PEMBUATAN YUBIAMI YUBIAMI NO TSUKURIKATA
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
WINDAH AULIA SIREGAR 102203014
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA
PEMBUATAN YUBIAMI YUBIAMI NO TSUKURIKATA
KERTAS KARYA
Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk
melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.
Dikerjakan
Oleh :
WINDAH AULIA SIREGAR NIM : 102203014
Dosen Pembimbing Dosen Pembaca
Zulnaidi,S.S.,M.Hum
NIP : 196708072005011001 NIP : 196910112002121001 M. Pujiono,S.S.M.Hum
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA
Disetujui Oleh :
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program Studi Diploma III Bahasa Jepang
Ketua Program Studi
Zulnaidi,S.S.,M.Hum
NIP : 196708072005011001
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa
Jepang.
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan
NIP. 195110131976031001 Dr. Syahron Lubis,M.A
Panitia Ujian :
No. Nama Tanda Tangan
1. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )
2. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan hidayah-nya, penulis dampak menyelesaikan penyusunan
kertas karya ini. Dimana kertas karya merupakan syarat dalam
menyelesaikan pendidikan program studi D-III Bahasa Jepang dengan gelar
Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini
adalah “Pembuatan Yubiami“.
Dalam penyelesaian kertas karya ini, Penulis menyadari bahwa kertas
karya ini jauh dari kesempurnaan, baik dari pengkajian kalimat, penguraian
materi, dan pembahasan masalah. Tapi penulis juga banyak dapat bantuan
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan kertas karya ini.
4. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu
Budaya Sumatera Utara, atas didikannya selama masa perkuliahan.
5. Dari semuanya yang teristimewa buat kedua orang tua, kepada
ayahanda “Takbir Siregar” dan mama tercinta “Kamaliah Ginting” yang
selalu mendo’akan saya juga memberi semangat untuk mengerjakan
tugas akhir ini.
6. Buat abang harry dek ryan dan mbak Tika yang hampir setiap malam
telepon mengingatkan untuk terus semangat cepat tamat, walaupun lagi
sibuk dengan tugas S2 nya.
7. Untuk Tantyo yang selalu memberikan semangat dan meluangkan
waktu di sela kesibukannya dikampus, semoga secepatnya jadi dokter
muda ya.
8. Sahabatku Ade Kartika yang meluangkan waktunya untuk temani
menyesaikan tugas akhir, berbagi tawa, dan pastinya teman curhat
paling OK!
9. Untuk teman-teman seperjuangan anak Hinode 2011, 2012 tetap kompak. Khususnya angkatan 2010, Gisna, Dara, Santri, Elsya, piti, Puja,
Indah, Nisa, Oshi, Ira, Rahman, Adit, Frans, Aji, elroy, dante, cardo.
10.Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada para
Alumni dan segenap keluarga HINODE. Terima kasih untuk
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Metode Penulisan ... 3
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Pengertian Yubiami ... 4
2.2 Seni Merajut ... 5
2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami ... 6
BAB III PEMBUATAN YUBIAMI 3.1 Teknik Dasar ... 10
3.2 Proses Pembuatan Yubiami ... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ... 20
4.2 Saran ... 20
ABSTRAK
Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim yaitu, musim panas,
musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang –orang Jepang di musim panas
memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju tebal.
Zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk
menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, orang
Jepang mulai mengenal teknik pembuatan pakaian dengan menggunakan sebatang
jarum dan benang. Orang Jepang mengenal teknik pemembuat pakaian tersebut dengan
sebutan Yubiami.
Yubiami berasal dari kata “yubi” yang berarti “jari-jari tangan” dan “amu” yang
berarti “merajut” jadi, Yubimami adalah seni rajutan dengan menggunakan jari-jari
tangan. Yubiami dapat merupakan seni rajutan dengan teknik pembuatan pakaian yang
paling mudah , dapat dipelajari dan dibuat oleh siapapun.
Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya, hanya perlu mempelajari
teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan dasar (kisoshi zai)
yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga mempunyi banyak
manfaat, contohnya dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan budaya
tradisional. Melalui teknik Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran,
pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, dan dari remaja sampai orang-orang
yang sudah lanjut usia bisa membuat Yubiami. Juga dapat dijadikan sebagai lahan
bisnis dengan memproduksi beraneka ragam souvenir Yubiami, sehingga menciptakan
Dalam pembuatan Yubiami harus memahami teknik dasarnya dan jenis-jenis
tusukan Yubiami. Yang pertama kali harus dilakukan adalah merangkainya dengan
membuat simpulan awal dengan cara melemaskan jari dan tangan agar tidak terlalu
tegang. Kemudian merangkaikan benang pada jar-jari dengan susunan silang.
