, 15, 19, 20, 22, 24, 26, 35, 40, dan 43 10 Cukup (satisfactory) 7, 10, 21, 23, 27, 28, 29, 30, 32, 34, 36,

39, 41, 44, dan 50

15

Baik (good) 1, 2, 4, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 25, 31, 37, 38, 45, 47, 48, dan 49

20

Sangat baik (excellent) 3 dan 11 2

Jumlah 50

3.5.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang, artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut tingkat kesukaran (difficulty index). Besarnya tingkat kesukaran antara 0,00 sampai 1,00 (Arikunto, 2006:207).

Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus :

JS B

P

Keterangan :

P : Tingkat kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa pengikut tes

(54)
[image:54.595.216.409.140.267.2]

Tabel 3.3. Klasifikasi indeks kesukaran

Interval IK Kriteria

P = 0,00

0,00 < P ≤ 0,30 0,30 < P ≤ 0,70

0,70 < P < 1,00 P = 1,00

Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah

(Arikunto, 2006: 210) Jumlah butir dan nomor soal dengan kriteria sangat sukar, sukar, sedang, mudah, dan sangat mudah dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba

Kriteria Indeks Kesukaran

Nomor Soal Jumlah

Butir Soal

Sangat Sukar - 0

Sukar 15, 19, 20, 23, 26, 33, 40, 42, dan 43 9 Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

16, 17, 18, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 47, 48, 49, dan 50

37

Mudah 21, 22, dan 46 3

Sangat Mudah

5 1

Jumlah 50

3.5.4 Reliabilitas

[image:54.595.123.497.385.653.2]
(55)

Vt M K M K

K

r 1

1 11

KR-21 yang dinyatakan dengan rumus :

(Arikunto,2006:189) Keterangan :

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan Vt = Varians skor total

M =

N Y

= rata – rata skor total K = Jumlah butir soal

Selanjutnya r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment. Berdasarkan analisis reliabilitas instrumen dengan taraf signifikan 5% diperoleh harga rtabel 0,297 dan r11 = 0,707. Harga r11 > rtabel maka instrumen reliabel.

3.5.5 Hasil Analisis Uji Coba Soal

Soal-soal yang telah diujicobakan dan dianalisis tersebut dipakai sebagai soal pos tesjika memenuhi syarat antara lain: butir soal “valid”; mempunyai daya

pembeda minimal “cukup”; tingkat kesukaran minimal “sedang”; dan soal tersebut “reliabel”. Dari analisis data uji coba soal, diperoleh soal layak dipakai 39 butir dan 35 butir soal dipakai sebagai soal pos tes di sajikan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5. Hasil Analisis Uji Coba Soal

Kriteria Nomor soal

Soal layak pakai

2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 23, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 47, 48, 49, 50.

Soal dipakai

(56)

3.6

Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data, mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan agenda (Arikunto, 2002: 206). Dalam hal ini, data yang diperoleh yaitu daftar nama siswa kelas X semester 2 dan daftar nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas X semester 2 SMK Grafika Bakti Nusantara tahun ajaran 2012/2013.

3.6.2 Metode tes

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kimia yang antara kelas control yang diberi metode diskusi dengan kelas eksperimen yang menggunakan metode CIRC berbasis website.

Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006: 151). Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia kelas kontrol dan kelas eksperimen. Metode tes yang digunakan yaitu pre test dan pos tes. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban.

3.6.3 Lembar Pengamatan (Observasi)

(57)

lembar pengamatan dicantumkan indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur kedua aspek hasil belajar.

3.7

Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis data tahap awal

[image:57.595.132.491.379.528.2]

Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan awal populasi. Pada analisis tahap awal dilakukan tiga uji yaitu uji normalitas, uji kesamaan variansi kelas-kelas dalam populasi (uji homogenitas), uji kesamaan rata-rata kelas-kelas dalam populasi yang di sajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Data awal populasi

Kelas N Rata-rata SD Skor

tertinggi

Skor

terendah

X - 1 41 58,34 9,03 75 43

X - 2 40 59,80 9,32 75 43

X - 3 41 59,85 9,01 78 45

X - 4* 40 59,82 8,76 75 43

X - 5* 40 58,07 9,27 73 43

* Kelompok / kelas kontrol * Kelompok / kelas eksperimen

3.7.1.1Uji Normalitas

(58)

1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. 2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. 3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.

5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut.

s X Zi

t X

(Sudjana, 2002: 138)

6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel.

7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus sebagai berikut.

k

i i

i i

E E O X

1 2

Keterangan : X2 = chi kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.

H0 diterima jika hitung2 2(1 )(k 3) dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan (k-3), yang berarti bahwa data tidak berbeda normal atau data berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Untuk nilai selain itu tolak H0 (Sudjana, 2002 : 273).

