• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Yubiami Yubiami No Tsukurikata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pembuatan Yubiami Yubiami No Tsukurikata"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN YUBIAMI YUBIAMI NO TSUKURIKATA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

WINDAH AULIA SIREGAR 102203014

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

PEMBUATAN YUBIAMI YUBIAMI NO TSUKURIKATA

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk

melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan

Oleh :

WINDAH AULIA SIREGAR NIM : 102203014

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

Zulnaidi,S.S.,M.Hum

NIP : 196708072005011001 NIP : 196910112002121001 M. Pujiono,S.S.M.Hum

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi Diploma III Bahasa Jepang

Ketua Program Studi

Zulnaidi,S.S.,M.Hum

NIP : 196708072005011001

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa

Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan

NIP. 195110131976031001 Dr. Syahron Lubis,M.A

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )

2. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena

dengan rahmat dan hidayah-nya, penulis dampak menyelesaikan penyusunan

kertas karya ini. Dimana kertas karya merupakan syarat dalam

menyelesaikan pendidikan program studi D-III Bahasa Jepang dengan gelar

Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini

adalah “Pembuatan Yubiami“.

Dalam penyelesaian kertas karya ini, Penulis menyadari bahwa kertas

karya ini jauh dari kesempurnaan, baik dari pengkajian kalimat, penguraian

materi, dan pembahasan masalah. Tapi penulis juga banyak dapat bantuan

(6)

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis

dalam menyelesaikan kertas karya ini.

4. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Sumatera Utara, atas didikannya selama masa perkuliahan.

5. Dari semuanya yang teristimewa buat kedua orang tua, kepada

ayahanda “Takbir Siregar” dan mama tercinta “Kamaliah Ginting” yang

selalu mendo’akan saya juga memberi semangat untuk mengerjakan

tugas akhir ini.

6. Buat abang harry dek ryan dan mbak Tika yang hampir setiap malam

telepon mengingatkan untuk terus semangat cepat tamat, walaupun lagi

sibuk dengan tugas S2 nya.

7. Untuk Tantyo yang selalu memberikan semangat dan meluangkan

waktu di sela kesibukannya dikampus, semoga secepatnya jadi dokter

muda ya.

8. Sahabatku Ade Kartika yang meluangkan waktunya untuk temani

menyesaikan tugas akhir, berbagi tawa, dan pastinya teman curhat

paling OK!

9. Untuk teman-teman seperjuangan anak Hinode 2011, 2012 tetap kompak. Khususnya angkatan 2010, Gisna, Dara, Santri, Elsya, piti, Puja,

Indah, Nisa, Oshi, Ira, Rahman, Adit, Frans, Aji, elroy, dante, cardo.

(7)

10.Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada para

Alumni dan segenap keluarga HINODE. Terima kasih untuk

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Pengertian Yubiami ... 4

2.2 Seni Merajut ... 5

2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami ... 6

BAB III PEMBUATAN YUBIAMI 3.1 Teknik Dasar ... 10

3.2 Proses Pembuatan Yubiami ... 15

(9)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 20

4.2 Saran ... 20

(10)

ABSTRAK

Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim yaitu, musim panas,

musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang –orang Jepang di musim panas

memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju tebal.

Zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk

menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, orang

Jepang mulai mengenal teknik pembuatan pakaian dengan menggunakan sebatang

jarum dan benang. Orang Jepang mengenal teknik pemembuat pakaian tersebut dengan

sebutan Yubiami.

Yubiami berasal dari kata “yubi” yang berarti “jari-jari tangan” dan “amu” yang

berarti “merajut” jadi, Yubimami adalah seni rajutan dengan menggunakan jari-jari

tangan. Yubiami dapat merupakan seni rajutan dengan teknik pembuatan pakaian yang

paling mudah , dapat dipelajari dan dibuat oleh siapapun.

Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya, hanya perlu mempelajari

teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan dasar (kisoshi zai)

yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga mempunyi banyak

manfaat, contohnya dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan budaya

tradisional. Melalui teknik Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran,

pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, dan dari remaja sampai orang-orang

yang sudah lanjut usia bisa membuat Yubiami. Juga dapat dijadikan sebagai lahan

bisnis dengan memproduksi beraneka ragam souvenir Yubiami, sehingga menciptakan

(11)

Dalam pembuatan Yubiami harus memahami teknik dasarnya dan jenis-jenis

tusukan Yubiami. Yang pertama kali harus dilakukan adalah merangkainya dengan

membuat simpulan awal dengan cara melemaskan jari dan tangan agar tidak terlalu

tegang. Kemudian merangkaikan benang pada jar-jari dengan susunan silang.

Membentuk rangkaian rajutan dengan melilitkan benang dari bawah jari keliling ke

telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk , setelah itu tarik benang-benang

yang ada di bagian bawah , kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara

yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah sampai jari tengah,

lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian

bawah. Sampai jari manis. kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke

jari kelingking. Tahap terakhir adalah mengunci hasil rajutan. Lalu menyambung

rangkaian Yubiami dengan lover’s knot

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Jepang adalah negara yang mempunyai kultur dan budaya yang

cukup banyak. Sifat orang Jepang yang selalu ingin mepertahankan

kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka yang menjadikan budaya mereka

masi terus ada, berkembang, dan sangat terkenal hingga sekarang. Salah

satu diantaranya adalah cara hidup, makanan, festival, pakaian dan lain-lain.

Di Jepang orang-orang hidup dengan menyesuaikan dengan keadaan

lingkungan dan musimnya. Jepang memiliki empat musim, yaitu musim

panas (natsu), musim semi (haru), musim gugur (aki), musim dingin (fuyu).

Dengan keadaan Jepang yang mempunyai perbedaan musim maka mayarakat

Jepang harus menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Misalnya,

penyesuaian pakaian pada musimnya.

Orang Jepang zaman dahulu dimusim panas akan memakai pakaian

yang tipis atau biasa mereka menggunakan yukata. Pada musim dingin

mereka menggunakan pakaian yang tebal atau biasa yang mereka gunakan

adalah kimono. Namun, Jepang masa kini sudah mampu membuat kreasi

pakaian yang lebih moderen. Seperti, syal, jaket, sweater, dan lain-lain.

Namun, orang Jepang membuat rajutan sendiri dengan menggunakan

jarum dan benang. Ada berbagai macam teknik merajut. Salah satunya

(13)

amu berarti mengaitkan benang sehingga bisa disebut merajut benang. Dalam bahasa awam berarti merajut dengan menggunakan jari-jari tangan atau

sering juga dikenal dengan finger knitting. Kertas karya ini menampilkan

beberapa karya yang cukup mudah,menarik, dan dibuat dengan teknik Yubiami,

sepertitas, topi,scarf,belt(ikat pinggang), smartphone case. Banyak orang-orang

jepang menggunakan teknik ini untukmembuat pakaian supaya dapat

digunakan apabila musim dingin telah tiba.

Seni merajut ini juga dapat menjadi suatu sumber penghasilan. Namun

suatu kretivitas agar bisa menjadi penghasilan membuthkan dua hal, yaitu

ketekunan dan karya yang unik. Akan menjadi lebih baik apabila kreativitas

bisa dilatih sejak dini. Penulis berharap bahwa anak-anak dari usia lima tahun

sudah mulai mempelajari Yubiami karena langkah-langkahnya cukup mudah.