Membentuk rangkaian rajutan dengan melilitkan benang dari bawah jari keliling ke
telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk , setelah itu tarik benang-benang
yang ada di bagian bawah , kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara
yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah sampai jari tengah,
lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian
bawah. Sampai jari manis. kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke
jari kelingking. Tahap terakhir adalah mengunci hasil rajutan. Lalu menyambung
rangkaian Yubiami dengan lover’s knot
BAB I PENDAHULUAN
1.1Alasan Pemilihan Judul
Jepang adalah negara yang mempunyai kultur dan budaya yang
cukup banyak. Sifat orang Jepang yang selalu ingin mepertahankan
kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka yang menjadikan budaya mereka
masi terus ada, berkembang, dan sangat terkenal hingga sekarang. Salah
satu diantaranya adalah cara hidup, makanan, festival, pakaian dan lain-lain.
Di Jepang orang-orang hidup dengan menyesuaikan dengan keadaan
lingkungan dan musimnya. Jepang memiliki empat musim, yaitu musim
panas (natsu), musim semi (haru), musim gugur (aki), musim dingin (fuyu).
Dengan keadaan Jepang yang mempunyai perbedaan musim maka mayarakat
Jepang harus menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Misalnya,
penyesuaian pakaian pada musimnya.
Orang Jepang zaman dahulu dimusim panas akan memakai pakaian
yang tipis atau biasa mereka menggunakan yukata. Pada musim dingin
mereka menggunakan pakaian yang tebal atau biasa yang mereka gunakan
adalah kimono. Namun, Jepang masa kini sudah mampu membuat kreasi
pakaian yang lebih moderen. Seperti, syal, jaket, sweater, dan lain-lain.
Namun, orang Jepang membuat rajutan sendiri dengan menggunakan
jarum dan benang. Ada berbagai macam teknik merajut. Salah satunya
amu berarti mengaitkan benang sehingga bisa disebut merajut benang. Dalam bahasa awam berarti merajut dengan menggunakan jari-jari tangan atau
sering juga dikenal dengan finger knitting. Kertas karya ini menampilkan
beberapa karya yang cukup mudah,menarik, dan dibuat dengan teknik Yubiami,
sepertitas, topi,scarf,belt(ikat pinggang), smartphone case. Banyak orang-orang
jepang menggunakan teknik ini untukmembuat pakaian supaya dapat
digunakan apabila musim dingin telah tiba.
Seni merajut ini juga dapat menjadi suatu sumber penghasilan. Namun
suatu kretivitas agar bisa menjadi penghasilan membuthkan dua hal, yaitu
ketekunan dan karya yang unik. Akan menjadi lebih baik apabila kreativitas
bisa dilatih sejak dini. Penulis berharap bahwa anak-anak dari usia lima tahun
sudah mulai mempelajari Yubiami karena langkah-langkahnya cukup mudah.
Di Indonesia seni merajut dengan jari ini sudah mulai dikenal dan
diketahui oleh masyarakat Indonesia. Telah banyak muncul kreasi-kreasi
yang diciptakan. Peluang dan manfaat yang sangat menggiurkan dan
menguntungkan yang membuat masyarakat Indonesia mulai mengembangkan
bisnis dibidang seni merajut dengan jari ini. Kemudian, bahan dan alat
yang digunakan juga tidak terlalu sulit dan proses pengerjaannya juga tidak
terlalu rumit. Dengan alasan inilah maka penulis tertarik memilih judul
1.2Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan memilih judul oshibana dalam penulisan
kertas karya ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah merajut dan pengertian Yubiami
2. Untuk mengetahui teknik dan pola Yubiami
3. Untuk mengetahui proses pembuatan Yubiami.
4. Untuk mengetahui manfaat dari yubiami dalam kehidupan sehari-hari.
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan memfokuskan pembahasan kertas karya ini pada proses
pembuatan Yubiami . Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakanjuga
tentang Yubiamisecara umum yang meliputi sejarah, jenis-jenis bunga dan
bahan-bahan dalam proses pembuatan Yubiami.
1.4Metode Penelitian
Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode
kepustakaan (Library Research),yakni dengan cara memanfaatkan
sumber-sumber bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang
berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum
dan dideskripsikan kedalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga
memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG YUBIAMI
2.1 Pengertian Yubiami
Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim. Yaitu, musim
panas, musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang-orang Jepang dimusim
panas memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju yang
tebal.
