SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Hukum Internasional
Dari Bapak H.SYAHMIN AK, SH.M.H
Oleh
Alif Permana Putra
NIM: 0201181419092
Kelas : B
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah memang sepantasnya kita panjatkan selalu ke hadirat Allah Swt yang senantiasa memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Alhamdulillah saya Alif Permana Putra selaku mahasiswa fakultas hukum unsri berbahagia sekali mendapat tugas makalah dari hasil kajian saya dari buku Pengantar Hukum Internasional, Buku I – Bagian Umum karangan Mochtar Kusumaatmadja dan juga dari internet pada saat saya browsing. Terus terang saya sampaikan kepada pembimbing mata kuliah Hukum Internasional Pak SYAHMIN, SH. M.H. bahwa dalam Makalah ini yang sudah bisa saya janjikan kepada diri saya sendiri baru terbatas melaporkan dari summary saja ditambah hasil bacaan yang saya dapatkan dari buku lain dan juga dari internet. Namun tidak menutup kemungkinan pada kesempatan lain saya akan berusaha untuk membaca dan mengetik lebih banyak lagi.
Atas segala kekurangan dalam Makalah ini, saya mohon maaf dan mohon kritik ataupun saran demi perbaikan selanjutnya.
Akhirnya saya hanya berharap semoga apapun yang kita lakukan senantiasa ada dalam ridha dan bimbingan Allah Swt. Amin.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam kita berhubungan dengan negara lain selalu ada permasalahan dan juga kendala yang harus segera diselesaikan. Untuk itu berbagai bangsa di dunia sepakat untuk membuat hukum yang dapat mengayomi semua negara yang saling berhubungan. Hukum tersebut lazim disebut hukum internasional. Dari definisi hukum internasional yang diberikan oleh pakar-pakar hukum terkenal di masa lalu, termasuk Grotius atau Akehurst, pembahasan dan juga penekanan dari hukum internasional masih sangat terbatas pada negara sebagai satu-satunya pelaku hukum dan tidak memasukkan subjek-subjek hukum lainnya. Namun seiring dengan perkembangan jaman aspek-aspek dan pihak-pihak lain yang berhubungan dalam dunia internasional juga dimasukkan dalam subjek hukum internasional modern dan juga menurut pak Mochtar.
Dalam penyebutan atau penamaannnya kita mengenal berbagai pengertian dan juga istilah untuk hukum internasional ini karena pendekatannya berbeda satu dengan yang lain.. Namun yang kita sering gunakan adalah hukum internasional karena mampu menjelaskan dan juga menyiratkan arti tentang apa yang dikandung di dalam istilah hukum internasional tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita tarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah sumber hukum internasional?
2. Bagaimana Sumber hukum internasional menurut para ahli?
3. Bagaimana Mengadili perkara HI menurutPasal 38 (1) Status Mahkamah Internasional oleh M.I ?
4. Bagaimana Penerapan Perjanjian Internasional?
Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan Makalah ini adalah:1.Untuk memberi gambaran umum tentang sumber Hukum Internasional.
2.Untuk memberi gambaran umum tentang sumber Hukum Internasional menurut para ahli.
3.Untuk memberi gambaran umum tentang Mengadili perkara HI menurutPasal 38 (1) Status Mahkamah Internasional oleh M.I
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb yangdipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu yang menimbulkan aturan atruran dan mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas.
1. Menurut Zevenbergen, sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; atau sumber yang menimbulkan hukum.
2. C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum ialah, segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Yang dimaksudkan dengan segala apa saja, adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya hukum. Sedang faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hokum secara formal artinya ialah, dari mana hukum itu dapat ditemukan, dari mana asal mulanya hukum, di mana hukum dapat dicari atau di mana hakim dapat menemukan hukum sebagai dasar dari putusannya.
3. Menurut Achmad Ali sumber hukum adalah tempat di mana kita dapat menemukan hukum. Namun perlu diketahui pula bahwa adakalanya sumber hukum juga sekaligus merupakan hukum, contohnya putusan hakim.
SUMBER – SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
kewajiban dalam bidang internasional. kedudukan perjanjian internasional sebagai sumber hukum internasional sangat penting mengingat perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum karena dibuat secara tertulisKonvensi Wina tentang Hukum Perjanjian tahun 1969
2.
Kebiasaan-kebiasaanInternasional
Tidak setiap kebiasaan internasional dapat menjadi sumber hukum, ada dua syarat untuk dapat dikatakan menjadi sumber hukum, yaitu: harus terdapat suatu kenbiasaan yang bersifat umum (unsur material) dan kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum (unsur perkembangan hukum internasional sebagai system hukum positif, karena prinsip-prinsip hukum umum ini melandasi semua hukum yang ada di dunia, baik hukum internasional maupun hukum nasional.
pengadilan memainkan peranan yang cukup penting dalam membantu pembentukan norma-norma baru hukum internasional. Keputusan-keputusan Mahkamah Internasional dapat berupa keputusan yang bukan atas pelaksanaan hukum memperkuat argument tentang adanya atau kebenaran dari suatu norma hukum. Pendapat para sarjana akan lebih berpengaruh jika dikemukakan oleh perkumpulan professional.
