• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE

MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI

SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

MELA MARZUKI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto dan tergolong sebagai penelitian asosiatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan

proportional random sampling dihitung dengan menggunakan rumus T Yamane. Pengujian hipotesis ke-1 dan ke-2 digunakan model korelasi product moment, sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan korelasi ganda . Berdasarkan hasil analisis data diperoleh: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengujian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,458, menunjukkan tingkat hubungan yang sedang; 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di sekolah dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengujian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,449 , menunjukkan tingkat hubungan yang sedang; dan 3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan

lingkungan belajar di sekolah dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengujian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,559 , menunjukkan tingkat hubungan yang sedang.

(2)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI

SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

MELA MARZUKI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Model Teoritis Hubungan antara Variabel X1, X2, dan Y ... 44 2. Kurva Normal Q-Q Plot Persepsi Siswa Tentang Metode

(4)

DAFTAR ISI

(5)

2. Uji Hipotesis ... 60

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 63

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Natar ... 63

2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Natar ... 65

3. Proses Belajar dan Pembelajaran SMA Negeri 1 Natar ... 70

4. Kondisi Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Natar ... 71

5. Kondisi Siswa SMA Negeri 1 Natar ... 72

6. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Natar ... 78

B. Deskripsi Data ……... 84

1. Data Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ... 85

2. Data Lingkungan Belajar Di Sekolah ... 88

3. Data Hasil Belajar ... 90

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 92

1. Uji Normalitas Sampel ... 93

2. Uji Homogenitas Sampel ... 97

D. Pengujian Hipotesis ... 98

E. Pembahasan ... 105

F. Keterbatasan Penelitian …... 113

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ……... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Kisi-Kisi Instrument Penelitian (Angket) ……….……... 122

2. Angket Uji Coba ……….. 124

3. Data Uji Coba Angket X1 ………... 128

4. Data Uji Coba Angket X2 ……… 129

5. Hasil Uji Validitas X1 ……….. 130

6. Hasil Uji Reliabilitas X1 ………... 131

7. Hasil Uji Validitas X2 ……….. 132

8. Hasil Uji Reliabilitas X2 ………... 133

9. Angket Penelitian ……… 134

10.Data Angket Variabel X1 ……….… 138

11.Data Angket Variabel X2 ………. 140

12.Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS (Y) …….……… 142

13.Rekapitulasi Data Penelitian ……… 144

14.Uji Normalitas Variabel X1 ……….. 147

15.Uji Normalitas Variabel X2 ……….. 148

16.Uji Normalitas Variabel Y ………... 149

17.Uji Homogenitas ……….. 150

(7)

20.Tabel Harga Kritis Distribusi F ………... 154

21.Surat Pengajuan Judul ………. 155

22.Surat Penelitian Pendahuluan ………….………. 157

23.Surat Izin Penelitian ……….……… 158

24.Surat Keterangan Penelitian di SMA Negeri 1 Natar ……….. 159

25.Daftar Hadir Seminar Proposal ……… 160

26.Daftar Hadir Seminar Hasil ………. 161

27.Profil SMA Negeri 1 Natar ……….. 162

28.Kalender Pendidikan ……… 164

29.KKM Tiap Mata Pelajaran ……….. 166

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Hasil Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi

kelas XI IPS SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 7

2. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional ... 36

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif …... 38

4. Hasil Penelitian Relevan ... 41

5. Data Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA N 1 Natar ... 47

6. Perhitungan Proporsi Sampel Setiap Kelas ... 49

7. Definisi Operasional Variabel ... 51

8. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 55

9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket untuk Variabel X1 ... 56

10. Hasil Analisis Uji Validitas Angket untuk Variabel X2 ... 56

11. Hasil Uji Reliabilitas X1 ... 58

12. Hasil Uji Reliabilitas X2 ... 58

13. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ... 62

14. Daftar Nama Kepala Sekolah yang Pernah Memimpin SMAN 1 Natar dari Tahun 1986 Sekarang ... 65

15. Waktu Pelaksanaan KBM di SMA Negeri 1 Natar ... 70

16. Daftar Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Natar ... 71

(9)

19. Alat-Alat Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Natar ... 80

20. Data Laboratorium Komputer SMA Negeri 1 Natar ... 82

21. Alat-Alat UKS SMA Negeri 1 Natar ... 83

22. Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 86

23. Kategori Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ... 87

24. Distribusi Frekuensi Kategori Lingkungan Belajar Di Sekolah SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 89

25. Kategori Lingkungan Belajar Di Sekolah ... 90

26. Distribusi Frekuensi Kategori Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 91

27. Kategori Hasil Belajar Siswa ... 92

28. Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ... 94

29. Hasil Pengujian Normalitas Lingkungan Belajar Di Sekolah ... 95

30. Hasil Pengujian Normalitas Hasil Belajar ... 96

31. Hasil Pengujian Homogenitas ... 97

32. Korelasi Antara X1 dengan Y ... 98

33. Interprestasi Nilai r ... 99

34. Koefisien antara X1 dengan Y ... 100

35. Korelasi Antara X2 dengan Y ... 101

36. Koefisien antara X2 dengan Y ... 102

37. Uji Korelasi Ganda . ... 103

(10)
(11)
(12)
(13)

MOTO

Bilaseseorangtelahmeninggalduniamakaterputuslahuntuknyapahalasegalaama

lkecualidaritigahal yang tetapkekalyaitushadaqahjariyah, ilmu yang

bermanfaat, dandoaanak yang sholeh

(HR. Imam Bukharidan Muslim)

Dia yang tahubanyaktentang orang lainmungkinterpelajar, tapi yang

dapatmemahamidirinyasendirilah yang lebihcerdas. Dia yang mengendalikan

orang lainmungkinkuat, tapi yang bisamenguasaidirinyasendirilah yang

akanterusberkuasa.

