• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PARTISIPASI SISWA YANG BELUM TUNTAS DALAM PELAJARAN PPKn TERHADAP KEBERHASILAN REMEDIAL DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PARTISIPASI SISWA YANG BELUM TUNTAS DALAM PELAJARAN PPKn TERHADAP KEBERHASILAN REMEDIAL DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI SISWA YANG BELUM TUNTAS DALAM PELAJARAN PPKn TERHADAP KEBERHASILAN REMEDIAL

DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Eka Sapradinatha

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran PPKn terhadap keberhasilan remedial dikelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2014/2015.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) pengaruh partisipasi siswa dominan pada kategori berpartisipasi dengan persentase 66%, (2) keberhasilan remedial dominan pada kategori berhasil dengan persentase 68%, (3) hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan dengan kategori kuat antara pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran PPKn terhadap keberhasilan remedial, hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan rumus Chi Kuadrat dimana x2 hitung lebih besar dari x2 tabel yaitu 15,5 ≥ 9,488 pada taraf signifikan 5% (0,05) dan derajat kebebasan 4, berdasarkan perbandingan antara C dan Cmaxs = 0,66 kategori kuat, artinya semakin berpartisipasinya siswa saat

belajar memungkinkan semakin berhasilnya siswa dalam pembelajaran remedial.

▸ Baca selengkapnya: kompetensi dasar dalam pelajaran ppkn kelas xii ada ....

(2)

PENGARUH PARTISIPASI SISWA YANG BELUM TUNTAS DALAM PELAJARAN PPKn TERHADAP KEBERHASILAN REMEDIAL

DIKELAS XII IPA SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Eka Sapradinatha

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGARUH PARTISIPASI SISWA YANG BELUM TUNTAS DALAM PELAJARAN PPKn TERHADAP KEBERHASILAN REMEDIAL

DIKELAS XII IPA SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

(Skripsi)

Oleh

Eka Sapradinatha

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

1.7.3. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 9

1.7.4. Ru ang Lingkup Tempat/Lokasi Penelitian... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Belajar Tuntas 2.1.1 Pengertian Belajar Tuntas ... 10

2.1.2 Dasar Belajar Tuntas ... 12

2.1.3 Prinsip Belajar Tuntas ... 12

2.2 Tinjauan Umum Pembelajaran Remedial 2.2.1 Pengertian Remedial ... 13

2.2.2 Tujuan Pembelajaran Remedial ... 14

2.2.3 Fungsi Pemebelajaran Remedial ... 15

2.2.4 Strategi Pembelajaran Remedeial ... 17

(6)

2.2.6 Faktor-Faktor Peserta didik mengikuti pembelajaran remedial

... 20

2.3 Tinjauan Umum Tentang Prestasi Belajar 2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 21

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

2.4 Tinjaun Umum Tentang Kesulitan Belajar 2.4.1 Pengertian Kesulitan Belajar ... 23

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kesulitan Belajar .... 24

2.5 Tinjauan Umum Tentang Partisipasi Belajar 2.5.1 Pengertian Partisipasi Belajar ... 25

2.6 Kajian Penelitian Yang Relevan 2.6.1 Ditingkat Lokal ... 26

2.6.2 Ditiingkat Nasional ... 26

2.6.3 Ditingkat Internasional ... 27

2.7 Kerangka Fikir ... 27

III. METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel ... 30

3.3 Variabel Penelitian ... 30

3.4 Definisi Konseptual Variabel ... 31

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.6 Pengukuran Variabel ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Penelitian ... 39

4.1.1 Persiapan Judul ... 39

4.1.2 Penelitian Pendahuluan ... 39

4.1.3 Pengajuan Rencana Penelitian ... 40

4.1.4 Penyusunan Alat Pengumpulan Dara ... 40

4.1.5 Pelaksanaan Penelitian ... 41

4.1.6 Uji Coba Angket ... 41

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

4.2.1 Sejarah Singkat SMA Perintis 2 Bandar Lampung ... 46

4.2.2 Situasi dan Kondisi Sekolah ... 46

(7)

4.3 Deskripsi Data ... 48

4.3.1 Pengumpulan Data ... 48

4.3.2 Penyajian Data ... 49

4.4 Pengujian Data ... 69

4.4.1 Pengujian Pengaruh ... 69

4.4.2 Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ... 71

4.5 Pembahasan ... 73

4.5.1 Partisipasi Belajar ... 74

4.5.2 Indikator Partisipasi Belajar ... 76

4.5.3 Indikator Minat Belajar Siswa ... 78

4.5.4 Indikator Keberhasilan Remedial ... 79

4.5.5 Keberhasilan Remedial ... 80

4.5.6 IndikatorPelaksanaan Remedial ... 81

4.6. Pengujian Keeratan Pengaruh……….. 83

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... ... 84 DAFRAT PUSRAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana judul skripsi... 87

2. Surat keterangan penelitian pendahuluan... 88

3. Surat izin melaksanakan penelitian pendahuluan... 89

4. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian pendahuluan... 90

5. Surat keterangan telah melakukan seminar proposal... 91

6. Angket penelitian... 92

7. Surat izin melaksanakan penelitian... 93

8. Surat keterangan telah melakukan penelitian... 94

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kelulusan siswa semester genap ... 5

Tabel 2. Hasil uji coba angket kepada sepuluh orang diluar sampel- .... untuk item ganjil (X) ... 44

Tabel 3. Hasil uji coba angket kepada sepuluh orang diluar sampel- untuk item genap (Y)... 45

