Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
POTENSI OBJEK WISATA KABUIPATEN ACEH TENGAH
DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI KABUPATEN
ACEH TENGAH
KERTAS KARYA
DIKERJAKAN 0
L E H
AHMAD
NIM. 062204003
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
POTENSI OBJEK WISATA TAMAN DEWI DALAM
MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI KABUPATEN
ACEH TENGAH
KERTAS KARYA DIKERJAKAN O
L E H
AHMAD
NIM. 062204003 PEMBIMBING
DRS. MUCHTAR S. SOS, S. PAR.AMD NIP.
Kertas karya ini diajukan kepada panitia penilai
Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Medan, Maret 2008 Program Studi Pariwisata Ketua Jurusan
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
PENGESAHAN Diterima oleh :
PANITIA PENILAI PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG PARIWISATA
Pada : Tanggal : Hari :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSIATAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. NIP. 132098531
Panitia Ujian
No Nama Tanda Tangan
1. Drs. Mukhtar Majid, S.Sos., SE. PAR (Pembimbing) ( )
2. Drs. Ridwan (Ketua Jurusan) ( )
3. Drs. Ridwan (Pembaca) ( )
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
KATA PENGANTAR
Bismiliahirohmanirrohim
Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan terlebih dahulu
kepada Allah SWT, Yang telah melimpahkan kasih dan hidayah-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dalm bentuk kertas karya
dengan judul “Potensi Objek Wisata Kabupaten Aceh Tengah dalam
Mengembangkan Pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah”.
Adapun penyusunan kertas karya ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat akademis dalam menempuh Ujian Diploma - HI Program Studi
Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Dalam upaya penyelesaiannya, penulis berusaha semaksimal mungkin
rnenyajikan hasil kertas karya ini, namun penulis menyadari sepenuhnya masih
terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun redaksinya. Namun demikian,
berkat usaha dan kerja keras, penulis dapat menjangkau, maksud dan tujuan
dari penyusunan kertas karya ini.
Dalam proses penulisan penulis banyak mendapat bantuan dari
beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih yang ditujukan kepada :
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Drs. Ridwan, selaku Ketua Jurusan Prog. Studi D-III Pariwisata
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Pembaca .
3.
Bapak Solahudin Nasution, selaku Coordinator Praktek Bidang Keahlian
Usaha Wisata Prog. Studi D-III Pariwisata.
4.
Bapak Drs. Mukhtar Majid, S.Sos., SE. PAR selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bantuan dan pengarahan selama penyusunan kertas
karya ini.
5.
Seluruh staff PT. Wina Tour & Travel dan FT. Metro Batavia (Bu Santi,
Mbak Rida, Kak Sari, Kak Lily, Kak Lena, Bang Faitzi, Bang Fadli) dan
semuanya yang tidak dapat disebutkan .
6.
Bu Adri dan seluruh staff dosen pengajar Program Studi D-III Pariwisata
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
7.
Ayahanda M. Yunus dan Ibunda Aminah yang tercinta yang telah banyak
memberikan pengorbanan, dorongan, doa serta kesabaran dalam mendidik
penulis sehingga dapat menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya.
8.
Abangku tersayang, Safarudin di Aceh yang selalu senantiasa memberikan
penulis dorongan dan masukan yang berarti dalam setiap hidupku, semoga
menjadi orang sukses seperti yang engkau cita - citakan. Adikku, Abdul
Karim yang sudah menjadi laki - laki dewasa, semoga dapat mengambil
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
membahagiakan kedua orang tua kita
9.
Selurah keluarga yang ada di Aceh.
10.
Sahabat - sahabatku yang manis, baik, unik dan paling narsis “The Big
Community” dan semua teman - teman di UW'06 dan Hotel '06 yang tidak
dapat penulis sebutkan semuanya, Thanks buat spirit dan kesan yang
mendalam selama kita kuliah.
Akhir kata, penulis berharap mudah - mudahan kertas karya ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan khususnya dunia Kepariwisataan dalam
membangun Nusa dan bangsa. Chayo !
Medan,
Juli 208
Penulis
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
ABSTRAKSI ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.3 Pembatasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penulisan ... 3
1.5 Metode Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keperiwisataan ... 6
2.2 Pengertian Pariwisata Sebagai Suatu industri ... 8
2.3 Objek dan Atraksi Wisata ... 9
2.4 Saran dan Prasarana Wisata ... 11
2.5 Syarat Objek wisata Yang Dapat Dikembangkan ... 14
2.6 Sapta Pesona ... 16
2.7 Pengertian Sadar Wisata ... 17
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH TENGAH 3.1 Profil Kabupaten Aceh Tengah ... 21
3.2 Akses Menuju Lokasi ... 33
3.3 Sarana dan Prasarana ... 34
3.4 Demografi dan Mata Pencaharian ... 35
BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ACEH TENGAH Potensi Objek Wisata Kabupatem Aceh Tengah ... 37
Upaya Pelestarian dan Pengembangan ... 43
Dampak Pengembangan Objek Wisata Terhadap Masyarakat Kabupaten aceh tengah. ... 48
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 53
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
ABSTRAKSI
Indonesia memilki warisan budaya dan alam yang melimpah ruh yang dapat dikembangkan uniuk menjadi salah satu potensi sumber pemasukan devisa negara di sektor pariwisata. Saat ini sektor pariwisata di Indonesia memeberikan pemasukan terbesar setelah hasil non migas. Saiah satunya adalah Bali yang merupakan daerah kunjungan wisatawan asing paling banyak di Indonesia. Tapi selain Bali masih banyak lags tempat - tempat lain yang berpotensi untuk menjadi daerah kunjungan wisata. Tapi karena kurangnya minat para wisatawan untuk datang menyebabkan wilayah tersebut kwang dikenal dan juga dikarenakan tempat tersebut belum dikelola dengan baik.
Perlu adanya koordinasi yang baik antara rnasyarakat setempat dan pihak yang terkait dalam hal ini pihak pemerintah dalam mendayagunakan potensi alam suatu daerah untuk dapat dikembangkan menjadi tempat wisata yang tepat untuk dikunjungi karena keingintahuan para wisatawan yang sangat besar untuk mencoba tempat wisata yang baru dan memiliki keunggulan dari tempat wisata yang lain. Dengan begitu potensi alam yang dijadikan objek wisata dapat dikembangkan untuk menjadi modal dalam mengembangkan/mempromosikan pariwisata setempat, oleh karena itu penulis mengangkat topik potensi objek wisata dalam mengembangkan pariwisata daerah.
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nanggroe Aceh Darusalam adalah sala satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di
Indonesia yang memiliki banyak potensi, selain panorama dan keindahan alam, iklim
yang sejuk dibeberapa daerah, Nangroe Aceh Darusalam juga memiliki beragam adat
istiadat, bahasa, dan kesenian, serta tempat-tempat maupun gedung-gedung
bersejarah.
Keanekaragaman potensi dan kebudayaan tersebut mengundang perhartian
khusus untuk tetap melestarikannya. Berbagai upaya harus tetap diusahakan demi
menjaga eksistensinya dan terhindar dari faktor ketidakpedulian oleh masyarakat,
namun dari sekian banyak potensi wisata yang ada masih sangat sedikit yang telah
dikembangkan, padahal masih banyak objek wisata yang berpotensi lainnya yang
membutuhkan sentuhan dan perhatian di bidang kepariwisataan khususnya di
Kabuaten aceh tengah.