Di zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian
berlapis-lapis untuk menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan
perkembangan masa orang-orang Jepang mulai mengenal teknik membuat
pakaian dengan menggunakan sebatang jarum dan benang. Orang-orang
Jepang mengenal teknik membuat pakaian ini dengan sebutan Yubiami.
Yubiami berasal dari kata “Yubi” yang berarti “Jari-jari tangan”
dan “Amu” yang berarti “Mengaitkan benang atau merajut”. Jadi,
Yubiamiadalah seni merajut dengan menggunakan jari-jari tangan. Yubiami
juga merupakan seni merajut dengan teknik yang paling mudah untuk
dipelajari dan dapat dibuat oleh siapapun.
Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya. Hanya perlu
mempelajari teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan.
Bahan-bahan yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga
sangat mempunyai banyak manfaat yang nantinya dapat diterapkan dalam
2.2 Seni Merajut
Merajut selalu diidentikkan dengan orang-orang yang sudah lanjut
usia. Orang-orang lanjut usia tersebut merajut untuk membuat pakaian atau
sekedar menghabiskan waktu. Tetapi, merajut mempunyai sejarah yang harus
diketahui dan dipelajari.
Merajut pertama kali dilakukan oleh seorang yang berasal dari
Jazirah Arab, Timur Tengah. Orang-orang Arab merajut dengan tujuan
untuk membuat permadani agar dapat diperdagangkan oleh para
pedagang-pedangang arab. Mereka menjual dan menyebarkannya hingga keseluruh
belahan dunia.
Pertama kali Negara yang dimasuki oleh para pedagang-pedagang
Arab ini adalah Tibet,Cina. Karena daerah Tibet mempunyai iklim yang
cukup dingin membuat seni merajut dengan cepat menyebar dan terkenal di
berbagai daerah maupun Negara tetangga seperti, Korea dan Jepang.
Tidak hanya di Cina, Korea, dan Jepang. Seni merajut ini akhirnya
berkembang keberbagai belahan benua seperti, Amerika, Eropa, dan Afrika.
Orang-orang Eropa biasa mengenal seni ini dengan sebutan knitting atau
crochet. Orang-orang Belanda biasanya menyebutnya dengan hakken atau
breien.Orang-orang Jepang mengenal merajut dengan sebutan Yubiami.
Merajut mempunyai definisi yang berbeda-beda. Misalnya, knitting
adalah metode membuat pakaian, kain, dan perlengkapan busana dengan
menggunakan benang rajut. Sedangkan Crochet adalah seni merajut dengan
tersebut mengarah pada satu tujuan yaitu merajut dengan menggunakan
tangan untuk membuat suatu pakaian.
Merajut pada awalnya menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan
mudah untuk didapatkan. Seperti, jarum dan benang. Teknik-teknik dasar
juga sangat mudah dipelajari. Yaitu, tusuk atas dan tusuk bawah. Namun,
dengan perkembangan zaman bahan-bahan dan teknik-teknik dasar tersebut
mulai dikembangkan kreasinya.
Pada tahun 1950, merajut dengan jari ini sudah mulai berkembang
dan melaju pesat. Di Jepang, merajut dengan jari ini sudah mulai
berkembang kreatifitasnya dengan mengahasilkan produk yang menarik dan
bernilai jual tinggi. Tidak hanya itu, seni merajut ini juga berkembang
dalam bidang rumah tangga.
Di Indonesia merajut pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Eropa
yang kala itu menjajah Indonesia. Tetapi, tidak serta-merta membuat
orang-orang Indonesia bisa teradaptasi dengan metode pembuatan pakaian dengan
metode merajut ini. Situasi dan kondisi untuk memperoleh pengetahuan
merajut ini kurang tersosialisasikan menghambat perkembangan seni merajut
ini.
2.3 Jenis-Jenis Tusukan Yubiami
Dalam pembuatan yubiami ada beberapa jenis tusukan yang harus
dipelajari, yaitu :
a. Lilitkan benang di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan atau
tari dengan hook.
b. Tarik loop baru melewati loop pada hook. Chain (ch1) telah
dibuat.
c. Ulangi langkah satu dan dua sesuai jumlah yang dibutuhkan,
gerakkan tangan kiri setiap beberapa rajutan untuk memegang
rantai tepat dibawah pengait. Kencangkan simpul dengan menarik
ekor benang.
