• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA

KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh Dini Novitasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh Dini Novitasari

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro.

Metode yang digunakan adalah korelasional kuantitatif untuk mengetahui nilai suatu variabel atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel penelitian adalah 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro. Analisis data dengan korelasi product moment.

Hasil penelitian menemukan: ada hubungan hubungan yang signifikan antara minat belajar Geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi siswa.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

D.Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 7

1.Minat ... 7

2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 9

3.Belajar ... 10

4.Prestasi Belajar ... 12

5.Kurikulum Geografi Kelas X Semester Ganjil di Tingkat SMA ... 15

B.Kerangka Pikir ... 16

C.Hipotesis Penelitian ... 17

III.METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 19

B.Populasi dan Sampel ... 19

C.Variabel Penelitian ... 21

(7)

G.Teknik Analisa Data ... 26

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Tinjauan Umum SMA Utama Wacana Metro ... 29

B.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 36

C.HasilPenelitiandanPembahasan ... 38

V.SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ... 49

B.Saran ... 50

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan yang baik akan

menghasilkan manusia-manusia yang terampil dan produktif dalam mengisi

pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

proses pembangunan.

Proses pendidikan dapat dilaksanakan melalui lembaga formal, informal, dan

nonformal. Pendidikan formal atau sekolah merupakan penambah dan pelengkap

dari pendidikan informal atau di dalam keluarga. Demikian pula pendidikan yang

dilaksanakan oleh lembaga nonformal atau masyarakat berfungsi untuk

menambah dan melengkapi pendidikan dalam keluarga dan sekolah.

Sekolah sebagai pendidikan formal merupakan tempat terjadinya proses

pembelajaran. Unsur penting yang terlibat di dalamnya adalah guru dan siswa,

selain itu pula didukung oleh faktor sarana dan prasarana. Berhasil atau tidaknya

hasil pembelajaran di sekolah ditentukan oleh banyak faktor. Keberhasilan dalam

kegiatan pembelajaran biasanya ditunjukkan dari prestasi belajar yang dicapai

siswa. Oleh karena itu, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

(9)

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam artian memperoleh prestasi

belajar yang optimal merupakan harapan siswa, guru, maupun orangtua siswa.

Akan tetapi prestasi belajar yang optimal bukan serta merta langsung dicapai

siswa, akan tetapi memerlukan upaya baik dari siswa yang bersangkutan maupun

lingkungan di sekitarnya.

Menurut Umiarso dan Gojali (2010:227), yang dimaksud dengan prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Berdasarkan

pendapat tersebut dapat dipahami bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang

diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang berupa perubahan

pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Prestasi belajar yang diperoleh siswa bersifat berubah-ubah tergantung faktor

yang mempengaruhinya. Artinya, prestasi belajar siswa bukanlah merupakan

produk dari suatu usaha tunggal, atau monopoli dari suatu faktor saja, melainkan

hasil dari berbagai upaya secara integral yang saling berhubungan satu sama lain,

yang masing-masing memiliki peran penting dalam rangka menciptakan suatu

prestasi belajar yang optimal.

Sebagaimana yang dikemukakan Ahmadi dan Supriyono (2008:138):

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal adalah:

(10)

3

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti: sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat

belajar siswa. Menurut Bimo Walgito dalam Ramayulis (1994:175) minat belajar

adalah suatu keadaan dimana siswa mempunyai perhatian terhadap kegiatan

belajarnya dengan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun

membuktikan lebih lanjut.

Minat belajar sangat penting dimiliki setiap siswa. Sebagaimana yang

dikemukakan Muhibbin Syah (1997:136), minat dapat mempengaruhi kualitas

pencapaian prestasi belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Oemar

Hamalik (2005:52) juga menyatakan bahwa, siswa dapat belajar secara efisien dan

efektif apabila salah satunya memiliki minat untuk belajar. Berdasarkan beberapa

pendapat tersebut dapat dipahami bahwa minat belajar yang dimiliki siswa akan

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian awal di SMA Utama Wacana Metro, prestasi belajar

(11)

Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Utama Wacana Metro

No. Skor yang Diperoleh Siswa Predikat Siswa Persentase (%)

berjumlah 30%. Banyaknya siswa yang prestasi belajarnya dikategorikan kurang

diduga karena rendahnya minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian

pendahuluan di kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran

2012/2013 masih banyak siswa yang minat belajar pada mata pelajaran Geografi

dikategorikan rendah. Minat belajar memiliki indikator: selalu ingin tahu,

berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya (Djaali,

2007: 122).