2. Sumber Hukum Internasional Menurut Para Ahli
Pendapat para sarjana mengenai sumber-sumber Hukum Internasional. Menurut J.G.Starke bahwa sumber-sumber hukum material (maksudnya sumber-sumber hukum formal) adalah “Bahan-bahan aktual yang dipergunakan oleh sarjana-sarjana hukum internasional untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi hal-hal tertentu.” Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Starke mengemukakan sumber-sumber hukum material (maksudnya formal) sebagai berikut:
1. Kebiasaan;
2. Traktat;
3. Keputusan Pengadilan atau Badan Arbitrasi; dan
Sedangkan menurut Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan bahwa sumber-sumber Hukum Internasional sebagai berikut:
1. Perjanjian-perjanjian Internasional;
2. Kebiasaan-kebiasaan Internasional;
3. Prinsip-prinsip Hukum Umum; dan
4. Keputusan-keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran sarjana-sarjana yang paling terkemuka dari berbagai negara.
3. Mengadili perkara HI menurut Pasal 38 (1) Status Mahkamah
Internasional oleh M.I
Menurut Pasal 38 (1) Status Mahkamah Internasional yang selanjutnya sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB, tanggal 26 Juni 1945 pada pokoknya mengatakan bahwa: Dalam mengadili perkara-perkara yang diajukan, Mahkamah Internasional akan mempergunakan:
1. Perjanjian-perjanjian Internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus yang mengandung ketentuanketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negaranegara yang bersengketa;
2. Kebiasaan-kebiasaan Internasional sebagai bukti dari pada sesuatu kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum;
3. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab; dan
4. Keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran sarjana-sarjana yang paling terkemuka dari berbagai negara-negara, sebagai sumber tambahan bagi menetapkan kaidah-kaidah hukum.
4. CONTOH PENERAPAN PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Subyek
Indonesia-jepang
2. Istilah yang digunakan
Traktat (treaty) karena perjanjian ini adalah perjanjian di bidang ekonomi.
Traktat (treaty) artinya perjanjian paling formal merupakan persetujuan dua Negara ataulebih mencakup perjanjian bidang politik dan ekonomi
(Tertulis dan Bilateral karena perjanjian ini adalah antara dua Negara yaitu antara Indonesia dan Jepang untuk mengatur kepentingan kedua belah pihak)
4.Sifat
Treaty contract karena perjanjian ini hanya menimbulkan hak dan kewajiban bagi Indonesia dan Jepang
Treaty contract artinya perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban hanya bagi Negara yang mengadakan perjanjian saja
5. Kapan mulai berlaku dan berakhir
Pada tanggal 20 Agustus 2007 telah ditandatangani kesepakatan kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement / IJEPA) oleh kedua negara, yaitu antara Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang datang secara khusus ke Indonesia, dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
ALASAN DAN KEPENTINGAN INDONESIA KERJASAMA DENGAN JEPANG
Beberapa alasan yang mendasari Indonesia untuk menjalin kerjasama melalui EPA dengan Jepang, diantaranya adalah:
v Jepang merupakan mitra dagang dan investor utama buat Indonesia, dan Indonesia adalah penerima terbesar ODA Jepang;
v Akses Pasar untuk produk Indonesia ke pasar ekspor terbesar mewakili 20% dari ekspor yang ada, sedangkan Jepang merupakan sumber impor terbesar keduabagi Indonesia (13%);
v Peluang untuk mengirim tenaga kerja semi terampil;
v EPA memberi kepastian akses pasar yang lebih prefensial dan luas dibandingkan dengan program seperti Generalized System of Preferences (GSP), dan menempatkan Indonesia sejajar dengan negara lain yang telah memiliki perjanjian dengan Jepang seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di ASEAN; sedangkan Brunei dan Vietnam menyusul.
Contoh kebiasaan kebiasaan hukum internasional
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun simpulan yang dapat saya ambil dari penyusunan makalah ini yaitu :
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb yangdipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu yang menimbulkan aturan atruran dan mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas.
Sumber-sumber Hukum Internasional ada lima yaitu : 1. Perjanjian Internasional
2. Kebiasaan-kebiasaan Internasional
3. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui 4. Keputusan-keputusan Pengadilan
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Etty R. dan Kusumaatmadja, Mochtar. 2003. Pengantar Hukum Internasional, Alumni: Bandung.
http://maulidindarma.blogspot.co.id/2014/02/sumber-surber-hukum-internasional.html ( Di Akses tanggal 1 Oktober 2015)