ABSTRAK
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJASHIFTPAGI DANSHIFTMALAM PADA
PEKERJA MESINMAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG
Oleh
NAHDIA FADHILA
Shiftkerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan, rerata, dan selisih rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi denganshiftmalam pada pekerja mesinmaitenancedi PT. Tunas Baru Lampung.
Desain penelitian ini bersifat analitik komperatif dengan pendekatan case control,dengan jumlah sampel 93 orang yang bekerjashift sebagai pekerja mesin maintenance di PT. Tunas Baru Lampung. Teknik analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk analisis bivariat dan apabila tidak berdistribusi normal maka akan di lakukan ujiWilcoxon.
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 81 responden kadar glukosa shift malam lebih tinggi dari pada kadar glukosa shift pagi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa antara shift pagi dan shift malam (Z=-6,885; p<0,05). Dengan demikian H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara pekerjashift pagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesin maintenancedi PT. Tunas Baru Lampung.
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF FASTING BLOOD GLUCOSE LEVELS CAPILLARY VESSELS BETWEEN SHIFT WORKERS IN THE MORNING AND NIGHT SHIFT ON MAINTENANCE MACHINE
WORKERS IN PT. TUNAS BARU LAMPUNG By
NAHDIA FADHILA
Shift work is a pattern of working time granted to labor outside working hours permanently or frequently at irregular working hours. Night shift work is a major source of stress for the factory workers. It is caused by lack of sleep and circadian rhythm disorders occur in the body. This study aims to determine the difference, the mean, and the difference in mean fasting blood glucose levels between morning shift workers and night shift on maitenance machine workers in PT. Tunas Baru Lampung.
Design of this study was analytical comparative with case control approach, with a sample of 93 people who work shift as a machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung. Data analysis univariate and bivariate technique. Statistical test conducted by Shapiro Wilk normality test for the bivariate anylisis and if it is not normal distribution the Wilcoxon test will be conducted.
The results showed that of 81 respondents glucose levels night shift higher than glucose levels in the morning shift. The result of analysis showed that there are differences in fasting blood glucose levels between morning shift and night shift (Z = -6.885; p <0.05). Thus H1 accepted which means that there are differences in fasting blood glucose levels were significantly between morning shift workers with night shift workers on machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung.
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM PADA
PEKERJA MESIN MAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG
Skripsi
Oleh
NAHDIA FADHILA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJASHIFTPAGI DANSHIFTMALAM PADA
PEKERJA MESINMAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG
Oleh
NAHDIA FADHILA
Shiftkerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan, rerata, dan selisih rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi denganshiftmalam pada pekerja mesinmaitenancedi PT. Tunas Baru Lampung.
Desain penelitian ini bersifat analitik komperatif dengan pendekatan case control,dengan jumlah sampel 93 orang yang bekerjashift sebagai pekerja mesin maintenance di PT. Tunas Baru Lampung. Teknik analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk analisis bivariat dan apabila tidak berdistribusi normal maka akan di lakukan ujiWilcoxon.
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 81 responden kadar glukosa shift malam lebih tinggi dari pada kadar glukosa shift pagi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa antara shift pagi dan shift malam (Z=-6,885; p<0,05). Dengan demikian H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara pekerjashift pagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesin maintenancedi PT. Tunas Baru Lampung.
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF FASTING BLOOD GLUCOSE LEVELS CAPILLARY VESSELS BETWEEN SHIFT WORKERS IN THE MORNING AND NIGHT SHIFT ON MAINTENANCE MACHINE
WORKERS IN PT. TUNAS BARU LAMPUNG By
NAHDIA FADHILA
Shift work is a pattern of working time granted to labor outside working hours permanently or frequently at irregular working hours. Night shift work is a major source of stress for the factory workers. It is caused by lack of sleep and circadian rhythm disorders occur in the body. This study aims to determine the difference, the mean, and the difference in mean fasting blood glucose levels between morning shift workers and night shift on maitenance machine workers in PT. Tunas Baru Lampung.
Design of this study was analytical comparative with case control approach, with a sample of 93 people who work shift as a machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung. Data analysis univariate and bivariate technique. Statistical test conducted by Shapiro Wilk normality test for the bivariate anylisis and if it is not normal distribution the Wilcoxon test will be conducted.
The results showed that of 81 respondents glucose levels night shift higher than glucose levels in the morning shift. The result of analysis showed that there are differences in fasting blood glucose levels between morning shift and night shift (Z = -6.885; p <0.05). Thus H1 accepted which means that there are differences in fasting blood glucose levels were significantly between morning shift workers with night shift workers on machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung.
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJASHIFTPAGI DANSHIFTMALAM PADA
PEKERJA MESINMAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG
Oleh
NAHDIA FADHILA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Jurusan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 30 Mei 1994, anak pertama dari
tiga bersaudara dari Bapak Drs. Hi. Heksus, M.M dan Ibu Dra. Hj. Linda Sari,
M.M.
Pendidikan yang pernah dijalani yaitu Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)
Dinniyah Putri Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Dasar
Negeri (SDN) 2 Rawalaut (Teladan) yang diselesaikan di pada tahun 2006,
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2
Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2012.
Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah
mengikuti beberapa organisasi, yaitu Anggota EA Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung masa periode 2012 sampai
2013, Staf Ahli Dinas Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung masa periode 2013 sampai
2015, Staf Ahli Kementrian Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 1 masa periode 2013 sampai
2014 dan Ketua Panitia Khusus (PANSUS) Pemilihan Raya (PEMIRA) Fakultas
MOTTO
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu
dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
(Al-Mujadillah : 11)
Gantungkan cita-cita mu setinggi langit. Bermimpilah setinggi
langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara
bintang-bintang
(Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia)
Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan
biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk
menang
(R.A. Kartini)
Teruslah bermimpi, dan yakin bahwa semuanya akan menjadi
kenyataan
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirohim
Dengan Mengucapkan Puji dan Syukur Kepada Allah SWT
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
AYAH HEKSUS & IBU LINDA SARI
KEDUA ADIK KU DAN KELUARGA BESAR H. NAHRAWI
(alm) & H. AHMAD SYUKRI (alm)
Terimalah salah satu hadiah kecilku ini untuk kalian yang selalu
senantiasa mendoakan, memotivasi, mendukung dan selalu sabar
menantikan kesuksesanku
SAHABAT DAN SELURUH TEMAN-TEMAN
Yang senantiasa mendukung, memotivasi, dan selalu menemani
disaat suka dan duka
SANWACANA
Alhamdulillaahirobbilalamiin, puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan
karunia-Nya kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta
salam dijunjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri
tauladan hingga akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Pembuluh Kapiler
Antara Pekerja Shift Pagi Dan Shift Malam Pada Pekerja Mesin Maintenance Di PT. Tunas Baru Lampung”adalah salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes, Sp.PA, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung;
2. dr. Mukhlis Imanto, M.Kes., Sp.THT-KL selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, kritik, saran
2
3. dr. Agustyas Tjiptaningrum, Sp.PK., selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, kritik, saran
serta nasihat yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini;
4. dr. Putu Ristyaning Ayu, Sp.PK., selaku pembahas yang telah bersedia
meluangkan waktunya dan memberikan ilmu, kritik, saran serta arahan
dalam skripsi ini;
5. dr. Susianti, M.Sc., selaku pembimbing akademik terimakasih atas
bimbingan, pesan dan nasehat yang telah diberikan selama ini;
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Lampung atas semua ilmu yang telah diberikan kepada saya
dan bantuan dalam proses pembelajaran selama kuliah dan penyelesaian
skripsi ini.
7. Orangtuaku tercinta Ayah Drs. Hi. Heksus, M.M. dan Ibu Dra. Hj. Linda
Sari, M.M. yang telah sabar mendidik dan membesarkanku, yang tak
pernah lupa menyematkan namaku dalam doa kalian, yang selalu
menasihati, memotivasiku di saat anakmu ini mulai putus asa, yang selalu
sabar menghadapi kenakalanku dan selalu sabar menanti kesuksesanku.
Terimalah salah satu hadiah kecilku ini. Mungkin ucapan terima kasihku
ini tidaklah cukup untuk membalas semua ketulusan kalian kepadaku.
8. Adikku Dana Mahmudha, Aji Cahya Negara, dan Nenekku, yang selalu
setia menemani kakak, yang selalu menegur kakak disaat kakak berbuat
kesalahan, yang selalu memotivasi dan mendoakan kakak untuk
3
9. Kepada seluruh jajaran PT. TUNAS BARU LAMPUNG, Tbk Way Lunik,
yang telah bersedia membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Fathia Sabila Umar, Kurnia Fitri Apriliana, Viera Rininda Mauli Dinar,
Devita Wulan Permatasari, Ika Agustin Putri Haryanti atas kebersamaan,
tawa, canda, suka, duka, dukungan kalian selama ini;
11. Rani Purnama Sari, sahabat seperjuangan yang selalu mengingatkan, yang
selalu ada di saat suka duka dalam menyelesaikan skripsi ini;
12. Kak Ayu Sulung, Kak Zaky Faris Maulana, Kak Ibnu Sina dan Kak Diah
Andini yang telah memberikan masukan, nasihat dan membantu selama
menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;
13. Yundaku Marelita Devisa, perempuan yang sudah seperti kakak kandung,
yang selalu mendoakanku, memotivasi dan menasihatiku;
14. An-Nisa Atiya Mardhotilah (Ayam), Miftahul Huda, Suci Handayani
Qolbi, Ayu Welly Jovita, Arief Rizky Nugroho, Psikopat, Dipol dan
Waham, sahabat-sahabat yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan
semangat selama ini;
15. Nadiril Syah, Bang Hakim, Adik Setri Kurnia, Juna, Bima, Yudis, Atma,
dan keluarga besar Bapak Baihaki atas kasih sayang, dukungan, nasihat,
kebersamaan, tawa, suka duka dan memberikan semangat selama ini;
16. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 atas kebersamaan dan
kekompakannya selama ini. Semoga kita menjadi dokter-dokter yang
sukses dan profesional;
17. Adik-adik angkatan 2013, 2014 dan 2015 atas dukungan dan doanya, tetap
4
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat digunakan sebagai referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya,
seluruh civitas akademika serta masyarakat pembacanya.
Bandar Lampung, November 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Bagi Peneliti ... 5
1.4.2 Bagi Peneliti Lain ... 6
1.4.3 Bagi Instansi Terkait ... 6
1.4.4 Bagi Responden ... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Shift Kerja ... 7
2.1.1 Dampak Kerja Shift ... 9
2.2 Irama Sirkadian ... 11
iii
2.3.1 Pengertian Glukosa Darah ... 13
2.3.2 Kadar Glukosa Darah ... 13
2.3.3 Metode Pengukuran Kadar Glukosa Darah ... 15
2.4 Glukometer ... 16
2.4.1 Pengertian Glukometer ... 16
2.4.2 Prinsip Kerja Glukometer ... 17
2.4.3 Langkah-langkah dalam Menggunakan Glukometer ... 20
2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Glukometer ... 21
2.5 Hubungan Shift kerja dengan kadar glukosa darah ... 22
2.6 Kerangka Teori ... 24
2.7 Kerangka Konsep... 26
2.8 Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 28
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Populasi dan Sample Penelitian ... 28
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 30
3.5 Variabel Penelitian ... 30
3.6 Definisi Operasional ... 31
3.7 Metode Pengumpulan Data... 32
3.8 Prosedur Penelitian ... 32
iv
3.10 Pengolahan dan Analisis Data ... 34
3.10.1 Pengolahan Data ... 34
3.10.2 Analisis Data ... 34
3.11 Etika Penelitian ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 36
4.2 Pembahasan ... 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 46
5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Usia Kerja ... 8
Gambar 2.2 Glukometer... 17
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Bioresensor... 18
Gambar 2.4 Struktur Bioreseptor ... 18
Gambar 2.5 Reaksi Spesifik Glukosa... 19
Gambar 2.6 Kerangka Teori... 25
Gambar 2.7 Kerangka Konsep ... 26
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Kadar Glukosa Darah... 14
Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 31
Tabel 4.1. Responden Pekerja Mesin maintenance
di PT. Tunas Baru Lampung ... 38 Tabel 4.2. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Shift Pagi dan Malam ... 39
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Shiftkerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak
teratur. Ciri khasnya adalah kontinuitas, pergantian dan jadwal kerja khusus
(Kuswadji, 1997). Proporsi pekerja shift semakin meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh investasi yang dikeluarkan untuk pembelian
mesin-mesin yang mengharuskan penggunaannya secara terus menerus siang
dan malam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sistemshiftkerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun biasanya menggunakan
tigashiftsetiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift(Suma’mur, 2009).
