• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati (Bio-Organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati (Bio-Organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI

(

BIO-ORGANIC FERTILIZER)

DALAM MENSUBSTITUSI

KEBUTUHAN PUPUK PADA TANAMAN CAISIN

(

Brassica chinensis

)

Oleh

ALIN DWI ANANTY

A24104020

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

SUMMARY

ALIN DWI ANANTY. Effectiveness Test of Bio-organic Fertilizer in Substituting Fertilizer Requirements in Caisin (Brassica chinensis). Under Supervision of ISWANDI ANAS and RAHAYU WIDYASTUTI.

Currently, there are several factors which stimulate the increase of attention toward application of bio-organic fertilizer which is based on local raw materials in Indonesia. One of the factors is energy crisis which caused increasing price of fertilizer-raw materials, so that the producers were not able to fulfill the domestic demand for fertilizer. Therefore, the fertilizer price increased progressively, causing subsidy of fertilizers threefold increased. Beside that, there is also a growing awareness toward the potency of environmental pollution due to excessive and inefficient use of inorganic fertilizer.

The objective of this study was testing the effectiveness of bio-organic fertilizers which contained microbes that have a positive roles for crops (such as phosphate solubilizing microbes, Azotobacter and Azospirillum) in substituting the requirements for inorganic fertilizer in caisin crop. This research was conducted in Laboratory of Soil Biotechnology and green house, Department of Soil Science and Land Resources, Bogor Agricultural University. Completely Randomized Experimental Design was used in this research, containing six treatments and four replications, namely: without fertilizer (control), inorganic fertilizer (100 % NPK), organic fertilizer (DOP + 50 % N) and three treatments of bio-organic fertilizer (Ponti + 50 % NPK, Biost + 50 % NPK, and Fertismart + 50 % NPK). The observed parameters were plant height, number of leaves, root dry and fresh weight, and dry and fresh weight of upper part of the plants.

Research results showed that the inorganic fertilizer and three treatments of bio-organic fertilizer had significant effect on all parameters observed. It was proved that treatment of bio-organic fertilizer was able to make caisin reached production level equivalent with those treated with inorganic fertilizer. The use of bio-organic fertilizers Fertismart, Ponti and Biost were able to substitute 50 % of the use of inorganic fertilizer, and more environmentally friendly.

(3)

RINGKASAN

ALIN DWI ANANTY. Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati (Bio-organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis). Dibimbing oleh ISWANDI ANAS dan RAHAYU WIDYASTUTI.

Ada beberapa faktor yang mendorong meningkatnya perhatian terhadap aplikasi pupuk organik hayati (bio-organic fertilizer) berbasis bahan baku lokal di Indonesia pada saat ini, yaitu krisis energi yang terjadi belakangan ini menyebabkan meningkatnya harga bahan baku pupuk sehingga produsen tidak mampu memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri maka harga pupuk turut meningkat yang mengakibatkan subsidi pupuk membengkak tiga kali lipat. Faktor lain penyebab meningkatnya perhatian terhadap pupuk organic hayati adalah mulai tumbuhnya kesadaran terhadap potensi pencemaran lingkungan melalui penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dan tidak efisien.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas pupuk organik hayati yang didalamnya terkandung mikrob yang memiliki peranan positif bagi tanaman seperti mikrob pelarut fosfat, Azotobacter, dan Azospirillum dalam mensubstitusi kebutuhan pupuk anorganik pada tanaman caisin. Penelitian di laksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah dan rumah kaca, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Rancangan acak lengkap di gunakan dalam penelitian ini dengan enam perlakuan dan empat ulangan: tanpa pupuk (kontrol), pupuk anorganik (100% NPK), pupuk organik (DOP + 50% N), dan tiga perlakuan pupuk organik hayati (Ponti + 50% NPK, Biost + 50% NPK, dan Fertismart + 50% NPK). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan kering akar serta bobot basah dan kering tanaman bagian atas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk anorganik dan tiga perlakuan pupuk organik hayati berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Perlakuan pupuk organik hayati terbukti mampu membuat caisin berproduksi setara dengan perlakuan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organik hayati Fertismart, Ponti, dan Biost mampu mensubstitusi 50% penggunaan pupuk anorganik dan lebih ramah lingkungan.

(4)

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI

(

BIO-ORGANIC FERTILIZER)

DALAM MENSUBSTITUSI

KEBUTUHAN PUPUK PADA TANAMAN CAISIN

(

Brassica chinensis

)

ALIN DWI ANANTY

A24104020

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul Penelitian : Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati (Bio-Organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis)

Nama : Alin Dwi Ananty NRP : A24104020

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr Ir Iswandi Anas, M.Sc. Dr Rahayu Widyastuti, M.Sc. NIP. 131 879 328 NIP. 130 607 613

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr Ir Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan baik.

Skripsi yang berjudul Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati ( Bio-organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis) ini merupakan hasil penelitian sebagai salah satu syarat kelulusan menjadi Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr Ir Iswandi Anas, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi pertama sekaligus penyandang dana dalam penelitian ini dan Dr Rahayu Widyastuti, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan kemudahan dalam melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini.

2. PT. Sitosu Agro Cemerlang sebagai produsen bio-organic fertilizer Biost, PT. Kujang Amanah Tani sebagai produsen bio-organic fertilizer

Fertismart, CV DOP sebagai produsen pupuk organik DOP, dan Bapak Heru K Wibawa sebagai produsen bio-organic fertilizer Ponti.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 9 Mei 1986 dari ayah Alif Surachman dan ibu Dian Herdiana. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 5 Bengkulu dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian.

(8)
(9)
(10)

4.2 Pengaruh Pupuk Organik Hayati Terhadap Bobot Basah dan Kering Tanaman Bagian Atas ….………. 4.3 Pengaruh Pupuk Organik Hayati Terhadap Bobot Basah dan

Bobot Kering Akar ……...……….………. 4.4 Pertumbuhan Caisin pada Perlakuan Pupuk Organik Hayati

(Fertismart, Ponti, dan Biost) + 50% NPK dan DOP + 50% N….. V KESIMPULAN DAN SARAN ………..……… 5.1 Kesimpulan ……… 5.2 Saran ……….. DAFTAR PUSTAKA ………... LAMPIRAN ……….