Di Indonesia seni merajut dengan jari ini sudah mulai dikenal dan

diketahui oleh masyarakat Indonesia. Telah banyak muncul kreasi-kreasi

yang diciptakan. Peluang dan manfaat yang sangat menggiurkan dan

menguntungkan yang membuat masyarakat Indonesia mulai mengembangkan

bisnis dibidang seni merajut dengan jari ini. Kemudian, bahan dan alat

yang digunakan juga tidak terlalu sulit dan proses pengerjaannya juga tidak

terlalu rumit. Dengan alasan inilah maka penulis tertarik memilih judul

(14)

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan memilih judul oshibana dalam penulisan

kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah merajut dan pengertian Yubiami

2. Untuk mengetahui teknik dan pola Yubiami

3. Untuk mengetahui proses pembuatan Yubiami.

4. Untuk mengetahui manfaat dari yubiami dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Batasan Masalah

Penulis akan memfokuskan pembahasan kertas karya ini pada proses

pembuatan Yubiami . Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakanjuga

tentang Yubiamisecara umum yang meliputi sejarah, jenis-jenis bunga dan

bahan-bahan dalam proses pembuatan Yubiami.

1.4Metode Penelitian

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode

kepustakaan (Library Research),yakni dengan cara memanfaatkan

sumber-sumber bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang

berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum

dan dideskripsikan kedalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga

memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar

(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG YUBIAMI

2.1 Pengertian Yubiami

Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim. Yaitu, musim

panas, musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang-orang Jepang dimusim

panas memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju yang

tebal.

Di zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian

berlapis-lapis untuk menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan

perkembangan masa orang-orang Jepang mulai mengenal teknik membuat

pakaian dengan menggunakan sebatang jarum dan benang. Orang-orang

Jepang mengenal teknik membuat pakaian ini dengan sebutan Yubiami.

Yubiami berasal dari kata “Yubi” yang berarti “Jari-jari tangan”

dan “Amu” yang berarti “Mengaitkan benang atau merajut”. Jadi,

Yubiamiadalah seni merajut dengan menggunakan jari-jari tangan. Yubiami

juga merupakan seni merajut dengan teknik yang paling mudah untuk

dipelajari dan dapat dibuat oleh siapapun.

Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya. Hanya perlu

mempelajari teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan.

Bahan-bahan yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga

sangat mempunyai banyak manfaat yang nantinya dapat diterapkan dalam

(16)

2.2 Seni Merajut

Merajut selalu diidentikkan dengan orang-orang yang sudah lanjut

usia. Orang-orang lanjut usia tersebut merajut untuk membuat pakaian atau

sekedar menghabiskan waktu. Tetapi, merajut mempunyai sejarah yang harus

diketahui dan dipelajari.

Merajut pertama kali dilakukan oleh seorang yang berasal dari

Jazirah Arab, Timur Tengah. Orang-orang Arab merajut dengan tujuan

untuk membuat permadani agar dapat diperdagangkan oleh para

pedagang-pedangang arab. Mereka menjual dan menyebarkannya hingga keseluruh

belahan dunia.

Pertama kali Negara yang dimasuki oleh para pedagang-pedagang

Arab ini adalah Tibet,Cina. Karena daerah Tibet mempunyai iklim yang

cukup dingin membuat seni merajut dengan cepat menyebar dan terkenal di

berbagai daerah maupun Negara tetangga seperti, Korea dan Jepang.

Tidak hanya di Cina, Korea, dan Jepang. Seni merajut ini akhirnya

berkembang keberbagai belahan benua seperti, Amerika, Eropa, dan Afrika.

Orang-orang Eropa biasa mengenal seni ini dengan sebutan knitting atau

crochet. Orang-orang Belanda biasanya menyebutnya dengan hakken atau

breien.Orang-orang Jepang mengenal merajut dengan sebutan Yubiami.

Merajut mempunyai definisi yang berbeda-beda. Misalnya, knitting

adalah metode membuat pakaian, kain, dan perlengkapan busana dengan

menggunakan benang rajut. Sedangkan Crochet adalah seni merajut dengan

(17)

tersebut mengarah pada satu tujuan yaitu merajut dengan menggunakan

tangan untuk membuat suatu pakaian.

