THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE, LIQUIDITY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON DIVIDEND POLICY (Studies at manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange
Period 2011-2015)
Oleh :
ESTRINA WULANSARI 20130410337
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, LEVERAGE, LIQUIDITY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON DIVIDEND POLICY (Studies at the manufacturing companies listed on the Indonesian Stock
Exchange Period 2011-2015)
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
SKRIPSI
Oleh :
ESTRINA WULANSARI 20130410337
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
v
(HR. Ibnu Majah no.220)
“Ilmu itu lebih baik dari pada harta, Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta,
Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum,
Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi,
Ilmu bertambah bila dibelanjakan” (Ali bin Abi Talib)
“Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan”
(Q.S AL HAJJ :76)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ “
(Q.S. AL- BAQARAH : 45)
“Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang saat berusaha untuk sukses dari pada posisi yang telah diraihnya dalam kehidupan”
vi
PERSEMBAHAN
1. Ibuku tersayang Sarmiyatun dan Bapakku terkasih Miyono yang telah
memberikan doa, agar aku selalu berada dalam lindungan-Nya dan
membimbing setiap langkahku dalam kehidupan sehari-hari serta selalu
memberikan dukungan baik moral maupun materil dengan kasih sayang tulus
untukku sampai saat ini. Terima kasih untuk ibu dan bapak yang selalu sabar
menasehati dan mengingatkanku untuk berada dijalan yang benar, maaf
wulan belum bisa membalas semua yang kalian berikan selama ini, tidak akan
aku kurangi baktiku serta semua usahaku untuk berusaha menjadi yang
terbaik dalam membahagiakan kalian.
2. Adikku tersayang Fauziyah Ratnawati yang selalu mendoakan serta menjadi
penyemangat bagi penulis untuk cepat lulus. Terima kasih adikku tersayang
yang selalu buat aku tersenyum melalui canda tawamu, aku akan berusaha
yang terbaik untuk membahagiakanmu.
3. Buat semua keluarga besar magelang, bantul dan prambanan, pakde dan
bude, om dan tante serta saudara-saudaraku yang tidak bisa aku sebutin satu
per satu.terima kasih untuk semua dukungan dan nasehat yang kalian berikan.
4. Buat sahabat baikku selama kuliah si ciwi-ciwi Upik, Ajeng, Novia. Terima
kasih untuk suka dan duka yang kita jalani selama beberapa tahun ini, dan
terima kasih untuk motivasi, dukungan serta nasehat kalian, tak akan aku
vii
5. Buat teman-teman KKN yang selalu aku rindukan selama 1 bulan di
Jembangan, tidak akan terlupakan kebersamaan kita di saat susah dan senang
terutama Bang aldo yang selalu bikin aku tertawa dan juga ketakutan. Terima
Kasih Arifatul, Bang Aldo, Dimas, Dwi, Fanny, Faiz, Gurun, Mia, Nurul,
Ryzal, Siti, Upik, Yulnada, Zulfa terima kasih atas dukungan, motivasi dan
keceriaan kalian selama ini.
6. Buat teman-teman “sepembimbing” dibawah bimbingan Pak Iskandar, Ayu,
Rivaldi, Sulis, Andam, Rika, Ana, Midun yang sering bimbingan bareng. Ayo
kita WISUDA bareng!
7. Buat teman-teman sekelasku anak Manajemen kelas I yang tidak bisa aku
sebutkan satu per satu, terima kasih buat kebersamaan, keceriaan, dukungan
dan motivasi kalian.
8. Buat teman-teman SMK yang selalu ingetin akan persahabatan yang tiada
henti dan kasih sayang kalian sampai saat ini Watik, Denik, Ida, Nurul, Fitria,
Erna.Yulia.
9. Buat Riski. Terima kasih untuk semua dukungan, motivasi, dan semangat yang
kamu berikan serta selalu ada disaat aku susah, sedih ataupun senang dari
awal kuliah sampai aku skripsi.
10. Semua pihak lain yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
viii INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage,Likuiditas dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), kecuali perusahaan jenis industri perbankan dan keuangan lainnya, sesuai dengan pengklasifikasian laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Dictionary (ICMD) selama periode 2011-2015. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Model Regresi Linier Berganda dengan bantuan software SPSS 16.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas (Return On Assets) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, likuiditas (Current Ratio) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen dan investment opportunity set (Market to Book Value Assets) berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan variabel leverage (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividend Yield).
ix ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of Profitability, Leverage, Liquidity and Investment Opportunity Set on Dividend Policy. This study uses the company listed in Indonesian Stock Exchange, except the kind of banking industry companies and other financial, according to the classification annual report of Indonesian Capital Market Dictionary (ICMD) in the period 2011-2015. The sampling technique used is purposive sampling. Analysis tool used in this study is the multiple regression analysis with the help of SPSS 16 for windows.
Based on the analysis that have been made the results are profitability positive significant effect on dividend policy, liquidity positive significant effect on dividend policy and investment opportunity set negative significant effect on dividend policy, leverage but no significant effect on dividend policy.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat serta hidayah-Nya dalam menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan Investment Opportunity
Set Terhadap Kebijakan Dividen”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulisan menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Gunawan Budiyanto M.P., Dr., Ir. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE., Msi. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Retno Widowati PA, Dr., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Iskandar Bukhori, S.E., S.H., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberi bimbingan dan dukungan dengan penuh kesabaran kepada
penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen yang
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman bermanfaat bagi penulis.
6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
xi
7. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, dukungan, bantuan dan
semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan seluruhnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan masih penulis harapkan. Sebagai kata akhir tiada
gading yang tak retak, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan terkait dengan topik ini.