Berdasarkan data prestasi dan hasil pengamatan tersebut dipahami bahwa

besarnya prestasi belajar siswa di kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun

Pelajaran 2012/2013 yang dikategorikan kurang diduga karena rendahnya minat

belajar siswa, maka tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara minat

belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di

(12)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu

”Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata

pelajaran Geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun

Pembelajaran 2012/2013?”

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui hubungan antara minat

belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di

SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.”

2. Kegunaan Penelitian

a. Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

b. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi tolok ukur untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Geografi

pada siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro.

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Ganjil di SMA Utama

(13)

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah hubungan antara minat belajar Geografi

dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X

Semester Ganjil di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran

2012/2013.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMA Utama Wacana Metro.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pembelajaran

2012/2013.

5. Kajian Ilmu

Kajian ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya

pendidikan dalam mata pelajaran Geografi, yaitu ilmu yang mempelajari bumi

dengan unsur-unsur fisisnya, dalam hubungan dan pengaruh timbal baliknya

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Slameto (1995:180) yang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim, 1997:656), pengertian minat

adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Selanjutnya Bimo Walgito yang dikutip Ramayulis

(1994:175) menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan di mana seseorang

mempunyai perhatian sesuatu dengan disertai keinginan untuk mengetahui dan

mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud

dengan minat adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang itu

lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas. Dengan demikian, jelas bahwa minat tidak

dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Apabila dihubungkan dengan

minat, maka yang dimaksud dengan minat belajar adalah suatu pernyataan yang

(15)

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih

bergairah dan bersemangat.

b. Indikator Minat Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:191), suatu minat dapat diekspresikan

melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai

suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi

dalam suatu aktivitas.

Adapun menurut Djaali (2007:122), minat memiliki unsur afeksi, kesadaran

sampai pilihan nilai, pengerahan pearasaan, seleksi dan kecenderungan hati.

Selanjutnya ia juga menyatakan bahwa minat dapat dilihat dari: selalu ingin tahu,

berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya (Djaali,

2007: 122).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui indikator minat

belajar dalam penelitian ini adalah lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas, minat

melalui unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleski

dan kecenderungan hati. Selanjutnya minat dapat dilihat juga dari: selalu ingin

tahu, berusaha mempelajarinya, dan mengagumi sesuatu melebihi lainnya.

c. Cara Mengukur Minat

Untuk mengukur minat adalah dengan menggunakan skala likert yang dijabarkan

(16)

9

dapat dijadikan sebagai tolak ukur untu membuat item instrumen yang berupa

pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Hal ini seperti

dikatakan oleh Riduwan (2006:87) bahwa:

”Minat dapat dikelompokkan dalam beberapa jenjang dengan menggunakan skala minat yaitu sejenis angket tertutup dimana butir-butir pertanyaannya mengandung nilai dan setiap alternatif jawaban yang tersedia mencerminkan sifat dari nilai-nilai yang sesuai dengan keadaan mahasiswa.

Jenis skala minat yang sering digunakan adalah metode likert karena mempunyai beberapa keuntungan seperti memungkinkan subjek untuk menyatakan tingkat atau intensitas perasaannya, dan memungkinkan variasi jawaban yang lebih besar. Tiap pertanyaan diberi lima altenatif jawaban dan setiap siswa atau mahasiswa bebas memilih jawaban tersebut yang direntang dari sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban atau option diberi bobot 1 sampai 5 kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor total.”

Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur minat belajar siswa

dengan rentang nilai paling tinggi diberi bobot 3 dan paling rendah diberi bobot 1.

Dengan adanya skala tersebut memudahkan penelitian dalam mengukur minat

belajar siswa berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Djaali (2007:101), kemampuan belajar siswa sangat menentukan

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar, banyak faktor

yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan

konsep diri.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:177), berbagai faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar adalah:

a. Faktor dari luar

1) Lingkungan, meliputi: alami dan sosial budaya.

(17)

b. Faktor dari dalam

1) Fisiologis, meliputi: kondisi fisiologis dan kondisi panca indera. 2) Psikologis, meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan

kemampuan kognitif.