2. Tusuk tunggal atau single crochet (sc)
a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook pada
benang dan tarik loop baru sesuai panah.
b. Kait benang pada hook dan tarik satu loop baru melalui kedua loop
pada hook.
c. Tinggalkan satu loop tetap di hook. Satu single crochet (sc) telah
dibuat. Lalu, ulangi langkah satu dan dua di setiap rantai sampai
akhir. Satu baris single crochet (sc) selesai dibuat.
3. Simpul mati atau slip stich (sl st)
a. Masukkan kait dalam rangkaian kedua dari hook. Kaitkan hook
pada benang dan tarik loop baru sesuai panah. Slip stich (sl st) satu
b. Ulangi langkah satu pada tiap rangkaian sampai akhir. Satu
a. Tusuk depan merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan
depan hanya saja jarum renda diselipkan dari depan simpul menuju
belakang simpul.
7. Tusuk Simpul Belakang (rib stitch)
a. Tusuk simpul belakang merupakan variasi tusukan yang tidak saja
diaplikasikan pada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Letakkan
jarum hakken pada bagian belakang tusukan, lalu ambil benang
sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang
dengan jarum hakken kemudian tarik melalui lengkungan atau loop
BAB III
PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT YUBIAMI
3.1 Teknik Dasar
Dalam pembuatan Yubiami harus mengenal teknik-teknik dasar dan
jenis-jenis tusukan Yubiami.Ada beberapa contoh yang dapat dibuat dalam
proses pembuatan Yubiami. Misalnya, tas, topi, dan syal.
3.1.1 Rangkaian Dasar Yubiami a. Membuat simpulan awal
Dalam membuat simpulan awal sebaiknya kita terlebih dahulu
melemaskan jari dan tanga agar tidak terlalu tegang. Kemudian buat
bentuk lingkaran kecil dengaan kedu benang, lalu simpulkan kedua
benang.
b. Merangkaikan benang pada jari-Jari
Letakkan simpul di ibu jari tangan kiri lalu lilitkan benang di
antara jari-jari dengan susunan silang, kemudian lilitkan benang di
jari keliling dan tarik melalui depan jari manis dan belakang jari
tengah, setelah itu lilitkan benang di jari telunjuk dan tarik melalui
punggung tangan, tahap akhir dalam merangkai benang yaitu lilitkan
benang dari bawah jari telunjuk melalui punggung tangan dan tarik
c. Membentuk ranakaian rajutan
Untuk mengunci hasil rajutan ambil bagian pangkal kemudian
satukan setiap lubang dan masukan ke dalam jari telunjuk. Setelah
posisi rajutan di lepas lalu ambil simpul awal rajutan pada tahap
pertama, masukkan simpul tersebut ke lubang simpul yang telah
disatukan di jari telunjuk sebelumnya. Kemudian tarik simpul awal
melalui lubang yang sudah disatukan, kencangkan simpul tersebut
kemudian ambil satu rantai benang dari simpul yang telah disatukan
3.1.2 Menyambung Rangkaian Yubiami Dengan Lover’s Knot
di bagian ujung kait hook dan kencangkan, lalu tarik hook melalui dua
benang rajutan tersebut. Hook keluar dari kedua ruas benang yang di
sambung. Benang sambungan tetap terkait di ujung hook, lilitkan
kembali benang sambungan di ujung hook dan kencangkan. Akan
terlihat dua lilitan benang sambungan di hook, setelah itu tarik
benang melalui loop lilitan benang pertama pada hook sehingga
menghasilkan simpul yang mengunci kedua benang rajutan. Kaitkan
kembali benang sambungan sehingga berbentuk loop, siapkan juga
benang sambungan pada kaitan hook. Lilitkan benang di ujung hook
dan kencangkan. Maka akan terdapat dua lilitan benang pada hook.
Kemudian masukkan benang sambungan pada hook dibawah
ruas/rantai kedua benang rajutan yubiami. Lalu, buat tusuk tuggal.
Lilitkan kembali benang sambungan ke ujung hook. Buat tusuk
b. Menyambung rajutan kedua
Untuk menyambung rajutan kedua, hal pertama yang dilakukan
adalah mengambil ruas benang paling dalam dari rajutan (sisakan 1
baris lurus rangkaian dasar yubiami). Dengan menggunakan teknik
lover’s knot, sambungkan kedua rajutan tersebut. Lanjutkan
sambungan lover’s knot sampai pangkal rajutan sehingga tersambung
sempurna.
c. Mengunci dengan simpul penutup
Buat tusuk tunggal di bagian akhir rangkaian yubiami. Dan
buatlah simpul mati sebanyak dua kali. Maka akan terlihat rajutan
yang tersambung dengan sempurna.
