• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA EDWARD SNOWDEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA EDWARD SNOWDEN"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN J UDUL

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK

KEPADA EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

ADRIAN ADZANAS

20130510229

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK

KEPADA EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden)

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ADRIAN ADZANAS

20130510229

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA

EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden) Disusun Oleh:

ADRIAN ADZANAS

20130510229

Telah dipertahankan dalam upaya ujian pendadaran dan dinyatakan LULUS yang

disahkan di depan tim penguji Program Studi Ilmu Hubungan Internasional,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Pada:

Hari/Tanggal : Selasa / 20 Desember 2016

Pukul : 08.00 WIB

Ruang : HI A

TIM PENGUJI

Ketua Penguji

Siti Muslikhati, S.IP., M.Si

NIK : 163 031

Penguji I Penguji II

Dr. Nur Azizah, M.Si Takdir Ali Mukti, S.Sos., M.Si

(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli dan belum pernah

diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta maupun di perguruan tinggi lainnya.

Dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Yogyakarta, 26 Desember 2016

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pertama-tama, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan sebuah karya besar berupa skripsi ini, serta shalawat dan

salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan

jalan kebenaran kepada umat Islam dari zaman jahiliyah hingga zaman yang cerah

seperti sekarang ini.

Alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesaikannya skripsi strata-1 Program

Studi Ilmu Hubungan Internasional yang berjudul “KEPENTINGAN RUSIA

MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA EDWARD SNOWDEN”

setelah melalui proses pengerjaan yang cukup panjang dan rumit namun pada

akhirnya dapat terselesaikan dengan amat baik. Penulis berharap bahwa skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi pembacanya nanti.

Kesuksesan dan selesainya skripsi ini terwujud berkat bantuan dan arahan dari

beberapa pihak yang turut serta berkontribusi dalam karya penulis. Untuk itu,

melalui pengantar ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Siti Muslikhati, S.IP., M.Si selaku Dosem Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta pengarahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan amat baik.

2. Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

(6)

v 3. Bapak Takdir Ali Mukti, S.Sos., M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan kritik dan saran terkait penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Staff Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga

segala bantuan dan amal kebajikan mereka mendapatkan balasan dari Allah

SWT.

Akhir dari kata pengantar ini, penulis menyampaikan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca terutama dikalangan mahasiswa Hubungan

Internasional.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 26 Desember 2016

(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua saya :

Bapak Drs. ASHARI ATASSAGAWA

&

Ibu PURWANDARI RETNOWATI, BSC

Terimakasih atas perjuangan, dukungan, semangat, dan do’anya sehingga saya

dapat menyelesaikan studi dengan amat baik di

(8)

vii

HALAMAN MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

( Q.S. Ar Ra’du ayat 11 )

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,

dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

( Q.S. Al Baqarah ayat 216 )

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” ( Q.S. Al Baqarah ayat 286 )

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

( QS. Alam Nasyroh ayat 5 )

“Karena usaha dan do’a adalah kunci dari semua jawaban”

(9)

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

- Terimakasih penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

pencerahan, ilmu, dan kesabaran pada penulis dalam menyusun skripsi ini.

- Kepada Ibu saya yang telah memberikan do’a dan dukungan dalam segala hal sehingga dalam setiap kesulitan saya selalu diberikan kemudahan.

- Teruntuk bapak saya tercinta. Skripsi ini, perjuangan ini, pengalaman ini

saya dedikasikan untukmu Pak. Terimakasih telah berjuang memberikan

segalanya untuk saya.

- Kepada Kakak dan Adik saya yang selalu menyemangati saya dalam

mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

- Kepada Kakak Ipar dan Keponakan saya yang selalu menghibur saya

ketika saya sedang penat mengerjakan skripsi.

- Kepada Maitsa Putri Shafa, terimakasih atas do’a dan segala dukungan yang telah diberikan.

- Kepada seluruh teman-teman saya yang telah mendo’akan saya, terimakasih banyak.

- Dan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

dalam penyelesaian skripsi saya ini, saya ucapkan terimakasih

(10)
(11)
(12)

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK

KEPADA EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden)

ADRIAN ADZANAS

Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Abstract:

Russia has diplomatic relations with the United States. This proves that Russia's

relations with the United States does not have a problem because they

cooperated in some respects. However, in relation to the case of Edward

Snowden apparently triggered the feud between Russia and the United States.

Edward Snowden who received sanctions from the United States for leaking

secret programs of the National Security Agency (NSA) to make the US Justice

Department filed criminal charges against Snowden related Espionage Act.

Snowden who feel threatened finally submitted to the Russian political asylum.

Unexpectedly Russia received political asylum filed by Edward Snowden. There

are Russian national interests in giving asylum to Edward Snowden.

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Federasi Rusia lahir dari integrasi yang terjadi di Uni Soviet. Rusia

merupakan salah satu negara maju sekaligus super power yang memiliki

pengaruh terhadap tatanan dunia saat ini. Negara super power adalah negara

yang mendominasi dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi peristiwa

internasional. (Soeprapto, 1997) Rusia memiliki berbagai macam cara untuk

dapat memenuhi kepentingan nasionalnya. Dengan cara-cara yang telah

dilakukan Rusia maka banyak negara yang berusaha menjalin kerjasama dalam

hubungan diplomatik, hubungan bilateral maupun hubungan multilateral

kepada Rusia. Terdapat keunikan mengenai hubungan diplomatik Rusia

dengan beberapa negara, terutama dengan Amerika Serikat.

Di era perang dingin hubungan diplomatik antara Uni Soviet dengan

Amerika Serikat terjalin melalui START (Strategic Arms Reduction Treaty).

Perlombaan senjata yang terjadi pada masa Perang Dingin (Cold War)

memunculkan ketegangan yang dapat mengancam kedamaian internasional.

Akhirnya muncul perjanjian pengurangan persenjataan strategis yaitu START.

Perjanjian dilakukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada tahun 1982.

Perjanjian tersebut menyetujui bahwa kedua negara itu memusnahkan

persenjataan nuklir yang dapat mencapai sasaran jarak menengah. Dari

perjanjian tersebut kemudian berkelanjutan hingga kepada perjanjian START

(14)

2 START. Semua perjanjian tersebut berisi mengenai masalah mengurangi

persenjataan dan nuklir. Hal ini yang membuat hubungan bilateral antar kedua

negara tersebut masih terjalin baik di kancah internasional. (Kadyshev &

Miasnikov, 2014)

Kemudian hubungan diplomatik Rusia dengan Amerika Serikat sesudah

perang dingin terjadi pada peristiwa yang ada di Suriah. Amerika Serikat

mengusulkan peningkatan kerjasama militer dan berbagi data intelijen dengan

Rusia di Suriah. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi dan menargetkan

markas ISIS dan Al-Qaeda, tempat pelatihan, dan rute pasokan di Suriah.

Kerjasama tersebut akan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika

Serikat yaitu John Kerry dalam kunjungannya ke Rusia. Dokumen perjanjian

kerjasama militer antara Amerika Serikat dan Rusia terkait permasalahan yang

ada di Suriah. Isi perjanjian itu adalah Washington mengusulkan pembentukan

badan kerjasama militer Rusia dengan Amerika Serikat dengan pusat komando

di Yordania. Hal tersebut untuk mengintegrasikan serangan udara kedua negara

terhadap Jabhah Nusra dan organisasi negara Islam di Suriah. Anggota pusat

komando kerjasama di isi oleh anggota badan intelejen masing-masing negara,

spesialis dalam perencanaan perang, persenjataan serta operasi dan tugas-tugas

militer lainnya termasuk logistik. Koordinasi bersama antara anggota dalam

operasi militer terhadap Negara Islam dan Jabhah Nusra, serta pertukaran

informasi intelijen kedua negara dalam kurun waktu lima hari dari

(15)

3 Rusia dan Amerika juga dikabarkan akan menjalin kerja sama untuk

kembali mendaratkan manusia di Bulan dalam beberapa tahun mendatang.

Dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan untuk

dinonaktifkan dengan diterjunkan langsung ke laut pada tahun 2024,

masing-masing lembaga antariksa Rusia dan Amerika Serikat dipastikan akan saling

bergantung pada satu sama lain untuk mengembangkan dan mengeksplorasi

luar angkasa lebih jauh. Rusia yang dikenal baik dalam mengembangkan

modul luar angkasa, seperti dilansir InfoAstrnomy.org dari majalah Popular

Mechanics, mereka akan merancang modul dan habitat bagi astronot kedua

negara yang akan kembali ke Bulan tersebut. Kolaborasi antara kedua negara

ini sebenarnya tidak sepenuhnya mengejutkan, Rusia dan Amerika Serikat

telah lama bekerja sama dalam misi asosiasi mereka di Stasiun Luar Angkasa

Internasional yang pertama dimulai pada tahun 1993. (Muharram, Info

Astronomy, 2016)

Namun pada tahun 2013, terdapat permasalahan internasional yang

melibatkan Rusia dengan Amerika Serikat yaitu mengenai kasus pembocoran

program National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional oleh

Edward Snowden yang merupakan pekerja dari NSA. NSA didirikan oleh

Presiden Harry S.Truman pada tanggal 4 November 1952. NSA bertugas untuk

mengumpulkan dan menganalisis komunikasi negara lain, serta melindungi

informasi milik Amerika Serikat. NSA mengkoordinasi, mengarahkan, serta

menjalankan aktivitas-aktivitas amat istimewa bertujuan untuk mengumpulkan

(16)

4 Kegiatan-kegiatan NSA meliputi penyadapan dan pengamanan. Penyadapan

NSA meliputi telepon, komunikasi internet, komunikasi radio, serta

komunikasi-komunikasi lainnya yang dapat disadap. Pengamanan NSA

meliputi komunikasi militer, diplomatik, serta komunikasi-komunikasi rahasia

atau sensitif pemerintah. NSA merupakan organisasi yang mempekerjakan ahli

matematika dan memiliki superkomputer terbanyak di dunia. (Commons,

2014)

Permasalahan mengenai bocornya program rahasia milik NSA yang

ternyata telah memata-mematai secara tersembunyi dengan memanfaatkan

perusahaan informatika. Program rahasia milik NSA telah dibocorkan oleh

Edward Snowden. Snowden membocorkan program rahasia yang bernama

Pricavy in Mobile Information and Communication Systems (PRISM) yang

dilakukan oleh NSA. Program PRISM memberikan wewenang kepada NSA

dan FBI untuk mengakses layanan elektronik termasuk seluler yang berisi

mengenai data-data internet dari para pengguna layanan internet seperti

Facebook, Google, Microsoft, Yahoo, PalTalk, AOL, Skype, YouTube, dan

Apple. (Cellan-Jones, 2013) Selain program PRISM, Snowden memberikan

informasi mengenai program lain yang bernama XKeyscore. Program

XKeyscore merupakan program yang berbahaya karena dapat mengakses

seluruh data-data dari jaringan internet di dunia. Dari program XKeyscore

maka NSA dapat melacak seluruh identitas seseorang dari aktivitas internet

(17)

5 Kasus Edward Snowden memicu perseteruan antara Rusia dengan Amerika

Serikat. Snowden mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat karena telah

membocorkan program rahasia milik NSA. Hal tersebut membuat Departemen

Kehakiman Amerika Serikat mengajukan tuntutan pidana terhadap Snowden

terkait Undang-Undang Spionase, di antaranya adalah pencurian properti

pemerintah, komunikasi tidak sah mengenai informasi pertahanan nasional, dan

komunikasi informasi intelijen yang diklasifikasikan. (VOA, 2013) Menurut

pengaduan pidana pemerintah Amerika Serikat, Edward Snowden didakwa

dengan tuduhan pencurian berdasarkan komunikasi yang tidak sah dari informasi

pertahanan nasional dan komunikasi yang disengaja atas informasi rahasia

komunikasi intelijen untuk orang yang tidak berhak. (Rahman, 2016) Devin

Nunes sebagai Ketua Komisi Intelijen pada Kongres Amerika Serikat mengatakan

bahwa Edward Snowden bukanlah pahlawan, Snowden merupakan seorang

pengkhianat yang secara sengaja mengkhianati koleganya dan juga negaranya.

Dari pembocoran tersebut Snowden telah membahayakan rakyat Amerika. Pada

tanggal 14 September 2016, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest menegaskan,

bahwa Edward Snowden akan menjalani proses hukum begitu berada di Amerika

Serikat. Snowden terancam hukuman maksimal 30 tahun penjara atas dakwaan

spionase dan mencuri rahasia negara. Tindakannya menempatkan rakyat Amerika

Serikat dalam bahaya keamanan nasional Amerika Serikat. Hal itulah mengapa

kebijakan pemerintah Amerika Serikat mengharuskan Edward Snowden kembali

(18)

6 Snowden yang berusaha kabur dari kejaran intelijen Amerika Serikat

kemudian meminta suaka politik kepada beberapa negara. Pada akhirnya justru

Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden. Hal ini memicu

permasalahan hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat di kancah

internasional. Rusia yang memiliki hubungan diplomatik maupun hubungan

bilateral dengan Amerika Serikat tanpa diduga mau menolong Edward

Snowden. Snowden yang berada di Rusia ternyata tetap berusaha untuk

membocorkan program-program NSA yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Hal

ini menimbulkan banyak opini publik terhadap perbuatan yang dilakukan

Amerika Serikat yang menyadap beberapa petinggi negara diseluruh dunia

termasuk negara-negara sekutunya. Dari adanya kasus pembocoran tersebut

negara-negara sekutu Amerika Serikat merasa seperti dikhianati. Beberapa

negara menganggap bahwa tindakan Amerika Serikat sudah terlalu berlebihan.

Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat telah menyadap

informasi-informasi penting dari negara sekutunya sendiri, terlebih penyadapan tersebut

menyangkut privasi individu di beberapa negara. Munculah ketidak percayaan

negara-negara sekutu kepada Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di

atas, maka untuk memudahkan pemecahan masalah dan sebagai pedoman

dalam pembahasan lebih lanjut, dirumuskan pokok permasalahan sebagai

berikut : “Mengapa Rusia memberikan suaka politik kepada Edward

(19)

7 C. Kerangka Teori

Teori merupakan gabungan dari konsep-konsep yang saling berhubungan.

Sedangkan konsep adalah abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat suatu

objek, atau suatu fenomena tertentu. (Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, 1990, hal. 184) Dalam menganalisa permasalahan

terkait dengan kepentingan Rusia memberikan suaka politik kepada Edward

Snowden, penulis menggunakan teori dan konsep yang sesuai untuk

mendeskripsikan permasalahan yang ada.

1. Teori Politik Luar Negeri (Foreign Policy)

Pengertian dasar dari politik luar negeri adalah ‘action theory’ atau

kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai

suatu kepentingan tertentu. Secara umum, politik luar negeri (foreign policy)

merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk

mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional

didalam percaturan dunia internasional, melalui suatu strategi atau rencana

yang dibuat oleh para pengambil keputusan yang disebut Kebijakan Luar

Negeri. (Perwita & Yani, 2005, hal. 47)

Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang

dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau

unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan

nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.