Berdasarkan data Pusat Informasi Ketenagakerjaan RI jumlah penduduk usia
kerja tahun 2014 di Provinsi Lampung sebanyak 5.759.171 penduduk
(Pusdatinaker, 2014). Secara keseluruhan jumlah pekerja seluruh Indonesia
yang bekerja shift atau yang bekerja dalam kurun waktu 1-9 jam sebanyak 3.191.686 orang dan pekerja sebagai tenaga produksi, operator alat angkutan
2
Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat kerja shift. Persoalan yang segera dapat dirasakan adalah terganggunya kualitas tidur dan
menurunnya kualitas hubungan sosial yang akan berdampak pada timbulnya
depresi, cemas maupun stres. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu
tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh. (Yani, Soleha,
Larasati, & Maria, 2014).
Hal ini juga dikarenakan setelah bekerja fungsi fisiologis tubuh terjadi
penurunan atau fungsi jasmani berada dalam fase istirahat. Apabila kondisi
ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat pada
kelelahan fisik, penurunan denyut jantung, penurunan tekanan darah, dan
menurunnya kemampuan mental (Fitri, 2013).
Penyesuaian antara irama sirkadian internal 24 jam dengan kondisi
lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama cahaya, aktivitas fisik,
dan sekresi hormon melatonin oleh kelenjar pineal. Sekresi melatonin mulai
meningkat pada malam hari, sekitar 2 jam sebelum jam tidur normal,
kemudian terus meningkat selama malam hari dan mencapai puncak antara
pukul 02.00-04.00 pagi. Setelah itu, sekresi melatonin akan menurun pada
pagi hari dan mencapai level yang sangat rendah pada siang hari (Ganong,
2003) . Peran melatonin sebagai pengatur mekanisme tidur adalah sebagai
3
reseptor serta ketersediaan melatonin dalam sirkulasi selama sleep period. Desinkronisasi internal dapat terjadi pada para pekerja yang harus
menyesuaikan diri dengan jadwal kerja barunya (Doghramji, 2007).
Perubahan irama sirkadian mempengaruhi kadar glukosa darah.
Meningkatnya kadar glukosa darah diakibatkan oleh gangguan irama
sirkadian yang mempengaruhi reglukosasi hormon kortisol. Hormon kortisol
dalam tubuh memiliki beberapa efek terhadap metabolisme glukosa dalam
tubuh diantaranya, Kortisol menginhibisi penyerapan glukosa oleh otot,
menginhibisi sintesis dan sekresi insulin, dan meningkatkan produksi
glukosa oleh hepar (Wilcox, 2005).
PT. Tunas Baru Lampung Tbk merupakan salah satu perusahaan agrikultural
terkemuka di Indonesia yang berpusat di Jakarta. Keterlibatan Tunas Baru
Lampung ini dalam salah satu kelompok usaha pertanian diharapkan dapat
membantu dalam pembangunan negara, khususnya dalam bidang pertanian..
PT. Tunas Baru memiliki 4.341 pekerja secara keseluruhan dan memiliki
1.283 pekerja yang bekerja di 14 pabrikan yang bersedia untuk bekerja
dengan waktu gilir di PT. Tunas Baru Lampung. Waktu gilir yang di sediakan
di PT. Tunas Baru Lampung, yaitu waktu gilir pagi pukul 08.00 s/d pukul
16.00, gilir sore pukul 16.00 s/d pukul 24.00, gilir malam pukul 24.00 s/d
pukul 08.00. Sistem gilir di PT. Tunas Baru Lampung memakai sistem gilir
4
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa PT. Tunas Baru Lampung
merupakan perusahaan besar di Lampung yang menghasilkan banyak
produk-produk industri yang sering di konsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Dibalik itu semua dibutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan
berkompeten untuk memproduksi barang-barang tersebut, sehingga
dibutuhkan pula jam kerja yang panjang.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai analisis perbandingan kadar glukosa darah puasa antara pekerja
shift pagi dengan shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.
1.2. Perumusan Masalah
Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat kerja shift. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan
irama sirkadian serta peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh.
Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan suatu masalah dalam penelitian
ini yaitu :
5
2. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa antara
pekerja shift pagi dengan pekerja shift malam pada pekerja mesin maitenancedi PT. Tunas Baru Lampung?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja
shift pagi dengan shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.
2. Untuk mengetahui distribusi rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashift pagi danshift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.
3. Mengetahui selisih rata-rata dari kadar glukosa darah puasa pekerja shift pagi dengan pekerja shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait
antara lain :
1.4.1 Bagi Peneliti.
Memberikan pengetahuan bagi penulis tentang perbandingan kadar
6
1.4.2 Bagi Peneliti Lain
Membantu memberikan gambaran serta referensi untuk penelitian
selanjutnya yang lebih baik dan mendalam terutama tentang
perbandingan kadar kolesterol darah total antara pekerja shift pagi denganshiftmalam.
1.4.3 Bagi Instansi Terkait
Memberikan informasi dan penelitian ini juga dapat di jadikan rujukan
untuk mengatur shift kerja pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.
1.4.4 Bagi Responden
Hasil penelitian dapat memberikan gambaran secara umum tentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ShiftKerja
Shift kerja atau kerja gilir merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering
pada jam kerja yang tidak teratur. Ciri khasnya adalah kontinuitas,
pergantian dan jadwal kerja khusus (Kuswadji, 1997). Proporsi pekerja
shiftsemakin meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh investasi yang dikeluarkan untuk pembelian mesin-mesin yang mengharuskan
penggunaannya secara terus menerus siang dan malam untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Sistemshiftkerja sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun biasanya menggunakan tiga
shift setiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift(Suma’mur, 2009).