3.1.3 Ragam Tusukan a. Tusuk rantai/chain
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah lilitkan benang
di sekitar kait dalam arah yang ditunjukkan (atau tarik dengan hook).
Untuk langkah kedua tarik loop baru sehingga melewati loop pada
hook. Setelah itu ulangi langkah pertama dan kedua sesuai jumlah
yang di butuhkan, gerakkan tangan kiri setiap beberapa rajutan untuk
memegang rantai tepat dibawah pengait. Kencangkan simpul dengan
b. Tusuk tunggal
baris single croche selesai dibuat.
c. Simpul mati
Langkah pertama yang dilakukan adalah lilitkan benang pada
hook dan masukkan hook pada rantai ketiga seperti tanda panah,
setelah itu tarik benang sekali lagi seperti langkah petama sehingga
membentuk satu loop lagi. Maka akan terdapat tiga loop pada hook.
Lilitkan benang kembali pada kait dan tarik melalui ketiga loop yang
Satu tusukan ganda telah selesai dibuat. Selanjutnya ulangi langkah
satu sampai tiga di setiap rantai sampai akhir. Maka satu baris
tusukan ganda telah selesai dibuat.
3.2 Proses Pembuatan Yubiami 1. Proses pembuatan tas
Sebelum memulai membuat tas yubiami, ada beberapa yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :
1. Tentukan ukuran tas. Misalnya, 10cm = 12 tusuk tunggal atau
mengelilingi setiap sisi rangkaian dasar yang sudah disambung. Akhiri
2. Bagian tali
harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :
5. Rantai satu, gunakan tusuk tunggal (sc) mengelilingi setiap sisi
bagian bawahtopi dengan simpul mati. Lakukan langkah tersebut
sebanyak empat baris.
3. Proses pembuatan syal
Sebelum memulai membuat syalyubiami, ada beberapa yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :
1. Tentukan ukuran tas. Misalnya, 1 rangkaian dasar = 2 cm.
2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, benang rajut 20 gram
sakura soft pink, 20 gram sakura putih dan jarum.
Cara pembuatan topi yubiami adalah sebagai berikut :
1. Buat dua rangkaian dasaryubiami warna pink dengan dua helai
benang sebanyak delapan puluh dua kait, dengan ukuran sekitar 130
cm ketika dibentangkan.
2. Buat dua rangkaian dasar yubiami warna putih dengan dua helai
benang sebanyak delapan puluh dua kait, dengan ukuran sekitar 130
cm ketika dibentangkan.
3. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar menjadi seperti gambar
yang ada dengan teknik lover’s knot.
Sebelum memulai membuat baju yubiami, ada beberapa yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :
1. Tentukan ukuran baju. Misalnya, 1 rangkaian dasar = 2 cm dan 10
cm = 14 tusuk tunggal atau single crochet.
2. Bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, 175 gram cherry red,
kancing, dan jarum.
Cara pembuatan baju yubiami adalah sebagai berikut :
1. Buat dua belas rangkaian dasaryubiami menggunakan satu helai
benang sebanyak 63 kait dengan ukuran sekitar 120 cm ketika
dibentangkan.
2. Susun dan sambung setiap rangkaian dasar menjadi seperti gambar
dengan lover’s knot.
3. Rantai satu, tusuk tunggal (sc) mengelilingi setiap sisi rangakaian
dasar yang sudah disambung. Akhiri dengan simpul mati (sl st). buat
tusuk tunggal (sc) sebanyak empat kali untuk sisi yang panjang,
sedangkan disisi yang lebar, gunakan tusuk tunggal (sc) sebanyak
dua kali.
4. Satukan bagian lengan kiri dan kanan sepanjang sekitar 20 cm
a. Manfaat Yubiami
Proses pembuatan yubiami tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan
proses yang memakan waktu yang lama.Namun, pembuatanyubiami
membutuhkan kesabaran dan ketelitian. setelah yubiami dibuat ada banyak
manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Yubiami dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat untuk melestarikan
budaya yang masih sangat tradisional. Melalui studi Yubiami juga sangat
bermanfaat untuk melatih kesabaran, konsentrasi, pengendalian diri, proses
pemulihan penyakit, melatih kreatifitas, dan keterampilan yang tidak
mempunyai batasan usia, remajamaupun orang-orang yang sudah lanjut usia.
