SKRIPSI
ANALISA FAKTOR INTERNAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH
RAGILIARIE S 090522032
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA TARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisa Faktor Internal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di BEI
Adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skipsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan,
Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya
yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisa Faktor
Internal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.”
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan
penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu
penelitian ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana
ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku pembanding I yang telah banyak
memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku dosen pembanding II yang telah banyak
6. Orangtuaku tercinta Sukiman Taslim dan Sri Hartini serta kakak-kakakku Uri,
Dedek, Wiwit, Titik, Yoyok dan Yeni yang selalu memberi semangat, dukungan
dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Medan, 2011
Penulis
Ragiliarie S
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM.
Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Total sampel penelitian adalah 60 perusahaan perbankan yang ditentukan melalui purposive sampling. Variabel independen penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Giro Wajib Minimum). Variabel dependen penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel secara simultan variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM tidak berpengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of CAMEL ratios to banking performance measured with earnings growth. Ratios that was applied in this research are: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR, dan GWM.
The population in this research are all of banking firsm listed in Indonesian Stock Exchange 2007-2009. Total sample in this research are 60 banking firms that selected with purposive sampling. Independent variable in this research are : CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Operational Expenses to Operational Revenue), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Minimum Current Account). Dependent variable in this research is earning growth. Data analyzed with classic assumption test and hypothetical testing with multiple regression models.
The results of this research indicates that simultantly variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had significant influence to earning growth. Partially variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had not significant influence to earning growth.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ………. i
KATA PENGANTAR ……… ii
ABSTRAK ……….. iv
ABSTRACT ……… v
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR GAMBAR ………. ix
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR LAMPIRAN ………. xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Perumusan Masalah……… 8
C. Tujuan Penelitian ………... 9
D. Manfaat Penelitian ………... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ……….. 8
1. Bank...……… 10
2. Kinerja Keuangan Perbankan.………. 11
3. Rasio Keuangan Bank... 13
4. Pertumbuhan Laba... 17
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….. 19
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ……… 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 24
C. Jenis dan Sumber Data ……….. 25
D. Teknik Pengumpulan Data.... ……… 25
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel...………. 26
F. Metode Analisis Data ...……… 27
1. Statistik Deskriptif ……….. 27
2. Uji Asumsi Klasik ………...………. 27
3. Pengujian Hipotesis ………... 31
BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian………. 34
B. Analisis Data……….. 34
1. Statistik Deskriptif... ……… 34
2. Uji Asumsi Dasar Regresi………. 37
a. Uji Normalitas ……… 37
b. Uji Multikolinearitas ……….. 40
c. Uji Autokorelasi ……….. 42
d. Uji Heteroskedatisitas ………... 43
3. Analisis Berganda………. ………. 44
a. Uji Koefisien Determinasi………. 45
b. Uji Signifikan Parsial...……….. 46
C. Pembahasan ...……… 51
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 57
B. Keterbatasan Hasil Penelitian ……… 59
C. Saran ……….. 60
DAFTAR PUSTAKA ……… 61
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ………
Gambar 4.1 Histogram ………..
Gambar 4.2 Normal P-P Plot Regression ……….
Gambar 4.3 Scatterplot ……….
Halaman
22
39
39
DAFTAR TABEL Nomor Judul
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………
Tabel 3.2 Variabel Penelitian ………
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ………
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ………
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi………..
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ...………. .
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ………..
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ………
Tabel 4.7 Hasil Uji T ……….
Tabel 4.9 Hasil Uji F ………
Halaman
20
26
35
38
40
42
43
45
46
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor : Judul
Lampiran i : Daftar Pemilihan Sampel...………...………
Lampiran ii : Data Variabel Penelitian NPL………... ….
Lampiran iii : Statistik Deskriptif……….
Lampiran iv : Hasil Uji Asumsi Dasar Regresi……….
Lampiran v : Hasil Uji Autokorelasi………...……….
Lampiran vi : Koefisien Determinasi...……..
Lampiran vii : Jadwal Penelitian...
Halaman
63
64
73
73
76
76
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM.
Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Total sampel penelitian adalah 60 perusahaan perbankan yang ditentukan melalui purposive sampling. Variabel independen penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Giro Wajib Minimum). Variabel dependen penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel secara simultan variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM tidak berpengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of CAMEL ratios to banking performance measured with earnings growth. Ratios that was applied in this research are: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR, dan GWM.
The population in this research are all of banking firsm listed in Indonesian Stock Exchange 2007-2009. Total sample in this research are 60 banking firms that selected with purposive sampling. Independent variable in this research are : CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Operational Expenses to Operational Revenue), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Minimum Current Account). Dependent variable in this research is earning growth. Data analyzed with classic assumption test and hypothetical testing with multiple regression models.
