• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND

COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN

AbdullAh

Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Jadid Email : abdul_iainj@yahoo.com Abstract:

One of the educational problems faced by the Indonesian nation today is the low quality of education at all levels and units of education, espe-cially primary and secondary education. to improve the quality of national education, among others through training and the introduction of teacher quality, curriculum improvement, procurement of books and learning tool. As well as the improvement of educational facilities.

In the learning has not obtained satisfactory results and there are still many students who do not understand what was the content and purpose of learning. It may be caused by several things such as less effective learn-ing media, material that was difficult to follow, teachlearn-ing methods still need diperbaikil and as well as a lack of interest in student learning. Having regard to the ability of learners in completing the exercises given by the teacher, in this section there are still many students who do not understand and difficult to resolve.

At the CIRC method students would need to find materials that correspond to the lesson discussion. Any material may be from anywhere, such as ke-liping, illustrated stories, or other readings. Teachers have not been ap-plying a discussion about things or materials other than textbooks, such as keliping and illustrated stories. But if the material from the textbook in addition to the handbook of students, teachers had never carry it out. The problem that arises is whether the learning model type Cooperative Inte-grated Reading and Composition (CIRC) to improve learning outcomes. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indone-sia dewasa ini adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan pengantar kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pen-gadaan buku dan alat pelajaran. Maupun perbaikan sarana dan prasa-rana pendidikan.

Dalam pembelajaran selama ini belum memperoleh hasil yang memuas-kan dan masih banyak siswa yang belum mamahami isi dan maksud dari pembelajaran tersebut. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa

(2)

hal seperti media belajar yang kurang efektif, materi yang dirasakan sulit untuk diikuti, metode pengajaran yang masih perlu diperbaikil dan serta kurangnya minat belajar siswa. Dengan memperhatikan kemampuan pe-serta didik dalam menyelesaikan soal latihan yang diberikan oleh guru, pada bagian ini masih banyak siswa yang belum memahami dan men-galami kesulitan untuk menyelesaikannya.

Pada metode CIRC siswa akan dituntut untuk mencari bahan yang sesuai dengan bahasan pelajarannya. Bahan pun boleh dari mana saja, seperti keliping, cerita bergambar, ataupun bacaan-bacaan lainnya. Guru me-mang belum pernah menerapkan diskusi mengenai hal-hal atau materi selain dari buku pelajaran, seperti keliping dan cerita bergambar. Tetapi jika materi dari buku pelajaran selain buku pegangan siswa, guru sudah pernah melaksanakannya. Permasalahan yang muncul adalah apakah dengan model pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar.

Keyword : Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),

Learning

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Guru merupakan personel yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pengajaran. Menurut James B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardi-man A.M mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis dan tugas administrasi.

Belajar memang bukan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi pada anak didik, tapi belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan dari pelajar itu sendiri. Itulah keaktifan yang merupakan langkah-langkah belajar yang didesain agar siswa senang mendukung proses itu dan menarik minat untuk terlibat.

Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara op-timal. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan memo-rinya bekerja secara maksimal dengan bahasanya dan melakukan dengan kreatifitasnya sendiri.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang berpengaruh dalam pros-es pembelajaran pendidikan agama, yang salah satunya adalah “model pembelajaran agama”. Apabila ditinjau dari karakteristik setiap individu dari anak didik pasti memiliki

(3)

perbedaan dalam hal kemampuan siap, gaya belajar, perkembangan moral, perkemban-gan kepercayaan, perkembanperkemban-gan kognitif, social budaya dan sebagainya. Untuk itu guru harus mampu menjadikan mereka semua terlibat, merasa senang selama proses pemb-elajaran.

Persoalannya bagaimana mengaktifkan siswa agar secara sukarela tumbuh kesa-daran mau dan senang belajar, guru harus mempunyai strategi yang baik supaya pendidi-kan dan pengajaran yang disampaipendidi-kan memperoleh respon positif, menarik perhatian, dapat dikembangkan dan terimplementasi dalam sikap yang positif pula. Untuk men-capainya, seorang guru harus dapat memilih model pengajaran yang menarik karena model yang biasa diterapkan monoton hanya terfokus pada materi saja.

Untuk meningkatkan mutu pengajaran dalam kelas, banyak factor yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu dalam hal penyampaian materi dari sumber mela-lui saluran atau media tertentu ke penerimaan siswa, sedangkan model yang digunakan di sekolah dirasakan masih kurang menciptakan suasana kondusif dan siswa terkesan pasif. Hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa ada respon dari siswa, sehingga yang diketahui siswa hanya tersimpan dalam memori saja, tidak diungkapkan.Penyebab dari kepasifan siswa di kelas yaitu takut salah atau tidak percaya diri dan siswa cenderung malu mengungkap pendapatnya.

Salah satu alternative yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna lebih mengak-tifkan belajar siswa di kelas yaitu dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan model pemecahan masalah, CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning.