Sehubungan dengan hal diatas, maka penulis dengan segalah upaya dan
kemampuan akan menulis dan mengangkat potensi objek wisata yang ada di
Kabupaten aceh tengah agar lebih dikenal dan menjadi kebanggaan masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat di Kabupaten aceh tengah.
1.2 Alasan Pemilihan judul
Dunia pariwisata mengundang ketertarikan banyak pemerintah di dunia untuk
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
besar. Menurut beberapa ahli pariwisata dewasa ini sudah menjadi bidang usaha atau
industri terbesar ketiga setelah minyak dan perdagangan senjata. Bahkan ada juga
yang mengatakan bahwa pariwisata merupakan bidang usaha terbesar kedua setelah
minyak.
Dalam pengembangan pariwisata memerlukan kerjasama banyak pihak, baik
pihak pemerintah maupun dari pihak masyarakat di daerah tujuan wisata tersebut
yaitu dengan diadakannya perbaikan dan pengembangan objek-objek wisata tersebut
agar nantinya dapat memberikan masukan yang berarti bagi pendapatan pemerintah
dan masyarakat dalam bidang kepariwisataan.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis merasa tertarik untuk
membahas dan menulis kertas karya dengan judul Upaya Pengembangan Objek
Wisata di Kabupaten ACEH TENGAH
1.3 Batasan Masalah
Kepariwisataan mencakup segala hal atau sering disebut Everything is
tourism and tourism is everything yang dapat mendukung dalam penulisan kertas
karya ini. Berdasarkan hal tersebut penulis menyadari ada baiknya dalam penulisan
kertas karya ini memberikan batasan masalah agar penulisan itu lebih terarah dan
tidak menyimpang dari tujuan semulah. Disini penulis akan membahas tentang
1. Bagaimana potensi objek wisata yang ada di Kabupaten aceh tengah secara umum ?
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
3. Bagaimana potensi objek wisata di Kabupaten aceh tengah dalam upaya mengembangkan dan melestarikan objek wisata?
4. Dengan harapan semoga kertas karya ini dapat memberi mamfaat dalam membantu dalam memajukan kepariwisataan di kabupaten aceh tengah
1.4 Tujuan Penulisan
Dalam penulis kertas karya ini tentu memiliki tujuan seperti kertas karya pada
umumnya. Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
1. Merupakan salah satu tugas ahir bagi penulis sebagai seorang mahasiswa D3
Pariwisata jurusan Usaha Wisata.
2. Membahas tentang potensi objek wisata aceh tengah
3. Mengetahui upaya-upaya dalam pengembangan dan pelestarian objek wisata
di Kabupaten aceh tengah Sebagai bahan kajian dan masukan bagi
pemerintah, masyarakat, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam sektor
pariwisata.
1.5 Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan informasi dan
data-data dalam menyusun kertas karya ini adalah :
a. Penelitian Pustaka (Library Research)
Yaitu suatu cara memperoleh dan mengumpulkan berbagai informasi dan data
yang diperlukan dengan cara membaca serta mempelajari berbagai buku,
diktat-diktat yang diperoleh selama perkuliahan serta berbagai media cetak
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
b. Penelitian Lapangan ( Field Research)
Yaitu mengumpulkan berbagai informasi dan data-data dengan melakukan
penelitian langsung ke objek wisata yang bersangkutan serta melakukan
wawancara dengan para pihak yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
langsung dengan objek wisata tersebut.
16. Sistematika Penulisan
Penulisan kertas karya ini disusun dengan menggunakan sistematika sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini duraikan tentang latar belakang, alasan pemilihan
judul, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penelitian, tujuan
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menguraikan mengenai tentang kepariwisataan yaitu
pengertian pariwisata sebagai suatu industri, objek dan atraksi
wisata, sarana dan prasarana pariwisata, hubungan pariwisata dan
kebudayaan, dan pengertian sadar wisata.
BAB III : GAMBARAN UMUM ACEH TENGAH
Membahas tentang gambaran umum kapupaten aceh tengah (Letak
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
potensi pariwisata kapupaten aceh tengah.
BAB IV : UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN ACEH TENGAH.
Uraian mengenai potensi objek wisata di Kabupaten aceh tengah,
upaya yang dilakukan dalam pelestarian dan pengembangan objek
wisata di Kabupaten tengah, kendala-kendala yang dihadapi dalam
merealisasikannya, serta dampak pengembangan objek wisata terhadap
masyarakat setempat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.
Uraian yang meliputi kesimpulan dan saran dari keseluruhan
penjelasan di atas
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kepariwisataan
Pariwisata berasal dari dua suku kata bahasa Sansekerta, ‘pari’ yang berarti
banyak atau berkali-kali dan ‘wisata’ yang berarti perjalanan atau bepergian. Jadi,
pari-wisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali. Dalam
bahasa Inggris ‘tour’ atau ‘tourism’. Menurut definisi yang luas pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan antara keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial budaya, alam dan ilmu.
Beberapa ahli berpendapat bahwa pariwisata adalah sebagai berikut :
1. Richard Sihite ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut :
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beranekaragam.
2. James J.Spillane mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat,
menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
3. Yoeti, Oka. Berpendapat bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, yang di selenggarakan dari suatu tempat ke
tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussiness) atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati
perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan beraneka ragam.
4. Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka
A.Yoeti (1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari
interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan
rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para
pengunjung lainnya.
5. Prof. Salah Wahab Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan
secara sadar, yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang- orang
dalam suatu negara itu sendiri, meliputi tempat tinggal orang-orang dari daerah lain
untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda
dengan apa yang dialami di mana ia memperoleh pekerjaan tetap serta
mengemukakan bahwa pariwisata itu terdiri dari tiga unsur yaitu:
a. Manusia (man), adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.
b. Ruang (space), adalah daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan.
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
di daerah tujuan wisata
Sedangkan pengertian Kepariwisataan dan segala hal yang berkaitan lainya
menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1 sebagai berikut :
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya
dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang
dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan.
Sedangkan orang yang melakukan perjalanan wisata ketempat objek-objek wisata
disebut wisatawan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa pariwisata adalah :
Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali
ke tempat asalnya.
Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi,
restoran, obyek wisata, souvenir dan lain-lain.
Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan
Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat
memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi,
karena uang yang dibelanjakannya dibawah dari tempat asal.
2.2 Pengertian Pariwisata Sebagai Suatu Industri
Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
industri di sini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya yaitu adanya
pabrik atau mesin-mesin yang besar atau kecil yang penuh dengan asap. Industri
pariwisata tidak seperti pengertian industri pada umumnya, sehingga industri
pariwisata disebut industri tanpa asap.
Uraian di atas sejalan dengan konsep industri pariwisata yang dikemukakan oleh
Yoeti (1996: 153) yang menyatakan: “Industri pariwisata adalah kumpulan dari
macam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang
dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan
traveller pada umumnya, selama dalam perjalannnya”.