22

25

(11)

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI

(

BIO-ORGANIC FERTILIZER)

DALAM MENSUBSTITUSI

KEBUTUHAN PUPUK PADA TANAMAN CAISIN

(

Brassica chinensis

)

Oleh

ALIN DWI ANANTY

A24104020

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

SUMMARY

ALIN DWI ANANTY. Effectiveness Test of Bio-organic Fertilizer in Substituting Fertilizer Requirements in Caisin (Brassica chinensis). Under Supervision of ISWANDI ANAS and RAHAYU WIDYASTUTI.

Currently, there are several factors which stimulate the increase of attention toward application of bio-organic fertilizer which is based on local raw materials in Indonesia. One of the factors is energy crisis which caused increasing price of fertilizer-raw materials, so that the producers were not able to fulfill the domestic demand for fertilizer. Therefore, the fertilizer price increased progressively, causing subsidy of fertilizers threefold increased. Beside that, there is also a growing awareness toward the potency of environmental pollution due to excessive and inefficient use of inorganic fertilizer.

The objective of this study was testing the effectiveness of bio-organic fertilizers which contained microbes that have a positive roles for crops (such as phosphate solubilizing microbes, Azotobacter and Azospirillum) in substituting the requirements for inorganic fertilizer in caisin crop. This research was conducted in Laboratory of Soil Biotechnology and green house, Department of Soil Science and Land Resources, Bogor Agricultural University. Completely Randomized Experimental Design was used in this research, containing six treatments and four replications, namely: without fertilizer (control), inorganic fertilizer (100 % NPK), organic fertilizer (DOP + 50 % N) and three treatments of bio-organic fertilizer (Ponti + 50 % NPK, Biost + 50 % NPK, and Fertismart + 50 % NPK). The observed parameters were plant height, number of leaves, root dry and fresh weight, and dry and fresh weight of upper part of the plants.

Research results showed that the inorganic fertilizer and three treatments of bio-organic fertilizer had significant effect on all parameters observed. It was proved that treatment of bio-organic fertilizer was able to make caisin reached production level equivalent with those treated with inorganic fertilizer. The use of bio-organic fertilizers Fertismart, Ponti and Biost were able to substitute 50 % of the use of inorganic fertilizer, and more environmentally friendly.

(13)

RINGKASAN

ALIN DWI ANANTY. Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati (Bio-organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis). Dibimbing oleh ISWANDI ANAS dan RAHAYU WIDYASTUTI.

Ada beberapa faktor yang mendorong meningkatnya perhatian terhadap aplikasi pupuk organik hayati (bio-organic fertilizer) berbasis bahan baku lokal di Indonesia pada saat ini, yaitu krisis energi yang terjadi belakangan ini menyebabkan meningkatnya harga bahan baku pupuk sehingga produsen tidak mampu memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri maka harga pupuk turut meningkat yang mengakibatkan subsidi pupuk membengkak tiga kali lipat. Faktor lain penyebab meningkatnya perhatian terhadap pupuk organic hayati adalah mulai tumbuhnya kesadaran terhadap potensi pencemaran lingkungan melalui penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dan tidak efisien.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas pupuk organik hayati yang didalamnya terkandung mikrob yang memiliki peranan positif bagi tanaman seperti mikrob pelarut fosfat, Azotobacter, dan Azospirillum dalam mensubstitusi kebutuhan pupuk anorganik pada tanaman caisin. Penelitian di laksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah dan rumah kaca, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Rancangan acak lengkap di gunakan dalam penelitian ini dengan enam perlakuan dan empat ulangan: tanpa pupuk (kontrol), pupuk anorganik (100% NPK), pupuk organik (DOP + 50% N), dan tiga perlakuan pupuk organik hayati (Ponti + 50% NPK, Biost + 50% NPK, dan Fertismart + 50% NPK). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan kering akar serta bobot basah dan kering tanaman bagian atas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk anorganik dan tiga perlakuan pupuk organik hayati berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Perlakuan pupuk organik hayati terbukti mampu membuat caisin berproduksi setara dengan perlakuan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organik hayati Fertismart, Ponti, dan Biost mampu mensubstitusi 50% penggunaan pupuk anorganik dan lebih ramah lingkungan.

(14)

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI

(

BIO-ORGANIC FERTILIZER)

DALAM MENSUBSTITUSI

KEBUTUHAN PUPUK PADA TANAMAN CAISIN

(

Brassica chinensis

)

ALIN DWI ANANTY

A24104020

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Judul Penelitian : Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati (Bio-Organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis)

Nama : Alin Dwi Ananty NRP : A24104020

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr Ir Iswandi Anas, M.Sc. Dr Rahayu Widyastuti, M.Sc. NIP. 131 879 328 NIP. 130 607 613

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr Ir Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan baik.

Skripsi yang berjudul Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati ( Bio-organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis) ini merupakan hasil penelitian sebagai salah satu syarat kelulusan menjadi Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr Ir Iswandi Anas, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi pertama sekaligus penyandang dana dalam penelitian ini dan Dr Rahayu Widyastuti, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan kemudahan dalam melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini.

2. PT. Sitosu Agro Cemerlang sebagai produsen bio-organic fertilizer Biost, PT. Kujang Amanah Tani sebagai produsen bio-organic fertilizer

Fertismart, CV DOP sebagai produsen pupuk organik DOP, dan Bapak Heru K Wibawa sebagai produsen bio-organic fertilizer Ponti.

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 9 Mei 1986 dari ayah Alif Surachman dan ibu Dian Herdiana. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 5 Bengkulu dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian.

(18)
(19)
(20)

4.2 Pengaruh Pupuk Organik Hayati Terhadap Bobot Basah dan Kering Tanaman Bagian Atas ….………. 4.3 Pengaruh Pupuk Organik Hayati Terhadap Bobot Basah dan

Bobot Kering Akar ……...……….………. 4.4 Pertumbuhan Caisin pada Perlakuan Pupuk Organik Hayati

(Fertismart, Ponti, dan Biost) + 50% NPK dan DOP + 50% N….. V KESIMPULAN DAN SARAN ………..……… 5.1 Kesimpulan ……… 5.2 Saran ……….. DAFTAR PUSTAKA ………... LAMPIRAN ……….

22

25

(21)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Takaran pupuk anorganik, pupuk organik hayati, dan pupuk organik

pada pot ………...….

2. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan tinggi tanaman caisin ………...…..

3. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan tinggi tanaman caisin pada pot ………...

4. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman caisin pada pot ………...

5. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan tinggi tanaman caisin pada tray ………..

6. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman caisin pada tray ………

7. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap bobot kering tanaman bagian atas (BKTBA) dan bobot basah tanaman bagian atas (BBTBA) pada pot ………

8. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap bobot kering tanaman bagian atas (BKTBA) dan bobot basah tanaman bagian atas (BBTBA) pada tray ………...