Merajut pada awalnya menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan

mudah untuk didapatkan. Seperti, jarum dan benang. Teknik-teknik dasar

juga sangat mudah dipelajari. Yaitu, tusuk atas dan tusuk bawah. Namun,

dengan perkembangan zaman bahan-bahan dan teknik-teknik dasar tersebut

mulai dikembangkan kreasinya.

Pada tahun 1950, merajut dengan jari ini sudah mulai berkembang

dan melaju pesat. Di Jepang, merajut dengan jari ini sudah mulai

berkembang kreatifitasnya dengan mengahasilkan produk yang menarik dan

bernilai jual tinggi. Tidak hanya itu, seni merajut ini juga berkembang

dalam bidang rumah tangga.

Di Indonesia merajut pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Eropa

yang kala itu menjajah Indonesia. Tetapi, tidak serta-merta membuat

orang-orang Indonesia bisa teradaptasi dengan metode pembuatan pakaian dengan

metode merajut ini. Situasi dan kondisi untuk memperoleh pengetahuan

merajut ini kurang tersosialisasikan menghambat perkembangan seni merajut

ini.

2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami

Dalam pembuatan yubiami ada beberapa jenis tusukan yang harus

dipelajari, yaitu :

(18)

a. Lilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan atau

tari dengan hook.

b. Tarik loop baru melewati loop pada hook. Chain (ch1) telah

dibuat.

c. Ulangi langkah satu dan dua sesuai jumlah yang dibutuhkan,

gerakkan tangan kiri setiap beberapa rajutan untuk memegang

rantai tepat dibawah pengait. Kencangkan simpul dengan menarik

ekor benang.

2. Tusuk tunggal atau single crochet (sc)

a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook pada

benang dan tarik loop baru sesuai panah.

b. Kait benang pada hook dan tarik satu loop baru melalui kedua loop

pada hook.

c. Tinggalkan satu loop tetap di hook. Satu single crochet (sc) telah

dibuat. Lalu, ulangi langkah satu dan dua di setiap rantai sampai

akhir. Satu baris single crochet (sc) selesai dibuat.

3. Simpul mati atau slip stich (sl st)

a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook

pada benang dan tarik loop baru sesuai panah. Slip stich (sl st) satu

(19)

b. Ulangi langkah satu pada tiap rangkaian sampai akhir. Satu

a. Tusuk depan merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan

(20)

depan hanya saja jarum renda diselipkan dari depan simpul menuju

belakang simpul.

7. Tusuk Simpul Belakang (rib stitch)

a. Tusuk simpul belakang merupakan variasi tusukan yang tidak saja

diaplikasikan pada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Letakkan

jarum hakken pada bagian belakang tusukan, lalu ambil benang

sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang

dengan jarum hakken kemudian tarik melalui lengkungan atau loop

(21)

BAB III

PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT YUBIAMI

3.1 Teknik Dasar

Dalam pembuatan Yubiami harus mengenal teknik-teknik dasar dan

jenis-jenis tusukan Yubiami.Ada beberapa contoh yang dapat dibuat dalam

proses pembuatan Yubiami. Misalnya, tas, topi, dan syal.

3.1.1 Rangkaian Dasar Yubiami a. Membuat simpulan awal

Dalam membuat simpulan awal sebaiknya kita terlebih dahulu

melemaskan jari dan tanga agar tidak terlalu tegang. Kemudian buat

bentuk lingkaran kecil dengaan kedu benang, lalu simpulkan kedua

benang.

