ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA
KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Oleh Dini Novitasari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI
SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Oleh Dini Novitasari
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro.
Metode yang digunakan adalah korelasional kuantitatif untuk mengetahui nilai suatu variabel atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel penelitian adalah 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro. Analisis data dengan korelasi product moment.
Hasil penelitian menemukan: ada hubungan hubungan yang signifikan antara minat belajar Geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi siswa.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
D.Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 7
1.Minat ... 7
2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 9
3.Belajar ... 10
4.Prestasi Belajar ... 12
5.Kurikulum Geografi Kelas X Semester Ganjil di Tingkat SMA ... 15
B.Kerangka Pikir ... 16
C.Hipotesis Penelitian ... 17
III.METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 19
B.Populasi dan Sampel ... 19
C.Variabel Penelitian ... 21
G.Teknik Analisa Data ... 26
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Tinjauan Umum SMA Utama Wacana Metro ... 29
B.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 36
C.HasilPenelitiandanPembahasan ... 38
V.SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan ... 49
B.Saran ... 50
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan yang baik akan
menghasilkan manusia-manusia yang terampil dan produktif dalam mengisi
pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam
proses pembangunan.
Proses pendidikan dapat dilaksanakan melalui lembaga formal, informal, dan
nonformal. Pendidikan formal atau sekolah merupakan penambah dan pelengkap
dari pendidikan informal atau di dalam keluarga. Demikian pula pendidikan yang
dilaksanakan oleh lembaga nonformal atau masyarakat berfungsi untuk
menambah dan melengkapi pendidikan dalam keluarga dan sekolah.
Sekolah sebagai pendidikan formal merupakan tempat terjadinya proses
pembelajaran. Unsur penting yang terlibat di dalamnya adalah guru dan siswa,
selain itu pula didukung oleh faktor sarana dan prasarana. Berhasil atau tidaknya
hasil pembelajaran di sekolah ditentukan oleh banyak faktor. Keberhasilan dalam
kegiatan pembelajaran biasanya ditunjukkan dari prestasi belajar yang dicapai
siswa. Oleh karena itu, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam artian memperoleh prestasi
belajar yang optimal merupakan harapan siswa, guru, maupun orangtua siswa.
Akan tetapi prestasi belajar yang optimal bukan serta merta langsung dicapai
siswa, akan tetapi memerlukan upaya baik dari siswa yang bersangkutan maupun
lingkungan di sekitarnya.
Menurut Umiarso dan Gojali (2010:227), yang dimaksud dengan prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang berupa perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa bersifat berubah-ubah tergantung faktor
yang mempengaruhinya. Artinya, prestasi belajar siswa bukanlah merupakan
produk dari suatu usaha tunggal, atau monopoli dari suatu faktor saja, melainkan
hasil dari berbagai upaya secara integral yang saling berhubungan satu sama lain,
yang masing-masing memiliki peran penting dalam rangka menciptakan suatu
prestasi belajar yang optimal.
Sebagaimana yang dikemukakan Ahmadi dan Supriyono (2008:138):
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:
3
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti: sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat
belajar siswa. Menurut Bimo Walgito dalam Ramayulis (1994:175) minat belajar
adalah suatu keadaan dimana siswa mempunyai perhatian terhadap kegiatan
belajarnya dengan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun
membuktikan lebih lanjut.
Minat belajar sangat penting dimiliki setiap siswa. Sebagaimana yang
dikemukakan Muhibbin Syah (1997:136), minat dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian prestasi belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Oemar
Hamalik (2005:52) juga menyatakan bahwa, siswa dapat belajar secara efisien dan
efektif apabila salah satunya memiliki minat untuk belajar. Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa minat belajar yang dimiliki siswa akan
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian awal di SMA Utama Wacana Metro, prestasi belajar
Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Utama Wacana Metro
No. Skor yang Diperoleh Siswa Predikat Siswa Persentase (%)
berjumlah 30%. Banyaknya siswa yang prestasi belajarnya dikategorikan kurang
diduga karena rendahnya minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian
pendahuluan di kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran
2012/2013 masih banyak siswa yang minat belajar pada mata pelajaran Geografi
dikategorikan rendah. Minat belajar memiliki indikator: selalu ingin tahu,
berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya (Djaali,
2007: 122).