Yubiami ini juga dapat dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan dengan
memproduksi beraneka ragam souvenir sehingga menciptakan lapangan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan menjelaskan mengenai Yubiami maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Yubiami mempunyai teknik-tenik dasar dan jenis-jenis tusukan yang
harus diketahui sebelum membuat Yubiami.
2. Cara pembuatan Yubiami tidak terlalu sulit hanya membutuhkan
kesabaran dan ketelitian.
3. Yubiami mempunyai banyak manfaat antara lain, dapat melestarikan
kebudayaan, melatih kreatifitas, konsentrasi, dan keterampilan, dapat
dijadikan lahan bisnis yang menguntungkan dan dapat juga sebagai
proses pemulihan penyakit.
4.2 Saran
Yubiami adalah kerajinan yang dapat melatih kreatifitas dan
keterampilan, maka pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak hanya melatih kreatifitas dan keterampilan Yubiami juga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan Yubiami sebagai lahan
bisnis yang menjanjikan.
Oleh karena itu bagi pembaca khususnya anak-anak mudakhususnya,
rupa, sebab Yubiami bukan hanya sekedar tempat melatih keterampilan
namun, pembaca dapat menuangkan imajinasi dan kreatifitas menjadi suatu
DAFTAR PUSTAKA
Nicegreen, Linda. 2011 .Yubiami.Jakarta : Kanaya Press
LAMPIRAN
Gambar 1. Tas rajut yubiami
Gambar 3. Pita bunga yubiami
Gambar 5. Teknik yubiami ketika proses pembuatan
ABSTRAK
Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim yaitu, musim panas,
musim semi, musim gugur, musim dingin. Orang –orang Jepang di musim panas
memakai pakaian yang tipis dan di musim dingin memakai baju tebal.
Zaman dahulu, orang-orang Jepang menggunakan pakaian berlapis-lapis untuk
menghangatkan tubuh mereka. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, orang
Jepang mulai mengenal teknik pembuatan pakaian dengan menggunakan sebatang
jarum dan benang. Orang Jepang mengenal teknik pemembuat pakaian tersebut dengan
sebutan Yubiami.
Yubiami berasal dari kata “yubi” yang berarti “jari-jari tangan” dan “amu” yang
berarti “merajut” jadi, Yubimami adalah seni rajutan dengan menggunakan jari-jari
tangan. Yubiami dapat merupakan seni rajutan dengan teknik pembuatan pakaian yang
paling mudah , dapat dipelajari dan dibuat oleh siapapun.
Yubiami juga tidak terlalu susah proses pengerjaannya, hanya perlu mempelajari
teknik-teknik dasar serta mengetahui jenis-jenis tusukan. Bahan-bahan dasar (kisoshi zai)
yang digunakan juga tidak terlalu sulit di dapatkan. Yubiami juga mempunyi banyak
manfaat, contohnya dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan budaya
tradisional. Melalui teknik Yubiami juga sangat bermanfaat untuk melatih kesabaran,
pengendalian diri, proses pemulihan penyakit, dan dari remaja sampai orang-orang
yang sudah lanjut usia bisa membuat Yubiami. Juga dapat dijadikan sebagai lahan
bisnis dengan memproduksi beraneka ragam souvenir Yubiami, sehingga menciptakan
Dalam pembuatan Yubiami harus memahami teknik dasarnya dan jenis-jenis
tusukan Yubiami. Yang pertama kali harus dilakukan adalah merangkainya dengan
membuat simpulan awal dengan cara melemaskan jari dan tangan agar tidak terlalu
tegang. Kemudian merangkaikan benang pada jar-jari dengan susunan silang.
Membentuk rangkaian rajutan dengan melilitkan benang dari bawah jari keliling ke
telapak tangan ke arah antara ibu jari dan telunjuk , setelah itu tarik benang-benang
yang ada di bagian bawah , kaitkan ke jari telunjuk, kemudian lanjutkan dengan cara
yang sama, kaitkan benang yang berada di bagian bawah sampai jari tengah,
lanjutkan dengan cara yang sama dengan mengaitkan benang yang berada di bagian
bawah. Sampai jari manis. kemudian kaitkan benang yang berada di bagian bawah ke
jari kelingking. Tahap terakhir adalah mengunci hasil rajutan. Lalu menyambung
rangkaian Yubiami dengan lover’s knot