b. Merangkaikan benang pada jari-Jari

Letakkan simpul di ibu jari tangan kiri lalu lilitkan benang di

antara jari-jari dengan susunan silang, kemudian lilitkan benang di

jari keliling dan tarik melalui depan jari manis dan belakang jari

tengah, setelah itu lilitkan benang di jari telunjuk dan tarik melalui

punggung tangan, tahap akhir dalam merangkai benang yaitu lilitkan

benang dari bawah jari telunjuk melalui punggung tangan dan tarik

(22)

c. Membentuk ranakaian rajutan

Untuk mengunci hasil rajutan ambil bagian pangkal kemudian

satukan setiap lubang dan masukan ke dalam jari telunjuk. Setelah

posisi rajutan di lepas lalu ambil simpul awal rajutan pada tahap

pertama, masukkan simpul tersebut ke lubang simpul yang telah

disatukan di jari telunjuk sebelumnya. Kemudian tarik simpul awal

melalui lubang yang sudah disatukan, kencangkan simpul tersebut

kemudian ambil satu rantai benang dari simpul yang telah disatukan

(23)

3.1.2 Menyambung Rangkaian Yubiami Dengan Lover’s Knot

di bagian ujung kait hook dan kencangkan, lalu tarik hook melalui dua

benang rajutan tersebut. Hook keluar dari kedua ruas benang yang di

sambung. Benang sambungan tetap terkait di ujung hook, lilitkan

kembali benang sambungan di ujung hook dan kencangkan. Akan

terlihat dua lilitan benang sambungan di hook, setelah itu tarik

benang melalui loop lilitan benang pertama pada hook sehingga

menghasilkan simpul yang mengunci kedua benang rajutan. Kaitkan

kembali benang sambungan sehingga berbentuk loop, siapkan juga

benang sambungan pada kaitan hook. Lilitkan benang di ujung hook

dan kencangkan. Maka akan terdapat dua lilitan benang pada hook.

Kemudian masukkan benang sambungan pada hook dibawah

ruas/rantai kedua benang rajutan yubiami. Lalu, buat tusuk tuggal.

Lilitkan kembali benang sambungan ke ujung hook. Buat tusuk

(24)

b. Menyambung rajutan kedua

Untuk menyambung rajutan kedua, hal pertama yang dilakukan

adalah mengambil ruas benang paling dalam dari rajutan (sisakan 1

baris lurus rangkaian dasar yubiami). Dengan menggunakan teknik

lover’s knot, sambungkan kedua rajutan tersebut. Lanjutkan

sambungan lover’s knot sampai pangkal rajutan sehingga tersambung

sempurna.

c. Mengunci dengan simpul penutup

Buat tusuk tunggal di bagian akhir rangkaian yubiami. Dan

buatlah simpul mati sebanyak dua kali. Maka akan terlihat rajutan

yang tersambung dengan sempurna.

3.1.3 Ragam Tusukan a. Tusuk rantai/chain

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah lilitkan benang

di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan (atau tarik dengan hook).

Untuk langkah kedua tarik loop baru sehingga melewati loop pada

hook. Setelah itu ulangi langkah pertama dan kedua sesuai jumlah

yang di butuhkan, gerakkan tangan kiri setiap beberapa rajutan untuk

memegang rantai tepat dibawah pengait. Kencangkan simpul dengan

(25)

b. Tusuk tunggal

baris single croche selesai dibuat.

c. Simpul mati

Langkah pertama yang dilakukan adalah lilitkan benang pada

hook dan masukkan hook pada rantai ketiga seperti tanda panah,

setelah itu tarik benang sekali lagi seperti langkah petama sehingga

membentuk satu loop lagi. Maka akan terdapat tiga loop pada hook.

Lilitkan benang kembali pada kait dan tarik melalui ketiga loop yang

(26)

Satu tusukan ganda telah selesai dibuat. Selanjutnya ulangi langkah

satu sampai tiga di setiap rantai sampai akhir. Maka satu baris

tusukan ganda telah selesai dibuat.

3.2 Proses Pembuatan Yubiami 1. Proses pembuatan tas

Sebelum memulai membuat tas yubiami, ada beberapa yang harus

dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tentukan ukuran tas. Misalnya, 10cm = 12 tusuk tunggal atau

mengelilingi setiap sisi rangkaian dasar yang sudah disambung. Akhiri

(27)

2. Bagian tali

harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

(28)

5. Rantai satu, gunakan tusuk tunggal (sc) mengelilingi setiap sisi

bagian bawahtopi dengan simpul mati. Lakukan langkah tersebut

sebanyak empat baris.