Tabel 4 Tabel kerja antara item ganjil (X) dan item genap (Y) dari uji Coba angket kepada sepuluh orang responden diluar sampel . 45 Tabel 5. Distribusi sarana dan prasarana SMA Perintis 2 Bandar Lampung... 50

Tabel 6. Distribusi hasil angket indikator partisipasi siswa ... 51

Tabel 7. Distribusi frekuensi indikator partisipasi siswa ... 56

Tabel 8. Distribusi hasil angket indikator minat belajar siswa ... 54

Tabel 9. Distribusi frekuensi indikator minat belajar siswa ... 56

Tabel 10. Distribusi hasil angket indikator partisipasi belajar (X)... 57

Tabel 11. Distribusi frekuensi indikator partisipasi belajar ... 59

Tabel 12. Distribusi hasil angket indikator keberhasilan remedial ... 61

Tabel 13. Distribusi frekuensi indikator keberhasilan remedial... 63

Tabel 14. Distribusi hasil angket indikator pelaksanaan remedial ... 64

Tabel 15. Distribusi frekuensi indikator pelaksanaan remedial ... 66

Tabel 16. Distribusi hasil angket indikator keberhasilan remedial (Y) .... 67

Tabel 17. Distribusi frekuensi indikator keberhasilan remedial... 69

Tabel 18. Daftar tingkat perbandingan jumlah responden mengenai pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran PPKn terhadap keberhasilan remedial dikelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 ... 70

(10)
(11)
(12)

Moto

“Setiap Orang Memiliki Jalan Masing-Masing Yakinlah Apa

Yang Kamu Jalani Itulah Yang Terbaik Untukmu”.

(Eka Sapradinatha)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan

mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa

kehilangan semangat”.

(13)
(14)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dan cinta

kasih kepada :

“Kedua orang tuaku, ayah dan ibu

tercinta yang selalu menjadi

semangat dalam

hidupku, kesabaran dan do’a dalam

setiap

sujudmu untuk , Menanti keberhasilanku serta harapan disetiap

tetesan

Keringatmu demi keberhasilanku”

(Aku Sayang Kalian)

Keluarga Besarku dan Saudara-saudaraku, yang senantiasa

mendukung dan mendo’akan

keberhasilanku

“Teman

-teman PPKN Angkatan 2011 yang selalu memberikan

bantuan serta motivasi kepadaku

Serta

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Eka Sapradinatha, dilahirkan di Sabuk Empat, Kecamatan Abung Kunang Kabupaten Lampung Utara, pada 07 Juni 1993 yang merupakan putra ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Syaripudin AB dan Ibu Asmawati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain: 1. SD Negeri 2 Bojong Barat yang diselesaikan pada tahun 2003. 2. SMP Negeri 9 Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 2008.

3. SMA Perintis 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011.

(16)

SANWACANA

Alhamdulilah! Puji Syukur kepada Allah atas segala hidayah dan taufik-Nya yang dibeikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Siswa Yang Belum Tuntas Dalam Pelajaran PPKn Terhadap Keberhasilan Remedial Dikelas XII IPA SMA Perintis 2

Bandar Lampung Tahun Pelalajaran 2014/2015” Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing I, yang telah memberikan motivasi dan bimbingannya dalam membantu penyusunan skripsi. Dan juga Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing akademik (PA) sekaligus sebagai pembimbing II, terimakasih atas kesediaannya dalam membimbing dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

(17)

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan kerja sama Faklutas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd.,selaku ketua program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sekaligus pembimbing I terimakasih banyak. 7. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. selaku pembahas I, terimakasih atas masukan,

saran, dan kritikannya pada penulis.

8. Bapak Abdul Halim, S.Pd., M.Pd. selaku pembahas II, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.

9. Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd,. M.Pd. Selaku pembimbing II terimakasih banyak.

10.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(18)

12.Seluruh angkatan 2011, terima kasih banyak teman-teman atas kerjasama dan kebersamaan selama empat tahun ini, semoga kita dapat meraih impian yang selama ini kita perjuangkan, Amin.

13.Seluruh Adik tingkat dari Angkatan 2012 sampai angkatan 2014 terima kasih atas doa dan segala bantuannya selama ini.

14.Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih banyak.

Semoga semua bantuan dan kerjasama yang baik ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah. Dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis,

(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk yang dinamis yang mempunyai cita–cita, serta keinginan untuk hidup bahagia baik di dunia maupun di alam aherat, namun itu semua tidak mungkin tercapai jika mereka tidak berusaha dan bekerja keras sertamenempuh jenjang pendidikan, karena proses pendididkan merupakan salah satu cara yang bertahap berdasarkan perencanaan untuk meraih kebahagian itu semua.

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap manusia, tanpa adanya pendidikan mustahil bagi manusia untuk dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi atau cita–cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut pandangan mereka. Maka dari itu pendidikan menjadi sarana utama bagi manusia untuk meraih cita–cita dan keinginan mereka.

(20)

2

mempengaruhi seseorang pertama lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.Ketiga lingkungan ini disebut dengan lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama memberikan keterampilan dasar, agama, serta kepercayaan. Tidak hanya itu lingkungan ini juga memberikan nila–nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup siswa untuk dapat hidup mandiri, berperan dalam keluarga serta dapat hidup bermasyarakat. Ayah dan ibu merupakan pendidik sedangkan anak sebagai objek yang akan dididik, namun lingkungan keluarga ini tidak mempunyai program yang resmi sepertihalnya lingkungan sekolah.

