• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terjemahan ayat-ayat seni Quraish shihab p ada tafsir al-misbah (studi model dan gramatikal)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Terjemahan ayat-ayat seni Quraish shihab p ada tafsir al-misbah (studi model dan gramatikal)"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

QURAISH SHIHAB PADA TAFSIR AL-lVIISBAH

(Studi lVlodel dan Gramatikal)

Disusun Oleh :

QOMARUDDIN

NllVI. 100024 018576

JURUS1\N TARJAMAI-1

FAKULTAS ADAB DAN 1-IUMANIORA

UIN SY ARIF I-IIDA YA TULLAR

(2)

(Studi Model dan Gramatikal)

SKRIP SI

Diajukan pad a F akultas Adah dan Humaniora untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu (S-l)

Disusun Oleh :

QOMARUDDIN

NIM. 100024 018576

セセセ[セZセゥョァ。ョZ@

Vセ@

7_r/

Drs. HD. Sirafuddm AR, M.Ag.

Nil/1so

234

so1

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SY ARIF HIDA YA TULLAI-I

(3)

Skripsi yang berjudul "Terjemahan Ayat-ayat Seni Quraish Shihab

pada Tafsir Al-Misbah (Studi Model dan Gramatikal)" telah di ujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada

tanggal 23 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana program strata satu ( S 1 ) pada jurnsan Tarjamah

Jakarta, 23 Nopember 2006

Sidang Munaqasyah

""'"'

セッァャッ^ー@

A"ggob

Drs. bdullah, M. Ag

Sekretaris Merangkap Anggota

セOスセ@

Drs.Ikhwan

AzciMA '

NIP. 150268589

NIP. 150262446

Anggota

{J}

H.Ahmad Syaechudin. M. Ag NIP. 150303001

\ Pembimbing

CJ-セセイウNzZエ、ゥョ@

ARM.Ag
(4)

Assalamu 'alaikwn Wr. Wb,

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

proteksi berupa taufik dan hidayah -Nya, serta kesehatan jasmani dan rohani,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Salawat dan salam

semoga tercurah kepada tokoh pembaharu sepanjang masa Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini Penulis susun guna memenuhi salah satu syarat dalam melengkapi

UJiall akhir untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S-- I ) Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Dalam Penulisan skripsi ini, banyak hambatan dan kesulitan yang Penulis

hadapi, namun alhamdulillah berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT serta

bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul" TER!EMAHAN AYAT-AYAT SEN! QURAISH SHIHAB PADA TAFSIR

AL - MISBAH (STUD! MODEL DAN GRAMATIKAL)." Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

I. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. H. Abd Chair, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Ull'.' Jakarta

3. Bapak Drs. Abdullah M. Ag, Ketua Jurusan Tarjamah

(5)

Teknis dalam menyusun skripsi ini

6. Para Dasen dan Seluruh Staf pada Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan

Tarjamah, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada kami semua,

terutama kepada Penulis

7. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

8. Penghargaan setinggi tingginya Penulis sampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda

tercinta yang dengan susah payah membimbing penulis sejak kecil sampai

sekarang dan selalu memberikan support sehingga dapat menyelesaikan studi ini.

Berjuta terima kasih ananda haturkan kepada kalian

9. Kakak - kakak dan adik tercinta, terima kasih Penulis ucapkan atas motivasi dan

nasehat yang telah kalian berikan

10. Teman - teman seperjuangan Jurnsan Tarjamah angkatan 2000, atas kebersamaan

mereka yang senantiasa memberi semangat kepada Penulis terutama untuk Rohit,

Carsan, Oby, Rahma, Vita, Mayang, Yuni, Juhairiyah, Siwi, Umanih, yang

tersayang Neang, Ncing di mana pun mereka berada, sehingga Penulis pun

terdorong untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik

11. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang memberikan

kontribusi dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

Semoga bantuan dan partisipasi tersebut menjadi amal saleh, dan semoga

(6)

Jakarta, l 0 Nop'cmber 2006

Penulis

(7)

KATA PENGAi'\lTAR.

DAFTAR ISi IV

PEDOMAN TRANSLITERASI ... . ... VI

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masai ah ... .

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... .

C. Tu ju an Penelitian ... .

D. Metode Penelitian ... .

E. Sistematika Penulisan

6

6

7 8

BAB II KERANGKA TEORI

A Teori Penerjemahan Secara Urnum. I. Definisi Penerjemahan .

2. Prinsip-prinsip Penerjernahan ... B. Teori Penerjernahan al-Qur'an ..

L Definisi Penerjemahan al-Qur' an

2. Metode Penerjemahan al-Qur'an ... .

9 9 12 15 15 16 3. Cara Menerjernahkan al-Qur' an. . . . . 19

4. Hukum Menerjemahkan al-Qur'an 20

5. Sejarah Penerjernahan al-Qur'an ... 22

(8)

D. Hakekat Gaya Bahasa ... . E. Pengertian Kali mat Efektif ... .

1. Definisi Kalima! Efektif ... .

2. Ciri-ciri Kalima! Efektif ... . F. Pengertian Seni ... .

BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN TAFSIR AL-MISBAH A. Riwayat Hidup Quraish Shihab ... .

B. Karya-karyanya ..

C. Sekelumit Tafsir Al-Misbah ...

BAB IV ANALISA DATA

27 28

28

30 34

37

41

42

A. Analisis Model Hasil Terjemahan ... 45 B. Analisis Gramatikal Terjemahan Quraish Shihab ... 48 C. Keunggulan dan Kelemahan Terjemahan Quraish Shihab ... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... ··· ··· 59 B. Saran .... ··· ··· 61

(9)

Skripsi ini menggunakan transliterasi yang bersumber bagi pedoman transliterasi Arab atas keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 158 tahun 1987 dan No. 0543 b/u/87, dengan sedikit memodifikasi pada sistem penulisan sebagaimana di jelaskan di bawah ini :

f q k m n w h

J

y ti

Vokal Pendek =A =1 =u Keterangan: z s sy セ@ d z g .) ..b .];

t

t

Vokal Panjang

y

=A

,_,,...,

=1

3;! =D

b t J h kh d r

c

c

.) Tanwin '·'An =In ' , =Un
(10)

b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya yaitu huruf I -I I diganti dengan huruf yang sama langsung dengan kata sandang itu.

2. Syaddah ditandai dengan hurufkembar, contoh: セi@ I al-jannatu I

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia dengan menggunakan bahasa Arab

standar dan telah dijamin keotentikannya oleh Allah SWT. Penyusunan

al-Qur' an pada masa pemerintahan Khulafaurasyidin berpengaruh besar terhadap

kebijakan pengajaran bahasa Arab pada masyarakat Islam, karena al-Qur'an

merupakan kumpulan firman Allah SWT yang terdiri dari huruf, kata dan angka.

Hal itulah yang menjadikan struktur bahasa dalam al-Qur'an. Oleh karena itu

pengetahuan tentang ilmu al-Qur' an selalu meliputi bahasa dan tata bahasa yang

merupakan alat penting dalam studi dan analisa. 1

Dalam kehidupan manusia tak lepas dari rasa akan keindahan atau disebut

sem. al-Qur'an juga telah menjelaskan tentang ha! itu, karena Allah SWT

menganugerahkan manusia potensi untuk menikmati dan mengekspresikan

keindahan. Keindahan merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang

mengandung unsur-unsur sem dalam diri manus1a. Kemampuan berseni

merupakan salah satu perbedaan manus1a dengan makhluk lain; jika demikian

Islam pasti mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung

1 Howard M. Fedespicl,

(12)

fitrah manusia yang suci itu. Tetapi mengapa selama ini ada kesan bahwa Islam

menghambat perkembangan seni dan memusuhinya.

Menurut Sayid Quthub tentang seni pada masa nabi dan sahabatnya

dikatakan berhasil dalam karyanya jika ia dapat berinteraksi dengan gagasan,

menghayatinya secara sempurna sampai mengatur dengan jiwanya, lalu kemudian

mencetuskannya dalam bentuk karya seni. Nah, pada masa nah' dan sahabat

proses penghayatan nilai-nilai Islami barn dimulai bahkan sebagian mereka barn

dalam tahap upaya membersihkan gagasan jahiliyah yang telah meresap selama

ini dalam jiwa masyarakat sehingga kehati-hatian amat diperlukan baik dari nabi

sendiri sebagai pembimbing maupun dari kaum muslimin lainnya. Atas dasar

inilah kita hams memahami larangan-larangan yang ada, kalau kita menerima

adanya larangan penampilan karya sem tersebut. Apalagi apresias1 al-Qur'an

terhadap seni sedemikian besar.2

Terdorong oleh keinginan Penulis ingin mengkaji terjer;:ahan Quraish

Shihab pada ayat-ayat seni dalam al-Qur' an dan macam-macam seni yang

terdapat di dalamnya antara lain : seni lukis, seni pahat atau patung .dan seni

suara. Perkembangan seni pada zaman sekarang semakin pesat dan ha! itu timbul

dari inspirasi tentang seni yang telah ada kemudian menjadi bagian-bagian

tertentu seperti seni tari, seni drama, seni musik dan bahkan sem

menterjemahkan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa).