Berdasarkan data Pusat Informasi Ketenagakerjaan RI jumlah penduduk
usia kerja tahun 2014 di Provinsi Lampung sebanyak 5.759.171 penduduk
(Pusdatinaker, 2014). Secara keseluruhan jumlah pekerja seluruh Indonesia
8
3.191.686 orang dan pekerja sebagai tenaga produksi, operator alat
angkutan dan pekerja kasar sebanyak 469.672 orang (Pusdatinaker, 2015).
Gambar 2.1. Jumlah penduduk usia kerja (Pusdatinaker, 2014)
Menurut Dewi (2006), jenis-jenis waktu kerja ada empat kelompok besar,
yaitu: 1) Kerja siang, 2) Jam kerja berpindah tempat, 3) Kerja gilir rotasi, 4)
Kerja roster. Kerja siang meliputi periode bekerja antara pukul 07.00 hingga
pukul 15.00. Jam kerja berpindah tetap adalah seseorang yang bekerja pada
salah satu dari waktu gilir, yaitu: a) Gilir pagi, yaitu pukul 07.00 s/d pukul
15.00, b) Gilir sore, yaitu pukul 15.00 s/d pukul 23.00 dan c) Gilir malam,
yaitu dari pukul 23.00 s/d pukul 07.00. Kerja gilir rotasi meliputi pergantian
atau selang seling dari waktu gilir , bisa kerja gilir atau hanya dua gilir.
Kerja roster sama dengan kerja bergilir rotasi akan tetapi kurang teratur dan
9
Dalam merencanakan jadwal kerja gilir maka faktor - faktor tersebut
dibawah ini harus mempertimbangkan, yaitu : 1) Lama kerja, 2) Jumlah gilir
malam, 3) Arah rotasi dan 4) Siklus rotasi. ILO (International Labour Organization)merekomendasikan untuk kerja gilir malam dibatasi hanya 8 jam. Jumlah gilir malam sebaiknya dilaksanakan tidak lebih dari 4 hari,
karena akan menjadi beban yang berat sekali untuk pekerja dan
mengganggu kesehatan. Pada sebuah studi lapangan dibuktikan bahwa
terdapat perbaikan tingkat kewaspadaan dan kesehatan secara umum ketika
pada pekerja gilir tujuh hari putaran diganti dengan 2-3 hari putaran. Arah
rotasi sebaiknya arah rotasi searah jarum jam, yaitu pagi-sore-malam.
Terbuki bahwa perubahan arah rotasi dari berlawanan jarum jam menjadi
searah jarum jam dapat meningkatkan hasil produksi dan kondisi kesehatan
pekerja. Sistem gilir yang banyak digunakan adalah dengan pengaturan jam
kerja secara bergilir mengikuti pola 5-5-5 yaitu lima hari kerja gilir pagi
(07.00-15.00), lima hari kerja gilir sore (15.00-23.00) dan lima hari kerja
gilir malam (23.00-07.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir
kerja gilir (Dewi, 2006).
2.1.1 Dampak KerjaShift
Sistem kerja gilir terdapat dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positifnya adalah memaksimalkan sumber daya yang ada,
memberikan lingkungan kerja yang sepi khususnya kerja gilir malam
10
negatifnya adalah penurunan kinerja, keselamatan kerja dan masalah
kesehatan. Secara umum, semua fungsi tubuh berada dalam keadaan
siap digunakan pada siang hari. Sedangkan pada malam hari adalah
waktu untuk istirahat dan pemulihan sumber energi. Monk
mengatakan, individu yang tergolong tipe siang mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan kerja gilir malam. Individu dengan
tipe siang adalah individu yang bangun tidur lebih pagi dan tidur
malam lebih awal dari rata-rata populasi (Sofrina, 2004).
Kerja gilir dan kerja malam hari merupakan kondisi yang dapat
menghambat kemampuan adaptasi pekerja baik dari aspek biologis
maupun sosial. Kerja gilir malam berpengaruh terhadap kesehatan
fisik, mental, menganggu irama sirkadian, waktu tidur dan makan,
mengurangi kemampuan kerja dan meningkatkan kesalahan dan
kecelakaan kerja, menghambat hubungan sosial dan keluarga (Costa,
2003).
Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat
kerja shift. Persoalan yang segera dapat dirasakan adalah terganggunya kualitas tidur dan menurunnya kualitas hubungan sosial
yang akan berdampak pada timbulnya depresi, cemas maupun stres.
Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan
11
& Maria, 2014). Pada penelitian Lind Octaviani 2014 menyebutkan
bahwa kadar glukosa pekerja shift lebih tinggi dibandingkan pekerja yang non-shift. Disini terbukti bahwa adanya peningkatan kadar glukosa darah pada pekerjashift(Irawan, Susantiningsih, & Saptarina, 2014).
2.2 Irama Sirkadian
Irama sirkadian adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami
tubuh untuk menyesuaikan perubahan waktu selama 24 jam, sehingga
seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti
pada kerja gilir karena irama sirkadian atau jam biologis tubuh tidak mampu
mengatasi perubahan situasi yang ada. Irama ini bisa digambarkan sebagai
jam biologis internal yang mengatur fungsi tubuh kita. Berdasarkan siklus
bangun/tidur kita. Irama ini bukan hanya menentukan siklus tidur/bangun,
tetapi juga mencakup banyak hal lain, misalnya kadar hormon, makan, dan
minum (Ganong, 2003).
Irama sirkadian bertanggung jawab atas koordinasi ini berada di
suprachiasmatic nucleus (SCN) dari hipotalamus di otak. SCN mengirimkan sinyal ke seluruh otak, perifer osilator dan jaringan dalam
rangka untuk meneruskan atau mengkoordinasikan waktu "internal" tubuh
12
humoral yang bekerja pada berbagai irama sirkadian. Irama ini termasuk
irama dalam sekresi ACTH dan hormon hipofisis lain (Ganong, 2003).
