MEDIA INTERNAL
PUBLIC RELATIONS
DAN PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi Korelasional antara Layanan Media Intranet sebagai Media Internal Public Relations dengan Produktivitas Kerja Karyawan di Kantor PT. Telkom
Divisi Regional I Sumatra)
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Komunikasi
Diajukan Oleh
SUDI AMAN VERONIKA PURBA
040904006
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH :
NAMA : SUDI AMAN VERONIKA PURBA
NIM : 040904006
DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI
JUDUL : MEDIA INTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN
PRODUKTIVITAS KERJA (STUDI KORELASIONAL ANTARA LAYANAN MEDIA INTRANET SEBAGAI
MEDIA INTERNAL PUBLIC RELATIONS DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI KANTOR PT.TELKOM DIVISI REGIONAL I SUMATRA)
DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN
Drs. AMIR PURBA, MA Drs. AMIR PURBA, MA NIP : 131 654 104 NIP : 131 654 104
DEKAN FISIP USU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Departemen Ilmu Komunikasi oleh :
Nama : Sudi Aman Veronika Purba NIM : 040904006
Judul : Media Internal Public Relations dan Produktivitas Kerja
(Studi Korelasional antara Media Intranet sebagai Media Internal Public Relations dengan Produktivitas Kerja Karyawan di Kantor PT. Telkom Divre I Sumatra)
Hari/Tanggal : Senin, 03 Maret 2008 Pukul : 10.30 WIB
Tempat : Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dra. Dewi Kurniawati, M.Si ( ) NIP. 131 837 036
Penguji : Drs. Amir Purba, MA ( )
NIP. 131 654 104
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Departemen Ilmu Komunikasi oleh :
Nama : Sudi Aman Veronika Purba NIM : 040904006
Judul : Media Internal Public Relations dan Produktivitas Kerja
(Studi Korelasional antara Media Intranet sebagai Media Internal Public Relations dengan Produktivitas Kerja Karyawan di Kantor PT. Telkom Divre I Sumatra)
Hari/Tanggal : Senin, 03 Maret 2008 Pukul : 10.30 WIB
Tempat : Ruang Sidang FISIP USU
Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dra. Dewi Kurniawati, M.Si ( ) NIP. 131 837 036
Penguji : Drs. Amir Purba, MA ( )
NIP. 131 654 104
Penguji Utama : Drs. Hendra Harahap, M.Si ( ) NIP. 132 102 415
KATA PENGANTAR
Sebelum peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua orang yang
telah menolong peneliti, dari hati yang terdalam peneliti mengucap syukur kepada
Bapa di sorga. Bila bukan karena Dia, tidak ada harapan untuk dibagi, tidak ada
kehidupan yang dapat dijalani, tidak ada sukacita melewati hari, tidak ada
pemikiran yang dapat dibagi dan tidak ada kesempatan untuk menyelesaikan
tulisan sederhana ini. Penuh kasih, lembut, setia dan penuh harapan – pribadi yang
sangat mengesankan bagi peneliti. Terimakasih yang tidak berkesudahan
kepadaNya, karena telah memampukan – diketerbatasan yang dimiliki peneliti.
Peneliti berterimakasih sedalam – dalamnya, kepada orang yang sangat
istimewa : kedua orang tua peneliti yang terkasih, M. Purba/E.Lbn Gaol, untuk
perjuangan penuh kasih, untuk doa – doa yang tidak pernah berhenti dan untuk
nasehat yang menuntun setiap langkah peneliti. Terimakasih telah menunjukkan
peran orangtua sekaligus sebagai sahabat. Untuk ketiga adek peneliti : Dearma,
Sumadi dan Icca yang mengajarkan peneliti bagaimana menjadi seorang kakak
sekaligus sebagai seorang sahabat. Terimakasih untuk doa, kasih serta semangat
yang tidak pernah berhenti diberikan, tawa dan “bentrokan – bentrokan” kecilnya.
Skripsi ini berjudul Layanan Media Intranet sebagai Media Internal
Public Relations dan Produktivitas Kerja Karyawan, disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera
Utara. Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bantuan,
bimbingan, nasehat serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara,
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing peneliti yang selalu memberikan
bimbingan dan pengajaran selama penyusunan skripsi ini. Merupakan
suatu kesempatan yang baik, mempunyai Dosen Pembimbing seperti
beliau. Terimakasih untuk pemikiran – pemikiran yang telah dibagikan
kepada peneliti.
3. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si sebagai penguji utama peneliti,
terimakasih untuk semua kritikan dan masukan – masukan yang berarti,
khususnya mengenai SPSS. Kepada Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si
sebagai ketua penguji peneliti, terimakasih atas saran – saran yang berguna
demi perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Safrin M.Si selaku dosen wali yang telah banyak membimbing
peneliti selama perkuliahan.
5. Bapak/Ibu Dosen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan Dosen FISIP
USU pada umumnya, yang telah membimbing dan membagikan ilmunya
kepada peneliti selama perkuliahan.
6. Kak Cut dan Kak Ros yang banyak membantu peneliti dalam segala urusan selama perkuliahan dan dalam penyelesaian skripsi ini. Juga untuk
Maya dan Rotua, terimakasih atas segala bantuan dan dukungan yang
7. Bapak Syaiful Hadi, selaku Pembimbing Lapangan selama peneliti
melakukan penelitian di Telkom. Terimakasih atas kesempatan untuk
meneliti, arahan – arahan dan bimbingannya.
8. Bapak Hadi Purnomo, selaku Division Communications yang memberikan
izin penelitian kepada peneliti.
9. Bapak Saor, Bapak Agus, Bapak Mustadinata dan Ibu Ayi sebagai Public Relations di PT. Telkom Divre I Sumatra yang telah banyak membantu peneliti selama penelitian. Terimakasih untuk dukungan, tawa dan canda
yang membuat peneliti tetap semangat melakukan penelitian.
10.Semua karyawan PT. Telkom Divre I Sumatra yang sudah bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dan wawancara – ditengah
segudang kesibukan dan tugas – tugas yang menunggu deadline. Juga kepada Ibu Receptionis dan Bapak Satpam yang selalu ramah menyambut
setiap tamu yang datang.
11.Sahabat peneliti, Rosmery Juliana Nadapdap yang selalu ada menemani
peneliti melewati hari – hari, yang selalu berbagi dalam sedih maupun
tawa, yang selalu memberikan semangat serta selalu menguatkan dikala
lemah.Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik yang pernah peneliti
miliki – sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
12.Tulang Martha yang sudah di pangkuan Bapa di surga, yang semasa
hidupnya selalu memotivasi peneliti untuk selalu bersemangat dalam
perkuliahan. Keluarga besar Purba dan Lbn.Gaol yang selalu memberikan
13.Zani, Nina, Masri, Sonita, Nohu, terimakasih untuk semangat, tawa dan
doa – doa yang diberikan.
14.Kepada teman – teman dan manager di Mc.Donald Merdeka Walk, yang sampai sekarang masih tetap berkomunikasi.Terimakasih untuk semangat
yang diberikan. Kak Dame, terimakasih untuk dukungan, bantuan dan masukan – masukan yang berarti bagi peneliti.