2 :tvL Quraish Shihab, fVaH1asan al-Qur 'an, 'Ta/sir j\/Jandhui /ltas }":te/bagai [>ersoalan U111at

(13)

Al-Qur'an te1jemah merupakan salah satu cara memberi jalan kepada

masyarakat muslim yang belum memahami al-Qur'an, termasuk juga kaum 11011

muslim yang tidak dapat berbahasa Arab dan bahkan sama sekali tidak

memahami bahasa Arab u11tuk memahami kandungan al-Qur'an lewat terjemahan

kitab suci ke dalam bahasa ibu mereka.

Dalam me11erjemahkan sebuah al-Qur'a11 seorang penerjemah harus

benar-benar mengerti bahasa sumber yang akan diterjemahka11 serta mahir mengolah

kata ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia, yang semua itu akan sangat

membantu dalam menerjemahkan al-Qur'an.

Kemahiran mengolah kata sangat berkaita11 erat dengan pemilihan diksi,

arti kata dan perolehan makna. Berbicara tentang makna bahasa dalam

penerjemahan tidak dapat dipisahkan dari penerjemahan. Hal ini penting karena

mempelajari makna berarti mempelajari bagaimana sikap pemakai bahasa

memiliki caranya tersendiri dalam membentuk makna setiap katanya. Oleh karena

itu agar pengalihan suatu bahasa terjemahan tersebut dapat dipahami dan

dimengerti, maka harus diperhatikan bentuk bahasa sasaran (BSa). Kridaklasana

(1985), mendefinisikan "Penerjemahan sebagai pemindahan amanat dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan mengungkapkan maknanya

dan kemudian gaya bahasanya."

Ada empat unsur yang terlibat dalam proses penerjemahan, yaitu berupa

(!) unsur isi, (2) unsur pembaca, (3) situasi dan kondisi pada saat terjemahan itu

(14)

Agar penilaian pembaca juga akan tetap baik terhadap penerjemah maka

perlu kiranya penerjemah memiliki pengetahuan tentang 2 modal : (a) mgam

terjemahan, (b) cam menerjemahkan. Dengan kelengkapan itu pmktis penerjemah

mudah menjatuhkan pilihannya terhadap ragam terjemah dan mengetahui cam

menggarap naskah atau teks lewat ragam itu dengan tepat.

Banyak ragam terjemahan di antaranya : (a) model kata demi kata, (b)

model harfiah, (c) model bebas, (d) model dinamis, (e) model simentic, (f) model

sintaktik, (g) model pragmatik, (h) model interlingual, (i) model tmnsformasional,

(j) model komunikatif, (k) model esteti-puitik.3

Seorang penerjemah adalah seorang penulis, tentu saja ia bukan pengarang

(author) bukunya sendiri. Gagasan yang ada di dalam terjemahan tetap mempakan

gagasan pengarang itu, dan ia menyampaikan gagasan-gagasan pengarang secara

efektif Oleh karena itu, penerjemah hams mampu menyusun suatu leksi (diksi)

kalimat, dan idiom dengan benar yang semuanya disebut dengan gramatikal. Di

dalam leksikal, idiom dan kalimat efektif kesemuanya ada aturan tertentu, seperti

dalam leksikal ada aturan yang hams ditaati oleh penerjemah yaitu bempa

ketepatan dalam memilih kata, dan kesesuaian dalam pemilihan kata, begitu pula

ada ha! yang perlu diperhatikan antara lain : (1) kesepadanan dan kesatuan,

(2) kesejajaran, (3) penekanan dalam kalimat, ( 4) kehematan, dan (5) kevariasian.

Masih banyak lagi aturan-aturan yang terdapat dalam gmmatikal. Oleh

karena itu, tidak semua hasil terjemahan diterima apa adanya. Karena setiap hasil

3

(15)

terjemahan perlu dianalisis dan dikritisi dengan beberapa acuan standar

penerjemahan yang menopang diakuinya mutu karya te1jemahan tersebut.

Dalam penerjemahan yang disusun oleh Quraish Shihab b«Hyak dijumpai

kalimat terjemahan yang tetap dapat dipahami maknanya namun terlalu bebas

dalam mene1jemahkannya, seperti contoh berikut :

Artinya : "Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikaimya dan menghiasinya dan tiada baginya sedikit pun retak-retak ? " (QS. 50:6)

Dari contoh ayat di atas Quraish Shihab memilih kata yang k<irang tepat atau

tidak efektif seperti kata [.JY U,.,

t+l

r.;.J beliau lebih suka diterjemahkan dengan

"Dan tiada baginya sedikit pun retak-retak" menurut penulis kalimat yang lebih

tepat adalah "Dan langit itu tidak mempunyai retak sedikit pun." Karena pada

te1jemahan Quraish Shihab mengulang kata retak dan hal itu tidak sesuai dengan

gramatikal bahasa Indonesia walaupun dalam bahasa Arab bentuknya jamak.

Berdasarkan contoh di atas, jelaslah bahwa banyak hasil terjemahan

al-Qur'an. Tetapi, di antara terjemahan itu ada yang mudah dipahami, walaupun

teks sumbernya satu, yaitu al-Qur'an. Bila diterjemahkan ke dalam teks sasaran

akan menjadi beragam versi. Untuk menghasilkan terjemahan yang mudah

dipahami, tentulah seorang penerjemah harus menguasai dengan baik metode

terjemahan, bentuk dan makna sasaran, dengan begitu hasil terjemahan dapat

(16)

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, Penulis ingin mengkaji lebih jauh fagi tentang bentuk atau model dan gramatikal yang sesuai dengan judul skripsi.

Te1je111ahan ayat-ayat seni Quraish Shihab pada Tafsir Al-lvlisbah (Studi

lviodel dan Gramatikal).

B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah

Sebagaimana telah Penulis kemukakan di atas bahwa analisis tentang model dan gramatikal terjemahan ayat-ayat yang berkaitan dengan seni karya Quraish Shihab memberi motivasi dan inspirasi kepada Penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut. Maka masalah yang diuraikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

I. Model terjemahan apakah yang dipakai oleh Quraish Shihab ? 2. Apakah pengaruh gramatikal terhadap terjemahan ?

3. Apakah terjemahan Quraish Shihab terhadap ayat-ayat ser11 telah sesua1 dengan tata bahasa Indonesia dan Arab ?

C. Tuj nan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

I. Mengetahui model terjemahan yang dipakai oleh Quraish Shihab.

(17)

3. Mengetahui pengamh gramatikal terhadap terjemahan.

4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada model terjemahan tersebut.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library, research),

data diambil dari tulisan tokoh dalam bentuk buku, makalah-makalah seminar dan

artikel-artikel jurnal serta majalah. Data ini mempakan sumber primer yang

dijadikan rujukan utama dalam penulisan skripsi ini.

Metode yang digunakan oleh Penulis adalah metode deskriptif analitif,

yaitu mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian ini.

Penelitian skripsi ini mengacu pada buku-buku Pedoman Penulisan

S!a·ipsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah dan

diterbitkan oleh UIN Jakarta Press 2002. Adapun sumber data dalam penelitian

ini diambil dari ayat-ayat al-Qur'an tentang seni yaitu sebagai berikut:

I. Surat Ali Imran ayat 49 2. Surat Al-A' raf ayat 64

0

Surat Al-Anbiya ayat 58, 63-64

0.

4. Surat Luqman ayat 6

5. Surat Yunus ayat 24

(18)

E. Sistematilrn Penulisan

Sistematika yang penulis gunakan, mengacu kepada Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis dan Disertasi, yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah dan

diterbitkan oleh UIN Jakarta Press 2002. Adapun sistematika penulisannya

sebagai berikut :

Bab I

Bab ll

Bab Ill

Bab IV

Bab V

Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Berisi kerangka teori meliputi : Definisi Terjemahan Secara Umum,

Prinsip-prinsip Penerjemahan, Metode Penerjemahan al-Qur'an,

Hukum Menerjemahkan al-Qur'an, Sejarah Penerjemahan al-Qur'an,

Tipologi Terjemahan al-Qur'an di Indonesia, Hakekat Gaya Bahasa,

Kalimat Efektif dan Gambaran Unmm Tentang Seni.

Biografi Quraish Shihab meliputi riwayat hidup dan karya-karyanya.

Berisi tentang analisis data yang terdiri dari analisis model hasil

terjemahan Quraish Shihab serta keunggulan dan kelemahan

terjemahannya.

