• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus Monodon) Menggunakan Logika Fuzzy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus Monodon) Menggunakan Logika Fuzzy"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT

UDANG WINDU (Penaeus monodon)

MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

DARMAWAN SETYABUDI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

DARMAWAN SETYABUDI. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus

monodon) Menggunakan Logika Fuzzy. Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG dan YENI HERDIYENI.

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan salah satu jenis udang yang sangat menarik dan

menguntungkan untuk dipelihara. Kendala terbesar dari pemeliharaan udang windu ini adalah penyakit yang sering menyerang udang dengan masa inkubasi yang cukup pendek sehingga dapat sangat merugikan petani karena bisa mengakibatkan kematian masal. Saat ini diagnosa penyakit

udang windu dilakukan dengan cara mikroskopis dan gejala klinis. Diagnosa mikroskopis jika

menggunakan cara konvensional (laboratorium) membutuhkan waktu yang lama. Di lain pihak,

menggunakan cara modern yaitu PCR (polimer chain reaction) cepat tetapi memerlukan biaya

yang mahal. Diagnosa melalui gejala klinis memerlukan keahlian dari seorang pakar.

Sistem pakar yang dibangun dalam penelitian ini mengadopsi kemampuan seorang pakar

dalam mendiagnosa penyakit udang windu melalui gejala klinis. Output dari sistem yang

dibangun diharapkan dapat membantu petani untuk mendiagnosa penyakit udang windu secara cepat dan tepat, sehingga penyakit udang windu dapat didiagnosa sedini mungkin sebelum

menimbulkan kerugian yang besar. Input yang dibutuhkan oleh sistem ini adalah bobot, umur,

keadaan lingkungan air tambak, perilaku udang. Data lainnya adalah pemeriksaan general per

bagian tubuh udang yang dilanjutkan dengan pemeriksaan detail kelainan pada bagian tertentu tubuh udang. Untuk pendeteksian jenis penyakit dilakukan dengan teknik pelacakan ke belakang (backward chainning). Logika fuzzy digunakan untuk mendeteksi tingkat keparahan penyakit udang windu karena dinilai sangat tepat untuk mengadopsi kemampuan pakar dalam hal ini ke

dalam sistem pakar yang dibangun. Logika fuzzy yang digunakan adalah metode Mamdani dengan

metode defuzifikasi Centroid.

Sistem pakar dilengkapi dengan fasilitas penjelasan mengenai identitas udang, status kelayakan lingkungan, jenis penyakit, informasi penyakit, tingkat keparahan penyakit dan langkah apa yang harus dilakukan untuk menangani udang yang terserang penyakit dengan tingkat keparahan tertentu. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan didapatkan akurasi 95% untuk diagnosa jenis penyakit sedangkan untuk tingkat keparahan penyakit akurasinya 85%.

(3)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT

UDANG WINDU (Penaeus monodon)

MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Darmawan Setyabudi

G06400033

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul

: Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (

Penaeus

monodon

) menggunakan Logika

Fuzzy

Nama

: Darmawan Setyabudi

NRP

: G06400033

Menyetujui:

Pembimbing I,

Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom.

NIP. 132206235

Pembimbing II,

Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom.

NIP. 132282665

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S

NIP. 131473999

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 22 Desember 1981 dari pasangan Kabul Tjipto Oetomo dan Umi Nurwiyamah. Penulis merupakan anak bungsu dari lima bersaudara.

Penulis menyelesaikan di SMU Negeri 1 Genteng, Banyuwangi dan lulus pada tahun 2000. Di tahun yang sama diterima masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama kuliah penulis aktif dalam kegiatan UKM PASERASA Seroja Putih, beberapa perguruan pencak silat dan tenaga dalam, pesantren-pesantren salaf dan organisasi kedaerahan (OMDA). Penulis pernah juga melakukan Praktik Kerja Lapang di Rumah Sakit Azra Bogor mulai

bulan Januari 2004 sampai Maret 2004 dengan bidang kajian Sistem Informasi General Ledger

(6)

v

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada ya Robbi Allah SWT, karena hanya dengan izin dan kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian dan karya

tulis ilmiah dengan judul Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus monodon)

Menggunakan Logika Fuzzy.

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang terlalu besar untuk disyukuri.

”Hidup ini adalah untaian hikmah dan syukur” (Laa haula walaa quwwata illa billaahil

‘aliyyil ‘azhim. Ya Alhamdulillah).

2. Kedua Orang tuaku, kakak-kakakku, keponakan-keponakanku dan semua keluargaku. Terima

kasih untuk dukungan, bantuan dan pengertiannya yang sangat besar.

3. Istriku tersayang, Vina atas dorongan, pengertian dan cintanya.

4. Bapak angkatku Bapak Wakidi Guntoro dan para guruku atas semua bantuan, nasehat,

dorongan dan pelajaran tentang pencarian jati diri, tujuan hidup, dan agama yang diberikan pada penulis.

5. Ibu Imas Sukaesih Sitanggang, S.Si., M.Kom. dan Ibu Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom. selaku

dosen pembimbing penulis.

6. Ibu Sri Nurhayati, S.Si., M.Si. selaku pakar yang selalu meluangkan waktu dalam

memberikan pengetahuan tentang penyakit udangwindu kepada penulis.

7. Bapak Irman Hermadi, S.Kom., MS. Yang bersedia meluangkan waktu sebagai penguji hasil

penelitian ini.

8. Sohib karibku Mushthofa yang banyak membantu dalam penyelesaian penelitian ini, juga

Asep, Uus Gede dan asisten pakar Dek Huda. Terimakasih atas waktu, tenaga, dan pikiran yang diberikan.

9. Teman-teman kumpul serumah dan seperjuangan C-14a (Mas Puji (Ustd. Hamdan), Mush Jo,

Tabah, TB, Mas Soni dan istri, Mas Iful, Romo, Acoy, Bembeng) atas dorongan, pengertian dan rasa kekeluargaanya yang sangat besar.

10. Keluarga YIC Al Ghazaly (K.H. Muhammad al Musthofa AbN dan istri, Muna, Nadia,

Tasnim dan Obi) dan keluarga Padepokan Lembah Ciparay (Abah Toni sekeluarga) terima kasih atas keakraban dan rasa kekeluargaan yang besar kepada penulis

11. Adik-adikku: Nia (Adhe’), Ulfa Abah Toni, Lia, Pipit dan Dita terima kasih atas rasa

kekeluargaan dan bantuannya.

12. Teman-teman seperjuangan di YIC Al Ghazaly: Mas Heri (Ketua DPC PKB Bogor), Mas

Yeyen, Cak Nul (Ustd. Zen), Mas Adam.

13. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilkom atas ilmu dan pelayanannya.

14. Teman-teman ilkomerz ’37, ilkomerz, Paserasa Seroja Putih, Lare’ Blambangan (LABA),

Maroner’s dan IKAWANGI.

15. Semua pihak yang belum tertulis di sini yang jasanya sangat besar terhadap penulis.

Penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan penelitian ini. Untuk itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun untuk melakukan perbaikan penyusunan penelitian ini.

Bogor, Mei 2007

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...vii

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Tujuan... 1

Lingkup Penelitian... 1

Manfaat... 1

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pakar ... 2

Pengertian Sistem Pakar ... 2

Struktur Sistem Pakar ... 2

Teknik Forward Chaining... 3

Teknik Backward Chaining... 3

Modul Penyusun Sistem Pakar ... 4

Sistem Fuzzy... 4

Logika Fuzzy... 4

Penyakit Udang Windu... 5

Virus ... 6

Bakteri ... 6

Fungi/Jamur ... 6

Parasites and commensals... 6

Faktor Abiotik (Non-infectious dan Toxic Diseases)... 6

METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran ... 6

Pendekatan Sistem... 7

Rancang Bangun Sistem ... 7

Tahap Implementasi ... 8

Tahap Uji Coba... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan ... 8

Akuisisi Pengetahuan ... 8

Model Sistem... 9

Disain Sistem... 10

Implementasi ... 12

Uji Coba ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 13

Saran... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Struktur sistem pakar (Marimin, 2002) ... 3