(Lao Tzu)

Kesungguhanadalahpembuktiandalamtindakandarisebuahketertarikan yang

kuatuntukberhasil.

(14)

Denganmenyebutnama Allah yang MahaPengasihlagiMahaPenyayang

PERSEMBAHAN

Denganmengucapkanpujidansyukurkepada Allah SWT

atassegalalimpahanrahmatdankasihsayang-Nya.

Ku persembahkansebentukkaryasederhanainisebagaibaktidansayangkukepada :

Kedua orang tuakutercinta,AyahandaMarzuki yang telahtenang di sisi-NyadanIbundakuDarsini

yang selamainitelahmemberikancintaterbaik, kasihsayangterindah, dukungan,

dando’atiadahentiyang selalumengalirmenyertaiku.

Kakak-kakakkutercinta, JuandaMarzuki, S.T., AgustinaEliawati, S.Sos.,

BrigpolBambangIrawan, Shanti Dyah Agustin, S.P, GuruhSaputra, Eni Maya Sari, Budi

Santoso, EmeldaMarzuki, S.Pd., Maria Marzuki, S.Pd yang

dengancintadankasihsayangnyaselalumendukungdanmendoakankeberhasilanku.

Duabintangkecilku, NaqiaRaishaFitridan Muhammad Bilal Akbar yang selalumenjadi

semangatdaninspirasibaruuntukku.

Para pendidik yang selamainimendidikdanmemberikanilmu yang bermanfaat.

Seluruhteman-temanseperjuanganpendidikanEkonomi 2010.

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mandah, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 19 November 1991 dengan nama lengkap Mela Marzuki. Penulis merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara, putri dari pasangan Bapak Marzuki (Alm), dan Ibu Darsini.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Negeri, diselesaikan pada tahun 2004 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar, diselesaikan pada tahun 2007 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar, diselesaikan pada tahun 2010.

(16)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin,denganmengucappujidansyukurkehadirat Allah SWT yang

telahmemberikanrahmatdankarunia-Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini.

Skripsidenganjudul“HubunganAntaraPersepsiSiswaTentangMetodeMengajar Guru danLingkunganBelajar Di

SekolahdenganHasilBelajarEkonomiSiswaKelas XI IPS SMA Negeri 1

NatarTahunPelajaran

2012/2013”adalahsalahsatusyaratuntukmemperolehgelarSarjanaPendidikanUniversita s Lampung.

Penulismenyadarisepenuhnyabahwapenulisanskripsiinitidaklepasdaribantuan, bimbingan, motivasi, saran, dankritik yang

telahdiberikanolehsemuapihak.Untukitudalamkesempataninipenulismengucapkanteri makasihkepada :

1. Bapak Dr. Hi. BujangRahman,

M.Si.,selakuDekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung. 2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S.,

(17)

4. Bapak Drs. Hi. IskandarSyah, M.H., selakuPembantuDekan III FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung. 5. Bapak Drs. Hi. BuchoriAsyik,

M.Si.,selakuKetuaJurusanPendidikanIlmuPengetahuanSosialFakultasKeguruandan IlmuPendidikanUniversitas Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selakuKetua Program

StudiPendidikanEkonomisekaligusDosenPembimbingAkademikdanPembimbing II yang

telahdengansabarmembimbingdanmemberikanbanyakilmunyauntukpenulisdalamm enyelesaikanskripsiini.

7. Ibu Dr. ErlinaRupaidah, S.E., M.Si.,selakuDosenPembimbing I yang

telahbersediadengansabarmembimbingdanmembantupenulisdalammenyelesaikans kripsiini.

8. Ibu Dr. Pujiati, S.Pd.,M.Pd., selakuDosenPengujiskripsi yang telahmembantudanmenyumbangkanilmu yang sangatberguna demi kesempurnaanskripsiini.

9. BapakdanIbuDosen Program

StudiPendidikanEkonomiJurusanIlmuPengetahuanSosialFakultasKeguruandanIlm uPendidikanUniversitas Lampung

(18)

telahmenerimapenulisdenganbaik, IbuDra. Indrayati yang

telahbanyakmeluangkanwaktuselamapenelitiandanseluruhDewan Guru SMA Negeri 1 Natar yang telahmengizinkandanmembantudalam proses penelitian. 11.Kedua orang tuakutercinta, AlmarhumAyahandadanIbundakutersayangyang

selamainitelahmemberikancintaterbaik, kasihsayangterindah, dukungan,

dando’atiadahenti yang selalumengalirmenyertaiku.

12.Kakak-kakakkutercinta, KyaiJuanda, Kyai Tina, DaingMus, Intan, Abang Lana, Eni, AbangBudi, Ginda, dan Maria, yang

dengancintadankasihsayangnyaselalumendukungdanmendoakankeberhasilanku.Du abintangkecilku, QiadanAbilyang selalumenjadisemangatdaninspirasibaruuntukku. 13.Untuksahabat-sahabatseperjuangankuMulya, Novi, Renita, Rima, Anggi, Yuni,

Ana, Lianti, Asti, Eka, Putri, Brian, Renny, Tetty, Amel, Riza, Dwi, Dilla, Levi, Nida, Eka S, Nuning, Kiki, Ulan,Nuy, Ardi, Hendra, Joko, Bahtiar,

KusworodansemuarekanpendidikanEkonomi 2010 .

14.Untuksemuakakaktingkat Program StudiPendidikanEkonomi,

terkhususuntukKakDanidan Om Herdi, terimakasihbanyakuntukilmudanwaktunya. 15.KeluargakecildesaPagarDewa, KecamatanSukau, Pak NgahdanMakNgah.