(19)

KERANGKA TEORI

A. Teori Penerjemahan Secara Umum

Perbincangan tentang penerjemahan kiranya patut dimulai dengan

perumusan tentang definisi penerjemahan itu sendiri. Dalam bidang penerjemahan

terdapat istilah Translation dan Interpretation yang digunakan dalam konteks yang

berbeda meskipun kedua istilah itu fokus pada peralihan pesan dari bahasa

sumber ke bahasa sasaran.

Pada umumnya istilah Translation mengacu pada peralihan pesan tertulis

dan lisan. Namun jika istilah tersebut dibahas secara bersamaan, maka istilah

translation menunjukkan pada peralihan pesan tertulis dan istilah interpretation

mengacu hanya pada peralihan pesan lisan. Perlu pula kita bedakan antara kata

penerjemahan dengan terjemahan sebagai padanan dari translation. Kata

penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan sedangkan kata

terjemahan artinya basil dari suatu penerjemahan.

1. Definisi Penerjemahan

Penerjemahan atau translation selama ini didefinisikan melalui

berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda-beda

dari berbagai segi, baik segi semantik (kemaknaan) maupun linguistik

(20)

Secara luas, terjemah dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan pesan atau makna, baik verbal atau non verbal, dari suatu bentuk kebentuk yang lain. Sedangkan dalam pengertian atau cakupan yang Jebih sempit, terjemah (translation) diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa pertama atau bahasa sumber (source language) dengan padanannya di dalam bahasa kedua atau bahasa sasaran (target language). 1

Seperti halnya ilmu-ilmu lain, dalam bidang penerjemahan ditemukan banyak definisi, berikut ini penulis akan menguraikan beberapa definisi yang sering dikutip dalam buku-buku tentang penerjemahan.

J,C. Catford mengatakan dalam bukunya yang berjudul A Linguistic 7heo1y of a Translation, seperti yang dikutip oleh A Widyamartaya, tentang definisi penerjemahan yaitu "The replace111en of textual 111aterial in one language (The source language SL), by equivalent textual material in another

language (the target language TL) "(mengganti bahan teks dalam bahasa

s11111ber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). 2

Pada definisi diatas tidak ditemukan konsep tentang makna sementara itu secara garis besar pene1jemahan tidak dapat dipisahkan dari persoalan makna atau informasi. Sebagai ganti dari konsep "ma/ma " adalah materi

1 Suhcndra Yusuf, Teori Te1je111ah Pengantar Ice .. Arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik,(Bandung: Mandar Maju, 1994), h.3

(21)

tekstual yang padan. Kesepadanan yang dimaksud adalah padan maknanya,

panjangnya, gaya tulisannya atau bahkan padan kualitas· cetakannya. 3

Newmark JUga memberikan definisi yang serupa tentang

penerjemahan. Namun, lebih jelas lagi. Seperti yang dikutip oleh Rochayah

Machali yaitu "Rendering the meaning of the text into another language in the

way that another intended the text" (menerjemahkan ma/ma suatu teks

kedalam bahasa lain sesuai yang dimaksud pengarang). 4

Nida dan Taber dalam buku mereka The The01y and Practice of

Translation, mereka menyatakan secara lebih jelas proses penerjemahannya,

seperti yang dikutip oleh Suryawinata tentang definisi penerjemahan yaitu :

"Translating consits of reproducing in the receptor language the closet

natural equivalent of the source language missage, first in terms of meaning

and secondly in terms of style" (pene1jemahan adalah usaha menciptakan

kembali pesan dalam bahasa sumber (Bsu) kedalam bahasa sasaran (Bsa)

dengan padanan a!ami yang sedekat mungkin, pertama-tama dalam hal

ma/ma dan kemudian gaya bahasanya). 5

Sementara itu, J.Levy lebih menekankan proses kreatif seorang

penerjemah, seperti yang dikutip oleh Nurachman Hanafi tentang definisi

penerjemahan yaitu : "71-anslation is a creative process which always leaves

3

Zuhridin SUI}'a\vinat dan Sugeng I-Iariyanto, 1'rans/ation Bahasa Teori clan Penuntun

Prak/is Menerjemahkan; (yogyakarta :kanisius, 2003), h. 11

'' Rochayah Machali, Pedoman bagi Peneijemahan, (Jakarta: PT.Grasindo, 2000), h. 5

5

(22)

the translator of freedom of choice between several appproximately

equivalent possibilities of realizing situatsional meaning " (terjemahan

111erupaka11 proses kreatif yang memberikan kebebasan bagi pene1jemah buat

memilih kem1111gki11an padanan yang de/wt dalam mengungkapkan makna

yang sesuai dengan sit11asi11ya. 6

Dengan melihat definisi diatas baik definisi penerjemai1an dalam arti

Juas maupun sempit , baik tinjauan semantik maupun linguistik sekilas

masing-masing definisi tersebut berbeda-beda, namun sebenarnya kita dapat

menemukan/menarik benang merah antara pendapat para ahli penerjemah

yaitu penerjemahan merupakan upaya pemindahan atau pencarian padanan

dari teks bahasa sumber kedalam bahasa sasaran dengan memperhatikan

makna yang diinginkan oleh penulis kemudian memperhatikan gaya

bahasanya sesuai dengan kreatifitas penerjemah.

2. Prinsip-Prinsip Penerjemahan

Para ahli terjemah memberikan prinsip-prinsip dasar penerjemahan

secara berbeda, namun penulis cenderung memilih pendapat Ian Finlay

(1971), seperti yang dikutip oleh Suhendra Yusuf. Menurut Ian Finlay, seorang penerj emah harusl ah:

a. Memiliki pengetahuan bahasa sumber yang sempurna dan up to date

b. Memahami materi yang akan diterjemahklannya

6

Nuraclunan Hanafi, Teori dan Seni Afenerjenzahkan, (Ende- Flores-N',, T: Nusa Indah,

(23)

c. Mengetahui terminologi-terminologi padanan terjemahannya di dalam

bahasa sasaran.

d. Berkemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan se11a merasakan

gaya, irama, nuansa serta register kedua bahasa yaitu bahasa sumber dan

bahasa sasaran hal demikian akan sangat membantu menciptakan 'mood'

atau keadaan yang diinginkan penulis aslinya. 7

Sedangkan menurut Az-Zarqany dalam bukunya Manahilu al-!Jjanfi

Ulumi al-Qur 'an seperti yang dikutip oleh Ismail Lu bis tentang persyaratan

pene1j emahan antara lain :

a. Penerjemahan hams sesuai dengan konteks bahasa sumber (Bsu) dan

konteks bahasa sasaran (Bsa)

b. Penerjemahan hams sesuai dengan gaya bahasa sumber (Bsu) dan gaya

bahasa sasaran (Bsa)

c. Penerjemahan hams sesua1 dengan cm khas bahasa sumber (Bsu) dan

gaya bahasa sasaran (Bsa). 8

Prinsip penerjemahan diatas sudah dianggap oleh penulis mewakili

prinsip-prinsip penerjemahan yang ditawarkan oleh pakar lainnya. Karena

tanpa pengetahuan yang up to date seorang penerjemah akan kesulitan dalam

memahami objek-objek terjemahan, apalagi bila objek itu merupakan

study-study barn. Jika seorang penerjemah memiliki banyak pengetahuan tetapi

7

Suhenclra Yusuf, Op.Cit., h. 67

8

Isn1aiI Lubis, Falsijikasi Terjernahan ,:11-Qur 'an De1>arten1en ,:Jgan1a Edisi 1990,

(24)

tidak memahami objek terjemahannya maka akan mustahil hasi I

terjemahannya akan sesuai dengan konteks bahasa sumber.

Apabila seorang penerjemah mengetahui padanan-padanan

terminologi objek terjemahan, maka hasil terjemahannya akan sesuai dengan

bahasa sumber dan akan lebih sempurna. Di antara masalah-masalah yang

dihadapi oleh seorang penerjemah adalah ketika ia menerjemahkan

istilah-istilah atau terminologi objek terjemahan, bila ia menguasainy;, maka proses

penerjemahan akan berjalan lancar dan bila tidak akan sebaliknya.

Contoh dalam al-Qur'an surat al-An' am ayat 31 sebagai berikut:

(f \ : it....;'}\)

Artinya : "Sehingga apabila kiamat datang pada mereka dengan tiba-tiba."