Dalam pembelajaran ini dibentuk kelompok kecil, para siswa diberi suatu teks/ bacaan kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis kesimpulan atau inti dari bacaan tersebut atau memberikan tanggapan terhadap isi bacaan tersebut, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru.

PENGERTIAN KOOPERATIF TIPE CIRC

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition (Robert E. Slavin, 2008 : 200) atau Pengajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, termas-uk salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pada awalnya, model CIRC ditera-pkan dalam pembelajaran bahasa. Dalam kelompok kecil, para siswa diberi suatu teks atau bacaan (cerita atau novel), kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita, atau memberikan

(4)

tanggapan terhadap isi cerita, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru. Menurut Asma (2009:5), pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan pembela-jaran yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas secara bersa-ma. Pembelajaran ini dilakukan secara berkelompok yang beranggotakan empat orang. Mereka terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama. Kegiatan tersebut adalah membacakan satu dengan yang lainnya, membuat prediksi masalah-masalah yang akan dipecahkan, menuliskan kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah.

Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebuah program kom-prehensif dalam pembelajaran membaca dan menulis. Model pembelajaran ini pada mu-lanya adalah model pembelajaran khusus bahasa. Sejalan dengan perkembangannya, model ini mulai diterapkan dalam mata pelajaran eksakta dengan tujuan menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Suyatno men-yatakan bahwa CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooper-atif kelompok dengan membentuk kelompok heterogen empat orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi (Suyatno, 2009 : 68).. Terdapat tiga unsur penting dalam CIRC, yaitu (1) kegiatan-kegiatan dasar yang terkait, (2) pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan (3) seni berbahasa dan menulis terpadu.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CIRC adalah suatu model pembelajaran secara berkelompok yang beranggotakan empat orang siswa yang terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama dan berkolaborasi dalam kegiatan kelompok. Model CIRCini, siswa dalam kelompok membaca bahan wa-cana yang diberikan guru dan terakhir presentasi kelompok.

Dalam model pembelajaran ini, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini terdapat siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa sebaiknya merasa co-cok satu sama lain. Dalam kelompok ini tidak dibedakan jenis kelamin, suku/ bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Se-belum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelom-pok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai

(5)

pendapat teman lain, dan sebagainya.

Kegiatan pokok dalam CIRC dalam menyelesaikan soal meliputi rangkaian keg-iatan bersama yang spesifik, yaitu: (1) Salah satu anggota kelompok membaca atau be-berapa anggota saling membaca, (2) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan variabel tertentu , (3) Saling membuat ikhtisar atau rencana penyele-saian soal, (4) Menuliskan penyelepenyele-saian soal secara urut (menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya), dan (5) Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/ penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).

a. Komponen-komponen dalam Pembelajaran CIRC

Model pembelajaran CIRC memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut sebagai berikut :

1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; 2. Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya

atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu;

3. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasi-lan kelompoknya;

4. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya;

5. Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelom-pok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelomkelom-pok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas;

6. Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pem-berian tugas kelompok;

7. Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa;

8. Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

(6)

untuk melatih siswa meningkatkan ketrampilannya dalam menyelesaikan soal maka langkah yang ditempuh seorang guru adalah sebagai berikut:

1. Guru menerangkan suatu pokok bahasan tertentu kepada para siswanya ( misalnya dengan metode ekspositori).

2. Guru memberikan permasalahan termasuk cara menyelesaikannya.

3. Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan ketrampilan siswanya dalam menye-lesaikan permasalahan melalui penerapan CIRC.

4. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa (Learning Society) yang het-erogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa.

5. Guru mempersiapkan 1 atau 2 permasalahan dan membagikannya kepada setiap siswa dalam kelompok yang sudah terbentuk.

6. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan yang spesifik sebagai berikut:

a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca permasalahan tersebut.

b) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi permasalahan termasuk menuliskan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu.

c) Saling membuat rencana penyelesaian permasalahan. d) Menuliskan penyelesaian permasalahan secara urut. e) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.

7. Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC (team study). Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.

8. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami oleh anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberi bantuan kepada kelompok secara proporsional.

9. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami, dan dapat memecahkan permasalahan yang diberikan guru.

10. Guru meminta perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan temuannya di depan kelas.

11. Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilisator jika diperlukan.

12. Guru memberikan permasalahan secara individual kepada para siswa tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari.

13. Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan para siswa kembali ketem-pat duduknya masing-masing.

(7)

14. Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal ten-tang pembelajaran yang sudah dilalui.

15. Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi yang diperlukan. (Agus Suprijono : 130-131)

Dalam hal ini, keterlibatan setiap siswa untuk belajar secara aktif merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Dengan demikian, siswa tidak hanya men-erima saja materi pengajaran yang diberikan guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri dalam kelompoknya.