Yogyakarta, 20 Maret 2017
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……….…i
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... ii
PERNYATAAN ... iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Landasan Teori ... 8
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 8
2. Kebijakan Dividen ... 14
3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen... 23
B. Penelitian Terdahulu ... 26
C. Kerangka Teoritis dan Penurunan Hipotesis ... 30
D. Model Penelitian ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40
A. Obyek Penelitian ... 40
B. Jenis data ... 40
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 40
D. Teknik Pengumpulan Data ... 41
xiii
F. Analisa Data dan Uji Hipotesis ... 45
1. Analisa Data ... 45
2. Uji Hipotesis ... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 52
B. Hasil Penelitian ... 53
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 53
2. Uji Asumsi Klasik ... 55
C. Pengujian Hipotesis ... 59
1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59
2. Pengujian Hipotesis secara Individual (Uji t) ... 62
3. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 65
4. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 66
D. Pembahasan ... 67
1. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen ... 67
2. Analisis Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan Dividen ... 68
3. Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen ... 69
4. Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen ... 71
BAB V PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 75
C. Keterbatasan Penelitian ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 ………...……….52
Tabel 4.2 ………...……….53
Tabel 4.3 ………...…….55
Tabel 4.4 ………....57
Tabel 4.5 ………...…….58
Tabel 4.6 ………...….59
Tabel 4.7 ………...….60
Tabel 4.8 ………...….65
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.I ………...………39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan………81
Lampiran 2 Data Perusahaan 2011………83
Lampiran 3 Data Perusahaan 2012………84
Lampiran 4 Data Perusahaan 2013………85
Lampiran 5 Data Perusahaan 2014………87
Lampiran 6 Data Perusahaan 2015………88
Lampiran 7 Data Input SPSS……….…89
ix
This study aims to analyze the influence of Profitability, Leverage, Liquidity and Investment Opportunity Set on Dividend Policy. This study uses the company listed in Indonesian Stock Exchange, except the kind of banking industry companies and other financial, according to the classification annual report of Indonesian Capital Market Dictionary (ICMD) in the period 2011-2015. The sampling technique used is purposive sampling. Analysis tool used in this study is the multiple regression analysis with the help of SPSS 16 for windows.
Based on the analysis that have been made the results are profitability positive significant effect on dividend policy, liquidity positive significant effect on dividend policy and investment opportunity set negative significant effect on dividend policy, leverage but no significant effect on dividend policy.
1 A. Latar Belakang
Keberadaan pasar modal sebagai penyedia alternatif investasi jangka
panjang bagi dunia usaha sekaligus menjadi media investasi bagi para
pemodal sangatlah penting. Keberadaan pasar modal yang semakin penting
inilah yang mendorong perusahan yang telah go public untuk lebih
meningkatkan citra mereka dengan mengumumkan laba serta dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan. Transparansi perusahaan
sangatlah mendukung dari peningkatan citra perusahaan, salah satunya dengan
menerapkan good corporate governance yang mengadung unsur transparansi
dalam prinsip – prinsipnya. Menurut Saxena (1999) isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan, antara lain: pertama, perusahaan
menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar
atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan
penting dalam struktur permodalan perusahaan. Keterbukaan perusahaan akan
mendorong banyak investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.
Semakin banyak modal yang dimiliki perusahaan akan dapat meningkatkan
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor
penting dalam pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak
industri dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sebagai media untuk
menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya
(Ishomuddin, 2010). Salah satu produk investasi yang ada di pasar modal
adalah investasi saham. Investor dalam menginvestasikan dananya ke suatu
perusahaan (saham) akan dihadapkan pada return investasi dalam bentuk
dividen, dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat
membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan
tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Riyanti
(2010) kebijakan dividen suatu perusahaan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan saling bertentangan (agency problem), yaitu kepentingan
perusahaan dengan laba ditahan dan kepentingan para pemegang saham
dengan dividennya. Disamping itu kepentingan bondholder juga dapat
mempengaruhi besarnya dividen yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan
kepada para pemegang saham tergantung pada kebijakan masing-masing
perusahaan, sihingga memerlukan pertimbangan yang lebih bagus dari
manajemen perusahaan. Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada
hakekatnya adalah menentukan porsi keuntungan untuk dibagikan kepada para
pemegang saham, dan untuk ditahan sebagai laba yang ditahan.
Perusahaan harus mampu berlaku adil bagi setiap investornya, dengan
adanya kebijakan dari perusahaan mengenai kebijakan dividen setiap
Kebijakan dividen adalah salah satu keputusan yang penting bagi perusahaan.
Kebijakan ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menentukan
berapa besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen dan berapa
laba yang akan diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba
ditahan. Pembagian dividen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk
mendistribusikan kemakmuran kepada para pemegang saham. Selain itu,
kebijakan dividen menjadi bagian penting dari strategi pendanaan jangka
panjang perusahaan (Hussainey, et al dalam Santoso (2012).