Berbeda dengan kata <Ll'.uJI dalam konteks di bidang teknologi pada

zaman sekarang, kata tersebut dalam al-Qur' an diartikan hari kiamat sedangkan

dalam teknologi sekarang diariikan dengan waktu atau jam.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan tidak cuknp

hanya dengan konteks bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran, akan tetapi harus

pula mencerminkan bahan yang akan diterjemahkan. Oleh karena itu penguasaan

(25)

B. Teori Penerjemahan al-Qur'an

1. Definisi Penerjemahan al-Qur' an

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dijumpai arti terjemah yaitu menyalin (memindahkan) dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain atau mengalihbahasakan sedangkan terjemahan berarti salinan bahasa ke bahasa lain.9

Menurut Muhammad Husayn al-Dzahaby, salah seorang ulama al-Qur'an dari al-Azhar Univercity, Mesir. Kata te1jemah lazim digunakan untuk dua pengertian, yaitu :

a Mengalihkan atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa lain, tanpa menerangkan makna dari bahasa asal yang diterjemahkan

b Menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang terkandung di dalamnya, dengan bahasa lain. 10

Menurut Muhammad Abdul Azim Zarqany, menerjemahkan al-Qur'an yaitu :

a Menyampaikan berita kepada yang terhalang menerima berita

b Menjelaskan maksud kalimat

c Dengan menggunakan bahasa aslinya

9

Pusat Pe1nbinaan dan Penge1nbangan Bahasa, Kan1us 13esar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pus1aka, 1988) cet, ke-L h. 938

10

(26)

d Menjelaskan maksud suatu kalimat dengan perantara bahasa di luar bahasa sumber

e Alih bahasa, yaitu pengalihan makna atau amanat dari bahasa tertentu ke bahasa lain. 11

Menurut Muhammad Aly asy-Syabuny dalam bukunya Pengantar Study Al-Qur'an (at-tibyan), terjemahan Qur'an aiiinya memindahkan al-Qur'an pada bahasa Arab dan mencetak terjemahan ke dalam beberapa naskah, agar dapat dibaca orang yang tidak dapat mengerti bahasa Arab sehingga orang bisa memahami maksud kitab Allah dengan perantara

. I P

te1Jema 1an.

-Dari pendapat tentang definisi al-Qur'an dapatlah diketahui bahwa kata terjemah dalam tuturan bahasa Arab meliputi berbagai makna, bahkan kata terjemah sering dikaitkan pada situasi dimana kata itu diucapkan, namun secara umum penerjemahan al-Qur'an berarti memindahkan suatu kalam (pembicaraan) dari satu bahasa ke bahasa lain, dengan memenuhi arti dan maksud yang terkandung dalam al-Qur'an.

2. Metode Penerjemahan al-Qur'an

Sesuai dengan pengertian penerjemahan yang telah dibahas sebelum ini secara umum ada 2 metode penerjemahan al-Qur'an yaitu :

11

Muhammad Abdul Azim Az-Zarqany, Aianahil al-flfan fl Ulum al-Qur'an, (t.t; Matbaah:

Isa al-Babi Halabi wa Syarakahu, tth), jilid II, h. I 09

12

Muhanuuad Aly asy-Syabuny Pengantar Study al-Qur'an (at-Tibyan), (Bandung: PT.

(27)

a) Penerjemahan Harfiyah

Menurut Manna 'Khalil al-Qattan, penerjemahan harfiyah yaitu mengalihkan lafadz-lafadz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa, sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama. 13

Selanjutnya menurnt Husain al-Zahaby, .terjemahan harfiyah terbagi menjadi dua, seperti yang dikutip oleh Muhammad Amin Suma, yaitu :

a. Terjemahan hwfiyah bi-al-Mitsl, yaitu menerjemahkan al-Qur'an yang dilakukan apa adanya, terikat dengan susunan dan struktur bahasa asal yang diterjemahkan.

b. Terjemahan hwfiyah bi ghairi al-1\!!itsl yaitu terjemahan yang pada dasarnya sama dengan terjemahan hwfiyah bi al-Mils! hanya saja sedikit lebih longgar keterikatannya dengan susunan dan stuktur bahasa asal yang diterjemahkan.14

b) Penerjemahan Tafsiriyah

Menurut Manna 'Khalil al-Qattan penerjemahan tafsiriyah atau maknawiyah yaitu menjelaskan pembicaraan dengan bahasa lain tanpa

13

Manna 'khalil al-Qattan, Study I/mu Al-Qur 'an, (Jakarta: PT. Pustaka Li tern antar Nusa,

1996), cct. Kc-3, h.442

" Muhammad Amin Suma, Study I/mu Al-Qur'an (!), (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000),

(28)

terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhati:<an susunan

k la 1matnya. . 15

Selanjutnya, terjemahan tafsiriyah atau maknawiyah menurut

al-Dzahaby, yaitu memberikan syarah (menjelaskan suatu perkataan dan

menjelaskan maknanya dengan menggunakan bahasa lain tanpa

memperhatikan susunan bahasa asli (asal) dan susunannya serta tanpa

memelihara semua makna yang di kehendakinya). 16 Cara seperti ini

dinamakan terjemah tafsiriyah dalam arti memberikan syarah (keterangan)

dan menjelaskan maknanya dengan bahasa lain.

Dalam prakteknya penerjemahan tafsiriyah berusaha menangkap

makna atau pengertian yang dimaksud oleh ungkapan-ungkapan kalimat

bahasa pertama, kemudian ungkapan itu dituangkan ke dalam bahasa

terjemah sesuai dengan maksud penuturnya tanpa memaksa diri untuk

mencari makna kata perkata yang ada dalam bahasa pertama.

Misalnya masih ada dalam al-Qur'an surat al-Isra ayat 29 jika

seorang hendak menerjemahkan secara tafsiriyah, maka terlebih dahulu ia

harus memahami pesan ayat tersebut yakni "melarang kikir dan berlaku

sangat pemurah" pemahaman seperti ini bisa diperoleh, misalnya melalui

telaah terhadap Asbabun Nuzul, Munasabah ayat dan sebagainya. Setelah

pesan dan maksud ayat dipahami lalu diungkapkan ke dalam bahasa

15

Manna 'khalil al-Qattan, Loe.cit

16

(29)

terjernahan dengan rnenggarnbarkan adanya larangan kikir dan boros itu.

Dengan terjernahan tafsiriyah dari al-Qur'an surat al-Isra; ayat 29 sebagai

berikut:

"Dan janganlah kamu ter/a/u kikir dan jangan pu/a ter/a/11

pemurah (boros) karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. "

3. Cara menerjemahkan al-Qnr'an

.. Cara menerjemahkan al-Qur'an hams me!alui beberapa tahapan

sebagaimana yang dikernukakan oleh Alam Datuk dalam buk'Unya Metode

Menerjemahkan JOO Kali Pandai, ia memberikan beberapa tahapan yang

harus dilalui oleh seorang penerjemah al-Qur'an, antara Iain:

Tahapan pertama yaitu menerjemahkan secara harfiyah dan menurnt

laggam susunan bahasa Arabnya yang sudah tentu tidak cocok dengan

susunan bahasa Indonesia yang baik. Hal ini dilakukan pada tahapan pertama

supaya dalam penerjemahan dapat mengenal kedudukan dan hukum kata-kata

itu.

Tahapan kedua yaitu membuang kata-kata yang ada dalam al-Qur'an

ke dalam terjemahan.

Tahapan ketiga yaitu menggeser atau menyusun kalimatnya dalarn

terjemah untuk mencapai bahasa Indonesia yang baik, yaitu di awal digeser ke

belakang dan di akhir diletakkan ke muka sesuai dengan susunan kalimat

(30)

diperlukan. Akan tetapi jika seorang penerjemah ingin dikatakan hasil

terjemahannya itu baik, maka tahap ini harus dipenuhi.17

4. Hukum Mene1jemahkan al-Qur'an

Adapun mengenai hukum menerjemahkan al-Qur'an jika dilihat dari

pengertian yang telah dijelaskan di alas maka hukum menerjemahkan

al-Qur'an sebagai berikut:

a. Hukum Terjemahan Harfiyah

Menurut sebagian ulama, penerjemahan al-Qur'an secara harfiyah

itu dianggap haram. Alasan yang diperkuat oleh para ulama tentang

haramnya menerjemahkan al-Qur'an adalah kalam Allah (kalamullah)

yang di turunkan kepada Rosul-Nya merupakan mukjizat dengan lafadz

dan maknanya serta membacanya dipandang sebagai ibadah.18 Di samping

itu tidak seorang pun yang berpendapat bahwa kalimat-kalimat al- Qur'an

yang diterjemahkan maka dinamakan kalam Allah sebab Allah tidak

berfirman kecuali dengan al- Qur'an yang kita baca dalam bahasa Arab

dan kemukjizatannya pun tidak terjadi dengan terjemahan, kemudian yang

dipandang sebagai ibadah, yaitu membaca al- Qur'an dengan bahasa

Arab berikut lafadz-lafadz serta huruf-huruf dan tertib katanya.19

17 Sci. H. Datuk Tombak Alam, Me/ode Menerjemahkan al-Qur'an al-Karim JOO Kali

Pandai, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h.19

18 Manna Khalil al-Qattan, op-cit, h.44

(31)

b. Hukum Terjemahan Tafsiriyah

Para ulama Islam melakukan penafsiran al- Qur'an dengan cara

mendatangkan makna yang dekat, mudah dan kuat. Kemudian penafsiran

ini cliterjemahkan dengan penuh kejujuran clan kecermatan. Terjemah

tafsiriyah berarti mensyarahi (mengomentari) perkataan dan menjelaskan

maknanya dengan bahasa lain. Usaha penerjemahan al- Qur'an tafsiriyah

tidak ada halangan karena Allah mengutus Nabi Muhammad untuk

menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia dengan segala

bangsa dan ms yang berbeda. 20

Al-Qur'an yang diturunkan dalam bahasa Arab itu

penyampaiannya kepada umat manusia merupakan suatu keharusan, akan

tetapi umat lainnya yang tidak pandai bahasa Arab atau tidak mengerti

sama sekali, penyampaian dakwah itu ke dalam bahasa ibu mereka.