Lingkungan masyarakat merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, oleh karena itt masyarakat berpartisipasi dengan membuka lembaga pendidikan swasta, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.

(21)

3

Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang kelahiran dan pertumbuhannya dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri. Artinya sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban lewat Pendidik untuk memberi pendidikan kepada siswa.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu pendidik sebagai tumpuan dan harapan tercapainya tujuan pendidikan, terbentuknya manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, berbudi pekerti, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya. hal ini dapat tercapai melalui beberapa proses pembelajaran yang terencana. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan.

(22)

4

Diharapkan dengan belajar peserta didik akan mempunyai pemahaman tentang kompetensi yang telah disampaikan, serta dapat menuntaskan kompetensi yang telah dipelajar dan mendapatkan hasil yang diharapkan namun pada kenyataannya masih ada beberapa siswa yang belum tuntas,

Menurut Saiful Bahri Dajamarah (2002:122) pengukuran tingkat keberhasilan proses pembelajaran sangat penting. Oleh karena itu, pengukurannya harus benar – benar lugas;

a.Apabila 75% atau lebih dari jumlah peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses pembelajaran berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru.

b.Apabila 75% atau lebih dari jumlah peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka proses belajar mengajarberikutnya hendak bersifat perbaikan (remedial).

(23)

5

Tabel 1.1 Kelulusan Siswa Pada Mata Pelajaran PKn SemesterGenap tahun Pelajaran 2014/2015

Keterangan * : Untuk Semester ganjil TP 2014/2015 KKM nya adalah 80.

Sumber : Data Analisis Nilai Guru Mata Pelajaran PKn kelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung.

Tabel 1.1 dapat kita simpulkan bahwa jumlah siswa kelas XII IPA I adalah 43orang, siswa yang tuntas 24 dan yang tidak tuntas 19 orang, kelas XIIIPA 2 jumlah siswa ada 48 orang, siswa yang tuntas 25 dan yang tidak tuntas 23 orang, kelas XII IPA 3 jumlah siswa ada 47 orang, siswa yang tuntas 21 dan yang tidak tuntas ada 26 orang, kelas XII IPA 4 jumlah siswa ada 46 orang, siswa yang tuntas 25 dan yang tidak tuntas ada 21 orang, kelas XII IPA 5 jumlah siswa ada 43 orang, siswa yang tuntas ada 20 dan yang tidak tuntas ada 23 orang. Kelas XII IPA 6 jumlah siswa ada 48 orang, siswa yang tuntas ada 18 dan yang tidak tuntas ada 30 orang. dan kelas XII IPA 7 jumlah siswa ada 41 orang, siswa yang tuntas ada 29 dan yang tidak tuntas ada 12 orang.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PPKn SMA Perintis 2 Bandar lampung tanggal 23 Februari 2015 menerangkan bahwa ada beberapa faktor yang membuat siswa tidak tuntas diantaranya kurangnya minat mereka pada mata pelajaran PPKn, mereka menganggap mata pelajaran PPKn mudah dan

(24)

6

tidak begitu penting dan sebagainya. Sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima mereka dengan optimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa yang belum tuntas kelas XII IPA 3, dapat penulis simpulkan bahwa mereka beranggapan guru mata pelajaran PPKn tidak dapat membuat proses pembelajaran PPKn menarik sehingga mereka bosan saat belajar, selain itu suasana kelas yang sangat panas dan suara bising yang menyebabkan kurang fokusnya mereka saat mendengarkan guru dalam memberikan materi pelajaran.

Adapun faktor penunjang dalam proses pembelajaran PPKn seperti buku cetak dan LKS sudah tersedia, selain itu guru mata pelajaran menyarankan agar setiap siswa mempunyai minimal satu dalam setiap meja, hal ini diharapkan dapat membantu mereka dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi penulis di SMA Perintis 2 Bandar lampung, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa belum tuntas dalam pelajaran PPKn, diantaranya latar belakang siswa yang berbeda beda, jumlah siswa yang berlebihan dalam satu kelas, kurangnya kreatifitas guru dalam mangajar mata pelajaran PPKn, siswa menganggap mata pelajaran PPKn tidak begitu penting. dan kurangnya motivasi siswa untuk berkompetisi memperoleh prestasi dikelasnya.

(25)

7

yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran kepada siswa yang mengikuti pembelajaran remedial.

Bedasarkan uraian tersebut peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Partisipasi Siswa Yang Belum Tuntas Dalam Pelajaran PPKn Terhadap Keberhasilan Remedial Dikelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Perbedaan latar belakang dan kecepatan belajar siswa 2. Banyaknya siswa dalam satu kelas

3. Kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar mata pelajaran PPKn. 4. Kurangnnya motivasisiswa dalam belajar PPKn dikelas.

5. Kurangnya motivasi siswa untuk berkompetisi memperoleh prestasi disekolah

1.3Batasan Masalah

(26)

8

1.4Rumusan Masalah

Bagaimanakahpengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran ppkn terhadap keberhasilan remedial di kelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

1.5Tujuan dan Keguaan Penelitian 1.5.1Tujuan Penelitian

Untuk menjelaskanPengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran PPKn terhadap keberhasilan remedial dikelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.5.2 Kegunaan Penelitian Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan konsep–konsep pendidikan khususnya dalam wilayah kajian pendidikan kewarganegaraan karena terkait dengan hak setiap siswa untuk memperoleh prestasi belajar sesuai kemampuannya.