15.Teman – teman sepelayanan di GBI Sei Mencirim, secara khusus kepada
Bpk. Donnis sebagai koordinator Departemen Musik. Terimakasih untuk
dukungan doanya.
16.Bang Rido dan Kak Olin (Kom’03) terimakasih telah membantu peneliti selama pengerjaan skripsi ini. Sukses selalu !!
17.Teman – teman Kom’04 yang akan dan sedang berjuang dalam
menyelesaikan tugas akhir, Tetap Semangat !!
Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Uraian – uraian didalamnya pasti tidak sedikit memiliki kekurangan dan
kelemahannya. Untuk itulah, dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap
para pembaca berkenaan menyampaikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan skripsi ini dan memperdalam pengetahuan dan
pengalaman peneliti. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada pembaca.
Medan, February 2008
Peneliti,
D A F T A R I S I
Lembar Pengesahan
Abstraksi
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... viii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Perumusan Masalah ... 9
I.3 Pembatasan Masalah ... 9
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian ... 9
I.4.2 Manfaat Penelitian ... 10
I.5 Kerangka Teori... 11
I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif... 11
I.5.2 Manajemen Public Relations ... 13
I.5.3 Media Internal Public Relations ... 14
I.5.4 Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 16
I.5.5 LAN (Local Area Network) ... 18
I.5.6 Intranet ... 19
I.5.7 Produktivitas Kerja ... 21
I.6 Kerangka Konsep ... 22
I.7 Model Teoritis ... 23
I.8 Variabel Operasional ... 24
I.9 Defenisi Variabel Operasional ... 25
III.5.3 Uji Hipotesis ... 82
III.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 83
III.6.1 Tahap Awal ... 83
III.6.2 Pengumpulan Data ... 84
III.7 Proses Pengolahan Data ... 85
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Tabel Tunggal ... 86
IV.1.1 Karakteristik Responden ... 86
IV.1.2. Media Internal PR ... 91
IV.1.3 Produktivitas Kerja ... 108
IV.2 Analisis Tabel Silang ... 122
IV.3 Uji Hipotesis... 134
IV.4 Pembahasan ... 135
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan ... 140
V.2 Saran ... 142
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
D A F T A R T A B E L
Tabel 4.5 : Tingkat Pendapatan/Penghasilan Responden... 90
Tabel 4.6 : Lama Bekerja Responden ... 90
Tabel 4.7 : Tingkat Pemahaman Responden tentang Intranet ... 91
Tabel 4.8 : Tingkat Pengetahuan Responden tentang Teknologi LAN ... 92
Tabel 4.9 : Tingkat Pemahaman Responden tentang LAN sebagai Jaringan Komunikasi Akses Lokal ... 93
Tabel 4.10 : Tingkat Pemahaman Responden tentang Fasilitas Intranet ... 94
Tabel 4.11 : Ketersediaan Fasilitas Internet di Perusahaan ... 94
Tabel 4.12 : Memanfaakan Fasilitas Internet untuk Kelancaran Pekerjaan ... 95
Tabel 4.13 : Fasilitas Intranet/Komputer ... 96
Tabel 4.14 : Keberadaan Divisi Communications dalam Menyebarkan Informasi Internal Perusahaan Melalui Media Intranet ... 96
Tabel 4.15 : Kecukupan Informasi Kerja di Intranet ... 97
Tabel 4.16 : Tampilan Intranet ... 98
Tabel 4.17 : Pemilihan Kata – kata yang Digunakan dalam Memotivasi untuk Bekerja... 99
Tabel 4.18 : Keaktualan Informasi Kerja yang Disajikan ... 100
Tabel 4.20 : Keakuratan Informasi Kerja ... 102
Tabel 4.21 : Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Intranet... 103
Tabel 4.22 : Kotak Saran di Intranet ... 104
Tabel 4.23 : Ada/Tidaknya Informasi lain yang Disajikan di Intranet ... 105
Tabel 4.24 : Keterkaitan Informasi tersebut dengan Pekerjaan ... 106
Tabel 4.25 : Keefektifan Media Intranet vs Manual ... 107
Tabel 4.26 : Partisipasi Responden dalam Bekerja... 108
Tabel 4.27 : Keseringan Atasan Melibatkan Bawahan Bekerja ... 109
Tabel 4.28 : Tingkat Kesenangan Responden terhadap Tugas yang Diberikan ... 110
Tabel 4.29 : Tingkat Keseringan Responden Memberikan Tanggapan, Saran atau Kritik ... 111
Tabel 4.30 : Tingkat Kepatuhan Responden terhadap Peraturan Perusahaan ... 112
Tabel 4.31 : Ketepatan Waktu Responden Memulai Pekerjaan ... 113
Tabel 4.32 : Tingkat Kehadiran Responden ... 114
Tabel 4.33 : Ketepatan Waktu Responden Menyelesaikan Tugas ... 115
Tabel 4.34 : Memanfaatkan Waktu Luang untuk Tetap Bekerja ... 116
Tabel 4.35 : Kesediaan Responden Mengerjakan Tugas diluar Jam Kantor ... 117
Tabel 4.36 : Semangat Kerja Responden ... 118
Tabel 4.37 : Tingkat Kesungguhan Kerja Responden ... 119
Tabel 4.38 : Hasil Pelaksanaan Kerja ... 120
Tabel 4.39 : Perbaikan Kerja ... 121
Tabel 4.40 : Hubungan antara Penyebaran Informasi yang Dilakukan Divisi Communications dengan Ketepatan Waktu Memulai Pekerjaan ... 122
Tabel 4.41 : Hubungan antara Pemilihan Kata – kata yang Membangkitkan Motivasi Bekerja dengan Semangat Kerja ... 124
Tabel 4.43 : Hubungan antara Kecukupan Informasi Kerja
dengan Kesenangan Melakukan Tugas ... 128
Tabel 4.44 : Hubungan antara Keaktualan Informasi Kerja
dengan Ketepatan Waktu Memulai Pekerjaan ... 130
Tabel 4.45 : Hubungan antara Keefektifan Media Intranet vs Manual
dengan Hasil Pelaksanaan Tugas ... 132
Tabel 4.46 : Hasil Uji Korelasi Spearman dengan Menggunakan
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya sekedar
membawa dampak yang kecil bagi masyarakat. Revolusi informasi dan
komunikasi telah melahirkan peradaban baru sehingga memudahkan manusia
untuk saling berhubungan satu sama lain. Kemajuan teknologi dan informasi ini
juga mampu mengatasi jarak ruang dan waktu. Sadar atau tidak, saat ini kita
memang telah berada dalam suatu lingkaran yang sarat akan informasi dan
komunikasi.
Pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi yang ditandai dengan
kehadiran sejumlah piranti komunikasi mutakhir telah memberikan berbagai
kemudahan bagi manusia dalam melakukan berbagai aktivitasnya. Setiap orang
dapat mengolah, memproduksi serta mengirimkan maupun menerima segala
bentuk pesan komunikasi dimana saja dan kapan saja tanpa harus terikat ruang
dan waktu. Kita dapat menyaksikan bagaimana peranan telekomunikasi dalam
kehidupan kita sehari – hari, mulai dari mengawali hari hingga mengakhiri hari
kita selalu dikelilingi oleh teknologi dan komunikasi. Kehadiran piranti – piranti
komunikasi ini, telah membuat segalanya serba instant dan efektif. Meskipun pada
dasarnya, perkembangan ini tidak sepenuhnya membawa keuntungan mutlak bagi
kehidupan.