Aktivitas investasi oleh investor ke suatu perusahaan memiliki tujuan
yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return)
baik berupa dividen maupun berupa capital gain. Investor yang memiliki
tujuan untuk mendapatkan capital gain, memerlukan informasi tentang
dividen sedangkan investor yang tidak bersedia mengambil risiko lebih
menginginkan pembagian dividen daripada capital gain. Bird in the hand
theory menyatakan bahwa pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian
dan akan mengurangi risiko. Berikut ini faktor- faktor praktis yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan dividen antara lain : kesempatan
investasi, profitabilitas dan likuiditas, akses ke pasar keuangan, stabilitas
pendapatan dan pembatasan (Mamduh, 2012:375). Dalam penelitian ini akan
digunakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas,
leverage, likuiditas dan investment opportunity set (kesempatan investasi).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
2001:122). Besarnya tingkat profitabilias menunjukan bahwa kinerja
perusahaan yang baik dalam menghasilkan keuntungan dan meningkatkan
laba akan mengakibatkan peningkatan pada pembagian dividen kepada para
pemegang saham (investor). Dengan demikian laba atau profitabilitas yang
dihasilkan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggit Satria Pribadi dan R. Djoko
Sampurno (2012), Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), Aqlima Cendera
Dewi (2016), Rafael Eka Putra (2013), Budi dan Muhammad (2016), Desy
Natalia (2013) yang menyatakan bahwa profitabilias berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk
membiayai investasinya (Sartono, 2001:120). Semakin tinggi hutang suatu
perusahaan maka semakin besar kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan
untuk membayar hutang sehingga akan berdampak pada berkurangnya
pembagian dividen atau dividen yang dibayarkan cenderung rendah. Asimetri
informasi menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi suatu
perusahaan, karena perusahaan lebih memprioritaskan dana internal daripada
eksternal. Apabila dana internal tidak mencukupi, maka suatu perusahaan
dituntut untuk melakukan pendanaan ekternal yang biasanya lebih
menguntungkan pendanaan utang daripada saham. Sehingga leverage
perusahaan digunakan untuk pembayaran dividen agar bisa menjaga performa
dan signal perusahaan bagi investor. Leverage berpengaruh terhadap kebijakan
(2014), Ita Lopolusi (2013), Komang Ayu Novita dan Luh Komang Sudjarni
(2015). Leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Sartono,
2001:116). Semakin tinggi likuiditas berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
kebijakan dividen, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan maka
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sartono,
2001:293). Penilitan ini sejalan dengan Luh Fajarini dan Ni Made (2014),
Komang Ayu Novita Sari dan Luh Komang Sudjarni (2015). Likuiditas
berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Investment opportunity set merupakan suatu kombinasi antara aktiva
yang dimiliki dan pilihan-pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan
Net Present Vakue (NPV) positif. Menurut Brigham dan Houston (2011:221)
selama satu tahun mungkin perusahaan membayarkan nol dividen Karena
perusahaan membutuhkan uang untuk mendanai peluang investasi yang baik,
tetapi pada tahun berikutnya perusahaan mungkin membayar dividen dalam
jumlah yang besar karena peluang investasi yang buruk dan tidak perlu
menahan banyak uang. Penelitian yang yang dilakukan oleh Dinthi Amanda
Putri (2013), Revani Ratna Sari dkk (2015), Budi Safatul Anam dkk (2016),
Desy Natalia (2013) menyatakan bahwa Investment opportunity set
Kebijakan dividen masih menjadi fenomena yang menarik dan
banyak diperbincangkan untuk diteliti, oleh karena itu keistimewaan
penelitian bertujuan untuk mengetahui informasi tentang kegiatan investasi
di pasar modal bagi para pemegang saham, dengan demikian penulis
mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan
Investment Opportunity Set Terhadap Kabijakan Dividen“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian ini :
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen?
2. Apakah Leverage berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen?
3. Apakah Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen?
4. Apakah Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap
Kebijakan Dividen?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini :
1. Untuk menganalisis Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
Kebijakan Dividen.
2. Untuk menganalisis Leverage berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan
3. Untuk menganalisis Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
Kebijakan Dividen.
4. Untuk menganalisis Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan
terhadap Kebijakan Dividen.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan
pemahaman kepada para menajer dalam mengambil keputusan terhadap
kebijakan dividen agar memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan
dividen perusahaan juga dapat menjadi hal yang diperhatikan dalam upaya
mengurangi konflik keagenan.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan investor
dalam berinvestasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dan wawasan mengenai
kebijakan dividen, peneliti selanjutnya dapat lebih kreatif dalam memilih
8 A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Agency Theory adalah teori yang menjelaskan agency relationship
dan masalah-masalah yang ditimbulkannya (Jensen dan Meckling, 1976).
Scott (1997) dalam I Gede Anandhita (2010) menyatakan bahwa
perusahaan memiliki beberapa kontrak, contohnya kontrak kerja antara
perusahaan dengan manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan
dengan kreditor. Kedua kontrak ini seringkali dibuat berdasarkan angka
laba bersih (income), oleh karena itu kontrak tersebut berpengaruh
terhadap akuntansi. Hubungan antara agen dan prinsipal biasanya dalam
situasi asimetri informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh
adanya pihak yang mempunyai informasi lebih (agen) dibandingkan
dengan pihak lain (prinsipal). Agen lebih banyak memperoleh informasi
karena berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Dengan
asumsi individu mempunyai kepentingan untuk dirinya sendiri, maka
dengan adanya asimetri informasi akan mendorong agen menyembunyikan
Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan, yaitu.
a. Moral Hazard
Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan-perusahaan besar, dimana
manajer cenderung untuk memanfaatkan insentif yang sesuai dengan
kepentingannya atau berdasarkan keahliannya untuk bayaran yang
diterima dari perusahaan dan kemungkinan hal tersebut tidak termasuk
dalam kontrak.
b. Jumlah laba yang ditahan
Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi
yang berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan
dana pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan,
prestise atau memperbesar kemampuan untuk mendominasi dewan
komisaris, maupun penghargaan bagi dirinya sendiri, namun dapat
menghancurkan kesejahteraan pemegang sahamnya (principal).