Secara Praktis

(27)

9

1.6 Ruang Lingkup

1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan, yang termasuk dalam lingkup proses pembelajaran PPKn di sekolah

1.6.2 Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran PPKn kelas XII IPA.

1.6.3 Ruang Lingkup Objek

Ruang Lingkup Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas XII IPASMA Perintis 2 Bandar Lampung.

1.6.4Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini di laksanakan di SMA Perintis 2 Bandar Lampung

1.6.5 Ruang Lingkup Waktu

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Belajar Tuntas 2.1.1 Pengertian Belajar Tuntas

“Belajar tuntas adalah siswa yang telah tuntas menguasai pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan dapat berpindah pada pelajaran berikutnya” (Mustakim, Wahid. 2010: 113)

“Belajar tuntas merupakan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari” (Ramayulis, 2005:193).

“Belajar tuntas (mastery learning) adalah pendekatann pembelajaran berdasarkan pandangan filosofis bahwa seluruh peserta didik dapat belajar jika mereka mendapat dukungan kondisi yang tepat” (Bandono:2008: 24)

(29)

11

secara keseluruhan, diharapkan peserta didik dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan lebih efektif dan efisien.

Ukuran yang digunakan untuk hasil belajar tuntas adalah tingkat kemampuan perindividu bukan perkelas, untuk peserta yang bisa mendapatkan hasil ujian diatas kriteria ketuntasan belajar dapat diberikan pengayaan materi atau melanjutkan materi selanjutnya, namun jika peserta didik mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal, yang ditetapkan harus mengikuti pembelajaran remedial.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran tuntas Menurut Benyamin S. Bloom (Ramayulis, 1990: 194)

a. Menentukan Unit pelajaran (dipecah untuk setiap satu dua minggu). b. Merumuskan tujuan pengajaran (secara khusus dan terukur)

c. Menentukan standar ketuntasan (patokan berupa persentase). d. Menyusun dianostik test, test formatif sebagai dasar umpan balik. e. Mempersiapkan seperangkat tugas untuk dipelajari.

f. Mempersiapkan seperangkat pengajaran korektif (bagi peserta didik yang lemah).

g. Pelaksanaan pengajaran biasa (group based instruction). h. Evaluasi sumatif, (apabila selesai satu unit).

(30)

12

2.1.2Dasar – Dasar Belajar Tuntas

Dasar dan Teori pembelajaran tuntas( Mastery Learning Teori ) berawal dari pandangan Jhon B. Carroll (1963) tentang kemampuan siswa menurutnya “Model of School Learning” yang kemudian dirubah dan disempurnakan oleh Benyamin S. Bloom menjadi sebuah model belajar yang lebih operasional, kemudian disempurnakan kembali oleh James H. Block. Menurut Caroll bakat atau karakter peserta didik itu bukanlah kecerdasan yang alamiah, namun waktu peserta didik itu untuk menguasai kompetensi tertentu.

Berdasarkan penjabaran tersebut dapat disimpulakan dasar dari pembelajaran tuntas ini adalah siswa yang mempunyai pemahaman materi diatas rata-rata dari temannya bukanlah kecerdasan yang dibawanya sejak lahir melainkan seberapa lama dan seefektif mana waktu yang digunakan dalam belajar dan memahami suatu kompetensi pembelajaran.

2.1.3 Prinsip Pembelajaran Tuntas

(31)

13

Adapun prinsip – prinsip pembelajaran tuntas ini menurut Sukmadinata, (2005):

1. Sebagian besar dari pesrta didik belajar dalam keadaan yang menyenangkan

2. Guru dapat menyusun strategi pembelajaran tuntas ini sedemikian rupa

3. Guru dapat merinci bahan ajarnya dalam satuan – satuan bahan ajar yang kecil untuk memudahkan peserta didik dalam memahami apa yang dijelaskan.

4. Guru menyusun bahan ajaran untuk kegiatan perbaikan dan pengayaan, 5. Penilaian yang digunakan yaitu acuan norma, bukan berdasarkan

patokan nilai.

6. Memperhatikan perbedaan – perbedaan individual pesrta didik.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Prinsip pembelajaran tuntas adalah suatu sistem pembelajaran yang disusun secara sistematis dan dievaluasi berdasarkan norma jika siswa telah menuntaskan kompetensi pelajaran dapat melanjutkan ke kompetensi berikutya, sedangkan siswa yang belum tuntas akan diberikan waktu lebih banyak sampai menguasai secara tuntas bahan yang diberikan.

2.2 Tinjauan Umum Pembelajaran Remedial 2.2.1 Pengertian Remedial

Menurut Siahaan (dalam Fakihuddin, 2007: 12) “mengemukakan bahwa kata remedial berarti bersifat mengobati, menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik. Lebih lanjut Siahaan mengemukakan bahwa makna remedial memberi batasan pengajaran remedial sebagai suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan pengajaran sehingga membuat menjadi baik”.

(32)

14

remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang meliputi cara mengajar, cara belajar, materi pelajaran, fasilitas dan lingkungan yang ikut mempengaruhi proses belajar tersebut.

Sedangkan menurut Syamsudin (2012: 08) menjelaskan bahwa yang dimaksud denga kegiatan perbaikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis, sifat, kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya serta cara mendapatkan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data informasi yang seobjektif mungkin.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial adalah sebuah sistem pembelajaran untuk membantu siswa dalam menuntaskan KD yang belum tuntas yang bersifat memperbaiki kesalahan atau kekeliruan siswa

2.2.2 Tujuan Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial dapat digunakan siswa untuk memperbaiki nilai prestasi mereka yang belum lulus, dengan mengikuti beberapa proses dari pembelajaran remedial ini siswa dapat terbantu untuk menuntaskan KD yang belum tuntas sekaligus memperbaiki kesalahan atau pemahaman materi yang belum mereka pahami sepenuhnya.