Salah satu buah dari perkembangan teknologi komunikasi ini adalah
akan informasi. Media ini telah menjawab apa yang menjadi kebutuhan manusia
dan memudahkan aktivitas manusia. Lewat media ini, batas ruang dan waktu
berbagai belahan dunia seolah menipis. Kini, hanya dalam beberapa saat saja, kita
dapat mengetahui perkembangan dunia internasional. Segala kejadian yang ada di
suatu negara bisa diketahui oleh masyarakat dunia. Internet merupakan salah satu
media yang melahirkan satu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita,
Global Village atau desa global, sebagai salah satu dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini.
Internet dan komunikasi teknologi adalah media yang membuat seluruh
dunia tersambung. Kebanyakan orang sekarang mengetahui pentingnya media
internet dan tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis dan gaya hidup. Penggunaan
internet ini semakin hari semakin meningkat seiring dengan manfaat dan
penggunaannya dalam hidup manusia. Salah satu media yang turut lahir dengan
adanya internet ini adalah media intranet (Internal Network).
Intranet adalah jaringan komputer dalam perusahaan yang menggunakan
komunikasi data standar seperti dalam internet. Artinya, kita dapat menggunakan
semua fasilitas internet untuk kebutuhan perusahaan. Dengan kata lain, intranet
dapat dikatakan berinternet dalam lingkungan perusahaan.
Intranet menjanjikan kecanggihan teknologi informasi masa mendatang.
Konektivitasnya dengan internet menjadikan jaringan lokal intranet sebagai
primadona jaringan lokal. Sejalan dengan berkembangnya pembangunan
teknologi informasi dan pertumbuhan telekomunikasi di Indonesia pada
khususnya dan teknologi informasi pada umumnya, maka penggunaan dan
pertumbuhan kemajuan teknologi sekaligus pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
dan negara. Oleh karena itu, pembangunan teknologi informasi dan peningkatan
penggunaanya sangat diperlukan untuk terus meningkatkan daya saing bisnis dan
ekonomi secara berkelanjutan (Khoe Yao Tung 2002 : 3).
Secara umum, teknologi yang digunakan antara internet dan intranet
adalah sama, namun demikian terdapat perbedaan antara intranet dan internet. Jika
internet mampu menjangkau masyarakat dibelahan bumi manapun (yang
terkoneksi dengan jaringan internet), sesuai dengan namanya Intranet terbatas
pada lingkup akses dan jaringan lokal saja atau biasa disebut LAN (Local Area Network) .
Menyadari pentingnya web server (web houses) sebagai sarana perangkat keras sumber informasi dalam internet, sumber aliran corporate dokumen, applet – applet program Java, ataupun laporan, maka perancangan perangkat web server
internet dan intranet dalam skala menengah untuk keperluan bisnis dan
pendidikan memegang peranan penting.
Kebutuhan intranet dalam organisasi bisnis dapat dilihat dari
penyampaian informasi. Intranet dapat dianggap sebagai suatu media informasi
yang efektif dalam membangun kerja sama dan hubungan dalam internal
perusahaan. Intranet menjadi alat bantu untuk meningkatkan perkembangan dan
pertumbuhan produk industri. Beberapa perusahaan besar kini sudah banyak
menggunakan jasa intranet ini sebagai sarana komunikasi intern perusahaan.
Teknologi yang dimilikinya, mampu mengakses informasi dengan biaya yang
relatif murah sehingga memungkinkan banyak perusahaan lebih memilih jasa
kerja atau informasi apapun yang menyangkut intern perusahaan. Selain sebagai
sumber informasi intern, intranet ini juga kini digunakan untuk memenuhi
kolaborasi antar karyawan serta kebutuhan cybermarketing.
Melihat berbagai kemudahan dan keefektifan yang diperoleh dari layanan
ini, Public Relations sebagai salah satu perangkat yang sangat vital dalam perusahaan, turut memanfaatkan kehadiran intranet ini. PR perusahaan
mengefektifkan jasa intranet ini sebagai media mereka dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya. Teknologi telah mengubah pola komunikasi PR
sebelumnya yang masih konvensional menjadi lebih modern dan efektif. Pola
komunikasi mereka telah berubah menjadi pola komunikasi yang lebih aktual
dengan kehadiran intranet ini. Kenyataan yang terjadi bahwa, kehadiran intranet
telah meningkatkan standar kinerja perusahaan dari konvensional menjadi lebih
modern.
Pada prinsipnya, fungsi PR secara struktural dalam organisasi merupakan
bagian yang integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau
organisasi dan sekaligus terkait langsung dengan fungsi top manajemen. Suatu
fungsi PR akan berjalan optimal kalau berada dibawah pimpinan atau mempunyai
hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada
organisasi/perusahaaan yang bersangkutan. Artinya, PR berfungsi membantu
memelihara aturan main bersama melalui saluran komunikasi ke dalam dan keluar
agar tercapai saling pengertian diantaranya.
Secara Internal, PR dituntut untuk mampu mengkomunikasikan kinerja
perusahaan atau menjelaskan lebih lanjut tujuan – tujuan strategik organisasinya.
dikomunikasikan secara jelas. Keefektifan suatu organisasi/perusahaan ditentukan
dengan alur sistem informasi dan keefisiensian aliran informasi yang mampu
memberikan fungsi kualitas informasi yang dapat diakses. Dengan demikian,
komunikasi itu tidak hanya sekedar menyampaikan pesan mengenai visi, tujuan
atau sasaran perusahaan namun juga membangkitkan keingintahuan atau paling
tidak kesetujuan/dukungan dari pihak – pihak intern tentang tujuan tersebut.
Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawannya,
komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan
tidak kaku serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap
perusahaan
Dengan adanya semangat, pengabdian dan kerja sama, maka pegawai
perusahaan akan memberikan efisiensi dan produktivitas kerja yang lebih tinggi.
Tiap – tiap karyawan harus mengetahui tugasnya secara jelas agar terdapat
harmoni dan koordinasi yang baik. Publik intern akan sangat tergantung kepada
PR sebagai sumber informasi berita. Hubungan yang baik dengan karyawan
sangat bermanfaat untuk memberikan spirit atau semangat dan kekuatan batin terhadap organisasi, membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik antara
pegawai dalam perusahaan serta mengatur kerja sama yang baik dalam berbagai
kegiatan/pekerjaan (produktivitas kerja) .
Semua aktivitas internal PR diatas, memungkinkan PR menjalin
hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik internal perusahaan
melalui media yang sudah tidak asing lagi dalam dunia PR, intranet.
aktivitas PR lebih efektif dan efisien. Melalui intranet ini juga, segala bentuk
laporan pertanggung jawaban dalam perusahaan dapat dilakukan secara online. Kehadirannya, telah mengubah sistem informasi manajemen perusahaan bergerak
kearah yang lebih efisien jika dibandingkan dengan kinerja yang manual dan face to face yang tentunya sangat membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak.