c. Horison Waktu
Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dimana
prinsipal lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang
kondisinya belum pasti, sedangkan manajemen senderung menekankan
pada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
d. Penghindaran Risiko Manajerial
Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang
berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja dicapainya
keputusan investasi yang meningkatkan risikonya. Menurut DeAngelo
(1986) yang dikutip dalam Gumanti (2000) mengatakan bahwa teori
keagenan (agency theory) juga menekankan bahwa angka-angka
akuntansi memainkan peranan penting dalam menekan konflik antara
prinsipal dan agen. Dari sini jelas bahwa mengapa manajer memiliki
motivasi untuk mengelola data keuangan pada umumnya dan
keuntungan atau earnings pada khususnya. Semuanya tidak terlepas
dari apa yang disebut sebagai usaha-usaha untuk mendapatkan
keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining private gains). Dividen
dapat digunakan untuk memperkecil masalah keagenan antara manajer
dan pemegang saham (Jensen et al., 1992). Semakin banyak dividen
yang ingin dibayarkan oleh suatu perusahaan, semakin besar
kemungkinan berkurangnya laba ditahan. Hal ini menyebabkan
perusahaan harus mencari sumber dana eksternal untuk melakukan
investasi baru. Pembiayaan dividen mungkin dapat digunakan sebagai
alat untuk memonitor atau mengevaluasi hasil kerja manajemen
meskipun pembayaran dividen yang tinggi mengakibatkan pembiayaan
eksternal yang mahal (Weston dan Copeland, 2010). Pembayaran
dividen juga berperan dalam mekanisme monitoring karena membuat
manajer harus menyediakan dana yang mungkin diperoleh dari luar
perusahaan yang tentunya akan dapat mengurangi biaya keagenan
(Ambarwati, 2010). Di sisi lain pembagian dividen yang tinggi kurang
yang disebabkan oleh semakin kecil dana yang berada dalam
pengendaliannya (Putra dan Ratnadi, 2008). Hal ini sesuai dengan
residual theory of cash dividend (Karen, 2003) yang menyatakan
bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk
dividen. Pada umumnya manajemen tidak menyukai pembagian laba
yang diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih menyukai
memperlakukannya sebagai laba ditahan, kecuali mengetahui dana
tersebut tidak memberikan net present value (NVP) yang positif pada
tambahan investasi.
Jensen dan Meckling (1976) dalam Ratih (2010) mengemukakan
teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan
pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik
diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan
kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai
kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan
menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan
perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham
menginginkan agar kos tersebut dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak
menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi.
Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan (monitoring) yang
munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu kos
yang disebut agency cost.
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost sebagai
jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan
pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk
memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer akan
mengambil keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena
adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka. Menurut teori
keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan
mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran
kepemilikan saham oleh manajerial (insider ownership) dapat digunakan
untuk mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena dengan
memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung
manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Proses ini dinamakan
dengan bonding mechanism, yaitu proses untuk menyamakan kepentingan
manajemen melalui program mengikat manajemen dalam modal
perusahaan. Dalam suatu perusahaan, konflik kepentingan antara prinsipal
dengan agen salah satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran
kas (excess cash flow). Kelebihan arus kas cenderung diinvestasikan dalam
hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan. Ini
menyebabkan perbedaan kepentingan karena pemegang saham lebih
menyukai investasi yang berisiko tinggi yang juga
dengan risiko yang lebih rendah. Menurut Bathala et al, (1994) terdapat
beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan,
yaitu :
a. Meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen (insider
ownership)
b. Meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih (earning after tax)
c. Meningkatkan sumber pendanaan melalui utang
d. Kepemilikan saham oleh institusi (institutional holdings).
Sedangkan dalam penelitian Masdupi (2005) dikemukakan
beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi masalah keagenan.
Pertama, dengan meningkatkan insider ownership. Perusahaan
meningkatkan bagian kepemilikan manajemen untuk mensejajarkan
kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga bertindak sesuai
dengan keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan persentase
kepemilikan, manajer menjadi termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan
bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Kedua,
dengan pendekatan pengawasan eksternal yang dilakukan melalui
penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat
mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan
ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk
mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik.
Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan
memunculkan biaya keagenan hutang. Ketiga, institutional
investor sebagai monitoring agen. Moh’d et al, (1998) menyatakan bahwa bentuk distribusi saham dari luar (outside shareholders)
yaitu institutional investor dan shareholders dispersion dapat
mengurangi biaya keagenan ekuitas (agency cost). Hal ini disebabkan
karena kepemilikan merupakan sumber kekuasaan yang dapat digunakan
untuk mendukung atau menantang keberadaan manajemen, maka
konsentrasi atau penyebaran power menjadi suatu hal yang relevan dalam
perusahaan.
2. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan salah satu fungsi keuangan dan
tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Perusahaan
memiliki peranan dalam menentukan berapa laba yang akan dibagikan
kepada investor dan besarnya laba yang akan ditahan oleh perusahaan.