Dalam hal ini Mukhtar dan Rusmini (2001:21) menyebutkan secara rinci tujuan pengajaran remedial (perbaikan) adalah:

1. Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya, 2. Agar siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah

yang lebih baik.

3. Agar siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat. 4. Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang

mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.

(33)

15

menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi agar tercapainya hasil pembelajaran yang lebih baik.

2.2.3Fungsi Pembelajaran Remedial

Menurut Mukhtar dan Rusmini (2001:22) “pengajaran remedial mempunyai beberapa fungsi dalam keseluruhan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu” :

Fungsi Korektif

Fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pengajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, antara lain mencakup perumusan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran evaluasi dan lain-lain. Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas maka prestasi belajar siswa beserta faktor-faktor yang mempengaruhi dapat diperbaiki.

Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman berarti bahwa dengan pengajaran remedial memungkinkan guru, siswa dan pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.

(34)

16

Fungsi penyesuaian berarti bahwa pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya (proses belajarnya). Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga diharapkan siswa lebih terdorong untuk belajar.

Fungsi Pengayaan

Fungsi pengayaan berarti bahwa pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler, akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial. Demikian juga dari segi metode dan alat yang digunakan, sehingga hasil yang diperoleh siswa diharapkan menjadi lebih baik, lebih dalam atau singkatnya prestasi belajarnya lebih kaya.

Fungsi Akselerasi

Fungsi akselerasi berarti bahwa dengan pengajaran remedial akan dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien. Dengan kata lain dapat mempercepat proses pembelajaran, baik dari segi waktu maupun materi.

Fungsi Terapeutik

(35)

17

penyimpangannya. Hal ini tentunya akan dapat menunjang prestasi belajar yang lebih baik dan pencapaian prestasi yang baik akan dapat mempengaruhi pribadi.

2.2.4 Strategi Pembelajaran Remedial

Menurut Mukhtar dan Rusmini (2001:7) dalam usaha memberikan bantuan pengajaran remedial kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat ditempuh dengan menggunakan langkah-langkah atau strategi sebagai berikut:

1. Identifikasi kasus yaitu menentukan siapa-siapa siswa yang mengalami gangguan atau kesulitan belajar

2. Menentukan gejala kesulitan belajar yang dialami siswa dan mengetahui dimana kelemahan-kelemahan itu dapat dialokasikan. 3. Menganalisis berbagi faktor yang berkaitan dengan timbulnya

kesulitan belajar dan mengetahui mengapa kelemahan-kelemahan itu dapat terjadi.

4. Menyusun rekomendasi (saran-saran) penyembuhan yang akan dipergunakan dalam pengajaran remedial .

5. Menentukan bagaimana upaya penyembuhan atau pencegahan terhadap kelemahan atau kesulitan dalam belajar tersebut.

(36)

18

2.2.5 Metode Pembelajaran Remedial

“Agar siswa dapat mencapai ketuntasan belajarnya, guru perlu mencari cara atau metode yang efektif untuk membantu siswanya di dalam metode pengajaran remedial” (Mukhtar dan Rusmini 2001:63-65).

Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan suatu metode mengajar yang dilakukan dengan penyajian materi, melalui penjelasan lisan oleh seorang guru kepada siswa-siswanya. Metode ini biasanya digunakan apabila guru akan menyampaikan suatu kenyataan yang tidak ada dalam buku pelajaran. Sementara fakta ini dimaksudkan untuk memperdalam atau memperluas materi pelajaran yang tidak terdapat dalam buku tersebut.

Metode Diskusi

(37)

19

percaya mempercayai, mengembangkan kerjasama antar pribadi, menumbuhkan kepercayaan diri dan menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

Metode perbaikan tugas merupakan suatu metode yang dilakukan oleh guru dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk yang telah diberikan oleh guru, baik secara kelompok maupun individu, metode pemberian tugas dalam program remedial ini digunakan dalam rangka mengenal kasus dan pemberian bantuan. Dengan pemberian bantuan tugas-tugas tertentu, baik secara individual maupun kelompok, siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong. Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat memperluas mendalami materi yang dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami.

Metode Tanya Jawab

(38)

20

2.2.6 Faktor – Faktor Peserta didik mengikuti pembelajaran Remedial

Ada beberapa faktor yang membuat peserta didik mengalami kesulitan belajar yang ahirnya tidak lulus dan mengikuti pembelajaran remedialFaktor tersebut antara lain :

a. Faktor dari dalam diri peserta didik  Lemahnya fisik peserta didik,  Penyakit yang tak kunjung sembuh  Mempunyai mental yang lemah  Kurannya minat dalam belajar  Emosi yang terlalu lemah

 Mempunyai kebiasaan – kebiasaan yang kurang baik  Tidak mempunyai dasar pengetahuan yang akan dipelajari, b. Faktor dari Luar peserta didik

 Ketidaksesuaian perangkat pembelajaran dengan kematangan peserta didik

 Beban belajar yang terlalu berat  Ketidaksesuaian standar administratif,  Selalu berpindah sekolah,

 Kelemahan sistem pembelajaran pada tingkat pendidikan dasar sebelumnya.