Selain sebagai media untuk mengkomunikasikan program kerja yang
akan dilakukan, media ini juga dimanfaatkan untuk menjalin keakraban diantara
sesama karyawan. Seperti misalnya, menyebarkan undangan, memberikan
informasi tentang pemberian hadiah, promosi proyek/program bersama, rencana
kegiatan di akhir pekan, ucapan selamat bagi karyawan yang berulangtahun,
tampilan kata – kata bijak yang dapat membangkitkan semangat kerja dan lain
sebagainya.
Salah satu perusahaan yang turut menggunakan jasa intranet ini adalah
PT. Telkom Divre 1 Sumatra, yang beralamat di Jln. Prof HM.Yamin No. 02
Medan. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang cukup mempunyai
nama di Indonesia, Telkom juga turut memanfaatkan perkembangan teknologi
komunikasi. Sistem manual yang disadari kurang begitu efisien dalam
meningkatkan keproduktivan perusahaan menjadi salah satu alasan pemanfaatan
media ini. Berdiri sekitar 123 tahun yang lalu, Telkom kini telah menjadi sebuah
perusahaan jasa telekomunikasi yang tidak hanya bergerak dalam lingkup nasional
saja, melainkan sudah merambah dalam dunia internasional. Jenis jasa
telekomunikasi yang sudah beroperasi meliputi jasa telepon dalam negeri, jasa
interkoneksi dengan penyelenggara lain, jasa telepon bergerak seluler, jasa satelit
Telkom Divre 1 Sumatra merupakan salah satu dari tujuh divisi yang ada
di Telkom Divisi Regional 1 Sumatra ini dibentuk berdasarkan program
restrukturisasi internal Telkom. Untuk mengefektifkan layanannya, Telkom Divre
1 Sumatra membagi wilayah cakupan pelayanannya menjadi 8 daerah layanan
(Kandatel). Ke-8 Kandatel itu adalah Kandatel Nanggroe Aceh Darussalam,
Kandatel Medan, Kandatel Sumut, Kandatel Sumbar, Kandatel Riau Daratan
(Ridar), Kandatel Riau Kepulauan (Rikep), Kandatel Sumatra Bagian Selatan
(Sumbagsel) dan Kandatel Lampung. Ke-8 Kandatel ini berada dibawah pimpinan
Telkom Divre 1 Sumatra yang disebut Executive General Manager (Public Relations PT. Telkom Divre 1 Sumatra 2002 : 17).
Fungsi, peran dan kedudukan PR Telkom Divre 1 Sumatra ini berada
dibawah pimpinan/mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi
(pengambil keputusan) yaitu pada Division Communication. Oleh sebab itu,
peranan PR di PT. Telkom Divre 1 Sumatra ini benar – benar sangat vital. Sebagai
perangkat perusahaan yang cukup memegang peranan penting, PR PT. Telkom
memiliki peran dan tanggung jawabnya layaknya sebagai PR secara optimal.
Untuk mengefektifkan peran dan tanggung jawabnya, PR PT. Telkom Divre I
Sumatra ini, memanfaatkan jasa intranet dalam menyebarkan informasi internal
perusahaan. Informasi itu bisa berupa program kerja yang akan dilakukan,
sosialisasi kebijakan dan produk, arahan – arahan, membuka kotak saran di
intranet, sosialisasi seminar atau pelatihan, membuat lomba karya tulis tentang PR
dan informasi yang ditujukan untuk mempererat keharmonisan sesama karyawan.
Intranet ini menjadi media yang paling sering digunakan oleh PR perusahaan
Dengan kehadiran intranet ini, setiap karyawan akan mengetahui secara
on line apa – apa saja yang harus mereka lakukan, baik itu program kerja yang bersifat rutin, berkala dan program kerja yang bersifat antisipatif. Sebab setiap
divisi disediakan fasilitas unit komputer yang juga dilengkapi dengan fasilitas
intranet. Dengan membuka portal
memperoleh informasi aktual intern perusahaan. PR PT. Telkom Divre I Sumatra
ini memiliki hak dan tanggung jawab dalam mengakses dan memasukkan info –
info aktual seputar perkembangan Telkom di masyarakat (up todate content intranet), sehingga terdapat komunikasi timbal balik antar sesama karyawan di PT. Telkom Divre 1 Sumatra. Dengan informasi yang aktual tersebut, PR akan
lebih cepat dan aktif dalam menetapkan program kerja, serta mengantisipasi
berbagai kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Keberadaan intranet ini telah
mengubah sistem kerja perusahaan dari konvensional menjadi lebih modern dan
up todate. Keaktifan PR dalam menjalankan tugasnya tersebut, diharapkan dapat memberikan dampak sejajar terhadap keproduktivan karyawan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab yang melekat padanya serta mampu
meningkatkan kinerja karyawan, khususnya dengan kehadiran intranet ini.
Selain itu, pengalaman yang penulis rasakan selama PKL, cukup
membuat penulis sedikit banyak mengetahui kinerja dari PR di kantor PT. Telkom
Divre 1 Sumatra, Medan khususnya mengenai layanan intranet ini.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
sejauh mana layanan media intranet sebagai media internal PR berpengaruh dalam
meningkatkan produktivitas kerja karyawan di kantor PT. Telkom Divre 1
I. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
mengajukan perumusan masalah sebagai berikut, “Sejauhmanakah layanan media
intranet sebagai media internal Public Relations berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan di kantor PT. Telkom Divre 1 Sumatra,
Medan ?“
I. 3. Pembatasan Masalah
1. Penelitian hanya meneliti layanan intranet sebagai media internal Public Relations dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan kantor PT. Telkom Divre 1 Sumatra yang beralamat di Jln. HM. Yamin No. 02
Medan.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2007.
3. Responden dari penelitian ini adalah karyawan kantor PT. Telkom Divre 1
Sumatra, Medan yang terdaftar dan aktif sebagai karyawan.
I. 4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
I.4.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui informasi – informasi apa saja yang disajikan di
intranet di kantor PT. Telkom Divre 1 Sumatra, Medan.
2. Untuk mengetahui frekuensi karyawan dalam menggunakan media
3. Untuk mengetahui seberapa besar layanan media intranet mampu
memberikan/memenuhi kebutuhan karyawan akan informasi internal
perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh layanan media intranet dalam meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
I.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang teknologi informasi dan komunikasi, khususnya tentang intranet.
2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU
untuk menambah dan memperkaya bahan referensi dan bahan penelitian
sebagai sumber bacaan
3. Secara kritis, hasil penulisan penelitian ini diharapkan mampu
memberikan sumbangan pikiran dan kontribusi kepada mahasiswa untuk
meningkatkan kualitas pengetahuan khususnya dalam ilmu teknologi
I. 5. Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu
kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.
Teori merupakan hubungan kausal, logis dan sistematis antara dua atau
lebih konsep, jadi teori adalah penjelasan gejala : konsep atau variabel yang
terpengaruh (Suyanto 2005 : 34 - 35). Dengan adanya kerangka teori akan
mempermudah peneliti dalam menganalisis masalah.
1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal
dari bahasa Latin communicatio dan perkataan ini bersumber dari kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila amtara orang – orang
terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain
kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara
mereka bersifat komunikatif (Effendy 2004 : 3 – 4).