Pengertian lain yang sejalan dengan uraian di atas tentang industri pariwisata adalah
yang dikemukakan oleh Damardjati yang dikutip oleh Sihite (2000:54). Menurutnya,
“industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai macam yang secara
bersama-sama menghasilkan produk-produk/jasa-jasa/layanan-layanan atau services, yang
nantinya baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh
wisatawan selama perjalanannya”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapatlah dikatakan bahwa industri pariwista
adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama
menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan maupun
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
2.3 Objek dan Atraksi Wisata
Di Indonesia objek dan atraksi wisata mempunyai perbedaan. Semua daya tarik
wisatawan yang bersumber pada alam seperti pemandangan alam dan lain-lain sering
disebut sebagai objek wisata. Sedangkan atraksi wisata adalah daya tarik wisata yang
apabila ingin dilihat harus dipersiapkan terlebih dahulu oleh orang. Biasanya
berwujud peristiwa kejadian, baik yang terjadi secara periodik ataupun sekali saja,
baik yang besifat tradisional ataupun yang tetap telah dilembagakan dalam kehidupan
masyarakat modern yang mempunyai daya positif pada para wisatawan. seperti
pertunjukan kesenian, kebudayaan dan lain-lain. Lain halnya di luar negeri dimana
antara objek wisata dan atraksi wisata tidak dibedakan mereka semuanya
menyebutnya dengan tourist attraction.
Mengenai pengertian objek wisata dapat kita lihat beberapa sumber acuan
diantaranya :
1. SK Menparpostel No. KM 98/PW-102/MPT-87
Objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata
yang dibangun dan dikembangkan sehinggah menjadi daya tarik dan diusahakan
sebagai tempat yang dikunjungi oleh wisatawan.
Seorang wisatawan yang datang berkunjung kesuatu daerah objek wisata dengan
alasan dan tujuan tertentu demi mencapai kepuasan dan mencari mamfaat dari
kunjungannya. Mamfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor yang saling
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ketempat
tersebut. Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung kesuatu daerah tujuan
wisata diantaranya adalah :
a. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (Natural Amenitas)
b. Hasil ciptaan manusia (Man Made, Cultural, and Religius).
c. Tata cara kehidupan masyarakat (The way of Life)
Agar suatu tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada tiga atraksi
wisata, suatu daerah tujuan wisata harus mempunyai syarat daya tarik, yaitu :
a. Adanya sesuatu yang bisa dilihat. ( something to see)
b. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do)
c. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy)
Ketiga syarat tersebut adalah merupakan un11111111sur-unsur untuk
mempublikasikan kepariwisataan.
2. Peraturan pemerintah No. 24 tahun1979
Objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup seni budaya serta
sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk
dikunjungi.
3. Yoeti(1996:121) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tentang makna objek
wisata dan atraksi wisata. Kita hanya akan menyatakan itu objek wisata bila untuk
melihat objek tersebut tidak diperlukan persiapan terlebih dahulu, dengan kata lain
kita dapat melihatnya secara langsung tampa bantuan orang lain. Sedangkan yang
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
segala sesuatu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat dan dinikmati.
2.4 Sarana dan Prasarana Pariwisata
a. Sarana Pariwisata
Sarana pariwisata adalah segala kelengakapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya yaitu terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan
kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup dan
kehidupannya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan. Seperti kita ketahui
bahwa sarana kepariwisataan dibagi menjadi tiga bagian yang saling melengkapi,
yaitu sarana pokok kepariwisataan ( Main Tourism Superstructur), sarana pelengkap
kepariwisataan (Supplement Tourism Superstructure), sarana penunjang
kepariwisataan (Yoeti 1996:124)
a. Sarana Pokok Kepariwisataan ( Main Tourism Superstructure)
Perusahaan yang pengoperasiannya bergantung pada arus kedatangan orang
yang melakukan perjalanan. Sarana pokok kepariwisataan berfungsi dalam
memberikan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatangan
wisatawan. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
1. Perjalanan yang kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan
perjalanan wisatawan atau disebut dengan ‘receiptive tourist plan’
yaitu perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan
menyelenggarakan tour-tour seigtseeing bagi wisatawan seperti Travel
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
2. Perusahaan yang memberi pelayanan di daerah tujuan kemana
wisatawan itu pergi, atau biasa disebut ‘residentsial Tourism Plan’
yaitu perusahaan yang memberi layanan penginapan, menyediakan
makanan dan minuman di daerah tujuan wisatawan misalnya Hotel,
Hostel, Homestay, Cottage, Pensio, dan sebagainya.
b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Superstructure)
Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yang
menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya melengkapi sarana pokok
kepariwisataan dan membuat wisatawan dapat lebih lama tinggal di suatu daerah
tujuan wisata yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
sarana/fasilitas olahraga dan sarana lainnya.
c. Sarana penunjang kepariwisataan (Supporting Tourism Superstructure)
Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana
pelengkap dan sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama
tinggal di suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar
wisatawan lebih banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang dikunjunginya. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah : Night Club, Steam Baths, Casinos dan lain
sebagainya.
b. Prasarana Pariwisata
Yang dimaksud dengan prasarana (infrastructures) adalah semua fasilitas
yang memungkinkan proses prekonomian berjalan dengan lancar sehingga
memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya (yoeti,1985). Jadi fungsinya
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
sebagaimana mestinya. Ada tiga kelompok prasarana dalam kelompok ini, yaitu :
prasarana umum, kebutuhan pokok pola hidup moderen, dan prasarana wisata.
1. Prasarana umum yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak
(umum) bagi prekonomian, dan yang termasuk didalamnya adalah system
penyediaan
a. Air bersih
b. Kelistrikan
c. Jalur lalu lintas
d. Sistem pembuangan limbah
e. Sistem telekomunikiasi
2. Kebutuhan Pokok Pola Hidup Moderen misalnya, rumah sakit, apotek,
pusat-pusat perbelanjaan, salon, kantor-kantor pemerintahan, dan pompa bensin.
Prasana ini merupakan prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak.
3. Prasarana Pariwisata
Prasaran yang diperuntukan untuk wisatawan, meliputi :
a. tempat penginapan wisatawan, misalnya hotel, pension, motel, rumah susun.
Kamar keluarga yang disewakan, bangunan wisata sosial (desa wisata, tempat
perkemahan, pondok remaja dan sebagainya)
b. Tempat informasi wisatawan
- Agen perjalanan dan biro perjalan umum
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
c. Kantor informasi dan promosi yaitu kantor penerangan wisata yang berada di
pintu masuk suatu negara, kota dan daerah tertentu. Di Indonesia dikenal
dengan Tourist Information Center (TIC)
d. Tempat-tempat rekreasi dan sport, termasuk didalamnya fasilitas
perlengkapan olahraga darat, air, dan lain-lain
e. Sarana transportasi penunjang.
2.5. Syarat Objek Wisata Yang Dapat Dikembangkan
Pariwisata merupakan lahan bisnis yang masih relatif baru dikenal.
