• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Pemindah Bahan

Mesin pemindah bahan..adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat lain dalam jarak tertentu (misalkan antara bagian di area dalam pabrik, pada tempat-tempat penumpukan bahan, pemasangan alat tempat penyimpanan dan sebagainya).

Pemilihan mesin pemindah bahan yang..tepat pada tiap-tiap aktivitas di atas, akan meningkatkan effesiensi dan daya saing dari aktivitas tersebut. Mesin pemindah bahan dalam..operasinya dapat diklasifikasikan atas :

1. Pesawat..Pengangkat

Pesawat pengangkat dimaksud untuk..keperluan mengangkat dan memindah barang dari suatu tempat ke tempat yang..lain berjangkauannya relatif terbatas. Contohnya;

Crane, elevator, lift,.excalator dll.

2. Pesawat..Pengangkut

Pesawat pengangkut memindahkan muatan..secara berkesinambungan tanpa berhenti..dan dapat juga mengangkut muatan..dalam jarak yang relatif jauh. Contohnya;

Conveyor...

2.2 Crane

Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja dengan perinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertical dan gerak kearah horizontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ketempat yang telah ditentukan dengan mekanisme pergerakan crane.

Crane merupakan salah satu pesawat pengangkat dan pemindah material yang banyak digunakan. Crane juga merupakan mesin alat berat (heavy equitment) yang memilki bentuk dan kemampuan angkat yang besar dan mampu berputar hingga 360 derajat dan jangkauan hingga puluhan meter. Crane biasanya digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan proyek,pelabuhan,perbengkelan,industri,pergudangan,dll.

Crane biasanya terdiri atas beberapa jenis crane diantaranya ialah:

(2)

1. Tower Crane

Gambar 2.1 Gambar Tower Crane

Sumber : http://dhevilsmechanic.blogspot.com/2018/07/macam-macak.html

Tower crane merupakan pesawat pengangkat material/mesin yang biasa digunakan pada proyek kontruksi dan di proyek gedung-gedung pencakar langit. Tower crane terdiri dari beberapa bagian yang dapat dibongkar pasang ketika digunakan sehingga mudah untuk dibawa kemana saja.

2. Mobile Crane (Truck Crane)

Gambar 2.2 Gambar Truck Crane

Sumber : http://dhevilsmechanic.blogspot.com/2018/07/macam-macak.html

Mobile Crane (Truck Crane) adalah crane yang terdapat langsung pada mobile (Truck) sehingga dapat dibawa langsung pada pada lokasi kerja tampa harus menggunakan kendaraan (trailer). Crane ini memiliki kaki (pondasi/tiang) yang dapat dipasangkan ketika beroperasi, ini dimaksukkan agar ketika beroperasi crane menjadi seimbang

(3)

3. Crawler Crane

Gambar 2.3 Gambar Crawler Crane

Sumber : http://dhevilsmechanic.blogspot.com/2018/07/macam-macak.html

Crawler crane merupakan pesawat pengangkat material yang biasa digunakan pada lokasi proyek pembangunan dengan jangkaun yang tidak terlalu panjang. Jenis crane ini hampir sama dengan mobile crane, hanya saja crawler crane tidak memiliki kaki ( pondasi/ tiang), tetapi di bagian belakang terdapat beban sebagai penyeimbang saat beroperasi.

4. Hidraulik Crane

Gambar 2.4 Hidraulik Crane

Sumber : http://dhevilsmechanic.blogspot.com/2018/07/macam-macak.html

(4)

Umumnya semua jenis crane menggunkan sistem hidraulik (minyak) dan pheneumatik (udara) untuk dapat bekerja. Namun secara khusus Hidraulik crane adalah crane yang biasa digunakan pada perbengkelan dan pergudangan dll, yang memilki struktur sederhana.

5 Hoist Crane (fixed crane)

Gambar 2.5 Gambar Hoist Crane

Sumber : http://dhevilsmechanic.blogspot.com/2018/07/macam-macak.html

Hoist Crane adalah pesawat pengangkat yang biasanya terdapat pada pergudangan dan perbengkelan. Hoist Crane ditempatkan pada langit-langit dan berjalan diatas rel khusus atau yang disebut dengan nama Girder yang dipasangi pada langit-langit tersebut.