Sementara secara paradigmatik, komunikasi mengandung tujuan tertentu,
ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik
media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun media non
massa, misalnya surat, telepon dll. Jadi, komunikasi dalam pengertian ini
mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana
pada komunikan yang dijadikan sasaran. Jadi, komunikasi itu diartikan sebagai
proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku baik langsung secara lisaan maupun secara tak langsung, melalui media.
Dalam defenisi itu tersimpul tujuan, komunikasi itu adalah memberi tahu atau
mengubah pendapat (opinion), sikap (attitude), atau perilaku (behaviour).
Dari pengertian tersebut, tampak sejumlah komponen atau unsur yang
dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi.
Komponen itu adalah :
a) Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
b) Pesan : pernyataan yang didukung lambang
c) Komunikan : orang yang menerima pesan
d) Media : sarana atau saluran yang mendukung penyampaian pesan
e) Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan
Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan apa kriteria –
kriterianya? Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai
efektif bila rangsangan yang disampaikan dengan yang dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber sama dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria
yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik
dan tindakan Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan apa kriteria
– kriterianya ? Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil
efektif bila rangsangan yang disampaikan dengan yang dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber sama dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria
yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik
dan tindakan (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 22 – 23).
1.5.2. Manajemen Public Relations
Menurut J.C Seidel, Public Relations adalah proses yang berkelanjutan dari usaha manajemen untuk memperoleh jasa baik dan pengertian dari
pelanggannya, pegawai – pegawainya dan publik pada umumnya (Suhandang
2004 : 44). Sementara menurut Cultip dan Center, PR adalah suatu kegiatan
komunikasi dan penafsiran serta komunikasi dan gagasan – gagasan dari suatu
lembaga kepada publiknya dan pengkomunikasian informasi, gagasan dan
pendapat publiknya itu kepada lembaga tadi dalam usaha yang jujur untuk
menumbuhkan kepentingan bersama dan tercipta suasana yang harmonis. Tidak
saja melakukan hubungan kepada publiknya tetapi juga internal perusahaan,
terutama kepada pegawainya. Kegiatan ini diperlukan dalam mewujudkan
efisiensi kerja. Artinya, mencapai hasil yang sebesar – besarnya dengan tenaga
kerja tertentu sehingga diperoleh profit yang besar. Internal PR ini diperlukan
dalam rangka mencegah bentrokan dan ketegangan antara majikan, pimpinan
dengan pegawai atau staffnya. Adalah tugas PR untuk memupuk pengertian
terhadap tugas dan kewajiban masing – masing serta pengertian terhadap tujuan
bersama dalam mensukseskan perusahaan tersebut. Dengan mendekatkan program
menampung semua aspirasi dan gagasan para pegawai sehingga mereka merasa
diikutsertakan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Untuk merancang program kerja Public Relations dan upaya untuk menyelenggarakan komunikasi dua arah tersebut, PR memerlukan peranan dan
fungsi manajemen. PR dituntut mampu menganalisis serta meramalkan “apa dan
bagaimana“ akibat yang akan terjadi. Artinya, Management of Public Relations
akan memerlukan pemikiran dan konsepsi suatu perencanaan, pengorganisasian,
mengkomunikasikan, serta pengkordinasian yang serius dan rasional dalam upaya
pencapaian tujuan bersama dari organisasi/lembaga yang diwakilinya. Tahapan –
tahapan dalam aktivitas manajemen Public Relations adalah (Ruslan 2001 : 27). 1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Mengkomunikasikan (Communicating) 4. Pengawasan (Controlling)
5. Penilaian (Evaluating)
1.5.3. Media Internal Public Relations
Dalam upaya mencapai citra positif dan opini publik yang
menguntungkan tidak terlepas dari bentuk komunikasi yang bersifat two way communication (komunikasi dua arah atau timbal balik). Komunikasi yang berlangsung antara top manajemen dengan karyawannya atau perusahaan dengan
publiknya tidak hanya terjadi secara tatap muka. Agar lebih efisien dalam
penyebaran informasi dan pembentukan citra dan opini publik, Public Relations
selintas, tetapi dengan adanya media komunikasi bisa menjadi jembatan
komunikasi antara top manajemen dan karyawan atau antara perusahaan dengan
publiknya (Soleh Soemirat dan Elvinaro 2004 : 26 – 27).
Bentuk media ini pada dasarnya sama dengan media massa komersial,
hanya bedanya terletak pada segmen pembaca yang terbatas pada pembaca yang
lebih khusus yaitu disesuaikan dengan target publik perusahaan, misalnya internal
Public Relations. Karakter isi dari media ini bisa bermacam – macam, misalnya bersifat informatif, edukatif, hiburan dan lain – lain. Hubungan internal PR tidak
hanya dilihat secara sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya
menekankan pada unsur proses produksi dan upah tetapi lebih dari itu yang
dipengaruhi oleh hubungan internal antara karyawan dengan karyawan lainnya,
atau hubungan top manajemen dengan karyawan.
Media internal ini merupakan sarana komunikasi efektif yang mampu
mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan. Artinya, melalui media ini
PRO berupaya untuk membina hubungan komunikasi masyarakat internal dengan
menjadi corong informasi para karyawan kepada pihak perusahaan atau mampu
bertindak sebagai mediator dari perusahaan (pimpinan) terhadap karyawannya
(Ruslan 2001 : 266). Kemudian pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan baik secara kuantitas maupun kualitas dalam bentuk produk barang
1.5.4. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Istilah Sistem Informasi Manajemen (SIM) berkembang seiring dengan
perkembangan fokus penggunaan teknologi komputer. Perkembangan teknologi
komputer telah memberikan kesadaran baru bahwa aplikasi komputer perlu
diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi untuk pengambilan
keputusan manajemen. Sistem Informasi Manajemen berasal dari 3 kata yaitu
Sistem, Informasi, dan Manajemen. Cara yang lebih baik untuk memberikan
defenisi. Sistem Informasi Manajemen adalah dimulai dengan memahami istilah
sistem, informasi dan manajemen.
Secara umum, sistem merupakan sekumpulan hal atau kegiatan atau
elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan
cara – cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai tujuan. Informasi merupakan hasil pengolahan data
sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai
kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan
akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada masa
mendatang. Sedangkan Manajemen merupakan sebagai proses memanfaatkan
berbagai sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan. Atau Manajemen juga
dapat diartikan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu organisasi agar orang
– orang menjalankan pekerjaan.
Jadi, jika digabungkan dari pengertian ketiga kata tersebut, maka Sistem
Informasi Manajemen adalah sekumpulan sistem yang saling berhubungan,
berkumpul bersama – sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan
untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data – data, kemudian mengolahnya (processing) dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan
mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga
maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan
strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan
tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan (Sutanta 2003 : 19).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
maka Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dikembangkan pada saat ini
hampir semuanya telah memanfaatkan teknologi computer dengan sistem
jaringannya sebagai pemegang peran utama dalam pengolahan data. Pemanfaatan
sistem jaringan ini akan mendukung pengintegrasian data dan distribusi informasi.
Jaringan komputer ini telah memungkinkan terjadinya koordinasi dan komunikasi
internal sehingga seluruh bagian atau divisi perusahaan tersebut siap
berkomunikasi.