Berdasarkan data prestasi dan hasil pengamatan tersebut dipahami bahwa
besarnya prestasi belajar siswa di kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun
Pelajaran 2012/2013 yang dikategorikan kurang diduga karena rendahnya minat
belajar siswa, maka tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara minat
belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu
”Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata
pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun
Pembelajaran 2012/2013?”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui hubungan antara minat
belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di
SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.”
2. Kegunaan Penelitian
a. Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
b. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi tolok ukur untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Geografi
pada siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro.
D. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah hubungan antara minat belajar Geografi
dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X
Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran
2012/2013.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMA Utama Wacana Metro.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pembelajaran
2012/2013.
5. Kajian Ilmu
Kajian ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya
pendidikan dalam mata pelajaran Geografi, yaitu ilmu yang mempelajari bumi
dengan unsur-unsur fisisnya, dalam hubungan dan pengaruh timbal baliknya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Minat
a. Pengertian Minat
Menurut Slameto (1995:180) yang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim, 1997:656), pengertian minat
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Selanjutnya Bimo Walgito yang dikutip Ramayulis
(1994:175) menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan di mana seseorang
mempunyai perhatian sesuatu dengan disertai keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud
dengan minat adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang itu
lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Dengan demikian, jelas bahwa minat tidak
dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Apabila dihubungkan dengan
minat, maka yang dimaksud dengan minat belajar adalah suatu pernyataan yang
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih
bergairah dan bersemangat.
b. Indikator Minat Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:191), suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai
suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas.
Adapun menurut Djaali (2007:122), minat memiliki unsur afeksi, kesadaran
sampai pilihan nilai, pengerahan pearasaan, seleksi dan kecenderungan hati.
Selanjutnya ia juga menyatakan bahwa minat dapat dilihat dari: selalu ingin tahu,
berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya (Djaali,
2007: 122).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui indikator minat
belajar dalam penelitian ini adalah lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas, minat
melalui unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleski
dan kecenderungan hati. Selanjutnya minat dapat dilihat juga dari: selalu ingin
tahu, berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya.
c. Cara Mengukur Minat
Untuk mengukur minat adalah dengan menggunakan skala likert yang dijabarkan
9
dapat dijadikan sebagai tolak ukur untu membuat item instrumen yang berupa
pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Hal ini seperti
dikatakan oleh Riduwan (2006:87) bahwa:
”Minat dapat dikelompokkan dalam beberapa jenjang dengan menggunakan skala minat yaitu sejenis angket tertutup dimana butir-butir pertanyaannya mengandung nilai dan setiap alternatif jawaban yang tersedia mencerminkan sifat dari nilai-nilai yang sesuai dengan keadaan mahasiswa.
Jenis skala minat yang sering digunakan adalah metode likert karena mempunyai beberapa keuntungan seperti memungkinkan subjek untuk menyatakan tingkat atau intensitas perasaannya, dan memungkinkan variasi jawaban yang lebih besar. Tiap pertanyaan diberi lima altenatif jawaban dan setiap siswa atau mahasiswa bebas memilih jawaban tersebut yang direntang dari sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban atau option diberi bobot 1 sampai 5 kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor total.”
Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur minat belajar siswa
dengan rentang nilai paling tinggi diberi bobot 3 dan paling rendah diberi bobot 1.