6. Jib Crane

Gambar 2.6 Gambar Jib Crane

Sumber : http://dhevilsmechanic.blogspot.com/2018/07/macam-macak.html

Jib crane adalah pesawat pengangkat yang sistem kerjanya bisa dibilang menyerupai tower crane skala kecil, gabungan dari hoist crane dan juga hydraulic crane. Jib crane memiliki sistem kerja dan juga mesin yang sama seperti hoist crane, namun memiliki struktur badan seperti hydraulic crane .

(5)

Penggunaan jib crane sendiri biasanya banyak digunakan untuk wilayah pergudangan dan juga perbengkelan. Jib crane terdiri dari berbagai ukuran mulai dari yang kecil hingga berukuran besar. Jib crane dibagi menjadi dua jenis yakni:

2.2.1 Pillar Jib Crane

Pilar jib crane didesain untuk berdiri secara independen di lantai bangunan. Crane ini dapat berputar 360o, dan memiliki Beban Kerja Aman (SWL/Safe Working Load). Desainnya yang ringkas memungkinkan posisi hook yang tinggi sehingga mengoptimalkan penggunaan ruang bangunan yang tersedia. Diluar desain standardnya yang sudah cukup lengkap, crane ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna dengan fitur tambahan seperti slewing electric (perputaran secara electric), hoist electric (pergerakan hoist secara electric), dan kontrol mobile.

Gambar 2.7 Gambar Pillar Jib Crane

Sumber : http://www.chakraprima.com/produk/jib-cranes-179498687 2.2.2 Wall Jib Crane

Wall jib crane didesain untuk dapat dipasang di dinding ataupun di kolom bangunan.

Crane ini dapat berputar 180°, dan memiliki Beban Kerja Aman (SWL/Safe Working Load).

Pada desain wall jib crane, area bangunan dapat digunakan sepenuhnya untuk pemindahan beban, dilakukan dari titik tinggi tertentu gedung tersebut. Dengan desainnya yang ringkas, beban dapat diangkat ke ketinggian yang maksimal. Crane ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna dengan fitur tambahan seperti slewing electric (perputaran secara electric), hoist electric (pergerakan hoist secara electric), dan kontrol mobile

(6)

Gambar 2.8 Gambar Wall Jib Crane

Sumber : http://www.chakraprima.com/produk/jib-cranes-179498687 2.3 Komponen Crane dan Perhitungannya

1. Kait (Hook)

Kait (Hook) adalah alat penanganan muatan yang dipergunakan untuk menggantung beban, kait (hook) terdiri dari dua jenis yaitu:

- Single hook (kait tunggal), atau biasa disebut Standard Hook (lihat gambar 2.9a) -Double hook (kait ganda), atau biasa disebut Ramshom Hook (lihat gambar 2.9b)

(a) (b)

Gambar 2.9 Gambar Single Hook (A) dan Double Hook (B)

Sedangkan dalam perancangan ini yang digunakan adalah jenis single hook (kait tunggal) karena beban yang akan di angkat masih dalam batas kemampuan single hook yaitu 50 ton. (Sumber : Mesin Pemindah Bahan Rudenko hal 85)

(7)

Pemeriksaan kait yang meliputi:

1. Tegangan (kekuatan) tarik pada ulir 2. Panjang minimum ulir

3. Kekuatan pada mulut kait dan tangkainya, meliputi tegangan pada penampang

Gambar 2.10 Kait Tempa Standar (Wilson, 1968) (Sumber : Mesin Pemindah Bahan Rudenko hal 86)

Keterangan Gambar:

d0 = Diameter ulir bagian luar batang kait d1 = Diameter ulir bagian dalam batang kait d2 = Diameter batang kait

r = Jari-jari kelengkungan sumbu netral pada daerah kritis a = Diameter mulut kait

S = Pusat geometri mulut kait

l1 = Jarak antara sisi kait bagian dalam

α = Sudut kerja beban yang menyebabkan terjadinya tegangan kritis terhadap kait h = Lebar penampang batang yang mengalami tegangan kritis

b1 = Tebal sisi kait bagian dalam b2 = Tebal sisi kait bagian luar

Untuk menghitung tegangan tarik pada ulir (terhadap diameter d1) digunakan rumus:

σt = 𝑄

(𝜋4)𝑑12

(8)

Dimana:

Q = Beban pada kait d1 = Diameter dalam

Panjang minimum ulir dihitung dengan menggunakan rumus:

Hm = 4.𝑄.𝑡

𝜋(𝑑02−𝑑12)𝑃 (ref Rudenko Hal 86) Dimana:

Hm = Panjang minimum ulir (mm) Q = Beban pada kait

d0 = Diameter luar ulir d1 = Diameter dalam ulir t = Kisar ulir

p = Tegangan tekan aman (baja dengan baja)

Seperti yang terlihat pada gambar 2.10 untuk menentukan tegangan tarik maksimum pada bagian terdalam (I) digunakan rumus:

σ trI = Q

F. 1

X. 2𝑒1

a (ref Rudenko Hal 88) dimana :

σ trI = Tegangan maksimum yang terjadi pada bagian terdalam I (Kg/mm2) F = Luas penampang kritis cm2

Q = Beban Kg x = Faktor x

e1 = h2 = Jarak antara garis nol dengan kontur dalam a = Diameter mulut kait (cm)

Untuk menentukan tegangan tarik maksimum pada bagian terluar (II) σ trII = Q

F. 1

X. 2𝑒2

(a2)+h (ref Rudenko Hal 88) e2 = h – e1

h = 2,4 d1 Dimana:

σ trII = Tegangan tarik maksimum pada bagian terluar (II) (Kg/mm2) Tegangan satuan pada dudukan kait dapat diacari dengan persamaan:

σ = Q

F+ M

Fr+ M

𝐹𝑟.1

𝑥. 𝑦

𝑦+𝑟 (ref Rudenko Hal 8)

(9)

Keterangan :

𝜎 = tegangan satuan pada bagian yang berjarak 𝑦 dari sumbu netral.

Q = beban pada kait F = luas penampang kritis

r = jari-jari kelengkungan sumbu netral pada daerah kritis

x= faktor yang tergantung pada bentuk penampang dan kelengkungan kait netral;) 2. Peralatan untuk Menggantungkan Kait

Bantalan kait, berfungsi sebagai alat yang memungkinkan kait dapat berputar dengan mudah ketika menangani beban diatas 3 ton. Bantalan ini dipasang pada batang lintang dan dipakai untuk menahan mur kait.(Athur W. Smith, Trenton, 1976) Lihat gambar 2.11

Gambar 2.11 Batang Lintang dengan Trunion

Tabel 2.1 Bantalan Peluru Dorong untuk Kait (Rudenko, 1964)

Momen lentur maksimun dapat ditentukan dengan persamaaan:

𝑀1𝑚𝑎𝑘𝑠 = Q

2.1

2Q

2.𝑑1

4 = 𝑄

4(1 − 0,5𝑑1) (ref Rudenko Hal 98) Dimana:

d1= diameter luar cincin dudukan bantalan

(10)

Momen tahanan lentur dapat ditentukan dengan persamaan:

W = 1

6(b-d1)h2 (ref Rudenko Hal 98) Tekanan satuan antara trunion (batang gerak) dan rumah:

P = 𝑄

2𝑑(𝑠+𝑠1) (ref Rudenko Hal 99)

dimana:

s = tabel sekel

s1= tabel plat samping

Gambar 2.12 Penampang Lintang Sakel, dengan Rumah Empat Buah Roda (sumber: mesin pemindah bahan Rudenko Hal 100)

Pada penampang A1 dan B1 (Gambar 2.12).

σt = 𝑄

2𝑏𝑠 (ref Rudenko Hal 100) Pada penampang A2 dan B2 (Gambar 2.12) σt = 𝑄

2(𝑏−𝑑)𝑠 (ref Rudenko Hal 100)

Untuk penampang A2 dan B2 dipakai Rumus Lamé, Tekanan satuannya adalah:

P = 𝑄

2𝑑𝑠 (ref Rudenko Hal 100) Tegangan satuan pada permukaan dalam:

σA3 = 𝑃 [(2𝑅)2+(𝑑)2]

(2𝑅)2−𝑑2 (ref Rudenko Hal 101) Tegangan satuan pada permukaan luar:

σB3 = 𝑃2𝑑2

(2𝑅)2−𝑑2 (ref Rudenko Hal 101) tebal platnya adalah:

S = 𝑄

2𝑑𝜎1𝑥4𝑅2+𝑑2

4𝑅2−𝑑2 (ref Rudenko Hal 101)

(11)

3. Tali Baja (Steel Wire Rope)

Tali baja (steel wire rope) adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan jalinan serat- serat baja (steel wire) berfungsi sebagai penarik beban yang fleksibel dan kuat dalam menahan beban. tipe-tipe tali baja untuk crane sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tabel Tali untuk Crane dan Pengangkat

(Sumber : Mesin Pemindah Bahan Rudenko hal 36) Keuntungan dari tali baja (Wire Rope) dibandingkan dengan rantai adalah:

 Lebih ringan

 Lebib tahan terhadap sentakan

 Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi tinggi

 Keandalaan operasi yang lebi tinggi

(sumber: Mesin Pemindah bahan Rudenko hal 30)

Maka luas penampang akan didapat dengan menggunakan rumus :

F = P

(σb K) −( d

Dmin)𝑥36000 (Rudenko hal 90) Dimana :

P = beban putus tali σb = tegangan tali putus K = faktor keamanan Dmin = diameter tali

Diameter kawat tali baja dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

A = F(i) = √𝜋

4δ2. 𝑖 (Muin, 1990)

(12)

dimana :

F = Luas penampang tali baja (cm)2 δ = Diameter serat dari tali baja (mm) i = Jumlah serat dalam tali baja

Sehingga diameter satu kawat dari tali baja diperoleh:

δ = √4𝐹

𝜋.𝑖 (Syamsir muin Hal 63) Diameter tali baja dapat dihitung:

d = 1,5.δ.√𝑖 (mm) (Syamsir muin Hal 63) tegangan tarik pada tali baja yang di ijinkan : Si = (𝑃𝑏

𝐾 ) (Rudenko Hal 40) Dimana :

Pb = tegangan maksimum yang diijinkan pada tali (Kg) K = Faktor keamanan kondisi sedang/medium

Untuk menghitung tarikan maksimum yang dialami tali baja dapat menggunakan rumus:

Sw = ( 𝑄

𝑛.η.η1) (Rudenko Hal 41) Dimana:

Sw = Tarikan maksimum pada tali baja dari sistem puli (Kg).

Q = Total berat muatan yang diangkat (Kg).

n = Jumlah muatan puli (tali penggantung) yang menyangga muatan.

η = Effisiensi puli.

η1 = Effisiensi yang disebabkan kerugian tali akibat kekakuannya ketika menggulung pada drum, diasumsikan = 0,98

mencari berat total Q yang diangkat menjadi:

Q = Wg + Wc Dimana :

Wg = berat gancu dan hooke Wc = berat angkat

Menentukan beban putus tali adalah :

P = z x σb

(σb

K)−{(Ex 1,5√i )x (Dmind )} (Mesin Pemindah Bahan Rudenko hal 39) Dimana :

(13)

P = beban tali putus Z = gaya tarik pada tali σb = tegangan putus tali

E’ = modulus elastis tali yang akan terkoreksi d = diameter tali (mm)

D min = diameter pulley Nb = jumlah lengkungan I = jumlah serat pada tali K = faktor keamanan 4. Pulley

Puli adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda pada sebuah poros atau batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Puli berfungsi untuk mengubah arah tali baja (lurus – lengkung – lurus) atau dengan kata lain pengarahan tali baja sekaligus untuk menahan beban yang diberikan. Ukuran-ukuran puli dapat diketahui sebagai berikut:

Gambar 2.13 Dimensi Puli

Sumber: Mesin Pengangkat (Rudenko, N. Hal 71)

Tabel 2.3 Diameter Roda Puli untuk Kawat Baja (Rudenko, 1992)

(14)

Untuk mencari diameter dari pulley dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : Dmin = e1𝑥e2𝑥d (Rudenko Hal 41)

Dimana :

e1 = faktor yang tergantung pada alat angkat dan kondisi operasional.

e 2 = faktor tergantung pada konstruksi tali D = diameter tali

selanjutnya menentukan poros pulley dihitung dengan rumus : 𝑍 = (𝑄

2.l) Dimana :