3. Proses pembuatan syal

Sebelum memulai membuat syalyubiami, ada beberapa yang harus

dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tentukan ukuran tas. Misalnya, 1 rangkaian dasar = 2 cm.

2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, benang rajut 20 gram

sakura soft pink, 20 gram sakura putih dan jarum.

Cara pembuatan topi yubiami adalah sebagai berikut :

1. Buat dua rangkaian dasaryubiami warna pink dengan dua helai

benang sebanyak delapan puluh dua kait, dengan ukuran sekitar 130

cm ketika dibentangkan.

2. Buat dua rangkaian dasar yubiami warna putih dengan dua helai

benang sebanyak delapan puluh dua kait, dengan ukuran sekitar 130

cm ketika dibentangkan.

3. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar menjadi seperti gambar

yang ada dengan teknik lover’s knot.

(29)

Sebelum memulai membuat baju yubiami, ada beberapa yang harus

dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1. Tentukan ukuran baju. Misalnya, 1 rangkaian dasar = 2 cm dan 10

cm = 14 tusuk tunggal atau single crochet.

2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, 175 gram cherry red,

kancing, dan jarum.

Cara pembuatan baju yubiami adalah sebagai berikut :

1. Buat dua belas rangkaian dasaryubiami menggunakan satu helai

benang sebanyak 63 kait dengan ukuran sekitar 120 cm ketika

dibentangkan.

2. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar menjadi seperti gambar

dengan lover’s knot.

3. Rantai satu, tusuk tunggal (sc) mengelilingi setiap sisi rangakaian

dasar yang sudah disambung. Akhiri dengan simpul mati (sl st). buat

tusuk tunggal (sc) sebanyak empat kali untuk sisi yang panjang,

sedangkan disisi yang lebar, gunakan tusuk tunggal (sc) sebanyak

dua kali.

4. Satukan bagian lengan kiri dan kanan sepanjang sekitar 20 cm

(30)

a. Manfaat Yubiami

Proses pembuatan yubiami tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan

proses yang memakan waktu yang lama.Namun, pembuatanyubiami

membutuhkan kesabaran dan ketelitian. setelah yubiami dibuat ada banyak

manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Yubiami dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat untuk melestarikan

budaya yang masih sangat tradisional. Melalui studi Yubiami juga sangat

bermanfaat untuk melatih kesabaran, konsentrasi, pengendalian diri, proses

pemulihan penyakit, melatih kreatifitas, dan keterampilan yang tidak

mempunyai batasan usia, remajamaupun orang-orang yang sudah lanjut usia.

Yubiami ini juga dapat dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan dengan

memproduksi beraneka ragam souvenir sehingga menciptakan lapangan

(31)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan menjelaskan mengenai Yubiami maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Yubiami mempunyai teknik-tenik dasar dan jenis-jenis tusukan yang

harus diketahui sebelum membuat Yubiami.

2. Cara pembuatan Yubiami tidak terlalu sulit hanya membutuhkan

kesabaran dan ketelitian.

3. Yubiami mempunyai banyak manfaat antara lain, dapat melestarikan

kebudayaan, melatih kreatifitas, konsentrasi, dan keterampilan, dapat

dijadikan lahan bisnis yang menguntungkan dan dapat juga sebagai

proses pemulihan penyakit.

4.2 Saran

Yubiami adalah kerajinan yang dapat melatih kreatifitas dan

keterampilan, maka pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Tidak hanya melatih kreatifitas dan keterampilan Yubiami juga dapat

menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan Yubiami sebagai lahan

bisnis yang menjanjikan.