(20)

8 Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara

memang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang

diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu

ditentutakan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu. (Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, hal. 184) Dan dalam

permasalahan ini penulis menggunakan pemikiran politik luar negeri menurut

Jack C. Plano dan Roy Olton. Politik luar negeri menurut Jack C. Plano dan

Roy Olton adalah :

Foreign policy is a strategy or planned course or action developed by the decision makers of a state vis a vis other states or international entities, aimed at achieving specific goals defined in term of national interest.” (Plano & Olton, International Relations Dictionary, 1969, hal. 128)

Politik luar negeri adalah strategi atau tindakan terencana yang

dikembangkan oleh pembuat keputusan, yang ditujukan kepada negara lain

atau entitas internasional untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan

nasionalnya. Politik luar negeri meliputi proses dinamis dalam menetapkan

interpretasi yang relatif mantap terhadap kepentingan nasionalnya dalam

menghadapi faktor-faktor situasional yang sering berubah di lingkungan

internasional. Proses ini untuk mengembangkan tindakan-tindakan yang diikuti

oleh usaha-usaha untuk mencapai pelaksanaan garis-garis kebijakan luar

negerinya. (Plano & Olton, International Relations Dictionary, 1969, hal. 127)

Tujuan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan tujuan, cita-cita nasional

(21)

9 langkah nyata mencapai, mempertahankan, dan melindungi kepentingan

nasional suatu negara. Terdapat beberapa unsur utama dalam politik luar negeri

yaitu strategi, aktor pembuat keputusan, lingkungan eksternal, dan tujuan

maupun kepentingan nasional suatu negara.

Disamping itu menurut Jack C.Plano dan Roy Olton, kepentingan nasional

itu sendiri adalah ”the fundamental objective and ultimate determinant that

guide the decision maker of state in making foreign policy”.

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa tujuan mendasar serta faktor

paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam

merumuskan politik luar negeri adalah kepentingan nasional. Walaupun

kepentingan nasional yang ingin dicapai suatu negara berbeda-beda dalam

pelaksanaannya, namun pada umumnya terdapat lima kategori umum yang

dikemukakan oleh Jack C.Plano yaitu :

1. Self Preservation (Kelangsungan Hidup Bangsa dan Negara)

Merupakan hak suatu negara untuk mempertahankan eksistensi negaranya.

Dapat diartikan juga sebagai usaha suatu negara untuk mempertahankan

jati diri atau identitas negaranya dalam perkembangan zaman, dimana

eksistensi menjadi penting dalam hubungan internasional karena sebagai

bentuk pengakuan suatu negara terhadap negara lain. Hal tersebut menjadi

penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara dalam

pergaulan internasional.

(22)

10 Kebebasan kepada suatu negara untuk dapat menentukan nasibnya sendiri

dengan tidak terkait atau terjajah oleh negara lain sehingga dapat

menentukan sikap keputusan politiknya. Kemerdekaan juga turut

mempengaruhi kelangsungan hidup dan pengakuan suatu negara.

3. Militer Security (Keamanan Militer)

Keamanan militer merupakan hal yang sangat penting bagi suatu karena

hal tersebut merupakan kecenderungan bahwa negara yang memiliki

kuantitas dan kualitas persenjataan yang kuat, maka negara tersebut akan

lebih memiliki posisi tawar dan kekuatan yang besar untuk dapat

mempengaruhi posisinya dalam hubungan antar negara.

4. Territorial Integrity (Keutuhan Wilayah)

Bentuk kedaulatan suatu negara menjadi suatu bentuk eksistensi dan

pengakuan tertinggi atas keberadaan suatu negara dalam politik

internasional. Kesatuan wilayah juga turut berpengaruh dalam stabilitas

keamanan dan politik suatu negara yang berpengaruh dalam pengambilan

kebijakan suatu negara.

5. Economic Well-being (Kesejahteraan Ekonomi)

Kesejahteraan ekonomi merupakan salah satu pilar penyokong kestabilan

negara. Kestabilan ekonomi merupakan faktor penting yang mempengaruhi

tingkat kemajuan dan pembangunan suatu bangsa. Kestabilan ekonomi ini

mencakup kestabilan dan keamanan perekonomian termasuk didalamnya

mnegenai pengelolaan aset dan sumber daya alam.

Kepentingan nasional adalah unsur penting dalam sebuah interaksi antar

(23)

11 dua karakteristik dalam sebuah interaksi di antara negara maupun kelompok

yaitu, kerjasama dan konflik, dimana persamaan kepentingan bisa membawa

pada kecenderungan terciptanya kerjasama, dan sebaliknya perbedaan

kepentingan bisa membawa pada kecenderungan terjadinya konflik.

Konsep kepentingan nasional oleh Jack C. Plano dan Roy Olton diberi

batasan sebagai berikut:

“Tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang

memandu para pembuat keputusan (Decision Making) dalam merumuskan politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum dan merupakan unsur yang menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi Negara untuk mencakup kelangsungan hidup bangsa dan Negara, kemerdekaan, kemandirian, keutuhan wilayah, keamanan militer, dan kesejahteraan ekonomi”. (Plano & Olton, Kamus Hubungan Internasional, 1999)

Berdasarkan teori tersebut maka dapat dipahami bahwa politik luar negeri

Rusia untuk menerima suaka politik yang diajukan oleh Edward Snowden

adalah karena didasarkan atas kepentingan nasional Rusia kepada Snowden itu

sendiri. Kepentingan tersebut untuk mencakup keamanan militer. Berbagai

kepentingan tersebut dapat menjadi beberapa faktor Rusia untuk memberikan

suaka politik kepada Snowden.

Politik luar negeri yang dilakukan Rusia dengan memberikan suaka politik

kepada Snowden dapat menjadi strategi atau tindakan terencana yang

dikembangkan oleh Rusia, yang ditujukan kepada Amerika Serikat untuk

mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan nasionalnya. Politik luar negeri

(24)

12 formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan,

dan memajukan kepentingan nasional didalam percaturan dunia internasional,

melalui suatu strategi atau rencana yang dibuat oleh Rusia.

Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan kapasitas badan intelijen

Rusia berupa memborong mesin ketik listrik sebagai langkah antisipasi agar

tidak terjadi kebocoran informasi rahasia sebagaimana berlangsung pada

skandal WikiLeaks dan Edward Snowden. Pemesanan pembelian senilai

486.540 rubel (Rp150 juta) itu diajukan Lembaga Keamanan Rusia dan sudah

dimuat pula di situs resmi untuk pengadaan barang tersebut. (BBC, BBC

Indonesia, 2013) Dari data tersebut Rusia berusaha untuk membeli sebuah alat

teknologi militer yang digunakan untuk meningkatkan keamanan militer Rusia.

2. Konsep Suaka Politik (Asylum Political)

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), definisi suaka adalah sebagai

berikut: ”Rights to be confessed judicially, in legal terminology of asylum is confession officially by state that somebody or a group of refugee own the

rights and obligations relevant state”. Ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM)

adalah penerapan HAM secara menyeluruh dalam konteks wilayah tertentu,

yang dipengaruhi oleh tata nilai regional sehingga mempunyai wajah dan

karakteristik baru, akibat adanya penyesuaian dan mekansime adaptasi

nilai-nilai setempat. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa implementasi HAM secara

holistik pada dasarnya lebih bersifat lentur dan akan berkembang sesuai dengan

perkembangan masa, tanpa harus dipaksakn oleh pihak-pihak dari luar konteks

(25)

13 Sedangkan menurut Sulaiman Hamid suaka adalah suatu perlindungan

yang diberikan oleh suatu negara kepada individu yang memohonnya dan

alasan mengapa individu-individu itu diberikan perlindungan adalah

berdasarkan alasan perikemanusiaan, agama, diskriminasi ras, politik, dan

sebagainya. (Hamis, 2002, hal. 42)

Suaka politik atau asylum political adalah perlindungan yang diberikan

oleh suatu negara kepada orang asing yang terlibat perkara atau kejahatan

politik di negara lain atau negara asal pemohon suaka. Kegiatan politik tersebut

biasanya dilakukan karena motif dan tujuan politik atau karna tuntutan hak-hak

politiknya secara umum. Kejahatan politik ini pun biasanya dilandasi oleh

perbedaan pandangan politiknya dengan pemerintah yang berkuasa, bukan

karena motif pribadi. Suaka politik merupakan bagian dari hubungan

internasional dan diatur dalam hukum internasional atas dasar pertimbangan

kemanusiaan. Setiap negara berhak melindungi orang asing yang meminta

suaka politik. (Iqbal, 2007, hal. 265)