Kebijakan dividen dapat diproksikan dengan dividend payout ratio, yaitu
persentase laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya
penentuan dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi
investor dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
Semakin besar dividen yang dibagikan oleh perusahaan maka akan
semakin menarik bagi calon investor (Van Home and Wachowicz, 2007 :
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di
masa datang, apabila perusahaan membagikan laba sebagai dividen
sehingga akan mengurangi laba yang ditahan dan akan mengurangi total
sumber dana internal sebaliknya apabila perusahaan memilih untuk
menahan laba maka kemampuan pembentukan sumber dana internal
semakin besar. Berikut ini menjelaskan beberapa landasan teori yang
berhubungan dengan dividen:
a. Kebijakan Dividen Tidak Relevan
Miller dan Modigliani (MM) mengajukan argumen bahwa
kebijakan dividen tidak relevan. Misal perusahaan membagi dividen
setiap tahunnya. Jika tahun ini perusahaan tidak membagi dividen,
maka pada tahun depan, investor bisa memperoleh dividen tahun
depan dan dividen yang seharusnya dibayar tahun ini plus tingkat
keuntungan dari dividen yang ditahan tersebut. Pernyataan MM
didasarkan pada beberapa asumsi seperti : tidak ada pajak, pelaku
pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi,kebijakan
investasi ditentukan lebih dulu kebijakan dividen tidak mempengaruhi
b. Teori Dividen Residual
Teori dividen residual menyatakan bahwa ketika perusahaan
akan memutuskan berapa banyak uang kas yang harus dibagikan
kepada pemegang saham, ada dua hal yang harus tetap diingat, yaitu:
(1) tujuan utamanya adalah untuk memaksimumkan nilai pemegang
saham, dan (2) arus kas yang dihasilkan perusahaan merupakan milik
pemegang saham (Brigham dan Houston, 2001:76). Manajemen harus
menahan diri dengan upaya menahan laba kecuali jika laba itu dapat
diinvestasikan kembali guna menghasilkan pengembalian yang lebih
tinggi yang juga ikut dirasakan oleh pemegang saham daripada yang
diperoleh pemegang saham jika mereka menginvestasikan uang itu
dalam investasi yang berisiko sama. Dengan demikian, ekuitas
internal, laba ditahan, lebih rendah biaya modalnya daripada ekuitas
eksternal, saham biasa baru. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk
menahan laba karena menambah dasar ekuitas internal dan dengan
demikian mengurangi kemungkinan bahwa perusahaan harus
menambah ekuitas eksternal di masa mendatang untuk mendanai
investasinya. Adanya biaya penerbitan saham baru menonjolkan
perbedaan antara modal internal dan eksternal. Tanpa biaya penerbitan,
perusahaan tidak akan bersusah payah menentukan berapa besarnya
dividen dan berapa besarnya laba ditahan, demikian pula berapa
besarnya pendanaan eksternal. Dengan adanya biaya penerbitan itu,
Konsekuensinya, perusahaan akan melakukan pembayaran
dividen setelah dana-dana kebutuhan investasi terpenuhi; dengan kata
lain, hanya jika ada “pendapatan tersisa” atau pendapatan residual,
maka dividen akan dibayarkan. Inilah inti dari teori dividen residual
atau residual dividend theory (Elton dan Gruber, 1970:68). Lebih
ditegaskan lagi, bahwa apabila fakta biaya-biaya penerbitan sekuritas
diperhitungkan, maka kebijakan dividen perusahaan memiliki
karakteristik sebagai berikut: (1) mempertahankan rasio hutang
optimum dalam pendanaan investasi mendatang; (2) menerima suatu
investasi hanya jika NPV (Net Present Value)nya positif; (3)
mendahulukan pendanaan internal, kalau ternyata tidak mencukupi,
barulah perusahaan akan menerbitkan saham tambahan; dan (4)
apabila setelah kebutuhan dana investasi terpenuhi masih ada sisa,
maka perusahaan akan membayar dividen. Sedangkan apabila tidak
ada dana yang tersisa, maka dividen tidak dibayarkan (Elton dan
Gruber, 1970:70). Dengan demikian, konsekuensi dari apa yang telah
diuraikan di atas adalah bahwa, rasio pembayaran dividen yang
optimal merupakan fungsi dari empat faktor, yaitu: (1) pilihan investor
atas dividen lawan keuntungan modal, (2) peluang investasi
perusahaan, (3) struktur modal yang ditargetkan, dan (4) ketersediaan
dan biaya dari modal eksternal. Ketiga elemen terakhir digabungkan ke
c. Bird In The Hand Theory
Menurut Mamduh (2012:366) mengatakan bahwa pembayaran
dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi risiko,
yang pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang
disyaratkan oleh pemegang saham. Beberapa argument yang
mendukung pembayaran dividen tinggi:
1) Mengurangi ketidakpastian. Myron Gordon dan John Lintner
berpendapat bahwa biaya modal saham akan naik karena investor
merasa lebih pasti dengan pendapatan dividen dibandingkan
dengan pendapatn capital gain
2) Mengurangi konflik keagenan antara manager dengan pemegang
saham.
3) Efek Pajak. Dividen mempunyai pajak efektif lebih tinggi
dibandingkan dengan capital gain, tetapi dalam beberapa situasi,
investor lebih memilih pembayaran dividen yang lebih tinggi
karena membayar pajak yang lebih rendah.
d. Signaling Hypothesis Theory
Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada
pengumuman kenaikan dividen dan harga saham akan turun jika ada
pengumuman penurunan dividen. Tetapi ada argumen lain yang lebih
masuk akal bahwa dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan
meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan menyebabkan
perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori
signal menurut Mamduh (2012:371).
Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas
pengelolaan perusahaan. Teori sinyal menjelaskan mengapa
perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi
laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk
memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara
perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak
mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak
luar (khususnya investor dan kreditor). Teori sinyal juga
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik
ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan
dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti
laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen
untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa
promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Penggunaan dividen
sebagai isyarat, cenderung berupa cerita bagaimana informasi dapat
Pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah
memutuskan untuk menaikkan dividen per saham mungkin diartikan
oleh penanam modal sebagai berita yang baik, karena dividen per
saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yakin arus
kas pada masa mendatang akan cukup besar untuk menanggung
tingkat dividen yang tinggi (Weston dan Copeland, 2010).
Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang
nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan
masa yang akan datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun
mahal tetapi sangat berarti. Setelah menerima isyarat melalui
pengumuman dividen maka pasar akan bereaksi terhadap
pengumuman perubahan dividen yang dibayarkan sehingga bisa
dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan
yang terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010)
dikutip dalam Ratih (2010).
e. Teori Preferensi Pajak
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk
beranggapan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang
rendah daripada yang tinggi menurut Suwaldiman dan Aziz (2007)
dalam Ratih (2010) :
1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak lebih
memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan
menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan.
Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan
harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai sahamnya terjual,
sehingga ada efek nilai waktu.