Menurut Winkel yang dikutip Umiarso dan Gojali (2010:228), menjelaskan

bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:

a. Faktor intern meliputi:

1) faktor intelektual, yaitu taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar

2) faktor nonintelektual, yaitu motivasi belajar, sikap, minat dan kondisi psikis.

b. Faktor eksteren meliputi:

1) faktor pengatur proses belajar dan pengelompokan siswa

2) faktor sosial sekolah: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.

3) Faktor situasional: keadaan politik, ekonomi, waktu, tempat dan keadaan musim.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

yang berasal dari dalam diri siswa maupun di luar diri siswa. Oleh karena itu agar

prestasi belajar siswa optimal, maka tidak hanya tergantung pada guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran tetapi juga dari siswa itu sendiri, orangtua,

lingkungan belajar dan sebagainya.

3. Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2005:28) adalah suatu proses perubahan tingkah laku

individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman

(2007:21), belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik untuk menuju

keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur

(18)

11

Sardiman (2007:24), menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang berkaitan

dengan belajar yaitu:

a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakukannya.

b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa.

c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam.

d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan dan pembiasaan.

e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

f. Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu: diajar secara langsung, kontrol, kontak, pengalaman langsung, pengenalan dan peniruan. g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih

efektif.

h. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.

i. Bahan pelajaran yang bermakna, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari.

j. Informasi tentang kelakukan baik pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa banyak membantu kelancaran dan gairah belajar. k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas,

sehingga siswa melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:15-16), ciri-ciri belajar adalah:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang melalui suatu proses yang

bertahap dan berkelanjutan yang akhirnya akan mengalami perubahan dari hasil

(19)

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Syaiful Bahri yang dikutip Umiarso (2010:227), bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan

dalam diri individu sebagai hasil kreativitas belajar. Berdasarkan pendapat

tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang didapat

seorang subjek belajar setelah mengikuti proses belajar. Menurut Muhibbin Syah

(2010:217) hasil yang diperoleh itu berupa perubahan tingkah laku yang

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, jadi setelah proses belajar itu

ada perubahan secara menyeluruh dalam sikap dan kebiasaan-kebiasaan, serta

keterampilan-keterampilan ke arah yang positif.

Perubahan yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar tersebut adalah hal-hal

baru menggantikan dan mengembangkan hal-hal lama, baik aspek pengetahuan

(kognitif), aspek penghayatan dan pemahaman (afektif) maupun aspek

keterampilan (psikomotorik) yang relatif permanen, walaupun prestasi itu sendiri

merupakan prestasi belajar yang mengandung ketidaktentuan yang dapat

berubah-ubah tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang berasal

dari individu itu sendiri maupun faktor dari luar. Jadi, prestasi belajar itu akan

senantiasa berfluktuasi, kadang naik dan terkadang turun, sesuai dengan situasi

dan kondisi yang mempengaruhinya. Menurut Sardiman (2007:49), prestasi

belajar yang baik dan efektif akan tercermin dalam prestasi belajar yang memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

(20)

13

yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu akan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya.

2) Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian dari kepribadian bagi setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Prestasi belajar yang baik dan efektif itu, harus dapat bertahan lama dalam ingatan

subjek belajar serta turut mewarnai karakteristik kepribadiannya, menjiwai cara

pandangnya terhadap suatu permasalahan, sehingga prestasi belajar tersebut

menyatu secara utuh dalam kehidupannya ke arah yang lebih positif.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka prestasi belajar yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah hasil yang didapat seorang siswa setelah mengikuti

proses belajar pada mata pelajaran geografi.

b. Kriteria Prestasi Belajar Siswa

Evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya untuk mengungkapkan dan mengukur

prestasi belajar, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa,

baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun, pada umumnya pelaksanaan

evaluasi masih cenderung bersifat kuantitatif yang baru menyentuh indikasi

prestasi belajar atau prestasi belajar pada ranah kognitif, yang disimbolkan dengan

angka-angka atau huruf.

Padahal seorang guru dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi belajar siswa

harus menganut prinsip menyeluruh. Dalam menentukan sasaran apa saja yang

(21)

memperhatikan prinsip dasar dalam evaluasi salah satunya adalah prinsip

keseluruhan yang menuntut seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi harus

menyeluruh terhadap seluruh komponen pendidikan dan sasaran belajar.