Sebagaimana uraian di atas, kemustahilan terjemah harfiyah dan

keharamannya, oleh sebab itu satu-satunya jalan yang dapat ditempuh

ialah menerjemahkan secara tafsiriyah yang· mengandung asas-asas

dakwah dengan cara yang sesuai dengan nash-nash kitab dan sunah ke

dalam bahasa setiap suku bangsa. Maka dengan earn ini sampai !ah dakwah

al -Qur'an kepada orang-orang non Arab. 21

20

Ibid, h.446

21

(32)

5. Sejarah Penerjemahan al -Qur'an

Setiap muslim mempuhyai keinginan dapat membaca dan memahami

al -Qur'an dalam bahasanya yang asli, yakni bahasa Arab, tetapi orang itu

tidak mempunyai kemampuan dan kesempatan yang sama, maka tidaklah

keinginan tersebut dapat dicapai oleh setiap Muslim. Untuk itulah al -Qur'an

diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa (di Barat dan di Timur).

a. Penerjemahan al -Qur'an ke dalam Bahasa Barat

Penerjemahan al -Qur'an dalam bahasa barat dilah1kan pertama

kalinya ke dalam bahasa Latin Terjemahan tahun 1135. Dari terjemahan

bahasa Latin inilah kemudian al -Qur'an diterjemahkan ke dalam bahasa

Eropa, yaitu terjemahan Schweigger ke dalam bahas? German di

Nurenburg (Bovaria) pada tahun 1616, terjemahan ke dalam bahasa

Perancis dilakukan oleh Du Ryer diterbitkan di Paris pada tahun 1647.

Perhatian untuk menterjemahkan al -Qur'an terus bermunculan.

Pada tahun 1649 Alexander Ross menerjemahkan al -Qur'an ke dalam

bahasa Perancis. Pada tahun yang sama Ludovicci Moracci menerbitkan

terjemahan al -Qur'an dalam bahasa Latin dengan dilengkapi teks Arab

dan beberapa dipilih sedemikian rupa untuk memberikan kesan yang

buruk tentang Islam. Ludovicci Moracci adalah seorang Roma Katolik dan

terjemahannya itu dipersembahkan kepada Emperor Romawi. Pada

terjemahannya itu diberi kata pengantar yang isinya adalah "Bantahan

(33)

untuk kepentingan politik, permusuhan dan rasa benci kepada umat Islam,

karena konclisi clan situasi umat beragama pada saat itu sesudah Perang

Salib.

Di kalangan umat Islam bamlah timbul usaha penerjemahan

Qur'an ke clalam bahasa Inggris. Faktor pendorong menerjemahkan

al-Qur'an adalah meluasnya pengertian yang salah penyimpangan tersebut

terjacli karena kesenjangan untuk menyimpangkan ajaran dan kandungan

al- Qur'an yang benar atau karena kesalahpahaman dan keterbatasan

pengetahuan mereka tentang bahasa Arab dan ajaran Islam

Sarjana-sarjana muslim yang telah menerjemahkan al- Qur'an ke dalam bahasa

lnggris antara lain, Muhammad Abdul Hakim Chan pada tahun 1905,

Mirza Hazrat pada tahun 1919 dan masih banyak lagi sarjana-sarjana

muslim yang telah mene1jemahkan al- Qur'an hingga sekarang.22

b. Penerjemahan al- Qur'an ke dalam Bahasa Indonesia

Terjemahan Ice dalam bahasa Indonesia (bahasa Melayu) untuk

pertama kalinya dilakukan oleh Abdul Rauf Al-Fansuri, seorang ulama

Aceh yang berasal dari Singkel pada Abad ke-17. Terjemahan al- Qur'an

ke dalam bahasa Indonesia dilalOJkan sejak tahun 1928, antara lain :

Kemajuan Islam Y ogyakmta dengan judul Qur'an Kejawen dan

Q11r'a11 Sudawiyah Penerbitan percetakan AB Siti Syamsiah Solo, di

22

Departc1ncn Agama, .'11-Qur'an dan Terjenrahannya (Medinah: Muj;;unma '.Khaditn

(34)

Surakarta. K.I-1 Munawar Khalil menulis Ta/sir al- Furqon dan A. Hakim Hasan menyelesaikan Ta/sir al- Qur'an dan diterbitkan oleh Pustaka Islamiyah, Medan pada tahun 1939. Mahmud Yunus menulis Ta/sir al-Qur'an pada tahun 193 5. J-1. Zainuddin Hamidi menulis Tajsir al- Qur'an,

al Hakim pada tahun 1960. T.M. J-Jasbi Asy Shiddiqy mulai menulis Ta/sir an- Nur pada tahun I 959 Abdul Malik Amrullah menyusun Ta/sir al-Azhar 30 .Juz selesai pada tahun 1973, Fakhrudin I-IS dan I-1.Zainuddin menulis al- Qur'an dan te1jemahnya dalam bahasa Indonesia pada tahun 1987. Sastrawan Indonesia dari angkatan 1945. J-JB Yassin menulis Ta/sir al- Qur'an Bacaaan Mulia pada tahun 1991. Dr. M. Quraish Shihab menulis Tqfsir al-Amanah, pemerintah R1 Departemen Agama membentuk yayasan penyelenggara penafsiran dan penerjemah al- Qur'an pada tahun 1967.

Kehadiran lebih dari 10 kitab terjemahan al- Qur'an dalam bahasa Indonesia, amat menggembirakan umat Islam, sehingga mereka dapat mengerti, memahami dan mudah menghayati isi kandungan al- Qur'an dalam upaya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.23

C. Tipologi Terjcmahan Al Qur'an di Indonesia

Tipologi secara bahasa berarti ilmu tentang bentuk-bent11'c atau watak, sedangkan dalam aiti luas yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk

(35)

dalam suatu bahasa-bahasa di dunia khususnya dalam ff: ;ngkaji ilmu

·pengetahuan.

Dalam hal ini penulis mengkaji tipologi terjemahan-terjemahan al- Qur'an

yang ada di Indonesia dari segi bahasa dan gramatikalnya yang digunakan dalam

penerjemahan tersebut dan ingin mengetahui tipe-tipe apa saja yang dipakai

dalam penerjemahan al- Qur'an di Indonesia da.ri awal penerjemahannya hingga

sekarang.

Pada masa awal penerjemahan al- Qur'an di Indonesia lebih banyak

menggunakan bahasa-bahasa melayu dari pada bahasa Indonesia karena waktu itu

bahasa ibu lebih dikenal dari pada bahasa negara yaitu bahasa Indonesia, namun

setelah itu barulah tersusun beraneka ragam terjemahan al- Qur'an dengan

mengikuti Jatar belakang masing-masing para penerjemah.

Para pene1jemah al- Qur'an di Indonesia lebih banyak menggunakan

terjemahan harfiyah dan tafsiriyah untuk menerjemahkan al- Qur'an ke dalam

bahasa Indonesia walaupun pada awal penerjemahan al- Qur'an itu diturunkan

menurut sebagian ulama tetapi karena termotivasi untuk kemaslahatan umat Islam

Indonesia agar lebih memahami isi kandungan al- Qur'an, maka para pene1jemah

menerjemahkan al- Qur'an ke dalam bahasa Indonesia dengan mengikuti aturan

(36)

Menurut Muhammad Husain al-Dzahabi membedakan terjemah Harfiyah

ke dalam 2 model 24: terjemah harfiyah bil al Mitsl dan terjemah harfiyah bighair

al mitsl. Terjemah harfiyah bi al-mitsl ialah terjemah yang dilakukan apa adanya,

terkait dengan susunan dan struktur bahasa asal yang diterjemahkan, sementara

te1jemah harfiyah bighair al-mitsl ialah terjemah yang pada dasarnya sama

dengan terjemah harfiyah bi al-mitsl, hanya saja sedikit lebih longgar

keterikatannya dengan susunan dan struktur bahasa asal yang diterjemahkan.