Dengan adanya skala tersebut memudahkan penelitian dalam mengukur minat
belajar siswa berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Djaali (2007:101), kemampuan belajar siswa sangat menentukan
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar, banyak faktor
yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan
konsep diri.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:177), berbagai faktor yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar adalah:
a. Faktor dari luar
1) Lingkungan, meliputi: alami dan sosial budaya.
b. Faktor dari dalam
1) Fisiologis, meliputi: kondisi fisiologis dan kondisi panca indera. 2) Psikologis, meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan
kemampuan kognitif.
Menurut Winkel yang dikutip Umiarso dan Gojali (2010:228), menjelaskan
bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
a. Faktor intern meliputi:
1) faktor intelektual, yaitu taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar
2) faktor nonintelektual, yaitu motivasi belajar, sikap, minat dan kondisi psikis.
b. Faktor eksteren meliputi:
1) faktor pengatur proses belajar dan pengelompokan siswa
2) faktor sosial sekolah: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.
3) Faktor situasional: keadaan politik, ekonomi, waktu, tempat dan keadaan musim.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
yang berasal dari dalam diri siswa maupun di luar diri siswa. Oleh karena itu agar
prestasi belajar siswa optimal, maka tidak hanya tergantung pada guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran tetapi juga dari siswa itu sendiri, orangtua,
lingkungan belajar dan sebagainya.
3. Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2005:28) adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman
(2007:21), belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik untuk menuju
keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur
11
Sardiman (2007:24), menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang berkaitan
dengan belajar yaitu:
a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakukannya.
b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa.
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam.
d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan dan pembiasaan.
e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.
f. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu: diajar secara langsung, kontrol, kontak, pengalaman langsung, pengenalan dan peniruan. g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif.
h. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari.
j. Informasi tentang kelakukan baik pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa banyak membantu kelancaran dan gairah belajar. k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas,
sehingga siswa melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:15-16), ciri-ciri belajar adalah:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang melalui suatu proses yang
bertahap dan berkelanjutan yang akhirnya akan mengalami perubahan dari hasil
4. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri yang dikutip Umiarso (2010:227), bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil kreativitas belajar. Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang didapat
seorang subjek belajar setelah mengikuti proses belajar. Menurut Muhibbin Syah
(2010:217) hasil yang diperoleh itu berupa perubahan tingkah laku yang
mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, jadi setelah proses belajar itu
ada perubahan secara menyeluruh dalam sikap dan kebiasaan-kebiasaan, serta
keterampilan-keterampilan ke arah yang positif.
Perubahan yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar tersebut adalah hal-hal
baru menggantikan dan mengembangkan hal-hal lama, baik aspek pengetahuan
(kognitif), aspek penghayatan dan pemahaman (afektif) maupun aspek
keterampilan (psikomotorik) yang relatif permanen, walaupun prestasi itu sendiri
merupakan prestasi belajar yang mengandung ketidaktentuan yang dapat
berubah-ubah tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang berasal
dari individu itu sendiri maupun faktor dari luar. Jadi, prestasi belajar itu akan
senantiasa berfluktuasi, kadang naik dan terkadang turun, sesuai dengan situasi
dan kondisi yang mempengaruhinya. Menurut Sardiman (2007:49), prestasi
belajar yang baik dan efektif akan tercermin dalam prestasi belajar yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
13
yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya.
2) Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian dari kepribadian bagi setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Prestasi belajar yang baik dan efektif itu, harus dapat bertahan lama dalam ingatan
subjek belajar serta turut mewarnai karakteristik kepribadiannya, menjiwai cara
pandangnya terhadap suatu permasalahan, sehingga prestasi belajar tersebut
menyatu secara utuh dalam kehidupannya ke arah yang lebih positif.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka prestasi belajar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah hasil yang didapat seorang siswa setelah mengikuti
proses belajar pada mata pelajaran geografi.
b. Kriteria Prestasi Belajar Siswa
Evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya untuk mengungkapkan dan mengukur
prestasi belajar, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun, pada umumnya pelaksanaan
evaluasi masih cenderung bersifat kuantitatif yang baru menyentuh indikasi
prestasi belajar atau prestasi belajar pada ranah kognitif, yang disimbolkan dengan
angka-angka atau huruf.