Menurut Dimyati (2002:201), taksonomi tujuan pendidikan berdasarkan prestasi

belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Pendapat senada dikemukakan Muhibbin Syah (2010:217), bahwa: kriteria

prestasi belajar siswa mencakup tiga tujuan yaitu; 1) kognitif, meliputi:

pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sistesis, 2) afektif,

meliputi: penerimaan, sambutan, sikap menghargai, pendalaman, dan

penghayatan, 3) psikomotorik, meliputi: keterampilan bergerak dan bertindak,

kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.

Dengan demikian, pengukuran prestasi belajar merupakan arah dari proses

kegiatan belajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan

dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima dan menempuh pengalam belajarnya.

Ukuran prestasi belajar siswa dapat dikatakan baik, sedang ataupun kurang baik,

dilihat dari seluruh aspek perubahan tingkah laku siswa baik dari segi kognitif,

afektif maupun psikomotorik.

c. Kriteria Minimal Prestasi belajar

Menetapkan kriteria minimal keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan

upaya pengungkapan prestasi belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran

(22)

15

norma-norma pengukuran tersebut menurut Muhibbin Syah (1997:153) adalah: 1)

norma skala angka dari 0 sampai 10, dan 2) norma skala angka dari 0 sampai 100.

Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar skala 0-10

adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60.

Alhasil dari prinsip tersebut menurut Muhibbin Syah (2010:222), jika seorang

siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau instrumen evaluasi

dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal prestasi belajar.

5. Kurikulum Geografi Kelas X Semester Ganjil di Tingkat SMA

Dalam kurikulum mata pelajaran Geografi kelas X semester ganjil tingkat SMA

dirumuskan standar kompetensinya adalah:

a. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi

b. Memahami sejarah pembentukan bumi

Adapun kompetensi dasar yang diharapkan diperoleh siswa adalah:

a. Menjelaskan konsep geografi

b. Menjelaskan pendekatan geografi

c. Menjelaskan prinsip geografi

d. Mendeskripsikan aspek geografi

e. Menjelaskan sejarah pembentukan bumi

f. Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut, maka materi

geografi yang diberikan pada siswa kelas X Semester Ganjil tingkat SMA adalah

(23)

a. Konsep geografi

b. Prinsip geografi

c. Aspek geografi

d. Sejarah pembentukan bumi

e. Tata surya dan jagad raya

B. Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara minat

belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa kelas X di

SMA Utama Wacana Metro. Berdasarkan tujuan tersebut, maka yang menjadi

objek penelitian adalah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar

siswa.

Minat belajar adalah adalah suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa itu

lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas belajar yang lebih bergairah dan bersemangat.

Indikatornya: selalu ingin tahu, berusaha untuk dapat mempelajarinya,

mengagumi sesuatu melebih lainnya (Djaali, 2007: 122).

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti

kegiatan belajar. Prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf-huruf A, B,

C, D dan E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari

(24)

17

Tabel 2. Perbandingan Nilai Angka dan Huruf

Simbol-Simbol Nilai Angka dan Huruf

Predikat Sumber: (Muhibbin Syah, 1997: 153):

Untuk memudahkan dalam memahami kerangka berpikir dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Paradigma Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Menurut Nana Sudjana (1991: 38), hipotesis adalah jawaban sementara atau

dugaan jawaban dari pertanyaan penelitian. Hipotesis diturunkan berdasarkan

(25)

teori pengetahuan ilmiah yang relevan dengan permasalahan melalui penalaran

atau rasio.

Hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah “Ada hubungan yang signifikan

antara minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Geografi siswa

(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena dalam

pengumpulan data, penulis menghimpun informasi dari para responden

menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

kuantitatif menurut Sugiyono (2008:23) bertujuan untuk mengetahui hubungan

dua variabel atau lebih yang bersifat sebab akibat (kausal), menguji teori, dan

analisa data dengan menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.

Berdasarkan kutipan di atas, maka penggunaan pendekatan penelitian kuantitatif

dilihat dari sisi dan kegunaannya sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan,

yaitu untuk menguji seberapa tinggi atau rendahnya hubungan minat belajar

dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dalam penelitian ini ada satu

variabel independen (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang

(27)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Utama

Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 130 orang siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (1993: 54), sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih

untuk sumber data tersebut.