3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai dia
meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang
terutang karena adanya keuntungan-keuntungan ini, para investor
mungkin lebih senang perusahaan menahan sebagian besar laba
perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih
tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah
daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya
tinggi.
f. Efek Klien (Clientele Effect)
Kebijakan dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan segmen investor tertentu dikemukakan dalam Mamduh
(2012:372) bahwa kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi
akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak
yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Sebaliknya
g. Bentuk-Bentuk Dividen
Menurut Kieso dan Wseygandt dalam Santoso (2012) dividen
yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempunyai beberapa bentuk
sebagai berikut :
1) Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan adalah dalam bentuk kas.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam dividen kas adalah
apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian
dividen.
2) Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut
pembayaran kepada para pemegang saham. Dividen saham
dibagikan sebanding dengan proporsi saham yang dimilikinya.
3) Dividen Hutang
Dividen hutang timbul ketika saldo laba yang dibagi tidak
mencukupi untuk pembagian dividen sehingga perusahaan akan
mengeluarkan scrip dividend yaitu janji tertulis untuk membayar
dividen dalam jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4) Dividen Aset
Dividen dapat juga dibagikan dalam bentuk aset selain kas. Aset
yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, sediaan barang
5) Dividen Likuiditas
Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar merupakan
pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah
sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.
3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen a. Profitabilitas
Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi
sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dengan membukukan profit
(Suharli,2007). Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan.
Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan
apabila hendak membayarkan dividen. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan
modal saham tertentu. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang
diperoleh perusahaan, oleh karenanya deviden akan dibagikan jika
perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan
kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahan
memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak.
Karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan maka
keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen payout ratio.
keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan
yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen (Puspita, 2009).
b. Leverage
Leverage keuangan digunakan dengan harapan dapat
meningkatkan pengembalian kepemegang saham biasa, menurut
Sulistyowati, dkk (2010) Asimetri informasi menyebabkan pendanaan
ekternal terlalu mahal bagi perusahaan, karena itu perusahaan lebih
memprioritaskan dana internal daripada ekternal. Apabila dana internal
tidak mencukupi, maka perusahaan dituntut untuk melakukan pendanaan
ekternal yang biasanya lebih mengutamakan pendanaan utang daripada
saham. Sehingga leverage perusahaan digunakan untuk pembayaran
dividen agar dapat menjaga performa dan signal perusahaan bagi investor.
Kartika (2005) menyatakan bahwa penggunaan utang yang terlalu
tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar
keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya,
pada tingkat penggunaan utang yang rendah perusahaan mengalokasikan
dividen yang tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk
kesejahteraan pemegang saham. Rasio ini mengukur kemampuan
c. Likuiditas
Likuiditas perusahaan juga harus diperhatikan sebelum mengambil
keputusan dalam menentukan dividen yang dibayarkan pada pemegang
saham. Likuiditas suatu perusahaan akan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan serta untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya (Bambang, 2001). Likuiditas perusahaan
mempunyai pengaruh besar terhadap investasi sehingga kebijakan akan
keputusan kebutuhan dana menentukan pilihan akan pendanaan internal
atau pendanaan eksternal yang digunakan perusahaan karena pendanaan
internal lebih murah. Semakin besar kas maka likuiditas perusahaan akan
meningkat. Semakin besar perusahan dapat membayar hutang, semakin
besar kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Rasio likuiditas
mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan
melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Utang
dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan (Mamduh,2012:40).
d. Investment Opportunity Set
Ratih (2010) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS)
adalah kesempatan investasi yang merupakan pilihan investasi di masa
yang akan datang dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan
ekuitas. Penelitian mengenai IOS diantaranya dilakukan oleh Smith dan
pendanaan, dividen, dan kompensasi. Hasil penelitiannya memberikan
bukti bahwa perusahaan yang bertumbuh memiliki utang yang lebih kecil,
membayar dividen yang lebih rendah dan membayar kompensasi kepada
manajer yang lebih besar. Proksi IOS diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
proksi berbasis harga, proksi berbasis investasi, dan proksi berbasis varian
(Smith dan Watts, 1992; Kallapur dan Trombley, 1999). Proksi berbasis
harga mengacu pada gagasan bahwa prospek perusahaan yang bertumbuh
memiliki nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva
riilnya.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dan
perbandingan dalam penelitian ini adalaah sebagai berikut :
1. Penlitian yang dilakukan oleh Luh fajarini dan Ni Made (2014 berjudul
pengaruh kesempatan investasi, leverage dan likuiditas pada kebijakan
dividen. Hasil analisis memperlihatkan kesempatan investasi dan leverage
berpengaruh negatif sedangkan likuiditas berpengaruh posirif pada
kebijakan dividen.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2010) berjudul analisis pengaruh
kepemilikan manajerial, kebijakan utang, profitabilitas dan kesempatan
investasi terhadap kebijakan dividen. Hasil penlitian menunjukan bahwa
kebijakan utang berpengaruh negatif akan tetapi kesempatan investasi
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen sedangkan kepemilikan
manajerial dan profitabilias tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
3. Penlitian yang dilakukan oleh Dithi (2013) berjudul pengaruh investment
opportunity set, kebijakan utang dan ukuran perusahaan terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukan bahwa investment
opportunity set berpengaruh positif signifikan, kebijakan utang
berpengaruh negatif signifikan sedangkan ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Rafael (2013) berjudul pengaruh
profitabilitas, leverage, growth dan likuiditas terhadap kebijakan dividen.