TUJUAN KOOPERATIF TIPE CIRC DALAM PEMBELAJARAN

Tujuan dari pengembangan kurikulum sekarang adalah untuk meningkatkan pres-tasi belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi pelajaran yang dipela-jari dengan mengaitkan antara materi yang dipeladipela-jari dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Penerapan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari dalam proses pembela-jaran sangat penting sekali karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi, pendekatan/ model pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan/ indikator yang akan dicapai, disesuaikan dengan materi, dan juga disesuaikan dengan kebutuhan/ kondisi siswa.

Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk menyelesaikan soal cerita dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Read-ing and Composition (CIRC). CIRC termasuk salah satu tipe model pembelajaran koo-peratif.

Tujuan utama dari CIRC yaitu untuk membantu para siswa mempelajari kemam-puan memahami bacaan/ soal cerita. Sehingga para siswa dalam CIRC akan membuat penjelasan terhadap prediksi mengenai bagaimana masalah-masalah akan diatasi dan merangkum unsur-unsur utama dari cerita kepada satu sama lain.

Adapun kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi rang-kaian kegiatan bersama yang spesifik, yakni: (1) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca, (2) membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memis-alkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (4) menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut (menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya), dan (5) saling merevisi dan mengedit pekerjaan/ penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).

(8)

PENERAPAN CIRC DALAM PEMBELAJARAN

Dalam perkembangan pembelajaran sangat diperlukan diperlukan proses berpikir peserta didik. Berdasarkan kurikulum K13, hampir setiap materi baik di tingkat SD, SMP, dan SMA terdapat pemecahan masalah. Guru yang selesai memberikan pembela-jaran diusahakan memberikan latihan soal. Setelah itu peserta didik diharapkan mampu menguasai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam pembelajaran guru di harapkan bisa memilih model pembelajaran yang sesuai terhadap materi yang di ajarkannya. Di mana dalam pemilihan model pembela-jaran tersebut bisa meliputi pendekatan suatu model-model dari pembelapembela-jaran yang me-nyeluruh dan luas.

Dalam kamus besar bahsa indonesia kata “implementasi” berarti pelaksanaan, penerapan. Sedangkan dalam kamus ilmiah populer, implementasi berarti pelaksanaan, penerapan implement (Pius A Partento dan M. Dahlan Al-Barry, 1994 : 247). Sedan-gkan “implementation” yang berarti suatu pelaksanaan atau penyelenggaraan (John M Echlos dan Hasan Sadily, 200).

Jadi arti implemetasi disini adalah mengapilkasikan sebuah teori kedalam realita, sehingga akan menghasilkan manfaat dari teori tersebut serta mengembangkannya agar menjadi lebih sempurna.

Sebagimana yang telah dijelaskan diatas bahwa kata implementasi merupakan penerapan sebuah ide yang berpengaruh dan mendapat hasil. Jadi dengan diterapkan-nya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC diharapkan pembelajaran Sejarah Kebu-dayaan Islam di sekolah dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran dengan model pembelajaran ini menekankan pada rasa tanggung jawab setiap siswa terhadap proses belajarnya, dan siswa yakin bahwa mereka berhasil jika siswa lain yang terlibat dalam kelompok juga berhasil. Setiap anggota kelompok bertanggug jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya

KESIMPULAN

Model pembelajaran ini sangat bagus dipakai karena dengan menggunakan model ini siswa dapat memahami secara langsung peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan dengan materi yang dijelaskan.

(9)

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam bentuk kerjasama kelompok dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dibandingkan belajar se-cara individu. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran sese-cara kelompok lebih berani dalam mengemukakan pendapat, bertanya dan memberikan tanggapan. Peningkatan ak-tivitas siswa dalam proses pembelajaran membawa perubahan yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa. Siswa telah mampu memahami bacaan dengan baik, seperti men-emukan gagasan utama, menmen-emukan informasi bacaan, menmen-emukan fakta dan opini, serta simpulan bacaan. Pembelajaran dengan menggunakan mdel pembelajaran kooper-atif tipe CIRC telah meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami bacaan.

DAFTAR PUSTAKA

Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka. Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya :

Arko-la, 1994

John M. Echols dan Hassan Shadily. 2000. dalam Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia.

Agus, Suprijono, 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta Pustaka Pelajar

Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terj. Lita. Band-ung: Nusa Media.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk di Indonesia apabila dunia pendidikan nasional didasarkan atas kebudayaan nasional yang menjadi konteks dari sistem pengajaran nasional disekolah, tentu akan

Sistem Operasi berikut yang tidak dapat digunakan pada teknologi jaringan adalah ....E.

Dapatan kajian mendapati bahawa guru Pendidikan Islam sentiasa mengamalkan akhlak mulia dalam proses pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah seperti kasih sayang, ikhlas,

[r]

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan di Sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan bahwa sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013

Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya..  Mengidentifikasi produk

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Rehabilitasi Rumah Jabatan Walikota, maka sebagai kelanjutan proses, kami mengundang