2 Pelacakan ke depan ... 3

3 Pelacakan ke belakang ... 3

4 Model fungsi keanggotaan gugus fuzzy... 4

5 Alur penyelesaian menggunakan metode fuzzy (Marimin, 2002)... 5

6 Tahap rancang bangun sistem pakar (Marimin, 2002) ... 7

7 Alur program sistem diagnosa penyakit udang windu ... 7

8 Model penarikan keputusan dengan logika fuzzy untuk penyakit MBV ... 10

9 Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kerusakan organ ... 11

10 Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kulit bengkak... 12

11 Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kulit luka ... 12

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Tingkat nafsu makan berdasarkan bobot. ... 15

2 Kategori pertumbuhan udang berdasarkan umur dan bobot udang. ... 16

3 Jenis pakan ... 17

4 Tingkat kepadatan ... 17

5 Tingkat kematian... 17

6 Tingkat kelayakan suhu air tambak... 17

7 Tingkat kelayakan salinitas air tambak ... 17

8 Tingkat kelayakan pH air tambak. ... 17

9 Tingkat kelayakan O2 air tambak. ... 18

10 Tingkat kelayakan kecerahan air tambak ... 18

11 Tingkat kelayakan NH3 air tambak... 18

12 Ciri khusus penyakit... 18

13 Perilaku dan morfologi udang sehat. ... 19

14 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit MBV... 19

15 Masa inkubasi MBV... 20

16 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit BP ... 20

(9)

18 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit WSBV ... 21

19 Masa inkubasi WSBV ... 22

20 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Vibriosis... 22

21 Masa inkubasi Vibriosis... 23

22 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Ricketsia... 23

23 Masa inkubasi Ricketsia... 24

24 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Mycosis... 24

25 Masa inkubasi Mycosis... 25

26 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Fusarium... 25

27 Masa inkubasi Fusarium... 26

28 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Microsporodian... 27

29 Masa inkubasi Microsporodian... 27

30 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Gill, Appandage dan Faouling... 28

31 Masa inkubasi Gill, Appandage dan Faouling... 28

32 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Gas Bubble... 29

33 Masa inkubasi Gas Bubble... 29

34 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Hemocitic Enteritis... 30

35 Masa inkubasi Hemocytic Enteritis... 30

36 Grafik keanggotaan himpunan fuzzy untuk penentuan penyakit MBV ... 31

37 Disain sistem ... 32

38 Gambar udang sehat dan morfologinya... 33

39 Tampilan Menu Utama Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Peneaus monodon) menggunakan Logika Fuzzy... 33

40 Tampilan input identitas udang dan kondisi air tambak... 34

41 Tampilan input perilaku udang... 34

42 Tampilan input pemeriksaan gejala klinis ... 35

43 Tampilan input pemeriksaan klinis detail (untuk penyakit MBV) ... 35

44 Aturan untuk udang yang terserang penyakit MBV ... 36

45 Tampilan hasil diagnosa (untuk penyakit MBV) ... 36

46 Tampilan fasilitas penjelas (untuk penyakit MBV)... 37

47 Contoh uji coba dengan metode black box... 37

(10)

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan potensi sumberdaya laut dan perikanan. Karena itu pemerintah dalam Program Peningkatan Ekspor Perikanan (PROTEKAN) 2003 masih menjadikan udang sebagai komoditas unggulan yang diharapkan menarik devisa sebesar 6,78 miliar dolar Amerika dari keseluruhan target ekspor perikanan sebesar 7,6 miliar dolar Amerika. Pada tahun 2005/2006 target itupun tidak turun secara signifikan. Dari sekian banyak jenis udang, udang windu yang mempunyai nama

latin Penaeus monodon adalah udang yang

paling potensial untuk dikembangkan.

Budidaya udang windu di tambak sangat menggiurkan keuntungannya, tetapi dibalik itu ternyata budidaya udang windu banyak menyimpan permasalahan yang diakibatkan oleh penyakit yang menyerang udang windu.

Serangan penyakit inilah yang banyak

menyurutkan para petambak untuk

membudidayakan udang windu, karena sekali terserang penyakit yang akhirnya menjadi wabah, petambak bisa gagal panen dan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu penyakit pada udang windu harus bisa dideteksi sedini mungkin jangan sampai penyakit itu menjadi suatu wabah yang menyerang semua udang ditambak tersebut.

Penyakit pada udang windu dapat dideteksi dengan cepat dari gejala klinis yang tampak pada fisik udang windu. Walaupun tingkat keakurasiannya tidak mencapai 100%, tetapi diagnosa penyakit udang secara klinis ini sangat diperlukan, karena dapat dengan segera diambil kesimpulan secara cepat mengenai penyakit yang menyerang udang tersebut sehingga dapat segera diambil tindakan yang paling tepat. Tetapi diagnosa penyakit udang windu berdasarkan gejala klinis membutuhkan seorang yang benar-benar ahli dalam bidang ini. Diagnosa yang akurat hanya dapat diperoleh dengan test laboratorium, tetapi cara mikroskopis ini membutuhkan waktu yang cukup lama, peralatan yang mahal dan tenaga ahli.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem pakar untuk diagnosa penyakit pada udang windu pada tahap pembesaran dengan melihat gejala klinis yang terjadi. Diagnosa dengan menggunakan komputer diharapkan dapat mempermudah pekerjaan. Sistem yang dibuat dalam penelitian ini adalah

sistem pakar karena sistem pakar dilengkapi dengan kemampuan berfikir dan penarikan

kesimpulan berdasarkan input atau data dari

pengamatan yang dimasukkan.

Pada penelitian ini data yang

digunakan berupa ilmu pengetahuan dan fakta sehingga sistem pakar merupakan suatu perangkat lunak yang sesuai untuk pemecahan masalah diagnosa penyakit pada udang windu (Penaeus monodon).

Sistem ini diharapkan dapat membantu para petambak udang windu dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendeteksi suatu penyakit udang windu pada tahap pembesaran sedini mungkin sehingga para petambak dapat segera mengambil keputusan yang tepat

dalam menghadapi kasusnya. Dalam

implementasinya sistem ini menggunakan

teknik pelacakan ke depan (forward

chaining), teknik pelacakan ke belakang (backward chaining) dan logika fuzzy, dalam melakukan penarikan kesimpulan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem pakar diagnosa penyakit udang windu pada tahap

pembesaran (post larva sampai dengan

panen).

Lingkup Penelitian

Dalam sistem diagnosa penyakit udang windu ini dibatasi pada sebelas jenis penyakit

udang windu yang sering menyerang

budidaya udang windu di Indonesia.

Input pada sistem ini adalah identitas udang, kondisi air tambak dan gejala-gejala klinis yang terjadi pada udang. Data tersebut kemudian akan dianalisis oleh sistem untuk

menghasilkan output berupa status identitas

udang, status keadaan air tambak, jenis penyakit dan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang tersebut juga rekomendasi untuk menangani semua keadaan yang telah terdeteksi oleh sistem.

Manfaat

(11)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT

UDANG WINDU (Penaeus monodon)

MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

DARMAWAN SETYABUDI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

DARMAWAN SETYABUDI. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus

monodon) Menggunakan Logika Fuzzy. Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG dan YENI HERDIYENI.

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan salah satu jenis udang yang sangat menarik dan

menguntungkan untuk dipelihara. Kendala terbesar dari pemeliharaan udang windu ini adalah penyakit yang sering menyerang udang dengan masa inkubasi yang cukup pendek sehingga dapat sangat merugikan petani karena bisa mengakibatkan kematian masal. Saat ini diagnosa penyakit

udang windu dilakukan dengan cara mikroskopis dan gejala klinis. Diagnosa mikroskopis jika

menggunakan cara konvensional (laboratorium) membutuhkan waktu yang lama. Di lain pihak,

menggunakan cara modern yaitu PCR (polimer chain reaction) cepat tetapi memerlukan biaya

yang mahal. Diagnosa melalui gejala klinis memerlukan keahlian dari seorang pakar.

Sistem pakar yang dibangun dalam penelitian ini mengadopsi kemampuan seorang pakar

dalam mendiagnosa penyakit udang windu melalui gejala klinis. Output dari sistem yang

dibangun diharapkan dapat membantu petani untuk mendiagnosa penyakit udang windu secara cepat dan tepat, sehingga penyakit udang windu dapat didiagnosa sedini mungkin sebelum

menimbulkan kerugian yang besar. Input yang dibutuhkan oleh sistem ini adalah bobot, umur,

keadaan lingkungan air tambak, perilaku udang. Data lainnya adalah pemeriksaan general per

bagian tubuh udang yang dilanjutkan dengan pemeriksaan detail kelainan pada bagian tertentu tubuh udang. Untuk pendeteksian jenis penyakit dilakukan dengan teknik pelacakan ke belakang (backward chainning). Logika fuzzy digunakan untuk mendeteksi tingkat keparahan penyakit udang windu karena dinilai sangat tepat untuk mengadopsi kemampuan pakar dalam hal ini ke

dalam sistem pakar yang dibangun. Logika fuzzy yang digunakan adalah metode Mamdani dengan

metode defuzifikasi Centroid.