The results of this research indicates that simultantly variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had significant influence to earning growth. Partially variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had not significant influence to earning growth.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
global pada tahun 2008 telah menyebabkan perekonomian negara kita mengalami pasang
surut. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 kinerja perbankan mengalami masa
keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar
menanamkan sahamnya di bursa (Retnadi, 2005). Kondisi tersebut didukung dengan
stabilitas nilai rupiah dan suku bunga SBI yang cukup rendah. Pada tahun 2005 BI
mengeluarkan kebijakan dalam rangka mendukung operasionalisasi Arsitektur Perbankan
Indonesia (API) yang akan diimplementasikan secara penuh pada tahun 2010. Namun
pada tahun 2005 kinerja perbankan mengalami penurunan hingga merosotnya nilai rupiah
dan ditandai dengan meningkatnya NPL.
Adanya krisis keuangan global memberi dampak buruk terhadap kinerja perbankan.
Pada November 2008 kinerja perbankan mengalami perlambatan, pertumbuhan kredit
mengalami penurunan meskipun masih tinggi yaitu sebesar 30% (Daniri, 2009). Hal itu
menunjukkan potensi risiko kredit yang masih akan terjadi hingga tahun 2009. Pada
tahun 2009 pun terjadi perlambatan pertumbuhan kredit dan muncul kesulitan likuiditas
perbankan. Suku bunga BI rate turun diikuti penurunan bunga kredit (Daniri, 2009).
Dampak krisis keuangan global tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja perbankan
Seiring dengan meningkatnya perkembangan zaman, tingkat kebutuhan masyarakat
atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi masyarakat yang
hidup di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika, bank sudah dijadikan sebagai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebagai wadah untuk menyimpan ataupun
memanfaatkan dana yang mereka miliki sebagai dasar investasi, sedangkan bagi
negara-negara berkembang seperti Indonesia, pemahaman akan kebutuhan serta fungsi bank
dalam kehidupan belum begitu menyeluruh. Sebagian masyarakat hanya memahami
bahwa fungsi bank hanyalah untuk menyimpan dan meminjam uang. Pastinya setiap
orang lebih memilih menyimpan dana yang mereka miliki pada perusahaan perbankan
yang dianggap dapat bertahan ditengah gejolak perekonomian yang kurang stabil, oleh
sebab itu masyarakat tentunya membutuhkan informasi-informasi mengenai kondisi
kinerja keuangan perbankan yang ada.
Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan
khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Industri
perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal,
disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan, properti
dan lain- lain. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa “bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.
Dalam perbankan, faktor internal terdiri dari keuangan dan non keuangan
(Rochdiyani, 2008). Faktor-faktor keuangan meliputi ukuran perusahaan, leverage,
oleh perusahaan yang akan mempengaruhi luas pengungkapan karena semakin besar
perusahaan tersebut, maka akan semakin dikenal oleh publik sehingga mengungkapkan
banyak informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam pencapaian efisiensi
dan sebagai sarana akuntabilitas publik. Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva
yang dibiayai dengan hutang, oleh karena itu perusahaan dengan leverage yang tinggi
memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan
dengan leverage yang rendah. Likuiditas merupakan pengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta
dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Sedangkan faktor-faktor non keuangan meliputi proporsi kepemilikan saham oleh
publik dan umur perusahaan. Proporsi kepemilikan saham oleh publik merupakan
perbandingan jumlah antara pemegang saham publik dengan yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam mendapatkan modal, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan
adalah dengan menjual sahamnya. Semakin banyak saham yang dijual, maka semakin
banyak pula saham yang beredar dimasyarakat. Semakin besar porsi pemilikan publik,
semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga
semakin banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka
dalam laporan tahunan. Semakin besar porsi saham yang dimiliki publik, akan semakin
banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Umur perusahaan
merupakan lamanya perusahaan didirikan dan beroperasi, sehingga semakin tua umur
keuangan, sehingga dengan pengalaman yang semakin banyak tersebut maka perusahaan
akan semakin mengetahui informasi tentang perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor
internal diukur melalui faktor keuangan dengan menggunakan rasio CAMEL.
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas
perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh
dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan
keuangan, analisis laporan keuangan sangat diperlukan. Analisis laporan keuangan
meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan.
Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan
para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu
perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai kinerja perbankan
digunakan aspek-aspek dalam menilai tingkat kesehatan bank sesuai dengan Peraturan
Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan
Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 tentang analisis CAMEL
(Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) yang diperbarui Peraturan
Bank Indonesia N0.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang berisi tentang panduan
dalam menilai tingkat kesehatan bank. Peraturan perbankan yang baru dalam menilai
tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets Quality,
Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk).