Terimakasihuntuk rasa kekeluargaandankebersamaannya.

(19)

Penulismenyadaribahwaskripsiinimasihjauhdarikesempurnaan, olehkarenaitukritikdan saran yang

bersifatmembangunakanpenulisterimadengantanganterbukadanucapanterimakasih. Namundemikian,

penulisberharapsemogatulisaninidapatbermanfaatbagipembacapadaumumnyadanpenu lispadakhususnya.

Bandar Lampung, April 2014 Penulis,

(20)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasannya secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi menimbulkan persaingan yang semakin keras antar bangsa dan dalam berbagai bidang kehidupan. Menghadapi persaingan tersebut diperlukan sumber daya manusia berkualitas tinggi, yang mampu menciptakan dan

(21)

2102 sebanyak 7,24 juta orang. Hal ini disebabkan kurang fokusnya perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan.

Masyarakat Indonesia dituntun untuk mengerti tujuan dari pendidikan,bagaimana menciptakan dunia pendidikan yang bisa diaplikasikan secara luas terhadap lapisan dimasyarakat hingga kemudian bisa diselaraskan untuk diaplikasikan dalam dunia kerja. Seperti yang sudah dilakukan pada tahun 2011, Presiden menetapkan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tahun 2011 – 2025, MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun. MP3EI ini kemudian menjadi arah pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia.Hal ini dimaksudkan agar pengembangan pendidikan menuju SDM yang berkualitas selaras dengan kebutuhan tenaga kerja professional

Indonesia.Tapi ada hal ini yang lebih kompleks adalah perilaku masyarakat terhadap pendidikan karena hal itu yang membuat perbedaan besar dalam segi pola pikir yang seharusnya digerakkan terlebih dahulu.

(22)

(Undang-Undang No.20 tahun 2003). (Undang-Undang-undang ini sejalan dengan isi UUD 1945 pasal 31 ayat 3 tentang Pendidikan dan Kebudayaan yang berbunyi ”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.

Keseriusan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan diwujudkan dengan berbagai upaya, antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan problema pendidikan yang dihadapinya. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang

bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

(23)

Salah satu kabupaten yang ada di propinsi Lampung yaitu Lampung Selatan, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yakni dengan memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakatnya dengan menyediakan fasilitas pendidikan yang lengkap mulai dari penyediaan lembaga pendidikan tingkat dasar sampai menengah atas baik swasta maupun negeri. Kecamatan yang ada di kabupaten Lampung Selatan salah satunya adalah kecamatan Natar yang merupakan ’Kota Satelit’, yakni daerah pedesaan yang mempunyai karakteristikalutsista dan Sumber Daya Manusia (SDM) sama dengan perkotaan. Kota satelit merupakan pemberi daya dukung bagi kehidupan kota Bandar Lampung baik dari segi ekonomi, sosial, dan kebudayaan yang juga dilengkapi dengan fasilitasnya yang memadai (Bintarto, 2009:12). Kecamatan Natar merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya termasuk kota Bandar Lampung dan

merupakan 'jembatan' masuk/akses untuk menuju ke kota besar.

Kecamatan Natar terdiri dari 22 desa, 169 dusun, dan 629 RT dengan jumlah penduduk 173.370 jiwa. Pemerintah kecamatan Natar terus berupaya menggali

potensi daerah yang ada agar tujuan untuk menjadi ’Kota Modern” tercapai.

(24)

3 diantaranya adalah swasta dan 1 SMA Negeri.

SMA Negeri merupakan kelanjutan dari pendidikan Menengah Pertama yang merupakan barometer untuk Sekolah Menengah Atas Swasta lainnya, oleh karena itu perlu didukung baik keberadaannya dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki. SMA Negeri diharapkan pemerintah dapat memberikan bekal

kemampuan kepada peserta didik untuk mempersiapkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat menyukseskan program pendidikan dan menghasilkan lulusan siap saing di era globalisasi ini. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Natar sehingga dapat diketahui hambatan-hambatan yang dihadapi di SMA ini sehingga dapat dilakukan evauasi atau perbaikan yang pada akhirnya dapat membantu mencapai tujuan pendidikan negara.

SMA Negeri 1 Natar telah berdiri sejak tahun 1985 dan selalu berupaya untuk menjadi sekolah terbaik dalam mencetak lulusan yang berkualitas dan berakhlak mulia. Pada Ujian Nasional tahun 2013 kemarin seluruh siswa kelas XII yang mengikuti Ujian Nasional semuanya lulus dengan hasil yang baik. Sekolah ini mengajarkan dua bidang ilmu, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Salah satu kompetensi dari Ilmu Sosial yang diberikan di Sekolah Menengah Atas adalah mata pelajaran Ekonomi, yang diberikan di kelas X, XI IPS, dan XII IPS.Ekonomi merupakan mata pelajaran inti sehingga siswa dituntut memiliki hasil belajar yang tinggi agar mampu bersaing untuk

(25)

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS semester ganjil di SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Natar masih didominasi oleh guru karena siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebesar 50% guru masih saja menggunakan metode pembelajaran yang konvensional walapun sudah diterapkan PAIKEM. Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi tersebut diduga menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Metode mengajar yang digunakan guru di SMA N 1 Natar yaitu guru hanya menjelaskan materi di depan kelas atau mencatat materi saja, kurang melibatkan keaktifan siswa di dalamnya sehingga proses pembelajaran menjadi tidak menarik yang

mengakibatkan siswa merasa jenuh di dalam kelas.