Padahal seorang guru dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi belajar siswa
harus menganut prinsip menyeluruh. Dalam menentukan sasaran apa saja yang
memperhatikan prinsip dasar dalam evaluasi salah satunya adalah prinsip
keseluruhan yang menuntut seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi harus
menyeluruh terhadap seluruh komponen pendidikan dan sasaran belajar.
Menurut Dimyati (2002:201), taksonomi tujuan pendidikan berdasarkan prestasi
belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Pendapat senada dikemukakan Muhibbin Syah (2010:217), bahwa: kriteria
prestasi belajar siswa mencakup tiga tujuan yaitu; 1) kognitif, meliputi:
pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sistesis, 2) afektif,
meliputi: penerimaan, sambutan, sikap menghargai, pendalaman, dan
penghayatan, 3) psikomotorik, meliputi: keterampilan bergerak dan bertindak,
kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.
Dengan demikian, pengukuran prestasi belajar merupakan arah dari proses
kegiatan belajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan
dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima dan menempuh pengalam belajarnya.
Ukuran prestasi belajar siswa dapat dikatakan baik, sedang ataupun kurang baik,
dilihat dari seluruh aspek perubahan tingkah laku siswa baik dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotorik.
c. Kriteria Minimal Prestasi belajar
Menetapkan kriteria minimal keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan
upaya pengungkapan prestasi belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran
15
norma-norma pengukuran tersebut menurut Muhibbin Syah (1997:153) adalah: 1)
norma skala angka dari 0 sampai 10, dan 2) norma skala angka dari 0 sampai 100.
Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar skala 0-10
adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60.
Alhasil dari prinsip tersebut menurut Muhibbin Syah (2010:222), jika seorang
siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau instrumen evaluasi
dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal prestasi belajar.
5. Kurikulum Geografi Kelas X Semester Ganjil di Tingkat SMA
Dalam kurikulum mata pelajaran Geografi kelas X semester ganjil tingkat SMA
dirumuskan standar kompetensinya adalah:
a. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
b. Memahami sejarah pembentukan bumi
Adapun kompetensi dasar yang diharapkan diperoleh siswa adalah:
a. Menjelaskan konsep geografi
b. Menjelaskan pendekatan geografi
c. Menjelaskan prinsip geografi
d. Mendeskripsikan aspek geografi
e. Menjelaskan sejarah pembentukan bumi
f. Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut, maka materi
geografi yang diberikan pada siswa kelas X Semester Ganjil tingkat SMA adalah
a. Konsep geografi
b. Prinsip geografi
c. Aspek geografi
d. Sejarah pembentukan bumi
e. Tata surya dan jagad raya
B. Kerangka Pikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara minat
belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di
SMA Utama Wacana Metro. Berdasarkan tujuan tersebut, maka yang menjadi
objek penelitian adalah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar
siswa.
Minat belajar adalah adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa itu
lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih bergairah dan bersemangat.
Indikatornya: selalu ingin tahu, berusaha untuk dapat mempelajarinya,
mengagumi sesuatu melebih lainnya (Djaali, 2007: 122).
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar. Prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf-huruf A, B,
C, D dan E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari
17
Tabel 2. Perbandingan Nilai Angka dan Huruf
Simbol-Simbol Nilai Angka dan Huruf
Predikat Sumber: (Muhibbin Syah, 1997: 153):
Untuk memudahkan dalam memahami kerangka berpikir dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Paradigma Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Nana Sudjana (1991: 38), hipotesis adalah jawaban sementara atau
dugaan jawaban dari pertanyaan penelitian. Hipotesis diturunkan berdasarkan
teori pengetahuan ilmiah yang relevan dengan permasalahan melalui penalaran
atau rasio.
Hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah “Ada hubungan yang signifikan
antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena dalam
pengumpulan data, penulis menghimpun informasi dari para responden
menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
kuantitatif menurut Sugiyono (2008:23) bertujuan untuk mengetahui hubungan
dua variabel atau lebih yang bersifat sebab akibat (kausal), menguji teori, dan
analisa data dengan menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.
Berdasarkan kutipan di atas, maka penggunaan pendekatan penelitian kuantitatif
dilihat dari sisi dan kegunaannya sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan,
yaitu untuk menguji seberapa tinggi atau rendahnya hubungan minat belajar
dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dalam penelitian ini ada satu
variabel independen (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Utama
Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 130 orang siswa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (1993: 54), sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
untuk sumber data tersebut.
Menurut Sugiyono (2008:126), makin besar jumlah sampel mendekati populasi,
maka peluang kesalahan semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi maka makin besar kesalahan.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro
Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 130 orang siswa. Berdasarkan
tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5%
dalam Sugiyono (2008:128), jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang
siswa.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel secara
acak dengan tidak ditentukan siapa orangnya yang penting berada di populasi
penelitian yang telah ditentukan, sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan, yaitu 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun
Pembelajaran 2012/2013. Dengan demikian, jumlah kelas X di SMA Utama
Wacana Metro X 1, X 2, X 3, dan X 4. Masing-masing kelas diambil sampel
21
Tabel 2. Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Persentase Sampel (73%)
1 X- 1 30 22
2 X- 2 32 23
3 X- 3 34 25
4 X- 4 34 25
Total 130 95
C. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1993:118), bahwa variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian
ini adalah:
1. Variabel Bebas (Independen Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah minat belajar Geografi Siswa Kelas X
di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.
2. Variabel Terikat (Dependen Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi oleh variabel lain. Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah Prestasi belajar siswa kelas X di
SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Minat belajar geografi dalam penelitian ini adalah siswa memiliki rasa
keingintahuan terhadap mata pelajaran geografi yang ditunjukkan dari
semangatnya untuk mempelajari mata pelajaran tersebut dengan baik. Minat
a. Selalu ingin tahu, merupakan rasa keingintahuan siswa terhadap materi
pelajaran dengan selalu bertanya dan mencari dari literatur lain.
b. Berusaha untuk dapat mempelajarinya, merupakan siswa melakukan
berbagai upaya agar dapat mempelajari dan memahami materi pelajaran
tersebut.
c. Mengagumi sesuatu melebihi lainnya, merupakan rasa senang siswa
terhadap materi pelajaran tersebut.
2. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang
diperoleh siswa dari evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran
pada mata pelajaran geografi yang ditunjukkan dari skor yang diperoleh siswa,
dengan indikator:
a. Skor 80 – 100 dikategorikan prestasi belajar geografinya sangat baik.
b. Skor 70 – 79 dikategorikan prestasi belajar geografinya baik.
c. Skor 60 – 69 dikategorikan prestasi belajar geografinya cukup baik.
d. Skor 0 – 59 dikategorikan prestasi belajar geografinya kurang baik
(Muhibbin Syah, 1997: 153).
Instrumen penelitian disusun berdasarkan kajian teori dari setiap variabel
penelitian dan berpedoman pada cara penyusunan butir kuesioner (angket) yang
baik. Jawaban setiap butir instrumen menurut Sugiyono (2008:134) menggunakan
skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan tiga alternatif jawaban,
23
akan diperoleh siswa dengan 16 butir pertanyaaan tentang minat belajar adalah 48
dan skor terendah yang akan diperoleh siswa adalah 16.
Sedangkan pengumpulan data penelitian variabel prestasi belajar dilakukan
dengan menggunakan metode dokumentasi prestasi belajar siswa pada semester
ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penyusunan intsrumen disusun
berdasarkan kajian dari indikator setiap variabel penelitian. Dalam membuat butir
berpedoman pada petunjuk dan cara penyusunan butir angket yang baik. Dari
setiap variabel memiliki indikator yang disusun pada kisi-kisi.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian
dan mengamati minat belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro
Tahun Pembelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran geografi.
2. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa pada
mata pelajaran geografi, seperti: kehadiran, perhatian siswa pada penjelasan
guru, keaktifan siswa bertanya, berusaha mencari informasi, tidak mudah
menyerah, tidak mudah bosan, selalu giat belajar. Kuesioner diberikan kepada
sampel penelitian yaitu 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro
Tahun Pembelajaran 2012/2013.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya sekolah,
dan data lainnya yang menunjang penelitian ini. Dokumentasi juga digunakan
untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana
Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran geografi Semester
Ganjil.
F. Uji Instrumen Penelitian 1. Validitas
Uji validitas instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji validitas butir-butir
instrumen dengan cara menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen
dengan skor total dengan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut
(Suharsimi Arikunto, 1993: 225):
X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
25
Kaedah keputusannya sebagai berikut:
a. Jika rhitung> rtabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang
digunakan adalah valid.
b. Jika rhitung< rtabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang
digunakan adalah tidak valid.
2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Rumus yang dapat digunakan untuk menguji
reliabilitas instrumen penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach yaitu
sebagai berikut (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007: 38):
= Jumlah varians bulir
2t
= Varians total
Kaedah keputusannya adalah sebagai berikut:
a. Apabila koefisien alfa > +1, maka reliabilitas tinggi
b. Apabila koefisien alfa antara 0 – 1, maka reliabilitas sedang
c. Apabila koefisien alfa < -1, maka reliabilitas rendah. (Sukardi, 2008: 43)
G. Teknik Analisis Data
Dalam menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik
korelasi sederhana. Teknik korelasi sederhana adalah pengujian hipotesis yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau yang disebut
dengan istilah bivariate correlation.
Adapun tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain adalah: 1) untuk mencari
bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, 2) bila sudah ada
hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan 3) untuk
memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak signifikan) (Sambas Ali
Muhidin, 2007:105).
Analisis dengan teknik korelasi sederhana rumusnya yaitu:
27
Y = jumlah skor dalam sebaran Y
XY = jumlah hasil skor X dengan skor Y yang berpasangan
X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N = banyaknya subjek skor X dan skor Y yang berpasangan.
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan
antara variabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari
Guilford Emperical Rulesi berikut (Sambas Ali Muhidin, 2007:128):
Tabel 3. Tingkat keeratan hubungan
Nilai Korelasi Keterangan
Hubungan sangat kuat/ sangat tinggi
Sumber: Sambas Ali Muhidin, 2007:128
Selanjutnya dilakukan pengujian r apakah signifikan atau tidak pada taraf nyata
tertentu digunakan rumus (Margono, 1997:207):
Untuk melihat atau mengetahui tingkat capaian responden terhadap
masing-masing variabel berdasarkan angket/kuesioner yang disebarkan digunakan rumus
dengan perhitungan sebagai berikut:
Rangking Atas
M + 1 SD
Rangking Tengah
M – 1 SD
Rangking Bawah
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun
Pembelajaran 2012/2013. Kesimpulan tersebut ditunjukkan oleh temuan-temuan
hasil analisis sebagai berikut:
1. Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun
Pembelajaran 2012/2013 dikategorikan hubungannya sangat kuat sebesar
0,916.
2. Dari hasil perhitungan uji r menunjukkan adanya hubungan yang signifikan,
karena r hitung > r tabel dibuktikan dengan hasil 0,205 < 0,916 > 0,269.
Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro memiliki
derajat kepercayaan pada taraf 5% dan 1%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diberikan saran kepada
siswa hendaknya selalu berupaya meningkatkan minat belajar agar dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1999. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet ke-7. Balai Pustaka. Jakarta.
Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Margono. S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung.
________. 2010. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Nana Sudjana. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru. Bandung.
Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
________. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.
Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung.
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara. Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.