Sistem pakar dilengkapi dengan fasilitas penjelasan mengenai identitas udang, status kelayakan lingkungan, jenis penyakit, informasi penyakit, tingkat keparahan penyakit dan langkah apa yang harus dilakukan untuk menangani udang yang terserang penyakit dengan tingkat keparahan tertentu. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan didapatkan akurasi 95% untuk diagnosa jenis penyakit sedangkan untuk tingkat keparahan penyakit akurasinya 85%.

(13)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT

UDANG WINDU (Penaeus monodon)

MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Darmawan Setyabudi

G06400033

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

Judul

: Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (

Penaeus

monodon

) menggunakan Logika

Fuzzy

Nama

: Darmawan Setyabudi

NRP

: G06400033

Menyetujui:

Pembimbing I,

Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom.

NIP. 132206235

Pembimbing II,

Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom.

NIP. 132282665

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S

NIP. 131473999

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 22 Desember 1981 dari pasangan Kabul Tjipto Oetomo dan Umi Nurwiyamah. Penulis merupakan anak bungsu dari lima bersaudara.

Penulis menyelesaikan di SMU Negeri 1 Genteng, Banyuwangi dan lulus pada tahun 2000. Di tahun yang sama diterima masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama kuliah penulis aktif dalam kegiatan UKM PASERASA Seroja Putih, beberapa perguruan pencak silat dan tenaga dalam, pesantren-pesantren salaf dan organisasi kedaerahan (OMDA). Penulis pernah juga melakukan Praktik Kerja Lapang di Rumah Sakit Azra Bogor mulai

bulan Januari 2004 sampai Maret 2004 dengan bidang kajian Sistem Informasi General Ledger

(16)

v

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada ya Robbi Allah SWT, karena hanya dengan izin dan kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian dan karya

tulis ilmiah dengan judul Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Penaeus monodon)

Menggunakan Logika Fuzzy.

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang terlalu besar untuk disyukuri.

”Hidup ini adalah untaian hikmah dan syukur” (Laa haula walaa quwwata illa billaahil

‘aliyyil ‘azhim. Ya Alhamdulillah).

2. Kedua Orang tuaku, kakak-kakakku, keponakan-keponakanku dan semua keluargaku. Terima

kasih untuk dukungan, bantuan dan pengertiannya yang sangat besar.

3. Istriku tersayang, Vina atas dorongan, pengertian dan cintanya.

4. Bapak angkatku Bapak Wakidi Guntoro dan para guruku atas semua bantuan, nasehat,

dorongan dan pelajaran tentang pencarian jati diri, tujuan hidup, dan agama yang diberikan pada penulis.

5. Ibu Imas Sukaesih Sitanggang, S.Si., M.Kom. dan Ibu Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom. selaku

dosen pembimbing penulis.

6. Ibu Sri Nurhayati, S.Si., M.Si. selaku pakar yang selalu meluangkan waktu dalam

memberikan pengetahuan tentang penyakit udangwindu kepada penulis.

7. Bapak Irman Hermadi, S.Kom., MS. Yang bersedia meluangkan waktu sebagai penguji hasil

penelitian ini.

8. Sohib karibku Mushthofa yang banyak membantu dalam penyelesaian penelitian ini, juga

Asep, Uus Gede dan asisten pakar Dek Huda. Terimakasih atas waktu, tenaga, dan pikiran yang diberikan.

9. Teman-teman kumpul serumah dan seperjuangan C-14a (Mas Puji (Ustd. Hamdan), Mush Jo,

Tabah, TB, Mas Soni dan istri, Mas Iful, Romo, Acoy, Bembeng) atas dorongan, pengertian dan rasa kekeluargaanya yang sangat besar.

10. Keluarga YIC Al Ghazaly (K.H. Muhammad al Musthofa AbN dan istri, Muna, Nadia,

Tasnim dan Obi) dan keluarga Padepokan Lembah Ciparay (Abah Toni sekeluarga) terima kasih atas keakraban dan rasa kekeluargaan yang besar kepada penulis

11. Adik-adikku: Nia (Adhe’), Ulfa Abah Toni, Lia, Pipit dan Dita terima kasih atas rasa

kekeluargaan dan bantuannya.

12. Teman-teman seperjuangan di YIC Al Ghazaly: Mas Heri (Ketua DPC PKB Bogor), Mas

Yeyen, Cak Nul (Ustd. Zen), Mas Adam.

13. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilkom atas ilmu dan pelayanannya.

14. Teman-teman ilkomerz ’37, ilkomerz, Paserasa Seroja Putih, Lare’ Blambangan (LABA),

Maroner’s dan IKAWANGI.

15. Semua pihak yang belum tertulis di sini yang jasanya sangat besar terhadap penulis.

Penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan penelitian ini. Untuk itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun untuk melakukan perbaikan penyusunan penelitian ini.

Bogor, Mei 2007

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...vii

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Tujuan... 1

Lingkup Penelitian... 1

Manfaat... 1

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pakar ... 2

Pengertian Sistem Pakar ... 2

Struktur Sistem Pakar ... 2

Teknik Forward Chaining... 3

Teknik Backward Chaining... 3

Modul Penyusun Sistem Pakar ... 4

Sistem Fuzzy... 4

Logika Fuzzy... 4

Penyakit Udang Windu... 5

Virus ... 6

Bakteri ... 6

Fungi/Jamur ... 6

Parasites and commensals... 6

Faktor Abiotik (Non-infectious dan Toxic Diseases)... 6

METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran ... 6

Pendekatan Sistem... 7

Rancang Bangun Sistem ... 7

Tahap Implementasi ... 8

Tahap Uji Coba... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan ... 8

Akuisisi Pengetahuan ... 8

Model Sistem... 9

Disain Sistem... 10

Implementasi ... 12

Uji Coba ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 13

Saran... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(18)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Struktur sistem pakar (Marimin, 2002) ... 3

2 Pelacakan ke depan ... 3

3 Pelacakan ke belakang ... 3

4 Model fungsi keanggotaan gugus fuzzy... 4

5 Alur penyelesaian menggunakan metode fuzzy (Marimin, 2002)... 5

6 Tahap rancang bangun sistem pakar (Marimin, 2002) ... 7

7 Alur program sistem diagnosa penyakit udang windu ... 7

8 Model penarikan keputusan dengan logika fuzzy untuk penyakit MBV ... 10

9 Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kerusakan organ ... 11

10 Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kulit bengkak... 12

11 Grafik fungsi keanggotaan untuk variabel kulit luka ... 12

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Tingkat nafsu makan berdasarkan bobot. ... 15

2 Kategori pertumbuhan udang berdasarkan umur dan bobot udang. ... 16

3 Jenis pakan ... 17

4 Tingkat kepadatan ... 17

5 Tingkat kematian... 17

6 Tingkat kelayakan suhu air tambak... 17

7 Tingkat kelayakan salinitas air tambak ... 17

8 Tingkat kelayakan pH air tambak. ... 17

9 Tingkat kelayakan O2 air tambak. ... 18

10 Tingkat kelayakan kecerahan air tambak ... 18

11 Tingkat kelayakan NH3 air tambak... 18

12 Ciri khusus penyakit... 18

13 Perilaku dan morfologi udang sehat. ... 19

14 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit MBV... 19

15 Masa inkubasi MBV... 20

16 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit BP ... 20

(19)

18 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit WSBV ... 21

19 Masa inkubasi WSBV ... 22

20 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Vibriosis... 22

21 Masa inkubasi Vibriosis... 23

22 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Ricketsia... 23

23 Masa inkubasi Ricketsia... 24

24 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Mycosis... 24

25 Masa inkubasi Mycosis... 25

26 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Fusarium... 25

27 Masa inkubasi Fusarium... 26

28 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Microsporodian... 27

29 Masa inkubasi Microsporodian... 27

30 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Gill, Appandage dan Faouling... 28