(26)

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dalam proses pembelajarannya, akan tetapi masih kurang maksimal karena baru sebesar 25% diterapkan dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Natar, sedangkan (75%) masih menggunakan metode konvensional. Hal ini disebabkan karena guru kurang memahami PAIKEM itu sendiri sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran belum bisa terpenuhi dengan baik. Selain itu, lingkungan sekolah yang tidak jauh dari lokasi pabrik karet dan pusat perbelanjaan menyebabkan lingkungan belajar di sekolah kurang kondusif. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada proses KBM yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Tabel 1. Hasil ujian Mid Semester Mata Pelajaran Ekonomi SiswaSMA Negeri 1 Natar kelas XI IPS Semester Ganjil TahunPelajaran

2012/2013

No Kelas Nilai Jumlah

Siswa

< 72 ≥ 73

1 XI IPS 1 23 15 38

2 XI IPS 2 21 18 39

3 XI IPS 3 18 21 39

4 XI IPS 4 21 19 40

Jumlah Siswa 83 73 156

Presentase 53,20% 46,80% 100%

Sumber : Guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS SMA N 1 Natar.

Berdasarkan tabel 1, hasil belajar siswa masih bervariasi dari nilai yang tinggi sampai nilai yang rendah. SMA Negeri 1 Natar menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran Ekonomi sebesar 73. Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa pada ujian mid semester kurang optimal. Ini terlihat dari jumlah siswa yang

(27)

atau hanya 46,80%, selebihnya memperoleh nilai <72 atau 53,20% siswa di bawah KKM, artinya siswa belum mencapai seluruh indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Menurut Djamarah dan Zain (2006:107), apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

Djaali (2008:99) mendefinisikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam belajar terdiri dari 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.Perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran ekonomi.

(28)

dan dengan metode yang bervariasi dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003:96).

Selain faktor metode pembelajaran, faktor kedua yang diduga dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor lingkungan yang dalam hal ini adalah lingkungan belajar di sekolah. Lingkungan adalah tempat siswa

berinteraksi dengan alam sekitarnya dan akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan siswa selanjutnya. Lingkungan belajar di sekolah merupakan

lingkungan yang sangat dekat dengan siswa karena hampir sebagian besar waktu siswa dihabiskan di sekolah.

(29)

IPS yang diduga karena dekat dengan pusat perbelanjaan/pusat keramaian yangmenyebabkan siswa seringkali bolos sekolah. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada proses KBM yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul“Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Dengan Hasil Belajar

Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran

2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar masih terpusat pada guru (teacher centre). 2. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang

bervariasi.

3. Sebagian guru kurang memahami jenis-jenis metode pembelajaran. 4. Hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah. Hal ini tampak dari

banyaknya siswa yang berada di bawahKriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

(30)

6. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada metode mengajar guru (X1), lingkungan belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dengan hasil belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang lingkungan belajar di sekolahdengan hasil belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013?

(31)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dengan hasil belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Hubungan antara persepsi siswa tentang lingkungan belajar di

sekolahdengan hasil belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan

lingkungan belajar di sekolahdengan hasil belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

(32)

b. Bagi guru dan calon guru sebagai sumbangan pemikiran dalam memilih metode mengajar yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa dengan perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses

pembelajaran.

d. Sebagai bahan referensi untuk perpustakaan dan semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Subjek penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode guru mengajar, lingkungan belajar di sekolah, dan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS.

3. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

4. Waktu penelitian

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, kerangka pikir, dan hipotesis. Diawali dengan analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. Pembahasannya secara lebih rinci dijelaskan di bagian-bagian berikut ini.

A. Tinjauan Pustaka

Bagian ini mengemukakan pengertian atau deskripsi dari variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel itu antara lain persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah. Secara umum tinjauan pustaka adalah proses penelitian yang mengungkapkan teori-teori dan konsep-konsep untuk dijadikan landasan teori pelaksanaan penelitian dalam mendapatkan data.

1. Persepsi

(34)

Bahasa Indonesia, 1999:759). Slameto (2003:102) berpendapat bahwa “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Beberapa prinsip dasar tentang persepsi:

a. Persepsi itu relatif bukan absolut; b. Persepsi itu selektif;

c. Persepsi itu mempunyai tatanan;

d. Persepsi itu dipengaruhi harapan dan kesiapan (penerimaan rangsangan); e. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi

orang ataupun kelompok lain sekalipun dalam situasi yang sama. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan

lingkungannya.Hubungan ini dilakukan melalui inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.Secara umum persepsi merupakan pengenalan, penilaian, tanggapan seseorang terhadap suatu objek. Menurut Slameto (2000:102) bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk ke dalam otak manusia. Melaui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.Hubungan ini dilakukan melalui inderanya. Hal ini dijelaskan oleh Walgito (2004:87)

“Persepsi merupakan suatu proses didahului oleh penginderaan yang merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat

reseptornya”. Proses psikologis dan hasil penginderaan tersebut membentuk

proses berfikir. Disamping itu sifat suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek akan menimbulkan gambaran dalam pembentukan persepsi.

(35)

atas suatu rangsangan.Agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal mempengaruhi persepsi seseorang terhadap

realitas.Setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif.Stimuli secara selektif artinya, stimuli diurutkan, dan selanjutnya disajikan sebuah gambaran menyeluruh, lengkap, dan dapat diindera. Tidak mudah memahami cara orang lain mengorganisasikan sekaligus memikirkan cara kita sendiri. Setelah stimuli dipersepsi dan diorganisasikan secara selektif, selanjutnya stimuli ditafsirkan secara selektif pula, artinya stimuli diberi makna secara unik oleh orang yang menerimanya.