Orang-orang yang memenuhi syarat-syarat suaka politik adalah mereka

yang diperlakukan buruk di negerinya karena adanya masalah, contohnya

sebagai berikut: (Wikipedia, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2016)

a. Ras

b. Kebangsaan

c. Agama

d. Opini politik

(26)

14 Makna suaka dalam konteks internasional, menurut PBB berdasar pada

Pasal 35 dari Konvensi Tahun 1951 tentang status pengungsi atau imigran,

konvensi ini sangat identik dengan Protokol Tahun 1967. Pada konvensi ini

banyak tentang upaya-upaya negara yang harus memperhatikan nilai-nilai

kemanusiaan (Human Right), termasuk di dalamnya adalah larangan

pengusiran (Non-Refoulement). Dalam ketentuan internasional terkait dengan

suaka memiliki beberapa ketentuan yaitu :

a. Suaka adalah pengakuan secara resmi oleh negara bahwa seseorang adalah

pengungsi dan memiliki hak dan kewajiban menurut hukum ini.

b. Pencari suaka adalah orang asing yang memerlukan perlindungan, mencari

pengakuan, dan perlindungan sebagai pengungsi.

c. Seorang pengungsi adalah seseorang yang diberi suaka atau berhak untuk

diberi suaka menurut Pasal 84 (Pasal 1A Konvensi 1951).

d. Ketentuan-ketentuan dalam Traktat atau Konvensi Internasional dimana

RDTL menjadi pihak atau mengikatkan diri, khususnya Konvensi 1951

tentang Status Pengungsi dan Protokolnya tahun 1967, merupakan

preseden bagi hukum yang berlaku menurut Pasal 3 Konstitusi.

Suaka sangat erat kaitannya dengan pengungsi, bahkan suaka dan

pengungsi sering sekali diartikan sama. Pengungsi dalam hukum internasional

terbagi dalam beberapa kategori, yakni sebagai berikut:

1. Pengungsi Internal

Pengungsi Internal adalah orang-orang atau kelompok orang yang telah

(27)

15 halaman mereka, terutama sebagai akibat dari atau demi menghindari

pengaruh konflik bersenjata, situasi kekerasan yang meluas, pelecehan

terhadap hak asasi manusia atau karena bencana alam maupun bencana

akibat ulah manusia, dan tidak melintasi batas-batas negara yang diakui

secara internasional. Artinya, pengungsi internal adalah orang orang yang

mengungsi di negaranya sendiri.

2. Pencari Suaka

Pencari suaka adalah orang yang telah mengajukan proses permohonan

untuk mendapatkan perlindungan oleh negara yang dituju untuk menerima

suaka. Pencari suaka punya banyak alasan untuk mencari suaka seperti

perang, permasalah SARA dan lainnya.

3. Pengungsi Prima Facie

Dalam kisruh perang di suatu negara, sering sekali sekumpulan orang

pergi ke suatu negara untuk meminta suaka. Dalam hal atau kasus ini,

negara tidak lagi melihat alasan sekumpulan orang tersebut untuk

menerima suaka karena sangat tidak praktis.

4. Orang Tanpa Kewarganegaraan

Tanpa kewarganegaraan adalah situasi di mana tidak adanya status

pengakuan berkenaan dengan hal yang membuat seorang individu

memiliki landasan yang bermanfaat secara hukum untuk menyatakan

kewarganegaraannya, atau di mana ia memiliki klaim yang bermanfaat

(28)

pertimbangan-16 pertimbangan praktis seperti biaya, adanya gangguan sipil, atau ketakutan

akan penganiayaan.

Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa suaka adalah cara satu

orang maupun berkelompok untuk mendapatkan perlindungan dari negara lain,

dengan beberapa alasan seperti permasalahan ras, agama, perang saudara, dan

lainnya dengan cara melakukan permohonan. Sedangkan politik adalah hal

yang berkaitan dengan terselenggaranya pemerintahan atau negara. Artinya,

negara dalam hal suaka adalah pihak yang memiliki wewenang untuk

memberikan suaka terhadap para pencari suaka.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada sidangnya

tanggal 14 Desember tahun 1967, telah menyetujui suatu resolusi yang

memberikan rekomendasi bahwa dalam praktiknya negara-negara haruslah

mempertimbangkan hal sebagai berikut:

1. Jika seseorang meminta suaka, permintaan seharusnya tidak ditolak atau

jika ia memasuki wilayah negara itu, ia tidak perlu diusir tetapi jika suatu

kelompok orang-orang dalam jumlah besar meminta suaka, hal itu dapat

ditolak atas dasar keamanan nasional rakyatnya.

2. Jika suatu negara merasa sukar untuk memberikan suaka, haruslah

memperhatikan langkah-langkah yang layak demi rasa persatuan

internasional melalui perantara dari negara tertentu dan PBB.

3. Jika suatu negara memberikan suaka kepada kaum pelarian dan buronan,

(29)

17 Terkait dengan kasus Edward Snowden yang membocorkan program

rahasia NSA, pada akhirnya Rusia menerima permohonan suaka politik

Edward Snowden. Pemberian suaka tersebut tidak lepas dari faktor politik,

hubungan kedua negara, dan alasan korban politik pencari suaka menjadi

faktor penentu pemberian suaka. (Harding, 2014, hal. 399)

Edward Snowden juga termasuk dalam kategori suaka politik karena suaka

yang diberikan oleh Rusia terhadap Snowden, seseorang yang bukan warga

negara Rusia. Suaka politik atau asylumpolitical yang diberikan Rusia kepada

Snowden merupakan perlindungan yang diberikan oleh Rusia kepada Snowden

karena terlibat perkara atau kejahatan politik di Amerika Serikat. Meskipun

demikian, Rusia tidak wajib menyerahkan Edward Snowden kepada Amerika

Serikat, karena tidak ada perjanjian antara kedua negara tersebut yang

mengharuskan untuk menyerahkan pencari suaka (ekstradisi). (Mazrieva,

2013) Edward Snowden merupakan seorang pencari suaka karena Snowden

adalah warga Amerika Serikat yang merasa terancam di negaranya sendiri

sehingga memerlukan perlindungan, mencari pengakuan, dan perlindungan

sebagai pengungsi.

D. Hipotesis

Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden karena

didasarkan pada :

1. Kepentingan Rusia berupa Militer Security (Keamanan Militer) karena

untuk memperoleh informasi intelijen tentang program-program rahasia

(30)

18 Serikat dapat mengakses ke perusahaan-perusahaan penyedia layanan

internet serta Rusia berusaha meningkatkan kapasitas intelijennya.

2. Terpenuhinya syarat pemberian suaka politik pada diri Edward Snowden

berdasarkan atas opini politik pemerintah Amerika Serikat sehingga

Snowden merasa dirinya terancam kemudian mencari perlindungan sebagai

pencari suaka ke Rusia.

E. Jangkauan Penelitian

Untuk mempermudah dan membatasi area penelitian, penulis

memfokuskan kajian sejak awal mula munculnya permasalahan dari tahun

2013-2016. Penelitian yang dikaji khusus membahas terhadap kepentingan

Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang paling mendasar dalam

melaksanakan suatu penelitian. Hadi menjelaskan bahwa metodologi ialah

salah satu bagian terpenting dalam melaksanakan suatu kegiatan penelitian

ilmiah karena ketepatan penggunaan metodologi dipergunakan sebagai dasar

pemecahan permasalahan, sehingga mampu memberikan hasil yang dapat

dipertanggungjawabkan. (Hadi, 2000)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode non statistic

yaitu metode kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian disampaikan apa

adanya, kemudian dikumpulkan, diseleksi, dikategorisasi, diintrepretasi untuk

kemudian dipaparkan secara deskriptif untuk memberikan gambaran fakta yang

(31)

19 Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik library research

atau penelitian kepustakaan yang juga memperhatikan rekaan-rekaan informasi

tertulis yang bersumber dari buku, surat kabar, majalah, situs internet serta

sumber informasi yang valid lainnya.