Penyesuaian antara irama sirkadian internal 24 jam dengan kondisi
lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama cahaya, aktivitas
fisik, dan sekresi hormon melatonin oleh kelenjar pineal. Sekresi melatonin
mulai meningkat pada malam hari, sekitar 2 jam sebelum jam tidur normal,
kemudian terus meningkat selama malam hari dan mencapai puncak
antarapukul 02.00-04.00 pagi. Setelah itu, sekresi melatonin akan menurun
pada pagi hari dan mencapai level yang sangat rendah pada siang hari
(Ganong, 2003).
Suprachiasmatic nucleus(SCN) sepanjang hari memproduksiarousal signal secara aktif yang berfungsi untuk mempertahankan kesadaran dan
menghambat dorongan untuk tidur. Pada malam hari, sebagai respon pada
keadaan gelap, terjadi feedback loop pada SCN yang diawali dengan pengiriman sinyal untuk memicu produksi hormon melatonin yang
menghambat aktivitas SCN (Doghramji, 2007).
13
Desinkronisasi internal dapat terjadi pada para pekerja yang harus
menyesuaikan diri dengan jadwal kerja barunya (Doghramji, 2007).
2.3 Glukosa Darah
2.3.1 Pengertian Glukosa Darah
Glukosa merupakan salah satu produk akhir dari pencernaan
karbohidrat di dalam hati dengan jumlah terbesar, yaitu 80%. Hampir
95 % dari seluruh monosakarida yang beredar dalam darah merupakan
produk perubahan akhir, yaitu glukosa (Guyton, 2007). Glukosa yang
dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel
tubuh. Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada
batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah
makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari sebelum
orang-orang mengkonsumsi makanan (Bender, 2012).
2.3.2Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk
kelancaran kerja tubuh. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon
insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas, sehingga hati dapat
14
normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah
70-110 mg/dL darah (Ratnasari, 2012).
Pengaturan kadar glukosa darah biasanya antara 80 dan 90 mg/100 ml
darah pada orang yang sedang berpusa yang diukur sebelum makan
pagi. Kadar ini akan meningkat menjadi 120 sampai 140 mg/ 100 ml
selama kira-kira satu jam pertama setelah makan, biasanya terjadi
dalam waktu 2 jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terkahir.
Sebaliknya, pada keadaan kelaparan, fungsi glukoneogenesis dari hati
menyediakan glukosa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar
glukosa darah puasa (Guyton, 2008).
Dibawah ini merupakan kriteria diagnosis gangguan kadar glukosa
darah menurut Perkumpulan Endrorinologi Indonesia (Perkeni) tahun
2011 :
15
2.3.3 Metode Pengukuran Kadar Glukosa Darah
Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap,
tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran
kadar glukosa dalam serum. Hal ini disebabkan karena eritrosit
memiliki kadar protein dari pada serum, sedangkan serum memiliki
kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah
lengkap serum melarutkan lebih banyak glukosa. Serum atau plasma
harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab sel darah walaupun
telah berada di luar tubuh tetap memetabolisme glukosa (Ronald,
2004).
Kemampuan seseorang untuk mengatur kadar glukosa plasma agar
tetap dalam batas-batas normal dapat ditentukan melalui tes kadar
glukosa serum puasa dan respon glukosa serum terhadap pemberian
glukosa (Corwin,2009) Metode yang lebih sensitif untuk dapat
mengetahui adanya kelainan dalam metabolisme glukosa adalah
pengukuran kadar glukosa plasma setelah pemberian beban glukosa
(David, 2006).
Individu nondiabetik yang memakan glukosa menunjukkan kenaikan
kadar glukosa plasma sementara yang memicu sekresi insulin, dan
pembuangan glukosa yang diperantarai insulin akan kembali ke kadar
16
(TTGO). Pada TTGO, kadar glukosa diukur sebelum dan sesudah
mengkonsumsi 75 g glukosa. Kadar glukosa diukur setiap setengah
jam selama 2 jam setelah pemberian glukosa. Pada keadaan normal,
kadar glukosa puasa individu normalnya 70 hingga 110mg/dL. Setelah
diberikan glukosa, kadar glukosa akan meningkat pada awalnya dan
akan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa serum yang
kurang dari 200mg/dL setelah setengah, 1 dan 1 setengah jam
pemberian glukosa dan kurang dari 140mg/dL setelah 2 jam maka
dikatakan nilai TTGO normal (David, 2006).
2.4 Glukometer
2.4.1 Pengertian Glukometer
Glukometer merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui
kadar glukosa di dalam darah. Glukometri adalah teknik untuk
mendapatkan nilai konsentrasi glukosa dalam darah perifer atau
sentral. Nilai pengukuran dinyatakan dalam mg/dl atau mmol
memiliki nilai klinis yang penting untuk mengetahui adanya gangguan
metabolisme seperti diabetes melitus, denutrisi, dan beberapa
gangguan lain seperti koma hiperosmolar, sindrom malabsorbsi, dan
hipoglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar glukosa lebih rendah
17
Gambar 2.2GlukometerMeter (Anonim, 2006).
2.4.2 Prinsip Kerja Glukometer
Glukometer memiliki prinsip kerja biosensor. Biosensor pertama kali
diperkenalkan oleh Clark dan Lyson pada tahun 1962. Biosensor
merupakan gabungan dari bioreseptor dan transduser. Bioreseptor
merupakan alat yang digunakan untuk menyensor kehadiran
konsentrasi elemen biologi, misalnya, enzim, antibody, sel hidup, dan
jaringan lainnya. Perangkat transduser berfungsi untuk mengubah
sinyal biokimia menjadi sinyal listrik yang kemudian akan dibaca
18
Gambar 2.3. Prinsip kerja biosensor, (Jainet al., 2010)
19
Gambar 2.5. Reaksi spesifik glukosa,(Bender, 2012).
Menurut Whitaker (2009) untuk mengukur glukosa, terdapat tiga buah
transduser berbeda yang dapat digunakan yaitu : 1) Sensor oksigen,
yang mengukur konsentrasi oksigen, 2) Sensor PH, yang mengukur
asam glukonik, 3) Sensor peroksidase, yang mengukur konsentrasi
glukosa. Enzim glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama
menyebabkan sifat reaksi spesifik untuk glukosa, khususnya B-D
glukosa.