 Kelemaan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga (pendidikan, dan ketentraman dalam rumah tangga)

 Kegiatan ekstrakulikuler yang terlalu banyak diikuti,

(39)

21

2.3. Tinjauan Umum Tentang Prestasi Belajar 2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Suryabrata (2001 :232) “prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan yang baru dari proses belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam belajarnya”.

Hamalik (1994: 45) “berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu”.

Menurut Moh. Surya (2004:75) “prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Berdasarkan penjelasan diatasan dapat disimpulkan prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan siswa setelah mengikuti beberapa rangkai proses pembelajaran yang digambarkan dengan nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan.

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(40)

22

Menurut Slameto (2003: 23) “faktor–faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua”, yaitu:

Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain:

a. faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, b. faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, kematangan dan kesiapan belajar,

c. faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis)

Faktor eksteren, yaitu faktor yang ada diluar individu, antara lain: a. faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik anak, relasi antara

anggota keluarga, suasana rumah. Keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan,

b. faktor sekolah, meliputi cara metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung dan tugas rumah.

c. faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

(41)

23

2.4. Tinjauan Umum Tentang Kesulitan Belajar 2.4.1 Pengertian Kesulitan Belajar

“Kesulitan belajar adalah keadaan dimana siswa tidak dapat belajar secara maksimal karena mengalami hambatan dan gangguan dalam dirinya”. (Djamarah, 2011: 233)

“Secara khusus, kesulitan yang dijumpai peserta didik dapat berupa tidak dikuasainya kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Menghadapi murid dengan berbagai pribadi dan beragam kesulitan belajar, menuntut guru untuk memilih metode yang tepat untuk menyampaikan materi sesuai dengan perbedaan kemampuan otak siswa dan berusaha keras didalam menjelaskan permasalalan dan menyajikan kata-kata dengan ungkapan yang jelas dan dapat dipahami sesuai dengan tingkatan para siswanya” (Fuad bin Abdul Aziz Asy-syalhub 2008: 114).

“Menurut M. Dalyono kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya/sama, dikarenakan perbedaan latar belakang siswa” (M. Dalyono 2012: 229)

“Masalah belajar timbul karena perbedaan karakter masing-masing siswa yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan teman-temannya”. (Dimjati, Mudjiono, 2009: 235)

(42)

24

diklasifikasikan menjadi dua bagian pertama kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan dan kesulitan belajar akademik, kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasadan komonikasi serta kesulitan dalam penyesuaian prilaku sosial. Sedangkan kesulitan belajar akademik berkaitan dengan kegagalan–kegagalan dalam mencapai prestasi akademik, kegagalan ini mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca dan menulis.

2.4.2 Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Kesulitan Belajar

Menurut Dimyati, Mudjiono (2009: 260) ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa belajar yaitu sebagai berikut:

Faktor intern antara lain: a. Sikap terhadap belajar b. Motivasi belajar c. Konsentrasi belajar

d. Kemampuan mnegolah bahan ajar

e. Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar f. Kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan g. Kemampuan berprestasi

h. Rasa percaya diri

i. Intelegensi dan keberhasilan belajar j. Kebiasaan belajar

k. Cita-cita siswa

Faktor ekstern antara lain a. Guru sebagai pembina belajar b. Sarana dan prasarana belajar c. Kebijakan penilaian

d. Lingkungan sosial siswa e. Kurikulum sekolah

(43)

25

faktor dari luar siswa, faktor dari dalam bisa berupa masalah yang sedang ia hadapi dengan teman, keluarga atau dia sendiri, sedangkan faktor dari luar berupa lingkungan kelas yang kurang kondusif, pergaulan dengan teman yang kurang baik, sarana dan prasarana pendukung yang kurang memadai.

2.5 Tinjauan Umum Tentang Partisiapasi Belajar 2.5.1 Pengertian Partisipasi Belajar

Menurut Davis dan Newstram (Remiswal, 2013: 29) “partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka memberikan kontribusi pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab untuk mencapainya”.

Sedangkan menurut Yeung dan McGee (Remiswal, 2013: 29) “Partisipasi adalah peran serta seseorang atau sekelompok orang dalam satu kegiatan, sehingga partisipasi merupakan tindakan ambil bagian dalam suatu kegiatan bersama”.

Arikunto (2005: 69) “Aktifitas siswa merupakan keterlibatan peserta didik dalam sikap, fikiran, perhatian, dan kegiatan dalam proses pembelajaran guna menunjang proses hasil pembelajaran”.

(44)

26

2.6 Kajian Penelitian Yang Relevan Tingkat Lokal

Penelitian ini relevan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Efendi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Adapun judul penelitiannya adalah “Pengaruh Pembelajaran Remedial Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMK PGRI 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Efendi adalah bahwa pelaksanakan remedial sangat membantu siswa dalam menuntaskan belajarnya, selain itu pelaksanaan remedial juga dapat memotivasi siswa untuk semangat belajar dan lebih berprestasi.

Ditingkat Nanional

Penelitian Ini Relevan Dengan Salah Satu Penelitian Yang Dilakukan Oleh Arga Lacopa Arisana. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Adapun Judul Penelitiannya Adalah “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Man Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012.

(45)

27

persepsi siswa tentang kualitas mengajar guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar Akutansi siswa.

Ditingkat Internasional

Penelitian ini relevan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Kathleen L. Kitto. Western Washington UniversityAdapun judul penelitiannya adalah “Investigating How to Support Improvements in

Student Learning Outcomes in a Fundamental MaterialsEngineering

Course”. (InvestigasiBagaimana MendukungPeningkatanHasil Belajar

MahasiswadalamFundamentalMaterial).