Data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu data

yang bersifat teoritis digunakan sebagai landasan perspektif untuk mendeteksi

masalah. Teori yang ada digunakan untuk memahami masalah dalam penelitian

ini. Selanjutnya data yang bersifat deskriptif untuk mendukung, memperkuat

serta menjelaskan permasalahan yang ada mengenai kasus yang diteliti.

G. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui kepentingan Rusia dalam memberikan suaka politik

kepada Edward Snowden.

2. Mengetahui faktor-faktor Rusia memberikan suaka politik kepada

Edward Snowden.

H. Sistematika Penulisan

BAB I Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, kerangka teori, hipotesis, metode penelitian,

tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hubungan diplomatik

antara Rusia dengan Amerika Serikat.

BAB III Dalam bab ini akan dijelaskan tentang sikap Rusia terhadap

(32)

20 Serikat terhadap sikap Rusia.

BAB IV Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai faktor-faktor

kepentingan Rusia memberikan suaka politik kepada Edward

Snowden.

BAB V Dalam bab ini berisi kesimpulan dari penelitian mengenai

kepentingan Rusia memberikan suaka politik kepada Edward

(33)

21 BAB II

HUBUNGAN DIPLOMATIK RUSIA DENGAN AMERIKA SERIKAT

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hubungan diplomatik antara Rusia

dengan Amerika Serikat. Hubungan diplomatik ini berawal dari perang dingin

antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Selanjutnya pembahasan mengenai

hubungan diplomatik antara Rusia dengan Amerika Serikat pasca era perang

dingin atau setelah Uni Soviet mengalami collapse.

A. Hubungan Uni Soviet dengan Amerika Serikat

Masa Perang Dingin (1947-1991) merupakan permusuhan bagi Uni Soviet

dan Amerika Serikat untuk menjadi penguasa. Salah satu tindakan dalam

pencapaian tujuan tersebut dengan melakukan produksi senjata nuklir secara

besar-besaran yang menuju perlombaan senjata (Arm Race) antar kedua negara.

Perlombaan senjata pada saat itu memunculkan ketegangan yang dapat

mengancam kedamaian internasional. Melihat fenomena tersebut, maka

dilakukan perjanjian pengurangan persenjataan strategis START (Strategic

Arms Reduction Treaty) yang dilakukan kedua negara adidaya saat itu yaitu

Uni Soviet dan Amerika Serikat pada tahun 1982. Perjanjian tersebut

menyetujui bahwa kedua negara itu memusnahkan persenjataan nuklir yang

dapat mencapai sasaran jarak menengah. Perjanjian START ini mengalami

beberapa kali perubahan mulai tahun 1982 hingga sekarang dalam nama serta

tujuan yang ingin dicapai.

START I merupakan perjanjian bilateral antara Uni Soviet dengan

(34)

22 strategis ofensif. START I diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Ronald

Reagan di Jenewa pada tanggal 29 Juni 1982. Reagan mengusulkan penurunan

dramatis dalam kekuatan strategis yang disebut SALT III pada saat itu.

Perjanjian START ini ditandatangani pada tanggal 31 Juli 1991 oleh George

H. W. Bush sebagai preisiden Amerika Serikat dan Mikhail Gorbachev sebagai

presiden Rusia. Sejak runtuhnya Uni Soviet, maka START I diteruskan oleh

empat negara independen yang memiliki senjata nuklir strategis yaitu Rusia,

Belarus, Ukraina, dan Kazakhstan. Pada tanggal 23 Mei 1992, Amerika Serikat

dan empat negara berkemampuan nuklir ini menandatangani "Protokol

Lisbon," yang membuat semua pihak (lima negara) sepakat dengan perjanjian

START. START I mulai berlaku pada 5 Desember 1994 ketika lima negara ini

saling bertukar instrumen ratifikasi di Budapest. START I berakhir pada 5

Desember 2009, namun para pihak sepakat untuk memperpanjang perjanjian

selama lima tahun atau digantikan dengan kesepakatan pengurangan senjata

yang baru. Perjanjian START tidak perlu lama untuk diratifikasi oleh kedua

pihak dan memiliki 19 Pasal didalamnya.

START I mengarah pada pengurangan bersama senjata-senjata strategis

sebanyak 6000 hulu ledak nuklir, 1600 Peluru Kendali Balistik Antarbenua

(ICBMs), kapal selam yang dapat meluncurkan rudal balistik dan bombers.

Kemudian pembatasan pada ICBM dan SLBM (Peluru Kendali Balistik yang

dikendalikan dari laut atau kapal) yang maksimal 4900, pembatasan hingga

1.540 untuk rudal berat (Soviet SS-18), dan 1.100 pada ICBM mobile. (Bleek,

(35)

23 Perjanjian tersebut meliputi Perjanjian Non Proliferasi Nuklir. Perjanjian

ini dikenal dengan istilah Non Proliferation Treaty (NPT) yang merupakan

bentuk kesepakatan tiga negara: Uni Soviet, Amerika Serikat, dan Inggris pada

tahun 1968. Isi perjanjian yaitu kesepakatan untuk tidak menjual senjata nuklir

atau memberikan informasi kepada negara-negara non nuklir.

Perjanjian Pembatasan Senjata Strategis atau sering disebut Strategic Arms

Limitation Talks (SALT) I tahun 1969 di Helsinki dan berhasil ditanda tangani

Presiden Nixon dengan Sekretaris Jenderal PKUS Leonid Breznev tanggal 26

Mei 1972. Perjanjian ini berisi

1) Pembatasan terhadap sistem pertahanan anti peluru kendali (ABM=Anti

Ballistic Missile)

2) Pembatasan senjata-senjata serang strategis, seperti ICBM (Inter

Continental Ballistic Missile) dan SLBM (Sea Launched Ballistic Missile)

SALT II dimulai pada bulan November 1972 di Genewa dan baru berhasil

ditandatangani oleh presiden Jimmy Carter dan Sekjen PKUS Leonid Breznev

di Wina pada tanggal 18 Juni 1979. Tujuan diadakan perundingan SALT pada

dasarnya adalah sebagai berikut:

a. Memperkecil kemungkinan terjadinya perang nuklir

b. Mengurangi anggaran pertahanan

c. Mencegah terjadinya perlombaan senjata strategis

Invasi Uni Soviet ke Afghanistan pada tahun 1979, menyebabkan Jimmy

Carter menunda permintaan ratifikasi perundingan SALT II kepada Senat

(36)

24 Ronald Reagan pada tahun 1982. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

perundingan SALT II mengalami kegagalan. Perjanjian Pengurangan Senjata

Strategis atau sering disebut Strategic Arms Reduction Treaty (START) tahun

1982 antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Perjanjian ini berisi tentang

kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir jarak menengah.

Perjanjian Pengurangan Senjata Nuklir Jarak Sedang atau dikenal dengan

Intermediate Range Nuclear Forces (INF) pada tahun 1987. Dengan kegagalan

SALT II, terjadi perubahan persaingan, dimana ruang angkasa menjadi

kawasan baru untuk perlombaan persenjataan. Amerika Serikat

mengembangkan Strategi Perang Bintang (Star Wars) pada masa pemerintahan

Presiden Ronald Reagan. Perlombaan kedua adi kuasa berakhir dengan

runtuhnya Uni Soviet pada awal tahun 1990. (Admin, 2015)

B. Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat

1. Peningkatan Kerjasama Militer di Suriah

Amerika Serikat akan mengusulkan peningkatan kerjasama militer dan

berbagi data intelijen dengan Rusia di Suriah. Hal itu dilakukan untuk

mengidentifikasi dan menargetkan markas ISIS dan Al-Qaeda, kamp pelatihan

dan rute pasokan di Suriah. Proposal itu, dalam dokumen yang diterbitkan oleh

surat kabar itu, akan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri John Kerry dalam

kunjungannya ke Moskow. Amerika Serikat akan berbagi data intelijen untuk

mengidentifikasi target pemimpin, temapt pelatihan, jalur pasokan, dan markas

besar Front Al-Nusra, afiliasi Al-Qaeda di Suriah. Serangan terhadap target

(37)

25 menyatakan bahwa koordinasi antara Amerika Serikat dan Rusia akan

dilakukan melalui Joint Implementation Group yang berbasis di sekitar ibukota

Yordania, Amman. (Berlianto, 2016)

Setelah pertemuan koordinasi Amerika Serikat dengan Rusia, kedua

negara segera mengembangkan tujuan umum dan target sasaran bersama-sama,

untuk dilanjutkan memulai operasi bersama kedua negara. Dalam pertukaran

informasi terhadap kelompok Jabhah Nusra, pihak Rusia harus menjamin

serangan udara mereka tidak mengenai pasukan oposisi moderat bentukan

Amerika Serikat di Suriah. Angkatan Udara Rusia diperbolehkan secara

sepihak melakukan operasi tersendiri terhadap Jabhah Nusra dengan menjamin

bahwa mereka tidak membombardir faksi-faksi perjuangan lainnya di Suriah.