2. Hasil Belajar

Anak adalah subyek dan sekaligus obyek dalam kegiatan pengajaran. Inti dari kegiatan proses belajar mengajar adalah kegiatan anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dapat dicapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan.Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.

(36)

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto (2003:11) menyatakan bahwa belajar salah satu upaya untuk mengubah

kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.

Hamalik (2008:36) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Prestasi/hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Belajar adalah sebuah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Belajar merupakan faktor yang penting di keseluruhan proses pendidikan, karena belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses tersebut. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar akan membawa perubahan dalam diri yang melakukan kegiatan belajar, baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku.

Menurut Sardiman (2008:23) “Proses belajar merupakan suatu proses perubahan

tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman”. Sedangkan prestasi

(37)

suatu prestasi.Belajar merupakan suatu proses perubahan namun tidak semua perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari proses belajar. Suatu perubahan dapat dilakukan sebagai suatu proses belajar apabila memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Slameto (2003:3) ciri-ciri proses belajar adalah :

1. Perubahan terjadi secara sadar

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional 3. Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan pasif

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau berarah 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Nasution (2008:183) mengungkapkan agar belajar berhasil baik, maka harus dipenuhi kondisi intern dan kondisi ekstern.Kondisi intern terdiri atas penguasaan konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk memahami bahan pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah.Kondisi ekstern mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh

(38)

Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar, yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak

pengiring.Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga

siswa.Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain. Adapula faktor yang harus diterima apa adanya seperti latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain (Arikunto, 2006:55). Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses

(39)

Suparno dalam Sadirman (2004:38) mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Djaali (2008:99) mendefinisikan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam belajar terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :

1)kesehatan; 2) intelegensi;3) minat dan motivasi; 4) cara belajar siswa.Faktor yang kedua yaitu faktor eskternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini pun terbagi menjadi 4 jenis, yaitu: 1) faktor keluarga;2) faktor sekolah; 3) masyarakat dimana siswa ini bersosialisasi; 4) lingkungan sekitar.

Nasution (2008:183) mengungkapkan agar belajar berhasil baik, maka harus dipenuhi kondisi intern dan kondisi ekstern.Kondisi intern terdiri atas penguasaan konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk memahami bahan pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah.Kondisi ekstern mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh

(40)

Menurut Sadirman (2008:23) ada tiga ranah yang dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan kemampuan internal akibat belajar. Masing-masing ranah ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (level of competence), yaitu:

Pertama yaitu Kognitif Domain, merupakan ranah yang dipengaruhi akibat belajar di bagian kognitif (pengetahuan) nya. Ranah kognitif ini dibagi menjadi 5 yaitu: 1) Knowledge (pengetahuan/ingatan); 2) Comprehension (kemampuan dalam pemahaman, menjelaskan, meringkas, dan membuat contoh); 3) Analysis (kemampuan untuk menguraikan dan menentukan hubungan dalam pola yang ditemukan); 4) Synthesis (kemampuan dalam mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, jadi mempunyai sikap kepemimpinan); 5) Evaluation

(kemampuan untuk menilai akan baik buruknya suatu hal); 6) Application

(kemampuan untuk menrapkan apa yang telah ia pelajari). Kedua yaitu Affective Domain, merupakan ranah yang dipengaruhi akibat belajar di bagian afektif (sikap) nya. Ranah ini dibagi menjadi 5 bagian juga, yaitu: 1) Receiving (sikap menerima); 2)Responding (memberikan respons); 3) Valuing (nilai);

4) Organization (organisasi); 5) Characterization (karakterisasi). Ketiga yaitu

Psychomotor Domain, merupakan ranah yang dipengaruhi akibat belajar di bagian psikomotornya. Ranah ini dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Initiatory level; 2)Pre-routine level;dan 3) Routinized level.

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut :

a. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

b. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%.

c. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%. d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.

(Djamarah, 2006:107).

(41)

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan mengahadapi ujian. Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan lekas menghilang, berarti hasil pengajaran itu tidak efektif. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab

pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya (Sardiman, 2008:49).

Suatu pengajaran disebut berhasil baik jika pelajaran itu membangkitkan proses belajar efektif. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2004:11). Menurut Hamalik (2003:155) hasil belajar adalah tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.Hasil belajar bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis.

(42)

proses itu sendiri karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi atau hasil belajar merupakan hasil dari proses itu sendiri.

Umumnya penilaian hasil pengajaran, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif, telah dilaksanakan oleh guru.Melalui pertanyaan secara lisan atau akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes formatif).Demikian juga tes sumatif yang dilakukan pada akhir program, seperti pada akhir kuartal atau akhir semester.Penilaian diberikan terhadap peserta didik untuk menentukan kemajuan belajarnya. Tes tertulis, baik jenis essay maupun tes objektif, dilakukan oleh guru dalam penilaian sumatif tersebut. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Sudjana (2003:26) hasil belajar yang dicapai dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni : faktor dalam diri sendiri dan faktor yang datang dari luar diri atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri terutama kemampuan yang dimiliki. Faktor kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar yang dicapai. Hasil belajar di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki dan 30% dipengaruhi oleh faktor dari luar diri, yaitu faktor

(43)

Menurut Slameto (2003:54) banyak jenis faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu : 1) faktor jasmaniah; 2) faktor psikologis; 3) faktor kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, yaitu: 1) faktor keluarga; 2) faktor sekolah; 3) faktor masyarakat.

Suatu pengajaran disebut berhasil baik jika pelajaran itu membangkitkan proses belajar efektif. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2004:11). Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Dari faktor-faktor tersebut muncul siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah/gagal sama sekali. Dalam hal ini guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu mengatasi kemungkinan munculnya kelompok siswa yang mengalami gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat proses belajar.