(59)
[image:59.595.147.471.140.272.2]

Tabel 3.7. Hasil Uji Normalitas Data Awal

No. Kelas χ 2hitung χ 2tabel Kriteria

1 X – 1 7,57 9,49 Berdistribusi normal 2 X – 2 6,99 9,49 Berdistribusi normal 3 X – 3 7,19 9,49 Berdistribusi normal 4 X – 4* 7,21 9,49 Berdistribusi normal 5 X – 5* 6,51 9,49 Berdistribusi normal * sampel penelitian

3.7.1.2Uji Homogenitas populasi

Syarat diizinkannya penggunaan teknik cluster random sampling apabila semua kelas yang ada dalam populasi homogen. Oleh karena itu sebelum teknik

cluster random sampling digunakan, perlu dilakukan uji homogenitas. Untuk menguji homogenitas populasi digunakan uji Bartlett.

Hipotesis yang diajukan:

H0 : Populasi mempunyai varians yang tidak berbeda ( σ12 = σ22 = ... = σn2 ). Untuk nilai selain itu tolak H0.

Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas populasi adalah : 1. Menghitung Si2 dari masing-masing kelas

2. Menghitung varians gabungan (S2) dari semua kelas dengan rumus

1

1 2

2

i i i

n S n S

3. Menghitung harga koefisien Bartlett (B) dengan rumus )

1 ( ) (logS2 ni B

4. Menghitung nilai statistik chi kuadrat (χ2) dengan rumus ] log ) 1 ( )[

10

(ln 2

2

i

i S

[image:59.595.146.477.141.268.2]
(60)

Keterangan:

Si2 = variansi masing-masing kelas S = variansi gabungan

ni = banyaknya anggota dalam kelas/kelas B = koefisien Bartlett

X2 = harga konsultasi homogenitas sampel (Sudjana, 2002: 263) Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

H0 diterima jika χ2hitung < χ2(1-α)(k-1) (taraf signifikan 5%). Hal ini berarti varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain atau sama (homogen). Untuk nilai selain itu tolak H0.

Dari perhitungan diperoleh χ2

hitung = 11,74 dan χ2tabel = 12,59 untuk α = 5 %, dan dk = 6-1 = 5. Karena χ2hitung < χ2tabel , maka dapat disimpulkan bahwa populasi mempunyai homogenitas yang sama.

3.7.2 Analisis Data Tahap akhir

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

3.7.2.1 Uji normalitas data

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis.

Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:

k

i i

i i

E E O

1 2

(61)

Keterangan :

χ2

= chi kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas interval

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :

(1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α)(k-3) (taraf signifikan 5%) yang berarti distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal atau data berdistribusi normal.

(2) Ho ditolak jika χ2hitung ≥ χ2(1-α)(k-3) (taraf signifikan 5%) yang berarti distribusi data berbeda dengan distribusi normal atau data tidak berdistribusi normal.

3.7.2.2 Uji Kesamaan 2 Varian Data Hasil Belajar

Uji kesamaan 2 varian data peningkatan hasil belajar bertujuan untuk menentukan rumus t-tes yang digunakan dalam uji hipotesis akhir, dengan rumus:

F =

terkecil terbesar ians

ians var var

(Sudjana 2005: 250) Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :

(1) Ho diterima jika harga Fhitung < Fα(nb-1)(nk-1) (taraf signifikan 5%) yang berarti varians data hasil belajar siswa kelas kontrol tidak berbeda dengan varians data hasil belajar siswa kelas eksperimen sehingga rumus yang digunakan dalam uji perbedaan dua rata-rata adalah rumus t.

(62)

rumus yang digunakan dalam uji perbedaan dua rata-rata adalah

rumus t’.

3.7.2.3 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Belajar

Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelompok kontrol.

Hipotesis yang diajukan adalah :

H0 = Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil kimia kelas kontrol ( 1 ≤ 2).

Ha = Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol ( 1 > 2).

Pengajuan hipotesis

a) Jika S12 = S22 digunakan rumus t

thitung = 2 1 2 1 1 1 n n S X X

Dengan S =

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 n n S n S n

dk = n1 + n2 -2

Keterangan : 1

X = Rata-rata pos tes kelompok eksperimen 2

X = Rata-rata pos tes kelompok kontrol 1

n = Jumlah siswa kelompok eksperimen 2

n = Jumlah siswa kelompok kontrol 2

1

S = Varians data kelompok eksperimen 2

1

S = Varians data kelompok kontrol

(63)

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Ho diterima jika thitung < t(1-α)(n1+n2-2). Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen tidak lebih baik dari nilai rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol.

2) Ha diterima jika thitung t(1- )(n1+n2-2). Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol.

b) Jika S12 S22digunakan rumus t’

t’hitung =

2 2 2 1 2 1 2 1 /

/n S n

S

X X

(Sudjana. 2005 : 245)

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Ho diterima jika t’ <

2 1 2 2 1 1 w w t w t w

. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen tidak lebih baik dari nilai rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol.