Kedua belah pihak harus sepakat dengan ketentuan yang ada dan telah

disepakati, serta menghormati perjanjian gencatan senjata dengan kelompok

pejuang revolusi Suriah. Setelah selesainya perjanjian kerjasama operasi

militer kedua negara, akan dilanjutkan kembali dengan mengembangkan

rencana komprehensif gencatan senjata dan kerangka baru menuju proses

transisi politik di Suriah.

2. Kerjasama Dalam Misi ke Bulan

Setelah Amerika Serikat memuseumkan armada pesawat antariksanya

tahun 2011 lalu, hanya kapsul Rusia yang melintasi jarak sejauh 400 kilometer

untuk mengangkut awak stasiun luar angkasa internasional ISS. Setidaknya

hingga tahun 2017 tidak akan ada perubahan. NASA belum siap kembali

(38)

26 kerjasama dengan Rusia tiba-tiba berhenti, bisa dibilang misi ISS pun akan

berakhir. Astronot-astronot Eropa dan Amerika Serikat tidak bisa lagi pergi ke

luar angkasa, dan Rusia akan kehilangan dukungan teknis dan finansial dari

Amerika yang memfasilitasi komunikasi, peralatan dan pengawasan material

untuk ISS.

NASA membayar sekitar 70 juta Dolar untuk perjalanan setiap astronot

dengan roket Soyuz. Aliran dana bagi Rusia ini harus disetujui per kasus oleh

Kongres Amerika Serikat. Pada sidang dengar kongres terakhir, kepala NASA

Charles Bolden mengatakan bahwa perjalanan ke ISS bukan hanya rutinitas

namun juga berharga bagi misi antariksa mendatang.

Saat ini Rusia adalah satu-satunya negara yang mampu memfasilitasi

pengiriman awak ke stasiun luar angkasa internasional ISS. Di ISS, NASA

menguji coba material baru bagi misi ke bulan dan kemungkinan ke Mars,

sementara astronot Amerika mempelajari keahlian medis baru. Januari 2014

Presiden Barack Obama menyatakan bahwa Amerika akan terus terlibat dalam

misi ISS untuk setidaknya 10 tahun ke depan, dan sejauh mungkin dalam

kerjasama dengan Rusia, Eropa, Jepang, dan Kanada. (Lorenzen, 2014)

Selain ISS, tidak ada proyek bersama lainnya antara Amerika dan Rusia di

luar angkasa. Ini berarti tidak ada misi bersama ke bulan atau target lainnya di

tata surya. Namun untuk meluncurkan satelit, Amerika Serikat sangat

tergantung pada teknologi Rusia. Roket Atlas V, salah satu 'pekerja keras'

(39)

27 Amerika Serikat juga tergantung pada teknologi Rusia apabila menyangkut

pada sistem baru untuk mengangkut muatan ke luar angkasa. Setelah

mengakhiri peluncuran pesawat antariksanya, NASA beralih ke

perusahaan-perusahaan swasta untuk memberi suplai dan menjalani eksperimen ilmiah di

ISS. Namun pesawat kargo Amerika, Cygnus, beroperasi menggunakan roket

Antares, yang sebagian dibuat di wilayah Ukraina yang condong ke Rusia.

Kalau sampai Amerika Serikat mengurangi kerjasama dengan Rusia,

Eropa tidak akan mampu mengisi kekosongan. Pesawat kargo ATV milik

Badan Antariksa Eropa ESA hanya akan terbang sekali lagi ke ISS dan tidak

akan dibangun kembali, dan Eropa belum pernah membuat sendiri pesawat

antariksa berawak. Walau roket Ariane milik Eropa sudah terbukti dapat

diandalkan, roket ini tidak akan mampu membawa awak ke luar angkasa.

Sementara pakar geofisika Jerman Alexander Gerst saat ini tengah berlatih

di Rusia untuk ekspedisinya ke ISS. Akhir bulan Mei, ia akan memulai

gilirannya mengawaki ISS selama 6 bulan - walau ini hanya akan terjadi

apabila Eropa dan Rusia melanjutkan kerjasama luar angkasa mereka. Setelah

NASA secara mendadak mundur dari proyek bersama ExoMars tahun 2012,

Rusia langsung mengambil alih. Kini ESA membutuhkan bantuan Rusia untuk

mendarat di Mars dalam upaya mencari jejak kehidupan dengan menggunakan

laboratorium riset otonom. (Lorenzen, 2014)

Baru-baru ini, Rusia telah mengumumkan bahwa mereka akan

mendaratkan kosmonotnya di Bulan pada sekitar tahun 2030-an. Pengumuman

(40)

28 Rencana pendaratan manusia ke Bulan yang masih agak lama waktunya ini

tampaknya bukan sekadar mendaratkan manusia lalu pulang lagi ke Bumi,

melainkan Rusia berencana membangun stasiun luar angkasa baru di orbit

Bulan pada misi itu. Ditambah lagi, saat ini diketahui Rusia sedang dalam

proses mengembangkan roket-roket besar baru. Menurut Solntsev, sebelum

mendaratkan manusia di Bulan, Rusia akan mengirimkan wahana antariksa tak

berawak yang bakal terbang di sekitar orbit Bulan pada tahun 2026. Lalu pada

tahun 2027, pesawat ruang angkasa tak berawak lainnya akan mendarat di

Bulan, diikuti oleh penerbangan tak berawak lain pada tahun 2029. Jika ketiga

wahana antariksa di atas tadi sukses melalukan misinya, pada tahun 2030 pihak

Rusia akan menetapkan tugas penerbangan berawak ke Bulan dan akan

mendarat di Bulan pada tahun 2031. (Muharram, Info Astronomy, 2016)

Rusia dan Amerika juga dikabarkan akan menjalin kerja sama untuk

kembali mendaratkan manusia di Bulan dalam beberapa tahun mendatang.

Dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan untuk

dinonaktifkan dengan diterjunkan langsung ke laut pada tahun 2024,

masing-masing lembaga antariksa Rusia dan Amerika Serikat dipastikan akan saling

bergantung pada satu sama lain untuk mengembangkan dan mengeksplorasi

luar angkasa lebih jauh. Rusia yang dikenal baik dalam mengembangkan

modul luar angkasa, seperti dilansir InfoAstrnomy.org dari majalah Popular

Mechanics, mereka akan merancang modul dan habitat bagi astronot kedua

negara yang akan kembali ke Bulan tersebut. Kolaborasi antara kedua negara

(41)

29 telah lama bekerja sama dalam misi asosiasi mereka di Stasiun Luar Angkasa

Internasional yang pertama dimulai pada tahun 1993. (Muharram, Info

Astronomy, 2016)

Sejauh ini, hanya Amerika Serikat dengan NASA yang dimilikinya yang

telah sukses mendaratkan para astronotnya di Bulan. Bahkan tidak hanya satu

atau dua astronot, melainkan pendaratan di Bulan tidak hanya sekali ketika

misi Apollo 11 berhasil mendarat di Bulan pada tanggal 16 Juli tahun 1969.