3. Metode Mengajar Guru

(44)

kecakapan kepada anak didik kita, atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus.

Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Sanjaya (2006:145)

mendefinisikan metode sebagaicara yang digunakan untuk mengimplemetasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan

implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru

menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

(45)

waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal (Thoifuri, 2007:55).

Tafsir (2007:56) mendefinisikan metode pengajaran adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan proses pembelajaran. Cara yang tepat dan cepat inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.Oleh karena itu, metode selalu merupakan hasil eksperimen.Memahami pemaknaan metode tersebut terdapar unsur tepat, yakni sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran, unsur cepat menunjukkan bahwa metode terikat dengan target hasil yang sudah ditentukan waktunya bahkan lebih cepat hasil yang diperoleh maka lebih baik. Metode pengajaran merupakan suatu cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.

(46)

Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan.Variasi metode dipercaya dapat

meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003:96).Hal ini tentu bertujuan demi tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode mengajar yang dipakai oleh guru dalam setiap pertemuan bukanlah metode yang asal pakai, melainkan telah melalui pemilihan metode yang sesuai dengan keadaan dan kondisi kelas. Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yaitu berisi tahapan tertentu dalam proses penyampaian materi dalam proses pembelajaran.

Arikunto (2002:28) mengemukakan konsep keampuhan peranan berbagai metode jika ditinjau dari jenis metode dan banyaknya metode yang sudah dikenal dapat digunakan untuk mengajar. Metode tersebut antara lain:

1) Metode pemberian tugas dan resitasi, yaitu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dan melaporkan hasilnya

2) Metode diskusi

3) Metode Contextual Teaching Learning

4) Metode pendekatan proses (process approach) 5) Metode penemuan (inquiry approach)

6) Metode kerja kelompok 7) Metode eksperimen

(47)

Metode yang tepat dari semua metode di atas untuk penyampaian materi ekonomi adalah Contextual Teaching Learning.Metode ini menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Menurut Yonny dan Yunus (2011:111-126) macam-macam metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah:

1) Metode Bermain Peran

Ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinatif, daya ekspresi, dan penghayatan.

2) Metode Eksperimen (Praktikum)

Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok untuk melakukan percobaan atau praktikum.

3) Metode Diskusi

Ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan yang diperoleh. 4) Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan cara kerja suatu benda.

5) Metode Proyek

Merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, meneliti, dan melakukan sesuatu dengan terencana dan membutuhkan proses yang cukup panjang.

6) Metode Widyawisata

Ialah perjalanan ke luar sekolah dalam rangka kunjungan studi.Metode ini biasanya dilakukan dalam rombongan besar.

7) Metode Permainan

Ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan, misalnya teka-teki, adu cepat membaca, cerdas cermat, pantomim, dan sebagainya.

8) Metode Cerita

Adalah suatu cara penanaman nilai-nilai kepada siswa dengan cara bercerita. Isi cerita dapat berupa hikayat, legenda, dongeng, atau kisah nyata.

(48)

Metode ini cukup efektif untuk melatih kepercayaan diri siswa dan

sekaligus melatih siswa agar mampu menjelaskan konsep di depan banyak orang.

10)Metode Pemecahan Masalah (Brainstorming)

Merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang didasarkan oleh siswa.

Menurut Djamarah dan Zain (2002:53) ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, yaitu: 1) tujuan yang berbagai jenis; 2) anak didik yang terdiri dari berbagai tingkat kematangannya; 3) situasi; 4) fasilitas yang terdiri dari kualitas dan kuantitasnya; 5) pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.Hal ini juga telah dijelaskan oleh Uno (2007:85) tentang kedudukan metode dalam kegiatan belajar mengajar bahwa seorang guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar yang terdiri dari: 1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dan 2) Metode sebagai strategi pengajaran.

Ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran, yaitu :

1) Tidak ada satupun metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi;

2) Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran;

(49)

Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar.Titik fokus yang harus dicapai tiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar

berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi anak didik dalam kelas, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemilihan metode apa yang akan dipakai yang didasari adanya metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

4. Metode Pengajaran Sinergis

Menurut Silberman (2006:128) metode pengajaran sinergis adalah suatu cara dalam pembelajaran yang berbentuk kerja sama yang harmonis untuk menanam benih pengetahuan. Metode pengajaran ini sangat pentinguntuk mencapai persamaan persepsi dalam pemahaman yang rancu. Metode ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya, metode ini memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman yang berbeda dalam mempelajari materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.

Silberman mengungkapkan prosedur pengajaran sinergis adalah :

(50)

b. Pada waktunya, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan tentang materi yang sama dengan yang dibaca kelompok yang ada di ruangan sebelah.

c. Selanjutnya baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan tentang topik yang akan diajarkan untuk kelompok yang telah

mendengarkan penyajian mata pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk kelompok pembaca.

d. Pasangkan anggota dari tiap kelompok dan perintahkan mereka mengikhtisarkanapa yang telah mereka pelajari.

Guru dapat juga memvariasikan metode pengajaran sinergis ini sesuai dengan kebutuhan kelas, variasi yang dilakukan adalah :

1. Perintahkan setengah dari siswa untuk mendengarkan penyajian materi pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang lain melihat informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai penyajian materi pelajaran dengan telinga tertutup. Setelah penyajian materi pelajaran secara lisan tersebut usai, perintahkan setiap kelompok untuk membandingkan catatan tentang apa yang mereka lihat dan dengar. 2. Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak guru

ajarkan kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada

(51)

siswa dari kedua kelompok dan perintahkan mereka untuk membahas pelajaran secara bersama.