Dalam pengembangannya dibutuhkan suatu perencanaan layaknya pengembangan
hal-hal lainnya. Perencanaan pengembangan pariwisata yang terintegrasi untuk
dipertimbangkan, disertai konsentrasi yang cukup pada pendekatan secara
konprehensif untuk jangka panjang merupakan sesuatu yang penting. Hal ini
dimaksud agar bisa tercapai pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan
serasi dan sesuai dengan yang diharapkan. Pembangunan dan pengembangan
kepariwisataan tidak terlepas dari totalitas pembangunan secara keseluruhan dalam
arti pembangunan daerah atau pembangunan nasional. Pembangunan kepariwisataan
menurut adanya etika, peraturan dan arahan yang merujuk kepada hasil yang efisien
dan efektif. Dalam kaitan ini Pariwisata mutlak memiliki wilayah adminstrasi
(administration domain) baik dalam fungsi, proses, maupun hasil (outcomes).
Selanjutnya administration based on efficiency concepts requires that input factors
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Dalam pembangunan kepriwisataan suatu objek wisata sudah harus dapat
dipastikan apakah objek wisata tersebut telah layak atau belum untuk dikembangkan.
Pembangunan kepariwisataan akan ditingkatkan dengan tujuan mengembangkan dan
mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan agar menjadi kegiatan ekonomi
yang dapat diandalkan.
Suatu objek wisata dikatakan layak dikembangkan pabila memiliki
syarat-syarat (Syamsuridjal, 1997: 21) antara lain :
1. Attraction, adalah segalah sesuatu yang menjadi ciri khas dan menjadi
daya tarik wisatawan agar mau datang berkunjung ketempat wisata
tersebut.
Atraksi wisata terdiri dari 2, yaitu :
a. Site Attraction, yatiu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata
semenjak objek itu ada
b. Event attrction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata
setelah dibuat manusia
2. Accessibility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.
3 Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti
akomodasi dan restoran.
4.Instuition, yaitu lembaga atau organisasi yang mengelolah objek wisata
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
2.6. Sapta Pesona Wisata
Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya
ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daeah tersebut. Sapta
pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya uantuk memperbesar daya
tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.
Adapun unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah :
Keamanan, yaitu suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, bebas
dari ancaman, gangguan serta tindak kekerasan dan kejahatan pada saat
berwisata tersebut.
Ketertiban, yaitu kondisi yang mencerminkan suasana tertib dan teratur serta
disiplin dalam semua segi, baik dalam hal lalu lintas, penggunaan fasilitas
maupun dalam berbagai perilaku masyarakat lainnya.
Kebersihan, yaitu kondisi yang memperlihatkan bersih dan sehat baik keadaan
lingkunagan, fasilitas sarana dan prasarana, maupun manusia yang
memberikan pelayanan.
Kesejukan, yaitu terciptanya suasana yang segar, sejuk dan nyaman dengan
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Keindahan, yaitu kondisi yang mencerminkan penataan yang teratur, tertib,
dan serasi mengenai sarana, prasarana, penggunaan tata warna yang serasi dan
selaras dengan lingkunagan serta menunjukan sifat kepribadian nasional.
Keramahan, yaitu sikap dan perilaku masyarakat yang sopan dan ramah tamah
dalam berkomunikasi memberikan pelayanan serta ringan tangan untuk
membantu tanpa pamrih.
Kenangan, yaitu kesan yang menyenangkan dan akan selalu diingat oleh
wisatawan baik berupa barang dan jasa atau kesan sendiri yang didapat selama
berkunjung.
Untuk mewujudkan terlaksananya sapta pesona dengan baik maka perlu
diadakan kebijaksanaan dalam memasyarakatkan unsur-unsur tersebut kepada semua
lapisan masyarakat dan dunia usaha. Untuk itu, adapun langkah yang dapat di tempuh
yaitu :
1. Melaksanakan kampanye nasional melalui berbagai media massa.
2. Melaksanakan kampanye penyuluhan pemantapan citra sadar wisata melalui sapta
pesona sesuai dengan tahapan sasaran
2.7. Pengertian Sadar Wisata
Dewasa ini industri pariwisata merupakan industri jasa yang merupakan industri
terbesar di dunia. Indonesia termasuk sala satu negara yang memamfaatkan industri
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
kepulauan yang terdiri dari ± 17.508 pulau. Indonesia memiliki potensi
kepariwisataan yang unik dan beranekaragam. Aset potensi kepariwisataan Indonesia
tidak hanya memenuhi unsur keindahan, keaslian, keunikan dan keutuhan, tetapi juga
diperkaya dengan berbagai kekayaan dan keanekaragaman budaya, flora,dan fauna.
Ekosistem dan gejalah alam yang merupakan daya tarik dapat dikemas menjadi objek
pariwisata yang sangat menarik baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Akan tetapi dalam pengembangan potensi wisata tersebut, baik pihak
pemerintah maupun dunia usaha belum dapat mengantisipasi dampak-dampak negatif
yang sering terjadi baik kaibat desakan berlebihan terhadap sumber daya alam oleh
adanya jumlah pendatang yang membuka usaha tampa memproritaskan mutu produk
yang mereka jual, maupun jasa yang mereka berikan, minimnya pengertian dalam
perihal teknik pengembangan, pengolahan, pemeliharaan objek wisata, dan tidak
dipergunakannya sistem pengawasan untuk mendeteksi kemunduran kualitas
kunjungan yang berlebihan.
Salah satu penyebab terjadinya hal demikian adalah diakibatkan oleh
kurangnya sadar wisata baik dikalangan masyarakat lokal, dunia usaha maupun
pengunjung. Sadar wisata adalah mengerti, menghargai, dan ikut berpartisipasi dalam
kegiatan kepariwisataan. Sadar wisata ini dimaksudkan agar masyarakat lokal, dunia
usaha dan pengunjung dan pihak-pihak lainnya yang terlibat dapat berpartisipasi
dalam meningkatkan kepariwisataan dikawasan mereka. Partipasi masyarakat atas
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
mengenai kepariwisataan karena pengetahuan akan pariwisata akan lebih
mempermudah dalam meningkatkan kesadaran wisata.
Sadar wisata di kalangan masyarakat tidak tumbuh dengan sendirinya hanya
dengan melalui penyuluhan, akan tetapi masyarakat akan lebih mudah memahami
melalui apa yang mereka lihat dan apa yang mereka rasakan. Proses pembangunan
pariwisata harus berjalan seiring dengan peningkatan sadar wisata masyarakat, proses
penciptaannya harus sejalan dengan khususnya dan pembangunan nasional pada
umumnya. Oleh karena itu, disini tugas pemerintah adalah menciptakan kondisi yang
memungkinkan terwujudnya sadar wisata yang di dahului dengan penggalangan
peran serta masyarakat dengan cara yang mudah di pahami dan dilaksanakan oleh
masyarakat.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah menciptakan kondisi atau
suasana yang menunjang perwujudan sapta pesona seperti yang telah diterangkan
sebelumnya yaitu antara lain :
Turut serta bersama aparat keamanan dengan saling bahu-membahu menanggulangi
masalah keamanan lingkungan dari hal-hal yang mengakibatkan suasana tidak aman
atau menimbulkan terganggunya keselamatan orang.
Turut memberikan ketertiban umum, berusaha mematuhi peraturan tata tertib baik di
jalan raya maupu n di tempat umum.