Jaringan komputer ini merupakan sekelompok komputer yang
membentuk suatu jaringan/mata rantai yang mana diantara komputer – komputer
tersebut dapat saling berkomunikasi satu sama lain untuk bertukar data informasi
serta dikendalikan oleh komputer pusat. Jaringan komputer ini dibagi atas 3 yaitu:
1. Metropolitan Area Network (MAN) : Jaringan komputer antar perusahaan atau antar pabrik dalam satu wilayah kota. Jarak
2. Wide Area Network (WAN) : Jaringan komputer yang memiliki jangkauan yang sangat jauh, sehingga dapat mencapai seluruh bagian
dunia. Jarak jangkauannya lebih dari 50 km.
3. Local Area Network (LAN) : Jaringan komputer untuk satu kantor yang digunakan untuk koordinasi antar bagiannya yang bersifat lokal. Jarak
jangakauannya sampai 10 km.
1.5.5.LAN(Local Area Network)
Sistem LAN timbul dari adanya kebutuhan untuk pemakaian sumber
daya secara bersama – sama (resource sharing). Sistem jaringan LAN terbentuk atas beberapa komponen yaitu ; Personal Computer digunakan untuk Server
(komputer pusat/central) dan workstation (terminal pemakai) ; Media Transmisi yaitu berupa kabel radio frekuensi yang berfungsi untuk mengalirkan data ;
Network Interface Card (NIC) berfungsi sebagai penghubung media transmisi ke peralatan.
Karakteristik LAN ini adalah :
a) Ruang lingkup geografis terbatas (sampai 10 km)
b) Berlokasi pada satu gedung atau satu departemen
c) Kecepatan pengiriman data relatif tinggi, bergantung pada jenis
komponen yang digunakan
d) Dll
Keistimewaan LAN :
1) Pemakaian data, aplikasi dan peralatan secara bersama – sama
3) Faktor keamanan data yang relatif tinggi (multilevel security)
4) Data dan informasi dapat tersedia setiap saat dibutuhkan, karena semuanya
tersimpan di server.
5) Kecepatan yang tinggi dalam perolehan informasi.
Kehadiran LAN ini dalam suatu perusahaan, telah memberikan dukungan
yang besar pada pemenuhan informasi bagi perusahaan khususnya bagi
perusahaan yang sangat mengutamakan kualitas dan kuantitas kerja. Kecepatan
informasi yang diberikan menjamin keaktualitasan berita dan informasi yang ada
di seputar perusahaan. Penggunaan sistem LAN dalam sistem informasi akan
memberikan dukungan yang sangat berarti untuk memperoleh informasi tepat
waktu serta memungkinkan untuk menampilkan informasi dalam berbagai macam
bentuk dan format secara mudah.
1.5.6. Intranet
Intranet adalah istilah untuk penggunaan teknologi internet dan World Wide Web (WWW) pada jaringan internal. Setelah internet terhubungkan dan membuat informasi sehingga dengan mudah diakses dari network dan komputer perusahaan, bisnis, pemerintahan, dan sekolah diseluruh dunia, sebuah intranet
dapat menghubungkan dan membuat kepulauan informasi terakses pada sejumlah
komputer dalam sebuah organisasi (MBR Consulting, Inc 1997 : 3).
Teknologi ini mencakup standar, protokol, peralatan dan bahasa yang
sederhana, konsisten dan mudah digunakan. Intranet adalah jaringan komputer
dalam perusahaan yang menggunakan komunikasi data standar seperti dalam
kebutuhan perusahaan. Dengan kata lain, intranet dapat dikatakan berinternet
dalam lingkungan perusahaan. Standar yang dipakai dalam intranet adalah
menggunakan standar protokol lTCP/IP (Transport Control
Protokol/Internetworking Protocol). TCP/IP memungkinkan protokol jaringan untuk berkomunikasi, menerima dan mengirimkan data ke terminal lain. Standar
lain adalah FTP (File Transfer Protocol) yang merupakan pelayanan resource sharing, sebuah fasilitas untuk dapat mengambil file yang ada di internet. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) yang merupakan dasar dari e-mail untuk berkomunikasi serta MIME (Multipurpose Internet Mail Extensions) yang merupakan standar mendefinisikan format biner, grafik dan suara agar dapat
ditransmisikan dengan e-mail. Protokol lainnya adalah NNTP (Network News Transfer Protocol) dan POP (Post Office Protocol) atau Internal Network .
Kebutuhan intranet dalam organisasi bisnis dapat dilihat dari
penyampaian informasi. Intranet dapat dianggap sebagai suatu media informasi
yang efektif dalam membangun kerja sama dan hubungan dalam internal
perusahaan. Intranet menjadi alat bantu untuk meningkatkan perkembangan dan
pertumbuhan produk industri. Teknologi yang dimilikinya, mampu mengakses
informasi dengan biaya yang relatif murah sehingga memungkinkan banyak
perusahaan lebih memilih jasa teknologi ini. Melalui intranet perusahaan lebih
mudah mempublikasikan program kerja atau informasi apapun yang menyangkut
1.5.7. Produktivitas Kerja
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang – barang atau jasa) dengan pemasukan. Produktivitas adalah
ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk
atau output dan input. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang – barang dan jasa – jasa. Produktivitas membicarakan
cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber – sumber dalam memproduksi
barang.
Ukuran produktivitas yang paling banyak digunakan adalah berkaitan
dengan tenaga kerja. Produktivitas memberikan gambaran yang lebih umum
tentang potensial kerja. Produktivitas kerja dalam suatu perusahaan/organisasi
didefenisikan sebagai tercapainya tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran
manajemen yang telah ditetapkan oleh perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Produktivitas lebih menekankan kepada penentuan tujuan yang efektif, pembuatan
rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber –
sumber efisien dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas
mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan
keterampilan, barang modal, teknologi, manajemen, informasi, energi dan sumber
– sumber lain yang menuju pengembangan dan peningkatan standar kualitas hidup
perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai kerja yang produktif memerlukan keterampilan kerja
yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa memperoleh cara kerja yang baru untuk
memperbaiki cara kerja yang kurang produktif sebelumnya. Kerja produktif
yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, keefektifan
penyampaian informasi/media – media yang digunakan dalam penyampaian
program dan perencanaan kerja, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang
dapat memenuhi kebutuhan, jaminan sosial, kondisi kerja, hubungan kerja yang
harmonis dll (Muchdarsyah Sinungan 2000 : 3).
I. 6. Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis.
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti
yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial. Dalam pengertian ilmiah, konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam
menjelaskan variabel penelitian (Bungin 2005 : 58)
Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Konsep penelitian dilahirkan dari teori yang digunakan
peneliti dalam sebuah penelitian dan teori yang menghasilkan konsep penelitian
itu akan mengarahkan peneliti kepada metode yang digunakan untuk menguji data
yang diperoleh di lapangan (Bungin 2005 : 59). Agar konsep – konsep dapat
diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menemukan
atau mempengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa
variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang
berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Layanan Media Intranet
sebagai Media Internal PR di Kantor PT Telkom Divre 1 Sumatra, Medan.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang
ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan
karena adanya variabel lain.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktivitas Kerja
Karyawan di Kantor PT. Telkom Divre 1 Sumatra, Medan.