2) Ha diterima jika t’

2 1 2 2 1 1 w w t w t w

. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol.

dengan : w1 = 1 2 1

n S

, w2 = 2 2 2 n S ,

(64)

Keterangan :

X1 = Rata-rata postest kelompok eksperimen. X2 = Rata-rata postest kelompok kontrol. n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen. n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol.

S1 = Simpangan baku kelompok eksperimen. S2 = Simpangan baku kelompok kontrol.

S = Simpangan baku gabungan. (Sudjana. 2005 : 245)

3.7.2.4 Analisis terhadap pengaruh antar variabel

Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah:

rb = uSy

pq Y Y

. )

( 1 2

Keterangan :

rb = koefisien biserial

Y1 = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen Y2 = rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol

p = proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen q = proporsi pengamatan pada kelompok kontrol

u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q

(65)
[image:65.595.163.462.135.274.2]

Tabel 3.8. Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (rb)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

(Sugiyono. 2006 : 187)

Penentuan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini yaitu pengaruh metode CIRC berbasis website terhadap hasil belajar siswa Kelas X semester 2 SMK Grafika Bakti Nusantara.

Rumus yang digunakan adalah :

KD = rb2 x 100%

dimana,

KD : koefisien determinasi

rb : indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien biserial.

3.7.2.5 Analisis Deskriptif Untuk Data Hasil Belajar Afektif dan

Psikomotorik.

(66)

100

x

Skor total

skor

Jumlah

sisw a

Nilai

[image:66.595.218.405.248.375.2]

Kategori rata-rata nilai afektif dan psikomotorik siswa disajikan pada Tabel 3.9

Tabel 3.9 Kategori Rata-Rata Nilai Afektif dan Psikomotorik Siswa

Rata-rata nilai Kategori 84 – 100

67 - 83 50 - 66 33 - 49 16 – 32

Sangat baik Baik Cukup

Jelek Sangat jelek

(Sudjana, 2002:47)

Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu:

responden

Jumlah

nilai

Jumlah

aspek

tiap

nilai

rata

-Rata

(67)
[image:67.595.226.442.139.273.2]

Tabel 3.10 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Ranah Afektif dan Psikomotorik

Rata-rata nilai tiap aspek Kategori 4,2 – 5,0

3,3 - 4,1 2,4 – 3,2 1,5 – 2,3 0,6 – 1,4

Sangat baik Baik Cukup

Jelek Sangat jelek

(Sudjana, 2002:47)

3.7.2.6 Analisis Data Angket

Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia materi pokok reaksi hukum-hukum dasar dan perhitungan kimia yang diungkapkan menggunakan angket

Tiap aspek dari pembelajaran kimia menggunakan metode CIRC berbasis website dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam kelas eksperimen.

Dalam menganalisis data yang berasl dari angket bergradasi atau berperingkat 1sampai dengan 4, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut:

1) “Sangat setuju” menunjukkan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 5

2) “Setuju”, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata

“Sangat”. Oleh karena itu kondisi tersebut diberi nilai 4

(68)

5) “Sangat Tidak Setuju” yang berada di gradasi paling bawah, diberi nilai 1 Besarnya pr

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 1. Jumlah Siswa kelas X SMK Grafika Bakti Nusantara
Tabel 2. Pola rancangan penelitian
Tabel 3.1. Kriteria Daya Pembeda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan perhitungan analisis biaya, volume dan laba dimana pada tahun 2016 untuk perencanaan laba jangka pendek perusahaan, Bijimera Coffee and Roastery

Penelitian ini bertujuan untuk perlakuan dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku perilaku dengan analisis perbedaan skor

Skor kerusakan bibit pada galur peka naungan yang tinggi menunjukkan warna daun dengan intensitas kehijauan yang rendah dan tajuk tanaman yang tidak kokoh.. Hal ini

Dengan ini diberitahukan bahwa, setelah diadakan evaluasi dokumen prakualifikasi dan pembuktian kualifikasi oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Perencanaan

Oleh sebab itu munculnya trasnformasi ekonomi yang digagas oleh ekonom dan tokoh yang beraliran strukturalis dan Islam haruslah diapresiasi secara mendalam, keinginan untuk

Hasil uji lanjut mann- whitney menunjukkan jenis umpan biji nangka pada waktu penangkapan pagi dan malam berpengaruh nyata terhadap bobot kepiting bakau yang masuk ke

ScdangkaD pooda komposit cup aqua 6engon =buk ternpurung lei..,. p menjadi

Untuk membuat berbagi pakai koneksi internet (internet connection sharing), minimal komputer yanga. diperlukan