Reaksi kimia :
Glukosa + O2 glukosa oksidase O-glukono-δ-lakton + H2O2
20
2.4.3 Langkah-langkah dalam Menggunakan Glukometer
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan glukometer :
a) Sebelum melakukan pengukuran glukosa darah selalu periksa kode
nomor pada kartu yang sesuai dengan label nomor pada botol tes strip,
bila kode nomor pada kartu tidak sesuai maka hasil yang didapatkan
akan salah, b) Menulis dan mengingat kapan pertama kali botol tes
strip dibuka karena strip tes baik untuk digunakan 3 bulan setelah
pertama kali dibuka.
Langkah-langkah penggunaan glukometer dalam mengukur kadar
glukosa darah :
1. Memasukkan kode nomor glukosa yang sesuai dengan kode yang
tertera pada botol tes strip glukosa ke dalam celah kode yang
berada di belakang alat glukometer.
2. Mengambil satu strip tes glukosa dari botol.
3. Memasukkan strip tes glukosa ke dalam celah strip yang ada pada
alat, kemudian alat akan menampilkan nomor kode misalnya Glu
6005. Kemudian akan muncul simbol
4. Meremas jari yang akan ditusuk dengan lanset kemudian
mengusapnya dengan menggunakan alkohol, kemudian
menusukkan lanset yang telah dimasukkan ke dalam alat penusuk
21
5. Mengelap tetesan darah pertama kemudian teteskan tetesan darah
berikutnya ke tes strip.
6. Kemudian akan terdengar bunyi “Beep”. Alat akan segera
menghitung mundur 10 detik, kemudian akan menampilkan
hasilnya di layar.
7. Mengecek nilai kadar glukosa dengan kadar normal glukosa yang
ada di botol strip tes.
8. Membuang strip tes yang telah digunakan
2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Glukometer
2.4.4.1 Kelebihan Glukometer
Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kelebihan glukometer diantaranya: a) Presisi tinggi, b) Tidak
memerlukan proses pemipetan, c) Menggunakan darah
kapiler, d) Harga yang relatif murah dan e) Mudah
digunakan.
2.4.4.2 Kekurangan Glukometer
Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kekurangan glukometer diantaranya: a) Interval pengukuran yang
22
kompatibilitas dengan sampel kontrol, d) Efek suhu
menyebabkan hasil yang salah, e) Lebih tinggi biaya bahan
habis pakai, f) Sampel darah yang dipakai harus cukup, g)
Alkohol dapat menyebabkan ketidakakuratan pengukuran,
dan h) Tes strip yang telah dibuka lebih dari 3 bulan maka
akan menyebabkan hasil tidak akurat.
2.5 Hubunganshiftkerja dengan kadar glukosa darah
Pada keadaan normal, kadar kortisol di darah akan menurun menjelang
malam hari, sehingga mencapai kadar terendah saat tidur. Namun pada
keadaan sleep deprived, kadar kortisol akan meningkat disebabkan karena teraktivasinya aksishypothalamus-pituitary-adrenal(HPA) (Reynoldset al., 2012).
Pengaktifan aksis HPA berfungsi untuk mempertahankan keadaan terjaga,
yang telah dibuktikan oleh adanya korelasi positif antara pelepasan kortisol
dengan aktivitas tinggi di EEG. Namun menurut beberapa penelitian,
pengaktifan aksis HPA ini akan berkurang seiring dengan meningkatnya
frekuensi kurang tidur, yang disebabkan oleh penurunan efektivitas
aktivitas aksis HPA. Tidur biasanya terkait dengan puasa dan biasanya pada
malam hari mengakibatkan penurunan pada leptin, glukosa, dan insulin,
sedangkan terjaga terkait dengan asupan makanan dan siang hari
23
Kadar glukosa darah yang meningkat juga diakibatkan oleh gangguan irama
sirkadian yang mempengaruhi reglukosasi hormon kortisol. Hormon kortisol
dalam tubuh memiliki beberapa efek terhadap metabolisme glukosa dalam
tubuh diantaranya, kortisol menginhibisi penyerapan glukosa oleh otot,
menginhibisi sintesis dan sekresi insulin, dan meningkatkan produksi
glukosa oleh hepar (Wilcox, 2005). Sehingga asam amino, laktat, dan
piruvat diubah di hati menjadi glukosa (glukoneogenesis) yang akhirnya
menaikkan kadar glukosa darah. Glukagon meningkatkan kadar glukosa
darah dengan cara mengkonversi glikogen di hati menjadi glukosa, sehingga
glukosa darah menjadi naik (Kuswandi, Sitorus, & Gayatri, 2008)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dinneen et al., peningkatan kadar kortisol pada malam hari akan mengganggu aktivitas insulin, sehingga
penyerapan glukosa oleh otot menurun. Penelitian ini juga membuktikan
bahwa produksi glukosa oleh hepar meningkat karena kortisol menganggu
fungsi sel ß pankreas, serta meningkatkan kadar dan aktivitas enzim yang
terlibat dalam proses pembentukan glukosa (glukoneogenesis) dan
pemecahan glikogen (glikogenolisis) (Arieselia, Tasia, & Sasmita, 2014).
Pada penelitian Lind Octaviani (2014) menyebutkan bahwa kadar glukosa
pekerja shift lebih tinggi dibandingkan pekerja yang non-shift. Disini terbukti bahwa adanya peningkatan kadar glukosa darah pada pekerja shift (Irawan, Susantiningsih, Saftarina, 2014). Penelitian yang di lakukan
24
kadar glukosa dalam darah. Terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada
pekerjashifthal ini sejalan dengan teori-teori yang menjelaskan peningkatan kadar glukosa darah pada pekerjashift(Okpitasari, 2012).
2.6 Kerangka Teori
Kerja shift pada malam hari merupakan kondisi yang dapat menghambat kemampuan adaptasi pekerja baik dari aspek biologis maupun sosial. Kerja
gilir malam berpengaruh terhadap kesehatan fisik, mental, menganggu
irama sirkadian, waktu tidur dan makan, mengurangi kemampuan kerja dan
meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja, menghambat hubungan
sosial dan keluarga (Firdaus, 2005).