(22)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan caisin pada pot (4

minggu setelah tanam) ……...………..…….……….. 2. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan caisin pada tray (3 minggu setelah tanam ) ..……….……… 3. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap tanaman bagian atas caisin pada

pot (5 minggu setelah tanam) ……… 4. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap tanaman bagian atas caisin pada tray (4 minggu setelah tanam) ….………..………...….. 5. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan akar caisin ……...

19

21

(23)

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Hasil analisis kimia tanah ………….……...……….…………. 2. Hasil analisis kimia pupuk anorganik ………..………..… 3. Komposisi media NFB ………..…….. 4. Hasil analisis biologi pada pupuk organik hayati dan DOP .……... 5. Komposisi media Pikovskaya ……… 6. Komposisi media NFM ……….…………. 7. Hasil analisis kimia pupuk DOP ………..………….. 8. Hasil analisis kimia pupuk organik Ponti ………..

(24)

14

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bio-organic fertilizer atau pupuk organik hayati adalah pupuk kombinasi antara pupuk organik dan pupuk hayati. Pupuk organik hayati adalah pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano diperkaya mikrob hidup yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Beberapa faktor pendorong meningkatnya perhatian terhadap aplikasi pupuk organik hayati di Indonesia saat ini, yaitu terjadinya krisis energi yang menyebabkan meningkatnya harga bahan baku pupuk sehingga produsen menurunkan jumlah produksi. Menurunnya pasokan pupuk dari produsen menyebabkan terjadinya kelangkaan pupuk di pasaran sehingga harga pupuk turut meningkat yang menyebabkan subsidi pupuk membengkak tiga kali lipat menjadi 14.1 triliun rupiah. Faktor lain pendorong meningkatnya penggunaan pupuk organik hayati adalah mulai tumbuhnya kesadaran terhadap potensi pencemaran lingkungan melalui penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dan tidak efisien.

(25)

15

yang menonjol untuk saat ini adalah mikroba penambat N (nitrogen) dan mikroba untuk meningkatkan ketersedian P (fosfat) dalam tanah.

Pupuk organik hayati yang digunakan dalam penelitian ini (Fertismart, Ponti, dan Biost) mengandung mikrob bermanfaat bagi tanaman seperti penambat N yaitu Azospirillum dan Azotobacter, juga terdapat mikrob pelarut P. Ketiga pupuk tersebut akan diaplikasikan terhadap tanaman caisin. Caisin digunakan dalam penelitian ini karena caisin merupakan tanaman hortikultur yang bernilai ekonomi tinggi.

1.2 Tujuan

Menguji efektivitas tiga jenis pupuk organik hayati dalam mensubstitusi kebutuhan pupuk anorganik pada tanaman caisin.

1.3 Hipotesis

(26)

16

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Hayati

Pupuk hayati merupakan mikrob hidup yang diberikan ke dalam tanah sebagai inokulan untuk membantu tanaman memfasilitasi atau menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Oleh karena itu, pupuk hayati sering juga disebut sebagai pupuk mikrob (Yuwono, 2006). Pupuk hayati telah dilaporkan mampu meningkatkan efisiensi serapan hara, memperbaiki pertumbuhan dan hasil, serta meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit. Umumnya digunakan mikrob yang mampu hidup bersama (simbiosis) dengan tanaman inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan mikrob mendapatkan bahan organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Pupuk hayati berperan dalam mempengaruhi ketersediaan unsur hara makro dan mikro, efisiensi hara, kinerja sistem enzim, meningkatkan metabolisme, pertumbuhan, dan hasil tanaman. Teknologi ini mempunyai prospek yang lebih menjanjikan di samping karena pengaruhnya yang nyata dalam meningkatkan hasil, juga lebih ramah lingkungan (Agung dan Rahayu, 2004).

2.2 Pupuk Organik Hayati

Pengertian pupuk organik hayati secara umum adalah pupuk organik yang mengandung isolat unggul seperti mikrob penambat nitrogen (N2), mikroba

(27)

17

perombak selulosa dan mempercepat proses perombakan sehingga hara tersedia bagi tanaman. Banyak mikrob yang bisa dimanfaatkan, antara lain, Azospirillum

spp dan Azotobacter spp untuk menambat N2 dari udara tanpa harus bersimbiosis

dengan tanaman. Aeromonas spp dan Aspergillus spp adalah contoh mikrob pelarut P yang sangat efektif dalam melepaskan ikatan P yang sukar larut. Selain itu, mikrob ini bisa memperbaiki aerasi dan agregasi tanah (Khudori, 2006). Pupuk organik hayati mengandung sumber hara seperti N, P, K, dan hara lainnya. Mikroba yang ditambahkan ke dalam pupuk organik hayati selain mampu meningkatkan ketersediaan hara, juga mampu meningkatkan efisiensi pengambilan hara (uptake) oleh tanaman sehingga efisiensi pemupukan meningkat.

(28)

18

2.3 Azotobacter

Mikrob yang memfiksasi nitrogen disebut diazotrop. Sedangkan mikrob yang memfiksasi nitrogen secara independen tanpa bantuan organisme lain disebut bakteri yang hidup bebas (free living bacteria). Azotobacter adalah bakteri penambat nitrogen aerobik yang mampu menambat nitrogen dalam jumlah yang cukup tinggi, bervariasi antara 2 - 15 mg nitrogen/gram sumber karbon yang digunakan, meskipun hasil yang lebih tinggi seringkali dilaporkan (Subba Rao, 1994).

Koloni Azotobacter mempunyai ciri-ciri berbentuk convex, smooth, putih,

semiopaque, moist, viscid, dengan diameter kurang lebih 4 - 8 mm. Isolat-isolat murni tersebut dipelihara dalam medium agar miring. Spesies-spesies Azotobacter yang telah dikenal antara laian: A. chococcum, A. beijerinckii, A. paspali, A. vinelandii, A. agilis, A. insiginis dan A. Macrocytogenes. Azotobacter chroococcum adalah bakteri gram negatif merupakan bagian dari famili

Azotobacteraceae, merupakan grup aerobik, diazotrop yang hidup bebas mampu memfiksasi N atmosfer dalam media bebas N maupun miskin N dengan menggunakan komponen bahan organik sebagai sumber energi (Kumar et al., 2006).

(29)

19

Inokulasi Azotobacter efektif dalam meningkatkan hasil panen tanaman budidaya pada tanah yang dipupuk dengan bahan organik yang cukup. Sediaan bakteri yang mengandung sel-sel Azotobacter yang diberi nama Azotobacterin

yang diproduksi dan digunakan di Rusia dan Negara-negara Eropa Timur terbukti menguntungkan dalam meningkatkan hasil panen tanaman budidaya seperti gandum, barley, jagung, gula bit, wortel, kubis, dan kentang sebesar 12% dibandingkan dengan tanaman kontrol. Respon ini diduga disebabkan oleh faktor tumbuh yang dihasilkan oleh Azotobacter (Wedhastri, 2002).

Kemampuan rizobakteri Azotobacter dalam memfiksasi nitrogen menjadi

ammonium yang tersedia untuk tanaman dan memproduksi fitohormon

merupakan indikator kemampuan rizobakteri ini untuk digunakan sebagai input

dalam suatu sistem produksi tanaman yang mengutamakan kesehatan tanah.

Inokulasi Azotobacter telah dilakukan di pembibitan tanaman sayuran, dan

memperlihatkan potensi rizobakteri ini untuk meningkatkan pertumbuhan

perakaran dan tajuk bibit serta mendukung peningkatan populasi Azotobacter di

rizosfir (Hindersah dan Simarmata, 2004).

2.4 Azospirillum

Azospirillum adalah bakteri Gram negatif yang mengandung butir-butir

(30)

20

(Döbereiner, 1991 dalam Hanafiah, 2004). Temperatur optimum bagi diazotrop mikroaerobik adalah 32 – 36oC, yang menjelaskan mengapa mikrob ini lebih umum dijumpai pada kawasan subtropis dan tropis.

Tanaman yang berasosiasi dengan Azospirillum akan memperoleh banyak keuntungan, antara lain karena adanya suplai hormon tumbuh seperti auksin, IAA, dan gibberelin, yang diproduksi pada kondisi tertentu; auksin berfungsi memacu pembentukan akar dan rambut-rambut akar, sehingga daerah serapan akar terhadap hara dan air diperluas; vitamin berupa tiamin, niasin, dan pantotenik yang bersama dengan hormon tumbuh berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan produksi tanaman; dan menghasilkan bakteriosin, yang berfungsi melindungi tanaman dari serangan bakterial. Hasil penelitian Astuti (2007), menunjukkan perkecambahan biji kedelai Tanggamus yang diinokulasikan dengan isolat

Azospirillum menyebabkan peningkatan panjang batang dan peningkatan jumlah akar lateral.

(31)

21

Hasil penelitian Lestari et al. (2007), terhadap padi varietas IR64 yang diberi perlakuan tanpa inokulasi dan dengan inokulasi beberapa strain

Azospirillum pada berbagai taraf N menunjukkan semakin tinggi taraf N, perkembangan akarnya semakin baik. Perakaran yang paling baik diperoleh pada perlakuan inokulasi Azospirillum Az7 pada taraf 100% N. Inokulasi Azospirillum

memberikan dampak yang lebih baik terhadap perkembangan akar tanaman padi, jumlah akar lebih lebat, dan rambut akar lebih banyak. Semakin tinggi jumlah IAA yang diproduksi oleh Azospirillum, semakin baik pengaruhnya terhadap perkembangan akar padi.

Penambatan N2-bebas oleh Azospirillum dimungkinkan oleh adanya enzim

nitrogenase. Pada A. brasiliense dan A. lipoferum, enzim ini terdiri dari komponen nitrogenase (Protein MoFe), dengan reduktase (protein Fe) yang “inaktif” dan aktifator enzimnya. Dalam proses fiksasi N2 diperlukan energi ATP dan pembawa

elektron. Hanafiah (2005) menjelaskan bahwa mekanisme proses ini adalah: (1) energi ATP dan elektron ferredoksin mereduksi protein Fe menjadi reduktan; (2) reduktan ini mereduksi protein MoFe yang kemudian mereduksi N2 menjadi NH3

dengan hasil sampingan berupa gas H2; dan (3) bersamaan itu juga terjadi reduksi

asetilena dan etilena, yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator proses fiksasi N2 bebas secara biologis.

2.5 Mikrob Pelarut Fosfat

Mikrob pelarut fosfat (MPF) seperti Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.

(32)

22

mensekresi asam-asam organik yang dapat membentuk kompleks stabil dengan kation-kation pengikat P di dalam tanah dan asam-asam organik tersebut akan menurunkan pH dan memecahkan ikatan pada beberapa bentuk senyawa fosfat sehingga akan meningkatkan ketersediaan fosfat dalam larutan tanah (Subba Rao, 1994). Pseudomonas sp. telah diteliti sebagai agen pengendalian hayati penyakit tumbuhan. Baru-baru ini telah dibuktikan bahwa Pseudomonas spp. dapat menstimulir timbulnya ketahanan tanaman terhadap infeksi jamur patogen akar, bakteri dan virus.

Dalam aktivitasnya, mikrob pelarut P akan menghasilkan asam-asam organik diantaranya adalah asam sitrat, glitamat, suksinat, laktat, oksalat, glioksalat, malat, fumarat, tartarat, dan α-ketobutirat (Alexander, 1978). Meningkatnya asam-asam organik tersebut biasanya diikuti dengan penurunan pH. Penurunan pH dapat disebabkan terbebasnya asam sulfat dan nitrat pada oksidasi kemoautotrofik sulfur dan ammonium, berturut-turut oleh bakteri

Thiobacillus dan Nitrosomonas. Asam organik mampu meningkatkan ketersediaan P di dalam tanah melalui beberapa mekanisme, diantaranya adalah: (1) anion organik bersaing dengan ortofosfat pada permukaan tapak jerapan koloid yang bermuatan positif (Premono, 1994); (2) pelepasan ortofosfat dari ikatan logam-P melalui pembentukan kompleks logam organik (Elfiati, 2005); dan (3) modifikasi muatan tapak jerapan oleh ligan organik.

(33)

23

mampu mengurangi Fe, Mn, dan Cu yang terserap oleh tanaman jagung yang ditanam pada tanah masam, sehingga berada pada tingkat kandungan yang normal. Terdapatnya asam-asam organik sitrat, oksalat, malat, tartalat, dan malonat di dalam tanah sangat penting artinya dalam mengurangi pengikatan P oleh unsur penjerapnya dan mengurangi daya racun aluminium pada tanah masam.