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Turut membantuh program penghijauan yang dilaksanakan oleh pemerintah di
masing-masing daerah dalam mewujudkan program sapta pesona.
Turut memelihara keindahan kota masing-masing
Keramahtamahan merupakan budaya bangsa yang masih tetap di junjung tinggi dan
tercermin dalam tata cara pergaulan sehari-hari, oleh karena itu hendaknya dapat
terus di lestarikan dan ditampilkan secara wajar sebagai sikap tuan rumah yang baik
dalam melayani wisatawan mancanegara dan nusantara.
Turut menyajikan dan memelihara suasana iklim, kesempatan dan pelayanan yang
baik.
Masalah pembinaan sadar wisata masyarakat sebenarnya merupakan suatu
proses yang panjang, yakni proses pendidikan disiplin masyarakat. Lewat proses
pendidikan sikap dan tingkah laku peserta di didik dibawah secara wajar dan alamia
kearah penghayatan dan pengalaman nilai dan norma yang dituntut oleh manusia
modern. Hal ini sangat penting untuk bergaul dengan bangsa-bangsa lain di dunia dan
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH TENGAH
3.1 Profil Kabupaten Aceh tengah
Kabupaten Aceh Tengah adalah salah sat
pegunungan dan merupakan dataran tinggi, sehingga memiliki hawa yang sejuk.
Sebagian besar penduduknya berasal dari
Danau Laut Tawar. Aceh tengah merupakan daerah penghasil kopi organik jenis
arabika terbaik di dunia, selain kopi aceh tengah juga penghasil buah-buahan dan
sayur mayur. Sebagian besar masyarakat aceh tengah berprofesi sebagai petani.
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Kota Takengon yang berada di dataran tinggi Gayo, merupakan kota tujuan wisata di
Nanggroe Aceh Darussalam. Keindahan alamnya seperti tersembunyi karena berada
di tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Objek wisata alam yang terkenal di
sana adalah Danau Laut Tawar, yang menjadi kebanggaan masyarakat Takengon.
Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke Takengon,
mengunjungi dan menginap di sekitar Danau Laut Tawar. Selain objek wisata Danau
Laut Tawar, terdapat tempat-tempat wisata lainnya di Kota Takengon, seperti Gua
Puteri Pukes, Pantang Terong, pemandian air panas Wih Pesam, Bukit Terong
(Puncak Khafi), Goa Loyang Koro, Pantai Menye, Pantai Ketibung dan Monumen
Pacuan Kuda Tradisional. Setidaknya ada 20 objek wisata yang dapat dikunjungi di
Kota Takengon. Khusus mengenai perlombaan pacuan kuda, para jokinya biasanya
anak usia sekolah. Mereka secara alami terlatih dan berani tanpa menggunakan
pelana, yang hanya memakai kaus dan pendek berkuda dengan kencang.
Penduduk asli Takengon adalah Suku Gayo. Mereka merupakan keturunan dari Batak
Karo di Sumatera Utara. Bahasa daerahnya pun berbeda dengan bahasa daerah
penduduk Aceh pada umumnya
Keistimewaan
Kota Takengon berhawa sejuk dengan keindahan alamnya yang luar biasa, dan
berada di kawasan dataran tinggi Gayo. Komoditi-komoditi unggulan yang
dipasarkan di Kota Takengon adalah komoditi-komoditi yang berasal dari dataran
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Amerika dan Eropa, tomat, markisa, sayur-sayuran, jagung, cabe dan kentang.
markisa, tomat, cabe, jagung, sayur sayuran, jeruk keprok Gayo alpukat, tembakau
dan damar.
Lokasi
3.2 Akses Menuju Lokasi
Kota Takengon adalah Ibu Kota Kabupaten Aceh tengah, Nanggroe Aceh
Darussalam, Indonesia.
Akses menuju Takengon lebih mudah ditempuh melalui Kota Bireun. Ada
sebuah terminal kecil tempat mangkal angkutan elf yang khusus ke Takengon dengan
harga kurang lebih sebesar Rp. 25.000,00 (Januari 2008). Lamanya perjalanan sekitar
5 jam. Selain dari Kota Bireun, jalan alternatif menuju Takengon dapat juga
ditempuh melalui Blang Kejeren dan Kutacane. Sebagai informasi, Bireun adalah Ibu
Kota 412
Akomodasi dan fasilitas lainya
Berhubung Takengon adalah ibu kota kabupaten, tidak sulit mencari
penginapan kelas melati atau pun hotel berbintang di sekitar Kota Takengon.
Di lokasi wisata goa ada tempat penyewaan speedboat dengan biaya relatif murah
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
3.3 Sarana dan Prasarana A. Sarana
a. sarana pokok kepariwisataans(main supratructure) antara lain adalah :
• Biro Perjalanan Wisata (bpw)
• Hotel
• Restoran
• Angkutan wisata, yang mana menjadi saran penting bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan untuk mencapai salah satu objek wisata yang dikunjung.
b.sarana pelengkap kepariwisataan.
Seperti pasilitas :
• Kegiatan rekreasi.
• Olahraga dan yang telah disediakan tenis meja , kolam renang kuda untuk
kegiatan olahraga menunggang kuda.
c. sarana penunjang kepariwisataan yaitu salah satu sarana kepariwisataan yang
berpungsi sebagai perangsang yang dilengkapi fasilitas –fasilitas dalam pemenuhan
kebutuhan tambahan atau hiburan bagi wisatawaan agar tinggal lebih lama (lengh of
stay) si wisatawaan akan mengakibatkan jumlah pengeluaran wisatawaan akan
mengakibatkan jumlah pengeluaran wisatawaan akan bertambah . adapun yang
menjadi sarana –sarana penunjang kegiataan kepariwisataan tersebut antara lain.
• .tersedianya fasilitas hotel berbintang dan restoran sebagai akamodasi utama
bagi
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
• Tersedianya biro perjalanan wisata sebagai pengantara perjalanan wisata.
• Dan juga tersedianya souvenir shop sebagai pelengkap penyediaan kepuasan
perjalanan wisatawan.
B. Prasarana
Prasarana yang terdapat dikapupaten Aceh tengah yang memungkinkan proses
Kegiatan rekreasi.
prekonomian dapat berjalan dengan lancar dalam pemenuhan kebutuhan –
kebutuhan wisatawaan adalah sebagai berikut.
• Prasarana umum yang meliputi jaringan jalan raya , jembatan ,air bersih,
listrik, telekomunikasi, dan lain-lain.
• Prasarana yang menyangkut dasar kebutuhan hidup yang dibutuhkan oleh
wisatawan, seperti : rumah sakit ,dan aptek, pusat perbelanjaan ,kantor polisi,
bank(Money changer), pemadam kebakaran, kantor pos dan lain-lain.
3.4 Demografi dan Mata Pencaharian Masyarakat Aceh tengah
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian pokok orang Aceh tengah adalah bertani di sawah dan
ladang, dengan tanaman pokok berupa kopi, sayur-sayuran ,buah-buahan , dan
lain-lain. Masyarakat yang bermukim_ di sepanjang pegunungan pada umumnya menjadi
petani dan beladang
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
yang bermukim di kampung (kute). Tanam Alas merupakan lumbung padi di Daerah
Istimewa Aceh. Di samping itu penduduk beternak kuda, kerbau, sapi, dan kambing,
untuk dijual atau dipekerjakan di sawah.