Menurut Sugiyono (2008:126), makin besar jumlah sampel mendekati populasi,

maka peluang kesalahan semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel

menjauhi populasi maka makin besar kesalahan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro

Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 130 orang siswa. Berdasarkan

tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5%

dalam Sugiyono (2008:128), jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang

siswa.

Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel secara

acak dengan tidak ditentukan siapa orangnya yang penting berada di populasi

penelitian yang telah ditentukan, sesuai dengan jumlah sampel yang telah

ditentukan, yaitu 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun

Pembelajaran 2012/2013. Dengan demikian, jumlah kelas X di SMA Utama

Wacana Metro X 1, X 2, X 3, dan X 4. Masing-masing kelas diambil sampel

(28)

21

Tabel 2. Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Persentase Sampel (73%)

1 X- 1 30 22

2 X- 2 32 23

3 X- 3 34 25

4 X- 4 34 25

Total 130 95

C. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:118), bahwa variabel adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian

ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independen Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel bebasnya adalah minat belajar Geografi Siswa Kelas X

di SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.

2. Variabel Terikat (Dependen Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi oleh variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah Prestasi belajar siswa kelas X di

SMA Utama Wacana Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Minat belajar geografi dalam penelitian ini adalah siswa memiliki rasa

keingintahuan terhadap mata pelajaran geografi yang ditunjukkan dari

semangatnya untuk mempelajari mata pelajaran tersebut dengan baik. Minat

(29)

a. Selalu ingin tahu, merupakan rasa keingintahuan siswa terhadap materi

pelajaran dengan selalu bertanya dan mencari dari literatur lain.

b. Berusaha untuk dapat mempelajarinya, merupakan siswa melakukan

berbagai upaya agar dapat mempelajari dan memahami materi pelajaran

tersebut.

c. Mengagumi sesuatu melebihi lainnya, merupakan rasa senang siswa

terhadap materi pelajaran tersebut.

2. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang

diperoleh siswa dari evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran

pada mata pelajaran geografi yang ditunjukkan dari skor yang diperoleh siswa,

dengan indikator:

a. Skor 80 – 100 dikategorikan prestasi belajar geografinya sangat baik.

b. Skor 70 – 79 dikategorikan prestasi belajar geografinya baik.

c. Skor 60 – 69 dikategorikan prestasi belajar geografinya cukup baik.

d. Skor 0 – 59 dikategorikan prestasi belajar geografinya kurang baik

(Muhibbin Syah, 1997: 153).

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kajian teori dari setiap variabel

penelitian dan berpedoman pada cara penyusunan butir kuesioner (angket) yang

baik. Jawaban setiap butir instrumen menurut Sugiyono (2008:134) menggunakan

skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan tiga alternatif jawaban,

(30)

23

akan diperoleh siswa dengan 16 butir pertanyaaan tentang minat belajar adalah 48

dan skor terendah yang akan diperoleh siswa adalah 16.

Sedangkan pengumpulan data penelitian variabel prestasi belajar dilakukan

dengan menggunakan metode dokumentasi prestasi belajar siswa pada semester

ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penyusunan intsrumen disusun

berdasarkan kajian dari indikator setiap variabel penelitian. Dalam membuat butir

berpedoman pada petunjuk dan cara penyusunan butir angket yang baik. Dari

setiap variabel memiliki indikator yang disusun pada kisi-kisi.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian

dan mengamati minat belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro

Tahun Pembelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran geografi.

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa pada

mata pelajaran geografi, seperti: kehadiran, perhatian siswa pada penjelasan

guru, keaktifan siswa bertanya, berusaha mencari informasi, tidak mudah

menyerah, tidak mudah bosan, selalu giat belajar. Kuesioner diberikan kepada

sampel penelitian yaitu 95 orang siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro

Tahun Pembelajaran 2012/2013.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya sekolah,

(31)

dan data lainnya yang menunjang penelitian ini. Dokumentasi juga digunakan

untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas X di SMA Utama Wacana

Metro Tahun Pembelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran geografi Semester

Ganjil.

F. Uji Instrumen Penelitian 1. Validitas

Uji validitas instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji validitas butir-butir

instrumen dengan cara menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen

dengan skor total dengan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut

(Suharsimi Arikunto, 1993: 225):

X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Y² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

(32)

25

Kaedah keputusannya sebagai berikut:

a. Jika rhitung> rtabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah valid.

b. Jika rhitung< rtabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang

digunakan adalah tidak valid.