Adapun yang dimaksud dengan terjemah tafsiriyah atau juga disebut

dengan terjemah maknawiyah ialah terjemahan yang dilakukan mutarjim dengan

lebih mengedepankan maksud atau isi kandungan yang terkandung dalam bahasa

asal yang diterjemahkan, tidak terkait dengan susunan dan struktur gaya bahasa

yang diterjemahkan. Dengan demikian maka dapatlah dikatakan bahwa terjemah

harfiyah identik dengan terjemah leterlek atau terjemah lurus dalam bahasa

Indonesia sedangkan terjemah tafsiriyah identik dengan terjemah bebas.

Menurut al-Dzahabi penerjemah al- Qur'an secara harfiyah, dapat diterima

sepanjang terjemahan yang dilakukan mutarjim bermaksud untuk menerangkan

isi kandungan al- Qur'an yang sangat luas dan dalam itu. Akan tetapi boleh jadi

tidak tepat apabila sasaran yang dituju atau motivasi penerjemah hanya sebatas

memperkenalkan makna kosa kata al- Qur'an secara utuh dan menyeluruh

24

Muhammad Husayn al-Dzalrnby, a/-Tafsir wa al- Aiu/assirin, J.I,[t.k.] [t.p.],1396 H/1976

(37)

(holistik) dengan cara menerjemahkannya secara tahlili kata demi kata dari awal

hingga akhir.

Jadi tipe penerjemahan al- Qur'an tersebut culcup banyak terutama di

Indonesia, diantaranya adalah Ta/sir al- Qur'an 30 juz Twjamah lafziah yang

disusun dan diterbitkan penerbit Firma Sumatera dalam bahasa Arab melayu,

Al-Qur'cm te1jemah Indonesia oleh tim penulis Direktorat Pembinaan Mental

Angkatan Darat (DITBINTALAD) dan Te1jemah al- Qur'an oleh Abdul

Muhaimin As' ad dan Muhammad Anis Adnan.25

D. 1-Iakekat Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bagian dari ilmu bahasa, oleh karena itu bahasa

sebagai alat bantu untuk memahami beragam karya baik berbentuk tulisan bebas

atau pun sastra. Sementara gaya bahasa sering dikenal dalam retorika dengan

istilah style, yaitu kemampuan dan keahlian menulis atau menggunakan kata-kata

dengan alat bantu lidah.

Dalam kaidah bahasa, gaya bahasa adalah suatu ungkapan pikiran melalui

bahasa, yang secara tersendiri memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. 26

Menurut HB Yassin gaya bahasa adalah "Perihal memilih dan

mempergunakan kata sesuai dengan isi yang ingin disampaikan, menyangkut

"Muhammad Amin Suma, Study I/mu al-Our'an (!), (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), h.134

06

(38)

juga 111asalah 111a11a menyususn kalimal secarct ejektif, estetis dan mampu

memberika11 gambaran konkril pada benak pembaca".27

Jadi gaya bahasa adalah "Penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan ni/ai seni, yaitu cara yang khas dipakai seseorang untuk

mengungkapkan diri atau kepribadian (gaya pribadi)."

Secara umum, gaya bahasa dalam ungkapan untuk menunjukkan efek tersendiri, baik bernpa estetis atau pun kepuitisan dengan jalan membandingkan satu hal atau permasalahan dengan hal yang lain.

Pemakaian bahasa digunakan secara imajinatif bukan dalam pengertian yang benar-benar secara ilmiah (pembicaraan) saJa, tetapi bertujuan untuk meyakinkan dan mempengaruhi penyimak dan pembaca.28

E. Kalimat Efektif

1. Definisi Kalima! Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali .gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seper1i apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis, 29 kalimat efektif harnslah memenuhi syarat-syarat sebagai kalimat yang baik, strnkturnya teratur, kata yang digunakan mendukung makna secara tepat dan hubungan

27

Liberatus Tengdoe "fyahyonio, 5·astra Indonesia Pengantar dan Teori, (Flores: Nusa Indah,

Gajah Mada Universty Press, 1997), h. 264

28

Hendri Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1985), h.5

29

Zainal Arifin.S. A1nran Tasai, Cern1at Jlerbahasa Jndones;a, (Jakarta: Akaden1ika

(39)

antar bagiannya logis. Susunan kata yang tak teratur, penggunaan kata

berlebih penggunaan kata tak tepat makna, penggunaan kata tugas yang tak

tepat dalam kalimat, semuanya dapat membuat kalimat tidak efektif

Dalam menerjemahkan suatu karya, seorang penerjemah dituntut

untuk menyampaikan ide dasar yang akan disampaikan seorang pengarang

lewat terjemahannya, maka tidak heran jika seorang penerjemah harus mampu

menyusun kalimat-kalimat efektif dalam penyampaian bahasa sasaran yang

dipakai, karena tanpa itu semua seorang penerjemah belum tentu bisa

menyampaikan pesan yang terdapat dari karya aslinya.

Secara garis besar pengertian kalimat efektif dikenal dalam hubungan

fungsi kalimat selaku alat komunikasi. Hubungan itu dijabarkan dengan

adanya keterlibatan setiap kalimat dalam proses penyampaian dan

penerimaan. Apa yang disampaikan dan diterima itu mungkin berupa ide,

gagasan, pesan atau informasi. Jadi setiap kalimat dikatakan efektif bila

mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan atau berlangsung

secara · sempurna, kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang

disampaikannya tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca),

(40)

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

a. Mengandung Kesatuan Gagasan

Untuk men3aga kesatuan gagasan penerjemah harus selalu

mengupayakan berbagai hal, di antaranya agar:

I) Subjek/predikat kalimatjelas

Kalimat di bawah ini tidak efektif karena ada kata berlebih

yang mengganggu subjek misalnya:

"Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang

ku/iah ". 30

Penggunaan kata depan Bagi dalam kalimat diatas, membuat

kalimat itu tidak efektif karena tidak jelas lagi mana subjek kalimat

jika dilihat dari segi predikatnya. Jadi kata Bagi tidak perlu digunakan

dalam kalimat itu.

Penghilang kata depan Bagi dalam kalimat diatas tidak akan

mempengaruhi makna kalimat secara keseluruhan. Jadi kalimat itu

dapat diganti sehagai berikut:

"Semua mahasiswa perguruan tinggi ini hams membayar uang

kuliah. "

2) Kalimat bersih dari

a) Kontaminasi (pemakaian bentuk rancu)

b) Pleonasme dan Tautologi (penambahan yang tidak perlu)

(41)

c) Hiporkorek (membetulkan apa yang sudah betul sehingga jadinya

salah bentuk).31

b. Mewujudkan koherensi yang baik dau kompak

Koherensi ialah pertautan antara unsur-unsur yang membangun

kalimat dan alenia. Tiap kata atau frase dalam kalimat hams bertautan.

Untuk menjaga koherensi itu hendaknya penerjemah memperhatikan

pemakaian kat<i depan.32

Adakalanya pemakaian kata depan yang sebenarnya salah karena

memerlukan pasangan yang selalu hadir bersama-sama yaitu pasangan

idiomatik. Pasangan ini sudah tetap padu dan senyawa. Serndainya salah

satu unsurnya ditinggalkan, frase idiomatik itu menjadi pincang dan

dikategorikan pemakaian yang salah, misalnya dalam terjemahan berikut

1111 :

Artinya: "Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disehahkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran hagi kaum yang mengetahui ".

Contoh kalimat di atas sehamsnya tidak meng6unakan kata

disebabkan yang mempakan terjemahan dari kata "Lo, " tetapi hams menggunakan frase idiomatik yaitu 'disebabkan oleh'. kata disebabkan dan

(42)

oleh harus bersama-sama. Karena termasuk frase idiomatik yang

unsur-unsurnya tidak boleh dihilang-hilangkan.

c. Memperhatikan Paralisme

Paralisme (kesejajaran) ialah penggunaan bentuk gramatikal yang

sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. Jika satu gagasan

dinyatakan dengan kata kerja bentuk me-33 dan sebaginya, maka gagasan

lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan _kata kerja bentuk

me-seperti kalimat terjemahan berikut ini:

lyl

J!

セ@

lyl 1_,l)\.; ':} J

セT@

セQQI@

J.,:;;':1

J

セャケャ@

if\::)\ 1_,;1, J

Ip-,)

4.r-

0\5' .;,;\ セ@

Artinya: "Berikan/ah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan ka11111 menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu 111emakan harta mereka bersama hartanya. "

d. Kalimat Balm

Kalimat adalah gugusan yang berstruktur atau bersistem yang

mampu menimbulkan makna sempurna. Malena sempurna adalah makna

yang dapat diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki

pembuat kalimat. 34

33

ibid, h. 136

34

J(usno Budi Santoso, Problen1atika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Prakt;s Bahasa

(43)

Kalimat baku adalah kalimat yang mengikuti kaidah/ragam bahasa

yang telah di tentukan atau dilazimkan_ Kalimat tidak baku adalah kalimat

yang dari segi bentuknya tidak memenuhi persyaratan s..:ouah kalimat,

sedangkan dari segi isinya tidak mampu menjadi sarana komunikasi yang

sempurna kalimat yang tidak baku dapat saja berupa kalimat yang tidak

efektif, tidak normatif dan tidak logis.