Hasil penelitian ini menunjukan profitabilitas dan growth berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan leverage dan
likuiditas berpengaruh negative dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Anggit dan Djoko (2012) berjudul analisis
pengaruh cash position, firm size, growth opportunity, ownership, dan
return on asssets terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian variabel
ownership dan return on asssets berpengaruh positif signifikan, variabel
cash position dan firm size berpengaruh negatif signifikan terhadap
kebijakan dividen sedangkan untuk growth opportunity tidak memiliki
pengaruh terhadap kebijakan dividen.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Komang dan Sudjarni (2015) berjudul
profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian likuiditas dan
leverage, growth berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen
sedangkan profitabilitas tidak meimiliki pengaruh terhadap kebijakan
dividen.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Budi, Arfan, Shabri (2016) berjudul
pengaruh profitabilitas dan set kesempatan investasi terhadap kebijakan
dividen tunai. Hasil penlitian ini menunjukan profitabilitas berpengaruh
negatif sedangkan set kesempatan investasi beroengaruh postif terhadap
kebijakan dividen.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Titie (2013) berjudul pengaruh
profitabilitas, investment opportunity set, leverage, dan growth terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian diketahui bahwa variabel profitabilitas
berpengaruh signifikan sedangkan leverage, investment opportunity set,
growth tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Desi (2013) berjudul pengaruh
profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. Hasil
penelitian menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen sedangkan kesempatan investasi berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Aqlima (2016) berjudul pengaruh
investment opportunity set, free cash flow, struktur modal, Profitabilitas
dan likuiditas terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian menemukan
kebijakan dividen, sedangkan investment opportunity set, struktur modal
dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
11. Penelitian yang dilakukan oleh Revani dkk (2015) berjudul analisis
pengaruh investment opportunities, leverage, risiko pasar dan firm size
terhadap dividend policy. Hasil penelitian menunjukan bahwa investment
opportunities dan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap
kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen, sedangkan risiko pasar tidak memiliki pengarh
terhadap kebijakan dividen.
12. Penelitian yang dilakukan oleh Made dan Gede (2014) berjudul analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio. Hasil
penelitian menunjukan bahwa cash ratio, firm size dan profitability tidak
berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio sedangkan debt to total
asset, growth dan debt to equity ratio tidak berpengaruh negative terhadap
dividend payout ratio.
13. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Clara (2009) berjudul analisis
pengaruh cash position, debt to equity ratio, dan return on assets terhadap
dividend payout raito. Hasil penelitian menunjukan cash position dan
return on assets berpengaruh positif dan signifikan sedangkan debt to
C. Kerangka Teoritis dan Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen.
Semakin besar profit menunjukkan kinerja perusahaan yang
semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar.
Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor
dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Profitabilitas
diproksikan dengan Return on assets (ROA) dimana ROA diukur dari
profitabilitas/laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total
investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam
rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROA
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat
kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya,
bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen
dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan
meningkatkan pendapatan dividen Partington (1989). Menurut teori
keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan
mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Dalam suatu
perusahaan, konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen salah
satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran kas (excess cash
flow) hal ini disebabkan karena kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan profit yang tinggi, akan tetapi adanya kelebihan kas
Menurut Wirjolukito, et al dalam Suharli (2007) menyatakan
bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan
sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam mebukukan profit. Sinyal
tersebut menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen merupakan fungsi dari keuntungan perusahaan, perusahaan yang
memperoleh keuntungan cenderung membayar dividen yang tinggi. Sinyal
yang diberikan kepada para pemilik atau pihak lain yang berkepentingan
ini menggambarkan bagaimana kondisi perusahaan sekarang dan dimasa
yang akan datang.
Kebijakan dividen tidak bisa terlepas dari profitabilitas perusahaan
karena dividen yang dibagikan tergantung dari perolehan laba yang
dihasilkan perusahaan. Pembayaran dividen berasal dari laba yang
diperoleh perusahaan setelah memnuhi kegiatan operasional, kegiatan
investasi dan kewajiban-kewajiban baik berupa bunga dan pajak yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan maka
semakin besar pula dividen yang akan dibayarkan. Menurut Linther dalam
Smoothing Theory dikutip oleh Komang dan Sudjarni (2015) mengatakan
bahwa kebijakan dividen bergantung pada keuntungan sekarang dan
dividen tahun sebelumnya. Perusahaan penghasil profit tinggi mampu
membayar dividen sekaligus menyimpan dana internal berupa laba ditahan
untuk membiayai investasinya dengan syarat profit yang dihasilkannya
cenderung stabil. Selain itu menurut Jensen, Solberg, dan Zorn (1992)
tinggi aliran kas dalam perusahaan dapat membayar dividen yang lebih
tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggit Satria
Pribadi dan R. Djoko Sa mpurno (2012),Lisa Marlina dan Clara Danica
(2009), Aqlima Cendera Dewi (2016), Rafael Eka Putra (2013), Desy
Natalia (2013), Titie Kharisma Ayu (2013). Berdasarkan uraian diatas
maka hipotesis yang diajukan:
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen.
2. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Dividen.
Jensen, Solberg dan Zorn (1992) dalam Nuringsih (2005) dikutip
dalam Ratih (2010) menemukan mekanisme substitusi antara utang dengan
dividen. Jensen dan Meckling (1976) dalam Ratih (2010) mengemukakan
teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan
pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik
diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan
kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai
kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan
menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan
perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham
menginginkan agar kos tersebut dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak
menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi.
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan (monitoring) yang
dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan
munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu kos
yang disebut agency cost. Pengawasan eksternal yang dilakukan melalui
penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat
mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan
ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk
mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik.
Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan
konflik keagenan antara shareholders dengan debtholders sehingga
memunculkan biaya keagenan hutang.
