BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas atau Classroom Action Reasearch. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi siswa sekolah dasar.
B. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Mc. Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin.. Pada setiap siklusnya meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan
adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.
Penjelasan alur di atas adalah:
a. Rancangan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk
didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti dan
observer sebagai upaya membangun keterampilan diskusi siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pendekatan pembelajaran.
c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh observer atau pengamat.
d. Rancangan atau rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
observer atau pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya.
C. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri yang terletak di
Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 20
siswa perempuan, dan 15 siswa laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di salah satu SD Negeri yang
terletak di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. SD Negeri ini sudah terakreditasi
A. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada semester II tahun ajaran
2015/2016. Pengamatan terhadap permasalahan yang terjadi dilakukan selama
mengobservasi guru mengajar dan selama melakukan praktek terbimbing
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di bulan Maret sampai bulan April.
Sedangkan pelaksanaan siklus dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan pada
D. Prosedur Administrasi Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini menerapkan model
Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan dan observasi (action and observation), dan refleksi (reflection) yang diterapkan.
Model tersebut diterapkan pada penelitian penerapan pendekatan conferencing untuk meningkatkan keterampilan berdiskusi siswa kelas v sekolah dasar pada
tema 9 yaitu manusia dan lingkungan. Tahap tindakan penelitian yang akan
dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan penelitian
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai pendekatan
conferencing
2) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian
4) Mempersiapkan media pembelajaran
5) Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama
pembelajaran berlangsung.
Perencanaan penelitian siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupakan
perbaikan dari siklus sebelumnya.
2) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian
4) Mempersiapkan media pembelajaran
5) Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama
pembelajaran berlangsung
6) Menyiapkan reward sebagai motivasi
7) Tahap pelaksanaan dan observasi
b. Tahap Pelaksanaan dan Observasi
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
sintaks pembelajaran dengan menggunakan pendekatan conferencing yang telah direncanakan dan dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai
guru. Kemudian kegiatan observasi ini dilakukan oleh teman sejawat, dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
c. Refleksi
Pada tahap ini, hasil yang telah diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan
dan dianalisis bersama-sama dengan observer. Dari hasil observasi, peneliti
bersama observer bekerjasama untuk merefleksi hasil pembelajaran, apakah
kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berdiskusi pada siswa
atau tidak. Kemudian, hasil analisis data yang dilakukan pada tahap refleksi
digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki rancangan RPP dalam pembelajaran
siklus berikutnya.
E. Prosedur Subtantif Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan instrumen
pembelajaran yang digunakan seorang guru dalam melaksanakan suatu proses
pembelajaran. RPP ini disusun atau dibuat pada setiap siklus yang akan
dilaksanakan. RPP pada penelitian ini menggunakan pendekatan conferencing dimana didalamnya juga terdapat kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran atau langkah pembelajaran.
b. Bahan Ajar
Bahan ajar disini dimaksudkan mengenai materi yang akan disampaikan
kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam penyampaian
materi, dibutuhkan juga media yang harus digunakan sebagai alat bantu saat
c. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa ini dibuat untuk dikerjakan bersama teman satu kelompok
dengan cara di diskusikan. LKS dapat dijadikan sebagai tolak ukur tingkatan
keterampilan berdiskusi siswa.
2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian
Selain instrumen pembelajaran, terdapat juga instrumen pengungkap data
penelitian. Instrumen pengungkap data yang digunakan peneliti adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.1 Data dan Pengungkap Data
Rumusan
Catatan Lapangan 125
Dokumentasi -
Catatan Lapangan 125
Dokumentasi -
a. Lembar Observasi Pendekatan Conferencing
Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan conferencing. Lembar obsevarsi digunakan untuk mengobservasi guru dan siswa dan memberikan gambaran ketika proses
pembelajaran keterampilan berdiskusi yang berlangsung di kelas 5 pada salah satu
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendata, mendeskripsikan kegiatan yang
didiskusikan pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siswa kelas 5 pada
salah satu SD Negeri yang terletak di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, juga
termasuk kegiatan guru dalam memberikan penjelasan pada saat proses kegiatan
berdiskusi berlangsung.
c. Lembar Observasi Keterampilan Berdiskusi Siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap peningkatan
keterampilan berdiskusi siswa pada setiap siklusnya. Adapun indikator
keterampilan berdiskusi siswa yang digunakan peneliti terinci dalam tabel berikut.
Tabel 3.2 Indikator Keterampilan Berdiskusi Siswa
NO Indikator Aspek yang diamati Aktivitas Ket
Ya Tidak
1 Keberanian Berbicara
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti berupa rekaman suara selama
proses pembelajaran. Bertujuan untuk mengetahui kegiatan atau aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Pengolahan Data
Rancangan analisis data yang akan dilaksanakan dalam PTK ini adalah
dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif
yaitu menkategorikan data dengan analisis kaitan yang logis yang sesuai dengan
permasalahan penelitian. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan secara
terus menerus dari awal kegiatan penelitian samapai akhir kegiatan penelitian.
Data yang dianalisis menggunakan analisis data kualitatif yaitu aktivitas guru dan
siswa saat pembelajaran berlansung yang menerapkan pendekatan conferencing.
Selain itu, analisis data kualitatif juga digunakan untuk menganalisis data
berkaitan dengan meningkatnya keterampilan berdiskusi siswa yang kemudian
dideskripsikan. Selain analisis data kualitatif digunakan juga analisis data
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui gambaran peningkatan keterampilan
berdiskusi siswa melalui pembelajaran kelompok. Adapun statistik sederhana
yang digunakan untuk mendeskripsikan berbagai perubahan yaitu rata-rata
keterampilan berdiskusi siswa dikelas dan persentasi kategori terampil atau tidak
terampil berdiskusinya siswa. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut.
a. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran dianalisis menggunakan analasis data kualitatif dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Observer harus
mendeskripsikan hasil pengamatannya pada kolom yang disediakan di lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Selain itu, observer menuliskan
temuan-temuan selama proses pembelajaran baik itu temuan-temuan negatif maupun temuan-temuan
positif. Selain itu, peneliti juga membuat catatan lapangan untuk menuliskan
temuan-temuan yang diamati salama proses pembelajaran. Adapun teknis
a) Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini peneliti melakukan
pemilihan, dan pemusatan terhadap data yang telah diperoleh. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya. Data yang direduksi
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk
pengumpulan data selanjunya. Data didapat dari instrumen pengungkapan
data yang telah dijelaskan sebelumnya.
a) Penyajian Data (data display), dalam tahap ini dilakukan pengelompokan
data berdasarkan kriteria tertentu untuk mencari kesamaan yang ada,
dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif, uraian singkat, grafik
dan sejenisnya termuat dalam laporan hasil penelitian.
b) Verifikasi (verification), dalam tahap ini adalah perangkat kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan yang diambil berdasarkan rumusan masalah yang
telah dibuat. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan
yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara,
dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya.
b. Peningkatan keterampilan berdiskusi siswa
Analisis data yang digunakan pada peningkatan keterampilan berdiskusi
siswa siswa yaitu analisis data kuantitatif dimana menggunakan perhitungan yang
diadaptasi dari teori skala Guttman. Dalam skala ini, digunakan untuk jawaban
yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten yaitu Ya atau Tidak dan dibuat dalam
bentuk checklist. (Rudiwan, 2012, hlm. 91).
Pengolahan data dilakukan dengan mengadaptasi dari Rudiwan, (2012, hlm. 103),
menggunakan pembelahan ganjil genap yaitu:
Skor 0 : Tidak (Apabila tidak ditampilkan siswa)
Skor 1 : Ya (Apabila ditampilkan siswa).
Menentukan peningkatan keterampilan berdiskusi siswa dikelas, dengan
menghitung skor setiap indikator keterampilan berdiskusi siswa. Data tersebut
% = x 100%
Rumus 3.1
Menghitung Persentase Kelas
Sugiyono (2010, hlm. 59)
Keterangan:
∑N = total skor yang diperoleh siswa n = jumlah siswa
Menentukan kategori keterampilan berdiskusi setiap siswa, dari data skor
yang diperoleh siswa ditentukan empat kategori yaitu terampil, cukup terampil,
kurang terampil, tidak terampil. Menentukan kategori tersebut mengacu pada
Sugiyono (2009 hlm 240), sebagai berikut.
Dengan hal itu, maka peneliti menetapkan kategori sebagai berikut.
Jumlah Skor Penilaian Indikator Keterangan
0 – 1,25 Tidak Terampil
1,26 – 2,5 Kurang Terampil
2,51 – 3,75 Cukup Terampil