Dikatakan tidak efektif apabila kalimat itu tidak memberikan

pengertian kepada pembaca sesuai dengan maksud penulis dan penutur.

Kalimat tidak normatif adalah kalimat yang tidak memenuhi norma-norma

pembuatan kalimat, misalnya unsur minimal tidak terpenuhi_ Sedangkan

kalimat yang tidak logis adalah kalimat yang hubungan antar makna

gramatikal dan makna leksikal tidak logis. 35

(I) Buku itu diberi ke saya

(2) Buku itu diberikan kepada saya

Kali mat (1) tidak baku karena diberi dan ke tidak lengkap,

sedangkan kalimat (2) adalah bentuk yang baku karena kata dit>erikan dan

kepada strukturnya dan ejaannya suclah lengkap.

Ragam bahasa baku dipergunakan dalam:

(I) Komunikasi resmi ( dalam surat menyurat resmi, penmdang-undangan,

pengumuman-pengumuman resmi dan peristilahan resmi)

(2) Wacana teknis (laporan resmi, karya ilmiah)

(44)

(3) Pembicaraan di depan umum (pidato, ceramah, khutbah, kuliah,

mengajar dan sebagainya).

( 4) Pembicaraan dengan orang-orang dihormati

Diantara ragam-ragam yang di pergunakan dalarn masyarakat,

ragam bahasa yang rnempunyai nilai komunikatif yang tinggi adalah

bahasa baku atau bahasa standar yang menyangkut kepentingan nasional.

F. Pengertian Seni

Seni merupakan salah satu ekspresi manusia untuk menjadikan sesuatu

agar lehih indah, karena dengan rasa keindahan manusia akan merasa jiwanya

arnan damai dan tenteram dan hanya manusia yang memiliki untuk memandang

dan berpikir tentang alam semesta yang indah ini, kemudian diekspresikan dengan

jiwanya melalui berbagai bentuk seni.

Sedangkan sem menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu:

kesanggupan aka! untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa) dan

karya yang bermutu dilihat dari segi kehalusan dan keindahannya.36

Seni merupakan bagian dari kebudayaan, sedangkan kebudayaan

mempunyai pengertian yang lain. Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang

berupa ide, tindakan dan basil karya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

pribadi maupun kebutuhan orang banyak.

36

Departe1nen Pendidikan dan Kcbudayaan, Kanzus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

(45)

Dari masa ke masa terutama di negara kita, ternyata kebudayaan telah

berkembang dengan pesat, dengan beraneka ragam bentuk yang bersifat dinamis

sehingga dapat menambah kekayaan yang membanggakan bagi kita sebagai

bangsa yang berbudaya.

Banyak orang berpendapat bahwa pengertian seni selalu dikaitkan dengan

keindahan.Artinya semua karya seni tersebut selalu dianggap indah. Padahal

dalam kenyataan tidaklah demikian yang jelas seni mempakan bentuk curahan

perasaan yang dapat memberikan kepuasan, kelegaan bagi orang yang

mengamatinya. Hasil dari pengamatan tersebut kadang-kadang tidak hanya

menghadirkan kesan indah, namun bisa pula menimbulkan rasa angker, seram,

aneh, lucu dan sebagainya.37

Beberapa ahli telah dapat menyimpulkan tentang batasan sem sebagai

berikut :38

I. Menurut Herbert Read

Seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang

menyenangkan.

2. Menurut Thomas Munro

Seni adalah alat buatan manus1a untuk menimbulkan efek-efek

psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

37

Drs. H. Sunaryoto Dkk. Kerajinan Tangan dan Kesenian, (Jakarta CV.Bina Muda

Prntama, 2003 ), h.146

(46)

3. Menurut Kihajar Dewantoro

Seni adalah segala perbuatan manus1a yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat inclah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.

Berdasarkan pengamatan sehari-hari dari beberapa basil karya seni yang telah kita nikmati dan juga terinsfirasi oleh ayat-ayat al-Qur' an yang berkenaan dengan seni. Maka clari itu seni clapat di bedakan menjadi 5 cabang, yaitu ·39 Seni tari, seni !eater, seni suara, seni sastra dan seni rupa.

Dalam al-Qur'an juga banyak ayat-ayat yang menyuruh kita untuk selalu berpikir dan kemudian diekspresikan dengan jiwa tentang kejaclian-kejadian di alam ini baik yang tersurat maupun yang tersirat.

39

(47)

BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN

T AFSIR AL-MISBAH

A. Latar Belakang

Nama lengkap beliau adalah Muhammad Quraish Shihab lahir di

Rappang, Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 Februari 1944. Sosok yang

berperawakan tegap dan kharismatik ini telah terlahir pada disiplin tafsir

al-Qur'an.1 Ayahnya Abdurrahman Shihab (1905 - 1986), seorang gum besar

dalam bidang tafsir, seringkali mengajak Quraish Shihab bersama saudaranya

yang lain untuk duduk bercengkrama bersama dan sesekali memberikan

petuah-petuah keagamaan. Dari sinilah rupanya mulai bersemi cinta dalam diri Quraish

Shihab terhadap studi al-Qur'an.2

Pengkajian terhadap al-Qur'an dan tafsirnya kemudian lebih beliau dalami

di Universitas AlAzhar Kairo, setelah melalui pendidikan dasarnya yaitu (SD

-SLTP) di Ujung Pandang dan pendidikan menengahnya di Malang (1956 - 1958)

sambil nyantri di Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah, Malang. Beliau

berangkat ke Kairo pada tahun 1958. Namun pada awalnya hanya diterima di

kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. Pada tahun 1967, beliau mernih gelar Le (setingkat

S 1) pada Fakultas Ushuluddin Jumsan Tafsir dan Hadits Universitas Al-Azhar.

1

wa,vancara, Ko1npas, Jakarta, 18 Februari 1996, h. 2.

2

(48)

Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Fakultas yang sama, dan pada

tahun 1968 meraih gelar MA untuk spesialisasi di bidang Tafsir al-Qur'an

dengan tesisnya berjudul "Al-I'jaiz al-Tasyri' Li al-Qur'an al-Karim." Dengan

rasa suka cita beliau lalu pulang membawa gelar Magi stern ya. 3

Sekembalinya dari Mesir, di Ujung Pandang Quraish Shihab dipercaya

untuk menjabat Pembantu Rektor di bidang Akademik dan Kemahasiswaan pada

IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Selain itu, beliau juga mendapat tugas dan

jabatan-jabatan lain, pihak di dalam kampus, seperti koordinator perguruan tinggi

swasta (wilayah VII Indonesia bagian timur), maupun di luar kampus, seperti

Pembantu Pimpinan Kepolisian Indonesia Timur dalam pembinaan mental.

Selama di Ujung Pandang ini, beliau juga sempat melakukan berbagai penelitian

antara lain : penelitian dengan tema "Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di

Indonesia Timur (1975) dan "Masai ah Wakaf Sulmvesi Selatan" (1978). 4

Pada tahun 1980, Quraish Shihab kembali ke Kairo dan melanjutkan

pendidikan di almamaternya yang sama, yakni Universitas Al-Azhar pada tahun

1982, dengan disertasi "Nazhun al-Dhuhar Ii al-Baga 'i Tahqiq Wa Dirasah'', beliau meraih gelar doktor dalam bidang ilmu-ilmu al-Qur'an. Beliau

mendapatkan Yudisium Summa Cumlaude disertai penghargaan Tingkat I

(Mumtaz Ma'a Martabat al-Syaraf al-Ula) yang artinya dengan pujian tingkat

(49)

pertama. 5 Beliau merupakan orang pertama di Asia Tenggara yang meraih gelar

Doktor di bidang llmu Tafsir. Sementara dalam lingkup keluarganya merupakan

doktor keempat dari anak-anak Shihab yang berjumlah 12, terdiri dari enam putra

d an enam putn. . 6

Di Indonesia, sekembalinya dari Mesir, beliau sejak tahun I984

ditugaskan ·di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca Smjana IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang pada tahun 2000 berubah menjadi IAIN Jakarta. Selain

itu, di luar kampus, dia juga dipercayakan untuk menduduki berbagai jabatan,

antara lain Ketua MUI Pusat sejak tahun 1984, anggota Laznah Pentashih

Mushaf al- Qur' an Departemen Agama sejak pada tahun 1989 dan anggota Badan

Pertimbangan Pendidikan Nasional pada tahun 1989. Ia juga banyak terlibat

dalam beberapa organisasi profesional, antara lain : Pent,>urusan Perhimpunan

Ilmu-ilmu Syariah, Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan dan Asisten Ketua Umum Cendekiawan Muslim

se-Indonesia (ICMI). Di sela-sela kesibukannya itu, dia juga terlibat dalam berbagai

kegiatan ilmiah, di dalam maupun di luar negeri.7

Di samping itu beliau juga pernah tercatat sebagai Menteri Agama Rl pada

tahun 1998. Namun seiring dengan bergantinya tampuk kepemimpinan bangsa

dari Orde Baru ke Orde Reformasi akhirnya jabatan yang diembannya ini tidak

begitu lama. Dan ini tidak menghilangkan kepercayaan dalam karya yang lain,

5

Ibid.