Umumnya di dalam tanah ditemukan mikrob pelarut P anorganik sekitar 104 - 106 gram-1 tanah dan sebagian besar berada di daerah perakaran. Penelitian dan pemanfaatan mikrob pelarut P sudah dilakukan sejak tahun 1930-an. Negara yang mula-mula memproduksi mikrob ini sebagai pupuk hayati adalah Rusia pada tahun 1947. Inokulan pelarut P ini cukup luas dimanfaatkan di negara-negara Eropa Timur dengan nama dagang fosfobakterin. Produk ini dilaporkan terdiri dari kaolin yang membawa 7 juta spora bakteri Bacillus megaterium varietas phosphaticum setiap gramnya. Selanjutnya dikemukakan bahwa fosfobakterin memberikan hasil yang baik pada tanah-tanah yang netral sampai basa dengan kandungan bahan organik tinggi (Elfiati, 2005).

(34)

24

genus Pseudomonas, Bacillus, Mycobacterium, Flavobacterium, Bacterium, Citrobacter, dan Enterobacter (Premono, 1994).

2.6 Karakteristik Tanaman Caisin

Caisin atau sawi cina, merupakan jenis sawi yang paling banyak diminati konsumen saat ini. Sawi berasal dari Cina, karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut, namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter di atas permukaan laut.

(35)

25

III BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2008 yang dilakukan di rumah kaca University Farm Cikabayan dan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan

Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah Latosol. Bahan yang digunakan adalah benih caisin (Brassica chinensis). Sebagai sumber N, P, dan K dalam penelitian ini berturut-turut adalah pupuk Urea, SP36, dan KCl (Hasil analisis kimia pada Lampiran 2), pupuk organik hayati yaitu: Fertismart, Biost, Ponti (Hasil analisis biologi pada Lampiran4), dan pupuk organik DOP (Double Organic Phosphate). Media untuk penghitungan populasi mikrob antara lain: media NFB (Nitrogen Free Bromhtymol Blue) untuk penghitungan populasi

Azospirillum, NFM (Nitrogen Free Manitol) untuk penghitungan populasi

Azotobacter, dan media Pikovskaya untuk penghitungan populasi mikrob pelarut fosfat.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pelaksanaan Penelitian pada Pot

(36)

26

satuan percobaan. Perlakuan 1 adalah kontrol. Perlakuan 2 adalah penggunaan 100% pupuk anorganik yaitu pupuk Urea, SP-36, dan KCl. Perlakuan 3, 4, dan 5 adalah perlakuan pemupukan kombinasi antara 50% pupuk anorganik dengan pupuk organik hayati. Sedangkan perlakuan 6 adalah penggunaan 50% pupuk urea yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Dosis pupuk yang digunakan untuk perlakuan 100% NPK adalah 200 kg/ha Urea, 100kg/ha SP36 dan 75 kg/ha KCl yang kemudian dosis tersebut dikonversi dalam satuan gram/pot. Sedangkan dosis pupuk organik hayati dan organik yang dipakai adalah 250 kg/ha.

Tabel 1. Takaran pupuk anorganik, pupuk organik hayati, dan pupuk organik pada pot

Perlakuan Urea KCl SP36 Fertismart Biost Ponti DOP

---(g/pot)---

Kontrol 0 0 0 0 0 0 0

100% NPK 2.3 0.75 1.3 0 0 0 0

Fertismart + 50% NPK 1.15 0.375 0.65 2.5 0 0 0 Biost + 50% NPK 1.15 0.375 0.65 0 2.5 0 0 Ponti + 50% NPK 1.15 0.375 0.65 0 0 2.5 0

DOP + 50% N 1.15 0 0 0 0 0 2.5

Ket: Setiap pot berisi tanah 3 kg BKM

(37)

27

takaran yang disajikan pada Tabel 1. Kemudian tanah diinkubasi selama satu minggu.

Setelah selesai masa inkubasi, benih caisin ditanam sebanyak 3 benih/pot dengan kedalaman 1.5 cm. Pada saat tanaman mencapai umur 14 hari setelah tanam, dilakukan penjarangan dengan cara mengambil tanaman yang pertumbuhannya relatif kurang baik dengan menyisakan 2 tanaman yang pertumbuhannya relatif baik. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari dengan acuan sesuai kapasitas lapang agar kondisi tanah tidak mengalami defisiensi air ataupun tergenang. Penyiraman tanaman dilakukan melalui pipa paralon yang ditancapkan ke dalam tanah.

Parameter yang diamati adalah: 1) Tinggi tanaman, 2) Jumlah daun (diukur setiap minggu mulai umur 1-5 MST), 3) bobot basah tanaman bagian atas (BBTBA), 4) bobot basah akar (BBA), 5) bobot kering tanaman bagian atas (BKTBA), dan 6) bobot kering akar (BKA) (diukur saat panen pada 5 MST). Analisis data dengan menggunakan Analysis of Variances (ANOVA) dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% untuk parameter tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan pada parameter bobot basah dan kering tanaman bagian atas, bobot basah dan kering akar dilakukan uji lanjutan Least Significant Difference (LSD) pada taraf 5%.

(38)

28

bagian atas tanaman dan akar dikeringkan dalam oven pada suhu 60o selama 2 x 24 jam. Setelah itu, bagian atas dan akar tanaman ditimbang kembali untuk mendapatkan nilai BKTBA dan BKA.

3.3.2 Pelaksanaan Penelitin pada Tray

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan pupuk. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 28 satuan percobaan. Perlakuan 1 adalah kontrol. Perlakuan 2 adalah penggunaan 50% pupuk anorganik yaitu pupuk Urea, SP-36, dan KCl. Perlakuan 3 adalah penggunaan 100% pupuk anorganik yaitu pupuk Urea, SP-36, dan KCl. Perlakuan 4, 5, dan 6 adalah perlakuan pemupukan kombinasi antara 50% pupuk anorganik dengan pupuk organik hayati. Sedangkan perlakuan 7 adalah penggunaan 50% pupuk anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Dosis pupuk yang digunakan untuk perlakuan 100% NPK adalah 200 ppm N, 200 ppm P2O5 dan 200

ppm K2O. Sedangkan dosis pupuk organik hayati dan organik yang dipakai adalah

2,5 gram/tray.

(39)

29

masa inkubasi, benih caisin ditanam sebanyak 1 benih/cup dengan kedalaman 1.5 cm. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari.

Tabel 2. Takaran pupuk anorganik, pupuk organik hayati, dan pupuk organik

Perlakuan Urea KCl SP36 Fertismart Biost Ponti DOP

--- ppm --- ---(g/cup)---

Kontrol 0 0 0 0 0 0 0

100% NPK 200 200 200 0 0 0 0

Fertismart + 50% NPK 100 100 100 2.5 0 0 0

Biost + 50% NPK 100 100 100 0 2.5 0 0

Ponti + 50% NPK 100 100 100 0 0 2.5 0

DOP + 50% N 100 100 100 0 0 0 2.5

Ket: Setiap cup berisi media tanam 75 gram BKM

Parameter yang diamati adalah: 1) Tinggi tanaman, 2) Jumlah daun (diukur setiap minggu mulai umur 1-5 MST), 3) bobot basah tanaman bagian atas (BBTBA), 4) dan bobot kering tanaman bagian atas (BKTBA) (diukur saat panen pada 4 MST). Analisis data dengan menggunakan Analysis of Variances

(40)

30

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pupuk Organik Hayati Terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Hasil uji DMRT taraf 5% menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan dengan kombinasi 50% pupuk anorganik dan pupuk organik hayati nyata meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun caisin. Mulai pada umur tiga minggu setelah tanam (Tabel 3 dan 4) menunjukkan bahwa tanaman yang mendapat perlakuan 100% NPK dan tanaman yang diberi pupuk organik hayati (perlakuan Fertismart, Biost, dan Ponti yang dikombinasikan dengan 50% NPK) mengalami pertumbuhan yang jauh lebih pesat dibandingkan kontrol dan perlakuan DOP + 50% N.

Tabel 3. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan tinggi tanaman caisin pada pot

Perlakuan 1MST 2MST 3MST 4MST 5MST

--- cm ---

Kontrol 3.36 b 7.65 a 9.78 ab 12.60 a 14.21 a

100% NPK 1.86 a 5.64 a 10.78 abc 18.19 b 23.63 b

Fertismart + 50% NPK 3.18 b 7.71 a 14.81 cd 21.44 b 26.13 b

Biost + 50% NPK 2.95 ab 7.20 a 13.00 bcd 18.90 b 23.31 b

Ponti + 50% NPK 3.71 b 8.55 a 16.00 d 21.91 b 25.59 b

DOP + 50% N 2.93 ab 7.26 a 8.10 a 13.00 a 14.69 a

*angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%

(41)

31

perlakuan 100% NPK dan pupuk organik hayati yang dikombinasi dengan 50% NPK memungkinkan tanaman mendapat suplai N yang cukup untuk pertumbuhan. Pada kontrol yang tidak mendapat tambahan pupuk urea, jelas mengalami kekurangan N dan pada perlakuan DOP + 50% N hanya mendapat setengah dosis urea sehingga unsur N telah habis terpakai maupun tercuci, hal ini menunjukkan bahwa pupuk organik DOP tidak mampu mensubstitusi setengah dosis pupuk N pada tanaman caisin.

Tabel 4. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman caisin pada pot

Perlakuan 1MST 2MST 3MST 4MST 5MST

--- helai/tanaman ---

Kontrol 1.00 b 2.13 ab 3.25 a 4.38 a 6.38 a

100% NPK 0.25 a 2.00 ab 3.75 ab 5.50 b 8.88 b Fertismart + 50% NPK 0.75 ab 2.38 ab 4.25 bc 6.25 b 9.00 b Biost + 50% NPK 0.50 ab 2.25 ab 3.50 ab 6.38 b 9.00 b Ponti + 50% NPK 0.88 b 2.88 b 4.88 c 6.38 b 9.50 b DOP + 50% N 0.88 b 1.88 a 3.50 ab 4.25 a 7.13 a *angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%

Perlakuan pupuk organik hayati yang dikombinasikan dengan 50% NPK mampu mengimbangi pertumbuhan tanaman dengan 100% NPK, hal ini terjadi karena pada masing-masing pupuk organik hayati terkandung mikrob pelarut fosfat (MPF), yang selain dapat melarutkan P-anorganik, MPF seperti

Pseudomonas diketahui dapat membantu pertumbuhan tanaman karena

(42)

32

pupuk organik hayati mengandung mikrob penambat N yaitu Azospirillum dan

Azotobacter. Kedua mikrob yang terkandung dalam pupuk hayati yang digunakan mampu meningkatkan efisiensi pupuk N, sehingga kebutuhan tanaman tetap terpenuhi meskipun dosis urea dikurangi. Azospirillum dan Azotobacter juga merupakan mikrob yang mampu menghasilkan faktor tumbuh seperti IAA dan auksin. Penelitian Panjaitan (2004), melaporkan bahwa inokulasi cendawan

Mikoriza arbuskula dan Azospirillum dapat mengefisienkan 50 - 70% penggunaan pupuk N dan P pada dosis 125 kg/ha Urea dan 75kg/ha SP-36 pada tanaman

Setaria splendida.

ULANGAN 2

Kontrol 100% NPK

Ponti+

50%NPK 50%NPK Fert+ DOP+ 50%N Biost+ 50%NPK

Gambar 1. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan caisin pada pot (4 minggu setelah tanam)

(43)

33

jumlahnya sedikit. Sedangkan tanaman yang mendapatkan tambahan unsur N tumbuh lebih tinggi serta daunnya banyak dan lebar. Azotobacter mampu menambat N dalam jumlah yang cukup tinggi, bervariasi hingga 2 - 15 mg N/gram sumber karbon yang digunakan, meskipun hasil yang lebih tinggi seringkali dilaporkan (Subba Rao, 1982). Bakteri Azospirillum sp. mampu memacu peningkatan hasil pertanian penting pada kondisi tanah dan iklim yang berbeda dan secara statistik nyata meningkatkan hasil 30 sampai 50 %.

Tabel 5. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan tinggi tanaman caisin pada tray

Perlakuan 1MST 2MST 3MST 4MST

--- cm ---

*angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%

(44)

34

pupuk organik hayati yang dikombinasikan dengan 50% NPK mampu membuat caisin tumbuh setara dengan caisin yang dipupuk 100% NPK pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun.

Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan 50% NPK menyebabkan tanaman caisin tumbuh lebih baik dibandingkan kontrol namun lebih lambat dibandingkan 100% NPK meskipun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Penelitian tambahan pada tray bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik hayati dan pupuk organik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman caisin yang telah diberikan 50% dosis NPK.

kontrol

Gambar 2. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan caisin pada tray (3 minggu setelah tanam)

(45)

35

NPK mampu membuat caisin tumbuh setara dengan caisin yang dipupuk 100% NPK pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun.

Tabel 6. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman caisin pada tray

Perlakuan 1MST 2MST 3MST 4MST

--- Helai ---

*angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%

4.2 Pengaruh Pupuk Organik Hayati Terhadap Bobot Basah dan Kering Tanaman Bagian Atas

(46)

36

Menurut Prawiranata et al. (1981), berat segar tanaman mencerminkan komposisi hara dan jaringan tanaman dengan mengikut sertakan airnya. Lebih dari 70% dari berat total tanaman adalah air. Nitrogen dapat meningkatkan perbandingan protoplasma terhadap bahan-bahan dinding sel yang dapat menyebabkan bertambah besarnya ukuran sel yang tipis, sehingga sel banyak diisi oleh air. Menurut Gardner (1991), pemupukan N mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan daun, terutama pada lebar dan luas daun.

ULANGAN 2

Gambar 3. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap tanaman bagian atas caisin pada pot (5 minggu setelah tanam)

(47)

37

tinggi dibandingkan kontrol. Perlakuan Fertismart + 50% NPK memiliki rata-rata tertinggi pada variabel BKTBA. Hal ini menunjukkan pupuk organik hayati mampu mensubstitusi 50% kebutuhan NPK pada caisin untuk mendapatkan BBTBA dan BKTBA yang setara dengan perlakuan 100% NPK.

Tabel 7. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap bobot kering tanaman bagian atas (BKTBA) dan bobot basah tanaman bagian atas (BBTBA) pada pot

Perlakuan BBTBA BKTBA

--- g --- Kontrol

100% NPK

Fertismart + 50% NPK Biost + 50% NPK

* angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut LSD 5%

(48)

38

Tabel 8. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap bobot kering tanaman bagian atas (BKTBA) dan bobot basah tanaman bagian atas (BBTBA) pada tray

Perlakuan BBTBA BKTBA

--- g ---

Kontrol 50% NPK 100% NPK

Fertismart + 50% NPK Biost + 50% NPK

* angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut LSD 5%

kontrol

Gambar 4. Pengaruh pupuk organik hayati terhadap tanaman bagian atas caisin pada tray (4 minggu setelah tanam)

4.3 Pengaruh Pupuk Organik Hayati Terhadap Bobot Basah dan Bobot Kering Akar

(49)

39

fosfat. Efek Azotobacter dalam meningkatkan biomassa akar disebabkan oleh penghasilan asam indolasetat (IAA) di daerah perakaran. Menurut Elfiati (2005) eksudat akar mengandung triptophan atau senyawa serupa yang dapat digunakan oleh mikroorganisme tanah untuk memproduksi asam indolasetat. Beberapa bakteri pelarut fosfat dapat berperan sebagai biokontrol yang dapat meningkatkan kesehatan akar dan pertumbuhan tanaman melalui proteksinya terhadap penyakit.

Tabel 9. Pengaruh perlakuan pupuk terhadap bobot basah akar (BBA) dan bobot kering akar (BKA)

Perlakuan BBA BKA

--- g ---

Kontrol NPK

Fertismart + 50% NPK Biost + 50% NPK

*angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan

yang nyata menurut LSD 5%

ULANGAN 2

Kontrol 100%NPK 50%NPKDOP+ Fert+ 50%NPK

Ponti+

50%NPK 50%NPKBiost+

(50)

40

Perbaikan bobot kering akar sebenarnya tidak mencerminkan tingginya kadar hara atau meningkatnya kapasitas penambatan N di rizosfer. Peningkatan ini lebih banyak disebabkan adanya keseimbangan kadar hara di dalam tanaman. Kadar hara tertentu yang meningkat terlalu tinggi dapat meracuni tanaman dan pada gilirannya nanti akan mempengaruhi proses hormon tanaman, sehingga pembentukan bobot kering tanaman terhambat. Namun demikian, kemampuan

Azospirillum bukan hanya dalam hal memproduksi hormon IAA (Lestari et al., 2007), namun lebih pada peningkatan efisiensi serapan hara sehingga membantu pertumbuhan akar tanaman.

4.4 Pertumbuhan Caisin pada Perlakuan DOP + 50% dan Pupuk Organik Hayati (Fertismart, Ponti, dan Biost) + 50% NPK

Perlakuan DOP + 50% N tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kontrol pada hampir seluruh parameter yang diamati. Hal ini disebabkan pupuk DOP merupakan pupuk organik yang diasumsikan mampu menggantikan pupuk anorganik urea dan KCl, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa DOP tidak mampu memenuhi kebutuhan N dan K untuk tanaman caisin. Dari hasil analisis tanah menunjukkan kandungan K dalam media tanah rendah begitu pula kandungan K pada DOP (0.56 ppm). Tanaman yang kekurangan K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya jelek baik daun, buah maupun biji. Telah diketahui bahwa K berperanan penting dalam fotosintesis karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun, dan karenanya juga meningkatkan asimilasi CO2 serta meningkatkan translokasi hasil fotosintesis

(51)

41

Secara keseluruhan dari hasil penelitian, diketahui bahwa tanaman yang mendapat perlakuan pupuk organik hayati dikombinasi dengan 50% NPK mampu berproduksi setara dengan perlakuan 100% NPK. Dari ketiga pupuk organik hayati yang diaplikasikan (Fertismart, Ponti, dan Biost) pada saat penelitian, pupuk organik hayati Fertismart menunjukkan rata-rata bobot basah tanaman bagian atas atau bobot ekonomis (merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi) tertinggi dibanding pupuk organik hayati lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas mokrob dalam memfiksasi N atau melarutkan P yang terkandung pada ketiga jenis pupuk organik hayati berbeda-beda selain itu jumlah sel untuk setiap gram pupuk organik hayati yang digunakan dan kandungan hara masing-masing pupuk berbeda. Dalam penggunaan pupuk organik hayati harus diperhatikan pula tanggal kadaluarsa pupuk tersebut agar mikrob yang terkandung didalamnya masih aktif.

(52)

42

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pupuk organik hayati (Fertismart, Ponti, dan Biost) yang dikombinasikan dengan 50% NPK mampu meningkatkan pertumbuhan caisin setara dengan penggunaan pupuk 100% NPK.

2. Pupuk organik DOP yang dikombinasikan dengan 50% N maupun 50% NPK tidak mampu meningkatkan pertumbuhan caisin setara dengan 100% NPK.

3. Penggunaan pupuk organik hayati Fertismart, Ponti dan Biost mampu mensubstitusi 50% penggunaan pupuk anorganik Urea, SP36 dan KCl.