Perubahan irama sirkadian akan menyebabkan terjadinya gangguan tidur.
Selain itu akan terjadi menurunnya aktivasi aksis hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA), sehingga reglukosasi hormon kortisol ikut terganggu. Hormon kortisol dalam tubuh memiliki beberapa efek terhadap metabolisme
glukosa dalam tubuh diantaranya, Kortisol menginhibisi penyerapan glukosa
oleh otot, menginhibisi sintesis dan sekresi insulin, dan meningkatkan
produksi glukosa oleh hepar (Wilcox, 2005).
Perubahan kehidupan sosial pekerja akan menyebabkan ganggu fungsi
sosial dari pekerja. Pada orang-orang tertentu, apabila hal ini terjadi secara
25
perubahan perilaku, yang nantinya akan menimbulkan penyakit, termasuk
didalamnya peningkatan kadar glukosa darah (Firdaus, 2005)
Gambar 2.6. Kerangka Teori KerjaShift
Gangguan Irama Gangguan Sosial
Gangguan tidur Disinkronisasi organ tubuh
Berkurangnya komunikasi dengan
keluarga
Stres
Kortisol
Sensitiftas insulin
26
2.7 Kerangka Konsep
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dinneen et al., peningkatan kadar
kortisol pada malam hari akan mengganggu aktivitas insulin, sehingga
penyerapan glukosa oleh otot menurun. Penelitian ini juga membuktikan
bahwa produksi glukosa oleh hepar meningkat karena kortisol menganggu
fungsi sel ß pankreas, serta meningkatkan kadar dan aktivitas enzim yang
terlibat dalam proses pembentukan glukosa (glukoneogenesis) dan
pemecahan glikogen (glikogenolisis) (Arieseliaet al., 2014).
Variabel Independent
Variabel Dependent
Gambar 2.7. Kerangka Konsep
KerjaShift
Stres
Kortisol↑
↓Sensitiftas insulin
27
2.8 Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, hipotesis yang
diajukan adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan kadar glukosa darah puasa antara pekerjashift pagi danshiftmalam.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analitik komperatif dengan
pendekatancase control.Adapun jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer. Case Control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika
terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian
mengidentifikasi penyebab (faktor risiko) (Dahlan, 2010).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Tunas Baru Lampung atau CV. Bumi Waras
Way Lunik selama 1 minggu, yaitu akhir minggu ke- 3 sampai ke-4 bulan
Desember 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua pekerja mesin
29
Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pada teknik sampel ini, pekerja yang memenuhi kriteria penelitian dijadikan subjek
penelitian dan pengambilan sampel berhenti dilakukan sampai jumlah
sampel terpenuhi.
Adapun estimasi besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin
n =
Keterangan
n = Ukuran sample
N = Ukuran populasi rata-rata yang berkunjung ke IFRS tahun 2014
d = Nilai presisi yang diambil berdasarkan ketentuan yaitu 0,1
Dengan N = 1.283, maka berdasarkan hasil pengitungan tersebut didapatkan
30
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
Subjek yang akan dimasukkan ke dalam penelitian jika memenuhi
kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Subjek yang bersedia untuk menjadi responden penelitian.
2. Subjek adalah pekerjashiftpagi danshiftmalam. 3. Subjek adalah pekerja mesinmaintenance.
3.4.2 Kriteria Ekslusi
Subjek akan dikeluarkan dari penelitian jika memenuhi kriteria
eksklusi sebagai berikut:
1. Pekerja yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
2. Pekerja sedang menjalani pengobatan yang mempengaruhi kadar
glukosa darah, seperti pengobatan kortikosteroid dalam jangka
panjang.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat.
31
Variabel independent yang di teliti adalah pekerja yang bekerjashift pagi danshiftmalam.
2. Variabel Dependen
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kadar gula darah puasa
pekerja.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini adalah :
Tabel 3.1.Definisi Operasional
32
3.7 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer yang
diperoleh melalui lembar observasi yang diisi oleh pekerja mesin
maintenance shift pagi dan malam dan data sekunder yang diperoleh dari pemeriksaan kadar glukosa darah yang diukur dengan blood glucose test (Glukometer).
3.8 Prosedur Penelitian
Gambar 3.1.Alur Penelitian Hasil dan kesimpulan.
Melakukan pemeriksaan kadar Glukosa Darah Puasa (minimal 8 jam setelah makan)
1.Kerja shift pagi (08.00-16.00) : dilakukan pengukuran gula darah sesudah melakukan kerja shift pagi (16.00)
2.Kerja shift malam (24.00- 08.00) : dilakukan pengukuran gula darah sesudah melakukan kerja shift malam (08.00) setelah pergantian rotasi.
33
3.9 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah:
a. Alat tulis berupa kertas, pulpen,tipe-x b. Lembar observasi
c. Blood glucose test(Glukometer) d. Kassa alkohol (AlkoholSwap) e. Lancet
f.Strip dan chip glukosaEasy Touch© g. Lancet aplicator
h. Kapas kering
Cara mengukur glukosa darah pada penelitian ini adalah:
a. Memasang chip tes glukosa pada glukometer dan m emasukkan strip tes
glukosa ke dalam chip glukosa yang sudah disiapkan.
b. Tusukkan lanset yang telah dimasukkan ke dalam alat penusuk (lancet
device ) ke jari.
c. Mengelap tetesan darah pertama kemudian teteskan tetesan darah
berikutnya ke tes strip.
d. Kemudian terdengar bunyi ”beep” dan mengecek nilai kadar glukosa
dengan kadar normal glukosa yang ada di botol strip tes.
34
3.10 Pengolahan dan Analisis Data
3.10.1 Pengolahan data
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan dan pemeriksaan,
akan diolah menggunakan program aplikasi komputer SPSS 19.0. for windows.Proses pengolahan data terdiri dari beberapa langkah, yaitu: a. Editing, untuk melakukan pengecekan data yang didapat baik dari
wawancara maupun pemeriksaan gula darah.
b. Coding, untuk mengkonversikan atau menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk
keperluan analisis.
c. Data entry,memasukan data ke dalam komputer.
d. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data
yang telah dimasukan ke dalam komputer.
3.10.2 Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis ini memberikan gambaran mengenai masing-masing
35
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji
t-berpasangan. Sebelum dilakukan analisis uji t-berpasangan
dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk mengetahui sebaran data. Berdasarkan data yang yang diperoleh, bila data
berdistribusi normal maka maka digunakan uji analisis data
dengan menggunakan uji t-berpasangan dengan kemaknaaan 0,05
(α = 0,05),dan apabila distribusi tidak normal dengan transformasi
maka digunakan ujiWilcoxon(Dahlan, 2010).
3.11 Etika Penelitian
Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan mendapatkan surat
keterangan lolos kaji etik sehingga penelitian dapat dilakukan dengan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa yang bermakna
antara pekerjashiftpagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesin maintenancedi PT. Tunas Baru Lampung.
2. Rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashiftpagi adalah 95,92 mg/dL dan rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashiftmalam adalah 120,48 mg/dL.
47
5.2 Saran
1. Bagi PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya memberikan pemantauan
dan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja shift untuk menjaga produktivitas tenaga kerja.
2. Bagi PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya melakukan rotasi tempat
pada pekerja dan memberikan waktu lama bekerja yang efektif pada
pekerjashiftuntuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
3. Bagi pekerja
PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya menjaga pola makan dan gaya
hidup sehari–hari untuk mencegah timbulnya penyakit.
4. Bagi peneliti
lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Al-Naimi S, Hampton S, Richard P, Tzung C, Morgan L. 2004. Postprandial metabolic profiles following meals and snacks eaten during simulated night and day shift work. Chronobiology international.21(6), 937-47.
Balbo, M., Leproult, R., & Van Cauter, E. Impact of sleep and its disturbances on hypothalamo-pituitary-adrenal axis activity. Int J of Endocrinology. 2010. 1–16.
Bender, D. A., Mayes, P.A. 2012. Metabolism of glycogen. Dalam : Murray, RK, Bender, DA, penyunting. Haper’s Illustrated Biochemistry. Edisi ke-29. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. hlm. 178-86. Corwin, E. J. 2009. Pankreas dan diabetes melitus. Dalam : Corwin, E. J,
penyunting. Buku Saku Patofisiologi Edisi Ke-3. Jakarta: EGC. hlm. 618-45.
Costa, G. 2003. Shift work and occupational medicine: an overview. Occupational Medicine,53(2), 83–8.
Costa G. 2010. Shift Work and Health: Current Problems and Preventive Actions. Safety Health Work. 1, 112-123.
Dahlan, S. M. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
David, E. 2006. Pankreas: metabolisme glukosa dan diabetes melitus. Dalam : A. P. & L. M. W. Sylvia, penyunting. Patofisiologi: Konsep Klinis Dan Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. hal. 1259–72.
Dewi, P. 2006. Perbedaan kelelahan kerja pada perawat shift malam di ruang ICU dan ruang arrijal di rumah sakit haji tahun 2006 [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Doghramji, K. 2007. Melatonin and its receptors: a new class of sleep-promoting agents.JCSM. 3(5 Suppl). S17–23.
49
Fitri, A. M. 2013. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stres kerja pada karyawan bank (studi pada karyawan Bank BMT) [Skripsi]. Universitas Diponegoro. darah puasa antara pekerja shift dan non-shift di Universitas Lampung. Majority.3(6). 179–87.
Iswantoro, O. A. 2009. Perubahan kadar gula darah pada pasien pediatrik yang diinduksi anestesi umum [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.
Jain, Y., Rana, C., Goyal, A., Sharma, N., Verma, M. L., & Jana, A. K. 2010. Biosensors, Types and Applications. Internation Conference on Biomedical Engineering and Assistive Technologies (Beats-2010).
Keskin A, Unalacak M, Bilge U, Yildiz P, Guler S, Slcuk EB, Bilgin M. 2015. 2015. Effects of Sleep Disorders on Hemoglobin A1c Levels in Type 2 Diabetic Patients. Chin Med. 128(24), 3293-7.
Kim CR, Song YM, Shin JY, Gim W. 2016. Association between Sleep Duration and Impaired Fasting Glucose in Korean Adults: Results from the Korean National Health and Nutrition Examination Survey 2011–2012. Korean J of Fam Med. 37, 51-6.
King, M. ., Polonsky, W. ., & Early, J. 2010. A simple meal plan emphasizing for the effective as an exchange based meal plan for urban african americans with type 2 diabetes melitus. Diabetes Care. 24–6.
Kuswadji, S. 1997. Pengaturan tidur pekerja shift ikatan dokter kesehatan kerja Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. (116). 48–52.
Lorenzo LD, et al. 2003. Effect of shift work on body mass index: results of a study performed in 319 glucose-tolerant men working in a southern italian industry. Int J of Obes. 27. 1353–8.
PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI.
Pusdatinaker. 2014. Jumlah Penduduk Usia Kerja. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2015. Tersedia dari :
http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/
Pusdatinaker. 2015. Penduduk Yang Bekerja Nasional. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2015. Tersedia dari :
50
Ratnasari, E. 2012. Hubungan kadar glukosa darah terhadap hypertriglyceridemia pada penderita diabetes mellitus. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa. hal 978–79.
Reynolds, A. C., Dorrian, J., Liu, P. Y., Van Dongen, H. P. A., Wittert, G. A., Harmer, L. J., & Banks, S. 2012. Impact of five nights of sleep restriction on glucose metabolism, leptin and testosterone in young adult men. PloS One. 7(7). e41218.
Sofrina, I. 2004. Analisis hubungan antara kerja gilir dengan stress kerja pada pekerja laki-laki pabrik semen “x” di Jawa Barat [Thesis]. Univeritas Indonesia.
Suma’mur, P. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)Edisi
ke-2. Jakarta: Sagung Seto.
Wulandari YI. 2016. Analisis kadar glukosa dan tekanan darah pada pekerja shift pagi dan shift malam di unit produksi rolling mill pt. X. [Thesis]. Universitas Airlangga.