Q = beban yang di terima l = panjang pulley

5. Mekanisme Pemutar

Mekanisme pemutar berfungsi untuk membawa komponen crane seperti boom dan lengan bobot lawan berputar, yang bertujuan untuk memperluas daerah kerja dan memudahkan pengaturan beban agar tepat sesuai dengan tempatnya(Yuliarko, 2017). Mekanisme pemutar dapat dilihat pada gambar 2.14

Gambar 2.14 Gambar Rotation Mechanism Pada perencanaan poros pada slewing dihitung menggunakan rumus berikut:

Momen tekan terhadap peputaran akibat gaya gesek M = (Q+G1+Gg).K.𝑅𝑆

𝑅. 𝛽𝐼 ( N.Rudenko, hal 277 ) Dimana :

Q = bobot muatan (kg)

(15)

𝐺1 = bobot struktur putar (kg) 𝐺𝑔 = bobot pengimbang

K = koefisien gesek gelinding bantalan rol pemutar = 0,05 (jurnal,universitas sumatra utara) 𝑅𝑠 = jari jari jalur lintasan (mm)

R = jari jari rol perputaran (mm)

𝛽1 = faktor yang memperhitungkan tambahan akibat gaya gesek pada nap atau akibat luncuran lateral rol pada jalur ( untuk rol silindris ) = 1,2-1,3

Menghitug kecepatan putar pada slewing V = 𝜋.𝐷.𝑛

1000.60

Dimana :

V = kecepatan linier = m/s D = diameter lingkar gear = mm n = kecepatan putar crane = rpm Motor penggerak

N = 𝑀 .𝑛𝑐𝑟

71620.η ( N.Rudenko, hal 281 ) Dimana :

N = daya motor

M = momen tekan terhadap gaya gesek 𝑛𝑐𝑟 = kecepatan putar crane

𝜂 = efisiensi penggerak

Perbandingan transmisi sementara I = 𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

𝑛

Dimana:

i = perbandingan reduksi ( reduksi ijin roda gigi lurus 1:7 ) (Sularso, 1997) 𝑛𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = putaran motor yang sudah direducer (rpm)

n = kecepatan putar crane (rpm) Menentukan jumlah gigi (Z) Z 1 = 𝐷1

𝑚

dimana

m = modul dipilih 6

𝛼 = jarak sumbu poros diambil 20°

(16)

Selanjutnya menentukan momen puntir : T = 9,74 x 105 x (Pd

𝑛) Dimana :

Pd = daya rencana n = rpm

selanjuntya menentukan diameter poros : ds = (5,1

𝛿𝑎)𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝑇 (2.24) dimana :

σa = tegangan ijin

Kt = faktor koreksi untuk momen puntir Cb = faktor kelenturan

Perencanaan daya motor traveling N = (Q𝑥V

75𝑥n) Dimana :

Q = kapasitas beban

V = kecepatan (direncanakan)

Ƞ = efisien penggerak (0,80) ( N.Rudenko hal 299) 6. Jib/Boom

Jib atau boom, merupakan lengan crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun dalam sistem rangka batang (jurnal pnj). Jib pada crane dapat dilihat pada gambar 2.15

Pada perencanaan boom / lengan crane ini digunakan adalah tipe girder tunggal profil yang dipilih menggunakan profil I beam dengan pengangkat/hoist yang bergerak pada rel.

Gambar 2.15 Gambar Boom pada Jib Crane

momen maksimum yang terjadi dengan memperhatikan factor dinamis adalah:

(17)

Mmaks = ¼ . ψ . (Q + Go) . L + 1/8 . ψ . φ . q . L2 dimana :

Q = beban angkat maksimum Go = berat total hoisting L = panjang

q = berat girder troli permeter

ψ = factor golongan (diambil 1,4 untuk penggunaan industri)

φ = koefisien dinamik (diambil 1 untuk kecepatan jalan < 60 [m/menit]

Tinjauan terhadap beban momen Mb = σb . Wb

Dimana :

σb = tegangan bengkok girder troli (Rudenko hal 24) Wb = momen tahanan bengkok girder troli

Mencari tegangan bengkok yang diijinkan (σb) : σb = (σp

ψ .φ) dimana :

σp = tegangan patah φ = koefisien dinamik

mencari momen tahanan bengkok yang diijinkan (Wb) : Wb = (1I

2) dimana :

I = momen inersia girder troli h = tinggi girder troli

Perhitungan defleksi pada gelagar.

a). Defleksi Maksimum karena bebannya sendiri.