I. 7. Model Teoritis
Variabel Bebas (X)
Layanan Media Intranet sebagai Media Internal
Public Relations
Variabel Terikat (Y)
I. 8. Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan
diatas, maka untuk memudahkan penelitian ini perlu dibuat operasional variabel –
variabel, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Variabel Operasional
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
Layanan Media
Intranet
1. Media Intranet sebagai jaringan komunikasi
lokal perusahaan
2. Jenis Informasi yang disajikan
3. Tampilan
4. Pemilihan kata – kata yang digunakan
5. Aktualitas dan Akurasi
6. Kejelasan informasi
Variabel Terikat (Y)
Produktivitas
Kerja Karyawan
1. Disiplin kerja
2. Partisipasi kerja
3. Keseriusan kerja
I. 9. Defenisi Variabel Operasional
Defenisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Menurut
Soetandyo Wignjosoebroto, defenisi operasional adalah spesifikasi prosedur yang
memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana
digambarkan menurut konsepnya (Suyanto 2005 : 51). Defenisi variabel dari
variabel – variabel penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (X)
a) Media Intranet sebagai jaringan komunikasi lokal perusahaan : Meliputi
teknologi yang dipakai di intranet sebagai jaringan komunikasi lokal
dalam lingkup perusahaan.
b) Jenis Informasi : Meliputi informasi – informasi apa saja yang disajikan di
Intranet tersebut
c) Tampilan : Dimaksudkan Apakah tampilan di intranet tersebut menarik
terutama dari tampilan visual.
d) Pemilihan kata – kata : Apakah kata – kata yang dipakai mampu
memotivasi karyawan untuk lebih produktif dalam bekerja.
e) Aktualitas : Tingkat kebaruan (up todate) informasi yang disajikan.
f) Akurasi : Apakah informasi yang disajikan benar dan patut dipercaya
(sesuai dengan fakta).
g) Kejelasan informasi : Tingkat kejelasan Informasi yang disajikan di
2. Variabel Terikat (Y)
a) Disiplin Kerja : Ketepatan waktu karyawan dalam bekerja baik dari segi
kehadiran dan dalam melaksanakan tugas.
b) Keseriusan Kerja : Tingkat kesungguhan karyawan dalam mengerjakan
setiap kewajiban dan tanggung jawab yang diberikan
c) Partisipasi Kerja : Keterlibatan karyawan dalam setiap program kerja yang
ditetapkan perusahaan
d) Semangat Kerja : Gairah/Spirit yang dimiliki karyawan dalam mengemban tugas yang dipercayakan kepadanya.
I.10. Hipotesis
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori. Hipotesis merupakan
pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau
lebih.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara layanan media intranet sebagai media
internal PR dengan produktivitas kerja karyawan di kantor PT. Telkom
Divre I Sumatra
Ha :Terdapat hubungan antara layanan media intranet sebagai media internal
PR dengan produktivitas kerja karyawan di kantor PT. Telkom Divre I
BAB II
URAIAN TEORITIS
II. 1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal
dari bahasa Latin communicatio dan perkataan ini bersumber dari kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti, sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang – orang
terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain
kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara
mereka bersifat komunikatif (Effendy 2004 : 3 – 4).
Sementara secara paradigmatik, komunikasi mengandung tujuan tertentu,
ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik
media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun media non
massa, misalnya surat, telepon dll. Jadi, komunikasi dalam pengertian ini
mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana
kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan
pada komunikan yang dijadikan sasaran. Jadi, komunikasi itu diartikan sebagai
proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah pendapat, sikap atau
Dalam defenisi itu tersimpul tujuan, komunikasi itu adalah memberi tahu atau
mengubah pendapat (opinion), sikap (attitude), atau perilaku (behaviour).
Dari pengertian tersebut, tampak sejumlah komponen atau unsur yang
dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi.
Komponen itu adalah :
a) Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
b) Pesan : pernyataan yang didukung lambang
c) Komunikan : orang yang menerima pesan
d) Media : sarana atau saluran yang mendukung penyampaian pesan
e) Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan
II. 1. 1. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.Komunikasi Verbal (Verbal Communication)
a) Komunikasi Lisan (Oral Communication) b) Komunikasi Tulisan (Written Communication) 2.Komunikasi Nonverbal (Nonverbal Communicatio )
a) Komunikasi Tubuh ( Body Communication )
b) Komunikasi Gambar (Picture Communicatio )
c) Dll
3.Komunikasi Tatap muka (Face to face Communication)
4.Komunikasi Bermedia (Mediated Communication)
II. 1. 2 Tujuan Komunikasi
c) Mengubah perilaku (to change the behaviour) d) Mengubah masayarakat (to change the society) II. 1. 3 Fungsi Komunikasi
a) Menginformasikan (to inform) b) Mendidik (to educate)
c) Menghibur (to entertain)
d) Mempengaruhi (to influence) II. 1. 4 Teknik Komunikasi
Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan oleh
komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi :
a) Komunikasi informatif (Informative communication) b) Komunikasi persuasif (Persuasive communication)
c) Komunikasi pervasif (Pervasive communication)
d) Komunikasi koersif (Coersive communication)
e) Komunikasi instruktif (Instructive communication)
f) Komunikasi manusiawi (Human relations)
Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan apa kriteria –
kriterianya ? Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai
efektif bila rangsangan yang disampaikan dengan yang dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber sama dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria
yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik
1. Pemahaman
Arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan
rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini,
komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang
cermat atas pesan yang disampaikannya.
Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan
menyampaikan isi pesan secara cermat. Semakin banyak jumlah orang yang
terlibat dalam konteks komunikasi, semakin sulit pula untuk menentukan seberapa
cermat pesan diterima. Penggunaan sarana pendukung sangat membantu
memperjelas materi yang dibicarakan.
Dalam konteks organisasional, salah satu hasil yang terpenting adalah
pemahaman pesan secara cermat. Mustahil suatu perusahaan akan berfungsi
dengan baik, bila para pegawainya tidak memahami tugas yang harus mereka
kerjakan. Untuk mencapai hal ini, diperlukan pemahaman, baik atas petunjuk
verbal dari atasan maupun atas informasi yang disebarkan melalui memo
perusahaan, buku pedoman, media internal dan penjelasan lain yang merupakan
kebijakan perusahaan.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud
tertentu. Komunikasi bisa juga dilakukan hanya sekedar berkomunikasi dengan
orang lain untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. Komunikasi ini disebut
Komunikasi ramah tamah ini merupakan cara yang sengaja dirancang agar orang
– orang dapat memperoleh kesenangan dari perjumpaan dan obrolan – obrolan
tersebut. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan
perasaan kita terhadap orang yang berinteraksi dengan kita.
3. Mempengaruhi Sikap
Menurut Acuff, sepanjang sejarah belum pernah ada yang demikian besar
akan keahlian berunding secara internasional, yakni kemampuan para perunding
untuk mempengaruhi pihak lain dengan cara yang positif dan konstruktif (Stewart
L. Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 25). Memahami dan menyetujui adalah dua hal
yang sangat berbeda. Ketika anda memahami pesan seseorang, itu dapat saja
berarti anda tidak menyetujuinya, bahkan boleh jadi anda jauh lebih tidak setuju
dari sebelumnya.