Mata pencaharian utama orang Gayo adalah bersawah, berkebun, dan
berladang, serta mencari ikan bagi penduduk yang tinggal di daerah pantai. Di
samping itu ada yang melakukan kegiatan berdagang secara tetap (baniago), salah
satunya dengan caramenjajakan barang dagangan dari kampung ke kampung
(penggaleh). Matapencaharian pada masyarakat Gayo yang dominan adalah
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
BAB IV
UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI ACEH TENGAH
4.1 Potensi Objek Wisata di Kabupaten Aceh tengah
1. Danau Laut Tawar
Danau Laut Tawar adalah sebuah danau dan kawasan wisata yang terletak di
kira 5.472 hektar dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Volume airnya kira-kira
2.537.483.884 m³ (2,5 triliun liter).
Karakteristik umum
• Ada 25 aliran krueng yang bermuara ke Danau Laut Tawar dengan total debit
air kira-kira 10.043 liter per detik.
• Rerata kedalaman danau:
o 35 meter dari pinggir danau: 8,9 meter.
o 100 meter dari pinggir danau: 19,27 meter.
o 620 meter dari pinggir danau: 51,13 meter.
• Rerata suhu air danau diukur berdasarkan kedalaman:
o 1 meter: 21,55°C
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
o 10 meter: 21,15°C
o 20 meter: 20,70°C
o 50 meter: 19,35°C
• Kecerahan tertinggi 2,92 meter (di tengah danau), sedangkan yang terendah
1,29 meter (Kp. Kuala II). Semakin tinggi kecerahan, maka semakin jernih
air.
• Karakteristik kimiawi
• Tingkat keasaman (pH) rata-rata 8,35.
• DO, dissolved oxygen atau oksigen terlarut rata-rata 5,94 ppm.
• BOD, biological oxygen demand atau kebutuhan oksigen oleh bakteri dan
mikroba untuk menetralisir bahan organic kira-kira 0,8 ppm.
• COD, chemical oxygen demand atau kebutuhan oksigen oleh bakteri dan
mikroba untuk menetralisir bahan kimia sangat kecil sehingga tidak
terdeteksi.
Flora
Ditemukan 46 jenis plankto yang terbagi atas 11 kelas di Danau Laut Tawar, dengan
rincian kelas Chlorophyceae sebesar 35%, Bacillariophyceae 24%, Myxophyceae 9%,
dan kelas lain sebesar 32%. Hydrilla sp., eceng gondok , dan kiambang juga dapat
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Fauna
Ditemukan 3 jenis moluska 1 jenis annelida 37 jenis ikan, dan 49 jenis serangga yang
hidup di kawasan Danau Laut Tawar. Untuk hewan yang hidup di sekitar danau,
ditemukan 20 spesies mamalia yang terbagi atas13 familia , beberapa diantaranya
termasuk hewan yang dilindungi, antara binturung, puungkas, trenggiling, landak,
2. Pantan Terong (Atraksi Pemandangan)
Pantan Terong merupakan salah satu objek wisata di tanah tinggi
menarik untuk kita datangi, karena letaknya yang tinggi. Dari sana kita bisa
menikmati pemandangan kota
membentang luas. Pantan terong tidak memiliki sejarah, hanya dibuat sebagai objek
wisata untuk orang-orang yang ingin menikmati pemandangan kota Takengon secara
menyeluruh.
Pantan Terong dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor, baik itu
kendaraan beroda dua ataupun beroda empat, bisa juga ditempuh dengan berjalan
kaki, tetapi itu akan memakan waktu yang cukup lama dan menguras tenaga, karena
jarak tempuh yang cukup jauh kira-kira 3 kilometer dari kota Takengon. Untuk
menuju kesana perjalanan dapat dimulai dari "simpang empat", kemudian memasuki
perkampungan seperti
sepi. Disepanjang perjalanan kita sudah dapat menikmati pemandangan alam dengan
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Kepuasan dapat kita rasakan setelah kita sampai diatas, terlihat jelas kota Takengon
yang luas, tampak bangunannya seperti kotak-kotak yang tersusun rapi dengan
menara-menara kecil yang tegak berdiri, juga sawah yang terbentang luas di
sepanjang pinggiran Danau Laut Tawar.
Sebelum konflik, Pantan Terong ramai dikunjungi oleh masarakat kota Takengon
maupun dari luar daerah.
3. Gua Loyang Koro
Goa Loyang Koro yang terletak di kot
Terdapat dua versi sejarah dari goa ini, yang pertama menyebutkan bahwa goa ini
dulunya adalah tempat bersembunyi
juga versi lain yang menyebutkan bahwa pernah terjadi pertikaian antara pengembala
kambing dengan pengembala kerbau yang menyebabkan runtuhnya dinding goa
sehingga jalan tertutup dan tidak dapat dilewati lagi.
5. Loyang Pukes/Putri Pukes ( Manusia Jadi Batu)
Menurut Cerita legenda Masyarakat Gayo Inen mayak dalam bahasa indonesia
mempelai atau pengantin wanita. Putri Pukes Dulunya seorang wanita yang berubah
menjadi batu karna kawin dengan pria asing dan tidak mau menuruti perintah
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Pukes memandang kebakang akhirnya Berubah menjadi Batu,Kuburan Suaminya
Tidak Jauh Dari Gua Putri Pukes sekitar 1 Km Mendaki.
Semua peralatan Seperti Pisau dan hewan didalam Gua Putri Pukes juga menjadi
batu.Kemudian ada sebuah Sumur 3 bulan ber-air dan 3 bulan tidak,Tepat Dibawah
Ular yang Menjadi batu Menurut Cerita kalau diliat dengan kamera nampak muka
merah itu adalah Penjaga Gua Putri Pukes.
Ada sebuah batu yg Dinamakan Batu 1000 Khayalan Karna Kalau dipandang Lama
kelamaan Maka Akan Berubah-ubah Bentuk.
5. Loyang Datu
Loyang Datu Merah Mege adalah goa yang memiliki potensial sebagai obyek
pariwisata. Pengunjung yang datang tidak hanya dapat menyaksikan panoramanya
yang indah, tetapi dapat juga mengetahui cerita legenda yang tersimpan
didalamnya. Sebuah legenda yang dikisahkan secara turun temurun akan selalu
menarik dari generasi ke generasi berikutnya. Demikian pula dengan Legenda
Loyang Datu Merah Mege yang kemudian menjadi salah satu potensi yang
penting bagi pengembangan sektor pariwisata di kabupaten
Selain wisata bahari, dan wisata alam yang ada di Kabupaten aceh tengah juga
terdapat wisata budaya yang mengandalkan peninggalan-peninggalan sejarah dan
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
a. Didong
Didang merupakan Sebuah kesenian rakyat Masyarakat
dengan nama Didong, yaitu suatu kesenian yang memadukan
dan
pasti. Demikian pula arti kata didong yang sesungguhnya.
b. Tari saman
Tari Saman adalah sebuah tarian adat yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan masyarakat
Syair dalam tarian Saman mempergunakan
Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran
besar
c. Tari Geul
Tari Guel adalah salah satu khasanah buday
membunyikan. Khususnya di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki
kisah panjang dan unik. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian
ini bukan hanya sekedar tari. Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni
musik dan seni tari itu sendiri. Dalam perkembangannya, tari Guel timbul
tenggelam, namun Guel menjadi tari tradisi terutama dalam upacara adat
tertentu. Guel sepenuhnya apresiasi terhadap wujud alam, lingkkungan
kemudian dirangkai begitu rupa melalui gerak simbolis dan hentakan irama.