Aspek-aspek yang terdapat dalam analisis tersebut menggunakan rasio-rasio
keuangan. Rasio-rasio tersebut dapat digunakan untuk menyusun rating bank, untuk
memprediksi kebangkrutan bank, untuk menilai tingkat kesehatan bank serta menilai
Penelitian rasio keuangan baik secara individu maupun secara construct untuk
menilai kinerja dan pengujian kekuatan hubungan rasio keuangan dengan kinerja
keuangan perbankan, menurut pengamatan peneliti jarang dilakukan. Hal ini didasari oleh
beberapa alasan antara lain keuangan perusahaan perbankan sedikit berbeda dengan rasio
keuangan-keuangan sejenis perusahaan lainnya. Hal ini ditunjukkan dalam Standar
Akuntansi Keuangan Perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 31 (IAI, 1995).
Tingkat kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang
terhimpun dalam CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity) yaitu
CAR, NPL, ROA, NIM, BO/PO, LDR dan GWM. Empat dari lima aspek tersebut
masing-masing capital, assets, earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio
keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan
perbankan yang diukur dengan rasio CAMEL untuk memprediksi pertumbuhan laba
perusahaan perbankan go public.
Industri perbankan Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menggerakkan perekonomian di Indonesia. Perbankan menyumbang sekitar 4 persen
terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia selama ini. Laju pertumbuhan perekonomian
nasional mengalami penurunan, dari 6,3 persen pada tahun 2007 menjadi 6,0 persen pada
tahun 2008, kemudian menurun kembali menjadi 4,5 persen pada tahun 2009. Pada
periode yang sama terjadi juga penurunan laju pertumbuhan industri perbankan dari 8,0
persen menjadi 7,4 persen pada tahun 2008, kemudian menurun drastis menjadi 2,4
Ada beberapa fenomena yang muncul akhir-akhir ini pada industri perbankan
dilingkungan global maupun regional yang menarik untuk diamati, antara lain: (1)
gejolak pasar keuangan global yang dipicu oleh terjadinya krisis kredit perumahan
(subprime mortgage) di Amerika Serikat mewarnai perekonomian Indonesia selama
periode tahun 2007-2009, (2) melambatnya laju perekonomian nasional yang diikuti oleh
melambatnya laju pertumbuhan industri perbankan di Indonesia, (3) terjadinya krisis di
sektor perbankan terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan berbagai
aktivitas yang lazim dilakukan oleh industri perbankan. Dari sisi penghimpunan dana,
besarnya jumlah dan komposisi simpanan masyarakat yang berada dalam sistem
perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap kestabilan industri perbankan.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu (2006) dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ
yang mengeluarkan Laporan Keuangan Tahunan untuk tahun 2001-2005, yang menguji
pengaruh rasio CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO dan NIM terhadap kinerja keuangan
pada bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDR dan GWM tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang
terdaftar diBEJ, sedangkan variabel CAR, NPL, BOPO dan NIM mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar diBEJ. Dan secara
simultan variabel CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO, dan NIM mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Rikky (2009) dengan menggunakan sampel
menggunakan rasio LDR dan CAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara LDR dan CAR terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian satu tahun berikutnya dilakukan oleh Tika (2010) dengan mengambil
sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2008. Hasil
menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa rasio CAR, NPL, ROA,
ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan secara parsial rasio CAR, NPL,
ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba dari tahun ke tahun selama periode penelitian.
Penelitian yang sama pada tahun 2010 juga dilakukan oleh Iswatun dengan sampel
semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Variabel NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Variabel CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Uraian diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai rasio CAMEL terhadap
kinerja keuangan perbankan masih sangat bervariasi. Penelitian ini merupakan replikasi
dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Prasetyo. Perbedaan dari penelitian yang
dilakukan oleh Wahyu yaitu dalam penelitian ini menambahkan return on asset (ROA),
serta periode penelitian yang digunakan tahun 2007 sampai 2009.
Dalam penelitian ini tidak membahas mengenai faktor manajemen dan faktor yang
bersifat teknis, sosial, ekonomi yang mendasari kinerja perbankan karena sulitnya
masalah di atas maka peneliti mengambil judul: “Analisa Faktor Internal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di BEI”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah
penelitian ini: Apakah capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), biaya
operasional pada pendapatan operasional (BOPO), return on assets (ROA), net interest
margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), giro wajib minimum (GWM) memiliki
pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI baik secara parsial
maupun simultan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh capital
adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), biaya operasional pada pendapatan
operasional (BOPO), return on assets (ROA), net interest margin (NIM), loan to deposit
ratio (LDR), giro wajib minimum (GWM) terhadap kinerja keuangan perbankan yang
terdaftar di BEI secara parsial maupun simultan”.
D. Manfaat Penelitian
1. bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
pengaruh capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), biaya
interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), giro wajib minimum (GWM)
terhadap kinerja keuangan perbankan baik secara parsial maupun simultan.
2. bagi manajemen bank dapat digunakan dalam menilai kondisi keuangan suatu
perusahaan perbankan dengan menggunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL
(Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity).
3. bagi pihak lain, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Bank
Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat banyak.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga
keuangan yang kegiatannya adalah:
a. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal
ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat.
b. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat.
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang, penagihan
surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota, letter of credit (L/C), dan
2. Kinerja Keuangan Perbankan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian
kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai prestasi yang dapat
dicapai oleh perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan pengukuran prestasi
perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan
manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan
modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan parameter laba yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Laba merupakan salah satu indikator kinerja
suatu perusahaan. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi
yang dicapai dalam suatu perusahaan. Laba dapat menjadi signal positif mengenai
prospek perusahaan di masa depan yang dapat mencerminkan kinerja perusahan.
Informasi mengenai laba perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan yang
dilaporkan oleh perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik
oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang mempunyai
kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan.
Untuk menilai kinerja perbankan digunakan aspek-aspek dalam menilai tingkat
kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia melalui Surat Keputusan
Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI
No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets, Management,
Earning, Liquidity) yang diperbarui Peraturan Bank Indonesia N0.6/10/PBI/2004
bank. Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank
digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity,
Sensitivity to Market Risk).
Rasio-rasio CAMELS tersebut merupakan alat yang dapat digunakan bank untuk
menilai tingkat kesehatan bank. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank maka
secara tidak langsung dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja bank
yang bersangkutan. Jika bank dinilai sehat, maka mencerminkan bahwa kinerja
perusahaan perbankan juga baik. Demikian pula sebaliknya, apabila bank dalam
kondisi yang tidak sehat, maka kinerja bank tersebut juga kemungkinan akan
mengalami penurunan kinerja. Dalam penelitian ini digunakan proksi pertumbuhan
laba. Pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan
signal positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik
mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan indikator
keberhasilan kinerja perusahaan, maka semakin tinggi laba yang diperoleh
perusahaan mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apabila rasio keuangan
perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.31 (Revisi 2000)
tentang bisnis perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Dari definisi tersebut di atas dapat diartikan bahwa bank merupakan lembaga
mempunyai dana dengan pihak yang memerlukan dana. Selain itu bank juga
merupakan lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Kegiatan
pokok bank antara lain adalah menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk
giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang
memerlukan dana.
Bank sebagai perusahaan perlu dinilai tingkat kesehatannya. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah bank dalam kondisi sehat, kurang sehat atau mungkin tidak
sehat. Untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank dapat diukur dengan analisis
CAMELS. Penilaian kesehatan bank akan berpengaruh terhadap kemampuan bank
dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan.
3. Rasio Keuangan Bank
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.12/27/DPNP tanggal 25 Oktober
2010, uraian mengenai kinerja keuangan bank termasuk hasil pelaksanaan action plan
dalam rangka memperbaiki kinerja bank (apabila ada) sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem penilaian tingkat
kesehatan bagi Bank Umum. Uraian mengenai kinerja permodalan mencakup
kecukupan, dan komposisi, serta kemampuan permodalan bank dalam meng-cover
risiko dari aset bermasalah, kemampuan bank untuk menambah modal dari laba
operasional bank, kemampuan permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan
usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kemampuan pemegang saham untuk
Uraian mengenai kinerja rentabilitas Bank mencakup pencapaian Return On
Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), perkembangan
dan prospek laba operasional, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), dan rasio beban operasional selain bunga terhadap pendapatan
kegiatan utama. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank secara umum,
khususnya terkait faktor permodalan (capital), rentabilitas (earnings), profil risiko
bank terutama risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas.
Peraturan terdahulu yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI
No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets Quality,
Management, Earning, Liquidity) ditetapkan sebagai panduan untuk menilai tingkat
kesehatan bank. Seiring dengan perkembangan dalam dunia perbankan maka diikuti
pula dengan meningkatnya risiko yang harus ditanggung oleh bank, maka Bank
Indonesia menambahkan faktor penilaian tingkat kesehatan perbankan dengan
mengantisipasi risiko yang akan ditanggung oleh bank. Atas dasar tersebut Bank
Indonesia sebagai lembaga yang bertugas mengawasi dan menilai perbankan di
Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia N0.6/10/PBI/2004 tanggal 12
April 2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank.
Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan
analisis CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity,
Sensitivity to Market Risk). Dalam peraturan yang baru tersebut ditambahkan faktor
sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk) karena dianggap sangat
tingkat kesehatan bank yang diatur di dalam Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, antara lain mencakup penilaian terhadap
faktor-faktor CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity,
Sensitivity to Market Risk). Rasio CAMELS tersebut meliputi:
a. Aspek Permodalan (Capital)
Dengan menggunakan suatu indikator yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) yang
diperoleh dengan membandingkan modal sendiri dengan aktiva tertimbang
menurut resiko yang dihitung dari bank yang bersangkutan.
CAR =
mbang aktivateri
alsendiri mod
b. Aspek Kualitas Aset (Assets)
Indikator kualitas aset yang dipakai adalah rasio kualitas produktif bermasalah
dengan aktiva produktif (NPL).
NPL =
c. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja, juga
dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman karyawannya dalam menangani
berbagai kasus yang terjadi. Unsur-unsur penilaian dalam kualitas manajemen
adalah manajemen permodalan, aktiva, umum, rentabilitas dan likuiditas, yang
didasarkan pada jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
d. Aspek Earning
Indikator yang dipakai adalah ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan, BO/PO yang digunakan
untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya intermediasi terhadap
pendapatan operasi yang diperoleh bank, dan NIM yang diperoleh dengan
membandingkan pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif.
ROA =
e. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Indikator yang digunakan adalah loan to deposit ratio (LDR) dan reserve
requirement atau giro wajib minimum (GWM). LDR diperoleh dengan
membandingkan antara seluruh penempatan dan seluruh dana yang berhasil
dihimpun ditambah dengan modal sendiri, sedangkan GWM merupakan
perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil
dihimpun.
f. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko
pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
a. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga
dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement)
suku bunga.
b. Modal yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan
dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi nilai tukar.
c. Kecukupan penerapan system manajemen risiko pasar.
4. Pertumbuhan Laba
Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut IAI dalam Chairi dan
Ghozali (2003:213) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal.
Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah
selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur
kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang
dinyatakan dalam persentase (Tika, 2010). Pertumbuhan laba menjadi informasi yang
sangat penting bagi banyak orang, yang antara lain adalah pengusaha, analis
keuangan, pemegang saham, ekonom, dan sebagainya. Tujuan utama pelaporan laba
adalah membeerikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling
dijadikan sebagai dasar pengukuran efisiensi manajemen dan membantu meramalkan
arah masa depan. Selain it tujuan pelaporan laba tersebut juga harus mencakup
penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman atau
keputusan manajerial masa depan. Pertumbuhan laba akan berpengaruh terhadap
keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan
modalnya ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu (2006) “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan
Yang Terdaftar Di BEJ” dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar
di BEJ yang mengeluarkan Laporan Keuangan Tahunan untuk tahun 2001-2005, yang
menguji pengaruh rasio CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO dan NIM terhadap kinerja
keuangan pada perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial LDR dan GWM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja keuangan perbankan yang terdaftar diBEJ, sedangkan variabel CAR, NPL, BOPO
dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan
yang terdaftar diBEJ. Dan secara simultan variabel CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO, dan
NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Rikky (2009) “Pengaruh Loan to Deposit Ratio dan
Terdaftar Di BEI” dengan menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI dari tahun 2004 sampai tahun 2008 dengan menggunakan rasio LDR dan CAR. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara LDR dan CAR
terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian satu tahun berikutnya dilakukan oleh Tika (2010) “Pengaruh Rasio Camel
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI” dengan mengambil
sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2008. Hasil
menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa rasio CAR, NPL, ROA,
ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan secara parsial rasio CAR, NPL,
ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba dari tahun ke tahun selama periode penelitian.
Penelitian yang sama pada tahun 2010 juga dilakukan oleh Iswatun “Pengaruh Rasio
Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI “ dengan sampel
semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Variabel NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Variabel CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Terdaftar Di BEJ
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LDR dan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan.
Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Sedangkan secara simultan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori
untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan
tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut
temuan-temuan empiris mengenai pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan pada
industri perbankan yang terdaftar di BEI. Menurut Kasmir (2003:239) salah satu
tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang hasil-hasil
usaha yang diperoleh bank (kinerja bank) dalam suatu periode tertentu. Dalam
penelitian ini kinerja perusahaan diukur melalui pertumbuhan laba dari tahun ke
tahun dengan menggunakan rasio CAMEL yang terdiri dari Capital (CAR), Asset
(NPL), Earning (BOPO dan NIM), dan Liquidity (LDR dan GWM). Berdasarkan
teori yang telah diungkapkan sebelumnya, rasio-rasio yang ada dalam faktor CAMEL
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba, namun terdapat penelitian yang tidak
sesuai dengan teori yang telah diungkapkan. Mengacu kepada dasar dan landasan
teori serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yg diteliti,
melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan
penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
dikemukakan, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah capital
adequacy ratio, non performing loan, biaya operasional pada pendapatan operasional,
return on assets, net interest margin, loan to deposit ratio, giro wajib minimum
mempunyai pengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja keuangan
perbankan yang terdaftar di BEI.
CAR (X1)
NPL (X2)
ROA (X3)
BOPO (X4) Kinerja
Keuangan (Y) H1
H2
H3
H4 H8
NIM (X5)
LDR (X6)
GWM (X7)
H6
BAB III
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan kausal, berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004:72). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh bank-bank yang go public di Indonesia dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yaitu berjumlah 31 bank.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiono, 2004:73). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiono, 2004:78). Beberapa pertimbangan yang digunakan
dalam menentukan sampel adalah:
1. Bank-bank tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2009 yang
mencantumkan data secara lengkap berturut-turut selama periode penelitian,
2. Bank-bank tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut,
3. Perusahaan sampel telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan
Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian berjumlah 20
perusahaan dari 31 perusahaan bank yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009, ini
tercantum dalam lampiran.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan
keuangan tahunan. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id
dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Sifat data ini adalah data
deret waktu (time series) yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu
rentang waktu tertentu.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi
dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan
keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian
diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan bank-bank
yang terdaftar di BEI melalui situs www.idx.co.id dan dari ICMD (Indonesia Capital
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004:62), “Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik
dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep
dapat diukur dan dioperasionaliasikan di dalam riset”.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
(bebas) yaitu CAR, NPL, ROA, BOPO, NIM, LDR, dan GWM, dan variabel dependen
(terikat) yaitu pertumbuhan laba.
Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari
variabel yang diteliti.
Tabel 3.2
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis
variab el
Nama Variabel
Defenisi Pengukuran Skala
Loan to seluruh dana yang berhasil dihimpun.
F. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban
dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik
deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau yang mendekripsikan data
yang menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan yang lebih
handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana :
1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2. jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung
dengan Ztabel dengan kriteria sebagai berikut:
1. jika Zhitung < Ztabel (,96) atau angka signifikan > taraf signifikan ()
0,05 maka distribusi data dikatakan normal,
2. jika Zhitung > Ztabel (1,96) atau amgka signifikan < taraf signifikan ()
0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau
mendekati normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel
dependent dinyatakan sebagai kombinasi linier dengan variabel dependent
lainnya. Jika suatu model regresi mengandung multikolinearitas maka
kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya
Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan lawannya, serta Variance Inflation Factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10
atau sama dengan VIF>10. Uji ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai
korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,95 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat gejala multikolinearitas antar variabel
independen dalam penelitian tersebut.
c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan
berdasarkan waktu. Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan
antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota
serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:
1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
d. Heterokedastisitas
Pengujian Heterokedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan
tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda, maka disebut
heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas terjadi apabila disturbance terms
untuk setiap observasi tidak lagi konstan tetapi bervariasi.
Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisitas
adalah:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan heterokedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah anngka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi
heterokedastisitas.
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mlihat grafik scatterplot antar
nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya.
3. Uji Hipotesis
Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen, penelitian ini menggunakan persamaan regresi linear berganda. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen, digunakan uji statistik F dengan rumus:
Dimana:
Y = kinerja keuangan perbankan
a = konstanta
b17 = koefisien regresi variabel independen
X1 = CAR
X2 = NPL
X3 = ROA
X4 = BOPO
X5 = NIM
X6 = LDR
X7 = GWM
e = error
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:
a. Uji koefisien determinasi/regresi (R2)
Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan
variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel
dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 (0<R2<1).
Hal ini berarti bila R2
=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, bila R2
semakin mendekati 1
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen, dan bila R2
semakin kecil mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin
b. Uji signifikan parsial (t-test)
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini juga dapat dilakukan
dengan membandingkan t hitung dengan t table dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (α =5%)
Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak (α =5%)
Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio masing-masing
variabel independen pada taraf uji 5%(0,05). Kesimpulan dapat diterima atau
tidaknya Ha sebagai pembuktian adalah:
1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima,
2. jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.
c. Uji signifikan simultan (F-test)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel
dependen. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistic F dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan
sebagai berikut:
1. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima (α =5%),
Uji signifikansi juga dapat dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio
masing-masing variabel independen pada taraf uji 5%(0,05). Kesimpulan
dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian adalah:
1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian
Jenis data yang digunakan berupa data sekunder dan data yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 20 perusahaan dari 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI selama periode 2007-2009. Sehingga diperoleh sampel berjumlah 20 x 3tahun = 60
observasi. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang
diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan bank-bank
yang terdaftar di BEI melalui situs www.idx.co.id dan ICMD (Indonesia Capital Market
Directory).