5. Metode Pembelajaran Kooperatif

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana proses belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Salah satu keberhasilan belajar tergantung pada metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Metode pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan.Salah satu cara agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta tujuan belajar dapat tercapai adalah guru harus memiliki strategi-strategi tertentu. Langkah yang dapat ditempuh untuk memiliki strategi tersebut adalah penguasaan terhadap teknik-teknik penyajian atau biasa disebut dengan metode mengajar. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh guru.

(52)

dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik (Roestiyah, 2001: 1).

Metode pembelajaran adalah cara (langkah) yang ditempuh dan direncanakan sebaik-baiknya untuk usaha yang bersifat sadar, disengaja, dan bertanggungjawab yang secara sistematis dan terarah pada pencapaian tujuan pengajaran. Salah satu metode yang perlu dikembangkan seiring dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi adalah metode pembelajaran kooperatif.Pembelajaran kooperatif adalah aktifitas belajar kelompok yang teratur sehingga ketergantungan pembelajaran pada struktur sosial pertukaran informasi antara anggota dalam kelompok dan tiap anggota bertanggungjawab untuk kelompoknya dan dirinya sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajar lainnya (Kessler, 1992: 8). Belajar kooperatif merupakan satu strategi pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan kumpulan-kumpulan kecil pelajar dengan memberi peluang untuk berinteraksi sesama mereka di dalam proses pembelajaran (Kadir, 2002: 54).

Metode pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di kelas. Tidak ada kelas yang sunyi selama proses pembelajaran, karena

pembelajaran dapat dicapai ditengah-tengah percakapan antara siswa. Guru dapat menciptakan suatu lingkungan kelas yang baru tempat siswa secara rutin dapat saling membantu satu sama lain, guna menuntaskan bahan ajar pada

(53)

Pengalaman belajar secara kooperatif menghasilkan keyakinan yang lebih kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh perhatian tentang bagaimana kawannya belajar, dan ingin membantu kawannya belajar. Siswa sebagai subjek yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, misalnya diskusi, pemberian umpan balik, atau bekerja sama dalam melatih keterampilan-keterampilan tertentu (Suparno, 2001: 156).

Menurut Slavin (1995:12) belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok biasa. Metode pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik tertentu, yaitu:

a. Tujuan kelompok

Sebagian besar metode belajar kelompok ini mempunyai beberapa bentuk tujuan kelompok.

b. Pertanggung jawaban individu

Pertanggung jawaban individu dicapai dengan dua cara, pertama

memperoleh skor kelompok. Cara yang kedua dengan memberikan tugas khusus yaitu setiap siswa diberi tanggung jawab untuk setiap bagian dari tugas kelompok.

c. Kesempatan untuk sukses

Keunikan dalam metode belajar kelompok ini yaitu menggunakan metode scoring yang menjamin setiap siswa memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam kelompok mereka.

d. Kompetisi antar kelompok

Adanya kompetisi antar kelompok berarti memotivasi siswa untuk ikut aktif dan berperan dalam pembentukan konsep suatu materi.

(54)

3) mengembangkan kemampuan sosial (Arends, 1997: 111-112).

Ada beberapa alasan yang mendasari dikembangkan pembelajaran kooperatif, antara lain:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial terhadap sesama. 2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan. 3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. 4) Memudahkan siswa memahami lingkungan sosial.

5) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

6) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois sehingga bisa tercipta hubungan yang sehat.

7) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. 8) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. 9) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

10)Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif, tidak hanya dari satu pandangan saja sehingga nantinya akan ditemukan pemecahan masalah.

11)Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

12)Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasinya juga (Nurhadi, 2004: 116).

Roger dan Johnson (2004: 31-35) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal,

mereka mengatakan bahwa ada 5 unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran cooperative, yaitu: 1) saling ketergantungan positif ;

(55)

Tabel 2. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Dengan Pembelajaran Tradisional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional

Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Adanya akuntabilitas individual

yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para

anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Akuntabilitasi individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota

kelompok yang lainnya hanya ’ enak-enak saja’ di atas keberhasilan

temannya yang dianggap pemborong.

Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya homogen.

Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.

Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

Keterampilansosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.

Keterampilansosial sering tidak diajarkan secara langsung.

Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus

memberikan pemantauan melalui observasi dan melakukan

intervensi jika terjadi masalah dalam kerjasama antar anggota

(56)

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional

kelompok.

Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok, yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling

menghargai).

Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

(Nurhadi, 2004: 114-115)

Suhaida Abdul Kadir (2002: 59) menyebutkan bahwa berbagai metode belajar kooperatif yang sedang berkembang yaitu:

1) Belajar Bersama (Learning Together) oleh Johnson et al. di University of Minnesota.

2) Belajar dalam Bentuk Tim Siswa (Student Team Learning) oleh Slavin et al. di Johns Hopkins University.

3) Jigsaw oleh Aronson et al. di University of Texas.

4) Investigasi Kelompok (Group Investigation) oleh Sharan et al. di Tel Aviv University.

5) Pendekatan Berstruktur oleh Kagan di University of California, Riverside.

(57)

kemampuan kognitif yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai karena adanya kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Selain itu juga guru memperhatikan secara langsung proses kelompok, yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar sehingga pemahaman siswa lebih optimal.

Berikut ini langkah-langkah yang harus diterapkan guru dalam pembelajaran kooperatif:

Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Indikator Kegiatan Guru 1 Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motovasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

2 Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan cara mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

3 Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.

(58)

sangat menonjol dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain (http://www.naskahakademik.net, 18 Agustus 2013).Metode pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding metode lain, di antaranya:

1) Meningkatkan kemampuan siswa. 2) Meningkatkan rasa percaya diri.

3) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian. 4) Memperbaiki hubungan antar kelompok.