31 Masa inkubasi Gill, Appandage dan Faouling... 28

32 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Gas Bubble... 29

33 Masa inkubasi Gas Bubble... 29

34 Perilaku dan morfologi udang sehat terserang penyakit Hemocitic Enteritis... 30

35 Masa inkubasi Hemocytic Enteritis... 30

36 Grafik keanggotaan himpunan fuzzy untuk penentuan penyakit MBV ... 31

37 Disain sistem ... 32

38 Gambar udang sehat dan morfologinya... 33

39 Tampilan Menu Utama Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu (Peneaus monodon) menggunakan Logika Fuzzy... 33

40 Tampilan input identitas udang dan kondisi air tambak... 34

41 Tampilan input perilaku udang... 34

42 Tampilan input pemeriksaan gejala klinis ... 35

43 Tampilan input pemeriksaan klinis detail (untuk penyakit MBV) ... 35

44 Aturan untuk udang yang terserang penyakit MBV ... 36

45 Tampilan hasil diagnosa (untuk penyakit MBV) ... 36

46 Tampilan fasilitas penjelas (untuk penyakit MBV)... 37

47 Contoh uji coba dengan metode black box... 37

(20)

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan potensi sumberdaya laut dan perikanan. Karena itu pemerintah dalam Program Peningkatan Ekspor Perikanan (PROTEKAN) 2003 masih menjadikan udang sebagai komoditas unggulan yang diharapkan menarik devisa sebesar 6,78 miliar dolar Amerika dari keseluruhan target ekspor perikanan sebesar 7,6 miliar dolar Amerika. Pada tahun 2005/2006 target itupun tidak turun secara signifikan. Dari sekian banyak jenis udang, udang windu yang mempunyai nama

latin Penaeus monodon adalah udang yang

paling potensial untuk dikembangkan.

Budidaya udang windu di tambak sangat menggiurkan keuntungannya, tetapi dibalik itu ternyata budidaya udang windu banyak menyimpan permasalahan yang diakibatkan oleh penyakit yang menyerang udang windu.

Serangan penyakit inilah yang banyak

menyurutkan para petambak untuk

membudidayakan udang windu, karena sekali terserang penyakit yang akhirnya menjadi wabah, petambak bisa gagal panen dan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu penyakit pada udang windu harus bisa dideteksi sedini mungkin jangan sampai penyakit itu menjadi suatu wabah yang menyerang semua udang ditambak tersebut.

Penyakit pada udang windu dapat dideteksi dengan cepat dari gejala klinis yang tampak pada fisik udang windu. Walaupun tingkat keakurasiannya tidak mencapai 100%, tetapi diagnosa penyakit udang secara klinis ini sangat diperlukan, karena dapat dengan segera diambil kesimpulan secara cepat mengenai penyakit yang menyerang udang tersebut sehingga dapat segera diambil tindakan yang paling tepat. Tetapi diagnosa penyakit udang windu berdasarkan gejala klinis membutuhkan seorang yang benar-benar ahli dalam bidang ini. Diagnosa yang akurat hanya dapat diperoleh dengan test laboratorium, tetapi cara mikroskopis ini membutuhkan waktu yang cukup lama, peralatan yang mahal dan tenaga ahli.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem pakar untuk diagnosa penyakit pada udang windu pada tahap pembesaran dengan melihat gejala klinis yang terjadi. Diagnosa dengan menggunakan komputer diharapkan dapat mempermudah pekerjaan. Sistem yang dibuat dalam penelitian ini adalah

sistem pakar karena sistem pakar dilengkapi dengan kemampuan berfikir dan penarikan

kesimpulan berdasarkan input atau data dari

pengamatan yang dimasukkan.

Pada penelitian ini data yang

digunakan berupa ilmu pengetahuan dan fakta sehingga sistem pakar merupakan suatu perangkat lunak yang sesuai untuk pemecahan masalah diagnosa penyakit pada udang windu (Penaeus monodon).

Sistem ini diharapkan dapat membantu para petambak udang windu dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendeteksi suatu penyakit udang windu pada tahap pembesaran sedini mungkin sehingga para petambak dapat segera mengambil keputusan yang tepat

dalam menghadapi kasusnya. Dalam

implementasinya sistem ini menggunakan

teknik pelacakan ke depan (forward

chaining), teknik pelacakan ke belakang (backward chaining) dan logika fuzzy, dalam melakukan penarikan kesimpulan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem pakar diagnosa penyakit udang windu pada tahap

pembesaran (post larva sampai dengan

panen).

Lingkup Penelitian

Dalam sistem diagnosa penyakit udang windu ini dibatasi pada sebelas jenis penyakit

udang windu yang sering menyerang

budidaya udang windu di Indonesia.

Input pada sistem ini adalah identitas udang, kondisi air tambak dan gejala-gejala klinis yang terjadi pada udang. Data tersebut kemudian akan dianalisis oleh sistem untuk

menghasilkan output berupa status identitas

udang, status keadaan air tambak, jenis penyakit dan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang tersebut juga rekomendasi untuk menangani semua keadaan yang telah terdeteksi oleh sistem.

Manfaat

(21)

2

tambak, jenis penyakit, tingkat keparahan penyakit, penyebab, obat, dan pencegahan penyakit pada udang windu sehingga sangat membantu para petambak dalam penanganan penyakit udang windu.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pakar

Pengertian Sistem Pakar

Sistem pakar adalah perangkat lunak yang mengadopsi keahlian seorang pakar dalam bidang tertentu, sehingga keahlian itu dapat

digunakan oleh pengguna tanpa perlu

menggunakan tenaga jasa keahlian dari ahli secara langsung tetapi sudah tergantikan oleh sistem komputer. Menurut Marimin (2002), tujuan utama rekayasa sistem pakar adalah untuk mempermudah kerja atau bahkan

mengganti kemampuan tenaga ahli,

menggabungkan kemampuan beberapa tenaga ahli, atau bahkan untuk melatih tenaga ahli baru. Sistem pakar digunakan sebagai alat untuk memecahkan persoalan yang bersifat

analitis: intrepretasi dan diagnostik, sintesis,

dan integrasi. Sistem pakar mempunyai keungulan dibandingkan dengan seorang pakar. Pada sistem pakar, kepakaran seorang pakar dapat dimanfaatkan masyarakat tanpa perlu kehadiran pakarnya, mencakup keseluruhan dari kepakaran tersebut secara sistematis, serta memungkinkan untuk menangani masalah kompleks dengan lebih cepat. Dengan adanya sistem pakar kepakaran seorang pakar tetap dapat dimanfaatkan secara terus menerus walaupun pakarnya telah tidak dapat bekerja.

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan

keputusan (inference rules) dengan basis

pengetahuan tertentu (knowledge base) yang

diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang

selanjutnya digunakan dalam proses

pengambilan keputusan untuk penyelesaian suatu masalah tertentu.

Struktur Sistem Pakar

Pada prinsipnya komponen sistem pakar (Marimin 2002) meliputi :

1 Fasilitas akuisisi ilmu pengetahuan

Fasilitas akuisisi ilmu pengetahuan

adalah komponen yang melakukan

pengumpulan fakta, data, dan kaidah berdasarkan pengetahuan yang diperlukan. Pengetahuan ini biasanya diperoleh dari

akuisisi pengetahuan para ahli di bidang itu, literatur-literatur dan penyeleksian hasil induksi dan deduksi para pakar tentang pengetahuan tersebut.

2 Sistem berbasis pengetahuan (knowledge

base)

Basis pengetahuan merupakan inti

dari sistem pakar dimana basis

pengetahuan merupakan representasi

pengetahuan dan dapat juga menyimpan, mengorganisasikan pengetahuan dari seorang pakar. Basis pengetahuan ini merupakan sumber kecerdasan sistem dan dimanfaatkan oleh mesin inferensi untuk

mengambil suatu keputusan. Basis

pengetahuan ini terdiri dari fakta yang berupa informasi tentang objek, dan

kaidah (rule) yang merupakan informasi

tentang cara bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

3 Mesin inferensi (inference engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar yang bertugas

memanipulasi dan mengarahkan

pengetahuan dari basis pengetahuan sehingga tercapai suatu kesimpulan. Tugas utama dari mesin inferensi adalah

menguji fakta dan kaidah serta

menambah fakta baru jika

memungkinkan serta memutuskan

perintah sesuai dengan hasil penalaran yang telah dilakukan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian.

Strategi penalaran terdiri dari

strategi penalaran pasti (exact reasoning)

dan strategi penalaran tak pasti (inexact

reasoning). Exact reasoning dilakukan jika semua data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan telah tersedia dalam basis pengetahuan, sedangkan inexact reasoning dilakukan jika ditemukan keadaan data yang akan

dieksekusi ataupun kaidah (rules) yang

digunakan sebagai alat pengambil

keputusan mengalami ketidakpastian.

Contoh-contoh strategi penalaran pasti

menggunakan modus ponens, modus

tollens, dan teknik resolusi.

Kaidah modus ponen dapat

digambarkan sebagai berikut :

A → B

A____ B

(22)

3

maka dapat diambil kesimpulan bahwa kaidah B juga benar.

Kaidah modus tollens dapat

digambarkan sebagai berikut :

A → B

~ B____ ~ A

Artinya: Apabila ada kaidah A dan B dan diketahui bahwa kaidah B salah maka dapat diambil kesimpulan bahwa kaidah A juga salah.

Strategi pengendalian berperan

dalam penentuan alur pada proses

penalaran. Ada tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu pelacakan ke

depan (forward chaining), pelacakan ke

belakang (backward chaining) dan yang

terakhir adalah gabungan dari kedua teknik tersebut.

4 Fasilitas untuk penjelasan dan justifikasi

Fasilitas ini digunakan untuk

memberikan keterangan tentang

rekomendasi sistem yang merupakan hasil proses inferensi berdasarkan penalaran-penalaran yang dilakukan baik secara diagnosa, perlakuan dan komplikasi.

5 Komponen antarmuka pengguna dan

pemakai (user interface)

Merupakan bagian sangat penting

untuk kelancaran komunikasi antara

pengguna dengan sistem. Salah satu penghubung yang biasa digunakan adalah tanya jawab konvensional.

Struktur komponen sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur Sistem Pakar (Marimin 2002).

Teknik Forward Chaining

Teknik pelacakan ke depan adalah teknik penarikan inferensi berdasarkan sekumpulan data menuju suatu kesimpulan yang dapat

ditarik. Teknik forward chaining yaitu metode

penalaran yang bergerak dari bagian IF menuju bagian THEN. Diagramnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Pelacakan ke depan.

Dapat dijelaskan bahwa Gambar 2 dari hasil observasi dihasilkan fakta 1, fakta 2, fakta 3, fakta 4, dan fakta 5. Dari fakta 1 dan fakta 3 dengan menggunakan kaidah A diperoleh fakta baru yaitu fakta b1. Fakta 2 dan fakta 4 dengan menggunakan kaidah B diperoleh fakta b2. Fakta b2 dan fakta 5 dengan menggunakan kaidah C diperoleh fakta b3. Dari fakta b1 dan b3 dengan menggunakan kaidah D diperoleh kesimpulan dari fakta-fakta observasi tersebut.

Teknik Backward Chaining

Teknik pelacakan ke belakang adalah teknik penarikan inferensi berdasarkan suatu pembuktian kesimpulan dengan sekumpulan

data yang ada. Teknik backward chaining

merupakan kebalikan dari teknik forward

chaining sehingga metode penalarannya dari bagian THEN menuju bagian IF. Diagramnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Pelacakan ke belakang.

Dari Gambar 3 dijelaskan bahwa dari hasil observasi dihasilkan fakta 1, fakta 2, fakta 3, fakta 4, dan fakta 5. Kesimpulan didapat dari kaidah D, sedangkan kaidah D membutuhkan fakta b1 dan fakta b3. Pembuktian dilanjutkan dengan cara mencari fakta b1 dan fakta b3 pada kumpulan data hasil observasi. Karena fakta b1 dan fakta b3 tidak ada pada data hasil observasi maka fakta

b1 dan fakta b3 dijadikan sub goal baru yang

(23)

4

fakta 3 dalam pembentukannya. Setelah dilakukan pencarian pada hasil observasi ternyata terdapat fakta 1 dan fakta 3, maka kaidah A yang menghasilkan fakta b1 adalah valid. Pembuktian ini dilakukan untuk semua fakta dan kaidah yang ada. Jika semua terbukti maka kesimpulan bernilai benar tapi jika ternyata ada salah satu saja kaidah yang tidak terbukti maka kesimpulan itu bernilai salah.

Modul Penyusun Sistem Pakar

Penyusunan sistem pakar berdasarkan 3 modul utama, yaitu :

1 Modul penerimaan pengetahuan

(knowledge acquisition module)

Pada tahap ini sistem menerima pengetahuan dari pakar. Dalam tahap

pengumpulan pengetahuan-pengetahuan

untuk mengembangkan sistem, dibutuhkan

bantuan knowledge engineer sebagai

penghubung antara sistem dan pakar.

2 Modul konsultasi (consultation module)

Pada tahap ini pengguna

berinteraksi dengan sistem dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh sistem. Dari hasil jawaban

pengguna inilah akhirnya sistem

memberikan jawaban atas pertanyaan pengguna.

3 Modul penjelasan (explanation module)

Sistem memberikan penjelasan

kepada sistem tentang keputusan yang diambil oleh sistem.

Sistem Fuzzy

Sistem fuzzy merupakan salah satu

teknik pengambilan keputusan melalui

pendekatan logika fuzzy yang dapat

mengekspresikan ketidakpastian dalam bahasa

sehari-hari, secara matematis. Sistem fuzzy

merupakan penduga numerik yang terstruktur

dan dinamik. Sistem ini mempunyai

kemampuan untuk mengembangkan sistem pakar dalam lingkungan yang tidak pasti dan tidak tepat.

Fungsi keanggotaan mempresentasikan derajat kedekatan suatu objek terhadap atribut tertentu, sedangkan pada teori probabilitas lebih pada penggunaan frekuensi relatif (Ross 2005). Secara umum fungsi keanggotaan dari sistem fuzzy dapat direpresentasikan menjadi beberapa

model, di antaranya Trianguler, Trapezoidal,

Gaussian, Generalized Bell. Yang membedakan di antara keempatnya adalah fungsi yang digunakan untuk menentukan

perubahan derajat keanggotaannya (µA(x)),

seperti pada Gambar 4.

(a). Triangular (b). Trapezoidal (c).

Gaussian (d). Generalized Bell

Gambar 4 Model fungsi keanggotaan gugus

fuzzy.

Logika Fuzzy

Menggunakan logika fuzzy dunia nyata

bisa lebih mudah direpresentasikan ke dalam

sistem pakar. Logika fuzzy merupakan bagian

dari logika boolean, yang digunakan untuk

menangani konsep derajat kebenaran, yaitu nilai kebenaran antara benar dan salah atau dengan rentang nilai [0 1] untuk beragam

kemungkinan pilihan berdasarkan nilai

variabel.

Salah satu fitur yang menarik dari

logika fuzzy adalah dapat digunakan untuk

memodelkan informasi yang mengandung

ketidakjelasan melalui konsep bilangan fuzzy,

dan dapat memproses bilangan-bilangan fuzzy tersebut dengan menggunakan

operasi-operasi aritmatika biasa. Bilangan fuzzy

biasanya diekspresikan secara linguistik.

Operasi yang dilakukan pada bilangan fuzzy

lebih banyak berupa pengolahan kata-kata daripada bentuk bilangan (Kusumadewi 2006).

Keuntungan dari logika fuzzy adalah

dapat membangkitkan derajat perubahan keanggotaan secara halus, sedangkan apabila

tanpa logika fuzzy maka derajat perubahan

keanggotaan akan terjadi secara tiba-tiba.

Alur penyelesaian menggunakan fuzzy

menurut Marimin (2002) dapat dilihat pada Gambar 5.

µA(x)

x (a)

1

µA(x)

x (b) 1

µA(x)

x (c) 1

µA(x)

(24)

5

Gambar 5 Alur penyelesaian menggunakan

Metode Fuzzy (Marimin 2002).

Penjelasan alur penyelesaian menggunakan fuzzy sebagai berikut :

1 Permasalahan nyata

Merupakan hasil obeservasi atau fakta dari lapangan yang akan dicari solusinya menggunakan sistem.

2 Representasi natural

Pada tahap ini fakta permasalahan yang ada di dunia nyata diubah menjadi

data yang bernilai linguistik.

3 Fuzifikasi

Fuzifikasi adalah proses di mana

fungsi keanggotaan fuzzy mengubah data

ekspresi bahasa menjadi suatu nilai

numerik yang dapat dimanipulasi

berdasarkan aturan-aturan yang berada di

basis pengetahuan. Viot (1993)

menyatakan bahwa, fuzifikasi merupakan

proses penentuan sebuah nilai input

masing-masing gugus fuzzy. Fuzifikasi

memperoleh suatu nilai dan

mengkombinasikannya dengan fungsi

keanggotaan untuk menghasilkan nilai fuzzy (Sibigtroth 1992).

4 Komputasi secara Fuzzy

Nilai-nilai numerik yang diperoleh dari fuzifikasi dioperasikan dengan aturan-aturan yang berada di basis pengetahuan (knowledge base) secara fuzzy.

5 Defuzifikasi

Defuzifikasi merupakan suatu

proses pengubahan output fuzzy ke output

yang bernilai tunggal (crisp) (Marimin

2002). Defuzifikasi merupakan suatu proses yang mengombinasikan seluruh fuzzy output menjadi sebuah hasil spesifik yang dapat digunakan untuk

masing-masing sistem output (Sibigtroth 1993).

Terdapat banyak metode

defuzifikasi, dua di antaranya adalah

metode Centroid dan Maximum. Pada

metode Centroid, nilai tunggal dari

output dihitung dengan mencari nilai

variabel dari center gravity suatu fungsi

keanggotaan untuk nilai fuzzy. Formulasi

untuk metode Centroid adalah sebagai

berikut :

= = × = n i i n i i i F S F D 1 1

dengan D merupakan decission, Fi

melambangkan fuzzy output, Si

merupakan posisi pusat dari sistem output, dan n merupakan jumlah gugus

yang didefinisikan untuk sistem output.

Sedangkan pada metode maximum

nilai tunggal output didapat dari satu nilai

variabel yang merupakan nilai

kepercayaan maximum gugus fuzzy.

6 Solusi

Dari satu nilai tunggal pada proses defuzifikasi didapatkan solusi. Solusi ditampilkan dalam bentuk satu nilai bilangan atau berupa penjelasan dari nilai hasil defuzifikasi.

Penyakit Udang Windu

Faktor pemicu munculnya penyakit pada udang tidak selalu disebabkan oleh

organisme. Faktor lingkungan seperti

salinitas, kandungan oksigen terlarut, kadar amonia, dan faktor makanan yang tidak memenuhi syarat juga bisa menjadi pemicu terjadinya serangan penyakit karena kerja organ akan terganggu (Amri 2003).

Menurut Amri (2003) sifat-sifat

organisme yang menempel pada udang adalah

patogen (menyebabkan infeksi), parasit

(menempel pada tubuh atau organ dan

menyerap zat makanan), dan epibion

(menempel pada tubuh udang tanpa menyerap makanan). Selain itu ada juga penyakit yang disebabkan oleh faktor abiotik (bukan karena organisme), yaitu faktor suhu, salinitas, dan kandungan senyawa beracun. Inilah penyakit-penyakit pada udang windu yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur (fungi) dan faktor abiotik.

(25)

6

Virus

Penyakit yang dapat menyerang udang windu yang disebabkan oleh virus antara lain:

1 MBV (Monodon baculovirus)

Penyakit ini disebabkan oleh virus MBV dan menyerang udang windu dari

stadium akhir pascalarva hingga stadium

jurvil (udang muda).

Kematian pada udang yang terserang penyakit secara akut akan terjadi 1-7 hari sejak gejala awal tampak (Sukenda 1991). 2 BP (Baculovirus panaei)

Adalah penyakit pada udang yang

disebabkan oleh virus Baculovirus panaei

dapat menyebabkan kematian yang sangat tinggi pada udang.

3 WSBV (White spot syndrome baculovirus

complex)

Adalah penyakit pada udang yang

disebabkan oleh virus WSBV (White spot

syndrome baculovirus) yang menyebabkan penyakit bintik putih (Firmansyah 2003).

Bakteri

Penyakit yang dapat menyerang udang windu yang disebabkan oleh bakteri antara lain: 1 Vibriosis

Adalah penyakit pada udang yang

disebabkan oleh bakteri Vibriosis akibat

perubahan iklim yang ekstrem dan dapat menyebabkan kematian yang sangat tinggi pada udang.

2 Rickettsia

Adalah penyakit pada udang yang

disebabkan oleh bakteri Rickettsia dapat

menyebabkan penurunan nafsu makan pada udang dan dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani dengan baik.

Fungi/Jamur

Penyakit yang dapat menyerang udang windu yang disebabkan oleh jamur/fungi antara lain:

1 Mycosis

Adalah penyakit pada udang yang

disebabkan oleh jamur Lagenedium sp dan

Sirolpidium sp dapat menyebabkan luka-luka yang diikuti infeksi pada udang. 2 Fusarium

Adalah penyakit pada udang yang

disebabkan oleh jamur Fusarium solani

dan beberapa spesies dari genus F.

moniliforme.

Parasites and Commensals

Penyakit yang dapat menyerang udang

windu yang disebabkan oleh parasites dan

commensals antara lain:

1 Cotton Shrimp (Microsporidian)

Adalah penyakit pada udang yang disebabkan infeksi oleh udang liar mengakibatkan insang membesar dan keputih-putihan.

2 Gill, Appandage and Faouling

Adalah penyakit pada udang yang disebabkan bukan dari patogen sejati akan tetapi berasal dari organisme-organisme yang menempel menggunakan udang sebagai substrat.

Faktor Abiotik (Non-infectious dan Toxic

Diseases)

Penyakit yang dapat menyerang udang windu yang disebabkan oleh faktor abiotik antara lain:

1 Gas Bubble

Adalah penyakit pada udang yang disebabkan penjenuhan gas-gas atmosfer.

Penyakit ini mengakibatkan udang

pingsan dan sering mengapung dekat dengan permukaan air dengan sisi bagian ventral (insang) lebih tinggi dari perut. 2 Hemocytic Enteritis

Adalah penyakit pada udang yang disebabkan berkembangnya ganggang hijau biru sehingga udang menyerupai udang biru.

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Identifikasi penyakit pada udang windu secara cepat, tepat dan akurat sangat

dibutuhkan mengingat penyakit udang

tersebut dapat mengakibatkan suatu kerugian yang sangat besar bagi petani udang windu. Diagnosa penyakit udang windu dapat dilakukan secara cepat dengan melihat gejala klinis yang terjadi.

Dalam penelitian ini pengidentifikasian hanya dilihat dari gejala klinis yang terjadi pada udang windu tersebut. Dalam proses pengidentifikasian pertama kali dilakukan tahap pengindentifikasian identitas udang, kemudian keadaan lingkungan tempat udang

hidup. Selanjutnya dilakukan tahap

pemeriksaan klinis udang secara general

(26)

7

Gambar 6 Tahap rancang bangun sistem pakar

(Marimin 2002).

penyakit yang menyerang udang. Untuk itu pengembangan perangkat lunak diperlukan untuk membantu proses identifikasi atau diagnosa penyakit pada udang windu.

Pendekatan Sistem

Pada tahap pendekatan sistem ini

dilakukan analisis kebutuhan, formulasi

masalah, akuisisi masalah atau akuisisi

pengetahuan dan indentifikasi sistem. Dengan harapan sistem yang akan dibangun benar-benar bisa mewakili cara berfikir pakar dalam mengambil keputusan.

Rancang Bangun Sistem

Tahapan dari rancang bangun sistem pakar menurut Marimin (2002) dapat dilihat pada Gambar 6.

Alur Program Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Windu dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Alur Program Sistem Diagnosa Penyakit Udang Windu.

Sistem pertama kali akan menampilkan

menu untuk input data mengenai identitas

udang windu dan keadaan air lingkungan tambak. Identitas udang yang dimaksud

adalah umur udang dan bobot udang. Input

ini berfungsi untuk menentukan tingkat pertumbuhan udang tersebut, apakah normal atau tidak. Kalau dari pertumbuhan ini sudah terlihat tidak normal berarti ada kemungkinan udang ini terkena penyakit atau ada kesalahan dalam pemeliharaan udang. Di lain pihak data, mengenai lingkungan tempat udang tersebut hidup antara lain suhu, pH, kadar garam (salinitas), tingkat oksigen terlarut,

kecerahan dan kadar NH3 pada air tempat

udang windu hidup juga kepadatan udang per hektar. Data tersebut langsung diambil dari lapangan dengan menggunakan alat-alat tertentu yang banyak terdapat di pasaran. Input ini berguna untuk menarik keputusan mengenai kelayakan tempat udang windu dipelihara.

Untuk selanjutnya sistem akan

meminta data perilaku udang dan

pemeriksaan secara general tentang keadaan

klinis udang tersebut. Data yang diminta dari perilaku udang adalah nafsu makan, keaktifan gerak, posisi renang, gerak perpindahan, molting dan persentase kematian dalam seminggu. Di lain pihak, data yang didapatkan

(27)

8

keadaan anatomi tubuh udang, apakah pada

anatomi tersebut terdapat kerusakan

dibandingkan dengan anatomi udang yang normal. Di samping kerusakan atau cacat pada kelengkapan anatomi tubuh udang, data yang diperlukan adalah perubahan warna pada anatomi udang yang lain dari warna normal udang sehat. Dari data perilaku udang dan

pemeriksaan general ini maka akan dapat

diproses untuk menarik kesimpulan apakah udang tersebut sakit atau tidak.

Bila ternyata dari pemeriksaan secara general pada udang tersebut oleh sistem terdeteksi bahwa terinfeksi suatu penyakit, maka akan dilakukan suatu pemeriksaan secara detail untuk menentukan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang tersebut. Pemeriksaan ini meliputi tingkat kerusakan pada anatomi dan tingkat perubahan warna pada anatomi tubuh udang.

Fakta-fakta yang dimasukkan pada

setiap pertanyaan yang diajukan akan

digunakan oleh sistem untuk mengambil

keputusan. Pengambilan keputusan ini

berdasarkan kaidah-kaidah dalam basis

pengetahuan yang telah dibuat. Kemudian sistem akan memberikan prediksi dari penyakit

dan tingkat keparahan penyakit yang

menyerang udang tersebut dan memberikan saran tentang tindakan apa yang seharusnya dilakukan untuk menghadapi penyakit dengan tingkat keparahan yang menyerang udang tersebut.

Sistem ini juga dilengkapi dengan berbagai informasi penyakit yang menyerang udang, seperti penyebab, saran untuk tindakan yang harus segera dilakukan. Sehingga petani bisa melakukan langkah yang secepat untuk menangani masalah yang dihadapinya.

Pada penelitian ini digunakan teknik forward chaining, teknik backward chaining

dan metode fuzzy. Teknik forward chaining

digunakan untuk menganalisis status identitas udang, kondisi air tambak dan penentuan ciri

khusus penyakit. Di sisi lain, teknik backward

chaining digunakan dalam penentuan jenis

penyakit. Metode fuzzy digunakan untuk

menentukan tingkat keparahan penyakit.

Tahap Implementasi

Pada tahap ini ditentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk membangun Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit Udang Windu (Penaeus monodon)

menggunakan Logika Fuzzy. Perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software)

yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah sebagai berikut :

• Perangkat keras berupa personal

komputer dengan spesifikasi : o Prosesor AMD Borton 2,6 GHz

o Memori DDR 768 MB

o Harddisk 160 GB 7200 rpm

• Perangkat lunak :

o Sistem Operasi Windows XP

o Microsoft Visual Basic edition versi

6.0

o Microsoft Office Access 2003

o Matlab versi 6.5

o Corel Photo Paint versi 11

o Microsoft Office Power Point 2003

Tahap Uji Coba

Tahap ujicoba dilakukan dengan

memasukkan contoh-contoh kasus, hasil keputusan dari sistem pakar ini dicocokkan dengan hasil diagnosa langsung dari pakar. Bila ternyata hasil dari sistem pakar belum sesuai dengan hasil diagnosa pakar secara langsung, maka akan dilakukan perbaikan pada sistem sampai hasil dari sistem ini akurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini ditentukan kebutuhan pengguna akan sistem pakar diagnosa penyakit udang windu. Proses diagnosa yang diinginkan pengguna adalah proses yang efisien dan efektif untuk dapat mendiagnosa penyakit udang secara cepat dan tepat. Dari situlah akhirnya ditentukan bahwa sangat dibutuhkan suatu sistem pakar diagnosa

penyakit udang windu (Peneaus monodon)

dari gejala klinis dengan menggunakan

logika fuzzy. Logika fuzzy dipakai karena

dinilai paling tepat untuk menentukan tingkat keparahan penyakit yang menyerang udang windu.

Akuisisi Pengetahuan

Sumber pengetahuan yang digunakan untuk membangun sistem pakar ini berasal dari pakar ahli penyakit udang, buku referensi, makalah-makalah dan sumber-sumber lain di internet. Pakar ahlinya berasal dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan, Institut

Pertanian Bogor.

(28)

9

data dari berbagai sumber referensi, diskusi masalah, dan deskripsi masalah tentang pola pikir ahli mulai dari pendeteksian kelayakan lingkungan, gejala klinis, penentuan tingkat keparahan penyakit, dan saran untuk mengatasi penyakit tersebut.

Dalam melakukan diagnosa penyakit pada udang windu diperlukan pengetahuan sebagai berikut :

1 Bagaimana urutan proses pemeriksaan

terhadap udang yang terserang penyakit.

2 Gejala klinis dari tiap-tiap penyakit udang

Model Sistem

Dalam tahap ini dibuat suatu model sistem yang mendekati sistem berfikir pakar untuk mendiagnosa penyakit pada udang windu. Hal ini dilakukan dengan harapan sistem yang dikembangkan mempunyai akurasi yang tinggi dalam mendiagnosa penyakit pada udang windu.

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang

Windu (Penaeus monodon) menggunakan

logika fuzzy ini dikembangkan dengan

menggunakan perangkat lunak Microsoft

Visual Basic versi 6.0, Matlab versi 6.5, Microsoft Office Access 2003 dan Microsoft Office Power Point 2003.

Microsoft Visual Basic versi 6.0

digunakan untuk pembuatan model inferensi tentang status tingkat nafsu makan (Lampiran

1) yang berasal dari input kepadatan dan

jumlah pakan per hektar per hari, status tingkat pertumbuhan (Lampiran 2) yang berasal dari input umur dan bobot udang, jenis pakan

(Lampiran 3) yang berasal dari input umur,

status tingkat kepadatan (Lampiran 4) yang berasal dari kepadatan per hektar dan status tingkat kematian (Lampiran 5) udang yang

berasal dari input persentase kematian udang

per hektar per minggunya. Tingkat kelayakan dan saran dalam penanganan lingkungan air

tambak terdiri dari suhu, salinitas, pH, O2

terlarut, kecerahan, dan NH3 berasal dari input

keadaan lingkungan. Untuk lebih jelas dapat dilihat di Lampiran 6 sampai Lampiran 11.

Aturan-aturan yang digunakan

dinyatakan dalam bentuk IF – THEN dengan struktur umum :

IF (kondisi) THEN (aksi)

Bagian IF merupakan suatu kondisi atau aturan yang berisi fakta-fakta yang dapat dinyatakan dalam kalimat atau ekspresi

matematika. Kondisi ini dapat berupa

pernyataan benar atau salah. Bagian THEN merupakan aksi yang akan dilakukan jika kondisi pada bagian IF bernilai benar. Basis

pengetahuan (knowledge based) disusun

dalam bentuk kaidah IF – THEN, satu kaidah

IF – THEN disebut satu rule (IF adalah

premis dan THEN adalah konklusi). Kondisi disini adalah suatu data mengenai kondisi udang yang dimasukkan, jika kondisi bernilai benar maka digunakan sebagai prasyarat untuk mendapatkan aksi atau kesimpulan.

Kaidah inferensi yang digunakan

adalah modus ponens dan modus tollens,

secara umum aturan yang terdapat dalam sistem ini terdiri dari pengkuantifikasi (qualifier), peubah (variabel), dan pilihan

solusi (choice solution).

Microsoft Office Access 2003

digunakan sebagai tempat penyimpanan aturan untuk pencarian jenis penyakit dengan

menggunakan teknik backward chaining.

Jenis penyakit yang teridentifikasi dengan sistem ini ada sebelas penyakit yang paling sering menyerang udang di Indonesia. Penentuan jenis penyakit dengan teknik backward chainning ini dimulai dengan

mengeksekusi goal jenis penyakit. Goal jenis

penyakit didapatkan dari ciri khusus penyakit

(Lampiran 12). Dari goal ini kemudian

dilakukan suatu pembuktian terhadap

kebenaran premis-premis yang menyusunnya

dengan mengecek pada data input. Jika

ternyata kondisi premis tersebut tidak terdapat

pada data input maka premis tersebut akan

menjadi subgoal baru.

Matlab versi 6.5 digunakan dalam

pembangunan sistem untuk identifikasi

tingkat keparahan penyakit dengan

menggunakan logika fuzzy dan kaidah modus

ponens. Ada 3 macam tingkat keparahan penyakit yang teridentifikasi menggunakan sistem ini dari tiap-tiap sebelas penyakit yang teridentifikasi.

Tiap penyakit memiliki variabel antara

dua sampai dengan empat variabel fuzzy.

Model fungsi keanggotaannya menggunakan triangular. Fungsi keanggotaan triangular dipilih untuk digunakan karena perubahan nilai keanggotannya liniar dan mempunyai

nilai puncak di satu titik. Kisaran input yang

digunakan ada dua yaitu pertama adalah 0-100 untuk variabel yang berhubungan dengan tingkat kerusakan, kebengkakan dan luka pada bagian tertentu morfologi udang windu.

Kisaran input yang kedua adalah 0-10 untuk

(29)

10

Metode fuzzy yang digunakan dalam

proses inferensi adalah metode Mamdani. Motode Mamdani dipilih karena proses inferensinya diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan sehingga paling cocok untuk proses inferensi kasus ini. Di lain pihak, penarikan kesimpulan menggunakan metode Centroid. Total aturan dari sebelas penyakit tersebut ada 147 aturan. Salah satu ilustrasi model pengambilan keputusan menggunakan

logika fuzzy dapat dilihat pada Gambar 8, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 36.

Gambar 8 Model penarikan keputusan dengan

logika fuzzy untuk penyakit MBV

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang

Windu (Penaeus monodon) menggunakan

Logika Fuzzy bertujuan untuk membantu para

petani tambak dan pihak-pihak lain yang berkepentingan mendeteksi penyakit udang windu sedini mungkin. Model sistem pakar ini

dikembangkan untuk tahap identitas,

lingkungan, perilaku, pemeriksaan general dan

tahap pemeriksaan detail. Tahapan-tahapan ini dikembangkan dengan tujuan agar diperoleh data secara menyeluruh sehingga sistem dapat mengambil keputusan secara tepat dan juga memudahkan pengguna dalam penggunaan sistem. Microsoft Office Power Point 2003 digunakan saat penampilan saran hasil dari keputusan yang telah diambil oleh sistem.

Disain sistem

Proses diagnosa dilakukan pertama kali

dengan memasukkan input berupa identitas dan

lingkungan air tambak kemudian perilaku

udang, pemeriksaan general keadaan klinis

udang, dan jika benar-benar teridentifikasi penyakit yang terdapat pada basis data

pengetahuan maka dibutuhkan input

pemeriksaan detail perubahan klinis morfologi udang. Diagram alur proses diagnosa penyakit dengan sistem ini dapat dilihat pada Lampiran 37, sedangkan keadaan morfologi udang sehat sebagai pembanding pada Lampiran 38. 1 Input

Pertama kali sistem akan masuk

pada opening screen (Lampiran 39).

Selanjutnya input yang diminta pertama

kali adalah identitas dan lingkungan

udang windu (Lampiran 40). Input

selanjutnya yang diminta adalah perilaku udang (Lampiran 41). Kemudian sistem

meminta input pemeriksaan general

(Lampiran 42). Total input pada tahap ini

ada dua puluh tiga input. Dari tahap ini

jika memang dibutuhkan maka sistem akan meminta pemeriksaan detail yang berupa tingkat perubahan warna, tingkat kerusakan, tingkat bengkak maupun tingkat luka pada bagian tubuh udang yang diidentifikasi (Lampiran 43). 2 Proses Inferensi

Disain proses inferensi dalam

sistem pakar ini digunakan untuk

menentukan urutan proses pemeriksaan

sehingga dihasilkan output dari input

yang telah dimasukkan.

Dari input yang dimasukkan

sistem mengambil keputusan jenis

penyakit menggunakan pelacakan ke

belakang (backward chainning). Dengan

teknik pelacakan ini sistem akan memulai

pelacakan dari goalnya. Goal dianggap

terbukti kebenarannya jika premis-premis yang menyusunnya terbukti ada pada input data. Total aturan untuk 11 jenis

penyakit dengan teknik backward

chainning ini ada sebanyak 189 aturan. Di bawah ini contoh aturan untuk udang yang terserang penyakit MBV:

1 Perilaku makan menurun, tumbuh jelek, kematian rendah dan kepala, alat gerak mbv dan kulit, ekor, bagian dalam mbv maka penyakit mbv

2 Tingkah normal, makan menurun, tumbuh jelak dan kematian <= 4% maka perilaku makan menurun, tumbuh jelek, kematian rendah Aturan lain dapat dilihat di Lampiran 44. Input data untuk udang yang terserang penyakit MBV:

1 tumbuh = jelek

2 nafsu mkn = menurun

3 keaktifan gerak = normal

4 posisi renang = normal

5 gerak pindah = teratur

6 molting = sehat

7 kematian <= 4%

8 karapas warna = normal

9 rostum rusak = ya

(30)

11

14 insang bengkak = tidak 15 pleopod rusak = tidak 16 pleopod rusak = tidak 17 periopod rusak = tidak 18 kulit warna = normal 19 kulit luka = tidak 20 kulit bengkak = tidak 21 kulit cahaya = tidak 22 kulit bengkak = tidak 23 telson rusak = tidak

24 hepatopankreas warna = merah 25 hepatopankreas rusak = tidak 26 usus warna = normal 27 usus rusak = tidak 28 ginjal rusak = tidak 29 gonad warna = normal 30 gonad bengkak = tidak

Dari aturan di atas goal pertama

yang dibuktikan adalah penyakit mbv yang

mempunyai premis perilaku makan

menurun, tumbuh jelek, kematian rendah dan kepala, alat gerak mbv dan kulit, ekor, bagian dalam mbv. Ketiga premis tersebut

dicek pada input data, karena ternyata

pada input data premis tersebut tidak ada

maka premis tersebut dijadikan sebagai subgoal baru. Jika premis yang menyusun

suatu goal ternyata ada pada input data

maka aturan tersebut terbukti

kebenarannya. Langkah ini dilakukan untuk semua aturan, jika ada salah satu

premis yang tidak ada pada input data dan

juga tidak ada pada subgoal maka aturan

itu tidak terbukti kebenarannya.

Dari jenis penyakit yang telah

dideteksi oleh sistem menggunakan

backward chainning maka sistem melakukan proses inferensi untuk tingkat keparahan penyakit yang telah terdeteksi

dengan menggunakan logika fuzzy.

Ada 4 macam variabel input yang

digunakan untuk menentukan tingkat

keparahan penyakit yang menyerang

udang, tetapi tidak semua jenis penyakit

memiliki keempat variabel

Gambar

Gambar 2 Pelacakan  ke depan.
Gambar 4 Model fungsi keanggotaan gugus
Gambar 5 Alur penyelesaian menggunakan
Gambar 7. perilaku udang adalah nafsu makan, keaktifan
+4

Referensi

Dokumen terkait

meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah latihan barrier hops dan knee tuck jump. Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dengan pelatih di klub Citra Serasi

Dalam penelitian ini, peneliti mendefinisikan bahwa dengan perangkat pembelajaran yang valid, pembelajaran dapat dikatakan efektif jika (a) nilai test kemampuan berpikir

Selama proses pendampingan keluarga Bapak Jero Madri terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh penulis yaitu sebagai berikut. a) Sulitnya bertemu dengan kepala keluarga karena

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “

Hangga Sylvia Haris A210100087, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Tujuan penelitian

terhadap antigen yang masuk secara intra muskuler atau intravena. ƒ Perlindungan yang besar terhadap antigen yang masuk melalui saluran

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Taggart yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan dan observasi (action and observation), dan refleksi (reflection) yang diterapkan. Model tersebut diterapkan