Penggunaan utang yang tinggi akan menyebabkan penurunan
dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan
pelunasan utang. Sebaliknya pada tingkat penggunaan utang yang rendah,
perusahaan mengalokasikan dividen tinggi sehingga sebagian besar
keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Dividen
dapat digunakan untuk menurunkan skala konflik antara pemegang saham
dan manajemen. Hal ini yang menjadi penyebab perusahaan mencari
sumber dana berupa dana eksternal untuk melakukan pembiayaan investasi
baru. Dividen dapat digunakan sebagai alat untuk pengawasan atau
monitoring serta mengevaluasi kinerja manajemen akan tetapi pembayaran
Semakin tinggi leverage perusahaan menunjukan bahwa semakin
besar kewajiban dan risiko yang dihadapi perusahaan, sebaliknya semakin
rendah leverage perusahaan menunjukan bahwa perusahaan mampu
membayar kewajiban serta memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan
dengan menggunakan modal sendiri. Tingginya kewajiban yang harus
dibayarkan akan mengurangi laba yang didapat perusahaan, sehingga
berdampak pada pembagian dividen. Semakin tinggi utang maka semakin
rendah tingkat dividen yang akan dibagikan. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Luh Fajarini dan Ni Made Dwi (2014), Ita Lopolusi
(2013), Komang Ayu Novita dan Luh Komang Sudjarni (2015).
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan :
H2 : Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.
3. Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
Teori keagenan menyatakan bahwa biaya keagenan dapat
diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Kebijakan dividen kas
dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham
terhadap pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar
pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang
banyak akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut
bagi kepentingan dirinya sendiri. Hal ini yang menyatakan bahwa
manajemen mempunyai kepentingan untuk dirinya sendiri, sehingga
informasi mengenai kondisi perusahaan yang tidak diketahui oleh
principal. Hal ini seharusnya sesuai dengan residual theory of cash
dividend yang menyatakan bahwa adanya kelebihan kas perusahaan
sebaiknya dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Likuiditas suatu
perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai
operasional perusahaan serta untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya
(Bambang, 2001). Likuiditas perusahaan mempunyai pengaruh besar
terhadap investasi sehingga kebijakan akan keputusan kebutuhan dana
menentukan pilihan akan pendanaan internal atau pendanaan eksternal
yang digunakan perusahaan karena pendanaan internal lebih murah. Rasio
likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lacarnya,
rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka
pendeknya (Mamduh, 2012:37). Semakin besar likuiditas yang dimiliki
perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam
membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Selain memperhatikan tingkat kesempatan berinvestasi serta
sumber pendanaan perusahaan, likuiditas perusahaan juga harus
diperhatikan sebelum mengambil keputusan dalam menentukan dividen
yang dibayarkan pada pemegang saham. Semakin besar kas maka
likuiditas perusahaan akan meningkat. Semakin besar perusahan dapat
membayar hutang, semakin besar kemampuan perusahaan dalam
Ni Made (2014), Komang Ayu Novita Sari dan Luh Komang Sudjarni
(2015). Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan :
H3 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen
4. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen.
Ratih (2010) menyatakan bahwa salah satu persamaan antara
kebijakan dividen dan keputusan investasi adalah keduanya sama-sama
bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan akan dipergunakan
untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan
ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings) yang akan digunakan
untuk investasi perusahaan guna pertumbuhan di masa yang akan datang.
Sehingga semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka
akan semakin kecil pendapatan yang akan diterima para pemegang saham,
begitupun sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Smith dan Watts
(1992) yang menyatakan hubungan kebijakan investasi dan kebijakan
dividen dapat diidentifikasikan melalui arus kas perusahaan. Semakin
besar jumlah investasi dalam suatu periode tertentu, semakin kecil dividen
yang diberikan, karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai
perusahaan yang free cash flow-nya rendah. Akibatnya, kebijakan dividen
lebih menekankan pada pembayaran dividen yang kecil.
Teori signaling dinyatakan bahwa peningkatan dividen merupakan
sebuah sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
yang akan diperoleh sebagai hasil dari keputusan investasi yang diambil
dari NPV positif (Haruman, 2008) dalam Ratih (2010). Oleh karena itu,
perusahaan yang menggunakan kesempatan untuk berinvestasi akan
memberikan keuntungan besar tidak selalu diartikan membagikan dividen
yang relatif kecil atau tidak membayarkan dividen, akan tetapi
pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen dimana
dengan tingkat pertumbuhan yang baik perusahaan tentunya akan
megalokasikan dana yang di dapat perusahaan untuk berinvestasi sehingga
akan mengurangi pembagian dividen kepada para pemegang saham
menurut Brigham (2011:211). Perusahaan biasanya akan lebih senang
untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen
dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana
untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang
akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan
keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen.
Perusahaan yang sedang tumbuh dan mempunyai kondisi sangat
baik cenderung lebih mengutamakan untuk pembelian investasi yang
menguntungkan sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membayar dividen tunai kepada para pemegang saham ditahan oleh pihak
perusahaan ketika peluang perusahaan dalam berinvestasi besar maka
Cendera Dewi (2016), Dwi dan I Made (2015), Ratih Fitria Sari (2010).
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan :
H4 : Investment Opportunity Set berpengaruh negatif signifikan terhadap
kebijakan dividen
D. Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan
variabel dependen :
1. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kebijakan dividen dilambangkan dengan (Y).
2. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
dilambangkan dengan (X), variabel yang mempunyai pengaruh positif
maupun yang pengaruh negatif dalam penelitian ini adalah :
a. Profitabilitas
b. Leverage
c. Likuiditas
Gambar 2.I
Kerangka Pemikiran Teoritis
Likuiditas (X3)
Profitabilitas (X1)
Leverage (X2)
Investment
Opportunity Set (X4)
H4 (-)
H3 (+)
H2 (-)
H1 (+)