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan
sehari – hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang
lain, dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita. Dalam menentukan
tingkat keberhasilan, kita bisa saja gagal mengubah sikap orang lain, namun orang
tersebut tetap dapat memahami apa yang anda maksudkan. Dengan perkataan lain,
kegagalan dalam mengubah pandangan seseorang jangan disamakan dengan
kegagalan dalam meningkatkan pemahaman.
4. Memperbaiki Hubungan
Keefektifan komunikasi secara keseluruhan tidak hanya sekedar
menyampaikan pesan dan dimengerti tetapi masih memerlukan suasana psikologis
yang positif dan penuh kepercayaan. Penyebab kegagalan komunikasi adalah
kesalahpahaman. Komunikasi juga dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan
antar persona. Kadang – kadang, komunikasi dilakukan bukan untuk
menyampaikan informasi atau mengubah sikap seseorang, tetapi hanya untuk
dipahami dalam pengertian untuk memperbaiki hubungan antar persona.
5. Tindakan
Banyak orang berpendapat, bahwa komunikasi apapun tidak ada gunanya
bila tidak memberi hasil sesuai dengan yang diinginkan. Tindakan menjadi
penentu utama bagi suatu proses komunikasi. Misalnya, ketika dosen memberikan
tugas, dosen tidak hanya menginginkan mahasiswanya menyukai tugas tersebut
tetapi juga ia ingin mahasiswanya mengerjakan tugas tersebut.
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan
yang kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam
berkomunikasi. Terkadang, lebih mudah membuat orang menyukai olahraga
daripada membuatnya melakukan olahraga. Untuk lebih mudah membangkitkan
tindakan pada penerima pesan, hal – hal yang mungkin bisa dilakukan adalah :
memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang anda harapkan, meyakinkan
penerima bahwa tujuan anda masuk akal dan mempertahankan hubungan yang
harmonis dengan penerima. Tindakan yang kita harapkan, tidak terjadi secara
otomatis, namun ada kemungkinan jika ketiga hal tersebut dilakukan.
Sementara menurut Wilbur Schramm, (Effendy 2003 : 41 – 42) terdapat
beberapa kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan
2. Pesan harus menggunakan lambang – lambang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama – sama
mengerti
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Tidak mudah untuk melakukan komunikasi efektif. Ada banyak
hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut beberapa hambatannya :
a) Gangguan
Gangguan disini terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Gangguan mekanik (mechanical, channel noise)
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan bersifat fisik. Sebagai contoh
adalah bunyi mengaung pada pengeras suara atau riuh hadirin serta bunyi
kendaraan lewat ketika seseorang berpidato dalam suatu pertemuan.
2. Gangguan Semantik (semantic noise)
Gangguan jenis ini berkaitan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan
melalui penggunaan bahasa. Semakin banyak kekecauan mengenai pengertian
banyak gangguan semantik pesan. Gangguan semantik terjadi dalam salah
pengertian.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata – kata yang
sebenarnya atau perubahan pengertian kata – kata. Lambang kata yang sama
mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang – orang yang berlainan. Ini
disebabkan dua jenis pengertian mengenai kata – kata : ada yang mempunyai
pengertian denotatif dan ada yang konotatif.
Pengertian denotatif adalah pengertian perkataan yang lazim terdapat
dalam kamus yang secara umum diterima oleh orang – orang dengan bahasa dan
kebudayaan yang sama.
Pengertian konotatif adalah pengertian yang bersifat emosional latar
belakang dan pengalaman seseorang.
b) Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan (Effendy 2003 : 47). Orang hanya akan
memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan
merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau
bertentangan dengan suatu kepentingan.
c) Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan
tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya.
Demikian juga intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang
tidak sesuai dengan motivasinya.
d) Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai
prasangka belum apa – apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator
yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita
untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran
rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta
yang nyata bagaimanapun, oleh karena seringkali prasangka itu sudah mencekam,
maka seseorang tak akan dapat berpikir secara objektif dan segala apa yang
dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif. Prasangka bukan saja terjadi terhadap
suatu ras, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, kelompok dan lain –
lain.
II. 2 Manajemen Public Relations
Manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat universal
dan sistematis, yaitu mencakup kaidah – kaidah, prinsip – prinsip dan konsepsi
serta mengacu pada landasan teoritis yang ada dalam melaksanakan fungsi –
pengorganisasian, pengkoordinasian dan hingga tahap ke penilaian (evaluasi).
Sebagai suatu seni, manajemen merupakan “bagaimana“ cara untuk memimpin
orang lain demi untuk mencapai tujuan bersama pada sebuah lembaga/organisasi,
termasuk manajemen untuk mengelola bidang keuangan, manajemen pemasaran
dan lain sebagainya.
Aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi yang pada
umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerjasama atau
kelompok orang dalam suatu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Arti manajemen, yaitu asal kata dari manage dan dalam bahasa latin
manus, yang berarti : memimpin, menangani, mengatur atau membimbing. Menurut George R. Terry, manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang
terdiri dari tindakan – tindakan : perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran – sasaran
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber –
sumber lainnya (Ruslan 2001 : 1).
Khususnya dalam merancang program kerja Public Relations dan upaya untuk menyelenggarakan komunikasi dua arah harus memerlukan peranan dan
fungsi manajemen. Oleh sebab itulah, kegiatan Public Relations tersebut merupakan perpaduan antara seni dan gabungan antara ilmu – ilmu sosial yang
akan mampu menganalisis kecenderungan serta meramalkan “apa dan bagaimana“
akibat yang akan terjadi dikemudian hari.
manajemen tersebut merupakan suatu proses kegiatan atau pencapaian suatu
tujuan pokok dari organisasi/lembaga dan biasanya berkaitan dengan
memanfaatkan berbagai potensi sumber – sumber (sumber daya) yang dimiliki
oleh lembaga/organisasi bersangkutan. Unsur – unsur sumber daya tersebut
dinamakan 6 M yaitu, Sumber Daya Manusia (Men), Sumber Material/barang
(Material), Alat atau perkakas mesin produksi yang dimiliki (Machine),
Kemampuan Keuangan (Money), Metode yang digunakan (Method), dan
perluasan atau pemasaran yang hendak dicapai/dituju (Market).
Berhasil atau tidaknya peranan Public Relations dalam menunjang fungsi – fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama itu adalah tidak
terlepas dari kemampuan untuk memanfaatkan unsur – unsur sumber daya 6 M
yang dimiliki oleh organisasi/lembaga tersebut. Artinya seorang Pejabat PR
dituntut kemampuannya untuk mengkoordinasikan seluruh unsur – unsur sumber
daya dalam 6 M tersebut melalui kemampuan sebagai manajemen teknis, dan
kemampuan sebagai manajemen profesional.
Menurut J.C Seidel, Public Relations adalah proses yang berkelanjutan dari usaha manajemen untuk memperoleh jasa baik dan pengertian dari
pelanggannya, pegawai – pegawainya dan publik pada umumnya. Sementara
menurut Cultip dan Center, Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran serta komunikasi dan gagasan – gagasan dari suatu lembaga
kepada publiknya dan pengkomunikasian informasi, gagasan dan pendapat
publiknya itu kepada lembaga tadi dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan
kepentingan bersama dan tercipta suasana yang harmonis (Suhandang 2004 : 14).