Setelah misi Apollo 11, masih ada 6 misi berawak dalam misi Apollo (Apollo

12-Apollo 17) yang diberangkatkan ke Bulan. Semua misi Apollo setelah

Apollo 11 kecuali misi Apollo 13 berhasil mendaratkan manusia di berbagai

area di Bulan dan membawa pulang contoh batuan seperti halnya Apollo 11.

Untuk misi berawak sebelum suksesnya misi Apollo 11, NASA juga

melakukan berkali-kali uji coba dengan mengirimkan wahana antariksa tanpa

awak sebagai langkah awal sebelum mendaratkan manusia di Bulan. Hal itulah

yang juga akan dilakukan Rusia pada tahun 2026 sampai tahun 2029.

Setidaknya ada enam misi tanpa awak terkait misi Apollo yang

diberangkatkan NASA ke Bulan dari tahun 1966–1968, disusul oleh misi berawak yang dimulai dalam misi Apollo 7 untuk mengorbitkan manusia di

Bumi, kemudian misi Apollo 8 menjadi misi pertama manusia terbang ke

Bulan. Misi berawak yang sukses mendaratkan manusia di Bulan baru sukses

pada misi Apollo 11 yang mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.

Sejak itu misi berawak ke Bulan tidak lagi dilakukan karena masalah

(42)

30 melakukan tugas yang sama. Apalagi NASA sendiri telah mendaratkan

manusia ke Bulan dalam 6 misi berbeda, data penelitian pun sudah sangat lebih

dari cukup. Di era modern ini, setiap negara mulai memiliki prioritas yang

berbeda-beda. Jika Rusia siap untuk mendaratkan manusia di Bulan, sedangkan

Amerika Serikat kini bersiap untuk mendaratkan manusia di Mars.

Kerja sama antara kedua lembaga antariksa ini akan membantu Amerika

Serikat mendirikan basis luar angkasa lain yang bisa menjadi titik transit untuk

eksplorasi ke Mars, begitupun dengan Rusia dan negara-negara maju lainnya.

Associate Administrator untuk Eksplorasi Antariksa Manusia atau sering

disebut NASA mengatakan bahwa misi ke Bulan memiliki potensi besar

sebagai perkembangan manusia menjelajah lebih jauh ke luar angkasa. Rusia

dan Amerika Serikat akan menjadikan Bulan sebagai “stasiun luar angkasa” baru. Hal itu dianggap sebagai awal dari sistem transit dari Bumi menuju

planet Mars. Rusia dan Amerika Serikat akan mencoba misi yang diperkirakan

berlangsung hampir 400 hari di permukaan Bulan pada akhir tahun 2020 untuk

(43)

31 BAB III

SIKAP RUSIA TERHADAP EDWARD SNOWDEN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang sikap Rusia terhadap Edward

Snowden. Latar belakang Edward Snowden sebagai mantan pekerja NSA,

kemudian penjelasan mengenai program-program rahasia NSA yang telah

dibocorkan seperti PRISM dan XkeyScore, serta respon WikiLeaks terhadap

kasus pembocoran yang dilakukan oleh Edward Snowden dan reaksi Amerika

Serikat terhadap sikap Rusia yang memberikan suaka politik kepada Edward

Snowden.

A. Latar Belakang Edward Snowden

Edward Joseph Snowden adalah mantan pekerja NSA yang sekarang ini

menjadi buronan oleh Amerika Serikat. Edward Snowden dinyatakan sebagai

terdakwa oleh Pengadilan Federal Amerika Serikat setelah membocorkan

program rahasia NSA. Edward Snowden membongkar program-program yang

dirasa sangat berlebihan karena keleluasan Amerika Serikat dalam mengakses

privasi orang lain. Pengadilan Federal Amerika Serikat percaya bahwa Edward

Snowden telah melakukan pencurian properti pemerintah, secara tidak sah

mengungkap informasi pertahanan nasional, dan memiliki keinginan untuk

mengungkap informasi intelijen kepada pihak-pihak yang tidak berwenang.

Edward Snowden membocorkan informasi rahasia seputar

program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada The Guardian dan

The Washington Post pada bulan Juni 2013. Snowden mengatakan bahwa

(44)

32 oleh NSA bertujuan mengungkapkan apa yang ia yakini sebagai tindakan

berlebihan oleh pemerintah untuk memantau aktivitas warga Amerika Serikat.

(Wikipedia, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2016)

Program-program yang dibocorkan Edward Snowden adalah program

rahasia yang bernama Pricavy in Mobile Information and Communication

Systems (PRISM) dan XKeyscore yang dilakukan oleh NSA. Kedua program

rahasia itu merupakan program yang berbahaya karena berisi program

pemantauan data-data internet dari data pengguna beberapa layanan internet

seperti Yahoo, Google, Microsoft, Skype, YouTube, dan Facebook. NSA

merupakan salah badan intelijen yang menjalankan misi rahasia pemerintah

Amerika Serikat untuk memata-matai pengguna internet di Amerika Serikat

dengan menggunakan kedua program tersebut.

Pembocoran yang dilakukan oleh Edward Snowden pada akhirnya

mengejutkan publik internasional karena faktanya Amerika Serikat telah

melakukan pelanggaran hak privasi seseorang, organisasi, dan negara. Alasan

Edward Snowden berani untuk membocorkan program rahasia tersebut karena

kekecewaannya dengan agen informasi Amerika Serikat yang mengumpulkan

semua informasi dari pengguna layanan komunikasi internet yang bersifat

sangat privat. Edward Snowden juga membeberkan kepada publik melalui

media tentang bagaimana cara NSA dalam mengumpulkan informasi yang

dibutuhkan yaitu bekerjasama dengan perusahaan IT terbesar di dunia dan

mengambil segala informasi dari user global yang sudah pasti melanggar hak

(45)

33 Program PRISM dan XKeyscore berdampak terhadap opini publik

internasional yang mengecam tindakan Amerika Serikat yang memata-matai

hingga ke negara-negara lain. Banyak korban dari negara lain akibat program

rahasia yang dilakukan oleh NSA karena banyak penduduk di negara lain yang

menggunakan layanan seperti Google, Facebook, Apple, dan Yahoo.

B. National Security Agency (NSA) Sebagai Badan Intelijen Dari

Departemen Pertahanan Amerika Serikat

National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional adalah

sebuah organisasi kriptografi milik Amerika Serikat. NSA berfungsi untuk

melindungi sistem informasi Amerika Serikat serta mendapatkan

informasi-informasi dari agen intelijen negara. NSA didirikan oleh Presiden Harry

S.Truman pada 4 November 1952. (Wikipedia, Wikipedia Ensiklopedia Bebas,

2014)

NSA adalah bagian dari departemen pertahanan Amerika Serikat serta

dipimpin oleh direktur dari militer Amerika Serikat yang berpangkat Letnan

Jenderal. (NSA.GOV, 2016) Kegiatan NSA adalah berupa penyadapan dan

pengamanan. Penyadapan NSA meliputi alat-alat komunikasi seperti telepon,

radio maupun unternet. Pengamanan NSA meliputi komunikasi militer,

diplomatik, dan komunikasi rahasia pemerintah. NSA bertugas dalam

pengembangan penelitian kriptoanalisis yaitu pemecahan sandi-sandi dan kode.

NSA merupakan salah satu badan intelijen Amerika Serikat yang

mempekerjakan ahli matematika dan memiliki superkomputer terbanyak. NSA

(46)

34 target-target yang dicurigai agar mendapatkan segala informasi. Hal tersebut

dilakukan sebagai bentuk kesiapan Amerika Serikat terhadap segala ancaman.

Gambar 1. Strategi Kemitraan NSA (Greenwald, 2014)

Visi NSA adalah “Global Cryptologic Dominance through Responsive Presence and Network Advantage.” Kemudian untuk misi dari NSA adalah memimpin pemerintah Amerika Serikat dalam kriptologi baik yang meliputi

Signals Intelligence (SIGINT) dan Information Assurance (IA) produk dan

jasa, dan memungkinkan Computer Network Operations (CNO) atau operasi

jaringan komputer guna mendapatkan keuntungan dalam mengambil keputusan

untuk bangsa dan sekutu Amerika Serikat dalam semua keadaan.