B. Analisis Data
1. Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Hasil analisis
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 60 .01 .34 .1667 .06876
NPL 60 .48 8.18 3.0570 1.73755
ROA 60 .00 .05 .0173 .01119
BOPO 60 .67 1.03 .8500 .08505
NIM 60 .03 .17 .0810 .03018
LDR 60 .42 1.02 .7198 .15797
GWM 60 .04 .28 .0768 .04432
PL 60 -.91 2.43 .3032 .60002
Valid N (listwise) 60
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011
Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah observasi dalam penelitian (N)
adalah sebanyak 60 observasi. Dari 60 observasi terhadap sampel dapat diketahui bahwa
nilai minimum dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebesar 0,01 dan nilai
CAR maksimum sebesar 0,34. Hal ini berarti bahwa dari 60 observasi tersebut nilai CAR
yang paling kecil adalah 0,01% sedangkan nilai CAR terbesarnya adalah 0,34 %.
Rata-rata CAR perusahaan perbankan adalah sebesar 0,1667 dengan standar deviasi sebesar
0,6867. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel
CAR terdistribusi secara normal.
Pada variabel NPL (Non Performing Loan), nilai minimum sebesar 0,48 dan nilai
maksimum 8,18. Hal ini berarti bahwa dari 60 sampel yang ada memiliki nilai NPL
terendah sebesar 0,48 % dan nilai tertinggi sebesar 8,18 %. Rata-rata NPL yang dimiliki
deviasi 1,73755. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan
variabel NPL terdistribusi secara normal.
Pada variabel ROA (Return On Assets), nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai
ROA maksimum sebesar 0,05. Rata-rata ROA perusahaan perbankan adalah sebesar
0,0173 dengan standar deviasi sebesar 0,01119. Nilai standar deviasi lebih besar daripada
rata-rata mengindikasikan ROA sangat bervariasi antar perusahaan perbankan yang satu
dengan perusahan yang lain.
Pada variabel BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), nilai
minimum sebesar 0,67 dan nilai maksimum sebesar 1,03. Rata-rata BO/PO perusahaan
perbankan adalah sebesar 0,8500 dengan standar deviasi sebesar 0,08505. Nilai standar
deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel BOPO terdistribusi secara
normal.
Pada variabel NIM (Net Interest Margin), nilai minimum sebesar 0,03 dan nilai
NIM maksimum sebesar 0,17. Hal ini berarti bahwa NIM terkecil adalah 0,03%
sedangkan NIM terbesar adalah 0,17%. Rata-rata NIM perusahaan perbankan adalah
sebesar 0,0810 dengan standar deviasi sebesar 0,03018. Nilai standar deviasi lebih kecil
daripada rata-rata mengindikasikan variabel NIM terdistribusi secara normal.
Pada variabel LDR (Loan to Deposit Ratio), nilai minimum sebesar 0,42 dan nilai
maksimum 1,02. Hal ini menunjukkan bahwa dari 60 sampel penelitian, nilai LDR
terkecil adalah sebesar 0,42% sedangkan LDR terbesar adalah 1,02%. Rata-rata LDR
yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,7198 dan
dengan standar deviasi 0,15797. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata
Pada variabel GWM (Giro Wajib Minimum), nilai minimum sebesar 0,04 dan
nilai maksimum 0,28. Hal ini menunjukkan bahwa 60 sampel penelitian mempunyai nilai
terkecil sebesar 0,04% dan nilai terbesarnya adalah 0,28%. Rata-rata GWM yang dimiliki
perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,0768 dan dengan standar
deviasi 0,04432. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan
variabel GWM terdistribusi secara normal.
Pertumbuhan Laba (PL) mempunyai nilai minimum sebesar -0,91 dan nilai
maksimum 2,43. Rata-rata PL yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini
adalah sebesar 0,3032 dan dengan standar deviasi 0,60002. Nilai standar deviasi lebih
besar daripada rata-rata mengindikasikan PL sangat bervariasi antar perusahaan
perbankan yang satu dengan perusahan yang lain, juga sangat bervariasi dari tahun ke
tahun.