Tari ini adalah media informatif. Kekompakan dalam padu padan antara seni
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
sesuai dengan semangat zaman, dan perubahan pola pikir masyarakat
setempat. Guel tentu punya filosofi berdasarkan sejarah kelahirannya. Maka
rentang 90-an tarian ini menjadi objek peneilitian sejumlah survesor dalam
dan luar negeri.
d. Tari bines
Tari Bines ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil
menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para
penari melakukan gerakan dg perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi
cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak.
e. .Rafa’i Debus
Rafa’I debus merupakan kesenian yang membutuhkan kekebalan anggota
tubuh. Jenis kesenian ini dalam menampilkan nya menggunakan sejumlah
senjata tajam seperti pisau, parang, rantai, kayu atau bamboo yang ditajamkan.
4.2 Upaya Pelestarian dan Pengembangan Kepariwisataan
4.2.1 Upaya Pelestarian
Berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup, maka dengan adanya
UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No.5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya, diharapkan akan
dapat membawa hasil bila dibarengi dengan adanya ketertiban masyarakat dalam
berperilaku yang dapat menunjang upaya pelestarian lingkungan hidup tersebut
khususnya lingkungan hidup yang berada disekitar wilayah objek wisata
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
maka perlu adanya bantuan dari pihak masyarakat setempat maupun pihak-pihak
pengembangan dan pelestarian objek-objek wisata tersebut.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian suatu objek
wisata adalah sebagai berikut :
1. Memberi pengarahan kepada masyarakat tentang mamfaat daripada
kunjungan para wisatawan yang berkunjung ke daerah mereka dengan cara
lebih terbuka dan memberi sedikit kelonggaran kepada pengunjung untuk
melihat–lihat ke objek tersebut.
2. Senantiasa meningkatkan perhatian maksimum terhadap objek-objek wisata
tersebut, seperti kegiatan renovasi apabila terdapat kerusakan maupun desain
yang belum oktimal wisata tampa menghilangkan nilai-nilai sejarah yang
terdapat pada objek wisata tersebut
3. Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk turut berpartisipasi
dalam meningkatkan kepedulian dan melestarikan objek-objek tersebut serta
terus melanjutkan kegiatan-kegiatan yang bersifat menghibur dan menarik
wisatawan, seperti.
4. Mengadakan kegiatan yang bersifat alam, seperti berkemah (Camping),
maupun kegiatan lainnya dengan tujuan agar wisatawan tertarik untuk
berkunjung kedaerah tersebut.
Uapaya pelestarian ini tentunya bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang bersifat privasi akan tetapai bertujuan agar potensi objek-objek
wisata di Kabupaten aceh tengah tidak punah dan hilang begitu saja. Dengan adanya
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
wisata tersebut.
4.2.2 Upaya Pengembangan
Dengan di berlakukanya UU NO 22 Tahun1999 dan UU NO 25 Tahun 1999
tentang pemerintah daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Daerah di tuntut untuk selalu berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan
pendapatan asli daerah. Hal ini bisa di lakukan dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang ada, salah satunya adalah potensi pariwisata. Dengan otonomi daerah tesebut
pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah secara penuh
dalam mengelola dan memanfaatkan potensi pariwisata yang ada di daerahnya. Serta
menetapkan dan mengusahakan sendiri dalam melaksanakan pengembangannya.
Wewenang diberikan kepada daerah karena pemerintah daerah lebih mengerti dan
memungkinkan untuk dapat mendayagunakan potensi pariwisata yang dimiliki
dengan lebih berdayaguna dan berhasil guna.
Kabupaten Simeulue memiliki potensi wisata yang begitu banyak, baik itu
objek wisata alam, wisata sejarah, dan lain-lain. Hal ini tentu sangat membantu
kepariwisataan di daerah ini khususnya dalam hal perekonomian penduduk setempat.
Untuk memberikan arahan yang lebih jelas tentang pengembangan pariwisata
perlu ditetapkan beberapa kriteria seperti yang diperkenalkan oleh Rev Ron O’Grady
berikut ini:
Pembuatan keputusan tentang bentuk objek wisata di suatu daerah harus
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Keuntungan yang diperoleh dari pariwisata selayaknya harus dibagi dengan
masyarakat setempat.
Pengembangan pariwisata seharusnya disesuaikan dengan irama alam dan
prinsip ekologi, peka terhadap budaya lokal, agama dan seharusnya tidak
menempatkan penduduk setempat pada posisi rendahan.
Jumlah kunjungan wisata suatu area seharusnya tidak melebihi penduduk
setempat
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan suatu objek wisata, baik
dari pihak pemerintah maupun dari pihak masyarakat disekitar lokasi adalah sebagai
berikut :
Mengembangkan lebih jauh potensi objek-objek wisata yang dimiliki dalam
menunjang kepariwisataan di daerah Kabupaten Simeulue
Mempromosikan objek-objek wisata tersebut melalui media elektronik, media cetak,
ataupun dari individu ke individu lain.
Membangun segalah fasilitas yang dibuhtukan oleh para wisatawan dalam kegiatan
liburannya agar wisatawan merasa aman dan nyaman dan ahirnya berkeinginan untuk
berkunjung kembali.
Memberikan kemudahan bagi para investor baik para investor yang berasal dalam
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Meningkatkan kemampuan serta keahlian Sumberdaya Manusia (SDM) dalam hal
memberikan pelayanan terhadap wisatawan seperti Pemandu Wisata (guide), dan lain
sebagainya.
4.2.3 Kendala Dalam Melestarikan dan Mengembangkan Objek Wisata di Kabupaten
aceh tengah.
Setiap kegiatan pasti ada kendala yang akan dihadapi begitu pun halnya
dengan pengembangan objek wisata. Upaya pengembangan objek wisata merupakan
suatu aspek yang komplek dimana menyangkut segala hal. Mulai dengan
pembangunan dan pengembangan fasilitas, meningkatkan kemampuan masyarakat
setempat, dan menjaga kelestarian lingkungan agar tetap seimbang serta hal lainnya.
Dalam upaya pengembangan objek wisata di daerah Kabupaten aceh tengah
terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya, seperti :
Masih minimnya infrastruktur pendukung serta kondisi aksesibilitas yang kurang
bagus dibebrapa daerah.
Kurangnya pihak investor yang menanamkam modalnya dan partisipasi pihak-pihak
terkait lainnya.
Keamanan dan kenyamanan yang masih belum terjagah dengan baik dan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam hal menjaga keasrian dan kebersihan, serta pelayanan
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Dampak Pengembangan Objek Wisata Terhadap Masyarakat Kabupaten aceh tengah.