Adapun hasil penelitiannya adalah bahwa Studi penelitian di bidang pendidikan teknik, yang berbasis konstruktivisme sosial dan kognitif, menunjukkan bahwa siswa membangun perancah dari struktur kognitif yang ada untuk informasi baru ketika siswa dapat membuat koneksi ke pengetahuan yang ada dan pengalaman.. Penelitian juga telah menunjukkan pembelajaran kooperatif, pemahaman gaya belajar individu siswa, dan praktek pengajaran induktif merupakan komponen penting yang menyebabkan peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa (SLOs).

2.7 Kerangka Pikir

(46)

28

Dalam kegitan belajar mengajar, pembelajaran remedial sangat dibutuhkanoleh siswa yang belum tuntas, karena dengan pembelajaran remedial siswa yang belum tuntas dapat terbantu untuk menuntaskan KD yang belum tuntassekaligus memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih baik lagi. Oleh karena itu penelitian ini akan melihat pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran PPKn terhadap keberhasilan remedial dikelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung Untuk lebih jelasnya alur penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan Kerangka Fikir

2.7Hipotesis

Ho: Tidak ada Pengaruh antara Parisipasi Siswa Yang belum Tuntas dalam Pelajaran PPKnTerhadap Keberhasilan Remedial Di Kelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Hi: Ada Pengaruh antara Partisipasi Siswa Yang belum Tuntas dalam pelajaran PPKn Terhadap Keberhasilan Remedial Di Kelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Variabel X

Keberhasilan remedial siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial. a. Behasil

(47)

III. METODE PENELITITAN

3.1 Pendekatan Penelitan

Metode penelitian digunakan untuk menemukan jawaban secara sistematis. Metode merupakan ilmu yang membicarakan sistematis untuk mencapai tujuan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran PPKn terhadap keberhasilan remedial, mencatat, menganalisis serta menginterprestasikan hasil dari penelitian ini, dengan kata lain penelitian deskriptif mempunyai tujuan untuk memperoleh informasi– informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel– variabel yang ada.

“metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas” (Sugiyono 2005: 21)”

(48)

30

dan menggambarkan tentang Pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam pelajaran PPKn terhadap keberhasilan remedial di SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

3.2 Populasi 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.(Sugiyono, 2009:61).

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilaah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi (Sabar, 2007).

Berdasarkan pengertian tersebut diatas populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar lampung yang berjumlah 41 orang.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2009: 60).

(49)

31

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas(diberi simbol X).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan remedialsiswa setelah mengikuti pembelajaran remedial. (diberi simbol Y)

3.4Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 3.4.1Definisi Konseptual

a. Partisipasi (X)

partisipasi adalah pengambilan bagian atau keterlibatab individu, kelompok dengan cara memberikan kontribusi atau ikut aktif dalam suatu proses pembelajaran demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

b. hasil belajar (Y)

hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti ujian suatu kompetensi, adapun nilai ini ada kriteria ketuntasan minimal jika pesrta didik memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya, sebaliknya peserta didik yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal akan diberikan pembelajaran remedial.

3.5Definisi Operasional a. Partisipasi

(50)

32

pembelajaran dan ikut serta dalam mendukung pencapaian tujuan serta bertanggung jawab atas keterlibatannya yaitu:

a. Ikut aktif mengerjakan soal yang diberikan guru

b. Menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal didepan kelas c. Memberi tanggapan dan mengajukan ide

d. Membuat kesimpulan dari materi baik secara mandiri atau kelompok

Sementara itu hasil belajar yang diperoleh siswa diantaranya sebagai berikut:

a. Baik b. Sedang c. Rendah

3.6Rencana Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini sebagai pengukuran variabel sebagai berikut yang ada dengan tujuan supaya permasalahan dari objek yang akan diteliti dapat dipahami secara jelas.

Pengukuran partisipasi siswa

(51)

33

Hasil ujian peserta didik

1. Kategori berhasil dengan skor 3. 2. Kategori cukup berhasil dengan skor 2. 3. Kategori kurang berhasi dengan skor 1.

3.7Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan data sebagai berikut

a. Angket

Teknik angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan tujuan menjaring data dan informasi secara langsung dari responden. Sasaran angket adalah siswa kelas XII IPA SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Responden memilih jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan subjek, setiap item memiliki tiga alternatif jawaban yang masing – masing mempunyai skor yang berbeda–beda.

a. Alternatif jawaban yang mendukung diberi skor 3. b. Alternatif jawaban yang cukup mendukung diberi skor 2. c. Alternatif jawaban yang kurang mendukung diberi skor 1.

b.Obsevasi

(52)

34

3.8Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tes 3.8.1 Validitas

Uji validitas untuk menunjukan kevalidan suatu instrumen. “sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat diukur, apabila dapat diungkapkan data dari variabel yang hendak di teliti dengan tepat (Suharsimi Arikunto (2010: 211)”.

Uji validitas dalam penelitian ini yaitu dengan mengkonsultasikan kepada beberapa ahli penelitian dan tenaga pengajar di lingkungan FKIP Universitas Lampung. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

Peneliti mengadakan uji coba langsung dengan berdasarkan teori – teori yang melahirkan indikator – indikator variabel yang dikonstruksikan menjadi item – item pertanyaan.

3.1.2Uji Reliabilitas

(53)

35

rxy : hubungan variabel x dan y

x : variabel bebas

y : variabel terikat

N : jumlah responden

Selanjutnya dicari reliabilitas dengan menggunakan rumus Sperman Brown untuk mengetahui seluruh koefisien seluruh item.