2. Hasil Uji Asumsi Dasar Regresi
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk
menghindari bias dalam model regresi. Dalam penelitian ini digunakan grafik
histogram, grafik normal probability plot, dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.2
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR NPL NIM LDR GWM PL LN_ROA LN_BOPO
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Normal Parametersa Mean .1667 3.0570 .0810 .7198 .0768 .3032 -4.3628 -.1676
Std. Deviation .06876 1.73755 .03018 .15797 .04432 .60002 .96016 .10241
Most Extreme Differences Absolute .181 .091 .176 .101 .256 .185 .180 .109
Positive .181 .091 .176 .094 .238 .185 .090 .061
Negative -.116 -.069 -.086 -.101 -.256 -.095 -.180 -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.399 .706 1.360 .781 1.981 1.437 1.391 .841
Asymp. Sig. (2-tailed) .040 .701 .049 .576 .001 .032 .042 .479
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder setelah dioal dengan SPSS, 2011
Hasil uji normalitas dengan uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov
dapat dilihat pada tabel 4.3. Besarnya nilai Kolmogorov-Smirmov adalah 1,143
dan nilai signifikansi dari unstandardized residual sebesar 0,147. Nilai
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Untuk memperkuat hasil uji statistik
one sample Kolmogorov-Smirnov ini, maka dilakukan juga uji normalitas dengan
grafik histogram dan normal probability plot. Grafik histogram dan normal
Gambar 4.1
Grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal
sedangkan grafik normal probability-plot yaitu bahwa titik-titik menyebar hanya
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil ini konsisten
dengan uji Kolmogorov-Smirmov yang dijelaskan di atas. Berdasarkan grafik
histogram dan grafik normal probability-plot tersebut dapat dikatakan bahwa data
secara umum terdistribusi secara normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10.
Tabel 4.3
a. Dependent Variable: PL
Sumber : Data Sekunder setelah diolah SPSS, 2011
Hasil uji multikolinearitas sebelum transformasi yang terdapat pada tabel
tolerance kurang dari 0,10 yaitu variabel ROA dan BOPO. Variabel ROA
memiliki nilai tolerance sebesar 0,062 sedangkan variabel BOPO mempunyai
nilai tolerance sebesar 0,096. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih besar dari 95%. Hasil perhitungan untuk Variance
Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa terdapat dua variabel independen
yang memiliki VIF lebih dari 10. Variabel tersebut adalah variabel ROA dengan
nilai VIF sebesar 16,110 dan variabel BOPO sebesar 10,364. Dikarenakan dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yang mempunyai tolerance ≤ 0,10 dan nilai
VIF ≥ 10, maka dapat dikatakan bahwa terdapat masalah multikolinearitas.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
multikolinearitas adalah dengan melakukan transformasi variabel. Transformasi
variabel merupakan salah satu cara mentransformasi atau mengubah sebuah
variabel (data) untuk keperluan-keperluan yang khusus(Santoso, 2009).
Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural. Variabel yang
memiliki masalah multikolinearitas tersebut ditransformasi dalam bentuk
logaritma natural. Variabel ROA ditransformasi menjadi LnROA sedangkan
variabel BOPO ditransformasi menjadi LnBOPO. Hasil uji multikolinearitas
Tabel 4.4 a. Dependent Variable: PL
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011
Hasil uji multikolinieritas terdapat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10
yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya
lebih besar dari 95%. Hasil perhitungan untuk Variance Inflation Factor (VIF)
juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinieritas yang terjadi antar variabel independen dalam model
regresi.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:
1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.5
Hasil Uji Durbin-Watson
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011
Pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai statistik Durbin-Watson
sebesar 2,130. Angka statistik ini menunjukkan bahwa nilai D-W di atas +2 ,
maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi negatif antar residual.
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah
pada suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap
pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda. Penelitian ini menggunakan cara
dengan melihat grafik plot untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas. Hasil uji
heterokedastisitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dengn menggunakan SPSS
yaitu sebagai berikut:
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .291a .084 -.039 .61154 2.130
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA
Gambar 4.3
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011
Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik yang ada
menyebar secara acak. Titik-titik juga terdapat baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan.
3. Hasil Pengujian Analisis Regresi
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi / Regresi (R2)
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara
0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R
Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel
independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.
Dalam kenyataannya nilai Adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun
yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai
Adjusted R Square negatif, maka nilai Adjusted R Square dianggap nol. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .291a .084 -.039 .61154
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA
Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011
Hasil output SPSS pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai koefisien (r) sebesar
0,291 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba (PL)
dengan variabel independennya (CAR, NPL, LN_ROA, NIM, LN_BOPO, LDR,
dan GWM) lemah karena kurang dari 0,5. Angka adjusted R Square (R2) sebesar
-0,039. Angka ini sama dengan nol karena bernilai negatif. Hal ini berarti tidak
ada variasi atau perubahan dalam pertumbuhan laba (PL) dapat dijelaskan oleh
Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Giro Wajib Minimum), sedangkan sisanya (100%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
b. Hasil Uji Signifikan Parsial (T-Test)
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7 a. Dependent Variable: PL
Sumber : data sekunder setelah diolah SPSS, 2011
CAR menunjukkan thitung sebesar 0,475 dengan nilai signifikansi 0,637,
sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (0,475 < 2,02), maka CAR secara
individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka > 0,05 (0,637 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
NPL menunjukkan thitung sebesar 1,040 dengan nilai signifikansi 0,303,
sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (1,040 < 2,02), maka NPL secara