Pariwisata meliputi bermacam-macam sarana seperti bangunan hotel, kolam
renang, lapangan golf, jalan dan lain sebagainya serta kegiatan wisatawan yang
beraneka ragam, baik yang dilakuikan di lingkungan hotel, dipantai, di gedung
perjudian, di restoran, di jalan-jalan dan sebagainya. Semua sarana dan kegiatan itu
menimbulkan perubahan-perubahan di berbagai bidang di daerah yang bersangkutan.
Kehadiran wisatawan di tempat umum kelihatan sangat mencolok karena berbeda
dengan kebiasaan masyarakat setempat.
Dengan adanya pengembangan objek wisata di suatu daerah tujuan wisata, maka
selain menimbulkan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif beberapa
dampak menguntungkan yang ditimbulkan oleh pariwisata menurut seorang penulis
pariwisata terkenal, M. Peters dirangkum menjadi 5 butir oleh John M Bryden di
rumuskan sebagai berikut :
1. Menyumbang kepada neraca pembayaran sebagai penghasil valuta keras
2. Menyebarkan pembangunan ke daerah-daerah nonindustri
3. Menciptakan kesempatan kerja
4. Dampak pada pembanganuan ekonomi pada umumnya melalui dampak
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
5. Keuntungan sosial yang timbul karena perhatian rakyat pada umumnya terhadap
masalah-masalah dunia bartambah luas dan karena adanya pemahaman baru tentang
orang asing dan selerah asing.
( john M. Bryden, 1973, Tourism and Development, Cambridge University Press,
Cambridge,hlm.72)
Pada tahun 1961, W. Hunziker, seorang penulis pariwisata mengemukakan,
pariwisata juga membantu menjembatani jarak dan menghilangkan
perbedaan-perbedaan karena saling mempertemukan bangsa-banga serta adanya kontak antara
orang-orang dari berbagai bangsa, ras, kepercayaan, tingkat perekonomian, dan
paham politik sehinggah dapat memeliharah dan mempertahankan hubungan
internasional yang baik kontak social yang terjadi juga memberikan kesempatan
kepada kedua belah pihak untuk saling mengenal sikap dasar dalam pergaulan. Selain
itu keuntungan ekonomis bagi masyarakat yang melayani kbutuhan wisatawan akan
memperoleh uang dan juga pelestarian budaya.
Akan tetapi selain dampak menguntungkan, dampak merugikan juga
ditimbulkan oleh pariwisata khususnya bagi masyarakat daerh setempat, yaitu :
1. Menimbulkan iri hati atau kecemburuan sosial masyarakat terhadap wisatawan.
2. Umumnya masyarakat meniru kebiasaan wisatawan seperti kecanduan narkotika,
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
3. Pergeseran nilai-nilai budaya seperti perubahan gaya hidup masyarakat, yang
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat lain dengan maksud bukan
untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi
semata mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau
untuk rjalmenikmati keinginan yang beraneka ragam.
Pariwisata merupakan salah bidang usaha yang meningkatkan dan
mengembangkan seni dan budaya dari suatu bangsa serta dapat menciptakan
lapangan kerja baru bagi masyarakat untuk mencari lapangan kerja dan sekaligus
mempromosikan bangsa serta kekayaan alam daakatkngn budaya yang terkandung
didalamnya kepada bangsa lain. Disamping itu pariwisata juga dapat meningkatkan
taraf social ekonomi dari suatu masyarakat bangsa yang sekaligus berarti dapat
meningkatkan devisa bagi Negara dan dapat menjaga stabilitas prekonomian bangsa
dalam melaksanakan pembangunan yang dilaksanakan .
Untuk mengwujudkan suatu pariwisata nasional yang dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan dapat memperkenalkan kekayaan alam dan seni budaya
yang dimiliki perlu adanya koordinasi kerja yang terjalin secara rapid an terarah antar
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
pembangunan . untuk dapat terlaksananya kebijakan ini perlu diupayakan hal-hal
tersebut.
untuk menciptakan suatu kawasan obyek wisata yang menyenangkan , perlu adanya
kerja sama antar disiplin ilmu yang terkait serta studi kelayakan secara menyeluruh,
sehingga dapat dibuatkan suatu konsep umum pengembangan pariwisata dan tata cara
penanggulangan dampak –dampak negatip yang ditimbulkannya. Dengan demikian
seluruh masalah yang timbul dapat dipecahkan dan diarahkan sesuai dengan tujuan
perencanaan nya. Dengan demikian akan terwujud suatu kepariwisataan yang
benar-benar fungsional bagi pembangunan suatu masyarakat bangsa yang kita harapkan.
Dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata aceh tengah diperlukan adanya
hubungan kerja sama yang baik yang terjalin antar pihak pemda dan pengelola agar
dapat mendorong promosi objek wisata tersebut untuk dapat lebih dikenal
masyarakat, dan dampak positif untuk mencapai tujuan dan sasaran terjadi sesuai
dengan rencana.
Mengembangkan dan mengarahkan seluruh potensi dan kegiatan pariwisata sesuau
dengan agama masing-masing adat istiadat dan budaya setempat, sehingga dapat
menimbulkan perbedaan antar pribadi masyarakat.
Aceh tengah merupakan salah satu objek wisata merupakan asset yang cukup
potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata dalam
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
5.2 Saran
Perlunya perbaikan sektor perhubungan seperti kondisi jalan banyak yang rusak,
kebersihan lingkungan di kawasan pariwisata masih perlu ditingkatkan, dan
pembinaan terhadap pengusahaan di bidang Pariwisata.
1. pemerintah daerah perlu memberikan kemudahan dalam perijinan kepada
wisatawan dan pengusaha-pengusaha dala upaya pengembangan pariwisata
2. pemerintah daerah dan pihak pengelola perlu meningkatkan mutu peleyanan
kepada wisatawan seningga wisatawan merasa senang dan ingin selalu berkunjung
.
3. pemerintah setempat perlu mengembangkan dan melestarikan seluruh potensi
wisata, baik itu potensi wisata alam, budaya maupun budaya yang akan
disuguhkan kepada wisatawan.
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Yoeti, Drs.Oka.A.,”tour and Travel Management”, PT.Pradnya paramita, jakarta,
1987.
Soekadijo,R.G., ”Anatomi Pariwisata, memahami sebagai systematic linkage”,
PT.Gramedia pustaka Utama, jakarta,1996.
Hadinoto, Prof.Ir Kusudianto,”perencanaan pengembangan pariwisata Destnasi
pariwisata ”, Universitas indonesia press, jakarta, 1996.
Suawantoro, Gamal, SE, ”Dasar-dasar pariwisata”, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta,
1997.
Marpaung, Drs. Happy. SH, MH, ”PENGETAHUAN Pariwisata”, ALPABETA,
Bandung, 2002
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Gambar.2 : Danau Laut Tawar
Gambar.3 : Tari Guel
[image:57.612.90.478.119.702.2]Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Gambar .5 : Rumah Adat Aceh Tengah
[image:58.612.115.528.120.784.2]
Ahmad : Potensi Objek Wisata Kabuipaten Aceh Tengah Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Aceh Tengah, 2010.
Gambar.7 : Kegiatan Bersepeda