)

Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai

berikut(Manase Malo, 1985:139).

0,90 – 1,00 = Reliabilitas Tinggi

0,50 – 0,89 = Reliabilitas Sedang

(54)

36

3.9 Teknik Analisis Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu menguraikan kata-kata dalam kalimat serta angka dalam kalimat secara sistematis. Selanjutnya disimpulkan untuk mengelola dan menganalisis data dengan menggunakan rumus Iterval yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam Nafilah (2005:

Penentuan tingkat persentase digunakan rumus yang dikemukakan oleh Ali (1984: 184) sebagai berikut :

%

P = Besarnya Presentase

(55)

37

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria Suharsimi Arikunto (1986: 196) sebagai berikut:

76%-100% = Baik 56%-75% = Cukup 40%-55% = Kurang Baik 0-39% = Tidak Baik

Pengujian keeratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat

sebagai berikut :

Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefisien korelasi, hal ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap keberhasilan remedial

(56)

38

n x

x c

 

2 2

Keterangan :

c : koefisien kontigensi

X2 : chi kuadrat

n : jumlah sampel

(Sudjana, 1996 : 280)

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi

faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan koefisien kontingensi

maksimum yang bisa terjadi. Harga C maksium ini dapat dihitung dengan rumus :

C maks

M M 1

Keterangan

C maks :koefisien kontigensi maksimum.

M : harga minimum antara banyak baris dan kolom dengan

kreteria uji hubungan “ makin dekat harga C pada

Cmaks, makin besar derajat asosiasi antara faktor”.

(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari pengolahan data dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh partisipasi siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran remedial. Terbukti semakin aktifnya siswa yang belum tuntas dalam bertanya, berdiskusi, mencatat dalam pembelajaran dikelas akan semakin baik pula nilai diperolehnya, yang sebelumnya memperoleh nilai 70 meningkat jadi 85 selain itu. Selain itu siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih giat agar pada KD selanjutnya mereka dapat tuntas tanpa harus mengikuti pembelajaran remedial kembali.

5.2 Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan, penulis ingin memberikan saran

1. Siswa belajar lebih lebih giat lagi terutama pada materi-materi yang sulit dimengerti terutama pada standar kompetensi Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokratis dan standar kompetensi mengevaluasi danpak globalisasi, terutama pada kompetensi dasar Mendeskripsikan proses, aspek, dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(58)

85

kompetensi mengevaluasi danpak globalisasi, agar siswa lebih tertarik serta mudah menerima materi yang disampaikan,

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010 Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. PT Rineka Cipta. Jakarta

Bandono. 2008. Filosofi Belajar Tuntas.

http://bandono.web.id/2008/24/pilosofi belajar tuntas /masteryLearning. Diaskes 26.05.2015

Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan, Jakarta ;Rineka Cipta

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta Fakihuddin. 2007. Pengajaran Remedial dan Pengayaan. Jayapura : Bayu

Media

Fuad.2008. Begini Seharusnya Menjadi Guru, Jakarta: Darul Haq M. Sobri, Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Prospect. Malang. Mustakim, Wahid. 2010. Psikologi Pendidikan, Jakarta ;Rineka Cipta Nasution S. 2011. Belajar Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. PT

Bumi Aksara: Jakarta.

Rosyada Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis. Kencana: Jakarta. Saiful Bahri Djamarah. 2010. Guru Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Rineka Cipta : Jakarta.

Sarbaini, Anang. 2012. Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik di Sekolah. http://www.slideshare.net/iniabras/pembinaan-kepatuhan-peserta didik-disekolah. Diaskes 2014.10.28.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.

(60)

87

Totoyulianto. 2013. Pengertian Kesulitan Belajar. http://totoyulianto. Wordpress.com Diaskes 2014.12.07

Triadi, Deki.2012.Pengertian Partisipasi Belajar.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2282424-pengertian- partisipasi-belajar/#ixzz2D1k4qIj. Diaskes 29.05.2015

Wardani, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Universitas Terbuka: Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Kelulusan Siswa Pada Mata Pelajaran PKn SemesterGenap

Referensi

Dokumen terkait

Khususnya pada bidang kesehatan, masih terdapat ibu yang belum sadar akan kebutuhan menu makanan yang sehat dan tepat sesuai dengan usia balita, baik dari segi

Pada Tabel 3 ditunjukkan SNR dan kapasitas kanal dari sistem dengan masing-masing kombinasi channel coding , teknik modulasi, dan skema MIMO saat pengguna bergerak dengan

Bentuk pengalihan jual-beli bukan lagi dalam bentuk akta PPAT, melainkan dengan lš v}š Œ]]o vP v iµ µo ^ : µ o-Beli dengan W o ‰ • v , l_X : ]U t ŒP E P Œ Indonesia (WNI)

” Sekilas tentang Beberapa Hambatan dalam Pengajaran Sastra” dalam Bumiku Bahasa dan Sastra.. Bandung: Jurusan Sastra Indonesia

Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan tambahan dengan pertumbuhan anak balita di Desa Jetis Kalaten Selatan.. Karya

[r]

Setelah sempat kolaps akibat gempa 27 Mei 2006, gairah ekonomi masyarakat Dusun Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Kabupaten Bantul, yang sebagian besar menggantungkan hidup pada

Dalam hubungannya dengan analisis mikrostruktur, studi ini juga menunjukkan bahwa Presiden memberikan dukungan penuh terhadap KPK lebih besar dibandingkan terhadap