Jumlah pekerja yang bekerja di NSA adalah lebih dari 120 ribu orang,

termasuk para informan-informan yang berada didalam dan luar negeri. NSA

(47)

35 terkait dengan aktivitas penyadapan. Pada tahun 2013, terdapat pemberitaan

yang menghebohkan dunia internasional karena adanya pembocoran program

rahasia NSA yang dilakukan mantan pekerja NSA yaitu Edward Snowden.

Terdapat dua program yang dibocorkan yaitu program PRISM dan XKeyscore.

C. Pembocoran Program Rahasia NSA oleh Edward Snowden

Snowden melakukan pembocoran program-program rahasia NSA karena

berdasarkan kepentingan publik. Hal ini ditunjukkan Snowden melalui sebuah

surat pengantar untuk jurnalis yang diberikan kepada kepada Glenn Greenwald

sebagai berikut: (Greenwald, 2014, hal. 37)

“Satu-satunya motivasi saya adalah mengonfirmasikan

kepada masyarakat betapa “kepentingan publik” telah dijadikan

dalih untuk berbuat semena-mena terhadap mereka. Pemerintah AS, yang berkonspirasi dengan negara-negara kliennya, terutama anggota Five Eyes yaitu Britania Raya, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, telah menebarkan jejaring sistem pengintaian massal rahasia ke seluruh dunia, yang darinya kita tidak dapat bersembunyi. Mereka melindungi sistem pengintaian domestik mereka dari telaah warga negara melalui klasifikasi dan kebohongan. Untuk melindungi diri dari amuk massa kalau-kalau tindak mata-mata mereka bocor ke publik, mereka menggadang-gadang manfaat aksi mereka ini, menggembar-gemborkan bahwa pengintaian dilakukan semata-mata demi melindungi rakyat...

Dokumen yang terlampir benar-benar asli dan absah, diserahkan dalam rangka memberikan pemahaman mengenai mekanisme sistem pengintaian pasif global supaya perlindungan dari sistem yang demikian dapat dikembangkan. Pada hari ketika surat ini ditulis, semua rekaman komunikasi baru yang bisa dijaring dan dikatalogkan oleh sistem ini diplot untuk

disimpan selama () tahun, sedangkan “Gudang Data Mahabesar” (yang secara eufimistik disebut Gudang Data “Mentah”) tengah

(48)

36 bidang ini, tetapi kita mesti mencamkan bahwa diperlukan waktu untuk mengubah kebijakan dan bahwa konstitusi sekalipun bisa dipelintir demi hasrat untuk berkuasa. Meminjam kata-kata bijak dalam sejarah: Demi mencegah manusia berbuat onar, jangan bergantung pada fitrah baiknya, tetapi kekanglah

dia dengan rantai kriptografi.”

Dari surat tersebut jelas terlihat bahwa Snowden melakukan pembocoran

karena motif dan tujuan politik atau karna tuntutan hak-hak asasi manusia

berupa privasi secara umum. Pembocoran tersebut biasanya dilandasi oleh

perbedaan pandangan politiknya dengan pemerintah yang berkuasa, bukan

karena motif pribadi. Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara

demokrasi dan memiliki kebebasan ternyata berusaha untuk memata-matai

aktivitas penduduknya sendiri. Walaupun Presiden Barack Obama telah

membantah hal tersebut merupakan program untuk mengintai aktivitas teroris

tetapi tetap saja penduduk Amerika Serikat merasa kecewa karena telah

diperlakukan tidak semestinya oleh pemerintah mereka sendiri.

Adapun bukti lain bahwa Edward Snowden melakukan pembocoran

tersebut karena Snowden memiliki keyakinan bahwa hal itu demi kebaikan

bersama. Seperti yang dijelas oleh situs Wired.com, yang melakukan

pembicaraan berupa wawancara dengan Edward Snowden terkait alasan

Snowden membocorkan program-program rahasia NSA yaitu sebagai berikut:

(WIRED.com, 2014)

Snowden seems relaxed and upbeat as we drink Cokes and tear away at a giant roomservice pepperoni pizza. His 31st birthday is a few days away. Snowden still holds out hope that he will

someday be allowed to return to the US. “I told the government

(49)

37

he says. “I care more about the country than what happens to me. But we can‟t allow the law to become a political weapon or

agree to scare people away from standing up for their rights, no

matter how good the deal. I‟m not going to be part of that.

Meanwhile, Snowden will continue to haunt the US, the unpredictable impact of his actions resonating at home and around the world. The documents themselves, however, are out of his control. Snowden no longer has access to them; he says he

didn‟t bring them with him to Russia. Copies are now in the

hands of several news organizations, including: First Look Media, set up by journalist Glenn Greenwald and American documentary filmmaker Laura Poitras, the two original recipients of the documents; The Guardian newspaper, which also received copies before the British government pressured it into transferring physical custody (but not ownership) to The New York Times; and Barton Gellman, a writer for The

Washington Post. It‟s highly unlikely that the current custodians

will ever return the documents to the NSA. That has left US officials in something like a state of impotent expectation, waiting for the next round of revelations, the next diplomatic upheaval, a fresh dose of humiliation. Snowden tells me it

doesn‟t have to be like this. He says that he actually intended the

government to have a good idea about what exactly he stole. Before he made off with the documents, he tried to leave a trail of digital bread crumbs so investigators could determine which

documents he copied and took and which he just “touched.”

That way, he hoped, the agency would see that his motive was whistle-blowing and not spying for a foreign government. It would also give the government time to prepare for leaks in the future, allowing it to change code words, revise operational plans, and take other steps to mitigate damage. But he believes

the NSA‟s audit missed those clues and simply reported the total

number of documents he touched—1.7 million. (Snowden says

he actually took far fewer.) “I figured they would have a hard time,” he says. “I didn‟t figure they would be completely incapable.”

Asked to comment on Snowden‟s claims, NSA spokesperson

Vanee Vines would say only, “If Mr. Snowden wants to discuss

his activities, that conversation should be held with the US Department of Justice. He needs to return to the United States to

face the charges against him.”

Snowden speculates that the government fears that the documents contain material that‟s deeply damaging—secrets the

Gambar

Gambar 1. Strategi Kemitraan NSA (Greenwald, 2014)
Gambar 2. Jenis-jenis data yang diakses NSA (Greenwald, 2014)
Gambar 3. Cara Kerja Program Xkeyscore (Greenwald, 2014)
Gambar 4. Jumlah DNI dan DNR Amerika Serikat (Greenwald, 2014)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Minyak atsiri rimpang jeringau ( Acoruscalamus L.) memiliki aktivitas antibakteri sehingga dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam sabun transparan.Tujuan

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai posttest peserta didik yang tuntas di kelompok eksperimen dengan KKM 75 berjumlah 22 peserta didik dan yang tidak tuntas

koreksi, dengan pembandingan penunjuk dengan standar, penetapan tujuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan. Pengembangan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO SOLVABILITAS, RASIO LIKUIDITAS DAN PRICE EARNING RASIO (PER) TERHADAP

Dari pseudocode 3 dijelaskan bahwa untuk melakukan sebuah request kepada server maka client harus menujukan url ke sebuah url yang sudah ditentukan oleh opensocial

antara daya nilai dengan nilai OSCE , dengan nilai probabilitas yang didapat lebih kecil dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0,005 < 0,05), terdapat

Dari permasalahan y ang ada maka perlu dipikirkan j alan keluar untuk meningkatkan tarap hidup mas y arakat dengan menggali potensi y ang dimiliki oleh mas y arakat desa

primavera project planner , menghasilkan total durasi Pekerjaan 39 hari dan penurunan kebutuhan puncak tenaga kerja pada pekerjaan kayu non kritis, karena di geser