5.2 Saran

(53)

43

DAFTAR PUSTAKA

Agung, T. dan A. Y. Rahayu. 2004. Analisis efisiensi serapan N, pertumbuhan, dan hasil beberapa kultivar kedelai unggul baru dengan cekaman kekeringan dan pemberian pupuk hayati. Jurnal Agrisains 6(2): 70-74.

Alexander, M. 1978. Introduction to Soil Microbiology. 2nd ed. Willey Eastern Limited, New Delhi.

Anas, I. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

Astuti, A. 2007. Isolasi dan Karakterisasi Azospirillum sp. Indigenus Penghasil Asam Indol Asetat Asal Tanah Rizosfer. Skripsi. Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Elfiati, D. 2005. Peranan mikroba pelarut fosfat dalam pertumbuhan tanaman. www.library.usu.id/download/fp/hutan.html. [diakses pada 18Maret 2008].

El-Habbasha, S .F., M. S. Abd El Salam, and M.O. Kabesh. 2007. Response of two sesame varieties (Sesamum indicum L.) to partial replacement of chemical fertilizers by bio-organic fertilizers. Journal of Agriculture and Biological Sciences, 3(6): 563-571.

Gardner, F. P., R. B. Pearce, and R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. UI Press, Jakarta.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers, Jakarta.

Hindersah, R. dan T. Simarmata. 2004. Artikel ulas balik potensi rizobakteri

Azotobacter dalam meningkatkan kesehatan tanah. Jurnal Natur Indonesia

5(2): 127-133.

Kanacharoenpong, A., A. Shutsirung, S. Teplikitkul, J. Konjai, and S. Choonluchanon. 2003. Effect of mixing media on growth and flower yieid of marigold. Journal of Agriculture 19(2): 153 - 159.

Katupitya, S. and K.Vlassak. 1990. Colonization of wheat roots by Azospirillum brasilense. In: organic recycling in asia and the pacific. Rapa Bulletin 6(8).

(54)

44

Kumar, R., N. Neeru, V. Manjula, S. Takuro, and O. Mitsuru. 2006. Mini review - Harnessing wheat genotype X Azotobacter strain interactions for sustainable wheat production in semi arid tropics. Journal of Tropics 15(1).

Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan Perkembangan Tanaman. Rajawali Pres, Jakarta.

Lestari, P., D. N. Susilowati, dan E. I. Riyanti. 2007. Pengaruh hormon asam indol asetat yang dihasilkan Azospirillum sp. terhadap perkembangan akar padi. Jurnal AgroBiogen 3(2): 66-72.

Margiyanto, E. 2007. Budidaya tanaman sawi. www.cahayatani.wordpress.com. [diakses pada 18 Maret 2008].

Panjaitan, I. 2004. Efektivitas Azospirillum dan cendawan Mikoriza Arbuskula

terhadap produksi dan serapan hara Setaria Splendida pada dosis N dan P berbeda. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Prawiranata, W., S. Harran, dan P. Tjondonegoro. 1981. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan II. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Premono, M. E. 1994. Jasad renik pelarut fosfat, pengaruhnya terhadap P tanah dan efisiensi pemupukan P tanaman tebu. Disertasi. Program Pascasarjana IPB.

Premono, M. E., R. Widyastuti dan I. Anas. 1992. Pengaruh bakteri pelarut P terhadap serapan kation unsur mikro tanaman jagung pada tanah masam. Makalah PIT Permi. 31 Juli - 1 Agustus 1992. Bandung.

Subba Rao, N. S. 1982. Biofertilizer in Agriculture. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi. Bombay. Calcuta.

---. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Edisi 2 (Terjemahan). Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Wedhastri, S. 2002. Isolasi dan seleksi Azotobacterspp. penghasil faktor tumbuh dan penambat nitrogen dari tanah masam. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3(1): 45-51.

(55)

45

(56)

46

Lampiran 1. Hasil analisis kimia tanah

Jenis Analisis Nilai

pH

Lampiran 2. Hasil analisis kimia pupuk anorganik

Jenis Pupuk N P2O5 K2O

Lampiran 3. Komposisi media NFB (Anas, 1989)

Bahan Takaran

(57)

47

Lampiran 4. Hasil analisis biologi pada pupuk organik hayati dan DOP

Fertismart Biost Ponti DOP

Jenis pupuk

Lampiran 5. Komposisi media Pikovskaya (Anas, 1989)

Bahan Takaran

Ket: Komposisi untuk 1 liter media

Lampiran 6. Komposisi media NFM (Anas, 1989)

Bahan Takaran

(58)

48

Lampiran 7. Hasil analisis kimia pupuk DOP

Parameter Nilai

Ket: Hasil analisis Balai Penelitian Tanah td = tidak terdeteksi

Lampiran 8. Hasil analisis kimia pupuk organik hayati Ponti

Ponti pH C-org P2O5 K2O Fe Mn Cu Zn B

--- % --- --- ppm ---

Gambar

Tabel 1. Takaran pupuk anorganik, pupuk organik hayati, dan pupuk                             organik pada pot
Tabel 2. Takaran pupuk anorganik, pupuk organik hayati, dan pupuk                            organik
Tabel 3. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan tinggi tanaman caisin pada pot
Tabel 4. Pengaruh berbagai perlakuan pupuk terhadap pertumbuhan jumlah daun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah tabel kegiatan pelaksanan: melakukan pelatihan tata cara survey dan penggalian potensi bersama dengan instruktur yang dipandu oleh aparat desa Muaro

Penelitian ini menggunakan analisis time series sistem persamaan VAR yang diarahkan kepada sistem persamaan VECM karena data runtun waktu pada penelitian ini diasumsikan stasio-

penjelasan materi dari guru sebagai penstimulus peserta didik untuk berfikir, setelah peserta didik memahami materi apa yang akan mereka pelajari kemudian guru membagi kelas menjadi

Dengan dibuatnya laporan biaya kualitas secara khusus dan berkala diharapkan pihak manajemen perusahaan dapat melakukan pengendalian atas kualitas produk serta

(faktor kelalaian manusia). Sehingga menurut catatan Kepolisian, dari seluruh rentang kejadian kecelakaan disebabkan pengendara yang kurang memperhatikan

Masukan atau input dari sistem informasi barang yang masuk yang nantinya akan menghasilkan berupa laporan data barang masuk yang ada di gudang, langkah

[r]

Dengan hasil nilai 0,43 berada pada kategori cukup berminat, hal ini menunjukkan bahwa adanya peranan Komunitas Jendela Lampung dalam meningkatkan minat belajar