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Rumus yang dapat digunakan untuk menguji

reliabilitas instrumen penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach yaitu

sebagai berikut (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007: 38):

 = Jumlah varians bulir

2

t

 = Varians total

(33)

Kaedah keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Apabila koefisien alfa > +1, maka reliabilitas tinggi

b. Apabila koefisien alfa antara 0 – 1, maka reliabilitas sedang

c. Apabila koefisien alfa < -1, maka reliabilitas rendah. (Sukardi, 2008: 43)

G. Teknik Analisis Data

Dalam menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik

korelasi sederhana. Teknik korelasi sederhana adalah pengujian hipotesis yang

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau yang disebut

dengan istilah bivariate correlation.

Adapun tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain adalah: 1) untuk mencari

bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, 2) bila sudah ada

hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan 3) untuk

memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti

(meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak signifikan) (Sambas Ali

Muhidin, 2007:105).

Analisis dengan teknik korelasi sederhana rumusnya yaitu:

(34)

27

Y = jumlah skor dalam sebaran Y

XY = jumlah hasil skor X dengan skor Y yang berpasangan

X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Y² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N = banyaknya subjek skor X dan skor Y yang berpasangan.

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan

antara variabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari

Guilford Emperical Rulesi berikut (Sambas Ali Muhidin, 2007:128):

Tabel 3. Tingkat keeratan hubungan

Nilai Korelasi Keterangan

Hubungan sangat kuat/ sangat tinggi

Sumber: Sambas Ali Muhidin, 2007:128

Selanjutnya dilakukan pengujian r apakah signifikan atau tidak pada taraf nyata

tertentu digunakan rumus (Margono, 1997:207):

(35)

Untuk melihat atau mengetahui tingkat capaian responden terhadap

masing-masing variabel berdasarkan angket/kuesioner yang disebarkan digunakan rumus

dengan perhitungan sebagai berikut:

Rangking Atas

M + 1 SD

Rangking Tengah

M – 1 SD

Rangking Bawah

(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun

Pembelajaran 2012/2013. Kesimpulan tersebut ditunjukkan oleh temuan-temuan

hasil analisis sebagai berikut:

1. Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro Tahun

Pembelajaran 2012/2013 dikategorikan hubungannya sangat kuat sebesar

0,916.

2. Dari hasil perhitungan uji r menunjukkan adanya hubungan yang signifikan,

karena r hitung > r tabel dibuktikan dengan hasil 0,205 < 0,916 > 0,269.

Hubungan minat belajar geografi dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran geografi siswa kelas X di SMA Utama Wacana Metro memiliki

derajat kepercayaan pada taraf 5% dan 1%.

(37)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diberikan saran kepada

siswa hendaknya selalu berupaya meningkatkan minat belajar agar dapat

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. 1999. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet ke-7. Balai Pustaka. Jakarta.

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Margono. S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung.

________. 2010. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nana Sudjana. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru. Bandung.

Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

________. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung.

Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.

(39)

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara. Jakarta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Utama Wacana Metro
Tabel 2. Perbandingan Nilai Angka dan Huruf
Tabel 2. Sampel Penelitian
Tabel 3. Tingkat keeratan hubungan

Referensi

Dokumen terkait

Adanya perbedaan antara profil protein pada susu kambing, yogurt, tofu dan susu kedelai dimungkinkan karena adanya proses glikasi antara gugus karbon gula reduksi

Dapat disimpulkan bahwa biaya yang dikeluarkan peternak antara anggota koperasi dan non anggota koperasi di Kabupaten Banyumas berbeda, sedangkan pendapatan tidak

Modification of Collaborative Online Learning For Scientific Writing Skills Enhancement.. Conference Paper ·

Apel Pagi Apel pagi dilaksanakan pada pukul 07.30, dihadiri oleh dihadiri oleh Kabid Kota Yogyakarta, karena Kepala Dinas tidak dapat hadir karena sedang persiapan pelaksanaan

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor

Kebutuhan petani ikan hias dalam hal monosex culture secara lebih dini menurut analisis dan survei pendahuluan terhadap praktisi ikan hias dan petani ikan koi adalah besar,