Metode pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain:

1) Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan. 2) Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk.

3) Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompok mengakibatkan usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. 4) Adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam

kelompok belajar (Slavin, 1995:2).

Melihat kelemahan-kelemahan ini maka dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif diperlukan seorang guru yang mampu menjadikan kondisi kelas yang kondusif dan sepenuhnya menguasai tentang metode pembelajaran kooperatif sehingga proses pelaksanaannya akan menjadi lancar dan siswa dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, serta siswa dapat bersaing secara positif.

6. Lingkungan Belajar Di Sekolah

(59)

sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Kondisi lingkungan sekolah menjadi fokus utama dalam penelitian ini karena faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa yang akan sangat berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajarnya. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan

berlangsung, sehingga kondisi di lingkungan sekolah akan sangat berpengaruh terhadap tercapainya proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi lingkungan yang kondusif akan memberikan efek yang positif terhadap perkembangan anak.

Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi siswa, karena dalam kehidupan sehari-hari siswa akan jauh lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana siswa tersebut berada yaitu sekolah. Diperlukan kerja sama antara pihak sekolah dan lingkungan sekitar guna turut serta menjaga keasrian dan kenyamanan lingkungan di sekolah agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan tertib dan lancar.

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan

(60)

Lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan belajar atau pembelajaran terdiri dari: 1) lingkungan sosial; 2) lingkungan personal; 3) lingkungan alam; 4) lingkungan kultural (Hamalik, 2004: 196).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan sudah pernah dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Penelitian Relevan

No

Nama Judul Skripsi Hasil

1 Sanora Putri Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2 Riabalga Susila

(2009)

Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa

(61)

No

Nama Judul Skripsi Hasil

Kelas XI Akuntansi Kelas XI IPS Semester Ganjil TP 2005/2006 Belajar, yaitu thitung > ttabel = 0,501 > 0,195.

4 Maya Susanti (2009)

Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Braja Selebah Lampung Timur tahun

belajar, dengan r sebesar 0,660.

5 Emi Tusaida (2009)

Pengaruh motivasi belajar, persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Sumber Jaya tahun belajar, dengan r sebesar 0,806.

C. Kerangka Pikir

(62)

mampu menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan.Variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003:96).Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, 2001) adalah: 1) kemampuan fiksatif, artinya dapat

menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian; 2) kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan; dan 3) kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau radio.

Berdasarkan data hasil ujian semester ganjil kelas XI IPS SMAN 1 Natar tahun 2012/2013, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa pada ujian mid semester kurang optimal. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh

nilai ≥73 atau yang memenuhi KKM hanya 73 siswa dari 156 siswa atau hanya

46,80%, selebihnya memperoleh nilai <72 atau 53,20% siswa di bawah KKM, artinya siswa belum mencapai seluruh indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih

(63)

pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

Selain penggunaan metode pembelajaran yang tepat, kondisi lingkungan belajar di sekolah memiliki andil besar dalam proses perkembangan anak karena di lingkungan inilah anak akan hidup, tumbuh, dan berkembang. Lingkungan akan memberikan dampak yang bervariasi terhadap tumbuh kembang anak selanjutnya. Siswa adalah sebagai subjek dan objek dari kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar SMAN 1 Natar yang tidak jauh dari lokasi pabrik karet dan pusat perbelanjaan menyebabkan lingkungan belajar di sekolah kurang kondusif. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada proses KBM yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 1.Model Teoritis Hubungan antara Variabel X1, X2, dengan Y. PERSEPSI SISWA

TENTANG METODE MENGAJAR GURU

(X1)

LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH (X2)

(64)

D. Hipotesis

1. Ada hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru dengan hasil belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada hubunganyang positif antara persepsi siswa tentang lingkungan belajar di sekolahdengan hasil belajar Ekonomi siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013.

(65)

III. METODE PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, teknik analisis data, dan uji hipotesis. Pembahasannya secara lebih rinci akan dijelaskan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Penelitian ini memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu secara statistik.

(66)

mengetahui faktor-faktor yangdapat menimbulkan hal tersebut. Sedangkan pendekatan survey adalah penyelidikan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data (Sugiyono, 2010:12).

B. Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS yang terdiri dari empat kelas, yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI IPS 4 semester ganjil SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 156 siswa.

Tabel 5. Data Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2012/2013.

No Kelas Jumlah siswa yang menjadi

populasi

1 XI IPS 1 38

2 XI IPS 2 39

3 XI IPS 3 39

4 XI IPS 4 40

Jumlah 156 orang siswa

Gambar

Tabel 2. Lanjutan
Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Tabel 4. Hasil Penelitian Relevan
Tabel 4. Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Pengembangan ini akan terus dilakukan hingga penghasilan dari Taman Sengkaling dapat mencapai Rp 20 Milyar pertahun,” kata rektor menyebut angka yang ditargetkan. UMM termasuk

Laporan proyek akhir berjudul Miniature Crain Otomatis Pemindah Peti Kemas Pada Truck oleh Edgar Yanuar Pratama NIM 071903102043 telah diuji dan disahkan oleh

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini mengukur transaksi pihak-pihak istimewa hanya menggunakan penjualan kepada pihak-pihak istimewa dan pembelian dari pihak-pihak

Secara umum rangkaian sensor panas elektronik terdiri dari Blok Input menggunakan sensor elektronik yaitu IC LM 335 sedangkan pada Blok Proses terdiri dari dua bagian yaitu : (A)

Pada saat proklamasi kemerdekaan, di Jalan Pegangsaan Timur tidak terjadi penyerangan Jepang terhadap para peserta upacara proklamasi, padahal pada saat tersebut tentara Jepang