δ’ = ( G

E.𝑖𝑥) + (5𝐿3

384) (Rudenko hal 320) dimana :

G = bobot girder (kg)

E = modulus elastisitas (kg/cm2) lx = momen inersia (cm4) Ir.Mohd

(18)

b). Defleksi karena beban yang bekerja δ” = ( P

48E.𝑖𝑥) (𝐿 − 𝑏)[𝐿2+ (𝐿 + 𝑏)2] dimana :

P = beban yang bekerja pada girder (kg) L = panjang girder (cm)

b = lebar profil (cm), c). Defleksi Total

δt = δ’ + δ” (cm) (Rudenko hal 320) dimana :

δ’ = Defleksi maksimum karena beban sendiri (cm) δ”= Defleksi karena beban bekerja (cm)

d). Kapasitas actual pembebanan yang diijinkan M = W.L

Dimana

M= tegangan bending yang diijinkan W = berat muatan

l= panjang jangkauan 7. Pillar

Pillar adalah Komponen vertikal yang digunakan untuk menopang boom pada tiang dan sistem berdiri bebas. Gambaran dari pillar pada jib crane dapat dilihat pada gambar 2.16.

Pillar pada jib crane ini didesain menggunakan batang berongga yang berdiri di lantai bangunan. Pillar ditancapkan vertikal didalam tanah yang dikunci dengan baut sehingga mengkokohkan untuk crane berdiri tegak setinggi kurang lebih 6 m.

(19)

Gambar 2.16 Gambar Pillar pada Jib Crane dan Gaya yang Mempengaruhinya.

Defleksi kisi rangka batang jembatan jalan dapat ditentukan sampai ketelitian 10 persen dengan rumus, yaitu:

𝛿" = 1,2 40 𝑀𝐿32

384.𝑒.𝑙𝑚

Dimana:

𝑀 = Momen desain akibat beban gerak (kg.cm) 𝐿 = Panjang bentangan (cm)

𝑒 = Modulus elastisitas

1,2 = Koefisien deformasi batang penopang miring 𝐼𝑚 = Momen inersia total

Sedangkan untuk mencari momen inersia total pada rangka batang, yaitu:

I m = (F atas + F bawah) 2

4

Keterangan:

𝐹𝑎𝑡𝑎𝑠 = Luas penampang gross batang tepi atas (𝑐𝑚2)

𝐹𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = Luas penampang lintang gross batang tepi bawah (𝑐𝑚2) ℎ = tinggi rangka batang

Gambar

Gambar 2.1 Gambar Tower Crane
Gambar 2.3 Gambar Crawler Crane
Gambar 2.5 Gambar Hoist Crane
Gambar 2.7 Gambar Pillar Jib Crane
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rawuhipun kinurmatan ungeling gendhing : Ladrang Wilujeng Kalajengaken adicoro pasrah tinampi. Kalajengaken adicoro

Pada Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, khususnya pada Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) penyampaian informasi masih bersifat manual yang dicatat pada buku register dan

Menimbang : bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2016 tentang Pengangkatan Pegawai

Seminar Nasional Hasil Riset Kelautan dan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.. Hariati,

1 Mencuri atau merampas barang milik orang lain 100 2 Membawa dan atau menggunakan senjata tajam atau senjata api 100 3 Menggunakan dan atau membawa narkoba, miras, ganja

Prinsip melakukan aktivitas/pemberian asuhan keperawatan adalah harus Prinsip melakukan aktivitas/pemberian asuhan keperawatan adalah harus dapat bekerja sama dengan

Makanan ringan ekstrudat adalah makanan ringan yang dibuat melalui  proses ekstrusi dari bahan baku tepung dan atau pati untuk pangan dengan  penambahan bahan makanan lain

Persoalan pengambilan keputusan dengan tujuan jamak (multiple attribute decision making) menjadi lebih mudah apabila pengambil keputusan mampu membuat ranking kepentingan dari