Oleh karena itu bagi pembaca khususnya anak-anak mudakhususnya,

(32)

rupa, sebab Yubiami bukan hanya sekedar tempat melatih keterampilan

namun, pembaca dapat menuangkan imajinasi dan kreatifitas menjadi suatu

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Nicegreen, Linda. 2011 .Yubiami.Jakarta : Kanaya Press

(34)

LAMPIRAN

Gambar 1. Tas rajut yubiami

(35)

Gambar 3. Pita bunga yubiami

(36)

Gambar 5. Teknik yubiami ketika proses pembuatan

(37)

ABSTRAK

Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim yaitu, musim panas,

musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang –orang Jepang di musim panas

memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju tebal.

Zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk

menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, orang

Jepang mulai mengenal teknik pembuatan pakaian dengan menggunakan sebatang

jarum dan benang. Orang Jepang mengenal teknik pemembuat pakaian tersebut dengan

sebutan Yubiami.

Yubiami berasal dari kata “yubi” yang berarti “jari-jari tangan” dan “amu” yang

berarti “merajut” jadi, Yubimami adalah seni rajutan dengan menggunakan jari-jari

tangan. Yubiami dapat merupakan seni rajutan dengan teknik pembuatan pakaian yang

paling mudah , dapat dipelajari dan dibuat oleh siapapun.

Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya, hanya perlu mempelajari

teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan dasar (kisoshi zai)

yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga mempunyi banyak

manfaat, contohnya dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan budaya

tradisional. Melalui teknik Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran,

pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, dan dari remaja sampai orang-orang

yang sudah lanjut usia bisa membuat Yubiami. Juga dapat dijadikan sebagai lahan

bisnis dengan memproduksi beraneka ragam souvenir Yubiami, sehingga menciptakan

(38)

Dalam pembuatan Yubiami harus memahami teknik dasarnya dan jenis-jenis

tusukan Yubiami. Yang pertama kali harus dilakukan adalah merangkainya dengan

membuat simpulan awal dengan cara melemaskan jari dan tangan agar tidak terlalu

tegang. Kemudian merangkaikan benang pada jar-jari dengan susunan silang.

Membentuk rangkaian rajutan dengan melilitkan benang dari bawah jari keliling ke

telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk , setelah itu tarik benang-benang

yang ada di bagian bawah , kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara

yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah sampai jari tengah,

lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian

bawah. Sampai jari manis. kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke

jari kelingking. Tahap terakhir adalah mengunci hasil rajutan. Lalu menyambung

rangkaian Yubiami dengan lover’s knot

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

Gambar

Gambar  2.  Syal  yubiami
Gambar  4.  Topi  yubiami
Gambar  5.  Teknik  yubiami  ketika  proses  pembuatan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menagatasi masalah tersebut, maka perlu diadakan penelitian dalam menganalisa kombinasi komposisi dominan yang berpengaruh pada nilai kekuatan tarik benang plastik tersebut,

L adalah panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu jarak antara dua baut yang terjauh pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah gaya tarik (mm).. Apabila gaya

Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang dinyatakan dengan bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma tegak dapat diketahui, sehingga bila dibidikkan ke

Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang dinyatakan dengan bacaan sudut dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma tegak dapat diketahui, sehingga bila dibidikkan ke

Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook adalah dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan beban tarik seperti ditunjukkan pada gambar 10.1(c).. Pegas wire

Untuk menagatasi masalah tersebut, maka perlu diadakan penelitian dalam menganalisa kombinasi komposisi dominan yang berpengaruh pada nilai kekuatan. tarik benang plastik tersebut,

Dengan kondisi abrasi yang terjadi saat ini, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 di atas, masyarakat Desa Tlangoh, terutama yang tinggal di sekitar pantai merasa resah, karena

Jika kita tarik benang merah antara penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi arah minat siswa melanjutkan perguruan tinggi sehingga landasan pelaksanaan penelitian mengenai Arah