6

Loe. Cit. h. 2

7

(50)

beliau pada tahun 1999. Pada Pemerintahan Habibie diangkat menjrdi Duta Besar

Republik Indonesia untuk Arab Mesir, yang berkedudukan di Kairo. Tugas ini

dilaksanakan dengan baik sampai pada tahun 2002. Setelah selesai menjalankan

tugasnya sebagai Duta Besar, beliau kembali ke almamaternya dan menekuni

tugasnya sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan Program Pasca

Sarjana UIN Jakarta. 8 Dan sekarang mendirikan sebuah Yayasan Lentera Hati

yang terletak di Ciputat.

Aktifitas keorganisasian Quraish Shihab memang sangat padat, namun itu

tidak berarti beliau kehabisan waktu untuk bisa tetap aktif dalam dunia

intelektuaL Ide-ide segarnya senantiasa hadir di beberapa media massa. Dulu di

surat kabar Pelita, pada setiap hari Rabu beliau mengisi rubrik "Felita Hati".

Begitu pula fatwa-fatwa di Harian Republik dan !vlajalah Umat, selalu segar di

tengah-tengah masyarakat. Beliau juga mengasuh rubrik Bt。ヲセゥイ@ Al-Amanah"

dalam majalah dua mingguan terbit, di Jakarta, Amanah. Selain itu, beliau juga

tercatat sebagai Anggota Dewan Redaksi Jurnal Studia Islamika, Indonesian For

Journal Islamic Studies, Ulumul Quran dan Mimbar Ulama, dan Rejleksi Jurna!

Kajian Agama dan Filsafal, kesemuanya terbit di Jakarta.9

Quraish Shihab dikenal sebagai penulis dan penceramah yang handaL

Dengan background keilmuan yang ditempuh secara formal (by training), dan

kemampuan menyampaikan pendapat dengan bahasa yang sederhana, tetapi lugas

8

Ha1ndani An\var, Telaah Krilis 1'erhadap Ta/sir .41-1'vfisbah ka1:v·a Quraish Shihab da/an1

Jumal Mimbar Agama dan Budaya, Vol. XXX, No. 2, L 172.

(51)

dan rasional, 10 serta kecenderungan pemikirannya yang moderat", beliau tampil

sebagai penceramah dan penulis yang bisa diterima oleh semua lapisan

masyarakat.

B. Karya-karyanya

Muhammad Quraish Shihab adalah termasuk tokoh muslim kontemporer

Indonesia yang produktif Dalam waktu yang relatif singkat beliau mampu

menghasilkan karya yang sangat banyak dan culcup bercorak, sesuatu yang luar

biasa, karyanya itu sangat populer dan bisa diterima di berbagai kalangan, bahkan

sangat dinanti oleh masyarakat.

Dalam memetakan karyanya m1, sekurang-kurangnya kita bisa

membedakan pada tiga judul besar.

Pertama, karya yang ditulis dengan metode tematik (maudhui), yaitu

penjelasan Tafsir al-Qur'an tentang tema-tema aktual tertentu yang syarat dengan

referensi kitab terkait, seperti : Membumikan al-Qur 'an (1992), Wawasan

al-Qur 'an, Mukjizal al-Qur 'an, ditinjau dari aspek kebahasaan, Isyarat Ilmiah

dan Pemberitaan Ghaib (1997), Fatwa-fatwa Seputar al-Qur 'an dan Hadits

(1999), Haji Mabrur Bersama Quraish Shihab (I 997), Saum Bersama Quraish

Shihab di RCTI I Presenter Arif Rahman (1999), Secercah Cahaya Jlahi,

Kehidupan Bersama al-Q11r 'an (1998), Mengungkap Tabir Ilahi, Asmaul Husna

Dal am Perspektif al-Qur 'an ( 1998), Fatwa-fatwa Seputar Agama (1999).

'0 Ahmad Abrori, Ta/sir kl. Quraish Shihab tentang Hak-hak Politik Perempuan, Skripsi,

(52)

Kedua, karya yang menggunakan metode uraian (tahlili) yaitu, menulis

Tafsir al-Qur' an sesuai dengan urutan ayat per ayat · atau per surat, menurut

kriteria turunnya ayat atau menurut urutan tertib mushafusmani.

Adapun yang termasuk dalam kategori kedua ini misalnya Mahkota Tuntutan J!ahi

(Ta/sir surat al-Fatihah) (1998), Ta/sir al-Amanah (1992), Ta/sir al-Quran al-Karim

Alas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu (1997), Hidangan

J!ahi Ayat-ayat Tahlili (1997), dan karya terbesarnya Ta/sir al-Misbah, Pesan, Kesan

dan Keserasian al-Qur 'an (2000). I I

Ketiga adalah karya khusus di luar kategori di alas, berupa laporan

penelitian, kupasan tentang karya seorang tokoh atau tentang suatu tema tertentu,

contoh : Peranan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia Timur (1975),

lvfasa!ah Waka/ di Sulawesi Selatan (1978), Studi Kritis al-Manar, karya

Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridho, Sejarah dan Ulum Qur'an (1999),

sebuah karya akademis tentang Ilmu Tafsir, I2

C. Tafsir Al-Misbah M. Quraish Shihab

Pada akhir dari "Sekapur Sirih" ini, M. Quraish Shihab yang terdapat pada

setiap volume, tercantum keterangan bahwa awal penulisan Ta/sir Al-Misbah ini

bertempat di Kairo, Mesir pada hari Jum'at, 4 Rabi'ul Awai 1420 H, bertepatan

dengan tanggal 18 Juni 1999 M dan kemudian untuk pertama kalinya pada bulan

11

M, Qurnish Shihab, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur 'an (Jakarta : Lenlera Hati, 2000), CeL Ke-1, Vol-I, h. viii

10

(53)

Sya'ban 1421 H, bertepatan pula bulan November 2000 M oleh penerbit Lentera Hati di Jakarta.

Adapun latar belakang penulisan Tajsir Al-Mishah ini didasarkan pada keinginan Quraish Shihab melayani semua masyarakat pembacanya yang ingin memahami al-Qur' an sebagaimana tulisan-tulisannya yang Jain, beliau ingin bahwa al-Qur'an menjadi Hudan (petunjuk) yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh semua kalangan masyarakat Islam. Di samping karena memang usaha menafsirkan al-Qur'an adalah usaha yang sangat mulia sekaligus merupakan kewajiban para ulama yang punya kemampuan di bidang itu untuk menyuguhkan pesan-pesan yang terkandung dalam al-Qur' an sesuai dengan harapan dan kebutuhan.

Penamaan al-Qur' an pada kitab tafsirnya ini tentunya tidaklah tanpa alasan. Dalam analisis Prof Dr. I-Iamdani Anwar, MA, alasan pemilihan nama Al-Misbah ini paling tidak mencakup dua ha!, 13 yaitu : Pertama, pemilihan nama itu didasarkan pada fungsinya. Al-Misbah artinya lampu yang fungsinya untuk menerangi kegelapan. Menurut Hamdani dengan memilih nama ini penulisnya berharap agar karyanya itu dapat dijadikan sebagai pegangan bagi mereka yang berada dalam suasana kegelapan dalam mencari petunjuk yang dapat dijadikan pedoman hidup. Kedua, pemilihan nama Al-Misbah ini berasal dari kumpulan tulisan pada rubrik "Peli/a Hati" yang diterbitkan dengan judul "Len/era Hali". Lentera merupakan padanan kata dari pelita yang arti dan fungsinya sama. Dalam

(54)
(55)

A

Referensi

Dokumen terkait

(3) Rencana Detail Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah rencana yang memuat perhitungan detail teknis dari semua prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang layak

Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat dikembangkan guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar matematika siswa adalah model TGT (Teams Games Tournament) dan

MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA SIDOARUM KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN D.I.Y.. Laporan Praktek Belajar

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

lnstitut lnsinyur Wageningen di Hindia Belanda pada tahun 1932 mengungkapkan beberapa keinginan mengenai masa praktek sebagai berikut : &#34;banyak orang menganggap

Indeks Prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan akhir yang menggambarkan nilai proses belajar setiap semester atau dapat juga diartikan sebagai besaran atau

Linguistic Features Specific Participant Action Verb Past Tense Coordinat e Conj unction Temporal Conjunction Action Verb Saying verb Temporal Conjunction Circumstances

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis, dijelaskan bahwa rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang